Anda di halaman 1dari 231

PENGEMBANGAN JARINGAN WIRELESS UNTUK

MENGGANTIKAN MANUAL DOWNLOAD PADA VEHICLE

HEALTH MONITORING SYSTEM di PT.SAPTAINDRA SEJATI

Disusun Oleh :

Dwi Wahyudi

104091002865

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010
PENGEMBANGAN JARINGAN WIRELESS UNTUK

MENGGANTIKAN MANUAL DOWNLOAD PADA VEHICLE

HEALTH MONITORING SYSTEM di PT.SAPTAINDRA SEJATI

Disusun Oleh :

Dwi Wahyudi

104091002865

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOG

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010M

i
PENGEMBANGAN JARINGAN WIRELESS UNTUK

MENGGANTIKAN MANUAL DOWNLOAD PADA VEHICLE

HEALTH MONITORING SYSTEM di PT.SAPTAINDRA SEJATI

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Dwi Wahyudi
104091002865

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

________Arini, MT_________ Zulfiandri, S.Kom, MMSI


NIP. 19760131 200901 2001 NIP. 19700130 200501 1003

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika

Yusuf Durrachman, MIT, M.Sc


NIP. 19710522 200604 1002

ii
Pengembangan Jaringan Wireless Untuk Menggantikan Manual
Download Pada Vehicle Health Monitoring System
di PT.Saptaindra Sejati
(Studi Kasus Program Studi Teknik Informatika)

SKRIPSI

Oleh :

Dwi Wahyudi
NIM : 104091002865

Disetujui dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosah tanggal 12


November 2010 serta diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Teknik (ST) Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta

Menyetujui,

Penguji I, Penguji II,

Herlino Nanang, MT Andrew Fiade, M.Kom


NIP. 19731209 200501 1002 NIP. 19820811 200912 1004

Pembimbing I, Pembimbing II,

______Arini, MT_______ Zulfiandri, S.Kom, MMSI


NIP. 19760131 200901 2001 NIP. 19700130 200501 1003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Ketua Program Studi Teknik Informatika,

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Yusuf Durrachman, MIT, M.Sc


NIP. 19680117 200112 1001 NIP. 19710522 200604 1002
HALAMAN PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

MANAPUN.

Jakarta, 7-10- 2010

DwiWahyudi

104091002865

iv
ABSTRAKSI

DWI WAHYUDI, Pengembangan Jaringan Wireless Untuk Menggantikan


Manual Download Pada Vehicle Health Monitoring System di PT.Saptaindra
Sejati. (Dibawah bimbingan ARINI dan ZULFIANDRI).

Proses download data unit berat dengan menggunakan Vehicle health


monitoring system masih dilakukan dengan proses manual download dengan
mendatangi tiap-tiap unit berat yang sedang parker. PT.Saptaindra Sejati
merupakan perusahaan kontraktor batubara yang mempunyai beberapa jobsite
yang tersebar di Kalimantan. Pengembangan jaringan wireless untuk download
data health parameter pada unit berat ini di buat untuk mengatasi kendala pada
manual download seperti keterbatasan manpower, efektifitas hasil dan waktu
download, proses pengembangan ini menggunakan Metode Networking
Development Life Cycle yang memiliki enam tahap yaitu analisis, design, simulasi
prototype, implementasi, monitoring dan manajemen. Teknologi yang dipakai
adalah wireless outdoor yang menghubungkan lokasi dan mendownload data dari
unit yang sudah terpasang radio. Sistem jaringan wireless akan mendownload
data dari unit berat yang sedang parkir maupun bergerak ketika melewati lokasi
coverage area tower wireless dan akan mengirim data ke lokasi server sebagai
tujuan akhir dari proses download. Manfaat dari pengembangan wireless sistem
ini adalah proses download data menjadi lebih terjadwal dan bersifat otomatis
sehingga mengurangi manpower yang digunakan ketika proses manual download
selain itu data hasil donwload menjadi lebih terdistribusi di komputer server yang
memudahkan pendistribusian untuk proses analisis dan maintenance unit berat.

Kata Kunci : wireless download, health parameter, manual download wireless


outdoor, radio, coverage area tower wireless

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, nikmat

islam, dan nikmat hidup sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada suri tauladan kita

Rasulullah Muhammad SAW yang telah berhasil membawa manusia ke dalam

dunia yang penuh peradaban. Amin. Skripsi merupakan salah satu tugas wajib

mahasiswa sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program studi Strata 1 (S1)

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejauh ini penulis

menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan-kekurangan pada skripsi ini,

yang disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis

miliki Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan dan bantuan

dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak DR. Yusuf Durrachman, MIT selaku Ketua Program Studi Teknik

Informatika

3. Ibu Arini, MT dan Bapak Zulfiandri, MMSI, selaku Pembimbing I dan

Pembimbing II, yang secara kooperatif, penuh kesabaran memberikan nasihat

dan saran-saran berharga secara bijak dan membantu membimbing penulis

dalam penyelesaian skripsi ini.

vi
4. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Informatika yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, terima kasih atas pengajaran dan ilmunya yang

bermanfaat bagi penulis.

5.Staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi dan Prodi TI (Bu Ova, Pak Gun,

mas Niki, Pak Rifo, Pak Samsul dan semuanya).

6.Direktur PT.Saptaindra Sejati, beserta seluruh staff yang telah banyak

membantu penulis dalam penelitian di lapangan.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

para pembaca umumnya, sebagai manusia dengan segala kerendahan hati, penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik yang

konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga pembaca memperoleh

tambahan pengetahuan setelah membacanya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 21-10-2010

Penulis

vii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini khusus penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang telah

memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dalam

menyelesaikanpenelitian skripsi ini , diantaranya adalah :

1. Keluarga tercinta, Sutamto (ayah), Sabariah(ibu), Eka Budi Asih(kakak) yang

telah membesarkan penulis dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, yang

selalu memberikan nasehat, bimbingan dan motivasi. Semoga Allah selalu

melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepada Ayahanda dan Ibunda. Amin

2. Om rahwadi sekeluarga yang mensupport penulis waktu kuliah dalam hal

materil maupun moril

3. Staf – staf Kantor Saptaindra Rahmat Firdaus, Aang, Andross, Taya, Fita yang

telah memberi support dalam hal data maupun moril

4. Teman – teman UIN khususnya Syukrina, Rendy taufiq, Ahmad Fajarudin,

Arie syuryadi, Razka Hadistra, Egi ramdhani yang telah member support yang

execlent dalam membantu proses administrasi maupun penulisan skripsi

penulis

5. Teman – Teman RAMSES Kelapa Gading Aries, Erik, Adrian, Dimas, Gama,

Alfred yang telah member support kepada penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv

ABSTRAKSI ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

LEMBAH PERSEMBAHAN ............................................................................. viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 4

1.3. Batasan Masalah ........................................................................... 4

1.4. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

1.6. Metodologi Penelitian .................................................................. 6

1.7. Sistematika Penulisan ................................................................... 7

x
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 9

2.1 Konsep Pengembangan wireless untuk menggantikan

Manual download dengan vehicle health

Monitoring system ......................................................................... 9

2.2 Teknologi Jaringan Wireless .......................................................... 11

2.3 Definisi download vhms ................................................................ 40

2.4 WirelessDownload VHMS Data .................................................... 40

2.5 Pengertian Data dan Informasi ...................................................... 44

2.6 Metode Pengembangan Sistem ...................................................... 46

2.7 Pertambangan ................................................................................ 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 54

3.1 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 54

3.2 Metode Pengembangan Sistem ...................................................... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 71

4.1 Analisis Penyelesaian Masalah ...................................................... 71

4.2 Design (perancangan sistem) ......................................................... 91

4.3 Simulation Prototype ..................................................................... 99

4.4 Implementation (Implementasi) ....................................................104

4.5 Implementation (Implementasi) ....................................................106

4.6 Management ..................................................................................171

4.7 Monitoring .....................................................................................175

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................182

xi
5.1 Kesimpulan ....................................................................................182

5.2 Saran ..............................................................................................183

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................184

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Pita ISM ............................................................................. 22

Tabel 3.1 Tower infrastructure component .................................................. 61

Tabel 4.1 Daftar hardware dan software manual download ......................... 75

Tabel 4.2 Hardware yang dipakaidalamVhms network ............................... 87

Tabel 4.3 Software yang dipakaidalam VHMS network .............................. 90

Tabel 4.4 Tabel infrastructure vhms ............................................................ 97

Tabel 4.5 Daftar mac address wireless .......................................................... 137

Tabel 4.6 Tabel filtering mac address mikrotik ............................................ 139

Tabel 4.7 Data Unit Berat Yang Terpasang Radio Untuk Di Download

Parameter VhmsDesember2009 .................................................... 157

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Referensi OSI.................................................................... 12

Gambar 2.2 Acces point yang terhubung ke jaringan ...................................... 19

Gambar 2.3 Penggunaan Extension Point ....................................................... 20

Gambar 2.4 Model Umum dari Spread Spectrum Technology.………. .......... 23

Gambar 2.5 Energi Radiasi Dipole ................................................................. 25

Gambar 2.6 Pola pancaran dari Antenna Vertikal .......................................... 26

Gambar 2.7 Tipe dari Antenna Omni-Directional .......................................... 27

Gambar 2.8 Lingkup Area Antenna Omni-Directional .................................. 27

Gambar 2.9 Sambungan point-to-multipoint .................................................. 29

Gambar 2.10 Jangkauan Directional Patch Antena ......................................... 30

Gambar 2.11 Jangkauan Directional Yagi Antena........................................... 30

Gambar 2.12 Hubungan Point-to-Point Antenna Semi-Directional ............... 31

Gambar 2.13 Contoh Antenna Highly-Directional Berbentuk Parabola ......... 33

Gambar 2.14 Contoh Antenna Highly-Directional Berbentuk Grid ............... 33

Gambar 2.15 Pola Radiasi Antenna Highly-Directional ................................. 34

Gambar 2.16 Frensel Zone .............................................................................. 37

Gambar 2.17 Hubungan Data dan Informasi .................................................. 46

Gambar 2.18 Tahapan pada metode NDLC .................................................... 47

Gambar 3.1 Wireless Radio ............................................................................. 59

Gambar 3.2 Server .......................................................................................... 60

Gambar 3.3 Jadwal Implementasi Wireless Download Area .......................... 63

Gambar 3.4 Model Sekuel Linear……………………………………..…. ..... 68

xxi
Gambar 4.1 Manual wireless download sistem .............................................. 72

Gambar 4.2 Proses download wireless manual di sisworkshop ..................... 74

Gambar 4.3 Kabel controller VHMS to serial (P/N : 799-608-3220).............. 75

Gambar 4.4 Koneksi controller VHMS dan serial RS232 ............................... 76

Gambar 4.5 VHMS technical analisis tool box .............................................. 76

Gambar 4.6 Konfigurasi dan proses download manual .................................. 77

Gambar 4.7 Status download manual .............................................................. 77

Gambar 4.8 Data hasil download manual ....................................................... 78

Gambar 4.9 Network connection di control panel windows ........................... 79

Gambar 4.10 Setting SSID dan security di laptop download ......................... 80

Gambar 4.11 VHMS download tools login .................................................... 81

Gambar 4.12 VHMS download tool searching unit ........................................ 81

Gambar 4.13 VHMS download tool connecting unit ..................................... 82

Gambar 4.14 Data manual wireless download ............................................... 83

Gambar 4.15 VHMS tower automatic download ............................................ 84

Gambar 4.16 Design infrastructure vhms network ......................................... 91

Gambar 4.17 Design Infrastructure wireless type & SSID vhms ................... 96

Gambar 4.18 Coverage area tower ................................................................... 98

Gambar 4.19 Simulasi Vhms network ............................................................ 100

Gambar 4.20 Cloud lokasi Vhms network ...................................................... 101

Gambar 4.21 Testing Vhms network .............................................................. 102

Gambar 4.22 Software design topologi ........................................................... 103

Gambar 4.23 Setting operation mode .............................................................. 106

xxii
Gambar 4.24 Setting ip address ....................................................................... 107

Gambar 4.25 Setting band dan channel .......................................................... 108

Gambar 4.26 Setting power level..................................................................... 109

Gambar 4.27 Setting security wireless............................................................. 110

Gambar 4.28 Setting SSID dan network type .................................................. 111

Gambar 4.29 Tower UT rabusis ...................................................................... 112

Gambar 4.30 Skema pemasangan antenna ...................................................... 113

Gambar 4.31 Wireless rabusis (190.168.10.13) .............................................. 114

Gambar 4.32 Tower Sisworkshop.................................................................... 115

Gambar 4.33 wireless sisworkshop (190.168.10.12) ...................................... 117

Gambar 4.34 Wireless Sisworkshop (190.168.10.11) .................................... 118

Gambar 4.35 Mikrotik wireless sisworkshop properties ................................. 119

Gambar 4.36 Mikrotik wireless sisworkshop interface list ............................. 119

Gambar 4.37 Solar system portable ................................................................ 121

Gambar 4.38 Tower vhms portable ................................................................ 121

Gambar 4.39 Tower Diagram Vhms portable ................................................. 122

Gambar 4.40 Client Mikrotik 190.168.10.20 View Point Bridge ................... 124

Gambar 4.41 Access Point Senao 190.168.10.21 View Point Bridge ............ 125

Gambar 4.42 Access Point Senao 190.168.10.26 View Point Bridge ............ 126

Gambar 4.43 Ad-Hoc 190.168.10.22 View Point Bridge .............................. 127

Gambar 4.44 Tower portable 1 ........................................................................ 128

Gambar 4.45 wireless portable 190.168.10.18 portable 1 ............................... 130

Gambar 4.46 wireless 190.168.10.19 portable 1.............................................. 131

xxiii
Gambar 4.47 Tower portable 2 ........................................................................ 132

Gambar 4.48 Diagram tower portable 2………………………………........... 133

Gambar 4.49 Wireless 190.168.10.25 portable 2 ............................................. 135

Gambar 4.50 wireless 190.168.10.24 portable 2.............................................. 136

Gambar 4.51 Setting ip address mikrotik bridge ............................................ 138

Gambar 4.52 Setting new filter ....................................................................... 140

Gambar 4.53 Setting action pada mac address ............................................... 141

Gambar 4.54 Mikrotik bridge 190.168.10.203 interface list .......................... 142

Gambar 4.55 Mikrotik bridge 190.168.10.203 filter list ................................. 143

Gambar 4.56 Mikrotik bridge 190.168.10.200 interface list .......................... 144

Gambar 4.57 Mikrotik bridge 190.168.10.200 filter list ................................. 145

Gambar 4.58 Mikrotik bridge 190.168.10.202 interface list .......................... 146

Gambar 4.59 Mikrotik bridge 190.168.10.202 filter list ................................. 146

Gambar 4.60 Mikrotik bridge 190.168.10.201 filter list ................................. 147

Gambar 4.61 Komodo radio ........................................................................... 148

Gambar 4.62 Alcon radio ................................................................................ 148

Gambar 4.63 Radio Omni ............................................................................... 149

Gambar 4.64 Wireless status unit berat vhms ................................................. 150

Gambar 4.65 Harness Cable ........................................................................... 151

Gambar 4.66 Diagram pemasangan radio ke unit berat .................................. 151

Gambar 4.67 Mounting Radio ........................................................................ 153

Gambar 4.68 PemasanganRJ45 harness ke port female radio ........................ 154

Gambar 4.69 Fuse Box .................................................................................... 155

xxiv
Gambar 4.70 Power dan Grounding ............................................................... 155

Gambar 4.71 VHMS Controller ...................................................................... 156

Gambar 4.72 Vhms download tool icon ......................................................... 159

Gambar 4.73 Vhms download tool login ........................................................ 160

Gambar 4.74 Vhms download tool scanning unit berat .................................. 160

Gambar 4.75 Unit yang terdeteksi di download tool ...................................... 161

Gambar 4.76 Auto ftp client time setting ........................................................ 162

Gambar 4.77 Auto ftp client destination setting ............................................. 163

Gambar 4.78 Auto ftp client other destination setting .................................... 163

Gambar 4.79 Ftp receiver data wacher ............................................................ 164

Gambar 4.80 Network sisworkshop configuration ......................................... 165

Gambar 4.81 Wireless back up konfigurasi .................................................... 166

Gambar 4.82 Wireless back up konfigurasi direktori ..................................... 167

Gambar 4.83 Mikrotik Back up konfigurasi ................................................... 168

Gambar 4.84 Data hasil download di server Jakarta ....................................... 169

Gambar 4.85 Upload data di vhms bagus ....................................................... 170

Gambar 4.86 Status Upload data vhms bagus ................................................ 171

Gambar 4.87 Management ip software ........................................................... 172

Gambar 4.88 Sis WAN network monitoring sistem ....................................... 173

Gambar 4.89 local user SIS workshop server ................................................. 174

Gambar 4.90 User vhms bagus ....................................................................... 175

Gambar 4.91 Jadwal monitoring dan maintenance ......................................... 176

xxv
Gambar 4.92 Alur Maintenance Unit .............................................................. 177

Gambar 4.93 Sis network monitoring ADARO- HO jakarta .......................... 179

Gambar 4.94 Grafik network Jakarta- Kalimantan ......................................... 180

Gambar 4.95 Monitoring tower software ........................................................ 181

xxvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Wawancara ................................................................................ A1

Lampiran B Survey ......................................................................................... B1

Lampiran C Dokumentasi instalasi tower ....................................................... C2

Lampiran D Simulation Prototipe ................................................................... D1

xxi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi yang semakin maju ini, ilmu pengetahuan dan

teknologi berkembang dengan sangat cepat dan pesat, terutama pada

bagian teknologi informasi. Kebutuhan akan informasi semakin cepat,

tepat, dan akurat merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan saat

ini. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa informasi memegang peranan

penting dalam aktivitas kehidupan masyarakat terlebih lagi pada sebuah

perusahaan. Perusahaan yang sedang maju dan berkembang sangat

membutuhkan informasi yang terbaru guna menunjang suatu keputusan.

Akan sia - sia jika suatu informasi tidak didukung oleh teknologi yang

cukup memadai. Karena informasi merupakan salah satu asset berharga

dalam suatu perusahaan. Informasi tersebut berupa data, dokumen –

dokumen dan berita yang terjadi di dalam lingkungan perusahaan sehingga

tidak sampai keluar lingkungan perusahaan (kerahasiaannya terjamin).

PT. Saptaindra Sejati (PT. SIS) adalah salah satu perusahaan

kontraktor pertambangan batu bara (Mining Contractor) yang memiliki 7

job site (lokasi pertambangan batu bara) yang berada di Kalimantan dan

kantor pusat (Head Office) yang berada di Jakarta. Dalam kegiatan

pertambangannya PT. Saptaindra Sejati banyak menggunakan Unit Berat

dari PT. Komatsu.Tbk sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan

1
produksi batubara dari tiap-tiap Job site yang digunakan oleh Coal

Costumer untuk di proses sebagai bahan bakar industri.

Dalam melakukan proses Download health parameter unit dengan

menggunakan VHMS diharapkan dapat dilakukan secara maksimal

sehingga tidak mengganggu kinerja tiap-tiap divisi. namun yang masih

sering terjadi sekarang adalah saat proses download health parameter unit

dengan menggunakan VHMS oleh user masih dilakukan secara manual

dengan mendatangi tiap-tiap unit yang sedang parkir yang akan di lakukan

maintenance dan monitoring. hal ini tentunya tidak efektif terlebih lagi

proses download manual ini tidak dapat memenuhi kebutuhan daily

monitoring dan maintenance karena keterbatasan man power dan

donwload area tiap-tiap unit yang terus mobile dalam memenuhi

kebutuhan produksi oleh karena itu adanya sistem wireless automatic

download yang dapat mengirimkan hasil health parameter secara

otomatis dari unit yang sedang parkir maupun bergerak ketika melewati

coverage area tower wireless akan sangat berguna terlebih lagi Proses

download yang dilakukan lebih terschedule dan data health parameter

hasil donwload menjadi lebih terdistribusi di komputer server

Pada penelitian ini sistem yang dikembangkan adalah proses

download health parameter dengan VHMS wireless download sistem,

VHMS wireless download sistem digunakan karena proses download yang

dapat dilakukan secara automatic dan untuk coverage area donwload

dapat di atur sesuai keadaan dilapangan dengan sistem ini user tidak perlu

2
mendatangi tiap unit untuk melakukan proses download karena tiap unit

yang melewati tower-tower yang sudah dipasang akan secara automatic

terdownload health paramaternya, setiap parameter yang terdownload

sudah terdistribusi di server dan siap digunakan oleh pihak Plant dan

engineering

Untuk memecahkan permasalahan tersebut, penulis mengajukan

pemecahan masalah dengan “Pengembangan Jaringan Wireless Untuk

Menggantikan Download Manual Pada Vehicle Helath Monitoring

System Di PT. Saptaindra Sejati”.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara

merancang dan mengimplementasikan wireless untuk menggantikan

download manual yang selama ini menjadi kendala jika digunakan cara

manual download unit dengan Vehicle health monitoring sytem,data yang

ada pada unit berat dibutuhkan oleh pihak engineering dan plant agar

dapat didownload secara automatic diolah lebih lanjut untuk proses

periodic chek unit, maintenance dan monitoring unit berat yang digunakan

PT. Saptaindra Sejati untuk proses produksi pertambangan batubara

3
1.3 Batasan Masalah

Karena kompleknya masalah yang ada di lapangan, maka penulis

perlu membatasi masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Dalam merancang wireless automatic download vehicle heath

monitoring system ini, ruang lingkupnya hanya sebatas Site Adaro

Minning Operation PT. Saptaindra Sejati.

2. Penerapan VHMS automatic download sistem ini lebih kepada

Wireless Solution System Teknologi

3. Karena keterbatasan tools, dalam simulasi yang dibuat ada beberapa

device yang di gantikan fungsinya

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk perbaikan sistem VHMS manual

download menjadi wireless download system yang berfungsi

mendownload parameter unit yang dibutuhkan pihak Plant dan

engineering secara automatic dan terdistribusi untuk proses maintenance

dan monitoring unit guna mencapai proses produksi yang tinggi pada

PT. Saptaindra Sejati.

4
1.5 Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai

pihak yang berkepentingan, diantaranya adalah sebagi berikut :

1. Penulis

a. Penulis dapat lebih mendalami dan memahami mengenai

teknologi wireless pada Vehicle Healh Monitoring System di

mana penulis melakukan penelitian yang berkaitan dengan

teknologi tersebut.

b. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar S1

(Strata 1) pada Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Teknik

Informatika Universitas Islam Negeri Jakarta.

2. Universitas

a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi

teori yang telah diperoleh masa kuliah.

b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan

ilmunya

dan sebagai bahan evaluasi.

3. Pengguna

a. Memberikan kemudahan dalam berbagi informasi pihak

engineering dan plant dalam mengambil keputusan teknis

terhadap unit berat di PT. Saptaindra Sejati .

5
b. Mengoptimalkan proses download Vehicle Helath Monitoring

System dalam hal waktu dan download area dengan

menggunakan wireless teknologi.

c. Memaksimalkan unit berat yang bekerja karena dengan

vehicle health monitoring system semua unit berat sudah bisa

di prediksi

1.6 Metodologi Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam

penelitian ini, ada beberapa metode yang penulis lakukan:

1. Metode Studi Pustaka

Yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara

membaca buku-buku referensi yang dapat dijadikan acuan

pembahasan dalam penelitian ini.

2. Metode Wawancara (interview)

Tindakan pengumpulan informasi dengan cara mengajukan

sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula.

Dalam hal ini, penulis mengadakan tanya jawab dengan para

karyawan PT. Saptaindra Sejati

3. Metode Observasi

Observasi adalah sebuah metode pengumpulan data dengan

cara pengamatan atau peninjauan langsung terhadap objek

penelitian, yaitu pengaksesan dokumen – dokumen oleh karyawan

PT. Saptaindra Sejati.

6
4. Metode Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem dalam penelitian ini penulis

mengunakan Model Networking Development Life Cycle (NDLC).

Perkembangan perangkat IT terutama dibidang Networking telah

menjadikan kebutuhan akan infrastruktur sangat tinggi, Sehingga

penggunaan metode dan pemahaman tentang internetworking

requirement sangat dibutuhkan agar reliability dan internetworking

bisa tercapai (Stiawan, Fundamental Internetworking Development

& Design Life Cycle)

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan, keseluruhan perancangan sistem

ini dibagi menjadi lima bab dengan pokok pikiran dari tiap-tiap bab

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis mengemukakan tentang latar belakang

masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan.

7
BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, penulis mengemukakan dan membahas teori

tentang wireless network teknologi, Vehicle health monitoring

system download tools.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini, penulis memaparkan tentang metode yang

digunakan penulis baik dalam pengumpulan data maupun

metode untuk pengembangan sistem pada penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis menjelaskan tahapan-tahapan yang

dilakukan dalam Perancangan wireless untuk menggantikan

download manual dengan menggunakan vehicle helath

monitoring system

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini, penulis mencoba untuk menyimpulkan hasil

akhir dari penelitian dan permasalahan-permasalahan yang

dibahas serta mengemukakan beberapa saran yang dianggap

perlu dalam pengembangan sistem ini lebih lanjut.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Pengembangan wireless untuk menggantikan manual

download dengan vehicle health monitoring sistem

2.1.1 Definisi pengembangan system

Pengembangan sistem (systems development) adalah

menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem

yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah

ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan

karena beberapa hal, yaitu : ketidakberesan dalam sistem,

pertumbuhan organisasi, untuk meraih kesempatan, atau karena

adanya instruksi-instruksi (Jogiyanto, 2000 : 35).

2.1.2 Definisi jaringan wireless

Jaringan wireless adalah jaringan yang memungkinkan orang

melakukan komunikasi dan mengakses aplikasi dan informasi tanpa

kabel (nirkabel), yang memberikan kebebasan bergerak dan

kemampuan memperluas aplikasi ke berbagai gedung, kota atau

hampir ke semua tempat di dunia (Geier, 2005 : 1)

Wireless LAN dapat di definisikan sebagai sebuah system

komunikasi data fleksibel yang dapat digunakan untuk menggantikan

atau menambah jaringan LAN yang sudah ada untuk memberikan

9
tambahan fungsi dalam konsep jaringan computer pada umumnya.

Fungsi yang ditawarkan disini dapat berupa konektivitas yang andal

sehubungan dengan mobilitas user. (Hantoro, 2009 : 2)

2.1.3 Manual Download VHMS Data

Setiap unit Komatsu yang dilengkapi dengan perangkat

VHMS technology selalu dilengkapi dengan satu atau dua port

khusus untuk VHMS Data Download dengan lokasi yang berbeda

sesuai Machine Model yang dijelaskan pada halaman berikut.

Download VHMS Data secara manual hanya bisa dilakukan

menggunakan kabel Download Komatsu P/N 799-688-3220 dan

Software Download Tools Komatsu yang hanya diperbolehkan untuk

Laptop Tools VHMS milik PT. United Tractors (Authorized

Distributor).Validitas VHMS Data yang tersimpan didalam VHMS

Controller ditentukan oleh pelaksanaan initial setting VHMS &

Download Data. (Manual Book VHMS Technology, 2008: 14)

2.1.4 Vehicle Helath Monitoring System (VHMS ) Wireless Download

System

Vehicle Helath Monitoring System (VHMS) adalah sebuah

teknologi untuk monitoring keadaan unit berat komatsu seperti HD

Truck, dump truck, excavator PC 200, PC 300, Hydraulic truck

dimana unit-unit berat ini mempunyai sensor di setiap bagian mesin-

10
mesin tertentu dan VHMS merupakan program untuk melihat

parameter dari tiap bagian mesin berupa grafik diagram dan tabel

angka guna melakukan analisis sebelum dan sesudah terjadi

unscheduled breakdown . (Manual Book VHMS Technology, 2008:

19).

Sedangkan VHMS wireless download system adalah cara

mendownload VHMS melalui wireless baik langsung dengan laptop

atau automatic tower download jika unit berat tersebut melewati

tower jaringan pada sistem jaringan wireless pada PT. Saptaindra

Sejati, dengan cara mendownload beberapa informasi untuk

kebutuhan pertambangan. Tujuan Setting VHMS Controller adalah

untuk Set up Machine Identification (S/N Machine, S/N Engine, S/N

TransmisiTransmisi) ) kedalamVHMS controller VHMS dan set-up

time zone dimana disesuaikan dengan lokasi unit berada . (Manual

Book VHMS Technology, 2008: 24).

2.2. Teknologi Jaringan Wireless

2.2.1 Referensi Model OSI

Model ini disebut OSI (Open System Interconnection)

Reference Model, Karena model ini ditujukan untuk pengkoneksian

open system, yang dikembangkan oleh International for

Standardization (ISO) pada tahun 1984. OSI menggambarkan

bagaimana informasi dari suatu software aplikasi pada sebuah

11
komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu

software aplikasi di komputer lain. OSI secara konseptual terbagi

terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-masing memiliki fungsi

jaringan yang spesifik. (Syafrizal , 2005 : 74-89)

Gambar 2.1 Model Referensi OSI (Syafrizal, 2005:75)

a. Physical Layer bertanggung jawab untuk mengaktifkan dan

mengatur physical interface jaringan komputer. Pada lapisan ini,

hubungan antar interface-interface dari perangkat keras diatur

seperti hubungan antara DTE dan DCE. Interface yang di

definisikan pada lapisan ini antara lain 10BaseT, 100BaseTX,

V35, X.21 dan High Serial Interface (HSSI)

b. Data Link Layer Mengatur topologi jaringan, Error notification

dan Flow Control. Tugas utamanya adalah sebagai fasilitas

transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut ke saluran

yang bebas dari kesalahan transmisi

c. Network Layer berfungsi untuk mengendalikan operasi subnet

dengan meneruskan paket-paket dari satu node ke node lain dalam

12
jaringan. Masalah desain yang penting adalah bagaimana cara

menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya.

d. Transport Layer berfungsi Menerima data dari session layer,

memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu,

meneruskan data ke network layer, dan menjamin bahwa semua

potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar.

e. Session Layer berfungsi untuk mengijinkan para pengguna untuk

menetapkan session dengan pengguna lainnya. Layer ini

membuka, mengatur, dan menutup suatu session antara aplikasi-

aplikasi.

f. Presentation Layer berfungsi untuk melakukan fungsi-dungsi

tertentu yang diminta untuk menjamin penemuan sebuah

penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Selain memberikan

sarana-sarana pelayanan untuk konversi, format dan enkripsi data.

g. Application Layer berfungsi untuk memberikan sarana pelayanan

langsung ke user, yang berupa aplikasi-aplikasi dan mengadakan

komunikasi dari program ke program.

2.2.2 Pengertian TCP/IP

TCP/IP adalah sekumpulan protocol yang terdapat di dalam

jaringan komputer (network) yang digunakan untuk berkomunikasi

atau bertukar data antar komputer. TCP/IP merupakan protokol

standar pada jaringan internet yang menghubungkan banyak

13
komputer yang berbeda jenis mesin maupun sisten operasi agar dapat

berinteraksi satu sama lain. (Syafrizal, 2005 : 96)

2.2.3 Kelebihan Wireless

Terdapat beberapa keuntungan yang di dapat dari

penggunaan WLAN, diantaranya : (Hantoro, 2009 : 5-7)

a. Mobilitas Tinggi

WLAN memungkinkan klien untuk mengakses informasi secara

real-time dimanapun dalam jangkauan WLAN sehingga

meningkatkan kualitas layanan dan produktifitas yang tidak

mungkin dapat diberikan oleh jaringan LAN bisa. Pengguna

dimanapun dia berada baik di area kantor bahkan di area publik

(hotspot) akan selalu dapat tersambung ke internet. Dengan

demikian akan mendukung komunikasi suara, data dan informasi

yang lebih cepat guna.

b. Kemudahan dan Kecepatan Instalasi

Instalasi WLAN sangat mudah dan cepat tanpa harus menarik

dan memasang kabel melalui dinding atau atap. Kabel digunakan

hanya untuk menghubungkan AP ( Akses Point) ke jaringan

(HUB/Switch/Router). Sedangkan koneksi dari station

(komputer) pelanggan terhubung ke jaringan via radio

(wirelessly). Lain halnya bila menggunakan wired LAN maka

14
tiap station (komputer) yang akan tersambung ke jaringan LAN

diperlukan penarikan kabel satu per satu ke HUB/Switch.

c. Fleksibel

Teknologi WLAN memungkinkan untuk membangun jaringan

pada area yang tidak mungkin atau sulit untuk dijangkau oleh

kabel. Seperti di kota-kota besar, di tempat-tempat yang tidak

tersedia infrastruktur kabel, WLAN dapat digunakan untuk

menggantikan teknologi Leased-Line.

d. Menurunkan Biaya Kepemilikan

Biaya investasi awal untuk perangkat keras WLAN lebih mahal

dari pada LAN konvesional, tapi biaya instalasi dan perawatan

jaringan WLAN lebih murah, sehingga secara total dapat

menurunkan besar biaya kepemilikan. Disamping itu sangat

cocok untuk lingkungan dinamis di mana sering terjadi

perpindahan, penambahan atau perubahan posisi kerja.

e. Scalable

WLAN dapat di gunakan dengan berbagai topologi jaringan

sesuai dengan kebutuhan instalasi atau spesifikasi, mulai dari

jaringan independent yang hanya terdiri dari beberapa klien saja,

sampai jaringan infrastuktur yang terdiri dari ribuan klien

15
f. Produktifitas

Kapabilitas dalam hal komputasi merupakan syarat mutlak untuk

suatu korporasi agar produktifitas karyawan dapat diandalkan.

Dengan dukungan teknologi WLAN maka karyawan (workers)

dapat selalu tersambung ke internet dalam keadaan mobile.

Teknologi jaringan wireless memungkinkan kita untuk

mempertahankan keindahan dan kenyamanan ruangan tanpa harus

terganggu banyaknya instalasi kabel jaringan, untuk membangun

sebuah jaringan wireless access point sederhana maka dibutuhkan

beberapa fitur utama diantaranya : (Ahmad Saefudin

Surapermana, http://blog.sivitas.lipi.go.id)

a. Mendukung IEEE802.11g, IEEE802.11b, IEEE802.3,

IEEE802.3u standards

b. Mengadopsi teknologi transmisi wireless LAN 2x to 3x extended

Range dan 108M Super G .

c. Mendukung kecepatan transfer wireless LAN data

108/54/48/36/24/18/12/9/6Mbps or 11/5.5/3/2/1Mbps wireless

LAN.

d. Menyediakan fasilitas sekuriti ekripsi WEPs 64/128/152-bit

WEP

e. Menyediakan fasilitas keamanan WPA/WPA2 dan WPA-

PSK/WPA2-PSK autotentikasi dan enkripsi TKIP/AES

16
f. Built-in DHCP server yang mendukung distribusi alamat IP

dinamis.

g. Mendukung filtering alamat MAC.

h. Mendukung multi mode operasional wireless (Access Point,

Client, Repeater, Point to Point, Point to Multi-point)

i. Mendukung TCP/IP, DHCP, SNMP

j. Mendukung statistik trafik.

k. Mendukung upgrade firmware.

l. Mendukung Remote dan Web manajemen

2.2.4 Standarisasi Wireless LAN

Wireless LAN mengirim menggunakan frekuensi radio,

wireless LAN diatur oleh jenis hukum yang sama dan digunakan

untuk mengatur hal-hal seperti AM/FM radio. Federal

Communications Commission ( FCC) mengatur penggunaan alat dari

wireless LAN. Dalam pemasaran wireless LAN sekarang, menerima

beberapa standard operasional dan syarat dalam Amerika Serikat

yang diciptakan dan dirawat oleh Institute of Electrical Electronic

Engineers (IEEE). Beberapa Standar wireless LAN :

a. IEEE 802.11 : standar asli wireless LAN menetapkan tingkat

perpindahan data yang paling lambat dalam teknologi transmisi

light-based dan RF.

17
b. IEEE 802.11b : menggambarkan tentang beberapa transfer data

yang lebih cepat dan lebih bersifat terbatas dalam lingkup

teknologi transmisi.

c. IEEE 802.11a : gambaran tentang pengiriman data lebih cepat

dibandingkan (tetapi kurang sesuai dengan) IEEE 802.11b, dan

menggunakan 5 GHZ frekuensi band UNII

d. IEEE 802.11g : syarat yang paling terbaru berdasar pada 802.11

standard yang menguraikan transfer data sama dengan cepatnya

seperti IEEE 802.11a, dan sesuai dengan 802.11b yang

memungkinkan untuk lebih murah.

2.2.5 Komponen Wireless LAN

Dalam membentuk suatu jaringan WiFi, maka diperlukan

beberapa perangkat agar komunikasi antara station dapat dilakukan.

Secara umum komponen wireless LAN itu terdiri atas perangkat

diantaranya : (Hantoro, 2009 : 19)

a. Accesss Point (AP)

Pada wireless LAN, device transceiver disebut sebagai Access

Point, dan terhubung dengan jaringan (LAN) melalui kabel

(bisaanya berupa UTP). Fungsi Access Point adalah mengirim

dan menerima data, serta berfungsi sebagai buffer data antara

Wireless LAN dengan wired LAN. Satu akses point dapat

melayani sejumlah user (beberapa literature menyatakan bahwa

18
satu access point manksimal menangani 30 user). Karena dengan

semakin banyaknya user terhubung ke AP maka kecepatan yang

diperoleh tiap user juga akan semakin berkurang

Gambar 2.2 Access Point yang Terhubung ke Jaringan (Hantoro, 2009:19)

b. Extension Point

Untuk mengatasi berbagai masalah khusus dalam topologi

jaringan desaigner dapat menambahkan extension point untuk

menambah cakupan jaringan. Extension point hanya berfungsi

layaknya repeater untuk client di tempat lebih jauh. Syarat AP

yang digunakan sebagai extension point ini adalah terkait dengan

channel frekuensi yang digunakan. Anatar AP induk (yang

19
terhubung langsung dengan LAN backbone) dan AP repeater-

nya harus memiliki frekuensi yang sama.

Gambar 2.3 Penggunaan Extension Point (Hantoro, 2009:21)

c. Antena

Terdapat beberapa tipe antenna yang dapat mendukung dalam

implementasi wireless LAN, ada yang tipenya omni, sectorized

serta directional. Khusus antenna directional umumnya

digunakan jika diinginkan jaringan antar-2 gedung yang

bersebelahan ( konfigurasi point to point).

d. Wireless LAN Card

Wireless LAN Card dapat berupa PCMCIA, ISA Card. USB

card atau Ethernet card dan sekarang banyak dijumpai sudah

embedded di terminal (notebook maupun HP). Bisaanya

PCMCIA digunakan untuk notebook sedangkan yang lain

digunakan untuk computer desktop. Wireless LAN card ini

20
berfungsi sebagai interface antara sistem operasi jaringan client

dengan format interface udara ke AP.

2.2.6 Media Transmisi Wireless LAN

WLAN menggunakan standar protocol open system

interconnection (OSI). OSI memiliki tujuh lapisan dimana lapisan

pertama adalah lapisan fisik. Lapisan pertama ini mengatur segala

hal yang berhubungan dengan media transmisi termasuk di dalamnya

spesifikasi besarnya frekuensi, redaman, besarnya tegangan, daya

interface, media penghubung antar-terminal dan lain-lain. Media

transmisi data yang digunakan oleh WLAN adalah : (Hantoro, 2009 :

25)

a. Infra Red (IR)

Infrared banyak digunakan pada komunikasi jarak dekat,

contohnya remote control untuk televisi. Gelombang IR mudah

dibuat, harganya murah dan lebih bersifat directional. WLAN

menggunakan IR sebagai media transmisi karena dapat

menawarkan data rate tinggi ( 00-an Mbps), komsumsi dayanya

kecil dan harganya murah

b. Radio Frekuensi (RF)

Radio frekuensi lebih popular untuk jarak jauh, bandwidth yang

lebih tinggi, dan cakupan yang lebih luas. Sebagian besar WLAN

21
saat ini menggunakan pita frekuensi 2.4 Gigahertz (GHz).

Jangkauannya jauh, dapat menembus tembok, mendukung teknik

handoff, mobilitas yang tinggi dan meng-cover daerah yang

berjarak jauh.

Tabel 2.1 Tabel Pita ISM (Hantoro, 2009:27)

Frekuensi 915 MHz 2.4 GHz 5.8 GHz


Spesifikasi
Frekuensi 902-928 MHz 2400-2483.5 MHz 5725-5850MHz
Bandwidth 25 MHz 83.5 MHz 125 MHz
Jangkauan Transmisi Paling Jauh 5% < 915 MHz 205 < 915 MHz
Pemakaian Sangat Ramai Sepi Sangat Sepi
Delay Besar Sedang Kecil
Sumber Interferensi Banyak Sedang Sedikit

2.2.7 Metode Akses Spread Spectrum Technology

Wireless LAN mentransfer data melalui udara dengan

memancarkan gelombang elektromagnetik yang menggunakan

teknologi Spread-Sprectrum Technology (SST). Teknologi ini terus

mengubah-ubah secara kontinu cara pengiriman datanya baik itu

mengubah frekuensi carrier-nya atau mengubah data pattern-nya.

SST merupakan salah satu pengembangan dari teknologi Code

Division Multiple Access (CDMA), Dengan urutan kode (code

sequence) yang unik. Data ditransfer ke udara dan diterima oleh

tujuan yang berhak dengan kode tersebut.

22
Input Data Output Data
Channel
Channel
encoder Modulator Channel De-Modulator
De-encoder

Spreading Spreading
Code Code

Pseudonoise Pseudonoise
generator generator

Gambar 2.4 Model Umum dari Spread Spectrum Technology (Hantoro, 2009:31)

2.2.8 Prinsip Antenna RF (radio frekuensi)

Antenna RF adalah peralatan yang digunakan untuk

menkonversikan sinyal frekuensi tinggi(RF) pada garis transmisi

(kabel atau waveguide) ke gelombang siaran di udara. Medan

elektrik dipancarkan dari antenna yang disebut beams atau lobes.

Dibawah ini adalah 3 kategori umum dari antenna RF, yaitu :

1. Omni – directional

2. Semi – directional

3. Highly – directional

Tiap kategori mempunyai bermacam-macam tipe antenna, masing-

masing mempunyai karakteristik RF yang berbeda dan penggunaan

yang tepat. Ketika penambahan antenna meningkat, lingkup area

menyempit sehingga antenna high-gain menawarkan lingkup area

lebih luas daripada antenna low-gain pada level masukan (input)

yang sama. Setelah mempelajari bagian ini, Anda akan mengerti

antenna mana dan berapa jumlah yang terbaik sesuai kebutuhan

anda dan kenapa (Sukaridhoto Sritrusta,2007: 79-86).

23
2.2.9 Antenna Omni – directional (Dipole)

Antenna wireless Lan yang paling umum adalah antenna dipole.

Sederhana dalam design, antenna dipole merupakan peralatan

standar pada kebanyakan access point. Dipole adalah antenna omni-

directional, karena ia memancarkan energinya secara bersamaan

pada semua arah sekitar porosnya. Antenna directional memusatkan

energinya dalam bentuk kerucut, dikenal dengan “beam”. Dipole

mempunyai element pemancaran hanya 1 inchi panjangnya yang

melakukan fungsi yang sama dengan antenna “rabbit ears” pada

seperangkat televise. Antenna dipole yang digunakan dengan

wireless LAN lebih kecil karena 80 frekuensi wireless LAN dalam

2,4 GHz spectrum microwave sebagai ganti dari 100 Mhz spectrum

TV. Bila frekuensinya meninggi, wavelength dan antennanya

menjadi kecil.

24
Gambar 2.5 Energi Radiasi Dipole (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 78).

Gambar 2.5 menunjukkan bahwa energi radiasi dipole di

pusatkan pada daerah yang tampak seperti sebuah donat,

dengan dipole secara vertical melalui “lubang” dari “donat”.

Sinyal dari antenna omni-directional memancar dalam 360

derajat horizontal beam. Bila antenna memancar pada semua

arah secara bersamaan (membentuk sebuah bulatan), ini

disebut radiator isotropic. Matahari adalah contoh yang bagus

dari radiator isotropic. Kita tidak bisa membuat isotropic

radiator, yang mana secara teori merujuk pada antenna, meski

demikian, prakteknya antenna semua mempunyai beberapa

tipe gain over dari isotropic radiator. Semakin tinggi nilai

gain-nya (penambahan), semakin keras kita menekan donat

menjadi datar hingga ia mulai kelihatan seperti pancake, yang

pada kasus dengan antenna yang mempunyai nilai gain sangat

25
tinggi. Pancaran dipole secara bersamaan pada semua arah

mengelilingi porosnya, tapi tidak memancar bersama dengan

panjang kabelnya, layaknya pola donat. Perhatikan tampak

samping dari pancaran dipole ketika ia memancarkan

gelombang pada gambar 2.5. gambar ini juga

mengilustrasikan bahwa antenna dipole membentuk pola

pancaran bila dilihat dari atas disamping antenna vertical.

Gambar 2.6 Pola pancaran dari Antenna Vertikal (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 79).

Bila antenna dipole ditempatkan di tengah-tengah satu lantai dari

banyak bangunan, kebanyakan energinya akan di pancarkan terus

pada lantai tersebut, dengan beberapa bagian penting kecil yang

dikirim ke lantai atas dan bawah access point. Gambar 2.6

menunjukkan contoh dari beberapa tipe yang berbeda dari antenna

26
omni-directional. Gambar 2.6 menunjukkan contoh dua-dimensi

dari tampak atas dan tampak samping antenna dipol

Gambar 2.7 Tipe dari Antenna Omni-Directional (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 80).

Gambar 2.8 Lingkup Area Antenna Omni-Directional (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 80).

Antenna high-gain omni-directional menawarkan

jangkauan yang lebih horizontal, namun jangkauan yang vertical

dikurangi, seperti tampak pada gambar 2.8. karakteristik ini bisa

27
menjadi pertimbangan penting ketika memasang antenna omni

high-gain dalam ruangan pada langit-langit. Bila langit-langitnya

terlalu tinggi, jangkauannya bisa tidak mencapai lantai, dimana

user berada. Antenna omni-directional digunakan ketika

melingkupi semua arah sekitar poros horizontal dari antenna

dibutuhkan. Antenna omni-directional sangat efektif dimana

jangkauan besar dibutuhkan disekitar titik pusat. Sebagai

contohnya, menempatkan antenna omni-directional di tengan-

tengah sebuah ruangan terbuka dan besar akan melengkapi

lingkupan yang bagus. Antenna omni-directional umumnya

digunakan untuk design point-to-multipoint dengan bentuk bintang

(Lihat gambar 2.8). Penggunaan di luar ruangan, antenna omni-

directional harus diletakkan di atas dari struktur (misalnya

bangunan) pada pertengaha lingkup area. Contohnya, pada sebuah

kampus, antenna bisa saja ditempatkan di pusat kampus untuk

lingkup area yang terbesar. Ketika digunakan di dalam ruangan,

antenna harus ditempatkan di tengah bangunan atau lingkup area

yang diinginkan, dekat dengan langit-langit, untuk jangkauan yang

optimum. Antenna omnidirectional memancarkan jangkauan area

yang besar pada pola lingkaran dan

cocok untuk warehouse atau tradeshows dimana lingkupnya

biasanya dari satu sudut bangunan ke sudut bangunan lain.

28
Gambar 2.9 Sambungan point-to-multipoint (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 82).

2.2.10 Antenna semi-directional

Antenna semi-directional terdiri dari bermacam-

macam bentuk dan jenis. Beberapa tipe antenna semi-directional

yang sering digunakan bersama wireless LAN adalah antenna

Patch, Panel dan Yagi (dibaca “YAH-gee”). Semua antenna

tersebut umumnya berbentuk datar dan dirancang untuk dinding

gunung. Tiap tipe mempunyai karekteristik jangkauan yang

berbeda. Gambar 2.10 menunjukkan beberapa contoh dari antenna

semi-directional.

29
Gambar 2.10 Contoh antenna semi-directional (Sukaridhoto

Sritrusta,2007:83 ).

Antenna tersebut merubah energi dari pemancar lebih ke satu arah

khusus daripada kearah yang sama., pola lingkaran yang umum

dengan antenna omnidirectional. Antenna semi-directional sering

memancarkan pada bentuk hemispherical atau pola lingkup silinder

seperti bisa dilihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.10 Jangkauan Antenna Semi-Directional “Directional Patch

Antena” (Sukaridhoto Sritrusta,2007: 84).

Gambar 2.11 Jangkauan Antenna Semi-Directional “Directional Yagi

Antena” (Sukaridhoto Sritrusta,2007: 84).

30
Antenna semi-directional idealnya cocok untuk jembatan dengan

jarak pendek atau rata-rata. Sebagai contoh, dua bangunan kantor

yang bersebrangan jalan satu sama lain dan perlu membagi koneksi

jaringan akan menjadi scenario yang bagus untuk

mengimplementasikan antenna semi-directional. Pada ruang

tertutup yang luas, bila pemancar harus diletakkan di sudut atau

pada bagian belakang bangunan, koridor, atau ruangan besar,

antenna semi-directional akan menjadi pilihan yang baik untuk

menyediakan jangkauan yang tepat. Gambar 3.2 menggambarkan

hubungan antara dua bangunan yang menggunakan antenna semi-

directional.

Gambar 2.12 Hubungan Point-to-Point Menggunakan Antenna Semi-

Directional ( Sukaridhoto Sritrusta,2007: 86 ).

Seringkali, sebelum penelitian di tempat tertutup, para insinyur

akan secara terus-menerus berpikir pada bagaimana cara terbaik

untuk meletakkan antenna omni-directional. Pada beberapa kasus,

31
antenna semi-directional menyediakan jangkauan yang amat sangat

luas sehingga mereka bisa menyingkirkan kebutuhan pada multiple

access point dalam bangunan. Sebagai contoh, pada gang yang

panjang, beberapa access point dengan antenna omni-directional

mungkin digunakan atau mungkin hanya satu atau dua accecc point

dengan penempatan antenna semi-directional yang sepantasnya –

menghemat sejumlah uang

pelanggan secara signifikan. Pada beberapa kasus, antenna semi-

directional mempunyai bagian belakang dan samping yang

berbentuk bola yang, bila digunakan secara efektif, akan

mengurangi kebutuhan akan penambahan access point lebih jauh.

Secara spesifik, antenna Yagi sangat cocok untuk sinyal yang

menjangkaun jalan kecil atau jalur di tempat duduk pada

warehouse, palang jalan, toko retail atau fasilitas manufaktur.

2.2.11 Antenna highly-directional

Dari namanya sudah bisa ditebak, antenna highly-directiona

memancarkan sinyal sinyal terbatas dari tipe antenna apapun dan

mempunyai gain terbesar dari ketiga group antenna. Antenna

highly-directional secara khusus berbentuk cekung, peralatan

berbentuk piringan, seperti bisa dilihat pada gambar 2.13 dan 2.14

antenna ini cocok untuk jarak jauh, hubungan wireless poin-to-

point. Beberapa model ditujukan pada parabolic dishes karena

32
mereka menyerupai piringan satelit kecil. Yang lainnya disebut

antenna grid karena design mereka yang bolong untuk pengisian

angin.

Gambar 2.13 Contoh Antenna Highly-Directional Berbentuk Parabola

(Sukaridhoto Sritrusta,2007: 87).

Gambar 2.14 Contoh Antenna Highly-Directional Berbentuk Grid

(Sukaridhoto Sritrusta,2007: 88).

33
Gambar 2.15 Pola Radiasi Antenna Highly-Directional (Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 89).

Antenna high-gain tidak mempunyai jangkauan area yang

peralatan klien bisa digunakan. Antenna ini digunakan untuk

hubungan komunikasi point-to-point dan bisa memancarkan pada

jarak hingga 25mil (42km). Kemampuan antenna

highly-directional adalah bisa menghubungkan dua bangunana

yang tepisah beberapa mil satu sama lain dan tidak punya

hambatan jarak penglihatan diantara mereka. Ditambah pula,

antenna ini bisa ditujukan secara langsung satu sama lain melalui

bangunan dengan tujuan untuk “meledak” melalui sebuah

hambatan. Susunan ini bisa digunakan dengan tujuan untuk

mendapatkan sambungan jaringan ke tempat yang tdak bisa

dilewati kabel dan dimana jaringan wireless normal tidak bisa

bekerja.

Note : antenna higly-directional mempunyai beamwidth yang

sangat terbatas dan harus ditujukan secara akurat satu sama lain.

Prinsip antenna yang secara langsung berhubungan penggunaan

34
Wireless LAN. Tidak penting bagi Wairless LAN untuk secara

detail untuk memahami desain antenna untuk mengadmintrasi

network. Sepasang point utama yang penting untuk dimengerti

untuk antenna adalah:

1. Antenna menkonversi energi listrik gelombang ke gelombang

RF. Dalam kasus antenna pentramisi, atau gelombang RF ke

energi elektik dalam kasus antenna penerima.

2. Dimensi fisik antenna seperti panjangnya berhubungan

langsung dengan frekuensi dimana antennanya dapat

menghambat gelombang atau menerima gelomang terhambat.

Beberapa point penting dalam memahami pengadmintrasian

werless LAN bebas lisensi adalah garis panjang, efek zona

fresnel (baca : fra-nel) dan penapaian antenna, dalam melalui

beamwidth terfokus. Point ini akan didiskusikan dalam bagian

ini.

Dengan cahaya tampak, visual LOSD (yang lebih sederhana

dikenal sebagai LOS) didefinisikan sebagai garis lurus dalam objek

dalam pandangan (transmiter) kemata pengamat. LOS merupakan

garis lurus karena gelombang cahaya bisa berubah-ubah karena

refraksi, defraksi, dan refleksi dengan cara yang sama dengan RF

refreksi. Gambar berikut mengilustrasikan LOS. RF bekerja mirip

dengan cahaya tampak pada wireless LAN dengan satu

pengecualian: RF LOS dapat juga dipengaruhi oleh pengeblokkan

35
zona Fresnel. Bayangkan jika anda melihat kearah sebuah pipa

sepanjang dua kaki kemudian obstruksi mengeblok dalam pipa.

Ilustrasi sederhana ini menunjukkan bagaimana RF bekerja ketika

benda mengeblok zona Fresnel, kecuali bahwa dengan pipa itu

anda dapat melihat ujung lainnya pada beberapa derajat. Dengan

RF kemampuan yang sama terbatasnya untuk melihat translasi

kekoneksi yang korup atau yang rusak, RF LOS penting karena RF

tidak sama seperti cahaya tampak berkerja.

2.2.12 Daerah Fresnel (Fresnel Zone)

Sebuah keputusan ketika merencanakan atau memperbaiki

RF LAN adalah zona Fresnel. Zona Fresnel menepati beberapa seri

dari area berbentuk elips konsentrik disekitar jalan LOS seperti

terlihat Gambar 2.10. Zona Fresnel penting dalam entergritas RF

link karena dapat memperbaiki area disekeliling LOS yang dapat

memngenali interferensi sinyal RF jika terblok. Objek dalam zona

Fesnel seperti pohon, bukit, dan bangunan dapat menyebarkan atau

dapat memantulakn sinyal utama keluar dari penerima, mengubah

RF LOS. Objek-objek ini juga dapat menyerap atau menyebarkan

sinyal RF utama menyebabkan degradasi atau kehilangan sinyal.

36
Gambar 2.16 Frensel Zone (Sukaridhoto Sritrusta,2007: 90 ).

Radius fresnel zone dari titik terluarnya dapat dihitung dengan

menggunakan rumus r = 43.3 x √4d∕4f.

2.2.13 Obstruction

Mempertimbangkan pentingnya jarak jangkauan fresnel

zone, oleh karena itu penting juga mengukur derajat yang dapat di-

blok oleh fresnel zone. Sebuah Rf sinyal, ketika secara partial di-

blok akan membelok mengelilingi sebuah penghambat beberapa

derajat, beberapa halangan fresnel zone dapat terjadi tanpa adanya

gangguan link yang berarti. Secara khusus, 20-40% gangguan

fresnel zone memasukkan sedikit tanpa adanya campur tangan

kedalam link. Hal tersebut selalu menimbulkan kesan error/salah

pada sudut conservative yang membolehkan tidak lebih dari 20%

gangguan pada fresnel zone. Lebih jelasnya, jika pohon atau objek

lain adalah sumber dari gangguan, kemungkinan perlu

mempertimbangkan design sebuah link yang didasarkan pada 0%

gangguan. Jika lebih dari 20% fresnel zone dari sebuah RF link

37
yang dimaksud telah ter-blok, atau jika sebuah aktif link menjadi

ter-blok oleh bangunan baru atau pohon yang tumbuh, biasanya

dengan menaikkan ketinggian antenna akan mengurangi masalah.

Sebuah pertanyaan yang umum ditanyakan tentang fresnel zone

adalah ketika menggunakan peralatan indoor wireless LAN seperti

PC cards dan access point, yaitu tentang bagaimana gangguan pada

fresnel zone mampu mempengaruhi instalasi indoor. Pada sebagian

besar instalasi indoor, RF sinyal mampu menyambung jalur,

memantulkan, dan membelok mengelilingi dinding, perabotan, dan

gangguan yang lain. Fresnel zone dikatakan tidak melanggar batas

kecuali jika secara partial atau penuh sinyal ter-blok. Ini adalah

sebuah kasus yang kadang kala terjadi, tetapi jarang diperhatikan

oleh sebagian besar pengguna wireless mobile. Di lingkungan

mobile, fresnel zone secara terus-menerus berubah sehingga

pengguna secara normal membebaskan hal tersebut dan berpikir

bahwa coverage yang mereka tempati jelek, tanpa berpikir kenapa

coverage area yang tersebut menjadi tidak bagus(Sukaridhoto

Sritrusta,2007: 93).

2.2.14 Antenna Gain (Penguatan Antena)

Sebuah element antenna yang secara tipikal tidak

diasosiasikan dengan amplifier dan filter disebut passive device.

Tidak ada proses pengkondisian, penguatan, atau manipulasi sinyal

oleh element antenna itu sendiri. Sebuah antenna dapat

38
mempengaruhi proses penguatan (amplification) dari bentuk

fisiknya. Proses pengguatan antenna merupakan hasil dari proses

pemusatan(focusing) radiasi RF kedalam sebuah penguat beam,

yang hanya sebagai bulb dari flashlight yang dapat difokuskan

kedalam penguat beam yang membuat sebuah sumber menyerupai

lampu penerang yang mengirimkan lampu selanjutnya. Focusing

radiasi diukur dengan cara beamwidth, dari derajat horizontal dan

vertical. Contohnya, sebuah omni-directional antenna memiliki 360

derajat horizontal beamwidth. Dengan membatasi 360 derajat

beamwidth kedalam beam yang difokuskan kembali, katakanlah

sebesar 3 derajat, pada daya yang sama gelombang RF akan

diradiasikan kembali. Hal ini tergantung bentuk design dari

antenna, patch, panel, dan yagi (yang kesemuanya termasuk

kedalam jenis semi-derectional antenna). Higly-directional antenna

meggunakan teori ini selangkah lebih maju dengan cara memfokus

kedua beamwidth baik horizontal maupun vertical secara kuat

untuk memaksimalkan jarak penyebaran gelombang pada low daya

(daya kecil) (Sukaridhoto Sritrusta,2007: 100)..

2.3. Definisi download VHMS

Suatu proses untuk menyalin atau meng-copy data dari VHMS

controller ke dalam laptop yang betujuan untuk mengetahui data machine

condition berupa data trend analysis, fault history, Pm-clinic(manual

39
snapshot), dan summary payload(khusus untuk dump truck) & trend data

operation(khusus bulldozer). (Manual Book VHMS Technology)

2.4. Wireless Download VHMS Data

Wireless Download VHMS DATA adalah proses Download

VHMS DATA dari Unit tanpa Kabel (Nirkabel) menggunalan Fasilitas

Wireless Network yang tersedia di Laptop Tools VHMS UT dengan

jangkauan Maximal 150 Meter dan tidak boleh terhalang oleh Metal &

Bukit.Agar VHMS Data Download bisa dilakukan secara Wireless ,

maka disetiap Unit dengan Model sesuai List dibawah terlebih dahulu

dilengkapi dengan perangkat Wireless (Modem) melalui Service Division

yang merupakan Investasi Customer ( kecualiUnit FMC UT ).Software /

Tools Wireless Down load VHMS KOMATSU hanya diperbolehkan

digunakan untuk Lap Top Tools VHMS PT. United Tractors .Unit

Komatsu yang telah dikembangkan dan dilengkapi dengan Wireless Type

VHMS Controller adalah HD465-7 , HD785/985-5 , HD785-7 ,

PC1250SP-7 & D375A-5 pada Machine Serial Number tertentu / terbaru.

(Manual Book VHMS Technology)

2.4.1 VHMS Wireless Tower Technology

Konsep VHMS wireless tower merupakan penerapan dari

jaringan wireless dengan menggunakan tower untuk menghubungkan

dan membentuk garis dari titik satu ke titik lainnya. Pada tower-

40
tower yang berada pada daerah operasi unit maka dilengkapi radio

dengan mode ad-hoc. Radio ini yang nantinya akan berhubungan

secara otomatis dengan unit-unit yang ada dilapangan. Berikut

gambaran infrastruktur yang sudah di terapkan di PT. Saptaindra

Sejati saat ini :

2.4.2 VHMS Wireless Modem

Wireless Radio adalah perangkat standart yang gunakan

dilapangan saat ini. untuk instalasi di HD radio menggunakan radio

standard dan pancaran gelombangnya 70 derajat

2.4.3 VHMS Server

VHMS server merupakan tempat penampungan data dari

unit-unit yang ada dilapangan yang nantinya akan dikirimkan ke

pusat untuk dilakukan pengecekan. Pada tahap instalasi ini relatif

mudah hanya saja ada sedikit pengeditan pada registri windows yang

ada.

2.4.4 Penerapan VHMS wireless download pada model OSI

2.4.9.1 Physical Layer

physical layer mengirimkan dan menerima data

mentah pada media fisik contoh ketika unit berat

melakukan transfer data antar interface device seperti

RS232c ke laptop dan dari health sensor ke modular

41
wireless untuk selanjutnya di download oleh tower yang

tersedia

2.4.9.2 Data Link Layer

Menerima data dari layer yang lebih atas dan

merubahnya menjadi aliran bit untuk ditransmisikan oleh

layer fisik Menyediakan aliran data yang bebas kesalahan

bagi network layer, mendeteksi / mengkoreksi kesalahan

akibat transmisi sebagai contoh Medium access control

(MAC) yang digunakan untuk menyediakan aliran data dari

tiap ethernet LAN system dalam kasus ini wireless adapter

pada unit, wireless outdoor pada tower, ethernet adapter

pada server

2.4.9.3 Network Layer

Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan,

menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan

menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini

berbentuk paket. Contoh ketika data download dari unit

yang sudah terdonwload oleh tower akan diteruskan oleh

mikrotik bridge yang selanjutnya akan di filter berdasar

MAC untuk dilanjutkan paketnya menuju VHMS bagus

tools yang sudah terinstall di server

42
2.4.9.4 Transport Layer

Bertanggung jawab membagi data menjadi segmen,

menjaga koneksi logika end-to-end antar terminal, dan

menyediakan penanganan error (error handling).Contoh

ketika data VHMS hasil download di server selanjutnya di

transfer melalui satelit ke Jakarta, paket data akan

diteruskan oleh router di Kalimantan sebelum ditransfer

melalui satelit ke router di Jakarta

2.4.9.5 Session Layer

Menentukan bagaimana dua terminal menjaga,

memelihara dan mengatur koneksi, bagaimana mereka

saling berhubungan satu sama lain. Contoh router di

Kalimantan yang tersambung dengan router di Jakarta dan

terus melakukan koneksi melalui satelit sehingga dapat

melakukan transfer data

2.4.9.6 Presentation Layer

Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan

diformat untuk transfer data. Contoh konversi format text

ASCII untuk dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer

ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan

konversi. Contoh data unit yang terdownload adalah digital

dan selanjutnya akan diproses oleh pogram VHMS Bagus

LT Global yang sudah terinstall di server berupa grafik

43
interface untuk diolah atau selanjutnya di konversi ke

dalam bentuk comma separated values untuk bisa dikirim

melalui ftp server

2.4.9.7 Application Layer

Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer

ini bertanggung jawab atas pertukaran informasi antara

program komputer, seperti program e-mail, dan service lain

yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi

komputer lainnya. Contoh program yang terinstall di server

VHMS Bagus LT Global yang berbasis web based

application mampu membuat user berkomunikasi dengan

system yang ada.

2.5. Pengertian Data dan Informasi

2.4.1 Data

Data adalah kumpulan kejadian yang diangkat dari suatu

kenyataan yang dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-

simbol khusus atau gabungan darinya. (Jogianto, 2000 : 2)

2.4.2 Informasi

informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat

sementara, tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan pada

yang menerimanya. Intensitas dan lamanya kejutan dari informasi

disebut nilai informasi. Informasi yang tidak mempunyai, bisaanya

44
karena rangkaian data yang tidak lengkap atau kadaluarsa (Witarto,

2004 : 9).

2.4.3 Data dan Informasi

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi,

penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu

keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu

tindakan yang lain akan membuat sejumlah data kembali (Jogianto,

2000 : 9).

2.4.4 Hubungan Data dan Informasi

Hubungan data dan informasi model dan selanjutnya

membentuk suatu siklus, John Burch berpendapat siklus ini

dinamakan dengan siklus informasi. Dapat dilihat dalam gambar

berikut :

Proses
(Model)

Input Output
(Data) (Information)

Dasar
Data
Data Penerima
(ditangkap)

Hasil Keputusan
Tindakan Tindakan

Gambar 2.17 Hubungan Data dan Informasi (Jogianto : 9)

45
2.6. Metode Pengembangan Sistem

2.5.1 Metode Networking Development Life Cycle (NDLC)

Perkembangan perangkat IT terutama dibidang Networking

telah menjadikan kebutuhan akan infrastruktur sangat tinggi,

Sehingga penggunaan metode dan pemahaman tentang

internetworking requirement sangat dibutuhkan agar reliability dan

internetworking bisa tercapai, Tahapan pada metode Network

Development Life Cycle (NDLC) adalah : (Stiawan, Fundamental

Internetworking Development & Design Life Cycle)

Gambar 2.18 Tahapan pada metode NDLC (Sumber : Applied Data

Communications, A business-Oriented Approach, James E. Goldman,Philips T.

Rawles, Third Edition, 2001, John Wiley & Sons : 470)

a. Analysis : Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa

permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa

46
topologi / jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang bisaa

digunakan pada tahap ini diantaranya ;

1 Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari

struktur manajemen atas sampai ke level bawah / operator

agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. pada kasus

di Komputer Engineering bisaanya juga melakukan

brainstorming juga dari pihak vendor untuk solusi yang

ditawarkan dari vendor tersebut karena setiap mempunyai

karakteristik yang berbeda

2 Survey langsung kelapangan, pada tahap analisis juga

biasanya dilakukan survey langsung kelapangan untuk

mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya

sebelum masuk ke tahap design, survey bisaa dilengkapi

dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai kebutuhan

untuk mengetahui detail yang dilakukan.

3 Menelaah setiap data yang didapat dari data-data

sebelumnya, maka perlu dilakukan analisa data tersebut

untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bisa menjadi

pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini adalah ;

a) User / people : jumlah user, kegiatan yang sering

dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user

47
b) Media Hardware dan Software : peralatan yang ada,

status jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari

peralatan, aplikasi software yang digunakan

c) Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem

keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data.

d) Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan,

protocol, monitoring network yang ada saat ini, harapan

dan rencana pengembangan kedepan

e) Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang

khusus, system keamanan yang ada, dan kemungkinan

akan pengembangan kedepan.

b. Design : Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap

Design ini akan membuatgambar design topology jaringan

interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini

akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada.

Design bisa berupa design struktur topology, design akses data,

design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan

memberikan gambaran jelas tentang project yang akan dibangun.

Bisaanya hasil dari design berupa ;

1 Gambar-gambar topology (server farm, firewall, datacenter,

storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya)

2 Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada

48
c. Simulation Prototype : beberapa networkers akan membuat

dalam bentuk simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang

network seperti BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan

sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari

network yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan

sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan

perangkat lunak simulasi ini, banyak para networkers yang hanya

menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topology

yang akan di design.

d. Implementation : di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama

dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan

menerapkan semua yang telah direncanakan dan di design

sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat

menentukan dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun

dan ditahap inilah Team Work akan diuji dilapangan untuk

menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa

Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini,

diantaranya ;

1 Jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat,

2 Masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan

3 Team Work yang tidak solid

49
4 Peralatan pendukung dari vendor makanya dibutuhkan

manajemen project dan manajemen resiko untuk menimalkan

sekecil mungkin hambatan-hambatan yang ada.

e. Monitoring : setelah implementasi tahapan monitoring

merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan

komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan

awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan

kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan

pengamatan pada ;

1 Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi

reliability / kehandalan system yang telah dibangun

(reliability = performance + availability + security)

2 Memperhatikan jalannya packet data di jaringan (pewaktuan,

latency, peektime, troughput)

3 Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan”

jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau

tersebar Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah

pendekatan Network Management, dengan pendekatan ini

banyak perangkat baik yang lokal dan tersebar dapat di

monitor secara utuh.

f. Management : Manajemen atau pengaturan, salah satu yang

menjadi perhatian khusus adalah masalah Policy, kebijakan perlu

dibuat untuk membuat / mengatur agar sistem yang telah

50
dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan

unsur Reliability terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan

kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan

tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau

alignment dengan strategi bisnis perusahaan.

2.7. Pertambangan

2.6.1 Pengertian Pertambangan

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya

pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan

penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas).

(www.wikipedia.com)

Paradigma baru kegiatan industri pertambangan ialah

mengacu pada konsep Pertambangan yang berwawasan Lingkungan

dan berkelanjutan, yang meliputi :

a. Penyelidikan Umum (prospecting)

b. Eksplorasi : eksplorasi pendahuluan, eksplorasi rinci

c. Studi kelayakan : teknik, ekonomik, lingkungan (termasuk studi

amdal)

d. Persiapan produksi (development, construction)

e. Penambangan (Pembongkaran, Pemuatan,Pengangkutan,

Penimbunan)

f. Reklamasi dan Pengelolaan Lingkungan

51
g. Pengolahan (mineral dressing)

h. Pemurnian / metalurgi ekstraksi

i. Pemasaran

j. Corporate Social Responsibility (CSR)

k. Pengakhiran Tambang (Mine Closure)

2.6.2 Pengertian Batubara

Batubara adalah batuan yang berasal dari tumbuhan yang

mati dan tertimbun endapan lumpur, pasir dan lempung selama

berjuta-juta tahun lamanya. Adanya tekanan lapisan tanah bersuhu

tinggi serta terjadinya gerak tektonik mengakibatkan terjadinya

pembakaran atau oksidasi yang mengubah zat kayu pada bangkai

tumbuh-tumbuhan menjadi batuan yang mudah terbakar yang

bernama batubara. (www.wikipedia.com)

Di Indonesia terdapat tambang besar batubara seperti

tambang umbilin di sawahlunto sumatera barat dan tambang bukit

asam di sumatra selatan. Beberapa macam / jenis metoda

penambangan barubara :

a. Penambangan Terbuka : Melakukan kegiatan menambang

batubara tanpa melakukan penggalian berat karena karena letak

batubara yang dekat dengan permukaan bumi.

b. Penambangan Dalam : Untuk menambang batubara dengan

teknik tersebut harus dibuat terowongan yang tegak hingga

52
mencapai lapisan batubara. Selanjutnya dibuat terowongan datar

untuk melakukan penambangan.

c. Penambangan Jauh : Pertambangan ini dilakukan ketika area

batubara berada di bawah bukit di mana dibuat terowongan

miring hingga mencapai lapisan batu bara.

d. Penambangan Di Atas Permukaan : Jenis kegiatan menambang

batubara ini dilakukan jika batubara yang diincar berada pada

perut bukit, yang di mana perlu terowongan datar untuk dapat

mulai menambang batubara tersebut.

53
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan metode penelitian yang digunakan dalam

jaringan wireless untuk menggantikan download manual pada vehicle helath

monitoring system ini, diantaranya sebagai berikut :

3.1 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini terdiri dari beberapa pengumpulan data yaitu :

a. Metode Studi Pustaka

Yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca

buku-buku referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam

penelitian ini, diantaranya Networking, teknologi Wireless, Modul

VHMS sebagai teknologi monitoring pertambangan pada PT.

Satpaindra Sejati.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara bertujuan untuk mengumpulkan data dan

informasi. Metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai pihak-

pihak dan divisi yang terkait pada PT. Saptaindra Sejati yaitu Divisi

Plant, Engineering, Management Information System , Pada tanggal

23-27 Februari Tahun 2008 yang beralamat di Graha Saptaindra, Jl.

TB Simatupang Kav 18, Cilandak, Jakarta Selatan 12430. Mengenai

VHMS wireless download sistem yang di implementasikan di jobsite

Adaro minning operation

54
c. Metode Observasi

Observasi adalah sebuah metode pengumpulan data dengan

cara pengamatan atau peninjauan langsung terhadap objek penelitian,

dilakukan pada tanggal 16-20 Maret tahun 2008 di jobsite Adaro

tutupan minning operation yang beralamat komplek perumahan

swadharma lestari blok D no.35B kec murung pudak kab tabalong

Kalimantan Selatan.

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan system ini model yang digunakan

adalah Network Development Life Cycle (NDLC). Perkembangan

perangkat IT terutama dibidang Networking telah menjadikan

kebutuhan akan infrastruktur sangat tinggi, Sehingga penggunaan

metode dan pemahaman tentang internetworking requirement sangat

dibutuhkan agar reliability dan internetworking bisa tercapai (Stiawan,

Fundamental Internetworking Development & Design Life Cycle)

1. Analysis

Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan

yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi / jaringan

yang sudah ada saat ini.

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan pihak terkait diantaranya

divisi Plant Engineering , Management Information System baik

55
di head office Jakarta maupun di site Adaro tutupan minning

operation.

b. Survey

Pada penelitian ini dilakukan survey langsung ke daerah

tambang site adaro tutupan minning operation yaitu di daerah

kalimantan, dan mengamati langsung cara kerja Vehicle health

monitoring system di lapangan ketika menggunakan download

manual dan survey lokasi tempat tower yang akan dipasang sesuai

dengan infrastructure yang dirancang untuk memastikan coverage

area dan kendala yang datang ketika proses instalasi tower.

c. Menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya

1) User yang berhubungan dengan VHMS wireless download

system baik secara teknis maupun sebagai end user dari

berbagai Divisi sesuai dengan kepentingan dan tanggung jawab

masing-masing selama proses wireless download berlangsung

2) Semua software dan hardware yang terintregasi dengan

proses VHMS wireless download system, baik yang dimiliki

oleh PT. Saptaindra sejati atau PT. Komatsu sebagai supplier

unit berat yang dipakai,

3) Data-data yang dihasilkan oleh VHMS wireless download

system melalui berbagai tahapan yang selanjutnya diolah untuk

menghasilkan keputusan

56
4) Teknologi network yang digunakan wireless download system

dalam standardisasi, safety, coverage area, monitoring dan

management khususnya wireless teknologi selama proses

VHMS wireless ini berlangsung

5) Perencanaan fisik yang dilakukan dalam peracangan, material

yang digunakan, support dari berbagai pihak didalamnya sesuai

policy yang sudah dirancang oleh pihak komatsu dan pihak PT.

Saptaindra dan akan dijalankan selama wireless download

system ini berjalan

2. Design

Pada tahap design ini penulis membuat gambar design topology

jaringan interkoneksi yang akan dibangun, untuk memberikan

gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada.

a. Gambar-gambar topology :

Topologi yang digunakan dalam perancangan adalah hybrid

yaitu gabungan antar point to point yang akan di pakai dalam

implementasi VHMS wireless download system di site Adaro

tutupan minning operation.

Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada :

1) Wireless Radio
Perangkat ini adalah perangkat standar yang kita gunakan

dilapangan saat ini, untuk instalasi di unit berat radio yang

57
digunakan adalah Standard Radio: A “Standard Radio” secara

umum di desaign untuk di pasang di unit komatsu untuk media

transmisi berbasis wireless yaitu :

a) 200mw 2.4 GHz microwave transceiver.

b) Processor Speed: 125 mhz

c) Built-in 24VDC to 12 VDC power converter

d) Built-in flat panel sectorial antenna 60º focused, or omni

antenna.

e) Plastic waterproof case and gland

f) Cable harness dengan sebuah RJ45 connector dan AMP

174075-2 12 pin connector dan sufficient length to mount

on all designated equipment (dump trucks, excavators and

bulldozers).

g) “H” bracket on backside of radio for mounting on rail.

h) In-Line fuse.

Gambar 3.1 Wireless Radio

58
2) Telecomunication Infrastructure Equipment

Infrasrtucture wireless membutuhkan beberapa jenis peralatan

yang berhubungan dengan proses instalasi tower-tower yang

akan di pasang dalam wireless download system seperti

wireless outdoor, anti petir untuk listrik dan data, Kabel,

switch, UPS, Stabilizer, Solar system Panel untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada table di bawah.

Tabel 3.1 Tower infrastructure component


No Description qty
1 Senao EOC 3220 Outdoor Radio 10
2 Mikrotik Access Point 2
3 Mikrotik Bridge 4
4 Sector Panel Antenna 120 Degree 17dBi 2,4Ghz 4
5 Grid Antenna 2.4Ghz Hyper Gain 24 dB 7
6 Altelicon surge arrestor, Electric 5
7 APC Surge Protector, Ethernet 5
8 Cable STP 300 meters 5
9 3Com Switch 8 Port 3
10 Jumper cable 100m 3
11 Minamoto Stabilizer 1000watt 5
12 UPS 1200 watt 5
13 UPS 600 watt 5
14 50 meter Tower, Triagle Cabled, Lighting, Ground 5

59
3) Server
Server di sini berguna sebagai tempat terkumpulnya data hasil

wireless download VHMS yang untuk selanjutanya di

distribusikan ke pihak Plant dan engineering di Site dan Jakarta

untuk selajutnya dilakukan pengambilan keputusan dan

analisis.

Gambar 3.2 Server

60
Berikut spesifikasi dan software yang terinstall pada Server

data di RABUSIS dan Workshop Plant

a) Intel Pentium4 3.0 Ghz

b) Ram 1 Gb

c) Harddisk 80Gb

d) Dvd room

e) Windows XP Professional

f) VHMS Bagus LT Global 2.0 May

g) Internet Explorer versi 7

h) Download Tool

i) VhmsPCToolUpdate_3040204.exe

j) SettingTool

k) VhmsSettingToolUpdate_3050202

3. Simulation Prototype

Pada tahap ini akan dijelaskan bantuan Tools khusus di bidang

network dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang

akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team

work lainnya. Dalam perancangan VHMS wireless download di site

Adaro tutupan minning operation ini menggunakan visual analisis

dilapangan untuk mendapatkan data coverage area untuk di sesuaikan

dengan infrastructure dan topologi yang ada, baru setelah di dapatkan

61
topologi yang sudah dirancang menggunakan tools untuk menggambar

dengan ConceptDraw Office Professional v8.0.3. dan setelah berjalan

untuk testing dan monitoring digunakan Friendly pinger.

4. Implementation

Pada tahap ini akan penulis akan menerapkan semua yang telah

direncanakan dan di design sebelumnya.

Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat menentukan dari

berhasil sampai gagalnya project yang akan dibangun dan

menyelesaikan masalah teknis dan non teknis

diantaranya :

a. Jadwal

Jadwal implementasi wireless Download area dibuat untuk

proses yang akan dikerjakan lebih dahulu berdasar prioritas yang

telah ditetap kan berdasar kesepakatan yang telah dibuat oleh PT.

Saptaindra sejati selaku costumer dan PT. Komatsu sebagai

Supplier. Berikut jadwal yang telah ditetapkan dari mulai instalasi

Radio di Unit berat sampai instalasi infrastructure tower di area

Tambang Adaro tutupan minning operation.

62
Gambar 3.3 Jadwal Implementasi Wireless Download Area

b. Dana dan anggaran

Dalam Proses Implemtasi VHMS wireless download

dibutuhkan dana anggaran yang sudah atur dalam meeting

koordiansi dengan pihak komatsu selaku penyelenggara dan PT.

Saptaindra Sejati selaku pelaksana project. Beberapa kebijakan

mengenai budget yang akan dikeluarkan pihak PT. Saptaindra

Sejati dan PT. Komatsu sudah diatur.

63
c. Team work

Dalam penerapan VHMS wireless monitoring system harus ada

kerjasama dan support dari beberapa pihak atau divisi yang terlibat

secara langsung maupun secara tidak langsung. Disini pihak Plant

division sebagai penanggung jawab Phisical Availability unit-unit

berat yang ada, pihak engineering juga bertanggung jawab dalam

menentukan produktifitas dan parameter lainnya yang digunakan

dalam proses pertambangan sedangkan pihak IT sebagai

penanggung jawab teknis dan infrastructure yang ada harus saling

support dan bekerjasama demi kelancaran implementasi VHMS

wireless download sistem

d. Peralatan pendukung dari vendor

Dalam pemasangan tower-tower di area tambang site Adaro

mining operation, PT. Saptaindra sejati menggunakan vendor PT.

Satnet Com dalam proses instalasi dilapangan. Selain itu PT.

Satnet Com juga sebagai penyedia komponen wireless outdoor dan

bahan pelengkapnya. Dalam menyeleksi bahan yang dipakai PT.

Saptaindra Sejati dan PT. Komatsu di beri rekomendasi oleh PT.

Satnet Com.

64
5. Monitoring

Tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar

jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan

keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka

perlu dilakukan kegiatan monitoring.

a. Infrastruktur hardware

Hardware yang dipakai dalam impelmentasi wireless

download area merupakan asset yang harus di maintenance dan di

monitoring juga dalam perancangannya dibutuhkan spesifikasi

yang sesuai dengan strategi yang dibuat oleh PT. Saptaindra sejati

dan PT. Komatsu sehingga tercipta infrastructure hardware yang

handal dan berkualitas dalam pelaksanaannya. Dalam menentukan

spesifikasi tower dan radio yang akan digunakan PT. Satnet Com

selaku vendor network yang digunakan merekomendasikan

beberapa merk tertentu yang sudah bisasa mereka gunakan.

b. Pewaktuan, latency, peektime, troughput

Tahapan testing merupakan tahapan yang penting, Dalam

implementasi pemasangan tower-tower wireless di Adaro tutupan

setelah dilakukan proses instalasi per tower maka dilakukan testing

dengan menggunakan laptop yang di setting dengan adhoc

configuration yang dilakukan per tower sesuai dengan

infrastructure yang sudah dirancang. Setelah infrastructure sudah

65
fix maka dilakukan proses analisis traffic data yang mengalir di

wireless network apakah latency bagus atau tidak, apakah

networknya stabil atau tidak dan proses testing ini dilakukan dalam

dua hari baru dinyatakan siap digunakan

c. Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan” jaringan.

Dalam Proses Implementasi VHMS wireless download

dalam kenyataan dilapangan terdapat beberapa masalah di network

yang sudah di bangun mengenai keterbatasan power, cuaca,

security dilapangan untuk mengamati dan monitoring wireless

Network di Area tambang Adaro di gunakan Friendly pinger yang

menggunakan teknologi real time monitoring dengan harapan

proses VHMS wireless download system bisa berjalan dengan

stabil.

6. Management

Manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian

khusus diantaranya masalah Policy dan kebijakan yang sudah dibuat

dan siap dijalankan oleh PT. Saptaindra Sejati dan PT. Komatsu untuk

mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik

dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Kebijakan dibuat

untuk mengatur dan memanajemen divisi yang terlibat dalam VHMS

system wireless download di antaranya Plant, Engineering dan IT

tentang bagaimana alur data di dalam sistem ini juga bagaimana proses

66
manajemen sistem ini berlangsung divisi yang bertanggung jawab

sesuai dengan yang di tetapkan sehingga ketika ada masalah atau

peraturan baru, semua mengacu kepada kebijakan yang telah dibuat

siapa dan kapan divisi yang terkait bertanggung jawab.

Ilustrasi metodologi penelitian yang dilakukan dalam Membangun

Jaringan Wireless Untuk menggantikan download manual Pada Vehicle Helath

Monitoring System Di PT.Saptaindra Sejati ini dapat dilihat pada gambar berikut :

67
Pemilihan judul penelitian

Perumusan Masalah

Wawancara & Studi pustaka

Observasi

Network Development Life Cycle


Analisis Desain Simulation Implementation Monitoring Management
Prototype

Wawancara Topologi Jadwal Infrastukrtur


Survey Detail Estimasi Dana/Anggaran Hardware
Menelaah Data Kebutuhan Team Work Paket data
Peralatan Kesehatan
Pendukung dari jaringan
vendor

Pemeliharaan Penalikan Kesimpulan dari sistem Evaluasi Hasil & Survey

Gambar 3.4 Ilustrasi Metodologi Penelitian membangun jaringan wireless untuk menggantikan download manual pada vehicle

helath monitoring system di PT.Saptaindra sejati

70
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Penyelesaian Masalah

Masalah utama dalam tugas akhir ini adalah melakukan

pengembangan wireless automatic VHMS download dengan tower

wireless teknologi. Pada subbab berikut akan dibahas analisis

system berjalan yaitu wireless manual VHMS download dan

analisis system usulan yaitu wireless automatic VHMS download

dengan tower wireless teknologi.

4.1.1 Analisis sistem berjalan

Proses VHMS download secara manual berjalan awal januari

2008 proses download dilakukan dengan mendatangi unit dan

mendownload parameter VHMS langsung tentu saja hal ini

menyebabkan beberapa masalah, contoh dalam hal manpower dan

efektifitas proses VHMS download. Berikut ini adalah system

download manual yang berjalan di Saptaindra jobsite Adaro

71
Gambar 4.1 Manual wireless download sistem

1. Proses download manual di lakukan di sisworkshop karena

sisworkshop merupakan tempat maintenance alat berat

sehingga proses download secara manual dapat dilakukan

pada unit yang sedang parkir di siworkshop.

2. SIS VHMS download tool digunakan untuk mendownload

dan menyimpan health parameter di tool ini juga terinstall

VHMS bagus untuk melihat helath parameter yang tadi

terdownload secara grafik.

3. Data kemudian di distribusikan ke Jakarta dengan koneksi

Vsat melalui ftp server dan di copykan secara manual oleh

72
UT rabusis yang datang ke sisworkshop untuk dilakukan

analisis secara teknis

Dalam download health parameter secara manual digunakan dua

metode yaitu

1. VHMS download dengan menggunakan cable

controller VHMS to serial yang secara langsung

menghubungkan controller VHMS di unit dan serial di

laptop VHMS

2. VHMS download dengan koneksi wireless langsung

dari unit yang sudah terpasang radio dan terhubung dengan

laptop menggunakan Adhoc mode, proses download

dilakukan langsung di tiap unit secara peer to peer.

73
Gambar 4.2 Proses download wireless manual di sisworkshop

Beberapa faktor yang menyebabkan download secara manual

harus digantikan dengan automatic download

3. Hal ini tentu saja mengakibatkan unit yang

terdonwload menjadi tidak bisa di manajemen, contoh

ketika ingin mengambil data unit yang sedang beroperasi

dan tidak ada disisworkshop maka harus menunggu sampai

unit tersebut parkir di sisworkshop

4. Keterbatasan manpower

74
5. Manajemen unit yang di download masih secara

manual dengan membuat daftar unit yang sudah di

download

6. Area download unit masih di sisworkshop

Tabel4.1Daftar hardware dan software manual download

hardware software
Toughbook Panasonic CF19-series 2 unit VHMS bagus lt 2.0
Wireless radio yang akan di pasang di unit VHMS Technical analisis Tool box
Kabel controller VHMS to serial (P/N : VHMSPCToolUpdate_3040204.ex
799-608-3220) e

Proses konfigurasi laptop untuk download manual dengan menggunakan

serial cabel adalah :

Siapkan kabel VHMS controller to serial dan laptop yang sudah dilengkapi

dengan VHMS Download tool.

Gambar 4.3 Kabel controller VHMS to serial (P/N : 799-608-3220)

75
Hubungkan kabel VHMS download ke port RS232 pada laptop touhgbook

dan ke controller VHMS di unit berat

Gambar 4.4 Koneksi controller VHMS dan serial RS232

Proses instalasi VHMS technical analisis tool box dilakukan oleh pihak

United tractors, selanjutnya buka program VHMS technical analisis tool box pada

laptop toughbook VHMS lalu pilih Download, ketika instalasi secara default akan

di buat folder C:\VHMS_DATA untuk menyimpan hasil download.

76
Gambar 4.5 VHMS technical analisis tool box

Setelah itu akan muncul pilihan port yang akan di pakai, karena kita pakai

port serial RS 232 pada laptop maka rubah konfigurasi port menjadi COM1.

Setelah itu pilih connection untuk mulai test download manual dengan

menggunakan kabel

Gambar 4.6 Konfigurasi dan proses download manual

setelah itu akan running proses download dalam beberapa menit akan

muncul pemberitahuan bahwa download sudah selesai dan data hasil download

sudah ada di C:\VHMS_DATA

77
Gambar 4.7 Status download manual

Hasil download secara otomatis berada di C:\VHMS_DATA dengan

format comma separated values (CSV) dan bisa di buka dengan Microsoft excel

Gambar 4.8 Data hasil download manual

Proses konfigurasi laptop untuk download manual wireless dengan

menggunakan adhoc mode adalah :

Hal yang pertama kita lakukan adalah setting wireless pada laptop dengan tipe

adhoc, buka network connection pada control panel

78
Gambar 4.9 Network connection di control panel windows

Klik kanan wireless network connection, dan pilih properties klik tab wireless

network ( catatan : use network to configure my wireless network setting harus

di pilih ) lalu pilih tombol add pada preferred network sehingga muncul

windows seperti di bawah ini, Untuk SSID dan passwordnya adalah SiS-VHMS.

Dengan demikian kita sudah selesai melakukan konfigurasi wireless Adhoc

pada laptop

79
Gambar 4.10 Setting SSID dan security di laptop download

Lalu buka program VHMS download tool yang sudah di

install pihak UT di laptop toughbook VHMS dan akan muncul

tampilan login dan masukan user : user dan password : VHMS

80
Gambar 4.11 VHMS download tools login

Kemudian akan muncul VHMS download tools dimana sedang mencari sinyal

unit yang sudah terpasang radio

Gambar 4.12 VHMS download tool searching unit

81
Jika wireless pada laptop sudah terhubung dengan radio yang ada pada unit akan

muncul status unit yang sedang di download “now downloading” berarti unit

tersebut sedang di download setelah itu “Already finished downloading” berarti

proses download sudah selesai. Dan unit yang sudah selesai didownload akan

tercatat di kolom download history

Gambar 4.13 VHMS download tool connecting unit

Data hasil download akan di copy kan di default folder C:\VHMS_DATA

82
Gambar 4.14 Data manual wireless download

4.1.2 Analisis sistem usulan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan awal


maret 2008 yang dilakukan di Jakarta head office dan dapat di
lihat pada lampiran A maka akan dirancang sebuah system
network download yang bersifat automatic berbasis tower.
Untuk konsep VHMS wireless tower merupakan penerapan dari
jaringan wireless dengan menggunakan tower untuk
menghubungkan beberapa lokasi dan membentuk garis darititik
satu ke titik lainnya. Pada tower-tower yang berada pada daerah
operasi unit maka dilengkapi radio dengan mode ad-hoc. Radio
ini yang nantinya akan berhubungan secara otomatis dengan
unit-unit yang ada dilapangan. Sebagai gambaran kami sertakan
infrastruktur yang sudah di terapkan di SIS saat ini

83
Gambar 4.15 VHMS tower automatic download

Berikut penjelasan tentang sistem di atas :

1. Unit SIS akan beroperasi di pertambangan adaro yang sudah di

pasang wireless radio dan akan di download health parameternya yang

sudah di setting wireless tipe adhoc

2. Kemudian Tower adhoc akan berfungsi sebagai downloader health

parameter dari tiap-tiap unit berat dan ada di setiap area yang sudah

84
di tentukan, diantaranya SIS workshop, portable ( view point bridge ),

portable 1 ( new view point ) dan portable 2 ( ROM 12)

3. Mikrotik bridge akan mengatur dan menfiltering MAC address dari

unit berat yang sudah terdownload supaya tidak terjadi loop dalam

VHMS network tower

4. Tower client dan AP ( tower yang sudah di setting peer to peer ) akan

meneruskan data menuju server sesuai dengan topologi tower yang

dibangun

5. Berikutnya switch akan bertugas membuat koneksi antar tower dan

server sebagai tempat pendistribusian data hasil download

6. Lalu data di kirim ke Jakarta melalui ftp server menggunakan VSAT (

satelit yang membuat koneksi jaringan antara Jakarta dan Kalimantan

85
4.2 SpesifikasiHardware (perangkat keras)

Tabel 4.2 Hardware yang dipakai dalam VHMS network

no device qty fungsi


wireless outdoor untuk tiap-tiap tower untuk menghubungkan perangkat
1 Senao EOC 3220 Outdoor Radio 10 wireless baik peer to peer antar area maupun adhoc yang ada di unit
2 Mikrotik Access Point 2 Wireless outdoor
3 Mikrotik Bridge 4 filtering mac addres
untuk mengatur area coverage bukan untuk memperkuat sinyal, Antena ini
Sector Panel Antenna 120 Degree 17dBi akan mengatur output bentuk sinyal seperti cahaya lilin semakin kuat power
4 2,4Ghz 4 maka semakin besar jangkauan
Untuk mengatur area coverage bukan untuk memperkuat sinyal, Antena akan
mengatur output bentuk sinyal seperti cahaya senter semakin kuat power
5 Grid Antenna 2.4Ghz Hyper Gain 24 dB 7 maka semakin jauh jangkauan
Sebagai pengaman dari petir maka anda memerlukan alat ini yang berfungsi
6 Altelicon surge arrestor, Electric 5 menyalurkan kelebihan beban listrik saat petir menyambar ke kabel

86
pembumian(grounding), komponen ini dipasang pada kabel jumper antara
perangkat access point dengan antena eksternal. Grounding untuk penangkal
petir umumnya ditanam dengan batang tembaga hingga kedalaman beberapa
meter sampai mencapai sumber air. Ingat grounding yang kurang baik akan
menyebabkan
perangkat wireless tetap rentan terhadap serangan petir.
7 APC Surge Protector, Ethernet 5 anti petir data line
8 Cable STP 300 meters 5 Media tranmisi
9 3Com Switch 8 Port 3 untuk menghubungkan peripheral seperti Access point, PC, mikrotik bridge
menghubungkan antara antena omni dengan dengan access point, perhatikan
panjang maksimal yang diperlukan hanya 1 meter, selebih dari itu anda akan
mengalami degradasi sinyal(loss dB) Pada kedua ujung kabel terdapat
konektor dimana type konektor disesuaikan dengan konektoryang melekat
10 Jumper cable 100m 3 pada access point anda.
menstabilkan arus antara 220-240V dan bila alat ini dipakai dapat
11 Minamoto Stabilizer 1000watt 5 menstabilkan arus yang dibutuhkan oleh komputer.
berfungsi sama seperti stabilizer tetapi dapat menampung lisrik sehingga
12 UPS 1200 watt 5 saat listrik padam tiba2 komputer tetap menyala sementara sehingga

87
komputer tidak cepat rusak.
UPS selain digunakan untuk komputer bisa juga untuk TV atau alat lain
13 UPS 600 watt 5 yang membutuhkannya.
Guna mendapatkan jangkauan area coverage yang maksimal, anda perlu
50 meter Tower, Triagle Cabled, Lighting, menaikkan antena omni eksternal ke tempat yang tinggi agar
14 Ground 5 client WLAN anda bisa menangkap sinyal radio anda dengan baik.

88
4.3 SpesifikasiSoftware (perangkat lunak)

Tabel 4.3 Software yang dipakai dalam VHMS network

Server
VHMS Bagus LT Global 2.0 May 2009
Solarwinds IP address tracker
IE 7, 1.
Download Tool,
VHMSPCToolUpdate_3040204.exe
SettingTool
VHMSSettingToolUpdate_3050202
Friendly pinger

89
4.2 Desain (perancangan sistem)

Data VHMS unit akan di download secara otomatis oleh server

Rabusis dengan menggunakan VHMS Auto Download Tools untuk unit

yang sudah terpasang radio dan Ad-hoc dan VHMS , baru setelah data

sudah terdownload akan di transfer secara automatic dengan menggunakan

module Auto FTP Client ke server SIS workshop yang berfungsi

mengirimkan setiap data yang sudah terkumpul ke head office jakarta

melalui ftp, lalu di upload di VHMS- Bagus.

Arsitektur sistem yang akan dibangun ini akan berjalan pada topologi

jaringan wireless di jobsite adaro yaitu sebagai berikut lokasi tower di buat

berdasar hasil survey yang dilakukan maret 2008 yang dilakukan di jobsite

adaro tutupan minning operation dan dapat di lihat pada lampiran B

90
Gambar 4.16 Desain infrastructure VHMS network

Berikut keterangan dari gambar topologi jaringan wireless di atas :

1. Topologi yang digunakan adalah hybrid yaitu gabungan antar point to

point dan star Ip address yang digunakan adalah kelas c dengan subnet

mask 255.255.255.0

2. Server terdiri dari UT server dan server SIS yang berfungsi sebagai

data server dan gateway server dan berikut adalah penjelasan dari

lokasi yang di pilih sebagai tempat tower di pasang

3. UT Rabusis adalah lokasi kantor perwakilan dari United Tractors

untuk mensupport costumer Unit berat dalam hal ini PT Saptaindra,di

tempat ini data VHMS di olah untuk memonitoring unit-unit komatsu

91
selain itu dilakukan analisis dan update VHMS program .di sini lah

sebagai lokasi Server UT dan Tujuan terakhir dari proses download

data untuk di proses lebih lanjut.

4. UT rabuSIS terdiri dari 1 wireless 1 switch 1 serverSENAO

WIRELESS 190.168.10.13, 3Com Switch 8 Port, HP DX2700 PC

190.168.10.1

5. SIS Workshop adalah tempat proses maintenance unit-unit SIS oleh

divisi Plant yang beroperasi di site Adaro, proses maintenance yang

dimaksud meliputi predictive, general overhole SIS workshop

digunakan Sebagai Relay ke Viewpoint. Memiliki 1 Pickup Antenna

( Sectoral ) untuk meng-cover wilayah SIS Workshop

3 wireless 1 switch 1 server 1 mikrotik bridge

SENAO WIRELESS 190.168.10.12

SENAO WIRELESS 190.168.10.11

HP DX2700 PC 190.168.10.3

MIKROTIK BRIDGE 190.168.10.203

3Com Switch 8 Port

MIKROTIK WIRELESS 2,4GHZ 190.168.10.17

6. Portable Tower, View Point – Bridge hampir sama dengan view

point sebagai tempat pertemuan kepala bagian tiap-tiap divisi, project

manager untuk observasi keadaan lapangan yang sudah di jadwalkan

sebagai bagian dari proses improvement : Sebagai Relay ke Portable

92
Tower yang lainnya. Memiliki 2 Pickup Antenna (Sectoral) untuk

meng-cover Pit dan 2 Box peralatan dan 2 set Solar System.

4 wireless 1 switch 1 mikrotik bridge :

MIKROTIK WIRELESS 2,4GHZ 190.168.10.20

MIKROTIK BRIDGE 190.168.10.200

3Com Switch 8 Port

SENAO WIRELESS 190.168.10.21

SENAO WIRELESS 190.168.10.22

SENAO WIRELESS 190.168.10.26

7. Portable Tower, New View Point : sebagai tempat pertemuan kepala

bagian tiap divisi, project manager, supervisor, untuk mengamati

secara langsung keadaan di lapangan agar dapat dilakukan action jika

ada problem sesuai dengan divisi yang bersangkutan Memiliki 2

Pickup Antenna (Sectoral) untuk meng-cover Pit dan 1 Box peralatan

dan 1 set Solar System Portable 1( new view point )

2 wireless 1 mikrotikbridge

MIKROTIK BRIDGE 190.168.10.202

SENAO WIRELESS 190.168.10.18

SENAO WIRELESS 190.168.10.19

8. Portable Tower, Rom 12 :sebagai tempat penyimpanan batubara

unutk nantinya dihitung dan diolah pihak costumer Memiliki 2 Pickup

93
Antenna (Sectoral) untuk meng-cover Pit dan 1 Box peralatan dan 1

set Solar System.

2 wireless dan 1 mikrotik bridge :

MIKROTIK BRIDGE 190.168.10.201

SENAO WIRELESS 190.168.10.25

SENAO WIRELESS 190.168.10.24

Untuk menghubungkan antar lokasi digunakan point to point system satu

sebagai access point dan yang satu sebagai client dimana antenna yang di

rancang adalah grid yang punya karakteristik gelombang mirip dengan

senter di dalam kegelapan dimana semakin besar power yang diberikan

akan semakin jauh jangkauan zona frensel nya. Sedangkan zona SIS

workshop, Portable (view point brigde), portable1 (new view point ),

portable2 (rom 12) Karena zona-zona ini sering di lewati alat2 berat maka

akan di pasang 1 buah wireless untuk langsung terhubung dengan radio

wireless yang ada pada alat berat secara adhoc dan akan di filtering oleh

mikrotik bridge supaya tidak terjadi looping dan agar.antenna dipilih

sektoral karena dibutuhkan coverage area yang besar, jadi semakin besar

power yang di berikan makan semakin luas pula coverage area yang akan

dihasilkan.Semua data akan di distribusikan ke server yang terletak di

SISworkshop (server SIS) dari UTRABUSIS (server UT yang

mendownload secara automatic) untuk diolah lebih lanjut Setelah data

terkumpul kemudian di distribusikan melalui VSAT dengan menggunakan

94
ftp server baik ke SIS head office Jakarta maupun UT head office Jakarta

Dalam infrastructure di gunakan tipe wireless peer to peer untuk

menghubungkan tiap lokasi

Lokasi-lokasi tower yang akan di pasang :

1. UT RABU SIS

2. SIS Workshop

3. View point Bridge

4. New View point

5. ROM 12

Dimana dari tiap – tiap lokasi yang sering di lewati unit ( SIS Workshop,

view point bridge, new view point, ROM 12 ) akan di pasang 1 wireless

yang bersifat ADHOC dan akan mendownload unit yang sudah terpasang

wireless dengan tipe ADHOC juga dan ssidnya sama antara unit dan

wireless.Untuk menghubungkan lokasi tersebut akan disetting point to

point dengan wireless setting menjadi infrastructure. Sedangkan ssid yang

di gunakan berbeda di tiap lokasi selain itu operation modenya juga di

setting sebagai APmode dan client mode, berikut gambar infrastructure

dengan ssid dan wireless modenya

95
Gambar 4.17 Desain Infrastructure wireless type & SSID VHMS network

96
Tabel 4.4Tabel infrastructure VHMS

Lokasi & Jenis Operation


wireless IP address Mode Fungsi SSID
UT RABUSIS
SENAO 190.168.10.13 AP P2P dengan SIS Workshop AP-RABUSIS

SIS WORKSHOP
SENAO 190.168.10.12 Bridge P2P dengan UT RABUSIS AP-RABUSIS
Ad-hoc
Client
SENAO 190.168.10.11 Bridge adhoc dengan unit berat di sekitar SIS workshop SiS-VHMS
mikrotik Atheros 190.168.10.17 AP-Bridge P2P dengan portable SiS-Workshop

PORTABLE ( VIEW
POINT BRIDGE )
mikrotik Atheros 190.168.10.20 station-wds P2P dengan SIS WORKSHOP SiS-Workshop
SENAO 190.168.10.21 AP P2P dengan Portable1 SiS-VP-Bridge-1
SENAO 190.168.10.26 AP P2P dengan Portable2 SiS-VP-Bridge-2
Ad-hoc
Client
SENAO 190.168.10.22 Bridge adhoc dengan unit berat di sekitar portable SiS-VHMS

PORTABLE 1 ( NEW
VIEW POINT )
SENAO 190.168.10.18 Bridge P2P dengan Portable SiS-VP-Bridge-1
Ad-hoc
Client
SENAO 190.168.10.19 Bridge adhoc dengan unit berat di sekitar portable1 SiS-VHMS

PORTABLE 2 ( ROM
12 )
SENAO 190.168.10.25 P2P dengan Portable SiS-VP-Bridge-2
Ad-hoc
SENAO 190.168.10.24 Client adhoc dengan unit berat di sekitar portable2 SiS-VHMS

97
Bridge

98
Berikut ini adalah desain letak tower seperti yang sudah di sepakati, berikut

dengan coverage area di tiap lokasi dengan jarak yang sudah di ukur oleh pihak

engineering dalam kilometer

Gambar 4.18 Coverage area tower

99
4.3 Simulation Prototype

Tools yang digunakan dalam implementasi VHMS wireless

download system ini adalah Paket tracert 5.0, Untuk simulasi digunakan

paket tracert 5.0 karena keterbatasan tools dan tidak adanya beberapa fitur

maka dari segi fisik layer ada beberapa alat yang di analogikan

fungsionalitasnya sesuai dengan fitur yang tersedia wireless outdoor

digantikan dengan router karena router bisa di gunakan sebagai koneksi

point to point,. Dalam simulasi ini digunakan subnet dari tiap lokasi (UT

RABUSIS, SIS WORKSHOP, Portable, Portable 1, Portable 2) selain itu

router juga digunakan untuk proses routing dimana pada keadaan

sebenarnya untuk routing dan filtering digunakan mikrotik bridge, untuk

dokumentasi dari pembuatan simulasi prototype dapat di lihat pada

lampiran D.

100
Gambar 4.19 Simulasi VHMS network

101
Beberapa lokasi di buat sebagai cloud sendiri, dan di dalamnya terdapat

wireless yang langsung terkoneksi dengan unit berat dimana diambil di

ambil laptop sebagai pengganti karena laptop bersifat portable dan punya

koneksi wireless

Gambar 4.20 Cloud lokasi VHMS network

102
Sebagai uji coba, dilakukan test mengirim paket data sourcenya unit berat

di lokasi portable2 dengan tujuan server UT dan SIS server dan statusnya

sucessfull

Gambar 4.21 Testing VHMS network

103
ConceptDraw Office Professional v8.0.3 untuk menggambar desain

topologi yang akan digunakan dalam hal ini VHMS network

infrastructure.

Gambar 4.22 Software desain topologi

104
4.4 Implementation (Implementasi)

Tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya.

Dalam implementasi networker’s akan menerapkan semua yang telah

direncanakan dan di desain sebelumnya.Berikut tahapan-tahapan dalam

implementasi VHMS download dengan tower wireless teknologi ini

1. Instalasi wireless, mikrotik tiap lokasi tower

2. Setting wireless pada alat berat yang beroperasi di tambang Adaro

tutupan

3. Setting server, testing download dan back up konfigurasi

4. Upload data di VHMS bagus untuk selanjutanya di analisis oleh pihak

plant dan engineering

Dokumentasi Instalasi tower wireless dan mikrotik dapat dilihat pada

lampiran C. Tahapan awal pada implementasi ini adalah proses instalasi

tower dari mulai pemasangan sampai tahapan instalasi peralatan yang di

gunakan, secara teknis pemasangan tower, switch, mikrotik dan solar

system di setiap lokasi di bantu oleh pihak Satnet com selaku vendor yang

dipilih oleh pihak Saptaindra dan United tractor seperti yang di jelaskan

sebelumnya, tiap tower terdiri dari beberapa wireless yang mempunyai

beberapa fungsi diantaranya :

1. Point to point antar tower sebagai penghubung antar lokasi

2. Ad-hoc mode, wireless yang akan berhubungan secara otomatis

dengan unit yang berada di lapangan

105
Dalam tahap desain sudah di tentukan infrastruktur yang dipakai dalam

menghubungkan dua lokasi digunakan wireless yang di setting point to

point dimana 2 access point tersebut sama SSIDnya dan berbeda operation

modenya yang satu client/bridge yang satu lagi AP, sedangkan untuk

menghubungkan unit langsung dengan wireless digunakan metode ad-hoc

dimana sama SSIDnya yaitu SiS-VHMS. Beberapa faktor yang perlu di

setting dalam penerapan VHMS tower system ini adalah :

1. ip address dan band yang digunakan

2. operation mode yang digunakan

3. Network type yang dipakai

4. SSID yang di gunakan

5. Security yang digunakan

6. Output power level ( OFDM & CCK )

Sedangkan untuk tahapan konfigurasi mikrotik bridge, mikrotik bridge

sebagai pengatur jalur supaya tidak terjadi looping antar tower mikrotik

bridge juga berfungsi sebagai filtering mac address dan setting mikrotik

yang dilakukan adalah setting ip address, mac address yang akan di bridge,

tentukan chainnya atau rantai action sebagai routing dari wireless point to

point yang menghubungkan lokasi-lokasi atau wireless yang langsung

adhoc ke unit. Proses setting mikrotik dilakukan oleh pihak vendor yaitu

SATNET-COM setelah instalasi tower dan data Mac address dilakukan.

106
4.5 Implementation (Implementasi)

4.5.1 Setting Wireless

Operation mode di pilih untuk koneksi point to point berdasar

fungsi dari wireless tersebut apakah sebagai AP mode atau

bride(Client bridge)

Gambar 4.23 Setting operation mode

107
Ip address perlu di setting di tiap-tiap wireless dengan kelas C dan

subnet mask 255.255.254.0 dan DHCP disable karena tidak di

pakai

Gambar 4.24 Setting ip address

108
Wireless band yang di gunakan adalah 2,4GHZ (B+G) sesuai

dengan standar wireless outdoor dan untuk point to point harus

sama SSID begitu juga dengan settingan Adhoc harus sama dengan

SSID unit berat yang sudah di setting

Gambar 4.25 Setting band dan channel

109
Untuk outpout power level di pilih dengan jenis ekstreme agar

sinyal makin kuat dan troughout bagus sehingga koneksi wireless

point to point maupun adhoc bagus

Gambar 4.26 Setting power level

110
Enkripsi yang di gunakan adalah standar WEP 64 bits dengan

shared key sncVHMS

Gambar 4.27 Setting security wireless

111
SSID di setting sesuai dengan fungsi dari wireless tersebut point to

point atau Adhoc. Jika point to point maka AP dan client harus

sama sedangkan untuk Adhoc harus sama dengan settingan SSID

unit berat yaitu SIS-VHMS

Gambar 4.28 Setting SSID dan network type

112
4.5.2 WIRELESS di tiap lokasi

UT RabusisTerdiri dari satu wireless outdoor yaitu senao yang

sudah di pasang antenna grid menghadap SIS Workshop berikut

gambar dan diagram nya.karakteristik dari wireless ini adalah Peer

to peer dengan lokasi SIS WORKSHOP dan satu SSID dengan

wireless workshop (190.168.10.12), wireless ini lah yang menjadi

penghubung antara UT RABUSIS dan SIS WORKSHOP

Gambar 4.29 Tower UT rabusis

113
Berikut adalah konfigurasi Senao dengan grid antenna menghadap

SIS WORKSHOP

1. ip address 190.168.10.13 band yang digunakan adalah

2.4Ghz (B+G)

2. operation mode yang digunakan adalah AP mode

3. Network type yang dipakai adalah infrastructure

4. SSID yang di gunakan adalah AP-RABUSIS

5. Security yang digunakan adalah WEP 64bits(AP)

6. Output power level ( OFDM & CCK ) setting menjadi

extreme

Gambar 4.30 Skema pemasangan antenna

1. Grid antenna bersifat memancarkan gelombang dari wireless yang


terletak di ODU(Outdoor Unit) dengan karakteristik semakin kuat
power semakin jauh area

114
2. Kabel yang digunakan dari odu ke antenna adalah coaksial
3. Untuk data dan power digunakan kabel RJ45 CAT-5.
4. DC injector adalah injeksi power 12V DC.
5. Dari 8 line RJ45. No 1,2,3,6 digunakan untuk data, no 4,5 untuk
tegangan +12V DC dan no7,8 digunakan untuk 0V DC

Gambar 4.31 Wireless rabusis (190.168.10.13)

4.5.3 SIS WORKSHOP

Terdiri dari tiga wireless dengan karakteristik sebagai berikut

1. Senao dengan grid antenna menghadap RABUSIS sebagai

client mode Point to Point dari wireless yang ada di UT

RABUSIS, wireless ini yang menghubungkan antara

SISWORKSHOP dengan UT RABUSIS.

115
2. Senao dengan sektoral antenna sebagai AD-hoc Mode yang

akan berinteraksi dengan unit berat yang ada di sekitar SIS

WORKSHOP, dimana unit berat tersebut sudah di setting IP

static dengan Ad-Hoc mode dan SSID nya sama dengan

wireless ini.

3. Atheros 2.4Ghz dengan grid antenna menghadap area Portable

(View Point Bridge) sebagai AP mode point to point dengan

wireless client yang ada di lokasi portable, wireless ini yang

menghubungkan antara SIS WORKSHOP dengan lokasi

portable.

Gambar 4.32 Tower Sisworkshop

116
Berikut konfigurasi dari tiga wireless di atas :

1. Senao dengan grid antenna menghadap RABUSIS

1) ip address 190.168.10.12 band yang digunakan adalah

2.4Ghz (B+G)

2) operation mode yang digunakan adalah Bridge mode

(Client Mode)

3) Network type yang dipakai adalah infrastructure

4) SSID yang di gunakan adalah AP-RABUSIS

5) Security yang digunakan adalah WEP 64bits(AP)

6) Output power level ( OFDM & CCK ) setting menjadi

extreme

117
Gambar 4.33 wireless sisworkshop (190.168.10.12)

2. Senao sektoral sebagai AD-hoc Mode

1) ip address 190.168.10.11 band yang digunakan adalah

2.4Ghz (B+G)

2) operation mode yang digunakan adalah Ad-hoc Client

Bridge

3) Network type yang dipakai adalah Ad-Hoc mode

4) SSID yang di gunakan adalah SiS-VHMS

5) Security yang digunakan adalah WEP 64bits(AP)

6) Output power level ( OFDM & CCK ) setting menjadi

extreme

118
Gambar 4.34 Wireless Sisworkshop (190.168.10.11)

3. Atheros 2.4Ghz dengan grid antenna menghadap area

Portable

1) ip address 190.168.10.17 band yang digunakan adalah

2.4Ghz (B+G)

2) operation mode yang digunakan adalah AP bridge mode

3) Network type yang dipakai adalah infrastructure

4) SSID yang di gunakan adalah SiS-Workshop

5) Security yang digunakan adalah WEP 64bits(AP)

119
6) Output power level ( OFDM & CCK ) setting menjadi

extreme

Gambar 4.35 Mikrotik wireless sisworkshop (190.168.10.17) properties

120
Gambar 4.36 Mikrotik wireless sisworkshop (190.168.10.17) interface list

4. PORTABLE( VIEW POINT BRIDGE )

Terdiri dari 4 wireless dengan karakteristik sebagai berikut

1) Atheros 2.4Ghz dengan grid antenna menghadap area SIS

WORKSHOP sebagai Client mode point to point dengan

wireless client yang ada di lokasi sisworkshop, wireless

ini yang menghubungkan antara portable dengan lokasi

SIS WORKSHOP.

2) Senao dengan grid antenna menghadap Portable 1(new

view point) sebagai AP mode Point to Point dengan

121
wireless yang ada di Portable 1, wireless ini yang

menghubungkan antara Portable dengan Portable 1.

3) Senao dengan grid antenna menghadap Portable 2(ROM

12) sebagai AP mode Point to Point dengan wireless yang

ada di Portable 2, wireless ini yang menghubungkan

antara Portable dengan Portable 2.

4) Senao dengan sektoral antenna sebagai AD-hoc Mode yang

akan berinteraksi dengan unit berat yang ada di sekitar

portable (View Point Bridge), dimana unit berat tersebut

sudah di setting IP static dengan Ad-Hoc mode dan SSID

nya sama dengan wireless ini.

Selain itu mobile tower ini juga dilengkapi dengan 2 buah box

peralatan solar system yang sudah terpasang sebagai sumber

power listrik peralatan yang di gunakan di portable (view

point bridge).

122
Gambar 4.37 Solar system portable

Gambar 4.38 Tower VHMS portable

123
Gambar 4.39 Tower Diagram VHMS portable

Berikut adalah penjelasan gambar di atas

1. Backhaul to portable adalahlink utama portable point to point ke


portable1 dan portable2
2. Backhaul to tutupan adalah link utama portable ke sisworkshop
tutupan
3. Pick up adalah wireless yang langsung mengambil data dari unit secara
adhoc
4. Surge arrester electric dan Surge arrester ethernet berfungsi
menyalurkan listrik ke ground yang sudah di pasang untuk di netralkan
5. Sectoral antenna bersifat memancarkan gelombang 120 derajat

124
6. Grid antenna bersifat memancarkan gelombang dari wireless dengan
karakteristik semakin kuat power semakin jauh area
7. Amplifier berfungsi sebagai penguat sinyal Radio frekuensi
8. Kabel yang digunakan dari odu ke antenna adalah coaksial LMR400
9. Untuk data dan power digunakan kabel RJ45 CAT-5.
10. POE (Power Over Internet) adalah injeksi power 12V DC.
11. Dari 8 line RJ45. No 1,2,3,6 digunakan untuk data, no 4,5 untuk
tegangan +12V DC dan no7,8 digunakan untuk 0V DC

Berikut konfigurasi dari wireless yang ada di lokasi Portable (View

Point Bridge)

1) Atheros 2.4Ghz dengan grid antenna menghadap area SIS

WORKSHOP

2) ip address 190.168.10.20 band yang digunakan adalah 2.4Ghz

(B+G)

3) operation mode yang digunakan adalah client bridge mode

4) Network type yang dipakai adalah infrastructure

5) SSID yang di gunakan adalah SiS-Workshop

6) Security yang digunakan adalah WEP 64bits(AP)

7) Output power level ( OFDM & CCK ) setting menjadi extreme

125
Gambar 4.40 Client Mikrotik 190.168.10.20 View Point Bridge

5. Senao dengan grid antenna menghadap Portable 1(new

view point)

1) ip address 190.168.10.21 band yang digunakan adalah

2.4Ghz (B+G)

2) operation mode yang digunakan adalah AP bridge mode

3) Network type yang dipakai adalah infrastructure

4) SSID yang di gunakan adalah SiS-VP-Bridge-1

5) Security yang digunakan adalah WEP 64bits(AP)

6) Output power level ( OFDM & CCK ) setting menjadi

extreme

126
Gambar 4.41 Access Point Senao 190.168.10.21 View Point Bridge

6. Senao dengan grid antenna menghadap Portable 2(ROM

12)

1) ip address 190.168.10.26 band yang digunakan adalah

2.4Ghz (B+G)

2) operation mode yang digunakan adalah AP bridge mode

3) Network type yang dipakai adalah infrastructure

4) SSID yang di gunakan adalah SiS-VP-Bridge-2

5) Security yang digunakan adalah WEP 64bits(AP)

127
6) Output power level ( OFDM & CCK ) setting menjadi

extreme

Gambar 4.42 Access Point Senao 190.168.10.26 View Point Bridge

7. Senao dengan sektoral antenna sebagai AD-hoc Mode

1) ip address 190.168.10.22 band yang digunakan adalah

2.4Ghz (B+G)

2) operation mode yang digunakan adalah Ad-hoc mode

3) Network type yang dipakai adalah Ad-hoc

4) SSID yang di gunakan adalah SiS-VHMS

5) Security yang digunakan adalah WEP 64bits(AP)

6) Output power level ( OFDM & CCK ) setting menjadi

extreme

128
Gambar 4.43 Ad-Hoc 190.168.10.22 View Point Bridge

8. PORTABLE 1 ( NEW VIEW POINT )

Terdiri dari 2 wireless outdoor dengan karakteristik :

1) Senao dengan grid antenna menghadap Portable (View

point bridge) sebagai Client mode Point to Point dari

wireless yang ada di Portable, wireless ini yang

menghubungkan antara Portable1 dengan Portable .

2) Senao dengan sektoral antenna sebagai AD-hoc Mode yang

akan berinteraksi dengan unit berat yang ada di sekitar

portable 1(New View Point), dimana unit berat tersebut

sudah di setting IP static dengan Ad-Hoc mode dan SSID

nya sama dengan wireless ini.

129
Selain itu mobile tower ini juga dilengkapi dengan 1 buah box

peralatan solar system yang sudah terpasang sebagai sumber

power listrik peralatan yang di gunakan di portable 1 ( new

view point ).

Gambar 4.44 Tower portable 1

130
Berikut konfigurasi dari wireless yang ada di lokasi Portable

1(New View Point )

1. Senao dengan grid antenna menghadap Portable (View

point bridge)

2. ip address 190.168.10.18 band yang digunakan adalah

2.4Ghz (B+G)

3. operation mode yang digunakan adalah client mode

4. Network type yang dipakai adalah infrastructure

5. SSID yang di gunakan adalah SiS-VP-Bridge-1

6. Security yang digunakan adalah WEP 64bits(AP)

7. Output power level ( OFDM & CCK ) setting menjadi

extreme

131
Gambar 4.45 wireless portable 190.168.10.18 portable 1

9. Senao dengan sektoral antenna sebagai AD-hoc Mode

1) ip address 190.168.10.19 band yang digunakan adalah

2.4Ghz (B+G)

2) operation mode yang digunakan adalah Ad-hoc mode

3) Network type yang dipakai adalah Ad-hoc

4) SSID yang di gunakan adalah SiS-VHMS

5) Security yang digunakan adalah WEP 64bits(AP)

6) Output power level ( OFDM & CCK ) setting menjadi

extreme

132
Gambar 4.46 wireless 190.168.10.19 portable 1

10. PORTABLE 2 ( ROM 12 )

Terdiri dari 2 wireless outdoor dengan karakteristik :

1) Senao dengan grid antenna menghadap Portable (View

point bridge) sebagai Client mode Point to Point dari

wireless yang ada di Portable, wireless ini yang

menghubungkan antara Portable2 dengan Portable .

2) Senao dengan sektoral antenna sebagai AD-hoc Mode yang

akan berinteraksi dengan unit berat yang ada di sekitar

133
portable 2(ROM12), dimana unit berat tersebut sudah di

setting IP static dengan Ad-Hoc mode dan SSID nya sama

dengan wireless ini

Selain itu mobile tower ini juga dilengkapi dengan 1 buah box

peralatan solar system yang sudah terpasang sebagai sumber

power listrik peralatan yang di gunakan di portable (view

point bridge).

134
Gambar 4.47 Tower portable 2

Gambar 4.48 Diagram tower portable 2

Berikut penjelasan gambar di atas

1. Backhaul to view point adalah link utama portable2 point to point ke


portable viewpoint
2. Pick up adalah wireless yang langsung mengambil data dari unit secara
adhoc
3. Surge arrester electric dan Surge arrester ethernet berfungsi
menyalurkan listrik ke ground yang sudah di pasang untuk di netralkan

135
4. Sectoral antenna bersifat memancarkan gelombang 120 derajat
5. Grid antenna bersifat memancarkan gelombang dari wireless dengan
karakteristik semakin kuat power semakin jauh area
6. Amplifier berfungsi sebagai penguat sinyal Radio frekuensi
7. Kabel yang digunakan dari odu ke antenna adalah coaksial LMR400
8. Untuk data dan power digunakan kabel RJ45 CAT-5.
9. POE (Power Over Internet) adalah injeksi power 12V DC.
10. Dari 8 line RJ45. No 1,2,3,6 digunakan untuk data, no 4,5 untuk
tegangan +12V DC dan no7,8 digunakan untuk 0V DC

Berikut konfigurasi dari wireless yang ada di lokasi Portable 1(New

View Point )

1. Senao dengan grid antenna menghadap Portable (View point bridge)

2. ip address 190.168.10.25 band yang digunakan adalah 2.4Ghz (B+G)

3. operation mode yang digunakan adalah Client mode

4. Network type yang dipakai adalah infrastructure

5. SSID yang di gunakan adalah SiS-VHMS

6. Security yang digunakan adalah WEP 64bits(AP)

7. Output power level ( OFDM & CCK ) setting menjadi extreme

136
Gambar 4.49 Wireless 190.168.10.25 portable 2

11. Senao dengan sektoral antenna sebagai AD-hoc Mode

1) ip address 190.168.10.24 band yang digunakan adalah

2.4Ghz (B+G)

2) operation mode yang digunakan adalah Ad-hoc mode

3) Network type yang dipakai adalah Ad-hoc

4) SSID yang di gunakan adalah SiS-VHMS

5) Security yang digunakan adalah WEP 64bits(AP)

6) Output power level ( OFDM & CCK ) setting menjadi

extreme

137
Gambar 4.50 wireless 190.168.10.24 portable 2

4.5.4 Setting mikrotik bridge

Mikrotik bridgeDalam VHMS wireless download ini, mikrotik

bridge digunakan untuk mengatur transfer data tiap wireless, yang

pertama dilakukan adalah setting ip address mikrotik bridge di tiap

lokasi, Berikut daftar mac address tiap wireless yang di gunakan di

VHMS wireless download untuk di register lalu di filtering

138
Tabel 4.5Daftar mac address wireless

UT RABUSIS
SENAO 190.168.10.13 00 02 6f 50 a7 47

SIS WORKSHOP
SENAO 190.168.10.12 00 02 6f 4C 4b b5
SENAO 190.168.10.11 00 02 6f 4a 95 07
mikrotik Atheros 190.168.10.17 00 02 6f 4C 4C 4E

PORTABLE ( VIEW POINT


BRIDGE )
mikrotik Atheros 190.168.10.20 00 02 6f 4C 4C 48
SENAO 190.168.10.21 00 02 6F 54 AD 7E
SENAO 190.168.10.26 00 02 6F 54 A6 A0
SENAO 190.168.10.22 00 02 6F 54 AD 7F

PORTABLE 1 ( NEW VIEW POINT


)
SENAO 190.168.10.18 00 02 6F 54 AD 7D
SENAO 190.168.10.19 00 02 6F 54 AD ED

PORTABLE 2 ( ROM 12 )
SENAO 190.168.10.25 00 02 6F 54 AD 80
SENAO 190.168.10.24 00 02 6F 54 AD D0

139
Setting ip address pertama kali dilakukan di computer dengan cross

kabel dengan ip address default 192.168.1.1 user dan password :

admin

Gambar 4.51 Setting ip address mikrotik bridge

Setelah itu lakukan proses filtering dengan memasukan mac

address yang ingindifilter agar tidak terjadi looping di jaringan

140
wireless tower download ini, berikut adalah table daftar filtering

yang dilakukanmikrotik Sis workshop, mikrotik portable, mikrotik

portable1 dan mikrotik portable2

Tabel 4.6 Tabel filtering mac address mikrotik

IP address Mac address 190.168.10.203 190.168.10.200 190.168.10.202 190.168.10.201

190.168.10.13 00 02 6f 50 a7 47 Drop drop drop drop

190.168.10.12 00 02 6f 4C 4b b5 Drop drop drop drop


190.168.10.11 00 02 6f 4a 95 07 accept accept accept accept
190.168.10.17 00 02 6f 4C 4C 4E Drop drop drop drop

190.168.10.20 00 02 6f 4C 4C 48 accept drop drop drop


190.168.10.21 00 02 6F 54 AD 7E Drop drop drop drop
190.168.10.26 00 02 6F 54 A6 A0 Drop drop drop drop
190.168.10.22 00 02 6F 54 AD 7F accept accept accept accept

190.168.10.18 00 02 6F 54 AD 7D Drop accept drop drop


190.168.10.19 00 02 6F 54 AD ED accept accept accept accept

190.168.10.25 00 02 6F 54 AD 80 Drop accept drop drop


190.168.10.24 00 02 6F 54 AD D0 accept accept accept accept

141
Gambar 4.52 Setting new filter

Setelah memasukan mac address yang ingin di filter lalu tentukan

action yang akan di pilih sesuai dengan rencana yang telah dibuat

yang akan terjadi pada mac address yang tadi di input

142
Gambar 4.53 Setting action pada mac address

Mikrotik bridge SIS workshop

Ip address : 190.168.10.203

143
Gambar 4.54 Mikrotik bridge 190.168.10.203 interface list

144
Gambar 4.55 Mikrotik bridge 190.168.10.203 filter list

Mikrotik bridge portable

Ip address : 190.168.10.200

145
Gambar 4.56 Mikrotik bridge 190.168.10.200 interface list

146
Gambar 4.57 Mikrotik bridge 190.168.10.200 filter list

Mikrotik bridge portable 1

Ip address : 190.168.10.202

147
Gambar 4.58 Mikrotik bridge 190.168.10.202 interface list

Gambar 4.59 Mikrotik bridge 190.168.10.202 filter list

148
Mikrotik Bridge Portable2

Ip address : 190.168.10.201

Gambar 4.60 Mikrotik bridge 190.168.10.201 filter list

4.5.5 Wireless Radio

Perangkat ini adalah perangkat standart yang kita gunakan

dilapangan saat ini,untuk instalasi di unit berat radio yang

digunakan adalah sbb :

1. Untuk unit berat biasanya kita menggunakan radio standard

dan pancaran gelombangnya 70 derajat

149
Gambar 4.61 Komodo radio

Gambar 4.62 Alcon radio

150
Standar radiodan khusus untuk excavator kita menggunakan radio

yang dilengkapi dengan antenna Omni yang radius gelombangnya

360 derajat

Gambar 4.63 Radio Omni

Sebelum di pasang di unit berat wireless radio di konfigurasi dulu

di computer

1. ip address 190.168.10.63 (selain ip yang di pakai oleh wireless

di tower) band yang digunakan adalah 2.4Ghz (B+G)

2. operation mode yang digunakan adalah Ad-hoc mode

3. Network type yang dipakai adalah Ad-hoc

4. SSID yang di gunakan adalah SiS-VHMS

5. Security yang digunakan adalah WEP 64bits(AP)

6. utput power level ( OFDM & CCK ) setting menjadi extreme

151
Gambar 4.64 Wireless status unit berat VHMS

Harness Cable ( atau kabel network )Untuk harness atau kabel

network ini standart pangjang kabel adalah 4m untuk HD, 8m

untuk PC2000 dan 12m untuk PC4000. Untuk masing masing

ujung kabel tersebut berbeda, salah satu ujung kabel menggunakan

RJ45 dan ujung satunyamenggunakan connector AMP 040 yang

nantinya dihubungkan dengan VHMS controller.

152
Gambar 4.65 Harness Cable

Gambar 4.66 Diagram pemasangan radio ke unit berat

153
Pada tahap instalasi ini pastikan untuk mempersiakan harness,

radio dan jalur kabel dari kabinunit ke bagian luar dimana radio

akan di install. Untuk pemasangan jalur kabel bisa melalu jalur

sebagai berikut :

1. Pada lantai kabin terdapat lubang 1 cm yang bisa kita gunakan

sebagai jalur harnes ke arah luar.

2. Setelah instalasi harnes, kita melakukan pemasangan radio

yang umumnya dilakukan pada sisikiri unit di dekat tanggal

masuk

154
Gambar 4.67 Mounting Radio

3. Setelah radio terpasang, kita tinggal menghubungkan rj45

pada harness ke port female padaradio

155
Gambar 4.68 Pemasangan RJ45 harness ke port female radio

4. Setelah radio terpasang tarik ujung harnes yang lain ke fuse

box didalam kabin, pastikan instalasikabel dengan rapih.

156
Gambar 4.69 Fuse Box

Untuk selanjutnya kita lakukan penyambungan kabel power dan

grounding pada box fuse, hubungkan kabel putih & biru ke jalur

24vdc di fuse box dan kabel berwarna putih & coklat ke ground

fuse box.

Gambar 4.70 Power dan Grounding

157
5. Hubungkan sisi lain pada harnes yang memiliki konektor amp

040 ke dalamVHMS Controller

Gambar 4.71 VHMS Controller

6. Pastikan instalasi dilakukan dengan benar, kemudian kita

melakukan pengetesan untukmenarik data dari unit.

Berikut adalah data unit berat yang terpasang radio untuk di

download parameter VHMS Desember 2009.

158
Tabel 4.7 Data Unit Berat Yang Terpasang Radio Untuk Di Download Parameter
VHMS Desember 2009
VHMS VHMS UNIT UNIT
NO ID UNIT ID NO ID ID NO VHMS ID ID
1 5064 WT016 21 7224 DT194 41 J20022 DT202
2 5294 DT211 22 7362 DT295 42 J20031 DT203
3 5295 DT212 23 7363 DT206 43 J20032 DT204
4 5296 DT216 24 7408 DT207 44 J20040 DT201
5 5305 DT213 25 7409 DT208 45 J20041 DT218
6 5306 DT214 26 7418 DT209 46 N10001 DT199
7 5307 DT215 27 7445 DT219 47 N10002 DT200
8 5312 DT217 28 7447 DT221 48 N10020 DT226
9 7088 DT126 29 7452 DT220 49 N10021 DT227
10 7133 DT154 30 7454 DT222 50 N10023 DT229
11 7135 DT155 31 7456 DT223 51 20009 EX093
12 7136 DT156 32 J20001 DT187 52 20017 EX072
13 7153 DT129 33 J20002 DT188 53 20044 EX074
14 7154 DT184 34 J20003 DT189 54 20045 EX073
15 7155 DT130 35 J20004 DT190 55 20057 EX102
16 7161 DT131 36 J20005 DT191 56 20058 EX103
17 7174 DT185 37 J20013 DT195 57 20074 EX106
18 7175 DT186 38 J20014 DT196 58 20079 EX107
19 7214 DT192 39 J20015 DT197
20 7223 DT193 40 J20021 DT198

159
4.5.6 Setting server di workshop untuk mengolah data VHMS dan

transfer ke Jakarta melalui ftp server

VHMS server merupakan tempat penampungan data dari unit-unit

dari dilapangan yang nantinya akan dikirimkan ke pusat untuk

dilakukan pengecekan. Pada tahap instalasi ini pertama kita install

Operating system yaitu windows server 2003 r2 lalu install

software pendukung yang digunakan setelah itu baru dilakukan

konfigurasi ftp server karena data dari Rabusis akan di transfer

automatic ke server SIS Workshop dalam hal ini

1. Software Yang Terinstall

Pada VHMS Server yang berlokasi di UT Rabusis, terinstall

beberapa software :

1) VHMS Auto Download Tools. Mendownload data dari

setiap unit

2) VHMS Bagus – User. Di dalam VHMS Bagus ini terdapat

module Auto FTP Client, yang berfungsi mengirimkan

setiap data yang sudah terkumpul secara otomatis sesuai

jadwal ke tujuan dalam hal ini SIS workshop baru nanti

akan di transfer ke Head Office Jakarta

3) VHMS FTP Receiver. Software ini digunakan untuk

mendownload data dari EPC (EmbededPersonal Computer)

160
yang terinstal pada beberapa unit Dump Truck pada Hand

Off sistem

4) What’s Up. Monitoring Software. Ini adalah optional, jika

kita menghendaki proses monitoring untuk setiap BTS.

2. UT rabusis server

Server yang berada di UT rabusis sebagai tujuan terakhir dari

proses download Data yang selanjutnya di olah oleh pihak

United tractors dan di distribusikan ke server SIS Workshop.

Hanya memiliki satu network yaitu VHMS network dengan ip

address 192.168.10.1/23

3. VHMS Auto Download Tools

4. Installation Procedure

Installasi dilakukan oleh UT

5. Menjalankan aplikasi

Start >Programs >VHMS AutoDownloadTool> select on

VHMS Download Tool icon.

Gambar 4.72 VHMS download tool icon

berikut adalah formlogin yang keluar saat kita menjalankan

aplikasi,

161
Gambar 4.73 VHMS download tool login

Setelah aplikasi kita jalankan maka muncul layar berikut, dan

VHMS aplikasi tersebut akan secaraotomatis men-scan unit-unit

yang ada dilapangan.

Gambar 4.74 VHMS download tool scanning unit berat

Jika VHMS controler yang ada di unit dan radio bekerja secara

baik makan data akan mulai didownload oleh aplikasi VHMS

dan dikumpulkan ke directory penyimpanan data. Contoh

gambar saat aplikasi sedang mendownload data dari unit,

162
Gambar 4.75 Unit yang terdeteksi di download tool

Pada proses download data di unit, aplikasi ini akan

berstatuskan “ downloading” dan setelah selesai melakukan

download status akan berubah menjadi “already finish

downloading” .

4.5.7 VHMS Bagus – Auto FTP User

Di dalam VHMS Bagus ini terdapat module Auto FTP Client, yang

berfungsi mengirimkan setiapdata yang sudah terkumpul secara

otomatis sesuai jadwal ke tujuan dalam hal ini UT Head Officedan

SISWorkshop. Installation ProcedureInstalasi aplikasi dilakukan

oleh UTMenjalankan Aplikasi

163
Time Setting dilakukan untuk menentukan kapan UT mengirim

data ke SIS workshop

Gambar 4.76 Auto ftp client time setting

Connection Setting (Definition 1)Berikut adalah setting ip address

dari server SIS workshop dimana tujuan data akan ditransfer secara

automatic

164
Gambar 4.77 Auto ftp client destination setting

Connection Setting (Definition 2)

Gambar 4.78 Auto ftp client other destination setting

Data WatcherDigunakan untuk memonitor hasil download DATA

165
Gambar 4.79 Ftp receiver data wacher

4.5.8 SIS Workshop server

Settingan network pada server SIS Workshop mempunyai 2

network jadi ada dua LAN card yang terpasang pada server ini,

1. koneksi ke VHMS network (190.168.10.3/23) koneksi ini

berfungsi untuk transfer data dari VHMS network, setelah auto

download dari server Rabusis lalu akan di transfer melalui

VHMS bagus dengan module auto FTP client ke server SIS

workshop

2. koneksi ke Saptaindra network (192.168.141.5/24) koneksi ini

berfungsi untuk transfer data hasil download pihak yang

mengolah data ini lebih lanjut baik di SIS Jakarta maupun di

SIS adaro

166
Gambar 4.80 Network sisworkshop configuration

Back up konfigurasiDilakukan apabila semua konfigurasi telah

selesai dan sudah dilakukan testing tujuannya adalah bila nanti

terdapat alat yang breakdown maka dalam proses penggatiannya

tinggal dilakukan proses restore jadi tidak perlu melakukan

konfigurasi dari awal

167
Gambar 4.81 Wireless back up konfigurasi

168
Gambar 4.82 Wireless back up konfigurasi direktori

169
Gambar 4.83 Mikrotik Back up konfigurasi

170
4.5.9 Upload data VHMS

setelah proses download dilakukan lalu di transfer ke Jakarta

melalui ftp server yaitu ftp://192.168.8.26 lalu akan di olah oleh

pihak plant yang selanjutnya di upload di webserver VHMS

Gambar 4.84 Data hasil download di server Jakarta

171
data sudah bisa di upload di web server Jakarta dengan mengcopy

data dari ftp://192.168.8.26 ke local storage

Gambar 4.85 Upload data di VHMS bagus

Pilih file yang sudah terupdate yang ingin di upload

172
Gambar 4.86 Status Upload data VHMS bagus

4.6 Management

Manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus

adalah masalah Policy, kebijakan perlu dibuat untuk membuat / mengatur

agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat

berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy akan sangat

tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis

perusahaan tersebut.

Data setiap 3 hari dikirimkan ke Jakarta untuk selanjutnya di olah oleh

departemen Plant dan engineering untunk pengambilan keputusan dalam

melakukan proses pertambangan dengan unit berat

173
Tahap manajemen yang telah di buat dalam VHMS wireless download

sistem

1. Manajemen IP address untuk wireless dan unit yang baru dipasang

wireless radio

2. Setiap wireless, mikrotik maupun radio yang terpasang pada unit

mempunyai ip address masing-masing karena tidak dinamis dan untuk

mencegah ipconflic maka di gunakan tools untuk manajemen ip

address yaitu Solarwins Ipaddress tracker

Gambar 4.87 Management ip software

3. Manajemen bandwith ftp ketika mengirimkan hasil download ke

Jakarta karena dalam satu perusahaan banyak aplikasi yang dipakai di

site, jadi bandwith di Jakarta harus di manajemen, schedule untuk

174
pengiriman hasil download Unit berat Adaro site ke ftp server Jakarta

adalah setiap 3 hari dan di atas jam 5 sore karena pada jam itu di

Kalimantan jam 6 dan aktifitas untuk email, internet, dan aplikasi lain

yang digunakan berkurang, karena hanya aplikasi ssicopp (aplikasi

untuk menghitung hasil produksi) jadi tidak menganggu aktifitas kerja

pihak lain, hal ini dilakukan juga berdasarkan monitoring yang

dilakukan oleh IT Saptaindra

Gambar 4.88 Sis WAN network monitoring sistem

4. Manajemen user access server VHMS dan user VHMS khususnya di

server VHMS UT rabusis dan SIS workshop telah dibuat kan oleh

pihak masing-masing, sesuai dengan kebijakan yang telah di sepakati

bahwa untuk pihak saptaindra hanya bisa mendapatkan data yang

175
telah di transfer oleh auto ftp ke server sisworkshop tapi tidak bisa

masuk ke server UT rabusis dan untuk server VHMS di sisworkhop

telah dibuat kan akses ke server sesuai groupnya, sedangkan untuk

web server VHMS yaitu VHMS bagus untuk membuat user VHMS

tidak ada batasan tetapi Pihak saptaindra harus confirm ke pihak UT

agar di buat kan user untuk masuk VHMS bagus baik di Jakarta

maupun di site

Gambar 4.89 local user SIS workshop server

176
Gambar 4.90 User VHMS bagus

4.7 Monitoring

Tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan

komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan

tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan

kegiatan monitoring.

177
4.1 Check List Monitoring & Maintenance

Gambar 4.91 Jadwal monitoring dan maintenance

178
Gambar 4.92 Alur Maintenance Unit

4.2 mencari data VHMS perhari

connect to server UTcari data VHMS di drive

D:\VHMS_DATAdengan format keyword : yyyymmdd

(Ex. 20090811)sort ascending pada kolom in folderjumlah

file yang terdeteksi adalah sama dengan jumlah unit yang

berhasil di downloadtotal unit yang terpasang radio adalah

58 unit

179
4.3 mencari unit yang gagal terdownload

unit yang 3 hari gagal terdownload wajib diperbaikimencari

informasi keberadaan unit di TOSmencari & menemukan

unit

4.4 maintenance unit

1. Maintenance power yaitu dengan memeriksa

check tegangan output (24 volt)

2. Maintenance kabel & konektordengan melakukan

check kabel/konektor power dan data,pastikan kondisi

kabel/konektor dalam maintenance keadaan radio : jika power

OK, lakukan test ping via laptop (wireless) jika status ping

normal, lakukan test download dengan VHMS download tool

3. maintenance VHMS controller yaitu memeriksa

sambungkan laptop langsung ke VHMS controler dengan

kabeltest download dengan VHMS download tool

Untuk melihat grafik bandwith antara site (adaro)

dengan Jakarta ketika melakukan transfer lewat server ftp,

berapa bandwith yang dihabiskan digunankan tools PRTG.

dimana akan terlihat total bandwith yang digunakan apakah

overload atau tidak. Karena saptaindra menggunakan beberapa

program , email yang di akses di site jadi harus diperhatikan

dalam penggunaan bandwith. Seandainya terjadi overload dan

180
memperlambat koneksi ke jaringan maka akan dilakukan

prioritas yang mana akan di stop, sehingga tidak memperlambat

jaringan

Gambar 4.93 Sis network monitoring ADARO- HO jakarta

181
Gambar 4.94 Grafik network Jakarta- Kalimantan

Friendly pinger untuk monitoring network device dalam hal

ini access point dan alat-alat yang terhubung di tiap lokasi

pada wireless network VHMS apakah alat tersebut

berfungsi baik atau jika down kita bisa langsung melakukan

cek langsung ke lapangan

182
Gambar 4.95 Monitoring tower software

183
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian Pengembangan jaringan wireless untuk

menggantikan manual download pada Vehicle Health Monitoring Sistem

di PT Saptaindra Sejati yaitu :

1. Wireless download sistem dapat mengurangi man power yang

dibutuhkan karena sudah proses download sudah berjalan secara

otomatis menggunakan wireless tower download dan

meningkatkan efisiensi waktu yang diperlukan ketika melakukan

VHMS download

2. Data hasil download menjadi lebih terpusat di server dengan

details dapat di ketahui kapan waktu download dan lebih mudah

untuk didistribusikan untuk selanjutnya dilakukan analisis pada

unit berat oleh pihak terkait

3. Download data menjadi lebih terjadwal yang berakibat kepada

keakuratan dari analisis tiap-tiap departmen terkait (plant dalam hal

maintenace berkala, periodik servis, periodik monitoring, yang

membuat kondisi mesin menjadi lebih terkontrol baik sebelum dan

sesudah breakdown, mengurangi terjadinya unschedule breakdown

tiap unit yang berakibat kerugian pada produksi karena unit lama

182
menganggur karena keterbatasan sparepart jika unit terlalu lama

breakdown maka produktifitas dari unit tersebut akan menurun

maka untuk mencegah nya dipersiapkan sparepart atau kita sudah

mengetahui kapan dan dimana bagian mesin yang akan rusak

melalui VHMS download sistem ) (engineering menambah

keakuratan tiap-tiap analaisis terhadap unit, cost, produksi jadi

didapatkan hasil berupa grafik dan angka yang akurat)

5.2 Saran

Dalam pengembangan jaringan wireless untuk menggantikan

download manual pada Vehicle, penulis memberi beberapa saran yaitu:

1. Maintenance terhadap sensor yang telah rusak, sehingga

tidak terjadi penyimpangan data yang didownload dari

VHMS

2. Security wireless ditingkatkan agar mencegah

kemungkinan penyusup connect ke jaringan wireless tower

VHMS yaitu dengan menggunakan radius server atau

internal DB authentikasi

3. Monitoring dibuat agar bisa secara real time monitoring

wireless dan unit sehingga untuk mendeteksi wireless yang

mati tidak berdasarkan hasil download, ketika ada beberapa

hari tidak autodownload baru dicari wireless yang mati

secara manual dengan mendatangi wireless tersebut

183
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Saefudin Surapermana (http://blog.sivitas.lipi.go.id) 5 April 2010, Pkl.


15.15 WIB

Buku panduan VHMS Technology Sebagai Alat Bantu Monitoring Condition


dikeluarkan oleh United Tractors

Certified Wireless Network Administraror. Official Study Guide, Exam PWO-


100, Objective-by-Objective coverage of the CWNA certification
exam.

Geier, Jim. Wireless Networks First-Step. (Yogyakarta : PenerbitANDI, 2005).

Hantoro, G.D. WiFi (Wireless LAN) JaringanKomputerTanpaKabel. (Bandung


:Informatika Bandung, 2009)

James E. Goldman, Philips T. Rawles. 2001. Applied Data Communications, A


business-Oriented Approach. 3th ed. John Wiley & Sons: New
York

Jogianto, H.M. Pengenalan Komputer, Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman,


Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan.
(Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2000).

Purwono, Edi. Apa yang Harus Diketahui Oleh sistem Analis. (Yogyakarta:
Penerbit ANDI, 2002).

Stiawan ( Fundamental Internetworking Development & Design Life Cycle)

Sukaridhoto, Sritrusta Pengenalan wireless LAN (Bandung : Informatika


Bandung, 2007)

Syafrizal, M. Pengantar Jaringan Komputer. (Yogyakarta :Penerbit ANDI, 2005)

Witarto. Memahami Sistem Informasi Pendekatan Praktis Rekayasa Sistem


Informasi Melalui Kasus-kasus Sistem Informasi Di Sekitar Kita.
(Bandung : Penerbit Informatika, 2004).

www. wikipedia.org, 19 Maret 2010, Pkl. 20.57 WIB

184
185
LAMPIRAN A

WAWANCARA

Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur manajemen

atas sampai ke level bawah / operator agar mendapatkan data yang konkrit dan

lengkap. Divisi yang dilakukan wawancara adalah divisi Plant, engineering, IT

berikut hasil wawancara dari pihak terkait

1. Nama : Hadi Widyanto

Jabatan : Plant Supervisor / Instruktur Plant jobsite Adaro

Tempat Wawancara : Workshop Plant Adaro

Hari, Tanggal : 23 Februari 2009

Waktu : 10.00 WIT

Isi Wawancara

Q : Selama ini bagaimana Cara user Plant melakukan Download VHMS

Terhadap Unit Komatsu di ADARO sebelum diterapkan wireless

download system ?

A :Dalam melakukan download ada orang yang bertugas melakukan

download di area workshop dan pit stop per unit, ketika unit tersebut

memasuki area tersebut PIC yang bertugas melakukan download dengan

menggunakan laptop khusus ( thoughtbook ) melalui program VHMS bagus

LT.

Q : Apakah kesulitan dan kelemahan yang dihadapi dengan sistem download

manual VHMS yang sedang berjalan saat ini ?

1
A : Proses download tidak efektif, data unit yang dibutuhkan tidak tersedia

secara periodik karena unit yang terdownload hanya unit yang sedang

parkir di workshop dan pit stop, data tidak terdistribusi di satu tempat

sehingga dalam pengolahannya terdapat kesulitan

Q : Lalu apa harapan anda untuk perbaikan sistem kedepannya ?

A : Diadakan system download yang sudah terdistribusi dan sudah automatic

agar dalam pengolahan data tidak mengalami kesulitan kapan pun

dibutuhkan data dari range waktu yang diinginkan sudah tersedia

sehingga dapat melakukan analisis yang akurat untuk kedepannya

2. Nama : AA Ngurah Gde Krisna Nugraha

Jabatan : Plant Officer / Project Manager VHMS

Tempat Wawancara : Head Office Jakarta

Hari, Tanggal : 24 Februari 2009

Waktu : 13.00 WIT

Isi Wawancara

Q :Mengapa baru site adaro saja yang sudah diterapkan sistem VHMS

wireless download sistem ?

A : Karena site adaro merupakan site yang paling besar dan mempunyai

produktifitas yang tinggi sehingga populasi unit di site ini lebih besar bila

dibandingkan site-ste lain, untuk kedepannya mungkin akan di adakan

implementasi site-sie lainnya seperti sumo indo ismo

2
Q : Sistem apa yang dipakai oleh pihak plant dan engineering dalam

menentukan parameter untuk servis dan periodical chek sebelum VHMS

ini berjalan?

A : PLM payload meter untuk mengukur beban suspensi yang diangkut

berbeda dengan VHMS yang sudah terintregasi dengan bermacam-macam

sensor

Q : Sudah berapa unit yang sudah dipasang Radio VHMS dan bagaimana

rencana kedepannya ?

A : Untuk sekarang radio VHMS yang terpasang sudah 58 unit untuk

kedepannya diharapkan semua unit sudah dilengkapi dengan radio VHMS

sehingga wireless download VHMS dapat berjalan dengan lancar ..

3. Nama : Elbie Yusfianas

Jabatan : IT Officer site ADMO( Adaro minning operation )

Tempat Wawancara : Minning Office Adaro

Hari, Tanggal : 25 Februari 2009

Waktu : 14.00 WIB

Isi Wawancara

Q : Kendala-kendala apa saja yang akan dihadapi dalam implementasi

wireless download vhms ini ?

A : Kendala yang dialami ketika implementasi wireless download adalah

cuaca apalagi ketika cuaca hujan proses instalasi menjadi terganggu,

pencuri di area tambang juga terdapat pencuri tower dimana pencuri

3
tersebut akan dengan mudah mengambil tower yang belum di lengkapi

keamanannya, petir juga menjadi salah satu kendala dalam proses

implementasi wireless download walaupun sudah dipasang surge protector

4. Nama : Arthedias Brian

Jabatan : Engineering Officer

Tempat Wawancara : Head Office Adaro

Hari, Tanggal : 26 Februari 2009

Waktu : 10.00 WIB

Isi Wawancara

Q : Apa yang di target kan oleh pihak engineering setelah wireless download

sytem ini berjalan ?

A : Alur data yang dibutuhkan jadi lebih terjadwal dan data yang akan di

analisis pun jadi lebih mudah dan siap untuk di akses,

5. Nama : Habib Wazzan Asdoko

Jabatan : Plant Officer

Tempat Wawancara : Workshop Plant Adaro

Hari, Tanggal : 27 Februari 2009

Waktu : 14.00 WIB

Isi Wawancara

Q : Apa yang di target kan oleh pihak plant setelah wireless download sytem

ini berjalan ?

A : Proses maintenance dan monitoring jadi bisa di lakukan sesuai jadwal,

sehingga pengambilan keputusan dalam menentukan life time suatu ban,

4
umur suspense komponen bawah, fuel consumption bisa ditentukan secara

akurat. Dan juga untuk menentukan parameter-parameter lain selain yang

disebutkan di atas

5
LAMPIRAN B

SURVEY

Pada penelitian ini dilakukan survey langsung ke daerah

tambang site adaro tutupan minning operation yaitu di daerah

kalimantan dilakukan pada tanggal 16-20 Maret tahun 2008 di

jobsite Adaro tutupan minning operation yang berada di lokasi

pertambangan kec murung pudak kab tabalong Kalimantan

Selatan.Dalam survey mengamati langsung cara kerja Vehicle

health monitoring system di lapangan ketika menggunakan

download manual selain itu dilakukan juga survey lokasi tempat

tower yang akan dipasang sesuai dengan infrastructure yang

dirancang untuk memastikan coverage area dan kendala yang

datang ketika proses instalasi tower.

1
Peta Tambang Adaro Tutupan minning operation

2
Lokasi pertambangan ADMO tutupan dilihat dari view point

portable

Lokasi pertambangan adaro dari view point

3
Workshop plant

4
Survey lokasi tower yang akan di pasang

Tadinya tiap-tiap tower mau di pasang di tiap-tiap pit stop, tapi karena banyak

faktor yang bisa menyebabkan pit stop bersifat permanen seperti untuk itu jadi

tower-tower akan di pasang di area view point selain itu coverage area nya juga

kurang besar karena letak-letak pit stop yang kurang strategis, antara pit stop yang

satu dan yang lain cenderung tidak memenuhi coverage area untuk satu sama lain.

Sehingga untuk solusinya tower di pasang di area view point karena view point

bisa di atur sedemikian rupa sehingga memenuhi coverage area jadi view point

bersifat portable bisa dirubah mengikuti topologi yang sudah di rencanakan dan

tidak bergantung pada posisi pit stop yang tidak bisa di ubah karena sudah

kebijakan dari pihak engineering dan plant untuk masalah penempatan pit stop.

5
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI INSTALASI TOWER

Untuk proses instalasi tower di tiap lokasi dibantu oleh vendor SATNET COM

dalam hal pengadaan item-item yang di butuhkan seperti access point, solar cell

system, antenna, dll selain itu dalam hal teknis proses instalasi di beberapa lokasi

seperti UT RABUSIS, SIS WORKSHOP, PORTABLE, PORTABLE 1, ROM 12

berikut adalah dokumentasi dari instalasi portable1 tower di new view point.

1
Berikut adalah portable tower box dari portable tower di dalamnya terdapat

1. Switch.
2. 2 wireless,
3. 1 mikrotik bridge,
4. Surge arrester electric
5. Surge arrester ethernet
6. Power Over Internet
7. stabillizer

2
Wireless outdoor portable 1 (new view point) point to point ke portable (view

point bridge)

Power over Ethernet dan ground

3
Wireless Adhoc portable 1 (new view point) dan ground

Splitter antenna wireless adhoc untuk mensplit 2 antenna sectoral agar coverage
area bertambah

4
Sektoral antenna 120 derajat untuk adhoc wireless

5
2 antenna pick up adhoc dan 1 antena point to point ke ke portable (view point

bridge)

6
LAMPIRAN D
KONFIGURASI SIMULATION PROTOTIPE

Di buat beberapa cloud untuk beberapa lokasi tower seperti UT RABUSIS, SIS
Workshop, Portable, Portable 1, Portable 2

1
Contoh setting IP address server UT

Contoh DHCP yang sudah di setting di server SIS workshop

2
3
1. Interface Configuration

P2P_Portable1

P2P_Portable2

Portable1_P2P

Portable2_P2P

P2P_SIS

SIS_P2P

4
P2P_Rabusis

Rabusis_P2P

5
2. Routing Table Information

P2P_Portable2

P2P_Portable1

P2P_SIS

6
SIS_P2P

P2P_Rabusis

7
3. Server Configuration

Gambar 1. Traffice Generation pada ServerUT

8
Gambar 2. Konfigurasi service DHCP pada SIS_SRV

Gambar 3. Output dari perintah show interface pada router Portable2_P2P

9
Hasil ping dari unit berat yang ada di portable 2 ke server

10

Anda mungkin juga menyukai