4.1 Hasil
Hasil dari kerja praktek ini adalah berupa peta dasar Rencana Detil Tata
Ruang (RDTR) sebagian kecamatan Ambarawa kabupaten Pringsewu yang
meliputi kelurahan Margodadi, Ambarawa Timur, Ambarawa, dan Ambarawa
Barat. Peta RDTR ini berisi peta detil kelurahan-kelurahan yang menjadi study
kasus di kecamatan Ambarawa yang dibuat menggunakan metode penginderaan
jauh dengan melakukan survey secara langsung dan peta hasil turunan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten Pringsewu. Peta-peta yang dihasilkan
dalam kerja praktek ini adalah sebagai berikut.
1. Peta administrasi
2. Peta pemukiman
3. Peta bahayalongsor
4. Peta cekungan air tanah
5. Peta curah hujan
6. Peta DAS
7. Peta evaluasi peruntukkan
8. Peta geologi
9. Peta gerakan air tanah
79
4.2 Pembahasan
Beberapa tahapan yang dilakukan dalam pembuatan peta dasar RDTR ini
pembuatan peta dasar RDTR ini antara lain sebagai berikut :
a. Pengumpulan data dasar yang berupa kumpulan peta tematik RTRW
kabupaten Pringsewu dan data citra satelit kecamatan Ambarawa.
b. Data citra satelit yang digunakan adalah citra satelit Geoeye 1 tahun 2011
diperoleh dengan cara mengunduh menggunakan software Universal Map
Downloader (UMD) dengan perbesaran mencapai level 18.
c. Pengecekkan koordinat dilakukan menggunakan Global Mapper. Jika
koordinat belum sesuai, maka perlu dilakukan survey lapangan untuk
dilakukan penentuan titik kontrol dan dilakukan koreksi geometrik
menggunakan Er-Mapper untuk mendapatkan RMS. Dalam kerja praktek
ini penentuan titik kontrol dan koreksi geometrik tidak dilakukan, karena
citra yang diunduh sudah sesuai dengan koordinatnya. Untuk meyakinkan
kembali kebenaran koordinat citra satelit, pengecekkan koordinat juga
dilakukan menggunakan dua citra satelit open source, yaitu Google Maps
dan Bing Maps secara online. Dibawah ini adalah empat titik yang sama
diambil dari citra Google Maps, Bing Maps dan citra di project.
1
2
3
4
Koordinat di Project
ArcGIS ()
104.963009,
-5.387095
104.959994,
-5.400916
104.960276,
-5.410927
104.942427,
-5.413270
Koordinat di Google
Map ()
104.963032, -5.387092
104.963011, -5.387097
104.959999, -5.400924
104.959984, -5.400913
104.960283, -5.410923
104.960269, -5.410923
104.942424, -5.413270
104.942422, -5.413268
Dari tabel diatas dapat dilihat perbedaan antara koordinat di project dengan
koordinat di Google Map dan Bing Map. Berikut ini adalah tabel selisih
pergeseran koordinat dari tabel sebelumnya.
0.000023, 0.000003
0.000002, 0.000002
2
3
0.000005, 0.000008
0.00001, 0.000003
0.000007, 0.000004
0.000007, 0.000004
0.000003, 0
0.000005, 0.000002
Melihat pergeseran yang tidak terlalu jauh di tabel 4.2 diatas, maka hal tersebut
diabaikan dan sudah terlalu toleransi.
d. Setelah dilakukan pengecekkan maka citra satelit dapat dilakukan proses
deliniasi atau pendigitasian. Digitasi dilakukan menggunakan software
AutoCAD Land Dekstop, kemudian di eksport kedalam format *.shp,
yang selanjutnya dilakukan penginputan data atribut menggunakan
software Microsoft Excel yang akan diteruskan dengan proses penjoinan
menggunakan software ArcGIS.
e. Setelah semua informasi yang dibutuhkan telah dilakukan digitasi dan
join data atribut dan spasial, hal yang dilakukan selanjutnya yaitu proses
layout. Pengaturan layout dalam RDTR telah ditentukan dalam PP No. 8
tahun 2013 tentan ketelitian peta rencanan tata ruang. Dalam Peraturan
Perundangan tersebut terdapat standar penggunaan symbol- simbol
maupun garis.