Anda di halaman 1dari 129

OPERATION CENTER (NOC)

PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS II


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

AHMAD NURYADI

104093002988

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M / 1430

i
PERANCANGAN INFRASTRUKTUR

NETWORK OPERATION CENTER (NOC)


ADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS II UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAK

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer


Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :
AHMAD NURYADI 104093002988

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M / 1430 H

i
PERANCANGAN INFRASTRUKTUR
NETWORK OPERATION CENTER (NOC)
PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS II UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKART

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Oleh :
AHMAD NURYADI 104093002988

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Herlino Nanang, MT Zulfiandri, S.Kom


Nip. : 150 368 819 Nip. : 150 368 821

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi

A’ang Subiyakto, M.Kom

i
PENGESAHAN

Skripsi yang bejudul “PERANCANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN

NETWORK OPERATION CENTER (NOC) PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS II U
HIDAYATULLAH JAKARTA” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas S
Program Studi Sistem Informasi.

Jakarta, 20 Februari 2009

Penguji I Penguji II

Arini, MT Imam M. Shofi, MT


Nip : 150 408 905

Mengetahui,

Dekan, Ketua Program Studi


Fakultas Sains dan Teknologi Sistem Informasi

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, A’ang Subiyakto, M.Kom


M.Sis Nip :150 317 956

i
PERNYATAA

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU
ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Desember 2008

Ahmad Nuryadi
104093002988

v
ABSTRA

Ahmad Nuryadi – 104093002988 Perancangan Infrastruktur


Jaringan Network Operation Center (NOC) pada Gedung Fakultas III
dengan Kampus II Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
dibimbing oleh Herlino Nanang dan Zulfiandri

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta


merupakan salah satu lembaga kampus yang bergerak dibidang pendidikan.
Sebagai instansi yang bergerak dibidang pendidikan, tentunya harus
memberikan sistem informasi akademik yang terbaik. Oleh karena itu SIMPERTI
adalah salah satu usaha untuk memberikan sistem informasi akademik yang
terbaik untuk mahasiswa.
Kebutuhan akan pengembangan sistem informasi itu ditopang penuh
oleh sitem jaringan dan infrastruktur jaringan. Infrasturktur jaringan yang berjalan
selama ini masih banyak gangguan sehingga banyak menghambat dalam
proses pengembangan informasi, terutama pengembangan sistem
informasi antara kampus I dengan kampus II yang sekarang ini
infrastruktur jaringannnya menggunakan media transmisi wirelees. Sudah
diketahui, bahwa kekurangan wireless sangat menghambat proses lalu lintas
data. Oleh karena itu, dalam skripsi ini, menganalisis kelemahan
wireless dan mengajukan pengembangan infrastruktur
jaringan network operation center (NOC) kampus I dengan wisma syahida
kampus II dengan menggunakan fiber optic single mode.

Kata kunci : Pengembangan Infrastruktur Jaringan, Wireless, Fiber


Optic, Singlemode

Halaman : (115 + xv)


Daftar Pustaka : (1994 -
2008)

v
KATA

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

atas seluruh rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis

sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian skripsi ini dan menyelesaikan

penulisannya dengan lancar. Shalawat serta salam selalu tersampaikan

kepada Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wasallam, keluarganya, sahabatnya, serta

pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Skripsi ini berjudul “Perancangan Infrastruktur Jaringan Network

Operation Center (NOC) pada Gedung Fakultas III dengan Kampus II

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”, yang disusun untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1 pada program

Studi Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini,

karena tanpa dukunga dari mereka, penulis tidak akan mampu menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Mereka yang telah mendukung penulis adalah :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakrata.

2. Ketua Prodi Sistem Informasi Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom

3. Bapak Herlino Nanang, MT sebagai Pembimbing I penulis yang telah

memberi banyak masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

v
4. Bapak Zulfiandri, S.Kom sebagai pembimbing II penulis yang juga telah

memberikan banyak bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Staf IT UIN terutama Bapak Tata Taftadjani yang sudah

banyak membantu penulis ketika analisis langsung di lapangan.

6. Saudara Hadi yang sudah banyak membantu penulis dalam membuat simulasi

7. Saudara Dauz yang sudah membantu dalam memberikan layanan

browsing dalam pencarian materi yang berkaitan.

8. Saudara-saudaraku di Sistem Informasi yang sudah menemani penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama Teza, Sahrul, Marta, Sulton,

Calvin dan teman-teman SI C angkatan 2004 yang lain. Terima kasih

9. Teman-teman WE yang telah membantu menghilangkan kejenuhan

penulis ketika menyusun skripsi, terutama Ambon (Roma) Wahyu

(Chelsea) dan Manchester United dengan Cristiano Ronaldo dan

Rooney.

10. Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas dukungan dan doanya.

Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan skripsi

ini dan penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari

pembaca untuk penulisan laporan yang lebih baik lagi, kritik dan saran dapat

disampaikan ke penulis melalui yoga_nuryadi@yahoo.comsemoga skripsi ini

dengan izan

Allah dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Amin.


Ciputat, Februai 2009

Ahmad Nuryadi

v
DAFTAR ISI

Halaman Sampul...........................................................................................i

Halaman Judul..............................................................................................ii

Halaman Persetujuan Pembimbing..............................................................iii

Halaman Pengesahan Ujian.........................................................................iv

Halaman Pernyataan....................................................................................v

Abstrak.........................................................................................................vi

Kata Pengantar............................................................................................vii

Daftar Isi...................................................................................................ix

Daftar Gambar............................................................................................xiv

Daftar Tabel...............................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................1

1.2 Perumusan Masalah...............................................................3

1.3 Batasan Masalah....................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian....................................................................4

1.5 Manfaat Penelitian...................................................................4

1.6 Metode Penelitian dan Pengembangan........................................5

1.6.1Metode Penelitian...........................................................5

1.6.2Metode Pengembangan..................................................6

1.7 Sistematika Penulisan.............................................................7

BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................8


i
2.1 Konsep Jaringan Komputer.....................................................8

2.2 Pengelompokkan Jaringan Komputer......................................9

2.2.1 Jaringan Komputer Berdasarkan Area.........................9

2.2.2 Jaringan Komputer Berdasarkan Media Penghantar 11

2.2.3 Jaringan Komputer Berdasarkan Fungsi...................12

2.3 Topologi Jaringan Komputer................................................13

2.3.1 Topologi Bus.............................................................14

2.3.2 Topologi Ring............................................................15

2.3.3 Topologi Star.............................................................19

2.3.4 Topologi Tree............................................................22

2.3.5 Topologi Mesh...........................................................24

2.4 Model OSI............................................................................26

2.4.1 Layer Aplication.........................................................31

2.4.2 Layer Presentation....................................................32

2.4.3 Layer Session...........................................................33

2.4.4 Layer Transport.........................................................35

2.4.5 Layer Network...........................................................35

2.4.6 Layer Data Link.........................................................36

2.4.7 Layer Phisical............................................................36

2.5 Fiber Optic (FO)...................................................................38

2.6 Metodologi Penelitian...........................................................53

2.6.1 Teknik Pengumpulan Data........................................53

2.6.2 Metode Pengembangan Sistem................................54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................57

3.1 Teknik Pengumpulan Data...................................................57


x
3.2 Metode Pengembangan Jaringan........................................59

3.3 Tentang Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta..................60

3.3.1 Sejarah Singkat Univesitas.......................................60

3.3.2 Periode Perintisan.....................................................61

3.3.3 Periode ADIA (1957-1960)........................................64

3.3.4 Periode Fakultas IAIN Al-Jami’ah Yogyakarta

(1960-1963) ................................................................. 65

3.3.5 Periode IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1963-2002)67

3.3.6 IAIN With Wider Mandate........................................72

3.3.7 Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Mulai 20 Mei 2002).................................................74

3.3.8 Visi, Misi, dan tujuan................................................77

3.3.9 Motto........................................................................78

3.3.10 Arah Pengembangan...............................................79

3.3.11 Struktur Organisasi..................................................81

3.3.12 Dewan Penyantun....................................................82

3.3.13 Rektor dan Pembantu Rektor...................................82

3.3.14 Senat Universitas.....................................................82

3.3.15 Fakultas....................................................................83

3.3.16 Sekolah Pascasarjana.............................................83

3.3.17 Lembaga Penelitian.................................................84

3.3.18 Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat.................84

3.3.19 Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

(Biro AAK)...............................................................84

3.3.20 Biro Perencanaan, Keungan, dan Sistem Informasi

(Biro PKSI)..............................................................85
x
3.3.21 Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian

(Biro A UK)..............................................................85

3.3.22 Perpustakaan..........................................................86

3.3.23 Pusat Bahasa...............................................................86

3.3.24 Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM).......86

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN...............................................87

4.1 Analisis Masalah..................................................................87

4.2 Solusi Yang Diusulkan.........................................................90

4.2.1 Kecepatan Fiber Optic................................................90

4.2.2 Proses Transmisi Data pada FO................................91

4.2.3 Perbandingan Harga FO dengan Wireless.................92

4.2.4 Perawatan (Maintenance)..........................................93

4.2.5 Spesifikasi Device......................................................95

4.3 Tahap Perancangan....................................................................96

4.3.1 Perancangan Desain Jaringan yang Disusulkan..........96

4.3.2 Perancangan Kebutuhan Device..............................100

4.4Simulasi Protoyping102

BAB V PENUTUP108

5.1 Kesimpulan108

5.2 Saran109

DAFTAR PUSTAKA110
LAMPIRAN112

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Upper Layer (Layer Atas) ............................................................ 28

Gambar 2.2 Lower Layer (Layer Bawah) ........................................................ 29

Gambar 2.3 Fungsi Layer ................................................................................ 30

Gambar 2.4 Bagian-bagian Fiber Optic ........................................................... 42

Gambar 2.4 Proses Transmisi Data/Informasi Pada Fiber Optic ...................... 43

Gambar 2.6 Serat Optic ................................................................................... 44

Gambar 2.7 Bagian-bagian Serat Optic Single Mode ....................................... 45

Gambar 2.8 Single Mode ................................................................................ 47

Gambar 2.9 Multi Mode .................................................................................. 55

Gambar 2.10 Ilustrasi Network Development Life Cycle (NDLC) .................. 50

Gambar 4.1 Desain Jaringan NOC Menggunakan Wireless Bridge .................. 88

Gambar 4.2 Proses Transmisi Data/Informasi Pada Fiber Optic ...................... 92

Gambar 4.3 Desain Jaringan NOC Menggunakan Fiber Optic ......................... 96

Gambar 4.4 Jalur Fiber Optic Single Mode Kampus I 98


.....................................
Gambar 4.5 Jalur Fiber Optic Single Mode Kampus II 99
....................................
Gambar 4.6 Jalur Fiber Optic Sngle Mode101

Gambar 4.7 Tampilan Software Packet Tracer 5.0102

Gambar 4.8 Proses Pemilihan Switch pada Packet Tracer 5.0......................103

Gambar 4.9 Proses Pemilihan Fiber Optic pada Packet Tracer 5.0........104
Gambar 4.10 Proses Pemilihan Device PC Generic pada Packet Tracer 5.0105
Gambar 4.11 Proses Pemilihan UTP Copper Straight-Trough

pada Packet Tracer 5.0........................................................106

Gambar 4.12 Proses Simulasi Fiber Optic pada Packet Tracer 5.0........107

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jaringan Komputer Berdasarkan Area10


Tabel 3.1 Pengurus IAIN dan Fakultas pada saat peresmian menjadi IAIN66
Tabel 3.2 Pimpinan ADIA/IAIN/UIN Jakarta (Lintasan Sejarah)75
Tabel 4.1 Perbandingan Kecepatan antara FO dengan Wireless91
Tabel 4.2 Perbandingan Harga Antara FO dengan Wireless92
Tabel 4.4 Perbandingan Perawatan Fiber Optic dengan Wireless94

x
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi sistem informasi sekarang ini semakin

cepat berkembang, termasuk dalam bidang pendidikan. Sehingga

untuk dapat memenuhi kebutuhan perkembangan sistem informasi

sekarang ini, diperlukan proses yang lebih cepat dan efesien dalam

memberikan dan meningkatkan pelayanan.

Teknologi sistem informasi sekarang ini menjadi bagian yang

tidak terpisahkan dari berbagai bidang, Mulai dari bidang ekonomi

dengan e-bussines, bidang pemerintahan dengan e-government, bidang

pendidikan dengan e-learning, dan masih banyak bidang-bidang lainnya

yang sangat tergantung dengan teknologi sistem informasi.

Sejalan dengan kemajuan teknologi sistem informasi,

terutama dibidang pendidikan, karena itulah Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah

membangun dan mengembangkan teknologi informasi yang

terealisasikan dalam Sistem Informasi Perguruan Tinggi (SIMPERTI).

Dalam memanfaatkan dan merealisasikan simperti, maka

dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang dapat membantu kinerja dari

sistem simperti.

1
2

Di dalam merealisasikan dan memanfaatkan Sistem Informasi

Perguruan Tinggi ( SIMPERTI ), Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah telah membangun infrastruktur

jaringan yang dapat merealisasikan

sistem SIMPERTI tersebut. Akan tetapi dengan seiringnya waktu berjalan

banyak berbagai macam gangguan yang sering ditemui

terutama dalam sistem jaringan yang menghubungkan gedung fakultas III

sebagai pusat jaringan / Network Operation Center ( NOC ) dengan kampus

II, yang sekarang ini infrastrukturnya memanfaatkan fasilitas wireless

bridge.

Permasalahan yang menjadi hambatan itu terjadi pada perangkat

wireless, seperti gangguan perubahan cuaca yang mengakibatkan

terputusnya koneksi dari kampus I dengan kampus II, sambaran petir yang

mengakibatkan rusaknya perangkat wireless, Kendala lainnya yang

mempengaruhi transmisi adalah backbone UTP yang cukup panjang dari

distributor di lantai 1 ke radio (wireless) yang berada di roof gedung

syahida, sementara distributor yang berada dilantai 1 merupakan

distributor fiber optic ke setiap gedung di kampus 2 yang menyebabkan

pada saat puncak akan menjadi kemacetan (bottleneck) dari distributor

ke wireless. Dalam segi perawatan (maintenance) koneksi dengan

menggunakan wireless memerlukan perawatan (maintenance) yang

cukup berat dikarenakan wireless yang berada di atas

gedung menjadi rentan terkena petir.


3

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan

dibahas dalam skripsi ini adalah :

Mengatasi masalah yang sering terjadi berupa :

Terputusnya (Disconection) jaringan dari NOC ke kampus II akibat wireless yang rusak tersam
Lambatnya transmisi data

Kesulitan dalam perawatan (memaintenance) wireless

Membangun dan mengembangkan infrastruktur jaringan yang menghubungkan gedung fakult


sekarang ini terjadi.

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan perumusan masalah di atas, penulis hanya membahas

tentang :

a. Pengembangan infrastruktur jaringan yang menghubungkan gedung

fakultas III sebagai pusat jaringan / Network Operation Center

( NOC) dengan kampus II yang terpusat di wisma syahida dari

mulai permasalahan yang terjadi sampai cara mengantisipasi

permasalahan tersebut.
4

b. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur jaringan ini meliputi

perubahan dari wireless menjadi fiber optic (FO) dan perangkat yang

mendukungnya.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :

Untukmengetahuiinfrastrukturjaringan yang digunakanoleh Universitas Islam Negeri Jakarta.


Untuk mengatasi masalah yang selama ini sering terjadi seperti yang sudah diuraikan dirumusan m
Untuk merealisasikan pembangunan dan pengembangan infrastruktur jaringan yang menghubungk
terpusat di wisma syahida.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang didapat dalam melakukan penelitian ini adalah:

a. Bagi Penulis

- Mengetahui konsep dari pembangunan dan pengembangan

infrastruktur jaringan yang menghubungkan gedung fakultas III

sebagai pusat jaringan / Network Operation Center (NOC) dengan

kampus II yang terpusat di wisma syahida di Universitas Islam

Negeri Jakarta
5

b. Bagi Universitas :

Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap infrastruktur

jaringan yang digunakan.

Dapat meningkatkan kinerja sistem jaringan, dan dapat memperkecil semua masalah dan ham
Bagi Pemakai

Mengefisienkan kinerja staf – staf yang terkait di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Mengefisienkan kinerja rekan-rekan karyawan di tiap-tiap fakultas

yang terkait.

Metode Penelitian dan Pengembangan


Metode Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian Pengembangan Infrastruktur J
(NOC) pada Gedung Fakultas III dengan Kampus II UIN Jakarta ini

adalah :

a. Studi Pustaka

Pengumpulan data yang bersumber dari berbagai buku yang

menjadi referensi, pedoman penulisan penelitian, skripsi

atau diktat yang menunjang permasalahan yang tidak didapat

dalam penelitian.
6

b. Metode Observasi

Pengumpulan data dan informasi dengan mengambil data serta

dokumentasi di Network Operation Center (NOC) UIN Jakarta, dan melakukan pengecekan ulang terhadap
/ Network Operation Center (NOC) dengan kampus II yang terpusat di Wisma Syahida
Metode Wawancara

Penulis melakukan wawancara untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan infrastruktur
Metode Explorasi

Penulis melakukan explorasi ini, melalui internet sebagai bahan tambahan sekaligus rujukan dalam rangka

1.6.2 Metode Pengembangan

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan metode

pengembangan dengan menggunakan metode network development

life cycle (NDLC).


7

1.7 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, skripsi ini terbagi atas lima bab,

yaitu: BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan secara singkat teori yang

berkaitan dengan pengembangan infrastruktur jaringan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian

yang digunakan dalam pengembangan infrastruktur jaringan

gedung fakultas III network operation center (NOC) dengan

kampus II universitas islam negeri jakarta

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

Pada bab ini menjelaskan dan menguraikan dari analisis sampai

perancangan pengembangan infrastruktur jaringan Network

Operation Center (NOC) pada gedung fakultas III dengan

kampus II UIN jakarta.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan, dan juga berisi saran-saran perbaikan yang

berhubungan dengan masalah yang dibahas.


8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Jaringan Komputer

Menurut definisi, yang dimaksud dengan jaringan komputer

(computer networks) adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah

komputer autonomous. Dalam bahasa yang populer dapat dijelaskan

bahwa jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan

perangkat lain seperti printer, hub, dan sebagainya) yang saling

terhubung satu sama lain melalui media perantara. Media perantara

ini bisa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel).

Informasi berupa data akan mengalir dari satu komputer ke komputer

lainnya atau dari satu komputer ke perangkat yang lain, sehingga

masing-masing komputer yang terhubung tersebut bisa saling bertukar

data atau berbagi perangkat keras. (Sofana, 2008 : 3)

Jaringan komputermerupakan gabungan antara teknologi

komputer dan teknologi telekomunikasi. Gabungan teknologi ini

melahirkan pengolahan data yang dapat didistribusikan, mencangkup

pemakaian database, sofware aplikasi dan peralatan hardware

secara bersamaan, sehingga penggunaan komputer yang sebelumnya

hanya berdiri sendiri, kini telah diganti dengan sekumpulan komputer

yang

8
9

terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan

tugasnya, sistem seperti inilah yang disebut jaringan komputer (computer

network). (Sofandi, 2008 : 2)

Pengelompokkan Jaringan Komputer


Jaringan Komputer Berdasarkan Area

Local Area Network (LAN)

Local Area Network adalah jaringan lokal yang dibuat pada area tertutup. Misalkan dalam satu ged
Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network menggunakan metode yang sama dengan LAN namun daerah cakupan

cakupan MAN bisa satu RW, beberapa kantor yang

berada dalam komplek yang sama, satu kota, bahkan satu

provinsi. Dapat dikatakan MAN merupakan pengembangan

dari LAN. (Sofana, 2008 : 4)


1

c. Wide Arew Network (WAN)

Wide Area Network cakupannya lebih luas dari pada MAN.

digunakan WAN hampir sama dengan yang digunakan LAN dan MAN. (Sofana, 2008 : 4)

sudah mencapai satu planet, bahkan tidak menutup kemungkinan mencakup antar planet. Koneksi antar jaringan komputer da
LAN, MAN, WAN, dan Internet.
Tabel 2.1 Jaringan Komputer Berdasarkan Area

Jarak /cakupan (meter) Contoh Jenis


10 s/d 100 Ruangan LAN
100 s/d 1000 Gedung LAN
1000 s/d 10.000 Kampus LAN
10.000 s/d 100.000 Kota MAN
100.000 s/d 1.000.000 Negara WAN
1.000.000 s/d 10.000.000 Benua WAN
> 10.000.000 Planet Internet
1

2.2.2 Jaringan Komputer Berdasarkan Media Penghantar

a. Wire Network

Wire Network adalah jaringan komputer yang menggunakan

kabel sebagai media penghantar. Jadi, data mengalir

pada kabel. Kabel yang umum digunakan pada jaringan

komputer biasanya menggunakan bahan dasar tembaga.

Ada juga jenis kabel lain yang menggunakan bahan sejenis

fiber optic atau serat optik. Biasanya bahan tembaga banyak

digunakan pada LAN. Sedangkan untuk MAN atau WAN

menggunakan gabungan kabel tembaga dan serat optik.

(Sofana, 2008 : 6)

b. Wireless Network adalah jaringan tanpa kabel yang

menggunakan media penghantar gelombang radio atau

cahaya infrared. Saat ini sudah semakin banyak outlet

atau lokasi tertentu yang menyediakan layanan wireless

network. Sehingga pengguna dapat dengan mudah

melakukan akses internet tanpa kabel. Frequensi yang

digunakan pada radio untuk jaringan komputer biasanya

menggunakan frequensi tinggi, yaitu 2.4 GHz dan 5.8GHz.

sedangkan penggunaan infrared umumnya hanya terbatas

untuk jenis jaringan yang hanya melibatkan dua buah

komputer tidak sepopuler gelombang radio. (Sofana,

2008 : 6)
1

2.2.3 Jaringan Komputer Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya jaringan komputerdapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu :

Client Server

Client Server adalah jaringan komputer yang salah satu (boleh lebih) komputer difungsikan sebagai server
Peer to peer

Peer to peer adalah jaringan komputer di mana setiap komputer bisa menjadi server sekaligus client. Setiap

LAN. Walaupun dapat juga diimplementasikan pada MAN,

WAN, namun hal ini kurang lazim. Salah satu alasannya

adalah masalah manajemen dan security. (Sofana, 2008 : 6)

Pada model ini semua komputer atau mesin yang

terhubung mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama.

Dalam hal ini tidak ada komputer yang

menjadi pengendali utama.


1

Setiap host dalam model ini dapat menawarkan layanan

ke peer lain dan juga dapat mengambil layanan dari peer

lain. Model ini cocok untuk jaringan kecil. Fasilitas yang

tersedia untuk model ini adalah berbagi file dan berbagi

printer serta piranti lainnya. (http://leogandawijaya.

wikipedia.org, 2008).

2.3 Topologi Jaringan Komputer

Topologi adalah suatu aturan/rules bagaimana menghubungkan

komputer (node) satu sama lain secara fisik dan pola hubungan

antara komponen-komponen yang berkomunikasi

melalui media/peralatan jaringan,

seperti : server, workstation, hub/switch, dan pengkabelannya (media

transmisi data). Ketika kita memutuskan untuk memilih suatu topologi

maka kita perlu mengikuti beberapa spesifikasi tertentu. (Sofana, 2008 :

7)

Ada dua jenis topologi, yaitu physical topology (topologi

fisik) dan logical topology (topologi logika). Topologi fisik berkaitan

dengan layout atau bentuk jaringan, seperti bagaimana memilih

perangkat dan melakukan instalasi perangkat jaringan. Sedangkan

topologi logika berkaitan dengan bagaimana data mengalir didalam

topologi fisik. Jika topologi fisik bagaikan tubuh maka topologi logika

dapat diibaratkan seperti darah yang mengalir dalam tubuh. (Sofana,

2008 : 7)

Ada tiga topologi utama yang menjadi dasar bagi topologi

yang lain, (Sofana, 2008 : 7) yaitu :


1

- Bus

Ring

Star

Ada juga yang berpendapat lain bahwa topologi utama untuk LAN ada 5 buah, (Sofana, 200
Bus

Ring

Star

Tree

Mesh

2.3.1Topologi Bus

Topologi bus sering juga disebut daisy chain atau ethernet bus topologies. Sebutan terakhir
yang menghubungkan semua peralatan jaringan (device). Karena

kebel backbone menjadi satu-satunya jalan bagi lalu lintas

data maka apabila kabel backbone rusak atau terputus akan

menyebabkan jaringan mati total. (Sofana, 2008 : 9)

Topologi Bus merupakan topologi yang cukup sederhana. Setiap

terminal terhubung ke media sebuah media kabel tunggal, sehingga


1

topologi ini lebih hemat dalam pengkabelannya. Kabel yang

digunakanantaralainRG58,RG11,danRG8.

(wikipedia.org, 2008). Kelebihan dari topologi Bus adalah :


Layout kabel sederhana.

Pengembangannya cukup mudah.

Tidak membutuhkan kendali pusat.

Penambahan atau pengurangan terminal dapat dilakukan tanpa mengganggu operas


Kekurangan topologi Bus adalah :

Deteksi dan isolasi kesalahan terbatas.

Kepadatan lalu lintas padat.

Keamanan data kurang terjamin.

Kecepatan akan menurun apabila pengguna bertambah banyak.

2.3.2Topologi Ring

Topologi ring sangat berbeda dengan topologi bus. Sesuai dengan

namanya, jaringan yang menggunakan topologi ini dapat dikenali

dari kabel bakcbone yang membentuk cincin. Setiap komputer

terhubung dengan kabel backbone. Setelah sampai pada

komputer terakhir maka ujung kabel akan kembali

dihubungkan dengan komputer pertama. (Sofana, 2008 : 21)


1

Topologi Ring merupakan topologi yang setiap terminal yang

terhubung dengan kabel akan memebentuk cincin atau lingkaran.

(wikipedia.org, 2008).

Kelebihan dari topologi Ring adalah :

Hemat kabel.

Tidak perlu penanganan bundel kebel secara khusus.

Dapat melayani lalu lintas yang padat.

Kekurangan topologi Ring adalah :

Peka kesalahan

Pengembangan jaringan lebih kaku.

Kerusakan pada media atau terminal dapat melumpuhkan seluruh jaringan.


Lambat karena menunggu giliran token.

Cara kerja topologi ring dapat dijelaskan secara sederhana sebagai

berikut (Sofana, 2008 : 22):

Apabila sebuah node ingin mengirim data maka node tersebut

harus menunggu kehadiran token bebas. Token yang sampai

di node pengirim kemudian ”ditempel” data yang akan dikirim.

Selanjutnya data mengalir ke node penerima. Node lain tidak

dapat mengirim data karena token sudah ”tidak bebas”. Setelah

sampai di node penerima, data di-copy-kan dan data mengalir

kembali hingga
1

ke node pengirim. Kemudian data ”dimusnahkan”dan token

kembali ”bebas”.

Token dapat diibaratkan seperti sebuah kereta api yang

berjalan pada rel dan berhenti disetiap stasiun. Penumpang

dapat naik kereta api dan kemudian kereta berangkat ke

stasiun tujuan. Setelah tiba penumpang turun dan kereta

melanjutkan perjalanan kembali. Walaupun ilustrasi ini tidak

100% cocok dengan kondisi sebenarnya, namun mudah-

mudahan bisa memberikan gambaran umum bagaimana

topologi ring bekerja.

Hal yang menarik dari topologi ring adalah bagaimana data

mengalir pada media transmisi data. Data mengalir dari satu

arah, bisa searah jarum jam atau sebaliknya. Data mengalir

dari satu node (komputer) ke node lainnnya hingga mencapai

tujuan dan kembali ke node asal. Karena data mengalir satu arah

artinya tidak akan pernah terjadi tabrakan data. Sehingga kecepatan

transfer data relatif stabil. Setiap komputer mendapat giliran

megirim data secara adil. Mekanisme inilah yang disebut dengan

token passing scheme. Jadi, pada topologi ring tidak ada yang

namanya collision detection karena tidak akan pernah terjadi

“tabrakan data”. Selain itu pengiriman data

dilakukan tanpa menggunakan alamat broadcast.

Token akan mengalir setiap saat dalam lingkaran tertutup

cincin hingga sebuah node menempelkan data untuk


1

dikirim. Dalam praktinya, adakalanya node lost atau “hilang”. Jika

ini terjadi maka jaringan akan lumpuh total.

Walaupun topologi ring telah dicoba oleh beberapa vendor

komputer dengan banyak variasi, namun IBM diakui sebagai

pelopor jaringan topologi ring dengan model jaringan yang disebut

IBM token Ring. IBM Token ring telah menjadi standar yang

disebut IEEE 802.5.

Instalasi topologi ring relatif lebih sulit dibandingkan dengan

bus. Selain itu, menambah atau mengurangi node pun relatif

sukar. Setiap node memerlukan tepat dua node ”tetangganya”

agar komunikasi data dapat berjalan. Apabila kabel terputus

atau ada node yang rusak maka jaringan akan lumpuh.

Beberapa karakteristik jaringan topologi ring antara lain (Sofana,

2008 : 23) :

- menggunakan sebuah kabel backbone untuk transmisi data.

- Kabel yang digunakan berjenis twisted pair.

- Ujung-ujung kabel backbone akan dihubungkan dengan node

pertama sehingga membentuk cincin atau lingkaran

tertutup.

- Jika kabel putus atau node rusak/crash maka jaringan

akan lumpuh.

- Pengiriman data menggunakan metode token passing

sceme dan dilakukan becara bergantian pada satu arah

saja.
1

- Tidak pengiriman pesan ke alamat broadcast sehingga tidak

terjadi ”banjir data” atau collision (tabrakan data), jadi

performa jaringan relatif stabil.

- Rumit dan relatif mahal jika diimplementasikan pada jaringa

kecil.

2.3.3Topologi Star

Topologi star dikenali dengan keberadaan sebuah sentral berupa hub yang menghubungkan s
Pada awal kemunculannya, topologi star tidak lebih baik dibandingkan token ring. Hub yang
menyebarkan data kesemua komputer, walaupun komputer-

komputer tersebut bukan komputer penerima. Metode pengiriman

data masih sama dengan topologi bus. Baik bus maupun star

sama- sama menggunakan metode CSMA/CD. Jadi, bisa

dibayangkan betapa ”sibuk” dan ”ramainya” lalu lintas data saat

sebuah komputer sedang mengirim data. (Sofana, 2008 : 31)


2

Untuk mengatasi kendala tersebut, dibuatlah perangkat pengganti

hub bernama switch. Switch lebih cerdas dibandingkan

dengan hub. Switcht dapat mempelajari alamat hadrware setiap

ethernet card pada jaringan. Ketika sebuah komputer mengirim

data maka switch akan mengatur agar hanya komputer tujuan

saja yang akan dikirim data. Komputer-komputer yang lain tidak

akan dikirim data. Switch juga dapat mengatur pemakaian media

jaringan. Pada satu saat, hanya sebuah komputer saja yang

diizinkan menggunakan media untuk pengiriman data. Sehingga

kecepatan maksimal dapat dicapai. (Sofana, 2008 : 31)

Cara kerja topologi star mirip dengan bus. Yang membedakan

hanyalah keberadaan hub atau switch sebagai sentral. Karena setiap

node terhubung dengan hub, manakala ada kabel atau segmen

yang putus, tidak akan menyebabkan jaringan lumpuh. Hanya

segmen itu saja yang putus. (Sofana, 2008 : 32)

Beberapa karakteristik jaringan topologi star antara lain (Sofana,

2008 : 32) :

- Menggunakan sentral berupa hub atau switch.

- Kabel yang digunakan berbentuk coaxial, UTP dan STP

yang menghubungkan masing-masing node dengan

hub.
2

- Jika salah satu segmen kabel putus satu atau lebih node

crash maka hanya segmen ini saja yang lumpuh, sementara

jaringan tetap dapat berfungsi.

- Jika hub atau sentral rusak maka jaringan akan lumpuh.

- Pengiriman data menggunakan metode CSMA/CD (Carrier

Sense Multi Access/Collision Detection) baseband.

- Data mengalir pada sebuah kabel secara ”bolak-balik”.

- Sering terjadi banjir data” dan collision (tabrakan data)

sehingga menurunkan performa jaringan. Namun, hal ini

dapat di antisipasi oleh switch yang dapat mengatur lalu

lintas data sehingga kecepatan maksimal dapat dicapai.

- Relatif lebih mahal dibandingkan topologi bus, namun

proses instalsi mudah dan cocok diimplementasikan pada

jaringan berskala kecil maupun besar.

Jaringan topologi star disebut sebagai 10BASE-T. Kecepatan

data maksimal sekitar 10 Mbps. Dengan munculnya versi

ethernet card yang mendukung kecepatan 100 Mbps (Fast

ethernet atau 100BASE-TX) hingga 1000 Mbps

(Gigabit ethernet atau 1000BASE-T),

ditambah pula dengan dukungan switch yang sesuai, maka

topologi star telah menjadi pilihan terbaik bagi hampir semua

kebutuhan pemakai jaringan. (Sofana, 2008 : 33)


2

Topologi star memerlukan sebuah terminal pusat sebagai pusat

kendali, sehingga setiap terminal yang ada akan terhubung dengan

terminal tersebut. (2008). Kelebihan dari topologi Star adalah :


Pemasangan kabel mudah.

Penambahan atau pengurangan terminal sangat mudah.

Tidak mengganggu beban jaringan yang lain.

Memudahkan deteksi dan isolasi kesalahan.

Memudahkan pengelolaan jaringan.

Kekurangan dari topologi Star adalah :

Boros kabel.

Perlu penanganan khusus bundel kabel.

Karena terpusat maka hub akan menjadi eleven yang kritis.

2.3.4.Topologi Tree
Topologi treedisebut juga topologi star-bus atau star/bus hybrid. Topologi tree merupakan gab

yang dihubungkan dengan topologi bus. Topologi tree digunakan

untuk menghubungkan beberapa LAN dengan LAN lain.

Hubungan antar LAN dilakukan via hub. Masing-masing hub

dapat dianggap sebagai akar (root) dari masing-masing pohon

(tree). Topologi tree dapat mengatasi kekurangan topologi bus

yang
2

disebabkan persoalan broadcast traffi, dan kekurangan

topologi star yang disebabkan oleh keterbatasan kapasitas port hub.

(Sofana, 2008 : 52)

Topologi tree merupakan variasi dari topologi star. Seperti

topologi star, terminal dalam tree dihubungkan ke central hub

yang mengendalikan lalu lintas jaringan. Tetapi tidak semua

terminal terhubung ke central hub. Pertama, ini memungkinkan

terminal yang terhubung ke central hub lebih banyak, dan

menambah jarak jangkauan sinyal. Kedua, dimungkinkan

melakukan isolasi dan prioritas komunikasi dari komputer lain.

Hal ini terjadi karena pemasangan beberapa hub secara cascade

menyebabkan terminal yang terhubung di hub

terbawah akan memiliki prioritas (bandwidth)

paling kecil. (http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008).

Kelebihan dari topologi Tree adalah :

1. Pemasangan kabel mudah.

2. Penambahan atau pengurangan terminal sangat mudah.

3. Tidak mengganggu beban jaringan yang lain.

4. Memudahkan deteksi dan isolasi kesalahan.

5. Memudahkan pengelolaan jaringan.

6. Ada penambahan secondary hub

Kekurangan dari topologi Tree

adalah :

1. Boros kabel.
2

2. Perlu penanganan khusus bundel kabel.

3. Karena terpusat maka hub akan menjadi eleven yang kritis.

2.3.5 Topologi Mesh

Topologi mesh dapat dikenali dengan hubungan point to point

atau satu-satu ke setiap komputer. Setiap komputer terhubung

kekomputer lain melalui kabel, bisa menggunakan kabel

coaxial, twisted pair, bahkan serat optik. Topologi mesh sangat

jarang diimplementasikan. Selain rumit juga boros kabel. Apabila

jumlah komputer semakin banyak maka instalasi kabel

jaringan akan semakin rumit juga. Topologi mesh cocok

digunakan pada jaringan yang sangat kritis. (Sofana, 2008 : 54)

Topologi mesh melibatkan teknik pengiriman data yang lazim

diterapkan pada router. Jika data dikirim pada jaringan mesh maka

komputer akan menentukan route mana yang akan ditempuh.

Hanya salah satu route saja yang digunakan walaupun tersedia

kabel atau rute yang lain. Saat ini sudah banyak orang yang

mengimplemantasikan jaringan wireless atau WLAN. WLAN

merupakan contoh penerapan topologi mesh. Hanya saja media

yang digunakan berupa gelombang elektromagnetik, bukan kabel.

Sebagian ahli menyebutkan bahwa topologi mesh sebenarnya

termasuk dalam kategori point to point. Karena data dapat

langsung dikirim ke komputer tujuan tanpa harus melibatkan


2

komputer lain. Hanya saja bentuk jaringannya rumit. Namun,

ketika salah satu kabel putus maka pengiriman data akan melalui

rute lain. Sehingga mesh tidak cocok dikelompokkan dalam kategori point to point. Oleh sebab itu, ada pula
Topologi mesh untuk setiap terminal memiliki jalur khusus point- to-point ke terminal lainnya. Dikatakan jalu
Kelebihan dari topologi Mesh adalah :

Minimnya masalah lalu lintas jaringan karena penggunaan jalur khusus.


Handal.

Kerusakan suatu jalur tidak akan mengganggu keseluruhan sistem.


Privasi dan keamanan terjamin, karena data tidak akan melalui

komputer lain.

5. Identifikasi dan isolasi kerusakan lebih mudah dilakukan.

Kekurangan dari topologi Mesh adalah :

1. Pengkabelan yang rumit.

2. Membutuhkan biaya besar.

3. Jumlah I/O port yang dibutuhkan.


2

Topologi adalah hal yang penting dari desain suatu

jaringan. Jaringan yang baik dapat dibuat manakala kita

memiliki pengetahuan yang memadai tentang peralatan

jaringan, media transmisi, teknik instalasi, yang semuanya

tercakup dalam materi topologi.

2.4 Model OSI

Osi Reference Model for open networking atau model

referensi jaringan terbuka OSI adalah sebuah model arsitektur

jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for

Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri

merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini

disebut juga dengan “model tujuh lapis OSI” (OSI sevel layer model).

(Sofana, 2008:79)

Model OSI disebut untuk mengatasi berbagai kendala

internetworking akibat perbedaan arsitektur dan protokol jaringan.

Dahulu, komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda sangat

sulit dilakukan. Masing-masing vendor menggunakan protokol dan

format yang berbeda-beda. Sehingga Intenazional Organization for

Stadardization (ISO) membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal

sebagai Open System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan

standar untuk menghubungkan komputer-komputer dari vendor yang

berbeda. (Sofana, 2008 : 79)


2

Salah satu fungsi terpenting dari spesifikasi OSI adalah

membantu terjadinya trasfer data antar host yang berbeda. Sebagai contoh,
model OSI memungkinkan terjadinya transfer data di antara komputer yang menggunakan U

OSI bukanlah suatu model yang berbentuk fisik melainkan

sebuah panduan bagi pembuat aplikasi agar bisa membuat dan mengimplementasikan aplik
internetworking. (Lammle, 2005 : 9)

TujuanOSIadalahuntukmemungkinkankomputerdan

perangkat lunak yang terkait dan sarana pendukungnya berkomunikasi


dalamsuatusaranayangtersusunmelaluiberbagaijaringan telekomunikasi. (Subiyantoro, 1996

OSI terdiri atas tujuh layer (lapisan) yang terjadi menjadi dua

group. Tiga layer teratas mendefinisikan bagaimana aplikasi-aplikasi

berkomunikasi satu sama lain dan bagaimana aplikasi berkomunikasi

dengar user. Empat layer dibawahnya mendefinisikan bagaimana

data dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Gambar 2.1

memperlihatkan ketiga layer teratas (untuk selanjutnya disebut

“upper layer”) dan


2

fungsinya, dan gambar 2.2 memperlihatkan empat layer dibawahnya

(selanjutnya disebut “lower layer”) beserta fungsinya. Gambar 2.1

memperlihatkan bahwa pengguna berhubungan dengan komputer pada application layer di


karena masalah ini ditangani oleh lower layer. (Lammle, 2005 : 10)

Application Menyediakan user interface


Menyediakan data
Menangani pemrosesan seperti enkripsi
Presentation Menjaga agar data dari masing-masing aplikasi tetap terpisah

Session

Transport

Network

Data link

Physical

Gambar 2.1 Upper layer (layer atas) (Lammle, 2005 : 10)

Pada gambar 2.2 terlihat bahwa empat layer bawah (lower layer)-lah

yang mendefinisikan bagaimana data dilewatkan melalui kabel atau

melalui switch dan router. Lower layer ini juga menentukan

bagaimana membangun kembali arus data yang berasal dari sumber

aplikasi ke aplikasi di host tujuan. (Lammle, 2005 : 10)


2

Beberapa alat network yang beroperasi pada semua layer OSI diantaranya:

- network management stations (NMS)

- server web dan aplikasi

- gateways (bukan default gateway)

- host network

pada dasarnya ISO bisa dianalogikan seperti Emily Post-nya dunia

protokol network. (Emily Post adalah tokoh abad 19 yang

merumuskan standar-standar etika hubungan sosial di amerika). Seperti

Emily Post yang menulis buku yang menetapkan standar atau

protokol untuk interaksi sosial manusia, ISO membuat referensi model

OSI sebagai panduan untuk protokol network yang bersifat terbuka.

Mendefinisikan tata cara dari model komunikasi, dewasa ini OSI tetap

menjadi alat pembandingan yang paling populer untuk protokol-

protokol network. (Lammle, 2005 : 11)

• Menyediakan baik metode pengiriman yang dapat


Transport diandalkan maupun tidak
• Melakukan perbaikan kesalahan
sebelum pengiriman
Network
• Menyediakan pengalamatan secara logical,
yang digunakan oleh router untuk
menentukan rute
Data Link
• Menggabungkan paket menjadi byte dan byte
menjadi frame
• Menyediakan akses ke media menggunakan alamat
MAC
• Melakukan pendeteksian kesalahan,
bukan pembetulan
Physical
• Memindahkan bit antar alat
• Menspesifikasikan tegangan (volt), kecepatan
kabel (wire speed) dan susunan pin dalam
kabel.

Gambar 2.2 Lower layer (layer bawah) (Lammle, 2005 : 11)


3

Model referensi OSI terdiri atas tujuh layer, yaitu :

Layer Application

Layer Presentation

Layer Session

Layer Transport

Layer Network

Layer Data Link

Layer Physical

Application File, cetak (print), Message, databse, dan layanan aplikasi

Presentation
• Enkripsi data, kompresi dan layanan penerjemah
Session • Dialog control

Transport
• Koneksi ujung ke ujung (end to end)
Network • Routing

Data Link
Grouping data secara logika (framing)
Phisical • Topologi fisiks

Gambar 2.3 Fungsi Layer (Lammle, 2005 : 12)


3

2.4.1 Layer Aplication

Layer Application pada model OSI merupakan tempat

dimana user berinteraksi dengan computer. Layer ini sebenarnya

hanya berperan ketika dibutuhkan akses ke network. Sebagai

contoh program internet explorer. Anda bisa membuang

semua komponen networking dari sistem seperti TCP/IP,

kartu NIC dan sebagainya. Anda masih tetap bias menggunakan

internet explorer (IE) untuk melihat dokumen lokal HTML, tidak

ada masalah! Tapi semua akan berubah menjadi kacau ketika

anda mencoba sesuatu yang lain seperti melihat dokumen

HTML yang harus diambil dengan HTTP atau mengambil file

dengan FTP. Hal ini terjadi karena IE harus memberikan umpan

balik terhadap perminataan tersebut dengan moncoba

mengakses layer application. Yang sebenarnya terjadi di sini

adalah layer application bertindak sebagai interface antara

program struktur layer, dengan layer berikut di bawahnya. Ini

dilakukan dengan menyediakan beberapa cara bagi aplikasi

tersebut untuk mengirim informasi ke layer bahwa melalui

susunan protokol tersebut. Dengan kata lain, IE tidaklah

berada pada layer application, tapi IE berfungsi sebagai

interface dengan protocol layer application ketika IE

membutuhkan sumber daya remote.


3

Selain itu, layer application juga bertanggung jawab

untuk mengidentifikasikan dan memastikan keberadaan partner

komunikasi yang dituju cukup tersedia.

Tugas ini sangatlah penting karena komunikasi komputer

terkadang membutuhkan lebih dari sumber daya sebuah PC.

Sering kali layer application menggabungkan komponen

komunikasi yang berasal dari beberapa aplikasi network. Sebagai

contoh yang sering digunakan adalah file transfer dan email

seperti hanya juga remote access, aktivasi manajemen network,

proses client/server dan informasi location. Banyak aplikasi

network menyediakan layanan komunikasi melalui network skala

besar, akan tetapi untuk saat ini dan internetworking di masa

mendatang, kebutuhannya telah berkembang begitu pesat dan

akan segera mencapai titik akhir dari kemampuan network

sekarang. (Lammle, 2005 : 12)

2.4.2 Layer Presentation

Layer Presentation, layer ini sesuai dengan namanya,

menyajikan data ke layer application dan bertanggung jawab

pada penerjemahan data dan format kode (program).

Layer ini pada dasarnya adalah penerjemah dan

melakukan fungsi pengkodean dan konversi. Teknik transfer data

yang berhasil adalah dengan mengadaptasi data tersebut ke

dalam format yang standar sebelum dikirimkan. Komputer


3

dikonfigurasikan untuk menerima format data yan standar atau

generic ini untuk kemudian diubah kembali kebentuk aslinya

untuk dibaca oleh aplikasi bersangkutan (contohnya, EBCDIC

ke ASC

II) dengan menyediakan layanan penerjemahan, layer

presentation memastikan agar data yang berhasil dari layer

application di satu komputer dapat dibaca oleh layer

application di komputer lain. (Lammle, 2005 : 12)

Lapisan Presentasi menentukan format data yang dipindahkan

diantara aplikasi dan menawarkan pada program-program aplikasi

serangkaian layanan transformasi data. Presentasi layer

menentukan syntax yang dipergunakan diantara entity aplikasi

serta menyediakan modifikasi seleksi dan subsequent dari

representasi yang dipergunakan. Contoh-contoh dari layanan-

layanan khusus yang bisa ditampilkan pada lapisan ini adalah

kompresi dan enkripsi data. (Stalling, 2001 : 53)

2.4.3 Layer Session

Layer Session bertanggung jawab untuk membentuk,

mengelola, dan kemudian memutuskan session-session antara

layer-layer presentation. Layer session juga menyediakan

koordinasi komunikasi antar sistem-sistem dan mengorganisasi

komunikasinya dengan menawarkan tiga mode berikut : simplex,


3

half-duplex, dan full duplex. Kesimpulannya, layer session

pada dasarnya menjaga terpisahnya data dari aplikasi yang satu

dengan data dari aplikasi yang lain. (Lammle, 2005 : 14)

Lapisan Session menyediakan mekanisme untuk

mengontrol diaolog diantara aplikasi pada ujung sistem. Pada

beberapa kasus, akan ada sedikit atau tidak diperlukan untuk

layanan lapisan sesi, namun untuk beberapa aplikasi tertentu

saja, service semacam itu diperlukan. Service-service kunci

yang disediakan oleh lapisan sesi adalah sebagai berikut :

- Disiplin dialog (Dialogue discipline): ini bisa dua saluran

simultan (full duplex) atau dua saluran pilihan (half

duplex)

- Pengelompokan (Grouping): aliran data bisa ditandai

dengan cara menentukan kelompok data. Sebagai contoh,

bila sebuah toko eceran sedang mentransmisikan data

penjualan kepada suatu kantor cabang di daerah, data

dapat ditandai dengan cara menentukan bagian akhir data

penjualan untuk masing- masing departemen. Hal ini

memberi tanda pada host komputer untuk mnyelesaikan

total running untuk departemen tersebut dan mulai

mencacah running baru untuk departemen berikutnya.

- Recovery: lapisan sesi dapat menyediakan suatu mekanisme

pemeriksaan, agar bila terjadi kegagalan diantara checkpoint,


3

sesi entity dapat mentransmisikan kembali seluruh data mulai

dari checkpoint terakhir. (Stalling, 2001 : 53)

2.4.4Layer Transport

Layer Transport melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi
host tujuan pada sebuah internetworking. (Lammle, 2005 : 15)

2.4.5Layer Network
LayerNetworkmengelolapengalamatanperalatan, melacak lokasi peralatan dijaringan, dan m

untuk memindahkan data, artinya layer network harus mengangkut

lalu lintas antar peralatan yang tidak terhubung secara local.

Router (yang adalah peralatan layer 3) di atur di layer network

dan menyediakan layanan routing dalam sebuah

internetwork. (Lammle, 2005 : 21)


3

2.4.6 Layer Data Link

Layer Data Link menyediakan transmisi fisik dari data

dan menangani notifikasi error, topologi jaringan, dan flow control.

Ini berarti layer ini akan memastikan bahwa pesan-pesan akan

terkirim melalui alat yang sesuai di IAN menggunakan alamat

perangkat keras (hardware address), dan menerjemahkan pesan-

pesan dari layer network menjadi bit-bit untuk dipindahkan

oleh layer physical.

Layer Data lingk melakukan format pada pesan atau data menjadi

pecahan-pecahan yang disebut data frame, dan menambahkan

sebuah header yang terdiri dari alamat perangkat keras tujuan

dan asal. Informasi tambahan ini membentuk semacam kapsul

yang membungkus data asli. (Lammle, 2005 : 24)

2.4.7 Layer Phisical

Layer Physical melakukan dua hal : mengirim bit dan

menerima bit. Bit hanya mempunyai dua nilai, 1 dan 0 kode

morse dengan nilai numeris. Layer physical berkomunikasi

langsung dengan berbagai jenis media komunikasi yang

sesungguhnya. Berbagai jenis media yang berbeda

merepresentasikan nilai bit ini dengan cara yang berbeda,

beberapa menggunakan nada audio, sementara yang lain

menggunakan yang disebut state transition yaitu perubahan

tegangan listrik dari rendah ke tinggi dan


3

sebaliknya. Protokol tertentu diperlukan untuk setiap jenis

media untuk menggambarkan pola bit yang sesuai untuk

digunakan, bagaimana data diubah menjadi sinyal media, dan

berbagai kualitas dari interface media fisik. (Lammle, 2005 : 27)

Lapisan Fisikal mencakup physical interface di antara

device dan aturan bit-bit dilewatkan dari satu ke yang lain.

Lapisan fisikal memiliki empat karakteristik penting, yaitu :

1. Mekanis : Berkaitan dengan property fisik dari interface ke

media transmisi. Biasnya spesifikasinya adalah dari konektor

pluggable yang menggabungkan satu atau lebih signal

conductor, yang disebut sirkuit.

2. Elektir : Berkaitan dengan tampilan bit-bit (misalnya

dalam hal tingkatan-tingakatan voltase serta laju transmisi

bit

3. Fungsional : Menentukan fungsi-fungsi yang ditampilkan oleh

sirkuit tunggal dari interface fisikal diantara sebuah sistem

dengan media transmisi.

4. Prosedural : Menentukan rangkaian kejadian dimana arus bit

berpindah melalui medium fisik. (Stalling, 2001 : 50)


3

2.5 Fiber Optic (FO)

Deskripsi Fisik

Serat Optic sangat tipis sekali, namun memiliki kemampuan

tinggi memandu sebuah sinar optik. Serat optik terbuat dari berbagai

jenis kaca dan plastik. Kerugian terendah dapat diperoleh dengan

menggunakan serat yang terbuat dari ultrapured fused silica. Namun

serat ultrapure ini sulit diproduksi. Ada juga jenis lain yaitu : serat

kaca higher-loss multicomponent yang lebih ekonomis namun masih

memberikan kinerja yang baik. Sedangkan serat plastik sedikit lebih

mahal dan bisa dipergunakan untuk koneksi jarak, dimana tingkat

kerugiannya masih dapat diterima.

Sebuah kabel serat optik memiliki bentuk silindris dan terdiri

dari tiga bagian konsentris, yaitu: inti, cladding, dan selubung. Inti

merupakan bagian terdalam dan terdiri dari satu atau lebih untaian,

atau serat, baik yang terbuat dari kaca maupun plastik, dan

bentuknyapun tipis sekali. Inti memiliki diameter yang berkisar antara 8

samapai 100 µm. Masing-masing serat dikelilingi oleh cladding, yaitu

berupa plastik atau kaca yang melapisi dan memiliki sifat-sifat yang

berbeda dengan plastik atau kaca yang berada pada inti. Interface

diantara inti dan cladding bertindak sebagai pemantul untuk menahan

cahaya yang akan lepas inti. Lapisan terluar, yang mengelilingi satu

atau beberapa serat bundelan selubung disebut jacket (pelapis).

Pelapis tersusun dari bahan plastik dan lapisan-


3

lapisan bahan lainnya untuk melindungi terhadap kelembaban,

goresan, jepitan, dan bahaya-bahaya lingkungan liannya. (Stallings,

2001 : 117)

Fiber optic biasa disingkat dengan FO, merupakan kabel yang

terbuat dari kaca (ada pula yang dari plastik) yang digunakan untuk

mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.

Sumber cahaya yang digunakan adalah laser, karena laser mempunyai

spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi yang sangat tinggi

menjadikan kabel FO cocok digunakan sebagai saluran komunikasi.

Dalam sistem transmisi Fiber Optic (FO), cahaya lampu dan sinyal

optik, “bertugas” membawa informasi, baik dalam bentuk digital

maupun analog. Dalam pengoperasiannya, cahaya itu “diikat” dalam

serat (fiber). Proses saat cahaya melewati serat dinamakan total

internal process. Untuk menuju serat, cahaya melewati celah antara

cladding dan core. Saat cahaya mencapai ujung baris, dia akan

diterima oleh receiver yang peka dengan cahaya. Dan setelah melalui

semua tahapan itu, sinyal yang sebenarnya akan diproduksi.

Fiber sendiri terdiri dari dua bagian, core dan cladding.

Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indeks

bias yang lebih rendah dari pada core, sehingga cahaya yang mengarah

keluar dari core akan dipantulkan kembali kedalam core.Efisiensi dari

serat optik ditentukan oleh kemurnian gelas yang menyusunnya.

Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap

oleh serat optik.


4

Penggunaan laser, dan bukan Light Emittting Diode (LED), sebagai

sumber cahaya karena bentuknya yang lebih kecil, lebih bertenaga, dan

jangkauan sinarnya lebih panjang.

Serat optik dapat dibagi menjadi 3 jenis: Single mode: serat

optik dengan core yang sangat kecil, sekitar 8 mikro meter. Besar

diameternya mendekati panjang gelombang, sehingga cahaya yang

masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding. Kabel

single mode dapat menjangkau jarak yang lebih jauh. Ia hanya

mengirim satu sinyal pada waktu yang sama. Multi mode step index:

serat optik dengan diameter core yang sedikit lebih besar dibanding

single mode, sekitar 10 mikro meter. Ukuran tersebut membuat laser di

dalamnya terpantul di dinding cladding, yang dapat menyebabkan

berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini. Kabel jenis ini dapat

megirimkan data yang berbeda pada saat yang bersamaan. Namun,

jika kabel single mode dapat menjangkau ratusan kilometer, kabel

multi mode hanya mampu menjangkau kurang dari 550

meter.Multimode grade index: serat optik dengan diameter core yang

terbesar, dibanding dua jenis serat optik lainnya. Jenis yang satu ini

tidak terlalu banyak digunakan. Mengapa penemuan kabel FO, dapat

dibilang, merupakan hal yang revolusioner di bidang telekomunikasi? Di

bawah ini, beberapa keuntungan menggunakan FO dibanding kabel

tembaga, antara lain: Harga kabel FO memang lebih mahal. Namun,

untuk pemakaian yang sangat panjang, ia menjadi lebih murah dibanding

kabel tembaga. Kabel FO sangat menghemat ruang, karena wujudnya

yang begitu tipis. Cahaya


4

(sebagai sarana pembawa informasi dalam sistem FO) dapat membawa

informasi dalam jumlah besar. Ia dapat mengangkut hingga hitungan

gigabit per detik. Contoh, kabel fiber berukuran 0.75 inci memiliki

kecepatan yang sama dengan 20 kabel tembaga. Kabel FO tidak

terpengaruh dengan gelombang elektromagnetik dan sinyal radio.

Sehingga, kualitas data yang dihasilkan lebih jernih. Kabel FO

menawarkan tingkat keamanan data yang lebih tinggi dibanding

sistem konvensional. Sinyal sistem ini tidak dapat diambil alat

lain, kecuali alat yang telah disetujui bersama. Tingkat kehilangan sinyal

lebih kecil daripada kabel tembaga. FO memungkinkan pengiriman

informasi dalam jarak jauh, sekalipun. Tidak mudah terbakar, karena

tidak menggunakan sinyal elektronik seperti kabel tembaga. Setiap

perkembangan dari teknologi, pasti memiliki kekurangan masing-masing.

Ada beberapa faktor yang menghambat efektifitas kerja FO, antara

lain: Seperti saluran komunikasi lainnya, ada saat dimana sinyal yang

dihasilkan melemah. Misalnya, dispersion yang dapat mengurangi

kapasitas informasi yang diangkut. Serat lebih susah untuk

disambung dibandingkan saluran biasa. Ujung sambungan serat harus

dicocokkan dengan akurat, untuk menghasilkan saluran yang jernih.

(http://thoy.blogdetik.com/tag/fiber-optic/)

Jaringan yang menggunakan fiber optic (FO) biasanya

diperusahaan besar, dikarenakan harga dan proses pemasangannya

lebih mahal dan sulit, dan biasanya terpasang pada jalur utama. Jaringan

fiber
4

optic mempunyai kecepatan transfer data lebih dari 100Mbps dan dari
segi

keandalan tidak diragukan. Berbeda dengan media transmisi lainnya, pada

serat optik gelombang pembawanya bukan gelombang elektromagnet atau


listrik, akan tetapi sinar/cahaya laser, sehingga tidak ada intervensi. (Sofandi, 2008 : 2)

Fiber optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis

serta berdiameter sebesar rambut manusia. Dan dalam pengunaannya beberapa fiber optik
/2007/02/17/apa-itu-fiber-optik)

Gambar 2.4 Bagian-bagian Fiber Optic

(http://smkn1bjm.wordpress.com/2007/03/29/apa-itu-fiber-optik/)
4

Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik yang

dimana pengiriman sinar dilakukan. Cladding adalah materi yang

mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan sinar kembali ke dalam inti(core). Buffer Coatin
optik/)

Proses Transmisi Data pada FO

Sistem FO mengubah (encoding) informasi yang berbentuk digital ataupun analog kebentuk
signal aslinya, lalu sinyal ini di ubah (converted) menjadi output yang diinginkan
Analog/digital Light source

Analog/digital
converterLaser/LED Fiber Optic Cable Detector converter

Gambar 2.5

Proses transmisi data/informasi pada fiber optic

(Subiyantoro, 1996 : 369)


4

Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau

plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu

tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias
(/wiki/Serat_optik)

Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core.

Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada
/wiki/Serat_optik)

Gambar 2.6 Serat Optic (http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik)


4

Gambar 2.7
Bagian-bagian serat optik jenis single mode (/wiki/Serat_optik)

Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :

1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :

Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter

mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke

dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.

(http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik)

Single mode fiber optic memiliki banyak arti dalam teknologi fiber

optik. Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, single mode

adalah sebuah sistem transmisi data berwujud cahaya yang

didalamnya
4

hanya terdapat satu buah indeks sinar tanpa terpantul yang

merambat sepanjang media tersebut dibentang. Satu buah sinar

yang tidak terpantul di dalam media optik tersebut membuat

teknologi fiber optik yang satu ini hanya sedikit mengalami

gangguan dalam perjalanannya. Itu pun lebih banyak gangguan

yang berasal dari luar maupun gangguan fisik saja. Single mode

dilihat dari segi strukturalnya merupakan teknologi fiber optik yang

bekerja menggunakan inti (core) serat fiber yang berukuran sangat

kecil yang diameternya berkisar 8 sampai 10 mikrometer. Dengan

ukuran core fiber yang sedemikian kecil, sinar yang mampu

dilewatkannya hanyalah satu mode sinar saja. Sinar yang dapat

dilewatkan hanyalah sinar dengan panjang gelombang 1310 atau

1550 nanometer.

Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih

besar dibandingkan dengan multi mode fiber optics, tetapi

teknologi ini membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spektral

yang sangat kecil pula dan ini berarti sebuah sistem yang mahal.

Single mode dapat membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali

lebih jauh dibandingkan dengan multi mode. Tetapi harga yang

harus Anda keluarkan untuk penggunaannya juga lebih besar. Core

yang digunakan lebih kecil dari multi mode dengan demikian

gangguan-gangguan di dalamnya akibat distorsi dan overlapping

pulsa sinar menjadi berkurang. Inilah yang menyebabkan single

mode fiber optic menjadi lebih reliabel, stabil,


4

cepat, dan jauh jangkauannya. (http://www.pcmedia.co.id/

detail.asp?Id=1225&Cid=22&Eid=25)

Single Mode Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch


atau 9 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 13

Gambar 2.8 Single Mode

Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang
membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menye

Sesuai dengan nama yang disandangnya, teknologi ini memiliki

kelebihan dan kekurangan yang diakibatkan dari banyaknya

jumlah sinyal cahaya yang berada di dalam media fiber optik-nya.

Sinar yang berada di dalamnya sudah pasti lebih dari satu buah.

Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, multi mode fiber

optic merupakan teknologi transmisi data melalui media

serat optik dengan


4

menggunakan beberapa buah indeks cahaya di dalamya. Cahaya

yang dibawanya tersebut akan mengalami pemantulan berkali-kali

hingga sampai di tujuan akhirnya. Sinyal cahaya dalam teknologi

Multi mode fiber optic dapat dihasilkan hingga 100 mode cahaya.

Banyaknya mode yang dapat dihasilkan oleh teknologi ini

bergantung dari besar kecilnya ukuran core fiber-nya dan sebuah

parameter yang diberi nama Numerical Aperture (NA). Seiring

dengan semakin besarnya ukuran core dan membesarnya NA, maka

jumlah mode di dalam komunikasi ini juga bertambah. Dilihat dari

faktor strukturalnya, teknologi Multi mode ini merupakan teknologi

fiber optic yang menggunakan ukuran core yang cukup besar

dibandingkan dengan single mode. Ukuran core kabel Multi mode

secara umum adalah berkisar antara 50 sampai dengan 100

mikrometer. Biasanya ukuran NA yang terdapat di dalam kabel Multi

mode pada umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga 0,29.

Dengan ukuran yang besar dan NA yang tinggi, maka terciptalah

teknologi fiber optik Multi mode ini. Ukuran core besar dan NA

yang tinggi ini membawa beberapa keuntungan bagi penggunanya.

Yang pertama, sinar informasi akan bergerak dengan lebih leluasa di

dalam kabel fiber optik tersebut. Ukuran besar dan NA tinggi juga

membuat para penggunanya mudah dalam melakukan penyambungan

core-core tersebut jika perlu disambung. Di dalam penyambungan

atau yang lebih dikenal dengan istilah splicing, keakuratan dan

ketepatan posisi antara kedua core yang ingin disambung menjadi hal

yang tidak begitu


4

kritis terhadap lajunya cahaya data. Keuntungan lainnya, teknologi ini

memungkinkan Anda untuk menggunakan LED sebagai sumber

cahayanya, sedangkan single mode mengharuskan Anda menggunakan laser sebagai s


lebih lama dibandingkan laser. Jadi teknologi ini cukup berbeda jauh

darisegihargadibandingkandengan singlemode.

(detail.asp?Id=1225&Cid= 22&Eid=25)

Multi Mode mempunyai inti yang lebih besar (berdiameter 0.0025 inch
atau 62.5 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang

Gambar 2.9 Multi Mode

(http://smkn1bjm.wordpress.com/2007/03/29/apa-itu-fiber-optik/)
5

2. Berdasarkan Indeks Bias Core :

Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks

bias yang homogen.

Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding

semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai

indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks

memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena

pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.

(http://id.wikipedia.org

/wiki/Serat_optik)

Fiber optic adalah salah satu jenis kabel yang diterima dalam

TIA/EIA-568-A/B dan sangat bagus untuk digunakan pada semua

jenis topologi LAN. (Trulove, 2000 : 67)

Fiber optic (FO) merupakan sebuah kabel revolusioner

karena dengan bentuk fisik yang sangat tipis (dapat hanya setebal

sebuah rambut manusia), namun dapat menyalurkan informasi sangat

besar yakni hingga bermiliar-miliar bits per detik. Hal ini dimungkinkan

karena sistem fiber optic sangat efisien dalam meyalurkan informasi

sehingga muatan yang dapat ditampung pun menjadi berkali-kali lebih

banyak. Metode yang digunakan FO ialah sistem ini memadukan

kesempurnaan dari dua teknologi yakni, teknologi laser dan juga

kehebatan teknologi manufacturing saat ini yang memungkin

membuat sebuah kabel yang hanya setebal sebuah serat seperti

halnya rambut manusia. Mengapa


5

menggunakan laser? Hal ini dikarenakan sistem FO mengubah

(encoding) informasi yang berbentuk digital ataupun analog kebentuk

cahaya, yang nantinya cahaya ini dipancarkan (pancaran cahaya seperti

laser) kealat penerima yang sangat sensitive dengan cahaya dan di ubah

lagi (decoding) menjadi signal aslinya.Lalu sinyal ini di ubah

(converted) menjadi output yang diinginkan.Sistem FO memiliki

banyak sekali kelebihan daripada generasi kabel sebelumnya, selain

kelebihan-kelebihan yang disebutkan diatas, sistem fiber-optik juga

memiliki keuntungan yang lain, antara lain:

1. Kabel serat FO berdiameter 0,75 inch dapat menggantikan fungsi

20 kabel lama yang berdiameter 3,5 inch.

2. FO kebal tidak terpengaruh dari gangguan gelombang

elektromagnetik dan radio. Sehingga kabel FO dapat dipasang di

instalasi-instalasi yang rawan ledakan seperti, instalasi penghasil

gas bumi.

3. Kabel FO tidak mengeluarkan radiasi seperti halnya kabel lama,

sehingga ramah lingkungan serta dapat menjaga aliran

elektromagnetik dengan lebih baik dibandingkan kabel tembaga.

4. Informasi dapat disampaikan pada jarak yang sangat jauh tanpa

memakai repeater (penunjang sinyal), seihngga sangat mengurangi

biaya suatu perusahaan. (http://www.waena.org/serat-optik/)

Jenis-Jenis Konektor

Konektor untuk menghubungkan perangkat jaringan dengan kabel fiber

optik juga merupakan faktor yang sangat penting untuk lancarnya


5

komunikasi. Konektor juga yang akan berfungsi untuk menjaga agar

serat kaca dalam kabel bisa terhubung dengan baik ke perangkat

transmitter maupun receiver tanpa adanya gangguan dan masalah

dalam hubungan ini. Ketepatan koneksi sangatlah penting untuk

diperhatikan dalam pembuatan dan pemilihan konektor. Sedikit saja

meleset dari jalur yang ditentukan, data tidak dapat dihantarkan dengan

baik ke tujuannya. Maka dari itu, jenis konektor sangat bervariasi

tergantung penggunaannya:

a. FC: Digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat

tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun

receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi

yang bisa diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat,

akurasinya tidak akan mudah berubah.

b. SC: Digunakan untuk kabel single mode dan bisa dicopot pasang.

Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara

manual akurasinya dengan perangkat.

c. ST: Bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan

konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk multi mode

maupun single mode kabel. Sangat mudah digunakan baik dipasang

maupun dicabut.

d. Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam

komunikasi fiber optik. Saat ini sangat jarang digunakan.

e. D4: Konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda

ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian

ferrule-nya.
5

f. SMA: Konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang

sama-samamenggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring

dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak


berkembanglagipenggunaannya.( detail.asp?Id=1225&Cid= 22&Eid=25)

Gambar 2.10 Konektor FC

((detail.asp?Id=1225&Cid= 22&Eid=25)

Metodologi Penelitian
Teknik Pengumpulan Data

Metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan

data antara lain :

1. Studi Pustaka

Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca

buku- buku dan website referensi yang dapat dijadikan

acuan pembahasan dalam masalah ini.


5

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek

yang akan diteliti. (Keraf, 1994 : 162)

Wawancara

Wawancara sebagai suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan perta
Metode Explorasi

Penulis melakukan explorasi ini, melalui internet sebagai bahan tambahan sekaligus
skripsi.

2.6.2Metode Pengembangan Sistem


DalampengembanganInfrastrukturJaringanyang menghubungkan gedung fakultas III sebaga

Network Operation Center (NOC) dengan kampus II yang terpusat

di Wisma Syahida di Universitas Islam Negeri Jakarta, penulis

menggunkan model pendekatan NDLC (Network Development

Life Cycle) yakni pendekatan melalui beberapa tahap, yaitu

Analysis, Design, Simulation Prototyping,

Implementation, Monitoring, Management.

(goldman, 2003 : 470)


5

Analysis

Management Design

Monitoring Simulation
prototyping

Implementation

Gambar 2.11
Ilustrasi Network Development Life Cycle (NDLC) (goldman, 2003 : 470)

Analysis

Memahami dan menganalisa masalah.

Mengidentifikasi solusi yang diharapkan. Design


Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang

terbaik.

- Merancang solusi yang telah

dipilih Simulation Prototyping

- Membuat suatu prototype dari sistem yang akan

dibangun berdasarkan solusi yang dipilih.

- Melakukan simulasi terhadap prototype tersebut


5

Iimplementation

Mengimplementasikan solusi yang telah dipilih

Monitoring

Melakukan pengawasan / monitoring terhadap jalannya sistem yang sedang diimplementasikan


Managemen

Melakukan pemeliharaan dari sistem yang telah dibangun


5

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini, diperlukan data-data serta informasi yang relatif lengkap sebagai ba
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
Metode studi pustaka

Penulis melakukan studi pustaka dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubu
akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini. Selain itu, penulis juga

mengunjungi website yang berhubungan dengan topik dalam skripsi

ini. Adapun daftar buku dan website yang menjadi referensi

dalam penyusunan skripsi ini dapat dilihat pada daftar pustaka.

57
5

b. Metode observasi

Penulis melakukan observasi agar dapat mengetahui secara langsung

permasalahan yang terjadi pada infrastruktur jaringan wireless yang

menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan /

network operation center ( NOC ) dengan kampus II yang

terpusat di wisma syahida. Saat melakukan observasi, penulis

terlibat langsung oleh kepalaIT dan staf-staf yang

terkait dalam pengembangan infrastruktur jaringan

wireless yang menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat

jaringan / network operation center ( NOC ) dengan kampus II

yang terpusat di wisma syahida. Hal ini dilakukan karena dalam

proses penyusunan skripsi penulis sangat membutuhkan

informasi-informasi yang terkait. Observasi ini dilakukan dari

tanggal 9 September sampai dengan tanggal 24 september

2008.

c. Metode wawancara

Penulis melakukan wawancara untuk mendapatkan data dan

informasi yang berkaitan dengan infrastruktur jaringan network

operation center fakultas III dengan kampus II. Serta permasalahan

atau kendala apa saja yang terjadi. Dalam hal ini penulis melakukan

tanya jawab secara langsung dengan beberapa pihak pada saat

riset di lapangan seperti Bapak Tata selaku kepala IT UIN Syarif

Hidayatullah yang mengelola dan memaintenance yang berkaitan

dengan IT, Bapak Asep Selaku koordinator maintenance IT di

lapangan, penulis mendapatkan informasi mengenai infrastruktur


5

jaringan network operation center fakultas III dengan kampus II

serta permasalahan yang sering terjadi. Wawancara ini dilakuka

pada tanggal 13 oktober 2008 sampai dengan 15 oktober 2008.

Hasil dari wawancara dapat dilihat pada halaman lampiran.

d. Metode explorasi

Penulis melakukan explorasi ini, melalui internet sebagai bahan

tambahan sekaligus rujukan dalam rangka mendapatkan referensi

terbaru dan acuan untuk melengkapi penulisan skripsi.

3.2 Metode Pengembangan Jaringan

Dalam pengembangan Infrastruktur Jaringan yang

menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / network

operation center (NOC) dengan kampus II yang terpusat di wisma

syahida di universitas islam negeri jakarta,

penulis menggunakan model pendekatan NDLC (Network

Development Life Cycle) yakni pendekatan melalui beberapa tahap, yaitu

Analysis, Design, Simulation Prototyping, Implementation, Monitoring,

Management. Dalam menggunakan model pendekatan NDLC (Network

Development Life Cycle) ini, penulis hanya menggunakan beberapa

tahap yaitu Analysis, Design, Simulation

Prototyping, dikarenakan dalam penelitian studi kasus untuk pembuatan

skripsi ini penulis tidak melakukan implementasi.


6

Tahap-tahap NDLC yang dilakukan yaitu :

Analysis

Dalam tahap ini, penulis melakukan identifikasi masalah yang sering terjadi di dalam infrastr
Design

Dalam tahap ini, penulis melakukan perancangan secara fisik, yang terdiri dari penempatan
Simulation Prototyping
Dalam tahap ini, penulis melakukan simulasi dari perancangan yang telah didesain dengan

Tentang Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta

Sejarah Singkat Universitas

(Jamhari, 2007 : 3) Pada 1 Juni 2007 UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta merayakan "golden anniversary". Selama setengah abad, UIN Syarif Hidayatu

mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi ilmu

pengetahuan, institusi riset yang mendukung proses

pembangunan bangsa, dan sebagai institusi pengabdian

masyarakat yang menyumbangkan program-program

peningkatan kesejahteraan sosial. Selama setengah abad itu

pula, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa

periode sejarah sehingga sekarang


6

ini telah menjadi salah satu universitas Islam terkemuka di

Indonesia. Secara singkat sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dapat dibagi ke dalam beberapa periode, yaitu periode perintisan,

periode fakultas IAIN al-Jami'ah, periode IAIN Syarif

Hidayatullah, dan periode UIN Syarif Hidayatullah.

3.3.2 Periode Perintisan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta ditetap-kan berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI

Nomor 031 tahun 2002. Sejarah pendirian UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta merupakan mata rantai sejarah perkembangan perguruan

tinggi Islam Indonesia dalam menjawab kebutuhan pendidikan

tinggi Islam modern yang dimulai jauh sebelum Indonesia

merdeka. Pada zaman penjajahan Belanda, Dr. Satiman

Wirjosandjojo, salah seorang Muslim terpelajar, tercatat

pernah berusaha mendirikan Pesantren Luhur sebagai lembaga

pendidikan tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena

hambatan dari pihak penjajah Belanda.

Lima tahun sebelum proklamasi kemerdekaan,

Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) di Padang mendirikan

Sekolah Tinggi Islam (STI). STI hanya berjalan selama dua

tahun (1940-1942) karena pendudukan Jepang. Umat Islam

Indonesia tidak pernah berhenti menyuarakan pentingnya

pendidikan tinggi Islam bagi kaum Muslim yang merupakan

mayoritas pendudukan Indonesia.


6

Pemerintah pendudukan Jepang kemudian menjanjikan kepada

umat Islam untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama

di Jakarta. Janji Jepang itu direspon tokoh-tokoh Muslim

dengan membentuk yayasan di Muhammad Hatta sebagai

ketua dan Muhammad Natsir sebagai sekretaris.

Pada 8 Juli 1945, bertepatan dengan 27 Rajab 1364,

yayasan tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI

berkedudukan di Jakarta dan dipimpin oleh Abdul Kahar

Mudzakkir. Beberapa tokoh Muslim lain ikut berjasa dalam proses

pendirian dan pengembangan STI. Mereka antara lain Drs.

Muhammad Hatta, KH. Kahar Mudzakkir, KH. Wahid Hasyim,

KH. Mas Mansur, KH. Fathurrahman Kafrawi, dan Farid

Ma'ruf. Pada 1946, STI dipindahkan ke Yogyakarta mengikuti

kepin-dahan Ibukota Negara dari Jakarta ke Yogyakarta.

Sejalan dengan perkembangan STI yang semakin besar, pada

22 Maret 1948 nama STI diubah menjadi Universitas Islam

Indonesia (UII) dengan penambahan fakultas-fakulta baru.

Sampai dengan 1948, UII memiliki empat fakultas, yaitu (1)

Fakultas Agama, (2) Fakultas Hukum, (3) Fakultas Ekonomi,

dan (4) Fakultas Pendidikan.

Kebutuhan akan tenaga fungsional di Departemen

Agama menjadi latar belakang penting berdirinya perguruan tinggi

agama Islam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Fakultas

Agama UII dipisahkan dan ditransformasikan menjadi

Perguruan Tinggi
6

Agama Islam Negeri (PTAIN) dan —sesuai dengan namanya

— bersastus negeri. Perubahan ini didasarkan kepada

Peraturan Pemerintah (PP) No. 34 tahun 1950. Dalam

konsideran disebutkan bahwa PTAIN bertujuan memberikan

pengajaran studi Islam tingkat tinggi dan menjadi pusat

pengembangan serta pendalaman ilmu pengetahuan agama

Islam. Berdasarkan PP tersebut, hari jadi PTAIN ditetapkan

pada 26 September 1950. PTAIN dipimpin KH. Muhammad

Adnan dengan data jumlah mahasiswa per 1951 sebanyak 67

orang. Pada periode tersebut PTAIN memiliki tiga jurusan,

yaitu Jurusan Tarbiyah, Jurusan Qadla (Syari'ah) dan Jurusan

Dakwah.

Komposisi mata kuliah pada waktu itu terdiri dari

bahasa Arab, Pengantar Ilmu Agama, Fiqh dan Ushul Fiqh,

Tafsir, Hadits, Ilmu Kalam, Filsafat, Mantiq, Akhlaq, Tasawuf,

Perbandingan Agama, Dakwah, Tarikh Islam, Sejarah

Kebudayaan Islam, Ilmu Pendidikan dan Kebudayaan, Ilmu Jiwa,

Pengantar Hukum, Asas- asas Hukum Publik dan Privat,

Etnologi, Sosiologi, dan Ekonomi. Mahasiswa yang lulus

bakaloreat dan doktoral masing-masing mendapatkan gelar

Bachelor of Art (BA) dan Doctorandus (Drs). Komposisi mata

kuliah PTAIN tersebut merupakan kajian utama perguruan

tinggi Islam yang terus berlanjut sampai masa-masa yang lebih

belakangan. Gelar akademik yang ditawarkan juga terus bertahan

sampai dengan dekade 1980-an.


6

3.3.3 Periode ADIA (1957-1960)

Kebutuhan tenaga fungsional bidang guru agama Islam

yang sesuai dengan tuntutan modernitas pada dekade 1950-

an mendorong Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas

Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta. ADIA didirikan pada 1 Juni

1957 dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan pegawai

negeri guna mendapatkan ijazah pendidikan akademi dan semi

akademi sehingga menjadi guru agama, baik untuk sekolah

umum, sekolah kejuruan, maupun sekolah agama. Dengan

pertimbangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan

kelanjutan dari ADIA, hari jadi ADIA 1 Juni 1957 ditetapkan

sebagai hari jadi atau Dies Natalis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Sama seperti perguruan tinggi pada umumnya, masa

studi di ADIA adalah 5 tahun yang terdiri dari tingkat semi

akademi 3 tahun dan tingkat akademi 2 tahun.ADIA memiliki

tiga jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan Agama, Jurusan Bahasa

Arab, dan Jurusan Da'wah wal Irsyad yang juga dikenal dengan

Jurusan Khusus Imam Tentara. Komposisi kurikulum ADIA

tidak jauh berbeda dengan kurikulum PTAIN dengan beberapa

tambahan mata kuliah untuk kepentingan tenaga fungsional.

Komposisi lengkapnya adalah Bahasa Indonesia, Bahasa

Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Ibrani, Ilmu

Keguruan, Ilmu Kebudayaan Umum dan Indonesia, Sejarah

Kebudayaan Islam, Tafsir, Hadits, Musthalah Hadits, Fiqh,

Ushul
6

Fiqh, Tarikh Tasyri' Islam, Hmu Kalam/ Mantiq, Ilmu

Akhlaq/Tasawuf, Ilmu Fisafat, Ilmu Perbandingan Agama, dan

Ilmu Pendidikan Masyarakat. Kepemimpinan ADIA dipercayakan

kepada Prof. Dr. H. Mahmud Yunus sebagai dekan dan Prof.

H. Bustami A. Gani sebagai Wakil Dekan.

Terdapat dua ciri utama ADIA. Pertama, sesuai

dengan mandatnya sebagai akademi dinas, mahasiswa yang

mengikuti kuliah di ADIA terbatas pada mahasiswa tugas

belajar. Mereka diselekasi dari pegawai atau guru

agama di lingkungan Departemen Agama yang

berasal dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia.

Kedua, sesuai dengan mandatnya untuk

mempersiapkan guru agama modern, tanggung jawab

pengelolaan dan penyediaan anggaran ADIA berasal dari

Jawatan Pendidikan Agama (Japenda) Departemen Agama

yang pada waktu itu memiliki tugas mengelola madrasah dan

mempersiapkan guru agama Islam modern di sekolah umum.

3.3.4 Periode Fakultas IAIN al-Jami'ah Yogyakarta (1960-1963)

Dalam satu dekade, PTAIN memperlihatkan

perkembangan meng-gembirakan. Jumlah mahasiswa PTAIN

semakin banyak dengan area of studies yang semakin luas.

Mahasiswa PTAIN tidak hanya datang dari berbagai wilayah

Indonesia, tetapi juga datang dari negara tetangga seperti

Malaysia. Meningkatnya jumlah mahasiswa dan meluasnya area

of studies
6

menuntut perluasan dan penambahan, baik dari segi kapasitas

kelembagaan, fakultas dan jurusan maupun komposisi mata

kuliah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ADIA di Jakarta dan

PTAIN di Yogyakarta diintegrasikan menjadi satu lembaga

pendidikan tinggi agama Islam negeri. Integrasi terlaksana

dengan keluarnya Peraturan Presiden Republik Indonesia No.

11 Tahun 1960 tertanggal 24 Agustus 1960 bertepatan

dengan 2 Rabi'ul Awal 1380 Hijriyah. Peraturan Presiden RI

tersebut sekaligus mengubah dan menetapkan perubahan

nama dari PTAIN menjadi Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) al-Jami'ah al-Islamiyah al- Hukumiyah.

IAIN diresmikan Menteri Agama di Gedung

Kepatihan Yogyakarta.Nama dan jabatan pimpinan IAIN dan

fakulas-fakultasnya pada saat diresmikan dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pengurus IAIN dan Fakultas pada saat peresmian menjadi IAIN

No. Jabatan Nama Lokasi


1. Rektor/ Presiden Prof. Mr. RHA. Jakarta
Institut Soenarjo
2. Sekretaris Senat Mr. Wasil Aziz Jakarta

3. Dekan Fak. Prof. Dr. H. Jakarta


Tarbiyah Mahmud Yunus
4. Dekan Fak. Adab Prof. H. Bustami A. Jakarta
Gani
5. Dekan Fak. Prof. Dr. Muchtar Yogyakarta
Ushuluddin Yahya
6. Dekan Fak. Syari'ah Prof.TM. Hasbi Ash- Yogyakarta
Shiddieqy
6

Peresmian LAIN disambut antusias oleh umat Islam

Indonesia. Beberapa daerah mengajukan penegerian perguruan

tinggi Islam yang telah ada atau meminta untuk membuka

fakultas yang sesuai dengan kondisi daerahnya. Aspirasi ini

diperkuat oleh Ketetapan MPRS Nomor l/RIS/1963 lampiran A.ad

5 yang secara eksplisit dan tegas meminta perluasan IAIN.

Dalam kurun waktu dua tahun, yaitu sejak 1960 sampai

dengan 1963, IAIN berdiri di sembilan kota dengan perincian

sebagai berikut:

1. Fakultas Tarbiyah di Jakarta, Yogyakarta, Malang, dan

BandaAceh;

2. Fakultas Adab di Jakarta dan Yogyakarta;

3. Fakultas Ushuluddin di Jakarta dan Yogyakarta;

4. Fakultas Syari'ah di Yogyakarta, Banda Aceh,

Banjarmasin, Palembang, Surabaya, Serang, dan

Ujung Pandang;

Selanjutnya, status dan struktur organisasi IAIN

diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 33 Tahuri 1985, dan disusul dengan Keputusan Presiden

Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1987.

3.3.5 Periode IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1963-2002)

IAIN mengalami perkembangan pesat. Perkembangan-

perkem-bangan tersebut tidak dapat lagi tertampung oleh

kapasitas kelambagaan IAIN yang terpusat di Yogyakarta.

Atas dasar ini, dipandang perlu mengembangkan IAIN menjadi

institut yang
6

berdiri sendiri. Berdasarkan keputusan Menteri Agama RI Nomor

49 Tahun 1963 tertanggal 25 Pebruari 1963 ditetapkan adanya

dua LAIN, masing-masing IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta mengkordinasi fakultas-fakultas di wilayah Jawa

Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,

Maluku, dan Irian Jaya. Sedangkan LAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta mengkordinasi fakultas-fakultas yang berada di wilayah

Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera. Peresmian pembagian

wilayah kordinasi dilakukan pada 18 Maret 1963 di Aula LAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dengan dihadiri Menteri Agama.

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berdiri sendiri dipimpin

oleh Prof. Drs. H. Sunardjo sebagai Rektor.

Pada saat peresmian itu, IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta memiliki empat fakultas, yaitu Fakultas Tarbiyah,

Fakultas Adab, dan Fakultas Ushuluddin di Jakarta dan

Fakultas Syari'ah di Serang. Di samping itu IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta juga mengkordinasikan Fakultas Tarbiyah

dan Fakultas Syari'ah di Banda Aceh dan Palembang.

Selanjutnya, dalam masa dua tahun, dari 1963 sampai dengan

1965, dibuka fakultas-fakultas baru, yaitu Fakultas Tarbiyah di

Serang, Cirebon, Padang dan Pekanbaru, dan Fakultas Syari'ah

di Jambi.

Nama Syarif Hidayatullah diambil dari nama asli


Sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo, sembilan penyiar
Islam di
6

Pulau Jawa. Syarif Hidayatullah (1448-1568) adalah putra


Nyai Rara Santang, puteri Prabu Siliwangi dan Pajajaran, yang
menikah dengan Syarif Abdullah, penguasa di salah satu
wilayah Mesir. Syarif Hidayatullah memiliki banyak
gelar. Antara lain Muhammad Nuruddin,
Syaikh Nurullah, Sayyid Kamil, Maulana Syekh Makhdum
Rahmatullah, dan Makhdum Jati. Setelah wafat ia diberi gelar
Sunan Gunung Jati dan dimakamkan di Cirebon. Setelah
mengalami pendidikan di tempat kelahirannya, Syarif
Hidayatullah kembali ke ke Pajajaran dan berhasil menguasai
Cirebon. Sejak itu Syarif Hidayatullah menjadi aktor penting
penyiaran Islam di Jawa, terutama bagian barat.Syarif
Hidayatullah berhasil menempatkan puteranya, Maulana
Hasanuddin, sebagai penguasa Banten. Pada 1527 M., atas bantuan
Faletehan (Fatahillah), dia berhasil menguasai Sunda Kelapa
setelah mengusir pasukan Portugis yang dipimpin oleh Fransisco
de Sa. Karena itu, Syarif Hidayatullah dikenal sebagai salah
satu Walisongo yang memiliki peran ganda sebagai
penguasan dan ulama.
Syarif Hidayatullah melakukan dakwah langsung kepada
pemimpin masyarakat dan bangsawan setempat dengan cara
bijaksana (bi al-hikmah wa mauidha hasanah). la mulai
dengan memberikan pengetahuan ajaran Islam atau tazkirah
(peringatan) tentangpentingnya ajaran Islam dengan cara
lemah lembut. la bertukar pikiran dari hati ke hati dengan
penuh toleransi. Jika cara ini dianggap kurang berhasil maka ia
menempuh cara berdebat atau mujadalah. Cara terakhir ini
diterapkan terutama kepada orang- orang yang secara terang-
terangan menunjukkan sikap yang kurang setuju terhadap Islam.
Metode dakwah yang dipergunakan oleh Syarif Hidayatullah
telah berhasil menarik simpati masyarakat. la juga dikenal
sebagai tokoh yang memiliki sikap sosial tinggi dengan banyak
memberikan bantuan kepada masyarakat miskin. la
7

banyak bergaul dengan bahasa rakyat, sehingga ajarannya dapat


dengan mudah diterima.
Syarif Hidayatullah tidak bersikap frontal terhadap

agama, kepercayaan, dan adat istiadat penduduk setempat.

Sebaliknya ia memperlihatkan keindahan dan kesederhanaan Islam.

Yang dilaku-kannya adalah menunjukkan kelebihan Islam dan

persamaan derajat di antara sesama manusia. Dalam rangka

membina keberagamaan masyarakat dan berbagai etnis, ia menjalin

ikatan perkawinan dengan adik Bupati Banten, putri

Kaunganten (1475), Ibu Maulana Hasanuddin; seorang putri

Cina, Ong Tien, pada tahun 1481 (tidak memperoleh

keturunan); putri Arab bernama Syarifah Bagdad, ibu dan

Pangeran Jaya Kelana dan Pengeran Brata Kelana, dan Nyi

Tepasari dari Majapahit, ibu dari Ratu Winahon dan

Pangeran Pasarean. Syarif Hidayatullah memiliki peranan

yang besar dalam pengukuhan kekuasaan Islam di Sunda Kelapa

yang di kemudian hari ia beri nama Jayakarta dan diubah

menjadi Batavia oleh Belanda. Penamaan LAIN Jakarta

dengan Syarif Hidayatullah antara lain bertujuan menghargai jasa

sekaligus menjadikannya sebagai sumber inspirasi bagi pengem-

bangannya di masa yang akan datang.

Atas aspirasi dan perjuangan masyarakat Muslim


setempat, fakultas-fakultas yang berada di bawah kordinasi
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdiri sebagai IAIN yang
mandiri. Antara lain, IAIN Ar-Raniry Banda Aceh berdiri 5
Oktober 1963, IAIN Raden Patah Palembang 22 Oktober
1964, IAIN Antasari
7

Kalimantan Selatan diresmikan pada 22 November 1964, IAIN


Imam Bonjol Padang berdiri pada 21 November 1966, dan
IAIN Sultan Taha Saifuddin Jambi berdiri pada 1967.
Sejak diterbitkannya Keputusan Menteri Agama Nomor

15 Tahun 1988, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tendiri dan

fakultas-fakultas Tarbiyah, Adab, Ushuluddin, Syari'ah dan Da'wah

di Jakarta dan Fakultas Tarbiyah di Pontianak. Selanjutnya,

berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11

tahun 1997 tentang Perubahan Status Fakultas Daerah menjadi

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), maka Fakultas

Tarbiyah Pontianak berdiri sendiri sebagai STAIN Pontianak.

Pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Harun Nasution

(1973-1984), IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikenal luas

sebagai "Kampus Pembahafu". Hal ini disebabkan karena Harun

Nasution banyak mengadakan pernbaharuan-pembaharuan dalam

pemikiran Islam dengan menekankan Islam rasional. Prof. Dr.

Harun Nasution mengadakan perubahan kurikulum IAIN yang

salah satunya dengan memasukkan mata kuliah filsafat dan

menyelenggarakan Program Pascasarjana (PPs). PPs IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta merupakan PPs pertama di lingkungan LAIN

di seluruh Indonesia. PPs ini mengawali kuliah perdananya

pada tanggal 1 September 1982, setelah sebelumnya (30

Agustus 1982) diadakan peresmian pembukaannya. Pembukaan

PPs yang ketika itu bernama Fakultas Pascasarjana

berdasarkan pada Surat


7

Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama

Islam Departemen Agama, H. A. Timur Djaelani, MA. Nomor

KEP/E/422/81 tanggal 13 Agustus 1981. Dalam Surat Keputusan

tersebut dinyatakan bahwa LAIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah

memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan PPs. SK Dirjen

tersebut dikuatkan dengan SK Menteri Agama RI Nomor 78 Tahun

1982 yang berisi ketetapan tentang pengangkatan Prof. Dr. Harun

Nasution sebagai direkturnya.

3.3.6 IAIN With Wider Mandate

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu

IAIN tertua di Indonesia yang bertempat di Ibukota Jakarta,

menempati posisi yang unik dan strategis. la tidak hanya

menjadi "Jendela Islam di Indonesia", tetapi juga sebaga

simbol bagi kemajuan pembangunan nasional, khususnya di

bidang pembangunan sosial- keagamaan. Sebagai upaya untuk

mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama, lembaga ini

mulai mengembangkan diri dengan konsep IAIN dengan

mandat yang lebih luas (IAIN with Wider Mandate) menuju

terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Langkah konversi ini mulai diintensifkan pada masa

kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dengan dibukanya

jurusan Psikologi dan Pendidikan Matematika pada Fakultas

Tarbiyah, serta Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada

Fakultas Syari'ah pada tahun akademik 1998/1999. Untuk


7

lebih memantapkan langkah konversi ini, pada 2000 dibuka

Program Studi Agribisnis dan Teknik Informatika bekerjasama

dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Program Studi Manajemen

dan Akuntansi. Pada 2001 diresmikan Fakultas Psikologi dan

Dirasat Islamiyah bekerjasama dengan Al-Azhar, Mesir.

Selain itu dilakukan pula upaya kerjasama

d,engan Islamic Development Bank (IDE) sebagai penyandang

dana pembangunan kampus yang modern; McGill University

melalui Canadian Internasional Development

Agencis (CIDA); Leiden University (INIS);

Universitas Al-Azhar (Kairo); King Saud University (Riyadh);

Universitas Indonesia; Institut Pertanian Bogor (IPB); Ohio

University; Lembaga Indonesia Amerika (LIA); Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi (BPPT), Bank BNI; Bank Mu'amalat

Indonesia (BMI); dan universitas-universitas serta lembaga-

lembaga lainnya. Langkah perubahan bentuk IAIN menjadi

UIN mendapat rekomendasi pemerintah dengan ditandatanganinya

Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Pendidikan

Nasional RI Nomor 4/U/ KB/2001 dan Menteri Agama RI

Nomor 500/2001 tanggal 21 Nopember 2001. Selanjutnya

melalui suratnya Nomor 088796/MPN/2001 tanggal 22 Nopember

2001, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional memberikan rekomendasi dibukanya 12

program studi yang meliputi program


7

studi ilmu sosial dan eksakta, yaitu Teknik Informatika, Sistem

Informasi, Akuntansi, Manajemen, Sosial Ekonomi

Pertanian/Agribisnis, Psikologi, Bahasa dan Sastra Inggris,

Ilmu Perpustakaan, Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi.

Seiring dengan itu, rancangan Keputusan Presiden tentang

Perubahan Bentuk IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta juga telah mendapat rekomendasi dan pertimbangan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Dirjen Anggaran

Departemen Keuangan RI Nomor 02/ M-PAN/1/2002 tanggal 9

Januari 2002 dan Nomor S-490/MK-2/2002 tanggal 14

Februari 2002. Rekomendasi ini merupakan dasar bagi

keluarnya Keputusan Presiden Nomor 031 tanggal 20 Mei

Tahun 2002 tentang Perubahan IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.7 Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Mulai 20 Mei 2002)

Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 031 tanggal 20 Mei 20021 AIN Syarif

Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil

Presiden Republik Indonesia, Hamzah Haz, pada 8 Juni 2002

bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan Lustrum

ke-9 serta pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic

Development Bank (IDB). Satu langkah lagi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta
7

menambah fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu


Kesehatan
(Program Studi Kesehatan Masyarakat) sesuai surat keputusan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1338/ D/T/2004 Tahun 2004 tanggal 12 April 2004 tentang ijin Penyele

Pimpinan ADIA/IAIN/UIN Jakarta (Lintasan Sejarah)

No. Nama Institusi Jabatan Periode


1. Prof. Dr. Mahmud ADIA Dekan 1957-1960
Yunus
2. Prof. Bustami A. Gani ADIA Wakil 1957-1960
Dekan
3.. Prof. R.A. Soenarjo, IAIN al- Rektor 1960-1963
SH Djami'ah
4. Prof. Dr. Mahmud IAIN al- Dekan 1960-1963
Yunus Djami'ah Tarbiyah
5. Prof. Bustami A. Gani IAIN al- Dekan 1960-1963
Djami'ah Adab
6. Prof. Drs. Soenardjo IAIN Rektor 1963-1969
Jakarta
7. Prof. Bustami A. Gani IAIN Ketua 1969-1970
Jakarta Presidium
8. Prof. M. Toha Yahya IAIN Rektor 1970-1973
Umar, MA Jakarta
9. Prof. Dr. Harun IAIN Rektor 1973-1984
Nasution Jakarta
10. Drs. Ahmad Syadali IAIN Rektor 1984-1992
Jakarta
11. Prof. HM Quraish IAIN Rektor 1992-1998
Shihab, MA Jakarta
12. Prof. Dr. Ahmad IAIN Pj. Rektor 1998-Sep.
7

Sukardja Jakarta 98

13. Prof. Dr. Azyumardi IAIN Rektor 1998-2002


Azra, MA Jakarta
14. Prof. Dr. Azyumardi IAIN Rektor 2002-2006
Azra, MA Jakarta
15. Prof. Dr. Komaruddin IAIN Rektor 2006-2010
Hidayat Jakarta

Sebagaibentukre-integrasiilmu,UINSyarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003 rnenetapka


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Fakultas Adab dan Humaniora
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Fakultas Syari'ah dan Hukum
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Fakultas Dirasah Islamiyah
Fakultas Psikologi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Fakultas Sains dan Teknologi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Sekolah Pascasarjana
Hinggatahun2006wisudake-65UINSyarif

Hidayatullah Jakartatelah menghasilkan alumni sebanyak 33.099

orang, terdiri atas 19.174 Sarjana Strata 1.273 Magister (S2), dan

426 Doktor (S3) serta 5.479 Sarjana Muda, 1.800 Diploma

Tiga dan 4.947 Diploma Dua. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terus berupaya menyiapkan peserta

didiknya menjadi anggota

masyarakatyangmemiliki kemampuan akademik dan profesional

yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan


7

ilmu pengetahuan keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam

arti yang seluas-luasnya.

Visi, Misi, dan Tujuan

Visi

Menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka d
Misi

Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam


persaingan global;

Melakukan reintegrasi epistimologi keilmuan;

Memberikan landasan moral terhadap pengembangan iptek dan melakukan pencerahan dal
Mengembangkan keilmuan melalui kegiatan penelitian;

Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup

masyarakat.

Tujuan

1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang

dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan


7

ilmu pengetahuan, bidang keagamaan, sosial maupun sains dan

teknologi;

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan

agama, sosial dan sains teknologi serta mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan

masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

3.3.9 Motto

Motto

Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan

motto Knowledge, Piety, Integrity. Motto ini pertama kali

disampaikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr.

Komaruddin Hidayat, dalam pidato Wisuda Sarjana ke-67

tahun akademik 2006-2007. Knowledge mengan-dung arti

bahwa UIN Syarif Hidayatullah memiliki komitmen menciptakan

sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan inovatif. UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta berkeinginan memainkan peranan

optimal dalam kegiatan learning, discoveries, and angagement

hasil-hasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut

merupakan bentuk tanggung jawab UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dalam membangun sumber insani bangsa yang

mayoritas adalah Muslim. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ingin menjadi sumber perumusan nilai keislaman yang sejalan

dengan kemodernen dan keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta menawarkan studi-studi keislaman,


7

studi-studi sosial, politik, dan ekonomi serta sains, dan teknologi

modern —termasuk kedokteran—dalam perspektif integrasi

ilmu.

Sedangkan Piety mangandung pengertian bahwa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen mengembangkan

inner quality dalam bentuk kesalehan di kalangan sivitas

akademika. Kesalehan yang bersifat individual (yang tercermin

dalam terma habl min Allah] dan kesalehan sosial (yang tercermin

dalam terma habl min al-nas) merupakan basis bagi sivitas

akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun

relasi sosial yang lebih luas. Sedangkan Integrity mengandung

pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta merupakan pribadi yang menjadikan nilai-nilai etis

sebagai basis dalam pengambilan keputusan dan perilaku

sehari-hari. Integrity juga mengandung pengertian bahwa sivitas

akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merniliki

kepercayaan diri sekaligus menghargai kelompok-kelompok

lain. Dalam moto knowledge, piety, integrity terkan-dung

sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, sebuah

kampus yang berkeadaban, dan menghasilan alumni yang

memiliki kedalaman dan keluasaan ilmu, ketulusan hati, dan

kepribadian kokoh.

3.3.10 Arah Pengembangan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjadi jendela

keunggulan akademis Islam Indonesia (window of academic


8

exellence of Islam in Indonesia) dan barometer

perkembanganpembelajaran, penelitian, dan kerja-kerja sosial yang

diselenggarakan kaum Muslim Indonesia dalam berbagai bidang

ilmu. Dalam kerangka memperkuat peranannya tersebut UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta berkomitmen untuk mengembangkan

diri sebagai Universitas Riset (Research University) dan

Universitas Kelas Dunia (World Class University).

Universitas Riset dapat diartikan sebagai Universitas

yang menjadikan tradisi riset sebagai basis normatif aktivitas

universitas. Secara operasional, universitas riset adalah

universitas yang mengimplementasikan

sistem pendidikan berbasis riset

dengan menerapkan Kurkulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan

SKS secara utuh; keseluruhan aktivitas penelitian

menerapkan standar ilmiah penyelengaraan manajemen

universitas mengacu pada penerapan to- \ tal quality

management (TQM); dan mengupayakan produk-produk |

unggulan perguruan tinggi yang diapresiasi publik.

Sedangkan Universitas Kelas Dunia, dapat diartikan

bahwa pengembangan UIN Syarif Hidayatullah diarahkan

untuk membangun jaringan kerjasama

dengan universitas-universitas

terkemuka di Dunia. Jaringan kersajama itu dirancang dalam

berbagai tingkatan, baik pembelajaran dalam bentuk pertukaran

mahasiswa (exchange students), penelitian, dan program-

program
8

pengabdian masyarakat (sosial services). Pada saat bersamaan

pembangunan jaringan itu diharapkan dapat memberikan manf aat

berupa pengakuan dunia internasional terhadap UIN syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu univers
3.3.11 Struktur Organisasi

Susunan Organisasi
Sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 414 Tahun 2002, Susunan Organisas
Dewan Penyantun
Rektor dan Pembantu Rektor
Senat Universitas
Fakultas:
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Adab dan Humaniora;
Ushuluddin dan Filsafat
Syari'ah dan Hukum
Dakwah dan Komunikasi
Dirasat Islamiyah
Psikologi

8. Ekonomi dan Ilmu Sosial


9. Sains dan Teknologi
10. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
11. Sekolah Pascasarjana
e. Lembaga Penelitian
f. Lembaga Pengabdian pada Masyarakat
g. Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
h. Biro Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi
8

i. Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian


j. Unit Pelaksana Teknis
1. Perpustakaan
2. Pusat Bahasa dan Budaya
3.3.12 Dewan Penyantun

Dewan Penyantun adalah forum yang terdiri atas

tokoh- tokoh masyarakat dan pemerintah yang menaruh

perhatian terhadap pengembangan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dewan Penyantun bertugas memberi saran dan/atau

bantuan bagi pengembangan dan kemajuan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.3.13 Rektor dan Pembantu Rektor


Rektor dan Pembantu Rektor adalah unsur pimpinan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembantu Rektor meliputi
Pembantu Rektor Bidang Akademik, Pembantu Rektor Bidang
Administrasi Umum, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan,
dan Pembantu Rektor Bidang Pengembangan Kelembagaan.
3.3.14 Senat Universitas

Senat Universitas adalah badan normatif dan perwakilan


tertinggi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan tugas
pokoknya sebagai berikut.
a. Merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan UIN; b.
Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan
kecakapan serta kepribadian sivitas akademika;
c. Merumuskan norma dan tolak ukur penyelenggaraan perguruan
tinggi;
d. Memberikan pertimbangan dan persetujuan atas Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja UIN yang diajukan oleh
Rektor;
8

e. Menilai pertanggungjawaban Rektor atas pelaksanaan


kebijakan yang telah ditetapkan;
Merumuskan peraturan pelaksanaan, kebebasan akademik dan otonomi keilmuan pada UIN;
Memberikan pertimbangan kepada penyelenggara UIN berkenaan dengan calon-calon yang diusulkan untu
Menegakkan norma-norma yang berlaku bagi sivitas akademika.
Mengukuhkan pemberian gelar Doktor Kehormatan pada civitas UIN yang memenuhi persyaratan.
3.3.15 Fakultas

Fakultas mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan pendidikan akademik dan/atau profesio

3.3.16 Sekolah Pascasarjana (SP)

Sekolah Pascasarjana bertugas menyelenggarakan fungsi

pelaksanaan pendidikan dan pengajaran jenjang Magister dan

Doktor, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

pembinaan sivitas akademika dan kerjasama dengan fakultas

dan/atau lembaga-lembaga lain.


8

3.3.17 Lembaga Penelitian (Lemlit)

Lembaga Penelitian bertugas melaksanakan,

mengkordinasikan, mengembangkan, memantau dan menilai

pelaksanaan kegiatan penelitian yang diselenggarakan oleh

Pusat Penelitian serta mengusahakan serta mengendalikan

administrasi dan sumber daya yang diperlukan.

3.3.18 Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM)

Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat mempunyai

tugas melaksanakan, mengkordinasikan, mengembangkan,

memantau dan menilai pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada

masyarakat, yang diselenggarakan oleh Pusat Pengabdian

kepada Masyarakat serta mengusahakan serta mengendailkan

administrasi dan sumber daya yang diperlukan.

3.3.19 Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (Biro AAK)

Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi di bidang

akademik dan kemaha-siswaan di lingkungan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan menyelengga-

rakan fungsi:

a. Pelaksanaan administrasi akademik;

b. Pelaksanaan administrasi kemahasiswaan dan alumni;


8

c. Pelaksanaan administrasi kerjasama dan administrasi

Kordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS)

3.3.20 Biro Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi (Biro PKSI)


Biro Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi
Biro Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi menyeleng- garakan fungsi:
Pelaksanaan administrasi perencanaan;

Pelaksanaan administrasi keuangan dan Inventaris Kekayaan Negara


Pelaksanaan administrasi sistem informasi

3.3.21 Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian (Biro A UK)

Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas memberikan layanan administrasi dibidang um

kepegawaian dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan

fungsi:

a. Pelaksanaan administrasi umum;

b. Pelaksanaan administrasi kepegawaian

c. Pelaksanaan administrasi organisasi dan tatalaksana


8

3.3.22 Perpustakaan

Perpustakaan mempunyai tugas melaksanakan layanan

bahanpustakauntukkeperluanpendidikan,penelitiandan pengabdian kepada masyarakat.


Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:

Penyediaan dan pengolahan bahan pustaka

Pengadaan dan pemeliharaan bahan pustaka sertapengembangan kepustakaan dan pustak


Pelaksanaan kerjasama antar perpustakaan perguruan tinggi dan/ atau badan lain di dalam
3.3.23 Pusat Bahasa

Pusat Bahasa menyelenggarakan fungsi:

Pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran bahasa;

Pengembangan program pendidikan dan pengajaran bahasa.

3.3.24 Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM)


PusatPeningkatandanJaminanMutumerupakan lembagayangdibentukberdasarkanStatutaUI

Hidayatullah Jakarta. Lembaga ini berperan melakukan

konsolidasi dan mengakselerasi upaya-upaya internal perguruan

tinggi dalam peningkatan/pengembangan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, bekerja sama dengan unit/lembaga UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta lainnya. Lembaga ini terletak di

Kam-pus I.
8

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN

4.1 Analisis Masalah

Keadaan infrastruktur jaringan yang menghubungkan kampus II

dengan network operation center (NOC) yang ada di fakultas III

tepatnya di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sekarang ini

menggunakan infrastruktur jaringan berbasis Wireless.

Dalam implementasinya infrastruktur network operation center

(NOC) di fakultas III yang menghubungkan jaringan dengan kampus

II, sekarang ini menggunakan wireless point to point dengan frekuensi

5,8 GHz, sebelumnya infrastruktur jaringan tersebut

menggunakan wireless

point to point dengan frekuensi 2,4 GHz dan telah dilakukan

pergantian dari frekuensi yang sama sebanyak dua kali. Perubahan

frekuensi dari 2,4 GHz menjadi 5,8 GHz, itu disebabkan karena

banyak gangguan yang sering terjadi. Walaupun sudah dilakukan

perubahan menjadi frekuensi yang cukup besar, akan tetapi

kelemahan yang dimiliki wireless masih terus menjadi hambatan

dalam proses lalu lintas data.

Adapun permasalahan yang sering terjadi selama ini, itu terjadi

pada device wireless itu sendiri, seperti disebabkan oleh gangguan

perubahan cuaca yang mengakibatkan sering terputusnya koneksi dari

173
8

kampus I dengan kampus II, sambaran petir yang mengakibatkan


rusaknya

perangkat wireless, Kendala lainnya yang mempengaruhi transmisi adalah

backbone UTP yang cukup panjang dari distributor di lantai 1 ke radio (wireless) yang berada di roof gedun

20
19

16 NOC

123 9

7
10
8
45 6 18
11 12
Kampus I LAN

17
13 14 15

Gambar 4.1 Desain Jaringan NOC Menggunakan Wireless


8

Keterangan :

Application Server

Databse Server

Intranet Portal Server

File Server

Domain Controller

NMS+Backup Server

Core Switch

Firewall

Router

De-Militerized Zone (DMZ) Switch

Internet Web Server

Mail Server

Kampus LAN

Kampus LAN

Kampus LAN

UTP

Switch Fakultas III

18. Fiber Optic (Multimode)

19.Wireless ke Kampus II (Wisma Syahida)

20. Internet
9

4.2 Solusi Yang Diusulkan

Dari analisis dan permasalahan yang sering terjadi pada

infrastruktur jaringan yang menghubungkan network operation center

(NOC) dengan kampus II, Untuk itu penulis ingin mengusulkan media

fiber optic single mode ke dalam infrastruktur network operation center

(NOC) di fakultas III yang menghubungkan sistem jaringan dengan

kampus II, dimana untuk beberapa tahun mendatang media fiber optic

akan menggantikan keberadaan wireless bridge yang saat ini menjadi

media utama penghubung antara kampus I dengan kampus II.

4.2.1Kecepatan Fiber Optic

Kecepatan transmisi data menggunakan fiber optic singlemode

sangat cepat, 50 kali lebih cepat dibandingkan fiber optic

multimode. single mode adalah sebuah sistem transmisi data

berwujud cahaya yang didalamnya hanya terdapat satu buah

indeks sinar tanpa terpantul yang merambat sepanjang media

tersebut dibentang. Kecepatan transmisi data pada single mode

sama dengan kecepatan cahaya yang digunakannya. Kecepatan

cahaya adalah 3 x 108 = 300.000.0000 m/s.


9

Tabel 4.1

Perbandingan Kecepatan antara FO dengan Wireless


Wireless Fiber Optic
Singlemode
Sangat dipengaruhi oleh Tidak dipengaruhi oleh
jarak jarak

Kecepatan Dalam frekuensi 5 Ghz. Sama dengan kecepatan


Kecepatan 54 Mbps cahaya 3 x 108 =
300.000.0000 m/s. Bisa
mencapai hitungan
gigabit perdetik

Jaringan wireless mempunyai karakteristik yang berbeda dengan

jaringan fisik yang menggunakan kabel. Pada jaringan wireless yang menentukan jauh
mempengaruhi kecepatan dari pancaran signal wireless.

4.2.2 Proses Transmisi Data pada FO

Sistem FO mengubah (encoding) informasi yang berbentuk digital

ataupun analog kebentuk cahaya, yang nantinya cahaya ini

dipancarkan (pancaran cahaya seperti laser) kealat penerima

yang sangat sensitiv dengan cahaya dan di ubah lagi (decoding)

menjadi signal aslinya, lalu sinyal ini di ubah (converted)

menjadi output yang diinginkan


9

Fiber Optic Cable


Analog/digital Single Mode Berdiameter 8 mikro meter Analog/digital
ConverterLight source (Catalys 2950) Laser/LED Converter (Catalys 2950)
Detector

KonektorKonektor
FCFC
Gambar 4.2

Proses transmisi data/informasi pada fiber optic single mode

4.2.3 Perbandingan Harga FO dengan Wireless

Perbandingan harga FO (1500m) dengan wireless adalah 1 : 25. Biaya untuk instalasi fiber o
Tarikan FO / m single mode outdoor Rp.100,000.00/m x 1500 m Rp.150,000,000.00 (seratus
Tabel 4.2

Perbandingan Harga antara FO dengan Wireless

Wireless Fiber Optic Single mode


500.000 s/d 6000.000 1 m fiber optic single
Perkiraan
Tergantung dari
Biaya mode Rp. 100,000.00
fitur- fitur yang
dimiliki wireless

Jarak antara kampus I dengan kampus II ± 1500 m, sehingga kabel

yang dibutuhkan untuk satu tarikan sebanyak 1500 m atau 1,5 Km.
9

kabel yang dibutuhkan untuk menghubungkan kampus I dengan

kampus II sebanyak 8 core atau 3000 m untuk dua tarikan.

1 meter harga fiber optic single mode Rp.100,000.00

1 konektor jenis FC Rp. 90,000.00

1 buah patchcordfiber optik jenissingle modescto fc Rp. 300,000.00


Anggaran dana yang harus dikeluarkan untuk pembelian fiber optic sebesar Rp. 100,00
Untuk pembelian konektor jenis FC Rp. 90,000.00 x 16 konektor

= Rp. 140,000.00

Untuk pembelian patchcord fiber optik jenis single mode sc to fc Rp. 300,000.00 x 8 pa
(PT. Logaritma Prima Utama)

4.2.4 Perawatan (Maintenance)


PerawatanFOlebihmudahdibandingkandenganwireless. Perbandingan perawatan dapat dilih

salah satu perangkat yang rentan terkena petir sehingga untuk

perawatannya berbeda dengan fiber optic.


9

Tabel 4.3

Perbandingan Perawatan Fiber Optic dengan Wireless

Wireless Fiber Optic

Dilakukan pengecekan Dilakukan pembersihan

terhadap anti petir dan dari masing - masing

Perawatan grounding anti petir. konektor dan dilakukan

Apabila cuaca sedang sekali dalam dua bulan

buruk (Petir) wireless

segera di matikan

Untukmaintenancefiberopticdilakukanbeberapatahap,

diantaranya :

- Tahap pengecekan koneksi

Tahap ini adalah tahap yang dilakukan untuk menjaga kestabilan koneksi dari fiber opt
berfungsi untuk mengetest koneksi dari titik a ke titik b.

- Tahap pembersihan (Cleaning)

Tahap ini adalah tahap pembersihan dari masing-masing

konektor fiber optic, biasanya tahap ini dilakukan sebanyak

satu kali dalam dua bulan, dalam tahap ini dibutuhkan alat

untuk melakukan pembersihan (cleaning) yaitu amplas fiber

dan alkohol dengan kadar 60%. (PT. Logaritma Prima Utama)


9

4.2.5 Spesifikasi Device

Dalam pengembangan infrastruktur fiber optic dibuthkan spesifikasi

device diantaranya :

a. Fiber optic jenis single mode outdoor 1500 m atau 1,5 km b.

Konektor jenis sc to fc sebanyak 16 konektor

Konektor jenis sc to fc ini akan di pasang di masing-masing ujung fiber optic.


c. Terminasi Toolkit

Alat ini digunakan untuk terminasi atau menyambungkan konektordenganmasing-masi


(PT. Logaritma Prima Utama)

4.3Tahap Perancangan

Perancanganyangdilakukandalammembangun infrastruktur jaringan yang menghubungkan network


banyak melakukan perubahan dari struktur desain jaringan tersebut, akan

tetapi penulis hanya merubah desain atau perancangan infrastruktur

jaringan yang menghubungkan network operation center (NOC) di

fakultas III dengan kampus II (Wisma Syahida) yang semulanya

menggunakan wireless bridge menjadi fiber optic single mode.


9

4.3.1 Perancangan Desain Jaringan yang Diusulkan

Dalam perancangan desain ini penulis tidak banyak melakukan

perubahan dari desain jaringan yang sudah berjalan akan tetapi, penulis hanya melakukan perubahan pada

Kampus II LAN
20

16
NOC

123 19 9

7
10
8
45 6 18

11 12
Kampus I LAN

17
13 14 15

Gambar 4.3 Desain Jaringan NOC Menggunakan Fiber Optic


9

Keterangan :

Application Server

Databse Server

Intranet Portal Server

File Server

Domain Controller

NMS+Backup Server

Core Switch

Firewall

Router

De-Militerized Zone (DMZ) Switch

Internet Web Server

Mail Server

Kampus I LAN

Kampus I LAN

Kampus I LAN

Kampus II LAN

Switch Fakultas III

18. Fiber Optic (Multimode)

19. Fiber Optic (Singlemode)

20. Internet
98

Tower WireLess Bridge


yang akan diganti menjadi
Fiber Optic Single ModeJalur Fiber Optic
Single Mode ke Kampus II

Gambar 4.4 Jalur Fiber Optic Single Mode


99

Tower Wireless Bridge


yang akan diganti menjdi Fiber Optic Single Mode

Jalur Fiber Optic


Single Mode dari
Kampus I

Gambar 4.5 Jalur Fiber Optic Single Mode


100

4.3.2 Perancangan Kebutuhan Device

Dalam perancangan backbone fiber optic single mode yang

menghubungkan kampus I dengan kampus II tepatnya dari Network Operation Center (NOC) di fakultas III
Patchcord single mode jenis sc to fc, patchcord ini digunakan untuk menghubungkan catalys dengan box fo
Catalys 2950

Catalys ini digunakan sebagai transmitter dan receiver yang berfungsi untuk mengubah pulsa elektronik ke
101

Keterangan :
Kabel fiber optik single mode diameter 8 mikro meter (Kedala
Wisma Syahida

AREA KAMPUS II Jalan Raya


(Kabel yang melewati jalan raya menggunakan gorong-g

NOC / Wisma Syahida


AREA KAMPUS I Spesifikasi Device
Catalys 2950
Patchcord fiber optic jenis sc to fc
Konektor fc

NOC AREA KOMPLEK UIN


Belokan fiber optic maksimal 900

Belokan fiber optic 450

Gambar 4.6 Jalur Fiber Optic Single Mode


1

4.4 Simulasi Prototyping

Dalamtahap ini,penulisakanmensimulasikanhasildari

perancangan yang sudah didesain utuk pengembangan infrastruktur jaringan yang menghubungkan Netwo
Adapun sofware yang digunakan untuk melakukan proses simulasi menggunakan Packet Tracer 5.0, ini ad

Gambar 4.7 Tampilan Sofware Packet Tracer 5.0


1

Langkah-langkah Simulasi :

1. Buka Sofware Packet Tracer 5.0, kemudian gunakan device Switch


pilih tipe switch generic letakkan di halaman kosong padaPacket Tracer 5.0 lihat gambar 4.8

a b

Gambar 4.8 Proses pemilihan switch pada Packet Tracer 5.0

Keterangan :

a. Pilih tipe switch

b. Pilih switch tipe Generic


1

2. Gunakan media trasmisi fiber optic untuk menghubungkan switch satu ke

switch dua, lihat gambar 4.9.

a b

Gambar 4.9

Proses pemilihan fiber optic pada Packet Tracer5.0 Keterangan :


Pilih tipe connections

Pilih media transmisi fiber

3. Pilih end device kemudian pilih pc generic dan letakkan di dekat

switch satu dan dua, lihat gambar 4.11


1

a b

Gambar 4.10

Proses pemilihan device pc generic pada Packet Tracer5.0 Keterangan :


Pilih tipe end devices

Pilih generic

4. GunakanmediatransmisiUTPcopperstraight-troughuntuk

menghubungkan dari pc generic ke switch generic, lihat gambar 4.11


1

a b

Gambar 4.11

Proses pemilihan UTP copper straight-trough pada Packet Tracer 5.0 Keterangan :
Pilih tipe connections

Pilih copper straight-trough

5.Lakukan pengetesan koneksi dengan melakukan pengiriman paket ping

dari pc 0 ke pc 1 dengan menggunakan pasilitas add simple pdu.

lihat gambar 4.12


1

b
a

Gambar 4.12

Proses simulasi fiber optic pada Packet Tracer 5.0 Keterangan :


Pilih add simple pdu kemudian letakkan di pc 0 dan tarik ke pc 1

Hasil pengirimin paket ping berhsail


1

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan tugas akhir berserta saran untuk penelitian dan

pengembangan lebih lanjut.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang ada pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dari pen
Fiber optic mempunyai kecepatan transfer data mencapai hitungan gigabit perdetik dan harga fiber
Dalam perawatan (maintenance) untuk fiber optic hanya melakukan pembersihan (clean up) sekali
Perancangan infrastruktur jaringan fiber optic dapat dilihat pada

gambar 4.6

d. Simulasi dari perancangan infrasturktur jaringan fiber optik

menggunakan sofware Packet Tracer 5.0 dapat dilihat pada gambar

4.7

194
109

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat penulis berikan dalam pengembangan

infrastruktur jaringan yang menghubungkan network operation center dengan kampus II lebih lanjut adalah
Untuk pengembangan selanjutnya fiber optic lebih baik digunakan sebagai backbound yang menghubungka
Agar terwujudnya suatu jaringan yang handal dan hasil yang maksimal maka manfaatkanlah fasilitas jaringa
Perawatan (Memaintenace) adalah solusi utama dari kekuatan, kenyaman, dan keamanan suatu perangkat
1

DAFTAR PUSTAKA

Dedenthea,2007.ApaItuFiberOptik.

/2007/02/17/apa-itu-fiber-optik. Jam 22 : 55. 27/ 11/08

Goldman, James. dkk. 2003. Applied Data Communications : a business-oriented

approach. United States of America : John Wiley

Jamhari. Dkk. 2007. Pedoman Akademik 2007-2008 Universitas Islam Negeri


Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta. Jakarta : Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN S

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores :

Nusa Indah

Lammle, Todd. 2005. CCNA Cisco Certified Network Associate. Jakarta : Flex

Media Komputindo.

Sofana, Iwan. 2008. Membangun Jaringan Komputer Membuat Jaringan

Komputer (Wire & Wireless) untuk Pengguna Windows dan Linux.

Bandung : Informatika.

196
1

Sopandi, Dede. 2008. Instalasi Dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Bandung :

Informatika

Stallings, William. 2001. Komunikasi Data Dan Komputer. Jakarta : Salemba

Teknika

Subiyantoro. 1996. Telekomunikasi dan Komputer. Jakarta : Gunadarma

Truelove, James. 2000. Lan Wiring. United States of America : McGraw Hill

Companies

http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008. Jam 23 : 01. 27/ 11/08

http://smkn1bjm.wordpress.com/2007/03/29/apa-itu-fiber-optik/ Jam 23 : 20. 27/

11/08

http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik. Jam 23 : 20. 27/ 11/08

http://www.pcmedia.co.id/ detail.asp?Id=1225&Cid=22&Eid=25 Jam 22 : 23.

28/ 11/08

http://www.waena.org /serat-optik/ Jam 23 : 23. 27/ 11/08


1

LAMPIRAN
1

HASIL WAWANCARA

Hasil wawancara dengan Bapak Tata Tafdjani selaku staf IT Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 13 sampai dengan 15

oktober 2008, tempat wawancara di Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412,

Indonesia Gedung Rektorat dan Network Operation Center (NOC).

Media transmisi apa yang selama ini digunakan dalam menghubungkan

kampus I tepatnya di Network Operation Center dengan kampus II Wisma

Syahida ?

Jawab : Selama ini media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan

kampus I dengan kampus II. Itu menggunakan wireless bridge.

Bagaimana keamanan dan kenyamanan didalam menggunakan media

transmisi wireless yang selama ini digunakan ?

Jawab : segi keamanan dan kenyaman sudah cukup baik, akan tetapi

apabila cuaca sedang buruk proses transmisi data sering

terganggu.

Gangguan apa saja yang menjadi kendala dalam menggunakan wireless ?

Jawab : Gangguan yang sering terjadi dalam menggunkan wireless itu

diakibatkan oleh buruknya cuaca, sehingga dalam proses transmisi data

sering terganggu. Gangguan yang sangat fatal dan sudah tiga kali

terjadi itu diakibatkan oleh sambaran petir dan mengakibatkan

kerusakan yang sangat serius pada perangkat wireless.


1

Terdapat kesulitankah dalam memaintenance wireless bridge ?

Jawab :Koneksi dengan menggunakan Wireless memerlukan maintenance


yang cukup berat dikarenakan wireless yang berada di atas gedung menjadi rentan terkena petir.

Selama menggunakan wireless, kerusakan yang terjadi disebabkan apa ?


Jawab :Kerusakan yang sering terjadi lebih banyak adalah masalah electrical yang disebabkan pet

Sudah berapa kali melakukan pergantian wireless ?


Jawab :Sampai saat ini telah 3 kali melakukan pergantian perangkat wireless (board radio).

Bagaimana kepuasan pihak IT selama menggunakan media transmisi wireless

yang menghubungkan kampus I dengan kampus II ?


Jawab :sampai saat ini pihak IT belum merasakan kepuasan yang maxsimal darifungsiwirelessitus

menghubungkan atau mengkoneksikan antara kampus I dengan

kampus II, dikarenakan gangguan yang sering terjadi baik dari

segi peralatan yang mendukungnya maupun dari segi cuaca dan

sambaran petir.
1

Usaha kedapan, apa yang ingin bapak lakukan selaku kepala IT UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam memaintenance, dan memajukan Teknologi Sistem Informasi khususny
Jawab : Usaha kedepan yang kami lakukan, kami ingin melakukan pengembangan infrastruktur jar
wireless, akan diganti menjadi media transmisi fiber optic single mode.

Sudah tiga kali dilakukan pergantian perangkat wireless, Berapa lamakah

Ketahanan dan kekuatan wireless?

Jawab :Rata-rata kekuatan wireless mencapai 2-3 tahun.

Mengetahui, 15 Oktober 2008

Tata Taftadjani

Anda mungkin juga menyukai