PENDAHULUAN
dengan ISP (Internet Service Provider), tidak dapat menjamin layanan internet
yang murah dan handal. Banyak kelebihan dan kekurangan antara satu
provider dengan provider lainnya. Terlebih untuk suatu daerah yang tidak cukup
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang adalah unit pelaksana teknis yang
singktan dari Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Saat ini Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Padang masih menggunakan 1 ISP. Permasalahan saat ini adalah sering terjadinya
putus koneksi Internet yang mengakibatkan tidak dapat mengakses internet secara
lancar pada saat proses pelaksanaan tugas keimigraian sedang berlangsung. Jadi,
kebutuhan jaringan internet di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang sangat tinggi.
Maka dari itu, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang menginginkan suatu koneksi
pada koneksi utama, dan koneksi alternatif (backup connection) akan menjalankan
tujuan bisnis perusahaan akan tetap berjalan dengan baik. Metode tersebut itulah
1
2
Imigrasi Kelas I TPI Padang saat ini memiliki tingkat akses yang sangat tinggi
untuk keperluan upload dan download data pemohon passport dan mencari
kebutuhan referensi baik itu berupa browsing, streaming yang sering diakses
adanya dukungan jaringan internet yang lancar pada saat semua user aktif
Kelas I TPI Padang masih dengan topologi yang sangat sederhana yang
Oleh karena itu, perlu adanya optimasi jaringan salah satunya yaitu dengan
QOS yang bertujuan untuk mengatur sumber daya internet agar dapat digunakan
semaksimal mungkin dan tidak terjadi masalah terhadap akses jaringan antar
tidak bisa terhubung ke internet karena terjadinya gangguan pada jaringan internet
memberikan kualitas jaringan internet secara stabil dan pelayanan yang baik
kepada pengguna internet di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang, baik digunakan
untuk browsing informasi, download data, dan penggunaan fasilitas internet yang
banyak fitur, mudah dikonfigurasi (user friendly) dan dapat dipasang pada PC
dalam pembagian bandwidth berdasarkan user profile hotspot yang dibuat agar
mendapatkan hasil yang maksimal, akurat, dan stabil. Oleh karena itu, QoS
pelayanan yang baik pada user hotspot yang terhubung. QoS (Quality of Service)
adalah metode untuk mengelola bandwidth dalam sebuah aliran pada jaringan
internet. Dengan adanya QoS (Quality of Service) persyaratan lalu lintas dan
Mikrotik.
peneliti mencoba melakukan implementasi API mikrotik yang didapat dari library
API milik mikrotik. Sehingga bisa digunakan untuk mengakses dan melakukan
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk
Padang dan menjadikan Mikrotik sebagai failover dan QOS. Dan dapat
mengoptimalkan failover saat terjadi putus koneksi pada ISP utama dan QOS
sebagai pengatur sumber daya internent serta fitur API mikrotik dari aplikasi ini
4
meliputi status dari mikrotik router yang sedang diakses, konfigurasi dasar
mikrotik, management bandwidth serta fitur ping untuk cek kualitas jaringan
sebagai berikut :
2. Apakah dari implementasi metode ini dapat menciptakan suatu ide baru
sebelumnya pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang yang lebih baik.
waktu bersamaan.
2nD.
2. Jumlah client menggunakan kabel LAN dibatasi sesuai dengan jumlah port
1.4 Hipotesa
2. Diduga dari implementasi metode ini dapat menciptakan suatu ide baru
waktu bersamaan.
perkuliahan.
stabil.
diantaranya:
diantaranya:
lapangan pada objek yang diteliti yaitu kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang.
Dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi secara real yang
berhubungan langsung dengan masalah yang sedang diteliti dan aplikasi yang
akan dibuat yaitu “Implementasi API Mikrotik dalam Metode Failover 2 ISP dan
QOS di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang”. Sehingga segala proses yang terjadi
a. Metode Observasi
masalah-masalah yang terjadi dalam system jaringan di Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Padang.
b. Metode Wawancara
Melakukan tanya jawab kepada pihak terkait yang diteliti dalam hal ini
diimplementasikan pada latar belakang sesuai judul yang diangkat oleh penulis.
membaca buku untuk mendapatkan bahan tambahan yang bersifat teoritis yang
b) Ram 16 GB
c) SSD 512 GB
pembuatan sistem yang dibuat secara terstruktur dan memiliki beberapa tahap-
tahap yang harus dilalui pada pembuatannya, namun jika tahap final dinyatakan
bahwa sistem yang telah dibuat belum sempurna atau masih memiliki kekurangan,
maka sistem akan dievaluasi kembali dan akan melalui proses dari
1) Pengumpulan Kebutuhan
2) Membangun Prototyping
3) Evaluasi Prototyping
telah dibuat sebelumnya akan diuji apakah dapat berjalan dengan baik
ataukan masih ada bagian-bagian yang perlu diperbaiki atau apakah masih
yang sudah jadi apakah sudah sesuai dengan keinginan pelanggan atau
belum. Jika belum, maka system jaringan akan direvisi kembali dan
dengan metode Prototyping Model. Pada tahap ini perangkat lunak yang
sudah jadi dan sudah lulus uji, siap untuk digunakan oleh pelanggan/user.
Agar penulisan laporan ini sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan,
BAB I: PENDAHULUAN
BAB V: PENUTUP
Pada bab Kelima ini akan membahas tentang kesimpulan dari hasil