Anda di halaman 1dari 237

SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


PERSEBARAN SITUS ARKEOLOGI BERBASIS WEB DI
WILAYAH PULAU JAWA
(Studi Kasus : Pusat Arkeologi Nasional)

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:
MUHAMAD ICKWAN SANTOSO
1110093000052

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M / 1437 H
SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


PERSEBARAN SITUS ARKEOLOGI BERBASIS WEB DI
WILAYAH PULAU JAWA
(STUDI KASUS: PUSAT ARKEOLOGI NASIONAL)

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:
MUHAMAD ICKWAN SANTOSO
1110093000052

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M / 1437 H

i
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


PERSEBARAN SITUS ARKEOLOGI BERBASIS WEB DI
WILAYAH PULAU JAWA
(STUDI KASUS: PUSAT ARKEOLOGI NASIONAL)

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:
MUHAMAD ICKWAN SANTOSO
1110093000052

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Zainul Arham, M.Si Eva Khudzaeva, M.Si


NIP: 19740730 200710 002 NIP:

Mengetahui
Ketua Prodi Sistem Informasi

Nia Kumaladewi, MMSI


NIP: 19750412 200710 2 002

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Persebaran


Situs Arkeologi Berbasis Web Di Wilayah Pulau Jawa (Studi Kasus: Pusat
Arkeologi Nasional)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah
Fakultas Sains dan Teknologi pada hari Rabu, 11 November 2015. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada
Program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui,
Penguji I Penguji II

Zulfiandri, MMSI Eri Rustamaji, MBA


NIP. 19700130 200501 1003 NIP.

Pembimbing I Pembimbing II

Zainul Arham, M.Si Eva Khudzaeva, M.Si

NIP. 19740730 200710 1002 NIP.

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Prodi Sistem Informasi

Dr. Agus Salim,S.Ag.,M.Si Nia Kumaladewi, MMSI


NIP. 19720816 199903 1 003 NIP: 19750412 200710 2 002

iii
PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL DARI KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Januari 2016

Muhamad Ickwan Santoso

NIM: 1110093000029

iv
ABSTRAK

MUHAMAD ICKWAN SANTOSO – 1110093000052, Perancangan Sistem


Informasi Geografis Persebaran Situs Arkeologi Berbasis Web di Wilayah Pulau
Jawa dibawah bimbingan ZAINUL ARHAM dan EVA KHUDZAEVA.
Pusat Arkeologi Nasional merupakan kelembagaan pemerintah yang sekarang ini
bernaung dibawah Kementerian Pendidikan dan Budaya. Lembaga ini telah
melakukan banyak penelitian, berbagai macam temuan warisan budaya bangsa
telah di teliti dan disimpan. Salah satu warisan budaya yang diteliti adalah
mengenai situs Arkeologi. Jumlah situs arkeologi untuk daerah pulau jawa dari
tahun 2006-2014 saja mencapai 1016 situs. Melihat dari data statistik yang
dimiliki oleh Pusat Arkeologi Nasional, begitu banyak hasil temuan yang telah
dilakukan oleh para peneliti dan begitu banyak warisan budaya yang dimiliki
bangsa Indonesia. Namun dalam hal pelestarian, pencatatan, dan dalam
memberikan informasi kepada masyarakat terhadap pentingnya warisan budaya
untuk saat ini masih kurang. Untuk itu peran teknologi sangat dibutuhkan
khususnya dalam pencatatan database situs dan memberikan informasi mengenai
situs arkeologi. Oleh karena itu peneliti membangun suatu sistem yang bertujuan
untuk menghasilkan suatu sistem geografis yang berbasis web mengenai
persebaran lokasi-lokasi penemuan situs arkeologi serta dapat memberikan
informasi mengenai situs arkeologi kepada publik. Untuk metode pengembangan
sistem menggunakan Rapid Application Development (RAD) yang dimodelkan
dengan tools Unified Modelling Language (UML). Menggunakan bahasa
pemrograman PHP dan database menggunakan MySQL serta untuk tampilan peta
menggunakan Google Maps API. Penelitian ini menghasilkan suatu sistem
informasi geografis mengenai persebaran dan pencarian lokasi penemuan situs
sejarah di wilayah pulau jawa.

Kata Kunci: Sistem Informasi Geografis, Persebaran, situs arkeologi, RAD


(Rapid Application Development), UML (Unified Modelling Language), Peta,
Google Maps API, PHP.
V Bab + 185 Halaman + ci Halaman + 71 Gambar + 4 Simbol + 34 Tabel + 4
Lampiran + Pustaka

Pustaka acuan (21, 2002 - 2014)

v
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim …

Alhamdulillah wa kabiratun sukru illa Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir (skripsi) ini. Shalawat beserta salam tak lupa dicurahkan kepada junjungan

kita nabi besar yakninya baginda Muhammad SAW yang telah memberikan

petunjuk kepada manusia dari manusia belum ada di dunia sampai nanti akhir

zaman, serta keluarga dan sahabat Nabi yang dicintainya.

Penulis sangat menyadari bahwa tugas akhir (skripsi) ini masih jauh dari

kata “sempurna” dan banyak kekurangan didalamnya. Namun dengan demikian

penulis berharap dengan skripsi ini dapat memperoleh gelar sarjana (S-1) dalam

bidang Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi

Spasial Persebaran Situs Arkeologi Berbasis Web Di Wilayah Pulau Jawa

(Studi Kasus: Pusat Arkeologi Nasional)”, yang akhirnya dapat diselesaikan

sesuai yang diharapkan oleh penulis. Selama penyusunan skripsi ini tentu banyak

kesulitan dan hambatan yang dihadapi penulis, baik dalam pengumpulan data,

materi tulisan dan lain sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati dan bantuan

dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan tersebut dapat diatasi. Kebahagiaan

yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan yang

terbaik untuk orangtua dan keluarga serta pihak-pihak yang turut membantu dan

mendoakan penulis.

vi
Sebagai bentuk penghargaan maka izinkanlah penulis menuangkan dalam

bentuk ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nia Kumala Dewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku dosen pembimbing pertama yang

telah sabar membimbing dan banyak memberi masukan dan

pengarahannya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Eva Khudzaeva, M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang telah

sabar membimbing dan banyak memberi masukan dan pengarahannya

kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu dan Bapak tercinta yang tak hentinya memberikan dukungan,

semangat dan doa restu sehingga penulis ingin selalu mempersembahkan

yang terbaik untuk mereka. Terima kasih juga kakak satu-satunya yaitu

M. Nur Ichsan yang terus memberikan semangat dan do’a kepada

penulis.

6. Terima kasih juga untuk Bapak Frandus selaku pembimbingan lapangan

yang telah bersedia memberikan data-data yang penulis butuhkan serta

meluangkan waktunya untuk diwawancara oleh penulis.

7. Terimakasih Sahabat-sahabat PMII KOMFAST yang telah banyak

memberikan ilmu yang bermanfaat dan pengalaman yang berharga bagi

vii
penulis, serta motivasi yang baik sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

8. Terimakasih kepada teman-teman yang telah meluangkan waktu dan

pikirannya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan aplikasi,

velan, gilang, dan latif. Serta sahabat-sahabat SI B 2010 yang juga

banyak membantu dan terus memberikan semangat, dukungan dan

kebersamaan yang dirindukan. Untuk teman-teman SI A 2010 juga

terimakasih karena sudah banyak memberikan semangat khususnya

Olow.

9. Seluruh pihak yang telah banyak berjasa terhadap proses penyelesaian

skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak

mengurangi sedikitpun rasa terima kasih terhadap penulis.

Akhirnya atas segala bantuan dari semua pihak, Penulis

mengucapkan terima kasih dan berdoa kepada Allah SWT semoga apa

yang telah diberikan dijadikan amal kebaikan dan bermanfaat, serta

mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak. Dan mudah-

mudahan tugas akhir (skripsi) ini bermanfaat bagi kita semua.

Aamiin ya rabbal’alamin…

Jakarta, Januari 2016

Muhamad Ickwan Santoso

NIM: 1110093000052

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii


LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii
DAFTAR SIMBOL ............................................................................................ xix
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah........................................................................................ 11
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................... 12
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................. 12
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 14
1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 14
1.6.1 Bagi Penulis.............................................................................................. 14
1.6.2 Bagi Universitas ....................................................................................... 15
1.6.3 Bagi Pusat Arkeologi Nasional ............................................................... 15
1.6.4 Bagi Masyarakat Umum ......................................................................... 16
1.7 Metodologi Penelitian ..................................................................................... 16
1.7.1 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 16
1.7.2 Metode Pengembangan Sistem............................................................... 18
1.8 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 18
BAB II ................................................................................................................... 20
LANDASAN TEORI ........................................................................................... 20
2.1 Pengertian Rancang Bangun .......................................................................... 20
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi..................................................................... 21

ix
2.2.1 Pengertian Sistem .................................................................................... 21
2.2.2 Karakteristik Sistem ............................................................................... 22
2.2.3 Data dan Informasi ................................................................................. 25
2.2.4 Atribut Informasi .................................................................................... 27
2.2.5 Kriteria Sistem Informasi ....................................................................... 28
2.2.6 Komponen Sistem Informasi .................................................................. 29
2.2.7 Kegiatan Sistem Informasi ..................................................................... 30
2.3 Pengertian Geografi dan Peta ........................................................................ 30
2.3.1 Pengertian Geografi ................................................................................ 30
2.3.2 Pengertian Peta........................................................................................ 31
2.3.3 Klasifikasi Peta ........................................................................................ 32
2.3.4 Penyusunan Peta ..................................................................................... 33
2.3.5 Komponen Peta ....................................................................................... 33
2.4 Sistem Informasi Geografi.............................................................................. 35
2.4.1 Pengertian Sistem informasi Geografi .................................................. 35
2.4.2 Komponen Sistem Informasi Geografi .................................................. 35
2.4.3 Fungsi Sistem Informasi Geografis........................................................ 37
2.4.4 Kemampuan SIG ..................................................................................... 37
2.4.5 Jenis Data dalam Sistem Informasi Spasial .......................................... 40
2.5 Pengertian Persebaran.................................................................................... 42
2.6 Pendekatan Membangun Web GIS ................................................................ 43
2.6.1 Arsitektur Web GIS ................................................................................. 43
2.4.1 Client Server ............................................................................................. 45
2.7 Database dan DBMS........................................................................................ 46
2.7.1 Database ................................................................................................... 46
2.7.2 Keuntungan Database ............................................................................. 47
2.7.3 Database Management Sistem (DBMS) ................................................. 48
2.7.4 Keuntungan DBMS ................................................................................. 48
2.7.5 Database Spasial ...................................................................................... 49
2.8 SIG Berbasis Web ........................................................................................... 51
2.9 Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 51
2.9.1 Observasi .................................................................................................. 52
2.9.2 Studi Pustaka ........................................................................................... 52

x
2.9.3 Wawancara .............................................................................................. 52
2.10 Metode Pengembangan Sistem ...................................................................... 53
2.10.1 Rapid Application Development ............................................................ 53
2.10.2 UML (Unified Modelling Language) ...................................................... 54
2.10.3 Diagram dalam UML .............................................................................. 55
2.11 Pengujian dengan Black Box.......................................................................... 60
2.12 Tools Pembuatan Aplikasi .............................................................................. 61
2.12.1 ArcGIS ..................................................................................................... 61
2.12.2 Google Maps API .................................................................................... 63
2.12.3 Direction (Arah) ...................................................................................... 65
2.12.4 Pengertian Keyhole Markup Language (KML) ................................... 65
2.13 Tools Pengembangan Aplikasi Web ............................................................... 67
2.13.1 Adobe Photoshop ..................................................................................... 67
2.13.2 Macromedia Dreamweaver .................................................................... 67
2.13.3 XAMPP .................................................................................................... 68
2.13.4 MySQL ..................................................................................................... 69
2.13.5 PHP ........................................................................................................... 69
2.13.6 Kemampuan PHP .................................................................................... 70
2.14 Pengertian Situs ............................................................................................... 71
2.15 Periodisasi Sejarah Kebudayaan Indonesia.................................................. 74
2.16 Pengertian Arkeologi ...................................................................................... 76
2.16.1 Bentuk/Jenis Data Arkeologi.................................................................. 77
BAB III ................................................................................................................. 79
METODOLOGI PENELITIAN......................................................................... 79
3.1 Waktu Dan Tempat penelitian ....................................................................... 79
3.2 Perangkat dan Data Penelitian ...................................................................... 79
3.2.1. Perangkat Penelitian ............................................................................... 79
3.2.2. Data Penelitian......................................................................................... 80
3.3 Metode Penelitian ............................................................................................ 81
3.3.1. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 81
3.3.1.1. Observasi .................................................................................................. 81
3.3.1.2. Studi Pustaka ........................................................................................... 81
3.3.1.3. Wawancara .............................................................................................. 85

xi
3.4. Metode Pengembangan Sistem ...................................................................... 85
3.4.1 Proses Perencanaan Syarat (Requirements Planning).......................... 86
3.4.2 Proses Desain (Workshop Desain) ......................................................... 87
3.4.3 Implementation......................................................................................... 88
3.5. Kerangka Penelitian........................................................................................ 88
BAB IV ................................................................................................................. 90
PEMBAHASAN ................................................................................................... 90
4.1 Requirement Planning .................................................................................... 90
4.1.1 Tahap Identifikasi Tujuan dan Syarat Informasi ................................ 90
4.1.2 Tahap Identifikasi Sistem ..................................................................... 101
4.2 Workshop Design ........................................................................................... 105
4.2.1 Desain Sistem ......................................................................................... 105
4.2.2 Cardinality mapping ............................................................................. 149
4.2.3 Logical Record Structured ................................................................... 150
4.2.4 Sequence Diagram ................................................................................. 151
4.2.5 Spesifikasi Database .............................................................................. 159
4.2.6 Desain Interface ..................................................................................... 167
4.3 Implementation............................................................................................... 175
4.3.1 Implementation Workflow (Pengkodean) ............................................ 175
4.3.2 Pengujian Sistem ................................................................................... 176
BAB V ................................................................................................................. 181
PENUTUP .......................................................................................................... 181
5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 181
5.2. Saran............................................................................................................... 182
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 183
LAMPIRAN ....................................................................................................... xxii

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Grafik Penemuan Situs Arkeologi Di Wilayah Jawa Tahun 2006-

2014 (Sumber: Pusat Arkeologi Nasional, 2014) .......................................... 3

Gambar 1. 2 Grafik Statistik Situs Arkeologi Berdasarkan Periodesasi 2006-2014

(Sumber: Pusat Arkeologi Nasional, 2014) ................................................... 3

Gambar 2. 1 Karakteristik Sistem (Jogiyanto, 2008) ............................................ 23

Gambar 2. 2 Atribut Informasi (Prahasta, 2005) ................................................... 27

Gambar 2. 3 Komponen Sistem Informasi (Ladjamudin, 2005) ........................... 29

Gambar 2. 4 Bentuk Data Geografis (Sumber: Riyanto,2009).............................. 33

Gambar 2. 5 Komponen SIG (Prahasta, 2009) ...................................................... 37

Gambar 2. 6 Sistem Koordinat UTM (Prahasta, 2009) ......................................... 39

Gambar 2. 7 Sistem Proyeksi UTM (Prahasta, 2009) ........................................... 39

Gambar 2. 8 Arsitektur Web GIS (Sanjaya, 2005) ................................................ 43

Gambar 2. 9 Thin Vs Thick Sistem pada Client Server (Sumber: Sanjaya, 2005) . 44

Gambar 2. 10 Fase-fase RAD (Sumber: Kendall & Kendall ,2010) ..................... 53

Gambar 2. 11 Contoh Diagram Usecase (Whitten et al., 2004) ........................... 56

Gambar 2. 12 Diagram Activity (Whitten et al., 2004) .......................................... 58

Gambar 2. 13 Diagram Class (Whitten et al., 2004) ............................................ 59

Gambar 2. 14 Diagram Sequence (Whitten et al., 2004) ...................................... 59

Gambar 2. 15 Struktur KML (Purvis, 2006) ......................................................... 66

Gambar 2. 16 Contoh Menhir (Sumber : http://psb.sman82-jakarta.sch.id/cgi-

bin/mo_full.cgi?moid=55&fname=sej102_05.htm, (2010)) ........................ 73

xiii
Gambar 2. 17 Contoh Dolmen (Sumber : http://psb.sman82-jakarta.sch.id/cgi-

bin/mo_full.cgi?moid=55&fname=sej102_05.htm, (2010)) ........................ 73

Gambar 2. 18 Punden berundak-undak dan ilustrasinya (Sumber

http://psb.sman82-jakarta.sch.id/cgi-

bin/mo_full.cgi?moid=55&fname=sej102_05.htm, (2010)) ........................ 74

Gambar 3. 1 Kerangka Berfikir ............................................................................. 89

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Pusat Arkeologi Nasional (Pusarkenas, 2014) . 95

Gambar 4. 2 Analisis Sistem Berjalan Dalam Pencatatan Hasil Penelitian

(Pusarkenas, 2014) ....................................................................................... 98

Gambar 4. 3 Sistem Berjalan Publik Dalam Mendapatkan Data (Pusarkenas,

2014) .......................................................................................................... 100

Gambar 4. 4 Analisis Sistem Usulan ................................................................... 103

Gambar 4. 5 Laporan Document of Flow ............................................................ 104

Gambar 4. 6 Diagram Usecase ............................................................................ 109

Gambar 4. 7 Diagram Activity Registrasi ............................................................ 128

Gambar 4. 8 Diagram Activity Login ................................................................... 129

Gambar 4. 9 Diagram Activity Konfirmasi Registrasi ......................................... 130

Gambar 4. 10 Diagram Activity Konfirmasi Registrasi ....................................... 131

Gambar 4. 11 Diagram Activity Kelola Data Situs .............................................. 132

Gambar 4. 12 Diagram Activity Lihat Grafik ...................................................... 134

Gambar 4. 13 Diagram Activity Verifikasi Data Situs........................................ 135

Gambar 4. 14 Diagram Activity Kelola Peta....................................................... 136

Gambar 4. 15 Diagram Activity Lihat Peta .......................................................... 137

xiv
Gambar 4. 16 Diagram Activity Cari Lokasi ....................................................... 138

Gambar 4. 17 Diagram Activity Kelola Profil ..................................................... 139

Gambar 4. 18 Diagram Activity Lihat Profil........................................................ 140

Gambar 4. 19 Diagram Activity Kelola Pesan ..................................................... 141

Gambar 4. 20 Diagram Activity Kelola Berita dan Artikel.................................. 142

Gambar 4. 21 Diagram Activity Lihat Berita dan Artikel .................................... 143

Gambar 4. 22 Diagram Activity Lihat Pesan ....................................................... 144

Gambar 4. 23 Diagram Activity Mengisi Contact us ........................................... 145

Gambar 4. 24 Class Diagram .............................................................................. 148

Gambar 4. 25 Desain Database ........................................................................... 149

Gambar 4. 26 Logical Record Structured ............................................................ 150

Gambar 4. 27 Diagram Sequence Registrasi ...................................................... 151

Gambar 4. 28 Diagram Sequence Login .............................................................. 152

Gambar 4. 29 Diagram Sequence Input Data Situs ............................................. 153

Gambar 4. 30 Diagram Sequence Input Data Peta .............................................. 154

Gambar 4. 31 Diagram Sequence Pesan .............................................................. 155

Gambar 4. 32 Diagram Sequence Kelola Profil .................................................. 156

Gambar 4. 33 Diagram Sequence Input Berita dan Artikel ................................. 157

Gambar 4. 34 Diagram Sequence Contact us ...................................................... 158

Gambar 4. 35 Interface Registrasi ....................................................................... 167

Gambar 4. 36 Interface Login ............................................................................. 168

Gambar 4. 37 Interface Verifikasi Data Klien .................................................... 168

Gambar 4. 38 Interface Kelola Data Klien .......................................................... 169

xv
Gambar 4. 39 Interface Kelola Data Situs ........................................................... 169

Gambar 4. 40 Interface Verifikasi Data Situs ..................................................... 170

Gambar 4. 41 Interface Kelola Peta .................................................................... 170

Gambar 4. 42 Interface Kelola Profil .................................................................. 171

Gambar 4. 43 Interface Kelola Berita dan Artikel .............................................. 171

Gambar 4. 44 Interface Contact us..................................................................... 172

Gambar 4. 45 Interface Kelola Pesan ................................................................. 172

Gambar 4. 46 Interface Beranda Publik .............................................................. 173

Gambar 4. 47 Interface Lihat Peta Publik ........................................................... 173

Gambar 4. 48 Interface Contact us Publik .......................................................... 174

Gambar 4. 49 Interface Lihat Berita .................................................................... 174

Gambar 4. 50 Interface Cari Lokasi .................................................................... 175

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Data Temuan Situs Arkeologi Wiayah Jawa Tahun 2006-2014

(Sumber: Pusat Arkeologi Nasional, 2014) ................................................... 2

Tabel 2. 1 Tabel Keterangan Sumber Data Spasial (Prahasta, 2009) .................... 40

Tabel 2. 2 Daftar database (Betha, 2006) ............................................................. 70

Tabel 3. 1 Peneletian Sejenis ................................................................................. 84

Tabel 4. 1 Tabel Nama Balar Pada Pusat Arkeologi Nasional (Pusarkenas, 2014)

...................................................................................................................... 95

Tabel 4. 2 Identifikasi Aktor................................................................................ 105

Tabel 4. 3 Identifikasi Usecase............................................................................ 106

Tabel 4. 4 Narasi Usecase Registrasi .................................................................. 110

Tabel 4. 5 Narasi Usecase Login ......................................................................... 111

Tabel 4. 6 Narasi Usecase Konfirmasi Registrasi ............................................... 112

Tabel 4. 7 Narasi Usecase Kelola Data Klien ..................................................... 113

Tabel 4. 8 Narasi Usecase Kelola Data Situs ...................................................... 114

Tabel 4. 9 Narasi Usecase Lihat Grafik .............................................................. 115

Tabel 4. 10 Narasi Usecase Verifikasi Data Situs ............................................... 116

Tabel 4. 11 Narasi Usecase Kelola Peta .............................................................. 117

Tabel 4. 12 Narasi Usecase Lihat Peta ................................................................ 119

Tabel 4. 13 Narasi Usecase Cari Lokasi ............................................................. 120

Tabel 4. 14 Narasi Usecase Kelola Profil ........................................................... 121

xvii
Tabel 4. 15 Narasi Usecase Lihat Profil .............................................................. 121

Tabel 4. 16 Narasi Usecase Kelola Pesan ........................................................... 122

Tabel 4. 17 Narasi Usecase Kelola Berita dan Artikel ........................................ 123

Tabel 4. 18 Narasi Usecase Lihat Berita dan Artikel .......................................... 124

Tabel 4. 19 Narasi Usecase Contact us ............................................................... 125

Tabel 4. 20 Narasi Usecase Kelola Contact us ................................................... 126

Tabel 4. 21 Keterangan Class Diagram .............................................................. 146

Tabel 4. 22 Tabel User ....................................................................................... 159

Tabel 4. 23 Tabel Klien ....................................................................................... 160

Tabel 4. 24 Tabel Situs ........................................................................................ 161

Tabel 4. 25 Tabel Peta ......................................................................................... 163

Tabel 4. 26 Tabel Pesan ....................................................................................... 164

Tabel 4. 27 Tabel Berita ...................................................................................... 165

Tabel 4. 28 Tabel Profil ....................................................................................... 165

Tabel 4. 29 Tabel Contact us ............................................................................... 166

Tabel 4. 30 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Administrator ................. 177

Tabel 4. 31 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Kasubbid ........................ 177

Tabel 4. 32 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Publik ............................. 178

Tabel 4. 33 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Klien .............................. 179

Tabel 4. 34 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Kabid .............................. 179

Tabel 4. 35 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Kasat ............................... 180

Tabel 4. 36 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Peneliti............................ 180

xviii
DAFTAR SIMBOL

SIMBOL USE-CASE MODEL DIAGRAM

(Whitten et al, 2004)

Simbol Keterangan

Actor

Use case

Association

Extends

Uses (includes)

System boundary

xix
SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

(Whitten et al, 2004)

Simbol Keterangan

State

Control Flow

Initial State

Final State

Transition

Decision

Swimlane

xx
SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

(Whitten et al, 2004)

Simbol Keterangan

Object

Lifeline

Behaviors (operations)

Messages

SIMBOL CLASS DIAGRAM

(Whitten et al, 2004)

Simbol Keterangan

Class :

1. Class name

2. Attribute

3. Operation

Associotion

Generalization

Agregation

xxi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pusat Arkeologi Nasional yang berdiri sekitar tahun 1901 merupakan

kelembagaan pemerintah yang sekarang ini bernaung dibawah Kementerian

Pendidikan dan Pariwisata. Lembaga yang didirikan pada masa kolonial

belanda ini terbentuk atas perhatian pemerintah kolonial Belanda yang melihat

banyaknya warisan budaya yang terbengkalai dan tidak ada institusi

pengelolanya. Karena melihat begitu pentingnya warisan budaya bagi ilmu

pengetahuan dan sebagai jatidiri bangsa Indonesia.

Berangkat dari pemahaman tersebut, Pusat Arkeologi Nasional

mengemban misi yang tidak ringan yang secara garis besar meliputi penelitian

dan pemasyarakatan hasil-hasilnya. Penelitian sebagai tugas pokok, memiliki

sifat dimensional yaitu di satu sisi penelitian ditujukan untuk kepentingan

akademis, di sisi lain untuk kepentingan ideologis dan praktis. Penelitian

untuk akademis adalah penelitian untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Penelitian untuk kepentingan ideologis adalah penelitian untuk menggali

kerifan atau nilai-nilai luhur masa lampau untuk memperkokoh jatidiri

bangsa. Penelitian untuk kepentingan praktis ialah pemanfaatan hasil

penelitian untuk kepentingan masyarakat. Sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi lembaga, yakni menyelenggarakan penelitian, maka penelitian

1
2

arkeologi harus dapat menjangkau di seluruh pelosok wilayah Kepulauan

Nusantara, guna mengaktualisasikan budaya lokal dan daerah. Saat ini Pusat

Arkeologi Nasional telah memiliki 10 Unit PelaksanaTeknis, yaitu Balai

Arkeologi sebagai perpanjangan tangan Pusat Arkeologi Nasional untuk

mengakselerasi kemajuan arkeologi lokal-kewilayahan.

Pusat Arkeologi Nasional telah melakukan banyak penelitian di

belahan bumi Nusantara, berbagai macam temuan warisan budaya bangsa

telah di teliti dan disimpan dan ada juga yang dijadikan sebagai tempat

pariwisata. Karena banyaknya hasil temuan yang dilakukan oleh Pusat

Arkeologi Nasional, maka untuk saat ini peneliti mengambil hasil temuan

situs arkeologi yang berada khusus di wilayah Pulau Jawa.

Tabel 1. 1 Data Temuan Situs Arkeologi Wiayah Jawa Tahun 2006-2014


(Sumber: Pusat Arkeologi Nasional, 2014)

Islam Tidak Jelas Jumlah


Tahun Prasejarah Klasik
Kolonial Asal-usulnya Penelitian
2006 8 4 14 2 28
2007 29 29
2008 8 13 6 8 35
2009 83 80 71 234
2010 59 79 71 209
2011 186 186
2012 13 83 96
2013 1 17 18
2014 18 156 7 181
Total 177 345 179 315 1016

2
3

Jumlah Penemuan Situs

Tahun Penelitian

Gambar 1. 1 Grafik Penemuan Situs Arkeologi Di Wilayah Jawa Tahun


2006-2014 (Sumber: Pusat Arkeologi Nasional, 2014)

Jumlah Penemuan Situs

Tahun Penelitian

Gambar 1. 2 Grafik Statistik Situs Arkeologi Berdasarkan Periodesasi 2006-


2014 (Sumber: Pusat Arkeologi Nasional, 2014)

3
4

Dengan keterangan : (1) Tahun 2006 situs Prasejarah mencapai 8 situs,

situs Klasik mencapai 4 situs, situs Islam/Kolonial mencapai 14 situs, dengan

jumlah temuan situs purbakala mencapai 28 temuan situs. (2) Tahun 2007

temuan situs yang tidak diketahui asal-usulnya mencapai 29 situs, dengan

jumlah temuan situs purbakala mencapai 29 situs. (3) Tahun 2008 situs

Prasejarah mencapai 8 situs, situs Klasik mencapai 13 situs, situs

Islam/Kolonial mencapai 6 situs, dan situs yang tidak diketahui asal-usulnya

mencapai 8 situs, dengan jumlah temuan situs purbakala mencapai 35 situs.

(4) Tahun 2009 situs Prasejarah mencapai 83 situs, situs Klasik mencapai 80

situs, situs Islam/Kolonial mencapai 71 situs, dengan jumlah temuan situs

purbakala mencapai 234 situs. (5) Tahun 2010 situs Prasejarah mencapai 59

situs, situs Klasik mencapai 79 situs, situs Islam/Kolonial mencapai 71 situs,

dengan jumlah temuan situs purbakala mencapai 209 situs. (6) Tahun 2011

jumlah penemuan situs purbakala yang tidak diketahui asal-usulnya mencapai

186 situs. (7) Tahun 2012 situs Klasik mencapai 13 situs, dan situs yang tidak

diketahui asal-usulnya mencapai 83 jumlah temuan situs purbakala mencapai

96 situs. (8) Tahun 2013 situs Prasejarah mencapai 1 situs, situs

Islam/Kolonial mencapai 17 situs, dengan jumlah temuan situs purbakala

mencapai 18 situs. (9) Tahun 2014 situs Prasejarah mencapai 18 situs, situs

Klasik mencapai 156 situs, dan situs yang tidak diketahui asal-usulnya

mencapai 7 situs, dengan jumlah temuan situs purbakala mencapai 181 situs.

Melihat jumlah temuan mencapai 1016 situs, Pulau Jawa dikategorikan

4
5

memiliki peninggalan situs terbanyak dan sebagai titik pusat penelitian

arkeologi.

Adapun penelitian mengenai sistem informasi spasial pernah

dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti, seperti penelitian yang

dilakukan oleh Fadhila (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pembuatan

Sistem Informasi Situs Purbakala Berbasis Webgis (Studi Kasus: Delta

Brantas)”. Dalam penelitian saya yang membedakan dengan penelitian

tersebut adalah metodologinya menggunakan System Development Life Cycle

(SDLC) waterfall melalui 4 tahapan, dari perencanaan, analisis, perancangan

dan implementasi. hasil produk dari karya tulis ini mampu menyajikan peta

sebaran situs purbakala di Delta Brantas khususnya Kabupaten Sidoarjo,

Menggunakan tools ArcGis dan mampu menganalisa jarak terjauh antara

situs-situs berada pada lokasi Candi Tawangalun-Situs Kedungklinter dan

untuk jarak terdekat situs-situs berada pada lokasi Candi Pamotan 1-Candi

Pamotan II.

Menurut penelitian oleh Damayantie F.H. (2013) dalam penelitiannya

yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Objek Wisata

Cagar Budaya Berbasis Web di Provinsi DKI Jakarta”. Metode yang

digunakan sama yaitu menggunakan RAD (Rapid Aplication Development)

yang meliputi 3 tahap yaitu fase requirement planning, fase workshop design,

dan fase implementation. Hasil produk dari penelitian tersebut yakni mampu

menampilkan peta spasial untuk mengetahui posisi geografis cagar budaya

yang ada di DKI Jakarta, dan dapat menampilkan informasi mengenai objek

5
6

wisata cagar budaya yang ada di DKI Jakarta. Dalam penelitian saya yang

membedakan dengan penelitian tersebut adalah memberikan informasi situs

sejarah menggunakan peta sebagai media visualisai lokasi titik penemuan

situs itu berada.

Menurut penelitian Romadhon, M. (2014) dalam penelitiannya yang

berjudul “Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Situs

Bersejarah Peninggalan Kerajaan Majapahit Di Kabupaten Mojokerto

Berbasis Android”. Metodologi yang digunakan System Development Life

Cycle (SDLC) waterfall melalui 4 tahapan analisis sistem, desain sistem,

pengujian sistem, implementasi. Produk dari karya tulis ini dapat memberikan

informasi mengenai peta letak Situs Bersejarah peninggalan kerajaan

Majapahit yang ada di Kabupaten Mojokerto dengan aplikasi yang ada di

smartphone android. Dalam penelitian saya yang membedakan dengan

penelitian tersebut adalah memberikan informasi yang lebih lengkap dan

detail mengenai sejarah dan lokasi penemuan situs sejarah, dan data yang

ditampilkan lebih luas bukan hanya satu wilayah saja tapi wilayah pulau jawa.

Menurut penelitian Agnes Rusnalia Trisnawati dan Bangun Muljo

Sukojo (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pembuatan Sistem

Informasi Bangunan Cagar Budaya Berbasis Webgis (Studi Kasus : Kota

Surabaya)”. Metode pengembangan sistem yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah model Waterfall menurut Whitten (2004) yang memiliki

tahapan permulaan sistem, analisis sistem, desain sistem dan implementasi

sistem. Hasil yang diperoleh dari pembuatan sistem informasi bangunan

6
7

cagar budaya Kota Surabaya ini adalah program aplikasi berbasis web

yang dapat menunjukkan persebaran bangunan cagar budaya sebanyak

153 bangunan dan tersebar di wilayah Surabaya Pusat yang merupakan

pusat perkembangan kota lama serta beberapa pilihan jalur alternatif yang

telah ditentukan berdasarkan proses AHP. Dalam penelitian saya yang

membedakan dengan penelitian tersebut adalah dalam penelitian tersebut

memberikan informasi mengenai jalur lokasi situs, sedangkan dalam skripsi

yang saya buat informasi yang ditampilkan lebih lengkap dan detail mengenai

sejarah dan lokasi penemuan situs sejarah, dan data yang ditampilkan lebih

luas bukan hanya satu wilayah saja tapi wilayah pulau jawa, dan sudah

terintegrasi dengan google maps sehingga bisa menunjukan arah dimana

lokasi situs berada.

Menurut penelitian Rachmawati, V. (2010) dalam penelitiannya yang

berjudul “Aplikasi Web Pemetaan Informasi Wisata Sejarah Dan Budaya

Pada Wilayah DKI Jakarta”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Waterfall, yang menggunakan tahapan permulaan sistem, analisis

sistem, desain sistem, dan implementasi sistem. Web aplikasi pemetaan wisata

sejarah dan budaya DKI Jakarta ini menyajikan peta digital yang didalamnya

terdapat informasi mengenai lokasi wisata pada DKI Jakarta diantaranya

sejarah, lokasi, keunggulan, tarif, fasilitas yang ada. Pada aplikasi web

pemetaan ini dilengkapi dengan informasi pelengkap diantaranya profil,

berita-berita mengenai pariwisata, sejarah, masyarakat dan budaya. Dalam

penelitian saya yang membedakan dengan penelitian tersebut adalah

7
8

memberikan informasi yang lebih lengkap dan detail mengenai sejarah dan

lokasi penemuan situs sejarah, dan data yang ditampilkan lebih luas bukan

hanya satu wilayah saja tapi wilayah pulau jawa.

Melihat dari data statistik yang dimiliki oleh Pusat Arkeologi

Nasional dari tahun 2006 sampai 2014 menunjukkan bahwa begitu banyak

hasil temuan situs arkeologi yang telah dilakukan oleh para peneliti dan begitu

banyak warisan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia khususnya pada pulau

jawa. Dalam hal pencatatan data situs arkeologi sesuai dengan UU No. 11

tahun 2010 Bab VI Register Nasional Cagar Budaya bagian keempat pasal 39

tentang pemerintah dan pemerintah daerah melakukan upaya aktif mencatat

dan menyebarluaskan informasi tentang cagar budaya dengan tetap

memperhatikan keamanan dan kerahasiaan data yang dianggap perlu sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, ini adalah sebagai acuan

bahwa data situs merupakan data penting milik Negara. Pada pusat arkeologi

nasional dalam mencatat data situs arkeologi masih mengunakan cara lama

dengan mencatat menggunakan form dalam bentuk kertas, kemudian baru

dipindahkan kedalam Microsoft excel oleh seorang peneliti, kemudian data

situs diserahkan kepada subbidang program untuk di ditribusikan ke pada

subbagian kepegawaian dan keuangan, subbagian rumah tangga, dan bidang

data dan informasi, kemudian subbagian data mengumpulkan data situs dan

memverifikasi data situs dari laporan penelitian yang di distribusikan oleh

program dengan cara memisahkan data koordinat yang benar-benar situs

dengan data koordinat yang bukan situs. Karena masih menggunakan

8
9

Microsoft excel pusat arkeologi nasional menemukan banyak kesulitan seperti

data yang tercecer dan sulit menemukan data yang sedang dibutuhkan karena

banyaknya data situs arkeologi, kemudian banyak data yang kosong tidak

terisi dengan benar pada saat pencatatan dilapangan, dan hilangnya data yang

bersifat kertas dan belum sempat terinput ke dalam database yag

mengakibatkan penelitian jadi sia-sia. Kemudian dalam memverifikasi data

situs, Subbagian data kesulitan dalam memverifikasi data situs arkeologi

karena seharusnya yang memverifikasi data situs harus orang yang melakukan

penelitian dilapangan yaitu peneliti dan harus menunggu sampai data di

distribusikan oleh subbagian program baru data diverifikasi.

Kemudian masyarakat yang ingin mendapatkan data situs arkeologi

untuk kebutuhan penelitian, mereka harus datang ke pusat arkeologi nasional

dengan membawa surat permohonan, dan harus menunggu surat balasan dari

kepala pusat arkeologi nasional baru data tersebut bisa diberikan kepada

masyarakat yang membutuhkan data tersebut. Dan regulasi lain yakni

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 1993 tentang

perlindungan benda cagar budaya juga menjelaskan bahwa melindungi benda

cagar budaya sebagai salah satu upaya bagi pelestarian warisan budaya

bangsa, merupakan ikhtiar untuk memupuk kebanggaan nasional dan

memperkokoh jatidiri bangsa. Upaya pelestarian benda cagar budaya tersebut,

sangat besar artinya bagi kepentingan pembinaan dan pengembangan sejarah,

ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, serta pemanfaatan lainnya dalam rangka

memajukan kebudayaan bangsa demi kepentingan nasional. Untuk saat ini

9
10

peran pemerintah dan masyarakat terhadap peninggalan situs arkeologi di

pulau jawa masih belum maksimal, karena kurangnya pengetahuan

masyarakat terhadap pelestarian dan informasi mengenai situs arkeologi

menjadikan masyarakat kurangnya kepedulian dalam menjaga dan

memanfaatkan kelestarian situs arkeologi apalagi di pulau jawa memiliki

banyak peninggalan-peninggalan bersejarah yang berpotensi menjadi tempat

wisata dan bisa membangun perekonomian masayarakat setempat.

Sangat disayangkan apabila informasi mengenai lokasi persebaran

situs arkeologi tersebut belum tersebar luas kepada masyarakat, termasuk

informasi mengenai sejarah situs arkeologi yang dapat dijadikan sebagai

bahan pengetahuan dalam mengungkap situs yang ada di pulau jawa oleh

masyarakat luas. Dengan perkembangan teknologi, penyebaran informasi

lokasi dan sejarah mengenai situs arkeologi di pulau jawa dapat dipermudah

dengan menggunakan teknologi sistem informasi geografis (SIG).

Dari uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dan akan membuat sistem informasi spasial berbasis web dengan

diperluas lokasi persebaran tentang situs arkeologi dan menggunakan sebaran

point yang dilengkapi dengan location direct yaitu dapat memberikan

penunjuk arah sampai ketempat dimana situs itu berada dan data situs yang di

tampilkan berupa gambar dan sejarah rinci dari situs tersebut, kemudian

dengan menggunakan tools Google API yang terkoneksi langsung dengan

Googgle melalui jaringan internet, untuk sebaran data yang ditampilkan

adalah wilayah pulau jawa karena di wilayah tersebut memiliki begitu banyak

10
11

terdapat situs arkeologi, dan sistem ini lebih menekankan pada proses

pencatatan dan pendokumentasian data temuan situs pada Pusat Arkeologi

Nasional. Maka untuk membangun sistem tersebut dan untuk dijadikan

sebagai bahan skripsi bagi peneliti, judul yang diambil adalah “ Rancang

Bangun Sistem Informasi Spasial Persebaran Situs Arkeologi di Wilayah

Pulau Jawa Berbasis Web (Studi Kasus: Pusat Arkeologi Nasional) ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi masalah yang akan

diangkat pada tugas akhir ini, yaitu :

1. Pencatatan data situs arkeologi pada Pusat Arkeologi Nasional

yang menggunakan Microsoft Excel yang mengakibatkan data

tercecer dan hilang sehingga sulit mencari data yang sedang

dibutuhkan.

2. Tidak tersedianya sistem informasi spasial web persebaran situs

arkeologi di Pulau Jawa yang menampilkan informasi mengenai

sejarah situs dan penunjuk arah lokasi situs berada.

3. Sulitnya masyarakat dalam mendapatkan informasi dan data situs

arkeologi.

4. Subbidang data kesulitan dalam memverifikasi data situs arkeologi

karena harus menunggu data di distribusikan oleh subbagian

program, dan data yang diverifikasi belum tentu valid karena

seharusnya yang memverifikasi adalah peneliti langsung.

11
12

1.3 Rumusan Masalah

Maka dari itu penulisan tugas akhir ini menitikberatkan pada

perancangan sistem yang akan memberikan informasi secara visual sebaran

lokasi penemuan situs arkeologi di Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang

telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan bahan permasalahannya adalah “

Bagaimana merancang bangun sistem informasi spasial yang

menginformasikan lokasi penemuan situs arkeologi dan informasi mengenai

sejarah situs arkeologi yang terdapat di Indonesia khsusunya Pulau Jawa? ”.

1.4 Batasan Masalah

Dalam tugas akhir ini ada beberapa hal yang menjadi batasan masalah, yaitu :

1. Tempat yang menjadi obyek penelitian adalah Pusat Arkeologi Nasional

bidang Data dan Informasi.

2. Merancang sistem informasi spasial situs arkeologi yang meliputi:

a) Pengolahan data lokasi penemuan situs arkeologi kedalam bentuk

peta.

b) Mengelola informasi berita dan artikel seputar peninggalan situs

arkeologi.

c) Data yang ditampilkan hanya mengenai temuan situs arkeologi saja

dan data detailnya seperti gambar, informasi sejarah mengenai situs,

dan lokasi penemuan situs arkeologi di daerah pulau Jawa.

12
13

d) Sistem yang dirancang bukan untuk forum diskusi, hanya sekedar

memberikan informasi mengenai situs saja.

3. Informasi yang ditampilkan bersifat spasial dan nonspasial berbasiskan

WebGIS.

4. Objek penelitian ini adalah wilayah Pulau Jawa yang mempunyai luas

126.700 km² (48.919,1 mil²), dengan letak astronomi 7°30′10″LS,

111°15′47″BT.

5. Peta yang digunakan dalam pembuatan sistem ini yaitu peta Pulau Jawa

saja yang berbentuk file .shp yang di-convert menjadi kml yang di

terbitkan oleh Google tahun 2015, yang menggunakan proyeksi projectit,

dengan skala 1:25000 dan dengan koordinat UTM (Universal Traverse

Mercator) dengan acuan WGS 84 zona 48 S. Wilayah.

6. Metode pengembangan sistem yang digunakan untuk perancangan sistem

informasi spasial adalah metode berorientasi objek dengan model

pengembangan RAD (Rapid Application Development) yang meliputi

tahap Perencanaan Syarat (Requirements Planning), proses Desain

(Workshop Design) dan Penerapan (Implementation), proses design dalam

pengembangan sistem pada penelitian ini menggunakan bantuan tools

UML (Unified Modelling language).

7. Tools yang digunakan untuk mengolah data spasial adalah ArcView GIS

9.3, untuk menampilkan hasil olahan peta berupa system informasi

spasial berbasis web menggunakan Adobe Dreamweaver CS5 sebagai text

editor, bahasa pemrogaram yang digunakan adalah PHP, MySQL sebagai

13
14

database system, Google Maps API sebagai Map server, XAMPP sebagai

running localhost.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini terbagi 2 bagian, yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah

sistem informasi spasial persebaran situs arkeologi wilayah Pulau Jawa

berbasis web pada Pusat Arkeologi Nasional. Sedangkan tujuan khusus dari

penelitian ini adalah untuk menghasilkan :

1. Melakukan proses webmapping pada lokasi penemuan situs yang ada di

pulau Jawa.

2. Mendesign hasil webmapping ke dalam halaman web

3. Melakukan Pencatatan data situs secara komputerisasi dan terintegrasi

langsung dengan sistem.

4. Menyatukan hasil web yang berfungsi sebagai interface yang akan

ditampilkan.

5. Menyatukan Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Sebaran Situs

Sejarah di Pulau Jawa.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Bagi Penulis

1. Sebagai sarana aktualisasi diri bagi penulis untuk menunjukkan

kemampuannya di bidang pembangunan sistem informasi spasial.

14
15

2. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata 1 (S1) Sistem

Informasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Mahasiswa mampu merancang dan membangun sistem informasi

spasial persebaran situs arkeologi berbasis web.

1.6.2 Bagi Universitas

1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi

pelajaran yang diperoleh di bangku kuliah dan sebagai bahan

evaluasi.

2. Berguna sebagai penambah hasil-hasil penelitian yang dapat

dijadikan bahan bacaan bagi peneliti lain yang berminat mengkaji

permasalahan atau topik serupa.

3. memperkenalkan fakultas sains dan teknologi khususnya jurusan

sistem informasi kepada instansi terkait.

1.6.3 Bagi Pusat Arkeologi Nasional

1.6.3.1 Kepala Pusat Arkeologi

1. Meningkatkan kualitas pelayanan dalam mengakses informasi

mengenai persebaran situs arkeologi kepada masyarakat umum.

2. Dapat mengenalkan sejarah situs arkeologi yang ada di Indonesia.

1.6.3.2 Kabid Data dan Informasi

1. Memberikan kemudahan dalam mengelola data mengenai

persebaran situs arkeologi.

1.6.3.3 Kabid Data

1. Mempermudah dalam melakukan penginputan data situs sejarah.

15
16

2. Memberikan kemudahan dalam pengarsipan database mengenai

situs.

3. Mempermudah dalam membuat laporan.

1.6.4 Bagi Masyarakat Umum

a. Memberikan kemudahan dalam mengakses informasi mengenai

persebaran situs arkeologi.

b. Memudahkan masyarakat dalam melihat dan mengetahui lokasi

titik persebaran situs arkeologi secara spasial beserta data rinci dari

situs tersebut.

1.7 Metodologi Penelitian

Dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa metode yang

bertujuan yang mempermudah dalam melakukan analisa dan pengembangan

Sistem, yaitu sebagai berikut :

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data

primer untuk keperluan penelitian. Metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data pada penelitian yang saya buat adalah sebagai

berikut:

A. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan cara

menelaah dan melihat, membaca, mencatat dan mengutip kepada suatu

hasil penulisan penelitian yang sudah dicetak dan dijadikan referensi

16
17

data dalam pemecahan suatu masalah yang ada. Maka studi pustaka

tersebut, penulis mempelajari berbagai ilmu yang terkait dalam

penelitian ini dari berbagai sumber bacaan mengenai situs arkeologi,

regulasi, sistem informasi spasial, analisa dan perancangan sistem,

metode pengembangan sistem Rapid Application Development

(RAD) terutama yang bersumber dari buku, artikel, jurnal, dan

juga penelitian sejenis. Penulis juga mengunjungi website untuk

mendapatkan informasi ataupun referensi.

B. Observasi

Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk

mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek

datanya. Maka dalam melakukan penelitian ini, penulis melaksanakan

pengamatan langsung untuk mengumpulkan data dan informasi.

Pengamatan ini dilakukan dengan melihat langsung proses dan

kegiatan pengolahan data situs arkeologi yang berjalan pada Pusat

Arkeologi Nasional. Observasi ini dilakukan di bagian data dan

informasi pada Pusat Arkeologi Nasional.

C. Wawancara

Mengumpulkan data dengan mewawancarai orang yang terkait

langsung dengan kajian penelitian yang sedang dilakukan. Maka

kegiatan wawancara ini, penulis mewawancarai Bapak Frandus selaku

kepala Subbidang Data. Wawancara ini berguna untuk memperoleh

data-data yang diperlukan dalam perancangan dan pembuatan sistem.

17
18

1.7.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode OOAD (Object Oriented Analysis and Design) dengan

model pengembangan Rapid Application Development (pengembangan

aplikasi cepat) dan UML sebagai tools. Diagram yang digunakan yaitu use

case diagram, class diagram, sequence diagram, statechart diagram dan

Activity Diagram. (Kendall & Kendall, 2010). Metode yang digunakan

untuk model Rapid Application Development dalam penelitian ini antara

lain:

1. Perencanaan Persyaratan (Requirements Planning).

2. Desain Workshop RAD (RAD Workshop Design).

3. Implementasi Sistem (System Implementation).

1.8 Sistematika Penulisan

Penyusunan pada skripsi ini penulis membagi dalam beberapa bab yang

secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan, manfaat, serta sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan teori yang terkait dengan konsep sistem

informasi, database, dan analisis perancangan sistem, serta metode

yang digunakan.

18
19

BAB III. METODELOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang metodologi apa yang akan

digunakan untuk membahas dan menganalisis suatu penelitian.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas perancangan sistem informasi spasial

persebaran situs arkeologi yang tersebar di Indonesia.

BAB V. PENUTUP

Bab ini berisi kan tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta saran

sebagai bahan perbaikan.

19
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Rancang Bangun

Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil

analisis dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk

mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem

diimplementasikan (Pressman, 2002). Perancangan adalah kegiatan yang

memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan

masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan

alternatif sistem yang terbaik (Ladjumudin, 2005). Sedangkan pengertian

bangun atau pembangunan sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru

maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara

keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002). Bangun sistem adalah

membangun sistem informasi dan komponen yang didasarkan pada spesifikasi

desain (Whitten et al, 2004).

Dengan demikian pengertian rancang bangun merupakan kegiatan

menerjemahkan hasil analisis ke dalam bentuk paket perangkat lunak

kemudian menciptakan sistem tersebut ataupun memperbaiki sistem yang

sudah ada.

20
21

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.2.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2008).

Secara umum, sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan

objek, ide, berikut saling keterkaitannya (inter-relasi) di dalam (usaha)

mencapai suatu tujuan (atau sasaran bersama tertentu). Atau, dengan

kata lain, sistem dapat disebutkan sebagai kumpulan komponen (sub-

sistem fisik maupun non-fisik/logika) yang saling berhubungan satu

sama lainnya dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai suatu

tujuan. (Prahasta, 2009).

Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen

yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu

kesatuan. (Mulyanto, 2009). Menurut Turban (2005), sistem merupakan

kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep, dan prosedur yang

dimaksudkan untuk melakukan suatu fungsi yang dapat diidentifikasi

atau untuk melayani suatu tujuan.

Menurut Prahasta (2005), sistem adalah suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama

untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran

tertentu. Esensinya sistem terdiri dari:

1. Komponen-komponen dalam sistem tersebut, mencakup :

21
22

a) Perangkat keras/hardware

b) Perangkat lunak/software

c) Prosedur-prosedur/procedure

d) Perangkat manusia/brainware

e) Informasi/information

2. Serta fungsi-fungsi teknologi di dalamnya yaitu:

a) Input

b) Proses/process

c) Output

d) Penyimpanan/storage

e) Komunikasi/communication

Jadi dapat disimpulkan dari penjelasan menurut para ahli diatas

pengertian sistem adalah sekumpulan elemen-elemen atau sekelompok

komponen yang saling berpadu bersama-sama untuk mencapai sebuah

tujuan.

2.2.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang

tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (component), batas

sistem (boundary), lingkungan luar sistem (enviroments), penghubung

(interface), masukan (input), keluaran (output), pengolahan (process)

dan sasaran ( objectives) atau tujuan (goal) (Jogiyanto, 2008).

22
23

Gambar 2. 1 Karakteristik Sistem (Jogiyanto, 2008)

Penjelasan dari gambar diatas sebagai berikut:

1. Komponen-komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling

berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu

kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem

dapat berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batasan Sistem (Boundary).

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu

sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipasang sebagai

suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup

(scope) dari sistem tersebut.

23
24

3. Lingkungan luar (Environment).

Lingkungan luar merupakan apapun diluar batas sistem yang

mempengaruhi operasi sistem yang dapat bersifat menguntungkan

atau merugikan sistem tersebut.

4. Penghubung (Interface).

Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem

dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan

sumber-sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem

yang lain.

5. Masukan Sistem (Input).

Masukan sistem merupakan energi yang dimasukkan kedalam

sistem. Masukan dapat berupa peralatan (maintenance input) dan

masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi

yang diproses agar didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam

sistem komputer, program adalah maintenance input yang

digunakan untuk mengoperasikan komputernya sedangkan data

adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran sistem (Output).

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan

merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan

mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain

menjadi keluaran barang jadi yang dibutuhkan oleh manajemen.

24
25

7. Tujuan (Goal).

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran

(objective). Kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka operasi

sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat

menentukan sekali karena masukan yang dibutuhkan sistem dan

keluaran yang dihasilkan sistem.

2.2.3 Data dan Informasi

Data merupakan bahasa mathematical, dan atau simbol-simbol

pengganti lain yang telah disepakati secara umum di dalam usaha

menggambarkan suatu objek, manusia, peristiwa, aktivitas, konsep atau

objek-objek penting lainnya. Singkatnya, data merupakan suatu

kenyataan apa adanya (raw facts). Sedangkan informasi adalah data

yang telah ditempatkan pada konteks yang penuh arti oleh penerimanya.

(Prahasta, 2009).

Informasi terbagi menjadi dua yaitu informasi formal dan

informasi non-formal. Informasi formal mencakup antara lain peraturan

pemerintah (PP) dan undang-undang (UU), surat keputusan (SK), surat

perintah (SP), surat perjanjian atau kontrak, prosedur akuntansi,

persyaratan perencanaan, anggaran dasar organisasi, permintaan

pekerjaan (lamaran), kebutuhan-kebutuhan pengendalian dan kontrol

dan proses-proses pengambilan keputusan yang umum. Sedangkan

informasi non-formal antara lain mencakup pendapat-pendapat individu,

pengesahan, intuisi, firasat, prasangka, dugaan, kabar, isu, desas-desus,

25
26

pengalaman pribadi, selentingan, rules of thumbs, anggapan atau asumsi

dan lain sejenisnya.

Data secara etimologi merupakan bentuk jamak dari datum yang

dalam bahasa latin berarti pernyataan atau nilai dari suatu kenyataan.

Pernyataaan atau nilai ini berasal dari proses pengukuran atau

pengamatan atas suatu variabel dan dipresentasikan dalam bentuk

tunggal atau jamak dari angka (numeric), karakter (text), gambar

(image) atau suara (sound). Datum pada bahasa inggris digunakan

sebagai titik acuan terhadap penunjukan sebuah referensi, terutama pada

pembuatan peta di bidang geologi dan drafting.

Secara umum sampai saat ini kita belum bisa menggunakan

istilah informasi dengan tepat, informasi sering disalah artikan dengan

data mentah, data tersusun, dan kapasitas saluran komunikasi. Informasi

digunakan dalam segala bidang dan memegang peranan yang penting

dalam segala aspek kehidupan. Informasi diperlukan untuk membantu

pengambilan keputusan dengan cepat dan akurat sehingga pada akhirnya

dapat menunjang pencapaian tujuan organisasi secara lebih efektif dan

efisien. Secara makro, peranan informasi hubungannya dengan adanya

kemajuan teknologi yang pesat dewasa ini, masalah yang dihadapi pun

semakin besar dan bervariasi serta harus ditangani dalam waktu yang

singkat. Oleh karena itu, proses pengambilan keputusan juga semakin

rumit, sehingga diperlukan dukungan informasi yang berkualitas untuk

mengambil keputusan dalam melakukan pemecahan masalah.

26
27

Informasi dan data sebenarnya berbeda, tetapi walaupun

demikian keduanya berkaitan erat dengan waktu. Data adalah

merupakan kumpulan dari simbol-simbol yang teratur yang menyatakan

jumlah aktivitas, benda dan sebagainya. Sedangkan definisi informasi

adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi

penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau

kemudian. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diketahui bahwa

informasi merupakan keluaran dari proses transformasi dimana data

adalah masukannya. (Putra dan Subiyakto, 2006).

2.2.4 Atribut Informasi

Menurut Prahasta (2005), banyak atribut atau kualitas-kualitas

yang berkaitan dengan konsep informasi mambantu kita di dalam

mengidentifikasi dan mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan informasi

yang spesifik. Gambar 2.2 mengilustrasikan beberapa atribut informasi.

AKURAT

PRESISI QUNTIFIABLE

TEPAT WAKTU VERIFIABLE


INFORMASI

JELAS ACCESSIBLE

DIBUTUHKAN NON-BIAS
COMPREHENSIVE

Gambar 2. 2 Atribut Informasi (Prahasta, 2005)

27
28

Berikut ini penjelasan dari Gambar 2.2:

1. Akurat adalah derajat kebebasan informasi dari kesalahan.

2. Presisi adalah ukuran detil yang digunakan di dalam penyediaan

informasi.

3. Tepat Waktu adalah penerimaan informasi masih dalam jangkauan

waktu yang dibutuhkan oleh si penerima.

4. Jelas adalah derajat kebebasan informasi dari keraguan.

5. Dibutuhkan tingkat relevansi informasi yang bersangkutan dengan

kebutuhan pengguna.

6. Quantifiable adalah tingkat atau kemampuan dalam menyatakan

informasi dalam bentuk numerik.

7. Verifiable adalah tingkat kesepakatan atau kesamaan nilai sebagai

hasil pengujian informasi yang sama oleh berbagai pengguna.

8. Accessible adalah tingkat kemudahan dan kecepatan dalam

memperoleh informasi yang bersangkutan.

9. Non-bias adalah derajat perubahan yang sengaja dibuat untuk

merubah atau memodifikasi informasi dengan tujuan

mempengaruhi para penerimanya.

10. Comprehensive adalah tingkat kelengkapan informasi.

2.2.5 Kriteria Sistem Informasi

Kriteria Sistem Informasi merupakan variabel keluaran sistem

yang dianggap sebagai ukuran unjuk kerja. Kriteria-kriteria tersebut

mencakup (Prahasta, 2005):

28
29

1. Debit

Jumlah data dan informasi yang mengalir (bits) per-satuan waktu.

2. Response Time

Waktu antara event, reaksi terhadap event sampai dengan proses

terhadap event selesai dilakukan.

3. Cost

Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi dari data.

4. Pemenuhan Fungsi (Function Compliance)

Fungsi yang didefinisikan harus dapat dijalankan sebagaimana

direncanakan.

2.2.6 Komponen Sistem Informasi

Komponen dasar sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai

berikut (Ladjamudin, 2005) :

Gambar 2. 3 Komponen Sistem Informasi (Ladjamudin, 2005)


1. Hardware dan Software yang berfungsi sebagai mesin.

2. People dan Procedure yang merupakan manusia dan tatacara

menggunakan mesin.

3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan

mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.

29
30

2.2.7 Kegiatan Sistem Informasi

Sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyajikan,

menganalisis dan mendistribusikan informasi untuk tujuan tertentu.

Seperti sistm lain, kegiatan sistem informasi meliputi (Ladjamudin,

2005):

1. Input

Menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk

diproses.

2. Proses

Menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk

menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.

3. Output

Suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses tersebut.

4. Penyimpanan

Suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data.

5. Control

Suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut

berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2.3 Pengertian Geografi dan Peta

2.3.1 Pengertian Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi sesuai

dengan referensinya atau studi mengenai area-area yang berbeda

30
31

dipermukaan bumi didalam pengertian karakteristiknya

(Prahasta[Richthoffen], 2009). Geografi berasal dari Bahasa Yunani

yaitu “geo” yang berarti bumi dan “graphein” yang berarti

“menjelaskan”. Dengan demikian semakin berkembangnya konsep dan

cakupan geografi, maka geografi dapat diartikan sebagai suatu cakupan

studi mengenai permukaan bumi terutama dalam hal keanekaragaman

area permukaan bumi dan hubungannya sebagai tempat tinggal manusia.

Geografis memiliki istilah lain yaitu spasial atau keruangan dan

Geospasial. Penggunaan kata “Geografis” mengandung pengertian suatu

persoalan mengenai bumi; permukaan bumi yang dua atau tiga dimensi

(Prahasta, 2009). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

Geografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang permasalahan

bumi secara luas dalam hubungan dengan keruangannya. Dalam hal ini

geografis memerlukan peta, data spasial dan SIG untuk mengolahnya

menjadi informasi. Ada beberapa hal yang dikaji oleh geografi

diantaranya (Prahasta, 2009):

1. Terbentuknya bumi dan bumi sebagai tempat tinggal.

2. Hubungan antara manusia dengan lingkungannya.

3. Pendekatan, spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan

regional (kewilayahan).

2.3.2 Pengertian Peta

Untuk mengelola data geografis diperlukan peta untuk

mengetahui informasi tentang suatu daerah tersebut. Peta merupakan

31
32

penyajian grafis dari permukaan bumi dalam skala tertentu dan

digambarkan pada bidang datar melalui sistem proyeksi peta dengan

menggunakan simbol-simbol tertentu sebagai perwakilan dari objek-

objek spasial di permukaan bumi (Riyanto,2009).

2.3.3 Klasifikasi Peta

Adapun klasifikasi peta dapat dilihat dari 4 segi (Riyanto, 2009)

yaitu:

1. Peta dari Segi Jenisnya

a. Peta Foto, dihasilkan dari foto udara/ortofoto yang dilengkapi

garis kontur, nama, dan legenda.

b. Peta Garis, menyajikan detil alam dan buatan manusia dalam

bentuk titik, garis dan luasan.

2. Peta dari Segi Skalanya

a. Peta Skala besar ( 1:50.000 atau > 1:25.000 )

b. Peta Skala kecil ( 1: 500.00 atau lebih kecil )

3. Peta dari Segi Fungsinya

a. Peta Umum, berisi penampakan umum, seperti: jalan, batas

wilayah, garis pantai dll.

b. Peta Tematik, menunjukkan hubungan ruang dalam bentuk

atribut tunggal atau hubungan atribut.

c. Kart, peta yang didesain untuk keperluan navigasi, nautical

dan aeronautical.

32
33

4. Peta dari Segi Macam Persoalannya (maksud dan tujuan),

misalnya: peta geologi, peta tanah, peta kependudukan dll.

2.3.4 Penyusunan Peta

Dalam penyusunan peta dapat dilakukan dengan penyederhanann

objek geografis dengan data geografis dan proyeksi peta (Riyanto,2009).

1. Data Geografis bisa berupa titik (point) contohnya : ibukota daerah,

menara, tugu; garis (line) contohnya: sungai, jalan atau jaringan dan

luasan (polygon/ boundary) contohnya: penggunaan tanah, danau

dan lain sebagainya.

Gambar 2. 4 Bentuk Data Geografis (Sumber: Riyanto,2009)

2. Proyeksi peta merupakan teknik yang digunakan untuk

menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi

yang secara kasar berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi

dengan distorsi seminimal mungkin.

2.3.5 Komponen Peta

Peta mempunyai beberapa komponen (Riyanto, 2009) sebagai

berikut:

1. Isi (data frame) peta menunjukkan isi dari makna ide penyusun peta

yang akan disampaikan kepada pengguna peta.

33
34

2. Skala pada peta menjelaskan hubungan dari data frame yang ada

dipeta dengan dunia nyata dalam sebuah rasio perbandingan. Skala

sangat penting dicantumkan untuk melihat tingkat ketelitian dan

kedetailan objek yang dipetakan.

3. Simbol arah dicantumkan dengann tujuan untuk orientasi peta. Arah

juga penting karena akan mempermudah bagi si pemakai untuk

membacanya dan dapat dengan mudah mencocokkan objek di peta

dengan objek yang sebenarnya dilapangan.

4. Legenda atau keterangan bertugas untuk menjelaskan simbol-simbol

yang digunakan dalam sebuah peta pada setiap lapisan datanya. Agar

pembaca mudah memahami isi peta.

5. Sumber menunjukkan agar pembaca dapat mengetahui sumber data

atau peta yang digunakan, kapan peta dibuat.

6. Judul peta sangat penting karena sebuah judul akan memberikan

gambaran secara singkat mengenai subjek-subjek yang ada dalam

peta tersebut.

7. Proyeksi, sebuah peta membutuhkan kedetailan informasi sebuah

sistem proyeksi yang digunakan untuk kebutuhan pemakaian sistem

koordinat yang akan dipakai.

8. Kartografer atau pembuat peta dan waktu pembuatan. Dalam

pengolahan peta juga ditemukan identitas pembuat peta dan kapan

pertama kali peta tersebut dihasilkan.

34
35

2.4 Sistem Informasi Geografi

2.4.1 Pengertian Sistem informasi Geografi

Sistem informasi geografi adalah kumpulan yang terorganisir

dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografis, metode,

dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh,

menyimpan, memperbarui, memanipulasi, menganalisis dan

menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis

(Riyanto, 2010).

Sistem informasi geografik merupakan pengaturan terhadap

perangkat keras komputer, perangkat lunak, dan data geografik yang

berinteraksi dengan orang-orang untuk mengintegrasikannya,

menganalisis, dan memvisualisasikan data. SIG juga menentukan

hubungan-hubungan (relationships) pola-pola dalam geografis dan

menemukan solusi untuk bermacam masalahnya.

Sistem Informasi Geografis dirancang untuk menangkap

(capture), menyimpan, memperbarui, memanipulasi, menganalisis, dan

menampilkan informasi geografik. SIG biasanya digunakan untuk

menyatakan peta-peta sebagai layer-layer data yang dapat dikaji dan

digunakan untuk melakukan analisis.

2.4.2 Komponen Sistem Informasi Geografi

Secara umum SIG bekerja bersama 4 komponen sebagai berikut

dengan berbagai karakteristiknya (Prahasta, 2009) :

1. Perangakat keras atau Hardware

35
36

Untuk perangkat keras SIG tidak terlalu berbeda dengan perangkat

pada umumnya yaitu seperti : CPU, RAM, Storage, Input Device

(perangkat untuk memasukkan data seperti keyboard, mouse, GPS,

scanner dan kamera digital), Output Device (layar monitor, printer

dan plotter), Pheriperal (merupakan perangkat lain yang diperlukan

untuk mempresentasikan SIG yaitu: jaringan internet, kabel jaringan,

modem, ISP router, Ethernet dll).

2. Perangkat lunak atau Software

SIG juga merupaka sistem perangkat lunak yang tersusun secara

modular dimana sistem basis datanya memegang peranan kunci.

Pemilihan perangkat luak bergantung pada sejumlah factor,

termasuk tujuan-tujuan penggunaan dan kemampuan dari perangkat

lunak tersebut. Standar umum yang digunakan untuk SIG yaitu:

Operating System (UNIX atau Windows), model data spasial (raster

dan vektor), Basis data (DBMS).

3. Data dan Informasi geografi

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang

diperlukan baik secara tidak langsung (mengimport dari format

software SIG) maupun secara langsung dengan cara mendijitasi data

spasialnya.

4. Manajemen (Sumber Daya Manusia)

36
37

Suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan

dikerjakan oleh orang-orang memiliki keahlian yang tepat pada

semua tingkatannya.

Hardware

SIG Database

Manajemen

Software

Gambar 2. 5 Komponen SIG (Prahasta, 2009)

2.4.3 Fungsi Sistem Informasi Geografis

SIG memiliki 4 fungsi sebagai berikut (Prahasta, 2009):

1. Sistem Informasi Geografis Sebagai Bank Data Geografis.

2. Sistem Informasi Geografis sebagai Sarana Bantu Pengambilan

Keputusan.

3. Sistem Informasi Geografis sebagai Sarana Pengendalian

Operasional dan Pemantauan.

2.4.4 Kemampuan SIG

Beberapa kemampuan SIG yang dapat diambil menurut beberapa

definisinya (Prahasta, 2005) adalah sebagai berikut:

37
38

1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografi (atribut dan spasial)

2. Mengintegrasikan data geografi (spasial dan atribut)

3. Memeriksa, mem-update (mengedit) data geografi (spasial dan

atribut)

4. Menyimpan dan memanggil kembali data geografi (spasial dan

atribut)

5. Merepresentasikan atau menampilkan data geografi (spasial dan

atribut)

6. Mengelola data geografi (spasial dan atribut)

7. Memanipulasi data geografi (spasial dan atribut)

8. Menganalisa data geografi (spasial dan atribut)

9. Menghasilkan keluaran data geografi dalam bentuk; peta tematik

(view dab layout), tabel, grafik (chart) laporan (report), dan lainnya.

Data non spasial adalah data yang dapat dihubungkan dengan

data geografis atau peta untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan

(Prahasta, 2009). Untuk menyimpan data non spasial bisa dilakukan

dengan membentuk tabel di dalam database dan ditabelkan pada peta

dengan pola titik tertentu atau simbol tertentu. Selain itu basis data juga

diperlukan dalam SIG Basis data spasial adalah sekumpulan bentuk data

spasial, operator, indeks, strategi pemrosesan dan dapat bekerja dengan

banyak DBMS relasional demikian juga dengan bahasa pemrograman

seperti Java, Visual Basic, Sistem Koordinat UTM.

38
39

Untuk menghindari koordinat negatif dalam proyeksi UTM

setiap meridian tengah dalam tiap zone diberi harga 500.000 mT (meter

timur). Untuk harga-harga ke arah utara, ekuator dipakai sebagai garis

datum dan diberi harga 0 mU (meter utara). Untuk perhitungan ke arah

selatan ekuator diberi harga 10.000.000 mU.

Gambar 2. 6 Sistem Koordinat UTM (Prahasta, 2009)

Gambar 2. 7 Sistem Proyeksi UTM (Prahasta, 2009)

39
40

Pada Gambar 2.3 digambarkan bahwa Wilayah Indonesia

(90° – 144° BT dan 11° LS – 6° LU) terbagi dalam 9 zone UTM,

dengan demikian wilayah Indonesia dimulai dari zona 46 sampai

zona 54 (meridian sentral 93° – 141° BT).

2.4.5 Jenis Data dalam Sistem Informasi Spasial

Sistem informasi spasial membagi keberadaan data menjadi dua

bagian yaitu data spasial (Keruangan) dan data Non Spasial (Atribut).

1. Data Spasial

Menurut Aziz dan Slamet (2007), data spasial adalah data

yang berhubungan dengan ruang atau bersifat keruangan. Data

spasial mendeskripsikan sekumpulan entity baik yang memiliki

lokasi atau posisi yang tetap mampu yang tidak tetap (memiliki

kecenderungan untuk bertambah, bergerak, atau berkembang). Data

spasial dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu raster dan vektor.

Data spasial dapat dihasilkan dari berbagai macam sumber

diantaranya adalah citra satelit, peta analog, foto udara, data tabular

dan data survei. Penjelasan dari masing-masing sumber dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. 1 Tabel Keterangan Sumber Data Spasial (Prahasta, 2009)

No Sumber Data Spasial Keterangan

Data ini menggunakan satelit sebagai wahananya.


1. Citra Satelit
Satelit tersebut menggunakan sensor untuk dapat

40
41

merekam kondisi atau gambaran dari permukaan bumi.

Data ini didapat dengan menggunakan pesawat udara

2. Foto Udara sebagai wahananya dengan cakupan wilayah yang

tidak luas.

Peta analog merupakan bentuk tradisional dari data

spasial, dimana data ditampilkan dalam bentuk kertas

atau film. Oleh karena itu dengan perkembangan


3. Peta Analog
teknologi saat ini peta analog tersebut dapat di scan

menjadi format digital untuk kemudian disimpan

dalam basis data.

Data yang dihasilkan dari GPS (Global Positioning

4. Data GPS System) yang memberikan informasi nilai koordinat

dimana kita berada.

Data ini dihasilkan dari hasil survei atau pengamatan

5. Data Survei lapangan. Contohnya adalah pengukuran persil lahan

dengan menggunakan metode survei terestris.

a. Model Data Raster

Menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial

dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang

membentuk grid. Setiap piksel atau sel grid memiliki nilai tunggal.

Akurasi data raster tergantung pada resolusi atau ukuran

41
42

pikselnya. Semakin kecil ukuran piksel maka semakin banyak

informasi yang disajikan dan semakin tinggi akurasi data. Model

data raster merupakan model data spasial yang paling sederhana.

b. Model Data Vektor

Menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial

dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau polygon beserta

atribut-atributnya.

c. Data Non Spasial

Sedangkan data non spasial menurut Aziz dan Slamet (2007)

adalah jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek deskripstif

dari fenomena-fenomena yang dimodelkan. Aspek deskriptif ini

mencakup items atau properties dari fenomena yang bersangkutan

hingga dimensi waktu.

2.5 Pengertian Persebaran

Bila dilihat dari geografisnya maksud dari persebaran, yaitu suatu

gejala dan fakta yang tersebar tidak merata di permukaan bumi yang meliputi

bentang alam, tumbuhan, hewan, manusia atau lokasi-lokasi tertentu

(http://prinsip-prinsipgeografikelasxsma.blogspot.com/). Contoh persebaran

adalah persebaran jenis tanah di Indonesia yang berbeda-beda pada setiap

wilayah.

42
43

2.6 Pendekatan Membangun Web GIS

2.6.1 Arsitektur Web GIS

Untuk dapat melakukan komunikasi dengan komponen yang

berbeda-beda di lingkungan web maka dibutuhkan sebuah web server.

Karena standar dari geodata berbeda-beda dan sangat spesifik maka

pengembangan arsitektur sistem mengikuti arsitektur ‘Client Server’.

Gambar 2. 8 Arsitektur Web GIS (Sanjaya, 2005)

Gambar diatas menunjukkan arsitektur minimum sebuah sistem

Web GIS. Applikasi berada di sisi client yang berkomunikasi dengan

Server sebagai penyedia data melalui web Protokol seperti HTTP (Hyper

Text Transfer Protocol). Aplikasi seperti ini bisa dikembangkan dengan

web browser (Mozzila Firefox, Opera, Internet Explorer, dll). Untuk

menampilkan dan berinteraksi dengan data GIS, sebuah browser

membutuhkan Pug-In atau Java Applet atau bahkan keduanya. Web

Server bertanggung jawab terhadap proses permintaan dari client dan

mengirimkan tanggapan terhadap respon tersebut.

Dalam arsitektur web, sebuah web server juga mengatur

komunikasi dengan server side GIS Komponen. Server side GIS

Komponen bertanggung jawab terhadap koneksi kepada Database

43
44

spasial seperti menterjemahkan query ke dalam SQL dan membuat

representasi yang diteruskan ke server. Dalam kenyataannya Side Server

GIS Komponen berupa software libraries yang menawarkan layanan

khusus untuk analisis spasial pada data. Selain komponen hal lain yang

juga sangat penting adalah aspek fungsional yang terletak di sisi client

atau di server. Gambar berikut dua pendekatan yang menunjukan

kemungkinan distribusi fungsional pada sistem client/server berdasarkan

konsep pipeline visualization.

Gambar 2. 9 Thin Vs Thick Sistem pada Client Server (Sumber: Sanjaya,


2005)
Pendekatan-1: Thin Client: Memfokuskan diri pada sisi server.

Hampir semua proses dan analisa data dilakukan berdasarkan request

disisi server. Data hasil pemrosesan dikirimkan ke client dalam format

HTML, yang didalamnya terdapat file gambar sehingga dapat dilihat

dengan browser. Pada pendekatan ini interaksi pengguna terbatas dan

tidak fleksibel.

44
45

Pendekatan-2: Thick / Fat Client: Pemrosesan data dilakukan di

sisi client, data dikirim dari server ke client dalam bentuk data vektor

yang disederhanakan. Pemrosesan dan penggambaran kembali dilakukan

di sisi client. Cara ini menjadikan user dapat berinteraksi lebih interaktif

dan fleksibel.

2.4.1 Client Server

Menurut Mulyanto (2009) mendefinisikan client-server sebagai

arsitektur yang paling banyak digunakan saat ini. Dimana client dapat

melakukan proses sendiri, ketika client meminta data, server akan

mengirimkan data sesuai yang diminta, kemudian proses akan dilakukan

di client. Arsitektur client-server memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Pemrosesan dapat dilakukan di komputer client, sehingga data

dapat diproses sesuai dengan kebutuhan client.

2. Proses bisnis tetap akan berjalan meskipun terjadi kemacetan

mesin.

3. Pada arsitektur client-server hanya dibutuhkan mesin-mesin yang

sederhana, sehingga dapat mengurangi biaya dalam membangun

sistem.

4. Mudah dalam melakukan up-grade pada perangkat sistem.

5. Dapat menggunakan berbagai platform aplikasi pada client.

45
46

2.7 Database dan DBMS

2.7.1 Database

Definisi basis data dari beberapa ahli basis data adalah sebagai

berikut (Ladjamudin, 2005):

1. Database adalah sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang

sangat besar) yang tersimpan dalam magnetic disk, optical disk,

magnetic drum atau media penyimpanan sekunder lainnya.

2. Database adalah sekumpulan program-program aplikasi umum

yang bersifat “batch” yang mengeksekusi dan memproses data

secara umum (seperti pencarian, penambahan dan penghapusan

terhadap data).

3. Database terdiri atas data yang akan digunakan atau diperuntukkan

terhadap banyak “user”, di mana masing-masing “user” (baik

menggunakan teknik pemrosesan yang bersifat batch atau on-line)

akan menggunakan data tersebut sesuai dengan data dan fungsinya

dan “user” lain dapat juga menggunakan data tersebut dalam

waktu yang bersamaan.

4. Database adalah koleksi terpadu dari data-data yang saling

berkaitan dari suatu enterprise (instansi, instansi pemerintah atau

swasta).

5. Database sering didefinisikan sebagai kumpulan data yang terkait.

Secara teknis, yang berada dalam sebuah database adalah

sekumpulan tabel atau objek lain (indeks, view dan lain-lain) yang berisi

46
47

sejumlah baris dan kolom. Tujuan utama pembuatan database adalah

untuk memudahkan dalam mengakses data. Data dapat ditambahkan,

diubah, dihapus atau dibaca dengan relatif mudah dan cepat. Saat ini

tersedia banyak perangkat lunak yang ditujukan untuk mengelola

database. Perangkat lunak seperti itu biasa dinamakan DBMS

(Database Management Sistem). MySQL merupakan segelintir contoh

produk pengelola database.

2.7.2 Keuntungan Database

Keuntungan database (Simarmata dan Paryudi, 2006):

1. Mampu berbagi data yang sama pada banyak aplikasi dan sistem.

2. Dapat membangun super database yang terdiri atas semua item

data yang diperlukan oleh sebuah organisasi.

3. Penyimpanan data dalam format yang fleksibel karena database

didefinisikan secara terpisah dari sistem informasi dan program-

program aplikasi yang akan menggunakan database.

4. Secara teoritis, database memperbolehkan kita untuk

menggunakan data dengan cara tidak seperti yang telah ditentukan

oleh pengguna akhir.

5. Data independent dari aplikasi akan meningkatkan adaptibilitas

dan fleksibilitas.

6. Teknologi database menyediakan skalabilitas superior, dalam arti

database dan sistem yang menggunakan dapat ditingkatkan atau

47
48

dikembangkan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan perubahan

pada sebuah organisasi.

7. Kemampuan untuk sharing data antar aplikasi

8. Redudansi lebih sedikit dan terkontrol.

2.7.3 Database Management Sistem (DBMS)

DBMS merupakan koleksi terpadu dari database dan program-

program komputer (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan

memelihara database. Program-program tersebut menyediakan berbagai

fasilitas operasi untuk memasukkan, melacak dan memodifikasi data ke

dalam database, mendefinisikan data baru serta mengolah data menjadi

informasi yang dibutuhkan (DBMS = Database + Program Utilitas)

(Ladjamudin, 2005).

2.7.4 Keuntungan DBMS

DBMS memungkinkan Instansi maupun individu untuk

(Simarmata dan Prayudi, 2006):

1. Mengurangi pengulangan data

Apabila dibandingkan dengan file-file komputer yang disimpan

terpisah di setiap aplikasi komputer, DBMS mengurangi jumlah

total file dengan menghapus data terduplikasi di berbagai file. Data

terduplikasi selebihnya dapat ditempatkan dalam satu file.

2. Mencapai independensi data

48
49

Spesifikasi data disimpan dalam skema pada tiap program aplikasi.

Perubahan dapat dibuat pada struktur data tanpa mempengaruhi

program yang mengakses data.

3. Mengintegrasikan data beberapa file

Saat file dibentuk sehingga menyediakan kaitan logis, maka

organisasi fisik bukan merupakan kendala. Organisasi logis,

pandangan pengguna dan program aplikasi tidak harus tercermin

pada media penyimpanan data.

4. Mengambil data dan informasi dengan cepat

Hubungan-hubungan logis, bahasa manipulasi data, serta bahasa

query memungkinkan pengguna mengambil data dalam hitungan

detik atau menit.

5. Meningkatkan Keamanan

DBMS mainframe maupun komputer mikro dapat menyertakan

beberapa lapis keamanan seperti kata sandi (password), direktori

pemakai dan bahasa sandi (encryption) sehingga data yang

dikelola akan lebih aman.

2.7.5 Database Spasial

Database spasial mendeskripsikan sekumpulan entity yang

memilki lokasi atau posisi yang tetap maupun yang tidak tetap. Tipe-tipe

entity spasial ini memiliki properties topografi dasar meliputi lokasi

dimensi, dan bentuk (shape). (Prahasta, 2005).

49
50

Basisdata spasial adalah suatu kumpulan data yang tidak

berulang yang dapat digunakan secara bersama-sama oleh aplikasi yang

berbeda-beda. Basisdata spasial perlu ada karena data geografis

mempunyai aneka tipe data, seperti gambar, kata-kata, koordinat dan

obyek-obyek yang kompleks. Geodatabase adalah membangun sebuah

basis data yang terintegrasi, menjadi pusat sumber data dan dapat

diakses oleh berbagai aplikasi yang telah ada maupun yang akan

dibangun selanjutnya untuk kebutuhan informasi dan analisis.

Geodatabase merupakan sebuah konsep manajemen data relasional yang

berisikan data spasial dan nonspasial. Geodatabase membantu dalam

proses penyimpanan dan managemen informasi geografis pada sistem

managemen data yang standar (dalam bentuk tabel). (Sulaeman, 2005).

Kemudian Riyanto et al. (2009), ada beberapa fasilitas

geodatabase antara lain:

1. Mampu menangani tipe data yang beragam

2. Menggunakan aturan relasional yang sudah baku, seperti

pembuatan relasi antar tipe data, topologi, jaringan geometik, dan

lain-lain.

3. Mampu mengakses data geografis yang besar, baik yang disimpan

dalam bentuk berkas maupun dalam sebuah DBMS.

Keuntungan dalam menerapkan konsep geodatabase, antara lain yaitu:

1. Data geografis yang tersimpan memiliki keseragaman data.

2. Proses entry dan editing data menjadi lebih akurat

50
51

3. Data-data ditampilkan secara lebih dinamis

4. Hasil peta yang lebih baik akan terbentuk.

5. Bentuk dari tiap fitur didefinisikan lebih baik.

6. Banyak user dapat melakukan proses editing secara simultan.

Tipe dari geodatabase ada dua yaitu Personal geodatabase, yaitu

konsep geodatabase yang diperuntukan single user dan Enterprise

Geodatase yaitu konsep geodatabase untuk multi user dan memiliki

skala yang lebih besar dengan menggunakan database application

software seperti: ORACLE dan Ms.SQL Server.

2.8 SIG Berbasis Web

Sistem ini merupakan aplikasi yang berjalan pada media jaringan LAN

dan atau internet; khususnya dengan layanan web-nya.dengan demikian, para

pengguna yang memanfaatkan aplikasi browser internet dapat mengirimkan

beberapa request terhadap server-nya untuk memperoleh informasi pada

umunya tersedia dalam bentuk teks dan file gambar dengan format HTML

(Prahasta, 2009).

2.9 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data merupakan suatu proses

pengadaan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian (Nazir, 2005).

51
52

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

2.9.1 Observasi

Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk

mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek

datanya (Jogiyanto, 2008).

2.9.2 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan cara

menelaah dan melihat, membaca, mencatat dan mengutip kepada suatu

hasil penulisan penelitian yang sudah dicetak dan dijadikan referensi

data dalam pemecahan suatu masalah yang ada. (Nazir, 2005).

Studi literatur merupakan kegiatan menelusuri literatur yang ada

serta menelaahnya secara tekun. Dengan mengadakan survey terhadap

data yang telah ada, peneliti harus mencari teori-teori yang telah

berkembang dalam ilmu yang diteliti, mencari metode-metode serta

teknik penelitian, baik dalam pengumpulan data atau dalam analisa data

yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu (Nazir,2005).

2.9.3 Wawancara

Mengumpulkan data dengan mewawancarai orang yang terkait

langsung dengan kajian penelitian yang sedang dilakukan (Jogiyanto

:2008).

52
53

2.10 Metode Pengembangan Sistem

2.10.1 Rapid Application Development

Rapid Application Development (RAD) adalah suatu pendekatan

berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu

metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall &

Kendall, 2010). Fase-fase RAD yaitu:

Workshop Design

Requirement Planning Implementation


Identified
Objectives and Work With Users Introduced The
Build The System
Informations to Design System New System
Requirement

Gambar 2. 10 Fase-fase RAD (Sumber: Kendall & Kendall ,2010)


1. Requirement Planning

Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk

mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk

mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari

tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah

menyelesaikan problem-problem perusahaan.

2. Workshop Design

Fase ini mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi

yang terbaik. Kemudian membuat desain proses bisnis dan desain

53
54

pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan dan

dimodelkan dalam arsitektur sistem informasi.

3. Implementation

Setelah Workshop Design dilakukan, selanjutnya sistem

diimplementasi (coding) ke dalam bentuk yang dimengerti oleh

mesin yang diwujudkan dalam bentuk program atau unit program.

Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem

supaya siap untuk dioperasikan. Software yang digunakan adalah

software Web server, bahasa pemrograman dan tools perangkat

lunak untuk database. Selain itu juga membutuhkan Software untuk

desain interface dan software-software untuk editor. Kemudian

mengevaluasi sistem informasi yang telah dibuat.

2.10.2 UML (Unified Modelling Language)

Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu alat bantu

yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi

obyek. Hal ini di sebabkan karena UML menyediakan bahasa

pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk

membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah di

mengerti, serta di lengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk

berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan

yang lain (Whitten et al., 2004).

54
55

2.10.3 Diagram dalam UML

UML merupakan kesatuan dari bahasa pemodelan yang di

kembangkan oleh Booch, Object Modeling Technique (OMT) dan

Object Oriented Software Engineering (OOSE). Metode Booch dari

Grady Booch sangat terkenal dengan nama metode Design Object

Oriented. Metode ini menjadikan proses analisis dan desain ke dalam 4

(empat) tahapan iterative, yaitu: identifikasi kelas-kelas dan obyek-

obyek, identifikasi semantik dari hubungan obyek dan kelas tersebut,

perincian interface dan implementasi. Keunggulan metode Booch

adalah pada detil dan kayanya dengan notasi dan elemen. Pemodelan

OMT yang dikembangkan oleh Rumbaugh di dasarkan pada analisis

terstruktur dan pemodelan entity-relationship (Whitten et al., 2004).

Desain sistem pada UML di susun oleh simbol-simbol yang

terbentuk menjadi sebuah diagram model. UML memiliki beberapa

diagram, di antaranya (Whitten et al., 2004):

1. Use case Diagram menggambarkan interaksi antara sistem, sistem

eksternal dan actor. Simbol yang digunakan dalam use case diagram

diantaranya (Whitten et al., 2004):

a. Use case merupakan urutan langkah-langkah yang secara

tindakan saling terkait baik otomatis maupun manual.

b. Aktor merupakan segala sesuatu yang berinteraksi dengan

sistem untuk pertukaran informasi. Aktor dapat berupa orang,

peralatan atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang

55
56

sedang dibangun. Dengan mengidentifikasi aktor, pembuatan

sistem yang akan dibuat dan yang tidak akan dibangun dapat

lebih terkonsentrasi. Fokus pada aktor membantu untuk

memperbaiki dan selanjutnya menentukan ruang lingkup dan

batas-batas sistem. aktor juga menentukan kelengkapan

persyaratan sistem. manfaat mengidentifikasi aktor pertama

adalah bahwa hal tersebut mengidentifikasi calon kemudian

kita dapat mewawancarai dan mengamati untuk

menyelesaikan upaya pemodelan use case.

c. Hubungan yaitu hubungan antara aktordengan use case di

mana terjadi interaksi di antara mereka.

Gambar 2. 11 Contoh Diagram Usecase (Whitten et al., 2004)

56
57

Berikut ini adalah perbedaan relationship pada use case

diagram (Whitten et al., 2004) :

a) Association

Association merupakan relationship antara actor dengan use

case, digambarkan sebagai sebuah garis lurus tanpa putus

antara actor dan use case.

b) Extends

Extends digunakan untuk menggambarkan hubungan antara

use case yang menunjukkan bahwa satu use case merupakan

fungsionalitas dari use case yang lain jika kondisi atau syarat

tertentu terpenuhi.

c) Uses (Includes)

Hubungan uses menggambarkan bahwa satu use case

seluruhnya meliputi fungsionalitas dari use case lainnya.

d) Depends On

Hubungan depends on sangat membantu untuk mengetahui use

case mana yang memiliki ketergantungan pada use case

lainnya yang bertujuan untuk menentukan urutan dalam

pengembangan use case.

e) Inheritance

Hubungan inheritance terjadi ketika dua atau lebih actor

menggunakan use case yang sama. Setiap use case pada use

57
58

case diagram dijelaskan secara detail pada documenting

abstract and extension use case narrative.

2. Activity diagram memodelkan langkah-langkah proses atau kegiatan

sistem. Diagram ini serupa dengan flowchart di mana secara grafis

diagram ini menggambarkan aliran sekuensial dari kegiatan entah itu

proses bisnis atau sebuah use case. Diagram ini berbeda dari

flowchart dimana diagram ini menyediakan sebuah mekanisme

untuk menggambarkan kegiatan yang tampak secara paralel

(Whitten et al., 2004).

Gambar 2. 12 Diagram Activity (Whitten et al., 2004)

3. Class diagram menggambarkan struktur objek sistem. Diagram ini

menunjukkan kelas objek yang menyusun sistem dan juga

hubungan antara kelas objek tersebut (Whitten et al., 2004).

58
59

Gambar 2. 13 Diagram Class (Whitten et al., 2004)

4. Sequence diagram menggambarkan dengan sangat detail

bagaimana sebuah objek berinteraksi satu sama lain sepanjang

waktu. Diagram ini memodelkan logika sebuah use case

dengan cara menggambarkan interaksi pesan di antara objek-

objek dalam rangkaian waktu (Whitten et al., 2004).

Gambar 2. 14 Diagram Sequence (Whitten et al., 2004)

59
60

5. Logical Record Structure (LRS) adalah sebuah model sistem yang

digambarkan dengan sebuah diagram class akan mengikuti

pola/aturan pemodelan tertentu dalam kaitannya dengan konversi

ke LRS, maka perubahan yang terjadi adalah mengikuti aturan-

aturan berikut ini, Setiap entitas akan diubah ke bentuk kotak,

sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas

jika hubungan yang terjadi pada diagram class 1:M (relasi bersatu

dengan cardinality M) atau tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu

dengan cardianlity yang paling membutuhkan referensi), sebuah

relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru)

jika tingkat hubungannya M:M (many to many) dan memiliki

foreign key sebagai primary key yang ambil dari kedua entitas yang

sebelumnya saling berhubungan (Sugiarti, 2013).

2.11 Pengujian dengan Black Box

Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud untuk

menemukan kesalahan (Bahra, 2006). Pada siste m ini untuk pengujian

aplikasi dilakukan meggunakan “Black Box” atau kotak hitam. Black Box

adalah pengujian yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui

kinerja internalnya. Sehingga penguji memandang perangkat lunak seperti

layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup

dikenai proses pengujiannya dibagian luar (Rizky, 2011).

60
61

Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat

lunak. Pengujian black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak

mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan

semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black box

merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu

mengungkap kesalahan.

Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori

sebagai berikut (Bahra, 2006):

a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.

b. Kesalahan interface.

c. Kesalahan dalam struktur data atau akses eksternal.

d. Kesalahan kinerja.

e. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

2.12 Tools Pembuatan Aplikasi

2.12.1 ArcGIS

ArcGIS merupakan perangkat lunak desktop Sistem Informasi

Geografis dan pemetaan. Software ini diluncurkan oleh ESRI

(Environmental System Research Institute Inc.) dengan sistem operasi

windows. Struktur data yang digunakan adalah data raster dan data

vektor. Data grafis yang disimpan dalam rangkaian bujursangkar yang

disimpan sebagai pasangan angka menyatakan baris dan kolom dalam

61
62

suatu matriks. Resolusi dari data raster ditentukan oleh ukuran grid-cell.

Data digital yang disimpan dalam rangkaian koordinat (x,y).

Resolusi data vektor tergantung dari jumlah titik yang

membentuk garis. Format data atau file yang dapat digunakan yaitu SHP

sebagai file utama, SHX sebagai file index, dan DBF sebagai file table

atributte. Fasilitas pada software inti (core) yaitu masukan dan editing,

prosesing, dan keluaran (layout). Masukan berupa on screen digitizing

yaitu proses pengubahan data grafis digital, dalam struktur data vektor

yang disimpan dalam bentuk point, garis dan area. Editing dari hasil

konversi data analog menjadi data digital masih merupakan data mentah

yang belum dapat dilakukan pemprosesan lebih lanjut. Selain itu, hasil

digitasi tidak terbebas dari kesalahan kenampakan (error feature),

sehingga perlu dilakukan koreksi atau editing.

Prosesing meliputi query yaitu kemampuan SIG untuk

menjawab pertanyaan spasial maupun non-spasial atau pertanyaan yang

harus dijawab oleh SIG dengan bantuan basis datanya maupun

atributnya., mengelompokkan dan mengagregasikan data-data, bekerja

dengan grafik, bekerja dengan HotLinks, bekerja dengan citra digital,

buffer, overlay dan skoring. Keluaran (layout) merupakan fungsi untuk

membuat komposisi peta untuk dicetak.

Fasilitas paket program yang terintegrasi dengan software inti

yaitu pertukaran data dengan membaca dan menuliskan data dari dan ke

dalam format perangkat lunak SIG yang lainnya. Format data ada dua

62
63

yaitu format masukan data dan format keluaran data. Format masukan

data antara lain berupa data citra satelit dengan format BSQ, BIL, BIP,

data raster dengan format BMP, JPG, TIFF, data ERDAS, dan data

ArcInfo.

ArcGIS menyediakan sebuah kerangka kerja bertingkat bagi satu

atau lebih pengguna pada dekstop, server, Web, dan untuk di lapangan.

ArcGIS merupakan integrasi dari produk-produk software GIS untuk

membangun sebuah Sistem Informasi Geografi yang lengkap, terdiri

dari 4 lingkungan kerja utama untuk pengembangan GIS yaitu ArcGIS

Desktop, ArcView, ArcEditor, ArcInfo.

Terdapat pula produk ArcGIS berbasis server, serta produk

ArcGIS untuk PDA. Ekstensi dapat dibeli secara terpisah untuk

meningkatkan fungsionalitas ArcGIS. Perangkat lunak ArcGIS

merupakan perangkat lunak SIG yang baru dari ESRI, yang

memungkinkan kita memanfaatkan data dari berbagai format data.

Dengan ArcGIS kita memanfaatkan fungsi desktop maupun jaringan.

Dengan ArcGIS pula kita bisa memakai fungsi pada level ArcView, Arc

Editor, Arc/Info dengan fasilitas ArcMap, Arc Catalog dan Toolbox

(Nugraha, 2013).

2.12.2 Google Maps API

Google Maps adalah layanan aplikasi dan teknologi peta berbasis

web yang disediakan google secara gratis, termasuk didalamnya website

Google Maps (http:i/maps.google.com), Google Ride Fonde, Google

63
64

transit, dan peta yang disisipkan pada website lain melalui Google Maps

API.

Google Maps di buat dengan menggunakan kombinasi dari

gambar peta, database, serta objek – objek interatif yang di buat dengan

bahasa pemrograman HTML, javascript dan AJAX, serta beberapa

bahasa pemrograman lainnya. Gambar – gambar yang muncul pada peta

merupakan hasil komunikasi dengan database pada web server Google

untuk menampilkan gabungan dari potongan – potongan gambar yang di

minta. Keseluruhan citra yang akan diintegrasikan ke dalam database

google server, nantinya akan dapat dipanggil sesuai kebutuhan

permintaan.

Google juga menyedikan layanan Google Maps API yang

memungkinkan para pengembang untuk menintegrasikan Google Maps

ke dalam website masing – masing dengan menggunakan data point

sendiri.

API atau Application Programming Interface merupakan suatu

dokumentasi yang terdiri dari interface, fungsi, kelas, struktur dan

sebagainya untuk membangun sebuah perangkat lunak. Dengan adanya

API ini, maka memudahkan programmer untuk “membongkar” suatu

software untuk kemudian dapat dikembangkan atau diintegrasikan

dengan perangkat lunak yang lain (Amri, M. Syaitul, 2011).

API dapat dikatakan sebagai penghubung suatu aplikasi dengan

aplikasi lainnya yang memungkinkan programmer menggunakan sistem

64
65

function. Proses ini dikelola melalui operating system. Keunggulan dari

API ini adalah memungkinkan suatu aplikasi dengan aplikasi lainnya

dapat saling berhubungan dan berinteraksi. Bahasa pemrograman yang

digunakan oleh Google Maps, yang terdiri dari HTML, Javascript dan

AJAX serta XML, memungkinkan untuk menampilkan peta Google

Maps di website lain.

2.12.3 Direction (Arah)

Google Direction API adalah layanan untuk menghitung arah

antar lokasi dengan permintaan HTTP. Direction dapat menetapkan

asal-usul, tujuan dan waypoints baik berupa string teks (misalnya ",

Chicago IL" atau "Darwin, NT, Australia") atau sebagai

longitude/latitude. Atau bisa juga multiside menggunakan serangkaian

waypoint (Gabriel, 2010).

Layanan ini umumnya dirancang untuk menghitung arah statis

(diketahui di level tinggi). Pengalamatan untuk penempatan konten

aplikasi pada peta, layanan ini tidak dirancang untuk merespon secara

real time untuk input pengguna, misalnya. Untuk perhitungan arah yang

dinamis (misalnya, dalam elemen user interface) (Gabriel, 2010).

2.12.4 Pengertian Keyhole Markup Language (KML)

KML adalah XML yang berfokus pada visualisasi geografis,

termasuk anotasi peta dan citra. Visualisasi geografisnya mencakup

tidak hanya penyajian data grafik di peta dunia tetapi juga dalam hal

navigasi kendali dalam mengarahkan pengguna saat penggunaan peta.

65
66

KML mempunyai suatu set terstruktur berupa tempat, gambar,

polygon, model 3D, teks keterangan dan lain – lain untuk ditampilkan

dalam Google Earth, Google Maps, dan mobile. Setiap tempat memiliki

bujur dan lintang. Dari data XML inilah dapat dipetakan ke dalam

Google Maps menjadi sebuah layer KML (Purvis et. all, 2006).

2.12.4.1 Struktur Keyhole Markup Language (KML)

Seperti yang sudah dijelaskan oleh Purvis (2006) secara

umum, struktur penulisan file KML adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 15 Struktur KML (Purvis, 2006)

66
67

2.13 Tools Pengembangan Aplikasi Web

2.13.1 Adobe Photoshop

Dalam pngembangan sebuah aplikasi terutama aplikasi berbasis

web, agar tampilan aplikasi web tersebut menarik dan interaktif serta

nyaman untuk dibaca, dibutuhkan sebuah aplikasi yang dapat mengolah

dan memanipulasi gambar. Photoshop adalah software yang digunakan

untuk memodifikasi gambar atau poto secara profesional baik meliputi

modifikasi obyek yang sederhana maupun yang sulit sekalipun

(Purwanto, 2007). Photoshop merupakan salah satu software yang

berguna untuk mengolah gambar berbasis bitmap, yang mempunyai tool

dan efek yang lengkap sehingga dapat menghasilkan gambar atau poto

yang berkwalitas tinggi. Kelengkapan fitur yang ada di dalam Photoshop

inilah yang akhirnya membuat software ini banyak digunakan oleh

desainer grafis profesional. Dan mungkin juga sampai saat ini masih

belum ada software desain grafis lain yang bisa menyamai kelengkapan

fitur dalam Photoshop.

2.13.2 Macromedia Dreamweaver

Macromedia Dreamweaver adalah sebuah web editor

professional yang digunakan untuk mendesain dan mengelola situs web

atau halaman web (Herlambang, 2005). Macromedia Dreamweaver

yang paling sering digunakan oleh web designer atau web programmer

dalam mengembangkan suatu situs web.

67
68

Hal ini disebabkan area kerja, fasilitas dan kemampuan

Dreamweaver yang makin powerfull dan menunjang peningkatan

produktifitas dan efektifitas untuk mendesain atau membangun situs

web. Dreamweaver juga dilengkapi dengan fasilitas untuk manajemen

situs yan cukup lengkap. Pembahasan mencakup:

1. Mendesain halaman web.

2. Bekerja dengan teks.

3. Menggunakan CSS.

4. Bekerja dengan gambar.

5. Bekerja dengan frame.

6. Bekerja dengan form.

7. Bekerja dengan media lain-lain.

2.13.3 XAMPP

XAMPP merupakan paket aplikasi yang memudahkan dalam

meng-install modul PHP, Apache dan MySQL. Selain itu XAMPP

dilengkapi oleh berbagai fasilitas lain yang akan memberikan

kemudahan dalam mengembangkan situs web berbasis PHP. XAMPP

merupakan aplikasi gratis dan tersedia untuk platform Linux, Windows,

MacOS dan Solaris. Aplikasi ini dikembangkan oleh Kay Vogelgeang,

Carsten Wiedmann dan Kai ’Oswand’ Saidler di bawah lisensi GNU

(General Public Lisence). Aplikasi ini dapat diperoleh pada situs

http://apachefriends.org (Wibowo, 2007).

68
69

2.13.4 MySQL

MySQL (baca: mai-se-kyu-el) adalah software yang tergolong

sebagai Database server yang sangat terkenal. Kepopulerannya

disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai dasar untuk mengakses

Database-nya. Hal menarik lainnya adalah MySQL juga bersifat

multiplatform (dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi). MySQL

juga termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management

System). Itulah sebabnya istilah seperti tabel, baris dan kolom digunakan

pada MySQL (Kadir, 2009).

2.13.5 PHP

PHP/FI merupakan nama awal dari PHP. PHP-Personal Home

Page, FI adalah Form Interface. Dibuat pertama kali oleh Rasmus

Lerdoff. PHP, awalnya program CGI yang dikhususkan untuk menerima

input melalui form yang ditampilkan dalam browser web.(Betha, 2006).

PHP merupakan script untuk pemrograman script web server-

side, script yang membuat dokumen HTML (Hyper Text Markup

Language) secara on the fly, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu

aplikasi bukan HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau

editor HTML. PHP secara resmi merupakan kependekan dari HyperText

Preprocessor, merupakan bahasa script server-side yang disisipkan pada

HTML.(Betha, 2006)

69
70

2.13.6 Kemampuan PHP

PHP secara mendasar dapat mengerjakan semua yang dapat

dikerjakan oleh program CGI, seperti mendapatkan data dari form,

menghasilkan isi halaman web yang dinamik, dan menerima cookies.

Kemampuan(Feature) PHP yang paling diandalkan dan signifikan

adalah dukungan kepada banyak database. Membuat halaman web yang

menggunakan data dari database dengan sangat mudah dapat dilakukan.

Berikut adalah daftar database yang didukung oleh PHP : (Betha, 2006)

Tabel 2. 2 Daftar database (Betha, 2006)

1. Adabas D 12. Interbase


2. dBase 13. MSQL
3. Empress 14. Direct MS SQL
4. FilePro (Read-Only) 15. MySQL
5. FrontBase 16. ODBC
6. Hyperwave 17. Oracle
7. IBM DB2 18. Ovrimos
8. Informix 19. PostgreSQL
9. Ingres 20. Solid
10. Velocies 21. SQLite
11. Unix DBM 22. Sybase

Berikut ini merupakan contoh koding dari PHP:

1. Embedded Script

<html>
<head>
<title>Contoh Embedded Script</title>
</head>
<body>
<?php
echo “<strong>ini skrip php<strong>”;
?> </body> </html>

70
71

Script diatas menunjukan contoh script PHP sederhana,

yang disebut dengan embedded script. (Betha, 2006)

2.14 Pengertian Situs

Dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya,

pengertian situs dijelaskan sebagai berikut: “Situs Cagar Budaya adalah lokasi

yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya,

Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil

kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu”.

Situs diartikan sebagai sebuah “lokasi”, yaitu tempat ditemukannya

tinggalan arkeologi. Tinggalan itu sendiri dapat berupa benda, bangunan, atau

kompleks yang menjadi bukti aktivitas manusia masa lalu. Dan juga arti situs

yaitu sebagai tempat ditemukannya tinggalan-tinggalan arkeologi yang

memerlihatkan hubungan kontekstual antara satu dengan lainnya. Sehingga

dapat dimaknai bahwa situs sebagai ruang geografis yang menyimpan

informasi tentang aktivitas manusia di masa lalu. Di dalam cakupan ruang itu

tersimpan hasil-hasil pemikiran manusia dan peristiwa-peristiwa yang

menjadi identitas masyarakat yang pernah tinggal di tempat itu. Juga

ditemukanya benda-benda arkeologi pada masa lampau yang masih utuh

bentuk dan keadaanya, dan Situs tersebut menjadi sebuah sejarah. Menurut

(Janus, 2009).

Menurut William Haviland (dalam Warsito 2012) mengatakan bahwa

“tempat-tempat dimana ditemukan peninggalan-peninggalan arkeologi di

71
72

kediaman makhluk manusia pada zaman dahulu dikenal dengan nama situs.

Situs biasanya ditentukan berdasarkan survey suatu daerah”.

Lebih lanjut William Haviland (dalam Warsito 2012) juga mengatakan

bahwa “ artefak/artefac adalah sisa-sisa alat bekas suatu kebudayaan zaman

prehistori yang digali dari dalam lapisan bumi. Artefak ialah objek yang

dibentuk atau diubah oleh manusia”.

Dalam UU RI No. 11 Th 2010 Bab III Pasal 5 tentang benda,

bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai benda cagar budaya,

bangunan cagar budaya, atau struktur cagar budaya apabila memenuhi

kriteria:

a. Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih;

b. Mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun;

c. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,

dan/atau kebudayaan.

d. Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.

Berdasarkan pasal 9, lokasi dapat ditetapkan sebagai Situs Cagar

Budaya apabila:

a. Mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau

Struktur Cagar Budaya.

b. Menyimpan informasi kegiatan manusia pada masa lalu.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Situs

diketahui karena adanya artefak. Ahli arkeologi mempelajari peninggalan-

peninggalan yang berupa benda untuk menggambarkan dan menerangkan

72
73

perilaku manusia. Jadi situs sejarah adalah tempat dimana terdapat informasi

tentang peninggalan-peninggalan bersejarah. Salah satu contoh situs sejarah

adalah candi-candi yang berada di Indonesia. Contoh situs peninggalan pada

zaman Arkeologi:

A. Menhir

Gambar 2. 16 Contoh Menhir (Sumber : http://psb.sman82-jakarta.sch.id/cgi-


bin/mo_full.cgi?moid=55&fname=sej102_05.htm, (2010))
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk

upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang

berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama

bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak.

B. Dolmen

Gambar 2. 17 Contoh Dolmen (Sumber : http://psb.sman82-


jakarta.sch.id/cgi-bin/mo_full.cgi?moid=55&fname=sej102_05.htm, (2010))

73
74

Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat

meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai

untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh

binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat

oleh batu. Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat

menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu.

C. Punden berundak

Gambar 2. 18 Punden berundak-undak dan ilustrasinya (Sumber


http://psb.sman82-jakarta.sch.id/cgi-
bin/mo_full.cgi?moid=55&fname=sej102_05.htm, (2010))
Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-

tingkat dan fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang

yang telah meninggal. Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang

suci.

2.15 Periodisasi Sejarah Kebudayaan Indonesia

Dalam periodisasi sejarah kebudayaan Indonesia dikenal adanya

beberapa tahapan secara garis besar, yaitu masa prasejarah yang merupakan

perkembangan kebudayaan yang paling awal, seluruh kepulauan Indonesia

74
75

mengalami tahapan prasejarah tersebut. Masa prasejarah kira-kira berakhir

dalam abad ke 4 M dengan ditemukannya bukti tertulis awal di Nusantara.

Masa prasejarah mempunyai suatu era penting yang dinamakan megalitik,

dalam era itu penduduk kepulauan Indonesia telah menghasilkan bermacam

monumen megalitik sebagai sarana pemujaan kepada arwah leluhur (ancestor

worship). Aktivitas dalam era megalitik tersebut tidaklah terhenti, melainkan

di beberapa tempat terus berlanjut hingga masa sejarah sudah dikenal oleh

penduduk kepulauan Nusantara, bahkan ada yang terus bertahan hingga

dewasa ini.

Kemudian disusul masa transisi antara periode prasejarah dan sejarah

yang dinamakan proto-sejarah. Pada prinsipnya proto-sejarah mempunyai dua

ciri, yaitu (a) di suatu tempat telah dijumpai bukti tertulis yang diduga aksara

namun belum dapat dibaca, dan (b) berita tentang suatu wilayah telah dicatat

oleh bangsa lain yang telah mengenal tulisan, sementara itu penduduk wilayah

tersebut belum mengenal tulisan. Masa proto-sejarah terjadi secara berbeda-

beda di wilayah Indonesia, ada yang hanya singkat saja, namun ada pula yang

berlangsung selama beberapa abad. (Munandar, 1995).

Ketika penduduk kepulauan ini telah mengenal aksara dan

meninggalkan berita tertulisnya, maka sejak itulah penduduk kepulauan

Nusantara memasuki era sejarahnya. Dalam masa sejarah perkembangan

kebudayaan Indonesia dapat dibagi menjadi periode Hindu-Buddha, periode

masuk dan berkembangnya Islam, kolonialisme Belanda, dan kemerdekaan

Indonesia. (Munandar, 1995).

75
76

2.16 Pengertian Arkeologi

Arkeologi muncul pada awal abad ke-19. Ilmu ini muncul diawali

dengan adanya kelompok masyarakat di Eropa yang memburu barang-barang

antik atau para kolektor yang disebut sebagai Kelompok Antiquarian.

Kelompok Delletanty yaitu kelompok masyarakat yang selain mengoleksi

barang-barang antik yang bernilai seni juga berusaha untuk mencari latar

belakang sejarah dari benda-benda seni yang mereka kumpulkan. Secara

etimologi, kata Arkeologi berasal dari kata archeosdan logos. Sedangkan

secara terminology, Balai arkeologi bandung (2010) menjelaskan bahwa ada

beberapa pengertian mengenai Arkeologi, yaitu:

1. ilmu yang mempelajari masa lampau melalui benda-benda tinggalan

manusia.

2. Studi aspek-aspek sosial dan kultural masa lampau melalui sisa-sisa

material dengan tujuan untuk menyusun dan menguraikan peristiwa yang

terjadi pada masa lampau dan menjelaskan arti peristiwa tersebut.

3. Sisa-sisa material ataupun benda-benda tinggalan manusia merupakan data

penting.

Akbar (2010) menjelaskan bahwa Arkeologi adalah ilmu yang

mempelajari kebudayaan masyarakat masa lalu melalui peninggalannya.

Meskipun mengkaji sesuatu yang telah lalu, namun sebenarnya Arkeologi

sangat dinamis. Dinamika tersebut terjadi karena penelitian terhadap data

arkeologi belum terungkap semuanya. Dalam mempelajari tentang budaya

76
77

masa lalu, arkeologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri

dengan seperangkat ilmu bantu, baik yang berasal dari ilmu-ilmu keras (hard

sciences), dan ilmu-ilmu lunak (soft sciences). Disiplin ilmu bantu yang

berasal dari kelompok ilmu keras, yaitu:

1. Geologi mengembangkan studi geoarkeologi.

2. Kimia mengembangkan studi kemikoarkeolog.

3. Biologi mengembangkan studi bioarkeologi dan ekologi.

4. Metalurgi dalam kajian teknologi dan bahan.

5. Arsitektur dalam kajian rancang bangun.

2.16.1 Bentuk/Jenis Data Arkeologi

Data arkeologi terus mengalami perluasan dari waktu ke

waktu. Akbar (2010) menjelaskan bahwa data arkeologi dapat berupa:

(1) Artefak (Artifact), (2) Fitur (Feature), (3) Ekofak (Ecofact), (4)

Situs (Site), (5) Kawasan Arkeologis (Area) yang mencakup beberapa

situs sekaligus di suatu bentang geografis.

Artefak dan fitur dapat dipisahkan berdasarkan sifatnya yang

dapat dipindahkan atau tidak dapat dipindahkan tanpa merusak

kedudukannya, tetapi keduanya jelas menunjukan adanya modifikasi

secara fisik oleh manusia. Ekofak adalah benda alam yang diintervensi

oleh manusia melalui konsep atau makna, sehingga terkesan tidak ada

perubahan fisik pada benda alam tersebut. Situs (Site) yaitu bidang

tanah yang mengandung tinggalan purbakala dan pernah dijadikan

sebagai tempat kegiatan masyarakat masa lalu. Peninggalan yang

77
78

terdapat di sebuah situs dapat terdiri dari gabungan antara artefak,

fitur, dan ekofak. Sementara itu, Kawasan Arkeologi (Region) yaitu

Suatu daerah yang di dalamnya mengandung situs-situs arkeologi.

Bentuk kawasan geografis yang termasuk dalam kelompok ini dapat

berupa Permukiman (seperti perkotaan, perkampungan, hunian tepi

danau, perbukitan, dsb). (Akbar, 2010)

Sebuah situs bisa pernah dihuni sekali (single site), dan juga

bisa dihuni secara berkelanjutan (multy component site) sepanjang

sejarahnya. Suatu situs juga mempunyai batasan-batasan tertentu,

yaitu: Pertama, batas cultural, yaitu batas satuan ruang yang dibuat

dengan sengaja atau tidak sengaja oleh manusia masa lalu atau masa

kini (pagar keliling candi, benteng, patok, batas pemilikan lahan,

ketiadaan temuan dll). Kedua, batas geografikal, yaitu batas satuan

ruang yang dibentuk oleh alam berwujud bentukan geografis (laut,

sungai, gunung, bukit, selokan, tanggul alam, dll). Ketiga, batas

arbitrer yaitu batas satuan ruang yang ditentukankan oleh arkeolog

dalam proses penelitian (batas ekskavasi, cakupan pandangan, dan

lain-lain). Keempat, batas administrasi, yaitu batas satuan ruang yang

ditentukan secara administratif. (Akbar, 2010).

78
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat penelitian

Tempat Penelitian : Bidang Arkeologi

Pusat Arkeologi Nasional, Jl. Raya Condet Pejaten

No.4, Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan 12510

Waktu Penelitian : Maret 2015 – Agustus 2015

3.2 Perangkat dan Data Penelitian

3.2.1. Perangkat Penelitian

Perangkat yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Perangkat Keras

a. Intel(R) Core (TM) i5-3210M CPU@2.50GHz

b. Hardisk 750GB

c. Memory 4GB

d. VGA 2GB

e. Perangkat keras lainnya (Keyboard, Mouse dan lain-lain)

2. Perangkat Lunak

a. Windows 8.1 sebagai Sistem Operasi komputer

b. Arcview 9.3 sebagai pengolah data spasial

c. Google Maps API sebagai Map Server.

d. Macromedia Dreamweaver 8 sebagai text editor

e. XAMPP sebagai Local Server sebagai running localhost

79
80

f. Paket XAMPP (MYSQL sebagai database server,

PhpMyAdmin sebagai webserver).

g. StarUML sebagai alat desain perancangan sistem dan database.

h. Browser internet: Mozilla Firefox, Google Chrome sebagai

web browser untuk menjalankan aplikasi.

3.2.2. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

yaitu data yang sudah ada di Pusat Arkeologi Nasional. Data tersebut

berupa peta yang digunakan sebagai berikut:

1. Data spasial yaitu Peta Pulau Jawa dalam format shapefile dengan

extention *shp yang di-convert menjadi data kml, sehingga dapat

ditampilkan di Google maps.

2. Data nonspasial yaitu data informasi objek peninggalan situs

sejarah di wilayah Pulau Jawa dengan format file excel, berupa

table lengkap dengan nama situs, alamat ditemukan situs,

koordinat bujur, koordinat longitude (bujur timur), koordinat

latitude (lintang selatan), koordinat X (bujur timur), koordinat Y

(lintang selatan), zona UTM, ketinggian dpal, kategori, bentuk,

periodesasi, sejarah situs, dan gambar.

3. Data mengenai profil perusahaan Pusat Arkeologi Nasional.

80
81

3.3 Metode Penelitian

3.3.1. Metode Pengumpulan Data

3.3.1.1. Observasi

Dalam melakukan penelitian ini, penulis melaksanakan

pengamatan langsung untuk mengumpulkan data dan informasi.

Pengamatan ini dilakukan dengan melihat langsung proses dan

kegiatan pengolahan data situs arkeologi yang berjalan pada Pusat

Arkeologi Nasional . Observasi ini dilakukan di bagian bidang data

dan informasi.

Dari observasi tersebut peneliti mendapatkan beberapa data di

antaranya:

1. Data berupa informasi dan dokumentasi mengenai situs serta data

koordinat persebaran situs arkeologi.

2. Data mengenai sistem berjalan pencatatan situs arkeologi pada

Pusat Arkeologi Nasional.

3. Data profil perusahaan Pusat Arkeologi Nasional.

Data-data tersebut dikumpulkan peneliti sebagai bahan

penelitian dan untuk mengetahui dan memahami bagaimana alur

proses pengelolaan data persebaran situs arkeologi.

3.3.1.2. Studi Pustaka

Studi kepustakaan adalah studi yang dilakukan dengan

mempelajari berbagai pustaka yang menyangkut dengan masalah yang

akan dibahas dengan menggali teori-teori yang telah berkembang

81
82

dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode-metode serta

teknik penelitian, baik dalam mengumpulkan data atau dalam

menganalisis data, yang telah pernah dipergunakan oleh peneliti-

peneliti terdahulu sehingga memperoleh orientasi yang lebih luas

dalam permasalahan yang dipilih dan diangkat (Nazir, 2005).

Disini penulis mempelajari tiap konsep yang berkaitan dengan

topik bahasan penelitian, antara lain :

1. Data-data yang berasal dari buku-buku dan pustaka lainnya

diperlukan untuk membantu memecahkan masalah dalam

penelitian ini yang meliputi Definisi Aplikasi, Sistem, Cagar

Budaya khususnya mengenai peninggalan Situs Arkeologi,

peninggalan-peninggalan mengenai cagar budaya yang ada di

Indonesia, Location based service, Metode Pengembangan Sistem

Rapid Application Development (RAD), Operating system dan

Android terutama yang bersumber dari buku, artikel serta jurnal-

jurnal

Dari hasil pengamatan pustaka tersebut didapatkan

bagaimana membangun suatu aplikasi spasial persebaran situs

arkeologi berbasis web.

Kemudian mengamati regulasi yang memperkuat penelitian

ini harus dilakukan adalah UU No. 11 tahun 2010 bab 5 tentang

perlindungan dan pemeliharaan cagar budaya, (1) Setiap orang

yang memiliki atau menguasai benda cagar budaya wajib

82
83

melindungi dan memeliharanya. (2) Perlindungan dan

pemeliharaan benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) wajib dilakukan dengan memperhatikan nilai sejarah dan

keaslian bentuk serta pengamanannya. Serta tentang pengelolaan

cagar budaya yang terdapat pada pasal 18, (1) Pengelolaan benda

cagar budaya dan situs adalah tanggung jawab Pemerintah. (2)

Masyarakat, kelompok, atau perorangan berperanserta dalam

pengelolaan benda cagar budaya dan situs. (3) Ketentuan mengenai

tata cara pengelolaan benda cagar budaya dan situs ditetapkan

dengan Peraturan Pemerintah.

Dan Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 19 Tahun 1993 tentang perlindungan benda cagar

budaya menjelaskan bahwa melindungi benda cagar budaya

sebagai salah satu upaya bagi pelestarian warisan budaya bangsa,

merupakan ikhtiar untuk memupuk kebanggaan nasional dan

memperkokoh jatidiri bangsa. Upaya pelestarian benda cagar

budaya tersebut, sangat besar artinya bagi kepentingan pembinaan

dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan,

serta pemanfaatan lainnya dalam rangka memajukan kebudayaan

bangsa demi kepentingan nasional.

Selain itu penulis juga mengambil lima buah karya ilmiah yang

menjadi acuan dalam penulisan karya ilmiah ini. Berikut penelitian

sejenis pendukung skripsi ini :

83
84

Tabel 3. 1 Peneletian Sejenis

No. Peneliti Judul Penelitian Pembahasan

Hasil produk dari karya tulis ini mampu


menyajikan peta sebaran situs arkeologi
Pembuatan Sistem di Delta Brantas khususnya Kabupaten
Fadhila dan
Informasi Situs Sidoarjo, dan mampu menganalisa jarak
Berliani
1 Arkeologi Berbasis terjauh antara situs-situs berada pada
Apriga Nur
Webgis (Studi Kasus: lokasi Candi Tawangalun-Situs
(2012)
Delta Brantas) Kedungklinter dan untuk jarak terdekat
situs-situs berada pada lokasi Candi
Pamotan 1-Candi Pamotan II.
Hasil produk dari penelitian tersebut
Rancang Bangun
yakni mampu menampilkan peta spasial
Sistem Informasi
untuk mengetahui posisi geografis cagar
Damayantie Spasial Objek Wisata
2 budaya yang ada di DKI Jakarta, dan
F. H. (2013) Cagar Budaya
dapat menampilkan informasi mengenai
Berbasis Web di
objek wisata cagar budaya yang ada di
Provinsi DKI Jakarta
DKI Jakarta.
Perancangan Aplikasi Produk dari karya tulis ini dapat
Sistem Informasi memberikan informasi mengenai peta
Geografis Lokasi Situs letak Situs Bersejarah peninggalan
Muzakki
Bersejarah kerajaan Majapahit yang ada di
3 Romadhon
Peninggalan Kerajaan Kabupaten Mojokerto dengan aplikasi
(2014)
Majapahit Di yang ada di smartphone android.
Kabupaten Mojokerto
Berbasis Android
Program aplikasi berbasis web yang
Agnes dapat menunjukkan persebaran
Pembuatan Sistem bangunan cagar budaya sebanyak 153
Rusnalia
Informasi Bangunan bangunan dan tersebar di wilayah
Trisnawati
Cagar Budaya Surabaya Pusat yang merupakan pusat
4 dan Bangun
Berbasis Webgis perkembangan kota lama serta
Muljo
(Studi Kasus : Kota beberapa pilihan jalur alternatif yang
Sukojo
Surabaya) telah ditentukan berdasarkan proses
(2011)
AHP.

84
85

Web aplikasi pemetaan wisata sejarah


dan budaya DKI Jakarta ini menyajikan
peta digital yang didalamnya terdapat
Venia Aplikasi Web
informasi mengenai lokasi wisata pada
Rachmawati Pemetaan Informasi
DKI Jakarta diantaranya sejarah, lokasi,
5 dan Setia Wisata Sejarah Dan
keunggulan, tarif, fasilitas yang ada. Pada
Wirawan Budaya Pada Wilayah
aplikasi web pemetaan ini dilengkapi
(2010) DKI Jakarta
dengan informasi pelengkap diantaranya
profil, berita-berita mengenai pariwisata,
sejarah, masyarakat dan budaya.

3.3.1.3. Wawancara

Kegiatan wawancara ini, penulis mewawancarai Bapak

Frandus selaku Kepala Subbidang Data Pusat Arkeologi Nasional.

Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang penulis lakukan,

penulis mengumpulkan informasi mengenai sistem yang sedang

berjalan di Pusat Arkeologi Nasional dan permasalahan-permasalahan

yang ada pada Pusat Arkeologi Nasional yang berhubungan dengan

sistem pengolahan data situs arkeologi. Wawancara ini berguna untuk

memperoleh data-data yang diperlukan dalam perancangan dan

pembuatan sistem.

3.4. Metode Pengembangan Sistem

Rapid Application Development (RAD) merupakan salah satu metode

prototyping Tahapan metode pengembangan sistem dengan rapid application

development yang dilakukan adalah sebagai berikut.

85
86

3.4.1 Proses Perencanaan Syarat (Requirements Planning)

Dalam fase ini penulis melakukan beberapa kegiatan

diantaranya:

1. Pengumpulan data dan syarat-syarat informasi, yaitu tahap

mengumpulkan data-data hasil observasi untuk dapat

mempermudah dalam identifikasi sistem, diantaranya mengenai:

a. Profil Pusat Arkeologi Nasional yang berada dibawah naungan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu data

mengenai profil, sejarah, visi dan misi, tujuan, struktur

organisasi, kegiatan, dan layanan Pusat Arkeologi Nasional.

b. Data mengenai sistem yang sedang berjalan, yaitu data dan

informasi mengenai sistem berjalan yang digunakan oleh

Pusat Arkeologi Nasional dalam menghasilkan informasi.

2. Identifikasi sistem untuk mengembangkan sistem yang sudah ada

yaitu :

a) Identifikasi masalah pada sistem yang lama Menganalisis dan

mengidentifikasi apa saja kelemahan dari sistem berjalan.

b) Identifikasi tujuan pengembangan sistem, yaitu tahap

mengidentifikasi apa saja tujuan yang ingin dicapai dalam

pembuatan sistem.

c) Identifikasi kebutuhan sistem yang baru, yaitu tahap

mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk

membangun sistem yang akan diusulkan.

86
87

3.4.2 Proses Desain (Workshop Desain)

Dalam proses ini penulis melakukan beberapa kegiatan diantaranya:

1. Perancangan Sistem

A. Merancang Spesifikasi Actor dan Usecase.

Disini penulis mengidentifikasikan aktor dan use case yang akan

di buat pada use case diagram.

B. Merancang Use Case Diagram.

Ditahap ini penulis mencoba untuk menangkap requirements

aplikasi.

C. Merancang Narasi Use Case.

Disini penulis mendeskripsikan use case yang telah dibuat pada

use case diagram.

D. Merancang Activity Diagram.

Penulis membuat sebuah alur kerja dari satu aktivitas ke aktivitas

lainnya. Tahap ini berguna ketika kita ingin menjelaskan

bagaimana perilaku dalam berbagai use case berinteraksi.

E. Merancang Class diagram.

Penulis memvisualisasikan struktur kelas-kelas dari sistem dan

memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-

tiap kelas didalam model desain (dalam logical view) dari sistem.

F. Merancang Sequence Diagram.

Penulis menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu

urutan waktu.

87
88

2. Perancangan Database

A. Logical Record Structured

Logical Record Structured ini dimaksudkan agar alur penurun

Primary Key menjadi Foreign Key ditabel lain menjadi lebih

terlihat jelas.

B. Spesifikasi database

Penulis merancang data dengan memperlihatkan detail isi

database pada sistem berupa record data.

3.4.3 Implementation

1. Implementation Workflow (Pengkodean)

Melakukan pengkodean aplikasi, dalam tahap ini sistem dibangun

dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data

MySql.

2. Testing Application (Uji coba aplikasi)

Dalam tahap ini penulis melakukan pengujian sistem dengan metode

blackbox, dengan melakukan input data pada sistem dan melihat

apakah outputnya sesuai dengan perancangan sistem yang dibangun.

3.5. Kerangka Penelitian

Penulisan rancang bangun sistem informasi spasial persebaran situs

arkeologi berbasis web ini disusun melalui beberapa tahapan yang digambarkan

pada Gambar dibawah ini.

88
89

 UU RI no. 11 tahun 2010 tentang


cagar budaya
Mulai Observasi Data Situs Purbakala  PP RI No.10 Tahun 1993 tentang
Perlindungan benda cagar budaya
sebagai salah satu upaya bagi
pelestarian warisan budaya bangsa.
Regulasi
 UU No. 5 tahun 1992 bab 5 tentang
perlindungan dan pemeliharaan
cagar budaya
Tahap
pengumpulan Studi Literatur Standar
Permendikbud No 1 Tahun
data 2012 tentang tugas dan
wewenang Pulit arkenas
Penelitian Sejenis
 Pembuatan Sistem Informasi
Situs Purbakala Berbasis Webgis
(Studi Kasus: Delta Brantas)
Sistem Berjalan  Sistem Informasi Situs Purbakala
Di Jawa Timur Berbasis Web
Wawancara Pengelo laan Data Situs  Perancangan Aplikasi Sistem
Purbakala Informasi Geografis Lokasi Situs
Bersejarah Peninggalan Kerajaan
Majapahit Di Kabupaten
Mojokerto Berbasis Android

Tahap Identifiksai
Requirement Profil Pusat Arkeologi
Tu juan dan Syarat
Planning Nasional
Informasi

Analisis Sistem Berjalan

Identifikasi Kebutuhan

Tahap Identifikasi Masalah


Tahap Identifiksai
Pengembangan
Sistem Tu juan Pengembangan
RAD
SIstem

Sistem yang diusulkan

Identifikasi
Usecase
Aktor
Diagram
Perancangan
Activity Diagram Usecase
Desain Sistem
Sequence Usecase
Diagram

Workshop Design Narasi Usecase


Class Diagram

Desain Logical Record


Database Structured

Spesifikasi
Database

Selesai
Perancangan User
Desain Interface
Interface

Pengkodean

Implementation Pengujian
Blackbox Texting
Sistem

Gambar 3. 1 Kerangka Berfikir

89
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Requirement Planning

4.1.1 Tahap Identifikasi Tujuan dan Syarat Informasi

Pengumpulan data dan syarat-syarat informasi, yaitu tahap

mengumpulkan data hasil observasi untuk dapat mempermudah dalam

identifikasi sistem, diantaranya mengenai:

4.1.1.1 Gambaran Umum Pusat Arkeologi Nasional

Pusat Arkeologi Nasional adalah suatu bidang ilmu yang

mempelajari kehidupan manusia di masa lampau melalui tinggalan

budaya materialnya. Kegiatan arkeologi di Indonesia telah dilakukan

sejak abad XVIII, yaitu sejak kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke

Indonesia dan terus berkembang hingga abad XXI ini.

Ketika Indonesia merdeka, kegiatan penelitian arkeologi mulai

dikembangkan di bawah payung Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan dengan nama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan

kemudian di era reformasi dikembangkan di bawah Kementerian

Kebudayaan dan Pariwisata dengan nama Pusat Penelitian dan

Pengembangan Arkeologi Nasional dan sekarang bernaung di bawah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan nama Pusat

90
91

Arkeologi Nasional. Gedung Pusat Arkeologi Nasional beralamat Jl.

Condet Pejaten No. 4, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510.

4.1.1.2 Visi

Terwujudnya lembaga penelitian yang mampu

mengembangkan dan memasyarakatkan arkeologi untuk kemajuan

ilmu pengetahuan, pencerdasan bangsa, dan pengembangan budaya

nasional guna memperkokoh jati diri bangsa.

4.1.1.3 Misi

Demi mewujudkan visi tersebut maka Pusat Arkeologi Nasional

juga memiliki misi sebagai berikut:

1. Melaksanakan penelitian arkeologi.

2. Memasyarakatkan hasil-hasil penelitian.

3. Merekomendasikan hasil penelitian untuk pelestarian dan

pemanfaatan sumberdaya arkeologi.

4. Melaksanakan kerjasama bertaraf nasional maupun internasional

untuk pengembangan arkeologi.

4.1.1.4 Tujuan

Pusat Arkeologi Nasional memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Mengembangkan teori, metode dan teknik-teknik penelitian, agar

dapat meningkatkan kualitas analisis, interpretasi, dan

pemasyarakatannya.

91
92

2. Merekonstruksi sejarah dan keanekaragaman budaya bangsa

untuk menumbuhkan rasa kebangaan nasional dan memperkokoh

jati diri bangsa.

3. Membangun jaringan pengetahuan arkeologi dalam lingkup

internal maupun global dalam rangka melestarikan sumber daya

arkeologi

4. Memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya arkeologi

untuk kepentingan masayarakat.

4.1.1.5 Sasaran

Pusat arkeologi nasional memiliki sasaran sebagai berikut:

1. Terlaksananya penelitian arkeologi secara lintas disiplin.

2. Terlaksananya penelitian tentang peradaban secara tematis.

3. Terlaksananya penelitian kemitraan dengan pemangku

kepentingan, baik di dalam maupun di luar negeri.

4. Terselenggaranya penyebaran informasi hasil penelitian

arkeologi.

4.1.1.6 Garis Besar Kebijakan Pusat Arkeologi Nasional

Garis besar kebijakan Pusat Arkeologi Nasional dalam

menjalankan organisasi, diantaranya:

1. Menciptakan profesionalisme dalam sistem pengelolaan dan

penangannya

2. Mendorong pelaksanaan misi yang baik secara optimal

92
93

3. Melakukan penelitian secara holistik, tematis dan kewilayahan

mencakup akademis, ideologis-strategis, dan praktis yang

bermuara pada kepentingan publik.

4. Melakukan kemitraan berupa kegiatan penelitian dan

pemasyarakatan arkeologi, baik dengan instansi dalam dan luar

negeri, swasta maupun lembaga masyarakat, dengan

mengutamakan kepentingan nasional.

5. Mengembangkan sistem informasi arkeologi berbasis teknologi

informasi dalam upaya meningkatkan upaya: sinergi pengelolaan

penelitian arkeologi, kualitas dan pengembangan aspek akademis

dan praktis, efektifitas dan efisiensi, serta pengambilan

keputusan.

6. Pemasyarakatan arkeologi yang menjangkau masyarakat lokal,

nasional, dan internasional, melalui berbagai sarana yang

tersedia.

7. Peningkatan dan pengembangn SDM yang berorientasi pada

profesionalisme dalam penelitian, administrasi, dan

pemasyarakatan hasil penelitian.

4.1.1.7 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pusat Arkeologi Nasional

Pusat Arkeologi Nasional dipimpin oleh seorang kepala, yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui

Sekretaris Jendral. Wilayah kerja Pusat Arkeologi Nasional meliputi

seluruh Indonesia. Pusat Arkeologi Nasional mempunyai tugas

93
94

melaksakan penyusunan kebijakan teknis dan penelitian di bidang

arkeologi, sedangkan fungsinya adalah:

1. Penyusunan kebijakan teknis di bidang penelitian arkeologi.

2. Penyusunan program penelitian di bidang arkeologi.

3. Pelaksanaan penelitian di bidang arkeologi.

4. Pelaksanaan konservasi dan arkeometri di bidang arkeologi.

5. Fasilitasi pelaksanaan penelitian di bidang arkeologi.

6. Pelaksanaan kerja sama penelitian di bidang arkeologi.

7. Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi di

bidang arkeologi.

8. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian di

bidang arkeologi.

9. Pelaksanaan administrasi Pusat Arkeologi Nasional.

94
95

4.1.1.8 Struktur Organisasi Pusat Arkeologi Nasional

PUSAT ARKEOLOGI NASIONAL

BAGIAN TATA USAHA


UPT BALAI-BALAI
ARKEOLOGI

SUB BAGIAN SUB BAGIAN RUMAH


KEUANGAN & TANGGA &
KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN

BIDANG PROGRAM & KELOMPOK JABATAN BIDANG DATA &


KERJASAMA FUNGSIONAL INFORMASI

SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG


PROGRAM KERJASAMA DATA INFORMASI

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Pusat Arkeologi Nasional (Pusarkenas,


2014)
4.1.1.9 Unit Pelaksanaan Teknis

Pusat Arkeologi Nasional dalam pelaksanaan kegiatannya

memiliki wilayah kerja di seluruh wilayah Indonesia dan di daerah

memiliki 10 unit pelaksana teknis yang disebut Balai Arkeolgi. Lokasi

dan wilayah kerja Balai-balai Arkeologi (Balar) tersebut terdapat di:

Tabel 4. 1 Tabel Nama Balar Pada Pusat Arkeologi Nasional (Pusarkenas,


2014)

No. Nama Balar Wilayah Penelitian

1 Balar Medan Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Riau, Aceh

2 Balar Palembang Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu,

95
96

Bangka-Belitung

3 Balar Bandung DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten,

Lampung

4 Balar Yogyakarta DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa

Timur

5 Balar Denpasar Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur

6 Balar Kalimantan Selatan, Kalimantan

Banjarmasin Timur, Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah

7 Balar Makassar Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara

8 Balar Manado Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi

Tengah

9 Balar Ambon Ambon

10 Balar Papua Papua

4.1.1.10 Analisis Sistem Berjalan Pencatatan Penelitian Situs

Setiap perusahaan pasti memiliki suatu sistem dalam mengatur

sebuah adminitratif perusahaan, berikut sistem yang berjalan pada

Pusat Arkeologi Nasional:

1. Peneliti mencatat data administrasi dan koordinat lokasi penelitian

di lapangan.

96
97

2. Peneliti memasukkan seluruh titik koordinat lokasi penelitian di

lapangan ke dalam tabel Ms Exel untuk disertakan pada laporan

penelitian.

3. Laporan penelitian yang didalamnya berisi data situs di serahkan

ke Subbagian Program dalam bentuk cetak dan softcopy.

4. Subbidang program mendistribusikan laporan penelitian (cetak) ke

Subbagian Kepegawaian dan Keuangan, Subbagian Rumah

Tangga, dan Bidang Data dan Informasi.

5. Subbidang data mengumpulkan data situs dan memverifikasi data

situs dari laporan penelitian yang di distribusikan oleh program

dengan cara memisahkan data koordinat yang benar-benar situs

dengan data koordinat yang bukan situs.

97
98

3. Mmverifikasi Data
1. Mencatat hasil 2. Diserahkan dalam
Penelitian Situs
penelitian kedalam excel bentuk cetak dan softcopy

Subbidang Data
Peneliti Subbidang
Program
Excel
4. Mendistribusikan Data Situs

Subbidang Kepegawaian dan Keuangan,


Subbidang Rumah Tangga,
Bidang Data dan Informasi

Gambar 4. 2 Analisis Sistem Berjalan Dalam Pencatatan Hasil Penelitian


(Pusarkenas, 2014)

4.1.1.11 Analisis Sistem Berjalan Meminta Data Situs

Berikut sistem berjalan untuk meminta data pada pusat arkeologi

nasional yang dilakukan oleh klien:

1. Klien yang ingin meminta data situs harus membuat surat

permintan terlebih dahulu yang ditujukan kepada Kepala Pusat

Arkeologi Nasional.

2. Kepala Pusat (Kasat) Arkeologi Nasional akan mendisposisikan

surat permintaan kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

3. Kepala Bagian Tata Usaha akan mengkoordinasikan permintaan

data kepada Kepala Bidang Data dan Informasi.

4. Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi memerintahkan

kasubbid data untuk mempelajari dan memeriksa permintaan data

yang dibutuhkan.

98
99

5. Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Data akan memberikan masukan

boleh atau tidaknya data yang diminta oleh Klien kepada Kapala

bidang data dan informasi. Jika boleh data akan disiapkan, jika

tidak kasubid data akan memberikan alasan tidak bolehnya data

tersebut dikeluarkan kepada Kepala Bidang Data dan Informasi.

6. Kasubbid Data akan menyampaikan jawaban kepada Kepala

bagian tata usaha mengenai boleh tidaknya data tersebut diberikan

kepada Klien.

7. Kepala Bagian Tata Usaha akan memberikan surat jawaban tertulis

kepada Klien mengenai permintaan data situs yang dimaksud.

99
100

3. Bagian tata usaha memberikan


2. Diberikan Surat permintaan
kepada kepala pusat
1. Membuat Surat Yang ke bagian tatausaha
ditujukan ke Kepala Pusat 4. Kepala Pusat mendisposisikan
Arkeologi Nasional ke bagian tata usaha
Publik Bagian Tata Usaha
Surat Permintaan
Kepala Pusat Arkeologi Nasional
5. Bidang tata usaha melakukan koordinasi
kepada Kabid data dan informasi
9. Publik menerima balasan
surat permohonan
8. Menyampaikan boleh
atau tidaknya data diberikan

6. Memerintahkan untuk mempelajari


dan memeriksa data yang diminta
7. Kasubid data memberikan masukan
boleh atau tidaknya data diberikan

Kasubbid Data
Kabid Data dan Informasi

Gambar 4. 3 Sistem Berjalan Publik Dalam Mendapatkan Data (Pusarkenas,


2014)
Kelemahan dari sistem yang berjalan saat ini adalah sebagai

berikut :

1. Pencatatan data temuan situs dan pengumpulan data situs

arkeologi masih kurang efektif, hal ini dikarenakan subid data

harus menunggu terlebih dahulu laporan penelitian

diselesaikan oleh peneliti kemudian harus menunggu lagi subid

program mendistribusikannya ke subbid data.

2. Validitas data belum sepenuhnya valid, hal ini dikarenakan

verifikasi data situs dilakukan oleh staf teknis di bidang data,

seharusnya yang melakukan verifikasi adalah peneliti itu

100
101

sendiri, karena yang lebih mengetahui substansi sebuah lokasi

dikatakan situs adalah penelitinya itu sendiri.

3. Sulitnya mencari data yang sedang dibutuhkan, karena belum

adanya sistem terintegrasi yang mengelola data situs.

4. Klien atau publik harus menunggu lama untuk mendapatkan

informasi mengenai data temuan situs arkeologi.

4.1.2 Tahap Identifikasi Sistem

4.1.2.1 Identifikasi Kebutuhan

Mengidentifikasi kebutuhan merupakan langkah awal pada

tahap perencanaan sistem. Dari hasil penelitian diperoleh kebutuhan

yang diharapkan, diantaranya adalah:

1. Sistem yang mampu mengintegrasikan dan mengelola

database berupa atribut-atribut dan data spasial persebaran

situs kedalam bentuk peta yang bisa diakse secara online.

2. Sistem Informasi spasial yang dirancang dapat tersaji secara

interaktif dan efisien dalam penggunaannya.

3. Pengelolaan data yang secara efektif dapat membantu user

dalam mendapatkan data situs.

4. Sistem yang mampu memverifikasi data situs secara valid yang

dilakukan langsung oleh peneliti.

5. Sistem informasi spasial yang mampu memberikan informasi

mengenai situs kepada publik, dengan tetap memperhatikan

kerahasiaan data situs.

101
102

4.1.2.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan pada sistem yang berjalan

selama ini. Adapun hasil dari identifikasi adalah sebagai berikut :

1. Pencatatan data temuan situs dan pengumpulan data situs arkeologi

masih kurang efektif, hal ini dikarenakan subid data harus

menunggu terlebih dahulu laporan penelitian diselesaikan oleh

peneliti kemudian harus menunggu lagi subid program

mendistribusikannya ke subbid data.

2. Validitas data belum sepenuhnya valid, hal ini dikarenakan

verifikasi data situs dilakukan oleh staf teknis di bidang data,

seharusnya yang melakukan verifikasi adalah orang yang

melakukan penelitian langsung ke tempat penemuan situs, karena

yang lebih mengetahui substansi sebuah lokasi dikatakan situs

adalah penelitinya itu sendiri.

3. Sulitnya mencari data yang sedang dibutuhkan, karena belum

adanya sistem terintegrasi yang mengelola data situs.

4. Klien atau publik harus menunggu lama untuk mendapatkan

informasi mengenai data temuan situs arkeologi.

4.1.2.3 Tujuan Pengembangan Sistem

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem

informasi spasial berbasis web persebaran situs sejarah di Pulau

Jawa sehingga membantu dalam mengelola database secara efisien,

102
103

efektif, dan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi

mengenai persebaran situs arkeologi di Pulau Jawa.

4.1.2.4 Sistem Yang Diusulkan

Sistem yang diusulkan dalam menyelesaikan permasalahan

tersebut adalah dengan menerapkan sistem informasi spasial

persebaran situs arkeologi berbasis web (studi kasus: Pusat

Arkeologi Nasional). Adapun alur kerja dari perancangan sistem

SIPERSIRAH yang diusulkan oleh penulis adalah sebagai berikut:

Peneliti Kasubbid Data


Admin

Kepala Pusat Klien

Kabid Data dan Informasi


Publik

Database

Gambar 4. 4 Analisis Sistem Usulan


Gambar diatas merupakan prosedur sistem usulan yang akan

dikembangkan. Berikut Penjelasannya:

1. Admin melakukan kelola profil, kelola berita dan artikel, contact

us.

103
104

2. Kepala Pusat memvalidasi laporan penelitian data situs sejarah dari

Kabid Data dan Informasi, kelola data klien, lihat grafik, dan

contact us.

3. Kasubbid Data melakukan kelola data situs, kelola peta, dan

melakukan kelola laporan penelitian data situs sejarah.

4. Kepala Bidang Data dan Informasi melakukan lihat grafik, contact

us, dan memvalidasi laporan dari Kasubbid Data.

5. Klien dapat mendownload data situs dan mencari akses lokasi

persebaran situs yang ditampilkan.

6. Publik mendapatkan informasi mengenai situs arkeologi dan

registrasi untuk menjadi klien.

7. Peneliti mengelola data situs dan memverifikasi data situs

Laporan Pemantauan Data Penelitian Situs


Kabid Data dan Kepala Pusat
Kasubbid Data
Informasi ARKENAS

Laporan Laporan
Pemantauan Pemantauan

Laporan Pemantauan
Validasi yang sudah divalidasi
Laporan oleh Kabid
Pemantauan

Laporan
Pemantauan yang Validasi
sudah divalidasi Laporan

Gambar 4. 5 Laporan Document of Flow

104
105

4.2 Workshop Design

4.2.1 Desain Sistem

Alur proses sistem yang akan dibangun dengan menggunakan

pendekatan sistem berorientasi objek, yakni menggunakan tools Unified

Modeling Language (UML) yang terdiri atas usecase diagram, activity

diagram, class diagram, dan sequence diagram.

4.2.1.1 Use case Diagram

Usecase diagram dibawah ini yaitu menggambarkan

mengenai interaksi antara sistem, eksternal sistem dan user.

4.2.1.1.1 Identifikasi Aktor

Tabel 4. 2 Identifikasi Aktor

No. Aktor Deskripsi


01 Admin Aktor Admin merupakan aktor yang dapat
melakukan aktivitas, yaitu: login, kelola berita
dan artikel, kelola profil, dan contact us.
02 Kepala Pusat Aktor Kepala Pusat adalah aktor yang dapat
(Kasat) melakukan beberapa aktivitas, seperti: login, lihat
grafik, memvalidasi laporan pemantauan data
penelitian situs, dan lihat laporan.
03 Kepala Bidang Kepala Bidang Data dan Informasi merupakan
Data dan Informasi User yang dapat mengakses Login, Lihat Profil,
(Kabid) Lihat Berita dan Artikel, Lihat Grafik, Lihat Peta,
Lihat Data Situs, Lihat Gambar, konfirmasi
registrasi klien, cetak Laporan Data Situs, kelola
data klien, dan kelola pesan.

105
106

04 Kepala Subbidang Kepala Subbidang Data merupakan actor yang


Data (Kasubbid) dapat mengakses Login, Lihat Profil, Lihat Berita
dan Artikel, Lihat Grafik, Lihat Peta, Lihat Data
Situs, Lihat Gambar, cetak Laporan Data Situs,
dan kelola pesan, Kelola Data Situs, Validasi
Laporan Data Situs.
05 Klien Klien merupakan user yang dapat melihat semua
informasi yang terdapat di dalam sistem, login,
dan mencetak data situs.
06 Publik Publik adalah user yang dapat melihat semua
informasi yang terdapat di dalam sistem
persebaran situs arkeologi di wilayah Jawa.
07 Peneliti Peneliti adalah user yang dapat mengelola data
situs dan memverifikasi data situs.

4.2.1.1.2 Identifikasi Usecase

Tabel 4. 3 Identifikasi Usecase

No Use Case Name Description Actor


1 Registrasi Usecase ini menggambarkan kegiatan Publik
untuk mendaftar menjadi Klien.
2 Login Use Case ini menggambarkan proses input Admin,
data username dan password untuk dapat Kasubbid Data,
masuk ke dalam halaman masing-masing Kabid Data dan
User. Informasi,
Kepala Pusat,
dan Klien

106
107

3 Logout Use Case ini menggambarkan proses Admin,


keluar halaman masing-masing User. Kasubbid Data,
Kabid Data dan
Informasi,
Kepala Pusat,
dan Klien
4 Konfirmasi Usecase ini menggambarkan kegiatan Kabid data dan
Registrasi mengkonfirmasi data klien. Informasi

5 Kelola Data Usecase ini menggambarkan kegiatan Kepala Pusat.


Klien kelola data klien termasuk mengkonfirmasi
registrasi Klien.
6 Kelola Data Use Case ini menggambarkan proses input, Kasubid Data,
Situs edit dan delete, data Situs Sejarah didalam Peneliti
halaman admin.
7 Cetak Data Situs Usecase ini menggambarkan untuk Kasubbid Data
mencetak data situs arkeologi.

8 Verifikasi Data Usecase ini menggambarkan proses Peneliti


Situs verifikasi data situs arkeologi

9 Kelola Peta Use Case ini menggambarkan proses input, Kasubid Data
edit dan delete, peta persebaran situs
didalam halaman admin.
10 Lihat Peta Usecase ini menggambarkan untuk melihat Kasubbid Data,
data situs melalui peta Klien, dan Publik

11 Download Situs Usecase ini menggambarkan untuk Klien


mendownload data situs

107
108

12 Lihat Grafik Usecase ini menggambarkan untuk melihat Kasubbid Data,


grafik temuan situs sejarah. Kepala Pusat,
Kabid Data dan
Informasi
13 Cari Lokasi Usecase ini menggambarkan proses Kasubbid data,
mencari lokasi dimana situs sejarah berada. dan Klien

14 Kelola Pesan Usecase ini menggambarkan proses Kasubbid,


mengelola pesan dari buat pesan baru, lihat Peneliti, Kabid,
pesan, dan hapus pesan. dan Kasat
15 Kelola Profil Use Case ini menggambarkan proses Admin
Input, dan Edit profil instansi melalui
halaman admin.
16 Lihat Profil Usecase ini menggambarkan untuk melihat Admin, Klien,
profil. dan Publik

17 Kelola Berita Usecase ini menggambarkan proses Input, Admin


dan Artikel Edit dan delete berita dan artikel.

18 Lihat berita dan Usecase ini menggambarkan untuk melihat Admin, Klien,
artikel dan mencari berita dan artikel mengenai dan Publik
situs dan kegiatan yang ada di Pusat
Arkeologi Nasional.
19 Contact us Use case ini menggambarkan untuk Admin, Klien,
mengirimkan pesan kepada admin. dan Publik

20 Kelola Contact Use case ini menggambarkan untuk admin


us mengelola pesan yang masuk ke admin.

108
109

4.2.1.1.3 Diagram Use case

System

Login

<<include>>
<<extend>>
Logout Konfirmasi Rgistrasi
Kasubbid Data

Registrasi <<extend>>
<<extend>>

Kelola Data Klien


Admin

Kelola Data Situs


<<include>> Peneliti
<<extend>>

Cetak Data Situs <<extend>>


Verifikasi Data Situs

Lihat Grafik

<<extend>>

Lihat Peta Kelola Peta

<<include>>

Download Data Situs Kabid Data dan Informasi

Klien
Cari lokasi
Kelola Pesan

Kelola Profil

Lihat Profil <<extend>>

Kasat

Lihat Berita dan Artikel

<<extend>>

kelola Berita dan Artikel


Publik

Kelola Contact Us

<<extend>>

Contact Us

Gambar 4. 6 Diagram Usecase

109
110

4.2.1.1.4 Narasi Usecase

1. Narasi Use case Registrasi

Tabel 4. 4 Narasi Usecase Registrasi

Use case Name Registrasi


Use case Id 1
Actor Publik
Description Use case ini menggambarkan kegiatan untuk mendaftar
menjadi klien, dan melakukan proses transaksi seperti
mendownload dan cari lokasi situs.
Pre condition Masuk kehalaman utama
Trigger Use case ini dilakukan untuk mendaftar menjadi klien
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Input data registrasi
2. Pilih tombol “Daftar” 3. Verifikasi data
4. Menyimpan kedalam
database
5. Menampilkan form login
Alternate courses Alt Langkah 2a: Pilih Batal
Alt Langkah 2b: Jika pilih batal sistem akan kembali ke
form login
Alt Langkah 3: Jika data yg terisi tidak lengkap sistem
akan menampilkan pesan pemberitahuan data yang
dimasukkan masih ada yang kosong
Conclusion Publik dapat mendaftar menjadi Klien
Post condition Login

110
111

2. Narasi Use case Login

Tabel 4. 5 Narasi Usecase Login

Use case Name Login


Use case Id 2
Actor Admin, Kepala Pusat, Kasubbid Data, Kabid Data dan
Informasi, dan Klien.
Description Use Case ini menggambarkan proses input data username,
password serta level untuk dapat masuk kedalam sistem.
Pre condition Registrasi.
Trigger Use case ini dilakukan agar actor terkait dapat mengakses
sistem.
Typical course of ActorAction System response
events 1. Input username dan
password.
2. Klik Login 3. Sistem memvalidasi
username dan password
tersebut.
4. Menampilkan halaman
utama sesuai user terkait
Alternate courses Alt Langkah 3: Jika username dan password salah maka
system akan menampilkan pesan “username dan password
yang anda masukan salah, silahan coba lagi”
Alt Langkah 5: Klik Logout
Alt Langkah 6: Jika pilih menu Logout, maka akan keluar
sistem dan akan kembali ke nomor 1
Conclusion Aktor berhasil masuk ke dalam halaman admin.
Post condition Menampilkan Halaman utama sesuai aktor

111
112

3. Narasi Use case Konfirmasi Registrasi

Tabel 4. 6 Narasi Usecase Konfirmasi Registrasi

Use case Name Konfirmasi Registrasi


Use case Id 3
Actor Kepala Pusat
Description Use case ini menggambarkan kegiatan konfirmasi data
klien. Dalam use case ini kepala pusat dapat menerima atau
menolak registrasi
Pre condition Login
Trigger Use case ini dilakukan untuk mengelola data klien.
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Pilih menu konfirmasi 2. Menampilkan list data klien
registrasi
3. Klik detail pada salah 4. menampilkan detail data
satu data klien klien
5. Pilih terima 6. data disimpan ke dalam
database
7. menampilkan halaman
konfirmasi Registrasi data
klien
Alternate courses Alt Langkah 5: Pilih Tolak, maka sistem akan mengirim
pesan penolakan melalui email
Alt Langkah 5a: menampilkan form input pesan
Alt Langkah 5b: Input pesan
Alt Langkah 5c: klik kirim
Alt Langkah 5d: sistem akan menampilkan pesan
terkirim, kemudian sistem kembali ke halaman utama
konfirmasi registrasi
Conclusion Kepala Pusat mengelola data klien

112
113

Post condition Kelola Data Klien

4. Narasi Use case Kelola Data Klien

Tabel 4. 7 Narasi Usecase Kelola Data Klien

Use case Name Kelola Data Klien


Use case Id 4
Actor Kepala Pusat
Description Use case ini menggambarkan kegiatan kelola data klien.
Dalam use case ini ada beberapa proses untuk mengelola
diantaranya, Block, terima dan hapus.
Pre condition Login
Trigger Use case ini dilakukan untuk mengelola data klien.
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Pilih menu kelola data 2. Menampilkan list data klien
klien yang sudah diterima sebagai
klien
3. Pilih Blokir pada salah 4. Menampilkan form blokir
satu data klien data klien
5. Pilih Yes
6. Pilih Simpan 7. Menyimpan ke dalam
database
8. Menampilkan halaman
kelola data klien
Alternate courses Alt Langkah 3: Jika pilih detail, maka sistem akan
menampilkan detail data klien
Alt Langkah 3a: Klik kembali
Alt Langkah 3b: Sistem akan menampilkan halaman
kelola data klien

113
114

Alt Langkah 5: Pilih No, sistem akan langsung


menampilkan halaman kelola data klien
Conclusion Kepala Pusat mengelola data klien
Post condition -

5. Narasi Use case Kelola Data Situs

Tabel 4. 8 Narasi Usecase Kelola Data Situs

Use case Name Kelola Data Situs


Use case Id 5
Actor Kasubbid Data dan Peneliti
Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat, merubah,
menghapus dan menambah data situs sejarah.
Pre condition Kasubbid Data dan Peneliti harus melakukan Login
terlebih dahulu untuk bisa mengolah data situs arkeologi.
Trigger Use case ini dilakukan setelah Kasubbid Data memilih
menu input data situs arkeologi
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Pilih tombol “Tambah 2. Menampilkan form input
Situs Sejarah” data situs arkeologi
3. Input data situs
4. Klik tombol “Simpan” 5. Menyimpan data situs ke
database
6. Menampilkan halaman
kelola data situs
Alternate courses Alt Langkah 1a: Pilih Import Data Excel
Alt Langkah 7: sistem akan menampilkan halaman import
data
Alt Langkah 8: masukan data excel yang ada pada folder
komputer

114
115

Alt Langkah 9: Klik simpan


Alt Langkah 10: data disimpan ke database
Alt Langkah 11: sistem akan menampilkan listdata situs
Alt Langkah 1b: Pilih Cetak
Alt Langkah 12: menampilkan halaman cetak
Alt Langkah 13: input range tahun
Alt Langkah 14: menampilkan data situs yang ingin
dicetak
Alt Langkah 15: cetak data dalam bentuk excel
Alt Langkah 16: data berhasil tercetak
Alt Langkah 17: sistem akan menampilkan listdata situs
Alt Langkah 1c: Pilih Edit
Alt Langkah 18: Menampilkan form edit data situs
Alt Langkah 19 edit data situs
Alt Langkah 20: Klik simpan
Alt Langkah 21: data disimpan ke database
Alt Langkah 22: sistem akan menampilkan list data situs
Alt Langkah 1d: Pilih Hapus
Alt Langkah 23: menyimpan ke database
Alt Langkah 24: sistem akan menampilkan listdata situs
Conclusion Data situs arkeologi bertambah.
Post condition Lihat grafik, dan verifikasi data situs.

6. Narasi Use case Lihat Grafik

Tabel 4. 9 Narasi Usecase Lihat Grafik

Use case Name Lihat Grafik


Use case Id 7
Actor Kabid Data dan Informasi, Kasubbid Data, Kepala Pusat
Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat Grafik

115
116

Temuan Situs. Grafik ini bisa dilihat berdasarkan tahun


penemuan situs
Pre condition Kelola Data Situs
Trigger Use case ini dilakukan untuk melihat grafik data situs
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Pilih menu Grafik 2. Menampilkan list data situs
3. masukan range tahun 4. Menampilkan grafik dan list
situs dan kategori yang data situs
ingin dilihat
Alternate courses -
Conclusion Grafik berhasil ditampilkan
Post condition -

7. Narasi Use case Verifikasi Data Situs

Tabel 4. 10 Narasi Usecase Verifikasi Data Situs

Use case Name Verifikasi Data Situs


Use case Id 8
Actor Peneliti
Description Use case ini menggambarkan kegiatan verifikasi data situs
yang dilakukan oleh peneliti
Pre condition Kelola Data Situs
Trigger Use case ini dilakukan untuk memverifikasi data situs
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Memilih data situs
yang ingin di verifikasi
2. Pilih menu Verifikasi 3. Menampilkan form
verifikasi data situs
4. Ubah Status menjadi

116
117

Verifikasi
5. Klik simpan 6. Data berhasil disimpan
dalam database
7. Menampilkan list data situs
Alternate courses Alt Langkah 2a: Pilih edit
Alt Langkah 7: menampilkan form edit data situs
Alt Langkah 8: edit data situs
Alt Langkah 9a: Pilih simpan
Alt Langkah 10: menyimpan ke database
Alt Langkah 11: kemudian sistem akan menampilkan list
data situs
Alt Langkah 9b: Pilih kembali
Alt Langkah 12: sistem akan kembali ke list data situs
Alt Langkah 2b: Pilih hapus
Alt Langkah 13: menyimpan ke database
Alt Langkah 14: kemudian sistem akan menampilkan list
data situs
Conclusion Peneliti dapat memverifikasi data situs
Post condition -

8. Narasi Use case Kelola Peta

Tabel 4. 11 Narasi Usecase Kelola Peta

Use case Name Kelola Peta


Use case Id 9
Actor Kasubbid Data
Description Use case ini menggambarkan kegiatan mengelola data situs
dan menampilkannya dalam bentuk peta dan tabel yang
dapat diakses untuk publik dan klien. Dalam use case ini

117
118

ada beberapa proses untuk mengelola diantaranya, tambah,


edit dan hapus.
Pre condition Login
Trigger Use case ini dilakukan untuk mengelola data peta
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Pilih tombol tambah 2. Menampilkan form input
data situs
3. Mengisi form data
situs
5. Pilih “Simpan” 6. Menyimpan data kedalam
database
7. Menampilkan peta dan list
data situs
Alternate courses Alt Langkah 1a: Pilih Import data excel
Alt Langkah 8: menampilkan halaman import data
Alt Langkah 9: masukan data excel situs yang ada pada
folder komputer
Alt Langkah 10: klik simpan
Alt Langkah 11: data disimpan ke database
Alt Langkah 12: menampilkan peta dan list data situs
Alt Langkah 1b: Pilih Cetak Situs
Alt Langkah 13: menampilkan halaman cetak
Alt Langkah 14: input range tahun
Alt Langkah 15: klik cetak
Alt Langkah 16: data berhasil tercetak
Alt Langkah 17: menampilkan peta dan list data situs
Conclusion Kasubbid Data mengelola data Peta Persebaran Situs
Arkeologi
Post condition Lihat Peta

118
119

9. Narasi Use case Lihat Peta

Tabel 4. 12 Narasi Usecase Lihat Peta

Use case Name Lihat Peta


Use case Id 10
Actor Kasubbid Data, Klien, dan Publik
Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat peta
persebaran situs arkeologi, data yang ditampilkan
merupakan data secara keseluruhan
Pre condition Kelola Peta
Trigger Use case ini dilakukan untuk melihat data situs
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Memilih menu “Peta 2. Menampilkan peta dan list
Situs” data situs
3. Pilih Detail 4. Menampilkan informasi data
situs secara detail
Alternate courses Alt Langkah 3a: Pilih Cari
Alt Langkah 5: input nama situs
Alt Langkah 6: menampilkan data situs yang dicari
Alt Langkah 3b: Pilih Download Situs
Alt Langkah 7: sistem akan menampilkan pesan
konfirmasi
Alt Langkah 8a: Pilih Iya
Alt Langkah 9: data berhasil didownload
Alt Langkah 10: sistem akan menampilkan peta dan list
data situs
Alt Langkah 8b: Pilih Tidak
Alt Langkah 11: sistem akan menampilkan peta dan list
data situs
Conclusion Aktor dapat melihat peta

119
120

Post condition -

10. rasi Use case Cari Lokasi

Tabel 4. 13 Narasi Usecase Cari Lokasi

Use case Name Cari Lokasi


Use case Id 11
Actor Klien.
Description Use case ini menggambarkan kegiatan mencari lokasi situs
arkeologi berada
Pre condition Login
Trigger Use case ini dilakukan untuk menunjukan lokasi dimana
situs itu berada dari tempat klien berada
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Pilih menu cari lokasi 2. Menampilkan halaman cari
lokasi
3. Masukan alamat kita
berada dan masukan
alamat situs yang kita
tuju.
4. Klik cari 5. Menampilkan direct location
untuk menuju ke alamat situs.
Alternate courses -
Conclusion Aktor dapat melihat direct location Situs
Post condition -

120
121

11. Narasi Use case Kelola Profil

Tabel 4. 14 Narasi Usecase Kelola Profil

Use case Name Kelola Profil


Use case Id 12
Actor Admin
Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat, merubah,
dan menambah profil instansi.
Pre condition Login
Trigger Use case ini dilakukan setelah admin memilih menu Edit
profil.
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Memilih menu “Kelola 2. Menampilkan isi profil
Profil”
3. Input data profil
perusahaan
4. Klik tombol “Update” 5. menyimpan kedalam
database
6. Menampilkan isi profil
perusahaan
Alternate courses -
Conclusion Data profil terisi.
Post condition Lihat Profil

12. Narasi Use case Lihat Profil

Tabel 4. 15 Narasi Usecase Lihat Profil

Use case Name Lihat Profil


Use case Id 13
Actor Admin, Klien, dan Publik

121
122

Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat profil Pusat


Arkeologi Nasional
Pre condition Kelola Profil
Trigger Use case ini dilakukan untuk melihat profil perusahaan
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Memilih menu 2. Menampilkan halaman
“Profil” Profil Pusat Arkeologi
Nasional
Alternate courses -
Conclusion Semua Aktor dapat melihat profil
Post condition -

13. Narasi Use case Kelola Pesan

Tabel 4. 16 Narasi Usecase Kelola Pesan

Use case Name Kelola Pesan


Use case Id 14
Actor Admin, Kepala Pusat, Kasubbid Data, dan Kabid Data dan
Informasi
Description Use case ini menggambarkan kegiatan untuk mengirim
pesan apabila ingin menghubungi antar user internal.
Dalam usecase ini ada beberapa prsoes seperti buat pesan,
balas, dan hapus.
Pre condition Aktor melakukan Login
Trigger Use case ini dilakukan untuk melakukan pengiriman pesan
antar user internal.
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Memilih menu “Kelola 2. Menampilkan halaman
Pesan” Kelola Pesan

122
123

3. Pilih pesan baru 4. Menampilkan form input


pesan
5. input pesan
6. Klik kirim 7. data disimpan dalam
database
8. Menampilkan list data pesan
Alternate courses Alt Langkah 3a: Pilih pesan masuk
Alt Langkah 9: menampilkan list pesan masuk
Alt Langkah 10: Pilih salah satu pesan
Alt Langkah 11: menghubungkan database
Alt Langkah 12: menampilkan isi pesan
Conclusion Kasubbid, Kabid, Peneliti, dan Kasat mengirim pesan
Post condition Pesan berhasil dikirim

14. Narasi Use case Kelola Berita dan Artikel

Tabel 4. 17 Narasi Usecase Kelola Berita dan Artikel

Use case Name Kelola Berita dan Artikel


Use case Id 15
Actor Admin
Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat, merubah,
dan menambah Berita dan Artikel.
Pre condition Login
Trigger Use case ini dilakukan setelah Admin memilih menu
Kelola Berita dan Artikel.
Typical course of ActorAction System Response
events 3. Memilih menu “Kelola 4. Menampilkan tabel Berita
Berita dan Artikel” dan Artikel
5. Pilih tombol “Tambah 6. Menampilkan form input

123
124

Berita dan Artikel” Berita dan Artikel


7. Mengisi form input
Berita dan Artikel
8. Klik tombol “Simpan” 9. Menyimpan Berita dan
Artikel
10. Menampilkan tabel Berita
dan Artikel
Alternate courses Alt Langkah 5a: Pilih Edit jika ingin mengedit Berita dan
Artikel
Alt Langkah 11: menampilkan form edit berita
Alt Langkah 12: edit berita dan artikel
Alt Langkah 13: Klik simpan
Alt Langkah 14: menyimpan kedalam database
Alt Langkah 15: menampilkan list data berita dan artikel
Alt Langkah 5b: Pilih Hapus jika ingin menghapus Berita
dan Artikel.
Alt Langkah 16: menyimpan kedalam database
Alt Langkah 17: menampilkan list data berita dan artikel
Conclusion Berita dan Artikel berhasil bertambah.
Post condition Lihat Berita Dan Artikel

15. Narasi Use case Lihat Berita dan Artikel

Tabel 4. 18 Narasi Usecase Lihat Berita dan Artikel

Use case Name Lihat Berita dan Artikel


Use case Id 16
Actor Admin, publik, dan klien
Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat Berita dan
Artikel

124
125

Pre condition Kelola Berita dan Artikel


Trigger Use case ini dilakukan untuk melihat data berita dan artikel
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Memilih menu berita 2. Menampilkan halaman
dan artikel berita dan artikel
3. Memilih salah satu 4. Menampilkan berita secara
berita dan klik pada judul lengkap
berita
Alternate courses -
Conclusion Semua Aktor melihat Berita dan Artikel dan Berita dan
Artikel akan tampil.
Post condition -

16. Narasi Use case Contact us

Tabel 4. 19 Narasi Usecase Contact us

Use case Name Contact us


Use case Id 17
Actor Klien, dan Publik
Description Use case ini menggambarkan kegiatan untuk mengisi form
contact us apabila ingin menghubungi admin
Pre condition Masuk halaman utama
Trigger Use case ini dilakukan untuk mengirim pesan berupa kritik
dan saran kepada admin
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Memilih menu 2. Menampilkan halaman
“Contact us” Contact us
3. Mengisi form contact
us

125
126

4. Klik “Kirim” untuk 5. menyimpan kedalam


mengirimkan pesan ke database
admin
Alternate courses -
Conclusion Klien, Publik berhasil mengisi contact us
Post condition Kelola Contact us

17. Narasi Use case Kelola Contact us

Tabel 4. 20 Narasi Usecase Kelola Contact us

Use case Name Kelola Contact us


Use case Id 18
Actor Admin
Description Use case ini menggambarkan kegiatan untuk mengelola
contact us apabila ingin membaca dan membalas pesan
yang masuk ke admin
Pre condition Contact us
Trigger Use case ini dilakukan untuk membaca dan mengirim
pesan kepada klien dan publik
Typical course of ActorAction System Response
events 1. Memilih menu “Kelola 2. Menampilkan halaman
Contact us” Kelola Contact us
3. Pilih salah satu pesan 4. Menampilkan pesan secara
yang masuk rinci
5. Pilih tombol balas 6. menampilkan form pesan
7. klik tombol kirim 8. pesan dikirm melalui email
9. pesan berhasil diproses
Alternate courses Alt Langkah 5a: Pilih Hapus maka pesan akan terhapus.
Alt Langkah 10: sistem akan menghapus pesan

126
127

Alt Langkah 11: menyimpan kedalam database


Alt Langkah 12: menampilkan halaman contact us
Conclusion Admin mengelola pesan contact us yang masuk
Post condition Pesan berhasil dikirim

4.2.1.2 Activity diagram

Activity diagram menggambarkan aktifitas–aktifitas yang

terjadi dalam Sistem Informasi Persebaran Situs Arkeologi Wilayah

Pulau Jawa.

1. Activity Diagram Registrasi

127
128

Publik Sistem

Menampilkan pesan
input data registrsasi pemberitahuan data
masih ada yang kosong

Batal Pilih daftar Verifikasi data

Tidak valid

Valid

menyimpan kedalam database

Menampilkan form login

Gambar 4. 7 Diagram Activity Registrasi

Dalam gambar diatas tersebut Publik melakukan aktifitas

mendaftar menjadi klien dengan terlebih dahulu memilih menu Data

Situs lalu memilih Download Data Situs pada halaman data situs,

maka sistem akan menampilkan form login, kemudian publik

memilih tombol Registrasi dan publik mengisi data pada form

pendaftaran, jika data tidak lengkap maka pendaftaran gagal, jika

data lengkap maka data berhasil disimpan dan berhasil masuk ke

halaman utama klien.

128
129

2. Activity Diagram Login

Admin, Kepala Pusat, Kabid, Kasubbid, Klien Sistem

Menampilkan pesan
Input username dan password “username dan password
yang anda masukan salah,
silahan coba lagi”

Klik Login Validasi username dan password

Tidak valid

Valid

Menampilkan halaman utama sesuai user terkait

Logout

Gambar 4. 8 Diagram Activity Login

Aktivitas pada gambar 4.6 dilakukan oleh Kasubbid Data dan

Informasi, Kabid Data, Kepala Pusat, dan Klien agar dapat masuk ke

halaman admin dan mengakses menu khusus dalam halaman admin.

Untuk itu admin harus melakukan pengisian username dan password

pada menu login memilih login sebagai admin pada halaman utama

sistem. Jika username dan password yang dimasukkan salah, maka

sistem akan menampilkan peringatan username dan password yang

dimasukkan salah, dan jika benar maka sistem akan menampilkan

129
130

halaman utama admin dan selanjutnya admin dapat mengakses

menu-menu yang disediakan sistem. Selanjutnya admin melakukan

logout jika iya sistem akan menampilkan form login.

3. Activity Diagram Konfirmasi Registrasi

Kepala Pusat Sistem

Memeilih menu Konfirmasi Registrasi Menampilkan list data klien

Klik detail pada salah satu data klien Menampilkan detail data klien

Tolak Terima data disimpan ke dalam database

menampilkan form input pesan

input pesan

klik kirim menampilkan pesan sudah terkirim

Menampilkan halaman konfirmasi registrasi

Gambar 4. 9 Diagram Activity Konfirmasi Registrasi

Dalam gambar diatas tersebut pengguna melakukan aktivitas

konfirmasi data klien dengan terlebih dahulu memilih menu

konfirmasi data klien pada halaman utama sistem, maka sistem akan

menampilkan daftar data, selanjutnya pengguna dapat memilih data

yang diinginkan dan sistem akan menampilkan detail data,

130
131

selanjutnya pengguna dapat melakukan konfirmasi registrasi

tersebut.

4. Activity Diagram Kelola Data Klien

Kepala Pusat Sistem

Pilih menu kelola data klien Menampilkan list data klien yang
sudah diterima sebagai klien

Detail Blokir

Menampilkan form blokir data klien

No Yes

Klik Simpan Menyimpan kedalam database

Menampilkan detail data klien

Klik kembali

Menampilkan halaman kelola data klien

Gambar 4. 10 Diagram Activity Konfirmasi Registrasi

Dalam gambar diatas tersebut pengguna melakukan aktivitas

kelola klien dengan terlebih dahulu memilih menu kelola klien pada

halaman utama sistem, maka sistem akan menampilkan daftar data,

selanjutnya pengguna dapat memilih data yang diinginkan dan

131
132

sistem akan menampilkan detail data, selanjutnya pengguna dapat

melakukan pemblokiran data klien.

5. Activity Diagram Kelola Data Situs

Kasubbid Data Sistem

Tambah Menampilkan form input data situs


Edit

Cetak Hapus

input data situs


import data excel

Klik Simpan

Menampilkan form edit data situs

Edit data situs

Klik Simpan

Menyimpan ke database

Menampilkan halaman import data

masukan data excel situs


dari dalam folder komputer

Klik Simpan data disimpan ke database

menampilkan halaman cetak

menampilkan data situs


input range tahun yang ingin di cetak

Cetak Data

data berhasil tercetak

menampilkan list data situs

Gambar 4. 11 Diagram Activity Kelola Data Situs

Aktifitas pada gambar 4.9 ini dilakukan oleh admin. Dalam

aktifitas ini admin melakukan pencatatan data situs arkeologi,

132
133

sebelum melakukan pencatatan data situs, Kasubbid Data harus login

terlebih dahulu dan memilih menu Kelola Data Situs, maka sistem

akan menampilkan halaman Kelola Data Situs. Kasubbid Data dapat

melakukan Input , edit dan hapus data situs arkeologi. Jika

Kasubbid Data ingin menambahkan data situs arkeologi, Kasubbid

Data dapat memilih button “tambah” maka kemudian sistem akan

menampilkan kolom input yang dapat diisi oleh admin kemudian

Kasubbid Data juga dapat memilih menu “edit”, lalu sistem akan

menampilkan halaman edit data situs sejarah, selanjutnya sistem

akan menyimpan dan memperbaharui data situs tersebut tersebut.

Bila diperlukan Kasubbid Data dapat menghapus data situs dengan

memilih button “hapus”, maka sistem akan menghapus data dari

database. Kemudian untuk aksi import data excel Kasubbid Data

dapat melakukan tambah data situs dengan menginport data excel

yang sudah ada dengan mencari nya di folder kemudian di import

secara otomatis data akan masuk ke dalam database, kemudian

simpan. Yang terakhir aksi ceta data situs, ini merupakan aksi

dimana kasubbid melakukan cetak data ke dalam bentuk excel.

133
134

6. Activity Diagram Lihat Grafik

Kasubbid, Kepala Pusat dan Kabid Sistem

Pilih Menu Lihat Grafik


Menampilkan Halaman Lihat Grafik

masukan Range Tahun dan Kategori Situs

Menampilkan Data Grafik yang dibutuhkan

Gambar 4. 12 Diagram Activity Lihat Grafik

Dalam gambar diatas tersebut Kasubbid, Kabid, dan Kepala

Pusat melakukan aktifitas melihat grafik data situs dengan terlebih

dahulu memilih menu grafik, maka sistem akan menampilkan data

dalam bentuk grafik dan tabel data situs, pengguna dapat mencari

data situs yang sedang dibutuhkan berdasarkan tahun dan kategori,

selanjutnya pengguna mengklik tombol lihat grafik untuk

menampilkan grafik.

134
135

7. Activity Diagram Verifikasi Data Situs

Peneliti Sistem

Pilih Situs Yang Ingin di verifikasi

Verifikasi Menampilkan Form Verifikasi Data situs

Hapus
Edit

Ubah Status Menjadi


Verifikasi

Klik Simpan

Menampilkan form edit data situs

Edit data situs

Kembali Simpan menyimpan ke database

Menampilkan list data situs

Gambar 4. 13 Diagram Activity Verifikasi Data Situs

Aktifitas pada gambar diatas proses ini dilakukan oleh

Peneliti. Dalam aktifitas ini peneliti melakukan verifikasi data situs,

sebelum melakukan verifikasi data situs, Peneliti harus login terlebih

dahulu dan memilih menu kelola data situs, maka sistem akan

menampilkan halaman kelola data situs. Peneliti dapat melakukan

verifikasi data jika ada data situs yang belum di verifikasi. Maka

Peneliti memilih data situs yang ingin diverifikasi, setelah dipilih

135
136

maka akan tampil data situs tersebut dan kemudian klik “Verifikasi”

dan data situs secara otomatis telah diverifikasi. Setelah data situs

diverifikasi sistem akan kembali ke halaman menu kelola data situs

arkeologi.

8. Activity Diagram Kelola Peta

Kasubbid Data Sistem

Cetak

Tambah Menampilkan form input data situs


Import data excel

Mengisi form input situs

Kembali Simpan

Menampilkan form import data excel

masukan data yang ada Menampilkan alamat folder


di file dalam komputer

Simpan Menyimpan data kedalam database

menampilkan halaman cetak

input range tahun

klik cetak data berhasil tercetak

Menampilkan peta dan list data situs

Gambar 4. 14 Diagram Activity Kelola Peta

Aktifitas ini dilakukan oleh Kasubbid Data. Dalam aktifitas

ini Kasubbid melakukan pencatatan data situs sejarah, sebelum

melakukan pencatatan data situs, melakukan “tambah” maka

kemudian sistem akan menampilkan kolom input yang dapat diisi

136
137

oleh Kasubbid, kemudian Kasubbid juga dapat memilih menu “edit”,

lalu sistem akan menampilkan halaman edit data situs sejarah,

selanjutnya sistem akan menyimpan dan memperbaharui data situs

sejarah tersebut tersebut. Bila diperlukan Kasubbid dapat menghapus

data situs dengan memilih button “hapus”, maka sistem akan

menghapus data dari database.

9. Activity Diagram Lihat Peta

Kasubbid, Klien, dan Publik Sistem

Pilih Menu Peta Situs Menampilkan Peta dan list data situs

Download Detail Menampilkan Data Situs Secara Rinci

Pilih Cari Situs

Input Nama Situs Menampilkan data situs yang dicari

Menampilkan pesan konfirmasi

Tidak Iya data berhasil didownload

menampilkan peta dan list data situs

Gambar 4. 15 Diagram Activity Lihat Peta

Dalam gambar diatas tersebut Kasubbid, Klien, dan Publik

melakukan aktifitas melihat Peta Sebaran Situs dengan terlebih

137
138

dahulu memilih menu peta situs pada halaman utama sistem, maka

sistem akan menampilkan Peta Sebaran Situs Arkeologi, pilih point-

point yang terdapat pada peta untuk menampilkan informasi situs

secara rinci, selanjutnya pengguna dapat mencari data situs untuk

ditampilkan pada peta dan menggunakan tools yang terdapat pada

peta.

10. Activity Diagram Cari Lokasi

Klien Sistem

pilih menu cari lokasi Menampilkan halaman cari lokasi

masukan lokasi anda dan lokasi tujuan

Menampilkan direct location yang


Klik cari anda inginkan

Gambar 4. 16 Diagram Activity Cari Lokasi

Dalam gambar diatas tersebut pengguna melakukan aktivitas

cari lokasi dengan terlebih melakukan login, kemudian masuk ke

halaman menu lihat peta, user mengisi lokasi dimana user berada

dan tujuan, kemudian klik tombol cari, maka sistem akan

138
139

menampilkan direct location yang user inginkan, jika user tidak

mengisi secara lengkap lokasi maka sistem akan menampilkan

pemberitahuan “data yang anda isi belum lengkap, silahkan isi

dengan benar!”.

11. Activity Diagram Kelola Profil

Admin Sistem

Pilih Kelola Profil Menampilkan form isi profil

Isi data profil

Klik Update menyimpan kedalam database

Menampilkan halaman kelola profil

Gambar 4. 17 Diagram Activity Kelola Profil

Aktifitas pada gambar diatas ini dilakukan oleh admin.

Dalam aktifitas ini admin melakukan pengaturan profil, sebelum

melakukan pengaturan profil, admin harus login terlebih dahulu dan

memilih menu Manage profil, maka sistem akan menampilkan

halaman Kelola Profil. Admin dapat melakukan edit profil instasi.

Jika admin ingin mengedit klik button “edit” maka kemudian sistem

139
140

akan menampilkan kolom editor yang dapat diisi oleh admin

selanjutnya sistem akan menyimpan dan memperbaharui profil

instansi.

12. Activity Diagram Lihat Profil

Admin, Publik, dan Klien SIPERSIRAH

Pilih Menu Profil Menampilkan Profil Instansi Secara Lengkap

Gambar 4. 18 Diagram Activity Lihat Profil

Dalam gambar diatas tersebut Admin, Publik, dan Klien

melakukan aktifitas melihat profil instansi dengan terlebih dahulu

memilih menu profil pada halaman utama sistem, maka sistem akan

menampilkan profil instansi secara lengkap.

140
141

13. Activity Diagram Kelola Pesan

Kasubbid, Kasat, Kabid, Peneliti Sistem

pilih menu kelola pesan menampilkan halaman kelola pesan

pesan masuk pesan baru menampilkan form input pesan

Input pesan

Klik kirim menyimpan ke database

menampilkan list data pesan

menampilkan list pesan

pilih pesan

menghubungkan database

menampilkan isi pesan

Gambar 4. 19 Diagram Activity Kelola Pesan

Aktifitas pada gambar diatas dapat dilakukan oleh user

internal Kasubbid, Kabid, Kasat, dan Peneliti untuk mengirim pesan,

kemudian user tersebut bisa membalas atau menghapus pesan dari

pengirim. Untuk masuk ke halaman ini, user harus login terlebih

dahulu lalu memlih menu kelola pesan pada halaman admin. User

141
142

dapat melihat siapa saja yg mengirim pesan, kemudian user

membalas pesan tersebut dan dikirimkan ke akun pengirim. Terdapat

menu hapus apabila user ingin menghapus pesan.

14. Activity Diagram Kelola Berita dan Artikel

Admin Sistem

pilih menu kelola berita dan artikel menampilkan halaman kelola berita dan artikel

Tambah menampilkan form input berita dan artikel


Hapus Edit

mengisi form input berita dan artikel

Klik Simpan

Menampilkan Form Edit Berita dan Artikel

Edit Data Berita dan Artikel

Klik Simpan

menyimpan ke dalam database

Menampilkan list data berita dan artikel

Gambar 4. 20 Diagram Activity Kelola Berita dan Artikel

Aktifitas pada gambar diatas ini dilakukan oleh admin.

Dalam aktifitas ini admin melakukan pengaturan berita, sebelum

melakukan pengaturan berita, admin harus login terlebih dahulu dan

memilih menu Kelola berita dan artikel, maka sistem akan

142
143

menampilkan halaman Kelola berita dan artikel. admin dapat

melakukan penambahan berita, edit berita dan hapus berita. Jika

admin ingin menambahkan data berita, admin dapat memilih button

“tambah” maka kemudian sistem akan menampilkan kolom Input

berita dan artikel yang dapat diisi oleh admin. Kemudian admin

dapat memilih menu “edit”, maka sistem akan menampilkan

halaman editor untuk selanjutnya melakukan pengeditan berita dan

sistem akan menyimpan serta memperbaharui data berita tersebut.

Bila diperlukan admin dapat menghapus berita dengan memilih

button “hapus”, maka sistem akan menghapus berita dari database.

15. Activity Diagram Lihat Berita dan Artikel

Publik dan Klien sistem

Pilih Menu Berita dan Artikel Menampilkan Halaman Berita Artikel

Pilih Berita yang dibutuhkan dan klik Menampilkan Berita Secara Lengkap
pada judul berita

Gambar 4. 21 Diagram Activity Lihat Berita dan Artikel

Dalam gambar diatas tersebut publik dank lien melakukan

aktifitas melihat berita dan artikel dengan terlebih dahulu memilih

143
144

menu berita dan artikel pada halaman utama sistem, maka sistem

akan menampilkan daftar headline berita, selanjutnya pengguna

dapat memilih berita yang ingin dilihat secara lengkap dengan

mengklik judul berita, maka sistem akan menampilkan berita yang

dipilih secara lengkap.

16. Activity Diagram Mengelola Contact Us

Admin Sistem

Memilih menu kelola contact us Menampilkan halaman Kelola Contact us

Klik salah satu pesan Menampilkan pesan secara detail

Pilih Hapus Pilih balas Menampilkan form input pesan

input pesan

Klik tombol kirim menampilkan pesan terkirim

Menghapus pesan

menyimpan data kedalam database

menampilkan halaman contact us

Gambar 4. 22 Diagram Activity Lihat Pesan

144
145

Aktifitas pada gambar diatas dapat dilakukan oleh admin

untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan kepada admin,

kemudian admin bisa membalas atau menghapus pesan dari

pengirim. Untuk masuk ke halaman ini, admin harus login terlebih

dahulu lalu memlih menu contact us pada halaman admin. Admin

dapat melihat siapa saja yg menghubungi admin, kemudian admin

membalas pesan tersebut dan dikirimkan ke email pengirim.

Terdapat menu hapus apabila admin ingin menghapus pesan user.

17. Activity Diagram Mengisi Contact us

Publik dan Klien SIPERSIRAH

Memilih menu contact us Menampilkan Halaman contact us

Mengisi form contact us

menyimpan kedalam database


Pilih Kirim

menampilkan halaman contact us

Gambar 4. 23 Diagram Activity Mengisi Contact us

145
146

Aktifitas pada gambar diatas dilakukan oleh pengguna untuk

mengirimkan pesan pertanyaan, kritik dan saran kepada admin.

Sebelumnya publik memilih menu contact us dan mengisi form yang

telah disediakan, selanjutnya memilih button kirim untuk

mengirimkannya. Selanjutnya, sistem akan menampilkan “pesan

terkirim”.

4.2.1.3 Class Diagram

Class Diagram menjelaskan tentang hubungan antara class

yang terdapat pada sistem informasi persebaran situs sejarah. Class

tersebut dibentuk oleh entity/object yang mempunyai atribut dan

operasi. Dari class tersebut dapat terbentuk sebuah tabel yang dapat

bersosialiasi dengan tabel lainnya.

Tabel 4. 21 Keterangan Class Diagram

Nama Class Deskripsi


Admin Salah satu anggota staff subbidang data
Pusat Arkeologi Nasional yang
berwenang untuk input data, edit,
delete, save, dan view data (data situs,
berita, gambar, profil).
Kepala Subbidang Data Kepala Sub Bidang Data merupakan
user yang dapat mengakses Menu Data
Situs, Laporan, dan Peta.
Kepala Bidang Data dan Kepala Bidang Data dan Informasi
Informasi merupakan user yang dapat mengakses
Menu Validasi laporan.

146
147

Peneliti Peneliti merupakan user yang dapat


mengakses menu Verifikasi Data Situs.
Klien Merupakan kelas yang menggambarkan
aktor dalam sistem dapat bisa
melakukan kirim pesan, serta dapat
melakukan aksi view dan cetak.
Publik Merupakan kelas yang menggambarkan
aktor dalam sistem dapat bisa
melakukan kirim pesan, serta dapat
melakukan aksi view.
Profil Kelas ini dapat dilihat oleh semua aktor
tapi hanya dapat di input, edit dan
delete oleh admin.
Data Situs Kelas ini dapat dilihat oleh Kasubbid
Data, dan Peniliti tapi hanya dapat di
input, edit dan delete oleh admin.
Pesan Kelas ini merupakan kelas untuk pesan
Berita Kelas ini dapat dilihat oleh semua aktor
tapi hanya dapat di input, edit dan
delete oleh admin.
Peta Kelas yang menggambarkan fungsi peta
dan data situs yang bisa ditampilkan
untuk publik.
Contact Us Kelas yang menggambarkan fungsi
mengirimkan pesan antara publik dan
admin

147
148

Dibawah ini merupakan gambar yang menunjukan relasi

tiap-tiap class dalam Sistem Informasi Persebaran Situs Arkeologi

untuk Pulau Jawa.

Pesan Berita
Data_situs Peta Login
#id_pesan #id_berita
#idsitus #id_peta +pengirim
+kode_situs +isi_berita
+nama_situs +penerima +gambar
+judul_penelitian 1
+alamat +tittlepesan +hari
+nama_situs +longitude +isipesan
+zona_utm +tanggal
+latitude 1..* +tanggal +jam
+Lat +kategori +status
+Long +judul_berita
+gambar +file
+koordinat_dpal +sejarah +tambah()
+tahun_penelitian +tanggal +buat() +edit()
+foto +balas() +hapus()
+video +tambah() +hapus()
+keterangan +edit() 1
+status +hapus() 1
Kontak
+kecamatan user 1..*
+desa 1..* #id_kontak
+kelurahan #id_user 1 +nama
+provinsi 1..* 1 +username +subjek
+kategori +password +isi_pesan
+nama 1 +email
+tambah() +no_telp
1 1..* +tanggal
+hapus() +level
+edit() +tambah()
+cari() +edit() +edit()
+hapus() 1 +hapus()
+tambah()
1
1..*
1..*

Klien Profil

#id_klien #id_profil
Kasubbid Kabid Kasat Peneliti Admin +judul_profil
+username
+password +isi_profil
+nama +tambah()
+alamat +edit()
+jenis_kelamin +hapus()
+no_telp
+email

+tambah()
+edit()
+blokir()
+hapus()
+cari()

Gambar 4. 24 Class Diagram

148
149

4.2.2 Cardinality mapping

Setelah class diagram dibuat menggunakan pemodelan data

konseptual, maka pada riset ini penulis menggunakan Cardinality

Mapping sebagai acuan dalam menentukan hubungan antar class dan

key apa saja yang dijadikan foreign key.

Klien Pesan Berita


#id_klien (PK) #id_pesan (PK) #id_berita (PK)
+username +pengirim +isi_berita
+password +penerima +gambar
+nama +tittlepesan +hari
+alamat +isipesan +tanggal
+jenis_kelamin +tanggal +jam
Data_situs +no_telp +status +judul_berita
+email +file
#id_situs (PK) +id_user(FK)
#id_user +id_user(FK) +id_user(FK)
+kode_situs
+judul_penelitian user
+nama_situs id_user id_user
+zona_utm #id_user (PK)
+Lat id_user
id_user +username()
+Long
+password()
+koordinat_dpal
+nama()
+tahun_penelitian
+no_telp()
+foto
+level()
+video
+keterangan
Peta
+status
+kecamatan id_user
#id_situs (PK)
+desa +nama_situs
+kelurahan id_user id_user +Lat
+provinsi +Long
+alamat
+id_user(FK) Profil
+sejarah
#id_profil (PK) Kontak +kategori
+tanggal
+id_user(FK) #id_kontak (PK) +gambar
+gambar() +nama #id_user
+isi_profil() +subjek
+isi_pesan +id_user(FK)
+email
+tanggal
#id_user
+id_user(FK)

Gambar 4. 25 Desain Database

149
150

4.2.3 Logical Record Structured

Setelah class diagram dibuat menggunakan pemodelan data

konseptual, maka pada riset ini penulis menggunakan Logical Record

Structured sebagai acuan dalam menentukan hubungan antar class dan

key apa saja yang dijadikan foreign key.

Klien Pesan Berita


#id_klien (PK) #id_pesan (PK) #id_berita (PK)
+username +pengirim +isi_berita
+password +penerima +gambar
+nama +tittlepesan +hari
Data_situs +alamat +isipesan +tanggal
+jenis_kelamin +tanggal +jam
#id_situs (PK) +no_telp +status +judul_berita
#id_user +email +file
+kode_situs +id_user(FK)
+judul_penelitian +id_user(FK) +id_user(FK)
+nama_situs
+id_user 1 user 1..*
+zona_utm 1..*
+Lat 1 id_user 1..*
#id_user (PK)
+Long id_user
+koordinat_dpal 1..* 1
+username()
+tahun_penelitian +password() 1
+foto id_user +nama()
+video +no_telp()
+keterangan +level() 1
+status id_user Peta
+kecamatan id_user
+desa 1 1 #id_situs (PK)
+kelurahan 1..* +nama_situs
+provinsi +Lat
id_user +Long
+id_user(FK) 1..* +alamat
1..* +sejarah
Profil +kategori
Kontak +tanggal
#id_profil (PK) +gambar
#id_kontak (PK) #id_user
+id_user(FK) +nama
+gambar() +subjek +id_user(FK)
+isi_profil() +isi_pesan
+email
+tanggal
#id_user
+id_user(FK)

Gambar 4. 26 Logical Record Structured

150
151

4.2.4 Sequence Diagram

Pada sistem yang diajukan, terdapat interaksi antar object

melalui pesan pada eksekusi sebuah use case yang digambarkan

dalam diagram sekuensi. Berikut ini adalah sequence diagram dari

sistem.

1. Sequence Diagram Registrasi

Publik Klien

Data Klien
Verifikasi Data

Data Klien Valid

Data Klien Tidak Valid

Gambar 4. 27 Diagram Sequence Registrasi

Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor

untuk melakukan registrasi. Dimana aktor memasukan data registrasi

terlebih dahulu. Kemudian sistem akan memverifikasi ke database,

setelah itu akan menampilkan pesan data registrasi salah apabila data

151
152

yang diisi tidak sesuai. Jika sesuai maka akan menampilkan pesan

data registrasi benar dan akan melanjutkan masuk ke dalam sistem.

2. Sequence Diagram Login

Kasat, Kabid, Kasubbid, Admin, Klien (User) Login

Username & Password


Verifikasi

Username & Password Benar

Username & Password Salah

Gambar 4. 28 Diagram Sequence Login

Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor

untuk masuk ke dalam object login. Dimana aktor memasukan

username dan password terlebih dahulu. Kemudian sistem akan

memverifikasi ke database, setelah itu akan menampilkan pesan

username & password salah apabila data yang diisi tidak sesuai. Jika

152
153

sesuai maka akan menampilkan pesan username dan password benar

dan akan melanjutkan masuk ke dalam sistem.

3. Sequence Diagram Input Data Situs

Kasubbid data, Peneliti (User) Data_Situs

get id_situs

Data Situs

Gambar 4. 29 Diagram Sequence Input Data Situs

Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor

untuk melakukan input data situs. Dimana aktor memasukan data

situs terlebih dahulu. Kemudian sistem akan memverifikasi ke

database, setelah itu akan menampilkan pesan data situs yang anda

masukan salah apabila data yang diisi tidak sesuai. Jika sesuai maka

akan menampilkan pesan data situs yang anda masukan benar dan

akan melanjutkan masuk ke dalam sistem.

153
154

4. Sequence Diagram Input Data Peta

Kasubbid data (User) Peta

get id_peta

Data Peta

Gambar 4. 30 Diagram Sequence Input Data Peta

Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor

untuk melakukan input data peta. Dimana aktor memasukan data

peta terlebih dahulu. Kemudian sistem akan memverifikasi ke

database, setelah itu akan menampilkan pesan data peta yang anda

masukan salah apabila data yang diisi tidak sesuai. Jika sesuai maka

akan menampilkan pesan data peta yang anda masukan benar dan

akan melanjutkan masuk ke dalam sistem.

154
155

5. Sequence Diagram Pesan

Kasubbid data, Peneliti, Kasat, Kabid (User) Pesan

Get id_pesan

Data Pesan

Gambar 4. 31 Diagram Sequence Pesan

Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor

untuk melakukan melihat pesan. Dimana aktor internal dapat melihat

dan mengirim pesan.

155
156

6. Sequence Diagram Kelola Profil

Admin (User) Profil

get id_profil

Data Profil

Gambar 4. 32 Diagram Sequence Kelola Profil

Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor

untuk melakukan kelola data profil. Dimana aktor memasukan data

profil terlebih dahulu. Kemudian sistem akan memverifikasi ke

database, setelah itu akan menampilkan pesan data profil yang anda

masukan salah apabila data yang diisi tidak sesuai. Jika sesuai maka

akan menampilkan pesan data profil yang anda masukan benar dan

akan melanjutkan masuk ke dalam sistem.

156
157

7. Sequence Diagram Input Data Berita dan Artikel

Admin (User) Berita

get id_berita

data berita

Gambar 4. 33 Diagram Sequence Input Berita dan Artikel

Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor

untuk melakukan input data berita dan artikel. Dimana aktor

memasukan data berita dan artikel terlebih dahulu. Kemudian sistem

akan memverifikasi ke database, setelah itu akan menampilkan

pesan data berita yang anda masukan salah apabila data yang diisi

tidak sesuai. Jika sesuai maka akan menampilkan pesan data berita

yang anda masukan benar dan akan melanjutkan masuk ke dalam

sistem..

157
158

8. Sequence Diagram Contact Us

Admin (User) Kontak

Get id_kontak

Data Kontak

Gambar 4. 34 Diagram Sequence Contact us


Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor

untuk melakukan melihat pesan contact us. Dimana admin dapat

melihat dan mengirim pesan contact us.

158
159

4.2.5 Spesifikasi Database

1. Nama tabel : User

Kunci utama : id_user

Kunci tamu :-

Tabel 4. 22 Tabel User

No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan

1 id_user Integer (9) Not Null (PK) Urutan jenis user

2 username Varchar (30) Not Null - Username

3 password Varchar (30) Not Null - Password

4 nama Varchar (25) Not Null - Nama user

5 email Varchar (30) Not Null - Alamat email

6 no.tlp Varchar (15) Not Null - Nomor telepon

7 level Varchar (15) Not Null - Level user

159
160

2. Tabel : Klien

Kunci utama : id_klien

Kunci tamu : id_user

Tabel 4. 23 Tabel Klien

No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan

1 id_klien Integer (9) Not Null (PK) Urutan jenis user

2 username Varchar (30) Not Null - Username

3 password Varchar (30) Not Null - Password

4 nama Varchar (25) Not Null - Nama user

5 alamat Text Not Null - Alamat klien

6 Jenis_kelamin Varchar (25) Not Null - Jenis kelamin

7 email Varchar (30) Not Null - Alamat email

8 no_tlp Varchar (15) Not Null - Nomor telepon

9 Blokir Enum (Y, N) Not Null - Status klien

9 Id_user Integer (9) Not Null FK Urutan jenis user

160
161

3. Nama table : Data_situs

Kunci utama : id_situs

Kunci tamu : id_user

Tabel 4. 24 Tabel Situs

No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan

1 Kode_situs Varchar (6) Not Null PK  Karakter 1-3 =


singkatan dari
nama situs
 Karakter 4-6 =
urutan sesuai
jenis situs
2 Nama_situs Varchar (30) Not Null - Nama situs

3 kelurahan Varchar (25) Not Null - Nama kelurahan

4 kecamatan Varchar (25) Not Null - Nama


kecamatan

5 Kota Varchar (25) Not Null - Nama kota

6 provinsi Varchar (25) Not Null - Nama provinsi

7 Zona_utm Varchar (30) Not Null - Letak zona utm

8 koordinat _x Varchar (15) Not Null - Letak koordinat


x

9 Koordinat_y Varchar (15) Not Null - Letak koordinat


y

10 longtitude Varchar (15) Not Null - Letak longitude


situs

161
162

11 latitude Varchar (15) Not Null - Letak latitude


situs

12 ketinggian_dpal Varchar (15) Not Null - Ketinggian


diatas
permukaan air
laut

13 Kategori Varchar (15) Not Null - Nama kategori

14 Bentuk Varchar (15) Not Null - Nomor bentuk


situs

15 periodesasi Varchar (15) Not Null - Nama periode


situs

16 tahun_penelitian Date Not Null - Tahun penelitian

17 foto Varchar (15) Not Null - Gambar situs

18 video Varchar (15) Not Null - Video situs

19 keterangan Varchar (15) Not Null - Keterangan situs

20 Status Enum Not Null - Satatus


(Verifikasi, keberadaaan
Belum situs
diverifikasi)

20 id_user Integer (9) Not Null (FK) Urutan jenis user

162
163

4. Nama tabel : Peta

Kunci utama : id_peta

Kunci tamu : id_user

Tabel 4. 25 Tabel Peta

No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan

1 id_peta integer (9) Not Null (PK) Urutan jenis peta

2 Nama_situs varchar (30) Not Null - Nama situs

3 Alamat Text Not Null - Alamat ditemukan


situs

4 Longtitude varchar (15) Not Null - Letak longitude


situs

5 Latitude varchar (15) Not Null - Letak latitude situs

6 Sejarah Text Not Null - Sejarah situs

7 Gambar varchar (15) Not Null - Gambar situs

8 Keterangan varchar (15) Not Null - Keterangan situs

9 Tanggal Date Not Null - Tanggal


ditemukannya situs

10 id_user Integer (9) Not Null (FK) Urutan jenis user

163
164

5. Nama tabel : pesan

Kunci utama : id_pesan

Kunci tamu : id_user

Tabel 4. 26 Tabel Pesan

No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan

1 id_pesan Integer (9) Not Null (PK) Urutan jenis pesan

2 Pengirim Varchar (30) Not Null - Nama pengirim

3 Penerima Varchar (30) Not Null - Nama penerima

4 Tittle pesan Varchar (30) Not Null - Judul pesan

5 Isi pesan Text Not Null - Isi pesan

6 Tanggal Date Not Null - Tanggal dikirim

7 Status Varchar (15) Not Null - Status pesan

8 File Varchar (30) Not Null - File pesan

9 id_user Integer (9) Not Null (FK) Urutan jenis user

164
165

6. Nama tabel : Berita

Kunci utama : id_berita

Kunci tamu : id_kategori

Tabel 4. 27 Tabel Berita

No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan

1 id_Berita Integer (9) Not Null (PK) Urutan jenis berita

2 judul_berita Varchar (30) Not Null - Judul berita

3 isi_berita Text Not Null - Isi berita

4 gambar Varchar (15) Not Null - Gambar berita

5 tanggal Date Not Null - Tanggal posting

6 jam Time Not Null - Jam posting

7 id_user Integer (9) Not Null (FK) Urutan jenis user

7. Nama tabel : Profil

Kunci utama : id_profil

Kunci tamu : id_user

Tabel 4. 28 Tabel Profil

No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan

1 Id_profil Integer (9) Not Null (PK) Urutan jenis profil

2 Isi profil Text Not Null - Isi profil

165
166

3 Gambar Varchar (30) Not Null - Gambar profil

4 id_user Integer (9) Not Null (FK) Urutan jenis user

8. Nama tabel : Kontak

Kunci utama : id_kontak

Kunci tamu : id_user

Tabel 4. 29 Tabel Contact us

No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan

1 Id_kontak Integer (9) Not Null (PK) Urutan jenis pesan


contact us
2 Nama Varchar (30) Not Null - Nama pengirim

3 Email Varchar (30) Not Null - Alamat email

4 Subjek Varchar (15) Not Null - subjek

5 Isi Text Not Null - Isi pesan

6 Tanggal Date Not Null - Tanggal dikirim


pesan

7 id_user Integer (9) Not Null (FK) Urutan jenis user

166
167

4.2.6 Desain Interface

4.2.6.1 Perancangan User Interface

Berikut ini adalah perancangan user interface sistem

informasi persebran situs arkeologi di Pulau Jawa, yang

dikumpulkan dalam penyajian sebagai berikut:

1. Tampilan Registrasi

Gambar 4. 35 Interface Registrasi

167
168

2. Tampilan Login

Gambar 4. 36 Interface Login

3. Tampilan Verifikasi Data Klien

Gambar 4. 37 Interface Verifikasi Data Klien

168
169

4. Tampilan Kelola Data Klien

Gambar 4. 38 Interface Kelola Data Klien

5. Tampilan Kelola Data Situs

Gambar 4. 39 Interface Kelola Data Situs

169
170

6. Verifikasi Data Situs

Gambar 4. 40 Interface Verifikasi Data Situs

7. Tampilan Kelola Peta

Gambar 4. 41 Interface Kelola Peta

170
171

8. Tampilan Kelola Profil

Gambar 4. 42 Interface Kelola Profil

9. Tampilan Kelola Berita dan Artikel

Gambar 4. 43 Interface Kelola Berita dan Artikel

171
172

10. Tampilan Contact us

Gambar 4. 44 Interface Contact us

11. Tampilan Kelola Pesan

Gambar 4. 45 Interface Kelola Pesan

172
173

12. Tampilan Beranda Publik

Gambar 4. 46 Interface Beranda Publik

13. Tampilan Lihat Peta Publik

Gambar 4. 47 Interface Lihat Peta Publik

173
174

14. Tampilan Contact Us Publik

Gambar 4. 48 Interface Contact us Publik

15. Tampilan Lihat Berita

Gambar 4. 49 Interface Lihat Berita

174
175

16. Tampilan Cari Lokasi

Gambar 4. 50 Interface Cari Lokasi

4.3 Implementation

4.3.1 Implementation Workflow (Pengkodean)

Melakukan pengkodean aplikasi , dalam tahap ini sistem

dibangun dengan menggunakan :

1. Bahasa Pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP)

2. Perangkat Keras

a. Intel(R) Core (TM) i5-3210M CPU@2.50GHz

b. Hardisk 750GB

c. Memory 4GB

d. VGA 2GB

175
176

e. Perangkat keras lainnya (Keyboard, Mouse dan lain-lain)

3. Perangkat Lunak

a. Windows 8 sebagai Sistem Operasi komputer

b. Arcview 9.3 sebagai pengolah data spasial

c. Google Maps API sebagai Map Server.

d. Macromedia Dreamweaver 8 sebagai text editor

e. XAMPP sebagai Local Server sebagai running localhost

f. Paket XAMPP (MYSQL sebagai database server, PhpMyAdmin

sebagai webserver).

g. StarUML sebagai alat desain perancangan sistem dan database

h. Browser internet: Mozilla Firefox, Google Chrome sebagai web

browser untuk menjalankan aplikasi.

4.3.2 Pengujian Sistem

Tahapan ini bertujuan untuk melakukan pengujian atau testing

pada setiap unit program agar dapat di ketahui apakah dapat berfungsi

dengan baik sesuai dengan perancangan dan untuk memastikan bahwa

tidak ada kesalahan atau bugs program.

Metode testing yang digunakan adalah blackbox testing.

Metode ini merupakan metode pengujian yang memfokuskan pada

keperluan fungsional dari software. Karena itu pengujian blackbox

memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan

kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu

176
177

program. Berikut ini merupakan tabel hasil pengujian setiap unit-unit

program dengan menggunakan metode blackbox testing.

Tabel 4. 30 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Administrator

No Rancangan Input/Output Hasil yang diharapkan Hasil actual


1 Membuka Program Masuk ke dalam halaman OK
login administrator
2 Login  submit Menampilkan halaman utama OK
administrator
3 Klik menu Kelola Berita dan Menampilkan tabel Berita OK
Artikel
4 Klik  Tambah Berita Menampilkan form tambah OK
berita
5 Klik  Edit berita Menampilkan form edit berita OK
6 Klik  Hapus berita Menghapus berita OK
7 Klik menu Kelola Profil Instansi Menampilkan form edit profil OK
instansi
8 Klik menu Contact Us Menampilkan tabel pesan OK
contact us
9 Klik  Balas pesan Menampilkan form balas OK
pesan
10 Klik  Hapus Pesan Menghapus pesan OK

Tabel 4. 31 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Kasubbid

No Hasil Input/Output Hasil yang di harapkan Hasil aktual


1 Klik menu Laporan Menampilkan tabel laporan OK
2 Klik menu Lihat Pesan Menampilkan tabel pesan OK
3 Klik menu  baca Menampilkan detail pesan yang OK
dikirim

177
178

4 Klik menu  reply Membalas pesan OK


5 Klik menu  Hapus pesan Menghapus pesan OK
6 Klik menu Kelola Data Situs Menampilkan tabel data situs OK
7 Klik  Tambah data situs Menampilkan form tambah data OK
situs
8 Klik  Edit data situs Menampilkan form edit data situs OK
9 Klik  Cetak Data Situs Mencetak Data Situs OK
10 Klik  Lihat Grafik Menampilkan grafik dan tabel OK
data situs
11 Klik menu Kelola Data Peta Menampilkan tabel data situs OK
yang dikonsumsi untuk publik dan
klien
12 Klik  Tambah data situs Menampilkan form tambah data OK
situs
13 Klik  Edit data situs Menampilkan form edit data situs OK
14 Klik menu  Logout Keluar dari halaman admin OK

Tabel 4. 32 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Publik

No Hasil Input/Output Hasil yang di harapkan Hasil aktual


1 Membuka program Masuk ke dalam halaman utama OK
Web Persebaran Situs Sejarah
Pulau Jawa
2 Klik menu  Profil Menampilkan profil Pusat OK
Akeologi Nasional
3 Klik menu  Berita dan Menampilkan Berita dan Artikel OK
Artikel
4 Klik menu  Contact us Menampilkan form pengisian OK
pesan
5 Klik menu Lihat Data Situs Menampilkan halaman Lihat OK

178
179

Data Situs
8 Klik menu  Lihat Data Situs Menampilkan data Situs yang OK
 Cari dicari
9 Klik menu Lihat Data Situs Menampilkan grafik OK
 Lihat Grafik
10 Klik menu  Lihat Data Menampilkan form registrasi OK
Situs Cetak Registrasi

Tabel 4. 33 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Klien

No Hasil Input/Output Hasil yang di harapkan Hasil aktual


1 Membuka Program Masuk ke dalam halaman utama OK
web Persebaran Situs Sejarah
2 Klik tombol  Lihat Data Mencetak data situs OK
Situs Cetak  Login
3 Klik tombol  Cari Lokasi Menampilkan peta data situs dan OK
form input alamat

Tabel 4. 34 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Kabid

No Hasil Input/Output Hasil yang di harapkan Hasil aktual

3 Klik menu Lihat Pesan Menampilkan tabel pesan OK

4 Klik menu  baca Menampilkan detail pesan yang dikirim OK

5 Klik menu  reply Membalas pesan OK

6 Klik menu  Hapus Menghapus pesan OK

pesan

179
180

Tabel 4. 35 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Kasat

No Hasil Input/Output Hasil yang di harapkan Hasil aktual

3 Klik menu Lihat Pesan Menampilkan tabel pesan OK

Menampilkan detail pesan


4 Klik menu  baca OK
yang dikirim

5 Klik menu  reply Membalas pesan OK

6 Klik menu  Hapus pesan Menghapus pesan OK

Tabel 4. 36 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Peneliti

No Hasil Input/Output Hasil yang di harapkan Hasil aktual

1 Klik menu Kelola Data Situs Menampilkan tabel data situs OK

2 Klik  Tambah data situs Menampilkan form tambah OK

data situs

3 Klik  Edit data situs Menampilkan form edit data OK

situs

4 Klik  Verifikasi data situs Menampilkan form verifikasi OK

data situs

180
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Sistem Informasi Persebaran Situs Arkeologi ini dapat membantu para

user untuk menemukan lokasi dimana ditemukannya situs arkeologi dan

sistem ini dapat menjadi nilai tambah pelayanan kepada masyarakat luas.

2. Sistem informasi spasial ini dapat dirancang berdasarkan data-data situs

arkeologi yang terdapat di pulau jawa, dan sistem ini dibangun

menggunakan sistem webBase menggunakan Google Maps API yang

langsung tersambung dengan Google Maps sehingga memudahkan user

untuk mencari lokasi situs sejarah, selain itu sistem ini juga dilengkapi

dengan direct location yang dapat menunjukan arah dari tempat asal

sampai ke tempat dimana situs itu berada.

3. Sistem persebaran situs arkeologi ini dapat memudahkan user internal

dalam melakukan verifikasi data situs, karena sistem ini sudah terintegrasi

melalui internet.

4. Dengan adanya sistem ini maka penyampaian informasi akan data-data

penemuan situs arkeologi untuk wilayah pulau Jawa disajikan dalam

bentuk tampilan peta interaktif dan tabel, disertai dengan fitur download

181
182

data situs yang berguna bagi pihak terkait, khususnya klien dalam

memanfaatkan data-data situs sejarah sebagai bahan pembelajaran dan

untuk pelestarian warisan budaya yang ada di Indonesia khususnya di

Pulau Jawa.

5.2. Saran

Sistem yang dibangun masih memiliki kekurangan dan keterbatasan,

oleh karena itu dapat dikembangkan oleh beberapa hal agar sekiranya menjadi

lebih baik dan berguna, antara lain :

1. Scope untuk pembuatan sistem ini diperluas lagi tidak hanya mengenai

persebaran situs saja tetapi semua yang mengenai cagar budaya, serta

Informasi yang diberikan lebih banyak dan beragam.

2. Sistem yang sudah ada belum memaksimalkan komunikasi dua arah,

untuk pengembangannya harus ditambahkan forum diskusi di dalam

sistem agar lebih komunikatif.

3. Untuk memudahkan para pengguna yang banyak memiliki rutinitas di luar

ruangan, alangkah baiknya jika sistem ini dapat dikembangkan menjadi

sistem berbasis mobile.

182
DAFTAR PUSTAKA

Jeffery L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman. 2004. Metode Desain Dan
Analisis Sistem. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografi Tutorial ArcView. Bandung:
Informatika.
Hartono, Jogiyanto. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan
terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Yogyakarta.
Jogiyanto HM. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.

Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ladjamudin AL. 2005. Analisa dan desain sistem informasi. Yogyakarta : Graha
ilmu.
Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak (Software
Reengineering). Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Riyanto. 2010. Sistem Informasi Geografis Berbasis Mobile.Yogyakarta: GAVA
MEDIA.
Riyanto. Prinali Eka Putra. Hendi Inderlako. 2009. Pengembangan Aplikasi Sistem
Informasi Geografis Berbasis Dekstop dan Web. Yogyakarta: Gava Medika.
Kendall, Kendall. 2010. Analisis dan Perancangan Edisi Ke Lima. Jakarta: Indeks.
Munandar, Agus Aris, 1994, “Penataan Wilayah pada Masa Kerajaan Sunda”,
dalam Berkala Arkeologi Tahun XIV Edisi Khusus: Evaluasi Data dan
Interpretasi Baru Sejarah Indonesia Kuna (Dalam Rangka Purna Bhakti
Drs.M.M.Soekarto Karto Atmodjo, Yogyakarta, 23-24 Maret 1994.
Yogyakarta: Balai Arkeologi.
Herlambang, Ferry. 2005. Desain dan editing Web dengan Photoshop CS,
ImageReady CS, dan Dreamweaver MX. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Wibowo, Angga. 2007. 16 Aplikasi PHP Gratis untuk Pengembangan Situs Web.
Yogyakarta: Andi; Semarang: SmitDev.
Abdul Kadir. 2009. Membuat Aplikasi Web dengan PHP+Database MySQL. Andi.
Yogyakarta.

183
184

Sidik, Betha. 2006. Pemrograman ITEB dengan PHP. Bandung: Informatika.


Sugiarti, Yuni. 2013. ANALISIS DAN PERANCANGAN UML (Unified Modeling
Language). Graha Ilmu. Yogyakarta
Al-bahra, 2006. Rekayasa Perangkat Lunak. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Svennerberg, Gabriel. 2010. Beginning Google Maps API . New York: Apress.
Akbar, Ali. 2010. Arkeologi Masa Kini. Jatinangor: ALQAPRINT.
Purvis et. all, 2006. Beginning Google Maps Applications with PHP and Ajax from
novice to professional.

SUMBER PEMERINTAH
Anonim, 2010. UU RI No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Pada Bab I Pasal 1.
Anonim, 1995. PP RI No. 19 Tahun 1995 Tentang Pemeliharaan Dan Pemanfaatan
Benda Cagar Budaya Di Museum. Pada Bab I dan Bab 2.

Balai arkeologi bandung. 2010. Brosur tentang Potensi Tinggalan Prasejarah di


Kawasan Jawa Bagian Barat. Bandung: Kementrian Kebudayaan dan
Pariwisata-Balai arkeologi bandung.

SUMBER SKRIPSI

Trisnawati, Agnes Rusnalia. 2013. Pembuatan Sistem Informasi Bangunan Cagar


Budaya Berbasis Web GIS Pada Kota Surabaya. Institute Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS).
Ramadhon, Muzakki. 2013. Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis
Lokasi Situs Bersejarah Peninggalan Kerajaan Majapahit Di Kabupaten
Mojokerto Berbasis Android. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan
Komputer Amikom Yogyakarta.
Rachmawati, Venia. 2013. Aplikasi Web Pemetaan Informasi Wisata Sejarah Dan
Budaya Pada Wilayah DKI Jakarta. Universitas GUNADARMA.

F.H. Damayantie. (2013). Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Objek Wisata
Cagar Budaya Berbasis Web di Provinsi DKI Jakarta. Universitas Islam
Negeri Jakarta.
185

SUMBER INTERNET

http://purbakalayogya.com/bppp-detail.html diakses pada tanggal 15 Maret 2015 pada


pukul 6:30
Purwanto, Edi. 2007. Sekilas Tentang Adobe Photoshop CS,
https://edipsw.files.wordpress.com/2007/08/sekilas-tentang-photoshop.pdf,
diakses tanggal 19 Desember 2009.
Nugraha, Zakinudin. 2013. http://teamgeoinformatika.blogspot.co.id/2013/06/arcgis-gis-
programmer-geoinformatika.html diakses pada tanggal Juni 2013 pada pukul
19.03.
http://prinsip-prinsipgeografikelasxsma.blogspot.com diakses pada tanggal 15 Maret
pada pukul 16:30.
xxii

LAMPIRAN

Lampiran A - Surat-menyurat
xxiii
xxiv
xxv

Lampiran B – Wawancara

Laporan Hasil Wawancara


Interviewer : Frandus
Jabatan : Kepala Sub Bidang Data
Tanggal : 14 Maret 2015
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Pusat Arkeologi Nasional
Subjek : Teori dasar mengenai penelitian situs sejarah yang sedang
berjalan.

No Pertanyaan Jawaban
1 Data penelitian mengenai Data penemuan situs sejarah yang dilakukan
penemuan situs sejarah yang di pulau jawa, dari tahun 2006 sampai tahun
dilakukan di pulau jawa saja, 2014 adalah data yang tersedia untuk daerah
dari tahun berapa sajakah yang pulau jawa. Data tersebut merupakan data
tersedia pada Pusat Arkeologi hasil penelitian langsung yang dilakukan oleh
Nasional? Pusat Arkeologi Nasional dalam rangka
melakukan penelitian mengenai peninggalan
warisan budaya yang ada di Indonesia
khususnya di pulau jawa.
2 Apakah pulau jawa termasuk Untuk lokasi penemuan situs terbanyak,
lokasi yang memiliki berdasarkan dengan hasil penelitian yang
penemuan situs sejarah dilakukan oleh Pusat Arkeologi Nasional dari
terbanyak dari pulau-pulau tahun 2006-2014 memang pulau jawa yang
yang lain yang ada di banyak ditemukannya situs-situs sejarah
Indonesia? peninggalan zaman dahulu kala, karena sudah
banyak data yang kita terima dari semua
wilayah Indonesia itu mencapai 3387 situs
yang didapat dari setiap Balai Arkeologi
disetiap wilayah, untuk penelitian yang
dilakukan PUSARKENAS sendiri di seluruh
Indonesia mencapai 3030 situs, jadi jumlah
penemuan situs mencapai 6417 situs. Dan data
untuk pulau jawa mencapai 1016 situs, ini
jumlah terbanyak dibandingkan wilayah-
xxvi

wilayah yang lain diluar pulau jawa.


3 Apakah sudah ada perda atau Setiap daerah pasti mempunyai perda yang
undang-undang yang mengatur mengatur tentang pelestarian dan
tentang perlindungan dan perlindungan situs sejarah atau masuknya
pelestarian situs sejarah? kedalam cagar budaya, karena pemerintah
pusat sudah membuat Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2010 tentang pelestarian dan
perlindungan cagar budaya, dalam hal
pendokumentasian pun telah diatur
didalamnya.
4 Bagaimana cara masyarakat Selama ini masyarakat datang ke kantor dinas
yang ingin mengetahui Pusat Arkeologi Nasional dengan harus
informasi situs sejarah atau menyertakan surat tertulis.
mendapatkan data spasial?
5 Bagaimana cara pemerintah Selama ini kami selalu menginformasikan
untuk mensosialisasikan perda mengenai undang-undang tentang pelestarian
atau Undang-undang yang dan perlindungan cagar budaya, lewat baliho
mengatur tentang Cagar seta banner-banner yang ada di seluruh kantor
Budaya? pemerintah dari level kabupaten/kota sampai
ke kantor kelurahan, serta melakukan seminar-
seminar baik dari kalangan pelajar sampai
masyarakat sekitar lokasi penemuan situs
berada.
6 Apakah informasi yang selama Kalau menyebar sampai keseluruh masyarakat
ini dilakukan pemerintah kita yakin pasti sudah, tetapi masalahnya
sudah menyebar keseluruh informasi tersebut belum bisa diakses setiap
lapisan masyarakat? saat. Walaupun sudah banyak website atau
situs-situs yang memberikan informasi
mengenai situs sejarah yang ada di Indonesia,
tapi itu belum menjelaskan secara detail
mengenai sejarah dan data spasial yang
diberikan belum tentu valid. Maka dari itu
kami selalu berusaha untuk memperkenalkan
peninggalan-peninggalan yang ada di
Indonesia agar kesadaran masyarakat tentang
cagar budaya lebih baik lagi dan banyak para
wisatawan asing yang datang ke Indonesia.
7 Bagaimana dalam hal Dalam pencatatan data situs kami masih
xxvii

pencatatan atau menggunakan Microsoft Excel.


pendokumentasian mengenai
data situs yang ada di Pusat
Arkeologi Nasional?
8 Bagaimana sistem yang 1. Peneliti mencatat data administrasi dan
berjalan dalam hal pencatatan koordinat lokasi penelitian di lapangan
situs sejarah di Pusat2. Peneliti memasukkan seluruh titik
Arkeologi Nasional? koordinat lakasi penelitian di lapangan ke
dalam tabel Ms Exel untuk disertakan
pada laporan penelitian
3. Laporan penelitian yang didalamnya berisi
data situs di serahkan ke Subbagian
Program dalam bentuk cetak dan softcopy.
4. Subbidang program mendistribusikan
laporan penelitian (Cetak) ke Subbagian
Kepegawaian dan Keuangan, Subbagian
Rumah Tangga, dan Bidang Data dan
Informasi.
5. Subbidang data mengumpulkan data situs
dan memverifikasi data situs dari laporan
penelitian yang di distribusikan oleh
program dengan cara memisahkan data
koordinat yang benar-benar situs dengan
data koordinat yang bukan situs.
9 Apakah ada kendala dalam hal Kendala pasti ada karena kita masih
pencatatan situs sejarah? menggunakan Microsoft Excel dengan data
yang banyak ada saja data yang hilang,
kemudian untuk masalah verifikasi situs
seharusnya dari pihak peneliti yang
memverifikasi agar tingkat kevalidannya
benar-benar valid.
10 Apakah dari Pusat Arkeologi Untuk website sendiri kami sudah ada, sejak
Nasional sudah memiliki tahun 2014 kami memiliki website resmi.
website resmi? Website kami hanya untuk memberikan
informasi seputar kegiatan yang ada di Pusat
Arkeologi Nasional, profil perusahaan, kolom
berita, dan masih ada beberapa fasilitas yang
lain tapi masih dalam pengembangan seperti
forum diskusi.
11 Harapan apa yang anda Diharapkan sistem yang diusulkan bisa
inginkan pada sistem informasi memberikan informasi yang lebih lengkap dan
xxviii

spasial yang akan diusulkan lebih mudah dipahami oleh masyarakat.


nanti oleh penulis? Kemudian sistem yang diusulkan bisa
terintegerasi dengan user lain dalam hal
pencatatan situs.
xxix

Lampiran C – Tampilan Aplikasi

1. Publik dan Klien (Masyarakat)

1. Halaman Beranda

2. Halaman Profil
xxx

3. Halaman Peta Sebaran Situs

4. Halaman Berita
xxxi

2. User Admin

1. Halaman Form Login

2. Halaman Hubungi Kami


xxxii

3. Halaman Beranda

4. Halaman Kelola Profil


xxxiii

5. Halaman Kelola Berita

6. Halaman Kelola Contact Us


xxxiv

3. User Kasubbid

1. Halaman Data Situs

2. Halaman Input Data Situs


xxxv

3. Halaman Lihat Grafik

4. Halaman Lihat Peta


xxxvi

5. Halaman Kelola Pesan

6. Halaman Kelola Laporan


xxxvii

7. Halaman Cari Lokasi Situs

4. User Kasat (Kepala Pusat)

1. Halaman Konfirmasi Data Klien


xxxviii

2. Halaman Kelola Data Klien

3. Halaman Validasi Laporan


xxxix

4. Halaman Verifikasi Data Situs

5. Halaman Buat Pesan Baru


lxxxix

Lampiran D – Koding Aplikasi

<?php include "config/koneksi.php"; <input type="text"


?> name="table_search" class="form-
<!-- Content Wrapper. Contains page control input-sm pull-right"
content --> style="width: 150px;"
<div class="content-wrapper"> placeholder="Search"/>
<!-- Content Header (Page header) -- </div>
> </div>
<section class="content-header"> </div><!-- /.box-header -->
<h1> <div class="box-body">
Kelola Data Situs <?php
<small>Pusat Arkeologi if($_GET[action]=="berhasil"){echo
Nasional</small> "<br><div class='information msg'>
</h1> Data Berhasil Disimpan.
<ol class="breadcrumb"> </div> ";}
<li><a href="#"><i class="fa fa- switch($_GET['act']){
dashboard"></i> Home</a></li> default:
<li class="active">Kelola Data echo"
Situs</li> <div class='margin'><tr>
</ol> <th><button type='button' class='btn
</section> btn-default'
<!-- Main content --> onclick=\"window.location.href='me
<section class="content"> dia.php?menu=kelolasitus&act=tamb
<div class="row"> ahsitus';\" > Tambah Situs</button>
<div class="col-xs-12"> </th>
<div class="box"> <th><button type='button' class='btn
<div class="box-header"> btn-default'
<h3 class="box-title">Input Data onclick=\"window.location.href='me
Situs Sejarah</h3> dia.php?menu=kelolasitus&act=imp
<div class="box-tools"> ortdatasitus';\" > Import
<div class="input-group"> Excel</button></th>
xci

<th><button type='button' class='btn <th>Kategori</th>


btn-default' <th>Bentuk</th>
onclick=\"window.location.href='me <th>Periodesasi</th>
nu/exel_export.php';\" > <th>Tanggal</th>
Cetak</button> <th>Keterangan</th>
</th> <th>Gambar</th>
<th><button type='button' class='btn <th>Video</th>
btn-default' <th>Status</th>
onclick=\"window.location.href='me <th>Aksi</th>
dia.php?menu=grafik';\" > Lihat </tr>
Grafik</button> </thead>
</th></tr></div>"; <tbody>
echo"<div class='box-body table- <?php
responsive no-padding'>";?> $p = new Paging;
<table id="example1" class="table $batas = 10;
table-bordered table-striped table- $posisi = $p->cariPosisi($batas);
hover"> $no = 1;
<thead> $noj=0;
<tr> $query=mysql_query("select * from
<th>No</th> situs order by situsID DESC");
<th>IDsitus</th> while($r=mysql_fetch_array($query)
<th>Judul</th> ){
<th>NamaSitus</th> echo"<tr>
<th>Kota</th> <td> $no </td>
<th>Kelurahan</th> <td><a
<th>Kecamatan</th> href='media.php?menu=kelolasitus&
<th>Provinsi</th> act=verifikasi&id=$r[situsID]'>$r[sit
<th>ZonaUTM</th> usID]</a></td>
<th>Lon</th> <td>$r[judulpenelitian]</td>
<th>Lat</th> <td>$r[namasitus]</td>
<th>Dpal</th>
xcii

<td>$r[kota]</td> </tr>";
<td>$r[kelurahan]</td> ?>
<td>$r[kecamatan]</td> <?php $no++;}?>
<td>$r[provinsi]</td> </tbody>
<td>$r[zonautm]</td> </table>
<td>$r[Lng]</td> <?php
<td>$r[Lat]</td> break;
<td>$r[dpal]</td> case"tambahsitus":
<td>$r[kategori]</td> ?>
<td>$r[bentuk]</td> <div class="box-body">
<td>$r[periodesasi]</td> <form role="form" method="POST"
<td>$r[tanggal]</td> action="menu/aksi_kelolasitus.php?a
<td>$r[keterangan]</td> ction=input1"
<td>$r[gambar]</td> enctype="multipart/form-data">
<td>$r[video]</td> <fieldset>
<td>"; <div class="col-xs-3">
if($_SESSION['level']=='kasubbid'){ <dt><label>ID Situs :</label></dt>
echo"$r[status]";} else { echo"<a <input type="text" name="situsID"
href='media.php?menu=kelolasitus& size="40" id="" class="form-control"
act=verifikasi&id=$r[idsitus]'>$r[stat placeholder="ID Situs..." /></div>
us]</a>";} echo"</td> <div class="col-xs-3">
<td><a <dt><label>Judul Penelitian
href=media.php?menu=kelolasitus& :</label></dt>
act=editsitus&id=$r[situsID]>edit</a <input type="text"
> |"; ?> <a name="judulpenelitian" size="40"
href=menu/aksi_kelolasitus.php?acti class="form-control"
on=hapus&id=<?php placeholder="Judul Penelitian..."
echo"$r[situsID]"; ?> /></div>
onclick="return confirm('Apakah <div class="col-xs-3">
anda yakin Hapus Data <dt><label>Nama Situs
?')">hapus</a><?php echo"</td> :</label></dt>
xciii

<input type="text" <select name="kecamatan"


name="namasitus" size="40" id="kecamatan" class="form-
class="form-control" control" placeholder="Kecamatan..."
placeholder="Nama situs..." />
/></div> <option>--Pilih Kecamatan--
<div class="col-xs-3"> </option>
<dt><label>Provinsi :</label></dt> </select></div>
<select name="provinsi" <div class="col-xs-3">
id="provinsi" class="form-control" <dt><label>Kelurahan
placeholder="Provinsi..." /> :</label></dt>
<option>--Pilih Propinsi--</option> <select name="kelurahan"
<?php $sql = id="kelurahan" class="form-control"
mysql_query("SELECT * FROM placeholder="Kelurahan..." />
provinsi ORDER BY <option>--Pilih Kelurahan--
provinsiNama"); </option>
while($p=mysql_fetch_array($sql)){ </select></div>
echo "<option <div class="col-xs-3">
value=$p[provinsiId]>$p[provinsiNa <dt><label>Zona UTM
ma]</option>"; } ?> :</label></dt>
</select></div> <input type="text" name="zonautm"
<div class="col-xs-3"> size="40" id="" class="form-control"
<div id="loader"></div> placeholder="Zona UTM..."
<dt><label>Kota :</label></dt> /></div>
<select name="kota" id="kota" <div class="col-xs-3">
class="form-control" <dt><label>Lon(BT) :</label></dt>
placeholder="Kota..." /> <input type="text" name="Lng"
<option>--Pilih Kota--</option> size="40" class="form-control"
</select></div> placeholder="Koordinat 'X'..."
<div class="col-xs-3"> /></div>
<dt><label>Kecamatan <div class="col-xs-3">
:</label></dt> <dt><label>Lat(LS) :</label></dt>
xciv

<input type="text" name="Lat" <option>Bukan Bangunan</option>


size="40" class="form-control" </select></div>
placeholder="Koordinat 'Y'..." <div class="col-xs-3">
/></div>
<div class="col-xs-3"> <dt><label>Periodesasi</label></dt
<dt><label>Ketinggian Dpal >
:</label></dt> <select name="periodesasi"
<input type="text" name="dpal" class="form-control"
size="40" id="" class="form-control" placeholder="Tanggal..." />
placeholder="Ketinggian Dpal..." <option>Prasejarah</option>
/></div> <option>Hindu Budha</option>
<div class="col-xs-3"> <option>Islam</option>
<dt><label>Kategori :</label></dt> <option>Kolonial</option>
<select name="kategori" <option>Tradisi</option>
class="form-control" </select></div>
placeholder="Kategori..." /> <div class="col-xs-3">
<option>Candi</option> <label>Tanggal:</label>
<option>Masjid</option> <div class="input-group">
<option>Gereja</option> <div class="input-group-addon">
<option>Benteng</option> <i class="fa fa-calendar"></i>
<option>Taman Megalitik</option> </div>
<option>Pudenberundak</option> <input type="text" class="form-
<option>Hunian</option> control" data-inputmask="'alias':
<option>Perbengkelan</option> 'yyyy-mm-dd'" data-mask/>
<option>Makam</option> </div><!-- /.input group -->
</select></div> </div><!-- /.form group -->
<div class="col-xs-3"> <div class="col-xs-4">
<dt><label>Bentuk :</label></dt> <dt><label
<select name="bentuk" class="form- for="exampleInputFile">Input
control" placeholder="Bentuk..." /> Gambar</label></dt>
<option>Bangunan</option>
xcv

<input type="file" <form method="post"


id="exampleInputFile" enctype="multipart/form-data"
name="gambar"> action="menu/proses_import_data.p
<p class="help-block">Example hp">
block-level help text here.</p> Silakan Pilih File Excel:<br />
<dt><label for="exampleInputFile"> <input name="userfile" type="file"
Input Video </label> </dt> />
<input type="file" <input name="upload"
id="exampleInputFile" type="submit" class="btn btn-info
name="video"> btn-flat"value="Import">
<p class="help-block">Example </form>
block-level help text here.</p> </div>
<dt><label>Keterangan <?php
:</label></dt> break;
<textarea name="keterangan" case"verifikasi":
class="form-control" rows="5" echo"<form
placeholder="Isi Keterangan action='menu/aksi_kelolasitus.php?a
..."></textarea> ction=update' method=post>";
<div class="margin"> $q=mysql_query("select * from situs
<tr><input type="submit" class='btn where idsitus='$_GET[id]'");
btn-primary' value="Simpan"/></tr> $t=mysql_fetch_array($q);?>
<tr><input type="submit" class='btn <table width="312" border="0">
btn-primary' <tr>
value="Kembali"/></tr></div> <td width="153">Kode Situs</td>
</fieldset></form> <td width="43">:</td>
</div> <td width="102"><?php
<?php echo"$t[situsID]";?></td>
break; </tr>
case"importdatasitus": <tr>
?> <td>Judul Penelitian</td>
<div class="box-header"> <td>:</td>
xcvi

<td><?php </tr>
echo"$t[judulpenelitian]";?></td> <tr>
</tr> <td>Zona UTM</td>
<tr> <td>:</td>
<td>Nama Situs</td> <td><?php
<td>:</td> echo"$t[zona_utmm]";?></td>
<td><?php </tr>
echo"$t[nama_situs]";?></td> <tr>
</tr> <td>Koordinat Bujur</td>
<tr> <td>:</td>
<td>Kelurahan</td> <td><?php echo"$t[Lng]";?></td>
<td>:</td> </tr>
<td><?php <tr>
echo"$t[keluruhan]";?></td> <td>Koordinat Lintang</td>
</tr> <td>:</td>
<tr> <td><?php echo"$t[Lat]";?></td>
<td>Kecamatan</td> </tr>
<td>:</td> <tr>
<td><?php <td>Ketinggian Dpal</td>
echo"$t[kecamatan]";?></td> <td>:</td>
</tr> <td><?php echo"$t[dpal]";?></td>
<tr> </tr>
<td>Kota</td> <tr>
<td>:</td> <td>Kategori</td>
<td><?php echo"$t[kota]";?></td> <td>:</td>
</tr> <td><?php
<tr> echo"$t[kategori]";?></td>
<td>Provinsi</td> </tr>
<td>:</td> <tr>
<td><?php <td>Bentuk</td>
echo"$t[provinsi]";?></td> <td>:</td>
xcvii

<td><?php echo"$t[bentuk]";?></td> </tr>


</tr> <tr>
<tr> <td>Status</td>
<td>Periodesasi</td> <td>:</td>
<td>:</td> <td><select name="status">
<td><?php <?php if($t['status']=='Verifikasi'){
echo"$t[periodesasi]";?></td> echo"
</tr> <option value='Verifikasi'
<tr> selected='selected'>Verifikasi
<td>Tanggal Penelitian</td> </option>
<td>:</td> <option value='Belum
<td><?php diverifikasi'>Belum
echo"$t[tanggal]";?></td> Diverifikasi</option>"; }
</tr> else { echo"
<tr> <option value='Verifikasi'
<td>Gambar</td> selected='selected'>Verifikasi
<td>:</td> </option>
<td><?php echo"<img <option value='Belum diverifikasi'
src='images/$t[gambar]'>"; ?></td> selected='selected'>Belum
</tr> Diverifikasi</option>"; }
<tr> ?></select>
<td>Video</td> </td>
<td>:</td> </tr>
<td>><?php echo"<img </table>
src='images/$t[video]'>"; ?></td> <input type="text" name="id"
</tr> value="<?php echo"$t[idsitus]"; ?>"
<tr> />
<td>Keterangan</td> <br /><br />
<td>:</td> <input value="Simpan"
<td><?php type="submit" />
echo"$t[keterangan]";?></td> </form>
xcviii

<?php <dt><label>Judul Penelitian


break; :</label></dt>
case"editsitus": <input type="text"
$query=mysql_query("select * from name="judulpenelitian" size="40"
situs where situsID='$_GET[id]'"); class="form-control" value="<?php
$r=mysql_fetch_array($query); echo"$r[judulpenelitian]";?>"
if(!empty($r['gambar'])){$gambar=" /></div>
<img <div class="col-xs-3">
src='foto_produk/small_$r[gambar]'c <dt><label>Nama Situs
lass='tooltip' title='klik untuk :</label></dt>
memperbesar <input type="text"
gambar'>";}else{$gambar="<b>Tida name="nama_situs" size="40"
k Ada Gambar</b>";} class="form-control" value="<?php
?> echo"$r[namasitus]";?>" /></div>
<div class="box-body"> <div class="col-xs-3">
<form role="form" method="POST" <dt><label>Provinsi :</label></dt>
action="menu/aksi_kelolasitus.php?a <select name="provinsi"
ction=updatesitus" id="provinsi" class="form-control"/>
enctype="multipart/form-data"> <option>--Pilih Provinsi--</option>
<fieldset> <?php $sql =
<input type="hidden" name="id" mysql_query("SELECT * FROM
value="<?php echo"$r[situsID]"; ?>" provinsi ORDER BY
/> provinsiNama");
<div class="col-xs-3"> while($p=mysql_fetch_array($sql)){
<dt><label>ID Situs :</label></dt> if($r['provinsi']==$p['provinsiNama']
<input type="text" name="situsID" ){
size="40" id="" class="form-control" echo "<option
value="<?php echo"$r[situsID]";?>" value=$p[provinsiNama]
/></div> selected>$p[provinsiNama]</option
<div class="col-xs-3"> >"; }
else {
xcix

echo "<option <div class="col-xs-3">


value=$p[provinsiNama]>$p[provins <dt><label>Zona UTM
iNama]</option>"; } :</label></dt>
} ?> </select></div> <input type="text"
<div class="col-xs-3"> name="zona_utm" size="40" id=""
<div id="loader"></div> class="form-control" value="<?php
<dt><label>Kota :</label></dt> echo"$r[zonautm]";?>" /></div>
<select name="kota" id="kota" <div class="col-xs-3">
class="form-control" /> <dt><label>Lon(BT) :</label></dt>
<option>--Pilih Kota--</option> <input type="text" name="Lng"
</select></div> size="40" class="form-control"
<div class="col-xs-3"> value="<?php echo"$r[Lng]";?>"
<dt><label>Kecamatan /></div>
:</label></dt> <div class="col-xs-3">
<select name="kecamatan" <dt><label>Lat(LS) :</label></dt>
id="kecamatan" class="form- <input type="text" name="Lat"
control" value="<?php size="40" class="form-control"
echo"$r[kecamatan]";?>" /> value="<?php echo"$r[Lat]";?>"
<option>--Pilih Kecamatan-- /></div>
</option> <div class="col-xs-3">
</select></div> <dt><label>Ketinggian Dpal
<div class="col-xs-3"> :</label></dt>
<dt><label>Kelurahan <input type="text" name="dpal"
:</label></dt> size="40" id="" class="form-control"
<select name="kelurahan" value="<?php echo"$r[dpal]";?>"
id="kelurahan" class="form-control" /></div>
value="<?php <div class="col-xs-3">
echo"$r[kelurahan]";?>" /> <dt><label>Kategori :</label></dt>
<option>--Pilih Kelurahan-- <select name="kategorii"
</option> class="form-control" value="<?php
</select></div> echo"$r[kategori]";?>" />
c

<option>Candi</option> <dt><label>Tanggal :</label></dt>


<option>Masjid</option> <input type="text" class="form-
<option>Gereja</option> control pull-right" id="reservation"
<option>Benteng</option> value="<?php
<option>Taman Megalitik</option> echo"$r[tanggal]";?>"/></div>
<option>Pudenberundak</option> <div class="col-xs-4">
<option>Hunian</option> <dt><label for="exampleInputFile"
<option>Perbengkelan</option> >Input Gambar</label></dt>
<option>Makam</option> <input type="file"
</select></div> id="exampleInputFile"
<div class="col-xs-3"> name="gambar" value="<?php
<dt><label>Bentuk :</label></dt> echo"$r[gambar]";?>" >
<select name="bentuk" class="form- <p class="help-block">Example
control" value="<?php block-level help text here.</p>
echo"$r[bentuk]";?>" /> <dt><label
<option>Bangunan</option> for="exampleInputFile">Input
<option>Bukan Bangunan</option> Video</label></dt>
</select></div> <input type="file"
<div class="col-xs-3"> id="exampleInputFile"
<dt><label>Periodesasi name="video" value="<?php
:</label></dt> echo"$r[video]";?>">
<select name="periodesasi" <p class="help-block">Example
class="form-control" value="<?php block-level help text here.</p>
echo"$r[periodesasi]";?>" /> <dt><label>Keterangan
<option>Prasejarah</option> :</label></dt>
<option>Hindu Budha</option> <textarea name="keterangan"
<option>Islam</option> class="form-control" rows="5"
<option>Kolonial</option> ><?php
<option>Tradisi</option> echo"$r[keterangan]";?></textarea>
</select></div> <div class="margin">
<div class="col-xs-3">
ci

<tr><input type="submit" class='btn


btn-primary' value="Simpan"/></tr>
<tr><input type="submit" class='btn
btn-primary'
value="Kembali"/></tr></div>
</fieldset></form>
</div>
<?php
break;}?>

Anda mungkin juga menyukai