Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia para penyedia layanan internet atau yang lebih dikenal

dengan ISP (Internet Service Provider), tidak dapat menjamin layanan internet

yang murah dan handal. Banyak kelebihan dan kekurangan antara satu

provider dengan provider lainnya. Terlebih untuk suatu daerah yang tidak cukup

terjangkau oleh provider tersebut.

Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang adalah unit pelaksana teknis yang

menjalankan fungsi Direktorat Jenderal Imigrasi di kota Padang. TPI adalah

singktan dari Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Saat ini Kantor Imigrasi Kelas I TPI

Padang masih menggunakan 1 ISP. Permasalahan saat ini adalah sering terjadinya

putus koneksi Internet yang mengakibatkan tidak dapat mengakses internet secara

lancar pada saat proses pelaksanaan tugas keimigraian sedang berlangsung. Jadi,

kebutuhan jaringan internet di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang sangat tinggi.

Maka dari itu, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang menginginkan suatu koneksi

Internet yang stabil dan handal dalam menunjang tujuan instansinya.

Diperlukannya suatu koneksi alternatif apabila terjadinya putus koneksi

pada koneksi utama, dan koneksi alternatif (backup connection) akan menjalankan

fungsinya dengan baik menggantikan koneksi utama secara otomatis, sehingga

tujuan bisnis perusahaan akan tetap berjalan dengan baik. Metode tersebut itulah

yang dinamakan failover koneksi yang perlu diterapkan pada perusahaan.

1
2

Pelayanan masyarakat di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang termasuk ke

dalam cabang-cabang dari teknologi informasi, dimana penggunaannya sangat

berkaitan erat dengan pemanfaatan akses internet. Penggunaan internet di Kantor

Imigrasi Kelas I TPI Padang saat ini memiliki tingkat akses yang sangat tinggi

untuk keperluan upload dan download data pemohon passport dan mencari

kebutuhan referensi baik itu berupa browsing, streaming yang sering diakses

menggunakan PC (Personal Computer), laptop, bahkan smartphone oleh

karyawan/karyawati Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang, yang mengharuskan

adanya dukungan jaringan internet yang lancar pada saat semua user aktif

bersamaan, yang mana sekarang topologi jaringan internet di Kantor Imigrasi

Kelas I TPI Padang masih dengan topologi yang sangat sederhana yang

memungkinkan ketidak stabilan akses internetnya.

Oleh karena itu, perlu adanya optimasi jaringan salah satunya yaitu dengan

cara melakukan management bandwidth pada jaringan internet dengan metode

QOS yang bertujuan untuk mengatur sumber daya internet agar dapat digunakan

semaksimal mungkin dan tidak terjadi masalah terhadap akses jaringan antar

pengguna yang membuat koneksi lambat serta mengakibatkan beberapa pengguna

tidak bisa terhubung ke internet karena terjadinya gangguan pada jaringan internet

tersebut. Untuk itu diperlukan adanya management bandwidth agar dapat

memberikan kualitas jaringan internet secara stabil dan pelayanan yang baik

kepada pengguna internet di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang, baik digunakan

untuk browsing informasi, download data, dan penggunaan fasilitas internet yang

lain. Untuk mendapatkan kualitas internet yang optimum, dapat dipergunakan


3

sebuah simulasi untuk rancang bangun jaringan menggunakan router Mikrotik.

Router Mikrotik dikenal sebagai router yang irit hardware, memiliki

banyak fitur, mudah dikonfigurasi (user friendly) dan dapat dipasang pada PC

(Personal Computer) sekalipun. Dari berbagai fitur-fitur Mikrotik tersebut hal

yang paling menarik adalah management bandwidth. Dalam implementasinya,

management bandwidth akan dianalisa dan dilakukan pengujian kualitas layanan

dalam pembagian bandwidth berdasarkan user profile hotspot yang dibuat agar

mendapatkan hasil yang maksimal, akurat, dan stabil. Oleh karena itu, QoS

(Quality of Service) memegang peranan sangat penting dalam hal memberikan

pelayanan yang baik pada user hotspot yang terhubung. QoS (Quality of Service)

adalah metode untuk mengelola bandwidth dalam sebuah aliran pada jaringan

internet. Dengan adanya QoS (Quality of Service) persyaratan lalu lintas dan

layanan akan terpenuhi termasuk implementasi management bandwidth pada

Mikrotik.

Untuk mempermudah management dan troubleshooting pada router,

peneliti mencoba melakukan implementasi API mikrotik yang didapat dari library

API milik mikrotik. Sehingga bisa digunakan untuk mengakses dan melakukan

konfigurasi pada mikrotik menggunakan WEB.

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan menggunakan 2 ISP di Kantor Imigrasi Kelas I TPI

Padang dan menjadikan Mikrotik sebagai failover dan QOS. Dan dapat

mengoptimalkan failover saat terjadi putus koneksi pada ISP utama dan QOS

sebagai pengatur sumber daya internent serta fitur API mikrotik dari aplikasi ini
4

meliputi status dari mikrotik router yang sedang diakses, konfigurasi dasar

mikrotik, management bandwidth serta fitur ping untuk cek kualitas jaringan

berdasarkan IP address. Dengan fitur-fitur utama yang telah tersedia, sehingga

akan memudahkan pekerjaan dari administrator jaringan di Kantor Imigrasi Kelas

I TPI Padang. Sehingga dalam skripsi ini penulis mengambil judul

IMPLEMENTASI API MIKROTIK DALAM METODE FAILOVER 2 ISP

DAN QOS DI KANTOR IMIGRASI KELAS I TPI PADANG.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di identifikasikan masalah adalah

sebagai berikut :

1. Apakah dengan implementasi failover ini dapat dijadikan salah satu

alternatif untuk mengatasi masalah kestabilan internet yang terjadi pada

Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang.

2. Apakah dari implementasi metode ini dapat menciptakan suatu ide baru

untuk pengembangan topologi jaringan komputer yang sudah ada

sebelumnya pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang yang lebih baik.

3. Apakah User dapat menggunakan/mengakses internet dengan stabil walau

semua user pada jaringan internet tersebut menggunakan internet dalam

waktu bersamaan.

1.3 Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka penulis akan membatasi ruang


5

lingkup pembahasan agar penulisan lebih terarah, adapun ruang lingkup

pembahasan yang akan dibahas yaitu:

1. Sistem failover dengan menggunakan Mikrotik Wireless Router RB951Ui-

2nD.

2. Jumlah client menggunakan kabel LAN dibatasi sesuai dengan jumlah port

pada MikroTik yang digunakan.

3. Peneliti menggunakan framework sebagai REST API untuk mengatur

semua konfigurasi pada jaringan.

1.4 Hipotesa

Dugaan sementara terhadap permasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Diduga dengan implementasi failover ini dapat dijadikan alternatif untuk

mengatasi masalah kestabilan internet yang terjadi pada Kantor Imigrasi

Kelas I TPI Padang.

2. Diduga dari implementasi metode ini dapat menciptakan suatu ide baru

untuk pengembangan topologi jaringan komputer yang sudah ada

sebelumnya pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang.

3. Diduga user dapat menggunakan/mengakses internet dengan stabil walau

semua user pada jaringan internet tersebut menggunakan internet dalam

waktu bersamaan.

1.5 Tujuan dan manfaat

Adapun tujuan di adakan penelitian ini adalah:


6

1. Untuk membantu lancarnya pelaksanaan pelayanan masyarakat di Kantor

Imigrasi Kelas I TPI Padang dalam dalam hal konektifitas internet.

2. Merancang management bandwidth pada user profile yang terhubung di

jaringan hotspot menggunakan Mikrotik Wireless Router RB951Ui-2nD.

3. Salah satu syarat dalam menyelesaikan studi S1 di Sekolah Tinggi

Manajemen Ilmu Komputer (STMIK) Jayanusa Padang.

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti, dapat merealisasikan teori yang telah didapat di bangku

perkuliahan.

2. Bagi Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang membantu pelaksanaan

pelayanan masyarakat di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang dalam dalam

hal konektifitas internet.

3. Bagi karyawan/kaaryawati Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang

mempermudah untuk akselerasi menggunakan jaringan internet yang

stabil.

1.6 Metodologi penelitian

Metodologi penelitian yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data

diantaranya:

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Metodologi penelitian yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data

diantaranya:

1.6.1.1 Penelitian Lapangan (Field Research).


7

Yaitu proses penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung ke

lapangan pada objek yang diteliti yaitu kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang.

Dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi secara real yang

berhubungan langsung dengan masalah yang sedang diteliti dan aplikasi yang

akan dibuat yaitu “Implementasi API Mikrotik dalam Metode Failover 2 ISP dan

QOS di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang”. Sehingga segala proses yang terjadi

pada aplikasi ini nantinya akan sesuai dengan keadaan di lapangan.

Adapun data tersebut peneliti peroleh dengan cara:

a. Metode Observasi

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati secara langsung atas

masalah-masalah yang terjadi dalam system jaringan di Kantor Imigrasi Kelas I TPI

Padang.

b. Metode Wawancara

Melakukan tanya jawab kepada pihak terkait yang diteliti dalam hal ini

pihak teknisi jaringan Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang untuk

diimplementasikan pada latar belakang sesuai judul yang diangkat oleh penulis.

1.6.1.2 Penelitian Perpustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan untuk pengumpulan data dengan cara

membaca buku untuk mendapatkan bahan tambahan yang bersifat teoritis yang

dapat menunjang laporan skripsi.

1.6.1.3 Penelitian Laboratorium (Laboratory Research)

Dalam penelitian ini dilakukan perancangan dan mempraktekan hasil dari

anlisa, pengetikan dan menguji kebenaran rancangan sistem yang diciptakan


8

dengan menggunakan perangkat komputer dan aplikasi yang nantinya

menghasilkan sistem yang akan siap diterapkan :

1. Perangkat Lunak (Software)

a) Sistem operasi windows 11

b) Microsoft word 2016

c) Winbox 3.32 64-bit

1. Perangkat Keras (Hardware)

a) Laptop MSI Modren 14 Core i7

b) Ram 16 GB

c) SSD 512 GB

d) Mikrotik Wireless Router RB951Ui-2nD

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem skripsi inimenggunakan paradigma

pengembangan system secara prototyping. Model Prototype adalah metode proses

pembuatan sistem yang dibuat secara terstruktur dan memiliki beberapa tahap-

tahap yang harus dilalui pada pembuatannya, namun jika tahap final dinyatakan

bahwa sistem yang telah dibuat belum sempurna atau masih memiliki kekurangan,

maka sistem akan dievaluasi kembali dan akan melalui proses dari

awal.Pendekatan Prototyping adalah proses iterative yang melibatkan hubungan

kerja yang dekat antara perancang dan pengguna.

1) Pengumpulan Kebutuhan

Pada tahap pengumpulan kebutuhan, Pelanggan dan pengembang


9

bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan kesseluruhan

perangkat jaringan, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar

jaringan yang akan dibuat.

2) Membangun Prototyping

Pada tahap pembangunan prototyping, pelanggan dan pembuat

sistem jaringan bersama-sama membuat format input maupun output yang

akan dihasilkan oleh sistem jaringan yang dibuat.

3) Evaluasi Prototyping

Selanjutnya, setelah tahap pembangunan prototyping, Pelanggan

dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan

kesseluruhan perangkat jaringan, mengidentifikasikan semua kebutuhan,

dan garis besar sistem jaringan yang akan dibuat.

4) Mengkonfigurasi System Jaringan

Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan

ke dalam perangkat jaringan komputer yang sesuai.

5) Menguji System Jaringan

Pada tahap pengujian system, konfigurasi jaringan komputer yang

telah dibuat sebelumnya akan diuji apakah dapat berjalan dengan baik

ataukan masih ada bagian-bagian yang perlu diperbaiki atau apakah masih

ada bagian yang belum sesuai dengan keinginan pelanggan.

6) Evaluasi System Jaringan

Evaluasi system jaringan bukanlah evaluasi prototyping, evaluasi


10

system jaringan adalah mengevaluasi system jaringan atau perangkat keras

yang sudah jadi apakah sudah sesuai dengan keinginan pelanggan atau

belum. Jika belum, maka system jaringan akan direvisi kembali dan

kembali ketahap 4 dan 5. Jika system jaringan sudah dikatakan OK maka

system jaringan siap dilanjutkan pada tahap selanjutnya.

7) Menggunakan System Jaringan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari pembuatan system jaringan

dengan metode Prototyping Model. Pada tahap ini perangkat lunak yang

sudah jadi dan sudah lulus uji, siap untuk digunakan oleh pelanggan/user.

1.7 Sistematika Penulisan

Agar penulisan laporan ini sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan,

maka penulis menetapkan sistematika penulisan laporan ini sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab Pertama ini akan menjelaskan tentang latar belakang

pemilihan judul, rumusan masalah, batasan masalah, hipotesa, tujuan

dan manfaat, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Pada bab Kedua yaitu Landasan teori merupakan cuplikan dari

pernyataan- pernyataan, pendapat-pendapat, kesimpulan ataupun hasil

penelitian, buku, jurnal, prosiding, laporan dan lain-lain yang

berhubungan dengan objek dan judul penelitian yang akan dilakukan.

BAB III: TINJAUAN PERUSAHAAN


11

Pada bab Ketiga ini berisikan Tinjauan Perusahaan yang mencakup

sekilas tentang Latar Belakang Perusahaan,Visi & Misi, Struktur

organisasi, serta tugas dan fungsinya masing-masing.

BAB IV: ANALISA DAN HASIL

Pada bab Kempat ini penulis akan menerangkan tentang analisa

sistem secara umum dan perancangan sistem.

BAB V: PENUTUP

Pada bab Kelima ini akan membahas tentang kesimpulan dari hasil

pengujian dan analisa serta saran-saran yang disampaikan dalam

menyempurnakan peulisan laporan yang telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai