Anda di halaman 1dari 69

IMPLEMENTASI SISTEM KEAMANAN PADA SMART BUILDING

BERBASIS IOT

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


SARJANA
Pada Program Studi Sistem Komputer
IIB Darmajaya Bandar Lampung

Oleh
BIMA JUANANDA
1911060043

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER
INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA
BANDAR LAMPUNG
2023
PERNYATAAN ORISINILITAS PENELITIAN

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa Skripsi yang
diajukan ini adalah hasil karya saya sendiri, tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi atau
karya yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka. Karya ini adalah milik
saya dan pertanggung jawaban sepenuhnya berada dipundak saya.

Bandar Lampung, Oktober 2023

BIMA JUANANDA
1911060043
PERSETUJUAN

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI SISTEM KEAMANAN PADA


SMART BUILDING BERBASIS IOT
Nama Mahasiswa : BIMA JUANANDA
No. Pokok Mahasiswa : 1911060043
Program Studi : S1 Sistem Komputer

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam sidang
Tugas Penutup Studi guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer pada
Program Studi Sistem Komputer IIB Darmajaya.

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi,


Sistem Komputer

Retno Dwi Handayani, S.Kom.,M.T.I Novi Herawadi Sudibyo,


NIK 13360514 S.Kom.,M.T.I
NIK 11690310

iii
PENGESAHAN

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Skripsi


Program Studi Sistem Komputer Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya
Bandar Lampung dan dinyatakan diterima untuk
memenuhi syarat guna memperoleh Gelar
Sarjana

Mengesahkan

1. Tim Penguji Tanda Tangan

Ketua : Dodi Yudo Setyawan, S.Si., M.T.I ………………

Anggota : Lia Rosmalia, S.T., M. Kom ………………

2. Dekan Fakultas Ilmu Komputer

Dr. Sutedi, S.Kom., M.T.I,MTA,MCP


NIK 00590203

iv
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 24 Oktober 2023

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Seiring Syukur Atas Ridho Allah SWT Saya sebagai penulis dapat menyelesaikan
Skripsi yang saya persembahkan kepada:

1. Ibu tercinta yang telah membesarkan dan merawat kami anak-anaknya dengan
penuh kasih sayang.
2. Ayah yang yang telah membesarkan dan merawat kami anak-anaknya dengan
penuh kasih sayang serta memberikan saya semangat tanpa henti dan
membawa saya sampai ke jenjang perkuliahan.
3. Kepada Adik-adik terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.
4. Kepada Ayah erwin terima kasih atas segala dukungan dan doanya.
5. Kepada Kekasih Mita Amara terima kasih yang sebesarnya yang telah
menemani dalam pengerjaan skripsi ini dari awal hingga selesai. Dan terima
kasih sudah support pikiran dan moril selama ini.
6. Terima Kasih kepada Teman-Teman yang sudah support selama ini.
7. Dosen pembimbing Retno Dwi Handayani,S.Kom.,M.TI yang telah
memberikan masukan dan saran yang sangat membantu pada penelitian yang
dilakukan.
8. Kepada keluarga besar yang selalu mendukung selama menuntut ilmu di IIB
Darmajaya.
9. Para dosen yang telah memberikan ilmunya selama menjalani pendidikan di
IIB Darmajaya.
10. Almamaterku tercinta IIB Darmajaya.

v
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

MOTTO

“tetaplah semangat jangan lupa makan bujuklah temanmu kuasai

dunia jadikan tetangga ingin seperti kita jangan jadi pecundang tapi
the winner”

“Tidak ada yang mudah tetapi tidak ada yang tidak mungkin”

“Terbentur, Terbentur, Terbentuk”

(BIMA JUANANDA)

vi
ABSTRAK

IMPLEMENTASI SISTEM KEAMANAN PADA SMART BUILDING


BERBASIS IOT

Oleh
BIMA JUANANDA

Banyaknya gedung-gedung bertingkat yang terdapat di kota-kota besar seperti


perkantoran, sekolah, universitas, hotel dan pusat perbelanjaan serta masih
banyak lagi tempat-tempat yang dibangun secara bertingkat karena minimnya
lahan. Dalam hal ini banyak masalah yang muncul terkait dengan keselamatan
dan pengendalian peralatan listrik serta keamanan gedung bertingkat dengan
banyak ruangan dari bahaya salah satunya seperti bahaya kebocoran gas, asap
rokok dan suhu ruangan pada Gedung bertingkat sehingga perlu adanya sebuah
sistem yang dapat memonitoring suhu, kelembaban, api dan kadar gas dari jarak
jauh.

Sistem keamanan ini dibuat dengan menggunakan sensor DHT11 yang


digunakan sebagai pembacaan suhu didalam gedung, sensor MQ135 digunakan
untuk mendeteksi adanya gas didalam gedung, sensor flame digunakan untuk
membaca api didalam gedung yang akan diproses oleh ESP32 sehingga akan
menghasilkan output berupa bunyi buzzer, menyalakan kipas dan menyalakan
pompa air.

Sistem kerja dari alat ini yaitu jika sensor DHT11 menyatakan suhu >30 ºC
maka relay kipas akan ON serta jika suhu <30ºC maka relay kipas akan Off
sedangkan jika sensor gas MQ135 <50 ppm maka relay akan kipas akan OFF
dan jika >50ppm maka relay kipas akan ON. Pada pengujian sensor Flame
dapat diketahui jika pembacaan sensor <80 maka relay pompa akan ON dan
jika >80ppm maka relay pompa akan OFF. Dari hasil pengujian sistem
keseluruhan maka dapat disimpulkan bahwa implementasi sistem keamanan
dan monitoring pada smart building berbasis IoT ini dapat membantu
meningkatkan tingkat keamanan dan kenyamanan karyawan didalam gedung.

Kata Kunci: Internet of Things (IoT), smart building, keamanan, monitoring,


sensor, implementasi sistem.

vii
ABSTRACT

A SECURITY SYSTEM IMPLEMENTATION OF SMART BUILDING


IOT-BASED

By:

Bima Juananda

Many multi-story buildings in big cities such as offices, hospitals, schools,


universities, hotels, and shopping centers are built in multi-story buildings due to
limited land. Multi-story buildings have problems related to security, safety, and
control of electrical equipment, the danger of gas leaks, cigarette smoke, and room
temperature, so there is a need for a system that can monitor temperature,
humidity, fire, and gas levels remotely. This security system was created using a
DHT11 sensor which is used as a temperature reader in the building, an MQ135
sensor to detect the presence of gas in the building, a flame sensor to read the fire
in the building which would be processed by the ESP32 so that it would produce
the output in the form of a buzzer sound, has been turning on the fan and turning
on the water pump. The working system of this tool was if the DHT11 sensor
stated that the temperature was > 30°C then the fan relay would turn on until the
temperature was <30°C. If the MQ135 gas sensor was <50 ppm then the fan relay
was off and if it was >50 ppm then the fan relay was on. In the flame sensor test,
if the sensor reading was < 80 ppm then the pump relay was on, and if it was >80
ppm then the pump relay was off. Implementing a security and monitoring system
in an IoT-based smart building could help increase the level of security and
comfort of people living in the building.

Keywords: Internet of Things, Smart Building, Monitoring, System


Implementation, Sensors.

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segenap
rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan skripsi yang
berjudul “IMPLEMENTASI SISTEM KEAMANAN PADA SMART
BUILDING BERBASIS IOT” Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk
memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Sistem Komputer, IIB Darmajaya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungan selama pengerjaan Skripsi ini. Ucapan terima kasih khusus
saya sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Hi.Andi Desfiandi, SE, MA. Selaku Ketua Yayasan Institut
Informatika dan Bisnis Darmajaya.
2. Bapak Dr. Hi.Firmansyah Y.Alfian MBA., M.Sc Selaku Rektor Institut
Informatika dan Bisnis Darmajaya.
3. Bapak Dr. Sutedi, S.Kom., MTI. Selaku Dekan Ilmu Komputer Institut
Informatika dan Bisnis Darmajaya.
4. Bapak Novi Herawadi Sudibyo,S.Kom.,M.T.I Selaku Ketua Program Studi
Sistem Komputer, Terimakasih atas waktu dan saran yang telah bapak
berikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian skripsi.
5. Ibu Retno Dwi Handayani,S.Kom.,M.TI Selaku dosen pengajar sekaligus
sebagai pembimbing saya dalam menyelesaikan laporan skripsi, terimakasih
atas waktu dan saran yang telah bapak berikan kepada saya.
6. Bapak Ari Widiantoro, S.Kom.,M.Tech Selaku Sekretaris Program Studi
Sistem Komputer, terimakasih atas waktu dan saran yang telah bapak berikan
kepada saya.

ix
7. Papa dan Mama tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat
dan doa kepada saya.
8. Kepada Adik-adik terima kasih atas doa dan dukungannya sealama ini.
9. Kepada Ayahn Erwin terima kasih atas segala dukungan dan doanya.
10. Kepada Kekasih Mita Amara terima kasih yang sebesarnya yang telah
menemani dalam pengerjaan skripsi ini dari awal hingga selesai. Dan
terima kasih sudah support pikiran dan moril selama ini.
11. Seluruh teman-teman Sistem Komputer Angkatan 2018, semoga
kebersamaan kita selama ini terus terjalin.

Dengan segala keterbatasan saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan laporan skripsi ini. Untuk itu saran dan kritik yang konstruktif
dan solutif dari semua pihak sangat saya harapkan demi perbaikan dan
peningkatan skripsi ini.

Akhirnya,saya hanya bisa mendoakan semoga Allah SWT. Membalas semua


kebaikan – kebaikan mereka selama ini. Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandar Lampung, Oktober 2023

BIMA JUANANDA
1911060043

x
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINILITAS PENELITIAN...........................................................ii


PERSETUJUAN...............................................................................................................iii
PENGESAHAN.................................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................................v
MOTTO.............................................................................................................................vi
ABSTRAK........................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...........................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................5
2.1 Studi Literatur................................................................................................5
2.2 Dasar Teori................................................................................................7
2.2.1 Smart Building....................................................................................7
2.2.2 Suhu....................................................................................................7
2.2.3 Teori Api.............................................................................................8
2.2.4 Karbon Monoksida............................................................................10
2.3 Perangkat Keras Yang Digunakan..........................................................11
2.3.1 Sensor MQ-135.................................................................................11
2.3.2 Sensor DHT 11..................................................................................12
2.3.3 Flame Sensor (Sensor Api)...............................................................14
2.3.4 Relay..................................................................................................15
2.3.5 Fan/kipas...........................................................................................16
2.3.6 ESP32 DevKit...................................................................................17
2.4 Perangkat Lunak Yang Digunakan..........................................................19
2.4.1 Software Mikrokontroller Arduino Uno...........................................20
2.4.2 Prangkat Lunak Arduino IDE............................................................20
2.4.3 Internet of Things..............................................................................21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................................23
3.1 Studi Literatur..........................................................................................24
3.2 Analisa Kebutuhan..................................................................................24
3.2.1 Bahan................................................................................................24
3.2.2 Kompoenen.......................................................................................25
3.2.3 Software............................................................................................26
3.3 Perancangan Sistem.................................................................................26
3.3.1 Perancangan Perangkat Keras...........................................................27

xi
3.3.1.1 Rangkaian Sensor DHT 11.......................................................27
3.3.1.2 Rangkaian Sensor Flame..........................................................28
3.3.1.3 Rangkaian Sensor MQ135........................................................29
3.3.1.4 Rangkaian Relay.......................................................................30
3.3.2 Perancangan Perangkat Lunak..........................................................30
3.3.2.1 Flowchart Sistem Keseluruhan.................................................30
3.4 Implementasi...........................................................................................32
3.4.1 Implementasi Perangkat Keras..........................................................33
3.4.2 Implementasi Perangkat Lunak.........................................................33
3.5 Pengujian Sistem.....................................................................................35
3.5.1 Pengujian Sensor DHT 11.................................................................35
3.5.3 Pengujian Sensor MQ135.................................................................36
3.5.4 Pengujian WEB.................................................................................36
3.6 Analisis Kerja..........................................................................................36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................37
4.1 Pengujian Perancangan Perangkat Keras................................................37
4.1.1 Pengujian Sensor DHT 11.................................................................38
4.1.2 Pengujian Sensor MQ135..................................................................39
4.1.3 Pengujian Sensor Flame....................................................................40
4.1.4 Hasil Pengujian Driver Relay...........................................................42
4.1.5 Hasil Pengujian Tampilan WEB........................................................43
4.2 Pengujian Sistem Secara Keseluruhan....................................................45
4.3 Analisis Kinerja Sistem...........................................................................46
4.3.1 Kelebihan Sistem..............................................................................46
4.3.2 Kekurangan Sistem...........................................................................46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................47
5.1 Kesimpulan..................................................................................................47
5.2 Saran.............................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................48
LAMPIRAN......................................................................................................................49

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Suhu Nyaman Menurut Standar Tata Cara PerencanaanTeknis


Konservasi Energi pada Bangunan Gedung............................................................8
Tabel 2.2. Konsentrasi Bahaya Karbon Monoksida..............................................11
Tabel 2.3 Spesifikasi Flame sensor........................................................................15
Tabel 2.4 Perbandingan ESP8266 dengan ESP32.................................................19
Tabel 3.1 Bahan Yang Dibutuhkan........................................................................25
Tabel 3.2. Komponen Yang Dibutuhkan...............................................................25
Tabel 3.3. Daftar Software Yang Digunakan.........................................................26
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Suhu sensor DHT11...................................................38
Tabel 4.2 Pengukuran Pada Sensor MQ135..........................................................40
Tabel 4.3 Pengukuran Pada Sensor flame.............................................................41
Tabel 4.4 Pengujian Driver Relay..........................................................................43
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Sistem Keseluruhan ...................................................45

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip Tetrahedron Api.......................................................................9


Gambar 2.2 Tahapan Perkembangan Api terhadap Waktu....................................10
Gambar 2.3 Sensor MQ-135..................................................................................11
Gambar 2.4 Kurva karateristik sensivitas..............................................................12
Gambar 2.5 Sensor DHT 11...................................................................................13
Gambar 2.6 Bentuk fisik dan letak PIN Flame sensor...........................................15
Gambar 2.7 Relay..................................................................................................16
Gambar 2.8 Fan/ Kipas..........................................................................................17
Gambar 2.9 ESP32 DevKit....................................................................................18
Gambar 2. 10 Arduino IDE....................................................................................21
Gambar 2.11. Ilustasi dari Internet Of Things.......................................................22
Gambar 3.1. Alur Penelitian..................................................................................23
Gambar 3.2. Blok Diagram Sistem........................................................................26
Gambar 3.3 Rangkaian Sensor DHT11..................................................................27
Gambar 3.4 Potongan script Program Sensor DHT 11..........................................28
Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Flame....................................................................28
Gambar 3.6 Potongan script Program Sensor flame..............................................29
Gambar 3.7 Rangkaian Sensor Mq135..................................................................29
Gambar 3.8 Potongan script Program Sensor Mq135............................................29
Gambar 3.9 Rangkaian Relay.................................................................................30
Gambar 3.10 Potongan script Program Relay........................................................30
Gambar 3.11 Flowchart Sistem Keseluruhan........................................................31
Gambar 3.13 Prangkat Lunak Arduino..................................................................34
Gambar 3.14 Rancangan Tampilan Login.............................................................34
Gambar 3.15 Rancangan Halaman Utama.............................................................35
Gambar. 4.1. Bentuk Fisik Alat.............................................................................37
Gambar. 4.2. Hasil Pengujian Sensor DHT 11......................................................38
Gambar. 4.3. Hasil Pengujian Sensor MQ-135......................................................39
Gambar. 4.4 Hasil Pengujian Sensor Flame..........................................................41
Gambar. 4.5 Hasil Pengujian Relay.......................................................................42
Gambar. 4.5. Halaman Login.................................................................................44
Gambar. 4.6. Halaman Utama................................................................................44
Gambar. 4.7 Hasil Pengujian WEB Sensor Flame.................................................44
Gambar. 4.8 Hasil Pengujian WEB Sensor MQ-135.............................................44
Gambar. 4.9 Hasil Pengujian WEB Sensor DHT 11.............................................44

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Program 50
Lampiran 2 ESP32 55
Lampiran 3 Relay 60
Lampiran 4 Sensor DHT1165
Lampiran 5 Sensor MQ135 71
Lampiran 6 Sensor Flame79

xv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gedung bertingkat di bandar lampung maka semakin banyak pula management
pengelolaan gedung-gedung tersebut. Dalam hal ini masih banyak permasalahan
yaitu mulai dari keamanan dan pengontrolan peralatan listrik. Dengan adanya
permasalahan yang ditemukan tersebut terdorong untuk bisa mempermudah dalam
pengelolaan gedung dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini yang
bisa diadopsi dengan berbagai macam konsep, kemanan gedung dengan
memanfaatkan teknologi Smart Bulding

Smart Building adalah penerapan sistem secara otomatis berbasis Internet of


Thing terhadap bangunan dengan menggunakan algoritma yang dibuat secara
terstruktur dan rapi serta bagian dan komponen pada bangunan dapat dikelola
secara otomatis. Masalah muncul ketika sebuah bangunan telah menggunakan
teknologi namun menghiraukan penggunaan listrik secara terus menerus. Seperti
lampu yang menyala terus menerus, kipas angin yang tidak dimatikan sehingga
dapat menimbulkan biaya listrik yang membengkak, memendeknya masa
penggunaan elektronik akibat penggunaan yang kurang optimal.

Hingga resiko bahaya yang terjadi di kantor seperti terjadinya kebakaran dan
adanya gempa bumi. Dengan bantuan Smart Building penghuni akan lebih
dimudahkan dengan tidak perlu terlalu memikirkan alat-alat elektronik yang ada
di bangunan karena alat-alat tersebut saling terhubung dan dapat memudahkan
penghuni Smart Building.

Terdapat penelitian yang serupa untuk mendukung penelitian ini seperti penelitian
dengan judul (Sistem monitoring dan kontroling pada Smart Building di
apartemen dengan penerapan IOT (Internet of Things), 2017). Sistem ini dibuat
dapat memonitoring intensitas cahaya, kondisi lampu dan suhu pada ruangan
dengan menggunakan ESP8266. Hasil dari aplikasi ini adalah aplikasi dapat
2

diinstall pada android versi 6 dan 5 sedangkan versi 4 tidak dapat digunakan
sehingga pada aplikasi ini tidak sepenuhnya dapat compatible pada operating
system android..

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengembangkan penelitian tersebut


dengan judul “Implementasi Sistem Keamanan Pada Smart Building Berbasis
IOT”

1.1. Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana cara menerapkan Internet of Thing terhadap konsep Smart


Building?
2. Bagaimana merancang web untuk dapat memonitoring suhu, kelembaba, api
dan kadar gas melalui internet?
3. Bagaimana mendapatkan informasi status perangkat yang berfungsi sebagai
monitoring?

1.2. Ruang Lingkup Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka ruang lingkup dalam
penelitian ini, yaitu;
1. Komponen yang digunakan pada mikrokontroler ESP32 dev kit adalah
sensor MQ135, Sensor Api, Kipas, Pompa dan buzzer.
2. Kontrol dan monitor dilakukan menggunakan komputer / laptop web yang
telah dibuat.
3. Pada penelitian ini alat yang dibuat hanya berbentuk prototipe.

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini yakni :
1. Menerapkan Internet of thing terhadap konsep smart building.
2. Merancang web untuk memonitoring suhu, kelembaban, api dan gas melalui
internet.
3

3. Mendapatkan informasi status perangkat yang berfungsi sebagai monitoring.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Memberikan kontribusi dan gagasan berupa pengetahuan, pengembangan


untuk menciptakan sistem monitoring dengan smart technology
menggunakan jaringan internet web server, sehingga dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk memonitoring kondisi gedung maupun rumahnya
dengan menggunakan browser.
2. Dapat monitoring kondisi gedung, kantor maupun rumah jika terjadi bencana
dari jarak jauh.
3. Dapat memberikan pengembangan bagi dosen untuk implementasi teori-teori
yang didapat dengan mengimpelementasikannya ke dalam suatu produk
industry.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan dalam tugas akhir ini terbagi dalam
beberapa pokok bahasan, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup
penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisikan tentang teori – teori yang berkaitan dengan “Implementasi
Sistem Keamanan Pada Smart Building Berbasis Iot”

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Metode penelitian, bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam
perancangan dan langkah-langkah perakitan “Implementasi Sistem Keamanan
Pada Smart Building Berbasis Iot”
4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini berisi tentang implementasi alur, analisis dan pembahasan dari alur yang
dirancang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisikan kesimpulan dari pengujian sistem serta saran apakah rangkaian
ini dapat digunakan secara tepat dan dikembangkan perakitannya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Literatur


Penelitian tentang Implementasi Sistem Keamanan Pada Smart Building Berbasis
Iot sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Beberapa ringakasan Studi
Literatur digunakan untuk mengetahui sejauh mana penelitian tersebut sudah
dilakukan.

Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan yang menjadi referensi penelitian
ini pertama (Tri Fajar Yurmama S dan Novi Azman, 2019) yang berjudul
”Perancangan Software Aplikasi Pervasive Smart Home”. Pada penelitian ini, Tri
Fajar Yurmama S dan Novi membuat konsep sistem rumah cerdas dan
pervasiveyangterdiri dari perangkat kontrol, monitoring dan otomatisasi beberapa
perangkat atau peralatan rumah yang saling berinteraksi dan dapat diakses melalui
sebuah komputer.Monitoring dilakukan menggunakan beberapa sensor dan
kamera yang dihubungkan pada komputer. Pada sistem kontrol, computer dapat
memberikan perintah langsung untuk mengaktifkan equipment.Apabila terjadi
bahaya atau kerusakan pada equipment tersebut, maka secara otomatis computer
akan memberikan report kepada pemilik. Seluruh report tersebut akan disimpan
kedalam database, sehingga pemilik rumah dapat mengetahui setiap saat kejadian
yang terjadi didalam rumah dan diharapkan dapat menghasilkan suatu rumah yang
nyaman dan aman.

(Farid Arifiyanto, Wahyul Amien Syafei, dan Maman Somantri, 2021) dengan
judul“Perancangan Prototype Web-Based Online Smart Home Controlled By
Smartphone”, Pada penelitian ini prototipe terdiri dari sistem pengontrolan dan
kemanan yang keduanya tergolong murah. Aplikasi ini terdiri dari main program
yang terletak di komputer server, sekaligus web server sehingga aplikasi ini dapat
diakses melalui jaringan internet. Aplikasi yang terdapat di komputer server
6

terhubunsecara serial dengan mikrokontroller ATMEGA 8535 untuk


menghidupkan dan memadamkan lampu secara langsung, melihat kondisi lampu,
melihat hasil dari motion detection, melakukan penjadwalan nyala lampu.
Aplikasi ini membutuhkan database untuk melakukan penjadwalan alat elektronik
misalkan lampu, sehingga secara otomatis lampu akan menyala sesuai jadwal.
Selain penjadwalan, hasil dari deteksi gerak menggunakan webcam juga dapat
dilihat melalui web ini..

(Ayub Subandi, Februari 2019) dengan judul Rancang Bangun Sistem Aeroponik
Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler. Pada perancangan alat yang dibuat
menggunakan mikrokontroler sebagai pengatur kerja sistem secara keseluruhan
yang sudah berisi instruksi-instruksi atau program yang dibuat dalam bahasa C.
Proses pewaktu pada pompa menggunakan metode penundaan, sedangkan untuk
proses pembacaan suhu dan kelembaban digunakan sensor DHT11. Hasil
percobaan sistem aeroponik didapatkan hasil pertumbuhan sayuran yang
signifikan dari segi tinggi batang, panjang daun dan lebar yang berubah-ubah
setiap harinya. Perbandingan pertumbuhan antara budidaya sayuran secara
aeroponik dengan metode tanam di tanah adalah 2 : 1. Budidaya sayuran
aeroponik terbukti lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan budidaya
media tanam tanah, hal tersebut disebabkan terpenuhinya nutrisi yang dibutuhkan
sayuran secara terus menerus.

(Firmansyah, 2020) dengan judul yang berjudul“Perancangan Prototipe Smart


Building Berbasis Arduino Ethernet Shield” Pada penelitian ini, sistem yang
dibuat berfungsi untuk memantau suhu, memantau serta mengontrol lampu yang
dihubungkan dengan sebuah relay, dan menggerakan servo yang berfungsi
sebagai alat pengunci pintu. Arduino Web Server terdiri dari gabungan antara
arduino uno dan Ethernet shield, bertindak sebagai sebuah embedded web server
yang berfungsi sebagai pemantau sekaligus pengontrol system secara keseluruhan.
Sensor suhu yang digunakan adalah IC LM35DZ.
7

Selanjutnya dilakukan oleh (Fauzan Masykur dan Fiqiana Prasetiyowati, 2020)


dengan judul berjudul ”Aplikasi Rumah Pintar (Smart Home) Pengendali
Peralatan Elektronik Rumah Tangga Berbasis Web”. Pada penelitian ini, alat yang
dipakai untuk mengontrol peralatan elektronik tidak lagi menggunakan atmega
tapi menggunakan Raspberry Pi. Yang berfungsi sebagai server yang akan
menghubungkn antara hardware dan software yang dikontrol melalui web sebagai
interface yang digunakan pengguna untuk memasukan input dan menghasilkan
output. Pembuatan web ini menggunakan sistem operasi Rasbian dimana software
yang digunakan adalah PHP5. Aplikasi rumah pintar (smart home) ini dapat
mempermudah pengguna dalam mengontrol peralatan elektronik rumah tangga
seperti lampu, AC dan TV sehingga dapat mengurangi adanya pemborosan listrik
ketika pengguna lupa untuk mematikan peralatan elektronik rumah

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Smart Building
Smart Building adalah sebuah sistem dari gabungan antara teknologi dan
bangunan. Bangunan yang dulunnya masih menggunakan pengoperasian manual
kini dapat dibuat serba otomatis dan menjadi canggih dengan dilengkapi berbagai
sensor dan alat pengontrol.

2.2.2 Suhu
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 1077 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah, suhu adalah panas atau dinginnya udara
yang dinyatakan dengan satuan derajat tertentu. Suhu udara dibedakan menjadi
dua antara suhu kering dan suhu basah. Suhu kering yaitu suhu yang ditunjukkan
oleh termometer suhu ruangan setelah diadaptasikan selama kurang lebih sepuluh
menit, umumnya suhu kering antara 24 – 34ºC dan suhu basah, yaitu suhu yang
menunjukkan bahwa udara telah jenuh oleh uap air, umumnya lebih rendah dari
pada suhu kering, yaitu antara 20 – 25ºC.

Suhu tempat kerja yang melebihi 28ºC akan mempercepat kelelahan tenaga kerja
begitupun sebaliknya suhu tempat kerja yang kurang dari 18ºC akan
8

memperlambat kelelahan tenaga kerja karena suhu terlalu dingin dan metabolisme
tubuh lebih lambat mengeluarkan keringat.

Suhu udara akan menjadi masalah apabila suhu saat ini lebih baik pada
sebelumya. Fluktuasi suhu yang cukup tinggi akan menimbulkan keluhan
(Mukono, 2014).

Tabel 2.1 Suhu Nyaman Menurut Standar Tata Cara PerencanaanTeknis


Konservasi Energi pada Bangunan Gedung

Kondisi Temperatur Efektif (TE) Kelembaban


(RH)
Sejuk Nyaman 20,5 °C - 22,8 °C 50 %
Ambang Atas 24 °C 80 %
Nyaman Optimal 22,8 °C - 25,8 °C 70 %
Ambang Atas 28 °C
Hangat Nyaman 25 °C – 27,1 °C 60 %
Ambang Atas 31 °C

Sumber: (Lippsmeier and Nasution, 1980)

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 70 Tahun 2016


tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri, suhu
lingkungan kerja yang panas dapat menyebabkan para pekerja cepat lelah dan
berkeringat. Keringat di telapak tangan dapat mengurangi kekuatan
menggenggam. Sebaliknya, bekerja pada iklim lingkungan kerja yang rendah
dapat mengganggu ketangkasan. Untuk persyaratan suhu ruangan yang nyaman
telah tercantum pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No.
5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja bahwa suhu kering
adalah 23 – 26ºC Dampak bagi kesehatan jika suhu terlalu rendah dapat
menyebabkan gangguan kesehatan hingga hypotermia, sedangkan suhu yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi sampai dengan kondisi heat stroke

2.2.3 Teori Api


Reaksi pembakaran melibatkan empat komponen yatu: bahan bakar, oksidator,
panas dan uninhibited chemical chain reaction. Interaksi dari empat komponen ini
9

dapat digambarkan sebagai bentuk four-sided solid geometric atau biasa disebut
tetrahedron. Proses pencegahan atau pemadaman api dapat dilakukan dengan
mengendalikan atau memutus salah satu sisi dari tetrahedron tersebut. Prinsip
inilah yang digunakan pada alat pemadam kebakaran.

Gambar 2.1 Prinsip Tetrahedron Api


(Sumber: Olimex, 2014)

Kebakaran pada bangunan umumnya berawal dari kebakaran dalam suatu


ruangan, yang sering disebut sebagai kebakaran dalam ruangan tertutup
(compartment fire). Sifat kimia dan fisika yang terjadi saat penyulutan,
dilanjutkan dengan pembakaran (combustion) ditambah dengan tersedianya beban
api (fire load) dengan kuantitas yang cukup termasuk perletakannya, dimensi
ruangan serta faktor ventilasi yang menunjang, maka kebakaran meningkat
intensitasnya, ditandai dengan kecepatan penjalaran dan panas yang tinggi dalam
waktu yang relatif singkat. Kebakaran dalam ruangan bisa mengarah kepada
terjadinya atau ledakan asap (backdraft) apabila ruangan yang minim ventilasi
tetapi cukup tahan terhadap tekanan yang timbul akibat kebakaran. Selain itu
produk non-termal kebakaran lainnya selain asap, yakni gas-gas hasil pembakaran
(selain CO2 dan CO) seperti HCl dan HCN yang kerap tidak berwarna dan tidak
berbau namun sangat beracun (toxic) sehingga banyak menimbulkan korban baik
di kalangan penghuni / pengguna bangunan maupun dari kalangan petugas
pemadam kebakaran, saat dilakukan operasi pemadaman.
10

Gambar 2.2 Tahapan Perkembangan Api terhadap Waktu

2.2.4 Karbon Monoksida


Menurut Kosegeran, Victor V. (2013) Karbon monoksida (CO) adalah gas
hasil pembakaran yang bersifat racun bagi darah manusia pada saat pernafasan,
sebagai akibat berkurangnya oksigen pada jaringan darah. Gas karbon
monoksida (CO) terdapat cukup banyak di udara, dimana gas ini terbentuk akibat
adanya suatu pembakaran yang tidak sempurna. Gas karbon monoksida
mempunyai ciriyang tidak berbau, tidak terasa, serta tidak berwarna. Kendaraan
bermotor memberi andil yang besar dalam peningkatan kadar CO yang
membahayakan. Di dalam semua polutan udara maka CO adalah pencemar
yang paling utama.

Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan


turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan
otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada
pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan
karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar
terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor. Nilai ambang batas CO
di tempat kerja yaitu 25 ppm. Keadaan normal kadar karbon monoksida di
dalam darah berkisar antara 0,2%-1,0%, dan rata-rata sekitar 5% COHb. Untuk
nilai ambang batas karbon monoksida bisa dilihat pada Tabel 2.1.
11

Tabel 2.2. Konsentrasi Bahaya Karbon Monoksida


Konsentrasi CO Gangguan pada tubuh
diudara (PPM)
3-5 Belum Terasa
10 Sistem Syarat Sentral
20 Panca Indra
40 Fungsi jantung
60 Sakit kepala
80 Sulit bernafas
100 Pingsan – kematian
(Middinali and Rahayu, 2019).

2.3 Perangkat Keras Yang Digunakan


2.3.1 Sensor MQ-135
Sensor MQ-135 merupakan sebuah sensor kimia atau gas sensor. Sensor ini
mempunyai nilai resistansi Rs yang akan berubah bila terkena gas dan juga
mempunyai sebuah pemanas (heater) digunakan untuk membersihkan ruangan
sensor dari kontaminasi udara luar (Novrian D, 2014). Pada penelitian tugas akhir
ini sensor MQ-135 digunakan untuk endeteksi gas Nitrogen Dioksida (NO2).

Gambar 2.3 Sensor MQ-135


(Sumber: Olimex, 2014)

Sensor MQ-135 memiliki spesifikasi antara lain sebagai berikut :


1. Sensitivitas tinggi dengan area deteksi luas b. Berusia panjang
2. Detection gas : NH3, NO2, alcohol, Benzene, dan lain-lain d.
Concentration : 10 - 10000 ppm
3. Loop Voltage (Vc) : <24V
4. Heater Voltage (Vh) : 5V
5. Load Resistence (RL): Dapat disesuaikan h. Heater resistance (Rh) : 31 ohm
6. Heater Consumption : <900mW
7. Sensing resistance : 2K ohm - 20K ohm (pada 100ppm NH3).
12

8. k. Slope : >=5
9. Standard operating voltage : 5V
10. Preheat time : >48 jam

Sensor MQ-135 memiliki sensivitas seperti yang di tunjukkan pada gambar 2.2 di
bawah ini:

Gambar 2.4 Kurva karateristik sensivitas


(Sumber: Olimex, 2014)

Gambar 2.2 menunjukkan karateristik sensivitas dari sensor MQ-135 pada


umumnya untuk beberapa gas. Temperatur lingkungan agar sensor dapat
bekerja yaitu 20oC, kelembapan sebesar 65%, konsentrasi O2 sebesar 21%, RL
sebesar 20kΩ, Ro yaitu tahanan sensor saat gas NH3 pada udara bebas mencapai
100ppm, Rs yaitu tahanan sensor pada konsentrasi gas yang berbeda (Olimex,
2014).

2.3.2 Sensor DHT 11


Sensor DHT11 adalah modul sensor yang berfungsi untuk membaca nilai suhu
dan kelembaban yang memiliki output tegangan analog yang dapat diolah lebih
lanjut menggunakan mikrokontroler. Sensor ini memiliki tingkat stabilitas yang
sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat. Sensor DHT11 akan
digunakan bersamaan dengan arduino uno. Koefisien kalibrasi disimpan
dalam OTP program memori, sehingga ketika internal sensor mendeteksi
suhu dan kelembaban maka modul ini menyertakan koefisien tersebut dalam
kalkulasinya.
13

Modul sensor ini tergolong kedalam elemen resistif seperti perangkat


pengukur suhu seperti contohnya yaitu NTC. Sehingga mempunyai kualitas
yang baik, berespon cepat, anti terinterferensi dan harga yang efektif. Setiap
elemen yang ada pada sensor DHT11 sudah terkalibrasi oleh laboratorium
yang teruji akurat pada kalibrasi kelembaban. Kalibrasinya terprogram di OTP
memori yang digunakan pada saat sensor mendeteksi sinyal internal. Ukuran yang
kecil dan sedikit konsumsi powernya dan jangkauan sinyal transmisinya hingga
20 meter. Komponennya terdiri dari 4-pin yang berada dalam satu baris.
Kelebihan dari modul sensor ini dibanding modul sensor lainnya yaitu dari segi
kualitas pembacaan data sensing yang lebih responsif yang memliki kecepatan
dalam hal membaca objek suhu dan kelembaban, dan data yang terbaca tidak
mudah terinterverensi. Sensor DHT11 pada umumya memiliki fitur kalibrasi nilai
pembacaan suhu dan kelembaban yang cukup akurat. (Anonim, 2017).
Spesifikasi:
 Pasokan Voltage: 5 V
 Rentang temperatur: 0-50 ° C kesalahan ± 2 ° C
 Kelembaban: 20-90% RH ± 5% RH error
 Interface: Digital

Gambar 2.5 Sensor DHT 11


(Sumber: at-moproduction 2018)

Kelembaban merupakan suatu tingkat keadaan lingkungan udarabasah yang


disebabkan olehadanya uap air. Tingkat kejenuhan sangatdipengaruhi oleh
temperatur. air terhadap temperaturJika tekanan uap parsial sama dengan tekanan
uap air yang jenuhmaka akan terjadi pemadatan.Secara matematis kelembaban
relative (%) didefinisikan sebagai prosentase perbandingan antaratekanan uap
14

airparsial dengan tekanan uap air jenuh. Kelembaban dapat diartikan dalam
beberapa cara. Relative Humidity secara umum mampu mewakili pengertian
kelembaban.

2.3.3 Flame Sensor (Sensor Api)


Sensor Api atau flame detector adalah sensor yang mampu mendeteksi api dan
mengubahnya menjadi besaran analog representasinya. Sensor api ini berbeda
dengan sensor panas. Kalau sensor panas parameter yang diukur adalah
temperaturnya, sedangkan sensor api ini yang dideteksi adalah nyala apinya.
sensor ini bekerja berdasarkan sinar infra merah (infrared) dalam rentang panjang
gelombang 760 nm – 1100 nm, dengan jarak deteksi kurang dari 1 m dan respon
time sekitar 15 mikro detik. Modul sensor api ini memiliki 3 kaki/pinout dengan
konfigurasi (dari kiri ke kanan) : Vcc (5V) – Gnd – AO (Analog Input).[6]

Flame sensor merupakan sebuah sensor yang digunakan untuk mendeteksi titik
api pada suatu tempat. Sensor ini memiliki jangkauan sensing yang cukup jauh
sehingga sangat bagus digunakan untuk mendeteksi kebakaran pada suatu gedung,
hutan, ataupun industri. Biasanya sensor ini digunakan pada suatu alat pendeteksi
kebakaran untuk mencegah terjadinya kebakaran yang besar sehingga dapat
meminimalisir kerugian akibat bencana tersebut.

Pada alat pendeteksi kebakaran ini penulis menggunakan flame sensor sebagai
pendeteksi adanya nyala api dengan menggunakan input tegangan sebesar 5V, dan
apabila sensor mendeteksi adanya titik api maka secara otomatis output LED,
Buzzer, Dan Relay akan aktif atau berlogic 1.

Flame sensor sangat sensitif terhadap nyala api dan radiasi disekitarnya. Sensor
ini dapat mendeteksi sumber cahaya biasa dengan panjang gelombang 760 nm –
1100 nm dan dapat mendeteksi maksimal dengan jarak 100 cm. Bentuk fisik dari
sensor ini dapat dilihat pada gambar 2.9 dibawah ini.
15

Gambar 2.6 Bentuk fisik dan letak PIN Flame sensor


Untuk spesifikasi dari Flame sensor dapat dilihat dibawah ini :
1. Jangkauan spektrum : 760 – 1100 (nm)
2. Sudut yang terdeteksi : 0° - 60°
3. Catu daya : 3,3 V – 5V
4. Temperatur Kerja : -25° - 85° c
5. Dimensi : 27,3 x 15,4 (nm)

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini

Tabel 2.3 Spesifikasi Flame sensor

2.3.4 Relay
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk
menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang
dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan
tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau
terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor)
ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau
off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.

Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan


pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay
elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :
16

Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka


kontak saklar. Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi
listrik. Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam
sebuah sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan
sebuah perangkat yang memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan
perangakat pengendali yang mempunyai arus kecil. Dengan demikian relay dapat
berfungsi sebagai pengaman.
Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
1. Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally Close (dalam
keadaan normal).
2. Koil (kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan
untuk menciptakan medan magnet.
3. Kontak, yang terdiri dari Normally Close dan Normally Open.

Pin Konfigurasi:
1. VCC : 5VDC
2. COM : 5VDC
3. IN1 : High/ Low Output
4. IN2 : High/ Low Output
5. GND : Ground

Gambar 2.7 Relay


(Sumber: Industri306, 2016)

2.3.5 Fan/kipas
Fan/kipas merupukan sebuah komponen yang memerlukan arus tegangan untuk
menggerakkannya. Fan berfungsi sebagai penyedot dari asap rokok yang nantinya
17

asap tersebut akan di saring yang kemudian udara yang telah di saring akan
kembalikan lagi keruangan menjadi udara yang bersih. Fan bekerja sesuai dengan
inputan yang di terima dari sensor semakin pekat asap rokok semakin cepat juga
putaran kipas (M. Aldiki Febriantono, 2015)

Pada penelitian ini Fan/ Kipas digunakan untuk menghisap asap rokok yang telah
terdeteksi sensor untuk di arahkan pada aerator agar asap dapat terfilterisasi oleh
air yang ada didalam wadah terbuat dari akrilik yang telah di campur dengan air
kapur. Tegangan pada Fan/ Kipas ini adalah 12V. Berikut adalah gambar dari
Fan/ Kipas.

Gambar 2.8 Fan/ Kipas


(M. Aldiki Febriantono, 2015)

2.3.6 ESP32 DevKit


ESP32 DevKit merupakan salah satu mikrokontroler keluaran espressif dan
merupakan penerus dari ESP8266. ESP32 ini memiliki keunggulan yang tidak
dimiliki oleh arduino, diantaranya yaitu memiliki fitur Wi-Fi dan Bluetooth 4.2
yang sudah tertanam di dalam board itu sendiri. Kemudian ESP32 ini memiliki
kecepatan prosesor yang cukup cepat yang sudah Dual-Core 32-bit dengan
kecepatan 160/240MHz.
18

Gambar 2.9 ESP32 DevKit

ESP32 DevKit sendiri telah banyak digunakan untuk pemrograman berbasis IoT
karena memiliki konektivitas yang sudah ada di dalam board ESP32 tersebut
sehingga tidak perlu modul tambahan lagi untuk penggunaan Wi-Fi ataupun
Bluetooth. Selain itu terlihat pada Gambar 2.16 ESP32 memiliki GPIO sebanyak
36 pin, GPIO sendiri merupakan General Purpose Input Output yang berfungsi
sebagai pin input dan output analog maupun digital. Berikut pada Tabel 2.1
terlihat perbandingan ESP8266 dan ESP32 secara fitur dan spesifikasi lengkap.
19

Tabel 2.4 Perbandingan ESP8266 dengan ESP32

Board
Spesifikasi ESP8266 ESP32
MCU Xtensa Single-core 32-bit Xtensa Dual-Core 32-bit
L106 LX6 with
Wi-Fi 802.11 b/g/n tipe HT20 600DMIPS
802.11 b/g/n tipe HT40
Bluetooth Tidak Ada Bluetooth 4.2 dan BLE
Frekuensi 80 MHz 160 MHz
SRAM Tidak Ada Ada
Total GPIO 17 pin 36 pin
Total ADC pin 1 pin 15 pin
Total Digital pin 9 pin 2 pin
Tegangan Output 3.3 – 5 Volt 3.3 – 5 Volt
Total SPI-UART-I2C-I2S 2-2-1-2 4-2-2-2
Resolusi ADC 10 bit 12 bit
Suhu operasional kerja -40°C hingga 125°C -40°C hingga 125°C
Sensor dalam modul Tidak ada Touch Sensor, Temp-
erature
Sensor, Hall Effect Sensor
Harga di pasaran Rp. 30.000 – 350.000 Rp. 70.000 – 650.000

Seperti yang terlihat pada Tabel 2.4 diatas, sudah sangat jelas ESP32 lebih unggul
dan memiliki processor yang lebih tinggi sehingga pengolahan data akan lebih
cepat. Selain itu pin ADC yang terdapat pada ESP32 lebih benyak dibandingkan
dengan ESP8266. Sehingga dapat melakukan pemrograman yang lebih kompleks.

2.4 Perangkat Lunak Yang Digunakan


Pengertian perangkat lunak atau biasa disebut software adalah sekumpulan data
elektronik yang sengaja disimpan dan diatur oleh komputer berupa program
ataupun instruksi yang akan menjalankan sebuah perintah. Perangkat lunak atau
software disebut juga sebagai penerjemah perintah-perintah yang dijalankan oleh
user untuk diteruskan dan diproses oleh perangkat keras (hardware). Dengan
adanya perangkat lunak inilah sebuah sistem mampu menjalankan perintah.
20

2.4.1 Software Mikrokontroller Arduino Uno


Software arduino yang digunakan adalah driver dan IDE, walaupun masih ada
beberapa software lain yang sangat berguna selama pengembangan arduino.
Integrated Development Environment (IDE), suatu program khusus untuk suatu
komputer agar dapat membuat suatu rancangan atau sketsa program untuk papan
Arduino. IDE arduino merupakan software yang sangat canggih ditulis dengan
menggunakan java. IDE arduino terdiri dari.

2.4.2 Prangkat Lunak Arduino IDE


IDE merupakan kependekan dari Integrated Developtment Enviroenment. IDE
merupakan program yang digunakan untuk membuat program pada Arduino Uno.
Program yang ditulis dengan menggunaan Software Arduino (IDE) disebut
sebagai sketch. Sketch ditulis dalam suatu editor teks dan disimpan dalam file
dengan ekstensi.ino.

Pada Software Arduino IDE, terdapat semacam message box berwarna hitam
yang berfungsi menampilkan status, seperti pesan error, compile, dan upload
program. Di bagian bawah paling kanan Sotware Arduino IDE, menunjukan
board yang terkonfigurasi beserta COM Ports yang digunakan (Arranda Ferdian
D, 2017).

a. Verify/Compile, berfungsi untuk mengecek apakah sketch yang dibuat


ada kekeliruan dari segi sintaks atau tidak. Jika tidak ada kesalahan, maka
sintaks yang dibuat akan dicompile kedalam bahasa mesin.
b. Upload, berfungsi mengirimkan program yang sudah dikompilasi ke
Arduino Board.
21

Gambar 2. 10 Arduino IDE


(Sumber: Arranda Ferdian D.)

2.4.3 Internet of Things


Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IOT, merupakan sebuah
konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet
yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data,
remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata.
Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda
hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor
yang tertanam dan selalu aktif. Pada dasarnya, Internet of Thingss mengacu pada
benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam
struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Thingss awalnya disarankan oleh
Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center
di MIT.Dan kini IoT menjadi salah satu tugas bagi seorang mahasiswa di sebuah
perguruan tinggi.
22

Gambar 2.11. Ilustasi dari Internet Of Things


(Sumber : https://www.meccanismocomplesso.org/en/iot-internet-of- things/,)
23

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dalam
Implementasi Sistem Keamanan Pada Smart Building Berbasis Iot. Alur
penelitian yang digunakan seperti pada gambar 3.1.
24

Gambar 3.1. Alur Penelitian.

3.1 Studi Literatur.


Berdasarkan alur penelitian pada gambar 3.1 menjelaskan tahap dari pembuatan
alat, diawali dengan studi literatur yaitu mencari referensi penelitian yang serupa
untuk mendukung keberhasilan penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan analisa
kebutuhan sistem yatu meliputi komponen yang dibutuhkan, selanjutnya dalam
proses perancagan diawali dengan perancangan hardware sebagai sistem Smart
Building, uji coba rangkaian diperlukan agar hasil rancangan dapat berfungsi
sebelum ke tahap selanjutnya. Setelah rangkaian berhasil berfungsi maka masuk
ketahap perancangan dan pembuatan program dengan menggunakan software
Arduino. Program yang telah dibuat selanjutnya diupload pada hardware. Jika
program telah berhasil dan sesuai fungsinya selanjutnya masuk ke tahap pengujian
terhadap objek penelitian yaitu dalam Implementasi sistem keamanan pada Smart
Building berbasis IOT. Tahap terakhir melakukan analisis terhadap hasil kinerja
alat dan pembuatan kesimpulan dari percobaan alat, selesai.

3.2 Analisa Kebutuhan


Analisa kebutuhan sistem meliputi bahan, komponen dan metode serta software
l l l l l l l

yang diperlukan dalam “Rancang Bangun Sistem Monitoring Suhu, Kelembaban


l l l l l l l l l

dan pH Tanah pada Budidaya Bawang Merah Berbasis IOT”. Berikut bahan dan
l l l l l l l l l l l

komponen yang dibutuhkan pada sistem

3.2.1 Bahan
Sebelum membuat Implementasi Sistem Keamanan Pada Smart Building Berbasis
Iot. ada beberapa peralatan yang harus disiapkan. Daftar peralatan yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
25

Tabel 3.1 Bahan Yang Dibutuhkan

No Nama Alat Spesifikasi Fungsi Jumlah


Untuk membuat sebuah aplikasi 1 unit
Komputer/ Window 7-10
1 yang akan dipakai diperangkat
laptop 32/64bit
keras dan perangkat lunak.
Digunakan untuk mengukur 1 buah
2 Multitester Analog/Digital tegangan (ACV-DCV), dan kuat
arus (mA-μA).
Obeng (+) dan Untuk merangkai alat. 1 buah
3 Obeng
(-)
Untuk menempelkan timah ke 1 buah
4 Solder -
komponen.
Untuk membuat lobang baut atau 1 buah
5 Bor pcb -
komponen.
Tang Untuk memotong kabel dan kaki 1 buah
6 -
Potong komponen.

3.2.2 Kompoenen
Sebelum membuat Implementasi Sistem Keamanan Pada Smart Building Berbasis
Iot. ada beberapa peralatan yang harus disiapkan. Daftar komponen yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Komponen Yang Dibutuhkan


No Nama Bahan Sepesifikasi Fungsi Jumlah
1 ESP 32 Sebagai proses printah yang akan 1 unit
di jalankan.
2 Sensor DHT 11 Digunakan sebagai pembacaa 1 buah
suhu dan kelembaban
3 Sensor Flame api Digunakan sebagai pembacaan api 1 buah
4 Sensro MQ135 Digunakan sebagai pembacaan 1 buah
asap
5 Pompa Digunakan sebagai ouput untuk 1
membuka dan menutup jemuran
ikan asin
6 Relay 12 Digunakan sebagai on off 4
5 PCB Bolong Digunakan sebagai board 1 buah
nodemcu
6 Timah - Digunakan sebagai perekat 1
rangkaian Gulung
6 Kabel Power 1 Digunakan sebagai penghantar 1 Buah
arus listrik
7 Jumper - Digunakan sebagai
26

penghubung/menjumper seluruh 30
komponen. Buah

3.2.3 Software
Sebelum membuat Implementasi Sistem Keamanan Pada Smart Building Berbasis
Iot. ada beberapa peralatan yang harus disiapkan. Daftar Software yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Daftar Software Yang Digunakan


No Nama Spesifikasi Fungsi
1 Membuat program yang akan di
IDE Arduino Arduino 1.6.3
download perangkat Arduino
2 Merancang rangkaian yang akan
Proteus 7.1 Profesional
digunakan untuk membuat alat
3 Digunakan sebagai tampilan dari hasil
WEB
pembacaan sensor

3.3 Perancangan Sistem


Perancangan sistem merupakan suatu hal yang dilakukan untuk mempermudah
proses pembuatan alat. Konsep Implementasi sistem keamanan pada Smart
Building berbasis IOT. Memiliki input sensor DHT, sensor flame dan sensor
MQ135 sedangkan proses sistem menggunakan ESP32 yang akan mengahsilkan
output buzzer, kipas, pompa dan tampilan WEB, digambarkan pada diagram blok
dapat dilihat pada gambar 3.2.
Input Proses Output

Wifi WEB

Sensor DHT Buzzer

Sensor Flame ESP32 Relay Kipas

Sensor MQ135 Relay Pompa


27

Gambar 3.2. Blok Diagram Sistem

Sistem pada penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian antara lain sistem input
yang terdiri sensor DHT11, Sensor Flame dan sensor MQ135. Sistem kerja dari
alat ini yaitu jika Jika hasil pembacaan sensor DHT 11 suhu dikatakan tinggi
maka mikrokontroler esp32 akan mengaktifkan kipas, jika sensor flame
mendeteksi adanya api didalam gedung maka mikrokontroler esp32 akan
mengaktifkan pompa, sedangkan jika sensor MQ135 mendeteksi adanya gas
didalam gedung maka mikrokontroler akan mengaktifkan buzzer sebagai tanda
bahaya.

3.3.1 Perancangan Perangkat Keras


Perancangan menjadi bagian yang sangat penting dilakukan dalam pembuatan
suatu alat karena dengan merancang terlebih dahulu dengan komponen yang tepat
akan mengurangi berlebihnya pembelian komponen dan kerja alat sesuai dengan
yang diinginkan. Untuk menghindari kerusakan komponen perlu dipahami juga
akan karakteristik dari komponen-komponen tersebut. Berikut alur sistem
parangcangan perangkat keras:

3.3.1.1 Rangkaian Sensor DHT 11


Rangkaian DHT 11 digunakan sebagai input yang akan diproses oleh esp32
sehingga akan melalukan pembacaan Nilai suhu dan kelembaba. Gambar
rangkaian sensor DHT11 dan tata letak dapat dilihat seperti pada gambar 3.3

Gambar 3.3 Rangkaian Sensor DHT11


Pada rangkaian Sensor DHT11 hanya beberapa kaki yang dihubungkan ke pin
digital esp32 agar hasil proses pada esp32 dapat membaca nilai kondisi suhu dan
28

kelembaban pin yang digunakan yaitu dmasuk pada pin D9 esp32 sedangan vcc
masuk ke 3,3 volt esp32 dan GND ke pin GND esp32 . Dibawah ini adalah
potongan script program sensor DHT 11.

Gambar 3.4 Potongan script Program Sensor DHT 11

3.3.1.2 Rangkaian Sensor Flame


Rangkaian flame digunakan sebagai input yang akan diproses oleh esp32 sehingga
akan melalukan pembacaan kondisi api. Gambar rangkaian sensor flame dan tata
letak dapat dilihat seperti pada gambar 3.5

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Flame


Pada rangkaian Sensor flmae hanya beberapa kaki yang dihubungkan ke pin
analog esp32 agar hasil proses pada esp32 dapat membaca api pin yang digunakan
yaitu A0 masuk pada pin D14 Esp32 sedangan vcc masuk ke 3 volt esp32 dan
GND ke pin GND Esp32. Dibawah ini adalah potongan script program sensor
flame.
29

Gambar 3.6 Potongan script Program Sensor flame

3.3.1.3 Rangkaian Sensor MQ135


Rangkaian MQ135 digunakan sebagai input yang akan diproses oleh Esp32
sehingga akan melalukan pembacaan Nilai Asap. Gambar rangkaian sensor
Mq135 dan tata letak dapat dilihat seperti pada gambar 3.7

Gambar 3.7 Rangkaian Sensor Mq135


Pada rangkaian Sensor MQ135 hanya beberapa kaki yang dihubungkan ke pin
analog esp32 agar hasil proses pada esp32 dapat membaca nilai kondisi asap pin
yang digunakan yaitu A0 masuk pada pin A0 ESP32 sedangan vcc masuk ke 3
volt Esp32 dan GND ke pin GND ESP32. Dibawah ini adalah potongan script
program sensor MQ135.

Gambar 3.8 Potongan script Program Sensor Mq135


30

3.3.1.4 Rangkaian Relay


Rangkaian relay digunakan sebagai output yang akan diproses oleh esp32
sehingga akan melalukan menyalakan lampu, kipas dan pompa. Gambar
rangkaian sensor LDR dan tata letak dapat dilihat seperti pada gambar 3.9

Gambar 3.9 Rangkaian Relay


Pada rangkaian relay hanya beberapa kaki yang dihubungkan ke pin digital esp32
agar hasil proses pada esp32 dapat menyalakan lampu, kipas dan pompa esp32
sedangan vcc masuk ke .3.3volt esp32 dan GND ke pin GND Esp32. Dibawah ini
adalah potongan script program relay.

Gambar 3.10 Potongan script Program Relay

3.3.2 Perancangan Perangkat Lunak


3.3.2.1 Flowchart Sistem Keseluruhan
pembuatan flowchart untuk pembuatan pada hardware. Pada gambar 3.11. akan
ditampilkan flowchart dari program yang akan dibuat dalam penelitian ini.
31

Gambar 3.11 Flowchart Sistem Keseluruhan

Di bawah ini merupakan penjelasan dari flowchart program pada gambar 3.11 :

Inisialisasi proses pembacaan sensor flame sensor siap maka jika hasil pembacaan
sensor api <80 ppm maka relay pompa akan ON sedangkan jika nilai api >80 ppm
maka relay POMPA akan OFF. Sensor MQ-135 sensor siap maka jika hasil
pemabacaan kadar gas >50 ppm maka relay kipas akan ON “kadar gas bahaya”
sedangkan jika kadar gas <50 ppm maka relay kipas akan OFF “kadar gas
Normal” dan jika hasil pembacaan sensor suhu >30ºC maka relay kipas akan ON
sedangkan jika Suhu < 30ºC maka relay kipas akan OFF hasil pembacaan dari
sensor dapat dilihat di WEB.
32

Gambar 3.12 Flowchart Koneksi WEB

Penjelasan dari flowchart Koneksi WEB pada gambar 3.12 yaitu pertama
melakukan pengecekan koneksi internet pada esp32 dan pada leptop jika sudah
terkoneksi dengan internet maka web dapat menampilkan hasil pembacaan sensor
flame, sensor MQ-135 dan sensor DHT 11.

3.4 Implementasi
Setelah mengumpulkan alat dan bahan, langkah selanjutnya adalah melakukan
implementasi rancangan alat yang telah dibuat. Pada tahap ini hasil rancangan
yang telah dibuat akan diimplementasikan untuk menjadi sistem yang
sesungguhnya. Implementasi pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Implementasi perangkat keras dan Implementasi perangkat lunak. Implementasi
33

perangkat keras merupakan tahap terakhir dari perancangan sistem yang dilakukan
dalam tahap ini seluruh komponen dipasang sesuai dengan sistem yang telah
dibuat.

3.4.1 Implementasi Perangkat Keras


Realisasi perangkat keras merupakan tahap terakhir dari perancangan yang telah
dilakukan. Dalam tahap ini seluruh komponen dipasang sesuai dengan sistem
yang telah dibuat.

3.4.2 Implementasi Perangkat Lunak


Penerapan perangkat lunak merupakan suatu tahap dimana program yang telah
dirancang akan disimpan kedalam modul mikrokontroller melalui downloader dan
menggunakan software tertentu sesuai dengan bahasa pemograman yang akan
digunakan. Disini peneliti menggunakan bahasa C dan menggunakan software
Arduino. Pada Software Arduino program ditulis kemudian dicompile, tujuanya
adalah untuk mengetahui apakah program yang dibuat sudah benar atau belum.
Langkah terahir yaitu meng-upload program kedalam modul mikrokontroller.
34

Gambar 3.13 Prangkat Lunak Arduino

Dalam perancangan sistem implementasi keamanan pada Smart Bulding berbasis


IOT, peneliti akan menggunakan web yaitu thiger IO tampilan awal dan
dashboards dari web Thinger IO sebagai berikut:

1. Rancangan Tampilan Login

USERNAME :

PASSWORD :

LOGIN

Gambar 3.14 Rancangan Tampilan Login


35

2. Rancangan Tampilan Halaman Utama

Smart Bulding

Sensor MQ135 Sensor DHT 11


Mq 135 Mq 135

Sensor Flame
Mq 135

Gambar 3.15 Rancangan Halaman Utama

3.5 Pengujian Sistem


Setelah perancangan hardware dan software selesai, maka yang dilakukan adalah
running program, pengujian tiap-tiap rangkaian apakah sudah sesuai dengan yang
diinginkan atau belum. Pengujian dilakukan pada bagian-bagian seperti pengujian
respon, jangkauan sistem dan rangkaian keseluruhan pada sistem ini.

3.5.1 Pengujian Sensor DHT 11


Pengujian sensor DHT 11 dilakukan agar peneliti mengetahui error sensor dht
dalam membaca suhu dan kelembaban. Dalam melakukan penelitian ini peneliti
akan melakukan 10 kali ujicoba agar error yang di dapat dari hasil pembacaan
sensor.

3.5.2 Pengujian Sensor Flame


Pengujian sensor flame dilakukan apakah agar peneliti mengetahui apakah
program yang telah dibuat dapat berkerja dengan baik dalam melakukan
pembacaan api peneliti akan mengujicoba jarak pendeteksian api menggunakan
penggaris.
36

3.5.3 Pengujian Sensor MQ135


Pengujian sensor Mq135 dilakukan agar peneliti mengetahui apakah program
yang telah dibuat dapat berkerja dengan baik dalam melakukan pembacaan
kondisi asap. Dalam melakukan penelitian ini peneliti akan melakukan 10 kali
ujicoba agar error yang di dapat dari hasil pembacaan sensor serta jarak sensor
mendeteksi asap.

3.5.4 Pengujian WEB


Pengujian WEB bertujuan agar mengetahui apakah web yang telah dibuat dapat
dengan baik diproses oleh esp32 dan memastikan seberapa lama waktu yang
dibutuhkan web dalam menampilkan hasil pembacaan sensor.

3.5.4 Pengujian Sistem Keseluruhan


Pengujian sistem secara keseluruhan bertujuan untuk memastikan semua
komponen dapat berjalan dengan sempurna. Mulai dari, sensor DHT11, sensor
Flame, web dan program yang mengatur jalannya sistem keseluruhan. Agar
peneliti dapat mengetahui error dan mengembil kesimpulan dari alat yang telah
dibuat.

3.6 Analisis Kerja


Untuk analisa kerja, dilakukan bersama pada saat melakukan uji coba alat yang
bertujuan untuk mengetahui kerja alat tersebut. Selain itu yang akan dianalisa
adalah jarak, respon dalam untuk inputan pada Implementasi Sistem Keamanan
Pada Smart Building Berbasis IOT. Berdasarkan hasil pengujian sistem yang telah
di dapat akan dianalisis untuk memastikan bahwa sistem yang telah dibuat sesuai
dengan harapan.
37

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil uji coba dan analisis terhadap sistem. Pengujian
dimulai dengan memastikan setiap komponen (WEB, sensor DHT, sensor sensor
flame, sensor Mq135 dan relay) apakah alat yang telah dibuat dalam kondisi
bagus dapat bekerja dengan baik sesuai dengan program yang telah dibuat,
kemudian mengecek setiap jalur yang terhubung dengan komponen yang
digunakan telah terkoneksi, dimana rangkaiannya disesuaikan dengan gambar
skematiknya.

4.1 Pengujian Perancangan Perangkat Keras


Pengujian perangkat keras dilakukan untuk memastikan bahwa perakita atau
komponen dapat berkerja sesuai rancangan alat yang dapat mendeteksi gas karbon
monoksida dengan baik sesuai dengan desain perancangan sistem sebelumnya.
Berikut hasil dari perancangan perangkat keras yang digunakan untuk mendeteksi
gas karbon monoksida dapat dilihat pada gambar Gambar 4.1 berikut ini
merupakan gambar dari bentuk fisik alat yang telah dibuat.

Gambar. 4.1. Bentuk Fisik Alat


38

4.1.1 Pengujian Sensor DHT 11


Pengujian sensor DHT11 ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sensor
dalam menerima rangsangan perubahan suhu pada ruangan dengan cara
meletakan api didekat sensor DHT11 pada ujicoba ini peneliti menggunakan
korek api. hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.2 dan pada tabel 4.1.

Gambar. 4.2. Hasil Pengujian Sensor DHT 11

Hasil pengujian sensor DHT11 dengan 6 kali percobaan dengan membandingkan


hasil pembacaan suhu pada alat dan hasil tampilan pada web yang telah dibuat
agar peneliti dapat mengetahui error dari hasil tampilan pada web yang dibuat.
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Suhu sensor DHT11
Pengukura Suhu alat Tampila
No n yang ke (˚C) n Pada Selisih
WEB
1 1 29.80 30 0.2
2. 2 23.6 24 0
0.4
.3 3 25.3 24 0.3
.4 4 23.8 24 0.2
5. 5 26.1 26 0.1
6. 6 21.7 22 0.3
. Rata-rata error (%)

Berdasarkan tabel 4.1 hasil pengujian sensor DHT 11 dinyatakan bahwa hasil
pengujian perbandingan hasil pembacaan suhu dengan tampilan pada WEB
sehingga dapat diketahui bahwa tampilan pada serial monitor dan web mengalami
39

selisih pembacaan 0,1 sampai 0,20˚C dikarenakan hasil pembacaan suhu pada
tampilan web berbentuk bilangan bulat.

4.1.2 Pengujian Sensor MQ135


Gambar 4.3 merupakan langkah – langkah dalam melakukan pengujian sensor
MQ135 pada ruangan yang terdapat yang diberikan kadar gas korek dengan jarak
1 cm sampai 15 cm dengan waktu 3 detik cara pengujian dapat dilihat pada
gambar 4.3

Gambar. 4.3. Hasil Pengujian Sensor MQ-135


Pengujian MQ-135 dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi adanya asap dan
gas hal ini dilakukan dengan memasang sensor MQ 135 pada ruangan yang
diberikan kadar gas korek dengan jarak 1 cm sampai 15 cm dengan waktu 3 detik.
Untuk melakukan pengukuran jarak menggunakan mistar dan untuk mengukur
waktu menggunakan stopwart handphone. Menghitung rata-rata keseluruhan nilai
ukur pada sensor MQ135
40

Tabel 4.2 Pengukuran Pada Sensor MQ135


No Jarak Waktu Gas Kabon Moniksida
CM detik (PPM)
1 1 cm 0 20
1 605
2 692
3 774
5 cm 0 20
2 1 412
2 477
3 619
10 cm 0 20
3 1 93
2 224
3 241
4 15 cm 0 20
1 86
2 90
3 110

Berdasarkan tabel 4.2 hasil pengujian dan pengukuran pada sensor MQ135 yaitu :
1. Dengan jarak 1 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan
nilai PPM sebesar 605ppm, pada detik ke 1 mendapatkan nilai PPM 692
serta pada detik ke 3 nilai PPM 774.
2. Dengan jarak 5 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan
nilai PPM sebesar 412 ppm, pada detik ke 2 mendapatkan nilai PPM 477
serta pada detik ke 3 nilai PPM 619.
3. Dengan jarak 10 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan
nilai PPM sebesar 93 ppm, pada detik ke 2 mendapatkan nilai PPM 224
serta pada detik ke 3 nilai PPM 241.
4. Dengan jarak 15 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan
nilai PPM sebesar 86 ppm, pada detik ke 2 mendapatkan nilai PPM 90 serta
pada detik ke 3 nilai PPM 110.
41

4.1.3 Pengujian Sensor Flame


Gambar 4.4 merupakan langkah – langkah dalam melakukan pengujian sensor
flame pada ruangan yang diberikan api dengan jarak 1 cm sampai 15 cm dengan
waktu 3 detik cara pengujian dapat dilihat pada gambar 4.3

Gambar. 4.4 Hasil Pengujian Sensor Flame

Pengujian api dilakukan dengan meletakan sensor flame kemudian diberikan api
dengan jarak 1 sampai 20 cm apakah sensor masih dapat mendeteksi adanya api
atau tidak. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Pengukuran Pada Sensor flame


No Jarak Waktu Gas Kabon Moniksida
CM detik (PPM)
1 1 cm 0 100
1 30
2 20
3 16
5 cm 0 100
2 1 45
2 41
3 39
10 cm 0 100
3 1 70
2 65
3 50
4 15 cm 0 100
1 90
2 89
3 77
42

1. Berdasarkan tabel 4.3 hasil pengujian dan pengukuran pada sensor flame yaitu
Dengan jarak 1 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan nilai
PPM sebesar 30ppm, pada detik ke 2 mendapatkan nilai PPM 20 serta pada
detik ke 3 nilai PPM 16.
2. Dengan jarak 5 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan nilai
PPM sebesar 45 ppm, pada detik ke 2 mendapatkan nilai PPM 41 serta pada
detik ke 3 nilai PPM 39.
3. Dengan jarak 10 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan nilai
PPM sebesar 70 ppm, pada detik ke 2 mendapatkan nilai PPM 65 serta pada
detik ke 3 nilai PPM 50.
4. Dengan jarak 15 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan nilai
PPM sebesar 90 ppm, pada detik ke 2 mendapatkan nilai PPM 89 serta pada
detik ke 3 nilai PPM 77.

4.1.4 Hasil Pengujian Driver Relay


Gambar 4.5 merupakan langkah – langkah dalam melakukan pengujian relay
dengan mengukur tegangan saat relay on dan saat relay off hasil pengukuran dapat
dilihat pada gambar 4.5.

Gambar relay ON Gambar relay OFF


Gambar. 4.5 Hasil Pengujian Relay

Pengujian driver relay digunakan untuk melihat hasil yang dikeluarkan dari input
pin digital Arduino ke driver relay. Hasil pengujian rangkaian driver relay
terdapat pada tabel 4.4.
43

Tabel 4.4 Pengujian Driver Relay


Uji Status Pada Tegangan Pin Kondisi Relay
Coba Pin Mikrokontrole
Relay
Mikrokontroler r
1 Low (Volt)
4.24 OFF
2 Low 4,30 OFF
3 High 4,06 ON
4 High 4,04 ON

Berdasarkan hasil uji coba driver relay, diketahui bahwa apabila pada
mikrokontroler ditetapkan nilai low ( 0 ) maka nilai tegangan yang dikeluarkan
oleh pin mikrokontroler bernilai kurang dari 4.90 - 4,93 volt dan kondisi relay
menjadi OFF (Normaly Close). Apabila pada mikrokontroler ditetapkan nilai high
( 1 ) maka nilai tegangan yang dikeluarkan oleh pin mikrokontroler bernilai dari
4,80 - 4,82 volt, kondisi relay menjadi ON (Normaly Open) dan akan mengalirkan
tegangan ke kipas dan pompa.

4.1.5 Hasil Pengujian Tampilan WEB


Pengujian tampilan web ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada
kesalahan pada program monitoring melalui aplikasi web yang digunakan sebagai
monitoring suhu, api dan gas. dalam melakukan ujicoba ini peneliti akan
melakukan pengiriman perintah melalui aplikasi web perintah yang akan
digunakan meliputi hasil dari pengujian dapat dilihat pada gambar 4.5 merupakan
tampilan login, gambar 4.6 hasil tampilan halaman utama pada web, gambar 4.7
merupakan hasil tampilan pengukuran sensor flame dengan nilai pengukuran 16
ppm, gambar 4.8 merupakan hasil pengukuran sensor MQ135 dengan nilai
pengukuran 241 ppm dan pada gambar 4.9 merupakan hasil pengukuran sensor
DHT 11 dengan hasil pengukuran 30 ºC :
44

Gambar. 4.5. Halaman Login Gambar. 4.6. Halaman Utama

Gambar. 4.7 Hasil Pengujian WEB Gambar. 4.8 Hasil Pengujian WEB
Sensor Flame Sensor MQ-135

Gambar. 4.9 Hasil Pengujian WEB Sensor DHT 11


45

4.2 Pengujian Sistem Secara Keseluruhan


Pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan untuk menguji kinerja sistem
keseluruhan, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat
dapat berkerja dengan baik hasil pengujian sistem keseluruhan dapat dilihat pada
tabel 4.5.

Tabel 4.5. Hasil Pengujian Sistem Keseluruhan


INPUT OUTPUT Hasil tampilan diweb
No. DHT11 MQ135 FLAM Kipas Pompa Keteranga
E Air n
1 27 ºC 30 58 Mati Hidup Ruangan
Terdeteksi
Ada Api

2 27 ºC 70 1 Hidup Hidup Ruangan


Terdeteksi
Ada api
dan ada
asap

3 29 ºC 70 100 Hidup Mati Ruangan


Terdeteksi
Ada asap

4 29 ºC 49 100 Mati Mati Ruangan


Aman

Berdasarkan tabel 4.5 hasil sensor MQ135, Sensor Api dan Sensor DHT 11
ujicoba sistem keseluruhan dapat dinyatakan:
46

1. Jika sensor DHT11 27ºC, sensor MQ135 30 ppm, dan sensor flame 58 ppm,
maka kipas akan OFF, pompa air akan ON, dan ruangan terdeteksi ada api.
2. Jika sensor DHT11 27ºC, sensor MQ135 70 ppm, sensor flame 1 ppm, maka
kipas akan ON, pompa air akan ON, dan ruangan terdeteksi ada api dan ada
gas/asap.
3. Jika sensor DHT11 29ºC, sensor MQ135 70 ppm, sensor flame 100 ppm,
maka kipas akan ON, pompa air akan OFF, dan ruangan terdeteksi ada
gas/asap.
4. Jika sensor DHT11 29ºC, sensor MQ135 49 ppm, sensor flame 100 ppm
maka kipas akan OFF, pompa air akan OFF, dan ruangan terdeteksi aman.

4.3 Analisis Kinerja Sistem


Analisa kerja dilakukan agar peneliti dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan
dari alat yang telah dibuat analisis kinerja sistem sebagai berikut:

4.3.1 Kelebihan Sistem


1. Sistem ini memiliki kelebihan yaitu dapat mendeteksi api, gas dan suhu.
2. Sistem ini dapat memonitoring suhu, api dan gas memalalui web.

4.3.2 Kekurangan Sistem


1. Sistem smart bulding memiliki kekurangan yaitu masih belum adanya
kemanan ada pintu gendung.
2. Belum adanya power tambahan yang diguakan jika terjadinya padam
lampu.
47

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan analisa sistem yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan sebagai berikut:

1. Smart Building dibangun dengan menerapkan Internet of Things pada alat yang
dibuat dan dengan menggunakan sensor DHT11, sensor MQ135, sensor Flame
dan dengan menggunakan tampilan web thinger IO sehingga dapat dikontrol
dari jarak jauh.
2. Menggunakan autoken pada web thinger IO dengan koneksi internet agar dapat
menampilkan informasi tentang keaadan gedung melalui 3 sensor yaitu sensor
DHT11, sensor MQ135, sensor Flame. Sensor DHT11, sensor MQ135, sensor
Flame pada ujicoba sistem keseluruhan dapat dinyatakan jika sensor DHT11
>30ºC maka relay kipas akan ON serta jika suhu <30ºC maka relay kipas akan
OFF sedangkan jika sensor gas <50 ppm maka relay akan kipas akan OFF dan
jika >50ppm maka relay kipas akan ON. Pada pengujian sensor flame dapat
diketahui jika pembacaan sensor <80 maka relay pompa akan ON dan jika
>80ppm maka relay pompa akan OFF.
3. Sistem ini diharapkan dapat memudahkan user untuk monitoring kondisi
gedung, kantor maupun rumah dari jarak jauh secara realtime.

5.2 Saran
Alat ini masih terdapat kekurangan sehingga perlu diadakanya pengembangan.
Berikut saran untuk pengembangan penelitian :
1. Peneliti selanjutnya dapat dikembangkan dengan memperbaiki respon
pembacaan dari sensor DHT11.
2. Peneliti selanjutkan disarankan untuk dapat menambahkan sistem cadangan
listrik yaitu dapat menggunakan battrey atau power cadangan jika terjadinya
mati lampu.
48

DAFTAR PUSTAKA

Ayub Subandi. (Februari 2019). Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara


Otomatis Berbasis Mikrokontroler. Seminar Nasional dan Aplikasi
Teknologi Industri, Volume 1, Nomor 2.

A. Farid, “Sistem Monitoring Dan Kontroling Pada Smart Building Dengan


Penerapan IOT (Internet of Things),” 2017.

Baguztrif. (2016, desember 12). cara kerja sensor pir. Dipetik januari 20, 2017,
dari https://bagusrifqyalistia.wordpress.com/2016/12/12/cara-kerja-sensor-
pir/

Dekita Nuswantara. (2016). Desain Sistem Monitoring Pengontrolan Suhu,


Kelembaban Dan Sirkulasi Air Otomatis Pada Tanaman Anggrek
Hidroponik Berbasis Arduino Uno . Pendidikan dan Teknologi Informas,
Vol 4.

Farid Arifiyanto, Wahyul Amien Syafei, dan Maman Somantri. (2021).


Perancangan Prototype Web-Based Online Smart Home Controlled By
Smartphon. Teknik Elektro, Vol 03.

Fauzan Masykur dan Fiqiana Prasetiyowati. (2020). Aplikasi Rumah Pintar


(Smart Home) Pengendali Peralatan Elektronik Rumah Tangga Berbasis
Web. Teknik ELektro.

Firmansyah. (2020). Perancangan Prototipe Smart Building Berbasis Arduino


Ethernet Shield. Universitas Mercubuana

M. A. Raharjo and F. Sabur, “Perancangan System Smart Office Berbasis Internet


of Things,” Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi, vol. 3, no. 2,
2022.

M. Aldiki Febriantono (2015) ‘Perancangan dan Pembuatan Alat Pengurai Asap


Rokok pada Smoking Room Menggunakan Kontroler PID’, pp. 1–8

prima, b. (2013). PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH


MENGGUNAKAN SENSOR PIR. Teknik Elektro Universitas maritim
Raja Ali Haji, 1 dan 2.

Tri Fajar Yurmama S dan Novi Azman. (2019). Perancangan Software. Seminar
Nasional Aplikasi, 14-15.

vcc2GND. (2017, januari). settring sensor pir. Dipetik januari 20, 2017, dari
http://www.vcc2gnd.com/sku/MDPIRSMDM
49

LAMPIRAN
50

GAMBAR ALAT
51

Listing Program Arduino IDE

#include "DHT.h"
#include <ThingerESP32.h>

#define DHTPIN 5
#define DHTTYPE DHT11

#define USERNAME "smartbulding"


#define DEVICE_ID "SMART_BUILDING"
#define DEVICE_CREDENTIAL "T84uzGQh3c12YpEY"

#define SSID "XIAOMI"


#define SSID_PASSWORD "juju1234"

ThingerESP32 thing(USERNAME, DEVICE_ID, DEVICE_CREDENTIAL);

#define relayac 26
#define sensorPin 32 //Deklarasi sensor terhubung pada pin D5
#define sensorPin1 34 //Deklarasi sensor terhubung pada pin D5
#define kipas 4
#define BUZZER 12

const int bawah=0;


const int atas=4095;
const int Db=0;
const int Da=4095;
int range,range1;
DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE);
float h, t;//deklarasi variabel
void setup() {
Serial.begin(9600);
thing.add_wifi(SSID, SSID_PASSWORD);
dht.begin();
pinMode (relayac, OUTPUT);
pinMode(kipas, OUTPUT); //Deklarasi variabel RELAY sebagai Output
pinMode(BUZZER, OUTPUT); //Deklarasi variabel RELAY sebagai Output

//thing["relayac"] << (digitalPin(relayac));


// thing["relaydc"] << (digitalPin(relaydc));

thing["DHT11"] >> [](pson& out){


out["kelembaban"] = h;
out["suhu_celcius"] = t;
out["API"] = range1;
out["GAS"] = range;
52

};
}

void loop() {
thing.handle();
int sensorgas=analogRead(sensorPin);
range=map(sensorgas,bawah,atas,0,500);
int sensorapi=analogRead(sensorPin1);
range1=map(sensorapi,Db,Da,0,100);
Serial.print("GAS : ");
Serial.println(range);
Serial.print("APII : ");
Serial.println(range1);
h = dht.readHumidity();
t = dht.readTemperature();
Serial.print(F("Humidity: "));
Serial.print(h);
Serial.print("\n");
Serial.print(F(" Temperature: "));
Serial.print(t);
Serial.print(F("°C "));

if (range >50) {
Serial.println("ada asap");
digitalWrite(kipas, LOW);
digitalWrite(BUZZER, HIGH);
}

else if (range <= 50)


{digitalWrite(kipas, HIGH);
digitalWrite(BUZZER, LOW);
}
if (range1 <=80){
Serial.println("ada api");
digitalWrite(relayac, LOW);
//digitalWrite(BUZZER, LOW);

}
else if (range1 >= 80){
digitalWrite(relayac, HIGH);
// digitalWrite(BUZZER, HIGH);
}
if (t <=30){
Serial.println("suhu");
digitalWrite(kipas, HIGH);
}
else if (t >= 30){
digitalWrite(kipas, LOW);
53

}
delay(1000);
}

Anda mungkin juga menyukai