Anda di halaman 1dari 71

SISTEM KONTROL DAN MONITORING LAMPU RUMAH

OTOMATIS BERBASIS IOT MENGGUNAKAN WEMOS D1


MINI

SKRIPSI

UTARI
170801007

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

Universitas Sumatera Utara


SISTEM KONTROL DAN MONITORING LAMPU RUMAH
OTOMATIS BERBASIS IOT MENGGUNAKAN WEMOS D1
MINI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Melengkapi Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Sains

UTARI
170801007

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

Universitas Sumatera Utara


i

Universitas Sumatera Utara


ii

PERNYATAAN

Sistem Kontrol dan Monitoring Lampu Rumah Otomatis Berbasis


IOT Menggunakan Wemos D1 Mini

SKRIPSI

Saya mengaku bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan
dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 22 September 2021

Utari
Nim. 170801007

Universitas Sumatera Utara


iii

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat,
karunia, rahmat-Nya dari awal penulis memulai perkuliahan di Universitas Sumatera
Utara, yaitu di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam tepatnya di program
studi S1 Fisika hingga tiba pada titik ini dimana penulis dapat menyelesaikan skripsi
atau tugas akhir yang berjudul “SISTEM KONTROL DAN MONITORING
LAMPU RUMAH OTOMATIS BEBASIS IOT MENGGUNAKAN WEMOS
D1 MINI”. skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan dan syarat untuk
menyelesaikan program studi Strata Satu (S1) Fisika, serta mendapatkan gelar Sarjana
penulis.
Selama menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis menyadari dan merasakan
banyak dukungan, saran, perhatian, bantuan, masukan, dan bimbingan yang telah
penulis terima dari berbagai pihak. Dengan ketulusan hati penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya atas
segala yang penulis terima. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada:
 Kedua orang tua saya tercinta, ayah saya Sanib dan ibu saya Sri Asmana yang
selalu mendoakan saya, memberikan banyak cinta, semangat, motivasi, materi,
dan banyak lainya yang tidak mampu saya sebutkan satu- persatu.
 Ibu Dr Nursahara Pasaribu, M.Sc sebagai Dekan FMIPA USU
 Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji, MS ketua Departemen Fisika FMIPA USU.
 Bapak Awan Maghfirah, S.Si, M.Si sekretaris Departemen Fisika FMIPA
USU.
 Bapak,Lukman Hakim,S.Si,M.Si.Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan kritik, saran, masukan, serta ide-ide selama penulis mengerjakan
skripsi ini.
 Bapak Alm. Takdir Tamba,M.Eng.Sc.Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan kritik, saran, masukan, serta ide-ide selama penulis mengerjakan
skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara


iv

 Seluruh Bapak/Ibu dosen Fisika Universitas Sumatera Utara yang telah


mendidik saya selama kurang lebih 4 Tahun.
 Saudara saya, Adik saya Utomo yang membuat saya untuk semangat serta
memotivasi saya untuk segera menyelesaikan gelar sarjana.
 Sahabat saya Adinda Nursabilla Purba,Henny Pramita Sari, dan Anisah Amini
Nasution, terimakasih karena sudah berjuang bersama selama kita
diperantauan,suka-duka diskusi,belajar,saling menyemangati serta
memotivasi.
 Teman –teman Fisika 2017 terimakasih karena kita sudah berjuang dan
menyelesaikan masa kuliah kita, banyak pengalaman dan pelajaran yang saya
dapatkan dari teman-teman.

Tugas Akhir ini penulis dedikasikan kepada mereka atas ungkapan


terimakasih serta rasa syukur atas kebaikan, sabar, cinta, dan kasih saying. Penulis
menyadari bahwa Tugas akhir ini belum dapat dikatakan sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menyempurnakan Tugas
Akhir ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga Tulisan ini dapat
berguna bagi para pembaca dan kepentingan banyak orang.

Medan, 22 September 2021

Utari

Universitas Sumatera Utara


v

SISTEM KONTROL DAN MONITORING LAMPU RUMAH


OTOMATIS BERBASIS IOT MENGGUNAKAN WEMOS D1
MINI

ABSTRAK

Telah berhasil di rancang Sistem kontrol dan monitoring lampu rumah berbasis
IoT menggunakan Wemos D1 Mini. Alat ini di rancang untuk dapat mengkontrol
secara otomatis serta dapat memonitoring arus dan tegangan yang terdapat pada lampu
rumah. Sensor yang digunakan untuk mengukur arus pada lampu rumah yaitu sensor
ACS712 dan sensor yang digunakan untuk mengukur tegangan pada lampu rumah
yaitu sensor ZMPT101B. Alat ini di rancang memakai 3 lampu LED dimana masing-
masing lampu terdapat di teras rumah, ruang tamu dan dapur dengan variasi daya
lampu berbeda. Pada alat ini lampu rumah dapat dikontrol melalui aplikasi Blynk
menggunakan smartphone dimana di aplikasi ini pengguna dapat mematikan dan
menghidupkan lampu dengan smartphone. Pada alat ini juga terdapat sistem
monitoring arus dan tegangan pada lampu rumah secara online dengan aplikasi Blynk
melalui smartphone dengan memanfaatkan teknologi IoT. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa alat ini dapat mengontrol 3 lampu ruangan yaitu lampu pada
teras, ruang tamu dan dapur serta alat ini dapat memonitoring arus dan tegangan yang
terdapat pada 3 lampu LED secara online menggunakan aplikasi Blynk melalui
smartphone. Dengan demikian, alat ini dapat mengkontrol pada lampu LED pada 3
ruangan dengan baik dan memonitoring arus dan tegangan pada lampu LED yang
berbasis IoT menggunakan Wemos D1 Mini.

Kata Kunci : Lampu LED, Blynk , Wemos D1 Mini, ZMPT101B, ACS712

Universitas Sumatera Utara


vi

AUTOMATIC HOME LIGHT CONTROL AND MONITORING


SYSTEM USING WEMOS D1 MINI BASED IOT

ABSTRACT

Automatic home light control and monitoring system using Wemos D1 Mini has been
successfully. This tool is designed to be able to control automatically and can monitor
the current and voltage contained in house lights. The sensor used to measure the
current in the house lights is the ACS712 sensor and the sensor used to measure the
voltage in the house lights is the ZMPT101B sensor. This tool is designed using 3 LED
lights, each of which is located on the terrace, living room and kitchen with different
lamp power variations. In this tool the house lights can be controlled through the Blynk
application using a smartphone where in this application the user can turn off and turn
on the lights with a smartphone. In this tool there is also an online current and voltage
monitoring system for house lights using the Blynk application via smartphones by
utilizing IOT technology. The test results show that this tool can control 3 room lights,
namely lights on the terrace, living room and kitchen and this tool can monitor the
current and voltage contained in 3 LED lights online using the Blynk application via
a smartphone. Thus, this tool can control the LED lights in 3 rooms properly and
monitor the current and voltage on LED lights that can based on IoT using the Wemos
D1 Mini.

Keywords: LED Light, Blynk, Wemos D1 Mini, ZMPT101B, ACS712

Universitas Sumatera Utara


vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ i


PERNYATAAN .......................................................................................................... ii
PENGHARGAAN ..................................................................................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................................. v
ABSTRACT ................................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................


1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ ..2
1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................


2.1 Lampu .................................................................................................... 5
2.1.1 Sejarah Lampu ............................................................................. 5
2.1.2 Lampu LED ................................................................................ 7
2.2 Internet of Things (IoT) ......................................................................... 7
2.3 Smartphone ............................................................................................ 9
2.3.1 Konsep Smartphone...................................................................... 9
2.3.2 Pengertian Smartphone ................................................................. 9
2.4 Smarthome ........................................................................................... 12
2.5 Wi-fi..................................................................................................... 12
2.6 WeMos D1 Mini .................................................................................. 14

Universitas Sumatera Utara


viii

2.7 Sofware Arduino IDE .......................................................................... 15


2.8 Blynk..................................................................................................... 16
2.9 Sofware Proteus 8 Profesional ............................................................. 16
2.10 Relay ................................................................................................. 17
2.11 Sensor Arus ACS712 ......................................................................... 18
2.12 Sensor Tegangan ZMPT101B ........................................................... 19
2.13 Adaptor .............................................................................................. 20
2.14 Multiplexer ....................................................................................... 20

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.................................................................


3.1 Diagram Blok ...................................................................................... 22
3.1.1 Keterangan Diagram Blok ............................................................. 23
3.1.2 Penjelasan Diagram Blok ............................................................. 23
3.2 Rangkaian Adaptor ............................................................................ 23
3.3 Rangkaian Wemos D1 Mini ................................................................ 24
3.4 Rangkaian Wemos D1 Mini dengan Multiplexer 74CH4067 ............. 24
3.5 Rangkaian Wemos D1 Mini dengan 3 Sensor ACS712 ...................... 25
3.6 Rangkaian Wemos D1 Mini dengan 3 Sensor ZMPT101B ................ 25
3.7 Rangkaian Relay yang Terhubung Dengan Lampu ............................. 26
3.8 Rangkaian Kesuluruhan Sistem ........................................................... 26
3.9 Pembuatan Akun Blynk ....................................................................... 27
3.10 Kalibrasi dan Analisa Data............................................................... 31
3.11 Diagram Alir (FlowChart) ................................................................ 33
3.11.1 Flowchart Rancangan Sistem .................................................... 33

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................


4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 34
4.2 Pengujian Wemos D1 Mini ................................................................. 34
4.3 Pengujian Multiplexer ......................................................................... 35
4.4 Pengujian Sensor Arus ACS712 ......................................................... 37
4.5 Pengujian Sensor Tegangan ZMPT101B ............................................ 39
4.6 Pengujian Blynk ................................................................................... 43

Universitas Sumatera Utara


ix

4.7 Pengujian Sistem Keseluruhan ............................................................ 43

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................


5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 51
5.2 Saran .................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 52


LAMPIRAN ..................................................................................................................

Universitas Sumatera Utara


x

DAFTAR TABEL

NO JUDUL HALAMAN
4.1 Tabel Pengujian Sensor ACS712 38
4.2 Tabel Perhitungan Standar Deviasi Pengukuran Sensor 38
ACS712
4.3 Tabel Pengujian Sensor ZMPT101B 40
4.4 Tabel Perhitungan Standar Deviasi Pengukuran Sensor 41
ZMPT101B
4.5 Tabel Hasil Pengujian Sistem Kontrol dan Monitoring 44
Lampu Rumah
4.6 Tabel Hasil Pengukuran Jarak Jangkauan Wifi atau 45
Hotspot

Universitas Sumatera Utara


xi

DAFTAR GAMBAR

NO JUDUL HALAMAN
2.1 Lampu LED 7
2.2 Internet of Things (IoT) 9
2.3 Smartphone 11
2.4 Smarthome 12
2.5 Wi-fi 14
2.6 WeMos D1 Mini 15
2.7 Sofware Arduino IDE 15
2.8 Blynk 16
2.9 Sofware Proteus 8 Profesional 17
2.10 Relay 18
2.11 Sensor Arus ACS712 19
2.12 Sensor Tegangan ZMPT101B 20
2.13 Adaptor 20
2.14 Multiplexer 74CH4067 21
3.1 Diagram Blok Rangkaian 22
3.2 Rangkaian Adaptor 24
3.3 Rangkaian Wemos D1 Mini 24
3.4 Rangkaian Wemos D1 Mini dengan Multiplexer 25
74CH4067
3.4 Rangkaian Sensor ACS712 25
3.5 Rangkaian ZMPT101B 25
3.6 Rangkaian Relay pada Lampu 26
3.7 Rangkaian Keseluruhan Sistem 26
3.9 Donwload Aplikasi pada Playstore 27

Universitas Sumatera Utara


xii

3.10 Tampilan Awal Blynk 27


3.11 Tampilan Pembuatan Projek Baru 27
3.12 Tampilan Token pada Blynk 28
3.13 Notifikasi token melalui e-mail 28
3.14 Tampilan Widget Box 29
3.15 Tampilan pada Button 29
3.16 Tampilan blynk pada Value Display 30
3.17 Koin pada Blynk 30
3.18 Tampilan Kontrol dan Monitoring Lampu 30
4.1 Hasil Pengujian Wemos D1 Mini 35
4.2 Hasil Pengujian Multiplexer 37
4.3 Grafik Pengujian Sensor ACS712 39
4.4 Grafik Pengujian Sensor ZMPT101B 41
4.5 Tampilan Monitor Lampu pada Blynk 43

Universitas Sumatera Utara


xiii

DAFTAR SINGKATAN

TH = Tungsten Halogen
PCA = Polikristralin Aluminia
IoT = Intetnet of Things
PC = Personal Computer
PCS = Powerline Carrier Systems
WiFi = Wireless Fidelity
IEEE = Institute of Electrical and Electronics Engineers
WECA = Wireless Ethernet Compatibility Alliance
LAN = Local Area Network
WLAN = Wireless Local Area Network
ESP = Encapsulating Security Payload
PCB = Print Circuits Boards
ISIS = Intelegent Schematic Input System
IC = Integrated Circuit

Universitas Sumatera Utara


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Internet of Things (IoT) pertama kali diperkenalkan oleh Kevin Ashton pada
tahun 1999. Meski telah diperkenalkan sejak 18 tahun yang lalu, hingga kini belum
ada sebuah consensus global mengenai IoT. Namun secara umum konsep IoT
diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk menghubungkan objek-objek cerdas
dan memungkinkannya untuk berinteraksi dengan objek lain,lingkungan maupun
dengan peralatan komputasi cerdas lainnya melalui jaringan internet. Teknologi-
teknologi dalam IoT ini terhubung dengan berbagai terminal pengumpul data
melalui jaringan internet maupun jaringan komunikasi lainnya. Informasi mengenai
lingkungan di sekitar objek diambil secara realtime,kemudian diubah ke dalam
format data yang sesuai untuk ditransimisikan melalui jaringan, dan dikirim ke pusat
data. Data tersebut kemudian diolah oleh pengolah cerdas dengan menggunakan
komputasi awan dan teknologi komputasi cerdas lain yang dapat mengolah data
dalam jumlah besar, untuk mencapai tujuan IoT. ( Jaya, A. F,2018)
Seiring berkembangnya zaman masyarakat indonesia mulai beralih dari
pengguna lampu minyak tanah dalam menerangi menjadi lampu LED. Penggunaan
lampu ini lebih efektif dibanding dengan lampu minyak tanah karena tidak
memerlukan bahan bakar untuk menghidupkanya, hanya menguhubungkan lampu
dengan arus listrik. Perkembangan teknologi memberikan kemudahan dan
keamanan dalam kehidupan sehari-hari terkhusunya pada bidang internet.
Perkembangan teknologi dalam bidang internet memudahkan kita untuk terhubung
secara nirkabel. Internet berkembang secara cepat dalam kurun waktu yang singkat.
Dengan memanfaatkan internet kita bisa berkomunikasi,berbisnis,berbagi data,
berita, termasuk juga sarana pendidikan. Internet memberikan kita kemudahan tak
hanya sampai disitu. Internet memberikan kemudahan lainya sebagai contoh
memanfaatkan peralatan elektronik rumah tangga terkhusunya lampu. Dengan
memanfaatkan Internet of Things atau yang lebih sering disebut IoT kita bisa
tersambung dengan jaringan lokal maupun global untuk mengontrol lampu serta

Universitas Sumatera Utara


2

memonitoring arus dan tegangan dari lampu menggunakan smartphone yang kita
miliki melalui aplikasi blynk. Dengan memanfaatkan aplikasi blynk kita bisa
mematikan dan menghidupkan lampu serta memonitoring lampu rumah kapanpun.
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukanlah penelitian “SISTEM
KONTROL DAN MONITORING LAMPU RUMAH OTOMATIS
BERBASIS IOT MENGGUNAKAN WEMOS D1 MINI” dengan memanfaatkan
teknologi Internet of Things dan smartphone yang bertujuan untuk membantu dan
memudahkan manusia agar lebih efektif serta efisien.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas,Adapun rumusan masalah pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat sistem lampu rumah otomatis yang mampu
dikendalikan melalui smartphone?
2. Bagaimana mengontrol lampu rumah melalui smartphone?
3. Bagaimana mengetauhi arus yang dikeluarkan oleh lampu ?
4. Bagaimana mengetauhi tegangan yang di keluarkan oleh lampu ?
5. Bagaimana data pada sensor ACS712 dan sensor ZMPT101B dapat
mengirimkan informasi melalui WeMos D1 Mini berbasis IOT agar
ditampilkan dalam Blynk ?

1.3 Batasan Masalah


Agar isi dan pembahasan penelitian ini menjadi terarah, maka perlu dibuat batasan
masalah. Adapun batasan masalah pada penulisan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Lampu yang digunakan dalam penelitian ini adalah lampu LED dengam
variasi daya 11, 18 dan 24 Watt.
2. Mikrokontroller yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wemos D1 Mini
3. Perangkat yang digunakan untuk mengetauhi arus dari lampu LED
menggunakan sensor ACS712 .
4. Perangkat yang digunakan untuk mengetauhi tegangan dari lampu LED
menggunakan sensor ZMPT101B.
5. Aplikasi yang digunakan dalam mengontrol dan memonitoring lampu rumah
adalah Blynk

Universitas Sumatera Utara


3

6. Lampu ruangan yang akan dikendalikan hanya lampu teras,ruang tengah dan
dapur.
7. Penelitian yang dibuat dalam bentuk prototipe.

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Merancang sistem kontrol dan monitoring lampu rumah menggunakan Wemos
D1 Mini dan sistem kontrol dan monitoring lampu rumah yang dapat
terhubung dengan aplikasi blynk.
2. Memperluas aplikasi IoT untuk menghidupkan dan mematikam lampu rumah
secara praktis.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Memberi kemudahan dalam menghidupkan dan mematikan lampu rumah
menggunakan smartphone.
2. Memudahkan pengguna dalam memonitoring lampu rumah.

1.6 Sistematika Penulisan


HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang,rumusan masalah , tujuan, batasan masalah, manfaat
dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Universitas Sumatera Utara


4

Membahas mengenai tinjauan pustaka dan dasar teori yang menjadi panduan pada
pembuatan proposal tugas akhir.

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN CARA KERJA RANGKAIAN


Membahas mengenai metodologi, komponen yang digunakan dalam penelitian , blok
diagram,serta pembahasan tentang cara kerja rangkaian, program dan diagram alir
kerja sistem.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Membahas tentang prosedur dan hasil dan pembahasan pengujian bagian-bagian
sistem serta pengujian sistem secara keseluruhan.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan dari pengujian keseluruhan sistem dan
saran untuk mengembangkan atau menyempurnakan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lampu
2.1.1 Sejarah Lampu
Secara keseluruhan, kualitas lampu banyak dihujani melalui pengembangan
kawat tungsten yang didoping dengan kemurnian tinggi yang digunakan dalam
filamen. Lebih banyak lagi yang tersedia pengenalan lampu tungsten halogen (TH).
Untuk menghilangkan penggelapan dinding yang disebabkan oleh penguapan tungsten
dari filamen, lampu TH berujung ganda terdiri dari tabung kuarsa dengan filamen yang
dipasang secara aksial. Awalnya dalam pengembangan, lampu diberi dosis yodium
padat, tetapi kemudian kebanyakan dengan senyawa gas brom. Lampu TH ini menjadi
sangat populer di pasar penerangan luar ruangan. Suhu tinggi yang diperlukan untuk
memfasilitasi reaksi halogen dengan tungsten mengharuskan penggunaan kaca kuarsa
untuk selubung lampu. Lampu asli melahirkan pengembangan berbagai macam lampu
TH dengan watt rendah, seringkali miniatur, yang membuat terobosan besar ke pasar
komersial. Namun, lampu TH menemukan penerapannya yang paling spektakuler
pada lampu depan mobil. Dalam banyak kasus, industri berhasil mengganti amplop
kuarsa yang mahal dengan yang identik dari kaca borosilikat (keras). Pengembangan
lampu pijar tidak akan berhenti. Dari iluminasi luar ruangan dengan lampu watt tinggi,
rangkaian lampu ini dibuat mini dan sekarang berfungsi dalam versi tegangan rendah
dan watt rendah untuk aplikasi cahaya yang bagus.
Puncak perkembangan sumber cahaya luar biasa terjadi pada awal tahun 60-an
dengan diperkenalkannya lampu halida logam bertekanan tinggi (MH) dan natrium
tekanan tinggi (HPS). Dibangun dari desain lampu merkuri bertekanan tinggi,
menambahkan halida pada muatan dis-merkuri sangat meningkatkan efektivitas lampu
merkuri HP dan juga meningkatkan kemampuan rendering warna dan warna
sumbernya. Versi awal adalah jenis watt tinggi yang menghasilkan efisiensi 80 hingga
130 lumens per watt.
Versi yang lebih baru dari jenis lampu ini dirancang untuk watt serendah 35W.
Meski kelihatannya luar biasa, lampu halida logam sekarang digunakan untuk lampu
depan mobil. Lampu baru yang paling menarik, tanpa ada tandingannya, adalah lampu

Universitas Sumatera Utara


6

HPS. Dengan pengecualian lampu natrium tekanan rendah, lampu HPS melebihi
semua jenis lampu lain dalam hal kemanjuran cahaya, dan cocok dengan sebagian
besar lampu lain dalam masa pakai. Kemunculan lampu ini dimungkinkan dengan
adanya alumina sinter tembus pandang. Tekanan tinggi pada tabung busur
menyebabkan pelebaran garis pada natrium sejauh,secara umum, warna lampu cukup
memuaskan dan bahkan dapat disesuaikan dengan desain untuk memberikan warna
yang sangat bagus. Versi miniatur dengan watt rendah yang baru dikembangkan,
dikombinasikan dengan aditif lampu MH, sangat menjanjikan untuk digunakan di
rumah. Saat ini lampu HPS telah menjadi sumber penerangan yang disukai untuk jalan
raya, jalan raya, tempat parkir, gudang dan beberapa penerangan industri.
Penerangan listrik dimulai hampir 100 tahun yang lalu, ketika Edison
mematenkan lampu pijar filamen karbon komersialnya pada tahun 1880. Keberhasilan
Edison dalam menyempurnakan lampu pijar filamen karbon sangat penting dalam
memberikan arahan pada pengembangan lampu berdasarkan prinsip fisik lain daripada
radiasi termal, terutama pada konversi energi listrik menjadi emisi cahaya melalui
pelepasan gas atau operasi frekuensi tinggi.
Dia mendemonstrasikan bahwa kesuksesan sebagian besar bergantung pada
terobosan material. Pencapaian dalam penerangan selama paruh kedua abad ini
sepenuhnya membuktikan hal ini karena hal itu tidak akan mungkin terjadi tanpa
kemajuan besar dalam bahan konstruksi lampu. Kesaksian untuk fakta ini adalah
produksi kawat tungsten yang didoping dengan kemurnian tinggi untuk filamen dan
elektroda, pengembangan fosfor yang unik dan lebih efisien,teknologi canggih untuk
produksi tabung kuarsa dengan kemurnian tinggi yang akan digunakan untuk lampu
TH juga untuk lampu MH, serta pengembangan dan produksi tubing polikristalin
alumina (PCA) tembus cahaya untuk lampu HPS.
Satu hal lagi layak untuk dibuat revolusi lampu suksesnya berkat dua faktor
penting lainnya. Satu adalah komitmen manajemen perusahaan lampu untuk
menyediakan dukungan finansial jangka panjang untuk proyek pengembangan yang
dianggap perlu agar tetap menjadi pesaing di pasar lampu. Faktor kedua adalah
komitmen karir jangka panjang dari sekelompok kecil ilmuwan dan insinyur yang
berdedikasi dan relatif kecil yang mengabdikan pengetahuan dan pengalaman untuk
pengembangan lampu dan membuat revolus lampu menjadi mungkin. (Kane R, 2001)

Universitas Sumatera Utara


7

2.1.2 Lampu LED


Lampu LED merupakan jenis lampu yang paling hemat pemakaian
energinya. Lampu ini konstruksinya kecil sehingga dapat diterapkan dalam berbagai
aplikasi. Disamping itu, warna yang dihasilkan berwarna-warni sehingga nampak
indah. Jenis-jenis lampu memang sangat menguntungkan bagi kehidupan kita. Dengan
mempergunakan jenis lampu yang sesuai, maka dekorasi rumah kita dapat menjadi
indah. Lampu ini merupakan sirkuit semikonduktor yang memancarkan cahaya ketika
diairi listrik. Sifatnya berbeda dengan filamen yang harus dipijarkan (dibakar) atau
lampu TL yang merupakan pijaran partikel. Lampu LED memancarkan cahaya lewat
aliran listrik yang relatif tidak menghasilkan banyak panas. Karena itu lampu
LED terasa dingin dipakai karena tidak menambah panas ruangan seperti lampu
pijar. Lampu LED juga memiliki warna sinar yang beragam, yaitu putih, kuning, dan
warna-warna lainnya. Satu varian bentuk lampu LED,dimana bentuk lampu LED yang
menggantikan bohlam bisa bermacam-macam. Yang pasti adalah lampu
LED merupakan lampu berisi kumpulan LED kecil dengan warna putih atau kuning.

Gambar 2.1 Lampu LED


2.2 Internet of Things (IoT)

Internet of Things (IoT) adalah paradigma baru yang memungkinkan komunikasi


antara perangkat elektronik dan sensor melalui internet untuk memfasilitasi kehidupan
kita. IoT menggunakan perangkat pintar dan internet untuk memberikan solusi inovatif
untuk berbagai tantangan dan masalah yang terkait dengan berbagai bisnis, industri
pemerintah dan publik/swasta di seluruh dunia. IoT semakin menjadi aspek penting

Universitas Sumatera Utara


8

dalam hidup kita yang dapat dirasakan di mana saja di sekitar kita. Secara keseluruhan,
IoT adalah inovasi yang menyatukan berbagai macam sistem pintar, kerangka kerja,
serta perangkat dan sensor cerdas. Selain itu, ia memanfaatkan kuantum dan
nanoteknologi dalam hal penyimpanan, penginderaan, dan kecepatan pemrosesan
yang sebelumnya tidak dapat dibayangkan. Studi penelitian ekstensif telah dilakukan
dan tersedia dalam hal artikel ilmiah, laporan pers baik di internet maupun dalam
bentuk materi cetak untuk menggambarkan potensi keefektifan dan penerapan
transformasi IoT. Ini dapat digunakan sebagai pekerjaan persiapan sebelum membuat
rencana bisnis inovatif baru sambil mempertimbangkan keamanan, jaminan, dan
interoperabilitas.
Sistem ini memungkinkan transparansi, kontrol, dan kinerja yang lebih besar
ketika diterapkan pada industri atau sistem apa pun. Sistem ini memiliki fleksibilitas
sehingga cocok di lingkungan apa pun seperti industri, kesehatan, rumah, infrastruktur,
media marketing, otomatisasi rumah, pemantauan lingkungan air, pemantauan kualitas
air dan sebagainyaArsitektur IoT terdiri dari lima lapisan penting yang mendefinisikan
semua fungsi sistem IoT. Lapisan-lapisan ini adalah lapisan persepsi, lapisan jaringan,
lapisan middleware, lapisan aplikasi, lapisan bisnis. Di bagian bawah arsitektur IoT,
terdapat lapisan persepsi yang terdiri dari perangkat fisik yaitu sensor, chip RFID, kode
batang, dan lainya. Dan objek fisik lainnya yang terhubung dalam jaringan IoT.
Perangkat ini mengumpulkan informasi untuk dikirimkan ke lapisan jaringan.
Lapisan jaringan berfungsi sebagai media transmisi untuk menyampaikan informasi
dari lapisan persepsi ke sistem pemrosesan informasi. Transmisi informasi ini dapat
menggunakan media kabel/nirkabel bersama dengan 3G/4G, Wi-Fi, Bluetooth, dan
lainya. Lapisan tingkat berikutnya dikenal sebagai lapisan perangkat tengah. Tugas
utama lapisan ini adalah memproses informasi yang diterima dari lapisan jaringan dan
membuat keputusan berdasarkan hasil yang dicapai dari komputasi di mana-mana.
Selanjutnya, informasi yang diproses ini digunakan oleh lapisan aplikasi untuk
manajemen perangkat global. Di bagian atas arsitektur, terdapat lapisan bisnis yang
mengontrol keseluruhan sistem IoT, aplikasi, dan layanannya. Lapisan bisnis
memvisualisasikan informasi dan statistik yang diterima dari lapisan aplikasi dan
selanjutnya menggunakan pengetahuan ini untuk merencanakan target dan strategi

Universitas Sumatera Utara


9

masa depan. Selanjutnya, arsitektur IoT dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
dan domain aplikasi.

Gambar 2.2 Intenet of Things (IOT)

2.3 Smartphone
2.3.1 Konsep Smartphone
Konsep Smartphone memungkinkan berkomunikasi dari dan ke mana pun di
dunia adalah penemuan yang luar biasa.Seperti kebanyakan penemuan, ponsel
dibangun di atas rantai kemajuan teknologi sebelumnya. Tanpa kemajuan seperti
sirkuit terpadu, prosesor mikro, miniaturisasi semikonduktor,teknologi baterai dan,
tentu saja penemuan telepon dan radio, telepon seluler modern tidak akan mungkin
tercapai. Ponsel pintar menggabungkan ponsel dengan aliran teknologi lain: komputer,
yang menambahkan pintar dalam ponsel cerdas.Komputer telah berkembang dari
mainframe terpusat ke komputer pribadi dengan aplikasi yang dapat diunduh pengguna
dan antarmuka pengguna grafis. Dengan diperkenalkannya Internet dan email, PC
menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sebagai perangkat produktivitas hiburan,
dan komunikasi. Laptop diperkenalkan untuk memungkinkan PC menjadi portabel.
Kemudian datanglah perangkat komputasi bergerak yang dikenal sebagai PDA
komputer genggam sejati. Karena PDA dan telepon seluler adalah perangkat seluler
wajar jika kami ingin menggabungkannya menjadi satu perangkat. (Richard H, 2006)

2.3.2 Pengertian Smartphone


Smartphone adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan dengan
pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer. Belum ada standar pabrik yang

Universitas Sumatera Utara


10

menentukan arti smartphone.Bagi beberapa orang, smartphone merupakan telepon


yang bekerja menggunakan seluruh perangkat lunak sistem operasi yang
menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi. Bagi yang
lainnya, smartphone hanyalah merupakan sebuah telepon yang menyajikan fitur
canggih seperti surel (surat elektronik), internet dan kemampuan membaca buku
elektronik (e-book) atau terdapat papan ketik (baik sebagaimana jadi maupun
dihubung keluar). Dengan kata lain, smartphone merupakan komputer kecil yang
mempunyai kemampuan sebuah telepon. Pertumbuhan permintaan akan alat canggih
yang mudah dibawa ke mana-mana membuat kemajuan besar dalam pemroses,
pengingatan, layar dan sistem operasi yang di luar dari jalur telepon genggam sejak
beberapa tahun ini.
Belum ada kesepakatan dalam industri ini mengenai apa yang membuat telepon
menjadi pintar, dan pengertian dari smartphone itu pun berubah mengikuti waktu.
Menurut David Wood, Wakil Presiden Eksekutif PT Symbian OS, Smartphone dapat
dibedakan dengan telepon genggam biasa dengan dua cara fundamental, yakni
bagaimana mereka dibuat dan apa yang mereka bisa lakukan.
Pengertian lainnya memberikan penekanan perbedaan dari dua faktor ini.
Kebanyakan alat yang dikategorikan sebagai smartphone menggunakan sistem
operasi yang berbeda. Dalam hal fitur,kebanyakan smartphone mendukung
sepenuhnya fasilitas surel dengan fungsi pengatur personal yang lengkap. Fungsi
lainnya dapat menyertakan miniature papan ketik QWERTY,layar sentuh atau D-
pad, kamera,pengaturan daftar nama,penghitung kecepatan,navigasi piranti lunak
dan keras,kemampuan membaca dokumen bisnis,pemutar musik,penjelajah foto dan
melihat klip video,penjelajah internet,atau hanya sekedar akses aman untuk membuka
surel perusahaan,seperti yang ditawarkan oleh BlackBerry.Fitur yang paling sering
ditemukan dalam smartphone adalah kemampuannya menyimpan daftar nama
sebanyak mungkin,tidak seperti telepon genggam biasa yang mempunyai batasan
maksimum penyimpanan daftar nama. Sistem operasi yang dapat ditemukan di
smartphone adalah Symbian OS, iOS, RIM BlackBerry, Windows Mobile, Linux,
Palm, WebOS dan Android. Android dan WebOS dibuat oleh Linux, dan iOS dibuat
oleh BSD dan sistem operasi NeXTSTEP berhubungan dengan Unix.
Smartphone di Indonesia sendiri memiliki segmentasi yang secara umum bisa

Universitas Sumatera Utara


11

dikelompokkan menjadi 3 kelas berdasarkan level harga dan spesifikasinya,


Smartphone kelas atas (high-end),Smartphone kelas menengah (middle
level),Smartphone kelas bawah (entry level). Smartphone kelas atas merupakan
smartphone yang memiliki spesifikasi perangkat keras yang sangat tinggi. Ponsel ini
biasanya dilengkapi dengan fitur-fitur unggulan yang membuatnya sangat menonjol
dan lengkap dalam pengoperasiannya. Selain dari sisi prosesor, memori, GPU,ukuran
layar,jenis layar,dan kamera,smartphone kelas atas ini biasanya memiliki desain yang
premium.
Smartphone kelas menengah biasanya menyasar target pasar yang
menginginkan smartphone canggih namun dengan harga dan spesifikasi yang lebih
rendah. Level ini cukup banyak peminatnya, khususnya di Indonesia. Para pemainnya
juga semakin banyak, karena produsen lokal ikut bermain di segmen ini. Sebut saja
Samsung, Acer, LG, Nokia, Polytron, Lenovo, Asus, Blackberry,& sebagian
smartphone Sony. Smartphone kelas entry level juga semakin banyak peminatnya di
Indonesia. Sebagian besar porsi untuk smartphone entry level ini dikuasai oleh
Android, karena mampu menghadirkan pengalaman smartphone dalam harga yang
sangat terjangkau. Pilihannya pun semakin banyak dan spesifikasi yang ditawarkan
juga tidak terlalu buruk. Mungkin smartphone kelas bawah bisa menjadi pilihan awal
bagi para pengguna telepon genggam yang masih awam dengan smartphone dan ingin
mencoba belajar dulu.

Gambar 2.3 Smartphone

Universitas Sumatera Utara


12

2.4 Smart Home


Smart Home adalah istilah yang biasa digunakan untuk mendefinisikan sebuah hunian
yang menggunakan Pengontrol rumah untuk mengintegrasikan berbagai sistem
otomatisasi rumah tempat tinggal. Pengontrol Rumah yang populer adalah yang
terhubung ke PC berbasis Windows selama pemrograman saja, dan kemudian
dibiarkan melakukan tugas kontrol rumah secara mandiri. Mengintegrasikan sistem
rumah memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengannya lainnya melalui
pengontrol rumah, sehingga memungkinkan satu tombol dan kontrol suara dari
berbagai sistem rumah secara bersamaan, dalam skenario atau operasi yang telah
diprogram sebelumnya. Bidang otomasi rumah berkembang pesat saat teknologi
elektronik bertemu. Itu jaringan rumah mencakup komunikasi, hiburan, keamanan,
kemudahan, dan sistem informasi. Powerline Carrier Systems (PCS) adalah teknologi
yang digunakan untuk mengirim sinyal berkode di sepanjang kabel listrik rumah yang
ada ke sakelar yang dapat diprogram. Sinyal ini menyampaikan perintah yang sesuai
dengan alamat atau lokasi perangkat tertentu dan yang mengontrol bagaimana dan
kapan perangkat tersebut beroperasi.

Gambar 2.4 Smart Home


2.5 Wi-fi
Wi-Fi adalah singkatan dari wireless fidelity, biasanya disebut IEEE 802.11b. Istilah
itu berasal dari WECA. Wi-Fi identik dengan 802.11b dengan cara yang hampir sama
seperti ethernet digunakan sebagai pengganti IEEE 802.3. Produk yang disertifikasi
sebagai Wi-Fi oleh WECA dapat dioperasikan,terlepas dari pabrikannya. Pengguna

Universitas Sumatera Utara


13

dengan produk Wi-Fi dapat menggunakan merek titik akses apa pun dengan merek
perangkat keras klien lainnya yang dibuat untuk menggunakan Wi-Fi. Definisi
Nirkabel Industri nirkabel telah berkembang secara fenomenal selama beberapa tahun
terakhir. Transmisi nirkabel sekarang menjadi metode komunikasi data yang umum
untuk telepon seluler, PDAS nirkabel, pager teks, dan yang paling penting, LAN
nirkabel (WLANS). Karena ada sejumlah teknologi yang berbeda untuk jaringan
nirkabel saat ini yaitu, 802.11b, Bluetooth, dan lain sebagainya. Sebagian besar
pengguna melakukan standarisasi pada salah satunya untuk kebutuhan jaringan
perusahaan mereka. Jaringan nirkabel di dukung dengan memiliki beberapa
transceiver yang tersebar di seluruh perusahaan untuk menyelimuti kantor perusahaan
dalam jaringan perangkat transmisi nirkabel yang disebut titik akses.
Titik akses (AP) ditempatkan secara strategis di lokasi tetap di seluruh kantor
perusahaan agar berfungsi bersama-sama seperti sel jaringan telepon seluler. Mereka
berfungsi bersama sehingga saat pengguna komputer berpindah dari satu kantor ke
kantor lainnya, dia masih tercakup oleh penerimaan perangkat perutean jaringan
nirkabel ini. Pada tahun 1997, setelah tujuh tahun bekerja, IEEE menerbitkan 802.11,
standar pertama yang disetujui secara internasional untuk LAN nirkabel. Dengan
802.11b (2G) dan 802.11a (3G) WLANS, pengguna bisa mendapatkan tingkat kinerja
ethernet, hasil dan ketersediaan.
Standar 802.11 mendefinisikan 2 mode,Mode infrastruktur dan Mode ad hoc.
Dalam mode infrastruktur, jaringan nirkabel terdiri dari setidaknya satu titik akses
yang terhubung ke infrastruktur jaringan kabel dan satu set stasiun akhir nirkabel.
Konfigurasi ini disebut set layanan dasar (BSS). Satu set layanan diperpanjang (ESS)
adalah satu set dari dua atau lebih BSSS yang membentuk satu subnetwork. Karena
sebagian besar WLAN perusahaan memerlukan akses ke LAN kabel untuk layanan
(server file, printer, tautan internet), mereka akan beroperasi dalam mode infrastruktur.
Mode ad hoc (juga disebut mode peer-to-peer atau Independent Basic Service
Set, atau IBSS) adalah seperangkat stasiun nirkabel 802.11 yang berkomunikasi
langsung satu sama lain tanpa menggunakan titik akses atau koneksi apa pun ke kabel
jaringan. Mode ini berguna untuk menyiapkan jaringan nirkabel dengan cepat dan
mudah di mana pun di mana infrastruktur nirkabel tidak ada atau tidak diperlukan

Universitas Sumatera Utara


14

untuk layanan, seperti kamar hotel, pusat konvensi, atau bandara, atau di mana akses
ke jaringan kabel dilarang (seperti untuk konsultan di lokasi klien).
(Miller Stewart,2003)

Gambar 2.5 Wi-Fi

2.6 WeMos D1 Mini


WeMos D1 Mini merupakan module development board yang berbasis Wi-Fi dari
keluarga ESP8266 yang dimana dapat diprogram menggunakan software IDE
Arduino seperti halnya dengan NodeMCU. Salah satu kelebihan dari WeMos D1 mini
ini dibandingkan dengan module development board berbasis ESP8266 lainnya yaitu
adanya module shield untuk pendukung hardware plug and play.

Spesifikasi dari Wemos D1 Mini


1. Beroperasi pada tegangan operasional 3,3 V
2. Memiliki 11 pin digital IO termasuk didalamnya spesial pin untuk fungsi i2c,
one-wire, PWM, SPI, interrupt
3. Memiliki 1 pin analog input atau ADC
4. Berbasis micro USB untuk fungsi pemrogramannya
5. Memory flash : 4Mbyte
6. Dimensi module : 34,2 mm x 25,6 mm
7. Clock speed : 80MHz
8. Menggunakan IC CH340G untuk komunikasinya

Universitas Sumatera Utara


15

Gambar 2.6 WeMos D1 Mini

2.7 Sofware Arduino IDE


Kode program yang ditulis untuk Arduino dikenal sebagai sketsa. Perangkat lunak
yang digunakan untuk mengembangkan sketsa semacam itu untuk Arduino
umumnya dikenal sebagai Arduino IDE. IDE ini berisi bagian-bagian berikut di
dalamnya:
1. Editor teks: Di sinilah kode yang disederhanakan dapat ditulis menggunakan
versi bahasa pemrograman C ++ yang disederhanakan.
2. Area pesan: Ini menampilkan kesalahan dan juga memberikan umpan balik
untuk menyimpan dan mengekspor kode.
3. Teks: Konsol menampilkan keluaran teks oleh lingkungan Arduino termasuk
pesan kesalahan lengkap dan informasi lainnya
4. Console Toolbar: Toolbar ini berisi berbagai tombol seperti verifikasi,
unggah,baru,buka,simpan dan serial monitor. Di sudut kanan bawah jendela di
sana menampilkan papan pengembangan dan Port Serial yang digunakan.

Gambar 2.7 Software Arduino IDE

Universitas Sumatera Utara


16

2.8 Blynk
Blynk adalah platform aplikasi yang dapat diunduh secara gratis untuk isOS dan
Android yang berfungsi mengontrol Arduino, Raspberry Pi dan sejenisnya melalui
internet. Blynk dirancang untuk Internet of Things dengan tujuan dapat mengontrol
hardware dari jarak jauh,dapat menampilkan data sensor,dapat menyimpan data, visual
dan melakukan banyak hal canggih lainnya. Ada tiga komponen utama dalam platform
yaitu Blynk App, Blynk Server, dan Blynk Library.

Gambar 2.8 Blynk

2.9 Sofware Proteus 8 Profesional


Software Proteus 8 Profesional merupakan kelompok software elektronik
yang digunakan untuk membantu para desainer dalam merancang dan
mensimulasikan suatu rangkaian elektronik Software ini memiliki dua fungsi
sekaligus dalam satu paket,paket satu sebagai software untuk menggambar skematik
dan dapat disimulasikan yang diberi nama ISIS (Intelegent Schematic Input System).
Paket kedua digunakan sebagai merancang gambar Printed Circuits Board (PCB)
yang diberi nama ARES. Secara langsung,pengubahan dari skematik ke PCB dapat
dilakukan dalam software proteus 8 profesional ini.
Proteus Profesional ISIS (Intelegent Schematic Input System) memiliki versi
yang selalu diperbarui, mulai dari versi 7.0 sampai dengan 8.2 Setiap kenaikan
versi memiliki penambahan akan library komponen yang dapat diambil dan
digunakan dalam penggambaran atau perancangan. Sebagai perancang rangkaian
elektronik terlebih dahulu menggunakan ISIS (Intelegent Schematic Input System)

Universitas Sumatera Utara


17

sebagai media yang memudahkan dalam peranangan dan simulasi. Banyaknya


library dari Proteus Profesional ISIS membuat software ini dikatakan software
simulasi lengkap, yaitu dari komponen- komponen pasif, Analog, Trasistor, SCR,
FET, jenis button/tombol, jenis saklar/relay, IC digital, IC penguat, IC
programmable (mikrokontroller) dan IC memory. Selain didukung dengan
kelengkapan komponen, juga didukung dengan kelengkapan alat ukur seperti
Voltmeter, Ampere meter, Oscilloscope, Signal Analyzers,serta pembangkit
frekuensi. Kelengkapan fitur yang disediakan ini menjadikan software proteus 8
profofesional ISIS menjadi salah satu software simulasi elektronik terbaik.
ISIS singkatan dari Intelegent Schematic Input System merupakan salah satu
program yang terintegrasi dengan proteus dan menjadi program utamanya. ISIS
(Intelegent Schematic Input System) dirancang sebagai media untuk
menggambarkan atau merancang skematik rangkaian elektronika yang sesuai
dengan standar internasionl.

Gambar 2.9 Sofware Proteus 8 Profesional

2.10 Relay
Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus. Relay memiliki sebuah
kumparan tegangan rendah yang dililitkan pada sebuah inti. Terdapat sebuah armatur
besi yang akan tertarik menuju inti apabila arus mengalir melewati kumparan. Armatur
ini terpasang pada sebuah tuas berpegas. Ketika armatur tertarik menuju ini, kontak
jalur bersama akan berubah posisinya dari kontak normal-tertutup ke kontak normal-
terbuka. Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus
interface antara beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power

Universitas Sumatera Utara


18

supplynya. Secara fisik antara saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay
terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol terpisah.
Relay dapat digunakan untuk mengontrol motor AC dengan rangkaian kontrol
DC atau beban lain dengan sumber tegangan yang berbeda antara tegangan rangkaian
kontrol dan tegangan beban. Diantara aplikasi relay yang dapat ditemui diantaranya
relay sebagai kontrol ON/OF beban dengan sumber tegang berbeda. Relay sebagai
selektor atau pemilih hubungan. Relay sebagai eksekutor rangkaian delay (tunda)
Relay sebagai protektor atau pemutus arus pada kondisi tertentu.

Gambar 2.10 Relay


2.11 Sensor Arus ACS712
ACS712 merupakan sensor arus dengan memanfaatkan Hall effect. Sensor ini
merupakan buatan Allegro . ACS712 merupakan sensor arus yang memiliki tingkat
presisi yang baik untuk mengukur arus AC atau DC, untuk pembacaan arus di dalam
dunia industri, otomotif, komersil dan juga dalam sistem komunikasi. Cara kerja
sensor ini adalah arus yang dibaca mengalir melalui kabel tembaga yang terdapat di
dalamnya yang menghasilkan medan magnet yang di tangkap oleh Hall Effect IC dan
diubah menjadi tegangan proporsional.

Spesifikasi Sensor ACS712 :


1. Bekerja pada tegangan 5 V
2. Sensitivitas sensor 66 -185 mV
3. Keluaran AC atau DC
4. 80 kHz bandwidth

Universitas Sumatera Utara


19

Gambar 2.11 Sensor Arus ACS712

2.12 Sensor Tegangan ZMPT101B


Pengukuran tegangan AC dapat dilakukan dengan cara dirubah menjadi DC agar lebih
mudah dibaca oleh mikrokontroler. Mikrokontroler yang dilengkapi dengan ADC
(Analog to Digital Converter) tidak dapat membaca sinyal negatif, maka dari itu
tegangan negatif harus dinaikkan offsetnya menjadi 2,5 V sehingga terdapat perbedaan
antara nilai negatif dan positif.
Sensor tegangan ZMPT101B telah dilengkapi summing- amplifier sehingga
dapat digunakan untuk menaikkan tegangan negatif sehingga baik untuk pengukuran
tegangan dengan menggunakan mikrokontroler. Sensor tegangan ZMPT101B
merupakan komponen yang sesuai jika dihubungkan dengan mikrokontroler karena
fungsi sinyal yang akurat. Sensor ini dapat digunakan pada tegangan pengoperasian
sebesar 250 VAC dan mengeluarkan sinyal analog yang sesuai untuk dikonversikan
menjadi sinyal digital oleh mikrokontroler. Sensor ini memiliki 4 pin diantaranya pin
1 dan pin 2 untuk input utama dan pin 3 dan 4 untuk output. Sensor tegangan
ZMPT101B memiliki isolasi tegangan sebesar 4000V dan bekerja optimal pada suhu
40C sampai 70C.
Spesifikasi Sensor ZMPT101B :
1. Memiliki 4 pin
2. Keluaran sinyal Analog
3. Dapat digunaka pada tegangan sebesar 250 V AC

Universitas Sumatera Utara


20

4. Bekerja optimal pada suhu 40-70 C

Gambar 2.12 Sensor Tegangan ZMPT101B

2.13 Adaptor
Adaptor adalah sebuah rangkaian yang berguna untuk mengubah tegangan AC yang
tinggi menjadi DC yang rendah. Adaptor merupakan sebuah alternatif pengganti dari
tegangan DC karena penggunaan tegangan AC lebih lama dan setiap orang dapat
menggunakannya asalkan ada aliran listrik di tempat tersebut. Adaptor juga banyak di
gunakan dalam alat sebagai catu daya, layaknya amplifier, radio, pesawat televisi mini
dan perangkat elektronik lainnya.

Gambar 2.13 Adaptor

2.14 Multiplexer 74CH4067


Multiplexer atau selektor data adalah suatu rangkaian logika yang menerima
beberapa input data dan untuk suatu saat tertentu hanya mengijinkan satu dari

Universitas Sumatera Utara


21

data input tersebut untuk diteruskan pada output. Jalur yang akan ditempuh dari
input data yang diinginkan ke output dikontrol oleh pemilih input selector dan
sebaliknya untuk prinsip kerja demultiplekser. Rangkaian 16 bit multiplekser
terdiri dari rangkaian 16 to 1 Multiplexer yang dibuat dalam satu rangkaian
sehingga dibutuhkan suatu Enable yang berfungsi untuk menentukan rangkaian
tersebut berfungsi sebagai multiplekser atau demultiplekser. Sesuai dengan
syarat perancangan multiplekser dan demultiplekser yaitu m 2n dimana m
adalah masukan atau keluaran dan n adalah sinyal kontrol, maka untuk
merancang sebuah rangkaian 16 bit multiplekser dan demultiplekser dibutuhkan
sebanyak 4 buah sinyal kontrol.

Berikut spesifikasi multiplexer 74HC4067 :


1. Tegangan kerja 3V-18V.
2. Pin input 16.
3. Pin data selector 4.
4. Pin SIG 1.
5. Pin En able 1.
6. HC Type High CMOS Level.

Gambar 2.14 Multiplexer 74HC4067

Universitas Sumatera Utara


22

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Blok Rangkaian

ACS712 1 Adaptor 5V

ZMPT101B 1
Relay 1 L.Teras

ACS712 2
MUX
Relay 2 L RTenga
ZMPT101B 2 Wemos D1 Mini

ACS712 3

Relay 3 L.Dapur
ZMPT101B
3

Wifi

Smartphone

Blynk

Gambar 3.1 Blok Diagram

Universitas Sumatera Utara


23

3.1.1 Keterangan Diagram Blok :


1. Blok Adaptor 5 V berperan sebagai sumber energi listrik sebesar 5V, Piranti
elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah Direct Current( DC) yang normal
supaya bisa bekerja dengan baik
2. Blok WeMos D1 Mini berperan sebagai pengendali keseluruhan sistem yang mana
merupakan modul perangkat Embedded System yang fungsinya hampir sama dengan
arduino khususnya untuk mendukung konsep Internet of Things (IOT).
3. Blok Sensor ACS712 berperan sebagai komponen input yang berfungsi untuk
mengukur arus dari lampu LED
4. Blok Sensor ZMPT101B berperan sebagai komponen input yang berfungsi untuk
mengukur tegangan dari lampu LED
5. Blok Relay merupakan saklar yang dioperasikan untuk mematikan dan
menghidupkan lampu.
6. Blok Lampu berperan sumber cahaya yang akan di ukur tegangan dan arusnya
8. Blok Smartphone berperan sebagai media elektronik untuk mengontrol dan
memonitoring lampu dan sensor pada aplikasi blynk

3.1.2 Penjelasan diagram blok :


Berdasarkan blok diatas yang terdiri dari dua sistem yang memiliki input. Input sistem
pertama yaitu sensor ACS712 berfungsi untuk mengukur keluaran arus pada lampu
LED, input sistem kedua yaitu sensor ZMPT101B berfungsi untuk mengukur tegangan
yang di keluarkan oleh lampu LED, dimana relay berfungsi sebagai saklar
menghidupkan dan mematikan lampu, WeMos sebagai pengendali keseluruhan sistem
dan akan mengirimkan informasi melalui Wi-Fi berupa kontrol dan memonitoring
lampu rumah melalui smartphone.Sistem ini terhubung ke blynk melalui smartphnone
sebagai pengontrol dan memonitoring keluaran tegangan dan arus pada lampu.

3. 2 Rangkaian Adaptor

Adaptor merupakan rangkaian pengubah dari tegangan AC menjadi tegangan DC. Ini
adalah rangkaian adaptor. Dalam hal ini adaptor berfungsi untuk membantu sebagai
catu daya mikrokontroller wemos D1 mini, adapator yang digunakan pada penelitian
ini adalah adaptor dengan tegangan 5V Seperti gambar 3. 2 berikut :

Universitas Sumatera Utara


24

Gambar 3.2 Rangkaian adaptor


3.3 Rangkaian Wemos D1 Mini
Rangkaian sistem dari Wemos D1 Mini berfungsi sebagai pengendali dari keseluruhan
sistem. Dalam rangkaian wemos sudah tertanam chip ESP8266 sebagai Wi-Fi juga.
Rangkaian ini hanya memiliki satu inputan analog dan dapat bekerja pada 3,3V –
5V.Seperti Gambar 3.3 berikut :

Gambar 3.3 Rangkaian Wemos D1 Mini


3.4 Rangkaian Wemos D1 Mini dengan Multiplexer 74CH4067

Dibawah ini adalah rangkaian Wemos D1 Mini dengan Multiplexer 74CH4067.


Multiplexer berfungsi sebagai penyelektor data yang bekerja sesuai dengan data yang
dipilih untuk menampilkan data tersebut. Multiplexer ini memiliki 16 masukan
analog yang terdiri dari Y0 sampai dengan Y15 dengan 4 data yaitu S0,S1,S2,S3. 1
pin Z (SIG) yang dihubungkan dengan analog dari pin wemos,1 pin Eneble , Ground
dan Vcc. Seperti gambar 3.4

Universitas Sumatera Utara


25

Gambar 3.4 Rangkaian Wemos D1 Mini dengan Multiplexer 74CH4067


3.5 Rangkaian Wemos D1 Mini dengan 3 Sensor ACS712
Dibawah ini merupakan rangkaian Wemos yang terhubung dengan 3 sensor ACS712
dengan masing- masing terhubung pada kaki multiplexer Y1,Y3 dan Y5. Z sebagai
selektor dimana kakinya terhubung dengan pin analog dari Wemos D1 mini. Z akan
bekerja secara bergantian untuk menampilkan data secara bergantian dari masing-
masing sensor. Seperti gambar 3.5 berikut.

Gambar 3.5 Rangkaian sensor ACS712


3. 6 Rangkaian Wemos D1 Mini dengan 3 Sensor ZMPT101B
Dibawah ini merupakan rangkaian Wemos yang terhubung dengan 3 sensor
ZMPT101B dengan masing- masing terhubung pada kaki multiplexer Y0,Y2 dan Y4.
Z sebagai selektor dimana kakinya terhubung dengan pin analog dari Wemos D1 mini.
Z akan bekerja secara bergantian untuk menampilkan data secara bergantian dari
masing-masing sensor. Seperti gambar 3.6 berikut.

Gambar 3.6 Rangkaian Sensor ZMPT101B

Universitas Sumatera Utara


26

3.7 Rangkaian Relay yang Terhubung Dengan Lampu


Dibawah ini adalah rangkaian relay yang terhubung dengan lampu. Relay berfungsi
sebagai saklar untuk menghidupkan dan mematikan lampu rumah. Seperti gambar 3.7
berikut.

Gambar 3.7 Rangkaian Relay pada Lampu

3.8 Rangkaian Kesuluruhan Sistem


Dibawah ini merupakan rangkaian dari keseluruhan sistem berdasarkan uraian-
uraaianya sebelumnya. Pada rangkaian ini mikrokontroller Wemos D1 Mini sebagai
pegendali keseluruhan sistem.Sensor ACS712 untuk membaca arus yang dikeluarkan
oleh lampu. Sensor ZMPT101B untuk membaca tegangan yang dikeluarkan oleh
lampu. Multiplexer sebagai selektor yang secara bergantian membaca arus dan
tegangan dari lampu.Relay sebagai saklar untuk menghidupkan dan mematikan lampu.
Serta adaptor sebagai catu daya .Seperti gambar 3.8 berikut :

Gambar 3.8 Rangkaian Keseluruhan Sistem

Universitas Sumatera Utara


27

3. 9 Pembuatan Akun Blynk Pada Smartphone

Gambar 3.9 Download Aplikasi pada Playstore

Pertama download aplikasi “Blynk “ pada “ Play Store” di smartphone anda. Setelah
aplikasi terdownload klik “Buka” , maka akan dialihkan dari play store ke aplikasi
“Blynk”. Seperti pada gambar 3.9 diatas.

Gambar 3. 10 Tampilan Awal Blynk


Setelah masuk di aplikasi “Blynk” buat akun dengan memasukkan alamat e-mail
dan password sebagai tanda registrasi. Selanjutnya, untuk membuat proyek baru
pilih “ + New Project” seperti pada gambar 3.10.

Gambar 3. 11 Tampilan Pembuatan Projek Baru

Universitas Sumatera Utara


28

Kemudian ketik nama proyek yang akan dibuat seperti “ Monitoring Lampu” , Pada
choose device pilih device yang digunakan “ WeMos D1 Mini” ,Selanjutnya pada
connection type pilih “ Wi-Fi”.Kemudian klik “ Create” yang berarti projek baru
telah dibuat. Seperti gambar 3. 11 diatas.

Gambar 3.12 Tampilan Token pada Blynk

Setelah selesai maka token akan di kirim melalui e-mail yang sebelumnya sudah
diregistrasi klik “OK” untuk mendapatkan token melalui e-mail. Seperti gambar 3.12
diatas.

Gambar 3.13 Notifikasi token melalui e-mail

Universitas Sumatera Utara


29

Untuk memastikan token telah dikirim melalui e-mail buka e-mail untuk melihat
token. Token merupakan terdiri dari angka dan huruf yang dipakai selama proses
pemograman. Setiap membuat proyek maka token yang diberikan akan berbeda.
Seperti gambar 3. 13 diatas.

Gambar 3. 14 Tampilan Widget Box


Setelah selesai, klik “+” di sebelah kanan pada judul “Monitoring Lampu”.untuk ke
menu “Widget Box”.Seperti pada gambar 3. 14 diatas.

Gambar 3. 15 Tampilan pada Button

Universitas Sumatera Utara


30

Maka akan muncul tampilan “ Widget Box” pada bagian “controllers” pilih
“Button” untuk mengontrol lampu rumah.Seperti gambar 3. 15 diatas.

Gambar 3. 16 Tampilan pada Value Display


Selanjutnya scroll pada menu “ Widget Box” pada bagian “displays” pilih “Value
Display” untuk menampilkan data dari sensor arus serta tegangan pada lampu yang
di kontrol. Seperti gambar 3.16 diatas.

Gambar. 3.17 Koin pada Blynk


Setiap penambahan menu yang dipilih maka akan mengurangi energi atau koin
yang telah disediakan secara gratis pada aplikasi blynk sesuai dengan jumlah koin
suatu tampilan. Seperti pada gambar 3. 17 diatas.

Gambar 3.18 Tampilan Kontrol dan Monitoring Lampu

Universitas Sumatera Utara


31

Selanjutnya kembali ke proyek “ Monitoring Lampu” dengan menu yang telah


dipilih seperti “button” dan “value display” atur dengan mengubah nama sesuai
yang diinginkan maka proyek bisa dijalankan. Seperti pada gambar 3.18 diatas.

3.10 Metode Kalibrasi dan Analisa Data


Setelah membuat alat, selanjutnya adalah menguji alat dengan mengkalibrasi alat dan
mengambil data serta menganalisis data. Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai
ketertelusuran pengukuran. Hasil dari pengukuran dapat ditelusuri ke standar yang
lebih akurat. Dalam melakukan kalibrasi dapat diketahui seberapa jauh perbedaan atau
penyimpangannya antara harga yang benar dan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Selain itu juga dilakukan kalibrasi untuk menentukan nilai ketidakpastian. Untuk
mengetahui nilai atau harga ketidakpastian, yaitu dengan langkah pertama, mencari
nilai standar deviasi dengan menggunakan persamaan 1.

̅̅̅2
∑(𝑥−𝑥)
δ=√ (1)
𝑛−1

Langkah kedua adalah menghitung nilai ketidakpastian pada hasil pengukuran (UA1)
dengan menggunakan persamaan 2
𝛿
UA1 = (2)
√𝑥

Langkah ketiga adalah menghitung nilai ketidakpastian dari pendekatan regresi


(UA2). Tahapan untuk menemukan nilai ketidakpastian pendekatan regresi (UA2)
yaitu terlebih dahulu menggunakan persamaan regresi (Yreg), seperti pada persamaan
3.
Yreg = ɑ + bx (3)
Untuk menghitung nilai persamaan regresi (Yreg), sebelumnya cari nilai a dan b. Tapi
untuk mencari nilai, anda harus mencari nilai b terlebih dahulu. Seperti pada
persamaan 4.
𝑛∑𝑥𝑦 − ∑x∑y
b= (4)
𝑛∑𝑥2 −(∑𝑥)2

Diakui setelah nilai b diakui, maka nilai a dihitung dengan persamaan 5


a = 𝑦̅- b𝑥̅ (5)

Universitas Sumatera Utara


32

Setelah nilai persamaan regresi (Yreg) dihitung, kemudian dicari nilai residual sum
square (SSR), persamaan untuk mencari SSR seperti pada persamaan 6.
SSR = ∑(R)2 (6)

Setelah nilai residual sum square (SSR) diketahui, dapat dilanjutkan dengan
menghitung nilai ketidakpastian dari pendekatan regresi (UA2), dengan menggunakan
persamaan 7.
𝑆𝑆𝑅
UA2 =√𝑛−2 (7)

Universitas Sumatera Utara


33

3.11.Diagram Alir (FlowChart)


Flowchart Rancangan Sistem

Mulai

Inialisasi Program

Wifi

Wifi valid

Pilih ruangan yang akan dikendalikan

Teras R.Tengah Dapur

Lampu Lampu Lampu


T Hidup T
Hidup Hidup
T
Y Y
Y
Baca Arus dan tegangan

Kirim output data ke


Blynk

Selesai

Universitas Sumatera Utara


34

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Hasil penelitian adalah sebuah alat yang bisa digunakan dan berfungsi dengan baik
yaitu sebagai pengontrol dan monitoring lampu rumah menggunakan aplikasi blynk.
Dimana sebelumnya membuat algoritma pemograman terlebih dahulu. Alat ini
dirancang mengunakan mikrokontroller Wemos D1 Mini sebagai pengendali
keseruhan sistem serta sebagai wifi untuk komunikasi blynk pada smartphone. Dengan
memanfaatkan wifi atau hotspot dapat mengontrol dan memonitoring arus dan
tegangan dari lampu pada aplikasi blynk.

4.2 Pengujian Wemos D1 Mini

Wemos dalam sistem ini sebagai pengendali keseluruhan sistem. Pengujian Wemos
D1 mini dilakukan untuk melihat apakah wemos dapat bekerja dengan baik atau tidak.
Dengan memasukkan program pada sktech arduino IDE. Setelah dilakukan pengujian
didapat bahwa Wemos dapat bekerja dengan baik dan ditandai dengan logo “Blynk”
pada serial monitor pada arduino IDE.

Berikut Program Pengujian Wemos :

#define BLYNK_PRINT Serial

#include <ESP8266WiFi.h>

#include <BlynkSimpleEsp8266.h>

char auth[] = "oYXQFx7Kmdy2hu2loW1gTnuyNPRCdvlo";

char ssid[] = "Utari";

char pass[] = "a4d88b9f33ec";

void setup()

Universitas Sumatera Utara


35

Serial.begin(9600);

pinMode(LED_BUILTIN, OUTPUT);

Blynk.begin(auth, ssid, pass);

Gambar 4.1 Hasil Pengujian Wemos D1 Mini

4.3 Pengujian Multiplexer


Pengujian multiplexer dilakukan untuk mengetauhi apakah mutiplexer dapat
bekerja dengan baik atau tidak. Dari pengujian yang telah dilakukan
multiplexer dapat bekerja dengan baik. Pada pengujian ini pin Z atau SIG
terhubung dengan A0 dari Wemos D1 Mini ini merupakan pin penyelektor. Pin
penyelektor akan secara bergantian membaca data sensor dengan
menambahkan rentang delay tertentu agar multiplexer membaca sensor secara
bergantian. Pin multiplexer yang merupakan inputan analog dimulai dari pin
YO hingga Y15 multiplexer yang merupakan inputan untuk sensor arus dan
tegangan. Pin inputan data multiplexer yaitu S0,S1,S2,S3 yang terhubung
dengan D8,D7,D6,D5 dari Wemos D1 Mini.Pada pegujian ini multiplexer yang
diambil adalah data dari tegangan teras dan arus teras. Dari hasil pengujian
didapat bahwa multiplexer dapat secara bergantian membaca sensor ACS712
dan ZMPT101b serta bekerja dengan baik.

Berikut program pengujian multiplexer :


#define S0 D8
#define S1 D7
#define S2 D6
#define S3 D5
#define SIG A0

double nilai_sensor = 0;
double nilai_sensor1 = 0;

Universitas Sumatera Utara


36

int crosscount = 0;
int climbhill =0 ;
double VmaxD = 0;
double VeffD;
double VeffA;
double Veff;

int sensor0;
int sensor1;

void setup ()
{
pinMode(S0, OUTPUT);
pinMode(S1, OUTPUT);
pinMode(S2, OUTPUT);
pinMode(S3, OUTPUT);
pinMode(A0, INPUT);
//pinMode(A1, INPUT);

Serial.begin(115200);

void loop ()
{
//Channel 0
digitalWrite(S0, LOW); digitalWrite(S1, LOW); digitalWrite(S2, LOW);
digitalWrite(S3, LOW);
//sensor ZMPT101B 1 = analogRead(SIG);

nilai_sensor1 = nilai_sensor;
delay(3000);
nilai_sensor = analogRead(SIG);
if (nilai_sensor > nilai_sensor1 && nilai_sensor > 511) {
climbhill = 1;
VmaxD = nilai_sensor;
}
if (nilai_sensor < nilai_sensor1 && climbhill == 1) {
climbhill = 0;
VmaxD = nilai_sensor1;

Universitas Sumatera Utara


37

VeffD = VmaxD / sqrt(2);


VeffA = (((VeffD - 301.72) / -209.28) * -214.0) + 214.0;
Veff = (VeffA - 310);
Serial.print("Tegangan ");
Serial.println(Veff);
VmaxD = 0;
}
delay (3000);

// Channel 1
digitalWrite(S0, HIGH); digitalWrite(S1, LOW); digitalWrite(S2, LOW);
digitalWrite(S3, LOW);
//sensor ACS712 1 = analogRead(SIG);

int sensor1 = analogRead(SIG);


Serial.println((sensor1 - 782) *27.03 /1023);
Serial.print(" Arus ");
delay(3000);
}

Gambar 4.2 Hasil Pengujian Multiplexer


4.4 Pengujian sensor ACS712

ACS712 merupakan sensor arus yang memiliki tingkat presisi yang baik untuk
mengukur arus AC atau DC, untuk pembacaan arus di dalam dunia industri, otomotif,
komersil dan juga dalam sistem komunikasi. Cara kerja sensor ini adalah arus yang
dibaca mengalir melalui kabel tembaga yang terdapat di dalamnya yang menghasilkan

Universitas Sumatera Utara


38

medan magnet yang di tangkap oleh Hall Effect IC dan diubah menjadi tegangan
proporsional. Sensor arus ACS712 ada 3 tipe yaitu sensor ACS712 5A,20A,30A
dengan masing-masing sentisivitas yang berbeda. Dalam hal ini sensor arus yang
digunakan pada penelitian adalah tipe sensor ACS712 5A dengan sensitivitas 185mV.
Pengujian sensor ACS712 dilakukan untuk melihat apakah sensor bekerja dengan baik
atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan 2 kali pengambilan data pada pukul 04.00
WIB dan 16.00 WIB. Dari pengujian yang telah dilakukan hasil yang didapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Pengujian Sensor ACS712 dengan Perbandingan arus secara Teori
No Daya Waktu ITeori IPraktek Selisih
Lampu (X) (Y)
1 24 Watt 04.00 WIB 0,10 0,24 -0,14 0,02
16.00 WIB 0,10 -0,18 0,28 0,06
2 18 Watt 04.00 WIB 0,08 0,13 -0,05 0,003
16.00 WIB 0,08 0,16 -0,08 0,007
3 11 Watt 04.00 WIB 0,05 0,05 0 0,0004
16.0 IB 0,05 0.03 0,02 0,001
Rata- rata 0,07 0 ,07 0,005 0,01
Jumlah 0,46 0,43 0,03 0,10

Tabel 4.2 Perhitungan Standar Deviasi Pengukuran Sensor ACS712


XY X2 Yreg R R2
-0,03 0,05 -0,08 -0,145 0,02
-0,05 0,03 0,29 0,027 0,07
-0,006 0,01 -0,05 -0,055 0,003
-0,01 0,02 -0,002 -0,085 0,007
0 0,002 0,10 -0,005 0,00002
0,0006 0,0009 0,10 0,015 0,0002
∑xy = −0,102 ∑X2 = 0,022 ∑Yreg = 0,37 R=0 R2 =0,107

Universitas Sumatera Utara


39

∑(𝑥−𝑥) ̅̅̅2 0,10


Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 maka, nilai standar deviasi δ = √ 𝑛−1 =√ =
5

𝛿 0,02 𝑛∑𝑥𝑦 − ∑x∑y


0,02.Nilai ketidakpastian UA1 = = = 0,008. Nilai variabel = b = =
√𝑛 √6 n∑𝑥 2 −(∑𝑥)2
−0,62
= -0,99. Nilai variabel = a = 𝑦̅- b𝑥̅ = 0,07 – (-0,99)(0,07) = 0,07. Jadi, persamaan
0,63

regresinya Yreg = ɑ + bx = -0,07 + -0,99 x. Jumlah residu pangkat dua


𝑆𝑆𝑅 0,107
SSR = ∑(R)2 = 0,107 UA2 = =√ = 0,08
√𝑛−2 4

0,35
0,3 y = -0,9978x + 0,0765
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
-0,3 -0,2 -0,1 -0,05 0 0,1 0,2 0,3
-0,1
-0,15
-0,2

Gambar 4.3 Grafik Pengujian Sensor ACS712


Dari gambar 4.6 didapat bahwa grafik pengujian sensor ACS712 bersifat linier.
Berikut Program sensor ACS712 :
void setup()
{
Serial.begin(9600);
}
void loop()
{
int nilai_sensor = analogRead(A0);
Serial.println((nilai_sensor - 782) *27.03 /1023);
Serial.print(“Arus”);
delay(1000);
}
4.5 Pengujian sensor ZMPT101B

Sensor tegangan ZMPT101B telah dilengkapi summing- amplifier sehingga


dapat digunakan untuk menaikkan tegangan negatif sehingga baik untuk pengukuran

Universitas Sumatera Utara


40

tegangan dengan menggunakan mikrokontroler. Sensor tegangan ZMPT101B


merupakan komponen yang sesuai jika dihubungkan dengan mikrokontroler karena
fungsi sinyal yang akurat. Sensor ini dapat digunakan pada tegangan pengoperasian
sebesar 250 VAC dan mengeluarkan sinyal analog yang sesuai untuk dikonversikan
menjadi sinyal digital oleh mikrokontroler. Sensor ini memiliki 4 pin diantaranya pin
1 dan pin 2 untuk input utama dan pin 3 dan 4 untuk output. Sensor tegangan
ZMPT101B memiliki isolasi tegangan sebesar 4000V dan bekerja optimal pada suhu
40C sampai 70C. Pengujian sensor ZMPT10B dilakukan untuk melihat apakah sensor
bekerja dengan baik atau tidak. Sebelum sensor di uji,sensor terlebih dahulu harus
dikalibrasi secara manual dengan proses tunning sehingga terdapat grafik pembacaan
yang bagus. Grafik dari sensor dapat dilihat pada serial plotter di arduino IDE. Setelah
selesai dikalibrasi maka sensor dapat digunakan untuk proses pengambilan data.
Pengujian sensor tegangan ini dilakukan dengan 2 kali pengambilan data yaitu pada
pukul 04.00 WIB dan 16.00 WIB. Dari pengujian didapatkan bahwa data tegangan
dari masing-masing lampu dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sensor ZMPT101B dengan Pembanding Tegangan PLN
menggunakan Multimeter
No Daya Waktu Tegangan Tegangan Selisih
Lampu PLN (V) Lampu(V) (Y)
(X)
1 24 Watt 04.00 WIB 214 211,75 2,25 7,29
16.00 WIB 214 213,92 0,08 0,28
2 18 Watt 04.00 WIB 214 214,53 -0,53 0,006
16.00 WIB 214 213,81 0,19 0,40
3 11 Watt 04.00 WIB 214 214,90 -0,9 0,20
16.00 WIB 214 217,79 -3,79 11,15
Rata- rata 214 214,45 -0,45 19,345
Jumlah 1284 1286,7 -2,7 3,2

Universitas Sumatera Utara


41

Tabel 4.4 Perhitungan Standar Deviasi Pengukuran Sensor ZMPT101B


XY X2 Yreg R R2
476 44838 2,5 2,7 7,29
17,11 45761 -8,003 0,53 0,28
-113 46023 -1,008 -0,08 0,006
40,62 45714 -20,32 0,64 0,40
-193 46182 -0,64 -0,45 0,20
-825 47432 -5,01 -3,34 11,15
∑xy = -7469 ∑X2 ∑Yreg = −32,49 R=0 R2 =19,3
= 289824

∑(𝑥−𝑥) ̅̅̅2 3,2


Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 maka, nilai standar deviasi δ = √ 𝑛−1 =√5 =

𝛿 0,35 𝑛∑𝑥𝑦 − ∑x∑y


0,35. Nilai ketidakpastian UA1 = = = 0,87. Nilai variabel = b = =
√𝑛 √6 n∑𝑥 2 −(∑𝑥)2
−116
= -1. Nilai variabel = a = 𝑦̅- b𝑥̅ = -0,45 – (-1)(214,45) = 214. Jadi, persamaan
116

regresinya Yreg = ɑ + bx = (214)+ (-1)x. Jumlah residu pangkat dua SSR = ∑(R)2 =
𝑆𝑆𝑅 19,3
19,3 UA2 = =√ = 1,09
√𝑛−2 4

2
y = -1x + 214
1

0
211 212 213 214 215 216 217 218 219
-1

-2

-3

-4

-5
Gambar 4.4Grafik Pengujian ZMP101B
Dari gambar 4.7 didapat bahwa hubungan dari sensor ZMP101B dengan Yreg bersifat
linier.
Berikut merupakan program sensor ZMPT101B :
double nilai_sensor = 0;

Universitas Sumatera Utara


42

double nilai_sensor1 = 0;
int crosscount = 0;
int climbhill =0 ;
double VmaxD = 0;
double VeffD;
double VeffA;
double Veff;
void setup()
{
Serial.begin(115200);
}
void loop()
{
nilai_sensor1 = nilai_sensor;
delay(250);
nilai_sensor = analogRead(A0);
if (nilai_sensor > nilai_sensor1 && nilai_sensor >511){
climbhill = 1;
VmaxD = nilai_sensor;
}
if (nilai_sensor < nilai_sensor1 && climbhill ==1){
climbhill=0;
VmaxD = nilai_sensor1;
VeffD = VmaxD/sqrt(2);
VeffA =(((VeffD-301.72)/-209.28)*-214.0)+214.0;
Veff = (VeffA - 310);
Serial.print("Tegangan ");
Serial.println(Veff);
VmaxD = 0;
}

Universitas Sumatera Utara


43

4.6 Pengujian Blynk


Blynk dirancang untuk Internet of Things dengan tujuan dapat mengontrol hardware
dari jarak jauh,dapat menampilkan data sensor,dapat menyimpan data, visual dan
melakukan banyak hal canggih lainnya. Blynk adalah salah satu aplikasi yang bersifat
open source. Aplikasi ini dapat diunduh pada iOS ataupun android. Ini sangat
memudahkan bisa mengontrol dan memonitoring suatu perangkat tanpa membuat
aplikasi sendiri. Hanya perlu mengunduh pada playstore ataupun appstore.Blynk
memberi koin atau energi gratis sebesar 2000. Apabila dalam pembuatan proyek energi
yang dibutuhkan kurang hanya perlu menambahkan energi serta membayar sesuai
energi yang dibutuhkan dalam pembuatan proyek. Pengujian blynk bertujuan untuk
menguji apakah seluruh sensor terhubung dengan jaringan internet atau tidak. Selain
itu pengujian blynk juga dilakukan untuk mengontrol lampu dalam hal ini lampu teras
,ruang tengah, serta dapur. Berdasarkan pengujian didapat bahwa pengujian telah
berhasil dilakukan.

Gambar 4. 5 Tampilan Monitoring Lampu pada Blynk


4. 7 Pengujian Sistem Keseluruhan
Selanjutnya setelah selesai pengujian alat secara satu persatu, maka seluruh program
disatukan agar semua sensor dapat dilihat apakah bekerja dengan baik atau tidak. dapat
mengontrol lampu serta membaca dan menampilkan data sensor arus dan tegangan
pada aplikasi blynk. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem dapat bekerja

Universitas Sumatera Utara


44

dengan mengontrol 3 lampu ruangan yaitu teras ruang tengah dan dapur serta
memonitoring arus dan tegangan yang dikeluarkan oleh setiap masing- masing lampu
LED. Ketika kondisi lampu mati ,ini menandakan bahwa hanya kondisi lampu yang
sedang mati, tetapi tetap terhubung pada arus PLN. Maka tegangan serta arus dari
sensor tetap dapat membaca dan menampilkan data.Tetapi data yang tertampil dalam
hal ini adalah data tegangan dan arus dari PLN. Ketika lampu dihidupkan maka sensor
tegangan dan arus membaca tegangan dan arus dari lampu. Arus 1 dalam tabel
dimaksudkan adalah pembacaanya 0,1 desimal sedangkan 0 dalam tabel dimaksud
pembacaanya berada pada rentang 0,03 - 0,09 desimal.
Tabel 4.5 Tabel Hasil Pengujian Sistem Kontrol dan Monitoring Lampu Rumah
No Ruangan Kondisi Lampu Tegangan Arus Keterangan
1 Teras ON 213.09 1 Lampu dalam kondisi
hidup, Tegangan dan
Arus untuk lampu
terbaca
OFF 213.1 1 Lampu dalam kondisi
mati,Tegangan dan arus
untuk PLN terbaca
2 Ruang ON 208.51 0 Lampu dalam kondisi
Tengah hidup, Tegangan dan
Arus untuk lampu
terbaca
OFF 208.47 1 Lampu dalam kondisi
mati,Tegangan dan arus
untuk PLN terbaca
3 Dapur ON 201.69 0 Lampu dalam kondisi
hidup, Tegangan dan
Arus untuk lampu
terbaca
OFF 201.55 0 Lampu dalam kondisi
mati,Tegangan dan arus
untuk PLN terbaca

Universitas Sumatera Utara


45

Wifi atau hotspot merupakan hal utama dalam sistem pengontrolan dan monitoring
arus dan tegangan dari lampu. Dalam hal ini wifi yang digunakan adalah hostpot dari
smarphone.Pengujian jangkauan wifi dilakukan 2 kali,tanpa penghalang dan
menggunakan penghalang. Penghalang yang dimaksud dalam hal ini adalah dinding.
Karena jarak jangkauan dari smartphone terbatas untuk itu dibuat jarak jangkauan
wifi yang dapat terdeteksi oleh alat ini dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Jarak Jangkauan Wifi atau Hotspot


Status WIFI
Jarak (m) Dengan Penghalang Tanpa Penghalang
5 Terhubung Terhubung
10 Terhubung Terhubung
15 Terhubung Terhubung
18 Tidak Terhubung Terhubung
20 Tidak Terhubung Tidak Terhubung

Berikut program sistem secara keseluruhan :

#include <ESP8266WiFi.h>
#define BLYNK_PRINT Serial
#include <BlynkSimpleEsp8266.h>

const char *ssid = "Utari";


const char *pass = "a4d88b9f33ec";
char auth[] = "739xLAwNX9cRweylrKIincithkgS93T3";

#define S0 D8
#define S1 D7
#define S2 D6
#define S3 D5

Universitas Sumatera Utara


46

#define SIG A0

double nilai_sensor = 0; // zmpt101b untuk teras


double nilai_sensor1 = 0;
double nilai_sensor2 = 0; // zmpt1o1b untuk ruang tengah
double nilai_sensor3 = 0;
double nilai_sensor4 = 0; // zmpt101b untuk dapur
double nilai_sensor5 = 0;

int crosscount = 0;
int climbhill = 0 ;
double VmaxD = 0;
double VeffD;
double VeffA;
double Veff;

// inialisasi untuk program multiplexer


int sensor0;
int sensor1;
int sensor2;
int sensor3;
int sensor4;
int sensor5;

// inialisasi untuk program relay


#define r1 D1
#define r2 D2
#define r3 D3

void setup ()
{

Universitas Sumatera Utara


47

Serial.begin(115200);
Blynk.begin(auth, ssid, pass);
pinMode(S0, OUTPUT);
pinMode(S1, OUTPUT);
pinMode(S2, OUTPUT);
pinMode(S3, OUTPUT);
pinMode(SIG, INPUT);
pinMode(r1, OUTPUT);
pinMode(r2, OUTPUT);
pinMode(r3, OUTPUT);
}

void loop ()
{
// Channel 0
digitalWrite(S0, LOW); digitalWrite(S1, LOW); digitalWrite(S2, LOW);
digitalWrite(S3, LOW);
// Sensor ZMPT101B 1 Teras

nilai_sensor1 = nilai_sensor;
delay(1000);
nilai_sensor = analogRead(SIG);
if (nilai_sensor > nilai_sensor1 && nilai_sensor > 511) {
climbhill = 1;
VmaxD = nilai_sensor;
}
if (nilai_sensor < nilai_sensor1 && climbhill == 1) {
climbhill = 0;
VmaxD = nilai_sensor1;
VeffD = VmaxD / sqrt(2);
VeffA = (((VeffD - 301.72) / -209.28) * -214.0) + 214.0; //zmpt101b 2
Veff = (VeffA - 270);

Universitas Sumatera Utara


48

Serial.print("Tegangan Teras");
Serial.println(Veff);
VmaxD = 0;
Blynk.virtualWrite(V0, nilai_sensor1);

}
// Channel 1 (C1 pin - binary output 1,0,0,0)
digitalWrite(S0, HIGH); digitalWrite(S1, LOW); digitalWrite(S2, LOW);
digitalWrite(S3, LOW);
//sensor AC712 1 Teras

int sensor1 = analogRead(SIG);


Serial.print(" Arus Teras ");
Serial.println((sensor1 - 782) * 27.03 / 1023);
Blynk.virtualWrite(V1, sensor1);
delay(1000);

//Channel 2
digitalWrite(S0, LOW); digitalWrite(S1, HIGH); digitalWrite(S2, LOW);
digitalWrite(S3, LOW);
// ZMPT101B 2 Ruang Tengah

nilai_sensor2 = nilai_sensor3;
nilai_sensor3 = analogRead(SIG);
if (nilai_sensor3 > nilai_sensor2 && nilai_sensor3 > 511) {
climbhill = 1;
VmaxD = nilai_sensor3;
}
if (nilai_sensor3 < nilai_sensor2 && climbhill == 1) {
climbhill = 0;
VmaxD = nilai_sensor2;
VeffD = VmaxD / sqrt(2);

Universitas Sumatera Utara


49

VeffA = (((VeffD - 301.72) / -209.28) * -214.0) + 214.0; //zmpt101b 2


Veff = (VeffA - 320);
Serial.print(" Tegangan Ruang Tengah ");
Serial.println(Veff);
VmaxD = 0;
delay(1000);
Blynk.virtualWrite(V2, nilai_sensor2);
}
// Channel 3
digitalWrite(S0, HIGH); digitalWrite(S1, HIGH); digitalWrite(S2, LOW);
digitalWrite(S3, LOW);
//ACS712 2 Ruang Tengah

int sensor3 = analogRead(SIG);


Serial.println((sensor3 - 21) * 27.03 / 1023);
Serial.print(" Arus Ruang Tengah");
delay(1000);
Blynk.virtualWrite(V3, sensor3);
//Channel 4
digitalWrite(S0, LOW); digitalWrite(S1, LOW); digitalWrite(S2, HIGH);
digitalWrite(S3, LOW);
//ZMPT101B 3 Dapur

nilai_sensor4 = nilai_sensor5;
nilai_sensor5 = analogRead(SIG);
if (nilai_sensor5 > nilai_sensor4 && nilai_sensor5 > 511) {
climbhill = 1;
VmaxD = nilai_sensor5;
}
if (nilai_sensor5 < nilai_sensor4 && climbhill == 1) {
climbhill = 0;
VmaxD = nilai_sensor4;

Universitas Sumatera Utara


50

VeffD = VmaxD / sqrt(2);


VeffA = (((VeffD - 301.72) / -209.28) * -214.0) + 214.0;
Veff = (VeffA - 350);
Serial.print(" Tegangan Dapur ");
Serial.println(Veff);
VmaxD = 0;
delay(1000);
Blynk.virtualWrite(V4, nilai_sensor4);
}
// Channel 5
digitalWrite(S0, HIGH); digitalWrite(S1, LOW); digitalWrite(S2, LOW);
digitalWrite(S3, LOW);
//ACS712 3 Dapur

int sensor5 = analogRead(SIG);


Serial.println((sensor5 - 21) * 27.03 / 1023);
Serial.print(" Arus Dapur");
delay(1000);
Blynk.virtualWrite(V5, sensor5);
Blynk.run();
}

Universitas Sumatera Utara


51

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan sistem maka
penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain :
1. Telah berhasil dirancang suatu sistem yang dapat mengontrol lampu rumah
seperti teras,ruang tengah, dan dapur. Sistem ini juga dapat memonitoring
penggunaan arus dan tegangan dari masing –masing lampu ruangan secara
bersamaan yang ditampilkan dalam aplikasi bylnk dengan menggunakan
sensor ACS712 dan ZMPT101B dimana alat dikendalikan oleh Wemos D1
Mini serta sistem dapat mengontrol dan memonitoring arus dan tegangan
masing-masing lampu dengan menggunakan aplikasi blynk melalui
smartphone dengan memanfaatkan internet of things untuk
menghubungkanya dengan membuat program di Arduino IDE serta alat
terkonesi dengan Wifi ataupun hotspot.
2. Telah berhasil dirancang suatu sistem dengan memanfaatkan dari perluasan
aplikasi teknolgi IoT dapat menghidupkan serta mematikan lampu rumah
secara praktis.

5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan oleh penulis pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan dengan meminimalisir
penggunaan kabel pada rancangan alat.
2. Sebaiknya penelitian selanjutnya dapat mengontrol dan memonitoring
lampu seluruh ruangan pada rumah.

Universitas Sumatera Utara


52

DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, I. 2017. Pengukur Daya Listrik Menggunakan Sensor Arus ACS712-05A


dan Sensor Tegangan ZMPT101B. Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.
Babin S, Harrison R, Notham P, Carniege W, 2006. Developing Sofware for Symbian
OS : An Intruduction to Creating Smartphone Aplication In C++. Jhon Wiley
& Sons,LTD. England.
Daeng, I. T. M., Mewengkang, N. N., & Kalesaran, E. R. 2017. Penggunaan
smartphone dalam menunjang aktivitas perkuliahan oleh mahasiswa
FISPOL UNSRAT Manado. Acta Diurna Komunikasi, 6(1).
Fatoni, A., Nugroho, D. D., & Irawan, A. 2015. Rancang bangun alat pembelajaran
microcontroller berbasis atmega 328 di universitas serang raya. PROSISKO:
Jurnal Pengembangan Riset dan Observasi Sistem Komputer, 2(1).
Hakim, L., & Manurung, B. 2020. Design and analytical simulation of heart rate
measurement and human body temperature with linear regression approach.
In AIP Conference Proceedings (Vol. 2221, No. 1, p. 100002). AIP Publishing
LLC.
Jaya, A. F., Murti, M. A., & Mayasari, R. 2018. Monitoring dan Kendali Perangkat
pada Ruang Kelas Berbasis Internet Of Things (IOT). eProceedings of
Engineering, 5(1).
Kane R, Sell H,2001. Revolution in Lamps : A Chronicle of 50 Years of Progress. The
Fairmant Press,INC. Lilburn.
Kumar, S., Tiwari, P., & Zymbler, M. 2019. Internet of Things is a revolutionary
approach for future technology enhancement: a review. Journal of Big
Data, 6(1), 1-21.
Louis, L. (2016). working principle of Arduino and u sing it. International Journal of
Control, Automation, Communication and Systems (IJCACS), 1(2), 21-29.
Miller S S, 2003. Wifi Security. MCGraw-Hill Companies,INC. New York
Mukminin, M., & Santosa, A. B. 2016. Pengaruh Media Pembelajaran Software
Proteus Pada Mata Pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas XI Teknik Audio Video di SMK Negeri 3
Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 5(1).
Najmi, R. A. F. 2020. Alat Peraga Jantung Berbasis Arduino Uno Proyek Akhir.
[Skripsi].Bandung. Univesitas Komputer Indonesia .Disertasi Doktor.
Nusa, T., Sompie, S. R., & Rumbayan, M. 2015. Sistem monitoring konsumsi energi
listrik secara real time berbasis mikrokontroler. Jurnal Teknik Elektro dan
Komputer, 4(5), 19-26.
Robles, R. J., & Kim, T. H. 2010. Applications, systems and methods in smart home
technology: A. Int. Journal of Advanced Science And Technology, 15, 37-48.
Turang, D. A. O. 2015, December. Pengembangan Sistem Relay Pengendalian Dan
Penghematan Pemakaian Lampu Berbasis Mobile. In Seminar Nasional
Informatika (SEMNASIF) (Vol. 1, No. 1).

Universitas Sumatera Utara


53

Yasir, M. 2019. Rancang Bangun Sistem Pemantauan dan Pengendalian Suhu dan
Kelembaban pada Media Tumbuh Jamur Berbasis
IOT.[Skripsi].Medan.Universitas Sumatera Utara.Program Sarjana.
Https://id.wikipedia.org/wiki/Adaptor. [01 Februari 2021].
Http://sentroino.blogspot.com/2015/12/measuring-ac-voltage-using-arduino.html [18
Maret 2021].
Https://www.mitra-led.com/news/10/Definisi-Lampu-Jenis-Jenis-dan-Fungsinya [01
Februari 2021].
Https://www.nyebarilmu.com/pengenalan-tentang-modul-wifi-wemos-d1-mini-
esp8266/ [01Februari 2021].

Universitas Sumatera Utara


54

LAMPIRAN

Lampiran : Gambar
1. Gambar Rangkaian Keseluruhan Sistem

2. Gambar Tampilan Prototipe Rumah

Universitas Sumatera Utara


55

3. Gambar Keseluruhan Sistem

4. Gambar Tampilan Monitoring Lampu pada Aplikasi Blynk

Universitas Sumatera Utara


56

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai