Anda di halaman 1dari 265

SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY BAHAN HABIS


PAKAI (BHP)

(Studi Kasus: Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)


Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Komputer (S.Kom.)

Disusun Oleh
Ayub Hasanudin
NIM: 1112093000019

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

i
SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY BAHAN HABIS


PAKAI (BHP)

(Studi Kasus: Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)


Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Komputer (S.Kom.)

Disusun Oleh
Ayub Hasanudin
NIM: 1112093000019

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

i
SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY BAHAN HABIS


PAKAI (BHP)

(Studi Kasus: Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)


Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Komputer (S.Kom.)

Disusun Oleh

Ayub Hasanudin
NIM: 1112093000019

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY BAHAN HABIS


PAKAI (BHP)
(Studi Kasus: Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah)

Disusun oleh
Ayub Hasanudin
NIM: 1112093000019
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer (S.Kom.)

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Aeni Hidayah, MMSI Elvi Fetrina, MIT


NIP. 19750818 200501 2 008 NIP. 19740625 200901 2 005

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A’ang Subiyakto, S.Kom, M.Kom


NIP: 19760219 200710 1 002

iii
PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Inventory Bahan

Habis Pakai (BHP) (Studi Kasus: Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah) oleh Ayub Hasanudin,

NIM 1112093000019 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

pada hari Jum’at, 21 September 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) pada program studi Sistem Informasi.

Menyetujui,
Penguji I Penguji II

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Zulfiandri, MMSI


NIP. 19680117 200112 1 001 NIP. 19700130 200501 1 003

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Aeni Hidayah, MMSI Elvi Fetrina, MIT


NIP. 19750818 200501 2 008 NIP. 19740625 200901 2 005

Mengetahui,

Dekan Ketua
Fakultas Sains dan Teknologi Prodi Sistem Informasi

Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud A’ang Subiyakto, S.Kom, M.Kom
NIP: 19690404 200501 2 005 NIP: 19760219 200710 1 002

iv
LEMBAR PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Tangerang Selatan, 21 Juni 2019

AYUB HASANUDIN

1112093000019

v
ABSTRAK

Ayub Hasanudin (1112093000019), “Rancang Bangun Sistem Informasi


Inventory Bahan Habis Pakai (BHP) (Studi Kasus: Pusat Laboratorium
Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah)”. Di bawah bimbingan Nur Aeni
Hidayah MMSI dan Elvi Fetrina MIT.
Bahan habis pakai (BHP), adalah bahan ataupun barang yang dalam
penggunaannya hanya dapat digunakan sekali hingga beberapa kali saja. Pusat
Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah dalam pengelolaan
persediaan BHP yang digunakan dalam operasionalnya masih belum memiliki
sistem yang baik, sehingga mengakibatkan sering terjadinya kondisi stockout
dimana BHP yang terdapat di PLT tidak mencukupi untuk melayani kebutuhan
pengguna, maupun kondisi overstock dimana PLT menyimpan persediaan BHP
berlebih yang akan terbuang karena tidak terpakai. Penelitian ini bertujuan untuk
analisis terhadap proses bisnis dan melakukan analisis PIECES dari sistem yang
berjalan di PLT terkait pengelolaan dan pelaporan persediaan dan membuat desain
sistem usulan terkait pengelolaan dan pelaporan persediaan BHP, serta membuat
perancangan serta membangun sistem informasi inventory bahan habis pakai (BHP)
berbasis web di PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode pengembangan
sistem yang digunakan adalah metode SDLC model waterfall yang mencakup
tahapan analisis, desain sistem, pengkodean sistem, dan tahapan pengujian sistem
dengan tools unified modelling language (UML) serta bahasa pemrograman PHP
dengan framework Laravel 5.3 dan MySQL untuk database. Hasil dari penelitian
ini menghasilkan sebuah sistem informasi inventory yang dapat membantu
mengatasi permasalahan berupa keterlambatan laporan persediaan BHP karena
persediaan BHP dapat diketahui secara realtime dan diharapkan dapat mengurangi
terjadinya overstock maupun stockout BHP.

Kata Kunci: Inventory, PIECES, Unified Modelling Language (UML), Waterfall.


V Bab + 214 Halaman + xxii Halaman + 76 Gambar + 45 Tabel + Pustaka (2001-
2017) + Lampiran

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat serta

salam tidak lupa dicurahkan kepada Nabi dan Rasul terakhir Allah SWT, Nabi

Muhammad SAW yang memberikan bimbingan serta tuntunan kepada umat

manusia agar menuju ke peradaban yang lebih baik, juga untuk para keluarga dan

sahabat yang dicintainya.

Skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Inventory

Bahan Habis Pakai (BHP) (Studi Kasus: Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”, telah dapat diselesaikan sesuai yang

diharapkan. Banyaknya hambatan dan kesulitan yang penulis dapatkan selama

penyusunan skripsi ini merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi penulis

untuk ke depannya. Selama menghadapi segala hambatan dan kesulitan tersebut,

penulis bersyukur selalu ditemani dan didukung oleh orang-orang di sekitar penulis

sehingga semuanya dapat diatasi.

Sebagai bentuk penghargaan, izinkan penulis memberikan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala dukungan dan bantuannya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. A’ang Subiyakto, S.Kom, M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi Fakultas Sains dan Teknologi.

vii
3. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI dan Ibu Elvi Fetrina, MIT selaku Dosen

Pembimbing dalam penyusunan skripsi ini, yang telah memberikan bimbingan

dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis dan Zulfiandri, MMSI selaku Dosen

Penguji, yang telah memberikan arahan sehingga skripsi ini dapat

disempurnakan.

5. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu dan

bimbingannya selama perkuliahan.

6. Kedua orang tua penulis, Abi dan Umi yang terus memberikan dukungan dan

doa tanpa henti demi kesuksesan anak-anaknya dan menjadi motivasi penulis

untuk segera menyelesaikan pendidikan penulis.

7. Kakak dan adik-adik penulis, Arief Rahman, Annisa Qurrotul Aini, dan Awla

Fajri Assalam, yang telah memberikan dukungan serta mendampingi penulis.

8. Aqidatul Islamiyyati Elqowiyya yang terus mendampingi penulis serta

memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini maupun

pendidikan penulis.

9. Teman-teman penulis, Mirza Maulana, Bang Dhiar, Dhimas Galih Prasetyo,

dan Jamaluddin, yang memberikan bantuan luar bisasa kepada penulis dan

tanpa mereka skripsi ini tidak dapat terselesaikan.

10. Teman-teman dari Lotus; Dhimas Galih Prasetyo, Jamaluddin, Muhammad

Akbari, Basic Dirgantara, Roni Sofiana Wahid, Vedra Yusrican, dan Akhir

Setiawan.

viii
11. Teman-teman dari Sistem Informasi 2012, Rosalina, Dinnan Luthfia Rachma,

Dian Kurniawan, Sofie Nurlatifani dan lain-lain yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu yang sangat berjasa bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini,

12. Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi

sedikitpun rasa terimakasih penulis, yang telah membantu hingga

terselesaikannya skripsi ini.

Akhirnya, atas bantuan dan dukungan dari semua pihak, penulis berterima

kasih dan berdoa kepada Allah SWT, semoga apa yang telah diberikan dapat

mendapatkan balasan yang setimpal. Dan semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Tangerang Selatan, 21 Juni 2019

Ayub Hasanudin

1112093000019

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii

PENGESAHAN UJIAN ....................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL............................................................................................. xviii

DAFTAR SIMBOL ............................................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1


1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................. 5
1.4 Batasan Masalah ..................................................................................... 5
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 6
1.5.1 Tujuan ............................................................................................... 6
1.5.2 Manfaat ............................................................................................. 7
1.6 Metode Penelitian ................................................................................... 8
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 8
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ......................................................... 9
1.7 Sistematika Penelitian .......................................................................... 10

x
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 13

2.1 Sistem Informasi ................................................................................... 13


2.1.1 Konsep Dasar Sistem .................................................................... 13
2.1.2 Karakteristik Sistem ..................................................................... 14
2.1.3 Konsep Dasar Informasi ............................................................... 18
2.1.4 Nilai Informasi ............................................................................... 19
2.1.5 Kualitas Informasi ......................................................................... 20
2.1.6 Pengertian Sistem Informasi ........................................................ 21
2.1.7 Komponen Sistem Informasi ........................................................ 22
2.2 Persediaan (Inventory).......................................................................... 24
2.2.1 Konsep Dasar Persediaan ............................................................. 24
2.2.2 Fungsi dan Peran Persediaan ....................................................... 26
2.2.3 Tujuan Pengelolaan Persediaan................................................... 27
2.2.4 Biaya dalam Persediaan ............................................................... 28
2.2.5 Model dalam Persediaan .............................................................. 30
2.2.6 Persediaan Pengaman (Safety Stock) dan Titik Pemesanan
Ulang (Reorder Point) .................................................................................. 33
2.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 35
2.3.1 Observasi ........................................................................................ 35
2.3.2 Wawancara .................................................................................... 36
2.3.3 Studi Pustaka ................................................................................. 36
2.4 Metode Pengembangan Sistem............................................................ 36
2.4.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem atau System Development
Life Cycle (SDLC) ........................................................................................ 36
2.4.2 Unified Modelling Language (UML) ............................................ 41
2.4.3 Database ......................................................................................... 53
2.5 Unsur-unsur dalam Perancangan Sistem ........................................... 54
2.5.1 PHP (Hypertext Processor) ............................................................ 54
2.5.2 MySQL ........................................................................................... 55
2.6 Pengujian Perangkat Lunak................................................................ 56
2.6.1 Blackbox Testing ............................................................................ 57
2.7 Model Persediaan ................................................................................. 58

xi
2.8 Kajian Penelitian Sebelumnya ............................................................ 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 62

3.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 62


3.1.1 Observasi/pengamatan ................................................................. 62
3.1.2 Wawancara .................................................................................... 63
3.1.3 Studi Pustaka dan Literatur ........................................................ 63
3.2 Metode Pengembangan Sistem............................................................ 71
3.2.1 Analisis Penelitian ......................................................................... 71
3.2.2 Desain Sistem ................................................................................. 73
3.2.3 Pengkodean Sistem........................................................................ 76
3.2.4 Pengujian Sistem ........................................................................... 77
3.3 Interpretasi Hasil dan Pembahasan.................................................... 77
3.4 Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................. 78

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 79

4.1 Gambaran Umum Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) Universitas


Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ....................................................... 79
4.1.1 Profil PLT UIN Syarif Hidayatullah ........................................... 79
4.1.2 Visi dan Misi PLT UIN Syarif Hidayatullah .............................. 80
4.1.3 Struktur Organisasi PLT UIN Syarif Hidayatullah .................. 81
4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dalam PLT UIN Syarif
Hidayatullah ................................................................................................. 82
4.1.5 Sarana dan Prasarana PLT UIN Syarif Hidayatullah .............. 85
4.2 Analisis Penelitian ................................................................................ 88
4.2.1 Analisis Proses yang Berjalan ...................................................... 88
4.2.2 Analisis PIECES (Performance Information Economic Control
Efficiency Service) ........................................................................................ 89
4.2.3 Analisis Sistem Usulan .................................................................. 90
4.3 Desain Sistem ........................................................................................ 92
4.3.1 Desain Proses ................................................................................. 92

xii
4.3.2 Desain Database ........................................................................... 123
4.3.3 Desain Interface ........................................................................... 143
4.4 Pengkodean Sistem ............................................................................. 165
4.5 Pengujian Sistem ................................................................................ 165
4.6 Interpretasi Hasil ................................................................................ 170
4.6.1 Interpretasi Hasil Analisis Penelitian ........................................ 170
4.6.2 Interpretasi Hasil Desain Sistem................................................ 172
4.6.3 Interpretasi Hasil Pengkodean Sistem ...................................... 176
4.6.4 Interpretasi Hasil Pengujian Sistem .......................................... 176
4.6.5 Rekomendasi, Usulan, Implikasi dan Keterbatasan Studi ...... 177

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 182

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 182


5.2 Saran .................................................................................................... 183

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 185

LAMPIRAN ....................................................................................................... 189

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Grafik Persediaan dalam Model EOQ ........................................... 31

Gambar 2. 2. Model Persediaan dengan Persediaan Pengaman .......................... 35

Gambar 2. 3 Model SDLC Waterfall (Pressman, 2002)...................................... 39

Gambar 2. 4. Contoh Use case Diagram (Kendall & Kendall, 2011) ................. 43

Gambar 2. 5. Contoh Activity Diagram (Kendall & Kendall, 2011) .................. 48

Gambar 2. 6. Contoh Sequence Diagram (Kendall & Kendall, 2011) ................ 49

Gambar 2. 7 Contoh Class Diagram (Kendall & Kendall, 2011) ........................ 51

Gambar 2. 8. Contoh Component Diagram ......................................................... 52

Gambar 2. 9. Contoh Deployment Diagram ........................................................ 53

Gambar 3. 1. Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................ 78

Gambar 4. 1. Struktur Organisasi PLT UIN Syarif Hidayatullah ....................... 81

Gambar 4. 2. Rich Picture Proses Berjalan di PLT ............................................. 88

Gambar 4. 3. Rich Picture Sistem Usulan ........................................................... 90

Gambar 4. 4. Diagram Use Case ......................................................................... 95

Gambar 4. 5. Activity Diagram Kelola Pengguna ............................................. 109

Gambar 4. 6. Activity Diagram Login ............................................................... 110

Gambar 4. 7. Activity Diagram Logout ............................................................. 111

Gambar 4. 8. Activity Diagram Ubah Profil ..................................................... 112

Gambar 4. 9. Activity Diagram Kelola BHP ..................................................... 113

Gambar 4. 10. Activity Diagram Kelola Bidang ............................................... 114

Gambar 4. 11. Activity Diagram Kelola Lab .................................................... 115

xiv
Gambar 4. 12. Activity Diagram Kelola Stok ................................................... 116

Gambar 4. 13. Activity Diagram Menginput Kebutuhan Pemakaian................ 117

Gambar 4. 14. Activity Diagram Menginput Pemeriksaan Barang Datang ...... 118

Gambar 4. 15. Activity Diagram Menginput Transaksi Keluar ........................ 119

Gambar 4. 16. Activity Diagram Verifikasi Data .............................................. 120

Gambar 4. 17. Activity Diagram Validasi Data ................................................ 121

Gambar 4. 18. Activity Diagram Mengunduh Laporan..................................... 122

Gambar 4. 19. Class Diagram ............................................................................ 125

Gambar 4. 20 Mapping Class Diagram ............................................................. 126

Gambar 4. 21. Sequence Diagram Login .......................................................... 128

Gambar 4. 22. Sequence Diagram Users dan Level .......................................... 129

Gambar 4. 23. Sequence Diagram Users dan Bidang........................................ 130

Gambar 4. 24. Sequence Diagram Users, Lab, dan Bidang .............................. 131

Gambar 4. 25. Sequence Diagram Stok dan Bidang ......................................... 132

Gambar 4. 26. Sequence Diagram Transaksi, Stok, dan BHP........................... 132

Gambar 4. 27. Sequence Diagram Transaksi dan Users.................................... 133

Gambar 4. 28. Componenet Diagram ................................................................ 134

Gambar 4. 29. Deployment Diagram................................................................. 135

Gambar 4. 30. Skema Database ......................................................................... 136

Gambar 4. 31. Menu Admin .............................................................................. 144

Gambar 4. 32. Menu Kepala PLT...................................................................... 145

Gambar 4. 33. Menu Koorbid ............................................................................ 146

xv
Gambar 4. 34. Menu Laboran ............................................................................ 147

Gambar 4. 35. Menu Prodi ................................................................................ 148

Gambar 4. 36. Halaman Login .......................................................................... 149

Gambar 4. 37. Beranda Admin .......................................................................... 150

Gambar 4. 38. Beranda Kepala PLT.................................................................. 150

Gambar 4. 39. Beranda Koorbid ........................................................................ 151

Gambar 4. 40. Beranda Laboran ........................................................................ 151

Gambar 4. 41. Beranda Prodi ............................................................................ 152

Gambar 4. 42. Kelola Pengguna ........................................................................ 152

Gambar 4. 43. Form Tambah Pengguna Baru ................................................... 153

Gambar 4. 44. Kelola Bidang ............................................................................ 153

Gambar 4. 45. Form Tambah Bidang Baru ....................................................... 154

Gambar 4. 46. Detail Bidang ............................................................................. 154

Gambar 4. 47. Form Ubah Data Bidang ............................................................ 155

Gambar 4. 48. Kelola BHP ................................................................................ 155

Gambar 4. 49. Form Tambah BHP Baru ........................................................... 156

Gambar 4. 50. Detail BHP ................................................................................. 156

Gambar 4. 51. Form Ubah Data BHP ................................................................ 157

Gambar 4. 52. Kelola Stok ................................................................................ 157

Gambar 4. 53. Detail Stok ................................................................................. 158

Gambar 4. 54. Transaksi Kebutuhan Pemakaian............................................... 158

Gambar 4. 55. Form Kebutuhan Pemakaian Baru ............................................. 159

xvi
Gambar 4. 56. Detail Kebutuhan Pemakaian .................................................... 159

Gambar 4. 57. Transaksi Order Datang ............................................................. 160

Gambar 4. 58. Form Orderan Datang Baru ....................................................... 160

Gambar 4. 59. Detail Orderan Datang Koorbid................................................. 161

Gambar 4. 60. Detail Orderan Datang Kepala PLT .......................................... 161

Gambar 4. 61. Transaksi Keluar ........................................................................ 162

Gambar 4. 62. Form Transaksi Baru ................................................................. 162

Gambar 4. 63. Detail Transaksi Keluar Koorbid ............................................... 163

Gambar 4. 64. Detail Transaksi Keluar Kepala PLT ......................................... 163

Gambar 4. 65. Laporan ...................................................................................... 164

Gambar 4. 66. Hasil Pencarian Laporan ............................................................ 164

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Simbol Use case Diagram (A.S & Shalahuddin, 2011) ..................... 41

Tabel 2. 2. Simbol Activity Diagram (A.S & Shalahuddin, 2011) ....................... 46

Tabel 2. 3. Daftar Simbol Class Diagram (A.S & Shalahuddin, 2011) ................ 50

Tabel 3. 1. Literatur Sejenis ................................................................................. 65

Tabel 4. 1. Tabel Analisis PIECES ...................................................................... 89

Tabel 4. 2. Tabel Identifikasi Aktor ..................................................................... 92

Tabel 4. 3. Tabel Identifikasi Use Case ................................................................ 93

Tabel 4. 4. Tabel Narasi Use Case Kelola Pengguna ........................................... 95

Tabel 4. 5. Tabel Narasi Use Case Login ............................................................. 97

Tabel 4. 6. Tabel Narasi Use Case Logout ........................................................... 97

Tabel 4. 7. Tabel Narasi Use Case Ubah Profil .................................................... 98

Tabel 4. 8. Tabel Narasi Use Case Kelola BHP ................................................... 98

Tabel 4. 9. Tabel Narasi Use Case Kelola Bidang ............................................. 100

Tabel 4. 10. Tabel Narasi Use Case Kelola Lab................................................. 101

Tabel 4. 11. Tabel Narasi Use Case Kelola Stok ............................................... 102

Tabel 4. 12. Tabel Narasi Use Case Menginput Kebutuhan Pemakaian ............ 103

Tabel 4. 13. Tabel Narasi Use Case Menginput Order Datang .......................... 104

Tabel 4. 14. Tabel Narasi Use Case Menginput Transaksi Keluar .................... 104

Tabel 4. 15. Tabel Narasi Use Case Verifikasi Data .......................................... 106

Tabel 4. 16. Tabel Narasi Use Case Validasi Data............................................. 107

Tabel 4. 17. Tabel Narasi Use Case Mengunduh Laporan ................................. 107

Tabel 4. 18. Daftar Identifikasi Objek Potensial ................................................ 123

xviii
Tabel 4. 19. Daftar Objek yang Diusulkan ......................................................... 124

Tabel 4. 20. Spesifikasi Tabel users ................................................................... 137

Tabel 4. 21. Spesifikasi Tabel level.................................................................... 137

Tabel 4. 22. Spesifikasi Tabel lab ...................................................................... 138

Tabel 4. 23. Spesifikasi Tabel lab_users ............................................................ 138

Tabel 4. 24. Spesifikasi Tabel bidang ................................................................ 138

Tabel 4. 25. Spesifikasi Tabel bidang_users ...................................................... 139

Tabel 4. 26. Spesifikasi Tabel bhp ..................................................................... 139

Tabel 4. 27. Spesifikasi Tabel d_bhp ................................................................. 140

Tabel 4. 28. Spesifikasi Tabel stok..................................................................... 140

Tabel 4. 29. Spesifikasi Tabel k_bhp ................................................................. 141

Tabel 4. 30. Spesifikasi Tabel j_k_bhp .............................................................. 141

Tabel 4. 31. Spesifikasi Tabel o_datang............................................................. 142

Tabel 4. 32. Spesifikasi Tabel b_datang............................................................. 142

Tabel 4. 33. Spesifikasi Tabel t_keluar .............................................................. 143

Tabel 4. 34. Hasil Pengujian Proses Login, Ubah Detail Pengguna, Logout ..... 165

Tabel 4. 35. Hasil Pengujian Proses Kelola Pengguna ....................................... 166

Tabel 4. 36. Hasil Pengujian Proses Kelola BHP ............................................... 166

Tabel 4. 37. Hasil Pengujian Proses Kelola Tipe Transaksi............................... 167

Tabel 4. 38. Hasil Pengujian Proses Kelola Lab ................................................ 167

Tabel 4. 39. Hasil Pengujian Proses Kelola Stok dan Kelola Transaksi ............ 168

Tabel 4. 40. Hasil Pengujian Proses Validasi Laporan ...................................... 169

Tabel 4. 41. Hasil Pengujian Proses Cetak Laporan .......................................... 170

xix
DAFTAR SIMBOL

USE CASE DIAGRAM


(A.S & Shalahuddin, 2011)
Simbol Keterangan

Use Case Use Case

Aktor/Actor

Asosiasi/Association

Ekstensi/Extend

Include/Uses

Generalisasi/Generalization

xx
CLASS DIAGRAM
(A.S & Shalahuddin, 2011)
Simbol Keterangan

Kelas

Asosiasi/Association

Asosiasi Berarah/ Direct Association

Generalisasi/Generalization

Kebergantungan/Dependency

Agregasi/Aggregation

xxi
ACTIVITY DIAGRAM
(A.S & Shalahuddin, 2011)
Simbol Keterangan

Initial State

Action State

Decision

Join

Final State

Swimline (vertical)

Swinline (horizontal)

xxii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi yang telah berkembang pesat dan bahkan masih terus

berkembang hingga saat ini telah memberikan berbagai kemajuan dan

kemudahan dalam berbagai bidang. Tidak terkecuali di dalam suatu instansi,

layaknya Pusat Laboratoruim Terpadu Universitas Islam Negeri dimana

teknologi telah mengambil alih sistem lama dan memperbaharui cara

bekerja instansi tersebut.

Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang selanjutnya akan disebut PLT adalah sebuah

instansi di bawah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah

yang sesuai dengan tridharma perguruan tinggi, memberikan akomodasi

bagi pengguna dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan

pendidikan & pengajaran, penelitian, serta pengabdian masyarakat.

Pengguna yang menggunakan PLT UIN Syarif Hidayatullah berasal dari

Fakultas Sains dan Teknologi, serta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

dari mahasiswa hingga dosen, serta dari kalangan akademik UIN Syarif

Hidayatullah hingga masyarakat umum.

Untuk setiap bidang yang dilayani, PLT UIN Syarif Hidayatullah

memiliki 10 laboratorium, yaitu laboratorium lingkungan, laboratorium

1
pangan, laboratorium kimia, laboratorium biologi, laboratorium fisika,

laboratorium komputer (mencakup laboratorium teknik informatika dan

laboratorium sistem Informasi), laboratorium matematika, laboratorium

agribisnis, serta bengkel mekanik. Dan demi melayani para penggunanya,

PLT membutuhkan persediaan, salah satunya berupa bahan/barang habis

pakai atau BHP.

Dengan jumlah persediaan yang banyak, instansi dapat memenuhi

semua permintaan dari pelanggannya, sehingga tidak akan terjadi stockout,

meskipun demikian, dengan semakin banyaknya jumlah persediaan yang

disimpan, maka semakin banyak pula biaya investasi yang mengendap

dalam bentuk persediaan tersebut. Untuk setiap kegiatan yang dilakukan di

dalam PLT UIN Syarif Hidayatullah, setiap laboratorium diharuskan

memiliki persediaan BHP yang mencukupi guna mengakomodasi para

penggunanya. Setiap laboratorium memiliki beragam jenis dan jumlah BHP

yang diperlukan, sebagai contoh, laboratorium fisika membutuhkan kurang

lebih 110 jenis BHP.

Dalam proses pengelolaan BHP, diawali dari pembuatan purchase

order (PO) yang jumlah pesanannya ditentukan berdasarkan usulan dari

pengurus program studi yang menggunakan layanan PLT serta riwayat

penggunaan BHP pada periode sebelumnya. Setelah PO dikirimkan kepada

dekan FST dan pesanan datang, laboran tiap laboratorium bersama dengan

koordinator bidangnya (koorbid) masing-masing mencatat BHP yang

masuk pada media kertas. Lalu ketika pengguna ingin menggunakan BHP,

2
makan laboran akan mengambil BHP yang dibuthkan kemudian mencatat

jumlah yang diambil di dalam sebuah berkas yang disebut kartu BHP. Kartu

BHP dibuat untuk tiap BHP yang ada, dengan kata lain, untuk mencatat 110

jenis BHP, maka dibutuhkan 110 lembar berkas kartu BHP sehingga

memperbanyak penggunaan kertas. Untuk dapat melihat keadaan

persediaan BHP terkini, kepala PLT harus menunggu laporan yang

diberikan oleh masing-masing koorbid, sehingga kepala PLT kesulitan

memonitor secara real time keadaan persediaan BHP di PLT. Proses dalam

membuat laporan persediaan BHP, dimulai dari para laboran yang akan

melihat kembali kartu BHP satu persatu untuk kemudian dipindahkan

datanya ke dalam form laporan BHP dengan menggunakan Ms. Excel yang

memakan waktu kurang lebih 2 hari. Lalu setelah dibuat, laporan akan

diserahkan kepada tiap koorbid untuk selanjutnya diteruskan kepada kepala

PLT. Karena relatif lambatnya proses pelaporan ini, kepala PLT kesulitan

membuat keputusan terkait persediaan BHP sehingga terjadi perbedaan

signifikan antara jumlah pengadaan dengan jumlah permmintaan BHP yang

berujung kepada terjadinya overstock maupun stockout yang membuat

pelayanan PLT tidak optimal kepada para penggunanya.

Beberapa penelitian terdahulu telah membahas mengenai sistem

Informasi inventory, oleh Edy Setiawan dan Arif Al-Kahfi. Dalam

penelitian tersebut, Edy Setiawan dan Arif Al-Kahfi berhasil menciptakan

sebuah sistem Informasi inventory yang diharapkan dapat menyelesaikan

masalah belum terintegrasinya antar bagian di dalam sebuah instansi serta

3
media penyimpanan yang masih dalam bentuk berkas yang mempersulit

dalam proses pencarian data (Setiawan, 2014). Sedangkan penelitian oleh

Egi Lukman Nurhakim menghasilkan sistem yang dapat memberikan

penyimpanan Informasi serta pengambilan Informasi yang lebih baik dan

cepat dibanding sistem berjalan yang sebelumnya (Nurhakim, 2014).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud untuk

melakukan penelitian dengan judul “RANCANG BANGUN SISTEM

Informasi INVENTORY BAHAN HABIS PAKAI (BHP) (Studi Kasus:

Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasikan

permasalahan yang ada pada Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah terkait pengelolaan dan pelaporan persediaan

BHP adalah sebagai berikut:

a. Kepala PLT kesulitan mendapatkan Informasi serta laporan terkait

persediaan BHP.

b. Terdapat kendala di mana pencatatan data masih menggunakan

banyak media kertas yang berbeda-beda sehingga mempersulit

pendokumentasian serta pengolahan Informasi.

c. Adanya anggaran yang relatif tinggi digunakan untuk membiayai

media kertas maupun media penyimpanan yang digunakan.

4
d. Kepala PLT tidak dapat langsung memantau kondisi persediaan

BHP secara real time.

e. Membutuhkan waktu yang relatif lama, paling tidak 2 hari untuk

menyusun laporan terkait persediaan BHP hingga laporan dapat

diterima oleh kepala PLT.

f. Terdapat perbedaan jumlah pengadaan dengan jumlah permintaan

persediaan BHP yang menyebabkan overstock maupun stockout,

sehingga membuat PLT tidak dapat memberikan pelayanan yang

optimal kepada para penggunanya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas maka permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana mengembangkan Sistem

Informasi Inventory Bahan Habis Pakai (BHP) yang dapat meningkatkan

kualitas pengelolaan persediaan BHP serta pelaporannya pada Pusat

Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah?”

1.4 Batasan Masalah

Dalam penulisan laporan ini, penulis membatasi permasalahannya

pada:

a. Perancangan sistem Informasi inventory dilakukan dalam lingkup

proses pemesanan, barang datang, penggunaan BHP, serta pelaporan

persediaan BHP yang melibatkan kepala PLT, koordinator bidang

5
(koorbid) di PLT, laboran pada PLT, serta pengurus program studi di

UIN Syarif Hidayatullah.

b. Proses yang terlibat pada penelitian ini adalah dari proses pembuatan

purchase order (PO) BHP, pencatatan transaksi BHP yang masuk dan

keluar, hingga proses pembuatan laporan mengenai stok BHP.

c. Metodologi yang digunakan penulis untuk membangun sistem pada

penelitian ini adalah metode SDLC dengan model waterfall yang

mencakup tahapan analisis, desain, pengkodean, hingga tahapan

pengujian program, dan tidak sampai tahapan implementasi dan

pemeliharaan program.

d. Dalam proses perancangan dan pengembangan, tools yang digunakan

adalah UML (Unified Modelling Language), yaitu Use Case, Activity

Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Deployment Diagram,

dan Component Diagram dengan Astah Professional Tools untuk

membuatnya. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP

dengan menggunakan framework Laravel 5.3, serta MySQL sebagai

database.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan

Tujuan dari dilakukannya penelitian rancang bangun sistem

Informasi inventory bahan habis pakai pada Pusat Laboratorium

6
Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini yaitu

sebagai berikut:

1. Membuat analisis terhadap proses bisnis yang berjalan di PLT

terkait pengelolaan dan pelaporan persediaan BHP.

2. Melakukan perancangan basis data yang akan digunakan dalam

Sistem Informasi Bahan Habis Pakai untuk pengelolaan data

persediaan BHP.

3. Merancang desain serta membangun Sistem Informasi Bahan

Habis Pakai berbasis web.

1.5.2 Manfaat

Berikut adalah manfaat yang didapat dari penelitian ini:

1. Dapat mengurangi beban kerja dari setiap pihak yang ada di

dalam proses pengelolaan dan pelaporan persediaan BHP,

sehingga meningkatkan efisiensi, baik dari waktu maupun biaya

yang dibutuhkan dalam proses pengelolaan hingga pelaporan

persediaan BHP.

2. Menyediakan Informasi yang akurat secara real time mengenai

data maupun laporan yang diperlukan terkait persediaan BHP

bagi kepala PLT maupun pihak lain yang membutuhkan.

3. Dapat menambah wawasan dan keahlian mahasiswa terkait

pengelolaan persediaan BHP serta konsep-konsep yang terkait.

7
4. Sebagai bahan referensi dan masukan untuk penelitian sistem

Informasi inventory BHP di kemudian hari.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

a. Observasi/pengamatan

Penulis mendatangi Pusat Laboratorium Terpadu Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah untuk menetapkan waktu

penelitian dan juga untuk mengetahui sistem berjalan yang

sedang terjadi.

b. Wawancara

Metode ini dilakukan dengan menghubungi pihak Pusat

Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah untuk mendapatkan data dan Informasi serta

pertanyaan mengenai masalah-masalah yang terkait sistem

berjalan serta sistem yang akan dibangun.

c. Studi Pustaka dan Studi Literatur

Data-data dan Informasi yang digunakan sebagai studi

kepustakaan dengan mempelajari dan mengumpulkan materi-

materi yang berkaitan dengan Sistem Informasi Inventory Bahan

Habis Pakai pada Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah. Pengumpulan data juga diambil dari

8
sumber-sumber media cetak maupun elektronik yang dapat

dijadikan acuan pembahasan masalah.

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem yang penulis lakukan menggunakan

metode SDLC (System Development Life Cycle), yaitu dengan

model waterfall. Model waterfall merupakan salah satu metode

dalam SDLC yang mempunyai ciri khas pengerjaan bahwa setiap

fase dalam metode ini harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum

melanjutkan ke fase selanjutnya. Tahapan-tahapan dari metode

waterfall dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Analysis

Yaitu mengumpulkan kebutuhan mengenai Informasi proses

pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan pengguna.

Informasi ini dapat diperoleh melalui wawancara dan/atau

berdasarkan hasil analisis pengumpulan data serta observasi

penulis di dalam tempat penelitian.

b. Design

Yaitu, tahap dimana untuk melakukan perancangan terhadap

sistem agar sesuai dengan apa yang diharapkan. Alat

perancangan yang digunakan adalah diagram UML, Microsoft

Office Visio 2013, dan Astah Professional Tools.

9
c. Coding

Yaitu tahap dimana melakukan penerapan hasil rancangan ke

dalam bentuk yang dapat dibaca dan dimengerti oleh komputer.

Bahasa pemrograman yang digunakan dalam pemrograman

berbasis web ini yaitu PHP dengan framework Laravel 5.3 dan

databasenya dengan menggunakan MySQL.

d. Testing Program

Yaitu tahapan akhir dalam penelitian penulis, dimana sistem

yang baru, diuji kemampuan dan keefektifannya sehingga bisa

dilakukan pengkajian ulang dan perbaikan terhadap sistem agar

menjadi lebih baik.

1.7 Sistematika Penelitian

Peneliti menjabarkan penelitian dalam Rancang Bangun Sistem

Informasi Inventory Bahan Habis Pakai (BHP) berbasis Web ini dalam 5

(lima) Bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti menjelaskan secara singkat mengenai

latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Peneliti menerangkan dan menjelaskan landasan-landasan

teori yang digunakan dan berhubungan dengan penelitian,

10
seperti konsep sistem informasi, konsep persediaan, metode

pengumpulan data yang peneliti lakukan, metode

pengembangan sistem, unsur yang terdapat dalam

pengembangan sistem, serta penjelasan mengenai pengujian

perangkat lunak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai metodologi yang peneliti

gunakan, baik dalam mengumpulkan data yang terdiri dari

observasi/pengamatan, wawancara, dan studi pustaka dan

studi literatur. Pada bab ini peneliti juga menguraikan

tahapan metode pengembangan sistem berdasarkan metode

waterfall serta kerangka penelitian yang digunakan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjabarkan hasil dari pengumpulan data serta

menjelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan

dalam proses pembangunan sistem informasi inventory yang

dibuat mengikuti penjabaran yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, meliputi gambaran umum Pusat Laboratorium

Terpadu UIN Syarif Hidayatullah, yang mencakup profil

PLT, visi dan misi, struktur organisasi, tupoksi pihak yang

terlibat, serta sarana dan prasarana yang terdapat di PLT.

Selain itu juga dijabarkan analisis proses yang berjalan serta

analisis PIECES terkait, dan analisis sistem usulan.

11
Selanjutnya terdapat desain proses, desain database, dan

desain interface, pengkodean sistem, hingga penjabaran

terkait hasil pengujian sistem menggunakan blackbox

testing. Pada bab ini juga menyajikan interpretasi hasil dari

tiap tahap metode pengembangan sistem yang digunakan

dalam membangun sistem informasi inventory di PLT UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang telah dibahas pada

bab-bab sebelumnya serta saran bagi penelitian selanjutnya

maupun saran bagi pihak PLT UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

12
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

2.1.1 Konsep Dasar Sistem

Untuk dapat memahami sistem informasi, konsep dari sebuah sistem

serta konsep mengenai informasi perlu dipahami terlebih dahulu. Sistem

dapat didefinisikan dengan melihat dari sisi prosedur ataupun dari sisi

komponen. Dengan melihat sisi prosedur, sistem dapat didefinisikan

sebagai kumpulan prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu.

Dengan melihat sisi komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai

kumpulan dari komponen yang saling berhubungan dengan yang

lainnnya membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu

(Hartono, 2005).

Berkaitan dengan sistem, Mulyanto (2009) menulis dalam bukunya

bahwa sebuah sistem tidak dapat bekerja dengan baik tanpa ada

hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya dikarenakan sistem

dapat dilihat pula sebagai kumpulan dari bagian-bagian yang saling

berinteraksi satu sama lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu

sebagai satu kesatuan.

Berbagai hal yang terdapat di alam ini merupakan sistem yang saling

bekerja demi mencapai tujuannya masing-masing. Bahkan alam itu

sendiri merupakan sebuah sistem raksasa yang bekerja untuk

menjalankan tujuannya. Alam sebagai sebuah sistem dapat dilihat

13
sebagai kombinasi dari bagian-bagian yang bekerja bersama untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Sebuah sistem dapat pula terdiri dari

beberapa subsistem (dan sub-subsistem) yang bekerja di dalamnya.

Subsistem ini merupakan sebuah sistem yang utuh, namun juga saling

bergantung dan harus bekerja bersama dengan subsistem lainnya untuk

membuat suatu sistem yang komplit (Simon, 2001).

Sedangkan menurut Pratama (2014), sistem dapat dikatakan sebagai

sekumpulan prosedur yang saling berkaitan dan saling terhubung untuk

melakukan suatu tugas bersama-sama. Dari beberapa definisi dan

berbagai sudut pandang yang ada di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu

sistem merupakan komponen, prosedur, elemen-elemen, maupun bagian-

bagian yang saling terhubung antara satu dengan yang lainnya dan saling

bekerja sama untuk memenuhi suatu tujuan yang diharapkan.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem memiliki beberapa karakteristik yang menjadikannya

sebuah sistem, karakteristik tersebut adalah, komponen atau elemen

(component), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem

(environment), penghubung (interface), masukan (input), pengolah

(process), keluaran (output), sasaran (objective) atau tujuan (goal)

(Mulyanto, 2009).

2.1.2.1 Komponen Sistem (Component)

Menurut Ladjamudin (2013), sebuah sistem tidaklah berdiri

sendiri, tetapi memiliki komponen-komponen yang saling bekerja

14
sama membentuk suatu kesatuan. Sebuah sistem berfungsi dengan

cara bekerja bersama-sama antar komponennya untuk

menyelesaikan tugasnya mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Suatu sistem yang merupakan bagian dari sebuah sistem yang lebih

besar, maka akan disebut dengan subsistem, dan sistem yang lebih

besar tersebut adalah lingkungannya.

2.1.2.2 Batasan Sistem (Boundary)

Sebuah sistem mempunyai ruang lingkup dimana sistem

tersebut bekerja. Meskipun begitu, seperti yang dikatakan oleh

Hariyanto (2008), batas sistem sering menjadi tidak jelas dalam hal

sistem perangkat lunak. Hal ini ditentukan oleh perancang dari

sistem tersebut, yang menentukan komponen apa yang dapat

dikendalikan sistem sebagai bagian dalam dan komponen yang

tidak dapat dikendalikan sebagai bagian luarnya.

Sebuah sistem terdapat di dalam sebuah lingkup dengan

batasan sistem sebagai akhirnya. Batasan ini membuat sebuah

sistem dapat menjalankan fungsinya dengan baik karena dengan

adanya batasan, sistem dapat mengetahui proses apa yang

dikerjakan, siapa yang menggunakannya, apa yang harus di proses,

dan hal-hal lain yang menjadi batasan sistem tersebut.

2.1.2.3 Lingkungan Luar (Environment)

Dikarenakan sebuah sistem memiliki batasan, maka apa pun

yang mempengaruhi sistem namun berada di luar dari batasan

15
sistem merupakan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem

ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan bagi

kelangsungan kerja sistem tersebut.

Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi

sistem sehingga harus dijaga, sedangkan lingkungan luar yang

merugikan harus dikendalikan agar tidak mengganggu

kelangsungan hidup sistem (Ladjamudin, 2013).

Dalam sebuah sistem informasi elektronik, yang dapat

dikatakan sebagai lingkungan luar salah satunya adalah kondisi

kedaftarrikan di sekitarnya. Lingkungan ini berada di luar sistem,

namun berpengaruh terhadap kelangsungan kerja dari sistem

tersebut.

2.1.2.4 Penghubung Sistem (Interface)

Sistem yang bekerja baik adalah sistem yang dapat mencapai

tujuannya dengan memanfaatkan bagian-bagian yang terdapat di

dalam sistem tersebut. Hal ini dapat dicapai karena bagian-bagian

tersebut bekerja bersama-sama menjadi satu kesatuan.

Sebagai satu kesatuan, bagian-bagian yang saling bekerja

sama membutuhkan penghubung antara satu dengan yang lainnya.

Karena jika tidak, seperti pendapat Mulyanto (2009), maka sistem

hanya akan berisi kumpulan subsistem yang berdiri sendiri dan

tidak saling berkaitan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana

mestinya.

16
2.1.2.5 Masukan (Input)

Untuk dapat melaksanakan fungsinya, sebuah sistem

memerlukan suatu hal yang diberikan ke dalam sistem untuk

menjadi awal dimulainya kerja sistem tersebut.

Hal tersebut dikatakan sebagai masukan, dimana merupakan

sesuatu yang menjadi permulaan sebuah sistem melaksanakan

prosesnya. Dalam bukunya, Kristanto (2008) mengatakan input

dapat berupa jenis data, frekuensi pemasukan data, dan lain

sebagainya. Selain itu, input juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu

maintenance input yang membuat sistem dapat berjalan, dan signal

input yang diproses untuk mendapatkan keluaran.

2.1.2.6 Keluaran (Output)

Suatu sistem yang bekerja adalah sistem yang memberikan

hasil sesuai tujuannya berdasarkan fungsi dan masukan yang

diterimanya. Mulyanto (2009) menjelaskan bahwa hasil yang

diberikan oleh sistem setelah memproses masukan disebut dengan

keluaran, dimana keluaran yang dihasilkan dapat berupa informasi

maupun buangan. Dapat pula dikatakan bahwa keluaran

merupakan tujuan akhir dari sistem (Kristanto, 2008).

2.1.2.7 Pengolah Sistem (Process)

Dari sebuah hal yang diberikan ke dalam sistem sebagai

masukan hingga diolah menjadi hal yang berbeda sebagai keluaran

diperlukan fungsi pemrosesan di dalam sistem tersebut. Menurut

17
Kristanto (2008) elemen yang melaksanakan fungsi tersebut

disebut sebagai bagian proses.

2.1.2.8 Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem yang tidak memiliki tujuan menjadi tidak terarah

dan terkendali. Suatu hal yang tidak memiliki arah, maka tidak

akan memberikan manfaat bagi yang menggunakannya. Suatu

sistem akan dikatakan berhasil bila mencapai sasaran atau

tujuannya (Ladjamudin, 2013).

2.1.3 Konsep Dasar Informasi

Suatu informasi secara umum dapat diartikan sebagai sebuah data

yang sudah dikelola sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bagi

orang yang menerimanya. Definisi informasi tersebut dapat diperkuat

oleh beberapa pendapat, salah satunya Pratama (2014) yang mengatakan

bahwa informasi adalah hasil pengolahan data dari satu atau berbagai

sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan

manfaat.

Sebuah data yang telah diolah, tidak dapat semerta-merta dikatakan

sebagai sebuah informasi. Hal ini dikarenakan apa yang dianggap

informasi oleh satu pihak, belum tentu menjadi informasi bagi pihak

lainnya. Sebagai contoh kasus, ada dua orang yang masing masing

berasal dari Amerika dan Indonesia bernama A & B. Mereka berdua

ingin menanyakan suhu kepada temannya C, yang merupakan orang

Indonesia. Maka, C akan melihat data-data yang diolah oleh alat

18
pengukur suhu dan mendapatkan informasi bahwa suhunya merupakan

15o C dan memberitahukannya kepada A & B. B yang merupakan orang

Indonesia, dapat langsung mengerti informasi yang diberikan C, namun

A yang tidak menggunakan sistem pengukuran metrik sehari-harinya

hanya mendapatkan sebuah data lain yang tidak dia mengerti, maka

untuk dapat mendapatkan informasi yang diinginkan A, kemudian C

mengolah lagi hasil 15o C tadi menjadi 59o F, barulah A memperoleh

informasi yang dapat dia mengerti dan bermanfaat untuknya.

Dari contoh kasus tersebut, hal yang disebut informasi oleh B

hanyalah data lain bagi A yang masih harus diolah lagi. Definisi

informasi yang lainnya oleh Simon (2001) dalam bukunya Introduction

to Information Systems mengatakan bahwa informasi merupakan hasil

setelah data diproses menjadi sesuatu yang bermanfaat.

2.1.4 Nilai Informasi

Sebuah pernyataan dari Mulyanto (2009, h.20) yang berbunyi,

“sebuah informasi dikatakan bernilai jika manfaat yang diberikan oleh

informasi tersebut lebih efektif daripada biaya untuk mendapatkannya”,

menjelaskan secara tepat bagaimana suatu informasi dapat dikatakan

bernilai. Hal ini dikarenakan, meskipun apa yang menjadi informasi

merupakan hasil pengolahan data, belum tentu informasi tersebut

memberikan manfaat yang besar bagi penerimanya, dibandingkan

dengan besarnya biaya yang dikeluarkan.

19
Lebih lanjut lagi, Ladjamudin (2013) juga mengatakan bahwa

kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian dalam

proses pengambilan keputusan. Hal ini berarti fungsi dari informasi itu

adalah untuk mendukung dari pengambilan keputusan oleh penggunanya

dan bukanlah untuk mengambil keputusan yang dimaksud. Suatu

informasi yang dapat memberikan kepastian berkaitan keputusan yang

akan diambil oleh penggunanya merupakan informasi yang bernilai

tinggi.

2.1.5 Kualitas Informasi

Kualitas informasi ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu akurasi

(accuracy), relevansi (relevancy), dan tepat waktu (timeliness)

(Mulyanto, 2009).

2.1.5.1 Akurasi (Accuracy)

Manfaat yang dapat diambil dari sebuah informasi bergantung

apakah informasi yang disampaikan oleh sumber informasi akurat

dalam membantu menyelesaikan masalah dari penggunanya.

Sebuah informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut dapat

mendukung pihak manajemen dalam mengambil keputusan

(Ladjamudin, 2013).

2.1.5.2 Relevansi (Relevancy)

Informasi yang berkualitas adalah informasi yang ditujukan

kepada penerima yang tepat. Dengan kata lain, informasi baru

dapat dikatakan berkualitas jika informasi tersebut relevan bagi

20
pemakainya (Mulyanto, 2009). Sebagai contoh, informasi panjang

jalanan rusak di Ciputat tidak akan berkualitas jika diberikan

kepada Dinas Komunikasi dan Informasi karena tidak relevan

antara informasi dengan penerima informasi tersebut.

2.1.5.3 Tepat Waktu (Timeliness)

Sebuah informasi bertujuan untuk membantu dalam

pengambilan keputusan dari penggunanya, maka ketepatan waktu

menjadi faktor penting. Sebuah informasi yang datangnya

terlambat, maka akan menjadi usang yang akan mempersulit

pengambilan keputusan yang dapat bersifat fatal (Kristanto, 2008).

2.1.6 Pengertian Sistem Informasi

Dari konsep mengenai sistem serta informasi di atas bisa diambil

pengertian bahwa sistem informasi adalah bagian-bagian yang saling

bekerja-sama satu dengan lainnya untuk dapat melaksanakan fungsinya

yaitu memberikan informasi sesuai dengan tujuannya secara akurat,

relevan, dan dalam waktu yang tepat. Memperkuat pengertian di atas

adalah pernyataan Simon (2001) yang mengatakan bahwa sistem

informasi adalah komponen-komponen yang bekerja bersama untuk

memberikan informasi yang diinginkan secara akurat dan tepat waktu.

Sebuah sistem informasi dapat membantu cara kerja berbagai pihak

yang menggunakannya, dalam perusahaan maupun instansi. Untuk

memberikan hasil informasi akurat serta tepat waktu, berbagai tugas

dapat dilakukan oleh sistem informasi, dimana manusia tidak dapat

21
melakukannya dengan efisiensi yang serupa. Meskipun begitu, bukan

berarti manusia tidak mempunyai peran penting dalam sebuah sistem

infomasi, dikarenakan sistem informasi merupakan gabungan dari empat

bagian utama, software, hardware, infrastuktur, dan SDM yang terlatih,

dimana mereka semua saling berkaitan guna menciptakan sebuah sistem

yang dapat mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat (Pratama,

2014).

Secara singkat, sebuah sistem informasi dapat diartikan sebagai

berbagai komponen-komponen yang saling bergantung satu sama

lainnya, serta saling bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan

tertentu, yaitu memberikan sebuah informasi yang bermanfaat bagi

penggunanya.

2.1.7 Komponen Sistem Informasi

Komponen-komponen yang saling bergantung satu sama lainnya

serta saling bekerja sama dalam sebuah sistem informasi dapat

dikategorikan menjadi enam macam, yaitu komponen input, komponen

model, komponen output, komponen basis data, komponen teknologi,

serta komponen kontrol. Penjelasan mengenai setiap komponen adalah

sebagai berikut (Hartono, 2005):

 Komponen input, merupakan data yang masuk ke dalam sistem

informasi.

22
 Komponen model, adalah komponen yang memungkinkan data

untuk diolah sehingga menjadi informasi. Contoh model-

modelnya adalah model logika atau model matematika.

 Komponen output, berupa informasi yang berguna bagi para

pemakainya.

 Komponen basis data, kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat

keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk

memanipulasinya.

 Komponen teknologi, komponen yang mempercepat sistem

informasi dalam pengolahan datanya. Komponen teknologi

dapat dikelompokkan ke dalam dua macam kategori, yaitu

teknologi sistem komputer (perangkat keras dan perangkat

lunak) dan teknologi sistem komunikasi.

 Komponen kontrol, yang berguna untuk menjamin bahwa

informasi yang dihasilkan merupakan informasi yang akurat.

Contohnya kontrol keamanan data dan kontrol masukan.

Dikarenakan sebuah sistem yang baik adalah sistem yang dapat

melaksanakan tujuannya, oleh karena itu, jika satu komponen di atas

tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka sistem informasi

tersebut tidak dapat memberikan manfaat kepada yang

menggunakannya.

23
2.2 Persediaan (Inventory)

2.2.1 Konsep Dasar Persediaan

Pengelolaan persediaan yang baik merupakan hal yang krusial demi

terlaksananya operasi suatu instansi dengan lancar sehingga dapat

melayani penggunanya (Stevenson, 2002). Tujuan dari dilakukannya

pengelolaan persediaan adalah untuk dapat memenuhi permintaan

penggunanya, namun juga menjaga biaya yang dikeluarkan seminimum

mungkin sehingga menjadi cost-effective (Russel & Taylor, 2009).

Persediaan menurut Heizer dan Render merupakan salah satu aset

termahal dari banyak instansi (Heizer dan Render, 2010). Jika sebuah

instansi ingin menghemat, instansi dapat mengurangi biaya yang

dialokasikan ke persediaan, namun di sisi lain, para peenggunanya akan

kecewa jika ternyata barang yang dibutuhkan tidak tersedia. Sebuah

pengelolaan persediaan yang baik diperlukan untuk menemukan titik

keseimbangan anatara invenstasi perusahaan dengan pelayanan

pengguna.

Sebuah persediaan dapat dikatakan sebagai stok maupun bahan atau

barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan

tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses suatu peralatan atau

mesin, ataupun juga untuk dijual kepada pengguna layanan (Herjanto,

2008). Setiap perusahaan menyimpan persediaan sesuai dengan bidang

yang digelutinya, seperti perusahaan department store akan menyimpan

persediaan berupa pakaian, alat-alat masak, kasur, dan sebagainya.

24
Berbeda dengan laboratorium yang akan menyimpan persediaan berupa

bahan-bahan kimia, bibit-bibit tanaman, kabel-kabel komputer, gas-gas

mulia, dan lain sebagainya.

Dari definisi di atas, setiap perusahaan maupun instansi

membutuhkan persediaan untuk menjalankan proses bisnisnya dan

memenuhi permintaan pelanggan. Persediaan juga dapat dikatakan

sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan

dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal,

atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses produksi,

ataupun persediaan barang baku yang menunggu penggunannya dalam

suatu proses produksi (Assauri, 2008).

Pada umumnya, sebuah instansi yang bergerak dalam bidang

manufatur akan memiliki persediaan sebagai berikut (Stevenson, 2002):

1. Bahan mentah dan berbagai macam part pendukungnya

2. Bahan setengah jadi atau yang disebut work in progress

3. Bahan jadi

4. Part pengganti dan alat-alat.

5. Bahan transit untuk ke warehouse maupun pelanggan

Sedangkan untuk instansi yang bergerak dalam bidang jasa, biasanya

memiliki persediaan yang berupa bahan habis pakai yang selanjutnya

disebut BHP, serta berbagai perlengkapan.

BHP merupakan jenis persediaan yang penggunaannya hanya sekali

atau beberapa kali saja sehingga memiliki nilai investasi yang relatif

25
tinggi di dalam sebuah instansi. Jika sebuah instansi jasa kehabisan

persediaan BHP yang diperlukan, maka akan secara langsung

mempengaruhi pelayanannya kepada pengguna yang datang.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa

yang dimaksud persediaan adalah suatu bahan maupun barang yang

dimiliki oleh suatu perusahaan/instansi yang disimpan dengan tujuan

untuk digunakan lebih lanjut untuk keperluan tertentu. Persediaan dalam

suatu instansi merupakan hal yang sangat penting dan membutuhkan

perhatian tinggi dikarenakan jumlah nilainya yang cenderung besar serta

ketersediaannya yang berpengaruh langsung terhadap tingkat pelayanan

instansi terhadap para pelanggan maupun pengguna jasanya.

2.2.2 Fungsi dan Peran Persediaan

Beberapa fungsi penting dari persediaan untuk sebuah instansi, yaitu

sebagai berikut (Herjanto, 2008):

1. Menghilangkan risiko keterlambatan pengiriman bahan baku

atau barang yang dibutuhkan instansi.

2. Menghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik

sehingga harus dikembalikan.

3. Menghilangkan risiko terhadap kenaikan harga barang atau

inflasi.

4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman.

5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon

kuantitas.

26
6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersedianya

barang yang diperlukan.

Selain yang telah disebutkan di atas, menurut Russel & Taylor,

persediaan juga memiliki berbagai peran, namun yang paling penting

adalah untuk memenuhi permintaan (Russel & Taylor, 2009). Hal ini

berpengaruh langsung terhadap kepuasan pengguna yang menjadi fokus

utama sebuah instansi. Jika pengguna puas, maka mereka akan kembali

lagi dalam jangka waktu yang lama yang kemudian akan semakin

mengembangkan instansi itu sendiri.

2.2.3 Tujuan Pengelolaan Persediaan

Pengendalian persediaan yang tidak mumpuni dapat berakibat

kepada kekurangan yang disebut stockout, maupun kelebihan atau

overstok persediaan itu sendiri (Stevenson, 2002). Jika sebuah instansi

mengalami stockout, dapat berakibat kepada permintaan yang tidak dapat

terpenuhi serta ketidakpuasan pelanggan. Sedangkan jika terjadi

overstock, maka biaya yang seharusnya dapat dialihkan untuk keperluan

lain yang lebih berguna, maka menjadi tidak dapat digunakan.

Pengelolaan inventory memiliki dua hal utama yang perlu

diperhatikan, yang pertama adalah tingkatan pelayanan pengguna yang

diharapkan, serta biaya pemesanan dan penyimpanan persediaan yang

dibutuhkan (Stevenson, 2002). Maka dari itu, tujuan utama dari

diadakannnya pengelolaan persediaan adalah untuk memenuhi tingkat

27
kepuasan pengguna yang diinginkan dengan tetap menjaga biaya yang

dikeluarkan dalam batasan yang wajar.

2.2.4 Biaya dalam Persediaan

Dalam persediaan, terdapat beberapa macam biaya yang

dikeluarkan, yaitu biaya pemesanan barang, biaya penyimpanan, serta

biaya ketika kekurangan persediaan. Secara detailnya, adalah sebagai

berikut.

2.2.4.1 Biaya Pemesanan

Herjanto (2008) berpendapat bahwa biaya pemesanan adalah

biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan

bahan/barang, sejak dari penempatan pemesanan sampai

tersedianya barang di gudang.

Pada umumnya, biaya pemesanan dihitung berdasarkan berapa

biaya yang dibutuhkan per dilakukannya pemesanan, terlepas dari

berapa banyak persediaan yang dipesan di dalamnya (Stevenson,

2002).

Biaya pemesanan mencakup segala biaya yang dikeluarkan

oleh instansi ketika melakukan pemesanan persediaan, seperti

biaya telepon, biaya tinta printer untuk mencetak dokumen, biaya

transportasi, biaya asuransi, dll. Pengertian lain biaya pemesanan

yaitu biaya yang dibutuhkan untuk membeli kembali jumlah

persediaan yang telah dipakai dari penyimpanan (Russel dan

Taylor, 2009). Selain itu, biaya pemesanan berbanding terbalik

28
dengan biaya penyimpanan, dimana jika jumlah barang yang

dipesan meningkat, maka biaya pemesanan menjadi berkurang,

sedangkan biaya penyimpanan menjadi meningkat.

2.2.4.2 Biaya Penyimpanan

Secara singkat, biaya penyimpanan adalah biaya yang

dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya persediaan barang,

seperti sewa gudang, biaya listrik, dan biaya asuransi (Herjanto,

2008).

Semuanya yang mengeluarkan biaya dalam proses

penyimpanan persedian termasuk ke dalam biaya penyimpanan,

seperti pernyataan dalam buku yang ditulis oleh Russel dan Taylor

(2009) yang menyebutkan bahwa biaya penyimpanan, yaitu biaya

yang dibutuhkan untuk menyimpan barang di dalam persediaan,

yang termasuk fasilitas penyimpanan (sewa, listrik, keamanan,

pajak, asuransi, dll), perlengkapan, tenaga kerja, penulisan catatan,

dan penyusutan nilai produk, kadaluarsa, kerusakan, maupun

pencurian.

Stevenson (2002) dalam bukunya juga menambahkan bahwa

biaya penyimpanan bergantung kepada jenis persediaan yang

disimpan. Seperti misalnya biaya penyimpanan sebuah persediaan

berupa bahan tahan lama seperti baterai akan berbeda dengan

persediaan yang berupa bahan-bahan segar layaknya sayuran.

29
Biaya penyimpanan umumnya dapat dihitung sebanyak 20 persen

hingga 40 persen dari harga suatu barang.

Dengan begitu, suatu pengelolaan persediaan yang baik akan

berupaya untuk memesan jumlah persediaan yang mendekati

jumlah permintaan pengguna sehingga biaya penyimpanan yang

dikeluarkan tidak menjadi membengkak dan menimbulkan

kerugian bagi instansi.

2.2.4.3 Biaya Kekurangan Persediaan

Biaya kekurangan persediaan merupakan biaya yang timbul

akibat tidak tersedianya barang sewaktu diperlukan. Meskipun

begitu, biaya kekurangan persediaan bukanlah biaya nyata (riil),

melainkan biaya kehilangan kesempatan dalam artian, yang

seharusnya instansi mendapatkan keuntungan sebagai hasil dari

melayani pelanggan, namun tidak dapat melayani dikarenakan

tidak tersedianya persediaan hingga keuntungan tersebut hilang

(Herjanto, 2008).

2.2.5 Model dalam Persediaan

2.2.5.1 Model Persediaan Kuantitas Pesanan Ekonomis

Model kuantitas pesanan ekonomis (economic order quantity)

atau disebut juga EOQ merupakan model persediaan yang berusaha

menentukan berapa jumlah pesanan yang dapat memenuhi hampir

semua permintaan pelanggan, namun dengan biaya yang rendah.

Menurut Stevenson (2002), EOQ mencerminkan pengelolaan

30
persediaan dengan mengatur jumlah biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan. Jika permintaan akan suatu barang sedikit, maka

persediaan rata-rata menjadi kecil, yang menimbulkan biaya

penyimpanan yang rendah. Berikut adalah gambar 2.1 yang

merupakan grafik persediaan dalam model EOQ.

Gambar 2. 1. Grafik Persediaan dalam Model EOQ

Yang didasari dari grafik pada gambar 2.1, dapat ditentukan

rumus yang digunakan untuk mendapatkan jumlah pesanan dalam

model ini yaitu sebagai berikut (Heizer, J. dan Render, B. (2010).

2𝑆𝐷
𝑄=√
𝐻

Dengan:

 Q = Jumlah Pemesanan

 S = Biaya Pemesanan

 D = Jumlah Pemakaian

 H = Biaya Penyimpanan

31
Untuk mencapai tujuannya, model ini menggunakan beberapa

asumsi sebagai berikut (Herjanto, 2008):

 Kebutuhan/permintaan barang diketahui.

 Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan diketahui.

 Barang yang dipesan diterima dalam satu kelompok

(batch).

 Harga barang tetap dan tidak tergantung dari jumlah

yang dibeli.

 Waktu tenggang diketahui.

Jumlah EOQ yang didapatkan dari penghitungan mengunakan

rumus di atas merupakan jumlah perkiraan, karena didasarkan pada

perkiraan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Oleh karena

itu, pada praktiknya, jumlah yang didapatakan dari hasil

penghitungan dapat dibulatkan ke bilangan terdekat untuk

mempermudah penentuan keputusan. (Russel & Taylor, 2010).

Meskipun dibulatkan, EOQ dikenal sebagai model yang robust,

yang berarti perbedaan yang ada antara hasil penghitungan dengan

keadaan aslinya tidaklah signifikan, sehingga dapat diandalkan.

Dengan menerapkan model persediaan EOQ ini dalam

penelitian yang penulis lakukan, dapat ditentukan berapa jumlah

pesanan yang harus dilakukan oleh PLT setiap kali melakukan

pemesanan yang didasarkan pada jumlah pemakaian sebelumnya.

32
Dengan begitu dapat diperoleh keseimbangan antara tingkat

pelayanan yang diberikan dengan biaya yang dikeluarkan.

2.2.6 Persediaan Pengaman (Safety Stock) dan Titik Pemesanan Ulang

(Reorder Point)

Dari memesan barang hingga barang tersebut datang, dibutuhkan

waktu tertentu, hal ini dinamakan waktu tenggang (lead time).

Dikarenakan adanya lead time, dalam sebuah persediaan diperlukan

adanya persediaan yang dicadangkan untuk kebutuhan selama menunggu

barang datang, yang disebut sebagai persediaan pengaman (Safety Stock).

Jika safety stock tidak diadakan dalam persediaan, maka beresiko

terjadinya kekurangan barang yang dibutuhkan oleh pengguna. Dengan

adanya safety stock ini, instansi dapat terus melayani permintaan

pengguna meskipun sesungguhnya proses pemesanan persediaan telah

dilakukan dan barang belum sampai (Herjanto, 2008). Berikut adalah

rumus untuk menentukan safety stock (Heizer, J. dan Render, B. (2010).

𝑆 = 𝑍𝛼

Dengan:

 S = Safety Stock

 Z = Luas Kurva Z (Tingkat Pelayanan yang Diharapkan)

 𝛼 = Standar Deviasi

Dan rumus untuk menentukan standar deviasi adalah sebagai berikut

(Heizer, J. dan Render, B. (2010).

(𝑥 − 𝑥)2
𝛼 = √Σ
𝑛

33
Dengan:

 𝛼 = Standar Deviasi

 𝑥 = Jumlah Pemakaian

 𝑥 = Jumlah Rata-Rata Pemakaian

 𝑛 = Periode Pemakaian

Herjanto (2008) juga menyebutkan bahwa jumlah persediaan yang

menandai saat harus dilakukan pemesanan ulang sedemikian rupa

sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan tepat waktu

(dimana persediaan di atas persediaan pengaman sama dengan nol)

disebut sebagai titik pemesanan ulang (reorder point) yang selanjutnya

akan disebut ROP. Gambar 2.2 menggambarkan model persediaan yang

menggunakan konsep persediaan pengaman.

Untuk menghitung ROP, digunakan rumus berikut (Heizer, J. dan

Render, B. (2010).

𝑅 = 𝑀𝑇 + 𝑆

Dengan:

 R = Reorder Point

 M = Rata-rata Pemakaian

 T = Lead Time

 S = Safety Stock

34
Gambar 2. 2. Model Persediaan dengan Persediaan Pengaman
Dengan memperhitungkan lead time dan jumlah rata-rata

permintaan pelanggan, instansi dapat menentukan berapa safety stock

yang diperlukan serta dimana ROP bagi persediaannya. Dengan

menggunakan konsep-konsep ini, suatu instansi dapat menjamin

pelayanan optimal bagi hampir semua permintaan pelanggannya.

2.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan beberapa

metode-metode dalam mengambil data-data yang diperlukan. Metode yang

dimaksud adalah sebagai berikut.

2.3.1 Observasi

Menurut Hartono (2008), observasi merupakan teknik atau

pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati

langsung obyek datanya. Teknik observasi dilakukan dengan mengamati

35
serta mengambil data-data mengenai sistem yang sedang berjalan guna

membuat sistem baru yang akan diusulkan.

2.3.2 Wawancara

Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data

dari responden yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan terkait

proses bisnis sistem yang sedang berjalan, serta masalah yang dirasakan

dari sistem yang sedang berjalan untuk merumuskan sistem usulan yang

lebih baik (Hartono, 2008).

2.3.3 Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah suatu pembahasan yang berdasarkan pada

buku-buku maupun dokumen-dokumen referensi yang bertujuan untuk

memperkuat materi pembahasan maupun sebagai dasar untuk

menggunakan rumus-rumus tertentu dalam menganalisa dan mendesain

suatu struktur.

2.4 Metode Pengembangan Sistem

2.4.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem atau System Development Life

Cycle (SDLC)

Dalam bukunya, A.S. dan Shalahuddin (2011), memberikan

deskripsi bahwa System Development Life Cycle (SDLC) dapat dikatakan

sebagai proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat

lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang

digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak

sebelumnya. Tujuan dari SDLC adalah untuk melakukan pengembangan

36
sistem informasi dalam cara yang terstruktur dan metodis, yang

mengharuskan tahap life cycle dari mulai ide awal sampai pada

pengiriman tahap final sistem, untuk dilaksanakan secara beraturan dan

berurutan.

Tahapan-tahapan yang ada pada SDLC secara global adalah sebagai

berikut (A.S. dan Shalahuddin, 2011):

 Inisiasi (initiation), yaitu tahapan awal untuk memulai sebuah

pengembangan sistem.

 Pengembangan konsep sistem (system concept development),

dimana konsep sistem yang akan dibuat dijelaskan lingkupnya.

 Perencanaan (planning), merupakan tahapan untuk

mengembangkan rencana manajemen proyek. Tahapan ini

menjadi dasar untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan

dalam proses pengembangan sistem.

 Analisis Kebutuhan (requirement analysis), tahapan yang

menganalisis kebutuhan dari pengguna sistem yang diharapkan.

Dalam tahapan ini, dijelaskan apa yang diharapkan oleh

pengguna dari sebuah sistem yang akan dibuat.

 Desain (design), menerapkan hal yang telah didapatkan dari

tahapan-tahapan sebelumnya sehingga sistem yang akan dibuat

dapat menjalankan fungsi-fungsi yang diharapkan.

37
 Pengembangan (development), mengubah desain yang telah

dibuat menjadi sistem utuh. Dalam tahapan ini, pengembangan

sistem telah menghasilkan produk yang nyata.

 Integrasi dan pengujian (integration and test), tahapan yang

melakukan pengujian terhadap hasil pengembangan apakah

telah dapat menjalankan fungsi-fungsi sesuai dengan harapan

dari pengguna.

 Implementasi (implementation), menerapkan sistem yang telah

dibuat ke dalam kondisi nyata yang diharapkan.

 Operasi dan pemeliharaan (operations and maintenance),

tahapan dimana sistem digunakan oleh pengguna, serta dimana

sistem tersebut dilakukan pemeliharaan seiring ditemukannya

ketidaksesuaian antara harapan pengguna dengan kerja sistem.

 Disposisi (disposition), aktifitas akhir dari pengembangan

sistem dan membangun data yang sebenarnya sesuai dengan

aktifitas pengguna.

Terdapat beberapa macam model dari SDLC yang dapat digunakan

mengembangkan sebuah sistem, beberapa model yang umum digunakan

adalah model waterfall, model prototype, dan model rapid application

development (RAD).

2.4.1.1 Model Waterfall

Model SDLC waterfall memberikan landasan untuk

melaksanakan pengembangan sistem dengan cara terurut, yang

38
dimulai dari analisis (analysis), desain (design), pengkodean

(coding), pengujian (testing), dan tahap pendukung (support) atau

pemeliharaan (maintenance) (A.S. dan Shalahuddin, 2011).

Cara pengembangan sistem dengan model SDLC menekankan

kepada perkembangan perangkat lunak yang sistematis dan

sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada

seluruh siklus pengembangannya (Pressman, 2002). Berikut adalah

gambar 2.3 yang menggambarkan tahapan-tahapan model SDLC

waterfall.

Gambar 2. 3 Model SDLC Waterfall (Pressman, 2002)

Ciri dari model SDLC waterfall adalah setiap tahap

pengembangan dilakukan setelah tahap sebelumnya selesai,

sehingga pengembang dapat dengan mudah membuat dokumentasi

di setiap tahapan, serta meminimalisir kesalahan di tahapan

sebelumnya ketika telah sampai pada tahap yang lebih jauh.

Berikut adalah penjelasan singkat yang dipaparkan dalam buku

A.S dan Shalahuddin (2011) yang berjudul Model Pembelajaran

39
Rekayasa Perangkat Lunak: Terstruktur dan Berorientasi Objek

mengenai setiap tahapan model waterfall.

 Analisis (analysis), tahapan penentuan kebutuhan apa

saja yang akan diterapkan dalam sistem baru melalui

hasil analisis secara intensif. Pada tahapan ini

pengembang melakukan pengumpulan data kepada

pengguna akhir mengenai apa yang diharapkan untuk

dapat sistem lakukan.

 Desain (design), tahapan dimana hasil analisis

diterapkan ke dalam bentuk desain-desain sistem seperti

desain proses, desain basis data, dan desain antarmuka

(interface).

 Pengkodean (coding), hasil desain tahapan sebelumnya

akan diterjemahkan ke dalam baris-baris kode program

dalam tahapan ini.

 Pengujian (testing), pada tahapan ini, sistem yang telah

dibuat dilakukan pengujian untuk mencari berbagai

kesalahan (error) yang mungkin terjadi, serta untuk

memastikan bahwa keluaran yang dihasilkan sesuai

keinginan.

 Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance),

dimana dilakukan pemeliharaan terhadap sistem baru

yang telah digunakan untuk menjaga kegunaannya.

40
2.4.2 Unified Modelling Language (UML)

UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk

sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).

Pendekatan UML mudah dipahami, karena penerimaan dan

penggunaannya yang luas. UML menyediakan seperangkat alat standar

untuk mendokumentasikan analisis dan desain sistem perangkat lunak.

Toolset UML termasuk diagram yang memungkinkan orang untuk

memvisualisasikan pembangunan sistem berorientasi objek, mirip

dengan sebuah blueprint yang memungkinkan orang untuk

memvisualisasikan pembangunan bangunan (Kendall & Kendall, 2011).

2.4.2.1 Use case Diagram

Diagram use case menggambarkan fungsionalitas sistem atau

persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sistem dari

pandangan pemakai. Dalam diagram use case, disajikan interaksi

antara use case dan aktor, dimana use case meliputi semua yang

ada di dalam sistem, dan aktor meliputi apa yang ada di luar sistem

yang turut mempengaruhi sistem (Sholiq, 2006). Use case diagram

memiliki beberapa symbol yang dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2. 1 Simbol Use case Diagram (A.S & Shalahuddin, 2011)

Simbol Keterangan

Use case Use case

41
Aktor/Actor

Asosiasi/Association

Ekstensi/Extend

Include/Uses

Generalisasi/Generalization

Fungsi dari use case seperti yang dijabarkan Brown (2002),

yaitu untuk membuat pengembang mengetahui apa yang pengguna

inginkan, sebagai titik mulai untuk menentukan objek kelas pada

class diagram, serta untuk menentukan operasi dari setiap kelas

tersebut. Contoh use case diagram dapat dilihat pada gambar 2.8.

42
Gambar 2. 4. Contoh Use case Diagram (Kendall & Kendall, 2011)

Use case merupakan diagram dalam UML yang menjadi dasar

dalam pembuatan beberapa diagram lainnya, karena

menggambarkan garis besar apa yang dapat dilakukan oleh sistem,

serta siapa yang dapat melakukan hal tersebut. Berikut adalah

karakteristik dari use case (Sholiq, 2006):

a. Aktor, yaitu apa pun yang berhubungan dengan sistem, yang

dapat dibagi menjadi tiga, pengguna sistem, sistem lain, dan

waktu.

43
b. Use case, menggambarkan bagaimana seseorang

menggunakan sistem serta apa yang dapat aktor kerjakan di

dalam sistem.

c. Penelusuran balik, dimana setiap use case sistem yang dibuat

harus dapat ditelusuri balik ke use case bisnisnya. Contohnya,

use case bisnis pemesanan barang merupakan hasil

penelusuran balik dari use case sistem pembuatan daftar,

review daftar, dan pencetakan daftar.

d. Aliran kejadian (narasi use case), menjelaskan apa yang sistem

akan lakukan secara rinci. Di dalam aliran kejadian, dijelaskan

respon apa yang akan sistem lakukan ketika diberikan

rangsangan dari aktor, bukanlah bagaimana sistem itu akan

memberikan respon yang dimaksud. Aliran kejadian terdiri

dari bagian berikut:

 Deskripsi, berisi penjelasan singkat dari use case.

 Kondisi awal, kondisi yang harus dipenuhi sebelum

sebuah use case dapat dijalankan. Tidak semua use case

memiliki kondisi awal.

 Aliran, menjelaskan langkah apa yang terjadi untuk

menjalankan fungsionalitas dalam use case. Terdapat tiga

aliran, yaitu: (1) aliran utama jika semua langkah sukses

hingga akhir, (2) aliran alternatif jika terjadi

penyimpangan dalam langkahnya, namun tetap berhasil

44
pada akhirnya, (3) aliran kesalahan jika terjadi error pada

sistem sehingga use case tidak sukses.

 Kondisi akhir, kondisi yang harus selalu benar terjadi

ketika use case telah selesai dijalankan. Tidak semua use

case memiliki kondisi akhir.

e. Relasi, yang menunjukkan hubungan antara satu komponen

dengan komponen lainnya di dalam use case. Terdapat 4

macam relasi, yaitu:

 Asosiasi, menunjukkan relasi antara aktor dengan use

case, dalam menggambarkannya, anak panah didahului

dari yang menginisiasi relasi.

 Include, memungkinkan use case menggunakan

fungsionalitas yang disediakan use case lain. Relasi

include menyatakan bahwa satu use case selalu

menggunakan fungsionalitas yang disediakan use case

lainnya. Contohnya, use case logout selalu dilakukan

dengan terlebih dahulu menjalankan use case Login.

 Extend, memungkinkan satu use case untuk menggunakan

fungsionalitas use case lain secara optional. Dengan kata

lain, use case dengan relasi extend akan dijalankan jika

dan hanya jika aktor menginginkannya.

45
 Generalisasi, digunakan untuk menunjukkan bahwa

beberapa aktor atau use case mempunyai beberapa

persamaan.

2.4.2.2 Activity Diagram

Activity diagram atau diagram aktifitas menggambarkan

workflow atau aktifitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau

menu yang ada pada perangkat lunak. Diagram aktifitas

menggambarkan aktifitas yang dapat dilakukan oleh sistem,

bukanlah apa yang dilakukan oleh pengguna (A.S. dan

Shalahuddin, 2014).

Dengan melihat activity diagram, pengguna dapat dengan jelas

melihat bagaimana sistem bekerja untuk mengolah masukan

berupa rangsangan yang diberikan oleh pengguna tersebut.

Diagram aktifitas juga menggambarkan kesinambungan antar aktor

yang saling membutuhkan di dalam fungsi kerja sistem. Terdapat

beberapa simbol yang harus dijadikan acuan dalam membuat

activity diagram. Simbol-simbol tersebut dapat dilihat pada tabel

Tabel 2. 2 Simbol Activity Diagram (A.S & Shalahuddin, 2011)


Simbol Keterangan

Initial State

Action State

46
Decision

Join

Final State

Swimline (vertical)

Swinline (horizontal)

Dari simbol yang ada pada tabel 2.2 kemudian dijadikan acuan

dalam membuat activity diagram dan contoh activity diagram

dapat dilihat pada gambar 2.5.

47
Gambar 2. 5. Contoh Activity Diagram (Kendall & Kendall, 2011)

2.4.2.3 Sequence Diagram

Sequence diagram yang merupakan salah satu interaction

diagram terdiri dari sekumpulan objek dan hubungan di antara

objek-objek tersebut, disertai dengan pesan yang dapat diberikan

antar objek (Booch, Rumbaugh, dan Jacobson, 2005). Diagram ini

menekankan kepada urutan dari pesan yang diberikan sehingga

48
memberikan gambaran lebih jelas terhadap aliran kejadian yang

dijabarkan dalam aliran kejadian use case. Contoh sequence

diagram dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2. 6. Contoh Sequence Diagram (Kendall & Kendall, 2011)

2.4.2.4 Class Diagram

Diagram ini menunjukkan interaksi antar kelas di dalam

sistem. Kelas mengandung informasi dan tingkah laku yang

berkaitan dengan informasi tersebut. Sebuah kelas pada class

diagram dibuat untuk setiap tipe objek pada diagram sequence atau

kolaborasi. Sebuah kelas dibuat dalam bentuk bujur sangkar yang

terbagi dalam tiga bagian, (1) bagian pertama menunjukkan nama

kelas, (2) bagian kedua menunjukkan anggota kelas yang memuat

49
informasi atau atribut, (3) bagian ketiga mengandung operasi-

operasi dari sebuah kelas (tingkah laku yang disediakan kelas)

(Sholiq, 2006). Daftar simbol dalam class diagram dijabarkan

dalam tabel 2.3.

Tabel 2. 3 Daftar Simbol Class Diagram (A.S & Shalahuddin, 2011)

Simbol Keterangan

Kelas

Asosiasi/Association

Asosiasi Berarah/ Direct Association

Generalisasi/Generalization

Kebergantungan/Dependency

Agregasi/Aggregation

50
Dari simbol class diagram pada tabel 2.3, jika digambarkan

menjadi class diagram akan menjadi seperti pada gambar 2.11

Gambar 2. 7 Contoh Class Diagram (Kendall & Kendall, 2011)

2.4.2.5 Component Diagram

Component diagram dibuat untuk menunjukkan organisasi

dan ketergantungan di antara kumpulan komponen dalam sebuah

sistem (A.S. dan Shalahuddin, 2014). Diagram ini akan

menjelaskan kepada pengguna, komponen-komponen atau bagian-

bagian yang termasuk di dalam sistem. Contoh component diagram

dapat dilihat pada gambar 2.8.

51
Gambar 2. 8. Contoh Component Diagram

2.4.2.6 Deployment Diagram

Diagram ini menampilkan rancangan fisik jaringan dimana

berbagai komponen akan terdapat di sana. Deployment diagram

digunakan untuk memahami rancangan fisik sistem dan di mana

saja terdapat subsitem yang akan dibuat (Sholiq, 2006). Gambar

2.9 merupakan contoh dari penggambaran deployment diagram.

52
Gambar 2. 9. Contoh Deployment Diagram

2.4.3 Database

Menurut Wahyudi (2008, h.185), database adalah “sekumpulan file

yang saling berelasi yang disimpan di media penyimpanan elektronis dan

dapat diakses oleh satu atau lebih user melalui jaringan komputer.”

Dalam pengembangan sebuah sistem, database atau basis data

berperan penting demi mempermudah penggunaan data dalam proses

sistem. Dengan adanya sebuah basis data, masukan yang telah

dimasukkan ke dalam sistem oleh pengguna dapat disimpan dan dikelola

untuk digunakan pada lain waktu. Dengan begitu, sistem tidak perlu terus

menerus meminta masukan dari pengguna, tetapi dapat langsung

mengambil data yang diperlukan jika telah tersedia dalam basis data.

53
2.4.3.1 Database Management System (DBMS)

DBMS merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk

mengolah database, contoh dari DBMS yaitu, Oracle, MySQL, dan

Informix (Wahyudi, 2008). Meskipun database dapat diolah tanpa

menggunakan DBMS, namun dengan menggunakannya, proses

pengolahan database menjadi lebih mudah dan cepat dikarenakan

setiap DBMS mampu menjalankan fungsinya dengan menekan

tombol saja.

2.5 Unsur-unsur dalam Perancangan Sistem

2.5.1 PHP (Hypertext Processor)

PHP merupakan bahasa pemrograman berbasis web yang memiliki

kemampuan untuk memproses dan mengolah data secara dinamis. PHP

dapat dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language,

artinya semua sintaks dan perintah program yang ditulis sepenuhnya

dijalankan oleh server tetapi dapat disertakan pada halaman HTML

biasa. Dengan sifat seperti itu, maka dengan PHP, server akan melakukan

beberapa hal sebagai berikut (Wahana Komputer, 2009):

 Membaca permintaan dengan skrip PHP berasal dari browser.

 Mencari halaman/page di server.

 Melakukan processing melalui instruksi yang diberikan oleh

PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman/page.

 Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui

internet atau intranet yang merupakan proses echo/print.

54
2.5.1.1 Kelebihan PHP

PHP mempunyai beberapa kelebihan yang menyebabkan PHP

banyak digunakan oleh web developer sekarang ini. Kelebihan

tersebut antara lain (Wahana Komputer, 2009):

 Cara koneksi dan query database yang sederhana.

 Dapat bekerja pada sistem operasi berbasis Windows, Linux,

Mac OS, dan kebanyakan varian UNIX.

 Biaya yang dibutuhkan untuk menggunakan PHP tidak mahal,

bahkan gratis.

 Mudah digunakan karena memiliki fitur dan fungsi khusus

untuk membuat web dinamis. Bahasa pemrograman PHP

dirancang untuk dapat dimasukkan dalam HTML (embedded

script).

 Security system yang cukup tinggi.

 Waktu eksekusi yang lebih cepat dibandingkan dengan bahasa

pemrograman web lainnya yang berorientasi pada serverside

scripting.

 Akses ke sistem database yang lebih fleksibel dan mudah,

seperti pada MySQL.

2.5.2 MySQL

MySQL merupakan software DBMS yang bersifat open source.

MySQL awalnya dibuat oleh perusahaan konsultan bernama TcX yang

berlokasi di Swedia. Saat ini pengembangan MySQL berada di bawah

55
naungan perusahaan MySQL AB. Fitur yang terdapat di dalam MySQL

adalah sebagai berikut:

 Multiplatform, dapat digunakan pada beberapa platform (Windows,

Linux, Unix, dll).

 Andal, cepat, dan mudah digunakan, dapat menangani database

yang besar dengan kecepatan tinggi, mendukung banyak fungsi

untuk mengakses database, dan sekaligus mudah untuk digunakan.

 Jaminan keamanan akses, dengan mendukung berbagai kriteria

pengaksesan, dimana dapat diatur agar hanya user tertentu yang

dapat mengakses data rahasia.

2.6 Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian (testing) perangkat lunak adalah sebuah proses yang

dijadikan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa

perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari

perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari

awal (Rizky, 2011).

Berkaitan dengan pengujian, Pressman (2002) menyebutkan bahwa

semua produk yang direkayasa dapat diuji dengan salah satu dari dua cara,

yaitu dengan cara melakukan pengujian terhadap masing-masing fungsi

apakah beroperasi sepenuhnya sesuai dengan tujuannya, dan cara satu lagi

yaitu dengan melakukan pengujian terhadap operasi internal apakah bekerja

sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

56
2.6.1 Blackbox Testing

Blackbox testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat

lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester

memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah kotak hitam yang

tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dilakukan proses testing di bagian

luar. Dengan testing ini, perangkat lunak hanya akan diuji apakah telah

memenuhi kebutuhan pengguna atau belum.

Pengujian dengan blackbox juga disebut sebagai pengujian

behavioral, yang berfokus pada kebutuhan fungsional software

(Pressman, 2010). Pengujian ini berupaya mencari kesalahan-kesalahan

yang terdapat pada fungsi-fungsi, antarmuka, struktur basis data, maupun

kesalahan tingkah laku.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini adalah

(Rizky, 2011):

1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki

kemampuan teknis di bidang pemrograman.

2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan

oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

Sedangkan kekurangan dari jenis testing ini adalah sebagai berikut:

1. Tester yang tidak harus memiliki pengetahuan mendalam terkait

program dapat menimbulkan masalah program di kemudian hari.

57
2. Meskipun telah diuji dalam fungsionalitasnya, perangkat lunak

tersebut belum tentu benar secara struktural karena tidak diperiksa

bagian dalamnya.

2.7 Model Persediaan

Model persediaan yang peneliti gunakan untuk mengembangkan sistem

ini adalah model persediaan EOQ (Economic Order Quantity), serta

menerapkan konsep safety stock dan ROP untuk melakukan manajemen

persediaan. Peneliti memilih model ini karena hasil pengumpulan data di

lapangan menunjukkan data yang sesuai dengan asumsi dan syarat dari

model tersebut seperti yang telah peneliti jabarkan dalam bab sebelumnya

yaitu sebagai berikut.

 Kebutuhan/permintaan barang diketahui.

 Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan diketahui.

 Barang yang dipesan diterima dalam satu kelompok (batch).

 Harga barang tetap dan tidak tergantung dari jumlah yang dibeli.

 Waktu tenggang diketahui.

2.8 Kajian Penelitian Sebelumnya

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan metode

waterfall dalam membuat rancang bangun sistem informasi terutama sistem

informasi inventory. Peneliti menggunakan metode waterfall karena metode

ini langkahnya mudah dilakukan serta menuntut penggunanya lebih fokus

dalam menyelesaikan setiap tahapan ada. Karena metode ini mengharuskan

58
setiap tahap selesai terlebih dahulu apabila ingin melanjutkan ke tahap

selanjutnya (Hermawan et al., 2016; Nawang et al., 2017).

Metode waterfall ini cocok digunakan untuk tugas akhir/skripsi yang

memiliki tujuan untuk membangun sebuah sistem dari awal yang

mengumpulkan kebutuhan sistem yang akan dibangun sesuai dengan topik

penelitian yang dipilih sampai dengan produk tersebut diuji, sedangkan

metode lain seperti metode Prototype lebih cocok untuk sistem atau

perangkat lunak yang bersifat customize, artinya software yang diciptakan

berdasarkan permintaan dan kebutuhan (bahkan situasi atau kondisi)

tertentu dan sesuai untuk tugas akhir/skripsi yang memiliki tujuan untuk

mengimplementasikan sebuah metode atau algoritma tertentu pada suatu

kasus (Susanto & Andriana, 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Rohayati (2014), Maulana & Bunyamin

(2015), Ariska & Jazman (2016), Hermawan et al. (2016), Nawang et al.

(2017), Astuti & Subhiyakto (2017), Solihin & Nusa (2017), Subhiyakto &

Safina (2017), Christian & Ariani (2018), dan Hadnyanawati, H (2005)

mengambil fokus penelitian pada pembuatan sistem informasi inventory

(persediaan) barang dan dengan menggunakan metode waterfall.

Latar belakang beberapa penelitian tersebut karena pengolahan data

persediaan barang masih pada masing-masing objek penelitian masih

dilakukan secara manual dan dirasa sangat tidak efektif serta memiliki

kekurangan seperti kesalahan pencatatan. Dari penelitian tersebut diketahui

59
pula bahwa penelitian tersebut menggunakan metode waterfall dalam

membangun sistem informasi inventory.

Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa dengan adanya sistem

informasi inventory memberikan berbagai manfaat dalam pengolahan data

inventory menjadi lebih efektif dan efisien guna meningkatkan kinerja

perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Sari, D. P., Putra, S. J., & Rustamaji,

E (2014), serta penelitian oleh Putra, S. J., Syahroni, M., Sari, D. P., &

Gunawan, M. N (2018) bertujuan untuk membuat sebuah sistem monitoring

proyek yang dapat bermanfaat dalam memonitor alur informasi dari proyek

tertentu yang sedang dikerjakan.

Metode waterfall juga dapat digunakan untuk membangun sistem

informasi lain selain sistem informasi inventory. Contohnya adalah pada

penelitian yang dilakukan Haryanti & Irianto (2011) yang menggunakan

metode waterfall untuk membangun suatu sistem e-commerce penjualan

produk pakaian berbasis web. Lalu penelitian yang dilakukan oleh

Ramadhan & Utomo (2014) untuk membuat aplikasi mobile yang dapat

mempermudah mahasiswa untuk mendapatkan jadwal perkuliahan terbaru

di STMIK ProVisi Semarang. Penelitian Putra, S. J. (2009), untuk

membangun Sistem Informasi Manajemen.

Penelitian Safitri & Supriyadi (2015) juga menggunakan waterfall

untuk merancang sistem informasi Praktek Kerja Lapangan pada STT

Telkom Purwekerto. Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh

60
Irnawati (2017) yang bertujuan membuat aplikasi terkomputerisasi yang

dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ditimbulkan karena

proses manual seperti kesalahan dalam pencatatan, lambatnya pengolahan

data transaksi simpan pinjam. Terakhir adalah penelitian Larasati &

Masripah (2017) untuk merancang sistem informasi pengolahan data

informasi Pembelian, pada PT. GRC Mandiri Jaya Sejati. Dari beberapa

penelitian tersebut mayoritas menggunakan metode waterfall karena

kelebihan dari metode tersebut. Oleh karena itu peneliti menggunakan

metode waterfall dalam penelitian ini.

61
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Metode yang peneliti lakukan dalam mengumpulkan data untuk

penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.1.1 Observasi/pengamatan

Dalam metode observasi, peneliti mendatangi tempat penelitian

peneliti dan melakukan pengamatan terhadap proses yang sedang terjadi

untuk mengumpulkan data dan informasi yang peneliti butuhkan guna

menyusun rancangan sistem baru.

Pengamatan dilakukan pada:

 Tempat: Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah

 Waktu: Bulan Mei 2018

Setelah melakukan pengamatan, peneliti berhasil mendapatkan

informasi sebagai berikut:

a. Jumlah laboratorium yang ada di PLT UIN Syarif Hidayatullah.

b. Jumlah persediaan BHP yang ada di PLT UIN Syarif Hidayatullah.

c. Masalah terkait pemesanan, pengelolaan, hingga pelaporan terkait

persediaan BHP.

62
3.1.2 Wawancara

Peneliti melakukan kegiatan wawancara kepada pihak yang

berwenang terkait persediaan BHP di PLT, di antaranya adalah, kepala

PLT, para koordinator bidang, serta laboran masing-masing

laboratorium. Wawancara dilakukan pada waktu yang beragam. Berikut

adalah pertanyaan yang peneliti ajukan kepada para narasumber.

1. Bagaimana alur dalam proses pengelolaan BHP?

2. Bagaimana cara menentukan jumlah barang yang akan dipesan?

3. Setiap berapa lama periode pemesanan barang dilakukan?

4. Apakah barang yang dipesan datang sekaligus atau berangsur-

angsur?

5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dari barang dipesan hingga

barang datang?

6. Ketika barang datang, bagaimana pengelolaannya?

7. Siapa saja yang menggunakan barang persediaan?

8. Ketika barang dikeluarkan, bagaimana alurnya?

Selain mengajukan pertanyaan di atas, peneliti juga mengajukan

permohonan kepada narasumber untuk memberikan data terkait biaya

yang dikeluarkan untuk melakukan pengadaan serta daftar seluruh BHP

yang dilakukan pengadaan.

3.1.3 Studi Pustaka dan Literatur

Peneliti mengumpulkan beberapa buku-buku yang berkaitan dengan

sistem informasi inventory untuk kemudian dipelajari demi memberikan

63
landasan kepada peneliti untuk membangun sistem yang bersangkutan.

Beberapa buku yang dimaksud, sebagai berikut:

1. Manajemen Produksi dan Operasi oleh Sofjan Assauri tahun 2008.

2. Sistem Teknologi Informasi Edisi Kedua oleh Jogiyanto Hartono

tahun 2005.

3. Manajemen Operasi Edisi Ketiga oleh Eddy Herjanto tahun 2008.

Selain beberapa buku tersebut, peneliti juga melakukan studi

literatur terhadap hasil penelitian dari peneliti lain dalam bentuk skripsi.

Berikut adalah skripsi yang peneliti gunakan sebagai bahan studi

literatur:

1. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Inventory

(Studi Kasus: CV. Barbeku Yasmin Sarana Bahagia) oleh Edy

Setiawan tahun 2014.

2. Rancang Bangun Sistem Informasi Inventory Berbasis Web pada PT.

Serpong Media Utama oleh Arif Al-Kahfi tahun 2014.

3. Rancang Bangun Sistem Informasi Persediaan Bahan Peledak

Berbasis Web (Studi Kasus: PT Energi Mega Persada Tbk) oleh Eghi

Lukman Nurhakim tahun 2014.

Selain melalui buku dan penelitian sebelumnya dalam bentuk

skripsi, peneliti juga melakukan studi literatur dari jurnal-jurnal yang

berkaitan dengan rancang bangun sistem informasi inventory dengan

menggunakan metode waterfall. Hasil studi literatur tersebut dapat

dilihat pada tabel 3.1

64
Tabel 3. 1 Literatur Sejenis
No Peneliti (Tahun) Judul Tujuan Hasil
1. Rani Susanto & Anna Perbandingan Model  Membandingkan model  Model pengembangan Waterfall
Dara Andriana (2016) Waterfall dan waterfall dengan model cocok digunakan untuk tugas
Prototyping Untuk prototype akhir/skripsi yang memiliki tujuan
Pengembangan Sistem untuk membangun sebuah sistem
Informasi dari awal yang mengumpulkan
kebutuhan sistem yang akan
dibangun sesuai dengan topik
penelitian yang dipilih sampai
dengan produk tersebut diuji.
 Model pengembangan Prototype
lebih cocok untuk sistem atau
perangkat lunak yang bersifat
customize, artinya software yang
diciptakan berdasarkan
permintaan dan kebutuhan
(bahkan situasi atau kondisi)
tertentu dan sesuai untuk tugas
akhir/skripsi yang memiliki tujuan
untuk mengimplementasikan
sebuah metode atau algoritma
tertentu pada suatu kasus.
2. Ade Christian & Rancang Bangun  Membuat sebuah sistem  Mempermudah sales, supervisor
Fattya Ariani (2018) Sistem Informasi informasi peminjaman dan admin untuk melakukan
Peminjaman Perangkat perangkat demo Video pendataan terhadap peminjaman
Demo Video serta pengembalian barang.

65
Conference Berbasis Conference pada PT. Aliansi
Web Dengan Metode Sakti
Waterfall  Memudahkan melakukan
pendataan perangkat demo
yang saat ini masih dilakukan
secara manual
3. Samuel Indra Rancang Bangun  Membangun sistem informasi  Mempermudah dalam pencatatan
Hermawan, Qorinta Sistem Informasi persediaan barang pada Toko stok barang yang ada.
Shinta, & Migunani Persediaan Barang Cahaya Baru Semarang  Memudahkan pembuatan laporan
(2016) Pada Toko Cahaya  Membantu pihak manajemen persediaan barang.
Baru Semarang dalam mengetahui persediaan
barang
4. Margareta Nawang, Rancang Bangun  Mengembangkan sistem yang  Mempermudah segala aktifitas
Laela Kurniawati, & Sistem Informasi ada pada PT. Sakura Yasa operasional perusahaan.
Dudi Duta (2017) Pengolahan Data Prima dengan merancang  Meminimalisir kesalahan-
Persediaan Barang sistem persediaan barang yang kesalahan yang terjadi pada saat
Berbasis Desktop terkomputerisasi menggunakan sistem manual.
Dengan Model  Membuat informasi yang
Waterfall dihasilkan cepat, tepat dan
akurat
5. Yani Parti Astuti & Pengembangan Sistem  Membangun sebuah sistem  Membantu dan meningkatkan
Egia Rosi Subhiyakto Informasi Dengan informasi pengarsipan data kinerja di Kantor Pelayanan Pajak
(2017) Metode Waterfall wajib pajak dalam bentuk Pratama Kudus.
Untuk Pengarsipan digital.
Data Wajib Pajak  Metode penelitian Waterfall
6.. Hilari Larasati & Siti Analisa dan  Merancang sistem informasi  Dihasilkan sebuah rancangan
Masripah (2017) Perancangan Sistem pengolahan data informasi sistem aplikasi yang berbasis
Informasi Pembelian

66
GRC Dengan Metode Pembelian, pada PT. GRC komputer dan menggunakan
Waterfall Mandiri Jaya Sejati MySql sebagai databasenya.
 Metode penelitian Waterfall
7. Sri Haryanti & Tri Rancang Bangun  Membangun suatu sistem e-  Mempermudah proses transaksi
Irianto (2011) Sistem Informasi E- commerce yaitu sistem pembelian produk yang
Commerce Untuk informasi penjualan produk diproduksi oleh Omah Mode
Usaha Fashion (Studi pakaian berbasis web. Kudus
Kasus: Omah Mode
Kudus)
8. S. Thya Safitri & Didi Rancang Bangun  Merancang sistem informasi  Mampu menampilkan informasi
Supriyadi (2015) Sistem Informasi Praktek Kerja Lapangan untuk dan data yang dibutuhkan dalam
Praktek Kerja membantu penyelesaian kegiatan PKL dengan tepat dan
Lapangan Berbasis beberapa kendala yang baik.
Web dengan Metode dihadapi oleh pihak-pihak
Waterfall terkait pelaksanaan PKL pada
STT Telkom Purwekerto.
 Penelitian menggunakan
metode Waterfall
9.. Oky Irnawati (2017) Metode Waterfall pada  Membuat aplikasi  Memudahkan dalam pencarian
Sistem Informasi terkomputerisasi yang dapat kembali data-data transaksi
Koperasi Simpan mengatasi kesalahan dalam simpanan, pinjaman dan angsuran
Pinjam pencatatan, lambatnya yang sudah ada sebelumnya
pengolahan data transaksi
simpan pinjam.
 Metode penelitian
menggunakan metode
Waterfall

67
10.. Taufik Ramadhan & Rancang Bangun  Membuat aplikasi mobile yang  Mempermudah mahasiswa untuk
Victor G. Utomo Aplikasi Mobile Untuk dapat mempermudah mendapatkan jadwal perkuliahan
(2014) Notifikasi Jadwal mahasiswa untuk mendapatkan terbaru di STMIK ProVisi
Kuliah Berbasis jadwal perkuliahan terbaru di Semarang.
Android STMIK ProVisi Semarang.
11 Mita Rohayati (2014) Membangun Sistem Membangun sistem informasi  Dengan adanya penerapan sistem
Informasi Monitoring monitoring data inventory di Vio informasi monitoring data
Data Inventory di Vio Hotel Indonesia untuk: inventory di Vio Hotel Indonesia
Hotel Indonesia 1. Memudahkan Koordinator dapat mencapai tujuan yang ingin
Engineering dalam pengolahan dicapai dalam penelitian ini.
data inventory dan pencatatan
data barang dipinjam
2. Menghindari kesalahan-
kesalahan dalam pencatatan
data barang yang dipinjam,
12. Hanhan Hanafiah Rancang Bangun  Membangun Aplikasi Sistem  Proses transaksi menjadi lebih
Solihin & Arvid Sistem Informasi Informasi Penjualan, efektif dan efisisen.
Almuron Fuja Nusa Penjualan, Pembelian Pembelian dan Persediaan
(2017) dan Persediaan Suku Suku Cadang pada Bengkel
Cadang Pada Bengkel Tiga Putra Motor Garut.
Tiga Putra Motor Garut
13. Egia Rosi Subhiyakto Rancang Bangun  Merancang dan membangun  Membantu dalam meningkatkan
& Nabila Safina Sistem Informasi sistem informasi inventaris di kinerja bagian IT pada kantor
(2017) Inventaris BPJS BPJS Ketenagakerjaan Cabang BPJS Ketenagakerjaan Cabang
Ketenagakerjaan Pekalongan Pekalongan
Cabang Pekalongan

68
14. Kiki Rizki Maulana & Rancang Bangun  Merancang Aplikasi Sistem  Proses pengolahan data
Bunyamin (2015) Aplikasi Sistem Informasi Penjualan dan Stok persediaan barang dan penjualan
Informasi Penjualan Barang di Toko Widari Garut dapat dilakukan dengan cepat,
dan Stok Barang di akurat, tepat dan lebih baik.
Toko Widari Garut
15. Jery Ariska & M. Rancang Bangun  Membangun sistem informasi  Mempermudah petugas dalam
Jazman (2016) Sistem Informasi manajemen aset sekolah pada administrasi data aset secara
Manajemen Aset MAN 2 Model Pekanbaru detail, pencarian data aset,
Sekolah Menggunakan pelaporan aset dan monitoring aset
Teknik Labelling QR secara keseluruhan.
Code
16. Sari, D. P., Putra, S. J., The development of  Membuat sistem monitoring  Menghasilkan sistem yang dapat
& Rustamaji, E (2014) project monitoring proyek pada PT Tetapundi membantu manajer Sales
information system Prima Kelola. Department untuk memonitor
(Case study: PT  Membantu staff Sales progress project tertentu.
Tetapundi Prima Department membuat progress
Kelola) project untuk informasi
manajer Sales Department.
17. Putra, S. J., Syahroni, Project Monitoring  Merancang dan membangun  Meminimalisir kesalahan sistem
M., Sari, D. P., & System for Material sistem monitoring proyek. manajemen.
Gunawan, M. N Circulation  Mencatat aliran barang keluar  Mempercepat waktu monitoring
(2018) dan masuk dalam warehouse. project.
 Memberikan informasi sirkulasi
barang yang tepat.
 Meminimalisir terjadinya
kecurangan.
18. Hadnyanawati, H Sistem Informasi  Menganalisis dengan  Sistem informasi persediaan
(2005) Persediaan Bahan pendekatan ABC. bahan habis pakai untuk

69
Habis Pakai Untuk  Menggunakan etode FEFO dan pengendalian bahan praktikum di
Pengendalian Bahan FIFO. Fakultas Kedokteran Gigi
Praktikum Fakultas  Mengembangkan sistem Universitas Jember
Kedokteran Gigi informasi berbasis komputer.  Membantu untuk pengendalian
Universitas Jember bahan praktikum
19. Putra, S. J. (2009) Development of  Mengembangkan aplikasi  Memungkinkan manajemen
Accounting Sistem Informasi Manajemen tingkat atas untuk memonitor alur
Information System on informasi
state owned property:  Membantu pengambilan
case study at Regional keputusan
Office of Directorate  Optimalisasi dan meningkatkan
General of Treasury, efektifitas kerja.
province of Lampung-
Indonesia

70
3.2 Metode Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan sistem informasi inventory BHP ini, peneliti

menggunakan metode pengembangan SDLC (System Development Live

Cycle) atau siklus hidup pengembangan sistem. Model yang peneliti

gunakan adalah model waterfall dikarenakan bentuk dari model tersebut

yang mengizinkan peneliti untuk menyelesaikan satu tahap pengembangan

sebelum lanjut ke tahap selanjutnya. Hal ini memudahkan peneliti

melakukan pengembangan sistem dikarenakan batasan peneliti yang lebih

familiar dengan model tersebut serta kurang memenuhinya persyaratan dari

model lainnya, prototype yang membutuhkan waktu panjang serta

komunikasi yang terus menerus dengan pengguna dan RAD yang

membutuhkan tim pengembang untuk mengerjakan berbagai komponen

sistem. Meskipun dalam model waterfall terdapat 5 tahap, namun peneliti

membatasi penelitian peneliti hingga 4 tahap, yaitu sebagai berikut.

3.2.1 Analisis Penelitian

Dalam tahap ini, peneliti melakukan berbagai analisis antara lain

analisis proses berjalan, analisis PIECES (Performance Information

Economic Control Efficiency Service), dan analisis sistem usulan dari

data-data yang telah dikumpulkan melalui berbagai metode yang telah

dijelaskan di atas. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing tahap

analisis penelitian:

71
3.2.1.1 Analisis Proses Berjalan

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses

pengelolaan persediaan bahan habis pakai (BHP) yang berjalan

saat ini. Dari mulai BHP datang, pencatatan BHP ke dalam kartu

BHP, pencatatan BHP yang keluar sampai dengan pembuatan

laporan stok BHP yang akan diteruskan kepada kepala PLT. Tahap

ini dapat dijadikan acuan dalam membuat sistem usulan yang

sesuai dengan kondisi dari PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ilustrasi sistem yang berjalan saat ini menggunakan rich picture

yang dapat dilihat pada gambar 4.1.

3.2.1.2 Analisis PIECES

Tahap ini bertujuan untuk melakukan analisis dari 6 aspek

yaitu performance (kinerja), information (nilai informasi),

economic (nilai ekonomis), control (pengendalian), efficiency

(efisiensi), dan service (pelayanan) dari sistem yang berjalan saat

ini. Dari analisis PIECES ini didapatkan kekurangan dari sistem

yang berjalan saat ini berdasarkan 6 aspek tersebut.

3.2.1.3 Analisis Sistem Usulan

Tahap ini bertujuan untuk memberikan gambaran usulan

sistem baru yang akan diterapkan di PLT UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta untuk memperbaiki kinerja sistem yang berjalan saat ini.

Gambaran sistem usulan ini menggunakan rich picture yang dapat

dilihat pada gambar 4.3.

72
3.2.2 Desain Sistem

Tahapan ini adalah tahapan dimana peneliti membuat desain proses,

desain database, dan desain interface berdasarkan hasil dari tahapan

analisis penelitian sebelumnya. Berikut ini adalah penjelasan masing-

masing tahap desain sistem

3.2.2.1 Desain Proses

Tahap ini terdiri dari pembuatan use case diagram dan

pembuatan activity diagram. Penjelasan masing-masing tahap

dapat dilihat di bawah ini

3.2.2.1.1 Use Case Diagram

Diagram ini merupakan dasar dalam pembuatan diagram

lainnya dalam UML karena diagram ini menggambarkan

garis besar apa yang dapat dilakukan oleh sistem. Tahapan

yang penulis lakukan dalam pembuatan diagram ini antara

lain: melakukan identifikasi aktor, identifikasi use case,

pembuatan use case diagram, dan pembuatan narasi use case.

3.2.2.1.2 Activity Diagram

Setelah membuat use case diagram, tahap selanjutnya

adalah pembuatan activity diagram yang bertujuan untuk

memberikan gambaran aktifitas yang dapat dilakukan oleh

sistem dalam mengolah masukkan yang diberikkan oleh user

sistem tersebut.

73
3.2.2.2 Desain Database

Setelah desain proses selesai dilakukan, tahap selanjutnya

adalah membuat desain database yang terdiri dari class diagram,

sequence diagram, component diagram, deployment diagram,

skema database, dan spesifikasi database. Dalam tahapan ini,

peneliti menggunakan tools diagram UML, dan menggunakan

software Microsoft Office Visio 2013, dan Astah Professional

Tools untuk menggambarkan diagram tersebut. Penjelasan masing-

masing tahapan dapat dilihat di bawah ini:

3.2.2.2.1 Class Diagram

Langkah pertama yang dilakukan dalam perancangan

class diagram adalah membuat objek potensial yang

selanjutnya akan diterjemahkan ke dalam desain class

diagram sebagai struktur objek sistem. Dari hasil objek

potensial kemudian didapatkan daftar objek yang diusulkan

menjadi class di dalam sistem informasi inventory ini. Tahap

terakhir adalah membuat class diagram dari objek yang

diusulkan tersebut.

3.2.2.2.2 Sequence Diagram

Tahap selanjutnya setelah membuat class diagram

adalah membuat sequence diagram yang bertujuan

memberikan gambaran lebih jelas terhadap masukkan yang

74
diberikan ke sistem serta respon dari sistem yang akan

dirancang.

3.2.2.2.3 Component Diagram

Tahap selanjutnya setelah merancang sequence diagram

adalah merancang component diagram yang bertujuan untuk

memberikan gambaran kepada pengguna sistem, komponen

atau bagian apa saja yang termasuk di dalam sistem informasi

inventory BHP ini.

3.2.2.2.4 Deployment Diagram

Deployment diagram ini bertujuan untuk menampilkan

rancangan fisik jaringan yang terdapat komponen-komponen

apa saja yang terlibat dalam jaringan. Diagram ini bertujuan

untuk membuat user memahami rancangan fisik dari sistem

informasi inventory ini.

3.2.2.2.5 Skema Database

Tahap ini merupakan tahap untuk membuat rancangan

database dari sistem informasi inventory BHP pada PLT

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rancangan database ini

dijadikan acuan dalam membuat database di MySQL serta

dapat dijadikan acuan ketika tahap pengkodean sistem.

3.2.2.2.6 Spesifikasi Database

Tahap ini bertujuan untuk menggambarkan spesifikasi

database yang telah dibuat pada tahap skema database.

75
Spesifikasi database ini memuat informasi berupa nama

tabel, tipe tabel, primary key, dan foreign key. Selain

informasi tersebut, pada tabel spesifikasi database ini juga

memuat informasi berupa nama field, tipe data, ukuran data,

serta keterangan dari tiap field yang digunakan.

3.2.2.3 Desain Interface

Tahap terakhir dari desain sistem adalah membuat desain

interface. Desain interface ini berguna sebagai pedoman bagi

peneliti ketika melakukan pengkodean sistem. Tahap ini hanya

terdiri dari pembuatan struktur menu yang penjelasannya dapat

dilihat di bawah ini

3.2.2.3.1 Pembuatan Struktur Menu

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam desain

sistem. Tahap ini bertujuan untuk memberikan gambaran

interface dari tiap menu yang ada pada sistem informasi

inventory BHP pada PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2.3 Pengkodean Sistem

Pada tahapan ini, peneliti menerapkan semua hasil dari tahapan

perancangan sebelumnya ke dalam kode program sistem usulan yang

dibuat. Peneliti membuat sistem dengan menggunakan bahasa

pemrograman PHP dengan framework Laravel 5.3 serta MySQL untuk

database.

76
3.2.4 Pengujian Sistem

Ini adalah tahapan akhir dalam penelitian peneliti, dimana hasil

tahap sebelumnya, yaitu sebuah sistem usulan yang telah selsai akan

peneliti lakukan testing, dengan teknik blackbox testing untuk mengetes

apakah sistem tersebut dapat berjalan dengan semestinya yang dilihat

dari sisi kinerjanya, apakah sesuai dengan tujuan yang dirumuskan saat

tahapan sebelumnya.

3.3 Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Pada tahap ini peneliti melakukan pembahasan dari hasil tahap-tahap

yang sudah dilakukan sebelumnya. Mulai dari pembahasan mengenai tahap

analisis penelitian (analisis proses berjalan, analisis PIECES, dan analisis

sistem usulan), desain sistem (desain proses, desain database, dan desain

interface), tahap pengkodean sistem, dan tahap pengujian sistem yang

menggunakan black box testing.

77
3.4 Kerangka Berpikir Penelitian

Gambar 3.1 adalah kerangka berpikir yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini

Gambar 3. 1. Kerangka Berpikir Penelitian

78
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

4.1.1 Profil PLT UIN Syarif Hidayatullah

Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah didirikan pada tahun 2003 sejalan dengan dibukanya

Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sebagaimana diketahui, proses belajar dan mengajar di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dilaksanakan berdasarkan kurikulum berbasis

kompetensi. Oleh karena itu, PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

disiapkan untuk menyelenggarakan praktikum, sehingga selain dibekali

pengetahuan teori di bangku kuliah, setiap mahasiswa juga dibekali

keterampilan praktik, sehingga dapat dihasilkan sarjana yang mumpuni

secara akademis dan mempunyai keterampilan yang kompetitif dan

profesional.

Saat ini, PLT UIN Syarif Hidayatullah tidak saja melayani

praktikum FST UIN Syarif Hidayatullah, namun juga berbagai fakultas

lain yang memerlukan, seperti Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK) UIN Syarif Hidayatullah. Sesuai dengan pertumbuhan

kemampuan PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kegiatan penelitian

dan pengembangan (R&D) serta kegiatan inovasi teknologi juga sedang

79
digiatkan. Pelayanan analisis bahan dengan menggunakan berbagai

instrument, seperti: High Performance Liquid Chromatography (HPLC),

Gas Chromatography (GC), Atomic Absorption Spectroscopy (AAS),

Fourier-Transform Infrared (FITR) Spectroscopy, X-Ray Diffraction

(XRD), GC dengan Mass Spectrometer (GC-MS) dan Ultraviolet-Visible

(UV-VIS) Spektrophotometer sudah dilaksanakan dan saat ini sedang

dirintis sebagai laboratorium terakreditasi.

4.1.2 Visi dan Misi PLT UIN Syarif Hidayatullah

Visi dari PLT UIN Syarif Hiyatullah sebagai lembaga penyedia jasa

adalah sebagai berikut:

“Menjadi Pusat Laboratorium yang Berkualitas, Produktif, dan

Terpercaya untuk Mendukung Tridharma Perguruan Tinggi yang

Berbasis Research di Tingkat Nasional dan Internasional.”

Untuk mencapai visi tersebut, PLT UIN Syarif Hidayatullah

mempunyai misi sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas untuk

menghasilkan lulusan yang berkompeten dalam bidang sains dan

teknologi.

2. Menyediakan sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian dan

pengembangan sains dan teknologi.

3. Mendukung kegiatan pengabdian masyarakat dalam penerapan sains

dan teknologi.

80
4.1.3 Struktur Organisasi PLT UIN Syarif Hidayatullah

Kepala PLT

Staf Administrasi

Koorbid Pendidikan dan Koorbid Pendidikan dan


Koorbid Penelitian & Koorbid Pengujian dan
Pengajaran IPA & Pengajaran Komputer &
Pengembangan Pengabdian Masyarakat
Argibisnis Matematika

Laboran Bengkel
Laboran Kimia Laboran Lingkungan Laboran TI & SI
Mekanik

Laboran Biologi Laboran Pangan Laboran Matematika

Laboran Fisika Laboran XRD

Laboran Agribisnis

Gambar 4. 1. Struktur Organisasi PLT UIN Syarif Hidayatullah

Dilihat dari segi struktural, seperti yang terdapat pada gambar 4.1,

PLT UIN Syarif Hidayatullah dipimpin oleh seorang kepala PLT yang

dibantu oleh seorang staf administrasi (sekretaris). Kepala PLT

membawahi empat orang koordinator bidang (koorbid), yaitu koorbid

pendidikan dan pengajaran IPA & Agribisnis, koorbid penelitian dan

pengembangan, koorbid pengujian dan pengabdian masyarakat, serta

koorbid pendidikan dan pengajaran komputer & matematika. Masing-

81
masing koorbid membawahi laboran dari setiap laboratorium yang

berjumlah total sebanyak 23 orang.

4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dalam PLT UIN Syarif

Hidayatullah

4.1.4.1 Kepala PLT

Di bawah ini merupakan tugas pokok dan fungsi dari kepala

PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

a. Memimpin kepala bidang laboratorium dalam melaksanakan

koordinasi kegiatan praktikum, pengujian dan pelatihan.

b. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas di lingkungan PLT.

c. Menetapkan rencana kerja.

d. Menyusun Rencana Bisnis Anggaran PLT.

e. Memonitor dan evaluasi kegiatan pengujian di lab pengujian.

f. Menggerakkan dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan

administrasi di lingkungan PLT.

g. Memberikan masukan kepada pimpinan fakultas (Dekan dan

Pembantu Dekan) dalam rangka penyiapan konsep dan

langkah kebijakan di PLT.

h. Melakukan konsultasi dengan atasan atau pimpinan fakultas

terkait dengan pelaksanaan tugas PLT.

i. Menjalin koordinasi kerja dengan Program Studi satuan kerja

lain di lingkungan fakultas.

82
j. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas

kepala PLT kepada pimpinan fakultas secara periodik.

4.1.4.2 Staf Administrasi PLT

Di bawah ini merupakan tugas pokok dan fungsi dari staf

administrasi PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

a. Mengagendakan kegiatan kepala PLT.

b. Menerima dan mencatat surat-surat yang ditujukan kepada

kepala PLT.

c. Menerima, menata, dan mengarsipkan dokumen kepala PLT.

d. Menerima dan melayani dosen/mahasiswa yang memerlukan

pelayanan administrasi sehubungan dengan kegiatan

praktikum, pengujian, dan atau penelitian.

e. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh kepala PLT.

4.1.4.3 Koordinator Bidang PLT

Di bawah ini merupakan tugas pokok dan fungsi dari

coordinator bidang PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

a. Memimpin bidang laboratorium terkait agar kegiatan

praktikum, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

dapat terlaksana sebagaimana yang direncanakan dan

ditetapkan.

b. Menyiapkan dan merencanakan pelaksanaan kegiatan

praktikum di laboratorium bidang masing-masing.

83
c. Melakukan koordinasi langsung dengan ketua prodi terkait

mengenai jadwal praktikum di seluruh fakultas yang

menggunakan PLT sebagai tempat praktikum laboratorium.

d. Melaporkan dan bertanggung jawab penuh terhadap

kelancaran praktikum di masing-masing bidang kepada kepala

PLT.

e. Melaksanakan perintah kepala PLT berkaitan dengan

kelancaran kegiatan praktikum di lingkungan PLT.

f. Bertanggung jawab atas kedisiplinan kinerja laboran.

g. Mengetahui mahasiswa yang layak untuk mengikuti

praktikum.

h. Bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban di masing-

masing bidang laboratorium.

i. Menyesuaikan dan mengevaluasi jadwal praktikum dari data

masing-masing prodi pada data yang sudah ada di PLT yang

sudah disepakati oleh kedua belah pihak.

j. Mendata pembimbing praktikum dari data yang diajukan oleh

ketua prodi.

k. Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan di laboratorium

masing-masing bidang untuk disampaikan kepada atasan agar

mengetahui perkembangannya.

84
4.1.4.4 Laboran

Di bawah ini merupakan tugas pokok dan fungsi dari laboran

PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

a. Menyiapkan kebutuhan alat dan bahan yang digunakan untuk

praktikum, pelatihan dan penelitian di bidang masing-masing.

b. Merancang kegiatan praktikum di laboratorium.

c. Mengoperasikan peralatan dan penggunaan bahan.

d. Memelihara/merawat peralatan dan bahan.

e. Mengevaluasi sistem kerja di laboratorium.

f. Mengembangkan kegiatan laboratorium.

g. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan.

h. Menghimpun data-data kegiatan.

i. Mengadakan evaluasi kinerja laboratorium akademik,

bengkel, dan laboratorium pengujian.

j. Menyerahkan laporan bulanan kepada atasan.

k. Mengadakan koordinasi dengan kepala bidang.

4.1.5 Sarana dan Prasarana PLT UIN Syarif Hidayatullah

PLT memiliki gedung berlantai enam yang dibangun di atas tanah

dengan luas 700 m2 dengan total ruangan laboratorium sebanyak 32

buah. Setiap lantai memiliki enam sampai delapan ruang laboratorium

yang digunakan sesuai dengan peruntukannya. Pembagian ruangan di

tiap lantai adalah sebagai berikut:

 Lantai 1:

85
 Workshop

 Management Office

 Food

 Environment

 Lantai 2:

 Basic Physics

 Material Physics

 Advanced Physics

 Electronics & Instrumentation

 Geophysic

 Lantai 3:

 Physics Chemistry

 Organic Chemistry

 Analytic Chemistry

 In-organic Chemistry

 Lantai 4:

 Physiology

 Microbiology

 Basic Biology

 Ecology

 Lantai 5:

 Computer Networking

 CNAP

86
 Hardware Competency Center

 Mathematics Studio

 Computation & Simulation

 Electronics Workshop

 Digital & Microprocessor

 Computer Application

 Lantai 6:

 Telecommunication

 Broadcasting Studio

 Basic Electronics, Measurement & Energy Conversion

 GPS & GIS

 IT Research & Development

 ICT Office

 Programming & Database

 Computer Multimedia

87
4.2 Analisis Penelitian

4.2.1 Analisis Proses yang Berjalan

Gambar 4. 2. Rich Picture Proses Berjalan di PLT

Gambar 4.2 merupakan rich picture dari proses yang berjalan saat ini

di PLT dalam hal pengelolaan BHP. Proses pengelolaan BHP dimulai

dari saat BHP datang, yang terjadi dalam periode 1 tahun sekali, dengan

waktu tenggang dari saat pemesanan dilakukan hingga barang datang

rata-rata 5 bulan. Ketika BHP datang, setiap laboran didampingi koorbid

masing-masing akan menerima BHP tersebut dan kemudian mencatat

jumlahnya ke dalam kartu BHP.

Saat penggunaan BHP, setiap pengguna yang datang ke PLT akan

meminta BHP yang dibutuhkan kepada laboran, lalu setelah BHP

88
diberikan, laboran akan mencatat jumlah yang dikeluarkan ke dalam

kartu BHP.

Untuk memberikan laporan stok BHP yang ada di dalam PLT, tiap

koorbid akan memberikan form laporan stok BHP dalam format Ms.

Excel kepada para laboran di tiap laboratorium. Kemudian laboran akan

melihat kembali pencatatan dalam kartu BHP untuk setiap BHP yang

ada, dan memindahkan datanya ke dalam form laporan BHP. Setelah

selesai diisi, laporan stok BHP akan dikembalikan kepada koorbid untuk

selanjutnya diteruskan kepada kepala PLT sebagai bahan penentuan

keputusan.

4.2.2 Analisis PIECES (Performance Information Economic Control

Efficiency Service)

Berikut adalah tabel 4.1 yang menjabarkan hasil analisis PIECES

yang penulis lakukan terhadap proses yang berjalan di dalam PLT UIN

Syarif Hidayatullah. Analisis PIECES mencakup performance (kinerja),

information (nilai informasi), economic (nilai ekonomis), control

(pengendalian), efficiency (efisiensi), dan service (pelayanan)

Tabel 4. 1. Tabel Analisis PIECES

Indikator Kekurangan Proses Berjalan


Performance  Kepala PLT kesulitan memonitor keadaan stok BHP
secara real time.
 Kepala PLT kesulitan membuat keputusan terkait
persediaan BHP.
Information Terdapat kendala data stok BHP yang ada tersebar di dalam
tiap kartu BHP, sehingga sulit mengumpulkan dan
melaporkan informasi dari laboran kepada kepala PLT ketika
dibutuhkan.

89
Economic  Penggunaan kartu BHP dengan material kertas untuk
setiap stok BHP membutuhkan material sebanyak BHP
yang ada, sehingga menambah pengeluaran.
 Akibat pengelolaan yang kurang, terdapat kondisi dimana
BHP overstock maupun stockout yang menyebabkan
kerugian karena pengeluaran yang tidak bermanfaat.
Control Kepala PLT tidak dapat langsung memonitor kondisi stok
BHP.
Efficiency Membutuhkan waktu yang lama, untuk menyatukan
informasi stok dari kartu BHP dan memindahkannya ke
dalam form laporannya.
Service Dikarenakan kurangnya kontrol akan informasi stok BHP,
pelayanan PLT terhadap penggunanya tidak optimal, karena
terkendala masalah stockout maupun overstock.

4.2.3 Analisis Sistem Usulan

Gambar 4. 3. Rich Picture Sistem Usulan

Di dalam sistem usulan seperti yang tergambar dalam gambar 4.3,

menerapkan konsep dari safety stock dan reorder point untuk mengatasi

masalah stockout yang terdapat dalam sistem berjalan. Selain itu juga

90
menerapkan konsep persediaan dengan model EOQ untuk mengatasi

masalah overstock yang ada. Untuk mengatasi masalah kesulitan maupun

keterlambatan dalam penyampaian laporan kepada eksekutif, sistem

usulan ini menggunakan sistem penjadwalan untuk membuat laporannya

secara otomatis oleh sistem sesuai periode yang ditentukan oleh eksekutif

PLT.

Proses yang dilakukan pertama kali adalah membuat master data

yang dibutuhkan untuk berjalannya sistem. Proses pengisian master data

dilakukan oleh admin melalui proses kelola pengguna, bidang, lab, BHP,

dan kelola stok.

Setelah master data tersedia, aplikasi dapat digunakan. Prosesnya

yaitu dari prodi yang menginput kebutuhan pemakaian, lalu aplikasi akan

membuat purchase order yang dapat diunduh. Lalu saat BHP datang dan

sampai ke tangan laboran, laboran akan memasukkan kuantitas transaksi

BHP yang masuk ke dalam aplikasi sistem informasi inventory. Ketika

datang pengguna yang membutuhkan BHP, pengguna akan meminta

kepada laboran, setelah BHP diberikan kepada pengguna, lalu laboran

akan kembali mencatat kuantitas transaksi BHP yang keluar ke dalam

aplikasi. Setelah data transaksi dimasukkan, laboran dapat melakukan

kelola terhadap data tersebut, seperti proses ubah maupun hapus.

Dengan telah dimasukkannya data-data transaksi BHP, laboran,

koorbid, dan prodi dapat melihat kondisi kuantitas stok BHP terkini

sebagai acuan untuk melakukan kegiatan laboratorium. Sedangkan

91
kepala PLT juga dapat melihat kondisi kuantitas stok BHP terkini sebagai

bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan.

Ketika tiba waktu untuk pembuatan laporan setiap akhir periode,

sistem dapat membuat laporan berdasarkan range tanggal yang

dimasukkan oleh user berdasarkan kondisi stok BHP dan data transaksi

yang telah dimasukkan. Lalu laporan tersebut dapat diunduh jika

diperlukan untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan lanjutan dalam

pengambilan keputusan.

4.3 Desain Sistem

4.3.1 Desain Proses

4.3.1.1 Use Case Diagram

A. Identifikasi Aktor

Tabel 4.2 berisi tentang penjabaran dari identifikasi aktor

yang terdapat dalam sistem informasi inventory bahan habis pakai.

Tabel 4. 2. Tabel Identifikasi Aktor

No. Aktor Deskripsi


1. Admin Admin menggunakan aplikasi ini untuk:
 Mengelola master data, yang terdiri dari data
bidang, data lab, data pengguna, data stok dan
data BHP.
 Mengelola transaksi order datang, transaksi
keluar, serta kebutuhan pemakaian.
 Mengubah data profilnya.
2. Kepala PLT Kepala PLT menggunakan aplikasi ini untuk:
 Melakukan validasi data.
 Mengunduh laporan.
 Mengubah data profilnya.
3. Koorbid Koorbid menggunakan aplikasi ini untuk:
 Melakukan verifikasi data.
 Mengunduh laporan.

92
 Mengubah data profilnya.
4. Laboran Laboran menggunakan aplikasi ini untuk:
 Menginput orderan datang.
 Menginput transaksi keluar.
 Mengunduh laporan.
 Mengubah data profilnya.
5. Prodi Prodi menggunakan aplikasi ini untuk:
 Menginput kebutuhan pemakaian.
 Mengubah data profilnya.

B. Identifikasi Use Case

Penjabaran dari identifikasi terkait use case dari sistem

usulan dapat dilihat di dalam tabel 4.3.

Tabel 4. 3. Tabel Identifikasi Use Case

No. Nama Use Case Deskripsi Aktor


1. Kelola Pengguna Menggambarkan kegiatan aktor Admin
dalam mengelola data-data
pengguna, seperti melihat daftar
pengguna, menambah pengguna
baru, melihat detail pengguna,
mengubah level pengguna, dan
menghapus pengguna.
2. Login Menggambarkan kegiatan aktor Semua aktor
dalam memasukkan email dan
password untuk dapat masuk ke
dalam sistem.
3. Logout Menggambarkan kegiatan aktor Semua aktor
untuk keluar dari sistem.
4. Ubah Profil Menggambarkan kegiatan aktor Semua aktor
untuk melakukan perubahan
terhadap data profil masing-
masing.
5. Kelola BHP Menggambarkan kegiatan aktor Admin
dalam mengelola data-data BHP,
seperti melihat daftar BHP,
menambah BHP baru, melihat
detail BHP, termasuk riwayat
harga BHP, mengubah data
BHP, dan menghapus BHP.
6. Kelola Bidang Menggambarkan kegiatan aktor Admin
dalam mengelola data-data
bidang, seperti melihat daftar

93
bidang, menambah bidang baru,
melihat detail bidang, mengubah
data bidang, dan menghapus
bidang.
7. Kelola Lab Menggambarkan kegiatan aktor Admin
dalam mengelola data-data lab,
seperti melihat daftar lab,
menambah lab baru, melihat
detail lab, mengubah data lab,
dan menghapus lab.
8. Kelola Stok Menggambarkan kegiatan aktor Admin
dalam mengelola data-data stok,
seperti melihat daftar stok,
menambah stok baru, melihat
detail stok.
9. Menginput Menggambarkan kegiatan aktor Admin, Prodi
Kebutuhan untuk menginput data-data
Pemakaian terkait kebutuhan pemakaian
BHP.
10. Menginput Orderan Menggambarkan kegiatan aktor Admin,
Datang dalam menginput data hasil Laboran
orderan datang.
11. Menginput Menggambarkan kegiatan aktor Admin,
Transaksi Keluar untuk menginput data terkait Laboran
transaksi keluar BHP.
12. Verifikasi Data Menggambarkan kegiatan aktor Admin,
untuk memberikan verifikasi Koorbid
terkait data yang diinput oleh
aktor prodi dan laboran.
13. Validasi Data Menggambarkan kegiatan aktor Admin, Kepala
untuk memberikan validasi PLT
terkait data yang telah
diverifikasi oleh aktor koorbid
dan data yang diinput oleh aktor
admin.
14. Mengunduh Menggambarkan kegiatan aktor Admin, Kepala
Laporan untuk mengunduh laporan PLT, Koorbid,
transaksi BHP. Laboran
C. Diagram Use Case

Desain use case dari sistem usulan dapat dilihat pada

gambar 4.4 berikut.

94
Gambar 4. 4. Diagram Use Case

D. Narasi Use Case

Berikut adalah tabel-tabel yang menjelaskan secara detail

terkait narasi use case dari sistem usulan, dimulai dari tabel 4.4.

hingga tabel 4.17.

1. Narasi Use Case Kelola Pengguna

Tabel 4. 4. Tabel Narasi Use Case Kelola Pengguna

Nama Use Kelola Pengguna


Case

95
No. Use Case 01
Aktor Admin
Deskripsi Menggambarkan kegiatan aktor dalam mengelola data-data
pengguna, seperti melihat daftar pengguna, menambah
pengguna baru, melihat detail pengguna, mengubah level
pengguna, dan menghapus pengguna.
Kondisi Awal -
Aliran Utama Kegiatan Aktor Respon Sistem
1. Mengklik tombol “Tambah
Pengguna Baru” 2. Menampilkan form
pengguna baru
3. Mengisi form pengguna
baru
4. Mengklik “Simpan” 5. Melakukan validasi
6. Menyimpan perubahan ke
basis data
Aliran Alt Langkah 6: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
Alternatif pesan error di tiap field yang tidak lolos validasi. Kembali ke
langkah 3.

Alt Langkah 4: Aktor mengklik “Reset”


Alt Langkah 5: Sistem mereset isian di dalam form. Kembali
ke langkah 3

Alt Langkah 1a: Aktor mengklik tombol “Detail”


Alt Langkah 2a: Sistem menampilkan detail data pengguna
dari basis data. Selesai

Alt Langkah 1b: Aktor mengklik tombol “Ubah”


Alt Langkah 2b: Sistem menampilkan form ubah data
pengguna
Alt Langkah 3b: Aktor melakukan perubahan terhadap data
pengguna. Kembali ke langkah 4
Alt Langkah 6b: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
pesan error di tiap field yang tidak lolos validasi. Kembali ke
langkah 3b

Alt Langkah 1c: Aktor mengklik tombol “Hapus”


Alt Langkah 2c: Sistem menampilkan dialog, “Anda Yakin
Ingin Menghapus Data?”
Alt Langkah 3c: Aktor mengklik “OK”. Kembali ke langkah
6
Alt Langkah 3c.1: Aktor mengklik “Cancel”
Alt Langkah 4c.1: Sistem menutup dialog. Menampilkan
halaman kelola pengguna.

96
Kesimpulan Aktor telah melakukan kelola data pengguna.
Kondisi Akhir -Login
-Ubah Profil
2. Narasi Use Case Login

Tabel 4. 5. Tabel Narasi Use Case Login

Nama Use Login


Case
No. Use Case 02
Aktor Semua Aktor

Deskripsi Menggambarkan kegiatan aktor dalam memasukkan email dan


password untuk dapat masuk ke dalam sistem.
Kondisi Awal Kelola Pengguna
Aliran Utama Kegiatan Aktor Respon Sistem
1. Memasukkan email dan
password ke dalam form
Login
2. Mengklik tombol “Login”
3. Melakukan validasi
4. Menampilkan halaman
beranda
Aliran Alt Langkah 4: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
Alternatif notifikasi "Email atau password yang anda masukkan salah”.
Kembali ke langkah 1
Kesimpulan Aktor telah berhasil masuk ke dalam sistem.
Kondisi Akhir -Logout
-Aktor ada di dalam sistem
3. Narasi Use Case Logout

Tabel 4. 6. Tabel Narasi Use Case Logout

Nama Use Logout


Case
No. Use Case 03
Aktor Semua Aktor

Deskripsi Menggambarkan kegiatan aktor untuk keluar dari sistem.

Kondisi Awal Login


Aliran Utama Kegiatan Aktor Respon Sistem
1. Mengklik tombol “Logout”

97
2. Menampilkan halaman
Login
Aliran -
Alternatif
Kesimpulan Aktor telah mengakhiri sesi dan keluar dari sistem.
Kondisi Akhir -
4. Narasi Use Case Ubah Profil

Tabel 4. 7. Tabel Narasi Use Case Ubah Profil

Nama Use Ubah Profil


Case
No. Use Case 04
Aktor Semua Aktor
Deskripsi Menggambarkan kegiatan aktor untuk melakukan perubahan
terhadap data profil masing-masing.
Kondisi Awal Login
Aliran Utama Kegiatan Aktor Respon Sistem
1. Melakukan perubahan data
dalam form ubah data
pengguna
2. Mengklik tombol “Simpan”

3. Melakukan validasi data


4. Menyimpan perubahan ke
basis data
Aliran Alt Langkah 4: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
Alternatif pesan error di tiap field yang tidak lolos validasi. Kembali ke
langkah 1
Kesimpulan Aktor telah merubah data profilnya.
Kondisi Akhir -

5. Narasi Use Case Kelola BHP

Tabel 4. 8. Tabel Narasi Use Case Kelola BHP

Nama Use Kelola BHP


Case
No. Use Case 05
Aktor Admin
Deskripsi Menggambarkan kegiatan aktor dalam mengelola data-data
BHP, seperti melihat daftar BHP, menambah BHP baru,
melihat detail BHP, termasuk riwayat harga BHP, mengubah
data BHP, dan menghapus BHP.

98
Kondisi Awal Login
Aliran Utama Kegiatan Aktor Respon Sistem
1. Mengklik tombol
“Tambah BHP Baru” 2. Menampilkan form BHP
baru
3. Mengisi form BHP baru
4. Mengklik “Simpan”
5. Melakukan validasi
6. Menyimpan perubahan ke
basis data
Aliran Alt Langkah 6: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
Alternatif pesan error di tiap field yang tidak lolos validasi. Kembali ke
langkah 3.

Alt Langkah 4: Aktor mengklik “Reset”


Alt Langkah 5: Sistem mereset isian di dalam form. Kembali
ke langkah 3

Alt Langkah 1a: Aktor mengklik tombol “Detail”


Alt Langkah 2a: Sistem menampilkan detail data BHP dari
basis data. Selesai

Alt Langkah 1b: Aktor mengklik tombol “Ubah”


Alt Langkah 2b: Sistem menampilkan form ubah data BHP
Alt Langkah 3b: Aktor melakukan perubahan terhadap data-
data BHP. Kembali ke langkah 4
Alt Langkah 6b: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
pesan error di tiap field yang tidak lolos validasi. Kembali ke
langkah 3b

Alt Langkah 1c: Aktor mengklik tombol “Hapus”


Alt Langkah 2c: Sistem menampilkan dialog, “Anda Yakin
Ingin Menghapus Data?”
Alt Langkah 3c: Aktor mengklik “OK”. Kembali ke langkah
6
Alt Langkah 3c.1: Aktor mengklik “Cancel”
Alt Langkah 4c.1: Sistem menutup dialog. Menampilkan
halaman kelola BHP.
Kesimpulan Aktor telah melakukan kelola data BHP.
Kondisi Akhir -Kelola Stok

99
6. Narasi Use Case Kelola Bidang

Tabel 4. 9. Tabel Narasi Use Case Kelola Bidang

Nama Use Kelola Bidang


Case
No. Use Case 06
Aktor Admin
Deskripsi Menggambarkan kegiatan aktor dalam mengelola data-data
bidang, seperti melihat daftar bidang, menambah bidang baru,
melihat detail bidang, mengubah data bidang, dan menghapus
bidang.
Kondisi Awal Login
Aliran Utama Kegiatan Aktor Respon Sistem
1. Mengklik tombol
“Tambah Bidang Baru”
2. Menampilkan form bidang
3. Mengisi form bidang baru baru
4. Mengklik “Simpan”

5. Melakukan validasi
6. Menyimpan perubahan ke
basis data”
Aliran Alt Langkah 6: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
Alternatif pesan error di tiap field yang tidak lolos validasi. Kembali ke
langkah 3.

Alt Langkah 4: Aktor mengklik “Reset”


Alt Langkah 5: Sistem mereset isian di dalam form. Kembali
ke langkah 3

Alt Langkah 1a: Aktor mengklik tombol “Detail”


Alt Langkah 2a: Sistem menampilkan detail data bidang
dari basis data. Selesai

Alt Langkah 1b: Aktor mengklik tombol “Ubah”


Alt Langkah 2b: Sistem menampilkan form ubah data
bidang
Alt Langkah 3b: Aktor melakukan perubahan terhadap data-
data bidang. Kembali ke langkah 4
Alt Langkah 6b: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
pesan error di tiap field yang tidak lolos validasi. Kembali ke
langkah 3b

Alt Langkah 1c: Aktor mengklik tombol “Hapus”

100
Alt Langkah 2c: Sistem menampilkan dialog, “Anda Yakin
Ingin Menghapus Data?”
Alt Langkah 3c: Aktor mengklik “OK”. Kembali ke langkah
6
Alt Langkah 3c.1: Aktor mengklik “Cancel”
Alt Langkah 4c.1: Sistem menutup dialog. Menampilkan
halaman kelola bidang
Kesimpulan Aktor telah melakukan kelola data bidang.
Kondisi Akhir -Kelola Lab
-Kelola Bidang

7. Narasi Use Case Kelola Lab

Tabel 4. 10. Tabel Narasi Use Case Kelola Lab

Nama Use Kelola Lab


Case
No. Use Case 07
Aktor Admin
Deskripsi Menggambarkan kegiatan aktor dalam mengelola data-data
lab, seperti melihat daftar lab, menambah lab baru, melihat
detail lab, mengubah data lab, dan menghapus lab.
Kondisi Awal 1. Login
2. Kelola Bidang
Aliran Utama Kegiatan Aktor Respon Sistem
1. Mengklik tombol
“Tambah Lab Baru” 2. Menampilkan form lab baru

3. Mengisi form lab baru


4. Mengklik “Simpan” 5. Melakukan validasi
6. Menyimpan perubahan ke
basis data
Aliran Alt Langkah 6: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
Alternatif pesan error di tiap field yang tidak lolos validasi. Kembali ke
langkah 3.

Alt Langkah 4d: Aktor mengklik “Reset”


Alt Langkah 5d: Sistem mereset isian di dalam form.
Kembali ke langkah 3

Alt Langkah 1a: Aktor mengklik tombol “Detail”


Alt Langkah 2a: Sistem menampilkan detail data lab dari
basis data. Selesai

Alt Langkah 1b: Aktor mengklik tombol “Ubah”

101
Alt Langkah 2b: Sistem menampilkan form ubah data lab
Alt Langkah 3b: Aktor melakukan perubahan terhadap data-
data lab. Kembali ke langkah 4
Alt Langkah 6b: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
pesan error di tiap field yang tidak lolos validasi. Kembali ke
langkah 3b

Alt Langkah 1c: Aktor mengklik tombol “Hapus”


Alt Langkah 2c: Sistem menampilkan dialog, “Anda Yakin
Ingin Menghapus Data?”
Alt Langkah 3c: Aktor mengklik “OK”. Kembali ke langkah
6
Alt Langkah 3c.1: Aktor mengklik “Cancel”
Alt Langkah 4c.1: Sistem menutup dialog. Menampilkan
halaman kelola lab
Kesimpulan Aktor telah melakukan kelola data lab.
Kondisi Akhir -

8. Narasi Use Case Kelola Stok

Tabel 4. 11. Tabel Narasi Use Case Kelola Stok

Nama Use Kelola Stok


Case
No. Use Case 08
Aktor Admin
Deskripsi Menggambarkan kegiatan aktor dalam mengelola data-data
stok, seperti melihat daftar stok, menambah stok baru, melihat
detail stok, dan menghapus stok.
Kondisi Awal 1. Login
2. Kelola BHP
3. Kelola Bidang
Aliran Utama Kegiatan Aktor Respon Sistem
1. Mengklik tombol
“Tambah Stok Baru” 2. Menampilkan form stok
baru
3. Mengisi form stok baru
4. Mengklik “Simpan”

5. Melakukan validasi
6. Menyimpan perubahan ke
basis data
Aliran Alt Langkah 6: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
Alternatif pesan error di tiap field yang tidak lolos validasi. Kembali ke
langkah 3.

102
Alt Langkah 4: Aktor mengklik “Reset”
Alt Langkah 5: Sistem mereset isian di dalam form. Kembali
ke langkah 3

Alt Langkah 1a: Aktor mengklik tombol “Detail”


Alt Langkah 2a: Sistem menampilkan detail data stok dari
basis data. Selesai

Alt Langkah 1b: Aktor mengklik tombol “Hapus”


Alt Langkah 2b: Sistem menampilkan dialog, “Anda Yakin
Ingin Menghapus Data?”
Alt Langkah 3b: Aktor mengklik “OK”. Kembali ke
langkah 6
Alt Langkah 3b.1: Aktor mengklik “Cancel”
Alt Langkah 4b.1: Sistem menutup dialog. Menampilkan
halaman kelola stok
Kesimpulan Aktor telah melakukan kelola data stok.
Kondisi Akhir -Menginput Kebutuhan Pemakaian
-Menginput Pemeriksaan Barang Datang
-Menginput Transaksi Keluar

9. Narasi Use Case Menginput Kebutuhan Pemakaian

Tabel 4. 12. Tabel Narasi Use Case Menginput Kebutuhan Pemakaian

Nama Use Menginput Kebutuhan Pemakaian


Case
No. Use Case 09
Aktor Admin, Prodi
Deskripsi Menggambarkan kegiatan aktor untuk menginput data-data
terkait kebutuhan pemakaian BHP.
Kondisi Awal 1. Login
2. Kelola Stok
Aliran Utama Kegiatan Aktor Respon Sistem
1. Mengisi form kebutuhan
pemakaian baru
2. Mengklik “Simpan”
3. Melakukan validasi
4. Menampilkan alert
“Terdapat data yang
perlu diverifikasi” pada
beranda aktor Koorbid
5. Membuat usulan
pengadaan

103
Aliran Alt Langkah 4: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
Alternatif pesan error di tiap field yang tidak lolos validasi. Kembali ke
langkah 1
Alt Langkah 2a: Aktor mengklik “Reset”
Alt Langkah 3a: Sistem mereset isian di dalam form.
Kembali ke langkah 1
Kesimpulan Aktor telah menginput kebutuhan pemakaian baru.
Kondisi Akhir -Verifikasi Data

10. Narasi Use Case Menginput Order Datang

Tabel 4. 13. Tabel Narasi Use Case Menginput Order Datang

Nama Use Menginput Order Datang


Case
No. Use Case 10
Aktor Admin, Laboran
Deskripsi Menggambarkan kegiatan aktor dalam menginput data hasil
pemeriksaan barang datang.
Kondisi Awal 1. Login
2. Kelola Stok
Aliran Utama Kegiatan Aktor Respon Sistem
1. Mengisi form order
datang
2. Mengklik “Simpan” 3. Melakukan validasi
4. Menampilkan alert “Terdapat
data yang perlu diverifikasi”
pada beranda aktor Koorbid
Aliran Alt Langkah 4: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
Alternatif pesan error di tiap field yang tidak lolos validasi. Kembali ke
langkah 1

Alt Langkah 2b: Aktor mengklik “Reset”


Alt Langkah 3b: Sistem mereset isian di dalam form.
Kembali ke langkah 1
Kesimpulan Aktor telah menginput data hasil pemeriksaan barang datang.
Kondisi Akhir -Verifikasi Data
-Mengunduh Laporan

11. Narasi Use Case Menginput Transaksi Keluar

Tabel 4. 14. Tabel Narasi Use Case Menginput Transaksi Keluar

Nama Use Menginput Transaksi Keluar


Case

104
No. Use Case 11
Aktor Admin, Laboran
Deskripsi Menggambarkan kegiatan aktor untuk menginput data terkait
transaksi keluar BHP.
Kondisi Awal 1. Login
2. Kelola Stok
Aliran Utama Kegiatan Aktor Respon Sistem
1. Mengisi form transaksi
keluar
2. Mengklik “Simpan” 3. Melakukan validasi
4. Menghitung jumlah safety
stock (z x 𝛼), dengan z = 1,28 dan
(𝑥−𝑥𝑟𝑎𝑡)2
𝛼 = √Σ 𝑛
, dimana x adalah
jumlah pemakaian, xrat adalah
jumlah pemakaian rata-rata, dan n
adalah jumlah hari
5. Menghitung jumlah economic
2𝑒𝑏
order quantity (√ 𝑐 ), dimana e
adalah biaya pemesanan, b adalah
jumlah penggunaan per periode,
dan c adalah biaya penyimpanan
per periode
6. Menghitung jumlah reorder
point (𝑥̅ 𝑇 + 𝑠𝑠), dimana 𝑥̅ adalah
rata-rata pemakaian per bulan, T
adalah waktu tenggang, dan ss
adalah safety stok
7. Menampilkan alert “Terdapat
data yang perlu diverifikasi” pada
beranda aktor Koorbid
Aliran Alt Langkah 4: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
Alternatif pesan error di tiap field yang tidak lolos validasi. Kembali ke
langkah 1

Alt Langkah 2b: Aktor mengklik “Reset”


Alt Langkah 3b: Sistem mereset isian di dalam form.
Kembali ke langkah 1
Kesimpulan Aktor telah menginput data transaksi keluar.
Kondisi Akhir -Verifikasi Data
-Mengunduh Laporan

105
12. Narasi Use Case Verifikasi Data

Tabel 4. 15. Tabel Narasi Use Case Verifikasi Data

Nama Use Verifikasi Data


Case
No. Use Case 12
Aktor Admin, Koorbid
Deskripsi Menggambarkan kegiatan aktor untuk memberikan verifikasi
terkait data yang diinput oleh aktor prodi dan laboran.
Kondisi Awal 1. Login
2. Menginput Kebutuhan Pemakaian
3. Menginput Pemeriksaan Barang Datang
4. Menginput Transaksi Keluar
Aliran Utama Kegiatan Aktor Respon Sistem
1. Mengklik tombol
“Verifikasi” 2. Menampilkan dialog “Anda
Yakin Verifikasi Data?”

3. Mengklik “OK” 4. Menampilkan alert


“Terdapat data yang perlu
divalidasi” pada beranda aktor
Kepala PLT
5. Disable tombol
“Verifikasi” dan “Tolak”
Aliran Alt Langkah 3: Aktor mengklik “Cancel”
Alternatif Alt Langkah 4: Sistem menutup dialog. Kembali ke langkah
1

Alt Langkah 1a: Aktor mengklik “Tolak”


Alt Langkah 2a: Sistem menampilkan dialog “Anda Yakin
Tolak Data?”
Alt Langkah 3a: Aktor mengklik “OK”
Alt Langkah 4a: Kembali ke langkah 5

Alt Langkah 3a.1: Aktor mengklik “Cancel”


Alt Langkah 4a.1: Sistem menutup dialog. Kembali ke
langkah 1a
Kesimpulan Aktor telah memberikan verifikasi atas data yang
membutuhkan.
Kondisi Akhir Validasi Data

106
13. Narasi Use Case Validasi Data

Tabel 4. 16. Tabel Narasi Use Case Validasi Data

Nama Use Validasi Data


Case
No. Use Case 13
Aktor Admin, Kepala PLT
Deskripsi Menggambarkan kegiatan aktor untuk memberikan validasi
terkait data yang telah diverifikasi oleh aktor koorbid dan aktor
prodi.
Kondisi Awal 1. Login
2. Verifikasi Data
Aliran Utama Kegiatan Aktor Respon Sistem
1. Mengklik tombol “Validasi”
2. Menampilkan dialog
“Anda Yakin Validasi
3. Mengklik “OK” Data?”

4. Menyimpan perubahan
ke basis data
5. Disable tombol
“Validasi” dan “Tolak”
Aliran Alt Langkah 3: Aktor mengklik “Cancel”
Alternatif Alt Langkah 4: Sistem menutup dialog. Kembali ke langkah
1

Alt Langkah 1a: Aktor mengklik “Tolak”


Alt Langkah 2a: Sistem menampilkan dialog “Anda Yakin
Tolak Data?”
Alt Langkah 3a: Aktor mengklik “OK”
Alt Langkah 4a: Kembali ke langkah 5

Alt Langkah 3a.1: Aktor mengklik “Cancel”


Alt Langkah 4a.1: Sistem menutup dialog. Kembali ke
langkah 1a
Kesimpulan Aktor telah memberikan validasi atas data yang memerlukan.
Kondisi Akhir -

14. Narasi Use Case Mengunduh Laporan

Tabel 4. 17. Tabel Narasi Use Case Mengunduh Laporan

Nama Use Mengunduh Laporan


Case
No. Use Case 14

107
Aktor Admin, Kepala PLT, Koorbid, Laboran
Deskripsi Menggambarkan kegiatan aktor untuk mengunduh laporan
BHP.
Kondisi Awal 1. Login
2. Menginput Order Datang
3. Menginput Transaksi Keluar
Aliran Utama Kegiatan Aktor Respon Sistem
1. Mengisi field “Dari
Tanggal” dan “Sampai
Tanggal”
2. Mengklik Tombol “GO”
3. Melakukan validasi
4. Menampilkan laporan
dengan parameter yang
dimasukkan
5. Mengklik tombol
“Download” 6. Mengunduh laporan BHP
Aliran Alt Langkah 4: Jika validasi gagal, sistem menampilkan
Alternatif pesan error di tiap field yang tidak lolos validasi. Kembali ke
langkah 1
Kesimpulan Aktor telah mengunduh laporan dari sistem.
Kondisi Akhir -

108
4.3.1.2 Activity Diagram

1. Activity Diagram Kelola Pengguna

Gambar 4. 5. Activity Diagram Kelola Pengguna

Aktifitas kelola pengguna seperti yang tergambar dalam

gambar 4.5 dapat dilakukan oleh aktor admin untuk menambah,

109
mengubah level pengguna, menghapus data, hingga melihat detail

data pengguna.

2. Activity Diagram Login

Gambar 4. 6. Activity Diagram Login

Pada gambar 4.6, dijelaskan proses yang dilakukan aktor

untuk dapat masuk ke dalam sistem. Sistem akan mengecek

kesesuaian email dan password yang dimasukkan aktor dengan data

yang terdapat di dalam basis data. Ketika datanya sesuai, maka

sistem akan menampilkan halaman utama aktor, namun jika tidak

sesuai, maka sistem akan menampilkan pesan “Email atau password

110
yang anda masukkan salah” dan kembali menampilkan halaman

Login.

3. Activity Diagram Logout

Gambar 4. 7. Activity Diagram Logout

Pada diagram dalam gambar 4.7, digambarkan proses aktor

untuk mengakhiri sesi dan keluar dari sistem dengan mengklik

tombol “Logout”, dan sistem akan menampilkan halaman Login.

111
4. Activity Diagram Ubah Profil

Gambar 4. 8. Activity Diagram Ubah Profil

Gambar 4.8 menggambarkan activity diagram yang

menunjukkan aktifitas yang dilakukan oleh aktor dan sistem untuk

melakukan ubah profil. Semua aktor yang telah terdaftar di dalam

sistem dapat melakukan aktifitas yang digambarkan oleh diagram

ini.

112
5. Activity Diagram Kelola BHP

Gambar 4. 9. Activity Diagram Kelola BHP

Gambar 4.9 di atas menggambarkan aktor admin dapat

melakukan aktifitas kelola BHP seperti menambah, mengubah,

menghapus, serta melihat detail data BHP sesuai dengan yang

digambarkan diagram di atas.

113
6. Activity Diagram Kelola Bidang

Gambar 4. 10. Activity Diagram Kelola Bidang

Gambar 4.10 di atas menjelaskan proses kelola bidang, dari

tambah, ubah, hingga hapus serta melihat detail dari data bidang.

Aktor yang dapat melakukan ini adalah admin.

114
7. Activity Diagram Kelola Lab

Gambar 4. 11. Activity Diagram Kelola Lab

Aktor admin dapat melakukan aktifitas kelola lab seperti

yang tergambar dalam gambar 4.11 di atas, seperti proses tambah

lab, proses ubah data, menghapus data, dan melihat detail data lab

itu.

115
8. Activity Diagram Kelola Stok

Gambar 4. 12. Activity Diagram Kelola Stok

Aktor laboran dapat melakukan aktifitas yang tergambar

dalam gambar 4.12 di atas untuk mengelola stok, seperti menambah,

melihat detail, serta menghapus data stok.

116
9. Activity Diagram Menginput Kebutuhan Pemakaian

Gambar 4. 13. Activity Diagram Menginput Kebutuhan Pemakaian

Pada gambar 4.13 di atas, aktor dapat menginput kebutuhan

pemakaian BHP yang diinginkan. Aktor yang berperan dalam

diagram di atas adalah prodi dan admin.

117
10. Activity Diagram Menginput Order Datang

Gambar 4. 14. Activity Diagram Menginput Pemeriksaan Barang Datang

Pada gambar 4.14 di atas, dijelaskan aktifitas yang dapat

dilakukan oleh aktor laboran untuk dapat menginput data hasil

pemeriksaan barang datang ke dalam sistem.

118
11. Activity Diagram Menginput Transaksi Keluar

Gambar 4. 15. Activity Diagram Menginput Transaksi Keluar

Dari gambar 4.15 di atas, dapat dijelaskan proses untuk

menginput data transaksi keluar oleh aktor laboran maupun admin.

119
12. Activity Diagram Verifikasi Data

Gambar 4. 16. Activity Diagram Verifikasi Data

Jika data yang memerlukan verifikasi telah tersedia, maka

aktor koorbid dapat melakukan aktifitas yang tergambar dalam

gambar 4.16 di atas untuk memberikan verifikasi atas data-data

tersebut.

120
13. Activity Diagram Validasi Data

Gambar 4. 17. Activity Diagram Validasi Data

Sesuai gambar 4.17 di atas, aktor kepala PLT dapat

memberikan validasi terhadap data yang telah diverifikasi oleh aktor

Koorbid.

121
14. Activity Diagram Mengunduh Laporan

Gambar 4. 18. Activity Diagram Mengunduh Laporan

Sesuai yang digambarkan dalam gambar 4.18 di atas, aktor

yaitu, admin, kepala PLT, koorbid, dan laboran dapat mengunduh

laporan dari dalam sistem.

122
4.3.2 Desain Database

4.3.2.1 Class Diagram

Dalam perancangan class diagram, langkah pertama yang

dilakukan adalah merancang objek potensial yang selanjutnya akan

diterjemahkan ke dalam desain class diagram sebagai struktur objek

sistem seperti yang tertuang dalam tabel 4.18 berikut.

Tabel 4. 18. Daftar Identifikasi Objek Potensial

No. Nama Objek Potensial Berpotens Alasan


i
1 login Ya Operasi
2 users Ya Objek user
3 admin Ya Aktor turunan users
4 kepala Ya Aktor turunan users
5 koorbid Ya Aktor turunan users
6 laboran Ya Aktor turunan users
7 prodi Ya Aktor turunan users
8 nip Tidak Atribut users
9 name Tidak Atribut users
10 email Tidak Atribut users
11 password Tidak Atribut users
12 alamat Tidak Atribut users
13 telepon Tidak Atribut users
14 foto Tidak Atribut users
15 level Ya Objek level
16 level Tidak Atribut level
17 bidang Ya Objek bidang
18 nama_bidang Tidak Atribut bidang
19 lab Ya Objek lab
20 nama_lab Tidak Atribut lab
21 tempat Ya Objek tempat
22 nama_tempat Tidak Atribut tempat
23 bhp Ya Objek bhp
24 nama_bhp Tidak Atribut bhp
25 spesifikasi Tidak Atribut bhp
26 satuan Tidak Atribut bhp
27 tahun Tidak Atribut bhp
28 harga Tidak Atribut bhp
29 stok Ya Objek stok

123
30 jumlah_stok Tidak Atribut stok
31 ss Tidak Atribut stok
32 rop Tidak Atribut stok
33 eoq Tidak Atribut stok
34 transaksi Ya Objek transaksi
35 tgl_transaksi Tidak Atribut transaksi
36 jml_transaksi Tidak Atribut transaksi
37 ket_transaksi Tidak Atribut transaksi
38 barang datang Ya Generalisasi transaksi
39 no_bukti Tidak Atribut barang datang
40 kadaluarsa Tidak Atribut barang datang
41 bukti Tidak Atribut barang datang
42 transaksi keluar Ya Generalisasi transaksi

Setelah menganalisis daftar identifikasi objek potensial

seperti dalam tabel di atas, maka selanjutnya didapatkan daftar objek

yang diusulkan seperti yang terdapat dalam tabel 4.19 berikut.

Tabel 4. 19. Daftar Objek yang Diusulkan

No Daftar objek potensial yang diusulkan


1 users
2 admin
3 kepala
4 koorbid
5 laboran
6 prodi
7 level
8 bidang
9 lab
10 bhp
11 stok
12 order datang
13 transaksi keluar

Berdasarkan usulan objek sebelumnya, maka dapat

digambarkan class diagram seperti dalam gambar 4.19 berikut.

124
Gambar 4. 19. Class Diagram

4.3.2.2 Maping Class Diagram

Setelah class diagram selesai, selanjutnya adalah melakukan

mapping class seperti yang terdapat dalam gambar 4.20 berikut.

125
Gambar 4. 20 Mapping Class Diagram
Dari gambar 4.20 terdapat class yang berubah dan terdapat

beberapa class tambahan, yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Tabel users merupakan generalisasi dari 5 tabel yaitu,

tabel admin, kepala, koorbid, laboran, dan prodi. Kelima

tabel tersebut memiliki atribut yang sama sehingga

disederhanakan menjadi tabel users.

2. Hubungan antara tabel users dengan tabel bidang dan

tabel lab adalah one or many to zero or one (1..* - 0..1),

sehingga menghasilkan tabel baru, yaitu tabel

bidang_users, dan tabel lab_users untuk menghindari

kosongnya atribut foreign key.

126
3. Di dalam tabel bhp terdapat atribut yang dapat berubah-

ubah setiap saat, yaitu harga dan kadaluarsa, sehingga

atribut tersebut dipecah ke dalam tabel baru d_bhp

dengan hubungan one to one or many (1 – 1..*).

4. Tabel transaksi dipecah menjadi dua, yaitu t_keluar yang

berhubungan one to zero or many (1 - 0..*) dengan tabel

users dan zero or many to one or many (0..* - 1..*)

dengan tabel stok. Tabel yang lainnya adalah tabel

o_datang yang dihubungkan dengan tabel tabel stok

melalui tabel b_datang yang masing-masing memiliki

hubungan one to one or many (1 – 1..*) dan one or many

to one (1..* - 1).

5. Terdapat tabel baru k_bhp yang memuat data kebutuhan

bhp yang memiliki hubungan one to one or many (1 –

1..*) dengan tabel users, dan dihubungkan dengan tabel

stok melalui tabel j_k_bhp yang masing-masing

memiliki hubungan one to tone or many (1 – 1..*) dan

one or many to one (1..* - 1).

127
4.3.2.3 Sequence Diagram

1. Sequence Diagram Login

Pada gambar 4.20, digambarkan hubungan antar class users

dan login, dimana class users menginput email dan password ke

class login, lalu akan dicek di dalam class login, yang akan

mengembalikan data apakah email dan password yang telah

dimasukkan valid.

Gambar 4. 21. Sequence Diagram Login

128
2. Sequence Diagram Users dan Level

Gambar 4. 22. Sequence Diagram Users dan Level

Pada gambar 4.21, digambarkan hubungan antar class users

dan level, dimana id_level yang ada pada class users akan diinput

ke dalam class level, lalu akan dicek di dalam class level yang

kemudian akan memberikan respons balik berupa data level kepada

class users.

129
3. Sequence Diagram Users dan Bidang

Gambar 4. 23. Sequence Diagram Users dan Bidang

Pada gambar 4.22 di atas, digambarkan hubungan antar class

users dan bidang, dimana id_bidang yang ada pada class users akan

diinput ke dalam class bidang, lalu akan dicek di dalam class bidang,

yang akan memberikan respons berupa data bidang.

130
4. Sequence Diagram Users, Lab, dan Bidang

Gambar 4. 24. Sequence Diagram Users, Lab, dan Bidang

Pada gambar 4.23 di atas, digambarkan hubungan antar class

users, lab, dan bidang, dimana id_lab yang ada pada class users akan

diinput ke dalam class lab, lalu bidang akan mendapatkan id_bidang

dari class lab, yang akan memberikan respons berupa data bidang

beserta data lab.

5. Sequence Diagram Stok dan Bidang

Pada gambar 4.24, digambarkan hubungan antar class stok

dan bidang, dimana id_bidang yang ada pada class stok akan diinput

ke dalam class bidang, yang akan memberikan respons berupa data

bidang.

131
Gambar 4. 25. Sequence Diagram Stok dan Bidang

6. Sequence Diagram Transaksi, Stok, dan BHP

Gambar 4. 26. Sequence Diagram Transaksi, Stok, dan BHP

132
Pada gambar 4.25, digambarkan hubungan antar class

transaksi, stok, dan BHP, dimana id_stok yang ada pada class

transaksi akan diinput ke dalam class stok, lalu bhp akan

mendapatkan id_bhp dari class stok, yang akan memberikan respons

berupa data bhp beserta data stok.

7. Sequence Diagram Transaksi dan Users

Gambar 4. 27. Sequence Diagram Transaksi dan Users

Pada gambar 4.26 di atas, digambarkan hubungan antar class

transaksi dan users, dimana id_users yang ada pada class transaksi

akan diinput ke dalam class users, lalu akan dicek di dalam class

users, yang akan memberikan respons berupa data users.

133
4.3.2.4 Component Diagram

Gambar 4. 28. Componenet Diagram

Berdasarkan gambar 4.27 diketahui bahwa:

1. Sistem Informasi Inventory Bahan Habis Pakai adalah

komponen utama yang dapat diakses melalui web

browser.

2. Level adalah komponen yang menyimpan data level, yang

terdiri dari level-level pengguna. Di dalamnya juga

terdapat komponen users.

3. Users adalah komponen yang menyimpan data-data

pengguna, yang berisi nip, name, email, password, alamat,

telepon, dan foto. Di dalamnya juga terdapat komponen

bidang dan lab.

4. Bidang adalah komponen yang menyimpan data bidang,

yang terdiri dari nama-nama bidang.

5. Lab adalah komponen yang menyimpan data lab, yang

berisi nama lab. Di dalamnya juga ada komponen bidang.

134
6. Stok adalah komponen yang menyimpan data-data stok,

yang berisi jumlah stok, ss, rop, dan jumlah eoq. Di

dalamnya juga terdapat komponen bhp dan komponen

bidang.

7. BHP adalah komponen yang menyimpan data-data BHP

seperti nama BHP, spesifikasi, satuan, tahun, dan harga.

8. Transaksi adalah komponen yang menyimpan data

transaksi, yang berisi tanggal, jumlah, dan keterangan

transaksi, nomor bukti serta bukti. Di dalamnya juga

terdapat komponen stok dan users.

4.3.2.5 Deployment Diagram

Gambar 4. 29. Deployment Diagram

Pada gambar 4.28 di atas, digambarkan perangkat yang

menyusun sistem informasi inventory bahan habis pakai yang

terdiri dari 3 perangkat, yaitu web browser yang digunakan sebagai

client, aplikasi sistem informasi inventory bahan habis pakai

135
sebagai penyedia aplikasinya, serta MySQL Server yang

digunakan sebagai database server.

4.3.2.6 Skema Database

Berikut adalah gambar dari skema database sistem informasi

inventory bahan habis pakai, seperti yang tergambar dalam gambar

4.29.

Gambar 4. 30. Skema Database

136
4.3.2.7 Spesifikasi Database

1. Nama Tabel: users

Tipe Tabel: Master

Primary key: id_users

Foreign key: id_lab

Tabel 4. 20. Spesifikasi Tabel users

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan


primary key users, diawali kode 2
untuk menandakan tabel users
id_users varchar 5
dilanjutkan dengan empat digit
urutan terdaftar
nip varchar 18 nip pengguna
name varchar 30 nama lengkap pengguna
email varchar 50 email yang didaftarkan
password pengguna, enkripsi
password varchar 60
dengan bcrypt
alamat varchar 100 alamat lengkap pengguna
telepon varchar 13 nomor telepon pengguna
foto pengguna yang disimpan
foto varchar 35
dengan kode timestamp + id_users
id_level varchar 5 foreign key

2. Nama Tabel: level

Tipe Tabel: Master

Primary key: id_level

Foreign key: -

Tabel 4. 21. Spesifikasi Tabel level

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan


primary key level, diawali kode 1
untuk menandakan tabel level
id_level varchar 5
dilanjutkan dengan empat digit
urutan terdaftar
level varchar 10 nama level terdaftar

137
3. Nama Tabel: lab

Tipe Tabel: Master

Primary key: id_lab

Foreign key: id_bidang

Tabel 4. 22. Spesifikasi Tabel lab

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan


primary key lab, diawali kode 3
untuk menandakan tabel lab
id_lab varchar 5
dilanjutkan dengan empat digit
urutan terdaftar
nama_lab varchar 15 nama laboratorium
id_bidang varchar 5 foreign key

4. Nama Tabel: lab_users

Tipe Tabel: Master

Primary key: id_users

Foreign key: id_lab

Tabel 4. 23. Spesifikasi Tabel lab_users

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan


foreign key, beserta primary key
id_users varchar 5
lab_users
id_lab varchar 5 foreign key

5. Nama Tabel: bidang

Tipe Tabel: Master

Primary key: id_bidang

Foreign key: -

Tabel 4. 24. Spesifikasi Tabel bidang

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

138
primary key bidang, diawali kode 4
untuk menandakan tabel bidang
id_bidang varchar 5
dilanjutkan dengan empat digit
urutan terdaftar
nama_bidang varchar 50 nama bidang

6. Nama Tabel: bidang_users

Tipe Tabel: Master

Primary key: id_users

Foreign key: id_bidang

Tabel 4. 25. Spesifikasi Tabel bidang_users

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan


foreign key, beserta primary key
id_users varchar 5
bidang_users
id_bidang varchar 5 foreign key

7. Nama Tabel: bhp

Tipe Tabel: Master

Primary key: id_bhp

Foreign key: -

Tabel 4. 26. Spesifikasi Tabel bhp

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan


primary key bhp, diawali kode 5
untuk menandakan tabel bhp
id_bhp varchar 5
dilanjutkan dengan empat digit
urutan terdaftar
nama_bhp varchar 15 nama dari bhp
spesifikasi varchar 10 spesifikasi dari bhp
satuan varchar 5 satuan dari bhp

8. Nama Tabel: d_bhp

Tipe Tabel: Transaksi

Primary key: (id_bhp, tahun)

139
Foreign key: id_bhp

Tabel 4. 27. Spesifikasi Tabel d_bhp

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan


foreign key, serta primary key d_bhp
id_bhp varchar 5 bersama dengan tahun (format:
id_bhp, tahun)
primary key bersama id_bhp
tahun date
(format: id_bhp, tahun)
harga mediumint 8 harga bhp
kadaluarsa date tanggal kadaluarsa bhp

9. Nama Tabel: stok

Tipe Tabel: Transaksi

Primary key: (id_bhp, id_bidang)

Foreign key: id_bhp, id_bidang

Tabel 4. 28. Spesifikasi Tabel stok

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan


foreign key, serta primary key stok
id_bhp varchar 5 bersama dengan id_bidang (format
id_bhp, id_bidang)
foreign key, serta primary key stok
id_bidang varchar 5 bersama dengan id_bhp (format
id_bhp, id_bidang)
jumlah_stok decimal 9,4 kuantitas stok
kuantitas safety stock, rumus: 𝑆 =
ss decimal 9,4
𝑍𝛼
titik saat dianjurkannya untuk
rop decimal 9,4 melakukan pemesanan kembali,
rumus: 𝑅 = 𝑀𝑇 + 𝑆
kuantitas yang dianjurkan saat
eoq decimal 9,4 pemesanan kembali, rumus: 𝑄 =
2𝑆𝐷
√𝐻
status stok, dimana 0 berarti
menunggu verifikasi, 1 berarti
status_stok enum
menunggu validasi, 2 berarti telah
divalidasi, dan 3 berarti ditolak

140
10. Nama Tabel: k_bhp

Tipe Tabel: Transaksi

Primary key: id_k_bhp

Foreign key: id_users

Tabel 4. 29. Spesifikasi Tabel k_bhp

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan


primary key bhp, diawali kode 6
untuk menandakan tabel k_bhp
id_k_bhp varchar 5
dilanjutkan dengan empat digit
urutan terdaftar
id_users varchar 5 foreign key
status k_bhp, dimana 0 berarti
menunggu verifikasi, 1 berarti
status_k_bhp enum 8
menunggu validasi, 2 berarti telah
divalidasi, dan 3 berarti ditolak

11. Nama Tabel: j_k_bhp

Tipe Tabel: Transaksi

Primary key: (id_k_bhp, id_bhp)

Foreign key: id_k_bhp, id_bhp

Tabel 4. 30. Spesifikasi Tabel j_k_bhp

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan


foreign key, serta primary key
id_k_bhp varchar 5 j_k_bhp bersama dengan id_bhp
(format id_k_bhp, id_bhp)
foreign key, serta primary key
id_bhp varchar 5 j_k_bhp bersama dengan id_k_bhp
(format id_k_bhp, id_bhp)
jml_k_bhp decimal 9,4 jumlah bhp yang dimaksud

12. Nama Tabel: o_datang

Tipe Tabel: Transaksi

Primary key: no_bukti

141
Foreign key: id_users

Tabel 4. 31. Spesifikasi Tabel o_datang

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan


primary key o_datang, berisi nomor
no_bukti varchar 15
bukti
tgl_o_datang date tanggal order datang
ket_b_datang varchar 50 keterangan opsional order datang
bukti order datang yang disimpan
bukti varchar 21
dengan kode timestamp + no_bukti
status o_datang, dimana 0 berarti
menunggu verifikasi, 1 berarti
status_o_datang enum
menunggu validasi, 2 berarti telah
divalidasi, dan 3 berarti ditolak
id_users varchar 5 foreign key

13. Nama Tabel: b_datang

Tipe Tabel: Transaksi

Primary key: (no_bukti, id_bhp, id_bidang)

Foreign key: no_bukti, id_bhp, id_bidang

Tabel 4. 32. Spesifikasi Tabel b_datang

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan


foreign key, serta primary key
b_datang bersama dengan id_bhp
no_bukti varchar 15
dan id_bidang (format: no_bukti,
id_bhp, id_bidang)
foreign key, serta primary key
b_datang bersama dengan no_bukti
id_bhp varchar 5
dan id_bidang (format: no_bukti,
id_bhp, id_bidang)
foreign key, serta primary key
b_datang bersama dengan no_bukti
id_bidang varchar 5
dan id_bhp (format: no_bukti,
id_bhp, id_bidang)
jml_b_datang decimal 9,4 kuantitas barang datang

142
14. Nama Tabel: t_keluar

Tipe Tabel: Transaksi

Primary key: id_t_keluar

Foreign key: id_bhp, id_bidang, id_users

Tabel 4. 33. Spesifikasi Tabel t_keluar

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan


primary key t_keluar, diawali kode
7 untuk menandakan tabel t_keluar
id_t_keluar varchar 15
dilanjutkan dengan empat digit
urutan terdaftar
tgl_t_keluar date tanggal transaksi keluar
jml_t_keluar decimal 9,4 kuantitas transaksi keluar
keterangan opsional transaksi
ket_t_keluar varchar 255
keluar
foreign key bersama dengan
id_bhp varchar 5 id_bidang (format: id_bhp,
id_bidang)
foreign key bersama dengan id_bhp
id_bidang varchar 5
(format: id_bhp, id_bidang)
id_users varchar 5 foreign key

4.3.3 Desain Interface

4.3.3.1 Struktur Menu

Selanjutnya, penulis membuat desain struktur menu yang

akan dijadikan acuan ketika melakukan pembuatan menu sistem

informasi inventory bahan habis pakai. Sebelum dapat mengakses

menu selanjutnya, setiap level akses diharuskan login ke dalam

sistem terlebih dahulu, dan berikut adalah struktur menu masing-

masing level pengguna.

143
1. Menu Admin

Gambar 4. 31. Menu Admin

Pada gambar 4.30 di atas, digambarkan struktur menu dari

level pengguna admin, dimana terdapat empat menu utama setelah

pengguna berhasil mendapat akses ke dalam sistem. Menu beranda

menunjukkan informasi kuantitas data yang terdapat dalam sistem.

Menu data terbagi menjadi tiga submenu, yaitu pengguna yang

berisi data-data pengguna, bidang yang berisi data-data bidang

laboratorium, dan menu BHP yang berisi data-data BHP serta stok.

Menu transaksi berisi catatan transaksi kebutuhan pemakaian, order

datang maupun transaksi keluar. Serta terakhir menu laporan yang

terdapat laporan masuk maupun keluar.

144
2. Menu Kepala PLT

Gambar 4. 32. Menu Kepala PLT

Pada gambar 4.31 di atas, digambarkan struktur menu dari

level pengguna kepala PLT, dimana terdapat empat menu utama

setelah pengguna berhasil mendapat akses ke dalam sistem. Menu

beranda menunjukkan informasi kuantitas data yang terdapat dalam

sistem. Menu data terbagi menjadi tiga submenu, yaitu pengguna

yang berisi data-data pengguna, bidang yang berisi data-data bidang

laboratorium, dan menu BHP yang berisi data-data BHP serta stok.

Menu transaksi berisi catatan transaksi kebutuhan pemakaian, order

datang maupun transaksi keluar. Serta terakhir menu laporan yang

terdapat laporan masuk maupun keluar.

145
3. Menu Koorbid

Gambar 4. 33. Menu Koorbid

Pada gambar 4.32 di atas, digambarkan struktur menu dari

level pengguna koorbid, dimana terdapat empat menu utama setelah

pengguna berhasil mendapat akses ke dalam sistem. Menu beranda

menunjukkan informasi kuantitas data yang terdapat dalam sistem.

Menu data terbagi menjadi dua submenu, yaitu bidang yang berisi

data-data bidang laboratorium, dan menu BHP yang berisi data-data

BHP serta stok. Menu transaksi berisi catatan transaksi kebutuhan

pemakaian, order datang maupun transaksi keluar. Serta terakhir

menu laporan yang terdapat laporan masuk maupun keluar.

146
4. Menu Laboran

Gambar 4. 34. Menu Laboran

Pada gambar 4.33 di atas, digambarkan struktur menu dari

level pengguna laboran, dimana terdapat empat menu utama setelah

pengguna berhasil mendapat akses ke dalam sistem. Menu beranda

menunjukkan informasi kuantitas data yang terdapat dalam sistem.

Menu data terbagi menjadi dua submenu, yaitu bidang yang berisi

data-data bidang laboratorium, dan menu BHP yang berisi data-data

BHP serta stok. Menu transaksi berisi catatan transaksi kebutuhan

pemakaian, order datang maupun transaksi keluar. Serta terakhir

menu laporan yang terdapat laporan masuk maupun keluar.

147
5. Menu Prodi

Gambar 4. 35. Menu Prodi

Pada gambar 4.34 di atas, digambarkan struktur menu dari

level pengguna prodi, dimana terdapat dua menu utama setelah

pengguna berhasil mendapat akses ke dalam sistem. Menu beranda

menunjukkan informasi kuantitas data yang terdapat dalam sistem.

Menu transaksi berisi catatan transaksi kebutuhan pemakaian.

148
4.3.3.2 Desain Interface

1. Halaman Login

Gambar 4. 36. Halaman Login

Pada gambar 4.35 di atas, digambarkan desain login untuk

setiap pengguna yang akan masuk ke sistem. Berikut gambaran

desain interface sistem untuk setiap level pengguna, dimulai dari

gambar 4.36 hingga gambar 4.65.

149
2. Beranda Admin

Gambar 4. 37. Beranda Admin


3. Beranda Kepala PLT

Gambar 4. 38. Beranda Kepala PLT

150
4. Beranda Koorbid

Gambar 4. 39. Beranda Koorbid


5. Beranda Laboran

Gambar 4. 40. Beranda Laboran

151
6. Beranda Prodi

Gambar 4. 41. Beranda Prodi


7. Kelola Pengguna

Gambar 4. 42. Kelola Pengguna

152
8. Form Tambah Pengguna Baru

Gambar 4. 43. Form Tambah Pengguna Baru


9. Kelola Bidang

Gambar 4. 44. Kelola Bidang

153
10. Form Tambah Bidang Baru

Gambar 4. 45. Form Tambah Bidang Baru


11. Detail Bidang

Gambar 4. 46. Detail Bidang

154
12. Form Ubah Data Bidang

Gambar 4. 47. Form Ubah Data Bidang


13. Kelola BHP

Gambar 4. 48. Kelola BHP

155
14. Form Tambah BHP Baru

Gambar 4. 49. Form Tambah BHP Baru


15. Detail BHP

Gambar 4. 50. Detail BHP

156
16. Form Ubah Data BHP

Gambar 4. 51. Form Ubah Data BHP


17. Kelola Stok

Gambar 4. 52. Kelola Stok

157
18. Detail Stok

Gambar 4. 53. Detail Stok


19. Transaksi Kebutuhan Pemakaian

Gambar 4. 54. Transaksi Kebutuhan Pemakaian

158
20. Form Kebutuhan Pemakaian Baru

Gambar 4. 55. Form Kebutuhan Pemakaian Baru


21. Detail Kebutuhan Pemakaian

Gambar 4. 56. Detail Kebutuhan Pemakaian

159
22. Transaksi Order Datang

Gambar 4. 57. Transaksi Order Datang


23. Form Orderan Datang Baru

Gambar 4. 58. Form Orderan Datang Baru

160
24. Detail Orderan Datang Koorbid

Gambar 4. 59. Detail Orderan Datang Koorbid


25. Detail Orderan Datang Kepala PLT

Gambar 4. 60. Detail Orderan Datang Kepala PLT

161
26. Transaksi Keluar

Gambar 4. 61. Transaksi Keluar


27. Form Transaksi Baru

Gambar 4. 62. Form Transaksi Baru

162
28. Detail Transaksi Keluar Koorbid

Gambar 4. 63. Detail Transaksi Keluar Koorbid


29. Detail Transaksi Keluar Kepala PLT

Gambar 4. 64. Detail Transaksi Keluar Kepala PLT

163
30. Laporan

Gambar 4. 65. Laporan


31. Hasil Pencarian Laporan

Gambar 4. 66. Hasil Pencarian Laporan

164
4.4 Pengkodean Sistem

Dalam tahapan ini, penulis melakukan pengkodean atau pemrograman

sistem dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP yang didukung

framework Laravel 5.3.

Sedangkan untuk web server lokal yang penulis gunakan dalam

membuat sistem ini adalah MySQL yang terdapat di dalam aplikasi

XAMPP, dimana server ini berperan sebagai database sistem. Selain itu,

penulis juga menggunakan web browser Mozilla Firefox guna keperluan

penampilan dan pengujian sistem. Untuk source code dari sistem ini dapat

dilihat pada bagian lampiran 2.

4.5 Pengujian Sistem

Tahapan terakhir dalam penelitian yang berjudul Rancang Bangun

Sistem Informasi Inventory Bahan Habis Pakai pada Pusat Laboratorium

Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah adalah tahap

pengujian sistem. Pengujian yang penulis lakukan menggunakan metode

black box yang menyoroti masalah fungsional sistem, untuk mengetahui

apakah sistem sudah dapat berfungsi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan

di awal atau belum.

Berikut adalah hasil pengetesan sistem dengan menggunakan metode

black box yang terdapat dalam tabel 4.34 hingga tabel 4.41.

Tabel 4. 34. Hasil Pengujian Proses Login, Ubah Detail Pengguna, dan Logout

No Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil

165
1 Memasukkan email dan Berhasil masuk ke dalam sistem dan OK
password yang sesuai menampilkan halaman beranda
sesuai level pengguna
2 Memasukkan email dan Sistem menampilkan pesan error OK
password yang tidak sesuai “Email atau Password Salah”
3. Mengklik tombol profil Menampilkan halaman detail OK
pengguna sesuai akun masing-
masing
4. Mengklik tombol ubah di Menampilkan form ubah detail OK
halaman detail pengguna
5. Melakukan perubahan Menyimpan perubahan data di OK
dalam form ubah detail dan database dan kembali menampilkan
mengklik tombol simpan halaman detail pengguna
6. Mengklik tombol logout Sistem mengakhiri session OK

Tabel 4. 35. Hasil Pengujian Proses Kelola Pengguna

No Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil


1 Mengklik menu pengguna Menampilkan halaman kelola OK
pengguna
2 Mengklik tombol tambah Menampilkan form tambah pengguna OK
pengguna baru baru
3. Mengisi form tambah Menyimpan data pengguna baru di OK
pengguna baru dan database dan kembali menampilkan
mengklik simpan halaman kelola pengguna
4. Mengklik tombol detail Menampilkan halaman detail OK
pengguna
5. Mengklik tombol hapus Menghapus data pengguna di OK
database

Tabel 4. 36. Hasil Pengujian Proses Kelola BHP

No Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil


1 Mengklik menu BHP Menampilkan halaman kelola BHP OK
2 Mengklik tombol tambah Menampilkan form tambah BHP OK
BHP baru baru

166
3. Mengisi form tambah BHP Menyimpan data BHP baru di OK
baru dan mengklik simpan database dan kembali menampilkan
halaman kelola BHP
4. Mengklik tombol detail Menampilkan halaman detail BHP OK
5. Mengklik tombol ubah Menampilkan form ubah data BHP OK
6. Melakukan perubahan Menyimpan perubahan di database OK
dalam form ubah data BHP dan kembali menampilkan halaman
dan mengklik simpan kelola BHP
7. Mengklik tombol hapus Menghapus data BHP di database OK

Tabel 4. 37. Hasil Pengujian Proses Kelola Tipe Transaksi

No Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil


1 Mengklik menu tipe Menampilkan halaman kelola tipe OK
transaksi transaksi
2 Mengklik tombol tambah Menampilkan form tambah tipe OK
tipe transaksi baru transaksi baru
3. Mengisi form tambah tipe Menyimpan data tipe transaksi baru OK
transaksi baru dan di database dan kembali
mengklik simpan menampilkan halaman kelola tipe
transaksi
4. Mengklik tombol ubah Menampilkan form ubah data tipe OK
transaksi
5. Melakukan perubahan Menyimpan perubahan di database OK
dalam form ubah data tipe dan kembali menampilkan halaman
transaksi dan mengklik kelola tipe transaksi
simpan
6. Mengklik tombol hapus Menghapus data tipe transaksi di OK
database

Tabel 4. 38. Hasil Pengujian Proses Kelola Lab

No Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil


1 Mengklik menu lab Menampilkan halaman kelola lab OK
2 Mengklik tombol tambah Menampilkan form tambah lab baru OK
lab baru

167
3. Mengisi form tambah lab Menyimpan data lab baru di database OK
baru dan mengklik simpan dan kembali menampilkan halaman
kelola lab
4. Mengklik tombol tambah Menampilkan form tambah tempat OK
tempat baru baru
5. Mengisi form tambah Menyimpan data tempat baru di OK
tempat baru dan mengklik database dan kembali menampilkan
simpan halaman kelola tempat
6. Mengklik tombol detail Menampilkan halaman detail lab OK
7. Mengklik tombol ubah Menampilkan form ubah data tempat OK
tempat
8. Melakukan perubahan Menyimpan perubahan di database OK
dalam form ubah data dan kembali menampilkan halaman
tempat dan mengklik kelola lab
simpan
9. Mengklik tombol hapus Menghapus data tempat di database OK
tempat
10. Mengklik tombol ubah Menampilkan form ubah data lab OK
11. Melakukan perubahan Menyimpan perubahan di database OK
dalam form ubah data lab dan kembali menampilkan halaman
dan mengklik simpan kelola lab
12. Mengklik tombol hapus Menghapus data lab di database OK

Tabel 4. 39. Hasil Pengujian Proses Kelola Stok dan Kelola Transaksi

No Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil


1 Mengklik menu kondisi Menampilkan halaman kondisi OK
terkini stok terkini stok
2 Mengklik tombol tambah Menampilkan form tambah stok baru OK
stok baru
3. Mengisi form tambah stok Menyimpan data stok baru di OK
baru dan mengklik simpan database dan kembali menampilkan
halaman kondisi terkini stok
4. Mengklik tombol detail Menampilkan halaman detail stok OK
5. Mengklik tombol ubah Menampilkan form ubah data OK
transaksi masuk transaksi masuk

168
6. Melakukan perubahan Menyimpan perubahan di database OK
dalam form ubah data dan kembali menampilkan halaman
transaksi masuk dan kondisi terkini stok
mengklik simpan
7. Mengklik tombol hapus Menghapus data transaksi masuk OK
transaksi masuk
8. Mengklik tombol ubah Menampilkan form ubah data OK
transaksi keluar transaksi keluar
9. Melakukan perubahan Menyimpan perubahan di database OK
dalam form ubah data dan kembali menampilkan halaman
transaksi keluar dan kondisi terkini stok
mengklik simpan
10. Mengklik tombol hapus Menghapus data transaksi keluar OK
transaksi keluar
11. Mengklik tombol ubah Menampilkan form ubah data stok OK
12. Melakukan perubahan Menyimpan perubahan di database OK
dalam form ubah data stok dan kembali menampilkan halaman
dan mengklik simpan kondisi terkini stok
13. Mengklik tombol masuk Menampilkan form transaksi masuk OK
14. Mengisi form transaksi Menyimpan data di database OK
masuk dan mengklik
simpan
15. Mengklik tombol keluar Menampilkan form transaksi keluar OK
16. Mengisi form transaksi Menyimpan data di database OK
keluar dan mengklik
simpan
17. Mengklik tombol hapus Menghapus data stok di database OK

Tabel 4. 40. Hasil Pengujian Proses Validasi Laporan

No Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil


1 Mengklik menu laporan Menampilkan halaman laporan per OK
per lab lab
2 Mengklik tombol detail Menampilkan detail laporan OK
3. Mengklik tombol validasi Menyimpan perubahan status di OK
database

169
Tabel 4. 41. Hasil Pengujian Proses Cetak Laporan

No Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil


1 Mengklik menu laporan Menampilkan halaman laporan per OK
per lab lab
2 Mengklik tombol detail Menampilkan detail laporan OK
3. Mengklik tombol cetak Sistem mengirim data ke perangkat OK
cetak

4.6 Interpretasi Hasil

Interpretasi hasil dibagi menjadi empat bagian, yaitu: interpretasi hasil

analisis penelitian, interpretasi hasil desain sistem, interpretasi pengkodean

sistem, dan interpretasi hasil pengujian sistem. Masing-masing penjelasan

interpretasi hasil dapat dilihat di bawah ini.

4.6.1 Interpretasi Hasil Analisis Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan membahas interpretasi hasil analisis

penelitian yang terdiri dari analisis sistem berjalan, analisis PIECES dan

analisis sistem usulan.

Dari hasil analisis sistem berjalan peneliti mengetahui alur

pengelolaan BHP yang dimulai pada saat BHP datang sampai dengan

tahap pembuatan laporan persediaan BHP. Dari hasil analisis ini

diketahui juga bahwa proses pengelolaan BHP ini masih dilakukan

secara manual, terutama dalam pencatatan BHP yang masih

menggunakan banyak media kertas sehingga dirasa kurang efektif dan

efisien.

170
Setelah melakukan analisis sistem berjalan, langkah selanjutnya

adalah melakukan analisis PIECES ((Performance, Information,

Economic, Control, Efficiency, Service) dari sistem yang berjalan saat

ini. Dari analisis PIECES diketahui bahwa kekurangan dari sistem

berjalan berdasarkan aspek performance ialah sistem saat ini membuat

kepala PLT sulit untuk memonitor keadaan stok BHP secara real time

sehingga kepala PLT kesulitan membuat keputusan terkait persediaan

BHP. Kemudian kekurangan aspek information adalah data stok BHP

yang ada tersebar di beberapa kartu BHP, sehingga sulit mengumpulkan

dan melaporkan informasi ketersediaan BHP dari laboran kepada kepala

PLT ketika dibutuhkan. Dari aspek economic kekurangannya adalah

kurang efisiennya penggunaan kertas untuk mencatat BHP dan sering

terjadinya kondisi overstock maupun stockout BHP yang menyebabkan

kerugian akibat pengeluaran yang tidak bermanfaat. Kemudian

kekurangan dari aspek control adalah Kepala PLT tidak dapat langsung

memonitor kondisi stok BHP. Dari aspek efficiency kekurangannya

adalah waktu yang dibutuhkan relatif lama karena membutuhkan waktu

sekitar 2 hari untuk menyatukan informasi stok dari kartu BHP dan

memindahkannya ke dalam form laporan. Terakhir dari aspek service

kekurangannya adalah pelayanan PLT terhadap penggunanya tidak

optimal, karena terkendala masalah stockout maupun overstock. Dari

penjelasan di atas dapat dilihat bahwa sistem yang ada saat ini memiliki

berbagai kekurangan.

171
Setelah melakukan analisis sistem berjalan dan analisis PIECES

diketahui bahwa sistem yang berjalan saat ini masih memiliki berbagai

kekurangan, oleh karena itu peneliti membuat rancangan rich picture

untuk sistem usulan dalam hal pengelolaan BHP. Rich picture sistem

usulan dapat dilihat pada gambar 4.3.

4.6.2 Interpretasi Hasil Desain Sistem

Pada bagian ini peneliti akan membahas intepretasi hasil desain

sistem yang terdiri dari tahap desain proses, desain database, dan desain

interface. Penjelasan masing-masing tahap desain sistem dapat dilihat di

bawah ini.

1. Tahap Desain Proses

Pada tahap desain proses terdiri dari tahap pembuatan use case

diagram dan activity diagram. Pembuatan use case diagram diawali

dengan menentukan actor yang terlibat dalam use case diagram. Dalam

hal ini actor yang terlibat ada 5 yaitu admin, kepala PLT, koorbid, laboran

dan prodi. Setelah menentukan actor yang terlibat, selanjutnya

mengidentifikasi use case. Setelah mengidentifikasi use case, didapat 14

use case yang akan dibuat ke dalam diagram antara lain use case kelola

pengguna, login, logout, ubah profil, kelola BHP, kelola bidang, kelola

lab, kelola stok, menginput kebutuhan pemakai, menginput orderan

datang, menginput transaksi keluar, verifikasi data, validasi data, dan

mengunduh laporan. Setelah melakukan identifikasi use case, langkah

selanjutnya yang dilakukan adalah membuat diagram use case tersebut

172
yang dapat dilihat pada gambar 4.4. Langkah terakhir setelah membuat

diagram use case adalah membuat narasi use case dalam bentuk tabel

yang dapat dilihat pada tabel 4.1 sampai tabel 4.17.

Setelah membuat use case diagram, langkah selanjutnya adalah

membuat activity diagram. Activity diagram ini mengacu kepada 14 use

case yang sudah diidentifikasi sebelumnya. Gambar activity diagram

dapat dilihat pada gambar 4.5 sampai gambar 4.18.

2. Tahap Desain Database

Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan desain database

adalah membuat desain class diagram. Sebelum pembuatan class

diagram, peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi daftar objek potensial

yang akan dibuat ke dalam class diagram. Mengacu kepada tabel 4.18,

terdapat 42 objek potensial yang dapat dibuat ke dalam class diagram.

Namun setelah melakukan analisis dari objek potensial tersebut,

didapatkan 13 objek yang diusulkan menjadi class diagram dan daftar

objek yang diusulkan dapat dilihat pada tabel 4.19. Setelah mendapatkan

objek-objek yang diusulkan, selanjutnya adalah pembuatan class

diagram yang dapat dilihat pada gambar 4.19.

Tahap kedua setelah merancang class diagram adalah merancang

sequence diagram. Sequence diagram ini berguna untuk menggambarkan

respon sistem ketika diberi masukkan oleh user. Total terdapat 7 diagram

sequence antara lain Sequence Diagram Login (dapat dilihat pada

gambar 4.20), Sequence Diagram Users dan Level (dapat dilihat pada

173
gambar 4.21), Sequence Diagram Users dan Bidang (dapat dilihat pada

gambar 4.22), Sequence Diagram Users, Lab, dan Bidang (dapat dilihat

pada gambar 4.23), Sequence Diagram Stok dan Bidang (dapat dilihat

pada gambar 4.24), Sequence Diagram Transaksi, Stok, dan BHP (dapat

dilihat pada gambar 4.25), dan Sequence Diagram Transaksi dan Users

(dapat dilihat pada gambar 4.26).

Langkah ketiga setelah pembuatan sequence diagram adalah

membuat component diagram. Fungsi diagram ini adalah untuk

menggambarkan komponen apa saja yang terlibat dalam sistem informasi

bahan habis pakai di PLT UIN Syarif Hidayatullah. Mengacu kepada

gambar 4.27 terdapat 1 komponen utama yaitu sistem informasi

inventory bahan habis pakai, lalu 7 komponen pendukung yang

mendukung komponen utama yang terdiri dari komponen level, users,

bidang, lab, stok, BHP, dan transaksi.

Langkah keempat setelah pembuatan component diagram adalah

membuat deployment diagram. Fungsi diagram ini adalah untuk

menggambarakan perangkat apa saja yang menyusun sistem informasi

inventory bahan habis pakai. Mengacu kepada gambar 4.28 terdapat 3

perangkat yang menyusun sistem informasi inventory ini antara lain web

browser yang digunakan sebagai client, aplikasi sistem informasi

inventory bahan habis pakai sebagai penyedia aplikasinya, serta MySQL

Server yang digunakan sebagai database server.

174
Langkah kelima setelah pembuatan deployment diagram adalah

membuat skema database. Skema database ini dijadikan acuan dalam

membuat database pada MySQL. Skema database dapat dilihat pada

gambar 4.29.

Langkah terakhir adalah membuat spesifikasi database dari skema

database yang telah dibuat sebelumnya. Fungsi dari pembuatan

spesifikasi database ini adalah untuk menentukan tipe data, ukuran serta

keterangan-keterangan dari database yang telah dibuat. Spesifikasi

database ini dibuat dalam bentuk tabel dan dapat dilihat pada tabel 4.20

sampai dengan tabel 4.33.

3. Tahap Desain Interface

Langkah pertama pada tahap desain interface ini adalah membuat

struktur menu. Terdapat 5 menu yang ada dalam sistem informasi

inventory bahan habis pakai ini antara lain menu admin, menu kepala

PLT, menu koorbid, menu laboran, dan menu prodi. Masing-masing

menu tersebut memiliki sub-menu yang berbeda-beda. Struktur menu ini

dijadikan acuan ketika tahap pengkodean sistem (coding).

Langkah selanjutnya setelah membuat struktur menu adalah

membuat rancangan interface. Rancangan interface ini merupakan

prototype dari interface sistem informasi inventory bahan habis pakai

yang sesungguhnya dan pembuatan desain interface ini mengacu kepada

struktur menu yang telah dibuat sebelumnya.

175
4.6.3 Interpretasi Hasil Pengkodean Sistem

Pada tahapan ini peneliti melakukan pengkodean atau pemrograman

sistem dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP yang didukung

framework Laravel 5.3. Sedangkan untuk web server lokal yang penulis

gunakan dalam membuat sistem ini adalah MySQL yang terdapat di

dalam aplikasi XAMPP, dimana server ini berperan sebagai database

sistem. Struktur database yang dibuat pada MySQL mengacu kepada

desain database yang telah dibuat sebelumnya pada gambar 4.29. Selain

itu, penulis juga menggunakan web browser Mozilla Firefox guna

keperluan penampilan dan pengujian sistem. Untuk source code dari

sistem informasi inventory bahan habis pakai ini dapat dilihat pada

lampiran. Hasil akhir dari tahapan ini adalah sistem informasi inventory

bahan habis pakai yang siap untuk dilakukan pengujian.

4.6.4 Interpretasi Hasil Pengujian Sistem

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam penelitian ini, dimana

peneliti melakukan pengujian terhadap sistem informasi inventory bahan

habis pakai yang telah dibuat sebelumnya. Pengujian ini menggunakan

metode black box yang menyoroti masalah fungsional sistem, untuk

mengetahui apakah sistem sudah dapat berfungsi sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan di awal atau belum. Mengacu kepada tabel 4.34 sampai

dengan tabel 4.41 yang merupakan hasil pengujian dari sistem informasi

inventory bahan habis pakai ini diketahui bahwa setiap menu telah

berfungsi sesuai tujuan yang telah ditetapkan di awal. Sehingga sistem

176
informasi inventory ini sudah siap untuk digunakan di PLT UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4.6.5 Rekomendasi, Usulan, Implikasi dan Keterbatasan Studi

Bagian ini akan menjelaskan tentang rekomendasi, usulan, implikasi

dan keterbasan yang ada dalam penelitian ini. Penjelasan masing-masing

dapat dilihat di bawah ini:

1. Rekomendasi

Berdasarkan hasil tahap analisis sampai dengan tahap pengujian

sistem, maka peneliti memberikan rekomendasi bagi PLT UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta antara lain:

1) Segera menerapkan sistem informasi inventory bahan habis pakai

ini untuk memperbaiki kekurangan yang ada dari sistem yang

berjalan saat ini terutama kekurangan dalam hal keterlambatan

pelaporan stok BHP.

2) Sebelum menerapkan sistem informasi inventory bahan habis

pakai ini sebaiknya pihak PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memberikan sosialisasi penggunaan sistem ini kepada pihak-

pihak yang terkait sehingga sistem ini dapat digunakan dengan

baik dan benar.

2. Usulan

Kemudian dari rekomendasi di atas, peneliti memberikan contoh

usulan bagi pihak PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut ini

177
adalah contoh usulan dengan mengacu kepada hasil rekomendasi

sebelumnya:

1) Sebaiknya sistem informasi inventory bahan habis pakai ini

segera di implementasikan maksimal dalam waktu 2 bulan

(Agustus 2019) setelah aplikasi ini diserahkan ke pihak PLT UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehingga manfaat dari aplikasi ini

dapat segera dirasakan oleh pihak PLT UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2) Dalam waktu 2 bulan (Juni-Juli 2019) sebelum aplikasi ini di

implementasikan, sebaiknya pihak-pihak yang nantinya memakai

sistem informasi inventory ini diberikan sosialisasi serta

pelatihan sehingga ketika sistem ini benar-benar

diimplementasikan, pihak yang terkait telah familiar dengan

sistem tersebut.

3. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini diharapkan sistem informasi

inventory bahan habis pakai yang telah dibuat berguna bagi pihak

PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk lebih memberikan

efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya ketika melakukan

pengelolaan bahan habis pakai (BHP). Sehingga keterlambatan

pelaporan stok BHP yang berujung kepada keadaaan overstock

maupun stockout dapat ditangani dengan adanya sistem ini.

178
Implikasi lain dari hasil penelitian ini adalah diharapkan dapat

menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin melakukan

penelitian tentang rancang bangun sistem informasi inventory

terutama dengan menggunakan metode waterfall.

Jadi diharapkan penelitian ini dapat membantu pihak PLT UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dalam hal pengelolaan BHP serta dapat

menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengambil

topik serupa.

4. Keterbatasan Studi

Dalam penelitian ini tahap yang ada pada metode waterfall yang

peneliti gunakan tidak sampai kepada tahapan implementasi dan

pemeliharaan sistem karena keterbatasan waktu yang peneliti miliki.

Tahap implementasi dan pemeliharaan sistem relatif memerlukan

waktu yang cukup panjang sehingga peneliti tidak sampai kepada

tahap tersebut. Jadi diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat

melanjutkan penelitian ini sampai tahap implementasi dan

pemeliharaan sistem serta melakukan pengembangan dari sistem

informasi inventory bahan habis pakai yang telah peneliti buat

dengan menambahkan fitur-fitur baru yang tentunya sesuai dengan

kebutuhan pihak PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah, penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis proses bisnis yang berjalan di PLT UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, melakukan analisis PIECES, dan

179
membuat desain sistem usulan yang berkaitan dengan pengelolaan

dan pelaporan persediaan BHP. Dari hasil analisis sistem berjalan

serta analisis PIECES diketahui bahwa sistem pengelolaan dan

pelaporan BHP saat ini masih memiliki kekurangan terutama dalam

hal efisiensi karena pencatatan persediaan BHP masih dilakukan

secara manual dan masih menggunakan banyak media kertas.

Kekurangan lain dari sistem yang berjalan saat ini adalah sering

terlambatnya pelaporan persediaan BHP kepada ketua PLT sehingga

sering terjadinya kondisi overstock maupun stockout yang

mengganggu kinerja PLT. Oleh karena itu, dari kekurangan tersebut

peneliti membuat rancangan sistem usulan dimana dalam rancangan

sistem usulan tersebut, semua actor yang terlibat dalam pengelolaan

BHP ini menggunakan sistem informasi inventory.

Tujuan kedua dari penelitian ini adalah membuat desain sistem

informasi inventory untuk pengelolaan data persediaan BHP. Desain

ini terdiri dari desain proses (use case diagram, dan activity diagram),

desain database (class diagram, sequence diagram, component

diagram, deployment diagram, skema database, dan spesifikasi

database) dan terakhir desain interface (struktur menu dan desain

interface). Hasil dari tahap desain sistem ini dijadikan acuan ketika

peneliti melakukan pengkodean (coding) sistem informasi inventory

bahan habis pakai.

180
Tujuan terakhir adalah membangun sistem informasi inventory

bahan habis pakai. Dalam tahap ini peneliti menggunakan desain

sistem yang telah dibuat sebelumnya dengan menggunakan bahasa

pemrograman PHP yang didukung framework Laravel 5.3.

Sedangkan untuk web server lokal yang penulis gunakan dalam

membuat sistem ini adalah MySQL yang terdapat di dalam aplikasi

XAMPP, dimana server ini berperan sebagai database sistem.

Setelah sistem selesai dibuat/dibangun, sistem kemudian dilakukan

pengujian dengan menggunakan black box testing. Dari hasil

pengujian, sistem infomasi inventory yang telah dibuat telah

berfungsi dengan baik dan dapat segera digunakan oleh pihak PLT

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk membantu memperbaiki

kinerja dalam melakukan pengelolaan data persediaan BHP.

181
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian ini, peneliti membuat Rancang Bangun Sistem

Informasi Inventory Bahan Habis Pakai (BHP) pada Pusat Laboratorium

Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil

pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang didapat adalah

sebagai berikut:

1. Telah dilakukan analisis terhadap proses bisnis yang berjalan di PLT

terkait pengelolaan dan pelaporan persediaan BHP yang disertai

dengan analisis PIECES.

2. Telah dilakukan perancangan sistem informasi inventory untuk

pengelolaan data persediaan BHP.

3. Telah diselesaikan proses pembuatan Sistem Informasi Bahan Habis

Pakai berbasis web di PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

meningkatkan kinerja terkait pengelolaan data persediaan BHP.

Selain itu, dapat juga diambil kesimpulan bahwa penelitian ini telah

menghasilkan hal berikut:

1. Desain proses (use case diagram, dan activity diagram), desain

database (class diagram, sequence diagram, component diagram,

deployment diagram, skema database, dan spesifikasi database) dan

182
terakhir desain interface (struktur menu dan desain interface) yang

dijadikan acuan ketika tahap pengkodean sistem.

2. Berdasarkan desain yang telah dihasilkan sebelumnya, penelitian ini

juga telah menghasilkan sistem informasi inventory yang telah diuji

dan berfungsi dengan baik sehingga dapat segera digunakan oleh

pihak PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk membantu

meningkatkan kinerja terkait pengelolaan data persediaan BHP.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut juga dapat disimpulkan bahwa

implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat membantu memberikan efisiensi baik dari segi waktu maupun

biaya bagi pihak PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ketika

melakukan pengelolaan bahan habis pakai (BHP).

2. Dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin

melakukan penelitian tentang rancang bangun sistem informasi

inventory terutama dengan menggunakan metode waterfall.

5.2 Saran

Pada sistem informasi inventory bahan habis pakai ini masih terdapat

kekurangan serta dapat ditingkatkan kegunaannya dalam penelitian

selanjutnya. Saran yang dapat penulis ajukan untuk penelitian selanjutnya

adalah dapat melanjutkan penelitian ini sampai tahap implementasi dan

pemeliharaan sistem serta melakukan pengembangan dari sistem informasi

inventory bahan habis pakai yang telah peneliti buat dengan menambahkan

fitur-fitur baru, seperti integrasi dengan sistem informasi akademik (AIS)

183
guna pengelolaan pengguna yang lebih terstruktur, penggunaan mesin

pembaca barcode untuk mencatat transaksi guna mempercepat proses

pencatatan, dan tentunya fitur ini disesuaikan dengan kebutuhan pihak PLT

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

184
DAFTAR PUSTAKA

Al-Kahfi, A. (2014). Rancang Bangun Sistem Informasi Inventory Berbasis Web


pada PT. Serpong Media Utama.
Ariska, J., & Jazman, M. (2016). Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen
Aset Sekolah Menggunakan Teknik Labelling QR Code (Studi Kasus:
MAN 2 Model Pekanbaru). Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen
Sistem Informasi, 2(2), 127-136.
Assauri, S. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: LPFEUI.
Astuti, Y. P., & Subhiyakto, E. R. (2017). Pengembangan Sistem Informasi Dengan
Metode Waterfall Untuk Pengarsipan Data Wajib Pajak. Techno. Com,
16(2), 106-113.
Binders, Z., & Romanovs, A. (2014). ITIL Self-assessment Approach for Small and
Medium Digital Agencies/ITIL. Information Technology and
Management Science, 17(1), 138-143.
Booch, G, Rumbaugh, J, dan Jacobson, I. (2005). The Unified Modeling Language
User Guide (Second Edition). AS: Pearson Education.
Christian, A., & Ariani, F. (2018). Rancang Bangun Sistem Informasi Peminjaman
Perangkat Demo Video Conference Berbasis Web dengan Model
Waterfall. Pilar Nusa Mandiri: Journal of Computing and Information
System, 14(1), 131-136.
Hadnyanawati, H. (2005). Sistem Informasi Persediaan Bahan Habis Pakai Untuk
Pengendalian Bahan Praktikum Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember (Doctoral Dissertation, Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro).
Hariyanto, B. (2008). Dasar Informatika dan Ilmu Komputer: Disertai Aksi-aksi
Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hartono, J. (2005). Sistem Teknologi Informasi (Edisi II). Yogyakarta: Andi.
Haryanti, S. S. (2011). Rancang Bangun Sistem Informasi E-Commerce Untuk
Usaha Fashion Studi Kasus Omah Mode Kudus. Speed-Sentra Penelitian
Engineering dan Edukasi, 3(1).
Heizer, J. dan Render, B. (2010). Manajemen Operasi, Edisi 9 (Buku 2). Jakarta:
Salemba Empat.
Herjanto, E. (2008). Manajemen Operasi (Edisi Ketiga). Jakarta: PT Grasindo.

185
Hermawan, S. I., & Qorinta Shinta, M. (2016). Rancang Bangun Sistem Informasi
Persediaan Barang Pada Toko Cahaya Baru Semarang. Rhino, 15(4), 12-
000.
Irnawati, O. (2017). Metode Waterfall Pada Sistem Informasi Koperasi Simpan
Pinjam. Information System for Educators and Professionals, 2(1), 31-40.
Jogiyanto, HM. (2008). Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta:
Andi.
Kendall, K. E. & Kendall, J. E. (2011). Systems Analysis and Design 8th Edition.
New Jersey: Pearson Education, Inc.
Kristanto, A. (2008). Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta:
Gava Media.
Ladjamudin, A. (2013). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Larasati, H., & Masripah, S. (2017). Analisa dan Perancangan Sistem Informasi
Pembelian GRC dengan Metode Waterfall. Jurnal Pilar Nusa Mandiri,
13(2), 193-198.
Maulana, K. R. (2015). Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan dan Stok
Barang di Toko Widari Garut. Jurnal Algoritma, 12(1).
Mellen, R. C., & Pudjirahardjo, W. J. (2013). Faktor Penyebab dan Kerugian Akibat
Stockout dan Stagnant Obat di Unit Logistik RSU Haji Surabaya. Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia, 1(1), 99-107.
Mulyanto, A. (2009). Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nawang, M., Kurniawati, L., & Duta, D. (2017). Rancang Bangun Sistem Informasi
Pengolahan Data Persediaan Barang Berbasis Dekstop Dengan Model
Waterfall. Jurnal PILAR Nusa Mandiri, 13(2), 233-238.
Nugroho, A. (2010). Rekayasa Perangkat Lunak Berbasis Objek dengan Metode
USDP. Yogyakarta: Andi.
Nurhakim, E.L. (2014). Rancang Bangun Sistem Informasi Persediaan Bahan
Peledak Berbasis Web (Studi Kasus: PT Energi Mega Persada Tbk).
Pratama, I.P.A.E. (2014). Sistem Informasi dan Implementasinya. Bandung:
Informatika.
Pressman, R.S. (2002). Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku
Satu). Yogyakarta: Andi.
Putra, S. J. (2009, December). Development of Accounting Information System on
state owned property: case study at Regional Office of Directorate General
of Treasury, province of Lampung-Indonesia. In Proceedings of the 11th

186
International Conference on Information Integration and Web-based
Applications & Services (pp. 457-464). ACM.
Putra, S. J., Syahroni, M., Sari, D. P., & Gunawan, M. N. (2018, November). Project
Monitoring System for Material Circulation. In Proceedings of the 20th
International Conference on Information Integration and Web-based
Applications & Services (pp. 396-400). ACM.
Ragil, W. (2010). Pedoman Sosialisasi Prosedur Operasi Standar. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Ramadhan, T., & Utomo, V. G. (2014). Rancang Bangun Aplikasi Mobile untuk
notifikasi Jadwal Kuliah Berbasis Android (Studi Kasus STMIK Provisi
Semarang). Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, 5(2), 2087-0868.
Rizky, S. (2011). Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Rohayati, M. (2014). Membangun Sistem Informasi Monitoring Data Inventory di
Vio Hotel Indonesia. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika
(KOMPUTA), 1(1), 1-8.
Rosa, A.S. dan Shalahuddin, M. (2011). Model Pembelajaran Rekayasa Perangkat
Lunak: Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Modula.
Rosa, A.S. dan Shalahuddin, M. (2014). Rekayasa Perangkat Lunak: Terstruktur
dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
Russell dan Taylor. (2009). Operations Management along the Supply Chain (Sixth
Edition). Asia: John Wiley & Sons, Inc.
Safitri, S. T., & Supriyadi, D. (2015). Rancang Bangun Sistem Informasi Praktek
Kerja Lapangan Berbasis Web dengan Metode Waterfall. Jurnal Infotel,
7(1), 69-74.
Sari, D. P., Putra, S. J., & Rustamaji, E. (2014, November). The development of
project monitoring information system (Case study: PT Tetapundi Prima
Kelola). In 2014 International Conference on Cyber and IT Service
Management (CITSM) (pp. 39-43). IEEE.
Setiawan, E. (2014). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen
Inventory (Studi Kasus: CV. Barbeku Yasmin Sarana Bahagia).
Sholiq. (2006). Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek dengan UML.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Simon, J. C. (2001). Introduction to Information Systems. USA: John Wiley &
Sons, Inc.
Solihin, H. H., & Nusa, A. A. F. (2017). Rancang Bangun Sistem Informasi
Penjualan, Pembelian dan Persediaan Suku Cadang Pada Bengkel Tiga

187
Putra Motor Garut. Infotronik: Jurnal Teknologi Informasi dan
Elektronika, 2(2).
Stevenson, William J. (2002). Operation Management, 7 th Edition, Mc Graw Hill,
New York.
Subhiyakto, E. R., & Safina, N. (2017). Rancang Bangun Sistem Informasi
Inventaris BPJS Ketenagakerjaan Cabang Pekalongan. JST (Jurnal Sains
dan Teknologi), 6(1).
Susanto, R., & Andriana, A. D. (2016). Perbandingan Model Waterfall dan
Prototyping Untuk Pengembangan Sistem Informasi. Majalah Ilmiah
UNIKOM, 14(1).
Suzanto, B., & Sidharta, I. (2015). Pengukuran end-user computing satisfaction atas
penggunaan sistem informasi akademik. Jurnal Ekonomi, Bisnis &
Entrepreneurship, 9(1), 16-28.
Wahyudi, B. (2008). Konsep Sistem Informasi dari Bit sampai ke Database.
Yogyakarta: Andi.

188
LAMPIRAN

189
Lampiran 1: Screenshot Aplikasi

1. Halaman Login

2. Beranda Admin
3. Beranda Kepala PLT

4. Beranda Koorbid
5. Beranda Laboran

6. Beranda Prodi
7. Kelola Pengguna

8. Form Tambah Pengguna Baru


9. Detail Pengguna

10. Form Ubah Data Pengguna


11. Kelola Bidang

12. Form Tambah Bidang Baru


13. Detail Bidang

14. Form Ubah Data Bidang


15. Kelola BHP

16. Form Tambah BHP Baru


17. Detail BHP

18. Form Ubah Data BHP


19. Kelola Stok

20. Detail Stok


21. Transaksi Kebutuhan Pemakaian

22. Form Kebutuhan Pemakaian Baru


23. Detail Kebutuhan Pemakaian

24. Transaksi Order Datang


25. Form Orderan Datang Baru

26. Detail Orderan Datang Koorbid


27. Detail Orderan Datang Kepala PLT

28. Transaksi Keluar


29. Form Transaksi Baru

30. Detail Transaksi Keluar Koorbid


31. Detail Transaksi Keluar Kepala PLT

32. Laporan
33. Hasil Pencarian Laporan
Lampiran 2: Source Code Aplikasi

web.php Route::group(['middleware' =>

['web']], function(){
<?php

Auth::routes();

Route::get('/',
/*
'BerandaController@index');
|--------------------------------------------
Route::resource('bhp',
------------------------------
'BHPController');
| Web Routes
Route::resource('lab',
|--------------------------------------------
'LabController');
------------------------------
Route::resource('tempat',
|
'TempatController');

| Here is where you can register web


Route::resource('pengguna',
routes for your application. These
'UserController');

| routes are loaded by the


Route::resource('data',
RouteServiceProvider within a group
'DataController');
which
Route::resource('stok',
| contains the "web" middleware
'StokController');
group. Now create something great!
Route::get('stok/{stok}/info',
|
'StokController@getInfo');

*/
Route::get('stok/{stok}/masu <h1 class="page-

k', 'StokController@masuk'); header">Beranda</h1>

Route::get('stok/{stok}/keluar </div>

', 'StokController@keluar');

Route::resource('masuk',
<div id="page-inner">
'MasukController');
<div class="row">
Route::resource('keluar',
<div class="col-md-12">
'KeluarController');

@if($a > 0 && $a <= 10)


Route::resource('tipe',

'TipeController'); <div class="alert alert-

warning">
Route::resource('laporan',

'LaporanController');

<strong>Perhatian!</strong> Batas
});
Penginputan Data Transaksi Stok

Tersisa <strong>{{ $a }}</strong>

beranda.blade.php Hari Lagi.<br>

@extends('template') </div>

@endif

@section('main') @if(!empty($c_rop ||

$c_kadaluarsa))
<div id="page-wrapper">

<div class="card">
<div class="header">
<div class="card- <span

action">Penting Untuk style="font-

Dilihat!</div> size:20px"><strong>Perhatian!</stro

ng><br></span>
<div class="card-

content">

Terdapat <strong>{{ $c_kadaluarsa


<ul
}}</strong> Stok yang Akan Segera
class="collapsible popout" data-
Kadaluarsa.<br>
collapsible="accordion">

<li>
@foreach($kadaluarsa as $kad)
@if

(!empty($c_kadaluarsa))
&SmallCircle;Kode Katalog
<div
<strong>{{ $kad->stok->bhp-
class="collapsible-header"><i
>katalog }}</strong> Di <strong>{{
class="material-
$kad->stok->tempat->nama_tempat
icons">dns</i>Peringatan Stok
}}</strong> Laboratorium
Kadaluarsa, Klik Di Sini!</div>
<strong>{{ $kad->stok->tempat-

<div >lab->nama_lab }}</strong>

class="collapsible-body"> Kadaluarsa Tanggal <strong>{{

<div $kad->kadaluarsa->format('d-m-Y')

class="alert alert-warning"> }}</strong>. &sccue;{{


link_to('stok/' . $kad->stok->id, <div

'Detail') }} <br> class="alert alert-warning">

<span

@endforeach style="font-

size:20px"><strong>Perhatian!</stro
</div>
ng><br></span>
</div>

@endif
Terdapat <strong>{{ $c_rop

</li> }}</strong> Stok yang Perlu

<li> Dilakukan Pengadaan.<br>

@if

(!empty($c_rop)) @foreach($rop as $r)

<div

class="collapsible-header"><i &SmallCircle;Kode Katalog

class="material- <strong>{{ $r->bhp->katalog

icons">dns</i>Peringatan Stok Yang }}</strong> Di <strong>{{ $r-

Perlu Pengadaan, Klik Di >tempat->nama_tempat }}</strong>

Sini!</div> Laboratorium <strong>{{ $r-

>tempat->lab->nama_lab
<div
}}</strong>. &sccue;{{
class="collapsible-body">
link_to('stok/' . $kad->stok->id,

'Detail') }}<br>
<a href="{{

@endforeach url('bhp') }}">

</div> <i class="fa

fa-flask fa-5x"></i>
</div>

</a>
@endif

</div>
</li>

<div class="card-
</ul>
stacked">
</div>
<div
</div>
class="card-content">

@endif
<h3>{{

$macam }}</h3>

<div class="row"> </div>

<div class="col-xs-12 <div

col-sm-6 col-md-3"> class="card-action">

<div class="card <strong>

horizontal cardIcon waves-effect Macam BHP</strong>

waves-dark">
</div>

<div class="card-
</div>
image blue">
</div>
</div> <h3>{{

$c_rop }}</h3>

</div>
<div class="col-xs-12

col-sm-6 col-md-3"> <div

class="card-action">
<div class="card

horizontal cardIcon waves-effect <strong> ROP

waves-dark"> </strong>

<div class="card- </div>

image red">
</div>

<a href="{{
</div>
url('stok') }}">
</div>
<i class="fa

fa-shopping-cart fa-5x"></i>
<div class="col-xs-12
</a>
col-sm-6 col-md-3">
</div>
<div class="card
<div class="card-
horizontal cardIcon waves-effect
stacked">
waves-dark">

<div
<div class="card-
class="card-content">
image orange">
<a href="{{ </div>

url('lab') }}">

<i class="fa
<div class="col-xs-12
fa-calendar fa-5x"></i>
col-sm-6 col-md-3">

</a>
<div class="card

</div> horizontal cardIcon waves-effect

waves-dark">
<div class="card-

stacked"> <div class="card-

image">
<div

class="card-content"> <a href="{{

url('pengguna') }}">
<h3>{{ $c_lab

}}</h3> <i class="fa

fa-users fa-5x"></i>
</div>

</a>
<div

class="card-action"> </div>

<strong> <div class="card-

Laboratorium </strong> stacked">

</div> <div

class="card-content">
</div>

</div>
<h3>{{ </div>

$c_user }}</h3>
</div>

</div>
navbar.blade.php

<div class="card-
<nav class="navbar navbar-default
action">
top-navbar" role="navigation">

<strong>
<div class="navbar-header">
Pengguna </strong>
<button type="button"
</div>
class="navbar-toggle waves-effect

</div> waves-dark" data-toggle="collapse"

data-target=".sidebar-collapse">
</div>

<span class="sr-
</div>
only">Toggle navigation</span>
</div>
<span class="icon-
</div>
bar"></span>

</div>
<span class="icon-

@stop bar"></span>

<span class="icon-

@section('footer') bar"></span>

@include('footer') </button>

@stop
<a class="navbar-brand waves- activates="dropdown1"><i class="fa

effect waves-dark" href="{{ url('/') fa-user fa-fw"></i> <b>{{

}}"> Auth::user()->name }}</b> <i

class="material-icons
<i class="large material-
right">arrow_drop_down</i></a></l
icons">insert_chart</i>
i>
<strong>E-BHP</strong>
@endif
</a>
</ul>

</nav>
<div id="sideNav" href="">

<i class="material-icons
<!-- Dropdown Structure -->
dp48">toc</i>

<ul id="dropdown1"
</div>
class="dropdown-content">
</div>
@if (Auth::check())

<li>
<ul class="nav navbar-top-links
<img style="width:100%"
navbar-right">
src="{{ asset('fotoupload/' .
@if (Auth::check())
Auth::user()->foto) }}">

<li><a class="dropdown-
</li>
button waves-effect waves-dark"
<li>
href="#!" data-
<a href="{{ url('pengguna/' <!--/. NAV TOP -->

.Auth::user()->id ) }}"><i class="fa

fa-user fa-fw"></i> Profil</a>


@include('navbar_side')
</li>
navbar_side.blade.php
@endif
<nav class="navbar-default navbar-
<li>
side" role="navigation">

<a href="{{ url('/logout') }}"


<div class="sidebar-collapse">

<ul class="nav" id="main-


onclick="event.preventDefault();
menu">

document.getElementById('logout-
@if(Auth::check())
form').submit();"><i class="fa fa-

sign-out fa-fw"></i> Logout</a> @if(!empty($halaman) &&

$halaman == '/')

<li>
<form id="logout-form"

action="{{ url('/logout') }}" <a href="{{ url('/') }}"

method="POST" style="display: class="active-menu waves-effect

none;"> {{ csrf_field() }}</form> waves-dark"><i class="fa fa-

dashboard"></i> Beranda</a>
</li>

</li>
</ul>

@else
<li> <!--/second level-->

<a href="{{ url('/') }}" <ul class="nav nav-

class="waves-effect waves-dark"><i second-level">

class="fa fa-dashboard"></i>
@if(Auth::check() &&
Beranda</a>
Auth::user()->id_level == '3')

</li>
<li>

@endif
<a href="{{ url('data')

@endif }}" class="active-menu">BHP</a>

</li>

@if(Auth::check() && @endif

Auth::user()->id_level != '1')
<li>

<!--data stok-->
<a href="{{ url('stok')

@if (!empty($halaman) && }}">Stok</a>

$halaman == 'data')
</li>

<li>
</ul>

<a href="#!" class="active-


</li>
menu waves-effect waves-dark"><i
@elseif (!empty($halaman)
class="fa fa-flask"></i> Kondisi
&& $halaman == 'stok')
Terkini<span class="fa

arrow"></span></a> <li>
<a href="#!" class="active- </li>

menu waves-effect waves-dark"><i


@else
class="fa fa-flask"></i> Kondisi
<li>
Terkini<span class="fa

arrow"></span></a> <a href="#!"

class="waves-effect waves-dark"><i
<!--/second level-->
class="fa fa-flask"></i> Kondisi
<ul class="nav nav-
Terkini<span class="fa
second-level">
arrow"></span></a>

@if(Auth::check() &&
<!--/second level-->
Auth::user()->id_level == '3')
<ul class="nav nav-
<li>
second-level">

<a href="{{ url('data')


@if(Auth::check() &&
}}">BHP</a>
Auth::user()->id_level == '3')

</li>
<li>

@endif
<a href="{{ url('data')

<li> }}">BHP</a>

<a href="{{ url('stok') </li>

}}" class="active-menu">Stok</a>
@endif

</li>
<li>

</ul>
<a href="{{ url('stok') Laporan<span class="fa

}}">Stok</a> arrow"></span></a>

</li> <!--/second level-->

</ul> <ul class="nav nav-

second-level">
</li>

<li>
@endif

<a href="{{
@endif
url('laporan') }}" class="active-

menu">Laporan per Lab</a>

@if(Auth::check() &&
</li>
(Auth::user()->id_level == '3' ||
<!-- <li>
Auth::user()->id_level == '4' ||

Auth::user()->id_level == '5')) <a href="{{

url('lap_bhp') }}">Laporan per


<!--laporan-->
BHP</a>
@if (!empty($halaman) &&
</li> -->
$halaman == 'laporan')

</ul>
<li>

</li>
<a href="#!" class="active-

menu waves-effect waves-dark"><i @elseif (!empty($halaman)

class="fa fa-bar-chart-o"></i> && $halaman == 'lap_bhp')

<li>
<a href="#!" class="active- @else

menu waves-effect waves-dark"><i


<li>
class="fa fa-bar-chart-o"></i>
<a href="#!"
Laporan<span class="fa
class="waves-effect waves-dark"><i
arrow"></span></a>
class="fa fa-bar-chart-o"></i>
<!--/second level-->
Laporan<span class="fa

<ul class="nav nav- arrow"></span></a>

second-level">
<!--/second level-->

<li>
<ul class="nav nav-

<a href="{{ second-level">

url('laporan') }}">Laporan per


<li>
Lab</a>
<a href="{{
</li>
url('laporan') }}">Laporan per

<!-- <li> Lab</a>

<a href="{{ </li>

url('lap_bhp') }}" class="active-


<!-- <li>
menu">Laporan per BHP</a>
<a href="{{
</li> -->
url('lap_bhp') }}">Laporan per

</ul> BHP</a>

</li> </li> -->


</ul> @if(Auth::check() &&

Auth::user()->id_level == '1')
</li>

<li>
@endif

<a href="{{
@endif
url('pengguna') }}" class="active-

menu">Pengguna</a>

@if(Auth::check() &&
</li>
(Auth::user()->id_level == '1' ||
<li>
Auth::user()->id_level == '4' ||

Auth::user()->id_level == '5')) <a href="{{ url('bhp')

}}">BHP</a>
<!--kelola-->

</li>
@if (!empty($halaman) &&

$halaman == 'pengguna') <li>

<li> <a href="{{ url('tipe')

}}">Tipe Transaksi</a>
<a href="#!" class="active-

menu waves-effect waves-dark"><i </li>

class="fa fa-table"></i> Kelola<span


@endif
class="fa arrow"></span></a>
@if(Auth::check() &&
<!--/second level-->
(Auth::user()->id_level == '4' ||

<ul class="nav nav- Auth::user()->id_level == '5'))

second-level">
<li>
<a href="{{ url('lab') <a href="{{

}}">Lab</a> url('pengguna') }}">Pengguna</a>

</li> </li>

@endif <li>

</ul> <a href="{{ url('bhp')

}}" class="active-menu">BHP</a>
</li>

</li>
@elseif (!empty($halaman)

&& $halaman == 'bhp') <li>

<li> <a href="{{ url('tipe')

}}">Tipe Transaksi</a>
<a href="#!" class="active-

menu waves-effect waves-dark"><i </li>

class="fa fa-table"></i> Kelola<span


@endif
class="fa arrow"></span></a>
@if(Auth::check() &&
<!--/second level-->
(Auth::user()->id_level == '4' ||

<ul class="nav nav- Auth::user()->id_level == '5'))

second-level">
<li>

@if(Auth::check() &&
<a href="{{ url('lab')
Auth::user()->id_level == '1')
}}">Lab</a>

<li>
</li>

@endif
</ul> <a href="{{ url('bhp')

}}">BHP</a>
</li>

</li>
@elseif (!empty($halaman)

&& $halaman == 'tipe') <li>

<li> <a href="{{ url('tipe')

}}" class="active-menu">Tipe
<a href="#!" class="active-
Transaksi</a>
menu waves-effect waves-dark"><i

class="fa fa-table"></i> Kelola<span </li>

class="fa arrow"></span></a>
@endif

<!--/second level-->
@if(Auth::check() &&

<ul class="nav nav- (Auth::user()->id_level == '4' ||

second-level"> Auth::user()->id_level == '5'))

@if(Auth::check() && <li>

Auth::user()->id_level == '1')
<a href="{{ url('lab')

<li> }}" class="active-menu">Lab</a>

<a href="{{ </li>

url('pengguna') }}">Pengguna</a>
@endif

</li>
</ul>

<li>
</li>
@elseif (!empty($halaman) <li>

&& $halaman == 'lab')


<a href="{{ url('tipe')

<li> }}">Tipe Transaksi</a>

<a href="#!" class="active- </li>

menu waves-effect waves-dark"><i


@endif
class="fa fa-table"></i> Kelola<span
@if(Auth::check() &&
class="fa arrow"></span></a>
(Auth::user()->id_level == '4' ||
<!--/second level-->
Auth::user()->id_level == '5'))

<ul class="nav nav-


<li>
second-level">
<a href="{{ url('lab')
@if(Auth::check() &&
}}" class="active-menu">Lab</a>
Auth::user()->id_level == '1')
</li>
<li>
@endif
<a href="{{
</ul>
url('pengguna') }}">Pengguna</a>

</li>
</li>

@else
<li>

<li>
<a href="{{ url('bhp')

}}">BHP</a> <a href="#!"

class="waves-effect waves-dark"><i
</li>
class="fa fa-table"></i> Kelola<span @endif

class="fa arrow"></span></a>
@if(Auth::check() &&

<!--/second level--> (Auth::user()->id_level == '4' ||

Auth::user()->id_level == '5'))
<ul class="nav nav-

second-level"> <li>

@if(Auth::check() && <a href="{{ url('lab')

Auth::user()->id_level == '1') }}"></i>Lab</a>

<li> </li>

<a href="{{ @endif

url('pengguna')
</ul>
}}"></i>Pengguna</a>
</li>
</li>
@endif
<li>
@endif
<a href="{{ url('bhp')
</ul>
}}"></i>BHP</a>

</div>
</li>

</nav>
<li>

<!-- /. NAV SIDE -->


<a href="{{ url('tipe')

}}">Tipe Transaksi</a> template.blade.php

</li> <!DOCTYPE html>


<html> .css') }}" media="screen,projection"

rel="stylesheet" />
<head>

<!-- Bootstrap Styles-->


<meta charset="utf-8"

/> <link href="{{

asset('css/bootstrap.css') }}"
<meta
rel="stylesheet" />
name="viewport"

content="width=device-width, <!-- FontAwesome Styles--

initial-scale=1.0" /> >

<title>E-BHP</title> <link href="{{

asset('css/font-awesome.css') }}"

rel="stylesheet" />
<!-- Date Picker -->
<!-- Morris Chart Styles-->
<link rel="stylesheet"
<link href="{{
href="{{ asset('css/datepicker.css')
asset('js/morris/morris-0.4.3.min.css')
}}"/>
}}" rel="stylesheet" />
<!-- Button Navbar-->
<!-- Custom Styles-->
<link href="{{
<link href="{{
asset('fonts/material.css')}}"
asset('css/custom-styles.css') }}"
rel="stylesheet" />
rel="stylesheet" />
<link href="{{
<!-- Google Fonts-->
asset('materialize/css/materialize.min
<link href="{{ <!-- Bootstrap Js --

asset('fonts/open-sans.css')}}" >

rel='stylesheet' type='text/css' />


<script src="{{

<link href="{{ asset('js/bootstrap.min.js')

asset('js/Lightweight- }}"></script>

Chart/cssCharts.css') }}"
<script src="{{
rel="stylesheet">
asset('materialize/js/materialize.min.j

</head> s') }}"></script>

<body> <!-- Metis Menu Js

-->
<div id="wrapper">

<script src="{{

asset('js/jquery.metisMenu.js')
<!-- JS
}}"></script>
Scripts-->

<!-- jQuery Js -->


<!-- Morris Chart Js
<script src="{{
-->
asset('js/jquery-3.3.1.js')
<script src="{{
}}"></script>
asset('js/morris/raphael-2.1.0.min.js')

}}"></script>
<script src="{{ <script src="{{

asset('js/morris/morris.js') asset('js/dataTables/dataTables.bootst

}}"></script> rap.js') }}"></script>

<script <script>

src="{{ asset('js/easypiechart.js')

}}"></script>
$(document).ready(function () {

<script

src="{{ asset('js/easypiechart-
$('#dataTables-
data.js') }}"></script>
example').dataTable();

<script $('.datepicker').pickadate({

src="{{ asset('js/Lightweight-

Chart/jquery.chart.js') }}"></script>
selectMonths: true, // Creates a

dropdown to control month

<!-- DATA

TABLE SCRIPTS --> selectYears: 15, // Creates a

dropdown of 15 years to control


<script src="{{
year,
asset('js/dataTables/jquery.dataTable

s.js') }}"></script>
</div>

closeOnSelect: false // Close upon

selecting a date,
<!-- Flash

Message -->
});
<script
});
src="{{ asset('js/flash.js')

</script> }}"></script>

<!-- Custom Js --> </body>

<script src="{{ </html>

asset('js/custom-scripts.js')

}}"></script>

@include('navbar')

@yield('main')

@yield('footer')
Lampiran 3: Dokumen-Dokumen Pendukung

Anda mungkin juga menyukai