Anda di halaman 1dari 35

Vol.

XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

MANAJEMEN JARINGAN INTERNET SEKOLAH


MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK DAN PROXY SERVER
Purwanto1 Dr. Kusrini, M.Kom2, Roy Rudolf Huizen, M.T3
1
Mahasiswa Magister Teknik Informatikak STMIK AMIKOM Yogyakarta
2,3
Dosen Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
Jalan Ring Road Utara, Condong Catur, Depok, Sleman Yogyakarta 55283
Telp: (02740) 884202 – 207, Fax: (0274) 884208
Purwanto_skom@yahoo.co.id1,kusrini@amikom.ac.id2, royrudolf.ums@mail.com3

INTISARI
Dengan semakin berkembangnya Instansi/lembaga maka akan semakin kompleks juga
kebutuhan dalam manajemen jaringan Komputer. Salah satu manajemen yang cukup penting yaitu
manajemen pada Router dan Proxy Server. Untuk manajemen Router dan Proxy Server agar sesuai
dengan kebutuhan yang berkembang dalam sebuah Instansi/lembaga maka perlu dilakukan
pengaturan secara coding/script yang cukup rumit.
Dengan menggunakan Mikrotik Routerbord mikrotik kita dapat mengatur konfigurasi router
dengan menggunakan Graphic User Interface (GUI) melalui fasilitas Winbox sehingga lebih User
friendly. Sistem manajemen baru menggunakan routerbord mikrotik pada jaringan internet di SMK Negeri
Jumantono dapat mengontrol arus lalu lintas data dan sistem manajemen Load balancing dengan metode
Fail Over dan PCC mampu menghindari permasalahan overload pada salah satu jalur koneksi dan dapat
mengoptimalkan trafik yang ada. Metode HTB yang ada pada router mikrotik mampu melakukan limitasi
bandwidth terhadap user sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai bandwidth limiter dan metode Per
Connection Queue (PCQ) mampu membatasi maksimal data rate untuk setiap sub queue (pcq-rate) dan
jumlah paket data (pcq-limit).
Sistem manajemen hotspot pada routerbord mikrotik dapat mengatur hak akses dari tiap-tiap
user dan penerapan sistem Single sign on dapat meminimalisir penggunaan username dan password serta
dengan adanya sistem keaaman memfilter virus, spam, trojan ataupun malware lain.
Sistem manajemen proxy server dan filtering dapat meningkatkan akses jaringan internet dan
dapat memfilter konten-konten web yang negatif atau tidak sehat untuk diakses dilingkungan pendidikan
SMK Negeri Jumantono.
Metode pengembangan system yang penulis gunakan dalam menyusun tesis ini yaitu metode
Network Development Life Cycle (NDLC) karena sesuai dengan pokok bahasan yaitu konfigurasi jaringan
komputer yang berkelanjutan yang mencakup tahap Analisis, Design, Simulation Prototype,
Implementation, Monitoring dan Managemen.
Berdasarkan monitoring yang dihasilkan, sistem baru jaringan yang penulis lakukan telah
memenuhi kebutuhan yang ada pada SMK Negeri Jumantono dan telah menjawab semua permaslahan
sesuai kondisi disekolah.
Metode untuk pengukuran kualitas akses jaringan mengunakan metode QoS yang dapat untk yang
membantu end user menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa user mendapatkan kinerja yang
handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. Aliran paket data dapat ditentukan melalui lima parameter
yang ada pada QoS yaitu Throughput, Delay, Jitter, Packet Loss dan Bandwidth.

Kata Kunci: Routerbord Mikrotik, Manajemen Jaringan, NDLC, Proxy Server, QoS.

PENDAHULUAN Negeri Jumantono untuk membangun suatu

Latar Belakang jaringan internet yang bisa mengfasilitasi dan

Seiring dengan perkembangan teknologi di mengoptimalkan proses belajar mengajar antara

zaman sekarang ini yang begitu pesat mendorong guru dan siswa. Pada saat ini SMK Negeri

salah satu lembaga pendidikan yaitu SMK Jumantono merupakan sekolah yang berbasis

67
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

teknologi informasi, dimana sekolah ini telah masuk melalui port-port terbuka yang tidak
memiliki fasilitas Internet dan Laboratorium digunakan dalam sistem jaringan.
Komputer yang lengkap. Namun pada Sedangkan untuk mengurai kemacetan
penerapannya jaringan komputer yang ada masih dan keamanan jaringan dibutuhkan suatu alat
sangat sederhana, dimana belum diterapkannya yang berupa router yang berfungsi dalam
manajemen jaringan yang baik. memanajemen jaringan dan traffic yaitu
SMK Negeri Jumantono memiliki routerbord mikrotik dan proxy server.
layanan internet yang digunakan oleh seluruh Routerbord mikrotik dan proxy server adalah
warga sekolah. Layanan sumber internet suatu distribusi linux yang menyediakan fitur
menggunakan 2 ISP Speedy telkom. Mengingat simple-to-manage firewall appliance berbasis
jumlah bandwith yang terbatas besarnya hanya perangkat keras (Clancey dkk. 2009).
20 Mbps untuk line speedy 1 dan 20 Mbps line Di dalam sistem komputer dan
speedy 2 serta penggunaan internet oleh siswa, modem speedy secara umum sudah terdapat
guru, kariyawan dan publik yang banyaknya beberapa fitur tentang ip address, bandwitch,
kurang lebih 1215 user dan pengunaan pratikum hotspot, firewall dan proxy server yang
8 laboratorium komputer pada program berfungsi untuk mengatur ip address,
keahlian TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) penghematan bandwitch, memfilter, malware,
dikhawatirkan akan membuat penuh jaringan virus, spam, trojan dan sebagainya, namun
dan mengakibatkan akses jaringan dengan kemampuan yang sangat terbatas. Oleh
lambat/overload. karena itu dibutuhkan perangkat tambahan yang
Sedangkan untuk menunjang proses dapat membantu tugas manajemen jaringan.
pembelajaran yang baik tentunya dibutuhakan Salah satu perangkat yang memungkinkan
akses internet yang baik dan didukung melaksanakan tugas tersebut adalah adanya
infrastruktur serta pengelolaan jaringan internet router dan proxy server. Dengan penambahan
yang pula. Akses internet yang tidak stabil, router dan proxy server diharapkan akses internet
lambat, sering mati, dan penggunaan hotspot lebih stabil, cepat di SMK Negeri Jumantono.
yang banyak sering menambah lambat akses Dari berbagai masalah yang telah
internet serta mengganggu proses pembelajaran. diuraikan tersebut diatas telah mendorong
Terlepas dari banyaknya maanfaat dan penulis untuk melakukan penelitian sistem
kegunaan internet dalam menunjang proses manajemen jaringan internet menggunakan
pembelajaran banyak juga dikeluhkan para guru, router mikrotik dan proxy server yang
68
kariyawan dan siswa dampak negatif yang memperhatikan segi manajemen jaringan,
ditimbulkan dari internet, diantaranya masuknya kestabilan, akses lebih baik, penghematan
konten-konten negatif seperti: malware, virus, bandwidth, keamanan jaringan dan internet yang
spam, trojan dan serangan dari luar lainnya yang sehat, yang dapat diakses di lingkungan
dapat membahayakan sistem komputer dan pendidikan. Dalam hal inilah yang
menurunkan performa jaringan. Mereka dapat mendorong penulis untuk melakukan penelitian

2
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

“Analisis Dan Perancangan Manajemen 2) Perancangan router hanya pada manajemen


Jaringan Internet Sekolah Menggunakan IP Addres, manajemen Bandwitch,
Router Mikrotik Dan Proxy Server” dengan manajemn Hotspot dan login user,
Studi kasus pada “SMK Negeri Jumantono manajemen proxy server.
Karanganyar - Surakarta”. 3) Proxy server dan Filtering menggunakan
Rumusan Masalah PC dan OS Ubuntu 16.04 LTS dan
Berdasarkan gambaran umum pada didukung paket aplikasi Squid Lusca Head
latar belakang terdapat kendala kendala yang r14809.
muncul pada jaringan internet SMK Negeri 4) Pengamanan jaringan tidak dibahas lebih
Jumantono yaitu : lanjut disini, hanya pada pemfilteran virus,
1) Apakah dengan merancang topolog jaringan spam, konten situs tertentu, dan port.
baru menggunakan manajemen router Tujuan Penelitian
mikrotik dan proxy server dapat Tujuan dari analisis dan perancangan
meningkatkan kelancaran jaringan di SMK manajemen jaringan di SKM Negeri Jumantono
Negeri Jumantono? adalah sebagai beriku:
2) Apakah manajemen routerbord mikrotik 1) Menghasilkan rancangan manajemen
mampu memanajemen IP Address, Load topologi jaringan baru yang dapt
balancing, Bandwith, Hotspot Login User meningkatkan performa dan
dan Scurity jaringan di SMK Negeri mengoptimalkan peralatan yang ada serta
Jumantono? dapat menunjang kinerja manajemen
3) Apakah perancangan manajemen proxy jaringan internet di SMK Negeri Jumantono
server dapat meningkatkan kinerja akses lebih baik.
jaringan dan memfilter situs-situs negatif 2) Menghasilkan rancangan mananjemen
sehingga akses internet yang aman atau sistem baru menggunakan routerbord
sehat dapat diakses di lingkungan sekolah mikrotik yang mampu mengontrol arus lalu
SMK Negeri Jumantono? lintas serta sistem manajemen jaringan
Batasan Variabel Penelitian internet dengan baik sesuai kebutuhan di
Pada pembahasan ini penulis akan SMK Negeri Jumantono.
membatasi masalah dalam perancangan 3) Menghasilakan mannajemen sistem baru
manajemen jaringan internet di SMK Negeri Load balancing dengan metode Fail Over
Jumantono diantaranya: dan PCC untuk menangani permasalahan
1) Merancang manajemen jaringan internet overload pada salah satu jalur koneksi dan
sekolah menggunakan Routerbord Mikrotik dapat mengoptimalkan trafik yang ada
RB1100 X2 AH Versi 6 Level 6 pada dalam sistem jaringan SMK Negeri
jaringan SMK Negeri Jumantono yang telah Jumantono.
dimiliki. 4) Menghasilkan manajemen sistem baru
dengan metode HTB yang mampu

3
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

melakukan limitasi bandwidth terhadap jaringan internet sekolah menggunakan


user dan metode Per Connection Queue Routerbord Mikrotik dan PC Proxy Server
(PCQ) mampu membatasi maksimal data dengan OS Linux Ubuntu terbaru sehingga
rate untuk setiap sub queue (pcq-rate) dan dapat menambah wawasan.
jumlah paket data (pcq-limit). b. Mengerti dan memahami cara
5) Menghasilkan manajemen sistem baru menggunakan jaringan komputer dengan
hotspot yang dapat mengatur hak akses dari menggunakan Routerbord Mikrotik dan
tiap-tiap user dan dengan metode Single Proxy Server sehingga dapat menciptakan
sign on (SSO) dapat meminimalisir manajemen jaringan internet sekolah yang
penggunaan username dan password di baik dan akses internet yang sehat.
SMK Negeri Jumantono. c. Sebagai sarana dalam mengembangkan dan
6) Menghsilkan menajemen sistem baru yang mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
mampu menangani Scurity (keamanan) mahasiswa selama kuliah.
jaringan yang mampu memfilter virus, 2. Bagi Universitas
spam, trojan dan sebagainya yang a. Mengetahui sejauh mana mahasiswa dapat
menghambar kinerja akses jaringan internet menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat
di SMK Negeri Jumantono. dan sebagai bahan evaluasi.
7) Menghasilkan manajemen sistem proxy b. Menggunakan Squid Lusca pada Ubuntu
server yang mampu meningkatkan akses Server terbaru versi 16.04 LST Edisi 24 April
jaringan internet dan dapat memfilter 2016 sebagai server proxy dan penerapan
konten-konten web yang negatif atau tidak ilmu yang telah dipahami mahasiswa.
sehat untuk diakses dilingkungan c. Dapat menjadi sumbangan karya ilmiah
pendidikan SMK Negeri Jumantono. dalam disiplin ilmu teknologi informasi
8) Menghasilkan referensi untuk khususnya bidang jaringan komputer.
pengembangan lebih lanjut topik serupa d. Dapat dijadikan referensi bagi penelitian
dan memberikan solusi untuk berikutnya, khususnya dalam penanganan
pengembangan jaringan komputer manajemen jaringan.
kedepannya pada SMK Negeri Jumantono. 3. Bagi SMK Negeri Jumantono
9) Sebagai salah satu syarat untuk Manfaat dari penelitian ini adalah untuk
memperoleh gelar Pasca Sarjana (S2) pada menciptkan akses internet yang stabil, cepat
jurusan Magister Teknik Informatika (MTI) dan aman serta sehat yang dapat diakses di
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika lingkungan sekolah SMK Negeri Jumantono.
dan Komputer “AMIKOM” Yogyakarta. Dengan adanya manajemen IP address,
Manfaat Penelitian manajemen bandwith dan manajemen
1. Bagi Penulis keamanan jaringan, maka pengguna akses
a. Menjadi sarana untuk melatih kemampuan jaringan internet akan lebih baik. Selain itu,
yang dimiliki penulis tentang manajemen

4
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

dengan adanya proxy server dan filtering 1) Sumber daya manajemen dan topologi
maka diharapkan: jaringan yang digunakan pada sistem
a. Dapat menginplementasikan yang berjalan.
manajemen jaringan internet sekolah yang 2) Sumberdaya peralatan jaringan yang
ada secara optimal yang dapat meningkatan digunakan di pada sistem berjalan.
motivasi belajar peserta didik dalam mengali 3) Sumberdaya akses jaringan yang
informasi melalui teknologi dengan baik. digunakan di pada sistem berjalan.
b. Untuk memudahkan dalam 4) Evaluasi
memperbaiki sistem jaringan yang ada saat b. Metodelogi Wawancara (interview)
ini. Pengumpulan data dan informasi dengan
c. Pemanfaatan resource atau sumber daya cara melakukan wawancara secara langsung
sehingga dapat lebih optimal. dengan Kepala Sekolah SMK Negeri
d. Meningkatkan semangat belajar siswa- Jumantono. Data-data yang penulis
siswi dan meningkatkan kinerja para staf dan dikumpulkan dari hasil wawancara
pendidik warga sekolah. diantaranya adalah :
METODOLOGI PENELITIAN 1) Spesifikasi perangkat keras dan perangkat

Berdasarkan bentuk-bentuk penelitian lunak

metodelogi dapat diklasifikasikan meliputi: 2) Topologi jaringan

penelitian seurvei, eksperimen dan studi kasus, 3) Permasalahan - permasalahan

metode yang penulis gunakan dalam penelitian 4) Beban kerja jaringan

ini adalah : Metode Analisis Data

Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam

Metodologi penelitian ini digunakan tesis ini adalah Network Development Life

sebagai pedoman peneliti dalam pelaksanaan Cycle (NDLC), yaitu suatu pendekatan proses

penelitian ini agar hasil yang dicapai tidak dalam komunikasi data yang menggambarkan

menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan siklus yang tiada awal dan akhirnya dalam

sebelumnya. membangun sebuah jaringan komputer

Metode Pengumpulan Data mencangkup sejumlah tahap yaitu analisis,

Pengumpulan data merupakan langkah yang desain, simulasi prototype, implementasi,

penting untuk metode ilmiah, karena pada monitoring dan manajemen.

umumnya data yang dikumpulkan digunakan 1. Analysis

untuk menguji manajemen jaringan internet a) Analisis Perangkat Jaringan

sekolah yang telah dirumuskan. Berikut adalah b) Analisis sistem yang sedang berjalan

tahap dalam metode penelitian yang penulis c) Analisis permasalahan awal

lakukan: d) Analisis kebutuhan perangkat keras

a. Metodelogi Observasi (field research) (hardware) dan perangkat

Data yang diamati adalah : e) Pemecahan Masalah

5
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

f) Analisis Performama Jaringan yang yang akan dibangun dan sebagai bahan
berjalan pertimbangan sebelum jaringan benar-benar
2. Design akan diterapkan. Untuk simulasi sistem
Berdasarkan dari data-data yang manajemen jaringan menggunakan paket
didapatkan sebelumnya, terhadap tracare, untuk simulasi load balancing
permasalahan topologi dilakukan dengan metode PCC, manajemen
perancangan topologi jaringan ulang bandwidth, dan user management penulis
menggunakan topologi tree, perancangan menggunakan VM Ware Workstation yang
ini bersifat memperbaiki kekurangan pada di dalamnya diinstall mikrotik Router OS
topologi jaringan yang saat ini telah versi 6.
diterapkan, hal ini berdasarkan hasil 4. Implementation
evaluasi yang telah dilakukan. a) Implementasi Konfigurasi Routerbord
Berdasarkan hasil dari identifikasi mikrotik.
permaslahan/kelemahan sistem terdapat b) Implementasi Instalasi dan konfigurasi
beberapa kekurangan terutama pada Proxy Server dan squid lusca.
manajemen jaringan internet dan 5. Monitoring
batasan/rules akses client yang terlalu a) Pengujian Permasalahan Topologi
bebas dalam mengakses internet sehingga b) Pengujian Load Balancing.
client dapat dengan mudah mengakses c) Pengujian Permasalahan Bandwidth
konten-konten negatif yang tidak ada d) Pengujian Hotspot dan Login User (user
hubungan dalam pendidikan. manajemen)
a. Rancangan topologi sistem baru yang e) Pengujian Keamanan Jaringan (virus,
diusulkan spam, trojan)
b. Perbedaan sistem baru dengan sistem f) Pengujian Permasalahan Proxy Server
lama dan Filtering
3. Simulasi prototype 6. Manajemen
Pada tahap ini, dilakukan simulasi atau uji a) Kebijakan Fail Over
coba dari sistem yang dibangun. bertujuan b) Manajemen Password
untuk melihat kinerja awal dari jaringan
Alur Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membuat alur penelitian sebagai berikut:

6
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Start

a. Analisis sistem yang sedang berjalan


b. Analisis permasalahan awal
Metode Pengumpulan Data c. Analisis kebutuhan (Hardware, Software)
a. Metode Observasi Analysis d. Pemecahan masalah
b. Metode Wawancara
c. Tinjauan Pustaka

a. Design topologi sistem yang diusulkan


b. Design Manajemen Load Balancing
Design c. Design Manajemen Bandwidth
d. Design Manajemen Hotspot dan Login User
e. Design Manajemen Proxy Server dan Filtering

a. Simulasi Topologi Jaringan


Simulasion/Prototyping
b. Simulasi Jaringan
c. Penyerahan Laporan

a. Manajemen IP Address
b. Manajemen Load Balancing
Implementation c. Manajemen Bandwidth
d. Manajemen Hotspot dan Login User
e. Manajemen Proxy Server dan Filtering

a. Pengujian Permaslaahan Topologi


b. Pengunian Manajemen IP Address
c. Pengujian Load Balancing
Monitoring d. Pengujian Bandwidth
e. Pengujian Hotspot dan Login User
End
f. Manajemen Proxy Server dan Filtering
g. Penyerahan Laporan

a. Kebijakan Fail Over


Seminar Manajemen
b. Manajemen Password

Gambar 1.1. Alur Penelitian


DASAR TEORI dan semua Jaringan komputer baik wireless dan

Tinjauan Pustaka kabel dapat dimanajemen dengan mikrotik.

Penelitian mengenai manajemen Pembagian Bandwidth internet dengan mikrotik

jaringan ini pernah dilakukan oleh Ependi memberikan efisiensi pemakaian bandwidth

dkk(2014) dengan penelitian yang berjudul internet dan istem keamanan jaringan yang

"Implementasi Manajemen Bandwidth dan diberikan oleh mikrotik dapat terfasilitasi dengan

Proxy Server Pada Jaringan Komputer PT.CNG baik.

tujuan dari penelitian ini adalah untuk Rachman dan Aminullah (2013), dalam

memberikan kenyamanan kepada user dalam penelitiananya yang berjudul Rancangan

mengakses internet. Terlebih bila jumlah Bangun Proxy Server dan Analisis Pemakaian

komputer tersebut memiliki jumlah workstation Internet dengan Menggunakan SARG (Studi

yang banyak. Kasus di BMKG Juanda Surabaya), mengatakan

Menurut Anwar (2013), dengan judul bahwa Proxy server merupakan salah satu solusi

“Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan yang dapat digunakan dimana dengan proxy

dengan Menggunakan Mikrotik RouterOS”, server pihak manajemen perusahaan akan dapat

biaya untuk membangun jaringan dengan membatasi pamakaian bandwith internet,

mikrotik mempunyai harga yang relatif murah pengaturan penggunaan internet dan mengurangi

73
7

75
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

atau meminimalisasi serangan virus, worm, c. Analisis jaringan (Network Analysis)


spyware dan DDOS. merupakan seni mendengarkan (listening)
Hizbullah (2012). Dalam penelitiannya dalam komunikasi data & jaringan biasanya
yang berjudul Optimalisasi Bandwidth dan dilakukan untuk memastikan bagaimana
Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi pada peralatan-peralatan berkomunikasi dan
Warung Internet Menggunakan Mikrotik menentukan keamanan dari jaringan
Routerboard memberikan suatu solusi tersebut.
alternative bagaimana melakukan filterisasi Analisis jaringan biasanya digunakan untuk
untuk pembatasan akses internet dan pengaturan tiga hal sebagai berikut :
bandwidth yang optimal sehingga menghasilkan 1) Penyelesaian masalah
stabilitas koneksi yang baik dan maksimal pada (troubleshooting) pada jaringan yang
jaringan dengan menggunakan teknologi akan dibangun.
Mikrotik Routerboard. 2) Optimasi peforma/ kinerja jaringan agar
Kurnianto, Suraya, Nurnawati (2013), lebih baik dari sebelumnya.
mengatakan bahwa Proxy server sangat efektif 3) Perencanaan dan pengujian (planning/
untuk me-manage bandwidth yang testing) jaringan.
kapasitasnya terbatas dengan menggunakan ACL Pengertian Perancangan
dan cache yang ada pada squid. Squid merupakan Perancangan merupakan penghubung antara
salah satu aplikasi cache yang berlisensi GPL spesifikasi kebutuhan dan implementasi.
(GNU Public License) dan merupakan Perancangan merupakan rekayasa
implementasi proxy server yang dapat representasi yang berarti terhadap sesuatu
menyimpan objek pada cache. yang hendak di bangun. Hasil perancangan
Landasan Teori harus dapat di telusuri sampai ke spesifikasi
Pengertian Analisis kebutuhan dan dapat diukur kualitasnya
a. Analisis berkaitan dengan pemahaman dan berdasarkan kriteria-kriteria rancangan yang
pemodelan aplikasi serta domain dimana bagus. Perancangan menekankan pada solusi
aplikasi beroperasi. Masukkan awal fase logic mengenai cara system memenuhi
analisis adalah pernyataan masalah yang kebutuhan (Hariyanto, 2004).
mendeskripsikan masalah yang ingin di a. Tahap setelah analisis dari siklus
selesaikan dan menyediakan pandangan pengembangan system.
konseptual terhadap system yang diusulkan. b. Pendefinisian dari kebutuhan – kebutuhan
b. Sebutan lengkap analisis adalah analisis fungsional.
kebutuhan perangkat lunak (software c. Persiapan untuk rancang bangun
requirement analisys). Analisis adalah implementasi.
mendaftarkan apa-apa yang harus di penuhi d. Menggambarkan bagaimana suatu system
oleh system perangkat lunak melakukannya. manajement jaringan dibentuk.
(Hariyanto, 2004).

8
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

e. Dapat berupa penggambaran, Cara yang saat ini banyak digunakan adalah Bus,
perancangana dan pembuatan sketsa atau digunakan adalah Bus, Token-Ring, dan Star
pengaturan dari beberapa element yang Network. Masing- masing topologi ini
terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh mempunyai ciri khas, dengan kelebihan dan
dan berfungsi. kekurangannya sendiri. (Supriyanto, 2013)
Manajemen jaringan IP Addressing
a. Pengertian Manajemen Jaringan IP address adalah alamat logika yang
Pengelolaan jaringan dapat didefinisikan diberikan ke peralatan jaringan yang
sebagai OAM & P (operasional, menggunakan protokol TCP/IP. IP address
administrasi, pemeliharaan, dan penyediaan) terdiri dari 32 bit angka binary, yang ditulis
jaringan dan layanan. Tipe pengoperasian dalam empat kelompok terdari dari 8 bit (oktat)
berkaitan dengan operasi sehari-hari yang dipisah oleh tanda titik. Contohnya:
dalam menyediakan layanan jaringan. 11000000.00010000.00001010.00000001
(Subramanian, 2000) Atau dapat ditulis dalam bentuk empat
Jaringan komputer adalah sebuah kelompok format desimal (0-255) misalnya :
sistem yang terdiri atas komputer dan 192.16.10.1. Baik bilangan binary dan desimal
perangkat jaringan lainnya yang bekerja merepresentasikan nilai yang sama. Namun IP
bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan address lebih mudah dimengerti dalam notasi
yang sama. Tujuan dari jaringan komputer bilangan desimal. Salah satu masalah dengan
untuk membagi sumber daya.(Anbar penggunaan bilangan binary adalah pengulangan
Ardiansyah Rusmana, dkk, 2011:4) bilangan 0 dan 1 yang panjang akan membuat
b. Konsep dasar jaringan computer kesempatan terjadi kesalahan semakin besar.
IP address yang terdiri atas 32 bit angka
Jaringan Komputer adalah sekelompok
dikenal sebagai IP versi 4 (IPv4). IP address
komputer yang berdiri sendiri yang saling
terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host
berhubungan antara satu dengan
ID, dimana network ID menentukan alamat
lainnya.Sehingga dapat saling
jaringan sedangkan host ID menentukan alamat
berkomunikasi melalui media jaringan
host atau komputer. Oleh sebab itu, IP address
ini.Jadi dalam jaringan ini tiap-tiap
memberikan alamat lengkap suatu komputer
computer dapat saling berbagi informasi,
berupa gabungan alamat jaringan dan alamat
program-program, dan penggunaan
host. Berapa jumlah kelompok angka yang
bersama perangkat keras computer seperti
termasuk network ID dan berapa yang termasuk
harddisk, printer dan sebagainya. (Dimas
host ID adalah bergantung pada kelas IP address
Syamsudin, dkk. 2010)
yang dipakai.
Topologi
a. Pembagian Class IP Addressing
Topologi adalah suatu cara
IP address dapat dibedakan menjadi lima
menghubungkan komputer yang satu dengan
kelas, yaitu A, B, C, dan D,
komputer lainnya sehingga membentuk jaringan.

9
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

(Mansfield,2002,p134). Dalam hal ini address ini biasanya digunakan untuk broadcast
kelas A, B, dan C digunakan untuk address ke semua host dalam jaringan lokal.
biasa. Sedangkan kelas D untuk multicasting Bandwidth
(224.0.0.0-239.255.255.255) Bandwidth Komputer Di dalam jaringan
1) Class A address Komputer, sering digunakan sebagai suatu
2) Class B address sinonim untuk data transfer rate yaitu jumlah
3) Class C address data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik
4) Class D address lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya
Agar peralatan dapat mengetahui kelas dalam detik). Bandwidth ini biasanya diukur
suatu IP address, maka setiap IP harus dalam bps (bits per second). Adakalanya juga
memiliki subnet mask. Dengan dinyatakan dalam Bps (bytes per second). Suatu
memperhatikan default subnet mask yang modem yang bekerja pada 57,600 bps
diberikan, kelas suatu IP address dapat mempunyai Bandwidth dua kali lebih besar dari
diketahui. Berikut tabel 2.1 dijelaskan modem yang bekerja pada 28,800 bps. Secara
mengenai pengelompokkan kelas-kelas IP umum, koneksi dengan Bandwidth yang besar
address beserta dengan jumlah jaringan dan atau tinggi memungkinkan pengiriman
jumlah host per jaringan dapat digunakan informasi yang besar seperti pengiriman gambar
beserta default subnet mask- nya. dalam video presentasi. Artinya semakin besar
Tabel 2.1 Pembagian Class IP Addressing bandwidth suatu media, semakin tinggi

Kelas ip address A B C kecepatan data yang dapat dilaluinya (Jonathan

Kelompok oktat 1-126 128- 192-223 Lukas, 2006).


pertamaID
Network w. 191 w.x.y.
w.x. Proxy Server
Host ID x.y.z. y.z. Z Proxy dalam pengertiannya sebagai
Jumlah jaringan 127 16.38 2.097.152 perantara, bekerja dalam berbagai jenis protokol
Jumlah host 16.777. 65.53 4 256
perjaringan 216 6 255.255.2 komunikasi jaringan dan dapat berada pada level-
Default 255.0.0. 255.2
subnet: mask
(Sumber 0 1 55.0.0
Jaringan Dasar dan 2) 55.0 level yang berbeda pada hirarki layer protokol

Dalam penggunaan IP address ada komunikasi jaringan. Suatu perantara dapat saja

peraturan tambahan yang harus diketahui, yaitu: bekerja pada layer Data-Link, layer Network dan

a) Angka 127 pada oktat pertama digunakan Transport, maupun layer Aplikasi dalam hirarki
untuk loopback. layer komunikasi jaringan menurut OSI. Namun

b) Network ID tidak boleh semuanya terdiri pengertian Proxy Server sebagian besar adalah

atas angka 0 atau 1. untuk menunjuk suatu server yang bekerja


c) Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas sebagai Proxy pada layer Aplikasi.(Sandy Arjuni,

angka 0 atau 1. 2010:2).

Jika host ID berupa angka binary 0, IP Proxy server adalah sebuah komputer

address ini merupakan network ID jaringan. Jika server atau program komputer yang dapat
host ID semuanya berupa angka binary 1, IP bertindak sebagai komputer lainnya untuk

10
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

melakukan request terhadap content dari internet Protokol routing dinamik terbagi atas tiga
atau intranet. kategori luas : distance-vector, link state,
Proxy Server bertindak sebagai gateway dan hybrids. Salah satu cara alternatif ke
terhadap dunia internet untuk setiap komputer dalam dynamic routing adalah static routing.
client. Proxy server tidak terlihat oleh komputer Sebuah router yang di program untuk static
client, seorang pengguna yang berinteraksi routing meneruskan paket ke dalam port-
dengan internet melalui sebuah proxy server port yang telah di tentukan. Setelah static
tidak akan mengetahui bahwa sebuah proxy routing di konfigurasi, router tidak perlu
server sedang menangani request yang lagi untuk mencari route atau komunikasi
dilakukannya. Web server yang menerima informasi tentang route. Peran dari router
request dari proxy server akan hanya secara mudah meneruskan paket-
menginterpretasikan request- request tersebut paket. Static routing sangat bagus untuk
seolah-olah request itu datang secara langsung jaringan yang kecil yang hanya mempunyai
dari komputer client, bukan dari proxy server. jalur tunggal ke dalam tujuan yang telah
(Wisnanu, 2013). ditentukan. Di dalam kasus seperti ini, static
Proxy server juga dapat digunakan routing dapat menjadi mekanisme routing
untuk mengamankan jaringan pribadi yang yang paling efisien karena tidak memakan
dihubungkan ke sebuah jaringan publik (seperti bandwidth untuk menemukan router atau
halnya internet). Proxy server memiliki lebih komunikasi dengan router lain.
banyak fungsi daripada router yang memiliki Sebagaimana jaringan bertambah luas dan
fitur packet filtering karena memang proxy redudansi ditambah ke dalam tujuan, static
server beroperasi pada level yang lebih tinggi routing menjadi kewajiban labor-intensive.
dan memiliki kontrol yang lebih menyeluruh Segala perubahan yang terdapat di dalam
terhadap akses jaringan. Proxy server yang router atau fasilitas transmisi di dalam
berfungsi sebagai sebuah "agen keamanan" WAN harus secara manual ditemukan dan
untuk sebuah jaringan pribadi, umumnya dikenal diprogram. WAN yang mempunyai fitur
sebagai firewall. (Wisnanu, 2013) topologi yang makin kompleks
Routing menawarkan potensi yang lebih banyak
Protokol routing dinamik digunakan memerlukan routing dinamik. Apabila
oleh router untuk menjalankan tiga fungsi menggunakan static routing di dalam
dasar yaitu: (Norton, 1999) jaringan kompleks, WAN yang mempunyai
1. Menemukan route yang baru. banyak jalur mengatasi redundansi route.
2. Komunikasi informasi dengan route yang (Wisnanu, 2013)
baru ditemukan dengan router lain. Sertrerver
3. Forward paket dengan menggunakan route Server adalah sebuah sistem komputer yang
tersebut. menyediakan jenis layanan (service) tertentu
dalam sebuah jaringan komputer.Server

11
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

didukung dengan prosesor yang bersifat scalable serangan atau gangguan yang berasal dari
dan RAM yang besar, juga dilengkapi dengan jaringan internet dengan cara melakukan filtering
sistem operasi khusus, yang disebut sebagai atas paket yang lewat dari dank e jaringan-
sistem operasi jaringan (network operating jaringan yang dihubungkan dan dapat
system).Server juga menjalankan perangkat dikonfigurasi untuk menolak akses ke website
lunak administratif yang mengontrol akses tertentu. (Pungky Sulistyo, dkk. 2011 : 2)
terhadap jaringan dan sumber daya yang terdapat Ubuntu
di dalamnya, seperti halnya berkas atau alat Ubuntu adalah sistem operasi turunan
pencetak (printer), dan memberikan akses dari distro Linux jenis Debian unstable (sid),
kepada workstation anggota jaringan.(Anbar Ubuntu merupakan project untuk komunitas,
Ardiansyah Rusmana, dkk,2011:4) yang bertujuan untuk menciptakan sebuah
Web Server sistem operasi beserta dengan paket aplikasinya
Web server atau server adalah komputer yang bersifat free dan open source, karena
yang dikhususkan untuk menaruh data website, Ubuntu mempunyai prinsip untuk selamanya
hanya saja dalam hal ini server harus 24 jam bersifat gratis (free of charge) dan tidak ada
online, jika tidak maka data tak bisa diakses oleh tambahan untuk versi enterprise edition. Ubuntu
pengunjung website. Semua komputer memiliki berbagai kelebihan distribusi debian
logikanya bisa dijadikan server, namun server diantaranya adalah(Sandy Arjuni,2010:2):
yang khusus untuk website punya spesifikasi a. Pemaketan (Packaging)
khusus.(Anbar Ardiansyah Rusmana, b. Pemilihan aplikasi yang luas (Application
dkk,2011:4). choice)
Cache c. Siklus pembaharuan dilakukan secara rutin
Cache adalah suatu tempat untuk menyimpan (Updates)
sesuatu secara sementara, mekanisme untuk d. Dikenal stabilitas dan kualitasnya terutama
mempercepat transfer data dengan cara di sisi Server (Stability and quality)
menyimpan data yang telah di akses di suatu Perangkat Jaringan :
buffer, dengan harapan jika data yang sama akan a. Switch
diakses, akses akan menjadi lebih cepat. Dalam b. Router
Internet, sebuah proxy cache dapat mempercepat c. Access Point
proses browsing dengan cara menyimpan data d. UTP
yang telah diakses di computer yang berjarak e. Konekor RJ45-Male
dekat dengan komputer pengakses.(Sandy f. Virtual LAN ( VLAN )
Arjuni, 2010:2). Mikrotik
Filtering Mikrotik merupakan sistem operasi
Bekerja pada layer aplikasi sehingga jaringan (Operating System Network) yang
berfungsi sebagai firewall packing filtering yang banyak digunakan oleh internet Service Provider
digunakan untuk melindungi jaringan local dari untuk keperluan firewall atau router network.

12
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Mikrotik menjadikan router network yang handal 1, hingga level 6. Untuk level 1-5 fiturnya
yang dilengkapi dengan berbagai fitur dan dibatasi, sedangkan level 6 unlimited. Utuk
tool, baik untuk jaringan kabel maupun wireless. aplikasi hotspot, bisa digunakan level 4 (200
(Wisnanu, 2013) user),level 5 (500 user),dan level 6(unlimited
Mikrotik Router OS hadir dalam user). Detail masing-masing level dapat dilihat
berbagai level. Tiap level memiliki pada tabel 2.2 di bawah ini :
kemampuanya masing-masing, mulai dari level
Tabel 2.2 Level-Level Mikrotik
Level 1 3 4 5 6
Number (DEMO) (ISP) (WISP) (WISPAP) (Controller)
Wireless Client and Bridge - - yes yes yes
Wireless AP - - - yes yes
Synchronous Interfaces - - yes yes yes
EoIP tunnels 1 unlimited unlimited unlimited unlimited
PPPoE tunnels 1 200 200 500 unlimited
PPTP tunnels 1 200 200 unlimited unlimited
L2TP tunnels 1 200 200 unlimited unlimited
VLAN interfaces 1 unlimited unlimited unlimited unlimited

P2P firewall rules 1 unlimited unlimited unlimited unlimited


NAT rules unlimited unlimited unlimited unlimited
HotSpot active users 11 1 200 500 unlimited
RADIUS client - yes yes yes yes
Queues 1 unlimited unlimited unlimited unlimited
Web proxy - yes yes yes yes
RIP, OSPF, BGP protocols - yes yes yes yes
Upgrade configuration yes yes yes yes
nerased on
(Sumber: Mikrotik Indonesia) upgrade

DNS phising.Terdapat dua nameserver dari DNS


DNS DNS Nawala adalah layanan DNS yang Nawala, yakni:
bebas digunakan oleh pengguna akhir atau - Nameserver 180.131.144.144
penyedia jasa internet untuk mendapatkan - Nameserver 180.131.145.145
akses internet bersih dan aman. DNS Nawala Perbedaan DNS Nawala dan Sistem
melakukan penapisan situs-situs berkandungan Penapisan DNS sejenis : DNS Nawala
negatif yang tidak sesuai dengan norma bukanlah satu-satunya layanan Penapisan DNS
kesusilaan dan budaya Indonesia, seperti situs yang tersedia secara cuma-cuma. Selain DNS
berkandungan pornografi atau perjudian. Selain Nawala setidaknya ada 2 (dua) layanan sejenis
itu DNS Nawala juga menapis situs-situs yang yang juga populer, yaitu OpenDNS dan
berbahaya dan melanggar aturan perundangan, ScrubIT.
seperti situs penipuan, malware dan

13
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Open DNS yang mulai beroperasi bulan Teknik pembagi bandwidth dengan
Juli 2006 lebih dikenal di Indonesia PCQ (Per Connection Queue) prinsipnya
dibandingkan ScrubIT yang beroperasi setahun menggunakan metode antrian untuk
kemudian. OpenDNS pula yang mengilhami menyamakan bandwidth yang dipakai pada
pengagas DNS Nawala menyediakan layanan multiple user. Didalam Mikrotik PCQ (Per
sejenis di Indonesia. Jadi tidak berlebihan Connection Queue) sudah terinstal default dan
kalau pada awalnya DNS Nawala sering saya merupakan program untuk mengatur traffic
sebut OpenDNS citarasa Indonesia. Citarasa ini jaringan Quality of Service (QoS). Untuk
pula yang membedakan bagaimana prosedur memecahkan beberapa imperfectnes SFQ, Per
penggunaannya. (Nawala.org) Connection Queue (PCQ) diciptakan. Ini adalah
Internet Sehat satu-satunya.
Internet sehat adalah penggunaan Hierarchical Token Bucket (HTB)
internet sesuai dengan batas-batasnya, beretika HTB adalah aplikasi yang berfungsi
dan tidak membuat seseorang menjadi anti untuk mengatur pembagian bandwidth,
sosial. Dapat memberikan manfaat diantaranya pembagian dilakukan secara hirarki yang
untuk menambah pengetahuan, belajar, dan dibagi - bagi kedalam kelas sehingga
mendukung aktifitas positif (pendidikan, sosial, mempermudah pengaturan bandwidth. HTB
budaya). Sedangkan internet tidak sehat adalah diklaim menawarkan kemudahan pemakaian
penggunaan internet dengan kategori di bawah dengan teknik peminjaman dan implementasi
ini (Setya Wijayanta, 2013) : pembagian trafik yang lebih akurat. Teknik
1) Untuk mengakses pornografi dan konten- antrian HTB memberikan fasilitas pembatasan
konten ilegal (negatif) lainnya. traffic pada setiap level maupun klasifikasi,
2) Menggunakan internet tanpa mengikuti bandwidth yang tidak terpakai bisa digunakan
jalur etika yang ada, melanggar privasi oleh klasifikasi yang lebih rendah [7]. Ada tiga
orang lain, membuka password orang lain tipe kelas dalam HTB, yaitu : root, inner, dan
dan cyber crime. leaf. Root class berada paling atas, dan semua
3) Penggunaan social networking yang tidak trafik harus melewati kelas ini. Inner class
memiliki manfaat untuk dirinya dan memiliki parent class dan child classes.
lingkungan. Diselewengkan Sedangkan leaf class adalah terminal class yang
pemanfaatannya (berlebihan), misal : mempunyai parent class tetapi tidak mempunyai
chating yang berlebihan serta menyebabkan child class. Pada leaf class, trafik dari layer
efek sosial yang berlebihan yaitu untuk yang lebih tinggi disuntikkan melalui
melakukan teror dan kekerasan. klasifikasi yang harus digunakan.
4) Melanggar hak cipta orang lain baik melalui Simple Queues
blog ataupun sumber referensi lainnya yang Simple queues adalah cara pelimitan dengan
akhirnya muncul plagiatisme. menggunakan pelimitan sederhana berdasarkan
Per Connection Quque (PCQ) data rate. Simple queues juga merupakan cara

14
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

termudah untuk melakukan manajement interkoneksinyasatu sama lain (interkoneksi),


bandwidth yang diterapkan pada jaringan skala dalam penelitian skripsi ini dengan
kecil sampai menengah untuk mengatur menggunakan pendekatan terhadap model
pemakaian bandwidth upload dan download Network Development Life Cycle (NDLC) dapat
tiap user. Ini berarti bahwa antrian harus selalu digambarkan di dalam diagram berikut:
dikonfigurasi pada interface keluar mengenai
arus lalu lintas. (Jose Garrido, 2011: 36)
Queues Tree
Queues tree adalah pelimitan yang sangat rumit
karena pelimitan ini berdasarkan protokol, ports,
Gambar 2.6. Flow Network Development Life
IP Address, bahkan kita harus mengaktifkan fitur Cycle. (Sumber : James E. Goldman, 2001)
Mangle pada Firewall jika ingin menggunakan
Pengembangan sistem berarti menyusun
Queue Tree. Queues Tree berfungsi untuk
suatu sistem yang baru untuk menggantikan
melimit bandwidth pada mikrotik yang
sistem yang lama secara keseluruhan atau
mempunyai dua koneksi internet karena paket
memperbaiki sistem yang telah ada.
marknya lebih berfungsi dari pada di Simple
Berdasarkan referensi definisi sejumlah
Queues. Queues tree juga digunakan untuk
model pengembangan system yang ada, dalam
membatasi satu arah koneksi saja baik itu
penelitian ini, penulis menggunakan metode
download maupun upload. (Seif Haridi, 1995: )
pengembangan system NDLC (Network
Wifi (Wireless Fidelity)
Development Life Cycle). NDLC merupakan
Wifi merupakan salah satu varian
model yang mendefinisikan siklus proses
teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja
perancangan atau pengembangan suatu system
pada jaringan dan perangkat Wireless Local Area
jaringan komputer. NDLC mempunyai elemen
Network (WLAN), (Jubilee Interprise, 2012: 27).
yang mendefinisikan fase, tahapan, langkah
Single Sign On (SSO)
atau mekanisme proses spesifik. Kata Cycle
Merupakan teknologi yang memiliki
merupakan kunci deskriptif dari siklus hidup
kemampuan untuk memasukkan id dan
pengembangan system jaringan yang
password yang sama untuk login ke beberapa
menggambarkan secara keseluruhan proses dan
aplikasi dalam suatu perusahaan. Seperti
tahapan pengembangan system jaringan yang
password adalah mekanisme otentikasi paling
berkesinambungan.
aman, SSO kini telah dikenal sebagai reduced
NDLC dijadikan metode yang digunakan
sign on (RSO) sejak lebih dari satu jenis
sebagai acuan (secara keseluruhan atau secara
mekanisme otentikasi yang digunakan sesuai
garis besar) pada proses pengembangan dan
dengan model risiko perusahaan.
perancangan system jaringan komputer,
Metode NDLC
mengingat bahwa system jaringan memiliki
Pendefinisian umum mengenai tahapan
kebutuhan yang berbeda dan memiliki
dan alur proses, elemen-elemen beserta
permasalahan yang unik sehingga

15
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

membutuhkan solusi permasalahan yang 1. Jitter


Tabel 2.1 Kategori Jitter
berbeda dengan melakukan pendekatan yang
Kategori Degradasi Peak Jitter
bervariasi terhadap model NDLC. Sangat bagus 0 ms
NDLC mendefinisikan siklus proses yang Bagus 75 ms
Sedang 125 ms
berupa fase atau tahapan dari mekanisme dari Jelek 225 ms
mekanisme yang dibutuhkan dalam suatu (Sumber : TIPHON)
rancangan proses pembangunan atau 2. Bandwith
pengembangan suatu system jaringan computer, Bandwith merupakan kapasitas atau daya
terkait dengan penelitian ini, penerapan dari tampung kabel Ethernet agar dapat dilewati
setiap tahap NDLC adalah sebagai berikut: trafik paket data dalam jumlah terntentu.
a. Analisys Bandwith juga bisa berarti jumlah konsumsi
b. Design paket data per satuan waktu dinyatakan
c. Simulation Prototyping dengan bit per second (bps) (Pratama, 2014).
d. Implementation 3. Latency
e. Monitoring Apabila mengirimkan data sebesar 3 Mbyte
f. Management pada saat jaringan sepi waktunya 5 menit
QoS (Quaity Of Services) tetapi pada saat ramai sampai 15 menit, hal
Quality of Service (QoS) merupakan metode ini disebut latency. Latency pada saat jaringan
pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan sibuk berkisar 50 – 70 msec (Pratama, 2014).
merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan Tabel 2.2 Performansi jaringan berdasarkan
karakteristik dan sifat dari suatu servis delay/latensi
(Ferguson & Huston, 1998). QoS digunakan Kategori Latensi Besar Delay
untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja yang Sangat Bagus < 150 ms
telah dispesifikasikan dan diasosiasikan dengan
Bagus 150 s/d 300 ms
suatu servis. QoS didesain untuk membantu
Sedang 300 s/d 450 ms
end user menjadi lebih produktif dengan
memastikan bahwa user mendapatkan kinerja Jelek > 450 ms
(Sumber : TIPHON)
yang handal dari aplikasi-aplikasi berbasis
4. Paket Loss/ Kongesti
jaringan. Komponen-komponen dari QoS
Jumlah paket yang hilang saat pengiriman
menurut (Ferguson & Huston. 1998) adalah
paket data ke tujuan, kualitas terbaik pada saat
throughput, jitter, delay, loss packet.
LAN/WAN jika jumlah losses paling kecil
Dalam QoS yang mempengaruhi kualitas
(Pratama, 2014). Di dalam implementasi
layanan dalam jaringan adalah aliran paket
jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan
data . Aliran paket data dapat ditentukan melalui
minimum. Secara umum terdapat empat
lima parameter yang ada pada QoS yaitu
kategori penurunan performansi jaringan
Throughput, Delay, Jitter, Packet Loss dan
dengan versi TIPHON-Telecomunications
Bandwidth. (Pratama, 2014).

16
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

and internet protocol harmonization over 5. Throughput


networks (Joesman, 2008), yaitu sebagai Menurut Dewo (Pratama, 2014), throughput
berikut. adalah bandwith aktual yang terukur pada
Tabel 2.3 Performansi jaringan IP suatu ukuran waktu tertentu dalam satu hari
berdasarkan packet loss menggunakan rute internet yang spesifik
Kategori Degredasi Packet Loss ketika sedang mendownload suatu file.
Sangat bagus 0 Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Bagus 3%
Sedang 15 % Analisis dan Rancangan Sistem
Jelek 25 % Analisis
(Sumber : TIPHON)
3.2. Analisis sistem yang sedang berjalan
S pe ed y1 S pe ed y2

Kabel FO Kabel FO

Kabel UTP Cat5 Kabel UTP Cat5

Modem ADSL Modem ADSL


20 Mbps 20 Mbps

IP Address = DHCP
IP Address = DHCP

PC Client +40M
2 Unit +20M

Switch/Hub Lab. Administrasi Switch/Hub


TU 1 Jaringan TU 2
Laptop Client
3 Unit +10M
Access Point Hotspot
+45M
TU SMKN Jumantono
+6M
PC Client Access Point
36 Unit Lab. Admin Jaringan
Switch/Hub Switch/Hub
R.Guru 1
+6M
+10M

+35M
Swith/Hub Switch/Hub Swith/Hub
PC Client Access Point Lab. Instalasi WAN R.Admin TKJ Lab. LKS TKJ
4 Unit R. Guru Dan Multimedia

+8M +6M +30M


PC Client Access Point PC Client PC Client
40 Unit R.Admin TKJ 1 Unit +20M 6 Unit
Swith/Hub Swith/Hub Switch/Hub Swith/Hub
R.Perpus BKK R.Admin TKJ BP/BK
+6M
+8M

R. Unit Produksi Switch/Hub Switch/Hub


PC Client PC Client Laptop Client PC Client PC Client Laptop Client TKJ Lab. Perakitan PC dan SO Lab. Instalasi LAN
6 Unit 1 Unit 2 Unit 1 Unit 1 Unit 3 Unit
+82M

+20M +8M +15M


PC Client PC Client PC Client
2 Unit 20 Unit 20 Unit
Swith/Hub Switch/Hub Switch/Hub Switch/Hub
Lab. AK Lab. KKPI1 Lab. KKPI2 Bengkel TKR

PC Client PC Client PC Client PC Client Laptop Client


32 Unit 24 Unit 30 Unit 3 Unit 4 Unit

(Sumber : Data diolah)


Gambar 3.3. Topologi yang sedang berjalan
Berdasarkan analisa topologi diatas dan 80 laptop. Dengan Jumlah Lab dan Ruang
modem1 (IP Address: 192.168.1.1) dan modem2 pengguna internet 4 Lab TKJ, 2 Lab Simdig, 2
(IP Address: 200.100.1.1) yang terkoneksi dari Lab AK, 4 Lab TKR, Ruang Multi, Ruang LKS,
speedy1 dan speedy2 langsung terhubung dengan Ruang Guru, Ruang TU dan Kepala sekolah,
beberapa switch/hub secara langsung. Ruang BP/BK, Ruang Unit Produksi TKJ dan
Pengalamatan IP yang digunakan dilakukan Ruang BKK. Letak antar Ruang atau Lab
secara dinamis dengan menggunakan Dynamic berjauhan karena luas area dan geografis sekolah
Host Configuration Protocol (DHCP) yang berbentuk pegunungan.
diberikan oleh router modem speedy ADLS Sumber daya koneksi internet yang
secara langsung. Kelas IP yang digunakan adalah digunakan pada SMK Negeri Jumantono adalah
IP kelas C, baik untuk client maupun modem. menggunakan 2 koneksi speedy dari telkom
SMK Negeri Jumantono memiliki lebih dengan jaringan fiber optik yang mendukung
dari 280an komputer yang terdiri atas 200 desktop kecepatan masing-masing 20Mbps. Pada jaringan

17
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

internet sinyal Internet didistribusikan ke client Gambar 3.1. Pada Gambar 3.1 menunjukkan
melalui media kabel (LAN) dan media nirkabel kondisi bandwith sedang terpakai seluruhnya
(WLAN). Konfigurasi yang digunakan yang ditunjukkan dengan garis-garis vertikal yang
menggunakan access point (AP) yang berfungsi rapat. Sedangkan uji performa pada saat jam tidak
sebagai hub di jaringan wireless. Access point padat menunjukkan sedikitnya jumlah bandwith
(AP) tersambung ke jaringan LAN & Internet yang terpakai yang ditunjukkan dengan garis
melalui kabel UTP/LAN yang tersedia di vertikal yang pendek.
belakang access point (AP).
Analisis Permasalahan Awal
Analisa masalah awal digunakan untuk
mengetahui kinerja jaringan pada saat belum
diterapkan manajemen jaringan dengan routerbord
mikrotik dan proxy server. Metode yang Gambar 3.4. Trafik Bandwith Padat

digunakan dengan mengukur kinerja dari Berikut merupakan langkah

parameter-parameter routerbord mikrotik dan pengujian yang digunakan untuk menguji

proxy server yaitu delay, jitter, packet loss dan kinerja jaringan saat padat maupun tidak dengan

throughput. Analisa masalah dilakukan selama 4 parameter QoS. Langkah tersebut diantaranya :

hari berturut-turut dimana hasil merupakan rata- 1) Hasil Uji Throughput


rata dari setiap harinya. Untuk 4 hari tersebut Pengujian throughput dilakukan

kemudian di rata-rata lagi sehingga diperoleh satu sebagai acuan bandwith nyata yang terukur

data. pada saat pengujian awal. SMK Negeri

Analisis Awal Performa Jaringan Internet Jumantono memiliki besar bandwith sebesar 1

Analisis performa jaringan internet mbps. Saat dilakukan pengujian pada waktu

merupakan metode awal yang digunakan untuk jam tidak padat dengan mendownload file

mengetahui kualitas jaringan di SMK Negeri berukuran 16,965 MB menggunakan software

Jumantono. Metode analisis performa internet IDM, maka bandwith aktual yang terukur rata-

dilakukan dengan cara mengukur parameter rata adalah 121,5 KBps.

berupa throughput, delay, jitter dan packet loss Sedangkan pengujian pada saat jam

ratio. Pengukuran dilakukan pada dua waktu padat dengan kondisi pengujian download yang

yang berbeda yaitu pada saat jam padat dan tidak sama, hasil yang diperoleh tidak tentu

padat. Jam padat berkisar antara pukul 07.00 - dikarenakan kecenderungan saling berebut

12.00 WIB dan pukul 13.00 - 16.00 WIB dimana bandwith. Rata-rata bandwith yang terukur

trafik berkisar antara 90%-99%. Sedangkan jam sebesar 13,5 KB.

tidak padat berkisar antara jam 07.00 - 09.00 dan


pukul 12.00 - 13.00 WIB.
Hasil uji performa kinerja jaringan
dengan parameter jam padat dapat dilihat pada

18
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Tabel 3.1 Uji Throughput


Uji Throughput
Pengujian ke-
Saat Padat Saat Tidak
Padat
1 9 KB 125 KB
2 15 KB 121 KB
3 10 KB 118 KB
4 20 KB 122 KB
Gambar 3.5 Ping
Rata-rata 13,5 KB 121,5 KB
Seperti pada pengujian dengan
2) Hasil Uji Delay
parameter sebelumnya, uji delay juga
Pengujian dilanjutkan dengan uji delay
dilakukan pada saat jam padat dan tidak
menggunakan perintah ping untuk
padat. Hasil yang diperoleh pada ping ke
memping google.com. Uji ping dapat dilihat
google.com di kedua waktu tersebut dapat
seperti pada gambar berikut:
dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 3.2 Hasil Uji Delay
Hasil Uji Delay
Pengujian ke- Saat Padat TIPHON Saat Tidak Padat TIPHON
1 400 ms 77 ms
2 392 ms 77 ms
3 398 ms 77 ms
4 402 ms 76 ms
Rata-rata 398 ms sedang 76,75 ms sangat bagus

Nilai rata-rata yang terukur pada jam


3) Uji Jitter dan Loss Packet
padat sebesar 398 ms. Maka delay yang terukur
Uji gan parameter jitter dan loss
menurut standar TYPHON termasuk kategori
packet dilakukan dengan menggselanjutnya
sedang.
adalah pengujian jitter dan loss packet.
Untuk jam tidak padat diperoleh nilai
Pengujian denunakan iperf di protokol UDP,
rata-rata yang terukur pada jam tidak padat
serperti pada gambar berikut:
sebesar 76,75 ms. Maka delay untuk data diatas
menurut standar TYPHON termasuk kategori
sangat bagus.

19
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Gambar 3.6 Uji Jitter


Dari hasil uji tersebut diperoleh hasil seperti pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4.
Tabel 3.3 Uji Jitter
Uji Jitter
Pengujian ke-
Saat Padat Saat Tidak Padat
1 1.495 ms 0.0008 ms
2 1.485 ms 0.0007 ms
3 1.492 ms 0.0008 ms
4 1.490 ms 0.0008 ms
Rata-rata 1.490 ms 0.00078 ms
Tabel 3.4 Uji Loss Packet
Uji Loss Packet
Pengujian ke-
Saat Padat Saat Tidak Padat
1 20 % 0%
2 12 % 0%
3 18 % 0%
4 15 % 0%
Rata-rata 16.25 % 0%

Seperti yang bisa kita lihat dalam Tabel Sedangkan nilai packet loss yang terukur adalah
7 jitter rata-rata hasil jam pada jam padat adalah 0% maka tergolong kategori sangat bagus.
sebesar 1.490 ms, maka menurut kategori Analisis Kebutuhan
TIPHON adalah sangat bagus. Sedangkan nilai Untuk melakkan penelitian penulis
packet loss yang terukur adalah 16.25% maka membutuhakan Kebutuhan terhadap sistem yang
tergolong kategori jelek. akan dibangun terkait dengan pemecahan
Untuk jam tidak padat rata-rata jitter terhadap permasalahan yang ada. Baik itu
yang terukur sebesar 0.000078ms, maka menurut kebutuhan perangkat keras, maupun perangkat
kategori TIPHON adalah sangat bagus. lunak. Berikut tabel kebutuhan perangkat
penelitian:

20
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Kebutuhan Perangkat Lunak Rancangan topologi yang diusulkan


Kebutuhan Perangkat Keras Berdasarkan permasalahan yang ada
Design (Rancangan) perlu dilakukan perancangan topologi jaringan
Pada tahap ini, dibuat rancangan baru menggunakan manajemen jaringan router
topologi manajemen sistem jaringan Mikrotik dan proxy server dengan topologi
menggunakan Routerboard Mikrotik RB 1100 jaringan tree. Berikut adalah skema topologi
AH X2 dan Proxy Server serta paket squid jaringan baru yang penulis usulkan untuk
Lusca. Berikut ini akan dijelaskan mengenai permasalahan topologi jaringan:
Speedy1 Speedy1

perancangan topologi dan performennya:


DHCP = 192.168.40.2-250
Router Mikrotik RB 1100 X2 AH Kabel FO Kabel FO
· Ethernet 13 Gigabyte
· Internet Gateway
· Web Proxy (Parent Proxy ke Linux
Proxy Server)
· Manajemen IP
· Load Balancing
· Limit Bandwith (Simple Queue)
· Login Hotspot Modem
ModemADSL
ADSL Modem
ModemADSL
ADSL
AP
APHotspot
Hotspot · 20
Firewall (virus, spam, filtering port) 20Mbps
Mbps 20
20Mbps
Mbps
SMKN
SMKNJumantono
Jumantono
IP = 192.168.40.2 Ether12=192.168.40.1
DHCP=192.168.30.50-100
IP = 192.168.1.1 IP = 200.100.1.1
Ether5=192.168.30.1
Ether1=192.168.30.2 Ether1 = 192.168.1.2
DHCP=192.168.20.50-100 Ether4=192.168.20.1
RB951G-2HnD
RB951G-2HnD Ether1=192.168.20.2 Ether2 = 200.100.1.2
Lab.
Lab.Admin
AdminServer
Server
Ether3=192.168.10.1
DHCP=192.168.10.50-100
Router
RouterMikrotik
Mikrotik
Ether1=192.168.10.2
RBRB1100
1100X2
X2AHAH
RB951G-2HnD
RB951G-2HnD
Ruang
RuangGuru
Guru Ether6=192.168.50.1 Cache Proxy
Swith/Hub RB951G-2HnD
RB951G-2HnD
Swith/Hub Ruang
RuangTU
TU Eth0= 192.168.2.2
Ether13= 192.168.2.1
IP=192.168.30.2-37
Swith/Hub
Swith/Hub Firewell
Swith/Hub
Swith/Hub Proxy
IP=192.168.20.2-37 ProxyServer
Server
Request Web/Port 80 dibelokkan
IP=192.168.10.2 ke Proxy Router Mikrotik dan Proxy Server Linux
PC
PCClient
Client IP=192.168.10.1 didirect ke Linux Proxy Server - Ethernet 1 Gigabyte
IP=192.168.10.3-4
36
36Unit
Unit sebagai Parent Proxy - Proxy Server / Transparent
- Filterig/blok port
PC
PCClient
Client Operating System
44Unit
Unit - Linux Ubuntu 16.04LTS.
PC
PCClient
Client
PC - Paket Lusca
PCClient
Client Operator
Operator
PC
PCClient
Client
Kepala
Kepala 22Unit
Unit Ether1=192.168.50.2
Sekolah
Sekolah
Sekolah
Sekolah Admin
AdminTUTU
DHCP=192.168.50.101-150 DHCP=192.168.50.2-52 DHCP=192.168.53.101-150
Ether1=192.168.53.1 Ether1=192.168.53.2
Ether2=192.168.51.1 Ether1=192.168.51.1
Ether3=192.168.52.1

RB951G-2HnD RB951G-2HnD RB951G-2HnD


RB951G-2HnD
Swith/Hub Swith/Hub
Swith/Hub RB951G-2HnD RB951G-2HnD Switch/Hub
Swith/Hub Ruang Lab.
Lab.KKPI1 Switch/Hub
Lab. Lab.
Lab.Instalasi
InstalasiWAN RuangAdmin
AdminTKJ
TKJ Ruang
RuangBP/BK
BP/BK KKPI1
Lab.LKS
LKSTKJ
TKJ WAN Lab.
Lab.KKPI2
KKPI2
Dan
DanMultimedia
Multimedia
IP=192.168.50.46-52 IP=192.168.53.27-57
Swith/Hub
Swith/Hub
IP=192.168.50.5-45 Lab.
Lab.AK
AK
Swith/Hub
Swith/Hub
Swith/Hub
Swith/Hub
Swith/Hub IP=192.168.53.58-90
Swith/Hub
IP=192.168.51.2-6 IP=192.168.53.2-26
IP=192.168.50.2-4 PC
PCClient
Client
PC
PCClient
Client Eter1=192.168.52.2 30
30Unit
Unit
66Unit PC
PCClient
Client
Unit
40
40Unit
Unit
PC PC
PCClient
Client
DHCP=192.168.52.51-100 PCClient
Client 32
PC
PCClient
Client
44Unit
Unit 32Unit
Unit 24
24Unit
Unit
PC
PCClient
Client
22Unit
Unit
Swith/Hub
Swith/Hub Swith/Hub
Swith/Hub
Ruang
RuangPerpus
Perpus Ruang
RuangBKK
BKK RB951G-2HnD
RB951G-2HnD
Lab. Switch/Hub
Lab.Instalasi
InstalasiLAN
LAN Switch/Hub
IP=192.168.50.55 Bengkel
BengkelTKR
TKR
IP=192.168.50.56-62
IP=192.168.53.2
IP=192.168.50.53-54
IP=192.168.53.2
Switch/Hub
Switch/Hub Swith/Hub
Swith/Hub
Lab. R.R.Unit
UnitProduksi
Produksi
PC Lab.Perakitan
PerakitanPC
PC
PC
PCClient PCClient
Client Laptop TKJ
Client 11Unit LaptopClient
Client dan
danSO
SO TKJ
66Unit Unit PC
PCClient Laptop
Unit 22Unit
Unit IP=192.168.52.2-22 IP=192.168.52.44-46 Client LaptopClient
Client
Keterangan: 33Unit
Unit 44Unit
Unit
IP=192.168.52.23-43
Kabel cat 5
Kabel cat 5e/cat 6
RB951G-2HnD
- Routerbord Mikrotik
- 5 Port Ethernet Gigabyte PC
PCClient
Client PC
PCClient
Client
- 1 AP 20
20Unit PC 22Unit
Unit PCClient
Client Unit
20
20Unit
Unit

Sumber : Data diolah)


Gambar 3.7 Diagram topologi yang diusulkan
(
Dari skema topologi diatas penulis distribusi jaringan lengkapnya seperti pada tabel
gambarkan proses kerja jaringan mulai dari berikut:
sumber daya internet 2 ISP speedy menggunakan Perbedaan Sistem Jaringan Lama Dengan
kabel fiber optik masuk kedalam Routerbord Sistem Jaringan Baru.
Mikrotik RB1100 AH X2 dan gambaran
Tabel 3.7 Perbedaan Sistem Jaringan Lama Dengan Sistem Jaringan Baru
No. Sistem Lama Sistem Baru Kelebihan Sistem Baru
1. Menggunakan topologi Meggunakan topologi Lebih mudah dalam penambahan jaringan
star tree baru
2. Pengalamatan (IP Pengalamatan (IP Mudah mengendalikan atau mengontrol
Addres) jaringan belum Addres) jaringan lebih tiap-tiap segmen tujuan jaringan
tertata dari modem tertata dan struktur
sampai seluruh klien
secara DHCP

21
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

No. Sistem Lama Sistem Baru Kelebihan Sistem Baru


3. Belum ada router Ditambahkan Mampu pengontrol arus lalu lintas serta
pengatur jaringan perangkat baru sistem manajemen jaringan internet
routerbord mikrotik

4. 2 Modem speedy Telah dioptimalkan Mampu menghindari permasalahan


berdiri sendiri-sendiri dalam mannajemen overload pada salah satu jalur koneksi dan
tidak terpusat baru sistem Load dapat mengoptimalkan trafik yang ada
balancing dengan dalam sistem jaringan.
metode Fail Over dan
PCC
5. Belaum diterapkan Telah menerapkan Metode HTB mampu melakukan limitasi
manajemen bandwith sistem manajemen bandwidth terhadap user dan metode PCQ
sehingga bandwith bandwith dengan (Per Connection Queue) mampu
bebas tidak terkontrol. metode HTB dan PCQ membatasi maksimal data rate untuk setiap
(Per Connection sub queue (pcq-rate) dan jumlah paket data
Queue) (pcq-limit).
6. Akses jaringan hotspot Telah diterapkan sistem Untuk mengatur hak akses dari tiap-tiap
bebas tanpa pengaturan manajemen hotspot dan user dan penerapan sistem (SSO) Single
keamanan dan hak login user. sign on ntuk meminimalisir penggunaan
akses username dan password yang banyak.
7. Belum diterapkan Telah diterapkan sistem Untuk memfilter virus, spam, trojan dan
scurity (keamanan) manajemen keamanan sebagainya yang menghambat kinerja akses
jaringan jaringan internet.

8. Belum ada Proxy Telah ditambahkan Untuk meningkatkan akses jaringan


Server perangkat baru Proxy internet dan dapat memfilter konten-konten
server web yang negatif atau tidak sehat yang
selama ini bebas diakses.

Simulasi (Prototype)
Simulasi jaringan menggunakan paket tracer

Gambar 3.8 simulasi jaringan sistem baru

22
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Implementasi ada. Proses marking dilakukan mulai dari


Implementasi Konfigurasi Routerbord marking koneksi, routing mark, sampai pada
Mikrotik marking untuk metode yang digunakan yaitu
1) Implementasi yang dilakukan sebagai solusi PCC (Per Connection Classifier) dan dan fail
permasalahan topologi adalah melakukan over. Setelah dilakukan marking, maka harus
konfigurasi dari sisi router mikrotik. Hal dibuat aturan baru pada routing table agar
tersebut dilakukan agar semua segmen yang dapat melewatkan paket data ke gateway
terdapat dalam topologi jaringan dapat yang sesuai dengan marking yan telah dibuat.
terhubung satu dengan yang lainnya. Proses Kemudian terakhir dilakukan proses NAT
menghubungkan semua perangkat tersebut untuk mengubah alamat sumber paket agar
adalah melakukan inisialisasi interface, dapat terkoneksi dengan jaringan internet.
pemberian IP address, pembuatan DHCP Load balancing yang diterapkan
server, dan konfigurasi DNS server. menggunakan parameter pemisahan trafik
2) Implementasi yang dilakukan untuk PCC Both-address- and-ports. Karena Trafik
permasalahan trafik sistem jaringan ISP yang digunakan berbeda (20MB dan
(LoadBalancing) adalah dengan menentukan 20MB), maka beban trafik dibagi menjadi 4
kebijakan mangle yang dilakukan untuk bagian dengan perbandingan 1:1:2.
menentukan paket data yang datang dari 3) Implementai manajemen bandwith dengan
suatu interface tertentu yang akan diproses. tahapan sebagai berikut:
Fungsi mangle sendiri adalah untuk a. Membuat mangle untuk menandai paket
menandai (marking) paket agar dapat b. Membuat limiternya di Queues Tree
diarahkan sesuai dengan rule routing yang
Berikut capture untuk keseluruhan limit:

Gambar 3.10 Konfigurasi limit bandwith


Pengaturan bandwidth menggunakan quee tree rate untuk setiap sub-queue (pcq-rate) dan jumlah
dengan metode Per Connection Queue (PCQ) paket data (pcq-limit).
dimungkinkan untuk membatasi maksimal data

23 89
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Tabel 3.8 Sub-queue (pcq-rate) dan jumlah paket data (pcq-limit)


No Kind Name Pcq-rate Pcq-limit
1 PCQ Pcqdown 1500 50
2 PCQ Pcqpload 0 50
(Sumber : Data diolah)
Untuk metode HTB diterapkan beberapa rule diberikan. Berikut rule yang disajikan dalam
yang berkaitan dengan batasan limit (limit-at) dan bentuk tabel.
maksimum limit (max-limit) bandwidth yang
Tabel 3.9 Pembagian Bandwith
No. Nama Client Batas Min Bandwith Batas Max Bandwith
1 Guru 128 Kbps 512 Kbps
2 Siswa 64 Kbps 256 Kbps
3 CBT 15 Mbps 20 Mbps
4 Lab 3 Mbps 5 Mbps
5 Hotspot 5 Mbps 10 Mbps
(Sumber : Data diolah)
d) Implementasi yang dilakukan sebagai solusi untuk grouping beberapa user. Dan terakhir
permasalahan hak akses adalah dengan membuat hotspot login user yang merupakan
membuat hotspot SSL certificate. SSL halaman dimana parameter username,
certificate digunakan karena sistem hotspot password, dan profile dari user disimpan.
yang digunakan menggunakan metode Beberapa limitasi juga bisa ditentukan di
autentikasi HTTPS. Setelah itu dibuat hotspot halaman user. Dalam proses imlplementasi
server profile yang digunakan untuk Single Sign On, yang dilakukan adalah
menyimpan konfigurasi umum dari hotspot pengintegrasian antara sistem hotspot dengan
server. Kemudian dibuat hotspot user radius server dan pengintegrasian antara
profile untuk menyimpan konfigurasi umum radius server dengan LDAP server.
dari user-user hotspot yang digunakan juga
Tabel 3.10 Address Pool for user
Interface Name Address Pool for user DNS Name Address pool for guest
local Hotspot1 local(192.168.40.6- login.smknjumanton.sch.id (192.168.40.2-
192.168.40.254) 192.168.40.254)

Akses Internet Sehat

Login:
Password:

Log in

Gambar 3.11 Halaman Login User

24
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

1) Implementasi yang dilakukan sebagai solusi sebagainya. Teknik yang dilakukan dengan
permasalahan keamanan jaringan (scurity) sistem filtering port-port yang digunakan
terhadap gangguan virus, spam, trojan dan untuk akses seperti pada tabel berikut :
Tabel 3.11 Rancangan port yang akan diblokir
No Nama Port Jenis Port Keterangan
1. 135-139 TCP Drop Blaster Worm
2. 135-139 UDP Drop Messenger Worm
3. 445 TCP Blaster Worm
4. 445 UDP Blaster Worm
5. 593 TCP Trojan
6. 1024-1030 TCP Worm
7. 1080 TCP Drop MyDoom
8. 1214 TCP Worm
9. 1363 TCP ndm requester
10. 1364 TCP ndm server
11. 1368 TCP screen cast
12. 1373 TCP hromgrafx
13. 1377 TCP cichlid
14. 1433-1434 TCP Worm
15. 2745 TCP Bagle Virus
16. 2283 TCP Drop Dumaru.Y
17. 2535 TCP Drop Beagle
18. 2745 TCP Drop Beagle.C-K"
19. 3127-3128 TCP Drop MyDoom
20. 3410 TCP Drop Backdoor OptixPro
21. 4444 TCP Worm
22. 4444 UDP Worm
23. 5554 TCP Drop Sasser
24. 8866 TCP Drop Beagle.B
25. 9898 TCP Drop Dabber.A-B
26. 10000 TCP Drop Dumaru.Y
27. 10080 TCP Drop MyDoom.B
28. 12345 TCP Drop NetBus
29. 17300 TCP Drop Kuang2
30. 27374 TCP Drop SubSeven
DNS Nawala
NS1 Nawala : 180.131.144.144 NS2 Nawala : 180.131.145.145
DNS Nawala dipilih untuk dihasilkan situs-situs yang mengandung kata
memblokir situs-situs yang mengandung muatan porn. Kemudian uji coba dilakukan dengan
asusila karena sudah mempunyai 800.000 situs membuka situs yang berada di urutan paling atas
yang diblokir dan jumlah itu akan terus dari hasil pencarian. Maka ditampilkan
ditambah karena sudah mempunyai kerjasama pemberitahuan bahwa situs yang dibuka tersebut
dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet tidak dapat dibuka.
Indonesia (APJII, 2014). Untuk menguji Implementasi Instalasi dan Komfigurasi Proxy
apakah DNS Nawala sudah bekerja maka server dan Paket Squit Lusca.
dilakukan uji coba dengan memasukkan 1) Instalasi Linux Unbuntu Server 16.04
kata porn di mesin pencari google maka

91
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Sistem operasi yang penulis gunakan untuk Server 16.04 LTS yang terbaru, dengan
penelistian proxy server adalah Ubuntu tampilan sebagai berikut:

Gambar 3.11 Instalasi Linux Unbuntu Server 16.04


Dalam instalisai ubuntu yang perlu diperhatikan adalah pembagian pastisi hardisk.
Tabel 3.12 Pembagian Hardis 250GB Ram 8GB
Type Size Location File System Mount
Primary 30 GB Beginning ext4 /
Primary 500 MB Beginning ext4 /boot
Primary 8192 MB Beginning swap swap
Logical 25 GB End btrfs /cache-1
Logical 25 GB End btrfs /cache-2
Logical 25 GB End btrfs /cache-3
Logical 25 GB End btrfs /cache-4
Logical 25 GB End btrfs /cache-5
Logical 46 GB End ext4 /home
Logical 5 GB End ext4 /opt
Logical 5 GB End ext4 /srv
Logical 5 GB End ext4 /tmp
Logical 5 GB End ext4 /usr
Logical 5 GB End ext4 /usr/local
(Sumber : Diolah)
Tujuan pembuatan cache1-5 adalah proxy server baru kemudian dari internet. Dengan
untuk menciptkan cahe content. Dengan adanya kapasitas penyimpan yang tidak terlalu besar
Squid transparent proxy ini, content – content dari namun dengan adanya kelebihan dari fitur Squid
internet berupa URL dan file dari halaman – ini dapat mengahapus file terlama yang tidak
halaman web yang telah di unduh akan tersimpan diakses kembali secara otomatis apabila kapasitas
di directori squid yang telah di tentukan. akan penuh, maka harddisk tidak mengalami
kemudian akan di kembalikan lagi ke user apabila overload.
user melakukan akses ke halaman yang sama. 2) Instalasi Paket Squid Lusca
Sehingga content di unduh terlebih dahulu dari

26
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Setelah proses installing selesai 3) Konfigurasi Pemblokira HTTPS


maka tahap selanjutnya adalah konfigurasi Konfigurasi https dilakukan menggunakan
lusca proxy dengan perintah berikut ini vi mikrotik, penggunaan mikrotik dikarenakan
/etc/lusca/squid.conf. Konfigurasi yang dianggap lebih mudah dan efisien dalam
terdapat dibawah mencakup proses melakukan konfigurasi pemblokiran karena
ACL(Access Control List) serta proses hanya tinggal melakukan pemblokiran pada
caching. File konfigurasi squid lusca: port https.
/etc/lusca/squid.

Gambar 3.14 Tampilan konfigurasi pemblokiran port


4) Pengujian Sistem proxy server, pengujian terhadap Access
Setelah konfigurasi selasai, tahap Control List (ACL) dan pengujian cache.
selanjutnya adalah pengujian sistem dengan

Gambar 3.15 Hasil Sistem


5) Pengujian Access Control List (ACL) control list apakah telah bekerja dengan baik
Pengujian Access Control List melakukan pemblokiran atau perijinan
dilakukan untuk menguji sistem access
.

Gambar 3.16 Hasil Pengujian ACL

27
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

6) Pengujian Caching
Pengujian caching dilakukan untuk menguji sistem caching apakah bekerja dengan baik yaitu
melakukan pengecachean.

Gambar 3.17 Hasil Pengujian Caching


7) Pengujian HTTPS
Pengujian https dilakukan untuk dengan baik yaitu melakukan pemblokiran https.
mengetahui apakah sistem sudah berjalan
INTERNET SEHAT
SMK Negeri Jumantono
Jalan Blorong Jumantono Karanganyar 57782 Telp. (0271) 7889160, 7889161

Gambar 3.18 Pemberitahuan / Peringatan Bagi User


Monitoring jaringan. Berikut hasil proses ping yang
Pengujian Solusi Permasalahan Topologi dilakukan melalui terminal mikrotik.
Pengujian dilakukan dengan melakukan
proses ping ke gateway masing-masing segmen

Gambar 3.18 Pengujian Ping Ke Semua Interface

94
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Analisa Performa Jaringan Baru Hasil Uji Throughput


Seperti pada analisis awal sebelum Limit yang diterapkan di setiap user setelah
penggunaan Routerbord mikrotik dan proxy implementasi QoS di Routerbord mikrotik dan
server, parameter analisis akhir yang diukur proxy server adalah 128 kbps. Saat dilakukan
dalam jaringan Routerbord mikrotik dan proxy pengujian mendownload file berukuran 29.941
server ini adalah throughput, delay, jitter dan MB dengan software IDM baik pada kondisi
packet loss ratio. Uji parameter Quality of padat dan tidak padat diperoleh hasil seperti pada
Service dapat dijelaskan seperti berikut : Tabel 4.1.
Tabel 3.12 Hasil Uji Throughput
Uji Throughput
Pengujian ke-
Saat Padat Saat Tidak Padat
1 16.1 KB 16.2 KB
2 16.3 KB 16.1 KB
3 16.2 KB 16.3 KB
4 16.1 KB 16.0 KB
Rata-rata 16.18 KB 16.15 KB

Saat dilakukan pengujian pada waktu Hasil Uji Delay


jam tidak padat diperoleh hasil bandwith aktual Uji delay setelah implementasi
yang terukur adalah 16.15 KBps. Sedangkan Routerbord mikrotik dan proxy server dengan
pengujian pada saat jam padat dengan kondisi metode yang sama dengan saat pengujian awal
pengujian download yang sama maka diperoleh sebelum implementasi Routerbord mikrotik dan
hasil bandwith aktual yang terukur sebesar 16.18 proxy server diperoleh hasil sebagai berikut
KBps. Hal ini dikarenakan setiap user telah seperti pada tabel berikut:
diberikan limit bandwith sebesar 128 kbps.
Tabel 3.13 Hasil Uji Delay
Uji Delay
Pengujian ke-
Saat Padat Saat Tidak Padat
1 243 ms 66 ms
2 244 ms 65 ms
3 246 ms 66 ms
4 240 ms 66 ms
Rata-rata 243,25 ms 65.75 ms

Nilai rata-rata yang terukur pada jam diatas menurut standar TYPHON termasuk
padat sebesar 243.25 ms. Maka delay untuk data bagus.

95
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Untuk jam tidak padat diperoleh nilai Routerbord mikrotik dan proxy server di SMK
rata-rata yang terukur pada jam padat sebesar Negeri Jumantono yaitu dengan pengujian jitter
65.75 ms. Maka delay untuk data diatas menurut dan loss packet. Metode yang dilakukan untuk uji
standar TYPHON termasuk bagus. jitter dan throughput sama dengan metode yang
Hasil Uji Jitter dan Loss Packet dilakukan pada analisis sebelumnya. Maka
Uji terakhir yang dilakukan untuk didapatkan hasil seperti pada tabel berikut:
mengetahui kinerja jaringan setelah implementasi
Tabel 3.14 Hasil Uji Jitter
Uji Jitter
Pengujian ke-
Saat Padat Saat Tidak Padat
1 0.022 ms 0.0001 ms
2 0.020 ms 0.0001 ms
3 0.022 ms 0.0001 ms
4 0.019 ms 0.0001 ms
Rata-rata 0.021 ms 0.0001 ms

Tabel 3.15 Hasil Uji Loss Packet


Uji Loss Packet
Pengujian ke-
Saat Padat Saat Tidak Padat
1 7% 0%
2 5% 0%
3 5% 0%
4 6% 0%
Rata-rata 5.75 % 0%

Seperti yang bisa kita lihat dalam Tabel


3.15 jitter rata-rata hasil jam pada jam padat adalah Analisis Performa jaringan Lama dengan

sebesar 0.21 ms, maka menurut kategori TIPHON jaringan Baru

adalah sangat bagus. Sedangkan nilai packet loss Setelah menggunakan metode

yang terukur adalah 5.75 % maka tergolong Routerbord mikrotik dan proxy server untuk

kategori bagus. meningkatkan performa jaringan di SMK Negeri


Jumantono diperoleh hasil pengujian
Untuk jam tidak padat rata-rata jitter
menggunakan Quality of Service yang cukup
yang terukur sebesar 0.0001 ms, maka menurut
signifikan. Permasalahan yang ditemui berupa
kategori TIPHON adalah sangat bagus. Sedangkan
crowded jaringan dapat teratasi.
nilai packet loss yang terukur adalah 0% maka
tergolong kategori sangat bagus.

30
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Berikut adalah hasil perbandingan dari Hasil yang di dapat pada pengukuran
pengukuran saat kondisi awal dan yang ada pada rata-rata di analisis awal dan setelah
SMK Negeri Jumantono dengan pada saat telah implementasi Routerbord mikrotik dan proxy
di implementasi routerbord mikrotik dan proxy server di peroleh hasil seperti yang ditunjukkan
server : pada tabel berikut:
Hasil Perbandingan Uji Throughput
Tabel 3.16 Perbandingan Hasil Uji Throughput
Uji Throughput
No Kondisi
Saat Padat Saat Tidak Padat
1 Sebelum Implementasi Routerbord 13.5 121.5
mikrotik dan proxy server
2 Setelah Implementasi Routerbord 16.5 16.8
mikrotik dan proxy server

Bandwith yang terukur menunjukkan proxy server bandwith sudah terbatasi. Sehingga
perbedaan. Pada saat analisa awal bandwith SMK dihasilkan nilai yang terukur konstan.
Negeri Jumantono belum ada pembagian Hasil Perbandingan Uji Delay
bandwith yang bertujuan untuk membatasi agar Hasil yang didapat rata-rata sebelum
setiap user memperoleh bandwith yang sama, dan sesudah implementasi Routerbord mikrotik
yang mengakibatkan adanya distribusi bandwith dan proxy server pada saat pengujian delay
yang tidak merata. Sedangkan setelah di adalah sebagai berikut
implementasi dengan Routerbord mikrotik dan
Tabel 3.17 Hasil Perbandingan Uji Delay
Uji Delay
No Kondisi
Saat Padat Saat Tidak Padat
1 Sebelum Implementasi Routerbord mikrotik 398 ms 76,75 ms
dan proxy server
2 Setelah Implementasi Routerbord mikrotik 243,25 ms 65.75 ms
dan proxy server

Setelah implementasi Routerbord


mikrotik dan proxy server diterapkan maka terlalu tajam sehingga meningkatkan respon
terlihat penurunan delay. Setelah implementasi pemakaian.
Routerbord mikrotik dan proxy server ini, Hasil Perbandingan Uji Jitter dan Loss Packet
bandwith yang ada diberikan batas setiap user. Hasil yang di dapat pada pengukuran
Oleh karena itu pada saat trafik penuh kenaikan rata-rata di analisis awal dan setelah
delay tidak implementasi Routerbord mikrotik dan proxy
server di peroleh hasil seperti pada Tabel 4.7.

31
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Tabel 3.18 Perbandingan Hasil Jitter


Uji Jitter
No Kondisi
Saat Padat Saat Tidak Padat
1 Sebelum Implementasi Routerbord 1.490 ms 0.00078 ms
mikrotik dan proxy server
2 Setelah Implementasi Routerbord 0.021 ms 0.0001 ms
mikrotik dan proxy server

Tabel 3.19 Perbandingan Hasil Loss Packet


Uji Loss Packet
No Kondisi
Saat Padat Saat Tidak Padat
1 Sebelum Implementasi Routerbord 16.25 % 0%
mikrotik dan proxy server
2 Setelah Implementasi Routerbord 5.75 % 0%
mikrotik dan proxy server

Tabel 4.7 dan 4.8 menunjukkan hasil Agar load balancing yang telah
jitter dan loss packet baik padat maupun tidak diterapkan bisa berjalan lebih optimal,
padat setelah implementasi Routerbord mikrotik penulis membuat suatu kebijakan untuk
dan proxy server mengalami penurunan. Adanya membuat suatu rule routing Fail Over yang
limit bandwith di setiap user mengurangi berguna untuk pengalihan akses koneksi
terjadinya tabrakan antar paket yang berpengaruh internet ke koneksi yang lain apabila terjadi
terhadap hasil jitter dan loss packet. Penurunan dissconnection pada salah satu ISP.
hasil jitter menandakan terjadi penurunan beban Kebijakan diatas akan membuat router selalu
trafik pada jaringan sehingga mengurangi mengecek kondisi kepada tiap-tiap gateway
congestion. Sedangkan berkurangya loss packet dengan cara melakukan ping ke tiap-tiap
dapat mengurangi data yang hilang saat gateway dan memberikan prioritas jarak
pengiriman paket ke tujuan. respon pada tiap gateway sehingga apabila
Manajemen salah satu gateway tidak me-reply
Berdasarkan pemantauan terhadap komunikasi ping dari router, maka router
sistem yang dijalan berikut adalah beberapa akan menganggap gateway tersebut dalam
kebijakan yang diterapkan dalam sistem jaringan kondisi down dan akan mengalihkan koneksi
SMK Negeri Jumantono terkait permasalahan ke gateway yang lainnya yang masih berjalan
yang sudah ditangani. dengan baik.
a. Kebijakan Routes dengan Mekanisme Fail b. Manajemen Password
Over Password merupakan kode-kode
rahasia yang harus dijaga keamanannya.
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Banyak hal negatif yang dapat terjadi ketika 4) Mannajemen baru pada sistem Load
password bocor ketangan orang lain. Maka balancing dengan metode Fail Over dan PCC
dari itu, perlu dilakukan suatu manajemen yang disimulasikan mampu menghindari
password agar tidak terjadi hal yang tidak permasalahan overload pada salah satu jalur
diinginkan pada sistem jaringan yang telah koneksi dan dapat mengoptimalkan trafik
dibangun. Manajemen password yang yang ada dalam sistem jaringan SMK Negeri
diberlakukan antara lain: Jumantono.
a. Tidak menggunakan default password 5) Sistem manajemen baru metode HTB mampu
yang diberikan. melakukan limitasi bandwidth terhadap user
b. Melakukan perubahan password secara sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai
berkala, karena semakin sering merubah bandwidth limiter dan metode Per Connection
password akan semakin baik dan Queue (PCQ) mampu membatasi maksimal
semakin aman. data rate untuk setiap sub queue (pcq-rate) dan
c. Penggunaan password yang kuat saat jumlah paket data (pcq-limit).
dilakukan perubahan password. semakin 6) Sistem manajemen baru pada hotspot dapat
panjang password maka akan semakin mengatur hak akses dari tiap-tiap user dan
kuat keamanan password tersebut. penerapan sistem Single sign on dapat
PENUTUP meminimalisir penggunaan username dan

Kesimpulan password di SMK Negeri Jumantono.

Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat 7) Sistem manajemen baru Scurity jaringan yang

disimpulkan: mampu memfilter virus, spam, trojan.

1) Dari hasil analisis Quality of Service (QoS) 8) Penambahan peratan baru penggunaan Proxy

jaringan internet yang meliputi bandwidth, server dapat meningkatkan akses jaringan

delay, packet loss, dan throughput di SMK internet dan dapat memfilter konten-konten

Negeri Jumantono, dapat disimpulkan hasil web yang negatif atau tidak sehat untuk

rata-rata pengujian kurang bagus. diakses dilingkungan pendidikan SMK Negeri

2) Dengan usulan desain topologi jaringan baru Jumantono.

akan membuat jaringan internet lebih Saran

terstruktur dan lebih terarah sesuai dengan 1) Agar sistem manajemen bandwidth yang

kebutuhan di SMK Negeri Jumantono. baru diusulkan dapat lebih optimal sebaiknya

3) Dengan adanya penambahan perangkat ditambahkan rule yang dapat

routerbord mikrotik sebagai pengontrol arus mengklasifikasikan penggunaan bandwidth

lalu lintas serta sistem manajemen jaringan lokal dan bandwidth internasional.

internet mampu membuat suatu jaringan 2) Supaya keamanan dalam jaringan yang

yang termanajemen dengan baik sesuai diusulkan lebih terjamin sebaiknya

kebutuhan di SMK Negeri Jumantono. memberlakukan kebijakan baik dari segi


akses alamat IP maupun akses port.

33
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Menentukan alamat IP dan port mana saja Muhammad Radhitia Furqan Pratama, 2014,
Analisis Dan Perancangan Proxy Serve
yang diizinkan untuk diakses ataupun tidak
Dengan Menggunakan Squid Pada
boleh diakses. Kantor Pusat Fakultas Teknik Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
3) Dari sisi hak akses pada sistem yang baru,
Dian Yuliana, 2013, Perancangan dan Analisis
perlu diterapkan penjadwalan terhadap Jaringan LAN dan Keamanan Wireless
Internet Hotspot Berbasis Mikrotik
akses-akses tertentu. Seperti situs jejaring
Router Pada PAMDAM II Sriwijaya,
sosial yang hanya bias diakses pada saat jam Fakultas Ilmu Komputer Untversitas
Binadarma, Palembang.
istirahat.
Rachman, A. Aminullah, M. 2013. "Rancangan
4) Untuk pengembangan lebih lanjut, SSO Bangun Proxy Server dan Analisis
Pemakaian Internet dengan
dapat diterapkan untuk tidak hanya untuk
Menggunakan SARG (Studi Kasus di
dua akses aplikasi, tetapi dapat mengakses BMKG Juanda Surabaya). Jurnal
IPTEK". Volume 17. Nomor 1.
multi aplikasi.
Rosyi, 2013, Perancangan Dan Implementasi
Proxy Server Menggunakan Ubuntu
Linux 12.04 Untuk Jaringan Internet
DAFTAR PUSTAKA Sehat Pada Smk Penerbangan
Pustaka Majalah, Jurnal Ilmiah Atau Yogyakarta, AMIKOM, Yogyakarta.
Catur Andi Kurnianto, dkk. 2013.
Prosiding "Manajemen Bandwith Menggunakan
Muhammad Hidakyah, (2015), Analisisa Dan Delay Pools di Squid Proxy (studi Kasus
Perancangan Manajemen Jaringan Dengan : SMA N 1 Sragen)". Jurnal JARKOM.
Mikrotik Routeros, Jurnal Teknik Volume 1. Nomor 1.
Informatika STMIK Atma Luhur, 4 Muhammad Hafizh, 2011, Load Balancing
Desember, 2015, Pangkalpinang. Dengan Metode Per Connection
Khanal, S. (2015). Computer Networking, Classifier (Pcc) Menggunakan Proxy
Internet & Online Services, diakses dari Server Sebagai Caching, Fakultas Sains
http://mcqsets.com/s/fundame Dan Teknologi Universitas Islam Negeri
ntals/computer-networking (diakses tanggal Syarif Hidayatullah, Jakarta
15 April 2016). Nanang Khaerul Anwar, 2010, Analisis dan
Wikipedia Indonesia (2015), Ubuntu. Perancangan Manajemen Jaringan
http://id.wikipedia.org/wiki/Ubuntu. 5 Mei dengan Menggunakan Mikrotik
2014 (21:43) RouterOSTM, Fakultas Sains Dan
Setya Wijayanta & Muslihudin, (2013), Teknologi Universitas Islam Negeri
Pembangunan Web Proxy Dengan Mikrotik Syarif Hidayatullah, Jakarta
Untuk Mendukung Internet Sehat Di Smk Santoso P. Insap, 2010, The Effect Of
Muhammadiyah 1 Patuk Gunungkidul, Information Seeking Behavior On An
Jurnal Sarjana Teknik Informatika Volume 1 Online Purchase Intention, Nasional
Nomor 1, Bulan 2013, Yogyakarta. University of Singapore.
Riadi, 2011, Optimalisasi Keamanan Jaringan
Pustaka Buku
Menggunakan Pemfilteran Aplikasi
Berbasis Mikrotik, JUSI (Jurnal Sistem Rendra Towidjojo dan Mohammad Eno Farhan,
Informasi) Universitas Ahmad Dahlan, Vol. (2015), Implementasi Wireless LAN Indoor
1, No. 1 Februari 2011, Yogjakarta. dengan Router Mikrotik, Jasakom,
Drs. Krisno Aggoro, M.Pd., 2016, Kepala www.jasakom.com
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Dr. Sudaryono, (2014), Metodologi Riset di
Jumantono Karanganyar, Periode 2015- Bidang TI, Andi Yogyakarta, Tanggerang
2018 Imam Cartealy, (2013), Linux Networking Ubuntu
Kubuntu Debian dll, Jasakom,
Pustaka Laporan Penelitian www.jasakom.com.

34
Vol. XI Nomor 32 Juli 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Askari Azikim, (2011), Debian GNU / Linux,


Informatika, Bandung.
Supriyanto, (2013), Jaringan Dasar 1 dan 2,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Jakarta.
Antonius Duty Susilo, (2013), Administrasi
Server 1, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta.
Wisnanu, (2013), Administrasi Server 2,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Jakarta.
James E. Goldman, Philips T. Rawles, Third
Edition, (2001), Applied Data
Communications, Abusiness-Oriented
Approach, , John Wiley & Sons
Mani Subramanian, (2000), Network
Management: an Introductions to principals
and practice, Addison-wesley, USA.
Steve McQuerry, (2008), Interconnecting Cisco
Network Devices, Part 1 (ICND1), Second
Edition, Cisco Press, USA.
Steve McQuerry, (2008), Interconnecting Cisco
Network Devices, Part 2 (ICND2), Third
Edition, Cisco Press, USA.
Reiser, R.A., & Dempsey, J.A. (Eds.) (2002).
Trends and issues in instructional design
and technology. Upper Saddle River , New
Jersey : Merrill/Prentice Hall.
Reiser, R.A., & Dick, W. (1996). Instructional
planning: A guide for teachers (2 nd ed.).
Boston , Massachusetts : Allyn & Bacon.
Ferguson, P. & Huston, G. 1998. Quality of
Service. John Wiley & Sons Inc.
Michael. E. Flannagan. 2009. Cisco QoS In IP
Network. Syngress.

35

Anda mungkin juga menyukai