Anda di halaman 1dari 113

ALAT PENETAS TELUR DAN MONITORING SUHU BERBASIS WEB

DENGAN ARDUINO

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi


Jenjang Program Diploma Tiga

Oleh:

Nama NIM
1. Ahmad Subiyakto (16040238)
2. Muhammad Zulfikar (16040246)
3. Tri Prasojo (16040227)

PRAGRAM STUDI DIII TEKNIK KOMPUTER


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
TAHUN 2019
i
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama (NIM) : - Ahmad Subiyakto 16040238
- Muhammad Zulfikar 16040246
- Tri Prasojo 16040227
Program Studi : DIII Teknik Komputer
Jenis Karya : Tugas Akhir

Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tiak merupakan suatu jiplakan dan juga bukan
karya dari orang lain, kalaupun ada kesamaan dalam penulisan tugas akhir ini
semata-mata hanya mengacu pada daftar pustaka sebagai referensi dalam penulisan
tugas akhir ini tanpa mengabaikan kode etik ilmiah.

Tegal, 16 Juli 2019

Yang menyatakan Paraf


Ahmad Subiyakto 16040238
Muhammad Zulfikar 16040246
Tri Prasojo 16040227

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir (TA) yang berjudul “ALAT PENETAS TELUR DAN


MONITORING SUHU BERBASIS WEB DENGAN ARDUINO” yang disusun
oleh Ahmad Subiyakto NIM 16040238, Muhammad Zulfikar NIM 16040246, Tri
Prasojo NIM 16040227 telah mendapat persetujuan pembimbing dan siap
dipertahankan di depan tim penguji Tugas Akhir (TA) Program Studi D-III Teknik
Komputer Politeknik Harapan Bersama Tegal.

Tegal, 9 Juli 2019

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Miftakhul Huda, M.Kom Achmad Sutanto, S.Kom


NIPY. 04.007.033 NIPY. 11.012.128

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, Kami yang


bertanda tangan dibawah ini:
Nama (NIM) : 1. Ahmad Subiyakto (16040238)
2. Muhammad Zulfikar (16040246)
3. Tri Prasojo (16040227)
Jurusan / Program Studi : DIII Teknik Komputer
Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Politeknik Harapan Bersama Tegal Hak Bebas Royalti Noneksklusif (None-
exclusive Royalty Free Right) atas Tugas Akhir kami yang berjudul:
“ALAT PENETAS TELUR DAN MONITORING SUHU BERBASIS WEB
DENGAN ARDUINO”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Politeknik Harapan Bersama Tegal berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat
dan mempublikasikan Tugas Akhir kami selama tetap mencantumkan nama kami
sebagai penulis/pencipta dan pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tegal
Pada Tanggal : 9 Juli 2019

Yang menyatakan

(Ahmad Subiyakto) (Muhammad Zulfikar) (Tri Prasojo)


iv
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : ALAT PENETAS TELUR DAN MONITORING


SUHU BERBASIS WEB DENGAN ARDUINO

Oleh : Nama NIM


Ahmad Subiyakto (16040238)
Muhammad Zulfikar (16040238)
Tri Prasojo (16040227)
Program studi : Teknik komputer
Jenjang : Diploma III

Dinyatakan LULUS setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir


Program Studi DIII Teknik Komputer Politeknik Harapan Bersama Tegal

Tegal, 16 Juli 2019


Tim Penguji:
Nama : Tanda Tangan
1. Ketua : Arfan Haqiqi Sulasmoro, M.Kom 1........................
2. Sekretaris : Heri Budi Susilo, S.Kom 2........................
3. Anggota I : Rais, S.Pd, M.Kom 3........................
4. Anggota II : Achmad Sutanto, S.Kom 4........................

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Teknik Komputer,
Politeknik Harapan Bersama Tegal

Rais, S.Pd, M.Kom


NIPY. 07.011.083

v
HALAMAN MOTTO

 Kegagalan adalah kunci dari keberhasilan


 Hanya kebodohan yang meremehkan pendidikan ( P.Syrus )
 Satu kata yang dapat membebaskanmu dari luka dan ban beban hisup ini
“WISUDA”
 Jadilah seseorang yang sederhana tetapi LUAR BIASA
 Jangan menjelaskan dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak
butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu (Ali Bin Abithalib)
 Ilmu tanpa akal ibarat memiliki sepatu tanpa kaki. Dan akal tanpa ilmu ibarat
memiliki kaki tanpa sepatu.

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

 Allah SWT, yang telah memberikan ridho dan kemudahan bagi penulis
dalam menyelesaikan Tugas Akhir
 Nabi Muhammad SAW, nabi yang kita banggakan, nabi yang kita tiru
akhlak dan kepribadiannya, semoga kita semua kelak mendapatkan syafaat
dari beliau Nabi Muhammad SAW, Amin
 Orang Tua yang memberikan semangat dan motivasi
 Dosen pembimbing yang telah membimbing penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Ahkir ini dengan baik
 Bapak dan Ibu Dosen Politeknik Harapan Bersama Tegal yang senantiasa
memberikan ilmu kepada penulis
 Teman-teman mahasiswa seperjuangan yang senantiasa memberikan baik
itu kritikan maupun sara.

vii
ABSTRAK

Alat penetas telur merupakan suatu tempat penghangat yang dapat membantu telur
untuk menetas tanpa di erami oleh induknya yang dimana dalam alat penetas telur
terdapat lampu yang berfungsi untuk menjaga suhu pada telur sehingga telur terus
terasa hangat seperti di erami oleh induknya sendiri. Penetas telur terdiri atas
Mikrokontroler NodeMCU ESP8266, Mikrokontroler Arduino Uno, sensor
DHT11, relay, kabel jumper dan web. Setelah dilakukan pengumpulan data,
dianalisa, dirancang dan diimplementasi melalui data yang diperoleh dari observasi
dan wawancara maka terbentuklah suatu sistem baik software maupun hardware
yang siap untuk diimplementasikan, sistem berjalan dengan memberikan informasi
data suhu dan kelembaban yang diperoleh sensor DHT11 yang terhubung pada
NodeMCU ESP8266 kepada web melalui jaringan internet, kemudian untuk
notifikasi terdapat 2 LED yaitu LED biru dan LED merah dan buzzer, LED biru
untuk notifikasi suhu normal 38ºC-39,5ºC dan kelembapan normal 40%-70%, LED
merah untuk notifikasi suhu berlebih 39,50C dan kelebapan berlebih 70% keatas
dengan buzzer menyala, dan untuk tindakan ketika suhu dan kelembapan melebihi
batas yang ditentukan dan pada program Arduino IDE maka relay lampu akan mati,
relay kipas, LED merah dan buzzer akan menyala, kemudian ketika suhu dan
kelembaban kembali normal maka relay lampu akan kembali menyala bersama
LED biru kemudian kipas, LED merah dan buzzer akan mati, serta adanya motor
dinamo yang terhubung dengan relay tersambung dengan Arduino Uno untuk
perputaran telur agar setiap bagian telur dapat menerima panas secara merata dan
perputaran telur dilakukan 3 kali sehari dengan durasi putaran 10 detik.
Kata kunci: NodeMCU ESP8266, DHT11, Web

viii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah
dan inayah-Nya hingga terselesaikannya laporan Tugas Akhir dengan judul
“ALAT PENETAS TELUR DAN MONITORING SUHU BERBASIS WEB
DENGAN ARDUINO”.
Tugas Akhir merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusandalam mencapai derajat Ahli Madya
Komputer pada Program Studi DIII Teknik Komputer Politeknik Harapan Bersama
Tegal. Selama melaksanakan penelitian dan kemudian tersusun dalam laporan
Tugas Akhir ini, banyak pihak yang memberikan bantuan, dukungan dan
bimbingan.
Pada kesempatan ini, tidak lupa diucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Moch, Chambali, B.Eng., M.Kom selaku Direktur Politeknik Harapan
Bersama Tegal
2. Bapak Rais, S.Pd, M.Kom selaku Ketua Program Studi DIII Teknik Komputer
Politeknik Harapan Bersama Tegal
3. Bapak Miftakhul Huda, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I
4. Bapak Achmad Sutanto, S.Kom selaku Dosen Pembimbing II
5. Semua pihak yang mendukung, membantu serta mendoakan penyelesaian
laporan Tugas Ahkir ini.
Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan sumbangan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tegal, 16 Juli 2019

ix
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4 Tujuan ....................................................................................................... 4
1.5 Manfaat ..................................................................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 7
2.1 Teori Terkait ............................................................................................. 7
2.2 Landasan Teori ......................................................................................... 9
2.2.1 WEB................................................................................................... 9
2.2.2 XAMPP ........................................................................................... 10
2.2.3 PHP (Hypertext Preprocessor) ....................................................... 11
2.2.4 MySQL............................................................................................ 11

x
2.2.5 HTML ............................................................................................. 12
2.2.6 UML (Unified Modeling Language) ............................................... 13
2.2.7 Flowchart ........................................................................................ 18
2.2.8 Sublime Text 3 ................................................................................. 20
2.2.9 Fritzing ............................................................................................ 20
2.2.10 Arduino IDE .................................................................................... 21
2.2.11 NodeMCU ESP8266 ....................................................................... 28
2.2.12 Arduino Uno ................................................................................... 29
2.2.13 Sensor DHT11 ................................................................................. 30
2.2.14 Relay................................................................................................ 31
2.2.15 Kabel Jumper .................................................................................. 32
2.2.16 LED (Light Emiting Diodes) ........................................................... 33
2.2.17 Lampu ............................................................................................. 33
2.2.18 Buzzer .............................................................................................. 35
2.2.19 Kipas ............................................................................................... 36
2.2.20 Motor Dinamo ................................................................................. 37
2.2.21 Thermostat Digital .......................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 39
3.1 Prosedur Penelitian ................................................................................. 39
3.2 Metode Penumpulan Data ...................................................................... 40
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 41
BAB IV ANALISA PERMASALAHAN ............................................................. 42
4.1 Analisa Permasalahan ............................................................................. 42
4.2 Analisa Kebutuhan Sistem ..................................................................... 43
4.2.1 Analisa Perangkat Keras atau Hardware ........................................ 43
4.2.2 Analisa Perangkat Lunak atau Software ......................................... 44
4.3 Perancangan Sistem ................................................................................ 44
4.3.1 Use Case Diagram .......................................................................... 46
4.3.2 Activity Diagram ............................................................................. 47
4.3.3 Class Diagram ................................................................................ 49
4.3.4 SequenceDiagram ........................................................................... 50
xi
4.3.5 Rangkaian Sistem ............................................................................ 52
4.3.6 Diagram Pengkawatan .................................................................... 53
4.3.7 Diagram Blok Sistem ...................................................................... 60
4.3.8 Alur Sistem ..................................................................................... 63
4.4 Desain Alat Penetas Telur ...................................................................... 65
4.5 Korelasi Lampu ...................................................................................... 69
4.6 Sistem Keamanan ................................................................................... 69
BAB V IMPLEMENTASI SISTEM ..................................................................... 70
5.1 Implementasi .......................................................................................... 70
5.1.1 Implementasi Perangkat Keras ........................................................ 71
5.1.2 Implementasi Perangkat Lunak ....................................................... 75
5.2 Pengujian dan Pembahasan .................................................................... 76
5.2.1 Pengujian Sistem ............................................................................. 76
5.2.2 Rencana Pengujian .......................................................................... 76
5.2.3 Hasil Uji .......................................................................................... 77
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 82
6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 82
6.2 Saran ....................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 84
LAMPIRAN .......................................................................................................... 86

xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Use Case Diagram ................................................................................ 13
Tabel 2.2 Activity Diagram ................................................................................... 15
Tabel 2.3 Sequence Diagram ................................................................................ 16
Tabel 2.4 Multiplicity Class Diagram................................................................... 17
Tabel 2. 5 Simbol Flowchart ................................................................................ 18
Tabel 4.1 Identifikasi Aktor .................................................................................. 46
Tabel 4.2 Identifikasi Use Case ............................................................................ 46
Tabel 4.3 Perolehan Suhu Menggunakan Lampu 5Watt ...................................... 69
Tabel 5.1 Sambungan sensor DHT11 dengan NodeMCU ESP8266 .................... 72
Tabel 5.2 Sambungan relay kipas dan relay lampu dengan NodeMCU ESP8266 72
Tabel 5.3 Sambungan relay motor dinamo dengan Arduino Uno ........................ 72
Tabel 5.4 Sambungan LED biru dan LED merah dengan NodeMCU ESP8266 .. 72
Tabel 5.5 Sambungan Buzzer dengan NodeMCU ESP8266................................. 72
Tabel 5.6 Sambungan Arduino Uno dengan NodeMCU ESP8266 ...................... 73
Tabel 5.7 Penjelasan pengujian sistem ................................................................. 77
Tabel 5.8 Hasil Pengujian sensor DHT11 pada relay ........................................... 78
Tabel 5.9 Hasil Pengujian sensor DHT11 pada LED dan buzzer ......................... 80
Tabel 5.10 Pengujian relay Motor Dinamo .......................................................... 81

xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1 Tampilan Antar Muka Software Arduino IDE .................................. 21


Gambar 2.2 NodeMCU ESP8266 ......................................................................... 29
Gambar 2.3 Arduino Uno...................................................................................... 30
Gambar 2.4 Sensor Suhu DHT11 .......................................................................... 31
Gambar 2.5 Relay 1 Chanel .................................................................................. 32
Gambar 2.6 Kabel Jumper Male To Famale ......................................................... 32
Gambar 2.7 LED Infrared ..................................................................................... 33
Gambar 2.8 Lampu Pijar ....................................................................................... 34
Gambar 2.9 Buzzer ................................................................................................ 36
Gambar 2.10 Kipas................................................................................................ 37
Gambar 2.11 Motor Dinamo ................................................................................. 37
Gambar 2.12 Thermostat Digital .......................................................................... 38
Gambar 4.1 Use Case Diagram Monitoring Suhu Dan Kelembapan ................... 47
Gambar 4.2 Activity Diagram Login ..................................................................... 48
Gambar 4.3 Activity Diagram logout ................................................................... 48
Gambar 4.4 Activity Diagram Kirim Data NodeMCU ESP8266 Pada Website... 49
Gambar 4.5 Activity Diagram Monitoring Suhu Dan Kelembapan ...................... 49
Gambar 4.6 Class Diagram................................................................................... 50
Gambar 4.7 Sequence Diagram Login .................................................................. 50
Gambar 4.8 Sequence Diagram Logout ................................................................ 51
Gambar 4.9 Sequence Diagram Kirim Data NodeMCU ESP8266 Pada Website 51
Gambar 4.10 Sequence Diagram Monitoring Suhu Dan Kelembapan ................. 52
Gambar 4.11 Rangkaian Sistem Alat Penetas Telur ............................................. 52
Gambar 4.12 Pengkawatan DHT11 Pada NodeMCU ESP8266 ........................... 53
Gambar 4.13 Pengkawatan Relay Lampu Pada NodeMCU ESP8266.................. 54
Gambar 4.14 Pengkawatan Relay Kipas Pada NodeMCU ESP8266.................... 55
Gambar 4.15 Pengkawatan Relay Motor Dinamo Pada Arduino Uno.................. 56
Gambar 4.16 Pengkawatan LED Biru Dengan NodeMCU ESP8266 ................... 57
Gambar 4.17 Pengkawatan LED Biru Dengan NodeMCU ESP8266 ................... 57
xiv
Gambar 4.18 Pengkawatan Buzzer Dengan NodeMCU ESP8266........................ 58
Gambar 4.19 Pengkawatan Arduino Uno Dengan NodeMCU ESP8266 ............. 59
Gambar 4.20 Pengkawatan Thermostat dengan Lampu ....................................... 59
Gambar 4.21 Diagram Blok Sistem Perolehan Data Dari DHT11 Pada NodeMCU
ESP8266 Untuk Diproses...................................................................................... 60
Gambar 4.22Diagram Blok Sistem Arduino Uno Terhadap Relay 3 yang
Terhubung Pada Motor Dinamo............................................................................ 60
Gambar 4.23 Flowchart Sistem Alat Penetas Telur.............................................. 63
Gambar 4.24 Flowchart Sistem Arduino Uno Pada Relay Motor Dinamo .......... 64
Gambar 4.25 Desain Alat Penetas Telur Tampak Depan ..................................... 66
Gambar 4.26 Desain Alat Penetas Telur Tampak Dalam ..................................... 67
Gambar 5.1 Rangkaian Alat Penetas Telur ........................................................... 73
Gambar 5.2 Rangkaian Sensor DHT11 Dalam Alat Penetas Telur ...................... 74
Gambar 5.3 Alat Penetas Telur Tampak Depan.................................................... 74
Gambar 5.4 Contoh Sketch Program Arduino IDE ............................................... 75
Gambar 5.5 Contoh Sketch Program Sublime Text 3 ............................................ 76
Gambar 5.6 Tampilan Data Yang Diperoleh DHT11 Pada Website Alat Penetas
Telur ...................................................................................................................... 77
Gambar 5.7 Riwayat Data Yang Diperoleh DHT11 Pada Website Alat Penetas
Telur ...................................................................................................................... 78
Gambar 5.8 Pengujian DHT11 Pada LED dan Buzzer .......................................... 79
Gambar 5.9 Motor Dinamo Penggerak Rak Geser Telur ...................................... 80

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Ketersediaan Membimbing TA .............................................. A-1
Lampiran 2 Surat Ketersediaan Membimbing TA .............................................. A-2
Lampiran 3 Koding Arduino IDE ...................................................................... B-1
Lampiran 4 Koding Website ............................................................................... C-1

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ungas terutama ayam merupakan salah satu sumber protein utama bagi

manusia walaupun sekarang banyak protein selain daging ayam, namun

masyarakat lebih memilih daging ayam sebagai sumber protein, sering

berkembangnya populasi manusia maka kebutuhan akan daging ayam

semakin tinggi. Pemilihan bibit ayam yang unggul dan kualitas serta jumlah

telur yang di hasilkan setiap bulanya menjadi point penting dari usaha ini,

Seperti halnya dalam masalah penetasan telur ayam yang masih memakai cara

manual menggunakan induk ayam untuk megerami telur. Reproduksi ayam

kampung secara alami dengan cara pengeraman telur oleh induknya berakibat

produktivitas ayam kampung kurang optimal karena induk harus mengeram

selama kurang lebih 21 hari dan juga adanya beberapa telur yang gagal

menetas karena tidak dierami oleh induknya. Untuk mengatasi masalah

peningkatan produktivitas ternak ayam kampung tersebut dilakukan dengan

teknologi tepat guna berupa mesin tetas dari bahan bekas untuk penetasan

telur ayam kampung sehingga produktivitas peternak meningkat dan

menguntungkan peternak serta dapat meningkatkan kesejahteraan peternak.

Tingginya kebutuhan masyarakat akan daging ayam membuat proses

pengembangbiakan menjadi sangat penting kenyataan tersebut membuat

kebutuhan yang begitu tinggi ayam tidak di seimbangi dengan proses

1
2

pengembangbiakan yang tidak optimal karena banyak faktor yang

menyebabkan telur ayam tidak menetas seperti faktor suhu (Temperatur) dan

kelembapan udara (humidity). Hal ini dapat diatasi dengan menggantikan cara

konvensional dengan sistem penetas telur secara otomatis sehingga dalam

proses penetasan telur menjadi lebih mudah, hemat waktu dan praktis dengan

hasil yang lebih baik dengan memperhitungkan dua faktor yaitu suhu dan

kelembapan [1].

Agar hasil penetasan lebih baik maka dalam tugas akhir ini bertujuan

membuat alat penetas telur berbasis arduino yang dapat menampung jumlah

telur lebih banyak dari batas jumlah telur yang bisa dierami oleh induk ayam

yaitu sebanyak 30 butir dengan sistem kontrol untuk menjaga agar suhu dan

kelembapan tetap stabil serta dapat dimonitori suhu dan kelembabannya

menggunakan perangkat komputer (PC) melalui web. Dalam pembuatan alat

ini memperhatikan aspek suhu, kelembaban dan sirkulasi udara panas pada

boks. Dengan beberapa aspek ini diharapkan proses penetasan telur dapat

lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, pemasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini adalah bagaimana membuat alat penetas telur berbasis arduino

dengan ukuran standar yang dapat menampung jumlah telur sebanyak 30 butir

dengan sistem kontrol untuk menjaga agar suhu dan kelembapan tetap stabil
3

serta dapat dimonitori suhu dan kelembabannya menggunakan perangkat

komputer (PC) melalui web.

1.3 Batasan Masalah

Agar tidak meluas dari maksud penelitian ini, maka permasalahannya

dibatasi sebagai berikut:

1. Alat dibuat dalam bentuk boks yang dapat menampung sebanyak 30 butir

telur

2. Software Arduino IDE untuk memprogram NodeMCU ESP8266 dan

Arduino Uno

3. Menggunakan NodeMCU ESP8266 sebagai input dan output utama

4. Menggunakan Arduino Uno sebagai input dan output pendukung

NodeMCU ESP8266 dengan menghubungkan VCC Arduino Uno

dengan VCC NodeMCU ESP8266 untuk dapat menyalakan saklar relay

5. Menggunakan DHT11 sebagai sensor suhu dan kelembaban

6. Menggunakan relay untuk menyalakan lampu, kipas dan motor dinamo

7. Thermostat untuk mengatur temperatur dalam alat penetas telur secara

otomatis

8. Menggunakan 2 LED (Light Emiting Diodes), LED biru untuk notifikasi

suhu normal 38ºC-39,5ºC, kelembapan normal 50%-70% dan LED

merah untuk notifikasi suhu berlebih 39,50C keatas, kelembapan berlebih

70% keatas

9. Menggunakan motor dinamo untuk pergerakan telur


4

10. Menggunakan kabel jumper untuk menggubungkan NodeMCU

ESP8266 dengan Arduino Uno, DHT11, relay, buzzer dan LED

11. Interfasenya menggunakan Website

12. Kayu dan triplek untuk membuat boks tempat telur dan rak geser untuk

pergerakan telur

13. Menggunakan lampu sebagai penghantar panas dalam boks tempat telur

14. Menggunakan kipas sebagai pendingin saat suhu melebihi batas yang

ditentukan.

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat alat penetas telur berbasis

arduino yang dapat menampung jumlah telur sebanyak 30 butir dengan sistem

kontrol untuk menjaga agar suhu dan kelembapan tetap stabil serta dapat

dimonitori suhu dan kelembabannya menggunakan perangkat komputer (PC)

melalui web ini bisa dengan praktis diterapkan untuk mengoptimalkan serta

meningkatkan produktifitas penetasan telur ungas seperti ayam kampung

yang umumnya digunakan peternak supaya mempermudah dalam melakukan

kegiatan penetasan telur.


5

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Bagi Masyarakat

Dapat mempermudah proses penetasan dan menampung cukup

banyak telur dibandingkan dengan penetasan telur secara alami.

1.5.2 Manfaat Bagi Politeknik Harapan Bersama Tegal

Menambah referensi tentang kemajuan teknologi untuk

perpustakaan Politeknik Harapan Bersama Tegal.

1.5.3 Manfaat Bagi Mahasiswa

Untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang kompetensi

Hardware dan Softwre.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini dapat dijelaskan seperti dibawah

berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan tugas akhir,

manfaat tugas akhir, metode pengumpulan data, dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi teori penunjang yang menguraikan tentang teori-teori yang

mendukung dari perancangan dalam pembuatan sistem tersebut.


6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang penjelasan metode penelitian yang digunakan

dalam penulisan tugas akhir. Pembahasan meliputi peralatan,

material (bahan), objek yang digunakan dalam penelitian, diagram

air pembuatan sistem dan jadwal penelitian.

BAB IV RANCANG BANGUN

Pada bab ini berisi tentang perancangan dan proses pembuatan

software dan hardware, untuk hardware sendiri berisi tentang

perancangan elektronik dan mekanik sistem, sedangkan software

untuk sistem pengendali peralatan elektronik dan akan diuraikan

pula langkah-langkah perancangan sistem dan perancangan program

menggunakan pemrograman Bahasa C dan pemrograman PHP.

BAB V IMPLEMENTASI

Pada bab ini berisi tentang implementasi dan pengujian Alat Penetas

Telur Otomatis dan Monitoring Suhu.

BAB VI PENUTUP

Bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil Tugas

Akhir (TA).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Hartono dan Isman (2010), Temperatur

pada mesin tetas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses penetasan,

karena itu ketika penetasan menggunakan mesin tetas temperatur mesin tetas

harus mengacu pada suhu alami pada saat induk ayam mengerami telur tetas.

Pengontrolan suhu yang kurang diperhatikan akan dapat menggagalkan

proses penetasan telur. Panas dalam ruangan mesin tetas harus selalu

dipertahankan sesuai dengan yang dibutuhkan. Temperatur yang terlalu tinggi

pada mesin tetas akan memberi dampak buruk bagi anak ayam yang

dihasilkan, embrio didalam telur mengalami dehidrasi sehingga day old chick

akan lemah yang dapat menyebabkan kekerdilan dan mortalias yang tinggi

[2].

Penelitian yang dilakukan oleh Farry B. Paimin (2011), Embrio dalam

telur unggas akan cepat berkembang selama suhu telur berada pada kondisi

yang sesuai dan akan berhenti berkembang jika suhu dan kelembapannya

kurang dari yang dibutuhkan. Untuk itu sebelum telur penetas dimasukan ke

dalam rak penetasan suhu dan kelembapan ruang tersebut harus sesuai dengan

yang dibutuhkan. Selama penetasan berlangsung, diperlukan kelembapan

udara yang sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan embrio, seperti

suhu dan kelembapan yang umum untuk penetasan telur setiap jenis unggas

7
8

juga berbeda-beda. Bahkan, kelembapan pada awal penetasan berbeda

dengan hari-hari selanjutnya. Kelembapan untuk telur pada saat awal

penetasan sekitar 42%-55% dan menjelang menetas sekitar 60%-70%, ayam

pada minggu pertama 70% dan minggu selanjutnya 70% pada setiap

minggunya.

Penelitian yang dilakukan oleh Gatot (2006) Air berfungsi sebagai

bahan untuk mempertahankan kelembaban didalam ruangan alat penetas

telur, oleh karena itu air didalam alat selama proses penetasan berlangsung

tidak boleh kering. Kelembaban yang dibutuhkan pada penetasan umur 1

hari–20 hari adalah yang ideal antara 60%-70%, sedangkan pada hari ke 21

sampai menetas membutuhkan lebih tinggi yaitu 75%. Pemutaran rak telur,

mempunyai tujuan untuk memberikan panas secara merata pada permukaan

telur, Selain itu untuk mencegah agar embrio tidak menempel pada salah satu

sisi kerabang telur.

Pemutaran telur dilakukan dengan mengubah posisi telur dari kiri ke

kanan atau sebaliknya, untuk telur dengan posisi mendatar yang bawah

diputar menjadi diatas, apabila telur diberdirikan bagian yang tumpul harus

diatas, Rak telur diputar 3 kali sehari selama proses pengeraman [3].

Penelitian yang dilakukan oleh Paimin (2012), Ventilasi juga memegang

peranan penting pada proses penetasan yaitu mengatur keluar masuknya

udara didalam mesin, ketika karbodioksida meningkat maka ventilasi akan

mengambil oksigen untuk masuk ke dalam mesin dan membuang

karbondioksida keluar. Ventilasi pada mesin tetas harus sesuai agar sirkulasi
9

udara didalamnya berjalan dengan baik sehingga perkembangan embrio di

dalam mesin tetas bertumbuh dengan baik. Ventilasi juga berperan sebagai

penyeimbang antara temperatur dan kelembaban. Ventilasi yang tidak baik

akan menyebabkan penumpukan karbondioksida yang dapat mengganggu

pertumbuhan embrio didalam telur tetas [4].

2.2 Landasan Teori

2.2.1 WEB

World wide web atau sering di kenal sebagai web adalah suatu

layanan sajian informasi yang menggunakan konsep hyperlink

(tautan), yang memudahakan surfer (sebutan para pemakai komputer

yang melakukan browsing atau penelusuran informasi melalui

internet). Keistimewaan inilah yang telah menjadikan web sebagai

service yang paling cepat pertubuhannya. Web mengijinkan

pemberian highlight (penyorotan atau penggaris bawahan) pada kata-

kata atau gambar dalam sebuah dokumen untuk menghubungkan atau

menunjuk ke media lain seperti dokumen, frase, movie clip, atau file

suara. Web dapat menghubungkan dari sembarang tempat dalam

sebuah dokumen atau gambar ke sembarang tempat di dokumen lain.

Dengan sebuah browser yang memiliki Grapihcal User Interface

(GUI), link-link dapat dihubungkan ke tujuannya dengan menunjuk

link tersebut dengan mouse dan menekannya. Penemu situs Web

adalah Sir Timothy Jhon Bermers-Lee, sedangakan situs web yang


10

tersambung dengan jaringan pertama kali muncul pada tahun 1991.

Maksud dari Timothy ketika merancang situs web adalah untuk

memudahkan tukar menukar dan memperbaharui informasi pada

sesama peneliti ditempat ia bekerja. Pada tanggal 30 april 1993,

CERN (tempat dimana timothy bekerja) mengumumkan bahwa www

dapat digunakan secara garatis oleh public. (YM Khosuma Ardana,

F.T., Pho menyelesaikan website 30juta, Jasa Kom.)

2.2.2 XAMPP

XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung

banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program.

Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang

terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan

penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP

dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem

operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia

dalam GNU (General Public License) dan bebas, merupakan web

server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman

web yang dinamis. Untuk mendapatkanya dapat men-download

langsung dari web resminya.


11

2.2.3 PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan secara luas

untuk penanganan pembuatan dan pengembangan sebuah web dan

bias digunakan pada HTML. PHP merupakan singkatan dari “PHP:

Hypertext Preprocessor”, dan merupakan bahasa yang disertakan

dalam dokumen HTML, sekaligus bekerja di sisi server (server-side

HTML-embedded scripting). Artinya sintaks dan perintah yang

diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan pada

halaman HTML biasa, sehingga script-nya tidak tampak disisi client.

PHP dirancangan untuk dapat bekerja sama dengan database server

dan dibuat sedemikian rupa sehingga pembuatan dokumen HTML

yang dapat mengakses database menjadi begitu mudah. Tujuan dari

bahasa scripting ini adalah untuk membuat aplikasi di mana aplikasi

tersebut yang dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan

hasil pada web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan

dijalankan di server.

2.2.4 MySQL

MySQL adalah database server open source yang cukup

popular keberadaanya. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki,

membuat software database ini banyak digunakan oleh praktisi untuk

membangun suatu project. Adanya fasilitas API (Application

Programming Interface) yang dimiliki oleh Mysql, memungkinkan


12

bermacam-macam aplikasi Komputer yang ditulis dengan berbagai

bahasa pemograman dapat mengakses basis data MySQL [5].

2.2.5 HTML

Hypertext Markup Language (HTML) adalah bahasa markup

yang umum digunakan untuk membuat halaman web. Sebenarnya

HTML bukanlah sebuah bahasa pemrograman. Apabila di tinjau dari

namanya, HTML merupakan bahasa markup atau penandaan terhadap

sebuah dokumen teks. Tanda tersebut di gunakan untuk menentukan

format atau style dari teks yang di tandai. (Suyanto, 2007) HTML

dibuat oleh Tim Berners-Lee ketika masih bekerja untuk CERN dan

dipopulerkan pertama kali oleh browser Mosaic. Selama awal tahun

1990 HTML mengalami perkembangan yang sangat pesat. Setiap

pengembangan HTML pasti akan menambahkan kemampuan dan

fasilitas yang lebih baik dari versi sebelumnya. Sebelum suatu HTML

disahkan sebagai suatu dokumen HTML standar, ia harus disetujui

dulu oleh W3C untuk dievaluasi secara ketat. Setiap terjadi

perkembangan suatu versi HTML, maka mau tak mau browser pun

harus memperbaiki diri agar bisa mendukung kode-kode HTML yang

baru tersebut. Sebab jika tidak, browser tak akan bisa menampilkan

HTML tersebut [6].


13

2.2.6 UML (Unified Modeling Language)

Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi

standar yang dipergunakan untuk mendokumentasikan,

menspesifikasikan dan membanngun perangkat lunak. UML

merupakan metodologi dalam mengembangkan sistem berorientasi

objek dan juga merupakan alat untuk mendukung pengembangan

sistem [7].

Alat bantu yang digunakan dalam perancangan berorientasi

objek berbasiskan UML adalah sebagai berikut:

1. Use Case Diagram


Use Case Diagram merupakan pemodelan untuk melakuakan

(behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case

digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam

sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan

fungsi-fungsi tersebut. Simbol-simbol yang digunakan dalam Use

Case Diagram yaitu:

Tabel 2.1 Use Case Diagram


Gambar Keterangan
Use Case menggambarkan
fungsionalitas yang disediakan
sistem sebagai unit-unit yang
bertukar pesan antar unit dengan
aktir, yang dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja.
Actor atau Aktor adalah
Abstraction dari orang atau sistem
yang lain yang mengaktifkan fungsi
dari target sistem. Untuk
mengidentifikasikan aktir, harus
ditentukan pembagian tenaga kerja
14

Gambar Keterangan
dan tugas-tugas yang berkaitan
dengan peran pada konteks target
sistem. Orang atau sistem bisa
muncul dalam beberapa peran.
Perlu dicatat bahwa aktor
berinteraksi dengan Use Case,
tetapi tidak memiliki kontrol
terhadap use case.
Asosiasi antara aktor dan use case,
digambarkan dengan garis tanpa
panah yang mengindikasika n siapa
atau apa yang meminta interaksi
secara langsung dan bukannya
mengindikasika n data.
Asosiasi antara aktor dan use case
yang menggunakan panah terbuka
untuk mengindikasika n bila aktor
berinteraksi secara pasif dengan
sistem.
Include, merupakan di dalam use
case lain (required) atau
pemanggilan use case oleh use case
lain, contohnya adalah
pemanggilan sebuah fungsi
program.
Extend, merupakan perluasan dari
use case lain jika kondisi atau
syarat terpenuhi.

2. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)


Activity Diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau

aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Simbol-simbol

yang digunakan dalam Activity Diagram yaitu:


15

Tabel 2.2 Activity Diagram


Gambar Keterangan
Start Point, diletakkan pada pojok kiri
atas dan merupakan awal aktivitas.
End Point, akhir aktivitas.

Activities, menggambarkan suatu


proses/kegiat an bisnis.

Fork/percaban gan, digunakan untuk


menunjukkan kegiatan yang
dilakukan secara paralel atau untuk
menggabung kan dua kegiatan paralel
menjadi satu.

Join (penggabungan) atau rake,


digunakan untuk menunjukkan
adanya dekomposisi.

Decision Points, menggambar kan


pilihan untuk pengambilan keputusan,
tru atau false.

Swimlane, pembagian activity


diagram untuk menunjukkan siapa
melakukan apa.
16

3. Diagram Urutan (Sequence Diagram)


Sequence Diagram menggambarkan kelakuan objek pada use

case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang

dikirimkan dan diterima antar objek. Simbol-simbol yang

digunakan dalam Sequence Diagram yaitu:

Tabel 2.3 Sequence Diagram


Gambar Keterangan
Entity Class, merupakan bagian dari
sistem yang berisi kumpulan kelas
berupa entitas-entitas yang
membentuk gambaran awal sistem
dan menjadi landasan untuk
menyusun basis data.
Boundary Class, berisi kumpulan
kelas yang menjadi interfaces atau
interaksi antara satu atau lebih aktor
dengan sistem, seperti tampilan form
entry dan form cetak.
Control class, suatu objek yang berisi
logika aplikasi yang tidak memiliki
tanggung jawab kepada entitas,
contohnya adalah kalkulasi dan aturan
bisnis yang melibatkan berbagai
objek.
Message, simbol mengirim pesan
antar class.
Recursive, menggambarka n
pengiriman pesan yang dikirim untuk
dirinya sendiri.

Activation,mewa kili sebuah eksekusi


operasi dari objek, panjang kotak ini
berbanding lurus dengan durasi
aktivasi sebuah operasi.
17

Gambar Keterangan
Lifeline, garis titik-titik yang
terhubung dengan objek, sepanjang
lifeline terdapat activation.

4. Diagram Kelas (Class Diagram)


Merupakan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap

kelas di dalam model desain dari suatu sistem, juga

memperlihatkan aturan-aturan dan tanggung jawab entitas yang

menentukan perilaku sistem. Class Diagram juga menunjukkan

atribut-atribut dan operasi-operasi dari sebuah kelas dan

constraint yang berhubungan dengan objek yang dikoneksikan.

Class Diagram secara khas meliputi: Kelas (Class), Relasi

Assosiations, Generalitation dan Aggregation, Attributes, operasi

(operation/method) dan visibility, tingkat akses objek eksternal

kepada suatu operasi atau attribut. Hubungan antar kelas

mempunyai keterangan yang disebut dengan Multiplicity atau

Cardinality.

Tabel 2.4 Multiplicity Class Diagram


Multiplicity Penjelasan
1 Satu dan hanya satu.
0..* Boleh tidak ada atau 1 atau lebih.
1..* 1 atau lebih .
0..1 Boleh tidak ada, maksimal 1 .
Batasan antara. Contoh 2..4 mempunyai arti
n..n
minimal 2 maksimal 4.
18

2.2.7 Flowchart

Flowchart adalah bagan alir yang menggambarkan tentang

urutan langkah jalannya suatu program dalam sebuah bagan dengan

simbol-simbol bagan yang sudah ditentukan [8].

Adapun simbol-simbol flowchart program adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.5 Simbol Flowchart


Simbol Keterangan
Terminator / Terminal
Merupakan simbol yang digunakan untuk
menentukan state awal dan state akhir suatu
flowchart program.
Preparation / Persiapan
Merupakan simbol yang digunakan untuk
mengidentifikasi variabel-variabel yang akan
digunakan dalam program. Bisa berupa
pemberian harga awal, yang ditandai dengan
nama variabel sama dengan (‘’) untuk tipe
string, (0) untuk tipe numeric, (.F./.T.) untuk
tipe Boolean dan ({//}) untuk tiper tanggal.
Input output / Masukan keluaran
Merupakan simbol yang digunakan untuk
memasukkan nilai dan untuk menampilkan
nilai dari suatu variabel. Ciri dari simbol ini
adalah tidak ada operator baik operator
aritmatika hingga operator perbandingan.
Yang membedakan antara masukan dan
keluaran adalah jika Masukan cirinya adalah
variabel yang ada didalamnya belum
mendapatkan operasi dari operator tertentu,
apakah pemberian nilai tertentu atau
penambahan nilai tertentu. Adapun ciri untuk
keluaran adalah biasanya variabelnya sudah
pernah dilakukan pemberian nilai atau sudah
19

Simbol Keterangan
dilakukan operasi dengan menggunakan
operator terntentu.
Process / Proses
Merupakan simbol yang digunakan untuk
memberikan nilai tertentu, apakah berupa
rumus, perhitungna counter atau hanya
pemrian nilai tertentu terhadap suatu
variabell.
Predefined Process / Proses Terdefinisi
Merupakan simbol yang penggunaannya
seperti link atau menu. Jadi proses yang ada
di dalam simbol ini harus di buatkan
penjelasan flowchart programnya secara
tersendiri yang terdiri dari terminator dan
diakhiri dengan terminator.
Decision / simbol Keputusan
Digunakan untuk menentukan pilihan suatu
kondisi (Ya atau tidak). Ciri simbol ini
dibandingkan dengan simbol-simbol
flowchart program yang lain adalah simbol
keputusan ini minimal keluaran arusnya 2
(dua), jadi Jika hanya satu keluaran maka
penulisan simbol ini adalah salah, jadi
diberikan pilihan jika kondisi bernilai benar
(true) atau salah (false). Sehingga jika nanti
keluaran dari simbol ini adalah lebih dari dua
bisa dituliskan.
Khusus untuk yang keluarannya dua, harus
diberikan keterangan Ya dan Tidaknya pada
arus yang keluar.
Connector
Konektor dalam satu halaman merupakan
penghubung dari simbol yang satu ke simbol
yang lain. Tampa harus menuliskan arus
yang panjang. Sehingga akan lebih
menyederhanakan dalam penggambaran
aliran programnya, simbol konektornya
adalah lingkaran, sedangkan Konektor untuk
menghubungkan antara simbol yang satu
20

Simbol Keterangan
dengan simbol yang lainnya yang berbeda
halaman, maka menggunakan simbol
konektor yang segi lima, dengan deberikan
identitasnya, bisa berupa charater alpabet A –
Z atau a – z atau angka 1 sampai dengan 9.
Arrow / Arus
Merupakan simbol yang digunakan untuk
menentukan aliran dari sebuah flowchart
program. Karena berupa arus, maka dalam
menggambarkan arus data harus diberi
simbol panah.

2.2.8 Sublime Text 3

Sublime Text 3 merupakan suatu software yang digunakan untuk

membuat sebuah website dengan menuliskan skrip di dalamnya. Bisa

menggunakan bahasa php, html, css dan masih banyak lainnya.

2.2.9 Fritzing

Fritzing adalah suatu software atau perangkat lunak gratis yang

digunakan oleh desainer, seniman, dan para penghobi elektronika

untung perancangan berbagai peralatan elektronika. antarmuka

fritzing dibuat seinteraktif dan semudah mungkin agar bisa digunakan

oleh orang yang minim pengetahuannya tentang simbol dari perangkat

elektronika. Di dalam fritzing sudah terdapat skema siap pakai dari

berbagai mikrokontroller arduino serta shieldnya. Software ini

memang khusus dirancang untuk perancangan dan pendokumentasian

tentang produk kreatif yang menggunakan mikrokontroller arduino

[9].
21

2.2.10 Arduino IDE

IDE merupakan kependekan dari Intergrated Development

Enviroenment atau secara bahasa mudahnya merupakan lingkungan

terintegrasi yang dilakukan untuk melakukan pengembangan, disebut

sebagai lingkungan karena melalui software inilah arduino dilakukan

pemrograman untuk melakukan fungsi-fungsi yang dibenamkan

melalui sintaks pemrograman, sebelum dijual ke pasaran IC

mikrokontroler arduino telah ditanamkan suatu program bernama

bootlader yang berfungsi sebagai penengah antara compailer arduino

dengan mikrokontroler. arduino IDE dibuat dari bahsa pemrograman

JAVA arduino juga dilengkapi dengan library C/C++ yang biasa

disebut wiring yang membuat operasi input output menjadi lebih

mudah [10].

Gambar 2.1 Tampilan Antar Muka Software Arduino IDE

Berikut adalah tutorial singkat mengenai bahasa pemrograman

pada Arduino IDE:


22

1. Struktur

Setiap program arduino (biasa disebut sketch) mempunyai dua

buah fungsi yang harus ada.

a. Void setup() {}

Semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya

satu kali ketika program Arduino dijalankan untuk

pertamakalinya.

b. Void loop() {}

Fungsi ini akan dijalankan setelah setup (fungsi void setup

selesai, setelah dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalanka

lagi, dan lagi secara terus menerus sampai catu daya (power)

dilepaskan.

2. Syntax

Berikut adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan untuk format

penulisan.

a. // (komentar satu baris)

Kadang diperlukan untuk memberi catatan pada diri sendiri

apa arti dari kode-kode yang dituliskan. Cukup menuliskan

dua buah garis miring dan apapun yang dilakukan

dibelakangnya akan diabaikan oleh program.


23

b. /**/ (komentar banyak garis)

Jika anda banyak catatan, maka hal itu dapat dituliskan pada

beberapa baris sebgai komentar. Semua hal yang terletak di

antara dua simbol tersebut akan diabaikan oleh program.

c. {} (kurung kurawal)

Digunakan untuk mendefinisikan kapan blok program mulai

dan berfikir (digunakan juga pada fungsi dan pengulangan).

d. ; (titik koma)

Semua baris kode harus diakhiri dengan tanda titik koma

(jika ada titik koma yang hilang maka program tidak akan

bisa dijalankan).

3. Variabel

Sebuah program secara garis besar dapat didefinisikan sebagai

instruksi untuk memindahkan angka dengan cara yang cerdas.

Variabel inilah yang digunakan untuk memindahkanya.

a. Int (integer)

Digunakan untuk menyimpan angka dalam 2 byte (16bit).

Tidak memepunyai angka desimal dan menyimpan nilai dari

-32,768 dan 32,767.

b. Long (long)

Digunkan ketika integer tidak mencukupi lagi. Memakai 4

byte (32 bit) dari memori (RAM) dan mempunyai rentang

dari -2147,147,483,648 dan 2,147,483,647.


24

c. Boolean (boolean)

Variabel sederhana yang digunakan untuk menyimpan nilai

true (benar) atau false (salah), sangat berguna karena hanya

menggunakan 1 bit dari RAM.

d. Float (float)

Digunakan untuk angka desimal (floating point). Memakai 4

byte (32bit) dari RAM dan mempunyai rentang dari -

3.4028235E+38 dan 3.4028235E+38

e. Char (charachter)

Menyimpan 1 karakter menggunakan kode ASCII (misalnya

‘A’ = 65). Hanya memakai 1 byte (8bit) dari RAM.

4. Operator Matematika

Operator yang digunakan untuk memanipulasi angka (bekerja

seperti matematika yang sederhana).

a. =

Membuat sesuatu menjadi sama dengan nilai yang lain

(misalnya: x = 10*2,x sekarang sama dengan 20).

b. %

Menghasilkan sisa dari pembagian suatu angka dengan angka

yang lain (misalnya: 12% 10, ini akan menghasilkan angka

2).

c. +

Penjumlahan
25

d. -

Pengurangan

e. *

Perkalian

f. /

Pembagian

5. Operator Perbandingan

Digunakan untuk membandingkan nilai logika.

a. ==

Sama dengan (misalnya: 12 == 10 adalah false (salah) atau

12 == 12 adalah true (benar)).

b. !=

Tidak sama dengan (misalnya: 12 != 10 adalah true (benar)

atau 12 !=12 adalah false (salah)

c. <

Lebih dari (misalnya: 12 < 10 adalah false (salah) atau 12<12

adalah true (benar)).

d. >

Lebih besar dari (misalnya: 12> 10 adalah true (benar) atau

12>12 adalah false (salah) atau 12>14 adalah false (salah)).


26

6. Struktur Pengaturan

Program sangat tergantung pada pengaturan apa yang akan

dijalankan berikutnya, berikut ini adalah elemen dasar pengaturan

(banyak lagi yang lain dan bisa cari di internet).

a. IF.else, dengan format seperti berikut ini:

if (kondisi) { }
else if (kondisi) { }
else { }

Dengan struktur seperti diata program akan menjalankan

kode yang ada didalam kurung kurawal jika kondisinya true,

dan jika tidak (false) maka akan diperiksa apakah kondisi

pada else if dan jika kondisinya false maka kode pada else

yang akan dijalankan.

b. For dengan format seperti berikut ini:

for( int i = 0; i <#pengulangan; i++) { }

Digunakan bila anda ingin melakukan pengulangan kode di

dalam kurung kurawal beberapa kali, ganti #pengulangan

dengan jumlah pengulangan yang diinginkan. Melakukan

penghitungan keatas dengan i++ atau kebawah dengan i-.

7. Digital

a. pinMode (pin,mode)

Digunakan untuk menetapkan metode dari satu pin, pin

adalah nomor pin yang akan digunakan dari 0-19 (pin analog

0-5 adalah 14-19). Mode yang bisa digunnakan adalah input

atau output.
27

b. digitalWrite (pin value)

Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai output, pin tersebut

dapat dijalankan high (ditarik menjadi 5 volt) atau low

(diturunkan menjadi ground).

c. digitalRead (pin)

Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai input maka anda dapat

menggunakan kode ini pin tersebut apakah high (ditarik

menjadi 5 volt) atau low (diturunkan menjadi ground).

8. Analog

Arduino adalah mesin digital tetapi mempunyai kemampuan

untuk beroperasi didalam sinyal analog (menggunakan trik).

Berikut ini cara untuk menghadapi hal yang bukan digital

a. analogWrite (pin, value)

Beberapa pin pada arduino mendukung PWM (pulse width

modulation) yaitu 3, 5, 6, 9, 10, 11 . ini dapat merubah pin

hidup (on) atau mati (off) dengan sangat cepat sehingga

membuatnya dapat berfungsi layaknya keluaran analog.

Value (nilai) pada format kode tersebut adalah angka antara

0 (0%duty cycle-0V) dan 255(100%duty cycle-5V).

b. analogRead (pin)

Ketika pin analog ditetapkan sebagai input anda dapat

membaca keluaran voltase-nya. Keluarnya berupa angka

antara 0 (untuk 0 volt) dan 1024 (untuk 5 volt).


28

9. Library

Arduino menyediakan library yang sangat banyak untuk

menghubungkan dengan berbagai macam sensor, akuator

maupun modul komunikasi misalya library untuk mouse, GSM,

Shield, servo, keyboard, dan GP. Berhubungan arduino adalah

open source, maka library-library ini juga open source dan dapat

diunduh gratis di website arduino.

2.2.11 NodeMCU ESP8266

NodeMCU adalah sebuah board elektronik yang berbasis chip

ESP8266 dengan kemampuan menjalankan fungsi mikrokontroler dan

juga koneksi internet (Wifi). Terdapat beberapa pin I/O sehingga dapat

dikembangkan menjadi sebuah aplikasi monitoring maupun

controlling pada proyek IOT. NodeMCU ESP8266 dapat diprogram

dengan compiler-nya Arduino, menggunakan Arduino IDE. Bentuk

fisik dari NodeMCU ESP 8266, terdapat port USB (mini USB)

sehingga akan memudahkan dalam pemrogramannya.

NodeMCU ESP8266 merupakan modul turunan pengembangan

dari modul platform IoT (Internet of Things) keluarga ESP8266 tipe

ESP-12. Secara fungsi modul ini hampir menyerupai dengan platform

modul Arduino Uno, Arduino Uno sendiri merupakan salah satu jenis

mikrokontroler yang banyak diminati dan memiliki bahasa

pemrograman C++ sama seperti NodeMCU, namun Arduino Uno

belum memiliki modul wifi dan belum berbasis IoT. Untuk dapat
29

menggunakan wifi Arduino Uno memerlukan perangkat tambahan

berupa wifi shield. NodeMCU merupakan salah satu produk yang

mendapatkan hak khusus dari Arduino untuk dapat menggunakan

aplikasi Arduino sehingga bahasa pemrograman yang digunakan sama

dengan board Arduino pada umumnya [11].

Gambar 2.2 NodeMCU ESP8266

Berikut adalah spesifikasi NodeMCU ESP8266:

1. Tipe ESP8266 ESP-12E

2. Vendor Pembuat LoLin

3. USB port Micro Usb

4. GPIO Pin 13

5. ADC 1 pin (10 bit)

6. Usb to Serial Converter CH340G

7. Power Input 5 Vdc

8. Ukuran Module 57 x 30 mm.

2.2.12 Arduino Uno

Arduino UNO adalah board berbasis mikrokontroler pada

ATmega328. Board ini memiliki 14 digital input / output pin (dimana


30

6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, 16 MHz

osilator kristal, koneksi USB, jack listrik tombol reset. Pin-pin ini

berisi semua yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler,

hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau sumber

tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau baterai untuk

menggunakannya.

Gambar 2.3 Arduino Uno

2.2.13 Sensor DHT11

Sensor Suhu dan Kelembaban DHT11 ini menampilkan

keluaran sinyal digital yang dikalibrasi dengan kompleks sensor suhu

dan kelembaban. Sensor DFRobot DHT11 ini memiliki pengaturan

suhu dan kelembaban yang terkalibrasi dan dengan keluaran sinyal

digital. Dengan teknik pendeteksian sinyal digital yang baik pada

suhu dan kelembaban, menghasilkan sensor ini dapat diandalkan dan

memiliki kestabilan jangka panjang.


31

Gambar 2.4 Sensor Suhu DHT11

2.2.14 Relay

Relay adalah saklar elektronik yang dapat membuka atau

menutup rangkaian dengan menggunakan kontrol dari rangkaian

elektronik lain. Sebuah relay tersusun atas kumparan, pegas, saklar

(terhubung pada pegas) dan 2 kontak elektronik (normally close dan

normally open). Normally Close (NC) adalah saklar terhubung dengan

kontak ini saat relay tidak aktif atau dapat dikatakan saklar dalam

kondisi terbuka sedangkan Normally Open (NO) adalah saklar

terhubung dengan kontak ini saat relay aktif atau dapat dikatakan

saklar dalam kondisi tertutup. Berdasarkan pada prinsip dasar cara

kerjanya, relay dapat bekerja karena adanya medan magnet yang

digunakan untuk menggerakkan saklar. Saat kumparan diberikan

tegangan sebesar tegangan kerja relay maka akan timbul medan

magnet pada kumparan karena adanya arus yang mengalir pada lilitan

kawat. Kumparan yang bersifat sebagai elektromagnet ini kemudian

akan menarik saklar dari kontak NC ke kontak NO. Jika tegangan


32

pada kumparan dimatikan maka medan magnet pada kumparan akan

hilang sehingga pegas akan menarik saklar ke kontak NC.

Gambar 2.5 Relay 1 Chanel

2.2.15 Kabel Jumper

Kabel jumperadalah kabel penghubung yang biasa digunakan

untuk membuat rangkaian sistem atau prototype sistem menggunakan

arduino dan breadboard.Kabel jumper adalah komponen yang wajib

ada saat belajar rangkaian elektronika dan komponen penghubung

rangkaian Arduino dengan breadboard [12].

Gambar 2.6 Kabel Jumper Male To Famale


33

2.2.16 LED (Light Emiting Diodes)

LED (Light Emiting Diodes) adalah suatu semikonduktor yang

memancarkan cahaya minokromatik yang tidak koheren ketika diberi

tegangan maju/searah, atau secara Bahasa bisa diartikan sebagai diode

yang memancarkan cahaya bila dialirkan arus listrik. Semikonduktor

adalah material yang dapat bertindak sebagai konduktor (penghantar

arus listrik) dan isolator (penahan arus listrik). Sedangkan Dioda

adalah bahan semikonduktor yang terdiri dari N-type material dan P-

type material yang saling terhubung dan dikedua ujungnya terdapat

elektroda (katoda/N-type dan anoda/P-type).

Gambar 2.7 LED Infrared

2.2.17 Lampu

Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Kata

“lampu” dapat juga berarti bola lampu. Lampu pertama kali

ditemukan oleh Sir Joseph William Swan. Lampu adalah sebuah

benda yang berfungsi sebagai penerang, lampu memiliki bentuk


34

seperti botol dengan ronga yang berisi kawat kecil yang akan menyala

apabila disambungkan ke aliran listrik. Awal hadirnya lampu dari

seorang ilmuan yang dianggap bodoh walau dianggap bodoh dan

sering gagal tapi orang ini tidak menyerah dalam eksperimen

menciptakan lampu setelah bertahun-tahun lamanya sang ilmuan pun

menciptakan bola lampu.

Ilmuwan yang menemukan atau bisa disebut pencipta bola

lampu adalah Thomas Alfa Edison. Perjuangan panjang yang

dilakukan Thomas sekarang mendapatkan hasil, yang dulunya selalu

gagal kini penemuannya hampir semua orang menggunakannya.

Gambar 2.8 Lampu Pijar

Lampu jenis ini berpijar kawat filenamnya saat aliran listrik

mengalirinya. Pijaran kawat inilah yang berubah menjadi cahaya.

Jenis lampu ini sangat mudah menyala tetapi sangat panas untuk

pemakaian yang relatif lama. Oleh karena itu, lampu jenis ini boros

energi. Warna cahaya lampu pijar adalah kuning derajat suhu warna

2’’500-2’’700 K(kelvin) jenis lampu yang dikembangkan Thomas


35

Alfa Edison ini memakai filamen tungsten yaitu semacam kawat pijar

didalam kaca yang diisi gas nitrogen, argon, kripton, hidrogen, dan

sebagainya.

Lampu ini membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan

lampu TIL untuk mendapatkan tingkat terang yang sama. Lampu pijar

atau bohlam biasa ini hanya bertahan 1000 jam atau untuk rata-rata

pemakaian 10 jam sehari semalam, hanya betahan kira-kira 3-4 bulan,

dan setelah itu kita harus membeli bohlam baru.

2.2.18 Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi

untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya

prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer

juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan

kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi

electromagnet.

Kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung

dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang

pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan

diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang

akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator

bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah

alat (alarm).
36

Gambar 2.9 Buzzer

2.2.19 Kipas

Kipas angin dipergunakan untuk menghasilkan angin. Fungsi

yang umum adalah untuk pendingin udara, penyegar udara, ventilasi

(exhaust fan), pengering (umumnya memakai komponen penghasil

panas). Kipas angin juga ditemukan dimesin penyedot debu dan

berbagai ornamen untuk dekorasi ruangan. Kipas angin secara umum

dibedakan atas kipas angin tradisional antara lain kipas angin tangan

dan kipas angin listrik yang digerakkan menggunakan tenaga listrik.

Perkembangan kipas angin semakin bervariasi baik dari segi

ukuran, penempatan posisi, serta fungsi. Ukuran kipas angin mulai

kipas angin mini (kipas angin listrik yang dipegang tangan

menggunakan energi baterai), kipas angin digunakan juga didalam

CPU komputer seperti kipas angin untuk mendinginkan processor,

kartu grafis, power supply dan cassing. Kipas angin tersebut berfungsi

untuk menjaga suhu udara agar tidak melewati batas suhu yang

ditetapkan. Kipas angin juga dipasang pada alas atau tatakan Laptop
37

untuk menghantarkan udara dan membantu kipas laptop dalam

mendinginkan suhu laptop tersebut.

Kipas angin dapat dikontrol kecepatan hembusan dengan 3 cara

yaitu menggunakan pemutar, tali penarik serta remote control.

Perputaran baling-baling kipas angin dibagi dua yaitu centrifugal

(angin mengalir searah dengan poros kipas) dan Axial (angin mengalir

secara paralel dengan poros kipas) [13].

Gambar 2.10 Kipas

2.2.20 Motor Dinamo

Motor Dinamo arus AC 220 volt dengan Kecepatan 5 rpm,

digunakan untuk penggerak rak telur mesin tetas. Arah putaran bisa

bolak balik yaitu searah jarum jam dan sebaliknya.

Gambar 2.11 Motor Dinamo


38

2.2.21 Thermostat Digital

Thermostat Digital adalah modul thermostat yang bekerja

dengan cara system digital yang memiliki probe sebagai sensor.

Kegunaannya untuk menstabilkan dan mengukur suhu dan jika suhu

sudah sesuai dengan suhu yang diset, relay akan aktif atau nonaktif,

tergantung mode yang anda set (sebagai heating atau cooling mode).

Thermostat ini memerlukan supply tegangan 220 volt supaya dapat

bekerja.

Thermostat ini merupakan inovasi dari thermostat Kapsul yang

bekerja berdasarkan pemuaian zat cair yang bernama Ether. Bagi para

pembuat Mesin Penetas Telur, modul thermostat Digital ini sangat

baik untuk dicoba, selain muda digunakan Thermostat ini juga

dilengkapi dengan Thermometer untuk mengukur suhu ruangan.

Selain itu bermanfaat untuk peralatan pendingin atau pemanas

lainnya, aquarium (aquascape), cooling komputer dan lain-lain [14].

Gambar 2.12 Thermostat Digital


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Prosedur Penelitian

1. Rencana/Planning

Melakukan kunjungan pada beberapa peternak ayam setempat untuk

mendapatkan data yang akurat, setelah mendapat beberapa data dapat

disimpulkan banyak ditemui beberapa masalah seperti masalah pada

penetasan telur yang kurang efisien karena menggunakan cara

tradisional, maka dari itu perlu dibuatnya solusi supaya penetasan telur

menjadi lebih efisien, Alat Penetas Telur berbasis arduino yang dapat

menampung jumlah telur sebanyak 30 butir dengan sistem kontrol untuk

menjaga agar suhu dan kelembapan tetap stabil serta dapat dimonitori

suhu dan kelembabannya menggunakan perangkat komputer (PC)

melalui web ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk permasalahan

tersebut.

2. Analisis

Melakukan analisis permasalahan dalam produktifitas penetasan telur

ayam, dengan mengumpulkan data yang diperlukan sebagai bahan kajian

diperlukan sebuah alat yang dapat meningkatkan produktifitas penetasan

telur ayam pada peternak ayam.

39
40

3. Rancangan atau Desain

Rancangan atau desain yang akan dibuat meliputi hardware berbentuk

boks, pada alat juga dapat menampilkan temperature suhu untuk

mempermudah monitoring melalui jaringan internet menggunakan (PC)

melalui web, serta rancangan sistem kontrol suhu dan kelembaban

menggunakan software Ardiono IDE. Berdasarkan hasil survei yang

dilakukan dengan mempertimbangkan masalah yang ada diharap alat

penetas telur berbasis arduino yang dapat menampung jumlah telur

sebanyak 30 butir dengan sistem kontrol untuk menjaga agar suhu dan

kelembapan tetap stabil serta dapat dimonitori suhu dan kelembabannya

menggunakan perangkat komputer (PC) melalui web ini mampu menjadi

solusi permasalahan ini.

4. Implementasi

Implementasi atau penerapan adalah tahap dimana desain sistem

dibentuk memjadi suatu sistem yang sisap untuk dioperasikan. Setelah

dilakukan pengujian maka alat tersebut akan diimplementasikan pada

peternakan ayam untuk produktifitas penetasan telur ayam.

3.2 Metode Penumpulan Data

1. Observasi

Observasi yang dilakukan dengan mendatangi langsung peternakan ayam

milik Bapak Sugeng yang ada di Jln. Sriti Gg.IV No.25 Kelurahan

Randugunting Kecamatan Tegal Selatan dan melakukan penelitian,


41

peninjauan secara cermat langsung dilapangan atau lokasi penelitian

untuk melihat kondisi lapangan serta memperoleh data data yang

diinginkaan.

2. Wawancara

Melakukan wawancara dengan Bapak Sugeng selaku pemilik peternakan

ayam yang ada di Jln. Sriti Gg.IV No.25 Kelurahan Randugunting

Kecamatan Tegal Selatan serta orang yang terlibat dalam usaha

peternakan ayam tersebut untuk mendapat informasi serta data langsung

dari usaha peternakan ayam tersebut, diperoleh beberapa informasi dan

data serta fakta-fakta yang ada dilapangan, keakuratan informasi serta

data yang nantinya bisa dipertanggungjawabkan.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Berdasarkan kunjungan yang dilakukan langsung dipekarangan

peternak milik bapak sugeng yang beralamat didesa randu gunting kecamatan

Tegal selatan tepatnya di Jln. Sriti Gg.IV No.25 pada tanggal 21 februari 2019

telah dilakukan beberapa metode yang diterapkan pada saat melakukan

kunjungan diantaranya dengan observasi atau melihat langsung peternakan

dan metode wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada

bapak sugeng sehingga diperoleh data-data yang akurat serta dapat

dipertanggungjawabkan.
BAB IV

ANALISA PERMASALAHAN

4.1 Analisa Permasalahan

Berdasarkan permasalahan yang diperoleh pada BAB 1 dapat

disimpulkan bahwa usaha penetasan telur sangat penting untuk meningkatkan

hasil produksi unggas, telur yang dapat ditetaskan oleh induk unggas relative

sedikit. Keadaan sesungguhnya induk unggas merupakan pengendali suhu

dan kelembaban pada telur yang dierami, akan tetapi pada kenyataannya

induk unggas susah dikontrol, hal ini membuat telur mengalami gagal dalam

penetasan dan banyaknya telur yang dierami terbatas, untuk itu diperlukan

alat penetas telur agar dapat meningkatkan produktifitas penyediaan bibit

unggas.

Pada umumnya inkubator penetas telur masih menggunakan peralatan

sederhana seperti kotak yang diisi sekam dan pasir, kemudian telur-telur yang

akan ditetaskan diletakan didalamnya salain itu ada juga inkubator telur yang

menggunakan lampu minyak dan listrik sebagai pemanasnya yang bisa

disebut mesin tetas kombinasi. Walaupun sudah menggunakan tenaga listrik

akan tetapi pengontrolan suhu dan pembalik posisi telur masih menggunakan

tenaga manusia dan belum menggunakan sistem pengontrol secara otomatis.

Untuk membantu para peternak ayam dalam proses penetasan telur

ayam, perlu adanya sebuah alat untuk menggantikan indukan ayam dalam

proses pengeraman. Berdasarkan analisa tersebut perlu dirancang sistem

42
43

penetasan telur dan monitoring suhu berbasis web dengan arduino. Untuk

menggantikan posisi induk telur pada proses pengeraman telur. Hal yang

perlu diperhatikan sebelum dan selama mesin beroperasi adalah pengatur

temperatur suhu dan kelembapan. Kedua hal ini sangat penting, karena

kesalahan pengaturan kedua hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya

kegagalan penetasan. Karena itu, lokasi penetasan harus dapat melindungi

mesin dari perubahan cuaca, menyuplai udara bersih, serta mempermudah

pengaturan kelembaban dan temperatur suhu agar selalu terkontrol.

4.2 Analisa Kebutuhan Sistem

Analisa kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kenutuhan apa saja

dalam penelitian yang berjalan. Spesifikasi kebutuhan merinci tentang hal-

hal yang dilakukan saat pengimplementasian. Analisa ini diperlukan untuk

menentukan keluaran yang akan dihasilkan sistem, masukan yang dihasilkan

sistem, lingkup proses yang digunakan untuk mengolah masukan menjadi

keluaran serta kontrol terhadap sistem.

4.2.1 Analisa Perangkat Keras atau Hardware

Adapun spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan untuk

sistem yang akan dibangun sebagai berikut:

1. Komputer Processor Core i3 Ram 2GB

2. Sensor DHT11

3. Mikrokontroler NodeMCU ESP8266 tipe Lolin V3

4. Mikrokontroler Arduino Uno tipe R3


44

5. Lampu 5 watt sebanyak 5 buah

6. Kabel jumper Male-Famale sebanyak 12 set

7. Kipas pendingin AC voltage 220volt

8. Relay 1 channel voltage 5volt sebanyak 3

9. Motor Dinamo voltage 220volt

10. Buzzer voltage 5volt

11. LED ukuran 5mm sejumlah 2 buah

12. Thermostat 1 buah.

4.2.2 Analisa Perangkat Lunak atau Software

Adapun spesifikasi perangkat lunak yang dapat digunakan

selama penelitian pengembangan sistem adalah:

1. Software Arduino IDE

2. Software Sublime Text 3

3. Software Fritzing

4. Bahasa Pemrograman HTML dan PHP.

4.3 Perancangan Sistem

Perancangan sistem dimulai dari sensor DHT11 yang dipasang pada

NodeMCU untuk mendeteksi suhu di dalam tempat penetasan telur, apabila

terjadi perubahan suhu dan kelembapan melebihi batas pada proses penetasan

yang sudah diinput pada NodeMCU ESP8266 adalah sebagai masukan,

kemudian masukan tersebut akan diproses lebih lanjut oleh NodeMCU

ESP8266. Selanjutnya NodeMCU ESP8266 akan memerintahkan relay yang


45

terhubung pada lampu untuk mati dan menyalakan relay yang terhubung pada

lampu bertujuan untuk menurunkan suhu agar turun dan kembali normal,

selain relay terdapat juga 2 LED yaitu LED biru sebagai notifikasi suhu

normal 38ºC-39,5ºC dan kelembapan normal 40%-70%, LED merah dan

buzzer sebagai notifikasi suhu berlebih 39,50C keatas dan kelembaban 70%

keatas. Alat penetas telur ini juga dilengkapi dengan thermostat yang

berfungsi untuk mengatur temperature dalam alat penetas telur secara

otomatis. Kemudian terdapat juga relay yang terhubung pada Motor Dinamo

untuk menggerakan rak geser telur yang diatur agar menyala 3 kali sehari

dalam durasi 10 detik agar telur mendapatkan suhu panas yang merata.

NodeMCU ESP8266 mempunyai daya 3volt sedangkan relay yang

terhubung pada NodeMCU ESP8266 adalah 5volt, sehingga apabila

NodeMCU ESP8266 memerintahkan relay untuk menyala maka yang

menyala hanya indikator relay saja sedangkan saklar relay tidak dapat

menyala. Untuk membuat saklar relay dapat menyala, relay memerlukan

daya seberar 5volt, maka dari itu Arduino Uno digunakan sebagai input dan

output pendukung NodeMCU ESP8266 karena Arduino Uno terdapat daya

5volt yang dapat menyalakan saklar relay yang terhubung pada NodeMCU

ESP8266.

Pada NodeMCU ESP8266 terdapat Modul Wifi ESP8266 yang

menghubungkan NodeMCU ESP8266 pada jaringan internet untuk dapat

terhubung pada Website alat penetas telur, setelah NodeMCU ESP8266 sudah

terhubung pada Website alat penetas telur, kemudian Website alat penetas
46

telur akan manampilkan data suhu yang diperoleh oleh sensor suhu DHT11

yang terhubung pada NodeMCU ESP8266 dalam alat penetas telur.

Perancangan diwujudkan dalam bentuk skema rangkaian sistem, diagram

pengkawatan dan diagram blok.

4.3.1 Use Case Diagram

Use Case Diagram merupakan pemodelan untuk melakuakan

(behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case digunakan

untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sistem informasi

dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut.

Tabel 4.1 Identifikasi Aktor


No Nama Aktor Keterangan
1. Admin - Login
- Logout
- Melihat data suhu dan
kelembapan
2. NodeMCU ESP8266 - Mengirim data suhu dan
kelembapan

Tabel 4.2 Identifikasi Use Case


No Nama Use Cae Keterangan
1. Login Admin login untuk masuk pada
website
2. Logout Admin logout untuk keluar dari
website
3. Melihat data suhu Admin melihat data suhu dan
dan kelembapan kelembapan pada website
4. Mengirim data suhu NodeMCU ESP8266 mengirim data
dan kelembapan suhu dan kelembapan yang diperoleh
pada website
47

Gambar 4.1 Use Case Diagram Monitoring Suhu Dan


Kelembapan

4.3.2 Activity Diagram

Activity diagram berguna memberikan visualisasi alur dalam

sistem, percabangan yang mungkin terjadi, bagaimana alur sistem dari

mulai hingga berakhir. User hanya dapat melihat dari tampilan

website.
48

Gambar 4.2 Activity Diagram Login

Gambar 4.3 Activity Diagram logout


49

Gambar 4.4 Activity Diagram Kirim Data NodeMCU ESP8266


Pada Website

Gambar 4.5 Activity Diagram Monitoring Suhu Dan


Kelembapan

4.3.3 Class Diagram

Merupakan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap

kelas di dalam model desain dari suatu sistem, juga memperlihatkan

aturan-aturan dan tanggung jawab entitas yang menentukan perilaku

sistem.
50

Gambar 4.6 Class Diagram

4.3.4 SequenceDiagram

Sequence Diagram menggambarkan kelakuan objek pada use

case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang

dikirimkan dan diterima antar objek.

Gambar 4.7 Sequence Diagram Login


51

Gambar 4.8 Sequence Diagram Logout

Gambar 4.9 Sequence Diagram Kirim Data NodeMCU


ESP8266 Pada Website
52

Gambar 4.10 Sequence Diagram Monitoring Suhu Dan


Kelembapan

4.3.5 Rangkaian Sistem

Gambar 4.11 Rangkaian Sistem Alat Penetas Telur

Keterangan Gambar:

1. NodeMCU ESP8266

2. Arduino Uno

3. Sensor DHT11

4. Relay

5. LED

6. Buzzer
53

7. Lampu

8. Kipas

9. Motor Dinamo

10. Power (Arus Listrik)

11. Thermostat.

4.3.6 Diagram Pengkawatan

1. Pengkawatan DHT11 Pada NodeMCU ESP8266

Gambar 4.12 Pengkawatan DHT11 Pada NodeMCU


ESP8266

Keterangan:

a. Kabel biru menghubungkan output DHT11 pin D7 pada

NodeMCU ESP8266

b. Kabel hitam menghubungkan ground DHT11 dengan ground

pada NodeMCU ESP8266

c. Kabel merah menghubungkan VCC DHT11 dengan VCC

pada NodeMCU ESP8266.


54

2. Pengkawatan Relay Lampu Pada NodeMCU ESP8266

Gambar 4.13 Pengkawatan Relay Lampu Pada NodeMCU


ESP8266

Keterangan:

a. Kabel biru menghubungkan output relay lampu dengan pin

D5 pada NodeMCU ESP8266

b. Kabel hitam menghubungkan ground relay lampu dengan

ground pada NodeMCU ESP8266

c. Kabel merah menghubungkan VCC relay lampu dengan

VCC pada NodeMCU ESP8266

d. Kabel merah pada lampu menghubungkan arus listrik positif

lampu dengan kontak poin NO (Normally Open) pada relay

e. Kabel hitam pada lampu menghubungkan arus listrik negatif

lampu dengan kontak poin NC (Normally Close) pada relay.


55

3. Pengkawatan Relay Kipas Pada NodeMCU ESP8266

Gambar 4.14 Pengkawatan Relay Kipas Pada NodeMCU


ESP8266

Keterangan:

a. Kabel biru menghubungkan output relay kipas dengan pin

D4 pada NodeMCU ESP8266

b. Kabel hitam menghubungkan ground relay kipas dengan

ground pada NodeMCU ESP8266

c. Kabel merah menghubungkan VCC relay kipas dengan VCC

pada NodeMCU ESP8266

d. Kabel hitam pada kipas menghubungkan arus listrik positif

lampu dengan kontak poin NO (Normally Open) pada relay

e. Kabel merah pada kipas menghubungkan arus listrik negatif

lampu dengan kontak poin NC (Normally Close) pada relay.


56

4. Pengkawatan Relay Motor Dinamo Pada Arduino Uno

Gambar 4.15 Pengkawatan Relay Motor Dinamo Pada


Arduino Uno

Keterangan:

a. Kabel biru menghubungkan output relay motor dinamo

dengan pin A0 pada Arduino Uno

b. Kabel hitam menghubungkan ground motor dinamo dengan

ground pada Arduino Uno

c. Kabel merah menghubungkan VCC motor dinamo dengan

VCC pada Arduino Uno

d. Kabel kuning pada motor dinamo menghubungkan arus

listrik positif lampu dengan kontak poin NO (Normally

Open) pada relay

e. Kabel hijau pada motor dinamo menghubungkan arus listrik

negatif lampu dengan kontak poin NC (Normally Close) pada

relay.
57

5. Pengkawatan LED Biru Dengan NodeMCU ESP8266

Gambar 4.16 Pengkawatan LED Biru Dengan NodeMCU


ESP8266

Keterangan:

a. Kabel biru menghubungkan arus listrik positif LED biru

dengan pin D2 pada NodeMCU ESP8266

b. Kabel hitam menghubungkan arus listrik negatif LED biru,

resistor dengan ground pada NodeMCU ESP8266.

6. Pengkawatan LED Merah Dengan NodeMCU ESP8266

Gambar 4.17 Pengkawatan LED Biru Dengan NodeMCU


ESP8266
58

Keterangan:

a. Kabel biru menghubungkan arus listrik positif LED merah

dengan pin D1 pada NodeMCU ESP8266

b. Kabel hitam menghubungkan arus listrik negatif LED merah,

resistor dengan ground pada NodeMCU ESP8266.

7. Pengkawatan Buzzer Dengan NodeMCU ESP8266

Gambar 4.18 Pengkawatan Buzzer Dengan NodeMCU


ESP8266

Keterangan:

a. Kabel biru menghubungkan arus listrik positif buzzer dengan

pin D3 pada NodeMCU ESP8266

b. Kabel hitam menghubungkan arus listrik negatif buzzer,

resistor dengan ground pada NodeMCU ESP8266.


59

8. Pengkawatan Arduino Uno Dengan NodeMCU ESP8266

Gambar 4.19 Pengkawatan Arduino Uno Dengan


NodeMCU ESP8266

Keterangan:

a. Kabel merah menghubungkan VCC NodeMCU ESP8266

dengan VCC pada Arduino Uno

b. Kabel hitam menghubungkan ground NodeMCU ESP8266

dengan groud pada Arduino Uno.

9. Pengkawatan Thermostat Dengan Lampu

(+)

(-)

Gambar 4.20 Pengkawatan Thermostat dengan Lampu


60

Keterangan:

a. Kabel merah menghubungkan arus listrik positif lampu

dengan listrik positif thermostat

b. Kabel hitam menghubungkan arus listrik negatif lampu

dengan listrik negaif thermostat.

4.3.7 Diagram Blok Sistem

Perancangan sistem secara keseluruhan dapat dijelaskan seperti

gambar dibawah ini.

Power

DHT11 NodeMCU ESP8266 LED Buzzer

Relay 1 Relay 2 Wifi Router PC Web

Kipas Lampu

Suhu Dalam Thermostat

Gambar 4.21 Diagram Blok Sistem Perolehan Data Dari DHT11


Pada NodeMCU ESP8266 Untuk Diproses

Power Arduino Uno Relay 3 Motor Dinamo

Gambar 4.22Diagram Blok Sistem Arduino Uno Terhadap


Relay 3 yang Terhubung Pada Motor Dinamo

1. Sensor DHT11 sebagai inputan. Apabila terjadi perubahan suhu

dan kelembaban melebihi atau kurang dari yang sudah diatur pada

arduino IDE, untuk kondisi suhu normal adalah 38ºC-39,5ºC dan


61

kelembapan 40%-70% sedangkan untuk suhu berlebih adalah

39,50C keatas dan kelembapan berlebih 70% keatas, maka

dianggap sebagai masukan yang diterima oleh NodeMCU

ESP8266, Masukan atau inputan tersebut dicek dan diproses oleh

NodeMCU ESP8266.

2. Sistem kontrol yang digunakan adalah sistem NodeMCU

ESP8266 yang memerintahkan relay untuk menghidupkan dan

mematikan relay lampu dan relay kipas. Arduino Uno yang

mempunyai daya 5volt digunakan sebagai input dan output

pendukung NodeMCU ESP8266 untuk dapat menyalakan saklar

relay yang terhubung pada lampu dan kipas dengan

menghubungkan VCC Arduino Uno dengan VCC NodeMCU

ESP8266 karena NodeMCU ESP8266 mempunyai daya 3volt

sedangkan relay memerlukan daya 5volt. Pada Arduino Uno juga

tedapat program untuk mengatur relay yang tehubung dengan

motor dinamo supaya dapat menyala 3 kali sehari dalam durasi

10 detik.

3. Pada sistem ini memfungsikan kipas dan lampu digunakan untuk

menurunkan dan menaikan suhu dan kelembaban. Kemudian

untuk menghubungkan NodeMCU ESP8266 dengan Website alat

penetas telur, maka NodeMCU ESP8266 harus terhubung dengan

jaringan internet menggunakan wifi router, setalah NodeMCU

terhubung dengan internet maka Website alat penetas telur akan


62

menampilkan data suhu maupun kelembaban yang didapat oleh

sensor suhu DHT11 dalam alat penetas telur.

4. Selanjutnya LED dan buzzer, LED biru pada sistem ini berfungsi

untuk memberikan notifikasi saat suhu normal yaitu 38ºC-39,5ºC

dan kelembapan normal 40%-70%, LED merah dan buzzer akan

aktif dan berfungsi untuk memberikan notifikasi saat suhu dan

kelembapan melebihi batas yang ditentukan yaitu suhu 39,50C

keatas dan kelembapan 70% keatas, secara bersamaan lampu dan

LED biru akan padam lalu kipas akan menyala untuk menurunkan

kapasitas suhu agar kembali normal bersama dengan LED merah

dan buzzer.

5. Alat penetas telur ini juga dilengkapi dengan thermostat yang

berfungsi untuk mengatur temperature dalam alat penetas telur

secara otomatis.
63

4.3.8 Alur Sistem

Rangkaian sistem kontrol alat penetas telur adalah sebagai

berikut:

Mulai

LM= OFF, LB= ON, SH= 0, HMD=


0, BZ= Off, LMP= ON, KPS= OFF

TMP

LMP= OFF, KPS= ON, Ya


BZ= ON, LM= ON, TMP> 39.50
LB= OFF
Tidak
LMP= ON, KPS= OFF, BZ= OFF,
LM= OFF, LB= ON

Keterangan: Timer ()

TMP = Temperature Tidak


HMD = Humidity Timer =
LMP = Lampu 300.000
KPS = Kipas
LB = Led Biru Ya
LM = Led Merah Temperature= TMP,
BZ = Buzzer Humidity= HMD

Loop Ya

Tidak

Selesai

Gambar 4.23 Flowchart Sistem Alat Penetas Telur

Adapun alur sistem pada relay motor dinamo diperlihatkan

seperti pada gambar di bawah ini:


64

Mulai

Timer= 0,
Motor= OFF

Timer ()

Timer=
28.800.000

Ya Tidak
Motor= ON,
Timer= 0

Ya
Loop

Tidak
Selesai

Gambar 4.24 Flowchart Sistem Arduino Uno Pada Relay Motor


Dinamo

1. Sensor DHT11 sebagai inputan yang dapat mengukur dua

parameter sekaligus dalam alat penetas telur yaitu suhu dan

kelembaban,kemudian data yang diperoleh oleh DHT11 akan

diterima oleh NodeMCU ESP8266 untuk proses.

2. Untuk informasi suhu normal dan berlebih LED biru sebagai

notifikasi suhu normal 38ºC-39,5ºC dan kelembapan normal

40%-70%, LED merah dan buzzer sebagai notifikasi suhu

berlebih 39,50C keatas dan kelembaban berlebih 70% keatas.

3. Data yang diperoleh oleh NodeMCU ESP8266 dari DHT11 akan

diproses oleh NodeMCU ESP8266 untuk memerintah LED,


65

buzzer, relay yang terhubung pada lampu dan kipas. untuk suhu

normal adalah 38ºC-39,5ºC dan kelembapan normal 40%-70%

maka relay lampu akan menyala bersama dengan LED biru, untuk

suhu berlebih adalah 39,50C keatas dan kelembapan berlebih 70%

keatas maka relay kipas akan menyala bersama dengan LED

merah dan buzzer, kemudian lampu dan LED biru akan mati.

4. Pada NodeMCU ESP8266 terdapat Modul Wifi ESP8266 yang

menghubungkan NodeMCU ESP8266 pada jaringan internet

dengan wifi router, setelah NodeMCU ESP8266 terhubung

dengan internet maka NodeMCU ESP8266 dapat terhubung pada

Website alat penetas telur, pada saat NodeMCU ESP8266 sudah

terhubung pada Website alat penetas telur selanjutnya Website

alat penetas telur akan manampilkan data suhu yang diperoleh

oleh sensor suhu DHT11 yang terhubung pada NodeMCU

ESP8266. Selanjutnya pada Arduino Uno terhubung dengan relay

motor dinamo, Arduino Uno mengatur relay motor dinamo

supaya menyala 3 kali sehari dalam durasi 10 detik.

4.4 Desain Alat Penetas Telur

Desain alat penetas telur dibuat dalam bentuk boks, dan dalam boks

tersebut terdapat lampu sebagai penghantar panas dalam alat penetas telur

hingga suhu mencapai 38ºC-39,5ºC dan kelembapan 40%-70%, kipas sebagai

pendingin pendingin saat suhu mencapai 39,50C keatas dan kelembapan 70%
66

keatas. Serta adanya 2 LED dan buzzer sebagai pemberi notifikasi, LED biru

sebagai notifikasi keadaan suhu normal 38ºC-39,5ºC dan kelembapan normal

40%-70% kemudian LED merah dan buzzer sebagai notifikasi keadaan suhu

berlebih 39,5ºC dan kelembapan berlebih 70% keatas. Alat penetas telur ini

juga dilengkapi dengan thermostat yang berfungsi untuk mengatur

temperature dalam alat penetas telur secara otomatis, Kemudian adanya

motor dinamo sebagai penggerak rak geser telur yang bertujuan supaya telur

mendapat panas yang merata, motor dinamo diatur menyala 3 kali sehari

dalam durasi 10 detik.

Gambar 4.25 Desain Alat Penetas Telur Tampak Depan


67

1. Ukuran Alat Penetas Telur

Panjang : 45cm

Tinggi : 30cm

Lebar : 30cm

2. Ukuran Rak Geser Telur

Panjang : 31cm

Lebar : 28cm

Lebar Jarak Antar Telur : 5cm

Daya tampung Telur : 30 butir telur

Berikut adalah desain alat penetas telur tampak dalam beserta bagian-

bagiannya.

Gambar 4.26 Desain Alat Penetas Telur Tampak Dalam


68

Keterangan:

1. Lampu, untuk penghantar panas dalam alat penetas telur hingga suhu

mencapai 38ºC-39,5ºC dan kelembapan 40%-70%, lampu yang

digunakan yaitu lampu 5watt sejumlah 5 butir atau bisa juga dengan 1

lampu dengan daya 25watt.

2. Kipas, sebagai pendingin dalam alat penetas telur saat suhu mencapai

39,50C keatas dan kelembapan 70% keatas.

3. Motor Dinamo, untuk penggerak rak geser telur yang diatur supaya dapat

menyala 3 kali sehari dalam durasi 10 detik.

4. LED biru, menyala sebagai pemberi notifikasi saat suhu pada alat penetas

telur dalam keadaan normal 38ºC-39,5ºC dan kelembapan normal 40%-

70%.

5. LED merah, menyala sebagai pemberi notifikasi saat suhu pada alat

penetas telur dalam keadaan suhu berlebih 39,50C keatas dan kelembapan

berlebih 70% keatas.

6. Buzzer, sebagai sarana informasi pemberi notifikasi saat suhu pada alat

penetas telur dalam keadaan suhu berlebih 39,50C keatas dan kelembapan

berlebih 70% keatas menyala bersama dengan LED merah.

7. Rak geser telur, untuk pergerakan telur dan digerakan oleh Motor

Dinamo yang diatur menyala 3 kali sehari dalam durasi 10 detik agar

telur mendapat panas yang merata.

8. Bak berisi air, bertujuan untuk menjaga kelembaban dalam alat penetas

telur agar tetap stabil 40%-70%.


69

9. Thermostat yang berfungsi untuk mengatur temperature dalam alat

penetas telur.

4.5 Korelasi Lampu

Berikut adalah perolehan suhu pemanasan menggunakan lampu 5watt:

Tabel 4.3 Perolehan Suhu Menggunakan Lampu 5Watt


NO Jumlah Lampu Waktu Nyala Perolehan suhu rata-rata
1 1 Lampu 5 Menit 28.500C
2 2 Lampu 5 Menit 30.900C
3 3 Lampu 5 Menit 33.800C
4 4 Lampu 5 Menit 36.100C
5 5 Lampu 5 Menit 38.600C

Pada alat penetas telur yang berukuran panjang 45 cm, Lebar 30 cm,

dan tinggi 30 cm yang menampung jumlah telur sebanyak 30 butir diperlukan

lampu 5watt sejumlah 5 buah. Dan untuk alat penetas telur yang berukuran 2

kali lebih besar dari ukuran tersebut maka diperlukan lampu 5watt sejumlah

10 buah.

4.6 Sistem Keamanan

Untuk sistem keamanan apabila terjadi error program pada NodeMCU

ESP8266 maka program harus direstart ulang, dan apabila setelah direstart

ulang masih mengalami masalah maka NodeMCU ESP8266 harus diganti.


BAB V

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Implementasi

Tahap implementasi pada alat penetasan telur ini merupakan tahap

dimana sistem yang telah dirancang pada tahap sebelumnya diterapkan,

berupa perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) yang

digunakan.

Sebelum melakukan pengujian dirumuskan beberapa kesimpulan

sementara atau hipotesis sebagai berikut:

1. Pengujian sensor DHT11 dapat mendeteksi temperatur suhu dan

kelembapan dalam alat penetas telur serta menjadi inputan untuk

NodeMCU ESP8266 mengendalikan relay lampu dan relay kipas.

2. Relay dapat menyala sesuai dengan data temperatur suhu dan

kelembapan yang didapat oleh DHT11, untuk suhu normal 38ºC-39,5ºC

dan kelembapan normal 40%-70% relay lampu menyala kemudian untuk

suhu berlebih 39,50C dan kelembapan berlebih 70 keatas relay lampu

mati dan relay kipas menyala.

3. LED dan buzzer dapat bekerja sebagai pemberi notifikasi, LED biru

untuk memberikan notifikasi saat suhu normal 38ºC-39,5ºC dan

kelembapan normal 40%-70% kemudian LED merah dan buzzer untuk

memberikan notifikasi saat suhu melebihi batas yang ditentukan yaitu

39,50C keatas dan kelembapan berlebih 70% keatas.

70
71

4. Thermostat yang berfungsi untuk mengatur temperature dalam alat

penetas telur secara otomatis.

5. Relay motor dinamo dapat menyala sesuai dengan waktu yang diatur oleh

Arduino Uno yaitu menyala 3 kali sehari dalam durasi 10 detik.

5.1.1 Implementasi Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan untuk mengimplemantasikan

sistem adalah berikut:

1. Komputer Processor Core i3 Ram 2GB

2. Sensor DHT11

3. Mikrokontroler NodeMCU ESP8266 tipe Lolin V3

4. Mikrokontroler Arduino Uno tipe R3

5. Lampu 5 watt sebanyak 5 buah

6. Kabel jumper Male-Famale sebanyak 12 set

7. Kipas pendingin AC voltage 220volt

8. Relay 1 channel voltage 5volt sebanyak 3

9. Motor Dinamo voltage 220volt

10. Buzzer voltage 5volt

11. LED ukuran 5mm sejumlah 2 buah

12. Thermostat 1 buah.

Untuk dapat membuat rangkaian alat penetasan telur ini yaitu

dengan menghubungkan sensor DHT11, relay, LED, buzzer, Arduino

Uno dengan pin pada NodeMCU ESP8266. Berikut tabel rangkaian

pengkabelan alat penetas telur.


72

Tabel 5.1 Sambungan sensor DHT11 dengan NodeMCU ESP8266


Sensor DHT11 Pin NodeMCU ESP8266
OUT D7
VCC 3V
GND GND

Tabel 5.2 Sambungan relay kipas dan relay lampu dengan


NodeMCU ESP8266
Relay Pin NodeMCU ESP8266
IN relay kipas D4
IN relay lampu D5
VCC 3V
GND GND

Tabel 5.3 Sambungan relay motor dinamo dengan Arduino Uno


Relay Pin Arduino Uno
IN relay motor dinamo A0
VCC 5V
GND GND

Tabel 5.4 Sambungan LED biru dan LED merah dengan NodeMCU
ESP8266
LED Pin NodeMCU ESP8266
OUT LED merah D1
OUT LED biru D2
GND GND

Tabel 5.5 Sambungan Buzzer dengan NodeMCU ESP8266


Buzzer Pin NodeMCU ESP8266
OUT D3
GND GND
73

Tabel 5.6 Sambungan Arduino Uno dengan NodeMCU ESP8266


Pin Arduino Uno Pin NodeMCU ESP8266
V5 V3
GND GND

Keseluruhan rangkaian alat penetasan telur dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

Gambar 5.1 Rangkaian Alat Penetas Telur

Rangkaian keseluruhan alat penetas telur yang diletakan pada

dus supaya terlihat lebih rapi.


74

Gambar 5.2 Rangkaian Sensor DHT11 Dalam Alat Penetas


Telur

Sensor DHT11 diletakan dalam alat penetas telur untuk

mendeteksi suhu dan kelembapan dalam alat penetas telur sebagai

inputan data yang akan diproses oleh NodeMCU ESP8266.

Gambar 5.3 Alat Penetas Telur Tampak Depan


75

Tampilan alat penetas telur yang dibuat menggunakan kayu dan

triplek tampak depan dilengkapi dengan lampu sebagai penghantar

panas dan kipas sebagai pendingin saat keadaan suhu berlebih, alat

penetas telur ini juga dilengkapi dengan thermostat utuk mengatur

temperature suhu didalam alat penetas telur, serta adanya motor

dinamo untuk penggerak rak geser telur pada alat penetas telur

bertujuan supaya telur mendapan panas yang merata dalam proses

penetasan.

5.1.2 Implementasi Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang dapat digunakan mengimplementasi

sistem ini adalah:

1. Software Arduino IDE

Berikut adalah contoh program Arduino IDE yang akan di upload

pada NodeMCU ESP8266.

Gambar 5.4 Contoh Sketch Program Arduino IDE


76

2. Sublime Text 3

Berikut merupakan contoh kode yang digunakan untuk

pembuatan website atal penetas telur.

Gambar 5.5 Contoh Sketch Program Sublime Text 3

5.2 Pengujian dan Pembahasan

5.2.1 Pengujian Sistem

Pengujian pada alat penetasan telur ini dimaksudkan untuk

menguji semua elemen-elemen perangkat lunak yang dibuat apakah

sudah sesuai dengan yang diharapkan dari hasil pengujian bahwa alat

penetas telur yang sudah dibuat dapat bekerja dengan baik.

5.2.2 Rencana Pengujian

Pengujian alat penetas telur ini dilakukan dengan cara adanya

perubahan suhu yang membuat relay yang terhubung dengan lampu,

kipas, dan motor dinamo bekerja untuk diterapkan pada alat penetas

telur. Hal yang akan diujikan dalam rencana pengujian dalah sebagai

berikut:
77

Tabel 5.7 Penjelasan pengujian sistem


Kelas Uji Butir Uji
Sensor DHT11 Kipas
Lampu
Motor Dinamo

5.2.3 Hasil Uji

Berikut ini adalah hasil pada pengujian alat penetasan telur:

1. Pengujian sensor DHT11 pada relay dan Website alat penetas

telur.

Pada pengujian ini Website alat penetas telur menampilkan data

suhu dan kelembapan yang didapatkan oleh DHT11.

Gambar 5.6 Tampilan Data Yang Diperoleh DHT11 Pada


Website Alat Penetas Telur

Berikut adalah tabel hasil pengujian sensor DHT11 pada relay

lampu dan relay kipas:


78

Tabel 5.8 Hasil Pengujian sensor DHT11 pada relay


KETERANGAN
NO SUHU KELEMBAPAN
KIPAS LAMPU
1 39.500C 43% MATI NYALA
2 39.600C 43% NYALA MATI
3 38.700C 45% MATI NYALA

2. Riwayat inputan yang diperoleh DHT11

Berikut adalah data riwayat yang diperoleh oleh sensor suhu

DHT11 dalam alat penetas telur:

Gambar 5.7 Riwayat Data Yang Diperoleh DHT11 Pada


Website Alat Penetas Telur

Kelembapan mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas tetas.

Apabila kelembaban relatif terlalu rendah atau terlalu tinggi akan

mempengaruhi perkembangan embrio didalam telur dan laju

perubahan air didalam telur selama proses penetasan bisa

dikontrol melalui pengaturan kelembaban relatif didalam alat

penetas telur. Kelembaban yang terlalu tinggi akan mencegah

terjadinya penguapan air dari dalam telur, disamping itu jika

kelembaban yang terlalu rendah dapat menyebabkan terjadinya

penguapan air yang terlalu banyak dari dalam telur sehingga akan
79

terjadi kematian embrio. Kelembaban relatif juga mempengaruhi

proses metabolism kalsium (Ca) pada embrio. Saat

kelembabannya tinggi, perpindahan Ca dari kerambang telur ke

tulang-tulangnya dalam perkembangan embrio akan lebih banyak

[15].

3. Pengujian sensor DHT11 pada buzzer dan LED

Pada pengujian ini LED biru, LED merah, dan buzzer mempunyai

peran masing-masing. LED biru sebagai notifikasi suhu normal

380C-39,50C dan kelembapan normal 40%-70%, LED merah dan

buzzer sebagai notifikasi suhu berlebih 39,50C keatas dan

kelembpan berlebih 70% keatas. Berikut adalah table hasil

pengujian sensor DHT11 pada LED dan buzzer.

Gambar 5.8 Pengujian DHT11 Pada LED dan Buzzer


80

Berikut adalah table hasil pengujian sensor DHT11 pada LED dan

buzzer:

Tabel 5.9 Hasil Pengujian sensor DHT11 pada LED dan buzzer
KELEM KETERANGAN
NO SUHU
BAPAN LED Biru LED Merah Buzzer
0
1 39.50 C 43% NYALA MATI MATI
2 39.600C 43% MATI NYALA NYALA
3 38.700C 45% NYALA MATI MATI

4. Pengujian relay motor dinamo

Pada pengujian ini relay yang terhubung dengan motor dinamo

dikendalikan oleh Arduino Uno 3 kali sehari dalam durasi 10

detik.

Gambar 5.9 Motor Dinamo Penggerak Rak Geser Telur


81

Berikut adalah table hasil pengujian relay motor dinamo:

Tabel 5.10 Pengujian relay Motor Dinamo


KETERANGAN
Kelas Uji
MATI HIDUP
Relay Motor Dinamo 480 detik 10 detik

Berdasarkan hasil pengujian diatas semua alat dapat bekerja

dengan baik sesuai dengan tugasnya masing-masing, sensor DHT11

sebagai inputan, untuk suhu normal 380C-39,50C dan kelembapan

normal 40%-70% relay lampu menyala kemudian untuk suhu berlebih

39,50C keatas dan kelembapan berlebih 70% keatas relay lampu mati

dan relay kipas menyala, LED dan buzzer dapat bekerja sebagai

pemberi notifikasi, LED biru memberikan notifikasi saat suhu normal

yaitu 380C-39,50C dan kelembapan normal 40%-70% kemudian LED

merah dan buzzer memberikan notifikasi saat suhu melebihi batas

yang ditentukan yaitu 39,50C keatas dan kelembapan 70% keatas,

kemudian adanya thermostat yang berfungsi untuk mengatur

temperature dalam alat penetas telur dan yang terakhir relay motor

dinamo dapat menyala sesuai dengan waktu yang diatur oleh Arduino

Uno yaitu 3 kali sehari dalam durasi 10 detik.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Secara keseluruhan mulai dari rancangan dan pengujian alat penetas

telut dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:

1. Sensor DHT11 bekerja untuk mendeteksi suhu dan kelembapan didalam

alat penetas telur, sehingga NodeMCU ESP8266 sebagai pusat kendali

dapat mengontrol suhu di dalam alat penetas telur agar sesuai dengan

kebutuhan dalam proses penetasan, lampu sebagai penghantar panas

hingga suhu 380C-39,50C dan kelembapan 40%-70%, sedangkan kipas

untuk pendingin saat suhu melebihi batas 39,50C keatas dan kelembapan

melebihi batas 70% keatas.

2. Alat penetas telur ini menggunakan Website untuk monitoring data

temperatur suhu dan kelembaban yang diperoleh oleh DHT11 dalam alat

penetas telur.

3. Pada alat penetas telur dibuat untuk penetasan telur ayam dalam kapasitas

30 butir dalam sekali proses penetasan.serta terdapat motor dinamo

sebagi penggerak rak geser telur yang dikendalikan oleh Arduino Uno

dan diatur supaya menyala 3 kali sehari dalam durasi 10 detik bertujuan

agar telur mendapat panas yang merata dalam alat penetas telur.

82
83

6.2 Saran

Dari perancangan sistem penelitian ini, diharapkan dapat menjadi dasar

penelitian lebih lanjut, mengingat banyaknya keterbatasan yang dihadapi

maka diusulkan beberapa saran pengembangan yaitu:

1. Agar dapat menginfromasikan adanya telur yang menetas supaya

peternak dapat mengetahui bahwa didalam proses tersebut sudah ada

telur yang menetas.

2. Sistem ini sebagai gambaran kedepanya agar dapat dikembangkan untuk

dijadikan sistem yang mampu menampung dan menetaskan telur lebih

banyak dari jumlah telur yang dapat dierami oleh indukan ayam dalam

sekali proses penetasan telur.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Ramdan Ahaya, Syamsu Akuba. 2018. “Rancang Bangun Alat Penetas
Telur Semi Otomatis”. Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian
Politeknik Gorontalo, Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG), Vol.3
No.1.
[2] Hartono, Isman. 2010. “Pengaruh Temperatur Suhu Pada Mesin Penetas
Telur”. Tugas Akhir: Tidak diterbitkan.
[3] Ramdan Ahaya, Syamsu Akuba. 2018. “Rancang Bangun Alat Penetas
Telur Semi Otomatis”. Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian
Politeknik Gorontalo, Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG), Vol.3
No.1
[4] Paimin. 2012. “Peran Penting Ventilasi Dalam Proses Penetasan Telur”.
Tugas Akhir: Tidak diterbitkan.
[5] Randi V. Palit. Yaulie D.Y. Rindengan, ST.,MM.,MSc, Arie S.M.
Lumenta, ST., MT. 2015. “Rancangan Sistem Informasi Keuangan Gereja
Berbasis Web Di Jemaat GMIM Bukit Moria Malalayang”. E-Journal Teknik
Elektro dan Komputer vol. 4 no. 7.
[6] Dio Lavarino, Wiyli Yustanti. 2016. “Rancang Bangun E – Voting Berbasis
Website Di Universitas Negeri Surabaya”. Jurusan Teknik Informatika,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Jurnal Manajemen
Informatika. Volume 6 Nomor 1.
[7] Noni Juliasari. Erian Dwi Hartanto, Sri Mulyati. 2016. “Monitoring Suhu
dan Kelembaban pada Mesin Pembentukan Embrio Telur Ayam Berbasis
Mikrokontroler Arduino UNO”. Jurnal TICOM Vol.4 No.3.
[8] Sulasmoro, Arfan Haqiqi. “Modul Algoritma dan Pemrograman.” (2010).
[9] Ahmad Fatoni, Dhany Dwi Nugroho, Agus Irawan. 2015. “Rancang
Bangun Alat Pembelajaran Microcontroller Berbasis ATMEGA 328 Di
Universitas Serang Raya”. Jurnal PROSISKO Vol. 2 No. 1.

84
85

[10] Anonymuous. 2013. “Master Mikro Aduino”. 2013 E-book dari situs
http://inkubator-teknologi.com/avr-siap-guna/paket-lengkap-belajar-
arduino/ (arduino ide)
[11] Artanto Herjuna. 2018. “Trainer IOT Berbasis ESP8266 Sebagai Media
Pembelajaran Mata Kuliah Komunokasi Data dan Interface Diprogram Studi
Pendidikan Teknik Elektronika UNY”. Program Strata-1 Teknik Elektronika
Universitas Negeri Yogyakarta: Tugas Akhir Tidak Diterbitkan.
[12] Noni Juliasari. Erian Dwi Hartanto, Sri Mulyati. 2016. “Monitoring Suhu
dan Kelembaban pada Mesin Pembentukan Embrio Telur Ayam Berbasis
Mikrokontroler Arduino UNO”. Jurnal TICOM Vol.4 No.3.
[13] Zulkarnain 2013. “Aplikasi Sistem Kendali Tempeatur Otomatis Pada Mesin
Penetas Telur Ayam”. Jurnal Teknik, Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang.
[14] Ramdan Ahaya, Syamsu Akuba. 2018. “Rancang Bangun Alat Penetas
Telur Semi Otomatis”. Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian
Politeknik Gorontalo, Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG), Vol.3
No.1.
[15] Mohd.Isa. T. Ibrahim, Ahmad Syuhada, Hamdani. 2012. “Analisa
Pengaruh Kelembaban Relatif Dalam Inkubator Telur”. Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala Kuala Banda Aceh, Jurnal Teknik Mesin
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Volume 1, No. 1.
86

LAMPIRAN
87

Lampiran 1 Surat Ketersediaan Membimbing TA

A-1
88

Lampiran 2 Surat Ketersediaan Membimbing TA

A-2
89

Lampiran 3 Koding Arduino IDE

#include <ESP8266Wifi.h>
#include <WifiClient.h>
#include <ESP8266HTTPClient.h>
#include <DHT.h>

#define USE_SERIAL Serial


#define Lampu D5
#define Kipas D4
#define Buzzer D3
#define Led_Biru D2
#define Led_Merah D1

// Pin data yg terhubug DHT dan NodeMCU


// dan Type DHT yg digunakan
DHT dht(D7, DHT11);

void setup() {
pinMode(LED_BUILTIN, OUTPUT);
USE_SERIAL.begin(115200);
pinMode(Lampu,OUTPUT);
pinMode(Kipas,OUTPUT);
pinMode(Buzzer,OUTPUT);
pinMode(Led_Biru,OUTPUT);
pinMode(Led_Merah,OUTPUT);

// isi dengan SSID dan Password


// wifi yg digunakan
Wifi.begin("vivo1606", "123456789");

USE_SERIAL.println("");
while (Wifi.status() != WL_CONNECTED) {
delay(500);
B-1
90

USE_SERIAL.print(".");
}
USE_SERIAL.println("");
USE_SERIAL.print("ip: ");
USE_SERIAL.println(Wifi.localIP());

dht.begin();
}

void loop() {
if( Wifi.status() == WL_CONNECTED ){
digitalWrite(LED_BUILTIN, LOW);

float h = dht.readHumidity();
float t = dht.readTemperature();
float f = dht.readTemperature(true);

if (isnan(h) || isnan(t) || isnan(f)) {


}else{
float hif = dht.computeHeatIndex(f, h);
float hic = dht.computeHeatIndex(t, h, false);

// URL target untuk menyimpan data sensor DHT


// ke database mysql
String url1,url2;
url1 += String(t);
url2 += String(h);
String url =
"http://192.168.43.174/mentor/get.php?celcius="+url1+"&humandity="
+url2;
USE_SERIAL.println(url);
USE_SERIAL.println(url1);
USE_SERIAL.println(url2);
HTTPClient http;
B-2
91

USE_SERIAL.print ("[HTTP] begin...\n");

http.begin( url );
USE_SERIAL.print("[HTTP] GET...\n");

int httpCode = http.GET();


if(httpCode > 0) {
USE_SERIAL.printf("[HTTP] GET... code: %d\n",
httpCode);

if(httpCode == HTTP_CODE_OK) {
String payload = http.getString();
USE_SERIAL.println(payload);
}
} else {
USE_SERIAL.printf("[HTTP] GET... failed, error: %s\n",
http.errorToString(httpCode).c_str());
}
if (t > 39.50){
digitalWrite(Lampu,HIGH); // Turns Off Relays
digitalWrite(Kipas,LOW); // Turns On Relays
digitalWrite(Buzzer,HIGH); // Turns On Relays
digitalWrite(Led_Biru,LOW); // Turns Off Led
digitalWrite(Led_Merah,HIGH); // Turns On Led
}
if(t <= 39.50){
digitalWrite(Lampu,LOW); // Turns On Relays
digitalWrite(Kipas,HIGH); // Turns Off Relays
digitalWrite(Buzzer,LOW); // Turns Off Relays
digitalWrite(Led_Biru,HIGH); // Turns On Led
digitalWrite(Led_Merah,LOW); // Turns Off Led
}

B-3
92

http.end();
}
digitalWrite(LED_BUILTIN, HIGH);
}

// delay selama 1 menit


// data akan di kirim 1 menit sekali
delay(2000);
}

B-4
93

Lampiran 4 Contoh Koding Website

1. File index.php

<!DOCTYPE html>
<html lang="en">

<head>
<meta charset="utf-8">
<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-
scale=1">
<title>Penetas Telur</title>
<meta name="description" content="Free Bootstrap Theme by
BootstrapMade.com">
<meta name="keywords"
content="free website templates, free bootstrap themes, free
template, free bootstrap, free website template">

<link rel="stylesheet" type="text/css"


href="https://fonts.googleapis.com/css?family=Open+Sans|Candal|Ale
greya+Sans">
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="css/font-
awesome.min.css">
<link rel="stylesheet" type="text/css"
href="css/bootstrap.min.css">
<link rel="stylesheet" type="text/css"
href="css/imagehover.min.css">
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="css/style.css">
<!-- =======================================================
Theme Name: Mentor
Theme URL: https://bootstrapmade.com/mentor-free-education-
bootstrap-theme/
Author: BootstrapMade.com
Author URL: https://bootstrapmade.com
======================================================= -->
</head>

<body>

C-1
94

<?php
include 'koneksi.php'; ?>
<!--Navigation bar-->
<nav class="navbar navbar-default navbar-fixed-top">
<div class="container">
<div class="navbar-header">
<button type="button" class="navbar-toggle" data-
toggle="collapse" data-target="#myNavbar">
<span class="icon-bar"></span>
<span class="icon-bar"></span>
<span class="icon-bar"></span>
</button>
<a class="navbar-brand" href="index.php">PENETAS
<span>TELUR</span></a>
</div>
</div>
</nav>
<!--/ Navigation bar-->

<!--Banner-->
<div class="banner">
<div class="bg-color">
<div class="container">
<div class="row">
<div class="banner-text text-center">
<div class="text-border">
<h2 class="text-dec">MONITORING SUHU DAN KELEMBAPAN PENETAS TELUR
AYAM</h2>
</div>
<div class="intro-para text-center quote">
<p class="big-text">TUGAS AKHIR POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
TEGAL</p>
<p class="small-text">( ALAT PENETAS TELUR DAN MONITORING SUHU
BERBASIS WEB DENGAN ARDUINO )</p>
</div>

C-2
95

</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<!--/ Banner-->
<!--Feature-->
<?php
$conn = new mysqli("localhost","root","","danto");
$ambil = $conn -> query("SELECT * FROM suhu order by id DESC LIMIT
1");
$detail= $ambil->fetch_assoc();
?>
<section id="feature" class="section-padding">
<div class="container">
<div class="row">
<div class="header-section text-center">
<h1>DATA SUHU DAN KELEMBAPAN</h1>
</div>
<div class="header-section text-center">
<div class="col-md-6 ">
<h1>TEMPERATURE </h1>
<h1><?php echo $detail['celcius'];?> Derajat</h1>
</div>
</div>
<div class="header-section text-center">
<div class="col-md-6">
<h1>HUMANDITY</h1>
<h1><?php echo $detail['humandity'];?></h1>
</div>
</div>
</div>
</div>
</section>
C-3
96

<script src="js/jquery.min.js"></script>
<script src="js/jquery.easing.min.js"></script>
<script src="js/bootstrap.min.js"></script>
<script src="js/custom.js"></script>
<script src="contactform/contactform.js"></script>
</body>
</html>

2. File get.php

<?php
include 'koneksi.php';
date_default_timezone_set('Asia/Jakarta');
// menyimpan data kedalam variabel
$celcius = $_GET['celcius'];
$waktu = date('d-m-Y H:i:s');
$humandity = $_GET['humandity'];

?>
<?php
// query SQL untuk insert data
$query="INSERT INTO suhu SET
celcius='$celcius',waktu='$waktu',humandity='$humandity'";
echo "query";

mysqli_query($connection, $query);
// mengalihkan ke halaman index.php
header("location:index.php");
?>

C-4
97

3. File koneksi.php

<?php
$servername = "localhost";
$username = "root";
$password = "";
$dbname = "danto";

$connection = mysqli_connect($servername, $username, $password,


$dbname);
if (!$connection){
die("Connection Failed:".mysqli_connect_error());
}
?>

C-5

Anda mungkin juga menyukai