Anda di halaman 1dari 59

ALAT UKUR TINGGI BADAN MENGGUNAKAN SENSOR

ULTRASONIC BERBASIS INTERNET OF THINGS

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Untuk Mengambil Mata Kuliah
Tugas Akhir

Disusun Oleh :

No. Nama NIM


1 Moh. Fajar Islami 1604E038
2 Riski Dwi Wicaksono 1604E045
3 Valdo Adhiar Erlanda 1604E044

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KOMPUTER


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2019
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Moh. Fajar Islami (1604E038)
: Riski Dwi Wicaksono (1604E045)
: Valdo Adhiar Erlanda (1604E044)
Adalah mahasiswa Program Studi DIII Teknik Komputer Harapan Bersama
dengan ini kami menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir yang berjudul :
“ALAT UKUR TINGGI BADAN MENGGUNAKAN SENSOR
ULTRASONIC BERBASIS INTERNET OF THINGS”
Merupakan hasil pengembangan dari jurnal yang sebelumnya dan disusun
secara mandiri dengan tidak melanggar kode etik hak karya cipta. Pada laporan
Tugas Akhir ini juga bukan merupakan karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar akademik tertentu di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan kami juga tidak terdapat katya atau pendapat yang penah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain,kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ternyata Laporan Tugas Akhir ini terbukti


melanggar kode etik karya cipta atau merupakan karya yang dikategorikan
mengandung unsur plagiarism, maka kami bersedia untuk melakukan penelitian
baru dan menyusun laporannya sebagai laporan Tugas Akhir, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan sesungguhnya

Tegal , 8 Juli 2019


Yang membuat pernyataan,

Moh. Fajar Islami Riski Dwi Wicaksono Valdo Adhiar Erlanda


1604E038 1604E045 1604E044

ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPERLUAN AKADEMISI

Sebagai civitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, kami yang bertanda
tangan dibawah ini :

Nama (NIM) : 1. Moh. Fajar Islami 1604E038


2. Riski Dwi Wicaksono 1604E045
3. Valdo Adhiar Erlanda 1604E044
Jurusan / Program Studi : Teknik Komputer

Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Politeknik Harapan Bersama Tegal Hak Bebas Royalti Nonekslusif (none-
exlusive Royalti Free Right) atas tugas akhir kami yang berjudul : ALAT UKUR
TINGGI BADAN MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIC BERBASIS INTERNET OF
THINGS

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalti Nonekslusif
ini Politeknik Harapan Bersama Tegal berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan Tugas Akhir selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan pemilik Hak Cipta.

Demikian pertanyataan saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di : Politeknik Harapan Bersama


Pada tanggal : 06 Agustus 2019
Yang menyatakan

Moh. Fajar Islami Riski Dwi Wicaksono Valdo Adhiar Erlanda


1604E038 1604E045 1604E044

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir (TA) yang berjudul “ALAT UKUR TINGGI BADAN

MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIC BERBASIS INTERNET OF

THINGS” yang disusun oleh:

1. Moh. Fajar Islami NIM 1604E038

2. Riski Dwi Wicaksono NIM 1604E045

3. Valdo Adhiar Erlanda NIM 1604E044

telah mendapatkan persetujuan pembimbing dan siap dipertahankan di depan tim

penguji Tugas Akhir (TA) Program Studi D-III Teknik Komputer Politeknik

Harapan Bersama Tegal.

Tegal, 8 Juli 2019

Menyetujui ,
Pembimbing I, Pembimbing II,

Miftakhul Huda, M.Kom Jatmiko Indriyanto, M.Kom


NIPY.04.007.033 NIPY. 10.015.247

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : ALAT UKUR TINGGI BADAN MENGGUNAKAN


SENSOR ULTRASONIC BERBASIS INTERNET OF
THINGS

Oleh : Nama NIM


Moh. Fajar Islami 1604E038
Riski Dwi Wicaksono 1604E045
Valdo Adhiar Erlanda 1604E044
Program StudI : Teknik Komputer

Jenjang : Diploma III

Dinyatakan LULUS setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir


Program Studi DIII Teknik Komputer Politeknik Harapan Bersama Tegal.

Tegal , Juli 2019


Tim Penguji :
Nama Tanda Tangan
1. Ketua : Moh. Humam, M.Kom 1.
2. Sekretaris : Heri Budi Susilo, S.Kom 2.
3. Anggota I : Eko Budihartono, ST,M.Kom 3.
4. Anggota II : Jatmiko Indriyanto, M.Kom 4.

Mengetahui,
Ketua Prodi Studi DIII Teknik Komputer,
Politeknik Harapan Bersama Tegal

Rais,S.Pd.,M.Kom
NIPY.07.011.083

v
HALAMAN MOTTO

“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan

boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu,

Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Q.S Al-Baqarah: 216)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain” (Q.S Al-Insyirah: 6-7)

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholatmu sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Q.S Al-

Baqarah: 153)

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini dipersembahkan untuk:

 Kedua Orang Tua tercinta yang selalu memberi dukungan dan doa.

 Bapak Moch. Chambali, B.Eng., M.Kom selaku Direktur Politeknik Harapan

Bersama Tegal.

 Bapak Rais, S.Pd., M.Kom selaku ketua Program Studi DIII Teknik

Komputer Politeknik Harapan Bersama Tegal.

 Bapak Miftakhul Huda, M.Kom selaku pembimbing I.

 Bapak Jatmiko Indriyanto, M.Kom selaku pembimbing II.

 Teman seperjuangan yang memberi semangat

vii
ABSTRAK

Perkembangan teknologi di era modern saat ini telah banyak menyentuh

hampir seluruh sektor kehidupan demi meningkatkan kinerja, dari segi

efektifitas dan efisiensi serta kemudahan bagi penggunanya. Sistem

penghitung tinggi badan otomatis merupakan hal yang cukup penting guna

mempermudah dan mempercepat proses kerja. Dengan adanya kekeliruan

yang sering terjadi pada system hitung manual, untuk itu dibuatlah system

alat ukur otomatis yang menggunakan Sensor Ultrasonic berbasis Internet

Of Things. Pada tugas akhir ini menggunakan system yang terintregasi

antara Sensor Ultrasonik, sebagai sensor yang menginput hasil dari

pengukuran. Dengan cara ukur otomatis melalui Sensor Ultrasonic yang di

olah menggunakan Arduino IDE lalu ditampilkan melalui Web.

Kata Kunci : sensor ultrasonic, internet of things, Arduinno IDE

viii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah
dan inayah-Nya hingga terselesaikannya laporan Tugas Akhir dengan judul “ALAT
UKUR TINGGI BADAN MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK
BERBASIS IOT”.

Tugas Akhir merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan untuk


memenuhi salah satu syarat kelulusan dan mencapai derajat Ahli Madya Komputer
pada program studi DIII Teknik Komputer Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Selama pelaksaan penelitian dan kemudian tersusun laporan Tugas Akhir ini,
banyak pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan dan bimbingan,

Pada kesempatan ini, tidak lupa diucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya:

1. Bapak Mc. Chambali, B.Eng.E.E, M.Kom selaku Direktur Politeknik Harapan


Bersama Tegal
2. Bapak Rais, S.Pd., M.Kom selaku ketua Program Studi DIII Teknik Komputer
Politeknik Harapan Bersama Tegal.
3. Bapak Miftakhul Huda, M.Kom selaku pembimbing I.
4. Bapak Jatmiko Indriyanto, M.Kom selaku pembimbing II.
5. Semua pihak yang telah mendukung, membantu serta mendoakan penyelesaian
Tugas Akhir ini.
Semoga penyelesaian Tugas Akhir ini dapat memberikan sumbangan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

ix
Daftar Isi

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 3
1.3 BATASAN MASALAH .................................................................................... 3
1.4 TUJUAN DAN MANFAAT.............................................................................. 4
BAB II TUJUAN PUSTAKA ................................................................................. 5
2.1 TEORI TERKAIT ............................................................................................... 5
2.2 LANDASAN TEORI .......................................................................................... 5
A. Cara Kerja Internet of Things ................................................................... 6
B. Unsur-unsur Pembentuk IoT .................................................................... 7
C. Sejarah dan Perkembangannya ................................................................. 9
D. Macam-macam Bidang Penerapan IoT .................................................. 10
2.2.2 Bahasa PHP ........................................................................................................ 14
2.2.3 Sensor UltraSonic .............................................................................................. 17
2.2.4 Cara Kerja Sensor Ultrasonic........................................................................... 19
2.2.5 Rangkaian Sensor Ultrasonik ........................................................................... 20
2.2.6 Microcontroller Wemos .................................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 23
3.1. PROSEDUR PENELITIAN....................................................................... 23
3.1.1. Rencana Atau Planing ..................................................................... 23

x
3.1.2. Analisis............................................................................................ 23
3.1.3. Rancangan Atau Desain .................................................................. 23
3.1.4. Implementasi ................................................................................... 24
3.2. Metodologi Pengumpulan Data ....................................................................... 25
3.2.1 Observasi ......................................................................................... 25
3.2.2 Wawancara ...................................................................................... 25
3.2.3 Studi Literatur ................................................................................. 25
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM....................................... 26
4.1. Analisa Permasalahan ....................................................................................... 26
4.2. Analisa Kebutuhan Sistem ............................................................................... 26
4.3. Analisa Perangkat Keras ................................................................................... 27
4.4. Analisa Perangkat Lunak .................................................................................. 27
4.5. Perancangan Sistem .......................................................................................... 27
4.6. Diagaram Blok ................................................................................................... 28
4.7. Flowchart Perancangan Sistem Kerja ............................................................. 28
BAB V IMPLEMENTASI SISTEM ..................................................................... 30
5.1. Lingkungan Implementasi ................................................................................ 30
5.1.1. Implementasi Perangkat Keras ........................................................ 30
5.1.2. Implementasi Perangkat Lunak ....................................................... 32
5.2. Pengujian dan Pembahasan .............................................................................. 33
5.2.1. Pengujian Sistem ............................................................................. 33
5.2.2. Rencana Pengujian .......................................................................... 34
5.2.3. Hasil Pengujian ............................................................................... 34
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 35
6.1. Kesimpulan......................................................................................................... 35
6.2. Saran .................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 36

xi
Daftar Gambar

Gambar 2.1 Internet Of Things………………………………………………….4

Gambar 2.2 Contoh List dengan PHP…………………………………………..16

Gambar 2.3 Ultrasonic………………………………………………………….16

Gambar 2.4 Cara Kerja Sensor Ultrasonic…………………………………….18

Gambar 2.5 Rangkaian Pemancar (Transmitter)……………………………….19.

Gambar 2.6 Rangkaian Penerima (Receiver)…………………………………..20

Gambar 2.7 Sensor Ultrasonic HC-SR04……………………………………....21

Gambar 2.8 Wemos D1 ESP 8266……………………………………………..23


Gambar 3.1 Bagan Penelitian………………………………………………….26

Gambar 4.1 Diagram Blok Diagram Blok Alat Ukur Tinggi Badan…………..27

Gambar 4.2 Flowchart Perancangan Sistem Kerja Pada Alat Ukur……………30

Gambar 5.1 Wemos dihubungkan ke Ultrasonic……………………………….30

Gambar 5.2 Alat ukur tampak bawah…………………………………………..31.

Gambar 5.3 Prototype alat ukur tinggi badan…………………………………..31

xii
Daftar Tabel

Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras…………………………………………26

Table 5.1 Kebutuhan Implementasi Perangkat Keras………………………….29

Table 5.2 Sambungan Wemos Dengan Ultrasonic……………………………..30

Tabel 5.3. Penjelasan Pengujian Sistem………………………………………..32

Tabel 5.4 penjelasan pengujian system………………………………………...33

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Jangkauan Sensor…………………………………..33

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Produk Lama..….…………………………………..33

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Produk Baru....….…………………………………..33

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tinggi badan merupakan aspek penting pada kehidupan manusia.

Dalam berbagai kegiatan manusia, tinggi badan merupakan salah satu dari

tampilan fisik yang menjadi ciri atau penanda khusus dari setiap manusia.

Pada saat akan mendaftar pada suatu institusi atau membuat data diri yang

bersifat khusus seperti dalam pembuatan SIM, rekam medis atau data diri

pasien juga sangat diperukan bagi rumah sakit atau puskesmas.

Perkembangan dan kemajuan teknologi yang demikian pesat saat ini,

maka telah banyak diciptakannya alat bantu untuk mempermudah dan

mempercepat pekerjaan manusia. Alat bantu ini menggunakan sistem

instrumentasi yang banyak digunakan diberbagai kantor, industri, dinas dan

perusahaan khususnya dibidang kesehatan.(BuangBudi Wahono 2014)[1].

Tinggi badan merupakan salah satu parameter untuk mengidentifikasi

seseorang. Untuk mengidentifikasi tinggi badan biasanya dilakukan secara

manual, selain dengan cara manual alat pengukur tinggi badan ini juga dapat

menggunakan sistem Internet Of Things. Maka di implementasikan sistem

pengukur tinggi badan manusia melalui teknologi berbasis .

1
Dalam tugas akhir ini membahas bagaimana cara mengetahui tumbuh

kembang badan pada pasien agar dokter atau bidan dapat mengetahui secara
3

langsung kelemahan pada tubuh pasien dan hasil yang lebih singkat

dalam mengukur tinggi badan. Terdapat beberapa metode yang dapat

digunakan untuk mengestimasi tinggi badan salah satunya dengan

menggunakan teknologi salah satunya sensor ultrasonic sebagai alat sensor

pengukur.Muhammad Rafki, (Bambang Hidayat, Suci Aulia 2016)[2].

1.2 RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang ada akan dipecahkan dari penelitian ini adalah

bagaimana cara membuat alat pengukur tinggi badan menggunakan Sensor

Ultrasonic berbasis Internet Of Things agar lebih tepat dan mempermudah

dalam pengukuran tinggi badan.

1.3 BATASAN MASALAH

Mengingat keterbatasan waktu dan untuk menghindari topik yang tidak

perlu maka penulis membatasi pembahasan pembuatan alat ini. Adapun

permasalahan ini adalah :

1. Hasil pembacaan pengukuran akan ditampilkan pada web.

2. Skala terbesar pada Alat ukur ketinggian badan adalah 2 m.

3. Pada rancang bangun alat ukur ini, sensor yang digunakan sensor

ultrasonic.

4. Mikrokontroler yang digunakan untuk mengontrol seluruh system adalah

Arduino IDE.
4

1.4 TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari penelitian ini adalah terwujudnya sebuah Alat Ukur Tinggi

Badan Menggunakan Sensor Ultrasonic Dan Internet Of Things yang

digunakan untuk menampilkan dari hasil pengukuran. Adapun manfaat

pembahasan ini adalah :

1. Mempermudah perhitungan untuk mengukur ketinggian tubuh manusia.

2. Meningkatkan efisiensi waktu dan hasil dalam pengukuran.


BAB II

TUJUAN PUSTAKA

2.1 TEORI TERKAIT

Penelitian yang dilakukan oleh Moh. Fajar Islami dan kawan-kawan

(2019) dalam penelitian yang berjudul Alat Ukur Tinggi Badan

Menggunakan Sensor Ultransonic Berbasis Internet Of Things bahwa untuk

pengembangan fungsi sensor ultrasonic dibidang kesehatan dapat disatukan

menjadi sebuah alat dengan memanfaatkan teknologi saat ini.

2.2 LANDASAN TEORI

2.2.1 Internet Of things

Gambar 2.1 Internet Of Things

Internet of Things adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya

kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya

interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat

komputer.

5
6

Internet of Things leih sering disebut dengan singkatannya yaitu IoT.

IoT ini sudah berkembang pesat mulai dari konvergensi teknologi nirkabel,

micro-electromechanical systems (MEMS), dan juga Internet. IoT ini juga

kerap diidentifikasikan dengan RFID sebagai metode komunikasi. Walaupun

begitu, IoT juga bisa mencakup teknologi-teknologi sensor lainnya, semacam

teknologi nirkabel maupun kode QR yang sering kita temukan di sekitar kita.

Apa saja kemampuan dari IoT? Adapun kemampuannya bermacam-

macam contohnya dalam berbagi data, menjadi remote control, dan masih

banyak lagi yang lainnya. Sebenarnya fungsinya termasuk juga diterapkan ke

benda yang ada di dunia nyata, di sekitar kita. Apa saja contohnya?

Contohnya adalah untuk pengolahan bahan pangan, elektronik, dan berbagai

mesin atau teknologi lainnya yang semuanya tersambung ke jaringan lokal

maupun global lewat sensor yang tertanam dan selalu menyala aktif.

A. Cara Kerja Internet of Things

Cara Kerja Internet of Things itu seperti apa? Sebenarnya IoT

bekerja dengan memanfaatkan suatu argumentasi pemrograman,

dimana tiap-tiap perintah argumen tersebut bisa menghasilkan suatu

interaksi antar mesin yang telah terhubung secara otomatis tanpa

campur tangan manusia dan tanpa terbatas jarak berapapun jauhnya.

Jadi, Internet di sini menjadi penghubung antara kedua interaksi

mesin tersebut. Lalu di mana campur tangan manusia? Manusia dalam


7

IoT tugasnya hanyalah menjadi pengatur dan pengawas dari mesin-

mesin yang bekerja secara langsung tersebut.

Adapun tantangan terbesar yang bisa menjadi hambatan dalam

mengkonfigurasi IoT adalah bagaimana menyusun jaringan

komunikasinya sendiri. Mengapa itu menjadi sulit dan problematik? Ini

sebenarnya dikarenakan jaringannya sangatlah kompleks. Selain itu,

IoT juga sesungguhnya sangat perlu suatu sistem keamanan yang cukup

ketat. Disamping masalah tersebut, biaya pengembangan IoT yang

mahal juga sering menjadi penyebab kegagalannya. Ujung-ujungnya,

pembuatan dan pengembangannya bisa berakhir gagal produksi.

B. Unsur-unsur Pembentuk IoT

Ada beberapa unsur pembentuk IoT yang mendasar termasuk

kecerdasan buatan, konektivitas, sensor, keterlibatan aktif serta

pemakaian perangkat berukuran kecil. Berikut, kami akan menjelaskan

masing-masing unsur pemberntuk tersebut dengan singkat:

1. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) − IoT membuat

hampir semua mesin yang ada menjadi “Smart”. Ini berarti IoT bisa

meningkatkan segala aspek kehidupan kita dengan pengembangan

teknologi yang didasarkan pada AI. Jadi, pengembangan teknologi

yang ada dilakukan dengan pengumpulan data, algoritma kecerdasan

buatan, dan jaringan yang tersedia. Sebenarnya ya contohnya bisa

jadi mesin yang tergolong sederhana semacam


8

meningkatkan/mengembangkan lemari es/kulkas Anda sehingga

bisa mendeteksi jika stok susu dan sereal favorit Anda sudah hampir

habis, bahkan bisa juga membuat pesanan ke supermarket secara

otomatis jika stok mau habis. Penerapan kecerdasan buatan ini

memang sangatlah menarik.

2. Konektivitas − Dalam IoT, ada kemungkinan untuk

membuat/membuka jaringan baru, dan jaringan khusus IoT. Jadi,

jaringan ini tak lagi terikat hanya dengan penyedia utamanya saja.

Jaringannya tidak harus berskala besar dan mahal, bisa tersedia pada

skala yang jauh lebih kecil dan lebih murah. IoT bisa menciptakan

jaringan kecil tersebut di antara perangkat sistem.

3. Sensor − Sensor ini merupakan pembeda yang membuat IoT unik

dibanding mesin canggih lainnya. Sensor ini mampu mendefinisikan

instrumen, yang mengubah IoT dari jaringan standar dan cenderung

pasif dalam perangkat, hingga menjadi suatu sistem aktif yang

sanggup diintegrasikan ke dunia nyata sehari-hari kita.

4. Keterlibatan Aktif (Active Engagement) − Engangement yang

sering diterapkan teknologi umumnya yang termasuk pasif. IoT ini

mengenalkan paradigma yang baru bagi konten aktif, produk,

maupun keterlibatan layanan.

5. Perangkat Berukuran Kecil − Perangkat, seperti yang

diperkirakan para pakar teknologi, memang menjadi semakin kecil,

makin murah, dan lebih kuat dari masa ke masa. IoT memanfaatkan
9

perangkat-perangkat kecil yang dibuat khusus ini agar menghasilkan

ketepatan, skalabilitas, dan fleksibilitas yang baik.

C. Sejarah dan Perkembangannya

Mengingat bahwa IoT ini adalah teknologi canggih yang mampu

melakukan transfer data lewat jaringan dengan interaksi yang mudah,

masa depan dari pengembangannya jadi sangat menjanjikan.

Kehidupan manusia sehari-harinya bisa dioptimalkan dan dipermudah

dengan sensor cerdas dan peralatan pintar yang berbasis internet ini.

Awalnya, internet itu sendiri mulai terkenal di tahun 1989. Lalu

pada tahun 1990, seorang peneliti bernama John Romkey membuat

suatu perangkat yang kala itu tergolong canggih. Perangkatnya adalah

pemanggang roti yang bisa dinyalakan atau juga dimatikan lewat

internet. Kemudian di tahun 1994, seseorang bernama Steve Mann

menciptakan WearCam, dan pada tahun 1997-nya si Paul Saffo

menjelaskan secara singkat mengenai penemuannya soal teknologi

sensor dan masa depannya nanti. Barulah di tahun 1999 Kevin Ashton

membuat konsep Internet of Things. Kevin ini adalah Direktur Auto

IDCentre dari MIT.

Di tahun yang sama, yaitu 1999, ditemukan mesin yang sistemnya

berbasis Radio Frequency Identification (RFID) secara global. Nah,

penemuan inilah yang jadi awal kepopuleran dari konsep IoT. Orang-
10

orang, terutama pakar teknologi jadi berlomba-lomba mengembangkan

teknologinya sesuai konsep IoT.

Lalu, di tahun 2000, brand ternama LG mengumumkan

rencananya untuk membuat dan merilis teknologi IoT yaitu lemari

pintar. Lemari pintar ini mampu menentukan apakah ada stok makanan

yang perlu diisi ulang dalam lemarinya. Kemudian, di tahun 2003,

FRID yang sebelumnya telah disebutkan, mulai ditempatkan pada

posisi penting dalam masa pengembangan teknologi di Amerika,

melalui Program Savi. Pada tahun yang sama pula, perusahaan ritel

raksasa Walmart mulai menyebarkan RFID di semua cabang tokonya

yang tersedia di berbagai belahan dunia.

IoT kembali terkenal di tahun 2005, yaitu pada saat media-media

ternama semacam The Guardian dan Boston Globe mulai mengutip

banyak sekali dari artikel ilmiah dan proses pengembangan IoT. Hingga

tahun 2008, berbagai macam perusahaan setuju untuk meluncurkan

IPSO untuk memasarkan penggunaan IP dalam jaringan bagi “Smart

Object” yang juga bertujuan mengaktifkan IoT itu sendiri.

D. Macam-macam Bidang Penerapan IoT

Ada pun macam bidang yang dapat diterapkan dengan IOT antara lain:

1. Pertanian

Ada berbagai macam pengaplikasani IoT di sektor pertanian.

Beberapa diantaranya seperti mengumpulkan data soal suhu, curah


11

hujan, kelembaban, kecepatan angin, serangan hama, dan muatan

tanah. Data-data tersebut bisa dipakai buat mengotomatisasi teknik

pertanian. Kemudian, bisa juga dipakai untuk mengambil keputusan

(decision making) berdasarkan informasi yang ada demi

meningkatkan kualitas dan kuantitas, meminimalkan risiko dan

limbah, serta mengurangi upaya yang diperlukan dalam mengelola

tanaman. Sebagai contoh, petani sekarang sudah bisa memantau

suhu dan kelembaban tanah dari jauh, dan bahkan menerapkan data

yang diperoleh IoT untuk program pemupukan yang lebih presisi.

2. Energi

Sejumlah besar perangkat yang memakan energi (semacam

switch, outlet listrik, lampu, televisi, dll.) kini sudah bisa terintegrasi

dengan konektivitas internet. Lalu apa dampaknya? Integrasi itu

memungkinkan mesin-mesin ataupun jaringan untuk berkomunikasi

dalam menyeimbangkan pembangkitan listrik serta penggunaan

energi yang lebih hemat maupun efektif. Perangkat ini juga bisa

memungkinkan akses remote control dari pengguna, atau bisa juga

manajemen dari satu pusat lewat interface yang berberbasis cloud.

Selain itu, bisa juga mengaktifkan fungsi semacam penjadwalan

(misalnya untuk menyalakan/mematikan mesin pemanas,

mengendalikan oven, mengubah kondisi pencahayaan dari terang

menjadi redup hingga ke gelap, dan lain sebagainya). Jadi dengan

IoT di bidang ini, sistem bisa berkumpul dan bertindak berdasarkan


12

informasi yang terkait dengan energi dan daya demi meningkatkan

efisiensi produksi dan distribusi listrik.

3. Lingkungan

Aplikasi pemantauan lingkungan dari IOT biasanya pakai

sensor dalam membantu terwujunya perlindungan lingkungan.

Contohnya seperti apa? Penerapannya misalnya dengan memantau

kualitas udara atau air, kondisi atmosfer atau tanah, bahkan juga bisa

mencakup pemantauan teerhadap satwa liar dan habitatnya. Tak

hanya itu sebenarnya. Bisa juga IoT ini dimanfaatkan dalam

penanggulangan bencana semacam sistem peringatan dini Tsunami

atau gempa bumi. Hal ini tentunya bisa sangat membantu. Perangkat

IoT dalam hal ini berarti punya jangkauan geografis yang sangat luas

serta mampu bergerak.

4. Otomatisasi Rumah

Perangkat IoT juga bisa dipakai untuk memantau dan

mengontrol sistem mekanis, elektrik, dan elektronik yang digunakan

di berbagai jenis bangunan (misalnya, industri atau juga rumah Anda

sebagai tempat tinggal). Alat atau pengembangan IoT ini juga bisa

memantau penggunaan energi secara real-time untuk mengurangi

konsumsi energi. Tak hanya itu, bahkan bisa juga melakukan

pemantauan terhadap para penghuninya. Contohnya? Begitu Anda

masuk ke rumah di malam hari, lampu menyala. Kemudian begitu

Anda masuk ke jadwal tidur, lampu akan mati secara otomatis. Pagi
13

hari, taman Anda akan disiram air oleh mesin penyiram otomatis.

Begitu juga dengan kulkas Anda yang bisa memesan stok makanan

sendiri ketika habis. Semuanya bisa terintegrasi menjadi sistem

rumah pintar.

5. Medik dan Kesehatan

Dalam dunia medik dan kesehatan, IoT akan dikembangkan

terus. Bahkan, nanti di masa yang akan datang, seluruh rekaman

kesehatan Anda bisa ditransfer langsung ke tenaga medis maupun

Rumah Sakit. Data-data yang bisa dideteksi dan dikirimkan

semacam detak jantung, tingkat gula dalam darah, dan lain

sebagainya. Smartphone/ponsel pribadi Anda akan jadi alat

pemantau kesehatan yang canggih dan tentunya bisa sangat

membantu Anda. Perangkat IoT yang ada bahkan bisa memberikan

peringatan saat kesehatan Anda menurun atau memberikan saran

pengobatan dan bahkan membuat janji temu dengan dokter.

Sebenarnya beberapa teknologi canggih IoT telah dikembangkan

dan diterapkan di bidang ini. Contohnya, tempat tidur pintar yang

bisa otomatis memberitahukan dokter/perawat ketika pasien hendak

bangun dari tempat tidur dll. Menurut laporan dari Goldman Sachs

di tahun 2015, perangkat kesehatan semacam ini bisa

menyelamatkan negara dari anggaran kesehatan yang berlebihan.


14

2.2.2 Bahasa PHP

PHP adalah bahasa pemrograman script server-side yang

didesain untuk pengembangan web.Selain itu, PHP juga bisa

digunakan sebagai bahasa pemrograman umum. PHP dikembangkan

pada tahun 1995 oleh Rasmus Lerdorf, dan sekarang dikelola oleh The

PHP GroupSitus resmi PHP. (Andre 2017)[3].

PHP disebut bahasa pemrograman server side karena PHP

diproses pada komputer server. Hal ini berbeda dibandingkan dengan

bahasa pemrograman client-side seperti JavaScript yang diproses pada

web browser (client).

Pada awalnya PHP merupakan singkatan dari Personal Home

Page. Sesuai dengan namanya, PHP digunakan untuk membuat website

pribadi. Dalam beberapa tahun perkembangannya, PHP menjelma

menjadi bahasa pemrograman web yang powerful dan tidak hanya

digunakan untuk membuat halaman web sederhana, tetapi juga website

populer yang digunakan oleh jutaan orang seperti wikipedia, wordpress,

joomla, dll. Saat ini PHP adalah singkatan dari PHP: Hypertext

Preprocessor, sebuah kepanjangan rekursif, yakni permainan kata

dimana kepanjangannya terdiri dari singkatan itu sendiri: PHP:

Hypertext Preprocessor.

PHP dapat digunakan dengan gratis (free) dan bersifat Open

Source. PHP dirilis dalam lisensi PHP License, sedikit berbeda dengan

lisensi GNU General Public License (GPL) yang biasa digunakan untuk
15

proyek Open Source. Fungsi PHP Dalam Pemrograman Web, Untuk

membuat halaman web, sebenarnya PHP bukanlah bahasa

pemrograman yang wajib digunakan. Kita bisa saja membuat website

hanya menggunakan HTML saja. Web yang dihasilkan dengan HTML

(dan CSS) ini dikenal dengan website statis, dimana konten dan

halaman web bersifat tetap. Sebagai perbandingan, website dinamis

yang bisa dibuat menggunakan PHP adalah situs web yang bisa

menyesuaikan tampilan konten tergantung situasi. Website dinamis

juga bisa menyimpan data ke dalam database, membuat halaman yang

berubah-ubah sesuai input dari user, memproses form, dll.

Untuk pembuatan web, kode PHP biasanya di sisipkan kedalam

dokumen HTML. Karena fitur inilah PHP disebut juga

sebagai Scripting Language atau bahasa pemrograman script.Sebagai

contoh penggunaan PHP, misalkan kita ingin membuat list dari nomor

1 sampai nomor 10. Dengan menggunakan HTML murni, kita bisa

membuatnya secara manual seperti kode berikut ini:

1. <!DOCTYPEhtml>
2. <html>
3. <head>
4. <title>Contoh list dengan HTML</title>
5. </head>
6. <body>
7. <h2>Daftar Absensi Mahasiswa</h2>
8. <ol>
9. <li>Nama Mahasiswa ke-1</li>
10. <li>Nama Mahasiswa ke-2</li>
11. <li>Nama Mahasiswa ke-3</li>
12. <li>Nama Mahasiswa ke-4</li>
13. <li>Nama Mahasiswa ke-5</li>
14. <li>Nama Mahasiswa ke-6</li>
15. <li>Nama Mahasiswa ke-7</li>
16

16. <li>Nama Mahasiswa ke-8</li>


17. <li>Nama Mahasiswa ke-9</li>
18. <li>Nama Mahasiswa ke-10</li>
19. </ol>
20. </body>
21. </html>

Halaman HTML tersebut dapat dibuat dengan mudah dengan cara

men-copy-paste tag <li> sebanyak 10 kali dan mengubah sedikit angka-

angka no urut di belakangnya. Namun jika yang kita inginkan adalah

menambahkan list tersebut menjadi 100 atau 1000 list, cara copy-

pastetersebut menjadi tidak efektif.Jika menggunakan PHP, kita

tinggal membuat perulangan for sebanyak 1000 kali dengan perintah

yang lebih singkat seperti berikut ini:

1. <!DOCTYPE html>
2. <html>
3. <head>
4. <title>Contoh list dengan PHP</title>
5. </head>
6. <body>
7. <h2>Daftar Absensi Mahasiswa</h2>
8. <ol>
9. <?php
10. for($i= 1; $i<= 1000; $i++)
11. {
12. echo"<li>Nama Mahasiswa ke-$i</li>";
13. }
14. ?>
15. </ol
16. </body>
17. </html>
17

Gambar 2.2 Contoh List dengan PHP

Dengan menggunakan kode baris yang bahkan lebih sedikit, kita

dapat membuat list tersebut menjadi 1000 kali, bahkan 100.000 kali

dengan hanya mengubah sebuah variabel $i. PHP tidak hanya dapat

melakukan pengulangan tersebut, masih banyak hal lain yang bisa kita

lakukan dengan PHP, seperti menginput data ke database,

menghasilkan gambar, menkonversi halaman text menjadi PDF,

management cookie dan session, dan hal lainnya yang akan kita pelajari

di dalam tutorial belajar PHP di duniailkom.

2.2.3 Sensor UltraSonic

Gambar 2.3 Ultrasonic


18

Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang memiliki

fungsi untuk mengubah besaran fisis alias bunyi menjadi besaran

listrik, begitupun sebaliknya. Prinsip kerja sensor ultrasonik ini cukup

simpel, yakni berdasarkan pantulan suatu gelombang suara sehingga

dapat digunakan untuk mendefiniskan eksistensi atau jarak suatu benda

dengan frekuensi tertentu.

Mengapa disebut sensor ultrasonik? Karena sensor ini

menggunakan gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik sendiri

memiliki frekuensi yang sangat tinggi, mencapai 20.000 Hz yang tidak

bisa didengar oleh telinga manusia. Bunyi dengan frekwensi setinggi

itu hanya bisa didengar oleh hewan-hewan tertentu seperti kucing,

anjing, kelelawar, sampai dengan lumba-lumba.

Bunyi dari sensor ultrasonik sendiri dapat merambat melalui

benda padat, cair, atau gas. Namun yang paling bagus adalah benda cair.

Tak heran jika sensor yang satu ini banyak diaplikasikan pada kapal

selam dan alat-alat khusus untuk mengukur kedalaman air laut.

Sayangnya bunyi sensor ultrasonik dapat diserap oleh benda-

benda tekstil dan busa.


19

2.2.4 Cara Kerja Sensor Ultrasonic

Gambar 2.4 Cara Kerja Sensor Ultrasonic

Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya bahwa cara kerja

dari sensor ultrasonik adalah dengan menggunakan pantulan suara.

Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui alat

yang disebut dengan piezoelektrik. Gelombang yang dibandingkan

tersebut memiliki frekuensi tertentu (umumnya sekitar 40 kHz).

Secara sederhana, sensor ultrasonik akan menembakkan

gelombang ultrasonik menuju objek tertentu. Setelah gelombang

menyentuh objek, maka gelombang akan dipantulkan kembali ke

sensor tersebut, lalu sensor akan menghitung selisih antara waktu

pengiriman dan waktu penerimaan gelombang pantul. Untuk lebih

jelasnya bisa anda lihat pada gambar berikut.

Sinyal yang dipancarkan oleh sensor ultrasonik berupa

gelombang bunyi dengan kecepatan 340 m/s. Sinyal yang dipantulkan

dan diterima kembali oleh sensor akan dihitung dengan rumus S =


20

340.t/2, dimana S adalah jarak sensor dengan objek pantul, dan t adalah

selisih waktu saat gelombang dipancarkan dan diterima.

2.2.5 Rangkaian Sensor Ultrasonik

Gambar 2.5 Rangkaian Pemancar (Transmitter)

Gambar 2.6 Rangkaian Penerima (Receiver)

Bagaimana, sudah paham bukan dengan penjelasan sensor

ultrasonik? Setelah membahaminya, tentu anda penasaran dan ingin

mencoba membuat rangkaiannya bukan? Nah, berikut kami bagikan

skema rangkaian pemancar (transmitter) dan skema penerima (receiver)

sensor ultrasonik yang cukup simpel. Untuk aplikasinya, sensor

ultrasonik sangat bermacam-macam mulai dari dunia industri,

kedokteran atau kesehatan, sampai dengan pertahanan. Untuk dunia


21

kesehatan sensor ultrasonik dapat diaplikasikan pada alat yang bernama

USG untuk mendeteksi organ-organ dalam tubuh manusia, mendeteksi

penyakit seperti tumor, liver, otak, batu ginjal, dll.

Sedangkan untuk dunia industri, sensor ultrasonik dapat

digunakan untuk mendeteksi keberadaan mineral, minyak bumi, dan

lain sebagainya. Nah, jika anda bergerak dalam bidang pertahanan dan

keamanan, sensor ultrasonik juga bisa anda fungsikan sebagai radar

pendeteksi objek tertentu baik di darat, laut, maupun udara. Ada satu

jenis sensor ultrasonik yang bisa dengan mudah dijumpai di pasaran,

yakni sensor ultrasonik HC-SR04. Sensor ini cukup compact dan

memiliki fitur mumpuni. Harganya pun juga sangat murah, sekitar 35

ribuan saja. Sangat cocok bagi anda para pemula yang ingin mencoba

sensor ultrasonik.

Gambar 2.7 Sensor Ultrasonic HC-SR04

2.2.6 Microcontroller Wemos

Microcontroller Wemos adalah sebuah microcontroller

pengembangan berbasis modul microcontroller ESP8266.


22

Microcontroller Wemos dibuat sebagai solusi dari mahalnya system

wireless berbasis microcontroller lainya. Dengan menggunakan

microcontroller wemos biaya yang digunakan membangun system wifi

berbasis moicrocontroller sangat murah, hanya sepersepuluhnya dari

biaya yang dikeluarkan apabila membangun system wifi dengan

menggunakan microcontroller Arduino dan Gsm Shield.

Gambar 2.8 Wemos D1 ESP 8266


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. PROSEDUR PENELITIAN

3.1.1. Rencana Atau Planing

Rencana dalam perancangan yang dimaksud merupakan

langkah awal dalam melakukan penelitian, setelah mengetahui

permasalahan yang ada di obyek penelitian dan menemukan solusi

yang mungkin bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut

maka dibuatlah Alat Ukur Tinggi Badan Menggunakan Sensor

Ultrasonic Berbasis Internet Of Things.

3.1.2. Analisis

Data yang diperoleh dianalisa dengan mengidentifikasi

permasalahan yang ada, selanjutnya dibuat pernyataan yang

mengarah pada masalah tersebut untuk dicari penyelasaian dengan

cara observasi. Observasi dilakukan terhadap salah satu pengukur

tinggi badan yang masih manual. Selanjutnya hasil yang diperoleh

disusun untuk digunakan sebagaiacuan dalam membuat alat ini.

3.1.3. Rancangan Atau Desain

Rancangan sistem ini menggunakan aplikasi android sebagai

penampil hasil dari pengukuran. Ketika objek sedang melakukan

pengukuran maka akan secara otomatis muncul hasil di web.

23
24

3.1.4. Implementasi

Pada tahapan ini hasil yang akan ditampilkan melalui aplikasi

android. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengerjaan.

Melakukan analisis permasalahan


Alat Ukur Tinggi Badan yang timbul akibat kurangnya
Menggunakan Sensor sistem atau alat pengukur tinggi
Ultrasonic Dan IOT badan yang masih manual
sehingga hasil yang didapatkan
Analisa masih banyak yang salah.

Melakukan perancangan terhadap


perangkat keras yang akan dibuat
Desain
dalam bentuk alat yang nyata

Melakukan perancangan terhadap


perangkat keras yang akan dibuat
Coding dalam bentuk alat yang nyata
dengan dikombinasikan
menggunakan bahasa

Testing Melakukan pengujian aplikasi dan


alat.

Setelah dilakukan pengujian maka


Testing
aplikasi dan alat tersebut akan
diimplementasikan secara manual.

Maintenance Columen Melakukan


Break

Gambar 3.1 Bagan Penelitian


25

3.2. Metodologi Pengumpulan Data

3.2.1 Observasi

Metode ini dimaksudkan untuk mendapat data secara langsung

dengan melihat keadaan dimana lokasi yang akan dilakukan

pengamatan dalam hal ini bertempat di Puskesmas Kedungbanteng.

3.2.2 Wawancara

Salah satu metode pengumpulan data dengan cara bertanya

langsung kepada salah satu dokter dan pasien di Puskesmas, agar

mendapatkan informasi atau data yang lebih tepat.

3.2.3 Studi Literatur

Studi Literatur dilakukan oleh penulis dengan cara mencari

sumber refrensi yang di dapat dari mempelajari website atau situs-

situs yang berhubungan dengan pembuatan alat ukur yang

menggunakan sensor Ultrasonic.


BAB IV

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1. Analisa Permasalahan

Sistem pengukuran yang ada saat ini masih menggunakan cara manual

dan cendrung banyak kesalahan ataupun ketidak tepatan angka yang

dihasilkan karena masih menggunakan alat manual. Alat ukur manual hanya

dapat menghitung secara manual dan tidak bisa dapat langsung terhubung

pada sistem karena belum terkoneksi dengan internet. Untuk mempermudah

serta mempersingkat waktu kerja maka penggunaan alat otomatis ini bisa

dimonitor melalui web dengan memasukan url pada web, sehingga

memberikan hasil yang lebih tepat dan baik.

4.2. Analisa Kebutuhan Sistem

Analisa kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan apa

saja.dalam penelitian spesifikasi kebutuhan merinci tentang hal-hal yang

dilakukan saat pengimplementasian. Analisa ini diperlukan untuk

menentukan keluaran yang akan dihasilkan olih system, masukan yang

dihasilkan system yaitu lingkup proses yang digunakan untuk mengolah

masukan menjadi keluaran serta kontrol terhadap sistem.

26
27

4.3. Analisa Perangkat Keras

Adapun spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan untuk system

yang akan dirancang adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras


No Kebutuhan Spesifikasi

1. Laptop -

2. Wemos ESP 8266

3. Kabel Jumper Male To Male -

4. Ultrasonic HCSR-04

5. Kabel USB -

4.4. Analisa Perangkat Lunak

Adapun spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk system

yang akan dirancang adalah Arduino IDE dan Sublime Text.

4.5. Perancangan Sistem

Perancangan system dimulai dari sensor Ultrasonic yang mendeteksi

objek untuk memperoleh hasil lalu akan diteruskan ke Wemos D1 ESP8266.

Sebelum data dikirim ke web terlebih dahulu diolah melalui Wemos D1

ESP8266 setelah itu baru dikirm ke web. Dari seluruh rangakaian pendukung

akan kembai ke adaan semula sampe jangka waktu yang ditentukan.

Perancangan diwujudkan dalam bentuk diagram blok seperti dibawah ini :


28

4.6. Diagaram Blok

Ultrasonic Wemos D1 ESP 8266

Gambar 4.1 Diagram Blok Diagram Blok Alat Ukur Tinggi Badan

Diagram Blok digunakan untuk menggamabarkan kegiatan-kegiatan

yang ada didalam system.Agar dapat lebih memahami system yang akan

dibuat, maka perlu dibuatkan gambar tentang system yang akan berjalan.

4.7. Flowchart Perancangan Sistem Kerja

Mulai

Wemos
aktif

Sensor
Ultrasonic
aktif

Apakah
dibawah
sensor ada
objek ? Tidak

Ya

Web menampilkan
hasil

Selesai

Gambar 4.2 Flowchart Perancangan Sistem Kerja Pada Alat Ukur


29

Penjelasan Flowchart Alat Ukur Tinggi Badan Berbasis Internet Of

Things:

1. Mulai

Langkah pertama unuk mengoperasikan alat yaitu dengan

memberikan tegangan pada system atau rangkaian.

2. Wemos Aktif

Setelah Wemos aktif akan melakukan fungsinya sebagai control dari

semua input dan output. setelah wemos esp8266 aktif akan menampilkan

hasil melalui web.

3. Sensor Aktif

Setelah objek (Badan Manusia) berdiri dibawah sensor Ultrasonic

akan diteruskan dan diolah di ESP8266. Jika dibawah sensor ada objek

maka system akan diteruskan dan akan menampilkan di web

4. Web

Kemudian WEB akan menampilkan data hasil pengukuran lalu

menyimpannya.

5. Selesai

Selesai disini adalah semua proses pengukuran akan disimpan di web.


BAB V

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1. Lingkungan Implementasi

Perangkat pendukung seperti perangkat keras (hardware) dan

perangkat lunak (software) dibutuhkan untuk menjalankan alat ukur ini

dengan baik.

5.1.1. Implementasi Perangkat Keras

Pada bab ini akan ditampilkan implementasi alat yang telah

dirancang sebelumnya dan proses perangkaian pada alat yang telah

dibuat dan dalam perancangan ini menggunakan Wemos D1

ESP8266 sebagai mikrokontroler.

Table 5.1 Kebutuhan Implementasi Perangkat Keras


No Kebutuhan Spesifikasi

1. Laptop -

2. Wemos ESP 8266

3. Kabel Jumper Male To Male -

4. Ultrasonic HCSR-04

5. Kabel USB -

30
31

Rangkaian system alat ukur dibuat menggunakan Wemos D1

ESP8266, Sensor Ultrasonic. Berikut sambungan pin dan alat ukur.

Table 5.2 Sambungan Wemos Dengan Ultrasonic


Wemos D1 ESP 8266 Ultrasonic HC-SR04

VIN VCC

DI/MOSI/D7 TRIG

D12/MISO/D6 ECHO

GND GND

Gambar 5.1 Wemos dihubungkan ke Ultrasonic

Gambar diatas adalah rangkaian Wemos yang dihubungkan ke

Ultrasonic. Sistem pembacaannya dari sensor lalu diolah di Wemos.

Gambar 5.2 Alat ukur tampak bawah


32

Gambar 5.3 Prototype alat ukur tinggi badan

Gambar diatas adalah alat ukur tinggi badan yang telah dibuat

dengan menggunakan sensor ultrasonic dan Wemos D1 ESP8266

5.1.2. Implementasi Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan untuk pengimplementasian

system alat ukur ini adalah aplikasi Arduino yang terintregasi.

Dengan aplikasi ini dapat menulis program Arduino (disebut juga

dengan Sketch), mengkompilasi, men-debug jika ada kesalahan

pemrograman, dan meng-uploadnya ke papan Arduino.


33

Gambar 5.3 Sketch Alat Ukur.

Gambar diatas yaitu merupakan sebagian dari script pada Arduino

dalam proses pembuatan Alat Ukur Tinggi Badan Menggunakan Sensor

Ultrasonic Berbasis IOT.

5.2. Pengujian dan Pembahasan

5.2.1. Pengujian Sistem

Pengujian system Alat ukur ini dimaksud untuk menguji system

ketepatan alat ukur yang dibuat apakah sudah sesuai dengan yang

diharapkan. Tidak memiliki masalah error dan sesuai dengan yang

diharapkan. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan Teknik

black box. Pengujian black box merupakan metode perancangan

data uji untuk mengetahui apakah semua fungsi perangkat lunak

telah berjalan semestinya sesuai dengan kebutuhan fungsional yang

telah didefinisikan(Abdul Rouf,2012:3). Adapun hal-hal yang akan

diujikan menggunakan metode black box ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3. Penjelasan Pengujian Sistem


34

Kelas uji Butir Uji Jenis Pengujian

Sensor Sensor Black box

Pengujian system alat ukur tinggi badan menggunakan sensor

ultrasonic berbasis iot.

5.2.2. Rencana Pengujian

Pengujian software dalam penelitian ini dilakukan oleh pihak

user atau pengguna, sedangkan untuk metode pengujian yang

digunakan adalah pengujian black box. Pengujian black box adalah

pengujian aspek fundamentalsistem tanpa memperhatikan struktur

logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk

mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi benar.

5.2.3. Hasil Pengujian

Berikut ini adalah hasil pengujian dengan menggunakan system

black box berdasarkan dengan requitment pada rencana pengujian :

1. Pengujian Sensor

Tabel 5.4 penjelasan pengujian system

Statu Yang Pengamata kesimpula


diharapka
s Sensor n n n
35

Aktif Dapa Menginput [v]


Diterima
t [ ] Ditolak

menginput

Tidak Tidak Tidak [v]


Diterima
Aktif menginput menginput [ ] Ditolak

2. Pengujian Jangkauan Sensor

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Jangkauan Sensor

N Kesimpula
o Jangkauan Kondisi Indikator n
[]
Tanpa Diterima
Tidak Menginput
Penghalang
[v] Ditolak
1 0 s/d 200 cm
[v]
Ada Penghalang Menginput Diterima
[ ] Ditolak

3. Hasil Pengujian Produk

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Produk Lama

N Kesimpula
o Alat Kondisi Indikator n
Mengukur []
Mempercepat Diterima
kecepatan
dan tepat
Alat ukur kerepatan [v] Ditolak
1 tinggi badan Tidak [v]
lama Mengukur
mempercepat Diterima
kecepatan
dang kurang
ketepatan
tepat [ ] Ditolak
36

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Produk Baru

N Kesimpula
o Alat Kondisi Indikator n
Mengukur [v]
Mempercepat Diterima
kecepatan
dan tepat
Alat ukur kerepatan [ ] Ditolak
1 tinggi badan Tidak []
baru Mengukur
mempercepat Diterima
kecepatan
dang kurang
ketepatan
tepat [v] Ditolak
37
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapat kesimpulan


bahwa alat ukur tinggi badan berhasil dibuat sehingga menghasilkan alat
pengukuran yang lebih tepat dan mempermudah dalam proses pengukuran
tinggi badan.

6.2. Saran

Pada penelitian ini, alat yang telah dirancang secara fungsi dapat
bekerja dengan baik. Namun masih memiliki kekurangan yaitu jika pada tiang
pengukur tingginya melebihi 2 meter secara otomatis alat akan menunjukan
angka 2 meter pada web dan apabila alat dipasang tidak sesuai tinggi yang
sudah ditetapkan maka sensor akan membacanya salah otomatis hasil
pengukuran yang ditampilkan oleh web pun akan salah.

35
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Buang Budi Wahono.2014. Keterbukaan Informasi Publik; Tatakelola


Teknologi Informasi; COBIT, Manajemen Data.
[2]. Muhammad Rafki, Bambang Hidayat, Suci Aulia.2016 Telapak Kaki,Tinggi
Badan, Berat Badan, Discrete Cosine Transform (DCT), Nearest Neighbor
(NN).
[3]. Apri Junaidi.2015. “Penerapan Sistem Internet Of Things” Jurnal Ilmiah
Teknologi Informasi Terapan.
[4]. Ulfah Mediaty Arief. 2011 Jurnal Ilmiah Elektrikal Engenering UNHAS.
[5]. Tedy Tri Saputro. 2017 “Prototype Penggunaan Sistem Internet”Jurnal Wemos
Kompatible Arduino.
[6]. Muhammad Afdali, Muhamad Daud, Raihan Putri. 2017 “Pengukur Tinggi
Permukaan Air Dengan Sensor Ultrasonik” Jurnal Teknik Elektrik Dan
Elektronika Berbasis IOT
[7]. Thomas Adrian. 2012 “Alat Ukur Tinggi Badan Dan Berat” Jurnal Elektro
UNTAR Badan
[8]. Rezky Septian Akbar. 2016 “Pengujur Tinggi Badan Berbasis Arduino” Jurnal
Ilmiah Mikrotek

36
LAMPIRAN

37
Lampiran 1 program Arduino Alat Ukur Tinggi Badan Menggunakan Sensor
Ultrasonik Berbasis IoT.

#include <NewPing.h>

#include <ESP8266WiFi.h>

const char* ssid = "Redmi";


const char* password = "12345678";
const char* server = "ngukurawakewong.000webhostapp.com";

#define trig 13
#define echo 12
#define MAX_DISTANCE 200
NewPing sensor1(trig, echo, MAX_DISTANCE);
WiFiClient client;

void setup() {

Serial.begin(115200);
delay(10);
Serial.println();
Serial.println();
Serial.print("Connecting to ");
Serial.println(ssid);
WiFi.begin(ssid, password);
while (WiFi.status() != WL_CONNECTED) {
delay(500);

38
Serial.print(".");
}
Serial.println("");
Serial.println("WiFi connected");
Serial.println("IP address: ");
Serial.println(WiFi.localIP());
Serial.print("connecting to ");
Serial.println(server);
pinMode(echo, INPUT);
pinMode(trig, OUTPUT);

}
void loop() {

const int httpPort = 80;


int tb = sensor1.ping_cm();
int kirim = 200 - tb;

/*================monitoring=============*/
if(client.connect(server, httpPort)){
client.print("GET /add.php?");
client.print("tb=");
client.print(kirim);
client.println(" HTTP/1.1");
client.println("Host: ngukurawakewong.000webhostapp.com");
client.println("Connection: close");
client.println();
client.println();
client.stop();
Serial.print("tb = ");
Serial.println(kirim);

39
}
Serial.println("closing connection. ");
delay(2000);
}

40
Lampiran 2 Dokumentasi Observasi

Gambar Lampiran 2.1 Dokumentasi Proses Wawancara Observasi Di Puskesmas


Kedungbanteng.

Gambar Lampiran 2.2 Dokumentasi Foto Bersama Bidan Puskesmas.

41
Gambar Lampiran 2.3 Dokumentasi Foto Alat Ukur Manual Dan Otomatis

Lampiran 3 Dokumentasi Proses Pembuatan Alat Atau Projek.

42
Gamabar Lampiran 3.1 Dokumentasi Proses Pembuatan Alat atau Project Alat
Ukur Saat Memasang Kabel Jumper Dari Sensor Ultrasonik Ke Wemos.

Gambar Lampiran 3.2 Dokumentasi Foto Pada Saat Bimbingan Pembuatan


Project.

43

Anda mungkin juga menyukai