Anda di halaman 1dari 74

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KETINGGIAN SAMPAH

BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT) MENGGUNAKAN


APLIKASI TELEGRAM

HASIL PENELITIAN

OLEH

SARNI WATI

F1G118058

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
2

HALAMAN PENGESAHAN

HASIL PENELITIAN

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KETINGGIAN SAMPAH


BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT) MENGGUNAKAN
APLIKASI TELEGRAM

Diajukan Oleh :

SARNI WATI
F1G118058

Telah disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. La Ode Saidi, M.Kom La Ode Muhammad Bakhtiar Aksara, S.T., MT


NIP. 196212311995121001 NIP. 198609292019031000

Mengetahui,
Ketua Prodi Ilmu Komputer

Dr. Andi Tenriawaru, S.Si., M.Si


NIP. 197602082005012001
3

KATA PENGANTAR

“Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatu”

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang menciptakan langit dan
bumi serta menguasai apa-apa yang diantaranya. Berkat limpahan rahmat, hidayah
dan karunianyah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KETINGGIAN SAMPAH
BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT) MENGGUNAKAN APLIKASI
TELEGRAM” dapat terselesaikan dengan baik. skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas MIPA
Universitas Halu Oleo.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak sedikit

hambatan yang dihadapi dan jauh dari kesempurnaan, tetapi hal tersebut dapat

teratasi berkat petunjuk dari Allah SWT dan disertai kesabaran serta bimbingan

dan arahan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya

kepada Bapak Dr. La Ode Saidi, M. Kom, Sebagai pembimbing I dan Bapak La

Ode Muhammad Bakhtiar Aksara, S. T., MT sebagai pembimbing II telah

banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk memberikan arahan dan

bimbingan selama penyusunan skripsi.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya,

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Muhammad ZamrunF ., S. Si., M. Sc sebagai Rektor

Universitas Halu Oleo.

2. Bapak Dr. Ida Usman, S. Si., M. Si sebagai Dekan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam.


4

3. Bapak Dr. Muh. Kabil Djafar, ST., M. Si sebagai Ketua Jurusan

Matematika.

4. Bapak Alm. L. M. Umar Reky. R. R, S. Si, M. Si sebagai Pendiri sekaligus

Ketua Program Studi Ilmu Komputer yang pertama.

5. Ibu Dr. Andi Tenriawaru, S. Si., M.Si sebagai Ketua Program Studi Ilmu

Komputer Fakultas MIPA Universitas Halu Oleo yang telah memberi arahan,

saran dan motivasi ilmu pengetahuan, kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini,

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan staf Program Studi Ilmu Komputer Universitas

Halu Oleo, terima kasih ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat serta bantuan

selama penulis mengikuti perkuliahan.

7. Kedua orang tua ayahanda tersayang M. Manja dan ibunda tercinta Wa Iti,

terima kasih atas segala kasih sayang,pengorbanan, dukungan, doa serta

nasehat yang tidak henti-hentinya yang telah diberikan kepada penulis.

Kepada ketiga saudara penulis Safarrudin Munasar, Syukrudin Munasar,

dan Syawaludin Munasar yang selalu memberikan semangat dan dukungan

dalam menyelesaikan skripsi.

8. Suami tercinta La Ode Jati Bone, S.IP yang selalu mensuport, mendukung

serta mendoakan selama masa perkuliahan hingga penyususnan skripsi serta

kedua anak tercinta L. M. Nur Iasya Mahdi Yakusa dan L. M. Nur Hafizd

Al-Fatih.

9. Keluarga tersayang yang senantiasa mendoakan, memberikan semangat dan

dukungan pada penulis selama menempuh perkuliahan.


5

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan

adanya. Akhirnya, hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala kita kembalikan

segala urusan dan semoga penyusunan skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

terkhusus bagi pribadi penulis.

Kendari, Februari 2024

Pe
nulis
6

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
ABSTRAK IX
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5


2.1 Sampah 5
2.1.1 Jenis – Jenis Sampah 6
2.1.1.1 Sampah Organik 6
2.1.1.2 Sampah Anorganik 7
2.2 Internet Of Things 8
2.2.1 Cara kerja internet of things 9
2.3 Aplikasi Telegram 9
2.4 Motor Servo 10
2.5 Sensor Ultrasonik ................................................................................. 11
2.6 Software arduino IDE 13
2.7 Wi-fi (Wireless Fidelity) 14

2.7.1 Pengertian Wifi 14.


2.7.2 Spesifikasi Frekuensi Wifi 14
2.7.3 Parameter Wifi15
2.2.4 Cara Kerja Wifi 15
2.8 NudeMcu ESP8266 16
7

2.8.1 Sejarah NudeMcu 16


2.8.2 Spesifikasi NudeMcu 17
2.9 Bahasa C 19
2.7 Flowchart 21
2.11 Penelitian Terdahulu 23
BAB III METODE PENELITIAN 27

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 27


3.2 Prosedur Penelitian27
3.3 Model Pengembangan Sistem 29

3.4 Sumber Data 32

3.5 Metode Pengambilan Data 33

3.6 Metode Pengembangan Perangkat Lunak 34

3.7 Studi Pendahuluan 35


3.8 Pengujian dan validasi 36
3.9 Rancangan Perangkat Keras dan perangkat lunak 36
3.9.1 Rancangan Perangkat Keras 37

3.9.2 Rancangan Perangkat Lunak 38

BAB IV HASIL PENELITIAN 39

4.1 Perakitan (construction) 39


4.2 Implementasi Sistem 40
4.3 Pengkodean (Coding) 40
4.4 Implementasi User Interface 42
4.5 Pengujian (Transition) 42
4.6 Hasil Pengujian 43
BAB V PENUTUP 45

5.1 Kesimpulan 45
8

5.2 Saran 45

DAFTAR PUSTAKA 46

LAMPIRAN 48
9

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi wi-fi 15

Tabel 2.2 Spesifikasi NodeMCU Esp8266 18

Tabel 2.3 Simbol Flowchart 22

Tabel 2.4 penelitian terdahulu 25

Tabel 3.1 Metode Rational Unified Process (RUP) 27

Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat Keras 29

Tabel 3.3 Spesifikasi Perangkat Lunak 29


10

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konsep IOT 9

Gambar 2.2 Aplikasi Telegram 10

Gambar 2.3 Motor Servo 11

Gambar 2.4 Sensor Ultrasonik 13

Gambar 2.5 Software Arduino IDE 13

Gambar 2.6 NodeMcu Esp8266 18

Gambar 3.1 Metode Rational Unified Process (RUP) 32

Gambar 3.2 Blok Diagram 37

Gambar 3.3 Flowchart Sistem 38


11

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KETINGGIAN SAMPAH

BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT) MENGGUNAKAN

APLIKASI TELEGRAM

Oleh

SARNI WATI

F1G118058

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengembangkan aplikasi jaringan untuk

memonitoring ketinggian sampah berbasis internet of things (iot) menggunakan

Aplikasi telegram. Penelitian ini untuk mengetahui ketinggian sampah agar tidak

ada penumpukan sampah.

Penelitian ini menggunakan metode RUP, dengan beberapa tahap, termasuk

perencanaan, analisis, desain, konstruksi, dan transisi. Tahap konstruksi

melibatkan perakitan dan implementasi sistem monitoring ketinggian sampah

berbasis internet of things (iot) menggunakan aplikasi telegram menggunakan

sensor ultrasonik untuk menghasilkan alat yang nyata. Tahap transisi melibatkan

pelepasan produk dan koordinasi tugas untuk mengimplementasikan dan

mengembangkan alat untuk mendapatkan data penggunaan dan hasil produk.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

rancang bangun sistem monitoring ketinggian sampah berbasis internet of things

(IOT) menggunakan aplikasi telegram berjalan secara efisien. Selama pengujian,


12

aplikasi tersebut mampu secara konsisten mendeteksi ketinggian sampah,

mendeteksi adanya objek yang mendekati tempat sampah dan mengirim notifikasi

kepada pengguna ketika tempat sampah dalah keadaan penuh. Tidak ada

gangguan atau kegagalan yang terjadi selama pengujian.

Notifikasi yang dikirimkan melalui telegram akan terus-menerus dikirim

selama tempat sampah masih belum dikosongkan. Hal ini bertujuan agar petugas

sampah tidak terlupa setelah melihat notifikasi yang dikirimkan dapat segera

menuju tempat sampah yang harus dikosongkan.

Kata Kunci: Sampah, Sensor Ultrasonik, Motor Servo, Telegram


13

DESIGN AND DESIGN OF AN INTERNET OF THINGS (IOT) BASED

WASTE HEIGHT MONITORING SYSTEM USING TELEGRAM

APPLICATION

BY:

SARNI WATI

F1G118058

ABSTRACT

This research aims to develop a network application for monitoring the heigh

of waste based on the internet of things (IOT) using the telegram application. This

research is to determine the heigh of the waste so that there is no accumulation of

waste.

This research use the RUP method, with several stages, including planning ,

analysis, design, construction, and transition. The construction phase involves

assembling and implementing an internet of things (IOT) based trash height

monitoring system using the telegram application using ultrasonoc sensors to

produce a real tool. The transition phase involves the release of the product and

coordination of tasks to implemen and develop tools to obtain product usage and

outcomes data.

Based on the results of the tests carried out, it can be concluded that the

design of an internet of things (IOT) based trash height monitoring system using

the telegram application runs efficintly. During testing, the application the trash
14

can and send notifications to the user when the trash can was full. No

interruptions or failures occurred during testing.

Nonifications sent via telegram will continue to be sent as long as the trash

bin has not been emptied. this aims to ensure that trash officers don’t forget that

after seeing the nitification sent, they can immedyaely go to the trash can that

needs to be emptied.

Keywords: Garbage, Ultrasonic Sensor, Servo Motor, Telegram

.
15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Zaman era globalisasi dan teknologi dibidang mikrocontroler dan sensor

berdampak kepada kehidupan manusia. Kemajuan ini membuat manusia

mengatasi masalah yang timbul disekitar dan meringankan pekerjaan yang sudah

ada karena ini susdah menjadi ancaman serius bagi pemerintah. Hal ini dibuktikan

adanya UU nomor 18 2008 tentang pengelolaan sampah (Wahf dkk, 2020).

Undang-undang ini mengatur sanksi bagi pelaku kejahatan sampah yang

berdampak merusak lingkungan dan menyebabkan gangguan kesehatan bagi

manusia.

Jumlah volume sampah yang dihasilkan semakin meningkat seiring dengan

bertambahnya jumlah penduduk. Pada tahun 2017 jumlah sampah yang dihasilkan

secara nasional adalah 65.200.000 ton sampah, di tahun 2018 mengalami

peningkatan menjadi 66.500.000 ton sampah. Seperti yang kita ketahui bahwa

saat ini pengelolaan sampah dan sistem pengangkutan sampah masi dilakukan

secara manual hanya dengan mengandalkan petugas kebersihan untuk mendatangi

satu per satu tempat sampah dan mengosongkan tempat sampah. Hal ini tidak

efektif sehingga tidak menghasilkan kinerja yang maksimal untuk pengangkutan

sampah (Indarmawan, 2018).

Pengelolaan sampah, terutama di daerah perkotaan, perlu dilakukan dengan

tepat dan sistematis. Kegiatan pengelolaan persampahan melibatkan penggunaan

dan pemanfaatan berbagai fasilitas dan sarana persampahan, termasuk tempat


16

penampungan, pengumpulan, pemindahan pengangkutan, pengolahan dan

pembuangan akhir (Sahil, 2016). Masalah sampah menjadi pusat perhatian bagi

pemerintah dan masyarakat. Suatu kota yang berkembang dan tumbuh dengan

baik adalah kota yang mampu menjaga keseimbangan antara kondisi lingkungan

dan kepadatan penduduk yang akan diakomodasi didalamnya (Romlah, 2020).

Pengelolaan sampah yang efektif dan efisien merupakan tantangan yang

dihadapi oleh banyak kota diseluruh dunia. Salah satu permasalahan yang sering

muncul adalah keberadaan tempat sampah yang penuh, menyebabkan tumpukan

sampah disekitarnya dan mengurangi kualitas lingkungan. Selain itu,

pengumpulan sampah yang tidak terjadwal dan tidak efisien dapat mengakibatkan

penumpukan sampah di area publik (Fatmawati, 2020).

Permasalahan lain yang masih ada saat ini masih mengenai sampah yaitu,

pengangkutan sampah yang dilaksanakan dengan jadwal yang tetap tanpa ada

yang mengawasi setiap saat akan mengakibatkan kemungkinan penumpukan

sampah tanpa ada penanganan dari petugas kebersihan (Rahayu & Ferdian, 2022).

Selain itu tidak adanya informasi terkait tingkat volume tempat sampah secara

real-time kepada pengguna untuk mengetahui apakah tempat sampah tersebut

sudah penuh atau masih tersedia (Dewi, 2019).

Oleh karena itu, telah dibuat sebuah alat berbasis Internet Of Things (IOT)

menggunakan NodeM ESP8266 sebagai mikrokontrolernya. Alat ini

menggunakan sensor ultrasonik untuk mendeteksi ketinggian sampah. Ketika

sampah telah penuh maka akan masuk notifikasi berbasis telegram yang
17

terhubung ke petugas kebersihan. Dengan alat ini diharapkan masyarakat atau

petugas kebersihan selalu memantau ketinggian sampah agar tidak ada

penumpukan sampah. Berdasarkan urain diatas maka dalam tugas akhir ini dengan

segala pertimbangan penulis mengambil judul rancang bangun sistem

monitoring ketinggian sampah berbasis internet of things (IOT)

menggunakan aplikasi telegram.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

merumuskan masalah yaitu: bagaimana rancang bangun sistem monitoring

ketinggian sampah berbasis internet of things (IOT) menggunakan aplikasi

telegram..

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan

rancangan dan sistem yang dapat memonitoring ketinggian sampah berbasis

internet of things (IOT) menggunakan aplikasi telegram.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam rancang bangun alat pendeteksi

sampah organik dan anorganik menggunakan sensor proximity dan node mcu

esp8266, berbasis Internet of Things (IOT) adalah sebagai berikut :

1. Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu baik bagi
18

penempuh ilmu maupun masyarakat umum dalam meningkatkan system

pembuangan sampah dengan memanfaatkan teknologi IOT.

3. Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran terhadap

Bangsa dan Negara, khususnya berkaitan dengan system pembuangan sampah

agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

.
BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampah

Menurut defenisi Word Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu

yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang

yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra,

2019). Menurut undang-undang Republik indonesia nomor: 18 tentang

pengelolaan sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari dan/atau proses

alam yang berbentuk padat. Sampah berasal dari kegiatan manusia, hewan dan

alam (Chandra, 2019).

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau yang dibuang dari hasil

aktivitas manusia maupun alam yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah

diambil unsur maupun fungsi utamanya (Harmajidan Khairullah, 2019).

Pengelolaan sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan

sementara (TPS). Sampah sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat

dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainya. Seharusnya

pengolahan sampah dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sebisa mungkin

dekat dengan sumbernya, sepeti dilingkungan RT/RW, sekolah, dan rumah tangga

sehingga jumlah sampah dapat dikuragi (Harmaji dan Khairullah, 2019).

Sampah yang berasal dari kegiatan manusia, hewan dan alam akan

mengakibatkan timbulan sampah ditempat sampah atau TPS. Timbulan sampah

yang harus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

beragamnya aktivitas ditengah semakin terbatasnya lahan merupakan masalah


20

yang dihadapi oleh hampir sebagian kota-kota besar (Purnama dan Ciptomulyono,

2011). Permasalahan sampah merupakan hal yang kursial. Bahkan sampah bisa

dikatakan sebagai masalah cultular karena dampaknya terkena pada berbagai sesi

kehidupan, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Sematang, Surabaya,

Bandung, Palembang dan Medan (Sudrajat, 2006).

Perkembagan dan pertumbuhan penduduk yang pesat didaerah perkotaan

mengakibatkan daerah pemukiman semakin luas dan padat. Peningkatan aktivitas

manusia, lebih lanjut menyebabkan bertambahnya sampah. Faktor yang

mempengaruhi jumlah sampah selain aktivitas penduduk antara lain adalah:

jumlah atau kepadatan penduduk, sistem pengelolaan sampah, keadaan geografi,

musim dan waktu, kebiasan penduduk, teknologi serta tingkat sosial ekonomi

(Sulistyorini, 2019).

2.1.1 Jenis Sampah

Menurut Bahrin (2018) menyatakan komposisi dan karakteristik sampah

berhubungan langsung dengan sumber sampah. Sumber sampah kota malang

didominasi oleh sampah pasar dan sampah rumah tangga.

Berdasarkan sifatnya sampah kota dapat dibagi menjadi dua yaitu

2.1.1.1 Sampah Organik

Sampah organik adalah samapah yang mudah tergradasai sehingga mudah

terurai. Contohnya, sampah sayuran, daun-daunan. bagian tubuh hewan, sisa

makanan, kertas, kayu dan lain-lain.


21

Sampah organik atau sampah basah adalah sampah dari makhluk hidup.

Seperti dedaunan dan sampah dapur. Sampah organik dapat mengalami perubahan

atau terurai secara alami (degradable waste). Meski dibiarkan begitu saja sampah

ini akan menghilang dengan sendirinya. Banyak contohnya seperti sisa makanan,

kulit buah, sisa masakan dari dapur dan lain sebagainya. Pemanfaatanya bisa

menjadikan sebagai pakan ternak, biogas atau lain sebagainya.

2.1.1.2 Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang sulit tegradasi sehingga sulit

terurai. Contohnya: plastik, kaca, logam, kaleng dan lain-lain. Sampah anorganik

bersal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui secara alam atau

memerlukan waktu yang sangat lama terurai. Bahan-bahan ini meliputi mineral

logam dan minyak bumi atau bahan-bahan lain hasil proses industri. Ada beberapa

sampah nonorganik yang tidak terdapat dialam seperti plastik dan styrofoam.

Sampah nonorganik disebut juga sampah yang tidak atau sulit terurai (non

degradable waste). Meski sampah ini tidak bisa terurai tapi pemanfaatannya bisa

dikomersialkan untuk diolah kembali menjadi barang yang layak pakai. Untuk

masalah samapah nonorganik kini harus mendapat perhatian dari semua orang.

Karena sampah ini tidak akan hancur dalam waktu yang lama meski dibakar

sekalipun.

Sampah basah juga disebut sampah yang mudah membusuk (garbage)

karena aktivitas microorganisme seperti daun, batang, dan ranting pohon. Sisa

sayur mayur, buah-buahan, sisa populasi sampah yang ada dan beragam jenisnya.
22

2.2 Internet of Things (IOT)

Internet of Things(IOT) merupakan sebuah konsep yang memiliki tujuan

untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara

terus-menerus. Pada dasarnya, IOT mengacu pada benda yang dapat

diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis

internet (Waworundeng & Lengkong, 2018).

Internet of things (IOT) adalah sebuah konsep/skenario dimana suatu objek

yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa

memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer. IOT telah

berkembang dari konvergensi teknologi nirkabel, microelectromechanical systems

(MEMS), dan Internet. "A Things" pada Internet of Things dapat didefinisikan

sebagai subjek. Misalkan orang dengan monitor implant jantung, hewan

peternakan dengan transponder biochip, sebuah mobil yang telah dilengkapi built-

in sensor untuk memperingatkan pengemudi ketika tekanan ban rendah. Sejauh

ini, IOT paling erat hubungannya dengan komunikasi machine-to-machine

(M2M) di bidang manufaktur dan listrik, perminyakan, dan gas. Produk dibangun

dengan kemampuan komunikasi M2M yang sering disebut dengan sistem cerdas

atau smart. Meskipun konsep ini kurang populer hingga tahun 1999, namun IoT

telah dikembangkan selama beberapa dekade. Alat internet pertama misalnya,

adalah mesin coke di carnegie melon university di awal 1980-an. Para programer

dapat terhubung ke mesin melalui internet, memeriksa status mesin dan

menentukan apakah ada atau tidak minuman dingin yang menunggu mereka,

tanpa harus pergi ke mesin tersebut. Istilah Internet of Things(IOT) mulai dikenal
23

tahun 1999 yang saat itu disebutkan pertama kalinya dalam sebuah presentasi oleh

Kevin Ashton, cofounder and executive director of the Auto-ID Center di MIT

(Waworundeng & Lengkong, 2018).

2.2.1 Cara Kerja Internet Of Things

Konsep IoT ini sebetulnya cukup sederhana dengan cara kerja mengacu

pada 3 elemen utama pada arsitektur IoT, yakni. Barang fisik yang dileng kapi

modul IoT, Perangkat Koneksi ke Internet seperti Modem dan Router Wireless

Speedy seperti di rumah a, dan Cloud Data Center tempat untuk menyimpan

aplikasi beserta database. Konsep iot ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Konsep Iot


(Sumber: efendi,2018)

2.3 Aplikasi Telegram

Telegram adalah sebuah aplikasi pengirim pesan multiplatform yang

berbasis clound. Pada Telegram dibekali fitur tambahan seperti foto, audio, video,

dan tipe berkas lain yang terenkripsi secara end to end. Dengan begitu, pesan

dapat terkirim secara aman dari pihak lain. Telegram juga memiliki fitur

tambahan yaitu penggunaan satu account dari perangkat berbeda secara


24

bersamaan. Kapasitas yang diberikan untuk pengiriman berkas antar pengguna

sampai 1,5 GB (Purba, 2022).

Keunggulan aplikasi Telegram :

a. Dengan menggunaka cloundsebagai penyimpananya, Telegram dapat

mengirim pesan lebih cepat. Telegram juga dapat dengan mudah diakses

secara bersamaan diberbagai perangkat.

b. Telegram dapat berbagi file berupa foto, audio, video, file, (zip, pdf, doc, dan

mp3) dengan batas ukuran maksimum 1,5 GB.

Gambar 2.2 Aplikasi Telegram

2.4 Motor Servo

Motor servo adalah motor DC kualitas tinggi yang memenuhi syarat untuk

digunakan pada aplikasi servo seperti closed control loop. Motor tersebut harus

dapat menangani perubahan yang cepat pada posisi, kecepatan dan percepatan,

serta harus mampu menangani intermintent torque. Sedangkan servo adalah motor

DC dengan tamabahan elokronika untuk control PW dan digunakan untuk tujuan

hobi, pada pesawat terbang model, mobil atau kapal. Servo mempunyai 3 kabel ,

yaitu VCC, Ground PW input . Tidak seperti PW motor DC, input sinyal untuk
25

servo tidak mengfatur kecepatan, tetapi digunakan untuk mengatur posisi dan

putaran servo, (Widodo Budiharto, 2012).

Gambar 2.3 Motor Servo

2.5 Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah

besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini

didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat

dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi

tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan

gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik).

Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah

alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini

akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika

sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan

menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah

gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali

gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor,
26

kemudian sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan

waktu gelombang pantul diterima.

1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu dan

dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz.

Untuk mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum digunakan

adalah 40kHz.

2. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi

dengankecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal

tersebutakan dipantulkan oleh benda tersebut.

3. Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut

akan diproses untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak benda dihitung

berdasarkan rumus S = 340.t/2

Dimana S merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang

pantul), dan t adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh

transmitterdan waktu ketika gelombang pantul diterima receiver. Sensor ini

merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang berfungsi pengirim,

penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik.Alat ini bisa digunakan untuk

mengukur jarak benda dari 2 cm -4 m dengan akurasi 3 mm. Alat ini memiliki 4

pin, pin Vcc, Gnd, Trigger, dan Echo. Pin Vcc untuk listrik positif, dan Gnd untuk

grounnya. Pin trigger untuk keluarnya sinyal dari sensor, dan pin Echo untuk

menangkap sinyal pantulan dari benda.


27

Gambar 2.4 Sensor Ultrasonik

2.6 Sofware Arduino Ide

Untuk menulis program pada board arduino dibutuhkan software Arduino

IDE (Integrated Development Environment). IDE adalah sebuah software untu

menulis program, mengkompilasi menjadi biner dan meng-upload ke dalam

memory mikrokontroler. Software dapat di-download secara gratis. Software ini

bisa berjalan pada Windows, Mac OS X, dan Linux (Fikriyah and Rohmanu, 2018)

Software arduino IDE ditunjukan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Software Arduino IDE


(Sumber: fikriyah, 2018)

Arduino IDE merupakan software yang ditulis dengan menggunakan Java.


28

Adapun software arduino IDE terdiri dari :

1. Editor Program

Sebuah windows yang memungkinkan pengguna menulis dan mengedit

program dalam bahasa processing.

2. Compiler

Compiler Sebuah modul yang mengubah kode program menjadi kode biner,

bagaimanapun sebuah mikrokontroler tidak akan bisa memahami bahasa

processing.

3. Uploader

Sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam memori di

dalam board arduino.

2.7 Wi-fi (Wireless Fidelity)

2.7.1 Pengertian WiFi

Wi=fi merupakan kependekan dari wireless fidelity, yang memiliki pengertian

yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk WLAN untuk terhubung dengan

internet menggunakan titk akses atau yang dikenal dengan hospot terdekat

(Ridwan Solihin dkk. (2021).).

2.7.2 Spesifikasi Frekuensi Wi-fi

Wi-fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ada 4

variasi dari 802.11 , yaitu:

1. 802.11a

2. 802.11b
29

3. 802.11g

4. 802.11n

Tabel 2.1 Spesifikasi wi-fi

Spesifikasi Kecepatan Frekuensi Band

802.11b 11 Mb/s -2.4 GHz


802.11a 54 Mb/s -2.4 GHz
802.11g 54 Mb/s -2.4 GHz
802.11n 100 Mb/s -5 GHz

Sumber: Divisi Telkom Multimedia

2.7.3 Parameter wi-fi

Parameter parameter wi-fi secara umum:

a. Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam selang

waktu diberikan.

b. Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan sinyal

dalam medium transmisi.

c. Jangkauan transmisi adalah untuk mengirimkan informasi dari suatu tempat

ketempat lain.

2.7.4 Cara Kerja WiFi

Wifi bekerja menggunakan gelombang radio dengan

menggunakanWireless LAN dari komputer, router nirkabel memainkan peran

yang penting pada sistem Wifi. Adaptor ini menerima data dari komputer dalam

bentuk digital. Setelah data dikonversi kedalam bentuk gelombang radio maka

dikirim ke router melalui antenna. Sinyal decode router mengirimkannya ke

internet. Proses ini akan dikembalikan ketika informasi yang dikirimkan dari
30

internet ke komputer. Perbedaan Wfi dengan walki-talki maupun ponsel adalah

frekuensinya, Wifi menggunakan gelombang frekuensi tinggi dari 2,4GHz atau

5GHz. Teknologi Wifi adalah beroperasi pada platform standar jaringan IEEE

802,11.

2.8 NodeMcu ESP8266

NodeMcu adalah Open source firmware dan pengembangan kit yang

membantu untuk membuat prototype produk IOT (internet of thinghs) dalam

beberapa baris skrip luanodemcu adalah sebuah platfrom open source IOT

(internet of things). Nodemcu menggunakan lua sebagai bahasa scripting. Hal ini

berdasarkan proyek elua dan dibuat diatas ESP8266 SDK 1.4. Menggunakan

banyak proyek open source. Ini mencakup firmware yang berjalan pada wi-fi SoC

ESP8266, dan perangkat keras yang didasarkan pada ESP -12 modul. Spesifikasi

yang disediakan oleh NodeMcu adalah open sorce interaktif. Telah diprogram

biaya rendah, smart, sederhana WI-FI diaktifkan.

2.8.1 Sejarah NodeMcu

Sejarah lahirnya nodemcu berdekatan dengan rilis ESP8266 pada Desember

2013. Espressif system selaku pembuat ESP8266mulai produksi esp8266 yang

merupakan SoC wi-fi yang terintegrasi dengan prossesor tensilica Xtensa LX106.

Sedangkan NodeCcu dimulai 13 Oktober 2014 saat Hong me-commitfile pertama

nodemcu firmware ke Github. Dua bulan kemudian project tersebut

dikembangkan keplatfrom perangakt keras ketika Huang R mengcommit file dari

board ESP8266, yang diberi nama devkit V.0.9.


31

Berikutnya, dibulan yang sama, tuan PM memproting pustaka client MQTT

dari conttiki ke platfrom SOC ESP8266 dan di commit ke project NodeMcu yang

membuatnya mendukung protokol IOT MQTT melalui pemuktakhiran penting

berikutnya yang terjadi pada 30 Januari 2015 ketika Devsaurus memposting

u8glib ke project NodeMcu yang memungkinkan NodeMcu bisa mendrive display

LCD, OLED hingga VGA. Demikianlah project NodeMcu terus berkembang

hingga kini berkat komunitas open source dibaliknya, pada musim panas 2016

ModeMcu sudah terdiri memiliki 40 modul fungsionalitas yang bisa digunakan

sesuai kebutuhan developer (Kunci K, 2019).

2.8.2 Spesifikasi NodeMcu

Nugraha N (2016) menjelasksn NodeMcu ini sudah dilengkapi dengan

tombol push button yaitu tombol reset dan flash. Walapun nodemcu ini

menggunakan bahasa lua, bahasa ini mempunyai logika dan susunan

pemrograman yang sama dengan bahasa C hanya yang dibedakan pada syntaknya

saja. Jika menggunakan bahasa lua maka harus menggunakan tool lua loader

maupun lua uploader. NodeMcu ini juga sudah support dengan software arduino

IDE dengan menggunakan settingan board managger pada arduino IDE. Sebelum

menggunakan board ini harus melakukan flash terlebih dahulu agar support

kepada tool yang akan digunakan. Apabila menggunakan arduino IDE harus

dapat ditulis menggunakan firmware yang cocok yaitu firmware keluaran ai-

Thinker yang support AT Command. Pengguna tool leader firmware yang harus

digunakan adalah firmware NodeMcu. Gambar dari NodeMcu dapat dilihat pada

Gambar 2.6.
32

Gambar 2.6 NodeMcu ESP8266

Tabel 2.2 Spesifikasi NodeMcu ESP8266

Spesifikasi NodeMcu

Microkontroller Esp8265

Ukuran board 57 mm x 30 mm

Tegangan input 3.3 ~ 5v

GPIO 13 pin

Kana lPWM 10 kanal

Flash memory 4MB

10bit ADC pin 1 pin

Clock Speed 40/26/24 Mhz

Wi-fi IEEE802.11b/g/n

Frekuensi 2.4GHz– 22.5 Ghz

USB Port Micro USB

Card reader Tidak ada

USB to serial converter CH340G


33

2.9 Bahasa C

Bahasa pemrograman C dikembangkan pertama kali oleh Dennis Ritchie pada

tahun 1972. C dibuat untuk tujuan umum, tidak spesifik kebidang tertentu.

Meskipun bahasa C didesain untuk diimplementasikan disistem perangkat

lunak,namun bahasa C juga diimplementasikan diperangkat kecil, contohnya HP

dan microkontroler. Bahasa C memiliki kelebihan dari pada bahasa pemrograman

yang lain. Alasan utama adalah kedekatan bahasa C dengan mesin. Selain itu juga,

bahasa C sangat fleksibel dan dapat diimplementasikan hampir disemua perangkat

(Kalatiku Yuri Yudhaswana, 2010).

Lanjut Alfianto menjelaskan bahasa C adalah sebuah bahasa pemrograman

komputer yang dapat digunakan untuk membuat banyak aplikasi (general-purpose

programming language), seperti sisem operasi (seperti windows atau linux),

antivirus, software pengolahan gambar (immage processing), sampai compiler

untuk bahasa pemrograman, bahasa C banyak digunakan untuk membuat bahasa

pemrograman lain yang salah satunya adalah PHP. Meskipun termasuk general-

purpose programming language), yaitu bahasa pemrograman yang dapat

membuat berbagai macam aplikasi, bahasa pemrograman C paling cocok

merancang aplikasi yang berhubungan langsung dengan sisten operasi dan

hadware. Ini tidak terlepas dari tujuan awal bahasa C yang dikembangkan.

Bahasa pemrograman mikrocontroler AVR yang paling populer adalah

menggunakan bahasa C. Bahasa C adalah bahasa pemrograman tingkat menegah.

Selain bahasa C ada bahasa tingkat rendah seperti assembly dan bahasa tinggkat

tinggi seperti bacic dan pascal. Semakin rendah bahasa pemrograman maka
34

semakin mendekati kode mesin namun sulit dimengerti oleh manusia. Sebaliknya

semakin tinggi bahasa pemrograman maka semakin mudah dimengerti oleh

manusia namun sukar untuk diaplikasikan kemesin, dalam hal in adalah

mikrokontroler (Najiyah dkk, 2018).

Effendi, dkk (2013) berikut berperan fitur serta keunggulan bahasa

pemrograman C jika dibandingkan dengan bahasa pemrograman lain:

1. Bahasa C sebagai bhasa pemrograman prosedural

Konsep pemrograman prosedural adalah sebuah metode pemrograman yang

mana setiap baris paling atas sampai baris paling bawah, selain itu ada juga

konsep pemrograman object (obkect orietad programming). Didalam bahasa

pemrograma objek, setiap tugas akan dijalankan menggunakan class dan objek.

Contohnya adalah bahasa pemrograman JAVA.

2. Bahasa C sangat cepat dan efisien

Aplikasi yang dibuat menggunakan bahsa C bisa dieksekusi dengan sangat

cepat serta berukuran kecil. Ini karena C bisa langsung berkomunikasi dengan

hadware, sebuah fitur yang jarang tersedia dibahasa pemrograman modern seperti

JAVA, PHP dan PYTON. Akan tetapi, hal ini juga memiliki kelemahan. Bahasa C

relatif sederhana dan tidak memiliki fitur-fitur modern seperti garbage collection

dan dynamic typing.

3. Bahasa c adalah bahasa portable

Maksudnya, bahasa pemrograman C bisa di-compile ulang supaya berjalan

diberbagai sistem operasi tanpa perlu mengubah kode-kode yang ada. Aplikasi
35

yang dibuat di windows dengan bahasa C, bisa dipindahkan kelinux dengan sedikit

atau tanpa modifikasi.

4. Bahasa C adalah induk dari bahsa pemrograan modern

Bahasa pemrogramn C banyak menginspirasi bahasa pemrograman lain.

Seperti C++, C#, objektive C, PHP,

JAVA, javascript dan masih banyak lagi. Dengan mempelajari bahasa C,

anda akan familiar dan lebih mudah saat berpindah ke bahasa pemograman lain

yang merupakan turunan bahasa dari C (Andre, 2018.).

2.10 Flowchart

Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah

danurut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dalam

untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan

menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian.

Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya

masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Flowchart adalah

sebuah jenis diagram yang mewakili aliran kerja suatu sistem, atau dapat

mewakili algoritme yang menampilkan tahapan-tahapan langkah dalam bentuk

simbol-simbol yang telah ditentukan.

Flowchart bisa dikatakan sebagai gambaran dari hasil pemikiran dalam

menganalisa suatu permasalahan dalam komputer. Proses dilingkungan organisasi

pada umumnya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berulang. 30 Setiap

siklus kegiatan tersebut biasanya dapat dipecahkan ke dalam beberapa langkah


36

kecil. Dari uraian langkah-langkah tersebut, kita dapat mencari langkah mana saja

yang bisa kita perbaiki atau improve (Ilham Akhsanu Ridlo, 2017).

Tabel 2.3 Simbol Flowchart

Simbol Arti Simbol


No Flowchart Nama Flowchart
.
Awal atau akhir konsep
1 Terminator (prosedur)

Proses operasional
2 Process

Dokumen atau laporan


3 berupa print out
Document

Keputusan atau
4 subpoint.
Garis yang
Decision terhubung dengan
bentuk decision
merujuk
pada situasi-situasi yang
berbeda sesuai dengan
keputusan yang
digambarkan
Input dan output
5 (Contohnya, Input:
Data feedback dari
pelanggan,
Output: desain produk
baru)
Penghubung alur dalam
6 On-Page halaman yang sama
Reference/Co
Nnector
37

Penghubung alur dalam


7 On-Page halaman yang berbeda
Reference/Off
-Page
Connector
Arah alur dalam konsep
8 Flow (prosedur)

2.11 PenelitianTerdahulu

Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya

hasil penelitian yang dilakukan Ridwan Ahmad Ma’rif, Fauziah, Nur Hayati

(2019) dengan judul sistem monitoring tempat sampah pintar secara real time

menggunakan metode Fuzzy Logik berbasis IOT. Tujuan penelitian ini adalah

pembuatan sistem monitoring tempat sampah menggunakan aplikasi android

dengan mengimplementasikan algoritma fuzzy berdasarkan tingkat muatan

sampah sebagai penentu tindakan yang akan dilakukan petugas.

Samirah Rahayu, Syahrul Ferdian (2022) dengan judul sistem monitoring

volume tempat sampah berbasis IOT menggunakan metode fuzzy. Tujuan

penelitian ini adalah memberikan notifikasi dengan kondisi tempat sampah telah

penuh untuk mencegah terjadinya penumpukan sampah yang akan menyebabkan

tumbuhnya bibit penyakit.

Aniqa Bano, Ikram Ud Din, Asma A. Al- Huqail (2020) dengan judul IOT-

based smart bin for real-time monitoring and managemen of solid waste. Tujuan

penelitian ini adalah membuat tempat sampah pintar secara real-time untuk
38

mendapatkan akses data volume tempat sampah dan dikirim ke petugas

pengangkut sampah untuk segera mengangkut tempat sampah.

Mustafa M. R, Ku Azir K. N, F (2017) dengan judul smart bin internet of

things garbage monitoring system. Tujuan penelitian ini adalah memungkinkan

pengelolaan sampah untuk monitor berdasarkan kedalaman sampah di tempat

sampah.

Sirisha Yerraboina, Nallapaneni Manoj Kumar, Parimala K. S, Aruna

Jyothi, N (2018) dengan judul monitoring the smart garbage bin fillings status an

IOT application towards waste managemen sustainabel planning and life-cycle

thinking of energy infrastucture view project the role of wind energy in

sustainable transportation ev charging and H2 generation view project.Tujuan

penelian ini adalah membuat sistem untuk memantau jumlah limbah dengan

mengirimkan informasi tentang status isi tempah sampah dengan batasan kosong,

sedang, hampir penuh, dan penuh.

Adelia Pramita Dewi, Ramdhan Nugraha , Sony Sumaryo (2019) dengan

judul perancangan dan implementasi smart trash bin menggunakan metode

logikafuzzy. Tujuan penelitian ini adalah membuat tempat sampah untuk memilah

sampah berdasarkan jenis sampah menggunakan metode fuzzy untuk menguji

kinerja alat apakah berjalan sesuai dengan perintah atau tidak.


39

Tabel 2.4 penelitian terdahulu

No Penulis dan Judul Metode Hasil


Tahun Penelitian

1. Ridwan Systemmonitor Fuzzy Tingkat akurasi perhitungan


Ahmad ing tempat Logik fuzzypada tindakan prmbersihan
Ma’rif, sampah pintar tempat sampah yaitu 100%.
Fauziah, secara realtime Waktu pengiriman data dari
Nur Hayati menggunakan sistem ke cloud firebasesebesar
(2019) metode Fuzzy 0,6 detik.
Logikberbasis
IOT

2, Samirah sistem Fuzzy Hasil pengujian menggunakan


Rahayu, monitoring Fuzzydalam memonitor tempat
Syahrul volume tempat sampah bernilai sangat akurat.
Ferdian sampah Sistem akan memberikan
(2022) berbasis IOT informasi melalui telegram jika
menggunakan tempat sampah sudah penuh
metode fuzzy

3. Aniqa IOT-based Arduin Sistem memberikan informasi


Bano, Ikram smart bin for o menegnai volume tempat sampah
Ud Din, real-time dan lokasinya melalui pesan
Asma A. monitoring
Al- Huqail and
(2020) managemen of
solid waste.

4. Mustafa M. smart bin Sensoru Volume tempat sampah dapat


R, Ku Azir internet of ltrasoni dilihat secara real-
K. N, F things garbage k dan timemenggunakan thing speak
(2017) monitoring ESP826 dengan tampilan berupa grafik.
system 6 Tingkat volume tempat sampah
dibagi menjadi 4 bagian yaitu
limbah rumah tangga, kertas,
kaca, dan plastik

5. Sirisha monitoring the Arduin Sistem mendeteksi jika tempat


40

Yerraboina, smart garbage o Uno sampah sedang kosong, sedang,


Nallapaneni bin fillings dan hampir penuh, dan penuh. Sistem
Manoj status an IOT Sensor memberikan informasi yang
Kumar, application Ultraso didapat dan ditampilkan pada
Parimala K. towards waste nik LCD. Sistem memberikan
S, Aruna managemen informasi yang didapat dan
Jyothi, sustainabel ditampilkan pada portal website
N(2018) planning and
life-cycle
thinking of
energy
infrastucture
view project
the role of
wind energy in
sustainable
transportation
ev charging
and H2
generation
view project

6. Adelia perancangan LogikF Tingkat akurasi dari sistem


Pramita dan implementasi uzzy sebesar 77,7% dan sensitifitas
Dewi, smart trash bin sebesar 81,6% berdasarkan
Ramdhan menggunakan perhitungan fuzzy. Tingkat
Nugraha metode
, logikafuzzy kegagalan servo sebesar 2,79%
Sony
Sumaryo
(2019)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Oktober samapi Bulan Desember

Tahun 2023 di Laboratorium UTI, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam (MIPA), Universitas Halu Oleo.

Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian

Uraian Jadwal Penelitian

Oktober November Desember

2023 2023 2023

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengumpulan Data

Analisis Kebutuhan Sistem

Desain Sistem

Implementasi

Pengujian

3.2 Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dapat mendukung

penelitian rancang bangun sistem monitoring ketinggian sampah berbasis internet

of things menggunakan aplikasi telegram adalah sebagai berikut :


42

1. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan menghimpun informasi yang relevan

dengan topik atau masalah yang menjadi objek penelitian yang diperoleh

dari buku-buku, karya ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia, internet, dan

sumbersumber lain juga mencari dan mempelajari buku-buku yang

berhubungan dengan objek yang diteliti, serta bersumber dari buku-buku

pedoman yang disusun oleh para ahli, yang berhubungan dengan penelitian.

2. Observasi

Observasi dilakukan secara langsung terhadap objek peneliatian dengan

maksud mendapat data yang sebenarnya.

3. Analisis kebutuhan sistem

Pada analisis sistem yang telah diuraikan terdapat beberapa kebutuhan pada

sistem. Kebutuhan terbagi beberapa bagian yaitu kebutuhan pada perangkat

keras dan perangkat lunak.

a. Analisis kebutuhan perangkat keras

Untuk memebangun alat sistem monitoring ketinggian sampah dibutuhkan

beberapa perangkat keras yang menjadi penyusun dan fisik utama agar dapat

berfungsi dengan baik. Berikut spesipikasi peranotifikasi telengkat keras

yang dibutuhkn dapat dilihat pada Tabel 3.1.


43

Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat Keras

No Nama komponen Jumlah Deskripsi

Sebagai mikrokontroller pembancaan


1 NodeMcu ESP8266 1 data dalam mengirim notifikasi
telegram
Untuk mendeteksi ketinggian
2 Sensor ultrasonik 2 sampah

Untuk membuka dan menutup

3 Motor servo 1 tempat tutup tempat secara otomatis

b. Analisis kebutuhan perangkat lunak

Untuk membangun alat pemantauan kelembaban tanah dibutuhkan beberapa

perangkat lunak. Berikut spesipikasi perangkat lunak yang dibutuhkn dapat

dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.3 Spesifikasi Perangkat Lunak

No Nama Software Deskripsi


Sofware Arduino
1 Sebagai editor untuk mengetik dan mengedit
Ide coding yang akan dibuat dalam bahasa
pemrograman yang dugunakan C++
Digunakan untuk membuat code program pada
2 Pemrograman system monitoring ketinggian sampah
bahasa C/C++

3.3 Model Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitan ini adalah

metode Rational Unufied Process (RUP). RUP merupakan salah satu proses
44

rekayasa perangkat lunak yang menyediakan pendekatan untuk menentukan tugas

dan tanggung jawab dalam pengembangan suatu organisasi, tujuanya adalah untuk

memastikan produksi kualitas tinggi, software memenuhi dengan kebutuhan user

sesuai dengan jadwal dan biaya yang telah dirancang (Al Habir, 2020). Dalam

metode RUP ini terdiri dari 4 tahap,yaitu:

a. Inception

Tahap ini membangun business case untuk sistem dan membatasi ruang

linkupnya, untuk melakukan hal ini diharuskan untuk mengidentifikasi semua

entitas eksternal yang akan berinteraksi dengan sistem, dan

mengidentifikasikan interaksi pada level tertentu. Ini juga termasuk

mengidentifikasi semua use case dan menjelaskan beberapa yang signifikan.

Business case termasuk kriteria keberhasilan, perkiraan resiko, dan

mengestimasikan sumber daya yang dibutuhkan.

b. Elaboration

Tujuan dari Elaboration adalah menganalisis domain masalah.membuat

sebuah dasar arsitektur, membangun rencana projek, dan mengeliminasi resiko

terbesar dari projek untuk dibutuhkan objek-objek tersebut diperlukan melihat

lebih luas dan lebih dalam terhadap sistem. Pada tahap ini merupakan tahap

yang paling sulit karena pada tahap ini memastikan bahwa arsitektur ,

kebutuhan, dan perancangan cukup stabil sehingga waktu dsn biaya tidak

berubah.
45

c. Construction

Dalam tahap ini semua komponen dan fitur aplikasi yang dibuat dan

diintegrasiakan kedalam software.Dalam tahap ini juga di tuntut untuk

mengoptimalkan sumber daya, biaya, jadwal dan kualitas. Pada tahap ini

meliputi bagaimana suatu aplikasi biasa diimplemantasiakan dan diuji coba.

1) Impementasi

Penjelasan mengenai perangkat keras dan perangkat lunak apa saja yang

dibutuhkan mengimplementasikan sistem.

2) Coding

Proses pengkodean dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman.

Pengkodean sendiri berisi tahapan-tahapan perhitungan metode.

3) Testing

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadapa aplikasi yang telah dibangun

untuk mengetahui tingkat akurasi dan kualitas dari aplikasi tersebut. Apakah

sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Testing dilakukan dengan

menguji dengan tombol-tombol yang terdapat pada aplikasi apakah sudah

berjalan sesuai dengan fungsinya atau tidak.

4) Transition

Pada tahap ini dilakukan testing akhir pada sistem yang sudah jadi,

kemudian dilakukan sosialiasai penggunaan perangkat lunak yang telah

dibangun ke administrator (Al Habir, 2020).


46

Gambar 3.1 Metode Rational Unified Process (RUP)

3.4 Sumber Data

Adapun sumber pengumpumpulan data dari penelitian ini ialah bersumber dari

data primer dan data sekunder:

1. Data Primer

Data primer adalah jenis data utama atau pokok di dalam suatu penelitian.

Proses pengambilan data ini didapatkan langsung dari sumber pertama, atau

sumber utama dari fenomena yang sedang dikaji. Data akan diperoleh dari sumber

primer secara langsung, tanpa perantara. Sumber primer ini ialah orang-orang

yang mengalami secara langsung peristiwa atau fenomena tersebut.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui penelusuran berbagai referensi

yang terkait atau sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Peneliti tinggal

memanfaatkan data tersebut menurut kebutuhannya. Data sekunder penelitian ini

bersumber dari jurnal, buku ataupun melalui internet.


47

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ini merupakan suatu tahapan yang sangat penting

sebelum melakukan sebuah penelitian, dimana pada tahapan ini dilakukan

pengumpulan data yang diambil dari referensi-referensi yang ada, baik yang telah

disediakan di perpustakaan maupun yang didapatkan secara online di internet.

Pada tahap pengumpulan data ini juga diharapkan mencari sebuah referensi data

yang valid/benar sehingga dalam melakukan penelitian dapat berlangsung sesuai

dengan rumusan masalah yang ada, agar tujuan dari penelitian ini bisa tercapai

dengan maksimal. Referensi ini juga dapat berupa sebuah data dari hasil

penelitian-penelitian serupa ataupun sejenis yang telah diteliti sebelumnya

sehingga dapat menjadi acuan dalam melakukan perancangan dan pembangunan

sistem yang akan dibuat pada penelitian ini. Selain itu juga, penulis mempelajari

literatur-literatur berupa buku, jurnal ilmiah, dan segala macam informasi yang

berhubungan dengan penelitian ini agar dapat menambah wawasan untuk

memperkuat pengetahuan mengenai teori-teori dan tahapan-tahapan dalam

merancang dan membangun penelitian ini. Adapun acuan pustaka yang digunakan

pada penelitian ini dapat dilihat pada daftar pustaka.

Dalam melakuakan pengumpulan data-data yang diperlukan pada saat

penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan

data diantaranya:

1. Metode Observasi, dilakukan dengan cara melihat situasi yang telah terjadi

untuk digunakan sebagai bahan penelitian.


48

2. Metode Dataset Statistik, dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang

telah disediakan dan dikumpulkan oleh pihak yang memiliki otoritas.

3. Metode Kepustakaan, dilakukan dengan cara mengumpulkan referensi yang

berkaitan dengan objek penelitian.

4. Metode Studi literatur, dilakukan dengan cara membaca berbagai literatur atau

teori-teori yang ada kaitannya dengan judul tugas akhir.

3.6 Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem ini yaitu menggunakan

metode Rational Unified Process (RUP). Metodologi Rational Unified Process

(RUP) merupakan metode pengembangan kegiatan yang berorientasi pada proses

yang disesuaikan oleh pengembang aplikasi sesuai dengan kebutuhan. Adapun

metode Rational Unified Process (RUP) memiliki empat tahap, yaitu:

1. Inception/permulaan

Pada fase ini dilakukan proses pengidentifikasian sistem dengan menganalisis

penyusunan kebutuhan dan melakukan kajian terhadap perancangan sistem

yang akan dibuat.

2. Elaboration/elaborasi

Pada fase ini dilakukan perancangan dan analisis sistem menggunakan

Flowchart diagram. Selain melakukan analisis sistem pada tahap ini juga

dilakukan perancangan tampilan interface dari sistem yang akan dibangun.


49

4. Construction/konstruksi

Proses yang dilakukan pada tahap ini adalah mengimplementasikan perancagan

sistem yang telah dilakukan sebelumnya sehingga menjadi sistem yang dapat

digunakan.

5. Transition/transisi

Pada tahap ini akan dilakukan proses pengujian pada perangkat sistem

monitoring yang telah dibangun

3.10 Studi Pendahuluan

Studi dilakukan melalui studi literatur dengan membaca dan memahami

berbagai jurnal dan buku-buku yang terkait dengan penelitian ini. Beberapa

literatur yang dipelajari selain terkait permasalahn sampah, juga mengenai

perangkat IOT yang digunakan pada alat seperti NodeMcu ESP8266. Sensor

untuk mendeteksi ketinggian sampah, hingga pada literatur mengenai

pengembangan perangkat lunak. Selain itu, studi pendahuluan dilakukan juga

dengan observasi dan wawancara. Observasi dilakukan terhadap perilaku

masyarakat, dalam hal ini lingkungan kampus dalam membuang sampah.

Sedangakan, wawancara dilakukan dengan petugas kebersihan di PCR untuk

mengetahui proses pengambilan sampah di kampus. Dari studi pendahuluan ini

didapatkan permasalahan yang diangkat pada penelitian ini beberapa solusi yang

pernah ditawarkan oleh beberapa peneliti.


50

3.11 Pengujian dan Validasi

Setelah prototipe alat selesai dibuat, kemudian dilakukan beberapa pengujian.

Pengujian pertama adalah pengujian fungsionalitas setiap komponen dari

perangkat keras dan perangkat lunak yang dihasilkan. Pada perangkat keras,

dilakukan pengujian kemampuan alat untuk mendeteksi ketinggian sampah serta

akurasi sensor. Ada dua data yang dikumpulkan pada pengujian ini, yakni tingkat

keberhasilan alat untuk mendeteksi ketinggian sampah serta jarak antara sampah

dengan sensor.

Dengan ketiga data pengujian ini, diharapkan didapatkan performansi alat

secara keseluruhan dalam dapat mendeteksi ketinggian sampah dan

menyelesaikan permamasalahan yang disampaikan pada bagian pendahuluan.

3.12 Rancangan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Pada rancangan ini mulai dikumpulkan requirtmen terhadapa alat yang akan

dirancang. Pengumpulan requitmen didapatkan dengan studi literatur dan

wawncara. Selain itu, mulai dirancang alat yang akan dikembangkan. Alat yang

akan dikembangkan perangkat IOT yang menggunakan mikrokontroller dan

beberapa sensor pendukung. Untuk ini, diperlukan rancangan rangkaian semua

perangkat keras yang digunakan. Kemudian, agar alat ini berkomunikasi dengan

aplikasi telegram .
51

3.12.1 Rancangan Perangkat Keras

input Proses
output
Sensor Node Mcu
ultrasonik
Esp8266
Aplikasi

Motor Telegram
servo Wifi

Gambar 3.2 Blok Diagram

Ketika sensor ultrasonik mendeteksi objek dengan jarak >10 cm sensor ini

akan mengirimkan informasi ke NudeMcu ESP8266, kemudian diteruskan ke

motor servo untuk menggerakan tutup dari tempat sampah untuk terbuka dan

tertutup ketika objek tidak penuh dan objek penuh. NodeMcu ESP8266

mengkoneksikan jaringan agar terkoneksi ke internet. Selanjutnya, telegram

sebagai media informasi lokasi dan kondisi tempat sampah dengan menggunakan

bot telegram. Bot telegram ini berfungsi untuk mendapatkan informasi yang sudah

dikelola ESP8266 melalui internet dan mengirimkanya ke aplikasi telegram

berdasarkan perintah yang dibuat.

notifikasi pemberitahuan lokasi tempat sampah kepada petugas kebersihan

adalah aplikasi telegram. Pada telegram terdapat fitur chat bot yang dapat

dihubungkan dengan mikrokontroler. Proses menghubungkan chat bot telegram

yang telah dibuat adalah dengan memasukkan alamat token dan id chat yang telah

diberikan oleh telegram sehingga telegram dapat menampilkan pesan yang telah
52

dikirim mikrokontroler melalui chat bot yang telah di buat khusus untuk

memberikan notifikasi.

3.12.2 Rancangan Perangkat Lunak

Rancangan perangkat lunak disajikan dalam bentuk flowchart. Pada saat

sistem dijalankan, sistem pertama kali akan melakukan inisialisasi library

ESP8266, sensor dan aplikasi yang berada pada alat. Selanjutnya sistem akan

melakukan pembacaan dari sensor ultrasonik apakah mendeteksi objek didalam

tempat sampah atau tidak.

mulai Membaca sensor


ketinggian sampah

Inisialisasi
library Sensor bekerja

TIDAK YA
Cek koneksi
Menampoilkan
TIDAK
pesan notifikasi

Terhubung
End
YA

Gambar 3.3 Flowchart Sistem

Sistem mulai bekerja diawali dengan inisialisai library ESP2866 port wifi

hingga terhubung, setelah itu dilakukan dengan proses pembacaan sensor

ketinggian sampah. Jika sensor sudah dapat bekerja maka pesan notifikasi akan

menampilkan output yang dihasilakan dari sensor dan selesai.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas mengenai langkah selanjutnya dalam pengembangan

sistem. Setelah melakukan proses perencanaan penentuan ruang lingkup

(inception) dan mengambarkan alur sistem yang akan dibuat (elaboration) yang

telah dibahas pada bab sebelumnya. Tahap selanjutnya yaitu proses merakit

(construction), pengkodean (coding), pengujian dan proses merilis alat

(transision).

4.1 Perakitan (Construction)

Pada tahap perakitan penelitian mulai merakit dan mengimplementasikan

rancang bangun sistem monitoring ketinggian sampah berbasis internet of things

(IOT) menggunakan aplikasi telegram, untuk menghasilkan alat secara nyata.

Tahap ini menyediakan spesifikasi untuk perancangan sesuai konseptual. Sebelum

digunakan semua komponen alat diuji apakah berfungsi dengan baik atau tidak.

Pada penelitian ini proses construction dibagi menjadi dua tahap yaitu perakitan

perangkat keras dan perakitan perangkat lunak.

Perakitan perangkat keras melibatkan penghubungan dan penyusunan

komponen-komponen seperti NodeMCU 8266, sensor ultrasonik, dan motor

servo. Setelah perakitan selesai, perangkat keras diuji untuk memastikan semua

komponen berfungsi dengan baik.

Perakitan perangkat lunak melibatkan pengembangan dan penyusunan kode

program yang mengontrol dan memproses data dari perangkat keras yang telah
54

dirakit. Kode program mencakup pengaturan komunikasi, pengolahan data sensor,

dan tampilan/output yang diinginkan. Setelah penulisan kode program selesai,

program diunggah ke perangkat mikrokontroler yang digunakan. Seluruh sistem

kemudian diuji untuk memastikan interaksi yang baik antara perangkat keras dan

perangkat lunak.

4.2 Implementasi Sistem

Proses pengujian rancang bangun sistem monitoring ketinggian sampah

berbasis internet of things (IOT) menggunakan aplikasi telegram, dilakukan

dengan memperhatikan kelengkapan tiap perangkat yang digunakan. kelengkapan

termasuk sensor ultrasonik, motor servo, perangkat keras seperti mikrokontroler

ESP8266, dan infrastruktur jaringan nirkabel jika digunakan. Selanjutnya, sensor

ultrasonik harus dikalibrasi sesuai dengan jarak yang digunakan sebagai ukuran

untuk menentukan tempat sampah penuh atau tidak kemudian menguji koneksi

jaringan nirkabel untuk memastikan perangkat dapat terhubung ke telegram

dengan baik. Gambar 4.1 merupakan rangkaian elektronika dari alat.

4.3 Pengkodean (Coding)

Pada tahap pengkodean, sofware yang digunakan yaitu arduino IDE, berungsi

sebagai editor untuk mengetik dan mengedit coding yang akan dibuat dalam

bahasa pemrograman yang digunakan yaitu C++.

Source code diatas merupakan cara penulisan untuk libraray yang di

butuhkan. Terdapat library #include <ESP8266WiFi.h> yang menampung fungsi

untuk mengoneksikan ESP8266 ke akses point dan mengonfigurasi wifi. Pada


55

baris ke-3 ada library #include <UniversalTelegramBot.h>yang digunakan untuk

menghubungkan mikrokontroler dengan telegram.

Source code diatas merupakan mendelarasikan variable dan parameter yang

digunakan. Pada bagian ini terdapat deklarasi dari pin yang digunakan sensor

ultrasonik, deklarasi tipe data yang digunakan, dan deklarasi untuk satuan ukuran

yang digunakan dalam program

Program diatas merupakan fungsi yang digunakan untuk mnghubungkan

mikrokontroler dan untuk mengirim pesan notifikasi ke chat bot milik telegram.

Source code diatas adalah fungsi setup atau inisialisasi awal. baris 2 adalah

seting baud rate komunikasi. Baris selanjutnya adalah syntax untuk

menginisialisasi input dan output dari sensor ultrasonic yang telah ditentukan.

Pada bagian void loop () berisikan syntax yang digunakan untuk proses

pembacaan dua buah sensor ultrasonic. Kedua sensor ultrasonic tersebut harus

bekerja mebaca keadaan di waktu yang bersamaan. Hal ini dikarenakan apabila

tempat sampah kosong maka tempat sampah terbuka dan apabila penuh maka

tempat sampah tetap tertutup dan mengirim notifikasi melalui chat telegram.

Pada program terdapat kondisi apabila sensor ultrasonik di bagian luar tempat

sampah membaca kurang dari atau sama dengan 20 cm dan sensor ultrasonik di

bagian dalam membaca jarak lebih dari atau sama dengan 10 cm maka tutup dari

tempat sampah akan terbuka. Sebaliknya, apabila sensor ultrasonik pada bagian

luar membaca lebih dari atau sama dengan 20 cm dan sensor ultrasonik di bagian

dalam membaca jarak kurang dari atau sama dengan 10 cm maka tutup dari

tempat sampah akan tetap tertutup dan mengirim notifikasi melaui telegram.
56

Proses terbuka dan tertutupnya tutup dari tempat sampah menggunakan servo

yang mana ketika dalam kondisi terbuka maka servo berada pada derajat putar 0%

dan apabila ketika dalam kondisi tertutup maka servo berada pada derajat putar

180%.

4.4 Implementasi User Interface

User Interface yang digunakan berupa aplikasi perpesanan yaitu aplikasi

telegram. Penggunaan aplikasi pesan ini bertujuan untuk menampilkan pesan

notifikasi apabila sensor ultrasonik telah mendeteksi ketinggian sampah kepada

petugas kebersihan untuk pengangkutan sampah. Lokasi tempat sampah yang

telah penuh akan diberikan titik lokasi masing-masing tempat sampah. Lokasi

tersebut akan terhubung ke petugas kebersihan sehingga dapat memepermudah

pengangkutan sampah.

Pada telegram terdapat fitur chat bot yang dapat dihubungkan dengan

mikrokontroler. Proses menghubungkan chat bot telegram yang telah dibuat

adalah dengan memasukkan alamat token dan IDchat yang telah diberikan oleh

telegram sehingga telegram dapat menampilkan pesan yang telah dikirim

mikrokontroler melalui chatbot yang telah di buat khusus untuk memberikan

notifikasi.

4.5 Pengujian (Transition)

Pengujian sistem ini dilakukan dengan tiga lokasi yang berbeda untuk

mengetahui kinerja sistem secara keseluruhan untuk mendeteksi dan mengirim

notifikasi apabila tempat sampah dalam kondisi penuh. Proses pengujian


57

dilakukan dengan melihat serial monitor pada Arduino IDE untuk melihat jarak

yang dibaca oleh sensor.

Terlihat satu Gambar menunjukkan tempat sampah kosong sehingga ketika

sensor ultrasonik membaca ada yang mendekat dengan jarak yang sudah

ditentukan, penutup sampah terbuka. Sedangkan pada gambar lainnya dapat

dilihat bahwa tutup tempat sampah tetap tidak terbuka. Hal ini dikarenakan

kondisi tempat sampah sudah dianggap penuh karena telah memenuhi kondisi

yang telah dibuat pada program.

Bentuk pesan notifikasi telegram dari tempat sampah yang diletakkan pada

lokasi yang berbeda ketika jarak yang dibaca oleh sensor ultrasonik pada bagian

dalam membaca jarak kurang dari atau sama dengan 10 cm.

4.6 Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

rancang bangun sistem monitoring ketinggian sampah berbasis internet of things

(IOT) menggunakan aplikasi telegram berjalan secara efisien. Selama pengujian,

aplikasi tersebut mampu secara konsisten mendeteksi ketinggian sampah,

mendeteksi adanya objek yang mendekati tempat sampah dan mengirim notifikasi

kepada pengguna ketika tempat sampah dalah keadaan penuh. Tidak ada

gangguan atau kegagalan yang terjadi selama pengujian.

Notifikasi yang dikirimkan melalui telegram akan terus-menerus dikirim

selama tempat sampah masih belum dikosongkan. Hal ini bertujuan agar petugas

sampah tidak terlupa setelah melihat notifikasi yang dikirimkan dapat segera

menuju tempat sampah yang harus dikosongkan.


58

Dengan demikian, secara keseluruhan, hasil pengujian menunjukkan bahwa

bangun sistem monitoring ketinggian sampah berbasis internet of things (IOT)

menggunakan aplikasi telegramberjalan secara efisien.


BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengembangan rancang bangun sistem

monitoring ketinggian sampah berbasis internet of things (IOT) menggunakan

aplikasi telegram berhasil dilakukan. Aplikasi ini memanfaatkan sensor

ultrasonik, motor servo dan NodeMcu ESP8266 sebagai perangkat keras, serta

menggunakan telegram sebagai antarmuka pengguna. Melalui pengembangan

rancang bangun sistem monitoring ketinggian sampah berbasis internet of things

(IOT) menggunakan aplikasi telegram ini, informasi tentang lokasi tempat sampah

yang penuh dapat diberikan secara real-time sehingga memudahkan penerima

notifikasi untuk mengambil tindakan yang tepat.

5.2. Saran

Untuk pengembangan lebih lanjut, disarankan untuk menggunakan sensor

tambahan seperti sensor gas untuk mendeteksi apakah ada makanan busuk yang

harus segera dibuang agar tidak menjadi penyebab bau dan menambahkan menu

informasi yang lebih rinci terkait sampah yang ada didalam tempat sampah

sehingga petugas kebersihan bisa lebih mudah mengolah sampah yang ada.

Dengan mengimplementasikan saran-saran ini, diharapkan aplikasi menjadi lebih

efektif dalam mengelola kebersihan sampah.


60

DAFTAR PUSTAKA

Andre. 2013. “Pengertian Bahasa Pemrograman C - Tutorial Belajar C Dunia


ilkom. .Tangerang," CCIT Journal, vol. 12,

Anis, Ramadhani, S, U. & Masruro, S, T. 2013. “Rancang Bangun Sistem


Informasi Geografis Layanan Kesehatan Di Kecamatan Lamongan
dengan PHP MySQL,” J. Tek., vol. 5, no. 2, pp. 479–484.

Arifin, J, L, N. & Hermawansyah, 2018. “Perancangan Murottal Otomatis


Menggunakan Mikrokontroller Arduino Mega 2560,” J. Media Infotama,
vol. 12, no. 1, pp. 89–98, 2016.

Effendi, D, Hartono, T.& Kurnaedi, A. 2013. “Penerapan String Matching


Menggunakan Algoritma Boyer-Moore Pada Muslihudin, M, Renvilia,
W, Taufiq, Andoyo, A. & Susanto, F. 2019 “Implementasi Aplikasi
Rumah Pintar Berbasis Android denganArduino Microcontroller,” J.
Keteknikan dan Sains, vol. 1, no. 1, pp. 23–31.

Hasrul, H. & Siregar, L, H. 2016. “Penerapan Teknik Kriptografi pada Database


menggunakan Algoritma One Time Pad,” Elektron. Sist. Inf. dan
Komput., vol. 2, no. 2, pp. 41–52.

Kunci, K. 2017. “Miniatur Jemuran Pintar Berbasis Arduino Uno dengan Model
NodeMcu ESP2886 dan Sensor Hujan,” vol. 5, no. 2.

Mubarok, A, Sofyan, I, Rismayadi, A, A. & Najiyah, I. 2011. “Sistem Keamanan


Rumah Menggunakan RFID, Sensor PIR dan Modul GSM Berbasis
Mikrokontroler,” J. Inform., vol. 5, no. 1, pp. 137–144.

Nugraha, N. 2016. “Rancang BangunSistem Monitor dan Kendali Ruang


LaboratoriumBerbasis Arduino Ethernet Shield,” J. Ilm. Tek. Inform.,
vol. 2, no. 1, pp. 1–6.
61

Saleh, M.& Haryanti, M. 2012. Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu


Buana ISSN : 2086, 9479,” J. Teknol.Elektro, Univ. Buana, vol. 8, no. 2,
pp. 87–94.

Taufik, M. & Handayani, T. 2012. "Pemilah Organik dengan Sensor Inframerah


Terintegerasi Sensor Induktif dan Kapasitif," Jurnal EECCIS, vol. 13, no.
3, pp. 109-113.

Usada, Yuniarsyah, E, Y. & Rifani, N. 2012. “Rancang Bangun Sistem Informasi


Jadwal Perkuliahan Berbasis query Mobile dengan Menggunakan PHP
dan MySQL,” J. INFOTEL - Inform. Telekomun. Elektron., vol. 4, no. 2,
p. 40.

Utama, Siswanto, S, G, P. & Gata, W. 2011. “Pengamanan Ruangan dengan


Arduino Uno R3, Sensor Mc-38, Pir, Notifikasi Sms, Twitter,” J. RESTI
Rekayasa Sist. dan Teknol. Informasi, vol. 2, no. 3, pp. 697–70.

Yudhaswana,Yuri, Kalatiku P, P, J. 2010. “Pemrograman Motor Stepper dengan


Menggunakan Bahasa Pemrograman C,” Mektek, no.Vol 13, No 1.
62

LAMPIRAN
63

Lampiran 1 rangkaian elektronika


64

Lampiran 2 penulisan library

#include <ESP8266WiFi.h>

#include <WiFiClientSecure.h>

#include <UniversalTelegramBot.h>

#include <ArduinoJson.h>
65

Lampiran 3 Deklarasi variabel dan parameter

#define trigPin = 12;

#define echoPin = 14;

#define trigPin2 = 15;

#define echoPin2 = 13;

//define sound velocity in cm/uS

#define SOUND_VELOCITY 0.034

#define CM_TO_INCH 0.393701

#include <Servo.h>
66

Lampiran 4 Program koneksi ke telegram

configTime(0, 0, "pool.ntp.org"); // get UTC


time via NTP

client.setTrustAnchors(&cert);

Serial.print("Connecting Wifi: ");

Serial.println(ssid);

WiFi.mode(WIFI_STA);

WiFi.begin(ssid, password);

while (WiFi.status() != WL_CONNECTED) {

Serial.print(".");

delay(500);

Serial.println("");

Serial.println("WiFi connected");
67

lampiran 5 Inisialisasi sensor

void setup() {

Serial.begin(115200); // Starts the serial communication

pinMode(trigPin, OUTPUT); // Sets the trigPin as an Output

pinMode(echoPin, INPUT); // Sets the echoPin as an Input

pinMode(trigPin2, OUTPUT); // Sets the trigPin as an Output

pinMode(echoPin2, INPUT); // Sets the echoPin as an Input

pinMode(LED_BUILTIN, OUTPUT);

servoKu.attach(D1);

}
68

Lampiran 6 program inti

void loop() {

// Clears the trigPin

digitalWrite(trigPin, LOW);

delayMicroseconds(2);

// Sets the trigPin on HIGH state for 10 micro seconds

digitalWrite(trigPin, HIGH);

delayMicroseconds(10);

digitalWrite(trigPin, LOW);

digitalWrite(trigPin2, LOW);

delayMicroseconds(2);

// Sets the trigPin on HIGH state for 10 micro seconds

digitalWrite(trigPin2, HIGH);

delayMicroseconds(10);

digitalWrite(trigPin2, LOW);

// Reads the echoPin, returns the sound wave travel time in


microseconds

duration = pulseIn(echoPin, HIGH);


69

duration2 = pulseIn(echoPin2, HIGH);

// Calculate the distance

distanceCm2 = duration2 * SOUND_VELOCITY / 2;

// Convert to inches

distanceInch = distanceCm * CM_TO_INCH;

// Prints the distance on the Serial Monitor

Serial.print("Distance (cm): ");

Serial.print(distanceCm);

Serial.print(" Distance (cm): ");

Serial.println(distanceCm2);

// sensor us dalam untuk penuh atau tidak

if ( distanceCm2 <= 10) {

bot.sendMessage(CHAT_ID, "Tempat Sampah Fakultas


70

Lampiran 7 pembacaan sensor ultrasonik


71

Lampiran 8 Pesan notifikasi yang dikirim melalui telegram


72

Lampiran 9 pembacaan ultrasonik


73

lampiran 10 uji coba


74

Lampiran 11 Pesan notifikasi yang dikirim melalui telegram

Anda mungkin juga menyukai