BERBASIS IOT
SKRIPSI
Oleh
BIMA JUANANDA
1911060043
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa Skripsi yang
diajukan ini adalah hasil karya saya sendiri, tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi atau
karya yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka. Karya ini adalah milik
saya dan pertanggung jawaban sepenuhnya berada dipundak saya.
BIMA JUANANDA
1911060043
PERSETUJUAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam sidang
Tugas Penutup Studi guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer pada
Program Studi Sistem Komputer IIB Darmajaya.
Disetujui oleh :
iii
PENGESAHAN
Mengesahkan
iv
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 24 Oktober 2023
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahiim
Seiring Syukur Atas Ridho Allah SWT Saya sebagai penulis dapat menyelesaikan
Skripsi yang saya persembahkan kepada:
1. Ibu tercinta yang telah membesarkan dan merawat kami anak-anaknya dengan
penuh kasih sayang.
2. Ayah yang yang telah membesarkan dan merawat kami anak-anaknya dengan
penuh kasih sayang serta memberikan saya semangat tanpa henti dan
membawa saya sampai ke jenjang perkuliahan.
3. Kepada Adik-adik terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.
4. Kepada Ayah erwin terima kasih atas segala dukungan dan doanya.
5. Kepada Kekasih Mita Amara terima kasih yang sebesarnya yang telah
menemani dalam pengerjaan skripsi ini dari awal hingga selesai. Dan terima
kasih sudah support pikiran dan moril selama ini.
6. Terima Kasih kepada Teman-Teman yang sudah support selama ini.
7. Dosen pembimbing Retno Dwi Handayani,S.Kom.,M.TI yang telah
memberikan masukan dan saran yang sangat membantu pada penelitian yang
dilakukan.
8. Kepada keluarga besar yang selalu mendukung selama menuntut ilmu di IIB
Darmajaya.
9. Para dosen yang telah memberikan ilmunya selama menjalani pendidikan di
IIB Darmajaya.
10. Almamaterku tercinta IIB Darmajaya.
v
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
MOTTO
dunia jadikan tetangga ingin seperti kita jangan jadi pecundang tapi
the winner”
“Tidak ada yang mudah tetapi tidak ada yang tidak mungkin”
(BIMA JUANANDA)
vi
ABSTRAK
Oleh
BIMA JUANANDA
Sistem kerja dari alat ini yaitu jika sensor DHT11 menyatakan suhu >30 ºC
maka relay kipas akan ON serta jika suhu <30ºC maka relay kipas akan Off
sedangkan jika sensor gas MQ135 <50 ppm maka relay akan kipas akan OFF
dan jika >50ppm maka relay kipas akan ON. Pada pengujian sensor Flame
dapat diketahui jika pembacaan sensor <80 maka relay pompa akan ON dan
jika >80ppm maka relay pompa akan OFF. Dari hasil pengujian sistem
keseluruhan maka dapat disimpulkan bahwa implementasi sistem keamanan
dan monitoring pada smart building berbasis IoT ini dapat membantu
meningkatkan tingkat keamanan dan kenyamanan karyawan didalam gedung.
vii
ABSTRACT
By:
Bima Juananda
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segenap
rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan skripsi yang
berjudul “IMPLEMENTASI SISTEM KEAMANAN PADA SMART
BUILDING BERBASIS IOT” Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk
memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Sistem Komputer, IIB Darmajaya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungan selama pengerjaan Skripsi ini. Ucapan terima kasih khusus
saya sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Hi.Andi Desfiandi, SE, MA. Selaku Ketua Yayasan Institut
Informatika dan Bisnis Darmajaya.
2. Bapak Dr. Hi.Firmansyah Y.Alfian MBA., M.Sc Selaku Rektor Institut
Informatika dan Bisnis Darmajaya.
3. Bapak Dr. Sutedi, S.Kom., MTI. Selaku Dekan Ilmu Komputer Institut
Informatika dan Bisnis Darmajaya.
4. Bapak Novi Herawadi Sudibyo,S.Kom.,M.T.I Selaku Ketua Program Studi
Sistem Komputer, Terimakasih atas waktu dan saran yang telah bapak
berikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian skripsi.
5. Ibu Retno Dwi Handayani,S.Kom.,M.TI Selaku dosen pengajar sekaligus
sebagai pembimbing saya dalam menyelesaikan laporan skripsi, terimakasih
atas waktu dan saran yang telah bapak berikan kepada saya.
6. Bapak Ari Widiantoro, S.Kom.,M.Tech Selaku Sekretaris Program Studi
Sistem Komputer, terimakasih atas waktu dan saran yang telah bapak berikan
kepada saya.
ix
7. Papa dan Mama tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat
dan doa kepada saya.
8. Kepada Adik-adik terima kasih atas doa dan dukungannya sealama ini.
9. Kepada Ayahn Erwin terima kasih atas segala dukungan dan doanya.
10. Kepada Kekasih Mita Amara terima kasih yang sebesarnya yang telah
menemani dalam pengerjaan skripsi ini dari awal hingga selesai. Dan
terima kasih sudah support pikiran dan moril selama ini.
11. Seluruh teman-teman Sistem Komputer Angkatan 2018, semoga
kebersamaan kita selama ini terus terjalin.
BIMA JUANANDA
1911060043
x
DAFTAR ISI
xi
3.3.1.1 Rangkaian Sensor DHT 11.......................................................27
3.3.1.2 Rangkaian Sensor Flame..........................................................28
3.3.1.3 Rangkaian Sensor MQ135........................................................29
3.3.1.4 Rangkaian Relay.......................................................................30
3.3.2 Perancangan Perangkat Lunak..........................................................30
3.3.2.1 Flowchart Sistem Keseluruhan.................................................30
3.4 Implementasi...........................................................................................32
3.4.1 Implementasi Perangkat Keras..........................................................33
3.4.2 Implementasi Perangkat Lunak.........................................................33
3.5 Pengujian Sistem.....................................................................................35
3.5.1 Pengujian Sensor DHT 11.................................................................35
3.5.3 Pengujian Sensor MQ135.................................................................36
3.5.4 Pengujian WEB.................................................................................36
3.6 Analisis Kerja..........................................................................................36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................37
4.1 Pengujian Perancangan Perangkat Keras................................................37
4.1.1 Pengujian Sensor DHT 11.................................................................38
4.1.2 Pengujian Sensor MQ135..................................................................39
4.1.3 Pengujian Sensor Flame....................................................................40
4.1.4 Hasil Pengujian Driver Relay...........................................................42
4.1.5 Hasil Pengujian Tampilan WEB........................................................43
4.2 Pengujian Sistem Secara Keseluruhan....................................................45
4.3 Analisis Kinerja Sistem...........................................................................46
4.3.1 Kelebihan Sistem..............................................................................46
4.3.2 Kekurangan Sistem...........................................................................46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................47
5.1 Kesimpulan..................................................................................................47
5.2 Saran.............................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................48
LAMPIRAN......................................................................................................................49
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Program 50
Lampiran 2 ESP32 55
Lampiran 3 Relay 60
Lampiran 4 Sensor DHT1165
Lampiran 5 Sensor MQ135 71
Lampiran 6 Sensor Flame79
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
Hingga resiko bahaya yang terjadi di kantor seperti terjadinya kebakaran dan
adanya gempa bumi. Dengan bantuan Smart Building penghuni akan lebih
dimudahkan dengan tidak perlu terlalu memikirkan alat-alat elektronik yang ada
di bangunan karena alat-alat tersebut saling terhubung dan dapat memudahkan
penghuni Smart Building.
Terdapat penelitian yang serupa untuk mendukung penelitian ini seperti penelitian
dengan judul (Sistem monitoring dan kontroling pada Smart Building di
apartemen dengan penerapan IOT (Internet of Things), 2017). Sistem ini dibuat
dapat memonitoring intensitas cahaya, kondisi lampu dan suhu pada ruangan
dengan menggunakan ESP8266. Hasil dari aplikasi ini adalah aplikasi dapat
2
diinstall pada android versi 6 dan 5 sedangkan versi 4 tidak dapat digunakan
sehingga pada aplikasi ini tidak sepenuhnya dapat compatible pada operating
system android..
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup
penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan yang menjadi referensi penelitian
ini pertama (Tri Fajar Yurmama S dan Novi Azman, 2019) yang berjudul
”Perancangan Software Aplikasi Pervasive Smart Home”. Pada penelitian ini, Tri
Fajar Yurmama S dan Novi membuat konsep sistem rumah cerdas dan
pervasiveyangterdiri dari perangkat kontrol, monitoring dan otomatisasi beberapa
perangkat atau peralatan rumah yang saling berinteraksi dan dapat diakses melalui
sebuah komputer.Monitoring dilakukan menggunakan beberapa sensor dan
kamera yang dihubungkan pada komputer. Pada sistem kontrol, computer dapat
memberikan perintah langsung untuk mengaktifkan equipment.Apabila terjadi
bahaya atau kerusakan pada equipment tersebut, maka secara otomatis computer
akan memberikan report kepada pemilik. Seluruh report tersebut akan disimpan
kedalam database, sehingga pemilik rumah dapat mengetahui setiap saat kejadian
yang terjadi didalam rumah dan diharapkan dapat menghasilkan suatu rumah yang
nyaman dan aman.
(Farid Arifiyanto, Wahyul Amien Syafei, dan Maman Somantri, 2021) dengan
judul“Perancangan Prototype Web-Based Online Smart Home Controlled By
Smartphone”, Pada penelitian ini prototipe terdiri dari sistem pengontrolan dan
kemanan yang keduanya tergolong murah. Aplikasi ini terdiri dari main program
yang terletak di komputer server, sekaligus web server sehingga aplikasi ini dapat
diakses melalui jaringan internet. Aplikasi yang terdapat di komputer server
6
(Ayub Subandi, Februari 2019) dengan judul Rancang Bangun Sistem Aeroponik
Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler. Pada perancangan alat yang dibuat
menggunakan mikrokontroler sebagai pengatur kerja sistem secara keseluruhan
yang sudah berisi instruksi-instruksi atau program yang dibuat dalam bahasa C.
Proses pewaktu pada pompa menggunakan metode penundaan, sedangkan untuk
proses pembacaan suhu dan kelembaban digunakan sensor DHT11. Hasil
percobaan sistem aeroponik didapatkan hasil pertumbuhan sayuran yang
signifikan dari segi tinggi batang, panjang daun dan lebar yang berubah-ubah
setiap harinya. Perbandingan pertumbuhan antara budidaya sayuran secara
aeroponik dengan metode tanam di tanah adalah 2 : 1. Budidaya sayuran
aeroponik terbukti lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan budidaya
media tanam tanah, hal tersebut disebabkan terpenuhinya nutrisi yang dibutuhkan
sayuran secara terus menerus.
2.2.2 Suhu
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 1077 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah, suhu adalah panas atau dinginnya udara
yang dinyatakan dengan satuan derajat tertentu. Suhu udara dibedakan menjadi
dua antara suhu kering dan suhu basah. Suhu kering yaitu suhu yang ditunjukkan
oleh termometer suhu ruangan setelah diadaptasikan selama kurang lebih sepuluh
menit, umumnya suhu kering antara 24 – 34ºC dan suhu basah, yaitu suhu yang
menunjukkan bahwa udara telah jenuh oleh uap air, umumnya lebih rendah dari
pada suhu kering, yaitu antara 20 – 25ºC.
Suhu tempat kerja yang melebihi 28ºC akan mempercepat kelelahan tenaga kerja
begitupun sebaliknya suhu tempat kerja yang kurang dari 18ºC akan
8
memperlambat kelelahan tenaga kerja karena suhu terlalu dingin dan metabolisme
tubuh lebih lambat mengeluarkan keringat.
Suhu udara akan menjadi masalah apabila suhu saat ini lebih baik pada
sebelumya. Fluktuasi suhu yang cukup tinggi akan menimbulkan keluhan
(Mukono, 2014).
dapat digambarkan sebagai bentuk four-sided solid geometric atau biasa disebut
tetrahedron. Proses pencegahan atau pemadaman api dapat dilakukan dengan
mengendalikan atau memutus salah satu sisi dari tetrahedron tersebut. Prinsip
inilah yang digunakan pada alat pemadam kebakaran.
8. k. Slope : >=5
9. Standard operating voltage : 5V
10. Preheat time : >48 jam
Sensor MQ-135 memiliki sensivitas seperti yang di tunjukkan pada gambar 2.2 di
bawah ini:
airparsial dengan tekanan uap air jenuh. Kelembaban dapat diartikan dalam
beberapa cara. Relative Humidity secara umum mampu mewakili pengertian
kelembaban.
Flame sensor merupakan sebuah sensor yang digunakan untuk mendeteksi titik
api pada suatu tempat. Sensor ini memiliki jangkauan sensing yang cukup jauh
sehingga sangat bagus digunakan untuk mendeteksi kebakaran pada suatu gedung,
hutan, ataupun industri. Biasanya sensor ini digunakan pada suatu alat pendeteksi
kebakaran untuk mencegah terjadinya kebakaran yang besar sehingga dapat
meminimalisir kerugian akibat bencana tersebut.
Pada alat pendeteksi kebakaran ini penulis menggunakan flame sensor sebagai
pendeteksi adanya nyala api dengan menggunakan input tegangan sebesar 5V, dan
apabila sensor mendeteksi adanya titik api maka secara otomatis output LED,
Buzzer, Dan Relay akan aktif atau berlogic 1.
Flame sensor sangat sensitif terhadap nyala api dan radiasi disekitarnya. Sensor
ini dapat mendeteksi sumber cahaya biasa dengan panjang gelombang 760 nm –
1100 nm dan dapat mendeteksi maksimal dengan jarak 100 cm. Bentuk fisik dari
sensor ini dapat dilihat pada gambar 2.9 dibawah ini.
15
2.3.4 Relay
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk
menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang
dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan
tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau
terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor)
ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau
off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.
Pin Konfigurasi:
1. VCC : 5VDC
2. COM : 5VDC
3. IN1 : High/ Low Output
4. IN2 : High/ Low Output
5. GND : Ground
2.3.5 Fan/kipas
Fan/kipas merupukan sebuah komponen yang memerlukan arus tegangan untuk
menggerakkannya. Fan berfungsi sebagai penyedot dari asap rokok yang nantinya
17
asap tersebut akan di saring yang kemudian udara yang telah di saring akan
kembalikan lagi keruangan menjadi udara yang bersih. Fan bekerja sesuai dengan
inputan yang di terima dari sensor semakin pekat asap rokok semakin cepat juga
putaran kipas (M. Aldiki Febriantono, 2015)
Pada penelitian ini Fan/ Kipas digunakan untuk menghisap asap rokok yang telah
terdeteksi sensor untuk di arahkan pada aerator agar asap dapat terfilterisasi oleh
air yang ada didalam wadah terbuat dari akrilik yang telah di campur dengan air
kapur. Tegangan pada Fan/ Kipas ini adalah 12V. Berikut adalah gambar dari
Fan/ Kipas.
ESP32 DevKit sendiri telah banyak digunakan untuk pemrograman berbasis IoT
karena memiliki konektivitas yang sudah ada di dalam board ESP32 tersebut
sehingga tidak perlu modul tambahan lagi untuk penggunaan Wi-Fi ataupun
Bluetooth. Selain itu terlihat pada Gambar 2.16 ESP32 memiliki GPIO sebanyak
36 pin, GPIO sendiri merupakan General Purpose Input Output yang berfungsi
sebagai pin input dan output analog maupun digital. Berikut pada Tabel 2.1
terlihat perbandingan ESP8266 dan ESP32 secara fitur dan spesifikasi lengkap.
19
Board
Spesifikasi ESP8266 ESP32
MCU Xtensa Single-core 32-bit Xtensa Dual-Core 32-bit
L106 LX6 with
Wi-Fi 802.11 b/g/n tipe HT20 600DMIPS
802.11 b/g/n tipe HT40
Bluetooth Tidak Ada Bluetooth 4.2 dan BLE
Frekuensi 80 MHz 160 MHz
SRAM Tidak Ada Ada
Total GPIO 17 pin 36 pin
Total ADC pin 1 pin 15 pin
Total Digital pin 9 pin 2 pin
Tegangan Output 3.3 – 5 Volt 3.3 – 5 Volt
Total SPI-UART-I2C-I2S 2-2-1-2 4-2-2-2
Resolusi ADC 10 bit 12 bit
Suhu operasional kerja -40°C hingga 125°C -40°C hingga 125°C
Sensor dalam modul Tidak ada Touch Sensor, Temp-
erature
Sensor, Hall Effect Sensor
Harga di pasaran Rp. 30.000 – 350.000 Rp. 70.000 – 650.000
Seperti yang terlihat pada Tabel 2.4 diatas, sudah sangat jelas ESP32 lebih unggul
dan memiliki processor yang lebih tinggi sehingga pengolahan data akan lebih
cepat. Selain itu pin ADC yang terdapat pada ESP32 lebih benyak dibandingkan
dengan ESP8266. Sehingga dapat melakukan pemrograman yang lebih kompleks.
Pada Software Arduino IDE, terdapat semacam message box berwarna hitam
yang berfungsi menampilkan status, seperti pesan error, compile, dan upload
program. Di bagian bawah paling kanan Sotware Arduino IDE, menunjukan
board yang terkonfigurasi beserta COM Ports yang digunakan (Arranda Ferdian
D, 2017).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dalam
Implementasi Sistem Keamanan Pada Smart Building Berbasis Iot. Alur
penelitian yang digunakan seperti pada gambar 3.1.
24
dan pH Tanah pada Budidaya Bawang Merah Berbasis IOT”. Berikut bahan dan
l l l l l l l l l l l
3.2.1 Bahan
Sebelum membuat Implementasi Sistem Keamanan Pada Smart Building Berbasis
Iot. ada beberapa peralatan yang harus disiapkan. Daftar peralatan yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
25
3.2.2 Kompoenen
Sebelum membuat Implementasi Sistem Keamanan Pada Smart Building Berbasis
Iot. ada beberapa peralatan yang harus disiapkan. Daftar komponen yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.
penghubung/menjumper seluruh 30
komponen. Buah
3.2.3 Software
Sebelum membuat Implementasi Sistem Keamanan Pada Smart Building Berbasis
Iot. ada beberapa peralatan yang harus disiapkan. Daftar Software yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Wifi WEB
Sistem pada penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian antara lain sistem input
yang terdiri sensor DHT11, Sensor Flame dan sensor MQ135. Sistem kerja dari
alat ini yaitu jika Jika hasil pembacaan sensor DHT 11 suhu dikatakan tinggi
maka mikrokontroler esp32 akan mengaktifkan kipas, jika sensor flame
mendeteksi adanya api didalam gedung maka mikrokontroler esp32 akan
mengaktifkan pompa, sedangkan jika sensor MQ135 mendeteksi adanya gas
didalam gedung maka mikrokontroler akan mengaktifkan buzzer sebagai tanda
bahaya.
kelembaban pin yang digunakan yaitu dmasuk pada pin D9 esp32 sedangan vcc
masuk ke 3,3 volt esp32 dan GND ke pin GND esp32 . Dibawah ini adalah
potongan script program sensor DHT 11.
Di bawah ini merupakan penjelasan dari flowchart program pada gambar 3.11 :
Inisialisasi proses pembacaan sensor flame sensor siap maka jika hasil pembacaan
sensor api <80 ppm maka relay pompa akan ON sedangkan jika nilai api >80 ppm
maka relay POMPA akan OFF. Sensor MQ-135 sensor siap maka jika hasil
pemabacaan kadar gas >50 ppm maka relay kipas akan ON “kadar gas bahaya”
sedangkan jika kadar gas <50 ppm maka relay kipas akan OFF “kadar gas
Normal” dan jika hasil pembacaan sensor suhu >30ºC maka relay kipas akan ON
sedangkan jika Suhu < 30ºC maka relay kipas akan OFF hasil pembacaan dari
sensor dapat dilihat di WEB.
32
Penjelasan dari flowchart Koneksi WEB pada gambar 3.12 yaitu pertama
melakukan pengecekan koneksi internet pada esp32 dan pada leptop jika sudah
terkoneksi dengan internet maka web dapat menampilkan hasil pembacaan sensor
flame, sensor MQ-135 dan sensor DHT 11.
3.4 Implementasi
Setelah mengumpulkan alat dan bahan, langkah selanjutnya adalah melakukan
implementasi rancangan alat yang telah dibuat. Pada tahap ini hasil rancangan
yang telah dibuat akan diimplementasikan untuk menjadi sistem yang
sesungguhnya. Implementasi pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Implementasi perangkat keras dan Implementasi perangkat lunak. Implementasi
33
perangkat keras merupakan tahap terakhir dari perancangan sistem yang dilakukan
dalam tahap ini seluruh komponen dipasang sesuai dengan sistem yang telah
dibuat.
USERNAME :
PASSWORD :
LOGIN
Smart Bulding
Sensor Flame
Mq 135
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil uji coba dan analisis terhadap sistem. Pengujian
dimulai dengan memastikan setiap komponen (WEB, sensor DHT, sensor sensor
flame, sensor Mq135 dan relay) apakah alat yang telah dibuat dalam kondisi
bagus dapat bekerja dengan baik sesuai dengan program yang telah dibuat,
kemudian mengecek setiap jalur yang terhubung dengan komponen yang
digunakan telah terkoneksi, dimana rangkaiannya disesuaikan dengan gambar
skematiknya.
Berdasarkan tabel 4.1 hasil pengujian sensor DHT 11 dinyatakan bahwa hasil
pengujian perbandingan hasil pembacaan suhu dengan tampilan pada WEB
sehingga dapat diketahui bahwa tampilan pada serial monitor dan web mengalami
39
selisih pembacaan 0,1 sampai 0,20˚C dikarenakan hasil pembacaan suhu pada
tampilan web berbentuk bilangan bulat.
Berdasarkan tabel 4.2 hasil pengujian dan pengukuran pada sensor MQ135 yaitu :
1. Dengan jarak 1 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan
nilai PPM sebesar 605ppm, pada detik ke 1 mendapatkan nilai PPM 692
serta pada detik ke 3 nilai PPM 774.
2. Dengan jarak 5 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan
nilai PPM sebesar 412 ppm, pada detik ke 2 mendapatkan nilai PPM 477
serta pada detik ke 3 nilai PPM 619.
3. Dengan jarak 10 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan
nilai PPM sebesar 93 ppm, pada detik ke 2 mendapatkan nilai PPM 224
serta pada detik ke 3 nilai PPM 241.
4. Dengan jarak 15 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan
nilai PPM sebesar 86 ppm, pada detik ke 2 mendapatkan nilai PPM 90 serta
pada detik ke 3 nilai PPM 110.
41
Pengujian api dilakukan dengan meletakan sensor flame kemudian diberikan api
dengan jarak 1 sampai 20 cm apakah sensor masih dapat mendeteksi adanya api
atau tidak. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.3.
1. Berdasarkan tabel 4.3 hasil pengujian dan pengukuran pada sensor flame yaitu
Dengan jarak 1 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan nilai
PPM sebesar 30ppm, pada detik ke 2 mendapatkan nilai PPM 20 serta pada
detik ke 3 nilai PPM 16.
2. Dengan jarak 5 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan nilai
PPM sebesar 45 ppm, pada detik ke 2 mendapatkan nilai PPM 41 serta pada
detik ke 3 nilai PPM 39.
3. Dengan jarak 10 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan nilai
PPM sebesar 70 ppm, pada detik ke 2 mendapatkan nilai PPM 65 serta pada
detik ke 3 nilai PPM 50.
4. Dengan jarak 15 cm hasil pembacaan sensor pada detik ke 1 mendapatkan nilai
PPM sebesar 90 ppm, pada detik ke 2 mendapatkan nilai PPM 89 serta pada
detik ke 3 nilai PPM 77.
Pengujian driver relay digunakan untuk melihat hasil yang dikeluarkan dari input
pin digital Arduino ke driver relay. Hasil pengujian rangkaian driver relay
terdapat pada tabel 4.4.
43
Berdasarkan hasil uji coba driver relay, diketahui bahwa apabila pada
mikrokontroler ditetapkan nilai low ( 0 ) maka nilai tegangan yang dikeluarkan
oleh pin mikrokontroler bernilai kurang dari 4.90 - 4,93 volt dan kondisi relay
menjadi OFF (Normaly Close). Apabila pada mikrokontroler ditetapkan nilai high
( 1 ) maka nilai tegangan yang dikeluarkan oleh pin mikrokontroler bernilai dari
4,80 - 4,82 volt, kondisi relay menjadi ON (Normaly Open) dan akan mengalirkan
tegangan ke kipas dan pompa.
Gambar. 4.7 Hasil Pengujian WEB Gambar. 4.8 Hasil Pengujian WEB
Sensor Flame Sensor MQ-135
Berdasarkan tabel 4.5 hasil sensor MQ135, Sensor Api dan Sensor DHT 11
ujicoba sistem keseluruhan dapat dinyatakan:
46
1. Jika sensor DHT11 27ºC, sensor MQ135 30 ppm, dan sensor flame 58 ppm,
maka kipas akan OFF, pompa air akan ON, dan ruangan terdeteksi ada api.
2. Jika sensor DHT11 27ºC, sensor MQ135 70 ppm, sensor flame 1 ppm, maka
kipas akan ON, pompa air akan ON, dan ruangan terdeteksi ada api dan ada
gas/asap.
3. Jika sensor DHT11 29ºC, sensor MQ135 70 ppm, sensor flame 100 ppm,
maka kipas akan ON, pompa air akan OFF, dan ruangan terdeteksi ada
gas/asap.
4. Jika sensor DHT11 29ºC, sensor MQ135 49 ppm, sensor flame 100 ppm
maka kipas akan OFF, pompa air akan OFF, dan ruangan terdeteksi aman.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan analisa sistem yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Smart Building dibangun dengan menerapkan Internet of Things pada alat yang
dibuat dan dengan menggunakan sensor DHT11, sensor MQ135, sensor Flame
dan dengan menggunakan tampilan web thinger IO sehingga dapat dikontrol
dari jarak jauh.
2. Menggunakan autoken pada web thinger IO dengan koneksi internet agar dapat
menampilkan informasi tentang keaadan gedung melalui 3 sensor yaitu sensor
DHT11, sensor MQ135, sensor Flame. Sensor DHT11, sensor MQ135, sensor
Flame pada ujicoba sistem keseluruhan dapat dinyatakan jika sensor DHT11
>30ºC maka relay kipas akan ON serta jika suhu <30ºC maka relay kipas akan
OFF sedangkan jika sensor gas <50 ppm maka relay akan kipas akan OFF dan
jika >50ppm maka relay kipas akan ON. Pada pengujian sensor flame dapat
diketahui jika pembacaan sensor <80 maka relay pompa akan ON dan jika
>80ppm maka relay pompa akan OFF.
3. Sistem ini diharapkan dapat memudahkan user untuk monitoring kondisi
gedung, kantor maupun rumah dari jarak jauh secara realtime.
5.2 Saran
Alat ini masih terdapat kekurangan sehingga perlu diadakanya pengembangan.
Berikut saran untuk pengembangan penelitian :
1. Peneliti selanjutnya dapat dikembangkan dengan memperbaiki respon
pembacaan dari sensor DHT11.
2. Peneliti selanjutkan disarankan untuk dapat menambahkan sistem cadangan
listrik yaitu dapat menggunakan battrey atau power cadangan jika terjadinya
mati lampu.
48
DAFTAR PUSTAKA
Baguztrif. (2016, desember 12). cara kerja sensor pir. Dipetik januari 20, 2017,
dari https://bagusrifqyalistia.wordpress.com/2016/12/12/cara-kerja-sensor-
pir/
Tri Fajar Yurmama S dan Novi Azman. (2019). Perancangan Software. Seminar
Nasional Aplikasi, 14-15.
vcc2GND. (2017, januari). settring sensor pir. Dipetik januari 20, 2017, dari
http://www.vcc2gnd.com/sku/MDPIRSMDM
49
LAMPIRAN
50
GAMBAR ALAT
51
#include "DHT.h"
#include <ThingerESP32.h>
#define DHTPIN 5
#define DHTTYPE DHT11
#define relayac 26
#define sensorPin 32 //Deklarasi sensor terhubung pada pin D5
#define sensorPin1 34 //Deklarasi sensor terhubung pada pin D5
#define kipas 4
#define BUZZER 12
};
}
void loop() {
thing.handle();
int sensorgas=analogRead(sensorPin);
range=map(sensorgas,bawah,atas,0,500);
int sensorapi=analogRead(sensorPin1);
range1=map(sensorapi,Db,Da,0,100);
Serial.print("GAS : ");
Serial.println(range);
Serial.print("APII : ");
Serial.println(range1);
h = dht.readHumidity();
t = dht.readTemperature();
Serial.print(F("Humidity: "));
Serial.print(h);
Serial.print("\n");
Serial.print(F(" Temperature: "));
Serial.print(t);
Serial.print(F("°C "));
if (range >50) {
Serial.println("ada asap");
digitalWrite(kipas, LOW);
digitalWrite(BUZZER, HIGH);
}
}
else if (range1 >= 80){
digitalWrite(relayac, HIGH);
// digitalWrite(BUZZER, HIGH);
}
if (t <=30){
Serial.println("suhu");
digitalWrite(kipas, HIGH);
}
else if (t >= 30){
digitalWrite(kipas, LOW);
53
}
delay(1000);
}