Anda di halaman 1dari 150

BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN

MIKROTIK ROUTER OS. PADA RTRW-Net


studi kasus : RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa,
Kotamadya Jakarta Selatan



SKRIPSI










Oleh :

SURYA IMANSYAH
NIM : 203091001981




PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H

BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN
MIKROTIK ROUTER OS PADA RTRW-NET
Studi kasus: RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan J agakarsa,
Kotamadya J akarta Selatan



SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
Pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah J akarta








Oleh :
Surya Imansyah
NIM : 203091001981



PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010

i
BANDWIDTH MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN
MIKROTIK ROUTER OS PADA RTRW-NET
Studi kasus: RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan J agakarsa,
Kotamadya J akarta Selatan


Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
Pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah J akarta

Oleh :
Surya Imansyah
203091001981


Menyetujui,


Pembimbing I,
Pembimbing II,


Victor Amrizal, M.Kom



Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika





Yusuf Durrachman M.Sc, MIT
NIP. 19710522 200604 1 002
Arini, M.T
NIP. 150 411 288 NIP. 19760131 200901 2 001
ii
PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul Bandwidth Management dengan menggunakan
Mikrotik Router OS pada RTRW-Net Studi Kasus : RT005 RW04 Kelurahan
Srengseng Sawah Kecamatan J agakarsa, Kotamadya J akarta Selatan yang ditulis
oleh Surya Imansyah, NIM 203091001981 telah diuji dan dinyatakan lulus pada
Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah J akarta pada tanggal 7 September 2010. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S1) Program Studi Teknik Informatika.


J akarta, September 2010

Tim Penguji,









Penguji I Penguji II




Herlino Nanang, M.T

Tim Pembimbing,










Mengetahui,









Andrew Fiade, M.Kom
NIP. 19731209 200501 1 002 NIP. 19820811 200912 1 004
Pembimbing I Pembimbing II




Arini, M.T Victor Amrizal, M.Kom
NIP. 19760131 200901 2 001 NIP. 150 411 288
Ketua Program Studi Dekan
Teknik Informatika Fakultas Sains Dan Teknologi




Yusuf Durrachman, M.Sc, MIT Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
NIP. 19710522 200604 1 002 NIP. 19680117 200112 1 001
iii

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJ UKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.

J akarta, September 2010





Surya Imansyah


203091001981


























iv

ABSTRAK
SURYA IMANSYAH (203091001981), Bandwidth Management dengan
menggunakan Mikrotik Router OS pada RTRW-Net Studi Kasus : RT005 RW04
Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan J agakarsa, Kotamadya J akarta Selatan.
(Di bawah bimbingan Arini dan Victor Amrizal)



RTRW-Net adalah suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu
perumahan atau lingkungan perkampungan dapat saling terhubung dan saling
berbagi data serta informasi dalam mengakses internet. Sering dijumpai bahwa
proses akses komunikasi dan informasi data pada tiap pengguna yang terhubung
ke jaringan RTRW-Net terasa lambat, hal ini disebabkan karena kapasitas
bandwidth ( J alur Data ) yang sudah ada tidak mencukupi (over load). Mikrotik
merupakan sistem operasi yang mampu membuat komputer menjadi router
network atau sering disebut PC Router. Sistem operasi tersebut mencakup
berbagai fitur lengkap untuk wireline dan wireless, salah satunya adalah
bandwidth management. Metodologi penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan jaringan RT/RW-net didalam penelitian ini menggunakan metode
NDLC (Network Development Life Cycle). Bandwidth management diterapkan pada
sistem dengan menggunakan metode PCQ (Per Connection Queue) yang
diterapkan pada Queue Tree dan HTB (Hierarchical Token Bucket) yang
diterapkan pada Simple Queue, kedua metode diterapkan secara bergantian pada
jam-jam tertentu dengan script yang terjadwal sehingga penggunaan bandwidth
lebih optimal dan efisien. Untuk menghindari kesalahan konfigurasi, backup dan
Monitoring jaringan harus dilakukan secara berkala dengan memanfaatkan
fasilitas yang terdapat pada Mikrotik seperti packet sniffer dan Torch.



Kata kunci : RT/RW-net, MikroTik, bandwidth management, Simple Queue,
Queue Tree, PCQ, HTB







v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan dan
menyusun skripsi berjudul Bandwidth Management dengan menggunakan
Mikrotik pada RtRw-Net. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta orang-orang yang
istiqomah mengemban risalahnya hingga akhir jaman.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak
dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak.
Pada kesempatan ini, perkenankan mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Syopiansyah J aya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi.
2. Bapak Yusuf Durrachman, M.Sc, MIT selaku Ketua dan Viva Arifin,
MMSI sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Informatika, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
J akarta.
3. Ibu Arini, MT selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Victor Amrizal,
M.Kom selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan kesempatan,
waktu, kesabaran dan perhatiannya untuk membimbing dalam
menyelesaikan skripsi ini.
vi
vii
4. Keluarga tercinta: Bapa, Ema, Umi dan Uji yang telah memberikan segala
bentuk dukungan, perhatian, doa dan kesabaran (maaf kelamaan :D).
5. Para Sahabat : Neon, Bodrex(69 dan), Don one, Boim, Odank, Edho,
Dodo, Abu, Asep, J u-ay, Asep, Maruf, Maya, J ilan, Inul, Tile, Denis dan
semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu, terima kasih atas segala motivasi dan bantuannya.
6. The special One: Yuli yuy, terima kasih atas kesetiaan dan kesabaran
serta kecerewetan dan kebawelan sampai akhirnya skripsi ini bisa
selesai :p.
Penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca dan penulis sendiri, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan
dengan laporan ini. Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu
terwujudnya tugas akhir ini semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya. Amin.


J akarta, September 2010

Surya Imansyah
203091001981




ABSTRAK
SURYA IMANSYAH (203091001981), Bandwidth Management dengan
menggunakan Mikrotik Router OS pada RTRW-Net Studi Kasus : RT005 RW04
Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan J agakarsa, Kotamadya J akarta Selatan.
(Di bawah bimbingan Arini dan Victor Amrizal)



RTRW-Net adalah suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu
perumahan atau lingkungan perkampungan dapat saling terhubung dan saling
berbagi data serta informasi dalam mengakses internet. Sering dijumpai bahwa
proses akses komunikasi dan informasi data pada tiap pengguna yang terhubung
ke jaringan RTRW-Net terasa lambat, hal ini disebabkan karena kapasitas
bandwidth ( J alur Data ) yang sudah ada tidak mencukupi (over load). Mikrotik
merupakan sistem operasi yang mampu membuat komputer menjadi router
network atau sering disebut PC Router. Sistem operasi tersebut mencakup
berbagai fitur lengkap untuk wireline dan wireless, salah satunya adalah
bandwidth management. Metodologi penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan jaringan RT/RW-net didalam penelitian ini menggunakan metode
NDLC (Network Development Life Cycle). Bandwidth management diterapkan pada
sistem dengan menggunakan metode PCQ (Per Connection Queue) yang
diterapkan pada Queue Tree dan HTB (Hierarchical Token Bucket) yang
diterapkan pada Simple Queue, kedua metode diterapkan secara bergantian pada
jam-jam tertentu dengan script yang terjadwal sehingga penggunaan bandwidth
lebih optimal dan efisien. Untuk menghindari kesalahan konfigurasi, backup dan
Monitoring jaringan harus dilakukan secara berkala dengan memanfaatkan
fasilitas yang terdapat pada Mikrotik seperti packet sniffer dan Torch.



Kata kunci : RT/RW-net, MikroTik, bandwidth management, Simple Queue,
Queue Tree, PCQ, HTB














i
viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ......................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv



BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3. Batasan Masalah .................................................................................... 3
1.4. Tujuan dan Manfaat ............................................................................... 4
1.4.1. Tujuan ........................................................................................ 4
1.4.2. Manfaat ...................................................................................... 4
1.5. Metodologi Penelitian ........................................................................... 5
1.5.1. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 5
1.5.2. Metode Pengembangan Sistem .................................................. 7
1.6. Sistematika Penelitian ........................................................................... 7




ix

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 9


2.1. Pengertian Bandwidth Management ...................................................... 9
2.2. Pengertian Sistem Operasi ................................................................... 10
2.3. Pengertian J aringan Komputer ............................................................ 10
2.4. J enis-jenis J aringan Komputer ............................................................ 11
2.4.1. J aringanKomputerBerdasarkanArea ....................................... 11
2.4.2. J aringanKomputerBerdasarkanMedia Penghantar ................ 13
2.4.3. J aringanKomputerBerdasarkanFungsi ................................... 14
2.5. Perangkat Keras J aringan Komputer ................................................... 14
2.5.1. Kabel ........................................................................................ 14
2.5.2. Ethernet Card / Network Adapter ............................................ 16
2.5.3. Switch ...................................................................................... 17
2.5.4. Router ...................................................................................... 18
2.6. Topologi J aringan Komputer ............................................................... 19
2.7. Mikrotik Router OS ............................................................................. 21
2.8. Sejarah Mikrotik .................................................................................. 21
2.9. J enis-jenis Mikrotik ............................................................................. 22
2.9.1. MikroTik RouterOS ................................................................ 22
2.9.2. BUILT-IN HardwareMikroTik ................................................ 22
2.10. Fitur-fitur Mikrotik .............................................................................. 23
2.11. Mikrotik Bandwidth Control ............................................................... 26
2.11.1. HTB (Hierarchical Token Bucket) .......................................... 27
2.11.2. PCQ (Per Connection Client) .................................................. 27
2.11.3. Queue Simple .......................................................................... 28
2.11.4. Queue Tree .............................................................................. 29
x

2.12. Mikrotik Monitoring Tools .................................................................. 29


2.12.1. Graphing Traffic ...................................................................... 29
2.12.2. Packet Sniffing ........................................................................ 29
2.12.3. Torch ........................................................................................ 29
2.13. J aringanRTRW-Net ............................................................................ 30
2.14. Sejarah J aringan RTRW-Net ............................................................... 30
2.15. Tujuan RTRW-Net .............................................................................. 31
2.16. Konsep RTRW-Net ............................................................................ 31
2.17. Kelurahan Srengseng Sawah ............................................................... 33
2.17.1. Sejarah Kelurahan Srengseng Sawah ...................................... 33
2.17.2. Visi dan Misi Kelurahan Srengseng Sawah ............................ 34
2.17.3. Susunan Organisasi Kelurahan Srengseng Sawah ................... 34
2.18. RW04 Kelurahan Srengseng Sawah .................................................... 36
2.19. RT005 dalam Lingkup RW04 ............................................................. 36
2.20. Metodologi Penelitian ......................................................................... 37
2.20.1. Pengertian Metode Penelitian .................................................. 37
2.20.2. Metodologi Pengumpulan Data ............................................... 37
2.20.3. Metodologi Pengembangan Sistem ......................................... 39




xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 43


3.1. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 43
3.1.1. Studi Lapangan ........................................................................ 43
3.1.2. Studi Pustaka ........................................................................... 44
3.1.2. Studi Literatur .......................................................................... 44
3.2. Metode Pengembangan Sistem............................................................ 45
3.3. Alur Kerja Penelitian ........................................................................... 47

BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................................... 48
4.1. Analysis ............................................................................................... 48
4.1.1. Analisa Masalah ...................................................................... 48
4.1.2. Analisa Kebutuhan .................................................................. 49
4.1.3. Analisa User ............................................................................ 53
4.1.4. Analisa J aringan ...................................................................... 55
4.2. Design .................................................................................................. 59
4.3. Simulation Prototype ........................................................................... 61
4.3.1. Instalasi VMWare .................................................................... 61
4.3.2. Instalasi Sistem Operasi di VMWare ...................................... 63
4.3.3. Simulasi J aringan ..................................................................... 66
4.4. Implementation .................................................................................... 69
4.4.1. Membangun PC Router Mikrotik ............................................ 70
4.4.2. Konfigurasi PC Router Mikrotik ............................................. 76
4.4.3. Konfigurasi Modem ADSL-AP ............................................... 84
4.4.4. Manajemen Bandwidth ............................................................ 86

xii

4.5. Monitoring ......................................................................................... 104


4.5.1. Speed Test .............................................................................. 104
4.5.2. Graphing Traffic .................................................................... 108
4.5.3. Packet Sniffer ........................................................................ 110
4.5.4. Torch ...................................................................................... 112
4.5.5. Analisa Implementasi PCQ dan HTB .................................... 114
4.6. Management ...................................................................................... 118

BAB V PENUTUP ................................................................................................... 119


5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 119
5.2. Saran .................................................................................................. 120

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 121


DAFTAR ISTILAH ................................................................................................ 123
LAMPIRAN ....................................................................................................................... A-1

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tipe Kabel UTP .................................................................................... 15
Tabel 3.1 Studi literatur ........................................................................................ 44
Tabel 4.1 Spesifikasi PC Router ........................................................................... 49
Tabel 4.2 Spesifikasi Komputer Server ................................................................ 50
Tabel 4.3 Daftar user pada jaringan RtRw-Net ..................................................... 53
Tabel 4.4 J adwal penggunaan internet pada RTRW-Net ...................................... 54
Tabel 4.5 RTRW-Net Team .................................................................................. 67
Tabel 4.6 Tahapan Implementasi .......................................................................... 69
Tabel 4.7 Spesifikasi minimum PC Router Mikrotik............................................ 70
Tabel 4.8 Analisa Implementasi PCQ dan HTB ................................................. 114


xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bandwidth Usage Diagram ..................................................................... 9
Gambar 2.2 LAN (Local Area Network) ................................................................... 12
Gambar 2.3 Straight Cable ........................................................................................ 16
Gambar 2.4 Ethernet card .......................................................................................... 17
Gambar 2.5 HUB ....................................................................................................... 18
Gambar 2.6 Topologi star .......................................................................................... 19
Gambar 2.7 Strukur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Srengseng Sawah ........... 35
Gambar 2.13 Tahapan NDLC ..................................................................................... 39
Gambar 3.1 Alur Kerja Penelitian ............................................................................. 47
Gambar 4.1 Komputer Server .................................................................................... 50
Gambar 4.2 Welcome Screen Mikrotik ...................................................................... 52
Gambar 4.3 Topologi jaringan sebelum Mikrotik ..................................................... 55
Gambar 4.4 RTRW-Net RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah ...................... 57
Gambar 4.5 Topologi jaringan setelah Mikrotik ....................................................... 60
Gambar 4.6 Instalasi VMWare Workstation 6 .......................................................... 61
Gambar 4.7 J endela aplikasi VMWare Workstation 6 .............................................. 62
Gambar 4.8 New virtual machine .............................................................................. 63
Gambar 4.9 Tentukan sistem operasi ......................................................................... 64
Gambar 4.10 Proses instalasi new virtual machine ..................................................... 65
Gambar 4.11 Guest Operating System ........................................................................ 66
Gambar 4.12 RTRW-Net team setting ........................................................................ 68
Gambar 4.13 RTRW-Net team connection test ............................................................ 68
Gambar 4.14 winbox loader ........................................................................................ 71
xv

Gambar 4.15 Booting the kernel ................................................................................. 72


Gambar 4.16 Paket software MikroTik ....................................................................... 73
Gambar 4.17 Proses create partition dan format disk .................................................... 74
Gambar 4.18 Proses install paket software MikroTik .................................................. 74
Gambar 4.19 Halaman login MikroTik dan command line ........................................ 75
Gambar 4.20 Add user via console ............................................................................. 76
Gambar 4.21 Add user via winbox .............................................................................. 76
Gambar 4.22 Setting user password via console ........................................................ 77
Gambar 4.23 Setting user password via winbox ......................................................... 77
Gambar 4.24 Setting Mikrotik name via console ........................................................ 78
Gambar 4.25 Setting Mikrotik name via winbox ......................................................... 78
Gambar 4.26 Setting Interface name via console........................................................ 79
Gambar 4.27 Setting Interface name via winbox ........................................................ 79
Gambar 4.28 Setting IP address via console .............................................................. 80
Gambar 4.29 Setting IP address via winbox ............................................................... 80
Gambar 4.30 Setting IP Route Gateway via console ................................................... 81
Gambar 4.31 Setting IP Route Gateway via winbox ................................................... 81
Gambar 4.32 Setting IP DNS via winbox .................................................................... 82
Gambar 4.33 Setting NAT dan Masquerade via console ............................................. 83
Gambar 4.34 Setting NAT dan Masquerade via winbox ............................................. 83
Gambar 4.35 Konfigurasi modem ADSL ................................................................... 85
Gambar 4.36 Konfigurasi access point ....................................................................... 86
Gambar 4.37 Upload file nice.rsc ............................................................................... 87
Gambar 4.38 import file nice.rsc................................................................................. 87
Gambar 4.39 Hasil import file nice.rsc ....................................................................... 88
xvi

Gambar 4.40 connection mark dan packet mark PCQ ................................................ 90


Gambar 4.41 Queue tree PCQ .................................................................................... 92
Gambar 4.42 parent HTB ............................................................................................ 93
Gambar 4.43 connection mark dan packet mark HTB ................................................ 96
Gambar 4.44 connection mark iix ............................................................................... 97
Gambar 4.45 connection mark international .............................................................. 97
Gambar 4.46 limit bandwidth with HTB ................................................................... 102
Gambar 4.47 limit bandwidth with HTB komputer server ........................................ 103
Gambar 4.48 limit bandwidth with HTB komputer client11 ..................................... 103
Gambar 4.49 speed test ke server lokal dengan PCQ dari PC Server ketika 1 client
terkoneksi ............................................................................................. 104
Gambar 4.50 speed test ke server lokal dengan PCQ dari PC Server ketika 3 client
terkoneksi ............................................................................................. 105
Gambar 4.51 speed test ke server internasional dengan PCQ dari PC Server ketika 1
client terkoneksi ................................................................................... 105
Gambar 4.52 speed test keserver internasional dengan PCQ dari PC Server ketika 3
client terkoneksi ................................................................................... 106
Gambar 4.53 speed test ke server lokal dengan HTB dari PC server ....................... 106
Gambar 4.54 speed test ke server lokal dengan HTB dari client01 .......................... 107
Gambar 4.56 speed test ke server internasional dengan HTB dari client01 .............. 108
Gambar 4.57 Graphing Traffic .................................................................................. 109
Gambar 4.58 Packet Sniffer dengan limit bandwidth PCQ ....................................... 110
Gambar 4.59 Packet Sniffer dengan limit bandwidth HTB ...................................... 111
Gambar 4.60 Torch dengan limit bandwidth PCQ .................................................... 112
Gambar 4.61 Torch dengan limit bandwidth HTB.................................................... 113
Gambar 4.62 Script list dan script scheduler ........................................................... 118
DAFTAR ISTILAH

ADSL : Asymetric Digital Subscriber Line. Sebuahtipe DSL
dimana upstream dan downstream.
berjalanpadakecepatan yang berbeda. Dalamhalini,
downstream biasanyalebihtinggi..Secarateori, ASDL
dapatmelayanikecepatanhingga 9 mbps untuk
downstream dan 540 kbps untukupstream.
Bandwidth : Besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang
dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network.
Binary : Biner. Yaitu informasi yang seluruhnya tersusun atas 0
dan 1. Istilah ini biasanya merujuk pada file yang bukan
berformat teks, seperti halnya file grafis.
Bit : BInary digiT. Satuan terkecil dalam komputasi, terdiri
dari sebuah besaran yang memiliki nilai antara 0 atau 1.
Bps : Bit Per Seconds. Ukuran yang menyatakan seberapa
cepat data dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
Byte : Sekumpulan bit yang merepresentasikan sebuah karakter
tunggal. Biasanya 1 byte akan terdiri dari 8 bit, namun
bisa juga lebih, tergantung besaran yang digunakan.
Coaxial : J enis kabel yang terdiri dari sebuah kabel tembaha yang
dikelilingi oleh siolasi dan pelindung lubang kabel yang
dihubungkan dengan tanah.
123


124
DHCP : Dynamic Host Control Protocol memungkinkan satu
komputer atau peralatan jaringan lainnya(seperti router)
memberikan serangkaian alamat IP pribadi kita ke
PCyang lain
DNS : Domain Name Service. Merupakan layanan di Internet
untuk jaringan yang menggunakan TCP/IP. Layanan ini
digunakan untuk mengidentifikasi sebuah komputer
dengan nama bukandengan menggunakan alamat IP (IP
address). Singkatnya DNS melakukan konversi dari nama
keangka. DNS dilakukan secara desentralisasi, dimana
setiap daerah atau tingkat organisasi memilikidomain
sendiri. Masing-masing memberikan servis DNS untuk
domain yang dikelola.
DSL : Digital Subscriber Line. Sebuah metode transfer data
melalui saluran telepon reguler. Sirkuit DSL
dikonfigurasikan untuk menghubungkan dua lokasi yang
spesifik, seperti halnya padasambungan Leased Line
(DSL berbeda dengan Leased Line). Koneksi melalui
DSL jauh lebih cepat dibandingkan dengan koneksi
melalui saluran telepon reguler walaupun keduanya
sama-samamenggunakan kabel tembaga. DSL
menawarkan alternatif yang lebih murah dibandingkan
denganISDN.

125
Download : Istilah untuk kegiatan menyalin data (biasanya berupa
file) dari sebuah komputer yang terhubung dalam sebuah
network ke komputer lokal. Proses download merupakan
kebalikan dariupload.
Downstream : Istilah yang merujuk kepada kecepatan aliran data dari
komputer lain ke komputer lokal melalui sebuah network.
Istilah ini merupakan kebalikan dari upstream.
Host : Sebuahkomputerdalamsebuah network yang
menyediakanlayananuntukkomputerlainnyayang
tersambungdalam network yang sama.
Internet : Sejumlahbesar network yang membentukjaringan inter-
koneksi (Inter-connectednetwork) yang
terhubungmelaluiprotokol TCP/IP. Internet
merupakankelanjutandariARPANet. Dan
kemungkinanmerupakanjaringan WAN yang terbesar
yang adasaatini.
Intranet : Penggunaan teknologi internet dalam pada jaringan
internal suatu perusahaan berdasarkan teknologi web
IP Address : Alamat IP (Internet Protocol), yaitu sistem pengalamatan
di network yangdirepresentasikan dengan sederetan
angka berupa kombinasi 4 deret bilangan antara 0 s/d 255
yangmasing-masing dipisahkan oleh tanda titik (.), mulai
dari 0.0.0.1 hingga 255.255.255.255.

126

ISP : Internet Service Provider. Sebutan untuk penyedia
layanan internet.
LAN : Local-area network. Komputer yang terhubung berada
pada tempat yang berdekatansecara gografis (misalkan
satu gedung).
Mbps : megabyte per second. Ukuran bandwidth, atau aliran
komunikasi, melalui suatu jaringan atau media
komunikasi lain.
NAT Firewall : Metode yang digunakan untuk mengatasi /
memaksimalkan keterbatasan IP yang terdapat pada IP v4
Network : adalah sekumpulan dua atau lebih sistem komputer yang
digandeng danmembentuk sebuah jaringan. Internet
sebenarnya adalah sebuah network dengan skalayang
sangat besar.
OSI Model : Model arsitektur standar komunikasi dan fungsi kerja
dalam jaringan komputer
Protocol J aringan : Metode yang digunakan agar komunkasi data
dapatberjalandengan lancerwalaupunberbedadevice.
Quality of Service : Mekanismejaringan yang mengaturaplikasi-
aplikasiatulayanan agar dapatberoperasisesuaidengan
yang di harapkan.
QoS : Kualitas Layanan yang diterima dari penyedia jaringan

127
untuk berbagai aplikasi atau layanan
Router : Sebuah komputer atau paket software yang dikhususkan
untuk menangani koneksi antaradua atau lebih network
yang terhubung melalui packet switching. Router bekerja
dengan melihatalamat tujuan dan alamat asal dari paket
data yang melewatinya dan memutuskan rute yang
harusdigunakan oleh paket data tersebut untuk sampai
ketujuan.
Routing : Proses dari penentuan sebuah path yang di pakai untuk
mengirim data ke tujuan tertentu.
TCP/IP : Sekumpulan protokol yang di desain untuk melakukan
fungsi fungsi komunikasi data pada WAN
Topologi : Pengaturan keterhubungan antar sistem komputer.
topologiseperti bus, star, dan ring.
Twisted pair : Media yang digunakn pada topologi star. Media ini saat
ini paling umum dipakaikarena topologi star paling
banyak digunakan.
Upload : Kegiatan pengiriman data (berupa file) dari komputer
lokal ke komputer lainnya yangterhubung dalam sebuah
network. Kebalikan dari kegiatan ini disebut download.
Upstream : Istilah yang merujuk kepada kecepatan aliran data dari
komputer lokal ke komputerlain yang terhubung melalui
sebuah network. Istilah ini merupakan kebalikan dari

128
downstream.
WAN : wide-area network. Komputer yang terhubung berada
pada tempat yang berjauhandan dihubungkan dengan line
telepon atau gelombang radio.
Wireless : Media tanpakabeluntukmengirimkan data
meliankanmenggunakansinyalelektrikyang
dihantarkanudara yang bisadiatangkapmelaluisebuahalat.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Mahalnya biaya sewa bandwidth yang diberikan ISP (Internet Service
Provider) membuat mayoritas masyarakat enggan untuk berlangganan internet.
Terlebih lagi belum adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya dunia
teknologi informasi di masa yang akan datang. Karena itulah kemudian berdiri
J aringan RTRW-Net (Rukun Tetangga Rukun Warga-Net), RTRW-Net adalah
suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau
lingkungan perkampungan dapat saling terhubung dan dapat berbagi data serta
informasi. Konsep lain dari RTRW-Net adalah memberdayakan pemakaian
internet dimana fasilitas internet tersedia 24 jam selama sebulan (unlimited) dan
biaya yang akan dikeluarkan pun akan murah, karena biaya langganan akan
ditanggung bersama.
Sering dijumpai bahwa proses akses komunikasi dan informasi data pada
tiap pengguna yang terhubung ke jaringan RTRW-Net terasa lambat, hal ini
disebabkan karena kapasitas bandwidth (J alur Data) yang sudah ada tidak
mencukupi (over load). Padahal apabila digunakan sesuai dengan kebutuhan
bandwidth yang ada masih mencukupi, oleh karena ini perlu dilakukan suatu
tindakan untuk menghindari penggunaan bandwidth yang berlebihan pada masing-
masing pengguna.
1

2

Dalam struktur jaringan, dikenal istilah router, yaitu pengatur alur data dari
komputer asal (pengirim) ke komputer tujuan (penerima). Dari router dapat
dikembangkan suatu program untuk mengawasi seberapa besar alur data yang
berjalan dari semua komputer yang terhubung ke router. Mikrotik merupakan
sistem operasi yang mampu membuat komputer menjadi router network atau sering
disebut PC Router. Sistem operasi tersebut mencakup berbagai fitur lengkap untuk
wireline dan wireless, salah satunya adalah bandwidth management.
Bandwidth management diimplementasikan pada RTRW-Net dengan
menggunakan dua metode: PCQ (Per Connection Queue) yang diterapkan pada
Queue Tree di Mikrotik yang dapat membagi bandwidth sama rata berdasarkan
banyaknya koneksi client, HTB (Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada
Simple Queue di Mikrotik yang dapat membatasi penggunaan bandwidth
berdasarkan kebutuhan penggunaan pada masing-masing client. Kedua metode
diterapkan secara bergantian pada jam-jam tertentu dengan script yang terjadwal
(script schedule) sehingga penggunaan bandwidth lebih optimal dan efisien.
Berdasarkan uraian di atas maka judul penelitian yang penulis angkat yaitu:
Bandwidth Management dengan menggunakan Mikrotik Router OS pada
RTRW-Net Studi Kasus : RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah
Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan



3

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan bahwa permasalahan
yang ada yaitu:
1. Bagaimana mengimplementasikan sebuah jaringan RTRW-Net
menggunakan PC Router dengan spesifikasi komputer yang minimum.
2. Bagaimana melakukan manajemen bandwidth agar masing-masing user
mendapatkan bandwidth sama rata dan sesuai kebutuhan.
3. Bagaimana agar proses aliran data pada jaringan dapat dimonitor.

1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bandwidth Management dilakukan menggunakan Mikrotik Router OS
V.2.9.27 pada jaringan wireline RTRW-Net wilayah RT005 RW04
Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan J agakarsa, Kotamadya J akarta
Selatan dengan koneksi internet Telkom speedy.
2. Penelitian hanya pada manajemen bandwidth dengan tidak membahas
aspek security.
3. Penelitian menggunakan metode pengembangan NDLC tanpa
melakukan tahap akhir yaitu management.
4. Spesifikasi PC Router yang digunakan yaitu: Processor P3, memory 128
MB, HDD 4G dan 2 buah NIC (sesuai dengan spesifikasi minimum).
4

5. Manajemen bandwidth dilakukan menggunakan metode PCQ (Per
Connection Queue) yang diterapkan pada Queue Tree dan HTB
(Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada Simple Queue
dengan terlebih dahulu dilakukan pemisahan koneksi lokal dan
internasional.

1.4. Tujuan dan Manfaat
1.4.1. Tujuan
Membagi bandwidth untuk dibagi ke beberapa PC sama rata dan
sesuai kebutuhan serta menghindari habisnya bandwidth akibat
penggunaan bandwidth secara berlebihan oleh user pada salah satu
PC ketika melakukan transfer data.
1.4.2. Manfaat
a. Bagi Peneliti
Memahami bagaimana cara menerapkan manajemen
bandwidth dengan menggunakan Mikrotik RouterOS pada
suatu jaringan RT/RW-net agar pembagian bandwidth menjadi
efektif.
Bertambahnya wawasan dan pengalaman peneliti tentang ilmu
networking dan bagaimana sebuah sistem jaringan yang
menggunakan Mikrotik RouterOS dapat bermanfaat dan
berperan dalam suatu jaringan internet bersama.
5

Memahami masalah-masalah yang terjadi pada pengembangan
dari sebuah jaringan RT/RW-net serta mengetahui bagaimana
cara menanggulanginya.
Dapat memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
kurikulum tingkat akhir Program Studi Non Reguler Teknik
Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah J akarta.
b. Bagi user pada jaringan RTRW-Net
Mendapatkan bandwidth yang sama rata dan sesuai kebutuhan
dalam menggunakan koneksi internet bersama pada jaringan
RTRW-Net.
c. Bagi Universitas
Dapat memberikan kontribusi pemikiran tentang teknologi
informasi yang bermanfaat bagi civitas akademika kampus UIN
Syarif Hidayatullah J akarta khususnya mengenai manajemen
bandwidth pada sebuah jaringan lokal yang terhubung ke jaringan
internet.

1.5. Metodologi Penelitian
1.5.1. Metode Pengumpulan Data
Metode untuk pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut:
6

a. Studi Lapangan
1. Observasi
Pengumpulan data dan informasi dengan mengambil data
serta dokumentasi di RTRW-Net wilayah RT005 RW04
Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan J agakarsa,
Kotamadya J akarta Selatan dan melakukan pengecekan ulang
terhadap infrastruktur jaringan.
2. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan administrator
jaringan dan pengguna untuk mendapatkan data dan
informasi yang berkaitan dengan penggunaan koneksi
internet bersama pada RTRW-Net.
b. Studi Pustaka
Pengumpulan data yang bersumber dari berbagai buku dan
internet yang menjadi referensi dan pedoman dalam penelitian
penelitian.
c. Studi Literatur Sejenis
Meliputi identifikasi, lokasi, dan analisis dari dokumen yang
berisi informasi yang pernah dilakukan sebelumnya yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian. Studi
literatur ini berupa skripsi dan laporan penelitian yang didapat
dari perpustakaan dan internet.
7

1.5.2. Metode Pengembangan Sistem
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan metode
pengembangan dengan menggunakan metode Network Development
Life Cycle (NDLC) dengan tahapan sebagai berikut:
1. Analysis
2. Design
3. Simulation Prototyping
4. Implementation
5. Monitoring
6. Management

1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian skripsi ini sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN
Bab I menjelaskan mengenai latar belakang
penulisan skripsi ini, batasan masalah, tujuan,
manfaat, metodologi, dan sistematika penulisan.
Bab II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan
sebagai landasan atau dasar penulisan skripsi ini.


8

Bab III METODOLOGI PENELITIAN
Bab menguraikan tentang metode penelitian yang
digunakan dalam pencarian data dan metode
dalam pengembangan sistem serta tahapan NDLC
dari analisis sampai desain sistem yang
berhubungan dengan judul skripsi ini.
Bab IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan mengenai perancangan
dan implementasi bandwidth management pada
RTRW-Net wilayah RT005 RW04 Kelurahan
Srengseng Sawah Kecamatan J agakarsa,
Kotamadya J akarta Selatan
Bab V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan yang didapat
dari hasil penelitian dan saran yang diberikan
untuk pengembangan lebih lanjut.
Daftar Pustaka Berisi daftar pustaka atau referensi-referensi baik
berupa media cetak maupun media elektronik
yang dijadikan acuan dalam penelitian ini

BAB I II
LAANDASAN N TEORI

2.1. P
B
dapat me
tertentu.
maupun
banyak d
bandwid
2009: 6)
M
mencapa
Pengertian
Bandwidth
engalir dari
Bandwidth
data digita
dipakai untu
dth adalah B
.
Managemen
ai sasaran yg
Bandwidth
adalah ban
suatu temp
h dapat dip
al. Sekarang
uk menguk
Bits Per Sec
Gambar
nt adalah pr
g telah diten
h Managem
nyaknya uk
pat ke temp
pakai untuk
g sudah men
kur aliran da
cond atau s
2.1 Bandwi
9

roses pemak
ntukan. (KB
ment
kuran suatu
at lain dalam
k menguku
njadi umum
ata digital.
sering disin
idth Usage D
kaian sumbe
BBI, 2008: 9
u data atau
m sebuah n
ur baik alir
m jika kata
Satuan yan
ngkat bps. (
Diagram [1
er daya sec
979).
informasi
network di w
ran data a
bandwidth
ng dipakai u
(Rosadi Kar

1]
yang
waktu
nalog
lebih
untuk
rdian,
ara efektif u untuk

10

Bandwidth Management adalah pengalokasian yang tepat dari suatu


bandwidth untuk mendukung kebutuhan atau keperluan aplikasi atau suatu
layanan jaringan. (Saptono, 2008: 1).

2.2. Pengertian QoS
QoS (Quality of Service) adalah satuan pengukuran kinerja suatu
sistem transmisi yang merefleksikan kualitas transmisi dan ketersediaan
layanan. Istilah QoS biasanya menunjuk pada himpunan teknologi dan teknik
jaringan. Tujuan QoS adalah untuk menyediakan jaminan terhadap
kemampuan jaringan untuk menyediakan hasil yang telah dapat diperkirakan
sebelumnya. Elemen kinerja jaringan dalam cakupan QoS seringkali termasuk
ketersediaan (uptime), bandwitdh (throughput), keterlambatan (latency/delay),
dan tingkat kesalahan (Syafrizal, 2007: 260).
Kualitas layanan (QoS) mengacu pada mekanisme kontrol reservasi
sumber daya daripada kualitas pelayanan yang dicapai. Kualitas layanan adalah
kemampuan untuk memberikan prioritas yang berbeda untuk berbagai
aplikasi, pengguna, data mengalir, atau untuk menjamin tingkat kinerja
tertentu ke aliran data. Sebuah jaringan atau protokol yang mendukung QoS
dapat menyepakati sebuah kontrak lalu lintas dengan perangkat lunak aplikasi
dan kapasitas cadangan di node jaringan, misalnya saat sesi fase
pembentukan. Selama sesi dapat memantau tingkat kinerja yang dicapai,
misalnya data rate dan delay, dan kontrol secara dinamis prioritas penjadwalan
di simpul jaringan. Dalam konteks ini, QoS adalah efek kumulatif pada
11

kepuasan pelanggan dari semua ketidaksempurnaan yang mempengaruhi


layanan. Mencakup aplikasi dan manusia dalam$ penilaian, dan menuntut bobot
yang tepat beragam langkah-langkah objektif.
Banyak hal bisa terjadi pada paket ketika melakukan perjalanan dari asal
ke tujuan, yang mengakibatkan masalah-masalah berikut dilihat dari sudut
pandang pengirim dan penerima:
1. Dropped packets
Router mungkin gagal untuk memberikan (drop) beberapa paket jika
mereka tiba ketika buffer sudah penuh. Beberapa, tidak ada, atau semua
paket mungkin akan dijatuhkan, tergantung pada keadaan jaringan,
dan tidak mungkin untuk menentukan apa yang akan terjadi di muka.
Aplikasi penerima dapat meminta informasi perihal pengirim, ini
mungkin menyebabkan keterlambatan parah dalam keseluruhan
transmisi.
2. Delay
Mungkin dibutuhkan waktu yang lama untuk sebuah paket mencapai
tujuan, karena itu akan diadakan antrian panjang, atau mengambil
rute yang kurang langsung untuk menghindari kemacetan. Dalam
beberapa kasus, penundaan yang berlebihan dapat membuat aplikasi
seperti VoIP atau online game tidak dapat digunakan.


12

3. Jitter
Paket dari source akan mencapai tujuan dengan berbagai
penundaan. Sebuah paket keterlambatan bervariasi posisinya dalam
antrian dari router sepanjang jalur antara sumber dan tujuan dan
posisi ini dapat bervariasi tak terduga. Variasi dalam penundaan
ini dikenal sebagai jitter dan dapat serius mempengaruhi kualitas
streaming audio dan video.
4. Out-of-order delivery
Ketika sebuah koleksi paket-paket yang terkait disalurkan melalui
internet, paket-paket yang berbeda dapat mengambil rute yang
berbeda, masing-masing mengakibatkan penundaan yang berbeda.
Hasilnya adalah bahwa paket-paket tiba dalam urutan yang berbeda
dari mereka dikirim. Masalah ini memerlukan protokol tambahan
khusus yang bertanggung jawab untuk mengatur kembali out-of-order
untuk tujuan mereka. Hal ini terutama penting bagi VoIP stream video.
5. Error
Kadang-kadang paket yang salah arah, atau dikombinasikan bersama-
sama, atau rusak, sementara perjalanan. Penerima harus mendeteksi ini
dan, sama seperti jika paket dijatuhkan, meminta si pengirim untuk
mengulang sendiri.
Aplikasi yang membutuhkan QoS mungkin diperlukan untuk beberapa
jenis lalu lintas jaringan, misalnya:
13

a. Streaming multimedia, mungkin memerlukan jaminan


throughput untuk memastikan bahwa tingkat minimum untuk
menjaga kualitas.
b. IP telephony atau Voice over IP (VOIP) mungkin memerlukan
batasan ketat jitter dan delay.
c. Video Teleconferencing (VTC) membutuhkan jitter dan latensi
yang rendah.
d. Remote system administrator mungkin ingin memprioritaskan
variabel, dan biasanya kecil, jumlah SSH lalu lintas untuk
memastikan sesi responsif bahkan di atas link yang bermuatan
berat.
e. Online game, seperti berjalan cepat real time simulasi dengan
beberapa pemain. Kurangnya QoS dapat memproduksi
ketertinggalan.
Tujuan dan keuntungan QoS. Tujuan utama dari QoS adalah
memberikan prioritas khusus termasuk bandwidth, diperlukan oleh
beberapa real-time interaktif dan lalu lintas. Penting juga adalah
memastikan bahwa memberikan prioritas untuk satu atau lebih mengalir
tidak membuat alur lainnya gagal. Sementara keuntungan QoS
memungkinkan perangkat lunak kompleks jaringan untuk mengontrol dan
dapat diprediksikan layanan jaringan dari berbagai aplikasi dan jenis lalu lintas.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Quality_of_service).
14

2.3. Pengertian Sistem Operasi


Menurut Hariyanto (2006: 25), Sistem operasi adalah sekumpulan rutin
perangkat lunak yang berada diantara program aplikasi dan perangkat keras.
Sistem operasi memiliki tugas yaitu mengelola seluruh sumber daya sistem
komputer dan sebagai penyedia layanan.
Sistem operasi menyediakan System Call yang berfungsi menghindarkan
kompleksitas pemrograman dengan memberi sekumpulan instruksi yang lebih
mudah dan nyaman, sistem operasi juga sebagai basis untuk program lain
dimana program aplikasi dijalankan diatas sistem operasi, program-program
itu memanfaatkan sumber daya sistem komputer dengan cara meminta
layanan sistem operasi mengendalikan sumber daya untuk aplikasi sehingga
penggunaan sumber daya sistem komputer dapat dilakukan secara benar dan
efisien.

2.4. Pengertian Jaringan Komputer
Menurut Dharma Oetomo dkk (2003: 7), J aringan komputer adalah
sekelompok komputer otonom yang saling menggunakan protokol komunikasi
melalui media komunikasi sehinga dapat berbagi data, informasi, program
aplikasi dan perangkat keras serta memungkinkan untuk saling berkomunikasi
secara elektronik.
Menurut Syafrizal (2005: 2), J aringan komputer adalah himpunan
interkoneksi antara dua komputer autonomous atau lebih yang terhubung dengan
media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Bila sebuah komputer dapat
membuat komputer lainnya restart, shutdown, atau melakukan kontrol lainnya,
15

maka komputer-komputer tersebut bukan autonomous (tidak melakukan kontrol


terhadap komputer lain dengan akses penuh).
Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling
bertukar data atau informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti file,
printer, media penyimpanan (harddisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll).
Data yang berupa teks, audio maupun video bergerak melalui kabel atau tanpa
kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer
dapat saling bertukar file atau data, mencetak pada printer yang sama dan
menggunakan hardware / software yang terhubung dalam jaringan secara
bersama-sama.

2.5. Jenis-jenis Jaringan Komputer
2.5.1. Jaringan Komputer Berdasarkan Area
J aringan komputer dapat dikelompokkan berdasarkan luas area
atau wilayah, beberapa jenisnya yaitu: LAN, MAN, WAN,
Internet dan Intranet. Adapun penelitian yang dilakukan hanya
pada jenis jaringan komputer LAN dan internet.
a. Local Area Network (LAN)
Merupakan jenis jaringan yang memiliki area yang relatif
kecil, pada umumnya dibatasi oleh area lingkungan, antara
lain: kantor pada sebuah gedung, ruangan tiap-tiap kelas
pada sebuah sekolah. J arak antar node atau computer
biasanya tidak lebih dari 100 meter (Kurniawan, 2007: 17).
16


Gambar 2.2 LAN (Local Area Network)

b. Internet
Internet merupakan gabungan dari berbagai LAN dan
WAN yang berada di seluruh jaringan komputer di dunia,
sehingga terbentuk jaringan dengan skala yang lebih luas
dan global. Internet berasal dari kata Interconnected
Network yang berarti hubungan dari beragam jaringan
komputer di dunia yang saling terintegrasi membentuk
suatu jaringan global (Kurniawan, 2007: 21)
2.5.2. Jaringan Komputer Berdasarkan Media Penghantar
J aringan komputer berdasarkan media penghantar terbagi
menjadi 2 jenis, yaitu Wire Network dan Wireless Network.
a. Wire Network
Wire Network adalah jaringan komputer yang menggunakan
kabel sebagai media penghantar. Jadi, data mengalir pada
kabel. Kabel yang umum digunakan pada jaringan
komputer biasanya menggunakan bahan dasar tembaga.
17

Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada LAN.


Sedangkan untuk MAN atau WAN menggunakan gabungan
kabel tembaga dan serat optik. (Sofana, 2008: 6)
b. Wireless Network
Wireless Network adalah jaringan tanpa kabel yang
menggunakan media penghantar gelombang radio atau
cahaya infrared. Frekuensi yang digunakan pada radio untuk
jaringan komputer biasanya menggunakan frekuensi tinggi,
yaitu 2.4GHz dan 5.8GHz. (Sofana, 2008: 6)
2.5.3. Jaringan Komputer Berdasarkan Fungsi
Berdasarkan fungsinya jaringan komputer dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu Client Server dan Peer to Peer, adapun
jenis jaringan pada penelitian adalah Client Server. Menurut
Sofana (2008:6), Client Server adalah jaringan komputer yang
salah satu (boleh lebih) komputer difungsikan sebagai server
atau induk bagi komputer lain. Server melayani komputer lain
yang disebut client. Layanan yang diberikan biasanya berupa
akses web, e-mail, file, atau yang lain. Client server banyak
dipakai pada internet. Namun LAN atau jaringan lain bisa
mengimplementasikan client server. Hal ini sangat bergantung
peda kebutuhan masing-masing.


18


2.6. Perangkat Keras Jaringan Komputer
2.6.1. Kabel
Ada beberapa tipe (jenis) kabel yang banyak digunakan dan
menjadi standar dalam penggunaan untuk komunikasi data dalam
jaringan komputer, di antaranya adalah Coaxial Cable, Twisted
Pair Cable dan Fiber Optic Cable.
Twisted Pair Cable terdiri dari dua jenis, yakni UTP (Unshielded
Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair). Kabel UTP dan
STP yang biasa digunakan adalah kabel yang terdiri dari 4 pasang
kabel yang terpilin.

Tabel 2.1 Tipe Kabel UTP
(sumber : syafrizal, 2009: 32)

Type Cable Keterangan
UTP
Category 1
Analog. Biasanya digunakan di perangkat telepon
pada jalur ISDN (Integrated Service Digital
Network), juga untuk menghubungkan modem
dengan line telepon.
UTP
Category 2
Bisa mencapai 1 Mbits (sering digunakan pada
topologi token ring)
UTP / STP
Category 3
16 Mbits data transfer (sering digunakan pada
topologi token ring atau 10BaseT)
UTP / STP
Category 4
20 Mbits data transfer (sering digunakan pada
topologi token ring)
19

UTP / STP
Category 5
Bisa mencapai 100 Mbits data transfer / 22db
(sering digunakan pada topologi star atau tree)
UTP / STP
Category 5
Enchanted
1 Gigabit Ethernet, jarak 100m, terdiri dari 4
pasang kabel tembaga yang tiap pasangnya di-
plintir (sering digunakan pada topologi token ring
16 Mbps, atau pada Fast Ethernet 100 Mbps)
UTP / STP
Category 6
2,5 Gigabit Ethernet, menjangkau jarak hingga
100m atau 10Gbps up to 25m 20,2 db up to 155
MHz atau 250 MHz
UTP / STP
Category 7
Gigabit Ethernet/20,8 db (Gigabit Ethernet). Up
to 200 MHz atau 700 MHz


Ada dua jenis pemasangan kabel UTP yang umum pada jaringan
lokal, yaitu:
o Pemasangan lurus (Straight Through Cable)
J enis ini biasanya digunakan untuk menghubungkan beberapa
unit komputer melalui perantara Hub/Switch yang berfungsi
sebagai konsentrator maupun repeater.

20


Gambar 2.3 Straight Cable [3]

o Pemasangan menyilang (Cross Over Cable)
Penggunaan kabel menyilang ini digunakan untuk komunikasi
antar komputer (langsung tanpa hub), atau dapat juga
digunakan untuk meng-cascade hub jika diperlukan.

2.6.2. Ethernet Card / Network Adapter
Kartu jaringan atau network interface card (NIC) adalah sebuah
kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke sebuah
jaringan komputer. Cara kerja Ethernet Card berdasarkan
broadcast network, dimana setiap node dalam suatu jaringan
menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node
yang lain. Ethernet card memiliki Ethernet address (MAC
address), yang ditanam kedalam setiap rangkaian kartu jaringan
(NIC) (Syafrizal, 2005: 34).

21



Gambar 2.4 Ethernet card [2]



2.6.3. Switch
Sebuah konsentrator (Hub atau Switch) adalah sebuah perangkat
yang menyatukan kabel-kabel network dati tiap workstation,
server atau perangkat lain. Switch merupakan konsentrator yang
memiliki kemampuan manajemen traffic data lebih baik bila
dibandingkan dengan hub. (Syafrizal, 2005: 36)



Gambar 2.5 HUB [2]

22


2.6.4. Router
Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu
jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur
diantara keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam
jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing
terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP
dari system ke system lain (Syafrizal, 2005: 37).
Fungsi router:
o Membaca alamat logika / ip address source & destination
untuk menentukan routing dari suatu LAN ke LAN lainnya.
o Menyimpan routing table untuk menentukan rute terbaik antara
LAN ke WAN.
o Perangkat di layer 3 OSI Layer.
o Bisa berupa box atau sebuah OS yang menjalankan sebuah
daemon routing
o Interfaces Ethernet, Serial, ISDN BRI.
2.7. Topologi Jaringan Komputer
Menurut (Herlambang, 2008: 14-17) Topologi atau arsitektur jaringan
merupakan pola hubungan antar terminal dalam suatu sistem jaringan komputer.
Topologi ini akan mempengaruhi tingkat efektifitas kinerja jaringan. Ada
beberapa jenis topologi yang dapat diimplementasikan dalam jaringan
diantaranya adalah topologi bus, topologi ring, topologi star. Namun, topologi
yang peneliti gunakan yaitu topologi star.
23

Pada topologi Star, terdapat sebuah terminal pusat (hub/switch) yang


mengatur dan mengendalikan semua kegiatan komunikasi data. traffic data
mengalir dari nide ke terminal pusat dan diteruskan ke node (station) tujuan.



Gambar 2.6 topologi star [2]


a. Keuntungan:
o Akses ke station lain (client atau server) cepat.

o Dapat menerima workstation baru selama port di central
node (hub/switch) tersedia.
o Hub/switch bertindak sebagai konsentrator.
o Hub/switch dapat disusun seri (bertingkat) untuk
menambah jumlah station yang terkoneksi pada jaringan.
o Mendukung user yang banyak dibanding topologi Bus
maupun Ring.
24

b. Kerugian:
Bila traffic data cukup tinggi dan terjadi collision, semua
komunikasi akan ditunda. Koneksi akan dilanjutkan /
dipersilakan dengan cara random ketika hub/switch
mendeteksi bahwa tidak ada jalur yang sedang digunakan
oleh node lain.

2.8. Mikrotik Router OS
MikroTik RouterOS merupakan sistem operasi Linux base yang
diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan
bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows
Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standar
komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun
tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard,
misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network
yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan
pemilihan resource PC yang memadai (Herlambang, 2008: 19).

2.9. Sejarah Mikrotik
MikroTik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia,
bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan
Arnis Riekstins. John Trully adalah seorang berkewarganegaraan Amerika
yang berimigrasi ke Latvia. Di Latvia ia bejumpa dengan Arnis, Seorang
darjana Fisika dan Mekanik sekitar tahun 1995. J ohn dan Arnis mulai me-routing
25

dunia pada tahun 1996 (misi MikroTik adalah me- routing seluruh dunia). Mulai
dengan sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi
Wireless-LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, negara
tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia.
Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi
membuat program router yang handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia.
Latvia hanya merupakan tempat eksperimen J ohn dan Arnis, karena saat ini
mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani
sekitar 400 pengguna. Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2
yang dikembangkan secara bersama-sama dengan bantuan 5-15 orang staff
Research and Development (R&D) MikroTik yang sekarang menguasai dunia
routing di negara-negara berkembang. (Herlambang, 2008: 20-21).

2.10. Jenis-jenis Mikrotik
2.10.1. MikroTik RouterOS
MikroTik RouterOS yang berbentuk perangkat lunak yang dapat
di-download di www.mikrotik.com. Dapat diinstal pada komputer
rumahan (PC). (Herlambang, 2008: 21).
2.10.2. BUILT-IN Hardware MikroTik
BUILT-IN Hardware MikroTik merupakan Mikrotik dalam bentuk
perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang
didalamnya sudah terinstal MikroTik RouterOS (Herlambang,
2008: 21).

26

2.11. Mikrotik Bandwidth Control


Bandwidth Control adalah seperangkat mekanisme yang mengontrol
alokasi data rate, variabilitas keterlambatan, pengiriman tepat waktu, dan
keandalan pengiriman. MikroTik RouterOS mendukung disiplin antrian berikut:
PFIFO (Packets First-In First-Out), BFIFO (Bytes First-In First-Out), SFQ
(Stochastic Fairness Queuing), RED (Random Early Detect), PCQ (Per
Connection Queue) dan HTB (Hierarchical Token Bucket). Adapun penelitian
terkonsenttasi pada PCQ dan HTB.

2.11.1. HTB (Hierarchical Token Bucket)
HTB (Hierarchical Token Bucket) adalah suatu disiplin antrian
yang berguna untuk menerapkan penanganan yang berbeda untuk
berbagai jenis aliran data. Secara umum, kita dapat mengatur
hanya satu antrian untuk satu interface, kemudian mengatur
max-limit untuk workgroup pada parent dan kemudian
mendistribusikan jumlah aliran data antara anggota workgroup
tersebut. HTB memungkinkan kita membuat queue menjadi lebih
terstruktur dengan melakukan pengelompokan-pengelompokan
bertingkat, keuntungan HTB adalah J ika semua client memiliki
prioritas yang sama, maka client akan berbagi bandwidth sisa.




27

Ketentuan HTB:
1. HTB hanya bisa berjalan, apabila rule queue client berada di
bawah setidaknya 1 level parent, setiap queue client memiliki
parameter limit-at dan max-limit, dan parent queue harus
memiliki besaran max-limit.
2. J umlah seluruh limit-at client tidak boleh melebihi max-limit
parent.
3. Max-limit setiap client harus lebih kecil atau sama dengan
max-limit parent.

2.11.2. PCQ (Per Connection Queue)
PCQ adalah jenis antrian tanpa kelas yang dapat melakukan
pembatasan bandwidth. PCQ juga menciptakan subqueues,
masing-masing subqueue memiliki batas kecepatan data pcq-rate
dan pcq-limit packet. Ukuran total antrian PCQ tidak boleh lebih
besar dari pcq-total-limit packets.
Membagi bandwidth dengan PCQ (Per Connection Queue)
prinsipnya menggunakan metode antrian untuk menyamakan
bandwidth yang dipakai pada multiple client, sehingga tiap client
akan mendapatkan jatah bandwidth yang sama. Didalam mikrotik
PCQ sudah terinstal default dan merupakan program untuk
mengatur traffic jaringan Quality of Service (QoS).
Mikrotik menyediakan 2 jenis metode untuk melakukan bandwidth
control yaitu Queue simple dan Queue tree.
28

2.11.3. Queue Simple


Queue simple adalah cara termudah untuk melakukan limit
bandwidth yang dapat digunakan untuk membatasi bandwidth
berdasarkan alamat IP tertentu. kita juga dapat menggunakan
Queue simple untuk membangun aplikasi QoS yang lebih rumit.
Queue Simple memiliki fitur:
Peer-to-peer traffic queuing.
Menerapkan aturan antrian pada interval waktu yang dipilih
Prioritas
Menggunakan multiple packet marks dari / ip firewall mangle
Membentuk lalu lintas dua arah (satu batas untuk jumlah
download +upload)
2.11.4. Queue Tree
Queue Tree digunakan untuk melakukan alokasi bandwidth
berdasarkan protokol, port, kelompok alamat IP, dan lain-lain.
Sebelumnya buat mark packet dengan tanda di bawah / ip firewall
mangle dan kemudian mark packet tersebut sebagai sebuah
pengidentifikasi untuk arus paket pada queue tree.





29


2.12. Mikrotik Monitoring Tools
2.12.1. Graphing Traffic
MRTG adalah suatu aplikasi yang dibuat untuk melihat besarnya
traffic yang terjadi pada saat pemakaian internet. Itu digambarkan
dalam bentuk grafik. Mikrotik memiliki fasilitas tersebut
namanya graphing traffic yang digunakan dengan memasukkan
alamat IP Mikrotik pada browser.
2.12.2. Packet Sniffer
Packet Sniffer adalah tool yang disediakan dalam Mikrotik untuk
menangkap dan menyadap paket-paket yang berjalan di jaringan.
Tool ini sangat berguna untuk menganalisa trafik jaringan.
2.12.3. Torch
Torch merupakan Real Time Traffik Monitor yang digunakan
untuk menganalisa aliran traffik yang lewat pada suatu interface
berdasarkan protocol, sumber, dan tujuan serta port. Torch
menampilkan traffic protokol dan kecepatan saat diterima dan
dikirim.

2.13. Jaringan RTRW-Net
RTRW-Net merupakan suatu konsep dimana beberapa komputer dalam
suatu perumahan atau blok dapat saling berhubungan dan dapat berbagi data
serta informasi. Konsep lain dari RTRW-Net adalah memberdayakan pemakaian
internet dimana fasilitas internet tersedia selama 24 jam sehari selama sebulan.
30

Biaya yang akan dikeluarkan juga relatif murah, karena semua biaya
pembangunan infrastruktur, operasional dan biaya langganan akan ditanggung
bersama. Konsep RTRW-Net sebetulnya sama dengan konsep Warnet,
pemilik Warnet akan membeli atau menyewa pulsa atau bandwidth dari
penyedia internet/ISP (Internet Service Provider), seperti Telkom, Indosat
atau Indonet, lalu dijual kembali ke pelanggan yang datang menyewa
komputer untuk bermain internet (Purbo, 2006: 19).

2.14. Sejarah Jaringan RTRW-Net
Istilah RTRW-Net pertamakali digunakan sekitar tahun 1996- an oleh
para mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang
menyambungkan rumah kos mereka ke kampus Universitas Muhammadiyah
Malang yang tersambung ke jaringan AI3 Indonesia melalui GlobalNet di
Malang dengan Gateway Internet di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sambungan antara RTRW-Net dari rumah kos ke UMM dilakukan
menggunakan walkie talkie di VHF band 2 meter pada kecepatan 1200bps.
Dengan nada bercanda, para mahasiswa Malang ini menamakan jaringan
mereka dengan RTRW-Net karena memang disambungkan ke beberapa
rumah di sekitar rumah kos mereka.
Implementasi dari RTRW-Net pertama kali dilakukan oleh Michael
Sunggiardi di perumahannya, di Bogor sekitar tahun 2000-an. Dalam hal ini
Michael Sunggiardi banyak menggunakan kabel LAN untuk
menyambungkan antar rumah, karena lebih reliable dan lebih murah
dibandingkan dengan menggunakan radio atau Wireless LAN. (Purbo, 2009).
31

2.15. Tujuan RTRW-Net


Diantara tujuan dalam membangun RTRW-Net ini adalah :
1. Turut serta dalam pengembangan internet murah di masyarakat.
2. Membangun komunitas yang sadar akan kehadiran teknologi
informasi dan internet.
3. Sharing informasi di lingkungan RT/RW sehingga masyarakat
lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
4. Mempromosikan setiap kegiatan masyarakat RT/RW melalui
internet, sehingga komunitas tersebut dapat lebih dikenal dan
bisa dijadikan sarana untuk melakukan bisnis internet.

2.16. Konsep RTRW-Net
Konsep RTRW-Net adalah sebuah upaya untuk mengakses internet
dari rumah dengan biaya yang relatif murah. Menjadi murah karena biaya
akses ditanggung bersama-sama dengan tetangga rumah. Makin banyak
tetangga yang ikut, akan makin murah biayanya. Hampir sama dengan
konsep warnet, pemilik warnet akan membeli atau menyewa bandwidth dari
ISP (Internet Service Provider) lalu dijual kembali ke client.(Purbo, 2006: 29).
Untuk memulai RTRW-Net harus ada tempat yang akan
dijadikan sebagai Base Station (server) RTRW-Net yakni tempat untuk
mengelola system jaringan atau tempat akan diletakannya server
sebagai Bandwitdh Management, Access Point dan Switch dan juga
sebagai tempat untuk mendistribusikan koneksi internet ke seluruh
pelanggan/rumah setiap anggota. Rumah/tempat sebagai Base Station ini
32

akan diberikan sambungan internet, tetapi dengan kewajiban menyediakan


listrik 24 jam untuk keperluan Base Station. Untuk mendistribusikan koneksi
internet keseluruh pelanggan maka ada dua cara yang umunya ditempuh yakni
dengan menggunakan media kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) dan
media Wireless (Gelombang Radio). (Purbo, 2006: 30).
Konsep RTRW-Net pada RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah
ini muncul karena : Pertama, masih mahalnya warnet yang ada di sekeliling
wilayah RT005 RW04 Srengseng Sawah antara Rp.3000,00 sampai dengan
Rp.5000,00. J ika dihitung setiap hari, minimal 3 jam, maka paling tidak kita
akan menghabiskan biaya sekitar 10000/hari. J ika dikalikan dengan 30 hari
(1 bulan) maka dalam satu bulan kita bisa menghabiskan biaya Rp. 300.000,00
hanya untuk mengakses internet. Kedua, jaringan RTRW-Net ini adalah
sebagai sarana untuk mengenalkan internet kepada warga RT005 RW04
sekaligus dapat mengakses internet dengan harga yang lebih terjangkau.
Oleh karenanya, jaringan RTRW-Net ini juga merupakan solusi internet murah
karena menggunakan sistem patungan sesama warga yang turut serta dalam
jaringan RTRW-Net ini.

2.17. Kelurahan Srengseng Sawah
Untuk memahami jaringan RTRW-Net yang menjadi concern penelitian,
maka perlu juga mengenal beberapa variable keberadaan kelurahan Srengseng
Sawah. Diantaranya adalah sejarah, struktur organisasi aparat kelurahan, keadaan
penduduk dan lain sebagainya.

33

2.17.1. Sejarah Kelurahan Srengseng Sawah


Pada abad 20, kawasan Srengseng Sawah menjadi bagian dari
wilayah Distrik (Kewedanan) Kebayoran, Kabupaten
Meestercornelis. Dahulu kawasan ini biasa disebut Srengseng saja,
tanpa kata Sawah. Para pedagang Belanda yang tergabung dalam
VOC (Vereenigde Oost Company) menyebutnya dengan nama
Sringsing, karena banyak dibuka area persawahan. Oleh
karenanya, di kemudian hari, wilayah tersebut dinamakan
Srengseng Sawah. (Sibuki, 2008).
Kata Srengseng sendiri diambil dari nama pohon pandan berdaun
lebar dan pinggirnya berduri (Pandanus caricosus Ramph), yang
termasuk spisies dari Pandaneseae yang daunnya bisa dianyam
dijadikan tikar atau topi kasar. Pada Perang Dunia II, produksi
tikar dan topi pandan dari Distrik Kebayoran mempunyai nilai
ekonomi yang cukup berarti dan dipasarkan ke daerah-daerah lain,
di luar Pulau Jawa.
Kelurahan Srengseng Sawah dibentuk berdasarkan Keputusan
Gubernur Provinsi DKI J akarta Nomor 1251 tahun 1986. Luas
wilayah Kelurahan Srengseng Sawah mencapai 674,70 Ha
dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Lenteng Agung
dan Kelurahan J agakarsa.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kotamadya Depok
34

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Ciganjur dan


Kelurahan Cipedak.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kali Ciliwung.

2.17.2. Visi dan Misi Kelurahan Srengseng Sawah
o Visi : Terwujudnya Kelurahan Srengseng sawah sebagai
kawasan jasa dan perdagangan dengan pemukiman yang
bersih, tertib, indah, aman, nyaman serta berwawasan
lingkungan.
o Misi : Mengembangkan sumber daya manusia yang handal
dan religius, Meningkatkan sarana dan prasarana infrastruktur
yang berwawasan lingkungan, Menciptakan situasi yang
aman, tertib, nyaman, dan kondusif, Meningkatkan kinerja
aparatur kelurahan untuk selalu dapat memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat.



2.17.3. Susunan Organisasi Kelurahan Srengseng Sawah
Berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 40 Tahun 2002 tentang
Organisasi dan tata kerja pemerintah kelurahan di provinsi DKI
J akarta, berikut struktur organisasi Kantor Pemerintah Kelurahan
Srengseng Sawah adalah sebagai berikut:


35



















Gambar 2.7 Strukur Organisasi Pemerintahan Kelurahan
Srengseng Sawah
(Sumber : Kantor Kelurahan Srengseng Sawah, 2009)








LURAH
Wakil Lurah
H. Achmadarsani S.Sos
NIP: 470053094
Ganefin Prakoso.S.Sos
NIP: 47005462
Sekretaris Kelurahan
Suwarto
NIP: 470054656
Sub Seksi
Pemerintahan
Sub Seksi
Pemberdayaan Masy
Sub Seksi
Prasarana umum
Sub Seksi
Pelayanan Umum
Sub
Seksi
Trantib
Muryant
o
DRA. Hj.
Kendarwati
Asmat J aini Hj. Rukmiaty
36

2.18. RW04 Kelurahan Srengseng Sawah


Rukun Warga (RW) adalah pembagian wilayah di Indonesia yang berada
di bawah kelurahan. Di RW04, kepadatan penduduknya adalah 1.459 jiwa dalan
337 KK yang terdiri atas laki-laki (794 jiwa) dan perempuan (665 jiwa). Melihat
kondisi penduduk yang demikian padat, tentu berbagai kebutuhan juga semakin
banyak, termasuk salah satunya kebutuhan akan informasi teknologi yang
semakin pesat. Apalagi dengan konteks kota J akarta yang merupakan ibu kota
Indonesia, tentu semakin menuntut warganya untuk lebih meningkatkan kualitas
hidup dan pendidikan.

2.19. RT005 dalam Lingkup RW04
Rukun Tetangga (RT) adalah pembagian wilayah di Indonesia yang
berada di bawah Rukun Warga (RW). Rukun Tetangga bukanlah termasuk
pembagian administrasi pemerintahan. Seperti halnya di wilayah Indonesia yang
lain, keberadaan RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah juga dibentuk
melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan
kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Kelurahan.
Sebagian besar warga RT005 terdiri dari berbagai latar belakang suku
bangsa di Indonesia. Mata pencaharian mayoritas warga adalah sebagai
wiraswasta, pegawai dan karyawan. Oleh karena itu, tentu membutuhkan sarana
dan infrastruktur untuk berkomunikasi dalam berbagai kegiatannya, seperti
kegiatan Karang Taruna dan kepemudaan, olah raga, pendidikan, penyuluhan
ekonomi, keamanan, kebersihan dan lainnya.

37

2.20. Metodologi Penelitian


2.20.1. Pengertian Metode Penelitian
Menurut Hasibuan (2007:432), Metode ialah kerangka kerja
untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berfikir
untuk menyusun suatu gagasan yang terarah dan terkait dengan
maksud dan tujuan. Metode penelitian merupakan suatu kerangka
dan asumsi yang ada dalam melakukan elaborasi penelitian
sedangkan metode penelitian memerlukan teknik atau prosedur
untuk menganalisa data yang ada. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa metodologi penelitian merupakan langkah-
langkah yang ada dalam penelitian sedangkan metode penelitian
adalah cara dari setiap langkah yang ada.
Langkah-langkah dalam metodologi penelitian sebaiknya
disesuaikan dengan metode, prosedur, tools dan lain sebagainya.
Hal ini berguna untuk membantu dalam memecahkan
permasalahan yang ada dan juga membantu dalam menangani,
mengontrol, dan mengevaluasi suatu proses riset/penelitian.

2.20.2. Metodologi Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian dimaksudkan sebagai
pencatatan peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau seluruh
elemen populasi penelitian. Pengumpulan data penelitian dapat
dilakukan berdasarkan beberapa cara pengumpulan. (Hasan,
2004: 23)
38

1. Studi Lapangan
a. Pengamatan

Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data
dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan
(laboratorium) terhadap objek yang diteliti (populasi atau
sampel). (Hasan, 2004:23)
b. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan
mengadakan tanya jawab langsung kepada objek yang
diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan
dari objek yang diteliti. (Hasan, 2004:24)
2. Studi Pustaka
Kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah
laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat
teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan.(Anggoro, 2007: 22)
3. Studi Literatur Sejenis
Studi literatur sejenis adalah cara pengumpulan data dengan
menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau
laporan data dari peneliti sebelumnya. (Hasan, 2004: 24)



39

2.20.3. Metodologi Pengembangan Sistem


Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan metode
pengembangan dengan menggunakan metode Network
Development Life Cycle (NDLC). Berikut adalah tahapan model
pengembangan sistem Network Development Life Cycle (NDLC)




Gambar. 2.8. Tahapan NDLC [4]

1. Analysis
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa
permasalahan yang muncul, analisa user, dan analisa topologi
jaringan yang sudah ada saat ini. Adapun yang bisa
menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini
adalah ;
40

User / people : jumlah user, kegiatan yang sering


dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user
Media H/W & S/W : peralatan yang ada, status jaringan,
ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan,
aplikasi s/w yang digunakan
Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem,
sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan
da saat ini, harapan
yang ada, dan kemungkinan
pengembangan kedepan.
2.
ikan gambaran jelas
an dibangun.
data.
Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan,
protocol, monitoring network yang a
dan rencana pengembangan kedepan
Perencanaan fisik: masalah listrik, tata letak, ruang
khusus, sistem keamanan
akan
Design
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design
ini akan membuat gambar design topologi jaringan
interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan
gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari
kebutuhan yang ada. Design bisa berupa design struktur
topology, design akses data, design tata layout perkabelan,
dan sebagainya yang akan member
tentang project yang ak
41

3.
k melihat kinerja
yang akan dibangun.
4.
-masalah yang sering muncul pada tahapan
mbat
an dan perubahan kebijakan
pendukung
5.
g. Monitoring bisa berupa melakukan
Simulation Prototype
Beberapa networkers akan membuat dalam bentuk simulasi
dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti
BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, VMWARE dan
sebagainya, hal ini dimaksudkan untu
awal dari network
Implementation
Dalam implementasi networkers akan menerapkan semua
yang telah direncanakan dan didesign sebelumnya.
Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan
dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun. Ada
beberapa Masalah
ini, diantaranya ;
a. jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor pengha
b. masalah dana / anggar
c. peralatan
Monitoring
Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan
tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan
komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan
tujuan awal pada tahap analisis, maka perlu dilakukan
kegiatan monitorin
pengamatan pada ;
42

ngun
di jaringan
komunikasi secara umum
usat atau tersebar
6.
n sejalan dengan aktifitas perawatan
(Setiawan, 2009: 2-5)
a. Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi
reliability / kehandalan sistem yang telah diba
(reliability =performance +availability +security),
b. Memperhatikan jalannya packet data
(pewaktuan, latency, peektime, troughput)
c. Metode yang digunakan untuk mengamati
kesehatan jaringan dan
secara terp
Management
Pada NDLC, aktifitas perawatan, pemeliharaan dan
pengelolaan dikategorikan pada fase ini, karena proses
manajemen / pengelolaa
/ pemeliharaan sistem.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian, penulis melakukan pengumpulan data
dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya:
3.1.1. Studi Lapangan
a. Observasi
Observasi dilakukan pada tanggal 27-28 Februari 2010 untuk
melakukan pengumpulan data dan informasi serta
dokumentasi mengenai peralatan yang ada, status jaringan,
konfigurasi jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari
peralatan dan aplikasi yang digunakan di RTRW-Net wilayah
RT005 RW04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan
J agakarsa, Kotamadya J akarta Selatan.
b. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan adminisrator jaringan
(27-28 Februari 2010) yaitu Bapak Achmad Nursoleh, Skom.
dan 3 orang pengguna pada jaringan untuk mendapatkan data
dan informasi yang berkaitan dengan konfigurasi jaringan,
jumlah user dan kegiatan yang sering dilakukan dalam
penggunaan koneksi internet bersama pada RTRW-Net,
adapun hasil wawancara selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
43

44

3.1.2. Studi Pustaka


Pengumpulan data bersumber dari buku dan beberapa situs
internet yang menjadi referensi dan pedoman dalam penulisan
penelitian yang dapat dilihat pada daftar pustaka.

3.1.3. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk membandingkan penelitian
sebelumnya yang memiliki kemiripan judul dengan skripsi yang
penulis angkat.

Tabel 3.1. Studi literatur
Nama Judul Skripsi Kesimpulan

Fandi Fasarilla


Pengembangan Sistem
QoS (Quality of Service)
pada Bandwidth J aringan
Internet RT/RW-net di
Komplek DEPLU
Cendrawasih J akarta
Selatan.


QoS diterapkan pada
sistem melalui cara Simple
Queue, sehingga client
dapat dapat menerima
bandwidth secara merata.
Firewall difungsikan
dengan mengaktifkan tools
Connection dan Service
Port yang terdapat pada
sistem
45


Deni Zakya

Pengembangan Aplikasi
DiffServ dengan Disiplin
Antrian Hierarchy
Token Bucket dan
Random Early Detection
Sebagai Bandwidth
Limiting.

Penerapan QoS untuk
melakukan pengaturan
Bandwidth yaitu HTB dan
RED, Aplikasi dapat
membedakan asal paket
dari jaringan IIX(lokal)
atau internasional.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
peneliti mengembangkan penelitian untuk melakukan manajemen
bandwidth pada Mikrotik dengan menggunakan 2 metode, yaitu
metode PCQ yang diterapkan pada Queue Tree dan HTB yang
diterapkan pada Simple Queue dengan pembedaan koneksi internet
lokal dan internasional terlebih dahulu.

3.2. Metode Pengembangan Sistem
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan metode
pengembangan dengan menggunakan metode Network Development Life Cycle
(NDLC). Berikut adalah penjelasan dari tahapan model pengembangan
sistem Network Development Life Cycle (NDLC) yang penulis lakukan dalam
penelitian.
a. Analysis
Pada tahap analisis peneliti melakukan analisa masalah, analisa
kebutuhan, analisa user, dan analisa topologi jaringan yang sudah
ada sebelumnya.
46

b. Design
Pada tahap ini peneliti membuat gambar design topologi jaringan
yang akan dibangun, Design berupa design struktur topologi,
Gambar topologi dibuat menggunakan tool Microsoft Visio 2007.
c. Simulation Prototype
Peneliti melakukan simulasi jaringan dengan bantuan tools Vmware
untuk membangun jaringan internet yang telah didesign dan
dirancang sebelumnya.
d. Implementation
Pada tahap implementasi peneliti melakukan instalasi Mikrotik PC
Router, setting konfigurasi dasar Mikrotik, setting konfigurasi
modem, dan bandwidth management yang meliputi: implementasi
PCQ pada simple queue dan implementasi HTB pada Queue tree.
e. Monitoring
Pada tahapan monitoring pada jaringan RT/RW-net, peneliti
menggunakan tools yang terdapat pada Mikrotik. Tools tersebut
adalah Graphing traffic, Packet Sniffer dan Torch, peneliti juga
melakukan bandwidth test ke server lokal dan internasional.
f. Management
Peneliti tidak melakukan tahapan management karena pada tahap ini
seorang Admin mempunyai otoritas penuh dalam melakukan
pemeliharaan dan perawatan serta modifikasi baik pada struktur
jaringan Internet ataupun pada sistem yang telah ada.
47

3.3. Alur Kerja Penelitian


Perencanaan
Penelitian
Perumusan
Masalah

Pembatasan
Masalah
Melakukan
Penelitian
Tahap 6
Management
Tahap 5
Monitoring
Tahap 4
Implementation
Tahap 3
Simulation Prototyping


Ne t wo r k De v e l o p me n t Li f e Cy c l e ( NDLC)
Mulai
Analisis Masalah
Tahap 1
Analysis
Analisis Kebutuhan
Analisis User
Tahap 2
Design System
Analisis Jaringan
Perancangan Topologi
Selesai
Membangun PC Router Mikrotik
Instalasi VMWare
Instalasi Guest OS
Simulasi Jaringan
Konfigurasi PC Router Mikrotik
Manajemen Bandwidth
Konfigurasi Modem ADSL-AP
Speed Test
Graphing Traffic
Gambar 3.1 Alur kerja penelitian
Packet Sniffer
Torch
Analisa PCQ dan HTB
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab sebelumnya telah dibahas bahwa metode pengembangan sistem
yang digunakan dalam penelitian adalah metode Network Development Life
Cycle (NDLC), Pada penelitian ini dimulai dari Analysis, Design, Simulation
Prototyping, Implementation, Monitoring, dan Management.

4.1. Analysis
Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa kegiatan analisis diantaranya
berupa; analisa masalah, analisa kebutuhan teknologi yang digunakan (hardware
dan software), analisa topologi jaringan dan analisa user. Kegiatan tersebut
dilakukan peneliti melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka dalam hal
yang berkaitan dengan jaringan RT/RW-net.
4.1.1. Analisa Masalah
Berdasarkan dari hasil pengamatan lapangan dengan cara
observasi dan wawancara peneliti dengan administrator jaringan
dan client pada jaringan RtRw-Net (data terlampir), bahwa
permasalahan yang ada adalah sering terdapat masalah pada
keterbatasan bandwidth yang menyebabkan penurunan kualitas
bandwidth yang diterima oleh masing-masing client pada saat
melakukan aktifitas internet pada traffic yang padat, ini
disebabkan tidak adanya mekanisme yang mampu melakukan
manajemen bandwidth dengan baik.
48

49


4.1.2. Analisa Kebutuhan
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebut, maka untuk
mengatasinya diperlukan infrastruktur baik Hardware maupun
software seperti diuraikan berikut ini:
a. ISP (Internet Service Provider)
Peneliti menggunakan Telkom Speedy dengan mengambil
paket speedy familia. Proses penyambungan speedy
berlangsung maksimal selama 7 hari setelah pendaftaran
dengan memenuhi berbagai persyaratan. Alasan utama
memilih Telkom Speedy adalah proses konfigurasi yang
mudah dan harga yang relatif terjangkau dengan bandwith
hingga 1 Mbps.
b. Perangkat Keras (hardware)
1. PC Router
Tabel di bawah merupakan spesifikasi PC Router
Mikrotik yang peneliti gunakan.

Tabel 4.1 Spesifikasi PC Router

No Perangkat Keterangan
1. Processor Pentium 3
2. Motherboard Compatible dengan processor
3. Memory fisik 128 Mb RAM
4. Harddisk 4 Gb
5. CDROM Drive Kecepatan baca 52x
6. Network Interface Card 10/100 Mbps

50


22. Komput
Tabel di
ter Server
Gamb
i bawah mer
Tabel 4.2
No
1. Pr
2. M
3. H
4. M
5. D
6. V



Pera
rocessor
Memory
Harddisk
Monitor
DVD-ROM D
VGA
bar 4.1 Kom

rupakan spe
2 Spesifikas
angkat
Drive
mputer Serv
esifikasi Ko
i Komputer
Intel Pe
1024M
320 GB
LCD 17
DVD R
ASUS E
ver
omputer Ser
r Server
Keteran
entium 4 3,0
MB
B
7
RW
EN7300 GT

rver
ngan
0 GHz Dual
T
l
51

3. Komputer Client
Komputer client saat ini berjumlah 11 komputer dengan
penentuan spesifikasi minimal sebagai berikut : Prosesor
Intel Pentium 4 1,6 Ghz, memori 256 MB, hard disk 20
GB, VGA 32 MB.
4. Modem ADSL-AP
Modem teknologi ADSL (Asymetric Digital Subscribe
Line) yang berfungsi juga sebagai access point, peneliti
menggunakan merek modem Linksys WAG200G.
5. Splitter
Berfungsi untuk memisahkan jalur internet dengan jalur
telepon agar dapat digunakan pada waktu yang
bersamaan.
6. Switch
Berfungsi menghubungkan komputer-komputer di dalam
jaringan komputer. Menggunakan beberapa merk seperti
Dlink, E-pro, Prolink, Maxis.
7. Kabel UTP dan konektor RJ 45
Kabel UTP yang digunakan menggunakan beberapa
merek seperti Belden USA, AMP, LG, Hubbel.
8. Kabel tester
Berfungsi untuk meyakinkan bahwa pemasangan kabel
ke konektor sudah benar.
52

99. Tang cri


Berfung
imping
gsi untuk me emasang kaabel UTP kee konektor R RJ -45
1
c. P
10. UPS
UPS me
sangat p
benteng
dan h
sebagai

erupakan s
penting dan
dari kegag
hardware.
catuan daya
sistem pen
diperlukan
galan daya
UPS men
a alternatif.
nyedia day
sekaligus d
a serta ke
nggunakan
ya listrik
dijadikan se
erusakan sy
baterai ba
yang
ebagai
ystem
ackup
Perangkat LLunak (softw ware)
11. Mikroti
diperunt
2

2. Winbox
Mikrotik
diekseku
ik Router
tukkan seba
Gambar
x: digunaka
k, Winbox m
usi tanpa p
OS: merup
agai router j
4.2 Welcom

an untuk m
merupakan
erlu diinsta
pakan siste
aringan.
me Screen M
mengkonfig
aplikasi yan
ll.
em operasi
Mikrotik
yang

gurasi PC R
ng bisa lang
Router
gsung
53

4.1.3. Analisa User


Berikut table daftar user pada jaringan RtRw-Net:

Tabel 4.3 Daftar user pada jaringan RtRw-Net

No. Nama User Alamat IP
1. Server 192.168.0.2
2. Deke 192.168.0.3
3. Harmono 192.168.0.4
4. Tino 192.168.0.5
5. Andar 192.168.0.6
6. Rendy 192.168.0.7
7. Distro 192.168.0.8
8. Indra 192.168.0.9
9. Imam 192.168.0.10
10. Iwan 192.168.0.11
11. Apran 192.168.0.12
12. Gepenk 192.168.0.13

Berikut beberapa fasilitas-fasilitas Internet yang sering


dimanfaatkan client beserta tujuannya, yaitu;
1. Media transfer data: melakukan pengambilan dan
penyimpanan data secara elektronik, upload dan download
2. Mengirim surat (e-mail): surat elektronik yang dikirim atau
yang diterima melalui jaringan Internet.
3. Pusat pembelajaran dan pendidikan: Internet sangat kaya
akan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi
dan informasi lainnya, sehingga Internet sangat terkenal
pula sebagai perpustakaan digital (digital library).
4. Penjualan atau pemasaran: sarana promosi atau pemasaran
produk dan jual beli online (e-commerce)
54

5. Mailing list, newsgroup dan konferensi: melakukan


diskusi on-line dalam sebuah forum tertentu untuk
membahas permasalahan tertentu.
6. Chatting: sarana Internet yang digunakan untuk komunikasi
langsung dengan melalui tulisan atau kata-kata.
7. Mesin Pencari (Search Engine): mempermudah pencarian
atau pelacakan informasi yang kita butuhkan secara cepat.
8. Entertainment dan permainan: games on-line, radio online,
melihat video, mendengarkan musik dan lain-lain.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan administrator jaringan
dan 3 orang client, dapat dikategorikan jadwal penggunaan
internet pada jaringan RTRW-Net yaitu: J am padat penggunaan
internet (jam sibuk) dan J am sedikit penggunaan internet (jam
bebas)
Tabel 4.4 jadwal penggunaan internet pada RTRW-Net

J am sibuk

J am bebas

J am 12 siang
sampai dengan
jam 12 malam


J am 12 malam
Sampai dengan
J am 12 siang


55

4.1.4. Analisa Jaringan


Berikut gambar topologi jaringan sebelum Mikrotik:





Gambar 4.3 Topologi jaringan sebelum Mikrotik



56

Pada gambar 4.3 terlihat Topologi J aringan RTRW-Net RT005


RW04 dengan jenis topologi star yang sederhana. Modem ADSL
dengan IP 192.168.1.1 sebagai Sebuah gateway yang beroperasi
24 jam dengan nomor IP publik 125.161.162.124 dari Telkom,
dan juga acces point yang berfungsi sebagai Hotspot, kabel UTP
sebagai media transmisi yang menghubungkan seluruh komputer
ke jaringan RTRW-Net ini, Hub dengan merek BayNetworks bisa
berfungsi juga sebagai repeater kabel UTP ke Switch sebagai
penguat signal dan stabilitas koneksi. Karena jarak antara server
dengan client ada yang melebihi dari 100 meter, peneliti
mensiasatinya dengan menempatkan switch di pertengahan jarak
server dengan client.
Adapun komputer server memberikan layanan sebagai berikut :
1. Printer Sharing
Server menyediakan sebuah printer yang dishare sehingga
dapat dipergunakan secara umum yang diperuntukkan bagi
client yang ingin melakukan pencetakan tetapi tidak memiliki
printer.
2. Remote Desktop
Fungsinya memudahkan admin jaringan untuk mengontrol
komputer client dari jauh untuk tujuan memperbaiki jika
terjadi masalah. Contoh : VNC, Radmin dan lain-lain.
57

Client pada jaringan RTRW-Net pada RT005 RW04 Kelurahan


Srengseng Sawah, untuk sementara ini ada 11 orang, yang rata-
rata memiliki jarak 50-70 m dari server. Untuk lebih jelas berikut
gambar denah jaringan RTRW-Net RT005 RW04 Kelurahan
Srengseng Sawah:


Gambar 4.4 RTRW-Net RT005 RW04 Kelurahan Srengseng
Sawah

Penjelasan gambar:
Tanda bulat dengan warna merah adalah switch yang telah
terpasang pada 4 rumah client. Tanda bulat berwarna biru adalah
lokasi penentuan switch ketika ada penambahan client maka dapat
disambungkan melalui titik tersebut. Switch Prolink PSW810,
Modem ADSL Linksys WAG200G dan Hub BayNetworks
ditempatkan di server sebagai pusat jaringan RTRW-Net ditandai
58

dengan kotak berwarna hijau. J aringan RTRW-Net yang


terpasang pada 5 switch terhubung kepada 11 client, terdiri dari:
1) Server, Harmono, Deke, Tino dan Iwan tersambung melalui
switch Prolink PSW810 yang ada di rumah server.
2) Indra, Apran dan G-penk, tersambung melalui switch 1
3) Andar dan Rendy, tersambung melalui switch 2.
4) Distro dan Imam, tersambung melalui switch 4.
5) Switch nomor 3 difungsikan sebagai bridge guna
menyambungkan ke switch nomor 4.
Switch-switch tersebut berfungsi sebagai media penghubung
dengan server. Penentuan titik (switch) dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a) Lokasi rumah yang strategis dan mayoritas warganya
membutuhkan akses internet.
b) J arak rumah tidak melebihi 100 m dari titik pemasangan
switch yang lain.

59

4.2. Design
Setelah melakukan analisis, tahap kedua yang dilakukan oleh peneliti
berpedoman pada NDLC adalah tahap perancangan (design). Adapun tools yang
digunakan dalam melakukan perancangan disain topologi yaitu Microsoft Office
Visio 2007.
J ika kita perhatikan topologi pada gambar 4.3 terlihat bahwa alur
jaringan adalah data dari Internet Service Provider (ISP) menuju ke modem
kemudian langsung menuju hub utama setelah itu diteruskan ke beberapa switch
yang terhubung dengan beberapa workstation, sedangkan pada penelitian
mengganti hub menjadi switch dengan tujuan agar performa jaringan semakin
meningkat, mengingat kapasitas transfer rate dari hub maksimal 10 Mbps dan
switch maksimal 100 Mbps. Pada jaringan baru Peneliti merancang sebuah PC
Router Mikrotik untuk diletakkan diantara modem dan switch utama yang
difungsikan sebagai gateway, firewall, dan Bandwith Controller. Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada gambar 4.5








60



Gambar 4.5 Topologi jaringan setelah Mikrotik

61

4.3. Simulation Prototype


Pada tahap ini peneliti menggunakan sebuah tools untuk simulasi
jaringan RtRw-Net yaitu VMWare, karena dengan VMWare peneliti dapat
melakukan simulasi jaringan tanpa mengganggu kinerja dari jaringan yang
sedang berjalan. VMWare adalah singkatan dari Virtual Machine Software yang
memungkinkan beberapa sistem operasi dijalankan pada satu mesin PC tunggal
secara bersamaan. Hal ini dapat dilakukan tanpa melakukan partisi ulang dan
boot ulang. Pada mesin virtual yang disediakan akan dijalankan sistem operasi
sesuai dengan yang diinginkan, salah satunya adalah Mikrotik, sehingga dapat
digambarkan desain atau alur yang nantinya dapat diimplementasikan pada
jaringan yang sesungguhnya.
4.3.1. Instalasi VMWare

Gambar 4.6 Instalasi VMWare Workstation 6

62

Pada penelitian ini peneliti menggunakan VMWare Workstation


versi 6.5.2, langkah-langkah instalasi VMWare dapat dilihat
selengkapnya di www.vmware.com, berikut adalah tampilan
gambar VMWare yang sudah terinstal pada komputer dengan
sistem operasi Windows XP


Gambar 4.7 J endela aplikasi VMWare Workstation 6





63

4.3.2. Instalasi Sistem Operasi di VMWare


Berikut langkah-langkah instalasi sebuah sistem operasi pada
VMWare:
1. Setelah terinstal, jalankan VMWare melalui shortcut pada
desktop atau melalui pilihan pada start menu program.
2. Buat Virtual Machine dengan cara klik FileNewVirtual
Machine atau dengan menggunakan shortcut yang telah
tersedia



. Gambar 4.8 New virtual machine




64




3. Tentukan sistem operasi yang akan diinstal


Gambar 4.9 Tentukan sistem operasi

















65

4. T

Gam
Tunggu sam
bar 4.10 Pr
mpai proses i instalasi sellesai

roses instala asi new virtuual machinee














66

5. Setelah proses instalasi selesai, maka kita telah memiliki


sebuah sistem operasi baru yang selanjutnya disebut guest
operating system yang berjalan pada host operating system.



Gambar 4.11 Guest Operating System


4.3.3. Simulasi Jaringan
Untuk membuat sebuah jaringan secara virtual kita dapat
membuat sebuah team pada VMWare. Dalam team tersebut kita
akan membuat 3 buah jaringan yang terdiri dari 3 buah klien
jaringan lokal yang dihubungkan menggunakan LAN Segment
dan dua buah klien dari jaringan yang berbeda, dimana kita
67

akan memanfaatkan OS komputer host (OS tempat VMWare


terinstall, bukan OS dalam VMWare) menjadi seolah-olah
dianggap sebagai dua klien yang berbeda. Untuk itu kita
memerlukan sebuah router untuk menghubungkannya dan kita
dapat menggunakan OS Mikrotik yang akan diinstall dalam
VMWare (Cara installnya sama dengan OS lainnya). untuk
mikrotik kita memerlukan 3 buah ethernet dimana satu diset
untuk ke jaringan lokal (LAN Segment), satu menggunakan Host-
Only Networking (VMWare1) dan satu dihubungkan dengan
ethernet VMWare8.

Tabel 4.5 RTRW-Net team

OS
IP_ADDRESS
ETHERNET 1 ETHERNET 2 ETHERNET 3 GATEWAY
MIKROTIK 192.168.0.1 192.168.1.2 174.10.0.1

XP_Professional 192.168.0.2

192.168.0.1
XP_Professional2 192.168.0.4

192.168.0.1
XP_Professional3 192.168.0.6

192.168.0.1
HOST (VM_1) 192.168.1.3

192.168.1.2
HOST (VM_8) 174.10.0.2

174.10.0.1

Berikut adalah gambar tampilan edit team setting pada team
RtRw-Net yang telah dibuat:
68


Gambar 4.12 RTRW-Net team setting

Gambar 4.13 menunjukkan Uji koneksi dari komputer host ke
komputer guest (mikrotik) yang memiliki IP: 192.168.0.1

Gambar 4.13 RTRW-Net team connection test




69

4.4. Implementation
Setelah simulasi selesai dilakukan maka langkah selanjutnya adalah
tahap implementasi, adapun tahapan yang dilakukan pada tahap implementasi
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Tahapan Implementasi

No.

Tahapan

Sub Tahapan

1.

Membangun PC Router Mikrotik

a. Kebutuhan perangkat keras
b. Cara akses Mikrotik
c. Instalasi Mikrotik Router OS

2.

Konfigurasi PC Router Mikrotik

a. Add user
b. Setting user password
c. Setting Mikrotik name
d. Setting Interface name
e. Setting IP address
f. Setting IP Gateway
g. Setting IP DNS
h. Setting Network Address
Translate (NAT)


3.

Konfigurasi Modem ADSL-AP

a. Konfigurasi modem
b. Konfigurasi Access point


4.


Manajemen bandwidth

a. Memisahkan bandwidth lokal
dan internasional
b. Implementasi QOS dengan
PCQ pada Queue Tree
c. Implementasi QOS dengan
HTB pada Simple Queue





70

4.4.1. Membangun PC Router Mikrotik


a. Kebutuhan perangkat keras
Untuk membangun sebuah PC Router dengan sistem operasi
Mikrotik tidak memerlukan biaya yang mahal karena
spesifikasi hardware yang dibutuhkan tidaklah besar.
Spesifikasi minimum PC Router dengan Mikrotik dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Spesifikasi minimum PC Router Mikrotik

No Perangkat Keterangan
1. CPU dan MotherBoard
Intel, Cyrix 6X86, AMD K5 atau
sekelasnya, mendukung arsitektur
keluarga i386 dengan PCI Local Bus.
2. RAM
Minimal 32 MB (untuk Proxy dianjurkan
1GB).
3. Harddisk
IDE 400 Mb Minimal 64 MB, tidak
mendukung USB, SCSI, RAID,
sedangkan type SATA hanya pada
Legacy Access Mode. Mendukung Flash
dan Microdrive dengan interface ATA
4. Network Interface Card 10/100Mbps

Sedangkan spesifikasi PC Router Mikrotik yang peneliti
gunakan dapat dilihat pada tabel 4.1
71

b. Cara akses mikrotik


1. Console
Mikrotik router board ataupun PC dapat diakses langsung
via console/ shell maupun remote akses menggunakan putty
(www.putty.nl)
2. Winbox
Mikrotik bisa juga diakses/remote menggunakan software
tool winbox


Gambar 4.14 winbox loader

3. Web browser
Mikrotik juga dapat diakses via web/port 80 menggunakan
browser dengan mengetikkan alamat IP dari Mikrotik
tersebut.

72

c. In
Si
ka
to
ha
Un
ist
sis
1.
2.
nstalasi Mikr
istem operas
apasitas har
tal, jadi pas
arddisk yang
ntuk instal
talation. B
stem operas
rotik Route
si mikrotik
rddisk menj
stikan tidak
g akan diins
lasi, penel
erikut adal
si Mikrotik p
er OS
secara otom
adi satu pa
k ada data p
stal Mikroti
iti menggu
lah urutan
pada sebuah
matis akan m
artisi dan m
penting yan
ik
unakan me
langkah-la
h PC Route
membuat se
melakukan fo
ng disimpan
etode CD-b
angkah ins
er:
eluruh
ormat
n pada
based
stalasi
Set BIOS

untuk boot ting melaluii CD-ROM

Gamba
Setelah pr
yang mau
direncana
instalasi t
ar 4.15 Boot
roses bootin
u di instala
akan, jika
tekan huruf
ting the ker

ng akan mu
asi, pilih se
anda meng
a.
rnel
uncul menu
esuai kebut
ginginkan s
pilihan soft
tuhan yang
semua men
ftware
akan
nu di
73

3.
Gambar 4
Ketik i
akan mun
Do yon w
Continue

Setelah an
dan forma
.16 Paket so

i setelah
ncul menu p
want to keep
e ? [y/n] ke
nda ketik y
at disk, sepe
oftware Mik
setesai mem
pilihan seper
p old config
etik y
akan munc
erti gambar
kroTik
milih optio
rti berikut:
guration [y
cul proses p
berikut:
on software
y/n] ketik y
embuatan p

, lalu
y
partisi
74



Gamb
Gamb
bar 4.17 Pr
Setelah p
akan dila
berikut:
bar 4.18 Pro
roses create p
proses pemb
anjutkan pro
oses install p
partition dan
buatan part
oses instala
paket softwa
n format disk
tisi dan form
asi Mikrotik
are MikroTi
k
mat disk se
k seperti ga

elesai
ambar

ik
75

4. Setelah p
akan di m
merestart
proses insta
minta untuk
system (lih
lasi paket s
k merestart
hat gambar 4
software se
system, tek
4.16)
elesai, maka
kan enter u
a kita
untuk
5. Setelah k
akan ada
komputer b
pilihan untu
ooting kem
uk melakuk
mbali ke sy
kan check sy
ystem Mikr
ystem disk
roTik,
Setelah itu
MikroTik
password

u akan mun
k Login=ad
d=(kosong
ncul menu lo
dmin
saja), selan
ogin
njutnya tek
6.
kan Enter

Co
Gambar
7.

Se
ke

ommand line
/ console
4.19 Halam
Berikutny
(lihat gam
elesailah pr
emudian dil
e
man login M
ya akan m
mbar diatas)
roses insta
akukan pro
Login
MikroTik dan
muncul prom
.
alasi sistem
ses konfigu
form

n command
mpt untuk
m operasi M
urasi.
d line
command d line
MikroTik u untuk
76

4.4.2. Konf
a. Ad
M
Ko

Ko
figurasi PCC Router M Mikrotik
dd user
Menambahka
onfigurasi d
an user baru
dengan cons
u: uya
sole:
Gambar
onfigurasi d
Gambar
r 4.20 Add u
dengan winb
r 4.21 Add u
Lan
user via con
box:
user via win
ngkah kerja
hasil
nsole


nbox
77

b. Se
Ko
M
pa
ba


Ko









etting user p
onfigurasi d
Mengganti p
assword kem
aru.
Gamb
onfigurasi d
Gamb
password
dengan cons
password
mudian ma
bar 4.22 Se
dengan winb
bar 4.23 Se
sole:
user deng
asukkan pas
tting user p
box:
etting user p
an memas
ssword lam
password via
password vi
perint
sukkan per
ma dan pass
a console

ia winbox
rintah
sword

ah
78


c. Se
M
Ko

Ko
etting Mikro
Mengganti na
onfigurasi d
Gamb
onfigurasi d
Gamb
otik name
ama mesin M
dengan cons
bar 4.24 Se
dengan winb
bar 4.25 Se
Mikrotik de
sole:
tting Mikro

box:
etting Mikro





engan nama
otik name via
otik name vi
perin
a: RtRw-Ne
a console

ia winbox
et

ntah
79

d. Se
M
Ko
Ke
eth

Ko
Pi
se

etting Interf
Mengganti na
onfigurasi d
Gamb
eterangan: N
het2 nilai 0
onfigurasi d
ilih menu i
ehingga mun
Gamb
face name
ama interfac
dengan cons
bar 4.26 Set
Nilai 0 ada
diganti den
dengan winb
interface, k
ncul jendela
bar 4.27 Se
ce ethernet1
etherne
sole:
tting Interfa
alah nilai et
ngan 1.
box:
klik nama
a edit interfa
tting Interfa
hasi
1 menjadi=
et2 menjadi=
ace name vi
ther1, jika
interface y
ace.
face name vi
public
=local
ia console
ingin meng
yg ingin di
ia winbox
perintah

gganti
edit,

il
80


e. Se
Ko

etting IP add
onfigurasi d
dress
dengan cons sole:
Ga

Ko
Ga


ambar 4.28
onfigurasi d
ambar 4.29
8 Setting IP
dengan winb
9 Setting IP
address via
box:
P address via
hasil
a console
a winbox

perintah h

81

f. Se
Ko

etting IP Ro
onfigurasi d
ute Gatewa
dengan cons
ay
sole:
Gamb

Ko

g. Se
Ko
bi
bar 4.30 Set
onfigurasi d
Gambar
etting IP DN
onfigurasi D
sa dilihat pa
tting IP Rou
dengan winb
r 4.31 Settin
NS
DNS dengan
ada gambar
ute Gateway
box:
ng IP Route
n menggun
r 4.28
y via consol
e Gateway v
akan conso
Add
gatew
Setting
le
via winbox
le pada Mik
d
way
DNS


krotik
82


Konfigurasi dengan winbox:

Gambar 4.32 Setting IP DNS via winbox

h. Setting Network Address Translate (NAT) dan Masquerade
Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut
dengan NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih
dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan
satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan
karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan
keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam
administrasi jaringan. Sedangkan Masquerading akan merubah
paket-paket data IP address asal dan port dari local network ke
IP public untuk selanjutnya diteruskan ke jaringan internet
global.
83

Un
ac
fir
Ko
ntuk mengg
ction masq
rewall:
onfigurasi d
gunakan ma
querade h
dengan cons
asquerading
harus ditam
sole:
g, rule sour
mbahkan p
rce NAT de
ada konfig
engan
gurasi
Gamba
Gamba
ar 4.33 Setti

Ko



ar 4.34 Setti
ing Network
onfigurasi d
ing Network
k Address T
consol
dengan winb
k Address T
winbo
Translate (N
le
box:
Translate (N
ox
NAT) dan M
NAT) dan M
Setting
dan
Masquer
Masquerade v
Masquerade v
g NAT
n
rading

via

via
84

4.4.3. Konfigurasi Modem ADSL-AP


a. Konfigurasi modem
Modem ADSL yang digunakan yaitu modem ADSL Linksys
WAG200G. Proses konfigurasi dilakukan dengan mengetikkan
alamat IP 192.168.1.1, sebagai alamat default modem di
browser Mozilla Firefox, Internet Explorer dan lain
sebagainya. Dengan default username dan password admin,
maka akan muncul tampilan sebagai berikut :


Gambar 4.35 Konfigurasi modem ADSL

85

Pr
us
se
se
roses konf
sername da
eperti yang
ettings.
figurasi in
an passwor
dilingkari p
nternet han
rd yang dib
pada gamba
nya dengan
berikan ole
ar 4.35, kem
n memasu
eh PT. Tel
mudian klik
ukkan
lkom,
k save

b. Ko
Se
be
ko
ter
de
ke

onfigurasi A
elain meng
erinternet m
onfigurasi a
rtangkap de
engan ruma
emudian dib
Access poin
ggunakan k
melewati ja
access point
engan baik
ah server, c
berikan pass
nt
kabel, pen
alur Hotspo
t. Dengan c
apabila tid
client harus
sword dan k
eliti memb
ot untuk it
catatan kual
dak melebih
s mendaftar
konfigurasi
berikan fas
tu perlu ad
litas sinyal
hi radius 5 m
r terlebih d
IP Address
Gammbar 4.36 Konfiguras



si access po
silitas
danya
dapat
meter
ahulu
-nya.

oint
86

4.4.4. Manajemen Bandwidth


a. Memisahkan bandwidth lokal dan internasional
Tidak semua ISP memberikan beda speed untuk koneksi IIX
(Indonesia Internet Exchange) dan internasional. Telkom
Speedy salah satunya, mereka memberikan 1 pipa untuk
koneksi local (IIX) dan internasional dalam arti koneksi
tersebut diberikan 1 pipa/jalur ke internet. J adi jika sebuah
jaringan lokal terhubung ke internet menggunakan ISP yang
hanya memberikan 1 pipa/jalur, ketika sebagian client
memakai untuk browsing internasional (Yahoo, MSN) dan
sebagian menggunakan untuk games online yang
menggunakan koneksi IIX karena server berada di Indonesia,
maka yang bermain games online akan terganggu. Untuk
menghindari masalah tersebut adalah dengan melakukan
pemisahan bandwidth lokal dan internasional.
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan:
1. Download file nice.rsc
File nice.rsc berfungsi untuk menambahkan daftar IP
address IIX pada address-list Mikrotik, file nice.rsc yang
diupdate setiap hari dapat didownload pada link berikut:
http://www.mikrotik.co.id/getfile.php?nf=nice.rsc


87

2. Upload file nice.rsc ke router mikrotik menggunakan FTP




File nice.rsc yang
telah diupload ke
Mikrotik
Gambar 4.37 Upload file nice.rsc

3. Kemudian ketikkan pada terminal winbox:
/import nice.rsc

perintah
Gambar 4.38 import file nice.rsc



88

4. Lihat hasil import file nice.rsc pada mikrotik


menggunakan winbox

ip >firewall >address-list


Address-list
nice = Daftar
IP lokal
Gambar 4.39 Hasil import file nice.rsc

5. Buat connection mark dan packet mark
connection mark berfungsi untuk menandai koneksi
berdasarkan rule tertentu.
packet mark berfungsi untuk menandai dari mana berasal
dan kemana paket data menuju yang merujuk kepada
connection mark
89

connection mark dan packet mark dibuat dengan


menggunakan script atau dengan melakukan pengaturan
pada winbox.

b. Implementasi QoS dengan PCQ pada Queue Tree
Langkah kerja:
1. Buat mangle (connection mark dan packet mark) yang
menandakan bandwidth lokal dan internasional.
Via console mikrotik:
/ip firewall mangle
add chain=prerouting src-address-list=pcq-list dst-
address-list=nice action=mark-connection new-
connection-mark=pcq-test-iix-up-con passthrough=yes
comment=pcq-test-upload
add chain=prerouting connection-mark=pcq-test-iix-up-
con action=mark-packet new-packet-mark=pcq-test-iix-
up-packet passthrough=no
add chain=prerouting src-address-list=pcq-list dst-
address-list=!nice action=mark-connection new-
connection-mark=pcq-test-intl-up-con passthrough=yes
add chain=prerouting connection-mark=pcq-test-intl-up-
con action=mark-packet new-packet-mark=pcq-test-intl
up-packet passthrough=no
add chain=forward src-address-list=pcq-list dst-address-
list=nice action=mark-connection new-connection-
mark=pcq-test-iix-down-con passthrough=yes
comment=pcq-test-download
add chain=forward connection-mark=pcq-test-iix-down-
con action=mark-packet new-packet-mark=pcq-test-iix-
down-packet passthrough=no
add chain=forward src-address-list=pcq-list dst-address-
list=!nice action=mark-connection new-connection-
mark=pcq-test-intl-down-con passthrough=yes
add chain=forward connection-mark=pcq-test-intl-down-
con action=mark-packet new-packet-mark=pcq-test-intl-
down-packet passthrough=no


90

Via winbox:
IP Firewall >Mangle

Gambar 4.40 connection mark dan packet mark PCQ

2. Buat address list
/ip firewall address-list add list=pcq-list
address=192.168.0.0/24 comm="lan"

3. Buat 2 queue-types, masing-masing untuk upload dan
download, yang bertujuan untuk menambahkan jenis
queue yaitu pcq.
Secara default nilai pcq-rate=0, pcq-limit=50 dan pcq-
total-limit=2000



91

/queue type
add name=pcq-ps-download kind=pcq pcq-rate=0 pcq-
limit=50 pcq-classifier=dst-address pcq-total-limit=2000
add name=pcq-ps-upload kind=pcq pcq-rate=0 pcq-
limit=50 pcq-classifier=src-address pcq-total-limit=2000

4. Dilanjutkan dengan membuat batasan bandwidth di queue
tree.
untuk limix-at =max-limit / ratio
via console mikrotik:
/queue tree
add name=pcq-test-down parent=local packet-mark=""
limit-at=0 queue=default priority=8 max-limit=0 burst-
limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
add name=iix-down parent=pcq-test-down packet-
mark=pcq-test-iix-down-packet limit-at=100000
queue=pcq-ps-download priority=8 max-limit=1000000
burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
add name=intl-down parent=pcq-test-down packet-
mark=pcq-test-intl-down-packet limit-at=60000
queue=pcq-ps-download priority=8 max-limit=600000
burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s

/queue tree
add name=pcq-test-up parent=global-in packet-mark=""
limit-at=0 queue=default priority=8 max-limit=0 burst-
limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
add name=iix-up parent=pcq-test-up packet-mark=pcq-
test-iix-up-packet limit-at=25600 queue=pcq-ps-upload
priority=8 max-limit=256000 burst-limit=0 burst-
threshold=0 burst-time=0s
add name=intl-up parent=pcq-test-up packet-mark=pcq-
test-intl-up-packet limit-at=12800 queue=pcq-ps-upload
priority=8 max-limit=128000 burst-limit=0 burst-
threshold=0 burst-time=0s




92

via winbox:

Gambar 4.41 Queue tree PCQ

c. Implementasi QoS dengan HTB (Hierarchical Token Bucket)
HTB diterapkan dengan terlebih dahulu menentukan
parameter:
Parent (Bw-iix dan Bw-intl)
# parent=Bw-iix
/queue simple
add name=Bw-iix target-addresses=0.0.0.0/0
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=none
packet-marks=packet-iix direction=both priority=8
queue=default-small/default-small limit-at=0/0
max-limit=256000/1000000 total-queue=default-small





93

# parent=Bw-intl
/queue simple
add name=Bw-intl target-addresses=0.0.0.0/0
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=none
packet-marks=packet-intl direction=both priority=8
queue=default-small/default-small limit-at=0/0
max-limit=128000/500000 total-queue=default-small

parent


Gambar 4.42 parent HTB

Gambar 4.42 menunjukkan dua buah parent yaitu
Bw-iix (bandwidth lokal) dan Bw-intl (bandwidth
internasional) yang kemudian digunakan oleh child:
server, client01, client02, client03, client04, client05,
client06, client07, client08, client 09, client10, client11.

94

packet-mark
menggunakan packet-mark yang telah ditentukan
sebelumnya yaitu packet-iix dan packet-intl
max-limit
merupakan batas kecepatan maksimum, atau dikenal
juga dengan MIR (Maximum Information Rate)
ketentuan:
bandwidth lokal (bw-iix):
ditentukan berdasarkan kebutuhan client yang
memerlukan alokasi bandwidth lokal lebih besar untuk
server, client04, client06 dan client11 max limit:
download=200k, upload=64k
untuk client01, client02, client03, client05, client07,
client08, client09 dan client10 max limit:
download=128k, upload=32k
bandwidth internasional (bw-intl):
download: 500k/4(min client)=125k
upload: 128k/4(min client)=32k
limit-at (yang merupakan parameter di mana suatu
client akan mendapatkan bandwidthnya, apapun
kondisinya), atau dikenal juga dengan CIR (Committed
Information Rate)
ketentuan:
95

untuk bandwidth lokal (bw-iix):


untuk server, client04, client06 dan client11 limit-at:
download=80k, upload=20k
untuk client01, client02, client03, client05, client07,
client08, client09 dan client10 max limit:
download=40k, upload=10k
bandwidth internasional (bw-intl):
download: 500k/12 (maksimal client)=40k
upload: 128k/12(min client)=10k

Langkah kerja:
1. Buat mangle (connection mark dan packet mark) yang
menandakan bandwidth lokal dan internasional.
Via console Mikrotik:
/ ip firewall mangle
# mark koneksi indonesia
add chain=prerouting in-interface=local dst-address-list=nice
action=mark-connection new-connection-mark=conn-iix
passthrough=yes
# mark koneksi internasional
add chain=prerouting in-interface=local dst-address-list=!nice
action=mark-connection new-connection-mark=conn-intl
passthrough=yes
# mark paket indonesia
add chain=prerouting connection-mark=conn-iix
action=mark-packet new-packet-mark=packet-iix
passthrough=no
# mark paket internasional
add chain=prerouting connection-mark=conn-intl
action=mark-packet new-packet-mark=packet-intl
passthrough=no


96

Via winbox:
IP Firewall >Mangle



Gambar 4.43 connection mark dan packet mark HTB

97



Gambar 4.44 connection mark iix



Gambar 4.45 connection mark international

98

2. Pengaturan limit bandwidth dengan HTB pada simple


queue via console mikrotik:
Koneksi lokal (Bw-iix):
# Komputer server
/queue simple
add name=server-iix target-addresses=192.168.0.2/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=1
queue=default-small/default-small limit-at=20000/80000
max-limit=64000/200000 total-queue=default-small
# Komputer client01
/queue simple
add name= client01-iix target-addresses=192.168.0.3/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client02
/queue simple
add name= client02-iix target-addresses=192.168.0.4/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client03
/queue simple
add name= client03-iix target-addresses=192.168.0.5/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client04
/queue simple
add name= client04-iix target-addresses=192.168.0.6/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=1
queue=default-small/default-small limit-at=20000/80000
max-limit=64000/200000 total-queue=default-small
# Komputer client05
/queue simple
add name= client05-iix target-addresses=192.168.0.7/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
99

# Komputer client06
/queue simple
add name= client04-iix target-addresses=192.168.0.8/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=1
queue=default-small/default-small limit-at=20000/80000
max-limit=64000/200000 total-queue=default-small
# Komputer client07
/queue simple
add name= client05-iix target-addresses=192.168.0.9/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client08
/queue simple
add name= client05-iix target-addresses=192.168.0.9/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client09
/queue simple
add name= client05-iix target-addresses=192.168.0.11/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client10
/queue simple
add name= client05-iix target-addresses=192.168.0.12/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client11
/queue simple
add name= client11-iix target-addresses=192.168.0.13/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=1
queue=default-small/default-small limit-at=20000/80000
max-limit=64000/200000 total-queue=default-small



100

Koneksi internasional (Bw-intl):


# Komputer server
/queue simple
add name=server-intl target-addresses=192.168.0.2/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-intl
packet-marks=packet-intl direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client01
/queue simple
add name= client01-intl target-addresses=192.168.0.3/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-intl
packet-marks=packet-intl direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client02
/queue simple
add name= client02-intl target-addresses=192.168.0.3/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-intl
packet-marks=packet-intl direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client03
/queue simple
add name= client03-intl target-addresses=192.168.0.3/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-intl
packet-marks=packet-intl direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client04
/queue simple
add name= client04-intl target-addresses=192.168.0.3/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-intl
packet-marks=packet-intl direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client05
/queue simple
add name= client05-intl target-addresses=192.168.0.3/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-intl
packet-marks=packet-intl direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small



101

# Komputer client06
/queue simple
add name= client05-iix target-addresses=192.168.0.8/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client07
/queue simple
add name= client05-iix target-addresses=192.168.0.9/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client08
/queue simple
add name= client05-iix target-addresses=192.168.0.10/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client09
/queue simple
add name= client05-iix target-addresses=192.168.0.11/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client10
/queue simple
add name= client05-iix target-addresses=192.168.0.12/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-iix
packet-marks=packet-iix direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small
# Komputer client11
/queue simple
add name= client11-intl target-addresses=192.168.0.3/32
dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=Bw-intl
packet-marks=packet-intl direction=both priority=3
queue=default-small/default-small limit-at=10000/40000
max-limit=32000/128000 total-queue=default-small


102

3. Pengaturan limit bandwidth dengan HTB pada simple


queue via winbox:
Queues>Simple Queues



Gambar 4.46 limit bandwidth dengan HTB
Keterangan gambar 4.46:
Icon warna hijau = menandakan penggunaan bandwidth
kurang dari maksimal bandwidth
Icon warna kuning = menandakan bandwidth mendekati
maksimal bandwidth
Icon warna merah = menandakan bandwidth sudah
mencapai maksimal bandwidth

103


Gambar 4.47 limit bandwidth with HTB komputer server


Gambar 4.48 limit bandwidth with HTB komputer client01

104

4.5. Monitoring
Setelah implementation, tahapan selanjutnya dari 6 tahap yang ada pada
metodologi NDLC yaitu monitoring. Pada tahap ini peneliti melakukan pengujian
bandwidth ke ISP lokal dan internasional, kemudian mengamati paket data yang
melewati lalu lintas jaringan dengan memanfaatkan tools yang telah disediakan
oleh mikrotik yaitu: graphing traffic, packet sniffer dan torch.
4.5.1. Speed Test
Speed test bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kecepatan
yang didapat ketika salah satu client pada jaringan lokal RTRW-
Net melakukan download dan upload ke jaringan internet lokal
maupun internasional.
a. Limit bandwidth dengan PCQ pada Queue tree
1. Speed test ke server lokal

Gambar 4.49 speed test ke server lokal dengan PCQ dari PC Server ketika 1 client terkoneksi
Keterangan gambar 4.49: - Maksimal download =630 Kbps
- Maksimal upload =220 Kbps
105



Gambar 4.50 speed test ke server lokal dengan PCQ ketika 3 client terkoneksi
Keterangan gambar 4.50: - Maksimal download =170 Kbps
- Maksimal upload =190 Kbps

2. Speed test ke server internasional

Gambar 4.51 speed test ke server internasional dengan PCQ ketika 1 client terkoneksi
Keterangan gambar 4.51: - Maksimal download =590 Kbps
- Maksimal upload =110 Kbps
106


Gambar 4.52 speed test keserver internasional dengan PCQ ketika 3 client terkoneksi
Keterangan gambar 4.52: - Maksimal download =120 Kbps
- Maksimal upload =110 Kbps

b. Limit bandwidth dengan HTB pada queue simple
1. Speed test ke server lokal

Gambar 4.53 speed test ke server lokal dengan HTB dari PC server
Keterangan gambar 4.53: - Maksimal download =200 Kbps
- Maksimal upload =60 Kbps

107


Gambar 4.54 speed test ke server lokal dengan HTB dari client01
Keterangan gambar 4.54: - Maksimal download =120 Kbps
- Maksimal upload =30 Kbps

2. Speed test ke server internasional

Gambar 4.55 speed test ke server internasional dengan HTB dari PC Server
Keterangan gambar 4.55: - Maksimal download =120 Kbps
- Maksimal upload =30 Kbps
108



Gambar 4.56 speed test ke server internasional dengan HTB dari client01
Keterangan gambar 4.56: - Maksimal download =120 Kbps
- Maksimal upload =30 Kbps

4.5.2. Graphing Traffic
Untuk mengaktifkan fasilitas graph ketikkan script seperti pada
gambar berikut:

Kemudian pada browser ketikkan alamat IP mikrotik


http://192.168.0.1/graph/




109

hasilnya adalah sebagai berikut:



Gambar 4.57 Graphing Traffic


110

4.5.3. Packet Sniffer


1. Berikut cara menggunakan tool packet sniffer melalui
winbox: klik tool -> packet sniffer
2. pada tab Packets, klik Packet Sniffer Settings. Kemudian
akan muncul kotak lagi. Pada tab General, klik Start untuk
memulai sniffing
3. Untuk menghentikan proses sniffing klik stop. Kemudian
klik OK, dan hasil sniffing akan segera ditampilkan.
a. Packet Sniffer dengan limit bandwidth PCQ

Gambar 4.58 Packet Sniffer dengan limit bandwidth PCQ
111


b. Packet Sniffer dengan limit bandwidth HTB

Gambar 4.59 Packet Sniffer dengan limit bandwidth HTB






112

4.5.4. Torch
Menu Tool > Torch
a. Torch dengan limit bandwidth PCQ



Gambar 4.60 Torch dengan limit bandwidth PCQ






113



b. Torch dengan limit bandwidth HTB



Gambar 4.61 Torch dengan limit bandwidth HTB

Pada jendela torch dapat terlihat IP address sumber dan IP
address tujuan yang terkoneksi ke jaringan, serta berapa
besar rata-rata bandwidth yang digunakan dan port apa saja
yang sedang diakses.

114

4.5.5. Analisa Implementasi PCQ dan HTB


Berdasarkan wawancara dan pengujian yang peneliti lakukan
pada tahap monitoring, berikut analisa dan solusi yang penulis
terapkan untuk memecahkan masalah yang terdapat di jaringan
RTRW-Net.

Tabel 4.8 Analisa implementasi PCQ dan HTB

Klasifikasi waktu

PCQ pada Queue tree

HTB pada Simple queue
J am sibuk
(12.00-00.00)
-

Pada jam sibuk peneliti
menerapkan HTB pada simple
queue dengan limit bandwidth
tertentu berdasarkan kebutuhan
client, sehingga client
mendapatkan jatah bandwidth
sesuai kebutuhannya masing-
masing.
J am bebas
(00.00-1200)

Pada jam bebas bandwidth
control yang peneliti
terapkan yaitu PCQ pada
queue tree yang dapat
membagi bandwidth sama
rata sebanyak client yang
terkoneksi.
-


115

Untuk menerapkan dua metode bandwidth control yang berbeda,


peneliti menggunakan script yang terjadwal yang berfungsi untuk
mengaktifkan kedua metode secara bergantian.
Langkah kerja :
1. Buat 2 buah script list PCQ-aktif dan HTB-aktif
Untuk script PCQ-aktif menggunakan source:
/ip firewall mangle
remove [ find in-interface=local ]
remove [ find connection-mark=conn-iix ]
remove [ find connection-mark=conn-intl ]

/ip firewall mangle
add chain=prerouting src-address-list=pcq-list dst-address-
list=nice action=mark-connection new-connection-
mark=pcq-test-iix-up-con passthrough=yes comment=pcq-
test-upload;
add chain=prerouting connection-mark=pcq-test-iix-up-con
action=mark-packet new-packet-mark=pcq-test-iix-up-
packet passthrough=no;
add chain=prerouting src-address-list=pcq-list dst-address-
list=!nice action=mark-connection new-connection-
mark=pcq-test-intl-up-con passthrough=yes;
add chain=prerouting connection-mark=pcq-test-intl-up-con
action=mark-packet new-packet-mark=pcq-test-intlup-
packet passthrough=no;
add chain=forward src-address-list=pcq-list dst-address-
list=nice action=mark-connection new-connection-
mark=pcq-test-iix-down-con passthrough=yes
comment=pcq-test-download;
add chain=forward connection-mark=pcq-test-iix-down-con
action=mark-packet new-packet-mark=pcq-test-iix-down-
packet passthrough=no;
add chain=forward src-address-list=pcq-list dst-address-
list=!nice action=mark-connection new-connection-
mark=pcq-test-intl-down-con passthrough=yes;
add chain=forward connection-mark=pcq-test-intl-down-con
action=mark-packet new-packet-mark=pcq-test-intl-down-
packet passthrough=no;


116

/queue simple disable Bw-iix;


/queue simple disable server-iix;
/queue simple disable client01-iix;
/queue simple disable client02-iix;
/queue simple disable client03-iix;
/queue simple disable client04-iix;
/queue simple disable client05-iix;
/queue simple disable client06-iix;
/queue simple disable client07-iix;
/queue simple disable client08-iix;
/queue simple disable client09-iix;
/queue simple disable client10-iix;
/queue simple disable client11-iix;
/queue simple disable Bw-intl;
/queue simple disable server-intl;
/queue simple disable client01-intl;
/queue simple disable client02-intl;
/queue simple disable client03-intl;
/queue simple disable client04-intl;
/queue simple disable client05-intl;
/queue simple disable client06-intl;
/queue simple disable client07-intl;
/queue simple disable client08-intl;
/queue simple disable client09-intl;
/queue simple disable client10-intl;
/queue simple disable client11-intl;
/queue tree enable pcq-test-down;
/queue tree enable iix-down;
/queue tree enable intl-down;
/queue tree enable pcq-test-up;
/queue tree enable iix-up;
/queue tree enable intl-up;

Untuk script HTB-aktif menggunakan source :
/ip firewall mangle
remove [ find src-address-list=pcq-list ]
remove [ find connection-mark=pcq-test-iix-up-con ]
remove [ find connection-mark=pcq-test-intl-up-con ]
remove [ find connection-mark=pcq-test-iix-down-con ]
remove [ find connection-mark=pcq-test-intl-down-con ]

/ip firewall mangle
add chain=prerouting in-interface=local dst-address-
list=nice action=mark-connection new-connection-
mark=conn-iix passthrough=yes;
117

add chain=prerouting in-interface=local dst-address-


list=!nice action=mark-connection new-connection-
mark=conn-intl passthrough=yes;
add chain=prerouting connection-mark=conn-iix
action=mark-packet new-packet-mark=packet-iix
passthrough=no;
add chain=prerouting connection-mark=conn-intl
action=mark-packet new-packet-mark=packet-intl
passthrough=no;

/queue tree disable pcq-test-down;
/queue tree disable iix-down;
/queue tree disable intl-down;
/queue tree disable pcq-test-up;
/queue tree disable iix-up;
/queue tree disable intl-up;
/queue simple enable Bw-iix;
/queue simple enable server-iix;
/queue simple enable client01-iix;
/queue simple enable client02-iix;
/queue simple enable client03-iix;
/queue simple enable client04-iix;
/queue simple enable client05-iix;
/queue simple enable client06-iix;
/queue simple enable client07-iix;
/queue simple enable client08-iix;
/queue simple enable client09-iix;
/queue simple enable client10-iix;
/queue simple enable client11-iix;
/queue simple enable Bw-intl;
/queue simple enable server-intl;
/queue simple enable client01-intl;
/queue simple enable client02-intl;
/queue simple enable client03-intl;
/queue simple enable client04-intl;
/queue simple enable client05-intl;
/queue simple enable client06-intl;
/queue simple enable client07-intl;
/queue simple enable client08-intl;
/queue simple enable client09-intl;
/queue simple enable client10-intl;
/queue simple enable client11-intl;



118

2. Langkah selanjutnya membuat 2 script scheduler.


/system scheduler
#name=PCQ-aktif on-event=PCQ-aktif
start-date=agustus/30/2010 start-time=00:00:00 interval=1d
#name=HTB-aktif on-event=HTB-aktif
start-date=agustus/30/2010 start-time=12:00:00 interval=1d
berikut adalah tampilan script list dan script scheduler yang telah
dibuat:

Gambar 4.62 Script list dan script scheduler

4.6. Management
Tahapan selanjutnya adalah tahap Manajemen. Peneliti tidak melakukan
tahapan ini, karena pada tahap ini seorang Administrator jaringan mempunyai
otoritas penuh dalam menerapkan kebijakan keamanan, melakukan penambahan
user, memonitor aliran data pada lalu lintas jaringan, maupun melakukan
modifikasi baik pada struktur jaringan Internet ataupun pada sistem yang ada.
BAB V
PENUTUP

Bab ini adalah bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran atas
penelitian yang penulis lakukan.

5.1. Kesimpulan
Setelah diuraikan proses penelitian pada bab-bab sebelumnya, maka
dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Dengan sebuah komputer dengan spesifikasi minimum yang
menggunakan sistem operasi Mikrotik, dapat dibuat sebuah pc router
network yang handal yang mencakup berbagai fitur lengkap untuk
wireline dan wireless, salah satunya yaitu bandwidth management.
Spesifikasi minimum PC Router dapat dilihat pada Tabel 4.5
2. Manajemen bandwidth dilakukan menggunakan metode PCQ (Per
Connection Queue) yang diterapkan pada Queue Tree dengan
terlebih dahulu dilakukan pemisahan koneksi lokal dan internasional,
sehingga tiap user pada jaringan RTRW-Net mendapatkan
bandwidth yang sama. (dapat dilihat pada Gambar 4.41)
3. Manajemen bandwidth juga dilakukan menggunakan metode HTB
(Hierarchical Token Bucket) yang diterapkan pada Simple Queue,
sehingga tiap user pada jaringan RTRW-Net mendapatkan
bandwidth sesuai kebutuhan dalam penggunaan akses internet
bersama. (dapat dilihat pada Gambar 4.46 )
119

120

4. Dengan memanfaatkan tools Packet Sniffer dan Torch, seorang


Administrator dapat memonitoring aliran data yang berjalan pada
lalu lintas jaringan. (dapat dilihat pada Gambar 4.58, 4.59, 4.60 dan
4.61)

5.2. Saran
Berdasarkan analisis hasil dan pembahasan penelitian yang telah
dilakukan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Penggunaan Mikrotik sebagai router network akan lebih optimal
dengan memaksimalkan penggunaan fitur bandwidth limiter atau
fitur lain yang disediakan oleh Mikrotik, seperti: DHCP server,
Transparent Proxy, firewall dan lain-lain
2. Lakukan backup konfigurasi router, agar apabila ada kesalahan atau
hal lain yang menyebabkan koneksi jaringan terganggu, konfigurasi
dapat direstore kembali.
3. Monitoring jaringan harus dilakukan secara berkala dengan
memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada Mikrotik yang juga dapat
dilakukan dengan melakukan remote router dari luar jaringan.
121

DAFTAR PUSTAKA

Herlambang, Moch. Linto. 2009. Membangun Sharing Koneksi Internet di Windows,
Mikrotik, Linux dan OpenBSD. Penerbit ANDI: Yogyakarta.
Herlambang, Moch. Linto dan Catur L., Azis. 2008. Panduan Lengkap Menguasai
Router Masa Depan Menggunakan Mikrotik RouterOS
TM
. Penerbit ANDI:
Yogyakarta.
Iqbal, Hasan. Analisis Data Penelitian dengan Statistik, 2004. PT Bumi Aksara,
J akarta.
J ogiyanto, Pengenalan Komputer, 2005. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Kurniawan, Wiharsono, 2007. (Computer Starter Guide: Jaringan Komputer),
J akarta: CV. Andi.
Oetomo, Budi Sutedjo Dharma, dkk. 2006. Konsep dan Aplikasi Pemrograman Client
Server dan Sistem Terdistribusi. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Saputro, Daniel T. & Kustanto. 2008. Membangun Server Internet dengan MikroTik
OS. Gava Media: Yogyakarta.
Sofana, Iwan. 2008. Membangun Jaringan Komputer Membuat Jaringan Komputer
(Wire & Wireless) untuk Pengguna Windows dan Linux. Informatika. Bandung.
Syafrizal, Melwin. 2007. Pengantar Jaringan Komputer. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

[1] Alfiansyah, Muhammad. Pengertian BandWidth [Online] Tersedia:
http://www.sentra-edukasi.com/2009/07/materi-telkom-definisi-bandwidth.html
[01:20 25/03/2010]
[2] http://agunghernowo.wordpress.com/2008/12/18/pertemuan-12/
[3] http://ciptakanlahkarya2barumu.blogspot.com
[4] Setiawan, Deris.Fundamental Internetworking Development & Design Life Cycle.
[Online] Tersedia: http://www.deris.unsri.ac.id/materi/jarkom/network_
development_cycles.pdf. [22:16 24/03/2010]
Handriyanto, Dwi Febrian. Kajian Penggunaan Mikrotik Os Sebagai Router. [Online]
Tersedia: http://www.unsri.ac.id/upload/arsip/kajian%20penggunaan%20
mikrotik%20os%20sebagai%20router.pdf [22:20 24/03/2010]
122



Kardian, Aqwam Rosadi. Pengelolaan Bandwtih Menggunakan xxx Bandwidth
Management pada ISP WAN. [Online] Tersedia:
http://aqwamrosadi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/1001/jurnal+(Aqwa
m).doc [01:20 25/03/2010]
Purbo W, Onno, RT/RW-Net. [Online] Tersedia:
http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php [22:35 06/08/2010]
Saptono, Henry. Bandwith Management. [Online] Tersedia:
http://overflow.web.id/source/bandwith_management.pdf [22:31 06/08/2010]
http://www.mikrotik.com
MikroTik-ID@yahoogroups.com

Lampiran

Tanggal : 27 Februari 2010
Waktu : 11.00 s/d Selesai
Subjek : Analisis sistem yang sedang berjalan dan yang akan dikembangkan
Responden : Achmad Nursoleh, S.kom (administrator jaringan)
Penanya : Surya Imansyah


Tujuan Wawancara :
1. Mengetahui sistem yang sedang berjalan.
2. Mengetahui Kebutuhan Sistem yang akan dikembangkan.

Pertanyaan :
1. Saat ini berapa banyak client yang terkoneksi pada jaringan RtRw-Net?
2. Berapa besar bandwidth yang disediakan oleh ISP?
3. Kapan waktu penggunaan internet sangat padat, siang atau malam? Kisaran
jam berapa?
4. Saat ini sudah adakah sistem yang berfungsi untuk melakukan kontrol
bandwidth?
5. Perlukah ada sistem untuk memanajemen bandwidth agar penggunaan
bandwidth lebih optimal?
J awaban :
1. 11 client dan 1 server
2. Speedy paket familia, downstream up to 1 Mbps dan upstream 256 Mbps
3. Siang, jam 1 sampai dengan jam 5 sore
Malam, jam 8 sampai dengan jam 1 pagi
4. Tidak ada
5. Perlu sekali, karena selama ini sering terjadi saling berebut bandwidth apalagi
ketika penggunaan download accelerator sehingga menyebabkan habisnya
bandwidth yang ada.

Lampiran

Tanggal : 27 Februari 2010
Waktu : 13.30 s/d Selesai
Subjek : Analisis sistem yang sedang berjalan dan yang akan dikembangkan
Responden : Harmono (client02)
Penanya : Surya Imansyah

Tujuan Wawancara :
1. Mengetahui sistem yang sedang berjalan.
2. Mengetahui Kebutuhan Sistem yang akan dikembangkan.

Pertanyaan :
1. J am berapa saja anda memanfaatkan fasilitas internet?
2. Fasilitas apa saja yang anda manfaatkan dari internet?
3. Apakah anda menggunakan program aplikasi download accelerator ketika
melakukan download?
4. Apakah anda pernah mengamalami koneksi terasa lambat ketika berinternet?
5. Perlukah ada sistem untuk memanajemen bandwidth agar penggunaan
bandwidth lebih optimal?
J awaban :
1. Malam, J am 8 sampai jam 12
2. Browsing dan chatting saja, sesekali download lagu
3. Tidak pernah
4. Sering, padahal saya hanya browsing ke situs umum (facebook, yahoo mail,
google dll)
5. Perlu, karena hak saya sebagai client di jaringan RTW-Net, berhak mendapatkan
jatah bandwidth yang sama dengan yang lain, setidaknya browsing tidak
terganggu.



Lampiran

Tanggal : 28 Februari 2010
Waktu : 10.00 s/d Selesai
Subjek : Analisis sistem yang sedang berjalan dan yang akan dikembangkan
Responden : Andar (client04)
Penanya : Surya Imansyah

Tujuan Wawancara :
1. Mengetahui sistem yang sedang berjalan.
2. Mengetahui Kebutuhan Sistem yang akan dikembangkan.

Pertanyaan :
1. J am berapa saja anda memanfaatkan fasilitas internet?
2. Fasilitas apa saja yang anda manfaatkan dari internet?
3. Apakah anda menggunakan program aplikasi download accelerator ketika
melakukan download?
4. Apakah anda pernah mengamalami koneksi terasa lambat ketika berinternet?
5. Perlukah ada sistem untuk memanajemen bandwidth agar penggunaan
bandwidth lebih optimal?
J awaban :
1. Siang pulang sekolah, jam 2 sampai jam 6 sore
Malam sebelum tidur, J am 8 sampai jam 12
2. Browsing, chatting, game online (point blank), download film, lagu dll
3. Download menggunakan Internet Download accelerator
4. Sering, ketika bermain game online, suka ngelek (gerakan tersendat-sendat)
kadang karena koneksi di jaringan RTW-Net kurang bagus, saya beralih ke
warnet untuk bermain game online.
5. Kalau bertujuan untuk kenyamanan bersama saya rasa harus, apalagi kalau
membuat koneksi ke server game lancar.

Lampiran

Tanggal : 28 Februari 2010
Waktu : 10.30 s/d Selesai
Subjek : Analisis sistem yang sedang berjalan dan yang akan dikembangkan
Responden : Gepenk (client11)
Penanya : Surya Imansyah

Tujuan Wawancara :
1. Mengetahui sistem yang sedang berjalan.
2. Mengetahui Kebutuhan Sistem yang akan dikembangkan.

Pertanyaan :
1. J am berapa saja anda memanfaatkan fasilitas internet?
2. Fasilitas apa saja yang anda manfaatkan dari internet?
3. Apakah anda menggunakan program aplikasi download accelerator ketika
melakukan download?
4. Apakah anda pernah mengamalami koneksi terasa lambat ketika berinternet?
5. Perlukah ada sistem untuk memanajemen bandwidth agar penggunaan
bandwidth lebih optimal?
J awaban :
1. Tidak tentu, karena internet digunakan oleh hampir seluruh anggota keluarga
secara bergantian.
2. Browsing, chatting, kirim email, game online, download dll
3. Download menggunakan Internet Download accelerator
4. Hampir tiap kali menggunakan fasilitas internet, terutama siang dan malam hari.
5. Perlu.

Anda mungkin juga menyukai