Anda di halaman 1dari 64

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING & KONTROL PORTABEL

PADA BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK ATAP BERBASIS PANEL


SURYA & INTERNET OF THINGS

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Jenjang Sarjana Terapan
Pada Politeknik Negeri Lhokseumawe

Oleh

MUHAMMAD RAMZI

Nim : 1990343048
Program Studi : Teknologi Rekayasa Komputer Jaringan
Jurusan : Teknologi Informasi dan Komputer

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2023
PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul Rancang Bangun Sistem Monitoring & Kontrol Portabel Pada

Budidaya Tanaman Hidroponik Atap Berbasis Panel Surya & Internet Of Things,

disusun oleh Muhammad Ramzi, NIM 1990343048, Program Studi Teknologi

Rekayasa Komputer Jaringan, Jurusan Teknologi Informasi dan Komputer

Politeknik Negeri Lhokseumawe telah memenuhi syarat untuk dipertanggung

jawabkan di depan dewan penguji.

Bukerata,
Pembimbing I, Pembimbing II,

Amri, S, ST., MT Aswandi, S.Kom., M.Kom


NIP. 19720202 200012 1 001 NIP. 19720924 201012 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ketua Program Studi


Teknologi Informasi dan Komputer, Teknologi Rekayasa Komputer Jaringan,

Muhammad Arhami, S.Si., M.Kom. Fachri Yanuar Rudi F, M.T.


NIP. 19741029 200003 1 001 NIP. 19880106 201803 1 001

i
PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi yang berjudul Rancang Bangun Sistem Monitoring & Kontrol Portabel Pada

Budidaya Tanaman Hidroponik Atap Berbasis Panel Surya & Internet Of Things,

disusun oleh Muhammad Ramzi, NIM 1990343048, Program Studi Teknologi

Rekayasa Komputer Jaringan, Jurusan Teknologi Informasi dan Komputer

Politeknik Negeri Lhokseumawe telah dipertanggung jawabkan di hadapan dewan

penguji dan dinyatakan lulus pada

Dewan Penguji,

Ketua, Sekretaris,

Husaini, S.Si., M.IT. Muhammad Davi, S.Kom., M.Cs.


NIP. 19731031 200112 1 001 NIP.19890510 202203 1 006

Penguji I, Penguji II, Penguji III,

Safriadi, S.T., M.Kom. Guntur Syahputra, S.Kom., M.Kom. Nama


NIP. 19900723 201903 1 012 NIP. 19871127 202012 1 006 NIP.

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ketua Program Studi


Teknologi Informasi dan Komputer, Teknologi Rekayasa Komputer Jaringan,

Muhammad Arhami, S.Si., M.Kom. Fachri Yanuar Rudi F, M.T.


NIP. 19741029 200003 1 001 NIP. 19880106 201803 1 001
ii
PERNYATAAN

Skripsi ini saya nyatakan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kerjasama pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Buket Rata,

Muhammad Ramzi
NIM. 1990343048

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Monitoring &
Kontrol Portabel Pada Budidaya Tanaman Hidroponik Atap Berbasis Panel
Surya & Internet Of Things”. Shalawat serta salam kepada baginda besar
Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, serta kepada para sahabat yang telah
berjasa dalam memperjuangkan islam dan ilmu pengetahuan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


pendidikan Sarjana Terapan Program Studi Teknologi Rekayasa Komputer
Jaringan, Jurusan Teknologi Informasi dan Komputer, Politeknik Negeri
Lhokseumawe. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan,
perhatian, dorongan, bimbingan dan berbagai bantuan dari banyak pihak terutama
pada dosen pembimbing. Dengan demikian, segala hormat dan kerendahan hati
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga terutama
kepada :

1. Bapak Amri, S, ST., MT dan Bapak Aswandi, S.Kom., M.Kom. selaku


pembimbing I dan II yang telah membimbing penulis, memberi petunjuk,
memberi saran-saran dan arahan serta masukan dari awal masa pengajuan judul
sampai berhasil menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Fachri Yanuar Rudi F, M.T selaku ketua Program Studi Teknologi
Rekayasa Komputer Jaringan Politeknik Negeri Lhokseumawe
3. Bapak Muhammad Arhami, S.Si., M.Kom selaku Ketua Jurusan Teknologi
Informasi dan Komputer, Politeknik Negeri Lhokseumawe.
4. Seluruh Staf pengajar Program Studi Teknologi Rekayasa Komputer Jaringan,
serta staf administrasi pada Jurusan Teknologi Informasi dan Komputer yang
telah banyak membagi ilmu dan pengalaman yang berharga.

iv
5. Bapak/Ibu dosen penguji, yang telah berkenan menguji hasil penelitian dari
penulis, dan memberikan kritik, saran, dan masukan yang berarti bagi penulis
agar penulis dapat menjadi lebih baik untuk kedepannya.
6. Seluruh dosen pengajar dan staff administrasi Program Studi Teknologi
Rekayasa Komputer Jaringan, Jurusan Teknologi Informasi dan Komputer
yang telah banyak membagi ilmu dan pengalaman berharga.
7. Orang-orang hebat di kehidupan penulis, Muhammad Rizky, M. Surya
Khadafi, Rifki Rifani, Rizki Afrizal, Faiz Aiman, Sultan Zaqi, dan Risky
Maulana yang selalu sabar menghadapi penulis ketika sedang sedih dan jenuh.
8. Teman-teman penulis TRKJ 1.B sampai TRKJ 4.A di masa perkuliahan yang
terus berjuang bersama untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2019 yang telah berjuang
bersama untuk menyelesaikan skripsi.
10. Dan ucapan teristimewa kepada orang tua, yaitu Ayahanda Fadhli dan Ibunda
Idayani, yang selalu memberikan dukungan dan doanya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan


dalam penulisan serta pembuatan program. Oleh karena itu, penulis memohon maaf
dan mengharapkan saran dan masukan yang membangun kepada penulis sehingga
bisa terus berkarya lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk yang
memerlukannya dan semoga Allah selalu terus memberikan rahmat dan hidayat-
nya kepada kita semua. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Lhokseumawe, Penulis,

Muhammad Ramzi
Nim. 1990343048

v
ABSTRAK

Dalam penelitian ini dibangun sebuah prototype Hidroponik portable dengan


memanfaatkan energi matahari dari panel surya 50WP sebagai sumber energi, yang
dialirkan dalam Aki Motor 12V 3.5Ah untuk menompang seluruh supply power ke
sistem. Automasi untuk budidaya tanaman hidroponik menggunakan metode NFT
ialah untuk aliran air yang tetap terjaga, tujuannya untuk mengalirkan nutrisi pada
akar tanaman. Dari hasil pengujian sensor TDS berfungsi untuk mengukur kadar
nutrisi pada air dalam keadaan normal yaitu 500ppm seledri dan 700ppm selada
agar tidak kurang ataupun lebih, serta pompa untuk mensirkulasi air yang bernutrisi
dari bak penampung ke dalam jalur penanaman hidroponik. Setelah dilakukan
pengujian didapat kestabilan Responsibiltas jaringan dengan QoS dan hasil
didapatkan dari pengujian sistem pada pengiriman data sebanyak Throughput
1.119,5 packet, tidak terjadi atau adanya paket loss (0%) dengan nilai rata-rata delay
1,686ms dan jitter di 89,93ms keakuratan dari sensor dalam penerapan digunakan
angka dalam range dari nilai utama, kestabilan penyesuaian nilai nutrisi yang
didapatkan memiliki nilai efesiensi 98,75% diangka 487ppm s/d 512ppm dari
500ppm pada tanaman seledri dan untuk tanaman selada ± 97.7% diangka 716ppm
s/d 723ppm dari 700ppm.
Kata Kunci: Panel Surya, sensor TDS, Hidroponik, Internet of Things, Nutrient
Film Technique, NodeMCU, Qos, RMSE.

vi
ABSTRACT

In this research, a portable hydroponic prototype was built by utilizing solar energy
from a 50WP solar panel as an energy source, which was supplied to a 12V 3.5Ah
motorbike battery to support the entire power supply to the system. Automation for
cultivating hydroponic plants using the NFT method is to maintain water flow, the
aim of which is to channel nutrients to plant roots. From the test results, the TDS
sensor functions to measure nutrient levels in water under normal conditions,
namely 500ppm celery and 700ppm lettuce so that it is not less or more, as well as
a pump to circulate nutritious water from the reservoir into the hydroponic planting
line. After testing, the stability of the network's responsiveness with QoS was
obtained and the results were obtained from testing the system for sending data
with a throughput of 1,119.5 packets, no packet loss occurred or occurred (0%)
with an average delay value of 1.686ms and jitter at 89.93ms, accuracy From the
sensor in the application, numbers in the range of the main value are used, the
stability of the nutritional value adjustment obtained has an efficiency value of
98.75%, at 487ppm to 512ppm from 500ppm for celery plants and for lettuce plants
± 97.7% at 716ppm to 723ppm from 700ppm.
Keywords: Solar Panels, TDS sensors, Hydroponics, Internet of Things, Nutrient
Film Technique, NodeMCU, Qos, RMSE.

vii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................................... i


PENGESAHAN PENGUJI .................................................................................. ii
PERNYATAAN .................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6


2.1 State of The Art ......................................................................................... 6

2.1.1 Penelitian terdahulu Pertama .......................................................... 10

2.1.2 Penelitian terdahulu Kedua ............................................................. 10

2.1.3 Penelitian terdahulu Ketiga ............................................................. 11

2.1.4 Penelitian terdahulu Keempat ......................................................... 12

2.1.5 Penelitian terdahulu Kelima ............................................................ 12

2.2 Tinjauan teoritis ...................................................................................... 13

2.2.1 Internet Of Things ........................................................................... 13

2.2.2 NodeMCu ........................................................................................ 13


viii
2.2.3 Arduino IDE .................................................................................... 15

2.2.4 Panel Surya ..................................................................................... 16

2.2.5 Bahasa Pemrograman ...................................................................... 18

2.2.6 Sensor TDS ..................................................................................... 19

2.2.7 Flowchart ........................................................................................ 20

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 24


3.1 Data dan Pengumpulan Data .................................................................. 24

3.1.1 Studi Literatur ................................................................................. 24

3.1.2 Tahapan Penelitian .......................................................................... 25

3.2 Perancangan Sistem (Hardware/Software) ............................................. 26

3.2.1 Block Diagram ................................................................................ 26

3.2.2 Perancangan Alat Dan Bahan.......................................................... 27

3.3 Metode dan Variabel Penelitian ............................................................. 28

3.3.1 Metode Penelitian............................................................................ 28

3.3.2 Variabel Peneltian ........................................................................... 28

3.4 Teknik Pengujian .................................................................................... 28

3.5 Flowchart Kerja Sistem .......................................................................... 29

3.6 Hasil yang diharapkan ............................................................................ 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 32


4.1 Hasil pengujian dan kalibrasi Sensor ..................................................... 32

4.1.1 Hasil Pengujian Sensor Suhu DS18b20 .......................................... 32

4.1.2 Hasil Pengujian TDS ....................................................................... 33

4.2 Hasil Penerapan Pengujian Tanaman pada Sistem Untuk Efesiensi ...... 35

4.2.1 Hasil Pengujian tanaman Seledri .................................................... 35

4.2.2 Hasil Pengujian tanaman Selada ..................................................... 37

ix
4.3 Hasil Pengujian Broker (Web Server Blynk) .......................................... 39

4.3.1 Throughput ...................................................................................... 39

4.3.2 Packet Loss ..................................................................................... 41

4.3.3 Delay (Latency) ............................................................................... 42

4.3.4 Variasi Kedatangan Paket (Jitter) ................................................... 44

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 46


5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 46

5.2 Saran ....................................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Internet of Things .......................................................................................... 11

Gambar 2.2 NodeMCU dan Fungsi Pin GPIO .................................................................. 12

Gambar 2.3 Tampilan Program Arduino IDE ................................................................... 13

Gambar 2.4 Panel Surya ................................................................................................... 16

Gambar 2.5 TDS Meter..................................................................................................... 18

Gambar 3.1 Flowchart Tahapan penelitian ....................................................................... 23

Gambar 3.2 Block Diagram Sistem .................................................................................. 24

Gambar 3.3 Flowchart Kerja Sistem ................................................................................. 28

Gambar 4.1 Sensor Suhu DS18b20................................................................................... 30

Gambar 4.2 Nodemcu TDS............................................................................................... 32

Gambar 4.3 Kestabilan grafik tanaman seledri ................................................................. 34

Gambar 4.4 Kestabilan grafik tanaman selada.................................................................. 36

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Simbol-Simbol Flowchart ..................................................................... 21

Tabel 4.1 Tabel Indeks Troughput ........................................................................ 38

Tabel 4.2 Tabel Indeks Packet Loss ...................................................................... 39

Tabel 4.3 Tabel Indeks Delay ............................................................................... 40

Tabel 4.4 Tabel Indeks Jitter ................................................................................. 42

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Energi matahari pada saat ini merupakan salah satu sumber energi alternatif

untuk menggantikan sumber energi fossil. Energi matahari mungkin akan menjadi

sumber energi utama di masa depan karena dapat menjawab isu-isu lingkungan

seperti pemanasan global, menipisnya ketersediaan sumber energi fossil dan makin

tingginya harga minyak mentah dunia. Energi dari pancaran radiasi cahaya matahari

dapat diambil secara bebas. Sumber energi ini merupakan sumber energi yang ideal,

berbeda dengan sumber energi konvensional yang tidak ideal yang mempunyai

kekurangan yang cukup serius. Sumber energi ini juga ramah terhadap lingkungan

karena energi dari pancaran radiasi cahaya matahari ini tidak menimbulkan polusi

udara, polusi suara, limbah buang dan selalu tersedia.

Tenaga Surya atau sistem photovoltaic dapat dimanfaatkan untuk

menghasilkan tenaga listrik. Modul surya dibuat dari bahan semikonduktor yang

mengandung partikel electron dan akan meloncatkan arus listrik saat menerima

energi kinetik dari cahaya matahari yang mengandung gelombang elektromagnetik.

Dalam kaitannya dengan penghematan sumber energi listrik pada bangunan maka

pemanfaatan energi matahari secara aktif yang diterapkan dengan cara

mengkonversi energi radiasi cahaya matahari menjadi energi listrik. Konversi

energi cahaya matahari menjadi energi listrik dapat dilakukan dengan penggunaan

sel surya atau solar cell atau disebut dengan panel surya. Penggunaan panel surya

sebenarnya sudah lama diterapkan dalam kaitannya untuk mendapatkan energi

listrik seperti penyusunan panel-panel konvensional pada bagian atap ataupun


2

penyusunan di suatu area yang luas untuk PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga

Surya).

Maraknya menanam tanaman dengan cara hidroponik saat ini, banyak

digemari karena tidak memerlukan tanah dan lahan yang luas. Namun menerapkan

metode hidroponik didalam atau diluar ruangan sangat memerlukan perhatian

khusus seperti terpenuhinya kebutuhan nutrisi tanaman yang terkandung di dalam

bak air penampungan, suhu ruangan jika didalam ruangan, untuk dapat mengetahui

unsur kebutuhan tanaman tentunya harus dilakukan monitoring pada lingkungan

sekitar tanaman seperti kadar nutrisi yang terkandung didalam air yang digunakan,

kemudian suhu. Ketepatan memonitoring dan kontrol nutrisi serta suhu merupakan

faktor penting dalam budidaya tanaman hidroponik, pertumbuhan tanaman akan

optimal pada kisaran suhu udara 25 °C-28 °C serta nilai nutrisi 500ppm.

Dengan menanam dengan cara automasi monitoring dan kontrol

hidroponik, hasil panen akan lebih cepat namun perlu untuk memperhatikan

ketepatan dalam pemberian nutrisi, intensitas cahaya dan suhu sekitar tanaman.

Budidaya hidroponik menggunakan metode NFT (Nutrient Film Technique)

dibutuhkan aliran air yang tetap terjaga, tujuannya untuk mengalirkan air nutrisi

pada akar tanaman. Dalam praktiknya, PLTS digunakan untuk menghidupkan

pompa air tersebut namun bila suplai energi dari PLTS mati energi yang tersimpan

di baterai akan dipakai.

Dalam rencana, penulis akan membuat desain sistem pembangkit Tenaga

Surya (Panel Surya) serta sistem kendali terhadap aliran air yang akan memasok

nutrisi ke tanaman hidroponik tersebut yang mengambil objek sistem pada atap
3

rumah atau bangunan yang menghasilkan judul penelitian "Rancang Bangun Sistem

Monitoring & Kontrol Portabel Pada Budidaya Tanaman Hidroponik Atap Berbasis

Panel Surya & Internet of Things".

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, rumusan masalah

yang diusulkan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang Sistem Monitoring & Kontrol Pada Budidaya

Hidroponik Atap dengan Panel Surya & IoT?

2. Bagaimana menghubungkan sistem serta menghitung untuk kecepatan

responsibilitas jaringan dalam pengiriman data dari sensor ke server?

3. Bagaimana menghitung efisiensi kinerja dan keberhasilan sistem?

1.3 Batasan Masalah


Untuk membatasi luasnya permasalahan mengenai simulasi ini, maka

penulis membatasi permasalahan sesuai yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Sistem yang dijalankan membutuhkan koneksi internet.

2. Prototype sistem dibuat dengan skala 150cm Panjang x 10cm Lebar x 200cm

tinggi .

3. Sistem dibuat untuk tumbuhan hidroponik seledri dan selada.

4. Prototype hanya memonitoring dan mengontrol sirkulasi Air.

5. Hanya menggunakan sistem PLTS 50WP.

6. Untuk mengontrol Sirkulasi dan penyiraman pada tanaman.


4

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan yang dicapai dari penelitian ini antara lain :

1. Membuat Sistem Hidroponik dan Automasi dengan energi terbarukan

2. Mengetahui cara sistem mengirimkan informasi ke monitor server.

3. Mempermudah budidaya Tanaman Hidroponik

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengguna dalam

perkembangan agroteknologi dalam pemanfaatan energi terbarukan, sehingga

semua budidaya dan perkembangan tanaman hidroponik baik dalam skala besar

atau kecil dapat berkembang dan dimudahkan.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis menggunakan penulisan

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan dari Skripsi ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang teori-teori yang berasal dari berbagai sumber

seperti buku dan jurnal. Bagian ini berisikan tentang definisi, road map,

fungsi, serta penjelasan mengenai tugas akhir ini, seperti sistem

informasi, penjaminan mutu, dan sebagainya.


5

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan langkah dan proses yang dilakukan pada penelitian ini.

Langkah dan proses yang dibahas berupa teknik pengumpulan data,

pengolahan data, dan pembuatan sistem.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan tentang hasil analisis dari pengolahan data dan

output.

BAB V PENUTUP

Berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 State of The Art

Penyusun penelitian ini diambil dari beberapa penelitian terdahulu sebagai

panduan penulis untuk penelitian yang akan dilakukan, kemudian akan menjadi

acuan dan perbandingan dalam melakukan penelitian ini.

6
No Judul dan peneliti Tempat dan tahun Metode Objek Penelitian Alasan dan perbedaan
1 Prototipe Penerang Jalan Program Studi Teknik Kuantitatif Penerapan kerja Digunakan pada fasilitas
Umum (PJU) Informatika, sistem yang mudah umum bukan pada pertanian
Pintar Berbasis Arduino Universitas diterapkan dan khususnya hidropinik.
menggunakan Solar Panel, Majalengka, efesien pada
Sensor HC- SR04 dan Sensor Majalengka Prototipe Penerang
LDR Jalan Umum (PJU)
Pintar Berbasis
(Somadani & Ginanjar, 2018) Arduino Sensor
LDR dan Ultrasoni
k.
2 Sistem Kontrol Suhu Ruangan Teknik Informatika Kuantitatif Pemanfaatan Sistem tidak menggunakan
dan Penyiraman Tanaman Universitas teknologi energi surya dan alat dibuat
Bawang Merah pada Greenhous Darussalam Gontor greenhouse dengan dalam sistem rumah kaca.
e dengan Smartphone Ponorogo IoT pada budidaya Sedangkan pada penelitian
tanaman bawang diterapkan ke hidroponik
(Musthafa et al., 2018) merah. Penelitian ini dan menggunakan panel
adalah merekayasa surya.
suhu, sirkulasi udara,
serta durasi
penyiraman dalam
memudahkan kontrol
Greenhouse.

7
8

No Judul dan peneliti Tempat dan tahun Metode Objek Penelitian Alasan dan perbedaan
3 Rancang Bangun Alat Penyiram Program Studi Teknik Kuantitatif Penyiraman tanaman Objek penelitian yang
Tanaman Bawang Merah Informatika dan otomatis dirancang diteliti merupakan bawang,
Menggunakan Sensor Teknik Elektro, sesuai dengan sedangkan penelitian yang
Kelembaban Tanah Fakultas Teknik, kebutuhan air ingin di buat menggunakan
Universitas Muria tanaman bawang seledri dan selada.
(Nurkamid & Gunawan, 2019) Kudus merah yang
membutuhkan
tangkat kelembaban
tertentu dalam
kondisi tanah.
4 Algoritma Decision Tree Pada Jurusan Teknik Kuantitatif Penelitian ini Metode yang dipakai tidak
Sistem Penyiraman Tanaman Informatika, Fakultas membuat sebuah di pakai pada penelitian dan
Otomatis Berbasis Internet Of Teknologi Industri automasi dan remote penerapan dilakukan pada
Things Universitas melalui tampilan sistem yang berbeda.
Gunadarma yang dapat diakses
(Islami, 2018) melalui website,
untuk pengairan dan
penyiraman pada
pertanian.
9

No Judul dan peneliti Tempat dan tahun Metode Objek Penelitian Alasan dan perbedaan
5 Sistem Monitoring Tanaman Teknik Informatika Kuantitatif Penelitian jurnal ini Yang dilakukan sistem
Hortikultura Pertanian Di Politeknik Negeri adalah sistem yang hanya mempermudah untuk
Kabupaten Indramayu Berbasis Indramayu dibangun secara proses monitoring dan tidak
Internet Of Things terintegrasi berbasis ada sistem kontrol.
IoT sebab sistem ini
(Putra et al., 2019) menggunakan
internet yang
menghubungkan
real-time plant
dengan sistem
monitoring yang
dikembangkan.
10

2.1.1 Penelitian terdahulu Pertama


Salah satu perlengkapan jalan yang sangat dibutuhkan adalah Penerangan

Jalan Umun (PJU). Dengan di terapkannya penerangan jalan umum pintar dapat

mengurangi penggunaan energi listrik karena penerangan jalan umum pintar

mengguanakan panel surya sebagai sumber energi yang didapat dari mengubah

panas matahari menjadi energi listrik kemudian disimpan pada baterai. Pada kondisi

malam hari, lampu akan menyala terang ketika sensor ultrasonik mendeteksi benda

dan ketika tidak ada benda, lampu akan menyala redup.

Metode Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem

dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang

secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Pada

metodologi Prototype terdiri dari beberapa tahap, yaitu: Analisis Kebutuhan Sistem,

Desain Sistem, Pengujian Sistem, Implementasi. Prototipe penerangan jalan umum

pintar dapat mengatur tingkat redup atau terangnya penerangan secara otomatis

berdasarkan situasi dan kondisi dilapangan.

Alasan dan perbedaan, digunakan pada fasilitas umum bukan pada pertanian

khususnya hidroponik.

2.1.2 Penelitian terdahulu Kedua


Sistem memanfaatkan teknologi greenhouse dengan IoT pada budidaya

tanaman bawang merah. Dengan memanfaatkan teknologi ini diharapkan

perawatan tanaman menjadi lebih efisien. Salah satu penelitian yang pernah

dilakukan adalah merekayasa suhu, sirkulasi udara, serta durasi penyiraman dalam

memudahkan kontrol Greenhouse.


11

Hasil dari penelitian Pengontrolan suhu dan penggunaan ponsel pintar untuk

menyiram di Greenhouse dapat mengurangi waktu bagi petani atau pengelola untuk

merawat langsung tanaman, sehingga pengelola dapat pergi dalam waktu yang lama

tanpa perlu khawatir. Penelitian ini dapat dicoba diimplementasikan untuk skala

besar di Greenhouse, tetapi karena adanya keterbatasan alat dan ruang,

dimungkinkan untuk melakukan studi yang lebih luas tentang dampak pertanian

dalam menggunakan teknologi ini.

Alasan dan perbedaan, Digunakan pada fasilitas umum bukan pada

pertanian khususnya hidroponik.

2.1.3 Penelitian terdahulu Ketiga


Penyiraman tanaman otomatis dirancang sesuai dengan kebutuhan air

tanaman bawang merah yang membutuhkan tingkat kelembaban tertentu dalam

kondisi tanah. Mikrokontroler merupakan pengendali dari perangkat ini, dengan

input sensor kelembaban tanah. Ujicoba alat, berada di lahan persawahan Desa

Ngurensiti, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Patti, Jawa Tengah, dimana cara

tradisional atau manual masih digunakan oleh banyak petani bawang merah.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah research and development (R&D)

yang bertujuan menghasilkan purwarupa alat penyiraman otomatis tanaman

bawang merah dengan inputan dari sensor kelembaban tanah.

Alasan dan perbedaan, Objek penelitian yang diteliti merupakan bawang

sedangkan penelitian yang ingin di buat, menggunakan seledri dan selada.


12

2.1.4 Penelitian terdahulu Keempat


Tanaman hortikultura di Kabupaten Indramayu dikembangkan melalui

sistem yang dapat dimonitoring. Metode penelitian mengadopsi penelitian

eksperimental dan pengambilan data berasal dari kelembaban, suhu, tingkat

kesuburan tanah serta masa tanam yang dikembangkan melalui sistem ini.

Pengiriman data yang diperoleh oleh sistem akan dikirim ke gateway melalui

frekuensi radio. Kemudian data akan dikirim ke middleware. Pengembangan sistem

ini berdasarkan data yang diperoleh dari middleware yang dieksekusi secara real-

time pada perangkat ini. Setelah itu perolehan data dari perangkat ini secara real-

time akan digunakan oleh petani dalam pengolahan tanaman hortikultura melalui

aplikasi mobile.

Alasan dan perbedaan, metode yang dipakai tidak di pakai pada penelitian

dan penerapan dilakukan pada sistem yang berbeda.

2.1.5 Penelitian terdahulu Kelima


Membangun sistem otomatis dan manual untuk membantu pemilik rumah

memasok air ke tanaman. Sistem memiliki tiga pilihan menu dimana pengguna

dapat memilih antara cek kelembaban, menyalakan pompa air, dan matikan pompa

air. Memeriksa kelembaban membantu memberikan penyiraman tanaman secara

otomatis sampai tanaman menjadi basah sebelum pompa berhenti. Jika warga ingin

menyiram secara manual, mereka bisa memilih menu kedua yaitu menyalakan

pompa air, dan menu ketiga mematikan pompa air. Melalui tampilan yang diakses

melalui website, warga dapat memahami apakah kondisi lahan sudah sesuai.
13

Alasan dan perbedaan,Yang dilakukan sistem hanya mempermudah untuk

proses monitoring dan tidak ada sistem kontrol.

2.2 Tinjauan teoritis


2.2.1 Internet Of Things
Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT, merupakan

sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet

yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data,

remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata.

Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda

hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang

tertanam dan selalu aktif. Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada benda

yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur

berbasis Internet (Alfan, 2017). Contoh Internet Of Things dapat dilihat pada

gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Internet Of Things


Sumber: (Alfan, 2017)

2.2.2 NodeMCu
NodeMCU merupakan papan pengembangan produk Internet of Things

(IoT) yang berbasiskan Firmware eLua dan System on a Chip (SoC) ESP8266-12E.

ESP8266 sendiri merupakan chip WiFi dengan protocol stack TCP/IP yang
14

lengkap. NodeMCU dapat dianalogikan sebagai board arduino-nya ESP8266.

Program ESP8266 sedikit merepotkan karena diperlukan beberapa teknik wiring

serta tambahan modul USB to serial untuk mengunduh program. Namun NodeMCU

telah me-package ESP8266 ke dalam sebuah board yang kompak dengan berbagai

fitur layaknya mikrokontroler + kapabilitas akses terhadap Wifi juga chip

komunikasi USB to serial. Sehingga untuk memprogramnya hanya diperlukan

ekstensi kabel data USB persis yang digunakan charging smartphone.

Gambar 2.2 NodeMCU dan Fungsi Pin GPIO


Sumber: (Fajar Wicaksono, 2017)

Untuk tegangan kerja ESP8266 menggunakan standard tegangan JEDEC

(tegangan 3.3V) untuk bisa berfungsi. Tidak seperti mikrokontroler AVR dan

sebagian besar board Arduino yang memiliki tegangan TTL 5 volt. Meskipun

begitu, NodeMCU masih bisa terhubung dengan 5V namun melalui port micro USB

atau pin Vin yang disediakan oleh board-nya. Namun karena semua pin pada

ESP8266 tidak toleran terhadap masukan 5V. Maka jangan sekali - kali langsung
15

mencatunya dengan tegangan TTL jika tidak ingin merusak board anda. Anda bisa

menggunakan Level Logic Converter untuk mengubah tegangan ke nilai aman 3.3v

(Fajar Wicaksono, 2017).

2.2.3 Arduino IDE


Software arduino uno yang digunakan adalah driver dan IDE, walaupun

terdapat beberapa software lain yang sangat berguna selama pengembangan arduino

uno, IDE atau Integrated Development Environment merupakan suatu program

khusus untuk suatu komputer agar dapat membuat suatu rancangan atau sketsa

program untuk papan arduino uno. IDE arduino uno merupakan software sangat

canggih yang ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman (Miftahul Walid

et al., 2020). IDE arduino uno terdiri dari:

Gambar 2.3 Tampilan program Arduino IDE


Sumber: (Miftahul Walid et al., 2020)
16

Keterangan Gambar 2.3:


1. Editor Program Sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan
mengedit program dalam bahasa processing.
2. Verify Mengecek kode sketch yang Error sebelum mengupload ke board
Arduino Uno.
3. Uploader Sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam
memori di dalam papan arduino uno.
4. New Membuat sebuah sketch baru.
5. Open Membuka daftar sketch pada sketchbook arduino uno.
6. Save Menyimpan kode sketch pada sketchbook.
7. Serial Monitor. Menampilkan data serial yang dikirimkan dari board arduino uno

2.2.4 Panel Surya


Power supply atau PSU merupakan suatu komponen yang mempunyai

fungsi sebagai pemberi suatu tegangan serta arus listrik kepada komponen -

komponen komputer lainnya yang telah terpasang dengan baik pada motherboard

atau papan induk, sedang tujuan awal dari penyaluran arus listrik ini adalah agar

perangkat atau komponen - komponen komputer lainnya bisa berfungsi

sebagaimana mestinya sesuai dengan tugasnya.

Panel Surya adalah sektor teknologi dan penelitian yang berhubungan

dengan aplikasi panel surya untuk energi dengan mengubah sinar matahari menjadi

listrik. Karena permintaan yang terus meningkat terhadap sumber energi bersih,

pembuatan panel surya dan kumpulan panel surya telah meluas secara dramatis

dalam beberapa tahun belakangan ini.

Produksi Panel Surya telah berlipat setiap dua tahun, meningkat rata-rata 48

persen tiap tahun sejak 2002, menjadikannya teknologi energi dengan pertumbuhan
17

tercepat di dunia. Pada akhir 2007, menurut data awal, produksi global mencapai

12.400 megawatt. (Artiani et al., 2018). Secara kasar, 90% dari kapasitas generator

ini meliputi sistem listrik terikat. Pemasangan seperti ini dilakukan di atas tanah

(dan kadang-kadang digabungkan dengan pertanian dan penggarapan) atau

dibangun di atap atau dinding bangunan, dikenal sebagai Building Integrated

Photovoltaic atau BIPV.

Pengukuran satuan dan insentif keuangan, seperti feed-in tarif untuk listrik

tenaga surya, telah membantu instalasi PV surya di banyak negara termasuk

Australia, Jerman, Israel, Jepang, dan Amerika Serikat. Sedangkan di Peru, dua juta

rakyat miskin akan menerima energi listrik gratis dari 1600 panel surya yang akan

dipasang hingga tahun 2016.

Panel Surya yang digunakan pada Solar sell juga memiliki kelebihan

menjadi sumber energi yang praktis mengingat tidak membutuhkan transmisi

karena dapat dipasang secara modular di setiap lokasi yang membutuhkan. Panel

Surya yang digunakan pada solar cell memiliki kemudahan, hampir disetiap tempat

di Indonesia solar cell mampu dan cocok dalam pemasangannya dibandingkan

dengan teknologi terbarukan seperti turbin angin (pembangkit listrik tenaga angin)

yang hanya cocok pada tempat tertentu. Hingga saat ini total energi listrik yang

dibangkitkan dengan solar cell di seluruh dunia baru mencapai sekitar 12 Giga Watt

(bandingkan dengan total penggunaan listrik dunia sebesar 10 Tera Watt).

Panel Surya mampu menjadi Energi terbarukan dengan memanfaatkan

tenaga surya (matahari) dimana sinar matahari mampu dikonversi menjadi energi

listrik. Pembangkit listrik yang mengubah energi surya menjadi energi listrik.
18

Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung

menggunakan Panel Surya dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi

surya. Panel Surya mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik

menggunakan efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa

atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi

matahari ke satu titik untuk menggerakkan mesin kalor. Kelebihan dari

pemanfaatan panel surya yaitu mampu mengurangi biaya tagihan listrik bulanan

dan menjadi nilai tambah bagi suatu negara dan juga teknologi panel surya ini

ramah lingkungan karena hanya memanfaatkan sinar matahari menjadi energi

listrik dibandingkan energi konvesional (batu bara).

Gambar 2.4 Panel Surya


Sumber: (Gunawan, 2011)

2.2.5 Bahasa Pemrograman


Bahasa pemrograman adalah notasi yang digunakan untuk menulis program

(komputer). Secara garis besar ada dua kategori bahasa pemrograman yaitu bahasa
19

pemrograman level rendah (low level) dan bahasa pemrograman level tinggi (high

level). Bahasa pemrograman level rendah cenderung mendekati atau sama dengan

bahasa mesin komputer, hal ini sangat sulit ditulis karena bahasanya jauh dari

bahasa manusia yang digunakan sehari-hari. Bahasa pemrograman yang lebih

mudah dipelajari adalah bahasa pemograman level rendah, karena bahasanya

menyerupai struktur bahasa manusia secara logika sehingga mudah dipahami.

Bahasa ini tidak tergantung pada arsitektur mesin tetapi memerlukan penerjemah

berupa compiler atau interpreter.

Bahasa C++ merupakan pemrograman yang terdapat di dalam Arduino.

Pemrograman ini dikembangkan dari bahasa C dan memiliki kemampuan pada

level tinggi dan level rendah. Bahasa C++ diciptakan oleh Bjarne Stroustrup di

AT&T Bell Laboratories awal tahun 1980-an untuk mendukung pemrograman

berorientasi pada objek (Object Oriented Pragramming) yang tidak dimiliki C.

Pemrograman Bahasa C++, mendefinisikan sebuah pin digunakan sebagai input

atau output sehingga digunakan perintah pinMode (pin, SET). Nilai SET dapat diisi

output atau input sesuai dengan kebutuhan. Kemudian, nilai pin adalah nomor pin

pada Arduino yang akan diatur sebagai input atau output (R.H. Zer et al., 2022).

2.2.6 Sensor TDS


TDS (total dissolved solid) menunjukkan bahwa berapa miligram padatan

terlarut yang dilarutkan dalam satu liter air. Secara umum, semakin tinggi nilai

TDS, padatan yang lebih larut, larut dalam air, dan semakin sedikit air yang bersih.

Oleh karena itu, nilai TDS dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk

mencerminkan kebersihan air. Pena TDS adalah peralatan yang banyak digunakan
20

untuk mengukur nilai TDS. Untuk tujuan ini, TDS analog yang kompatibel 10

dengan Arduino. Sesuai dengan pengontrol. TDS Meter ini mendukung input

tegangan lebar 3.3 ~ 5.5V, dan output tegangan analog 0 ~ 2.3V, yang membuatnya

kompatibel dengan sistem atau papan kontrol 5V atau 3.3V. Sumber eksitasi adalah

sinyal AC, yang secara efektif dapat mencegah probe dari polarisasi dan

memperpanjang umur probe, sementara itu, meningkatkan stabilitas sinyal output.

Probe TDS tahan air, dapat direndam dalam air untuk pengukuran waktu yang lama

(Widodo et al., 2022).

Gambar 2.5 TDS Meter

2.2.7 Flowchart
Flowchart adalah cara penulisan algoritma dengan menggunakan notasi

grafis. Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan atau

langkah-langkah dari suatu program dan hubungan antar proses beserta

pernyataannya. Gambaran ini dinyatakan dengan symbol. Dengan demikian setiap

simbol menggambarkan proses tertentu. Sedangkan antara proses digambarkan


21

dengan garis penghubung. Dengan menggunakan flowchart akan memudahkan kita

untuk melakukan pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis

masalah. Disamping itu flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk

berkomunikasi antara pemrograman yang bekerja dalam tim suatu proyek.

Flowchart Algoritma menolong analis dan programmer untuk memecahkan

masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam

menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian.

Pada dasarnya terdapat berbagai macam flowchart, diantaranya yaitu

Flowchart Sistem (System Flowchart), Flowchart Paperwork / Flowchart

Dokumen (Document Flowchart), Flowchart Skematik (Schematic Flowchart),

Flowchart Program (Program Flowchart), Flowchart Proses (Process Flowchart).

Untuk keperluan pembuatan program maka digunakan Flowchart Program.

Flowchart program menggambarkan urutan instruksi yang digambarkan dengan

simbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program. Dalam flowchart

program mengandung keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap

langkah program atau operasi.

Dalam pembuatan flowchart program tidak ada rumus atau patokan yang

bersifat mutlak. Karena flowchart merupakan gambaran hasil pemikiran dalam

menganalisis suatu masalah yang nantinya akan diubah menjadi program komputer.

Sehingga flowchart yang dihasilkan dapat bervariasi antara satu pemrograman

dengan yang lainnya (Fauzi, 2020). Namun demikian terdapat beberapa anjuran

yang harus diperhatikan, yaitu :


22

1. Flowchart digambarkan di suatu halaman dimulai dari sisi atas ke bawah

dan dari sisi kiri ke kanan.

2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan dengan menggunakan

bahasa dan simbol yang tepat dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh

pembacanya.

3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas. Hanya

terdapat satu titik awal dan satu titik akhir.

4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan

deskripsi kata kerja, misalkan menghitung nilai rata-rata.

5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.

6. Lingkup dan range dari aktivitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri

dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang

sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang sama.

Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakkan pada

halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya.

7. Percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.

8. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

9. Simbol-simbol flowchart yang biasanya dipakai adalah simbol-simbol

flowchart standar yang dikeluarkan oleh ANSI dan ISO. Beberapa simbol

flowchart yang digunakan dalam menggambar suatu flowchart dapat dilihat

pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Simbol-simbol Flowchart


23

BAGAN NAMA FUNGSI

TERMINATOR Awal atau akhir program

FLOW Arah aliran program

PREPARATION inisialisasi/pemberian nilai awal

PROCES Proses/pengolahan data

INPUT/OUTPUT
input/output data
DATA

SUB PROGRAM sub program

DECISION Seleksi atau kondisi

Penghubung bagian-bagian
ON PAGE
flowchart pada halaman yang
CONNECTOR
sama
Penghubung bagian-bagian
OFF PAGE
flowchart pada halaman yang
CONNECTOR
berbeda
Tempat komentar tentang suatu
COMMENT
proses
24

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Data dan Pengumpulan Data

Data penelitian ini dapat diperoleh dengan cara uji coba dan analisis

terhadap server. Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan selama 5 bulan mulai

dari bulan Maret sampai bulan Agustus. Data diuji dengan melakukan kalibrasi

nilai sensor sesuai nilai margin of error, menghubungkan sistem yang telah di

rancang dan server untuk pengiriman data dari sistem, melakukan pengujian pada

sistem dengan melakukan penanaman tanaman berupa selada dan seledri untuk

dilihat efektifitasnya.

3.1.1 Studi Literatur

Pada tahapan ini dilakukan penelusuran terdapat berbagai macam literatur

mempelajari teori – teori yang berhubungan dengan proses perancangan dan

pembuatan system monitoring control menggunakan microcontroller Arduino uno.

Pustaka yang dijadikan rujukan adalah jurnal-jurnal ilmiah, text book, e-book,

maupun informasi yang termuat pada internet atau surat kabar dan berhubungan

langsung dengan judul penelitian ini. Untuk membangun sistem menggunakan

microcontroller dan Iot agar pengguna dapat mengakses dari sistem budidaya

hidroponik dan menampilkan informasi sensor secara realtime pada server.

Pengguna juga dapat mengakses sistem pada semua perangkat seperti Ponsel pintar,

Laptop dan Komputer.


25

3.1.2 Tahapan Penelitian

Adapun penjelasan untuk pembuatan secara keseluruhan tentang rancang

bangun sistem monitoring & kontrol portabel pada budidaya tanaman hidroponik

atap berbasis panel surya & internet of things sebagai berikut:

START

STUDI
LITERATUR

HARDWARE DAN
SOFTWARE

PERANCANGAN SISTEM

PEMBUATAN SISTEM

PENGUJIAN SISTEM

APAKAH SISTEM NO
BERHASIL ?

YES

HASIL UJI EFEKTIVITAS


DAN EFESIENSI

KESIMPULAN

END

Gambar 3.1 Flowchart Tahapan Penelitian


26

3.2 Perancangan Sistem (Hardware/Software)


Membuat suatu sistem memerlukan persiapan perancangan yang baik

karena perancangan menyangkut semua elemen yang membentuk sistem.

3.2.1 Block Diagram


Perancangan sistem ini dilakukan dengan menggunakan Ms.word

untuk alur perancangan dapat dilihat pada block diagram seperti dibawah:

Gambar 3.2 Block Diagram Sistem

Sistem yang akan dibuat adalah rancang bangun sistem menggunakan

energi terbarukan panel surya dan berfungsi memonitoring kandungan nutrisi dalam

air dengan TDS sensor pada tanaman hidroponik yang apabila jumlah tidak sesuai

akan ditambahkan atau di sirkulasi air yang bernutrisi. Pada sistem tersebut dimulai

dengan mengumpulkan energi dari matahari dan di simpan pada Aki, lalu Aki

menjadi power supply untuk keseluruhan sistem baik pada pagi atau malam hari,
27

serta sensor untuk mengukur kandungan nutrisi dan pompa berfungsi menjaga

kandungan nutrisi stabil dengan mensirkulasi air bernutrisi pada saat nutrisi kurang.

Seluruh data pada sistem dikirimkan ke server agar memudahkan proses monitoring

dan budidaya hidroponik.

3.2.2 Perancangan Alat Dan Bahan


Berdasarkan hasil studi literatur akan disiapkan Hardware dan Software

bahan untuk proses perancangan dan pembuatan sistem yang akan dibangun.

Adapun Hardware dan Software yang digunakan sebagai berikut:

a) Hardware
Perancangan hardware yang dibutuhkan yaitu:
1. Laptop
2. Panel Surya 50WP
3. SCC (Solar Charger Controller)
4. Baterai Aki Motor (12V 3.5Ah)
5. Arduino Uno
6. Esp8266 WiFi Module
7. Sensor TDS
8. Power Supply
9. Pompa Air 1200L/h

b) Software
Perancangan software yang dibutuhkan yaitu:
1. Arduino IDE
2. Fritzing
3. Circuito
28

3.3 Metode dan Variabel Penelitian


Adapun metode dan penelitian yang digunakan untuk judul penelitian

"Rancang Bangun Sistem Monitoring & Kontrol Portabel Pada Budidaya Tanaman

Hidroponik Atap Berbasis Panel Surya & Internet of Things".

3.3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang mencari data hasil dari

nilai kedekatan dan keberhasilan dengan mengunakan sistem matematis antara

budidaya dengan penerapan automasi seperti yang ingin dicapai. Data penelitian

menguji tingkat data monitoring yang diperoleh dengan cara uji coba dan analisis

terhadap server.

3.3.2 Variabel Penelitian


Ada beberapa variable yang sangat mempengaruhi budidaya hidroponik

mengunakan metode NFT (Nutrient Film Technique) yaitu berupa suhu dalam

Celcius, banyak nutrisi yang terkandung dalam (ppm), serta pengaturan kontrol

untuk jumlah nutrisi yang di alirkan yang dapat langsung di setting pada server yang

digunakan. Contoh 500 ppm – 900 ppm sesuai usia untuk selada.

3.4 Teknik Pengujian


Setelah layanan sistem dirancang dan dibangun, tahap berikutnya akan

dilakukan uji coba untuk memperoleh data. Adapun tahapan yang dilakukan

sebagai berikut:

1) Mengubungkan sistem dengan panel surya dan dianalisa untuk pemakaian

energinya.
29

2) Melakukan kalibrasi nilai sensor agar didapat nilai pembacaan yang sesuai

standarisasi sesuai nilai margin of error.

3) Menghubungkan sistem yang telah di rancang dan server untuk pengiriman

data dari sistem.

4) Melakukan pengujian pada sistem dengan melakukan penanaman tanaman

berupa selada dan seledri untuk dilihat efektifitasnya.

5) Mengumpulkan bahan-bahan referensi yang akan menunjang proses

penelitian, seperti jurnal, artikel tentang penampil informasi.

3.5 Flowchart Kerja Sistem


Untuk alur diagram flowchart 3.3 dari sistem dijelaskan yang pertama pada

sistem tersebut dimulai dengan mengumpulkan energi dari matahari dan di simpan

pada Aki, lalu Aki menjadi power supply untuk keseluruhan sistem baik pada pagi

atau malam hari, serta sensor untuk mengukur kandungan nutrisi dan pompa

berfungsi menjaga kandungan nutrisi stabil dengan mensirkulasi air bernutrisi pada

saat nutrisi kurang. Seluruh data pada sistem dikirimkan ke server agar

memudahkan proses monitoring dan budidaya hidroponik.


30

Mulai

Panel Surya
Menghasilkan Arus

Arus Masuk Ke Aki

Input Arus Dari aki Ke


sistem

Inisialisasi sensor dan Module

Sensor Baca Nilai nutrisi


TIDAK

Input Nilai Nutrisi


Ke sistem dan
Server

Apakah Nilai Nutrisi


Sesuai 500 ppm ?

YA

Pompa Hidup

Selesai

Gambar 3.3 Flowchart Kerja Sistem


31

3.6 Hasil yang diharapkan


Hasil yang diharapkan adalah menemukan efektifitas dari rancang bangun

sistem monitoring & kontrol portabel pada budidaya tanaman hidroponik atap

berbasis panel surya & internet of things dihitung dengan membandingkan nilai dari

pembacaan sensor dari sistem dengan kalibrator (thermometer dan tds meter yang

sudah distandarisasi yang nantinya akan dilihat perbedaan atau selisih (error) yang

dihitung dengan Root Mean Square Error (RMSE) ditulis seperti rumus dibawah

ini:

At = Nilai data Aktual (Pengukuran menggunakan sensor)


Ft = Nilai hasil peramalan (Pengukuran dengan thermometer & TDS meter)
N = Banyaknya data
∑ = Summation (Jumlahkan keseluruhan nilai)

Nantinya data disajikan dalam bentuk table, metode pengukuran dengan

mengukur perbedaan nilai dari prediksi sebuah model sebagai estimasi atas nilai

yang diobservasi diharapkan memiliki nilai error yang mendekati nol.


32

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengujian dan kalibrasi Sensor

Hasil pengujian sensor adalah hasil pengujian yang dilakukan dengan

menggunakan semua sensor yang dipakai pada alat yang dibuat, sistem diuji satu -

persatu menggunakan code program dan wiring masing-masing untuk mengetahui

tingkat ketepatan pembacaan data dan apakah dibutuhkan kalibrasi.

4.1.1 Hasil Pengujian Sensor Suhu DS18b20

Sensor suhu yang dipakai adalah sensor suhu DS18b20, yang dimana sensor

ini berfungsi untuk membaca nilai suhu air pada sistem hidroponik yang dibuat.

Nilai suhu yang dibaca sensor berpengaruh untuk pembacaan nilai nutrisi TDS

(Total Disolved Solid) yang dikandung pada air yang mengalir. Dibawah adalah

gambaran wiring sensor suhu DS18b20.

Gambar 4.1 Sensor Suhu DS18b20


33

Pengujian Sensor DS18b20 dilakukan dengan menggunakan pembanding

dari thermocouple pada sensor TDS komersial dan dilakukan kalibrasi data dengan

menggunakan rumus RMSE.

At = Nilai data Aktual (Pengukuran menggunakan sensor DS18b20)

Ft = Nilai hasil peramalan (thermometer pada TDS meter Komersial)

n = banyaknya data

∑ = Summation (Jumlahkan keseluruhan nilai)

Dik ; At = 26,88

Ft = 26,65

n = 1 , ∑ = 1.

Nilai Suhu Error’ = √∑11(26.88 − 26.15)2

= √0,0529
= 0.23.
Jadi didapat nilai error ± 0.23°C, dalam hal ini nilai lebih besar dari
kalibrator maka dilakukan pengurangan nilai sebenarnya dengan nilai error diatas
pada kode program untuk mengkalibrasi nilai sensor suhu yang dipakai dalam
sistem.

4.1.2 Hasil Pengujian TDS

Sensor TDS yang dipakai adalah berfungsi untuk membaca nilai kandungan

nutrisi dalam ppm (Part Per Mili). Pembacaan sensor TDS sangat penting untuk

mengetahui banyaknya nutrisi yang terkandung dalam air. Berikut merupakan

wiring diagram sensor TDS DF Robot V1.0.


34

Gambar 4.2 Nodemcu TDS

Semakin akurat pembacaan nutrisi maka semakin baik untuk tanaman yang

budidayakan di sistem hidroponik. Sensor ini merupakan inti dari sistem hidroponik

NFT untuk mengendalikan jumlah nutrisi sesuai dengan kontrol atau input dari user

pada sistem cloud. Dilakukan perbandingan sensor TDS DFrobot yang dipakai

dengan menggunakan tds meter komersial sebagai kalibrator untuk nilai selisih

errornya. Dalam hal ini dilakukan pada kasus tanaman selada dan pada Nilai TDS

300cc.

Didapat nilai 415ppm dari pembacaan sensor TDS meter Komersial dan

pada sistem di dapat nilai 389ppm. Untuk selisih nilai error dilakukan perhitungan

menggunakan Rumus RMSE.

At = Nilai data Aktual (Pengukuran menggunakan sensor TDS DfRobot)


35

Ft = Nilai hasil peramalan (thermometer pada TDS meter Komersial)

n = banyaknya data

∑ = Summation (Jumlahkan keseluruhan nilai)

Dik ; At = 415

Ft = 389

n = 1 , ∑ = 1.

Nilai Suhu Error’ = √∑11(389 − 415)2

= √∑11(−26)2
= √676
= 26ppm.
Jadi didapat nilai error ± 26ppm, dalam hal ini nilai lebih kecil dari
pembacaan pada sensor TDS komersial, sehingga dilakukan penambahan pada
kode program untuk menampilkan kalibrasi pada sensor.

4.2 Hasil Penerapan Pengujian Tanaman pada Sistem Untuk Efesiensi

Hasil pengujian tanaman adalah hasil penerapan sistem hidroponik yang

ditanami beberapa sampel tanaman yaitu berupa selada, seledri, kangkung. Setiap

tanaman memiliki jumlah asupan nutrisi yang berbeda - beda, hal ini diatur melalui

input dari sistem cloud aplikasi atau web. Nilai input tersebut menjadi batasan

pengontrolan nutrisi tanaman yang ditanam.

4.2.1 Hasil Pengujian tanaman Seledri


Pada pengujian ini sistem ditanami tanaman seledri yang sudah di

budidayakan di pembibitan selama 1 minggu, setelah itu dipindahkan kedalam

sistem hidroponik. Untuk nutrisi tanaman digunakan pupuk ABmix, pengujian


36

dilakukan selama 3 hari untuk menguji kestabilan nutrisi yang diatur oleh sistem

hidroponik.

Gambar 4.3 Kestabilan grafik tanaman seledri

Pengaturan sistem diatur nilai nutrisi pada aplikasi 500 PPM dan dilihat

pergerakan grafiknya, setelah 3 hari pergerakan grafik dilihat kestabilan dan bentuk

grafiknya cukup stabil di angka 487 s/d 512 dan hal tersebut dibuktikan dengan

perhitungan selisih antara data yang didapat pada min/max dari grafik dan

perhitungan didapat pada rumus dibawah:

Dik ; Nilai Ditetapkan = 500ppm

Nilai Min Grafik = 487ppm

Nilai Min Grafik = 512ppm

Selisih Nilai Min = 500 – 487 = 13ppm


37

Selisih Nilai Max = 512 – 500 = 12ppm


𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛 + 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑥
Rata – Rata Selisih =
2

13 + 12
= = 12.5ppm.
2

𝑅𝑎𝑡𝑎 – 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ


Persentase (%) Error = x 100%
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑥 (1000)𝑝𝑝𝑚

12.5
Persentase (%) Error = x 100% =1.25%.
1000

Maka didapatkan nilai error pada penerapan tanaman Seledri sebesar 1.25%

dari skala 0 - 1000ppm. Dengan hal tersebut didapatkan nilai efesiensi sebesar

98,75% dalam penerapan pada tanaman seledri.

4.2.2 Hasil Pengujian tanaman Selada

Pengujian kedua ini tanaman selada yang dicoba dalam sistem untuk

treatment selada dilakukan budidaya selama 15 hari baru dipindahkan ke sistem

hidroponik.
38

Gambar 4.4 Kestabilan grafik tanaman selada

Grafik diatas membuktikan kestabilan nilai nutrisi di angka 716 s/d 723,

dari sistem tersebut terbukti bahwa sistem dapat diterapkan ke tanaman selada.

Untuk penggunaan pupuk masih digunakan ABmix 700 PPM. Dilakukan

monitoring selama 5 hari untuk membuktikan pengontrolan nutrisi oleh sistem

hidroponik. Pada kasus tanaman selada selisih, nilai selisih min tetap lebih besar

dari nilai yang ditetapkan. Maka dipilih langsung nilai terbesar untuk mewakili

selisih error dari nilai yang ditentukan yaitu 723ppm.

Dik ; Nilai Ditetapkan = 700ppm

Nilai pada Grafik = 723ppm

Selisih Nilai error = 700 –723 = 23ppm


39

𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟


Persentase (%) Error = x 100%
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑥 (1000)𝑝𝑝𝑚

23
Persentase (%) Error = x 100% =2.3%.
1000

Maka didapatkan nilai error pada penerapan tanaman seledri sebesar 2.3%

dari skala 0 - 1000ppm. Dengan perhitungan diatas didapat nilai efesiensi sebesar

97.7% pada penerapan penanaman selada.

4.3 Hasil Pengujian Broker (Web Server Blynk)


Pada pengujian ini dilakukan monitoring koneksi menggunakan software

wireshark, dilakukan monitoring selama 2 menit menggunakan koneksi jaringan

hotspot dari provider GSM Telkomsel yang terhubung hotspot dijaringan 2,4 Ghz

ke prototipe smart hidroponik. Dihitung beberapa data menggunakan metode QoS

yang meliputi Throughput, Packet Loss, Delay (Latency), Variasi Kedatangan

Paket (Jitter).

4.3.1 Throughput
Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam

bps (bit per second). Throughput adalah jumlah total kedatangan paket yang sukses

yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval

waktu tersebut.

Tabel 4.1 Tabel Indeks Troughput


40

Kategori Throughput Throughput (bps) Indeks

Sangat Bagus 100 4

Bagus 75 3

Sedang 50 2

Jelek <25 1

Persamaan perhitungan Throughput :

𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎


𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =
𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛

Pengujian Throughput dilakukan pada wireshark dengan melihat statistic

pada software, setelah itu dihitung menggunakan rumus diatas dapat dilihat sebagai

berikut:

Gambar 4.5 Perhitungan Throughput


41

110445
𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 = 789,198 = 139,9458

139
𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 = = 1.119,5669
8

4.3.2 Packet Loss


Packet Loss, Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan

suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang dapat terjadi karena

collision dan congestion pada jaringan.

Tabel 4.2 Tabel Indeks Packet Loss


Kategori Degredasi Packet Loss (%) Indeks
Sangat Bagus 0 4
Bagus 3 3
Sedang 15 2
Jelek 25 1

Persamaan perhitungan Packet Loss:

(𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚 − 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎) 𝑥 100%


𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 =
𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚

Pengujian Packet Loss dilakukan pada wireshark dengan melihat statistic

TCP pada software, setelah itu dihitung data terkirim dikurangi data diterima sesuai

rumus diatas seperti dibawah ini :


42

Gambar 4.6 Perhitungan Packet Loss


(545−0) 𝑥 100%
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 = = 100%.
545

𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 100% − 100% = 0%

Jadi, dari hasil pengujian didapatkan packet loss sebanyak 0% yang dengan

kata lain tidak ada packet yang loss.

4.3.3 Delay (Latency)


Delay (Latency), Delay (Latency) merupakan waktu yang dibutuhkan data

untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak,

media fisik, congesti atau juga waktu proses yang lama.

Tabel 4.3 Tabel Indeks Delay


Kategori Latensi Besar Delay (ms) Indeks
Sangat Bagus < 150 ms 4
43

Bagus 150 ms s/d 300 ms 3


Sedang 300 ms s/d 450 ms 2
Jelek > 450 ms 1

Persamaan perhitungan Delay (Latency):

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦
𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

Pengujian Throughput dilakukan pada wireshark dengan melihat statistic

TCP lost segment pada software, setelah itu gunakan rumus diatas untuk

menghitung:

Gambar 4.7 Perhitungan Delay


44

789.198
𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 = = 1.686 𝑠
468
1686
𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 = = 1,686 𝑚𝑠
1000

4.3.4 Variasi kedatangan paket (Jitter)


Jitter atau variasi kedatangan paket, Jitter diakibatkan oleh variasi-variasi

dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu

penghimpunan ulang paket-paket diakhir perjalanan jitter.

Tabel 4.4 Tabel Indeks Jitter

Kategori Jitter Jitter(ms) Indeks

Sangat Bagus 0 ms 4

Bagus 0 ms s/d 75 ms 3

Sedang 75 ms s/d 125 ms 2

Jelek 125 ms s/d 225 ms 1

Persamaan perhitungan Jitter:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦


𝐽𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

Untuk pengujian Jitter sedikit berbeda dari 3 nilai diatas, perhitungan tidak

lagi dilakukan menggunakan software wireshark, namun dilakukan eksport dalam

bentuk .csv yang keseluruhan proses ms.excel baru setelah itu dilanjutkan dengan

rumus:
45

Gambar 4.8 Perhitungan Jitter

42,001
𝐽𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 = = 0.0899
467
0.0899
𝐽𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 = = 89,93
1000
46

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari hasil pengujian:

1. Rancangan sistem hidroponik nft portable yang dirancang dengan panel

surya, Sensor TDS DFRobot dan sensor suhu DS18b20 yang sudah

dikalibrasi dengan selisih 0.23°C dan 26ppm dari kalibrator.

2. Kestabilan Responsibiltas jaringan di uji dengan metode QoS, dan hasil

didapatkan dari pengujian sistem pada pengiriman data sebanyak Throughput

1.119,5 packet, tidak terjadi atau adanya paket loss (0%) dengan nilai rata-

rata delay 1,686ms dan jitter di 89,93ms dan sesuai tabel indeks semua dalam

kategori “baik”.

3. Dari hasil uji untuk keefisienan penerapan sistem pada media tanam nilai

nutrisi yang didapatkan memiliki nilai efesiensi 98,75% diangka 487ppm s/d

512ppm dari 500ppm pada tanaman seledri dan untuk tanaman selada ±

97.7% diangka 716ppm s/d 723ppm dari 700ppm.

5.2 Saran
Adapun saran yang diharapkan oleh penulis:

1. Diharapkan kedepan sistem dapat ditambahkan sistem kontrol ph buffer dan

sensor ph.

2. Penulis berharap untuk sistem dikembangkan menjadi lebih besar dalam kelas

produksi dengan menambahkan beberapa sensor tds serta suhu di beberapa

titik.
47

DAFTAR PUSTAKA

Alfan, (2017) “Internet Of Things” Online http://eprints.polsri.ac.id

Artiani, G. P., Tama, Y., Wijarnako, Y., & Pemanfaatan, A. (2018).


PERENCANAAN TAMAN ENERGI BARU TERBARUKAN DENGAN
PEMANFAATAN LAHAN KOSONG SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU
RAMAH LINGKUNGAN.

Fajar Wicaksono, M. (2017). IMPLEMENTASI MODUL WIFI NODEMCU


ESP8266 UNTUK SMART HOME. In Jurnal Teknik Komputer Unikom-
Komputika (Vol. 6, Nomor 1).

Fauzi, J. R. (2020). Algoritma Dan Flowchart Dalam Menyelesaikan Suatu Masalah


Disusun Oleh Universitas Janabadra Yogyakarta 2020. Jurnal Teknik
Informatika, 20330044, 4–6.

Islami, F. Al. (2018). Algoritma Decision Tree Pada Sistem Penyiraman Tanaman
Otomatis Berbasis Internet of Things. Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa,
23(1), 66–77. https://doi.org/10.35760/tr.2018.v23i1.2453

Miftahul Walid, Hozairi, & Madukil Makruf. (2020). Analysis and Development of
Seawater Density Measurement Algorithms Using Arduino Uno and YL-69
Sensor. Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi), 4(5), 951–
956. https://doi.org/10.29207/resti.v4i5.2430

Musthafa, A., Utama, S. N., & Harmini, T. (2018). Sistem Kontrol Suhu Ruangan
dan Penyiraman Tanaman Bawang Merah pada Greenhouse dengan
Smartphone. Multitek Indonesia, 12(2), 95.
https://doi.org/10.24269/mtkind.v12i2.1254

Nurkamid, M., & Gunawan, B. (2019). Rancang Bangun Alat Penyiram Tanaman
Bawang Merah Menggunakan Sensor Kelembaban Tanah. Prosiding SNATIF
Ke-6, 256–264.

Putra, W. P., Ismantohadi, E., Qomarrudin, M., Informatika, T., Negeri, P., &
Pendahuluan, I. (2019). Sistem Monitoring Tanaman Hortikultura Pertanian.
Jurnal Teknologi dan Informasi (JATI) UNIKOM, 9(1), 45–54.

R.H. Zer, P. P. P. A. N. . F. I., Hayadi, B. H., & Damanik, A. R. (2022).


PENDEKATAN MACHINE LEARNING MENGGUNAKAN
ALGORITMA C4.5 BERBASIS PSO DALAM ANALISA PEMAHAMAN
48

PEMROGRAMAN WEBSITE. Jurnal Informatika dan Teknik Elektro


Terapan, 10(3). https://doi.org/10.23960/jitet.v10i3.2700

Somadani, D., & Ginanjar, A. H. (2018). Prototipe Penerangan Jalan Umum (Pju)
Pintar Berbasis Arduino Menggunakan Solar Panel, Sensor Hc-Sr04 Dan
Sensor Ldr. Prosiding Semnastek, PROSIDING SEMNASTEK 2018, 1–8.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/view/3443

Widodo, Y. B., Gunawan, A., & Sutabri, T. (2022). Perancangan Sistem Monitoring
Nutrisi pada Tanaman Hidroponik Berbasis Arduino Uno. Jurnal Teknologi
Informatika dan Komputer, 8(1), 200–214.
https://doi.org/10.37012/jtik.v8i1.850

Gunawan,Putu Nopa. 2011. “Laporan Praktikum Rangkain Logika Power Suply


Universitas Hasanudin”.
49
50
51

Anda mungkin juga menyukai