Search this
Sumber Ilmu
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته بسم هللا الرحمن الرحيم الحمد هلل الرقيب المغيث اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله
ومغيثSelamat Datang di Blog Sumber Ilmu Blog Sumber Ilmu Membahas Pengetahuan
Islam,Pendidikan Islam,Hukum Islam,Pengetahuan Umum,Pengertian dan Definisi kata,Tips dan
Trik,Info dan Berita,Hukum dan Politik والصالة والسالم على سيدنا محمد المغيث وعلى اله وصحبه
والحمد هلل الباعث الوارث والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته.ومغيث
Entertainment
Blogging
Tekno
Kuliner
Internet
Tools
Health
Aneka Remaja
Video
Foto
Google Plus
Facebook
Twitter
Youtube
Info
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته بسم هللا الرحمن الرحيم الحمد هلل الرقيب المغيث اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله
ومغيثSelamat Datang di Blog Sumber Ilmu Blog Sumber Ilmu Membahas Pengetahuan
Islam,Pendidikan Islam,Hukum Islam,Pengetahuan Umum,Pengertian dan Definisi kata,Tips dan
Trik,Info dan Berita,Hukum dan Politik والصالة والسالم على سيدنا محمد المغيث وعلى اله وصحبه
والحمد هلل الباعث الوارث والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته.ومغيث
*******
Ingin Copy Paste Artikel Sumber Ilmu? Baca Dulu Peraturannya <<< Peraturan Copy
Paste Artikel Sumber Ilmu >>>
Home » waqaf dan ibtida' » Waqaf dan Ibtida'
4
Waqaf dan Ibtida'
Waqaf dan Ibtida',Macam Macam Waqaf dan Ibtida',Pengertian Waqaf dan
Ibtida',Definisi Waqaf dan Ibtida'
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh
di bawah ini adalah artikel lengkap mengenai Waqaf dan Ibtida'.
dikatakan lengkap karna bukan hanya mengulas Waqaf dan Ibtida' saja namun beserta contoh
contohnya,dan pembagiannya,namun masih ada kekurangannya yaitu dihal pembagian waqaf
isyaroh/waqaf bil isyaroh,namun mengenai perincian waqaf bil isyaroh sudah saya posting
dengan judul "cara waqaf pada kalimat yang sebelum huruf terakhirnya bersukun" namun masih
ada beberapa hal yang belum saya terangkan,mungkin saya akan terangkan dilain kesempatan.
artikel waqaf dan ibtida' dibawah ini sebenarnya hasil kiriman salah satu teman saya,yang
meminta saya untuk menashhihnya,setelah saya kaji ternyata terdapat sedikit kekurangan saja
namun sudah cukup jelas buat anda yang sudah pernah mengaji qiroatul qur'an secara langsung
kepada guru anda.
artikel ini juga bisa dijadikan pengingat kita waktu kita rada rada lupa pada pengertian waqaf
ataupun tanda waqaf.
untuk lebih jelasnya silahkan baca selengkapnya WAQAF DAN IBTIDA'
Perlu kita mengenal istilah-istilah terkait dengan membaca Al-Qur’an dan menghentikan bacaan
sebagai berikut :
1. Iftitah [ ] اِ ْف ِتتَاحadalah pembukaan dalam bacaan Al-Qur’an yang diawali dengan membaca
isti’adzah, basmalah, lalu diteruskan dengan membaca ayat.
ْ َ ] َوقadalah menghentikan bacaan atau suara sejenak pada akhir suku kata untuk
2. Waqaf [ ف
mengambil nafas dengan maksud kendak melanjutkan bacaan pada ayat berikutnya.
3. Ibtida’ [ ] اِ ْبتِدَاءadalah memulai bacaan kembali sesudah waqaf dari awal suku kata pada ayat
berikutnya.
1. WAQAF IKHTIBARI (menguji atau mencoba). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan
untuk menguji qari’ atau menjelaskan agar diketahui cara waqaf dan ibtida’ yang sebenarnya.
Waqaf ini dibolehkan hanya dalam proses belajar mengajar, yang sebenarnya tidak boleh waqaf
menurut kaidah ilmu tajwid.
2. WAQAF IDHTHIRARI (terpaksa). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan dalam keadaan
terpaksa, mungkin karena kehabisan nafas, batuk atau bersin dan lain sebagainya. Apabila terjadi
waqaf ini, hendaklah mengulang dari kata tempat berhenti atau kata sebelumya yang tidak
merusak arti yang dimaksud oleh ayat.
3. WAQAF INTIZHARI (menunggu). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang
diperselisihkan oleh ulama’ qiraat antara boleh dan tidak boleh waqaf. Untuk menghormati
perbedaan pendapat itu, sambil menunggu adanya kesepakatan, sebaiknya waqaf pada kata itu,
kemudian diulangi dari kata sebelumnya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat, dan
diteruskan samapi tanda waqaf berikuitnya. Dengan demikian terwakili dua pendapat yang
berbeda itu.
4. WAQAF IKHTIARI (pilihan). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang
dipilih, disengaja dan direncanakan, bukan karena ada sebab-sebab lain.
1. WAQAF TAM (sempurna). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah
sempurna, baik menurut tata bahasa maupun arti. Pada umumnya terdapat pada akhir ayat dan di
akhir keterangan, cerita atau kisah. Dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan ayat berikutnya.
Seperti waqaf pada َ ْال ُم ْف ِل ُح ْونdalam ayat berikut :
- Waqaf Tam bisa terjadi sebelum habisnya ayat, seperti waqaf pada kata ا َ ِذلَّ ٍةdalam ayat :
[ 34 : َاو َجعَلُوا ا َ ِع َّزةَ اَ ْه ِل َها ا َ ِذلَّ ٍة وقف ِو َكذَالِكَ يَ ْفعَلُ ْونَ ] النمل َ ت ا َِّن ْال ُملُ ْوكَ اِذَا دَ َخلُ ْوا قَ ْريَةً ا َ ْف
َ سد ُْوه ْ َقَال
- Waqaf Tam terkadang terjadi pada pertengahan ayat, seperti waqaf pada kata اِذْ َجا َء ِن ْيdalam
ayat :
- Dan waqaf Tam dapat terjadi pula sesudah habis ayat tambah sedikit, seperti waqaf pada kata
َو ِباللَّ ْي ِلdalam ayat :
[138 - 137 : ص ِب ِحيْنَ ☼ َو ِباللَّي ْْل وقف اَفَالَ ت َ ْع ِقلُ ْونَ ] الصفات
ْ َواِنَّ ُك ْم لَت َ ُم ُّر ْونَ َعلَ ْي ِه ْم ُم
2. WAQAF KAFI (cukup). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang menurut tata
bahasa sudah dianggap cukup, tetapi dari segi arti, cerita atau kisah masih ada kaitannya dengan
ayat berikutnya. Seperti waqaf pada ☼ َ ي ُْو ِقنُ ْونdalam ayat berikut :
َوالَّ ِذيْنَ يُؤْ ِمنُ ْونَ بِ َما ا ُ ْن ِز َل اِلَيْكَ َو َما ا ُ ْن ِز َل ِم ْن قَ ْبلِكَ ج َوبِاأل َ ِخ َرةِ ُه ْم ي ُْوقِنُ ْونَ ☼ اُولئِكَ َعلَى ُهدًى ِِّم ْن َّربِِّ ِه ْم ال َواُولئِكَ ُه ُم
[ 5 – 4 : ْال ُم ْف ِل ُح ْونَ ☼ ] البقرة
3. WAQAF HASAN (baik). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah dianggap
baik menurut tata bahasa, tetapi masih ada kaitan dengan ayat berikutnya, baik dari segi arti
maupun tata bahasa. Seperti waqaf pada ☼ َ ْال َعالَ ِمـيْنdalam ayat berikut :
4. WAQAF QABIH (buruk). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang menurut tata
bahasa tergolong buruk dan bahkan merusak arti atau maksud dari makna ayat yang sebenarnya.
َ ِل ْل ُمdalam ayat berikut :
Seperti waqaf pada ☼ َص ِلِّيْن
َ صالَ تِ ِه ْم
َساه ُْون َ ☼ فَ َو ْي ٌل ِل ْل ُم
َ ص ِلِّيْنَ ☼ الَّ ِذيْنَ ُه ْم َع ْن
َ ِل ْل ُمakan merusak arti atau maksud ayat. Maksud dari ayat adalah : “Neraka
Waqaf pada ☼ َص ِلِّيْن
itu untuk orang-orang yang melalaikan shalat” Ketika waqaf pada ☼ َص ِ ِّليْن َ ِل ْل ُم, maka maksud ayat
lalu berubah menjadi :
“Neraka itu untuk orang-orang yang mengerjakan shalat"
CARA BERWAQAF
Waqaf dalam membaca Al-Qur’an dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut, yaitu :
1. Akhir suku kata dimatikan dalam bacaan apabila berharakat fathah, kasrah, dhammah,
kasratain atau dhammatain [ ٍ ] ـ َ ـِ ـ ُ ـ ٌ ـContoh :
2. Akhir suku kata dimatikan [ ْ] ـdalam bacaan apabila berharakat : Fathah, kasrah atau dammah
yang sebelumnya ada Alif [ُ ] ا ـَ ـ ِ ـseperti :
َ ب ☼ ْال ِح
☼ ُساب َ اب ☼ ْال ِح
ِ سا َ سَ ْال ِحdibaca ☼ ْسا ب
َ الح
ِ
َ يُ ْنdibaca ☼ ص ُر ْو ْن
- Fathah sebelumnya ada Wa [ َ ] ْو ـseperti : ☼ َص ُر ْون َ يُ ْن
3. Akhir suku kata berharakat fathatain dan sesudahnya ada huruf Alif [ ]ـً اdibaca fathah []ـَ ا,
seperti : ☼ َح ِك ْي ًماdibaca = ☼ َح ِك ْي َما
- atau akhir suku kata terdiri dari huruf Hamzah berharakat fathatainn [ ] ًءdibaca fathah [ ] َء,
seperti : ☼ َما ًءdibaca = ☼ َمائَا
- atau akhir suku kata terdiri dari Alif maqshurah dan sebelumnya berharakat fathatain [ ] ـ ً ى
dibaca fathah [ ]ـ َ ى, seperti : ☼ س ًّمى
َ ُمdibaca = ☼ س َّمى
َ ُم
4. Akhir suku kata terdiri dari Ta’ Marbuthah [ ] ـة ـ ةdimatikan dan bunyinya berubah menjadi
bunyi Ha’ [ ] ـ ْه ـ ْه, seperti :
5. Akhir suku kata yang terdiri dari huruf Ha’ berharakat kasrah atau dhammah [ ُ] ـ ِه ـ ـه
dimatikan [ ] ـ ْه ـ ـ ْه, seperti :
6. Akhir suku kata terdiri dari huruf Mad atau huruf mati, dibaca apa adanya tanpa ada
perubahan, seperti :
☼ اَ ْقفَالُ َهاtetap dibaca ☼ ☼ َجنَّاتِ ْي- ا َ ْقفَالُ َهاtetap dibaca ☼ سقُ ْوا
َ َ َجنَّاتِ ْي ☼ فtetap dibaca ☼ ☼ - سقُ ْوا
َ َف
ْ لَ َيtetap dibaca ☼ طغَى ☼ َعلَ ْي ِه ْم
طغَى ْ لَ َيtetap dibaca ☼ ْ ☼ ي ُْولَد- َعلَ ْي ِه ْمtetap dibaca ☼ ْي ُْولَد
7. Akhir suku kata terdiri dari huruf hidup, sedangkan sebelumnya terdapat huruf mati seperti
dalam kurung [ ُ ـْ ـ/ ِ ـْ ـ/ َ ] ـْ ـmaka huruf akhir suku kata itu dimaitkan seperti dalam kurung [ ْ ـْ ـ/ ْـْ ـ
/ ْ ] ـْ ـsehingga ada dua huruf mati. Cara mewaqafkan, cukup sekedar bunyi akhir suku kata itu
didengar sendiri atau oleh orang yang berdekatan sebagai isyarat bahwa ada huruf mati, sehingga
waqaf seperti ini disebut “waqaf isyarat”. Contoh :
ْ َ☼و ْالع
ص ْر َ dibaca ـر ْ َ ☼ َو ْالعdibaca ـر
ْ ص ِر ☼ ـ َواأل َ ْم ُ ☼واأل َ ْم
َ
8. Akhir suku kata bertasydid dimatikan tanpa menghilangkan fungsi tasydidnya, seperti : ☼
ِم ْنـ ُه َّنdibaca ☼ ـ ِم ْنـ ُه ِّْن ☼خلَقَ ُه َّنdibaca ☼ َخلَقَ ُه ِّْن
9.Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ] ؤdimatikan bila waqaf, dan dibaca pendek
bila washal, seperti :
- يَـتَـفَـيَّـؤُ اbila Waqaf ☼Tulisan QS.An-Nahl [16] : 48 - ْ يَـت َـفَـيَّـأ- dan bila Washal dibaca يَـت َـفَـيَـ ُؤا
ُِظالَلُه
- َيـ ْعـ َبــؤُ اbila Waqaf dibaca ☼Tulisan QS.Al-Furqan [26] : 77 - ْ َيـ ْعـ َبـأ- dan bila Washal dibaca
يَـ ْعـبَـؤُ ا بِـ ُك ْم
Demikian pula dalam QS.Yusuf [12] : 84 ت َـ ْفـتَـؤُ ا, - dalam QS. Thaha يَـد َْرؤُ ا[20] : 18 اَت ََـو َّكـؤُ ا,- dan
dalam QS. An-Nur [24] : 8
10.Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ] ؤbila waqaf dimatikan sesudah membaca
panjang huruf sebelumnya, dan bila washal hamzah dibaca pendek seperti :
Tulisan - عُـلَـمـؤُ اbila Waqaf dibacaQS. Asy-Syu'araa' : [26} :197 - ☼ عُـلَـ َمـا ْء- dan bila Washal
dibaca عُـلَـمـ ُؤا َب ِن ْي اِس َْرا ِئ ْي َل
Demikian pula dalam QS.Fathir [35] : 28 عُـلَـمـؤُ ا,- QS. Ibrahim : الضُّـعَـفـؤُ ا,- QS.Yunus [10] :[14]
ُ ـركـؤُ ا
: 21 ,- dan Al-Mu’min [40] : 47 شـفَـعــ ُؤا َ شُ ,- QS.Ar-Ruum [30] :13 28
TANDA-TANDA WAQAF
1. مWAQAF LAZIM [ف الَ ِز ْم ْ َ]وق َ Tanda mesti berhenti.
2. الLA WAQFA [ ف ْ
َ ] الَ َوقTanda tidak boleh berhenti.
1. طWAQAF MUTHLAQ [ طلَ ْق ْ ف ُمْ َ ] َوقTanda sempurna berhenti.
2. جWAQAF JAIZ [ ف َجائِ ْز ْ َ ] َوقTanda boleh berhenti dan boleh terus.
3. زWAQAF MUJAWWAZ [ ] ُم َج َّو ْزTanda boleh berhenti, terus lebih baik.
4. صWAQAF MURAKH-KHASH [ ص ْ ف ُم َر َّخ
ْ َ ] َوقTanda diringankan (di bolehkan) berhenti
karena mempunyai nafas pendek, terus lebih baik.
5. قفWAQAF MUSTAHAB [ ْف ُم ْست َ َحب ْ َ] َوق. Tanda berhenti lebih baik, tidak salah kalau terus.
6. قلىWAQAF AULA [ف ا َ ْولَى ْ َ]وق.
َ Tanda berhenti lebih baik.
7. قQILA WAQAF [ ف َ
ْ ] قِ ْي َل َوقSebagian pendapat, tanda boleh berhenti.
8. صلىWASHAL AULA [ص ْل اَ ْولَى َ ]و
َ Tanda terus lebih baik.
11. كKadza lika Muthabiq lima qablahu [ُطا ِب ٌق ِل َما قَ ْبلَه َ ] َكذَالِكَ ُمTanda berhenti seperti tanda waqaf
sebelumnya.
12. … ___… WAQAF MU’ANAQAH [ ف ُم َعا َنقَ ِة ْ َ] َوقTanda boleh berhenti pada salah satu titik
tiga.
13. سكت/ سSAKTAH [ ] َس ْكت َْةTanda berhenti sejenak tanpa ambil nafas.
mengenai tanda tanda waqaf ulama' yang sepuluh banyak yang tidak sama (khilaf) jadi anda bisa
mengikuti salah satunya.
dan untuk lebih baiknya anda ikuti ulama' yang masuk pada mutawattir,begitu juga dalam
qiroatnya,lebih baik anda ikuti yang mutawattir saja,atau diwaktu anda bersama orang lain
(banyak orang) gunakanlah yang mutawattir,hal ini untuk menjaga salah persepsi orang yang
mendengarkan anda.
mungkin untuk lebih jelasnya saya akan bahas dilain kesempatan tentang qiro'ah
Sekian dulu semoga manfaat.Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Waqaf dan Ibtida',Macam Macam Waqaf dan Ibtida',Pengertian Waqaf dan
Ibtida',Definisi Waqaf dan Ibtida'
Di Terbitkan oleh
Kategory → Waqaf dan Ibtida' » alqur'an dan alhadits , qiro'atul qur'an , tajwid , ushulut tafsir ,
waqaf , waqaf dan ibtida' » Sumber Ilmu
Arsip Blog
► 2014 (4)
► 2013 (11)
▼ 2012 (84)
o ► November (10)
o ► Oktober (10)
o ► September (1)
o ► Agustus (1)
o ► Juli (4)
o ► Juni (6)
o ► Mei (5)
o ► April (5)
o ► Maret (8)
o ▼ Februari (9)
AL-QUR'AN
AL-ILMU DAN AL-MA'RIFAH
anda blogger muslim
Waqaf dan Ibtida'
Email Gratis Terbaik
Email Gratis Mughits
Waqaf Binnaql
pacaran yang islami
salah kaprah dalam bahasa arab
o ► Januari (25)
► 2011 (122)
Entri Populer
Hukum Oral Sex atau Nyepong (Blow Job) dalam Islam
Pengertian/Definisi Paradigma
Waqaf dan Ibtida'
Pengertian Administrator dan Administrasi
Pengertian Agama
apa itu definisi
Definisi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
Definisi Al-qur'an
pengertian Pragmatisme
Kumpulan Hadits Mengenai Bulan Puasa Ramadlan
Copyright © 2012. Sumber Ilmu - All Rights Reserved Template by Blog Bamz - Sumber Ilmu
B. HUKUM BACAAN WAQAF ( TANDA BERHENTI )
1. Pengertian Waqaf
Waqaf artinya berhenti. Maksudnya di dalam al-Qur’an ada aturan bacaan yang di baca Wasal (
lanjut ) atau tidak berhenti dan ada pula yang harus di baca waqaf ( berhenti)
Bacaan waqaf dan wasal itu berkaitan dengan makna atau maksud yang terkandung di dalam
ayat tersebut. Misalnya ayat:
Pembaca tidak boleh berhenti pada bacaan itu karena bila berhenti atau waqaf pada bacaan itu
bisa mengubah maksud ayat.
Ada beberapa hukum waqaf dalam membaca al-Qur’an. yaitu :
1 : م: Waful Lazim : Harus berhenti tidak boleh terus.
3. ﻘﻠﻰ:al - waafu aula. Boleh berhenti atau terus tetapi lebih balk berhenti. QS. Al —a’raf ayat
11:
5. ﺼﻠﻰ : al-waslu aula: Boleh berhenti atau terus tetapi lebih baik terus
6. .‘. - .‘. : Munaqah : Lebih utama berhenti pada salah satu tanda
Pengertian Waqaf
https://indoboclub.com/?ref=Rasyid
A. Pengertian Waqaf
Waqaf secara sederhana dapat diartikan sebagai penghentian bacaan al-quran karena sebab-sebab
tertentu. Lawanya waqaf ialah washal, yang berarti menyambung bacaan.
Waqaf menurut bahasa ialah al-Habs yang artinya menahan. Sedangkan menurut istilah, waqaf
adalah:
ﻗﻄﻊ اﻟﺼﻮت ﻋﲆ اﻟﻜﻠﻤﺔ زﻣﻨﺎ ﻳﺴﲆا ﻳﺘﻨﻔﺲ ﻓﻴﻪ ﻋﺎدة ﺑﻨﻴﺔ اﺳﺘﺌﻨﺎف
اﻟﻘﺮاءة
Memutuskan suara pada suatu kalimat dalam waktu tertentu, tidak begitu lama, kemudian mengambil nafas satu
kali dengan niat untuk memulai kembali bacaan al-Qur’an.1[1]
B. Macam-Macam Waqaf
Dilihat dari sebabnya, secara umum waqaf terbagi menjadi empat bagian,2[2] yaitu:
1. Waqaf Idl-thirari
Idl-thirari Secara bahasa berasal dari kata dlarara ﴾﴿ﺿﺮر, yang berarti darurat. Waqaf Idl-thirari
menurut istilah ialah :
Seorang qari yang dalam keadaan darurat, seperti kehabisan nafas, batuk, atau lupa, boleh
menghentikan bacaan al-Qurannya dimana saja. Namun, ketika ia hendak memulai lagi bacaannya, ada
dua pilihan baginya:
)٨ : (اﻟﺒﻴـﻨﺔ.... ﺟﺰاﺆﮬﻢﻋﻨﺫرﺑﮬﻢ
....ﺟﺰاﺆﮬﻢ
b. Ia boleh melanjutkan bacaan pada kalimat berikutnya tanpa harus mengulang kembali bacaanya jika
ia berhenti pada tempat yang dibenarkan. Contoh, menghentikan bacaan pada akhir ayat berikut ini:
1. Waqaf Intizhari
Intizhari secara bahasa artinya menunggu. Waqaf Intizhari menurut istilah adalah:
4[4] Misalnya, berhenti pada kalimat yang belum sempurna lafazhnya atau maknanya, atau berhenti
pada tempat yang tidak dibenarkan. Lihat penjelasan tentang Waqaf Qabih.
واﲆﺟﺎﺮة....
Dari ayat yang berbunyi:
( ٢٤ :) اﻟﺒﻘﺮة
Sebagian ulama qiraat menyatakan boleh berhenti atau boleh terus pada lafazh tersebut,
sehingga mereka menandainya dengan tanda waqaf Ja-iz ()ج. Namun, sebagian berpendirian lebih baik
diteruskan/disambung lebih baik, sehingga mereka menandainya dengan tanda waqaf al-Washlu Aula
( ) ﺻﻞ.
Untuk mempertemukan dua pendapat tersebut, bacaan dihentikan pada lafazh ﻮاﲆﺧﺎرة ,baru
kemudian mengulanginya dari lafazh اﻟﲆatau dari lafazh sebelumnya yang cocok dan baik.6[6]
2. Waqaf Ikhtibari
Ikhtibari secara bahasa artinya memberi keterangan, berasal dari kata khabara ﴾ ﴿ﺧﺒر. Waqaf
Ikhtibari menurut istilah ialah :
Waqaf pada lafazh اﺑﻨﲆdalam ayat di atas tidak diperbolehkan, kecuali untuk kepentingan pengajaran
atau percobaan. Kalau terpaksa harus di-waqaf-kan juga, maka kalimat tersebut seharusnya dibaca:
Yakni dengan tambahan nun ( ن ) pada ujung lafazh.7[7] Namun, apabila lafazh
tersebut dibaca bersambung dengan lafazh berikutnya atau berikutnya kita tidak berhenti pada lafazh
tersebut, huruf nun hilang dan kita membaca sebagaimana tertulis di mushaf.8[8]
7[7] Tambahan nun pada lafazh tersebut adalah untuk menjelaskan bahwa suatu isim (yakni lafazh ibnai)
idlafat kepada isim sesudahnya (yakni lafazh adama). Keberadaan nun mutlak adanya sebagai ciri isim
dari lafazh ibnai jika lafazh tersebut dibaca waqaf. Tetapi bila lafazh tersebut di-washal-kan, nun
otomatis hilang sebagai syarat idlafat.
3. Waqaf Ikhtiyari
Ikhtiyari berasal dari kata khayara ( ﺧﲆ ), yang berarti memilih. Waqaf Ihktiyari menurut istilah
adalah:
Jadi, Waqaf Ikhtiyari adalah waqaf yang dipilih dengan sengaja oleh seorang qari untuk
menghentikan bacaan al-Qurannya pada suatu lafazh/kalimat. Pilihannya untuk waqaf pada
lafazh/kalimat tersebut bukan karena alasan idl-thirari (darurat), intizhari (menunggu), atau ikhtibari
(memberi ketenangan). Keputusannya untuk waqaf semata-mata merupakan hatinya sendiri.
Secara bahasa, tamm artinya sempurna. Waqaf Tamm menurut istilah ialah:
Waqaf Tamm biasanya terjadi pada akhir ayat atau kisah. Dengan demikian, lanjutan ayatnya
pun menjelaskan suatu keterangan atau kisah yang baru, yang tidak lagi berkaitan secara lafazh maupun
makna. Merupakan hal yang baik sekali jika seorang qari memilih menghentikan bacaannya pada Waqaf
Tamm ini.
Sebagai contoh, seorang qari berhenti pada ayat berikut ini:
Ayat ini merupakan akhir dari suatu penjelasan tentang golongan orang-orang bertakwa. Ayat
selanjutnya, tidak lagi berkaitan, baik secara lafazh maupun makna, yaitu ayat yang berbunyi:
Tanda waqaf yang dapat dijadikan pedoman guna menunjukkan bahwa waqaf pada tempat tersebut
tergolong sebagai Waqaf Tamm ialah tanda waqaf Lazim ( ) م, tanda waqaf Muthlaq ( ) ﻁ, atau tanda
waqaf al-Waqfu Aula ( ) ﻗﻟﻰ.
Secara bahasa, kafi artinya cukup. Waqaf Kafi menurut istilah ialah:
Sebagai contoh, seorang qari memilih menghentikan bacaannya pada akhir ayat berikut ini:
ﻮاﻟﺪﻳﻦ ﻳٶﻣﻨﻮﻦ ﲆﺎ اﻧﺰﻝ اﻟﻴك ﻮﻣﺎ اﻧﺰ ﻝﻣﻦ ﻗﺒﻠك ﻮﺑﺎﻻﺧﺮة ﮬﻢ ﻳﻮﻗﻨﻮﻦ
Dan mereka yang beriman kepada kitab (al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah
dirurunkan sebelummu serta mereka yakin adanya (kehidupan) akhirat. (Q.S. 2 al-Baqarah: 4)
Dari segi lafazh atau aturan ketatabahasaan (al-irab), berhenti pada akhir ayat di atas sudah cukup
memadai. Namun dari segi makna atau keterangan yang ditampilakan, ayat tersebut masih bertalian
dengan ayat selanjutnya yang berbunyi:
tersebut tergolong sebagai Waqaf Kafi ialah tanda waqaf Ja-iz ( ) ج.
c) Waqaf Hasan
Hasan secara bahasa artinya baik. Waqaf Hasan menurut istilah ialah:
اﻟﻮﻗﻒ ﻋﲆ ﻛﻠﻤﺔ ﺗﻌﻠﻖ ﻣﺎ ﺑﻌﺪﮬﺎ ﺑﮬﺎ ﻮﲆﺎ ﻗﺒﻠﻬﺎ ﻟﻔﻆﺎ ﻮﻣﻌﲆ ﺑﺴﺮﻃ ﲆﺎم
ﺗﻠك اﻟﻜﻠﻤﺔ اﻟﻜﻼم ﻋﻨﺪ
Berhenti pada kalimat yang secara lafazh (atau al-i’rab) dan makna masih berkaitan dengan kalimat sebelum dan
sesudahnya, tetapi dengan syarat susunan kalimatnya telah sempurna.12[12]
Dengan kata lain, Waqaf Hasan ialah waqaf pada lafazh yang dipandang baik tetapi tidak baik bila
memulai lafazh sesudahnya. Alasannya karena waqaf sesudahnya itu masih berhubungan secara lafazh
dan makna dengan lafazh yang di-waqaf-kan tadi.
Waqaf Hasan dapat terjadi di pertengahan ayat atau di akhir ayat. Contoh Waqaf Hasan pada
pertengahan ayat ialah berhenti pada lafazh:
......اﲆﻤﺪﻟﻠﻪ
Segala puji bagi Allah...
Dilihat dari susunan kalimatnya, waqaf di atas sudah sempurna,tetapi dari segi lafazh dan makna masih
berhubungan erat dengan lafazh selanjutnya, yakni:
12[12] Hidayatul Mustafid hlm. 26 dengan tambahan lafazh wa ma’na dari Ar-Raid fi Tajwidil Quran hlm.
36. lihat pula Kaifa Taqra-ul Quran hlm. 175-176.
Adapun contoh Waqaf Hasan untuk akhir ayat ialah menghentikan bacaan pada akhir ayat
berikut ini:
Dari segi susunan kalimat, waqaf di atas sudah baik, tetapi dari segi lafazh dan makna masih
berhubungan dengan ayat selanjutnya:
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam Waqaf Hasan, dua lafazh atau ayat yang terpisah karena
pemberhentian bacaan, masih memiliki hubungan erat dari segi lafazh dan makna.
Secara hukum, seorang qari sebenarnya tidak dilarang melakukan pemberhentian bacaan
berdasarkan klasifikasi Waqaf Hasan, apalagi untuk bacaan di akhir ayat. Yang perlu diperhatiakn ialah
tatkala ia melakukan di pertengahan ayat. Untuk kasus ini, sunah baginya mengulang bacaan lafazh
sebelumnya yang layak dan baik.13[13]
Sebagai contoh untuk Waqaf Hasan dipertengahan ayat, seperti disebutkan dalam contoh di
atas, seorang qari dapat memulai kembali bacaannya (ibtida’) dari awal ayat: al-hamdulillahi... dan
seterusnya.
Tanda waqaf yang dapat dijadikan pedoman guna menunjukkan bahwa waqaf pada tempat tersebut
tergolong sebagai Waqaf Hasan ialah tanda waqaf al-Washlu Aula ( ) ﺻﲆ.
Secara bahasa, qabih artinya buruk. Waqaf Qabih menurut istilah adalah:
اﻟوﻗﻒ ﻋﲆ ﻟﻔﻈ ﻏﲆ ﻣﻔﻴﺪ ﻟﻌﺪم ﲆام اﻟﮑﻼم وﻗﺪ ﺗﻌﻠﻖ ﻣﺎ ﺑﻌﺪہ ﲆﺎ ﻗﺒﻠﻪ
ﻟﻔﻈﺎ وﻣﻌﲆ
Berhenti pada kalimat yang memberikan makna tidak baik, karena susunan kalimatnya tidak sempurna serta masih
bertalian dengan kalimat sesudah dan sebelumnya, baik dalam lafazh maupun makna.14[14]
1. Segi Lafazh
Waqaf Qabih dinilai buruk dari segi lafazh karena menyebabkan munculnya kerancuan dari segi tata
bahasa atau Ilmu Nahwu, terutama yang menyangkut permasalahan al-i’rab dan kedudukan kalimat.
Bacaan yang dihentikan secara qabih (buruk), maknanya tidak bisa dipahami. Atau kalaupun dapat
dipahami, maknanya menjadi bertentangan, karena sulit diketahui kepada apa atau siapa lafazh
tersebut distandarkan.
Contohnya, waqaf pada lafazh ﺏﺴﻢdari lafazh ﺏﺴﻢﷲ. Kedua lafazh ini tidak bisa dipisahkan
karena lafazh yang pertama berkedudukan sebagai mudlaf, semantara lafazh berikutnya sebagai mudlaf
ilaih. Dua kata ini seumpama kalimat majemuk yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain.
Contoh lainnya ialah waqaf pada lafazh اﲆﻤدdari lafazh اﲆﻤدﷲ. lafazh pertama berkedudukan
sebagai mubtada’, (pokok kalimat), sedangkan lafazh kedua berkedudukan sebagai khabar (keterangan).
2. Segi Makna
Dengan demikian jelaslah bahwa seorang qari tidak boleh menghentikan bacaan al-Qurannya
dengan sengaja pada Waqaf Qabih, kecuali karena keadaan darurat, seperti kehabisan napas, bersin,
batuk dan lain-lain. Hal-hal semacam ini tergolong sebagai Waqaf Idl-thirari. Dan sebagaimana
dijelaskan dalam pembahasan tentang Waqaf idl-thirari sebelumnya, bacaan yang dihentikan secara
darurat tersebut harus diulangi (muraja’ah) dari lafazh sebelumnya yang cocok dan baik.
Jika ketentuan pengulangan bacaan ini diabaikan, maka dikhawatirkan terjadi pengaburan
makna dari kalimat yang dihentikan tersebut.
Sebagai contoh, seorang qari berhenti pada lafazh-lafazh tertentu di bawah ini dan memulai
kembali bacaannya pada lafazh lanjutannya tanpa mengulang:
Jika tidak diulang, maka makna dari kalimat selanjutnya menjadi sangat kabur, bahkan berbahaya, yaitu:
Tanda waqaf yang dapat dijadikan pedoman guna menunjukkan bahwa waqaf pada tempat
tersebut tergolong sebagai Waqaf Qabih ialah tanda waqaf ‘Adamul Waqf ( ) ﻻ.
C. Skema Macam-macam Waqaf
Diposkan oleh Rasyid amin di 23.26