DOSEN PEMBIMBING:
AHMAD ERLAN AFIUDDIN, S.T., M.T.
RYAN YUDHA ADHITYA, S.ST., M.T.
ii
TUGAS AKHIR (6134234A)
DOSEN PEMBIMBING:
AHMAD ERLAN AFIUDDIN, S.T., M.T.
RYAN YUDHA ADHITYA, S.ST., M.T.
iii
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
iv
v
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
vi
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
vii
No. : F.WD 1. 021
Date : 3 Nopeniber 2015
Rev. : 01
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Page : 1 dari 1
Adalah bener karya says sendiri dan bukan plaglat dari karya orang leln.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah tersebut, maka snya
bersodia
menerima sanksi seauai ketentuan peraturan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab.
S+aba l3Agmsms20l9
NRP.l0l5tH30
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala
berkat, rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir dengan judul “Rancang Bangun Kualitas Pencemaran Udara
Menggunakan Sensor Di Industri Gula Berbasis Android” yang disusun sebagai
syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma IV Teknik Pengolahan
Limbah pada Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Dalam penysunan tugas
akhir ini berbagai pihak banyak membantu, memberi semangat, bimbingan,
membina serta dukungan dari berbagai hal hingga laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan. Pihak-pihak yang telah ikut berkontribusi khususnya:
xi
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih belum
sempurna, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Semoga Tugas Akhir ini memberikan manfaat dan wawasan bagi kita semua.
xii
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
xiii
RANCANG BANGUN PEMANTAU KUALITAS
PENCEMARAN UDARA MENGGUNAKAN SENSOR
DI INDUSTRI GULA BERBASIS ANDROID
Moga Jiwa Satria
Mulia ABSTRAK
xiv
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
xv
DESIGN OF ANDROID BASED AIR POLLUTION
MONITORING USING SENSORS IN SUGAR
INDUSTRIES
ABSTRACT
Monitoring of air quality pollution around the sugar industry is only
carried out every 3 months, so that there is a need for continuous air quality
monitoring. This study discusses air quality monitoring around the sugar industry
by using sensors for manufacturing hardware and software programming using
Arduino and Android. The method used is the waterfall method which includes
system design, tool making, sensor calibration, tool validation and information
system programming. The sensors used are MQ-7 sensor for gas CO, MQ-135 for
NOx gas and GP2Y1010AU0F sensor for PM10. Each sensor is assembled into a
wemos microcontroller and calibrated according to the sensor datasheet
standard. The validation results were carried out for CO 11.03% gas validated
with Direct Reading, 21.8% NOx gas with impinger, and 20.6% PM10 with High
Volume Sampler. Information system programming built using Arduino IDE and
Android applications, namely Blynk Apps. The air quality measurement connected
with Android, namely Blynk Apps uses a wireless connection that is connected to
a prototype via a WiFi shield that has been embedded in the wemosboard
microcontroller. This Android application has notification features, value
displays, gauge settings, timers, and supercharts to see and access air pollution
quality in real-time. This prototype can potentially be used independently by the
industry to facilitate monitoring of air quality that occurs around the sugar
industry and is portable.
Keywords: Air Quality Monitoring, Android, Sensors, Wemos, Arduino IDE, and
BlynkApps.
xvi
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
xvii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................v
LEMBAR PLAGIARISM...................................................................................vii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
ABSTRAK...........................................................................................................xiii
ABSTRACT...........................................................................................................xv
DAFTAR ISI......................................................................................................xvii
DAFTAR TABEL................................................................................................xxi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xxiii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................49
5.2 Saran.................................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51
xx
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
xxi
DAFTAR TABEL
xxii
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
xxiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.6 Hasil Pembacaan Sensor pada Serial Monitor Arduino IDE.........................46
xxiv
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
xxv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
kerja area dalam pabrik seringkali terdapat polusi udara di sekitaran area dalam
pabrik maupun diluar pabrik.
Industri gula ini memang luas dan besar sehingga sulit untuk dilakukan
pembersihan secara menyeluruh, maka dari itu diperlukan adanya system
pemantau polusi udara di dalam pabrik agar perusahaan dapat memberikan solusi
dan pencegahan dini terhadap masalah yang ditimbulkan dari polusi tersebut.
Peneliti mengambil judul “Rancang Bangun Pemantau Kualitas
Pencemaran Udara Menggunakan Sensor di Industri Gula Berbasis Android”
dengan tujuan dapat membantu perusahaan dalam penyajian data. Prototype ini
diharapkan mampu memberikan solusi terhadap masalah pencemaran udara
karena biaya yang diperlukan terjangkau dibanding dengan alat dari badan
lingkungan hidup.
2
2. Mendeteksi pencemaran udara menggunakan sensor agar diketahui
tingkat pencemaran udaranya di dalam area pabrik, dan pembuatan
display yang digunakan.
3. Mengetahui sistem kerja dari rancang bangun tersebut dalam
pengaplikasiannya kedalam sistem Android.
4. Mengetahui akurasi alat dari prototype yang dibuat.
3
3. Fitur include wireless yang ada dalam Wemos D1 akan digunakan sebagai
jalur penghubung antara prototype dengan aplikasi Android yang akan
saya gunakan yaitu Blynk Apps.
4. Penelitian ini simulasi yang dilakukan dalam pemvalidasian adalah
menyesuaikan tempat dari alat yang diperbolehkan untuk pemvalidasian.
5. Penelitian ini tidak mempertimbangkan indikator pencemaran udara selain
Nitrogen Oxide (NOx), dan Carbon Monoxide (CO), serta Particulate
Matter 10 (PM10).
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
(% volume)
5. Neon Ne 0,00812 18
6. Helium He 0,000524 5
8. Krypton Kr 0,000114 1
6
2.3 Karakteristik Emisi
7
yang tidak berwarna dan tidak berbau, sebaliknya nitrogen dioksida
mempunyai warna coklat kemerahan dan mempunyai bau yang tajam.
8
2.4 PPU Industri Gula
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2009
tentang Baku Mutu Udara Ambien Dan Emisi Sumber Tidak Bergerak, indutri
atau jenis kegiatan usaha lainnya yang wajib dipantau salah satunya yaitu Industri
Gula. Industri Gula bertanggung jawab dalam mengontrol kondisi udara yang
dihasilkan dari proses pembuatan produk dari olahan tebu tersebut. Beberapa
ketentuan yang wajib dipenuhi yaitu :
9
3. Melakukan pengukuran secara manual dan pengujian emisi setelah
kondisi proses stabil
2.5.1 Impinger
Impinger adalah alat yang terdiri dari beberapa tabung gelembung
kaca yang dirancang untuk koleksi bahaya udara menjadi medium cair.
Bila menggunakan sampler udara pribadi, volume yang diketahui
gelembung udara dipompa melalui tabung gelas yang berisi cairan
ditentukan dalam metode. Cairan tersebut kemudian dianalisis untuk
menentukan konsentrasi udara. Sebuah impinger dapat dipasang pada sisi
pompa sampel udara atau dimasukkan ke sarungnya dan diletakkan di
dekat zona bernapas pekerja.
10
Gambar 2.4 Impinger.
(Penulis, 2018)
Beberapa metoda yang digunakan dalam pengukuran
menggunakan impinger :
11
dititar dengan larutan tio dengan indikator kanji hingga TA tak
berwarna.
12
perangkat lunak lengkap yang dihasilkan (maintenance) (Pressman, 2012).
Tahapan metode waterfall dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
1. Requirement Analisis
Tahap ini pengembang sistem diperlukan
komunikasi yang bertujuan untuk memahami perangkat
lunak yang diharapkan oleh pengguna dan batasan
perangkat lunak tersebut. Informasi ini biasanya dapat
diperoleh melalui wawancara, diskusi atau survei langsung.
Informasi dianalisis untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan oleh pengguna.
2. System Design
Spesifikasi kebutuhan dari tahap sebelumnya akan
dipelajari dalam fase ini dan desain sistem disiapkan.
Desain Sistem membantu dalam menentukan hardware.
3. Implementation
Pada tahap ini, sistem pertama kali dikembangkan di
program kecil yang disebut unit, yang terintegrasi dalam
tahap selanjutnya. Setiap unit dikembangkan dan diuji
untuk fungsionalitas yang disebut sebagai unit testing.
4. Integration & Testing
Seluruh unit yang dikembangkan dalam tahap
implementasi diintegrasikan ke dalam sistem setelah
pengujian yang dilakukan masing-masing unit. Setelah
integrasi seluruh sistem diuji untuk mengecek setiap
kegagalan maupun kesalahan.
13
5. Operation & Maintenance
Tahap akhir dalam model waterfall. Perangkat lunak
yang sudah jadi, dijalankan serta dilakukan pemeliharaan.
Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan
yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan
implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem
sebagai kebutuhan baru.
Struktur dan konfigurasi MQ-7 sensor gas ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Sensor disusun oleh mikro Al2O3 tabung keramik, Tin Dioksida (SnO2) lapisan
sensitif, elektroda pengukuran dan pemanas adalah tetap menjadi kerak yang
dibuat oleh plastik dan stainless steel bersih. Pemanas menyediakan kondisi kerja
yang diperlukan untuk pekerjaan komponen sensitif. MQ- 7 dibuat dengan 6 pin,
4 dari mereka yang digunakan untuk mengambil sinyal, dan 2 lainnya digunakan
untuk menyediakan arus pemanasan
14
Gamb
ar 2.8 Konfigurasi & Struktur MQ-7.
(Datasheet MQ-7)
15
menanggapi konsentrasi CO di titik akhir dari 60 detik
(Asmadi, 2013).
16
8. TTL output signal yang valid rendah; (output signal
cahaya rendah, yang dapat diakses microcontroller IO
port)
9. Analog Output dengan meningkatnya konsentrasi, semakin
tinggi konsentrasi, semakin tinggi tegangan;
10. Memiliki umur panjang dan stabilitas handal;
11. Karakteristik pemulihan respon cepat.
17
2.10 Microcontroller Wemos D1
Microcontroller Wemos adalah sebuah microcontroller pengembangan
berbasis modul microcontroller ESP 8266. Microcontroller Wemos dibuat sebagai
solusi dari mahalnya sebuah system wireless berbasis microcontroller lainnya.
Dengan menggunakan Microcontroller Wemos biaya yang dikeluarkan untuk
membangun sistem WiFi berbasis microcontroller sangat murah, hanya
sepersepuluhnya dari biaya yang dikeluarkan apabila membangun sistem WiFi
dengan menggunakan Microcontroller Arduino Uno dan WiFi Shield.
Microcontroller Wemos yang berbeda pada microcontroller ini yaitu
kemampuannya untuk menyedikan fasilitas konektifitas WiFi dengan mudah serta
memory yang digunakan sangat besar yaitu 4 MB.
18
command yang sederhana seperti Hayes-gaya. Harga yang sangat
rendah dan sangat sedikit komponen eksternal pada modul ini
mengakibatkan sangat murahnya harga sebuah chip ini. Dengan
clock 80 MHz chip ini dibekali dengan 4MB Eksternal RAM,
mendukung format IEEE 802.11 b/g/n sehingga tidak
menyebabkan interference bagi yang lain. Mendukung enkripsi
WEP, WPA sehingga menjadikan chipset ini sangat aman
digunakan. Chipset ini memiliki 16 GPIO pin yang berkerja pada
3.3 Volt,1 pin ADC dengan resolusi 10 bit.
b. Chipset CH340
CH340 adalah sebuah Chipset yang mengubah USB
menjadi serial interface. Sebagai contohnya adalah aplikasi USB
converter to IrDA atau aplikasi USB converter to Printer. Dalam
mode serial interface, CH340 mengirimkan sinyal penghubung
yang umum digunakan pada MODEM.CH340 digunakan untuk
memperbesar asynchronous serial interface komputer atau
mengubah perangkat serial interface umum untuk berhubungan
dengan bus USB secara langsung.Modul Microcontroller ini dapat
dibangun sendiri atau dibeli jadi. Perangkat lunaknya dapat di
download secara gratis.
20
2.12 LCD (Liquid Crystal Display)
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan
diberbagai bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator,
ataupun layar komputer. Pada bab ini aplikasi LCD yang digunakan ialah LCD
dot matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai
penampil yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat.
Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah :
21
2.13 Blynk Apps
Blynk Apps adalah Platform aplikasi dengan IoS dan Android yang dapat
mengontrol Arduino, Raspberry Pi dan sejenisnya melalui internet. Blynk didesain
untuk IoT dan dapat mengontrol hardware secara remote, dapat menampilkan
sensor data, menyimpan data, memvisualiasikan data. Blynk perlu di install dan di
setting agar dapat memberikan notifikasi kepada user. Blynk terintegrasi dengan
kode program pada mikrokontoler lewat Blynk id yang didapatkan ketika
membuat akun di Blynk. Penggunaan aplikasi Blynk dalam peneltian ini adalah
untuk menampilkan notifikasi melalui smartphone Android.
22
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
23
pengamatan kondisi pada industri gula yaitu masih ada potensi
pencemaran udara yang terjadi di dalam area pabrik yang dimana kondisi
ini jelas tidak dapat dihilangkan mengingat keadaan pabrik yang begitu
besar dan luas, sehingga sulit untuk melakukan pembersihan beberapa
besi maupun alumunium dari mesin yang bekerja. Setidaknya minimal
harus ada alat semacam gas detector untuk mendeteksi kandungan udara
yang ada di dalam pabrik Hal ini diajukan agar kondisi udara yang ada di
dalam pabrik dapat terpantau dengan jelas. Tujuan dari pembuatan alat
pemantau kualitas udara ini diharapkan dapat meringankan tugas dari
HSE officer dimana agar dapat memberikan masukan atau APD yang
jelas untuk para pekerja yang ada di dalam pabrik. Sehingga dalam salah
satu hal pelaporan dan pemantauan keadaan safety condition khususnya
untuk para pekerja akan menjadi lebih mudah.
24
3.1.4 Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan tahap untuk mengetahui kondisi nyata
dari suatu objek atau system yang akan diteliti. Studi lapangan akan
memberikan gambaran mengenai pencemaran polusi udara, baik pada
stasiun produksi maupun setelah jadi hasil barang.
25
3.4.1 Perancangan Alat
Tahap ini merupakan perancangan alat pemantau kualitas pencemaran
udara, meliputi jenis sensor yang digunakan, penentuan peralatan yang
digunakan dalam alat air quality system, perhitungan kapasitas media yang
dibutuhkan untuk air quality system, desain air quality prototype dan rancang
bangun alat air quality system. Perancangan alat ini sesuai dengan kerangka
konsep dan diagram alir kerja alat seperti pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2.
26
Gambar 3.2 Diagram Alir.
(Sumber : Penulis,2019)
27
3.4.2 Persiapan Alat
Peralatan dan bahan yang perlu disiapkan meliputi peralatan dan
bahan yang diperlukan dalam pembuatan prototype. Persiapan alat dan bahan
yang dibutuhkan terdapat pada data berikut :
a. Hardware
Sensor MQ-135, Sensor MQ-7, Sensor GP2Y1010AU0F,
Microcontroller Wemos D1, Liquid Crystal Display (LCD), Kabel
Pelangi, Breadboard, Laptop, Smarthphone Android, Buzzer, dan
LED
b. Software
Internet, Arduino IDE, dan Blynk App.
28
dalam uji sampel yaitu Impinger dan HVS. Uji coba ini dilakukan
dengan menggunakan udara sekitar yang berpotensi memiliki
kandungan gas NOx, CO, dan debu sebagai parameter PM10.
Untuk udara ambien dilakukan di pedesaan/lingkungan warga di
sekitar area industri gula, yaitu Lapangan depan SDN Gempolkrep
Kab Mojokerto. Apabila masih belum sesuai dengan fungsinya
maka akan dilakukan pembenahan. Namun apabila sudah sesuai
maka akan dilanjut memasukkan database dari data yang ada
kedalam internet agar dapat dioperasikan kedalam Android. Bila
sudah berhasil dilakukan proses pengujian dengan pengujian
langsung mendatangi langsung ke industri gula yang dituju oleh
penulis.
b. Pengujian langsung
Pada tahapan ini dilakukan percobaan langsung pada prototype
yang telah dilakukan validation. Langkah-langkah pengujian
langsung dalam tahapan ini yaitu :
1. Menyalakan prototype agar siap digunakan.
2. Pengujian prototype untuk udara ambien dilakukan di
pemukiman warga di Lapangan depan SDN Gempolkrep
Kab Mojokerto.
3. Hasil data analisis dapat dilihat dalam LCD prototype dan
data disimpan dalam Laptop.
4. Hasil data analisis juga disimpan dalam Laptop, lalu di-
input kedalam database internet.
5. Dari database internet dioperasikan kedalam Blynk Apps
sebagai software pada smartphone Android agar dapat
dilihat oleh user.
29
yang didapat dari alat validation, dimana data yang dihasilkan
memiliki % deviasi = hal ini dapat dilihat dari hasil analisis
yang diperoleh :
30
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu pertama adalah
proses pembuatan prototype hardware. Tahap kedua dilanjut dengan validasi
menggunakan alat sebenarnya yaitu Impinger, HVS, dan Direct Reading. Tahap
ketiga yaitu proses secara software menggunakan Blynk Apps pada skala aplikasi
Android. Proses secara hardware bertujuan sebagai alat yang digunakan untuk
melihat kualitas udara pada tempat dan selanjutnya dilakukan pemantauan
menggunakan software guna memudahkan pengguna melihat kualitas udara
secara real-time.
Percobaan dilakukan dengan pengukuran udara ambien di area industri
gula dan sekitarnya. Jenis sensor yang digunakan adalah MQ-135, MQ-7, dan
Sharp GP2Y1010AU0F dengan variasi jenis pengukuran yaitu NOx, CO dan
PM10. Proses secara software menggunakan aplikasi Android yaitu Blynk Apps
yang sudah dapat di download pada Apps Google Playstore yang nanti pengguna
tinggal melakukan modifikasi ke dalam bentuk prototype sendiri skala rancang
bangun dan di konfigurasikan dengan hardware yang telah dibuat sebelumnya.
31
pengendalian pencemaran udara industri, namun peneliti hanya mengambil
beberapa parameter saja dan tempat pengukuran udara ambien di sekitar area
industri gula yang dituju.
Berikut tabel pengukuran wajib pantau udara ambien yang diukur dan Baku
Mutu Udara Ambien menurut Peraturan Gubernur Jatim No 10 Tahun 2009 :
32
industri gula dalam tabel menunjukkan bahwa ketiga parameter tersebut memiliki
nilai rata-rata lebih besar dari parameter yang lain. Penelitian ini diawali dengan
pembuatan desain sistem untuk dapat mengetahui gambaran atau rancangan dari
prototype jadi sebelum dilakukan penelitian selanjutnya.
Proses kerja sistem ini diawali dengan sensor MQ-7 mendeteksi kadar
gas CO dengan nilai berupa perubahan ADC. Selanjutnya peran Wemos D1 R2
sebagai microcontroller akan memproses perintah konversi dari nilai perubahan
ADC ke kadar CO dalam % ppm. Wemos D1 R2 juga memberi perintah pada
LED untuk menampilkan kadar CO yang terdeteksi oleh sensor MQ-7 dan buzzer
bila terdeteksi tingginya kadar CO. Waktu heater yang dibutuhkan sebelum
sensor dapat digunakan yaitu 60 detik sesuai dengan DataSheet MQ-7.
Proses kerja sistem dilanjut dengan sensor MQ-135 mendeteksi kadar gas
NOx dengan nilai berupa perubahan ADC. Selanjutnya seperti pada sensor MQ7,
peran Wemos D1 R2 sebagai microcontroller akan memproses perintah konversi
dari nilai perubahan ADC ke kadar NOx dalam % ppm. Wemos D1 R2 juga
memberi perintah pada LED untuk menampilkan kadar NOx yang terdeteksi oleh
sensor MQ-7 dan buzzer bila terdeteksi tingginya kadar NOx. Waktu heater yang
dibutuhkan sebelum sensor dapat digunakan yaitu 60 detik sesuai dengan
DataSheet MQ-135.
33
Terakhir yaitu proses kerja sensor Sharp GP2y1010au0f yang
mendeteksi kadar PM10 pada area sekitar dengan nilai berupa perubahan ADC.
Selanjutnya seperti pada sebelumnya, peran Wemos D1 R2 sebagai
microcontroller akan memproses perintah konversi dari nilai perubahan ADC ke
kadar PM10 dalam bentuk volume mg/m3 dan dikali 0.001 agar satuan berubah
menjadi ppm. Wemos D1 R2 juga memberikan perintah kepada LED untuk
menampilkan kadar PM10 yang terdeteksi oleh sensor dan buzzer bila terdeteksi
tingginya volume debu. Waktu heater yang dibutuhkan sebelum sensor dapat
digunakan yaitu 60 detik sesuai dengan DataSheet Dust Sensor Sharp.
1. Sensor MQ-135
2. Sensor MQ-7
3. Sensor GP2Y1010AU0F
34
4.3.1 SOP Sensor MQ-7
Sensor MQ-7 memiliki 4 pin, yaitu pin A0 sebagai pin analog
input, D0 sebagai digital input, VCC sebagai sumber masukan listrik
sensor dan GND sebagai ground. Agar sensor aktif, keempat pin tersebut
harus disambungkan dengan microcontroller Wemos D1. Langkah-
langkah dalam sambungannya yakni sebagai berikut :
35
4.3.2 SOP Sensor MQ—135
Sensor MQ-135 memiliki 4 pin, yaitu pin A0 sebagai pin analog
input, D0 sebagai digital input, VCC sebagai sumber masukan listrik
sensor dan GND sebagai ground. Agar sensor aktif, keempat pin tersebut
harus disambungkan dengan microcontroller Wemos D1. Langkah
langkah dalam sambungannya yakni sebagai berikut :
36
1. Nyalakan Arduino IDE pada laptop dan konfigurasikan library
sesuai dengan sensor.
2. Bila sudah terisi dengan benar tekan “Upload” dan tunggu sketch
berjalan sampai upload selesai.
3. Setelah itu tekan tombol “Tools” dan pilih Serial Monitor.
4. Akan tampak display angka hasil dari pembacaan sensor yang telah
aktif.
37
Gambar 4.3 Pengukuran gas CO
38
Impinger 27.5
mg/Nm3
23
29.5
Rata-rata
0.008449 ppm
Koreksi 21.822891 %
Data hasil komparasi dari nilai kadar gas NOx prototype dengan alat
operasional menunjukkan prototype sudah dapat membaca nilai konsentrasi gas
NOx dengan nilai satuan ppm dengan baik. Nilai kadar gas NOx yang terbaca
oleh prototype juga sudah mendekati kadar nilai yang ditunjukkan oleh alat
operasional Impinger yang sudah terkalibrasi dengan rata-rata koreksi pada saat
pengujian hanya 0.008 ppm, sedangkan rata-rata untuk prototype adalah 0.01
ppm. Koreksi atau presentase error yang dihasilkan yaitu :
0.2331
HVS 0.1297
mg/Nm3
0.2071
0.1899667
Rata-rata
2.3026263 ppm
Koreksi 20.635199 %
Data hasil komparasi dari nilai kadar gas PM10 prototype dengan alat
operasional menunjukkan prototype sudah dapat membaca nilai konsentrasi gas
PM10 dengan nilai satuan ppm dengan baik. Nilai kadar gas PM10 yang terbaca
40
oleh prototype juga sudah mendekati kadar nilai yang ditunjukkan oleh alat
operasional High Volume Sampler (HVS) yang sudah terkalibrasi dengan rata-rata
koreksi pada saat pengujian hanya 2.30 ppm, sedangkan rata-rata untuk prototype
adalah 2.78 ppm. Koreksi atau presentase error yang dihasilkan yaitu :
345
Impinger 1495
mg/Nm3
1150
996.6666667
Rata-rata
0.28599124 ppm
Koreksi 38.58233318 %
Data hasil komparasi dari nilai kadar gas CO prototype dengan alat
operasional menunjukkan prototype sudah dapat membaca nilai konsentrasi gas
CO dengan nilai satuan ppm dengan baik. Nilai kadar gas CO yang terbaca
olehprototype juga sudah mendekati kadar nilai yang ditunjukkan oleh alat
operasional Impinger yang sudah terkalibrasi dengan rata-rata pada saat pengujian
hanya 0.285 ppm, sedangkan rata-rata untuk prototype adalah 0.396 ppm. Koreksi
atau presentase error yang dihasilkan yaitu :
Hasil dari validasi alat untuk parameter PM10 dikemas dalam table
berikut:
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Kadar CO di Parkiran PPNS
CO (ppm)
No Jam
RANCANGAN Direct Reading
1 16:52 39.4 37
2 16:52 39.2 38
3 16:52 39.2 39
4 16:52 39.3 30
5 16:52 39.3 39
6 16:52 39.4 38
43
7 16:52 39.4 36
8 16:52 39.4 36
9 16:52 39.4 37
10 16:52 39.3 23
11 16:52 39.4 24
12 16:52 39.3 34
13 16:52 39.4 46
14 16:52 39.1 45
15 16:53 39.1 29
Rata - rata 39.30666667 35.4
Koreksi 11.03578154
Data hasil komparasi dari nilai kadar gas CO prototype dengan alat
operasional menunjukkan prototype sudah dapat membaca nilai konsentrasi gas
CO dengan nilai satuan ppm dengan baik. Nilai kadar gas CO yang terbaca oleh
prototype juga sudah mendekati kadar nilai yang ditunjukkan oleh alat operasional
Direct Reading yang sudah terkalibrasi dengan rata-rata koreksi pada saat
pengujian hanya 35.4 ppm, sedangkan rata-rata untuk prototype adalah 39.3 ppm.
Koreksi atau presentase error yang dihasilkan yaitu :
Perbedaan kedua nilai koreksi ini disebabkan dari kemampuan alat yang
berbeda, dimana alat operasional yang dimiliki oleh PPNS memiliki resolusi alat
yang sangat baik yaitu menggunakan Direct Reading Altair MSA 5x. Melihat dari
2 pengukuran parameter gas CO yang menggunakan alat yang berbeda yaitu
Impinger dan Direct Reading Altair MSA 5x, telah diketahui bahwa nilai koreksi
yang dihasilkan berbeda.
Peneliti melakukan perhitungan deviasi pada alat prototype dengan Direct
Reading Altair MSA 5x. Analisa statistika yang dilakukan menggunakan software
Minitab 19 untuk mengetahui standar deviasi pada alat. Standar deviasi pada alat
ditunjukkan pada Gambar 4.5.
44
Gambar 4.5 Hasil Perbandingan Uji Normalitas Statistik Deskriptif
Gambar 4.5 menunjukkan hasil dari uji normalitas terhadap pengukuran
kualitas udara menggunakan prototype dengan Direct Reading Altair MSA 5x.
Gambar 4.5 menunjukkan masing-masing alat pengukur terdapat 15 nilai hasil
pengukuran dengan rata-rata 36.27 (direct reading) 39.31 (prototype) , standar
deviasi 6.364 untuk (direct reading) 0.11 (prototype), nilai statistika dari
45
kolmogrov-Smirnov (KS) sebesar 0.274 (direct reading) 0.111 (prototype), dan
probability value masing masing alat sebesar <0.01.
Pengukuran menggunakan Direct Reading Altair MSA 5x dan prototype
peneliti adalah kedua alat yang menggunakan sensor digital berteknologi tinggi
dan proses mengolah data yang cepat dan singkat, sehingga data yang keluar pun
bisa langsung terbaca dan diolah. Pengukuran udara ambien menggunakan
Impinger adalah pengukuran dengan penambahan bahan kimia berupa cairan,
sehingga hasil keluaran dari impinger harus dianalisi terlebih dahulu di dalam
laboratorium. Pengukuran mengunakan HVS pun juga pengukuran secara manual
dikarenakan kertas saring yang digunakan harus ditimbang terlebih dahulu berat
awal kertas dan berat akhir di dalam laboratorium.
Kesimpulan dari hasil pengukuran secara digital menghasilkan keakuratan
lebih tinggi daripada pengukuran manual yang membutuhkan analisa lanjut pada
laboratorium. Parameter lainnya bila juga divalidasi menggunakan alat
pengukuran digital gas yang sudah dikalibrasi dan besertifikat, maka hasil
koreksinya pun bisa jadi lebih rendah dari pengukuran secara manual.
46
Gambar 4.6 Hasil Pembacaan Sensor pada Serial Monitor Arduino IDE
47
Gambar 4.7 Fitur Blynk Apps pada Widget Box
48
Value Display
Notifications
Gauge
SuperChart
LED Indicator
Timer
Value Display : Fitur ini sebagai tampilan dari hasil pengukuran berupa angka
Notifications : Fitur ini untuk memberikan semcam notifikasi kepada user pada
homescreen handphone android
Gauge : data pengukuran dalam bentuk
gauge
Super Chart : Grafik data pengukuran dalam bentuk garis
E-mail : Fitur untuk meneruskan hasil pengukuran kedalam e-mail
LED Indicator : Fitur pemberitahuan kondisi LED pada prototype
Timer : Fitur untuk melihat waktu pengukuran yang sedang berlangsung
49
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
50
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Bedasarkan hasil analisis dan pengolahan data, penelitian yang
telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
5.1 Saran
Saran untuk mengembangkan penelitian ini adalah:
51
DAFTAR PUSTAKA
Damara, D. Y., dkk. (2017). Analisis Dampak Kualitas Udara Karbon Monoksida
(Co) di Sekitar Jl Pemuda Akibat Kegiatan Car Free Day Menggunakan
Program Caline4 dan Surfer (Studi Kasus: Kota Semarang). Jurnal Teknik
Lingkungan, 6(1), 1–14. Semarang.
Ihsan, H. (1995). Validitas Isi Alat Ukur Penelitian Konsep Dan Panduan
Penilaiannya. Universitas Indonesia, Jawa Barat.
52
Ruslinda , Yenni and Hafidawati, H. (2012). Prosiding SNTK TO PI. Jakarta
Ustad, V. K., & Kibile, S. S. (2014). Zigbee Based Wireless Air Pollution
Monitoring System Using Low Cost. International Journal of
Engineering Trends and Technology (IJETT), 10(9), 456–460.
53
LAMPIRAN A
DOKUMENTASI PENELITIAN
54
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
55
ALAT & BAHAN PERANCANGAN HARDWARE
56
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
57
ALAT & BAHAN PERANCANGAN SOFTWARE
58
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
59
LAMPIRAN B
DOKUMENTASI VALIDASI
60
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
61
VALIDASI UDARA AMBIEN DENGAN ALAT KALIBRASI
62
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
63
LAMPIRAN C
CODING ARDUINO IDE
64
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
65
CODING MQ-7 & MQ-135
float mq135,mq7;
void speedBuzzer(int waktu);
const int pinBuzzer = 0;
int ulang = 0;
66
}
67
Serial.println(mq135, DEC);
Serial.println(mq135);
Serial.println(" ppm ");
Serial.println(mq7, DEC);
Serial.println(mq7);
Serial.println(" ppm ");
delay(3000);
68
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
69
CODING DUST SENSOR
float voMeasured = 0;
float calcVoltage = 0;
float dustDensity = 0;
void setup()
{ Serial.begin(9600);
pinMode(D0,OUTPUT);
digitalWrite(D0,HIGH);
pinMode(D3,OUTPUT);
}
void loop(){
digitalWrite(D3,LOW);
delayMicroseconds(samplingTime);
voMeasured = analogRead(0);
delayMicroseconds(deltaTime);
digitalWrite(D3,HIGH);
delayMicroseconds(sleepTime);
calcVoltage = voMeasured*(5.0/1024);
dustDensity = 0.17*calcVoltage-0.1;
70
if ( dustDensity < 0)
71
{
dustDensity = 0.00;
}
if (dustDensity >= 250)
{
digitalWrite(D0,LOW);
}
else
{
digitalWrite(D0,HIGH);
}
Serial.println("Voltage:");
Serial.println(calcVoltage);
Serial.println("Dust Density:");
Serial.println(dustDensity);
Serial.println(" ppm ");
delay(5000);
}
72
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
73
CODING PENGOPERASIAN PADA BLYNK APPS
float mq135,mq7,dust,calc,hasildust;
int tunda = 100;
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 2, 1, 0, 4, 5, 6, 7, 3, POSITIVE);
#include <ESP8266WiFi.h>
#define BLYNK_PRINT Serial
#include <BlynkSimpleEsp8266.h>
void setup()
{ Serial.begin(9600);
Blynk.begin(auth, ssid, pass);
pinMode(D0,OUTPUT)
;
digitalWrite(D0,HIGH);
pinMode(D5,OUTPUT)
;
lcd.begin(16,2);//Defining 16 columns and 2 rows of lcd display
74
}
75
void readanalog()
{
mq7 = analogRead(2);
dust = analogRead(3);
calc =
dust*(5.0/1023);
hasildust =
(0.17*calc)*100; mq135 =
analogRead(0);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("mq7 ");
lcd.setCursor(4,0);
lcd.print(mq7);
lcd.setCursor(6,0);
lcd.print("mq135 ");
lcd.setCursor(12,0);
lcd.print(mq135);
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("dust ");
lcd.setCursor(5,1);
lcd.print(hasildust);
delay(100);
76
Blynk.virtualWrite(V7, mq7);
77
delay(100);
Blynk.virtualWrite(V8, mq7);
delay(100);
Blynk.virtualWrite(V9, mq7);
delay(100);
if (mq7 >= 0)
{
digitalWrite(D0,HIGH);
digitalWrite(D5,HIGH);
delay(tunda);
digitalWrite(D0,LOW);
digitalWrite(D5,LOW);
delay(tunda);
}
void loop(){
Blynk.run();
readanalog()
;
78
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
79
//mq7 = analogRead(0);
//mq7 = mq7;
//
//mq135 = analogRead(2);
//mq135 = mq135;
//
//voMeasured = analogRead(3);
//calcVoltage = voMeasured*(5.0/1024);
//dustDensity = 0.17*calcVoltage;
//
// Serial.print(mq7, DEC);
// Serial.println(" ppm");
// Serial.print(mq135, DEC);
// Serial.println(" ppm");
// Serial.print(dustDensity, DEC);
// Serial.println(" mg/nm^3");
//
// delay(3000)
80
//digitalWrite(D5,HIGH);
81
//delay(tunda);
//}
//
//else
//{
//digitalWrite(D0,HIGH);
//digitalWrite(D5,LOW);
//
//
//}
82