Anda di halaman 1dari 72

SISTEM KONTROL DAN MONITORING SUHU, KELEMBABAN DAN

GAS AMONIA PADA KANDANG SAPI PERAH BERBASIS TEKNOLOGI


INTERNET OF THINGS (IOT)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA
Pada Program Studi Sistem Komputer
IIB Darmajaya Bandar Lampung

Oleh
Aldian Saputra

1811068002P

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER
INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA
BANDAR LAMPUNG
2021
PERNYATAAN ORISINILITAS PENELITIAN

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa Skripsi yang
diajukan ini adalah hasil karya saya sendiri, tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi atau
karya yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka. Karya ini adalah milik
saya dan pertanggung jawaban sepenuhnya berada dipundak saya.

Bandar Lampung, Agustus 2021

Aldian Saputra
1811068002P
PERSETUJUAN

Judul Skripsi : SISTEM KONTROL DAN MONITORING


SUHU, KELEMBABAN DAN GAS AMONIA
PADA KANDANG SAPI PERAH BERBASIS
TEKNOLOGI INTERNET OF THINGS (IOT)

Nama Mahasiswa : Aldian Saputra

No. Pokok Mahasiswa : 1811068002P

Program Studi : S1 Sistem Komputer

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam sidang
Tugas Penutup Studi guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer pada
Program Studi Sistem Komputer IIB Darmajaya.

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi,


Sistem Komputer

Zaidir Jamal S.T.,M.Eng Nurfiana, S.Kom.,M.Kom


NIK. 00590203 NIK10060304

iii
PENGESAHAN

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Skripsi


Program Studi Sistem Komputer Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya
Bandar Lampung dan dinyatakn diterima untuk
memenuhi syarat guna memperoleh Gelar
Sarjana

Mengesahkan

1. Tim Penguji Tanda Tangan

Ketua :

Anggota :

2. Dekan Fakultas Ilmu Komputer

Zaidir Jamal,S.T.,M.Eng
NIK 00590203

iv
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : Agustus 2021

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan segenap
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Sistem Kontrol dan Monitoring Suhu, Kelembaban dan Gas Amonia pada
Kandang Sapi Perah Berbasis Teknologi Internet of Things (IoT)”.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana


Komputer (S.Kom) pada program studi Sistem Komputer di Institut Informatika
dan Bisnis Darmajaya.

Seiring Syukur atas Ridho Allah SWT. Saya sebagai penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang saya persembahkan kepada:
1. Mama tercinta Aliah S.pd. yang telah membesarkan dan merawat kami anak-
anaknya dengan penuh kasih sayang.
2. Ayah Samsir Ali S.pd. yang telah memberikan saya semangat tanpa henti dan
membawa saya sampai ke jenjang perkuliahan.
3. Saudari Zulfani azzizah ku yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan
yang luar biasa.
4. Dosen pembimbing bapak Zaidir Jamal S.T.,M.Eng yang telah memberikan
masukan dan saran yang sangat membantu pada penelitian yang dilakukan.
5. Kepada keluarga besar yang selalu mendukung selama menuntut ilmu di IIB
Darmajaya.
6. Kepada teman-teman seperjuangan ku Satria Wijaya, Nurul Huda, Irfa
Cahyawan, Rizal Riduanullah, Roby Irsyain, Tio Ronaldo.
7. Kepada teman-teman kostan Deni Kalsum Wijaya, Aji Santoso, Rio Ricardo,
Renaldi Afriansyah,
8. Kepada sahabat ku Ditha Sheilla Fathul Amanah.
9. Para dosen yang telah memberikan ilmunya selama menjalani pendidikan di
IIB Darmajaya.

v
10. Almamaterku tercinta IIB Darmajaya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

vi
MOTTO

“Tekun Teken Tekan”

(Aldian Saputra)

vii
ABSTRAK

Oleh
Aldian Saputra
.

Kata Kunci :.

viii
ABSTRACT

Kata Kunci :

ix
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segenap
rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan skripsi yang
berjudul “Sistem Kontrol dan Monitoring Suhu, Kelembaban dan Gas Amonia
pada Kandang Sapi Perah Berbasis Teknologi Internet of Things (IoT)” Skripsi ini
disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Sistem Komputer, IIB Darmajaya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungan selama pengerjaan Skripsi ini. Ucapan terima kasih khusus
saya sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Hi.,Andi Desfiandi, SE, MA. Selaku ketua yayasan Institut
Informatika dan Bisnis Darmajaya.
2. Bapak Ir. Hi.,Firmansyah Y.Alfian MBA., M.Sc Selaku Rektor Institut
Informatika dan Bisnis Darmajaya.
3. Bapak Zaidir Jamal,S.T.,M.Eng Selaku Dekan Ilmu Komputer Institut
Informatika dan Bisnis Darmajaya.
4. Ibu Nurfiana, S.Kom.,M.Kom. Selaku Ketua Program Studi Sistem
Komputer dan Teknik Komputer, Terimakasih atas waktu dan saran yang
telah ibu berikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian
skripsi.
5. Bapak Bayu Nugroho,S.Kom.,M.Eng Selaku dosen pengajar sekaligus
sebagai pembimbing saya dalam menyelesaikan laporan Skripsi , terimakasih
atas waktu dan saran yang telah bapak berikan kepada saya.
6. Bapak Novi Herawadi Sudibyo,S.Kom.,M.T.I selaku Sekertaris Program
Studi Teknik Komputer dan Sistem Komputer, selaku dosen pengajar ini.
Terimakasih atas waktu dan saran yang telah bapak berikan kepada saya.

x
7. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa
kepada saya.
8. Seluruh teman – teman Teknik Komputer dan Sistem Komputer Angkatan
2017, semoga kebersamaan kita selama ini terus terjalin.

Dengan segala keterbatasan saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan laporan skripsi ini. Untuk itu saran dan kritik yang konstruktif
dan solutif dari semua pihak sangat saya harapkan demi perbaikan dan
peningkatan skripsi ini.

Akhirnya,saya hanya bisa mendoakan semoga Allah SWT. Membalas semua


kebaikan – kebaikan mereka selama ini. Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Bandar Lampung, Agustus 2021

Aldian Saputra
1811068002P

xi
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINILITAS PENELITIAN..............................................................ii


PERSETUJUAN...............................................................................................................iii
PENGESAHAN................................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................................................v
MOTTO...........................................................................................................................vii
ABSTRAK.....................................................................................................................viii
ABSTRACT.....................................................................................................................ix
KATA PENGANTAR.......................................................................................................x
DAFTAR ISI...................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................5
2.1 Studi Literatur............................................................................................5
2.2 Dasar Teori................................................................................................8
2.2.1 Sapi Perah...........................................................................................8
2.2.2 Suhu Lingkungan................................................................................9
2.2.3 Kelembaban......................................................................................10
2.2.4 Sensor MQ-135.................................................................................10
2.2.5 Sensor DHT 22..................................................................................11
2.2.6 ESP32 Sim800L................................................................................12
2.2.7 Relay.................................................................................................13
2.2.8 Fan/ Kipas.........................................................................................14

xii
2.3 Perangkat Lunak Arduino IDE................................................................15
2.3.1 Internet of Things..............................................................................16
2.3.2 Android.............................................................................................17
2.3.3 Aplikasi Blynk.........................................................................................18
2.3.4 Flowchart..........................................................................................20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................24
3.1 Alat dan Bahan .......................................................................................24
3.1.1 Alat....................................................................................................24
3.1.2 Bahan................................................................................................25
3.1.3 Software............................................................................................25
3.2 Studi Literatur.........................................................................................26
3.3 Analisa Perancangan Sistem...................................................................28
3.3.1 Perancangan Perangkat Keras...........................................................29
3.3.1.1 Rangkaian Sensor MQ135........................................................29
3.3.1.2 Rangkaian Sensor DHT 22.......................................................30
3.3.1.3 Rangkaian Relay.......................................................................31
3.3.1.4 Rangkaian Keseluruhan............................................................31
3.3.2 Perancangan Perangkat Lunak..........................................................32
3.3.2.1 Flowcart Sistem........................................................................32
3.4 Implementasi...........................................................................................33
3.4.1 Implementasi Perangkat Keras..........................................................33
3.4.2 Implementasi Perangkat Lunak.........................................................33
3.4.3 Cara Pembuatan User Interface Pada Blynk Sebagai Berikut :....36
3.5 Pengujian Sistem.....................................................................................37
3.5.1 Rancangan Pengujian Sensor MQ135...............................................38
3.5.2 Rancangan Pengujian Sensor DHT22...............................................38
3.5.3 Rancangan Pengujian Aplikasi.........................................................38
3.5.4 Pengujian Sistem Keseluruhan..........................................................38
3.6 Analisis Kerja..........................................................................................38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................39

xiii
4.1 Hasil.........................................................................................................39
4.1.1 Hasil Pengujian dan Pembahasan.....................................................40
4.1.2 Pengujian Aplikasi Blynk.................................................................40
4.1.3 Pengujian Sensor DHT 22.................................................................41
4.1.4 Pengujian Sensor MQ-135................................................................42
4.1.5 Pengujian Driver Relay.....................................................................43
4.1.6 Pengujian Tampilan dan notifikasi Aplikasi Blynk..........................44
4.1.7 Pengujian Rangkaian Keseluruhan...................................................45
4.2 Analisis Kerja Sistem..............................................................................46
4.2.1 Kelebihan Sistem :............................................................................46
4.2.2 Kekurangan Sistem...........................................................................46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................47
5.1 Kesimpulan..................................................................................................47
5.2 Saran.............................................................................................................47

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Simbol – Simbol Dalam Flowchart........................................................22


Tabel 3.1 Alat Yang Dibutuhkan...........................................................................24
Tabel 3.2. Komponen Yang Dibutuhkan..............................................................25
Tabel 3.3. Daftar Software Yang Digunakan.........................................................26
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Aplikasi Blynk............................................................40
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Suhu sensor DHT22...................................................41
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Kelembaban................................................................41
Tabel 4.4 Pengujian sensor MQ-135......................................................................42
Tabel 4.5 Pengujian driver relay............................................................................43
Tabel 4.6 Pengujian rangkaian keseluruhan..........................................................45

xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sensor MQ-135 (Sumber: Olimex, 2014)....................................................10
Gambar 2.2 Kurva Karateristik Sensivitas (Sumber: Olimex, 2014)................................11
Gambar 2.3 Sensor DHT22 (Sumber: Figaro, 2008)........................................................12
Gambar 2.4 ESP32 Sim800L (Sumber: Figaro, 2008).....................................................13
Gambar 2.5. Relay (vivi,2018).........................................................................................14
Gambar 2.6 Fan/ Kipas (M. Aldiki Febriantono, 2015)....................................................14
Gambar 2.7 Arduino IDE (Try Utami Hidayani 2013)....................................................16
Gambar 2.8. Ilustasi dari Internet Of Things (Niswari Sulistiowaty 27 juli 2011)...........17
Gambar 2.9 Membuat Akun Dan Project Pada Aplikasi Blynk........................................18
Gambar 2.10 Auth Token dan Widget Pada Aplikasi Blynk..............................................19
Gambar 2.11 Value Display.............................................................................................20
Gambar 3.1. Alur Penelitian.............................................................................................26
Gambar 3.2. Blok Diagram Sistem...................................................................................28
Gambar 3.3 Rangkaian Sensor MQ135............................................................................29
Gambar 3.4 Rangkaian Sensor DHT22............................................................................30
Gambar 3.5 Rangkaian Relay...........................................................................................31
Gambar 3.6 Rangkaian Keseluruhan................................................................................32
Gambar 3.7 Flowcart Sistem............................................................................................32
Gambar 3.9 Tampilan Software Arduino IDE..................................................................34
Gambar 3.10 Tampilan Program Sensor MQ-135............................................................35
Gambar 3.11 Tampilan Program Relay............................................................................35
Gambar 3.12 Tampilan Program Sensor DHT22.............................................................36
Gambar 3.13 Membuat Akun Pada Aplikasi Blink..........................................................36
Gambar 3.14 Witged Pada Aplikasi Blynk Seperti Button................................................37
Gambar 3.15 Pengaturan Gauge......................................................................................37
Gambar. 4.1. Bentuk Fisik Alat Monitoring Polusi Udara...............................................39
Gambar. 4.2. Hasil tampilan pada aplikasi.......................................................................44
Gambar. 4.3. Hasil tampilan pada serial monitor.............................................................44
Gambar. 4.4. Hasil Tampilan Pada Notifikasi..................................................................44

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman sekarang manusia diposisikan pada era teknologi canggih, dimana
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat seiring dengan
perkembangan zaman. Hal tersebut dapat memberikan kemudahan bagi manusia
dalam berbagai bidang kehidupan, dimana pekerjaan bisa dilakukan dengan lebih
efektif dan efisien.

Peternakan merupakan bidang kehidupan yang berperan penting dalam


pembangunan nasional. Salah satu peternakan yang sangat menguntungkan adalah
beternak sapi. Peternakan sapi perah merupakan salah satu peternakan sapi yang
perkembangan usahanya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini
sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat
terhadap gizi seimbang akan protein hewani. Lebih dari 95% susu yang
diproduksi di Indonesia berasal dari sapi perah. Namun produksi susu dalam
negeri masih rendah jika dibandingkan dengan permintaan nasional. Untuk
mengatasi masalah tersebut diperlukan peningkatan pemeliharaan sapi melalui
inovasi teknologi perkandangan.

Sapi perah mempunyai daya tahan panas lebih rendah daripada sapi potong.
Karena daya tahan panas yang rendah itu, tubuh ternak sapi perah kurang bisa
mempertahankan diri dari serangan panas. Sapi-sapi perah yang umumnya
dipelihara di Indonesia adalah sapi perah Fries Holland (FH). Sapi perah tersebut
sangat peka terhadap perubahan iklim mikro terutama suhu dan kelembaban
udara. Apabila kandang sapi perah memiliki suhu tinggi dan kelembaban udara
yang tidak mendukung, sapi perah akan mengalami cekaman panas yang dapat
berakibat pada penurunan produktivitasnya. Sapi FH menunjukkan penampilan
produksi terbaik apabila ditempatkan pada suhu lingkungan 18,3ºC dengan

1
kelembaban 55%. Selain suhu dan kelembaban, kebersihan kandang dari kotoran
sapi juga perlu diperhatikan. Bau yang dihasilkan dari kotoran sapi berupa gas NH
(Amonia) dapat menyebabkan dampak yang buruk pada manusia seperti iritasi
hebat pada mata, sesak nafas, nyeri dada dan gangguan sistem pernafasan lainnya.
Oleh karena itu, kotoran sapi perlu dibersihkan secara rutin oleh peternak sapi.
Kesalahan dan keterlambatan penanganan suhu dan kelembaban kandang serta
kotoran sapi yang menumpuk sering dilakukan oleh peternak. Hal ini bisa
disebabkan karena peternak tidak mengetahui perubahan suhu, kelembaban dan
gas amonia yang dihasilkan dari kotoran sapi. (Emanuel Budi Raharjo, 2019)

Dari permasalahan tersebut penulis ingin membuat sebuah sistem monitoring


suhu, kelembaban dan gas amonia pada kandang sapi perah. Dengan sistem
tersebut peternak dapat memantau keadaan suhu, kelembaban dan gas metana
dimana saja melalui smartphone yang terhubung ke internet. Sistem akan
mengirim notifikasi dan rekomendasi ke smartphone berdasarkan keadaan suhu,
kelembaban dan gas amonia pada kandang. Sistem tersebut penulis buat dalam
sebuah skripsi yang berjudul Sistem Kontrol dan Monitoring Suhu,
Kelembaban dan Gas Amonia pada Kandang Sapi Perah Berbasis Teknologi
Internet of Things (IoT). Sistem kerja dari alat yaitu Sensor gas MQ-135
digunakan untuk mendeteksi gas pada kandang sapi telah dapat berkerja dengan
baik yaitu Jika hasil pembacaan sensor > 59 maka kipas akan aktif sedangkan jika
<59 maka kipas akan mati. Kedua menggunakan sensor DHT22 sebagai
pembacaa suhu dan kelembaban pada kadang sapi sistem kerjanya yaitu Jika hasil
pembacaan sensor > 30ºc maka kipas akan aktif sedangkan jika <30ºc maka kipas
akan mati. Serta hasil pembacaan akan sensor akan tampil pada aplikasi blink.

1.2 Ruang Lingkup Penelitian


Berdasarkan dari permsalahan pada latar belakang, maka ruang lingkup dalam
penelitian ini, yaitu;

1. Peneliti menggunakan ESP32Sim800L sebagai proses sistem keseluruhan.

2
2. Modul sensor suhu DHT22 digunakan telah mendeteksi kenaikan suhu dan
kelemban
3. Dari Hasil ujicoba sistem pengukuran pengkuran suhu dimulai dari suhu 30ºC
hingga suhu 50ºC
4. Modul sensor gas MQ-135 digunakan untuk mendeteksi kenaikan kadar gas
amonia
5. Pengukuran kadar amonia hingga 30ppm dengan menggunakan cairan
Amonium Hydroxide.
6. Penelitian ini menggunakan akralik sebagai miniatur kandang dengan ukuran
70cmx30cm.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini, yaitu: Bagaimana membuat alat atau sistem yang dapat
membantu peternak sapi perah dalam mengetahui suhu, kelembaban dan gas
amonia pada kandang sapi perah?.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Merancang alat yang dapat memonitoring suhu, kelembaban dan gas amonia
pada kandang sapi perah.
2. Merancang alat yang dapat mengirim notifikasi ke smartphone peternak
berdasarkan keadaan suhu, kelembaban dan gas amonia pada kandang sapi
perah.
3. Merancang alat yang dapat mengirim rekomendasi ke smartphone peternak
agar suhu, kelembaban dan gas amonia kandang kembali ideal.

3
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Dengan adanya alat ini dapat dapat membantu peternak sapi dalam
memonitoring suhu, kelembaban dan gas amonia pada kandang sapi perah
melalui smartphone.
2. Dapat membantu peternak dalam mengontrol kondisi suhu, kelembaban dan
gas amonia.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan dalam tugas akhir ini terbagi dalam
beberapa pokok bahasan, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisikan tentang teori – teori yang berkaitan dengan “Sistem Kontrol Dan
Monitoring Suhu, Kelembaban dan Gas Amonia pada Kandang Sapi Perah
Berbasis Teknologi Internet of Things (IoT)”.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini menjelaskan apa yang akan digunakan dalam uji coba pembuatan alat,
tahapan peracangan dari alat, diagaram blok dari alat, dan cara kerja alat tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini berisi tentang implementasi alur, analisis dan pembahasan dari alur yang
dirancang.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisikan kesimpulan dari pengujian sistem serta saran apakah rangkaian
ini dapat digunakan secara tepat dan dikembangkan perakitannya.

4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Literatur


Penelitian tentang pemantauan gas sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti.
Beberapa ringakasan Studi Literatur digunakan untuk mengetahui sejauh mana
penelitian tersebut sudah dilakukan.

(Emanuel Budi Raharjo, 2019) dengan judul Rancangan Sistem Monitoring Suhu
Dan Kelembapan Ruang Server Berbasis Internet Of Things Tujuan penelitian ini
adalah membuat sistem monitoring suhu dan kelembapan ruang server secara real
time yang hasilnya dapat diakses secara offline maupun online dengan
memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) berbasis modul NodeMCU
ESP8266 dan sensor DHT11. NodeMCU ESP8266 dalam sistem monitoring
berperan sebagai pengendali utama dengan tugas membaca data suhu dan
kelembapan dari sensor DHT11 dan mengirimkannya ke penampil LCD karakter
maupun ThingSpeak melalui koneksi jaringan internet wireless. Data akuisisi
suhu dan kelembapan diambil secara kontinyu setiap jeda satu menit untuk
selanjutnya dibandingkan dengan hasil pembacaan perangkat ukur standar
Hygrometer HTC-1 guna mengetahui tingkat kesalahan rata-ratanya. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh rata-rata kesalahan pembacaan suhu ruang server
sebesar 2,0°C dan kelembapannya 3,1%RH.

(Fhahriz Gunawan, 2019) dengan judul Pengembangan Sistem Monitoring


Pencemaran Udara Berbasis Protokol Zigbee Dengan Sensor Co Penelitian ini
menggunakan protocol zigbee sebagai media transmisi tanpa kabel, kemudian
menggunakan arduino with socket xbee dan sensor gas MQ-9 sebagai stasiun
node. Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan sebuah sistem yang secara
realtime menampilkan data tingkat pencemaran udara gas karbon monoksida (CO)
yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Sistem ini diharapkan membantu
dalam pengontrolan wilayah sekitar kampus dari tingkat polusi udara gas CO.

6
(Bahar, 2018) dengan judul Rancang Bangun Alat Monitoring Polusi Udara Pada
Kawasan Industri Berbasis Microkontroller Arduino Uno Penelitian bertujuan
untuk membuat rancang bangun alat monitoring polusi udara pada kawasan
industri berbasis microkontroller arduino uno. pengujian alat dilakukan pada satu
titik diarea Kawasan Industri Makassar (KIMA) dan memperoleh hasil monitoring
polusi udara sebesar yaitu untuk CO sebesar 0.89 ppm, NOx sebesar 1.74 ppm
dan H2S sebesar 0.04.
(Bayu Nugroho, 2011) dengan judul Aplikasi Sistem Pendeteksi Kadar Gas
Buang Kendaraan Bermotor sistem kendali diterapkan untuk Tingkat deteksi
aplikasi dari sistem pembuangan kendaraan bermotor yang dibuat digunakan
untuk mendeteksi jumlah kadar gas NO dan gas CO dengan menggunakan sensor
TGS2201. Data dari sensor diolah oleh mikrokontroler dan hasilnya ditampilkan
pada PC melalui port serial, desain program aplikasi dengan menggunakan bahasa
pemrograman Delphi.

(Kafiar, 2018) Dengan judul Rancang Bangun Penyiram Tanaman Berbasis


Arduino Uno Menggunakan Sensor Kelembaban YL-39 Dan YL-69 penelitian ini
dilakukan dengan merancang bangun suatu yang dapat menyiram tanaman secara
menggunakan sensor kelembaban tanah YL-69 yang dikendalikan oleh arduino
uno dan diinstruksikan kepada android untuk menampilkan nilai kelembaban
tanah sesuai dengan pH tanah. Sistem penyiram tanaman yang telah dibuat dapat
menyiram tanaman secara otomatis. Android akan menerima dan menampilkan
nilai dari kondisi tanah apakah kering, lembab atau basah sesuai dengan
pembacaan dari sensor kelembaban tanah. Dalam penelitian (kafiar 2018) peneliti
mengambil tentang penyiraman tanah sesuai dengan kelembaban dan suhu.

(Nurfaif, 2017) Dengan judul Rancang Bangun Alat Pengkondisi Suhu Dan
kelembaban Lingkungan Budidaya Jamur Tiram Penelitian bertujuan menjadi
salah satu solusi untuk pengendalian dan pengontrolan suhu dan kelembaban
secara jarak jauh menggunakan jaringan nirkabel. Pembuatan rancang bangun alat
pengkondisi suhu dan kelembaban terbagi menjadi lima bagian utama yaitu modul

7
sensor, mikrokontroler, data logger, aktuator, dan interface pemantauan dan
pengendalian. Modul sensor berfungsi untuk pembacaan suhu dan kelembaban
lalu mengirimkan data pembacaan kemikrokontroler. Mikrokontroler menerima
data pembacaan, menyimpannya pada data logger secara offline, dan meneruskan
data pembacaan ke web UBIDOTS sebagai interface untuk ditampilkan.
Pengendalian aktuator secara manual juga dapat dilakukan melalui interface.
Aktuator berfungsi sebagai pengendalian suhu dan kelembaban secara otomatis
sesuai dengan nilai setpoint yang telah ditentukan. Sensor suhu dan kelembaban
yang digunakan adalah DHT22. Berdasarkan hasil pengujian, sensor DHT22
memiliki tingkat kesalahan rata- rata pembacaan suhu sebesar ±0,19ºC dan
kesalahan rata- rata pembacaan kelembaban sebesar ±0,45%. peneliti mengambil
tentang penyiraman tanah sesuai dengan kelembaban dan suhu.

(Eddi Kurniawan, 2016) Dengan judul Rancang Bangun Sistem Monitoring


Kelembaban Tanah dan Suhu Udara Berbasis GSM SIM900A DAN ARDUINO
UNO Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat alat monitoring
kelembaban tanah dan suhu udara pada tanaman berbasis GSM SIM900A dan
Arduino Uno, serta mengukur kelembaban tanah dan suhu udara pada tanaman
berbasis GSM SIM900A dan Arduino Uno. Penelitian ini menggunakan metode
Research and Development. Adapun tahap pengembangan dalam penelitian ini
meliputi perencanaan, produksi, dan evaluasi. Sistem monitoring kelembaban
tanah dan suhu udara tersusun atas komponen-komponen elektronika, yaitu
Arduino Uno sebagai pengendali sistem dari semua rangkaian, sensor DHT11
untuk mengukur suhu udara, GSM SIM900A untuk mengirimkan SMS kepada
pemilik tanaman, dan soil moisture sensor untuk mengukur kelembaban tanah,
dengan cara manancapkan probe pada tanah. Jika nilai yang dihasilkan sensor
kecil berarti tanah dalam keadaan lembab, dan sebaliknya. Selanjutnya, dilakukan
pengujian alat secara keseluruhan untuk mengetahui apakah alat berjalan sesuai
dengan tujuan. Dari hasil pengujian telah terukur bahwa sistem monitoring
kelembaban tanah dan suhu udara berbasis GSM SIM900A dan Arduino Uno
dapat mendeteksi kelembaban tanah dan suhu udara kemudian sms gateway

8
bekerja secara otomatis untuk mengirimkan SMS kepada pemilik tanaman.
peneliti mengambil tentang penyiraman tanah sesuai dengan kelembaban dan
suhu.

( Zaidir Jamal dan Adi Sapto Raharjo, 2019)Sistem Monitoring Gas Amonia Pada
Peternakan Ayam Berbasis Arduino Mega 2560 R3. adar gas amonia pada
peternakan ayam naik karena suhu yang tidak ideal. Kenaikan kadar gas amonia
yang tidak diketahui merupakan permasalahan karena pemilik atau pengelola
tidak dapat memonitoring. Ambang batas maksimal untuk kadar gas amonia yaitu
20 PPM (Pert Per Million). Dari permasalahan tersebut dirancangnya sistem
monitoring kadar gas amonia dengan sensor MQ-135 untuk mendeteksi kadar gas
amonia dan sensor DHT11 untuk mendeteksi suhu ruangan kandang ayam. Hasil
pembacaan sensor gas dan sensor suhu diproses oleh mikrokontrolear. Sistem juga
menyimpan kadar gas amonia yang terdeteksi kedalam basis data pada aplikasi
monitoring setiap menit serta dapat dicetak dalam format excel. Pengujian
menunjukkan kadar gas amonia dapat dideteksi dan aplikasi monitoring dapat
menyimpan data dalam setiap menitnya. Kadar gas amonia dan suhu juga
ditampilkan pada layar LCD 16x4.

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Sapi Perah

Sapi perah merupakan hewan ternak yang menghasilkan susu sebagai produk
utamanya. Sapi perah mulai dikenalkan pada rakyat Indonesia pada zaman
kolonialisasi Belanda di akhir abad ke-19. Dengan semakin meningkatnya
kebutuhan akan susu, permintaan akan populasi sapi perah pun akan meningkat
pula. Produksi susu tidak hanya dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah
populasi sapi perah, melainkan bisa juga ditingkatkan dari sisi produktivitasnya.

Untuk sapi perah FH, penampilan produksi terbaik akan dicapai pada suhu
lingkungan 18,3ºC dengan kelembaban 55%. Bila melebihi suhu tersebut, ternak
akan melakukan penyesuaian secara fisiologis dan secara tingkah laku

9
(behaviour). Secara fisiologis ternak atau sapi FH yang mengalami cekaman panas
akan mengalami beberapa hal seperti penurunan nafsu makan, peningkatan
konsumsi minum, peningkatan temperatur tubuh dan perubahan tingkah laku[4].

Untuk menurunkan suhu dan menaikkan kelembaban kandang perlu diberikan


notifikasi dan rekomendasi kepada peternak. Beberapa rekomendasi yang dapat
diberikan diantaranya pemberian air minum dingin untuk ternak, menghidupkan
kipas angin, penyemprotan air dingin ke seluruh tubuh ternak dan pemberian
shelter di sekitar kandang. Rekomendasi lain yang dapat diberikan yaitu
melakukan pengkabutan dengan menggunakan air yang diubah menjadi kabut
melalui nozel. Bau yang dihasilkan dari kotoran sapi berupa gas NH3 (Amonia)
dapat menyebabkan dampak yang buruk pada manusia. Gas amonia dapat
menyebabkan iritasi hebat pada mata (Keraktitis), sesak nafas (Dyspnea), nyeri
dada, bronchitis dan Pneumonia. Pada kadar tinggi (30.000 ppm) dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit. Batas baku mutu dari konsentrasi gas amonia
adalah sebesar 25 ppm. Beberapa rekomendasi untuk meminimalisasi gas amonia
yaitu lebih sering membersihkan kotoran sapi, gunakan alat pelindung diri ketika
beternak sapi, seperti masker, sarung tangan dan sepatu dan atur sirkulasi udara
kandang melalui ventilasi kandang.

2.2.2 Suhu Lingkungan


Suhu udara merupakan sebuah ukuran dari intensitas panas dalam artian sebuah
o
unit standar dan biasanya ditunjukkan dalam satuan derajat Celsius ( C).
o
(Purwanto, 1999). Suhu yang sesuai untuk sapi perah berkisar antara 15-22 C
(Nurdin, 2011). Kombinasi suhu dan kelembaban udara merupakan faktor-
faktor penentu dalam menentukan suhu kritis pada sapi perah. Suhu
lingkungan ideal bagi sapi perah FH di daerah subtropis berkisar antara 4,4-
21,1°C, dan suhu kritis 27°C. Ternak pada daerah tropis memperlihatkan
produksi tidak berbeda dengan di daerah subtropis, apabila suhu lingkungan
sekitar 18,3°C dan kelembaban udara sekitar 55%, penampilan produksi masih
cukup baik bila suhu lingkungan meningkat sampai 21,1°C, dan suhu kritis

10
sekitar 27°C memperlihatkan penampilan produksi semakin menurun
(Suherman et al., 2013)

2.2.3 Kelembaban
Kelembaban merupakan konsentrasi uap air di udara, sapi PFH menunjukkan
o
penampilan produksi terbaik apabila ditempatkan pada suhu lingkungan 18,3 C
dengan kelembaban 55%. Bila melebihi suhu tersebut, ternak akan melakukan
penyesuaian secara fisiologis dan secara tingkah laku untuk mengurngi cekaman
(Yani dan Purwanto, 2006). Kelembaban yang tinggi bisa mengurangi atau
menurunkan jumlah panas yang hilang akibat penguapan, sedangkan penguapan
merupakan salah satu cara untuk mengurangi panas tubuh sehingga tubuh
menjadi sejuk, jumlah panas yang hilang tersebut tergantung dari luas
permukaan tubuh, bulu yang menyelubungi kulit, jumlah dan besar kelenjar
keringat, suhu lingkungan dan kelembaban udara (Putra, 2009).

2.2.4 Sensor MQ-135


Sensor MQ-135 merupakan sebuah sensor kimia atau gas sensor. Sensor ini
mempunyai nilai resistansi Rs yang akan berubah bila terkena gas dan juga
mempunyai sebuah pemanas (heater) digunakan untuk membersihkan ruangan
sensor dari kontaminasi udara luar (Novrian D, 2014). Pada penelitian tugas akhir
ini sensor MQ-135 digunakan untuk endeteksi gas Nitrogen Dioksida (NO2).

Gambar 2.1 Sensor MQ-135 (Sumber: Olimex, 2014)

11
Sensor MQ-135 memiliki spesifikasi antara lain sebagai berikut :
1. Sensitivitas tinggi dengan area deteksi luas b. Berusia panjang
2. Detection gas : NH3, NO2, alcohol, Benzene, dan lain-lain d.
Concentration : 10 - 10000 ppm
3. Loop Voltage (Vc) : <24V
4. Heater Voltage (Vh) : 5V
5. Load Resistence (RL): Dapat disesuaikan h. Heater resistance (Rh) : 31 ohm
6. Heater Consumption : <900mW
7. Sensing resistance : 2K ohm - 20K ohm (pada 100ppm NH3).
8. k. Slope : >=5
9. Standard operating voltage : 5V
10. Preheat time : >48 jam

Sensor MQ-135 memiliki sensivitas seperti yang di tunjukkan pada gambar 2.2 di
bawah ini:

Gambar 2.2 Kurva Karateristik Sensivitas (Sumber: Olimex, 2014)

Gambar 2.2 menunjukkan karateristik sensivitas dari sensor MQ-135 pada


umumnya untuk beberapa gas. Temperatur lingkungan agar sensor dapat
bekerja yaitu 20oC, kelembapan sebesar 65%, konsentrasi O2 sebesar 21%, RL
sebesar 20kΩ, Ro yaitu tahanan sensor saat gas NH3 pada udara bebas mencapai
100ppm, Rs yaitu tahanan sensor pada konsentrasi gas yang berbeda (Olimex,
2014).

2.2.5 Sensor DHT 22

12
Komponen untuk pendeteksi suhu dan kelembaban udara yang digunakan yaitu
sensor DHT22. DHT22 merupakan sensor pengukur suhu dan kelembaban relatif
dengan keluaran berupa sinyal digital serta memiliki 4 pin yang terdiri dari power
supply, data signal, null, dan ground. DHT22 memiliki akurasi yang lebih baik
daripada DHT11 dengan galat relatif pengukuran suhu 4% dan kelembaban 18%.
Perangkat sensor DHT22 dapat dilihat pada gambar 2.3 (Putra, 2017).

Gambar 2.3 Sensor DHT22 (Sumber: Figaro, 2008)

2.2.6 ESP32 Sim800L

ESP32 Sim800L adalah mikrokontroler sebagai penerus dari mikrokontroler


ESP8266 dan ESP32. Pada mikrokontroler ini sudah tersedia modul wifi dan
bluetooth sehingga sangat mendukung untuk membuat sistem aplikasi Internet of
Things. Memiliki 18 ADC (Analog Digital Converter), 2 DAC, 16 PWM, 10
Sensor sentuh, 2 jalur antarmuka UART,pin antarmuka I2C, I2S, dan SPI.

13
Gambar 2.4 ESP32 Sim800L (Sumber: Figaro, 2008)

2.2.7 Relay

Menurut (Turang, 2015) Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus.
Relay memiliki sebuah kumparan tegangan-rendah yang dililitkan pada sebuah
inti. Terdapat sebuah armatur besi yang akan tertarik menuju inti apabila arus
mengalir melewati kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah tuas berpegas.
Ketika armatur tertarik menuju ini, kontak jalur bersama akan berubah posisinya
dari kontak normal-tertutup ke kontak normal-terbuka. Relay dibutuhkan dalam
rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus interface antara beban dan
sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power supplynya. Secara fisik
antara saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay terpisah sehingga antara
beban dan sistem kontrol terpisah

Pada pembuatan alat ini relay digunakan untuk mengontrol filter air untuk
melakukan aerasi sehingga filter air dapat di kontrol menggunakan

14
mikrokontroller sesuai dengan program yang di perintahkan. Berikut merupakan
gambar dari dari relay

Gambar 2.5. Relay (vivi,2018)

2.2.8 Fan/ Kipas


Fan/kipas merupukan sebuah komponen yang memerlukan arus tegangan untuk
menggerakkannya. Fan berfungsi sebagai penyedot dari asap rokok yang nantinya
asap tersebut akan di saring yang kemudian udara yang telah di saring akan
kembalikan lagi keruangan menjadi udara yang bersih. Fan bekerja sesuai dengan
inputan yang di terima dari sensor semakin pekat asap rokok semakin cepat juga
putaran kipas (M. Aldiki Febriantono, 2015)

Pada penelitian ini Fan/ Kipas digunakan untuk menghisap asap rokok yang telah
terdeteksi sensor untuk di arahkan pada aerator agar asap dapat terfilterisasi oleh
air yang ada didalam wadah terbuat dari akrilik yang telah di campur dengan air
kapur. Tegangan pada Fan/ Kipas ini adalah 12V. Berikut adalah gambar dari
Fan/ Kipas.

Gambar 2.6 Fan/ Kipas (M. Aldiki Febriantono, 2015)

15
2.3 Perangkat Lunak Arduino IDE
IDE merupakan kependekan dari Integrated Developtment Enviroenment. IDE
merupakan program yang digunakan untuk membuat program pada Arduino Uno.
Program yang ditulis dengan menggunaan Software Arduino (IDE) disebut
sebagai sketch. Sketch ditulis dalam suatu editor teks dan disimpan dalam file
dengan ekstensi.ino.

Pada Software Arduino IDE, terdapat semacam message box berwarna hitam
yang berfungsi menampilkan status, seperti pesan error, compile, dan upload
program. Di bagian bawah paling kanan Sotware Arduino IDE, menunjukan
board yang terkonfigurasi beserta COM Ports yang digunakan (Arranda Ferdian
D, 2017).

a. Verify/Compile, berfungsi untuk mengecek apakah sketch yang


dibuat ada kekeliruan dari segi sintaks atau tidak. Jika tidak ada
kesalahan, maka sintaks yang dibuat akan dicompile kedalam bahasa
mesin.
b. Upload, berfungsi mengirimkan program yang sudah dikompilasi ke
Arduino Board.

16
Gambar 2.7 Arduino IDE (Try Utami Hidayani 2013)

2.3.1 Internet of Things


Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IOT, merupakan sebuah
konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet
yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data,
remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata.
Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda
hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor
yang tertanam dan selalu aktif. Pada dasarnya, Internet of Thingss mengacu pada
benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam
struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Thingss awalnya disarankan oleh
Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center
di MIT.Dan kini IoT menjadi salah satu tugas bagi seorang mahasiswa di sebuah
perguruan tinggi.

17
Gambar 2.8. Ilustasi dari Internet Of Things (Niswari Sulistiowaty 27 juli
2011)

2.3.2 Android
Android adalah sistem operasi untuk perangkat selular yang berbasis Linux yang
mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan
platform terbuka bagi para pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri
untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc.
membeli Android Inc.pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel.
Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance,
konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi,
termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.
Pada saat perilisan perdana Android, November 2007, Android bersama
Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar
terbuka pada perangkat seluler. Dilain pihak, Google merilis kode–kode
Android di bawah lisensi Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar
terbuka perangkat seluler. Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem
operasi Android. Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau
Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar– benar bebas
distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open
Handset Distribution (OHD).

18
2.3.3 Aplikasi Blynk
Blynk adalah aplikasi untuk IOS dan OS Android untuk mengontrol
Arduino,NodeMCU, Raspberry Pi dan sejenisnya melalui Internet. Aplikasi ini
dapat digunakan untuk mengendalikan perangkat hardware,menampilkan data
sensor, menyimpan data,visualisasi, dan lain-lain. Aplikasi Blynk memiliki 3
komponen utama.yaitu Aplikasi , Server, dan Libraries. Blynk server berfungsi
untuk menangani semua komunikasi diantara smartphone dan hardware.
Widget yang tersedia pada Blynk diantaranya adalah Button, Value Display,
History Graph, Twitter, dan Email. Blynk tidak terikat dengan beberapa jenis
microcontroller namun harus didukung hardware yang dipilih. Nodemcu
dikontrol dengan Internet melalui WiFi,chip ESP8266, Blynk akan dibuat
online dan siap untuk Internet of Things . Cara pembuatan user interface
pada Blynk sebagai berikut :
Membuka aplikasi blynk, pertama membuat akun untuk mendapatkan auth
token yang dikirim melalui email. Setelah itu membuat project dengan diberi
nama “ MONITORING” dan hardware yang digunakan , kemudian pilih create
seperti pada Gambar

Gambar 2.9 Membuat Akun Dan Project Pada Aplikasi Blynk

Untuk menghubungkan device IOT dengan server blynk dibutuhkan kode


keamanan Authentication yang dikirimkan dari server blynk ke email melalui
Project Setting pada menu auth token. Menu Project Setting terdapat pada icon

19
nomor 3 dari kanan . Menu yang lainya adalah segitiga digunakan untuk play
aplikasi project dan menu plus digunakan untuk menambah komponen dalam
project aplikasi blynk. Kode auth token dapat didapatkan melalui pengiriman
email ataupun langsung dicopy melalui aplikasi blynk. Auth token yang
dikirimkan melalui email atau langsung copy dari aplikasi nanti akan dimasukkan
kode program yang dimasukkan dalam ESP8266 untuk menambah komponen
input output project dapat menggunakan menu plus yang ada didalam lingkaran.
Terdapat berbagaimacam komponen diantaranya Button , Slider, Vertical Slider,
ValueDisplay dan juga komponen graphic. Berbagai macam komponen yang
tersedia disesuaikan dengan kredit power yang masih tersisa. kredit power pada
saat registrasi diberikan sejumlah 2000. Untuk topup kredit power dapat
menggunakan google play kredit.

Gambar 2.10 Auth Token dan Widget Pada Aplikasi Blynk

Menambahkan komponen value display dengan caradrag and drop pada


komponen yang tersedia, selanjutnya melakukan konfigurasi komponen value
display pin menjadi virtual pin V1. Komponen ini digunakan untuk menampilkan
data yang nanti akan dikirimkan dari hardware ke Aplikasi Blynk.

20
Gambar 2.11 Value Display

Menambahkan komponen Slider Display dengan cara drag and drop pada
komponen yang tersedia, selanjutnya melakukan konfigurasi komponen value
display pin menjadi Virtual Pin V0. Komponen Slider ini akan digunakan untuk
mengirimkan data dari Aplikasi Blynk ke hardware

2.3.4 Flowchart
Menurut Sulindawati (2010:8), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik
dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”. Flowchart
menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-
segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif
lain dalam pengopersian.

2.3.4.1 Jenis Flowchart


Menurut Sulindawati (2010:8), Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

2.3.4.2 Flowchart Sistem (System Flowchart)


Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang
sedang dikerjakan di dalam system secara keseluruhan dan menjelaskan urutan
dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini
merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang
terkombinasi yang membentuk sistem. Flowchart sistem terdiri dari tiga data yang

21
mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan
proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan
langsung dengan komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan
komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator).

2.3.4.3 Flowchart Paperwork (Document Flowchart)


Flowchart Paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem.
Flowchart Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen. Kegunaan
utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian
ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat atau
disimpan.

2.3.4.4 Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)


Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu
sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-
simbol flowchart standart, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer,
peripeheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.
Flowchart Skemantik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem
dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang
konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan
menghemat waktu yang dibutuhkan oleh sesorang untuk mempelajari simbol
abstrak sebelum dapat mengerti flowchart.

2.3.4.5 Flowchart Program (Program Flowchart)


Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem. Flowchart Program
merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program
atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap
langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer
menggunakan Flowchart Program untuk menggambarkan urutan instruksi dari
program komputer. Analisa sistem menggunakan flowchart program untuk
menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

2.3.4.6 Flowchart Proses (Process Flowchart)

22
Flowchart Proses merupakan teknik menggambarkan rekayasa industrial yang
memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur
atau sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus. Flowchart Proses
digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan
proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, Flowchart ini digunakan
secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan.

2.3.4.7 Simbol – Simbol Dalam Flowchart

Tabel 2.1 Simbol – Simbol Dalam Flowchart

23
NO SIMBOL KETERANGAN
Simbol Start atau End yang
1. mendefinisikan awal atau akhir dari
sebuah flowchart.
Simbol pemrosesan yang terjadi pada
2.
sebuah alur kerja.

Simbol Input/Output yang


3. mendefinisikan masukkan dan
keluaran proses.

Simbol untuk memutuskan proses


4.
lanjutan dari kondisi tertentu.

Simbol konektor untuk keluar-


5. masuk /menyambung proses dalam
lembar yang sama

Simbol konektor untuk keluar-


6. masuk /menyambung proses dalam
lembar yang berbeda.

Simbol untuk menghubungkan antara


7. simbol yang satu dengan yang simbol
yang lain.

Simbol yang menyatakan piranti


8. keluaran, seperti layar monitor,
printer, dll

Simbol yang mendefenisikan proses


9.
yang dilakukan secara manual.

24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan .


3.1.1 Alat
Sebelum membuat Sistem Kontrol Dan Monitoring Suhu, Kelembaban dan Gas
Amonia pada Kandang Sapi Perah Berbasis Teknologi Internet of Things (IoT)
ada beberapa peralatan yang harus disiapkan. Daftar peralatan yang digunakan
dalam penelitian ini akan dituliskan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Alat Yang Dibutuhkan

No Nama Alat Spesifikasi Fungsi Jumlah


Perangkat Untuk membuat sebuah aplikasi 1 unit
Window 7-10
1 Komputer yang akan dipakai diperangkat
32/64bit
keras dan perangkat lunak.
Solder Untuk menempelkan timah ke 1 buah
2
komponen.
Dudukan Untuk meletakan solder 1 buah
3
Solder
Multimeter Digunakan untuk mengukur 1 buah
Analog dan tegangan (ACV-DCV), dan kuat
-
4 Digital arus (mA-μA).
Analog/Digital

Bor Untuk membuat lobang baut atau 1 buah


5 -
komponen.
Gerinda Untuk memotong kabel dan kaki 1 buah
6 -
Mini komponen.
Obeng + Obeng (+) dan Untuk mengencangkan baut 1buah
7
dan - (-)
Timah Untuk menyambung rangkaian 1
9
gulung
Amplas Untuk menghaluskan bekas 1 meter
11
Alus potongan akralik
Akrilik Digunakan untuk membuat box 1meter
12
alat x 50cm
Solasi Digunakan untuk menutupi 1 buah
14 Hitam
sambungan kabel

25
Lem Untuk menempelkan sensor pada 2 buah
15
Tembak akralik
16 Kain Tipis Untuk alas pada akralik 2 buah
17 Spidol Hitam Untuk membuat garis pada akralik 1 buah
Mistar Untuk mengukur sebelum 1 buah
20
pemotongan akralik

3.1.2 Bahan
Sebelum membuat Sistem Kontrol Dan Monitoring Suhu, Kelembaban dan Gas
Amonia pada Kandang Sapi Perah Berbasis Teknologi Internet of Things (IoT)
ada beberapa peralatan yang harus disiapkan. Daftar komponen yang digunakan
dalam penelitian ini akan dituliskan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Komponen Yang Dibutuhkan


No Nama Bahan Sepesifikasi Fungsi Jumlah
1 Mikrokontroller ESP32sim8 Sebagai proses printah yang 1 unit
00L akan di jalankan
2 Sensor MQ135 Digunakan sebagai pembaca 1 unit
gas amonia.
3 Sensor DHT22 Digunakan sebagai pembaca 1 unit
suhu dan kelembaban
5 Relay 1 Digunakan sebagai on/off 1 unit
kipas
4 Jumper - Digunakan sebagai
penghubung/menjumper 30 buah
seluruh komponen
5 Power Suplly 2A 1 Digunakan sebagai power 1 buah
12 V dari alat
6 Kabel Power 1 Digunakan sebagai 1 buah
penghubung trafo ke listrik
220

3.1.3 Software
Sebelum membuat Sistem Kontrol Dan Monitoring Suhu, Kelembaban dan Gas
Amonia pada Kandang Sapi Perah Berbasis Teknologi Internet of Things (IoT)
ada beberapa peralatan yang harus disiapkan. Daftar Software yang digunakan
dalam penelitian ini akan dituliskan pada Tabel 3.3.

26
Tabel 3.3. Daftar Software Yang Digunakan

No Nama Spesifikasi Fungsi


1 Membuat program yang akan di
IDE Arduino Arduino 1.6.3
download perangkat Arduino
2 Merancang rangkaian yang akan
Proteus 7.1 Profesional
digunakan untuk membuat alat

Bab ini akan menjelaskan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dalam
Sistem Kontrol Dan Monitoring Suhu, Kelembaban dan Gas Amonia pada
Kandang Sapi Perah Berbasis Teknologi Internet of Things (IoT). Alur penelitian
yang digunakan seperti pada gambar 3.1.

STUDI LITERATUR

ANALISIS PERANCANGAN
SISTEM

ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM

PERAKITAN

IMPLEMENTASI

PENGUJIAN SISTEM

ANALISA KERJA

Gambar 3.1. Alur Penelitian


1.
2.
3.

27
3.2 Studi Literatur
Pada metode ini penulis mencari bahan penulisan skripsi yang diperoleh dari
buku, jurnal dan website yang terkait dengan pembuatan Sistem Kontrol dan
Monitoring Suhu, Kelembaban dan Gas Amonia pada Kandang Sapi Perah
Berbasis Teknologi Internet of Things (IoT) .

 Analisa Perancangan Sistem


Dalam perancangan sistem Sistem Kontrol dan Monitoring Suhu, Kelembaban
dan Gas Amonia pada Kandang Sapi Perah Berbasis Teknologi Internet of Things
(IoT) meliputi perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Penjelasan dari
rancangan sistem berupa diagram blok.

 Analisa Kebutuhan Sistem


Analisa kebutuhan meliputi alat dan bahan yang diperlukan dalam perancangan
Sistem Kontrol dan Monitoring Suhu, Kelembaban dan Gas Amonia pada
Kandang Sapi Perah Berbasis Teknologi Internet of Things (IoT) merupakan
perangkat keras dan software untuk melakukan penelitian.

 Perakitan
Perakitan merupakan tahap terahkir dilakukan untuk yang akan dilakukan untuk
menggetahui apakah rangkaian keseluruhan yang telah dibuat dapat berkerja
dengan baik. Sehingga dapat dilakukan implementasi sistem.

 Implementasi Perangkat
Setelah mengumpulkan alat dan bahan yang diperlukan, langkah selanjutnya
adalah melakukan implementasi perangkat. Pada tahapan ini rancangan yang telah
dibuat akan diimplementasikan menjadi sistem yang sesungguhnya.

 Pengujian Sistem
Uji coba sistem Sistem Kontrol dan Monitoring Suhu, Kelembaban dan Gas
Amonia pada Kandang Sapi Perah Berbasis Teknologi Internet of Things (IoT)

28
dilakukan untuk memastikan bahwa alat yang dibuat bekerja sesuai dengan
rancangan, serta untuk memastikan bahwa tidak terjadi kesalahan pada alat.

3.3 Analisa Perancangan Sistem


Perancangan sistem merupakan suatu hal yang dilakukan untuk mempermudah
proses pembuatan alat. Konsep Sistem Kontrol dan Monitoring Suhu,
Kelembaban dan Gas Amonia pada Kandang Sapi Perah Berbasis Teknologi
Internet of Things (IoT). digambarkan pada diagram blok dapat dilihat pada
gambar 3.2 Blok diagram menjelaskan gambaran umum mengenai cara kerja dari
Sistem Kontrol dan Monitoring Suhu, Kelembaban dan Gas Amonia pada
Kandang Sapi Perah Berbasis Teknologi Internet of Things (IoT) yang akan
dibuat.
Input Proses Output

Blink
Cloud
Server

Sensor DHT 22
Relay Kipas 1

Sensor MQ135 ESP32SIM


800L Relay Kipas 2

Gambar 3.2. Blok Diagram Sistem

29
Dari gambar blok diagram sistem dapat diketahui sistem kerja dari alat yaitu. Pada
kandang terdapat komponen perangkat keras yang terdiri dari esp32sim800l,
sensor DHT22, sensor gas MQ-135 dan ESP32SIM800L. Komponen perangkat
keras tersebut akan terhubung ke aplikasi mobile melalui wifi. User (peternak)
akan dapat memantau suhu, kelembaban dan gas amonia pada kandang melalui
aplikasi mobile. Serta mengontrol penyalaan kipas .

3.3.1 Perancangan Perangkat Keras


Perancangan menjadi bagian yang sangat penting dilakukan dalam pembuatan
suatu alat karena dengan merancang terlebih dahulu dengan komponen yang tepat
akan mengurangi berlebihnya pembelian komponen dan kerja alat sesuai dengan
yang diinginkan. Untuk menghindari kerusakan komponen perlu dipahami juga
akan karakteristik dari komponen-komponen tersebut.

3.3.1.1 Rangkaian Sensor MQ135


Sensor MQ135 digunakan sebagai input untuk membaca nilai kadar gas Amonia
Gambar rangkaian Gambar rangkaian sensor MQ135dapat dilihat seperti
pada gambar 3.3

30
Gambar 3.3 Rangkaian Sensor MQ135

Pada rangkaian sensor MQ135 hanya beberapa kaki yang dihubungkan ke pin
analog ESP32Sim800L agar hasil proses pada ESP32Sim800L dapat
membaca nilai gas nitrogen dioksida. Penjelasan penggunaan PIN
ESP32Sim800L sensor MQ135 ditampilkan sebagai berikut:

 Sensor MQ135 mendapat tegangan input sebesar +5.0V dari sumber tegangan
 Kaki GND mendapat Ground dari sumber tegangan
 Kaki Data Out A mendapat pin 19 dari ESP32Sim800L

3.3.1.2 Rangkaian Sensor DHT 22


Sensor DHT 22 digunakan sebagai input untuk membaca nilai suhu dan
kelembaban. Gambar rangkaian Gambar rangkaian sensor DHT22 dapat dilihat
seperti pada gambar 3.4

31
Gambar 3.4 Rangkaian Sensor DHT22

Pada rangkaian sensor DHT22 hanya beberapa kaki yang dihubungkan ke pin
digital ESP32Sim800L agar hasil proses pada ESP32Sim800L dapat membaca
nilai suhu dan kelembaban pada kandang sapi. Penjelasan penggunaan PIN
ESP32Sim800L dan sensor DHT22 ditampilkan sebagai berikut:
 Sensor DHT 22 mendapat tegangan input sebesar +5.0V dari sumber tegangan
 Kaki GND mendapat Ground dari sumber tegangan
 Kaki Data Out mendapat pin 4 dari ESP32Sim800L

3.3.1.3 Rangkaian Relay


Rangkaian driver relay digunakan sebagai pengontrol tegangan pada Fan/ Kipas
dan Motor DC. Relay digunakan sebagai pemutus dan penyambung salah satu
kabel pada Fan/Kipas dan Motor DC sehingga Fan/Kipas dan Motor DC dapat
berhenti sesuai perintah dari Arduino yang menerima sinyal input dari sensor
MQ2 apabila mendeteksi asap. Pada rangkaian Relay terdapat pin Ground dan
VCC sebagai sumber tegangan dan Pin input menuju Mikrokontroller berjumlah 4
karena Relay yang digunakan merupakan relay 4 channel. Dan di pin yang akan
dikendalikan adalah pin NC (Normaly Close) COM (Common) NO (Normaly
Open). Pada rangkaian pin kedali yang digunakan adalah Normaly Open dan
tersambung ke kaki Pin Common. Pada sistem yang akan dibuat, relay yang akan
digunakan yaitu relay 5V dengan 4 channel relay. Rangkaian kaki pin Relay
dapat dilihat pada gambar 3.5

32
Gambar 3.5 Rangkaian Relay

3.3.1.4 Rangkaian Keseluruhan


Rangkaian keseluruhan merupakan tahap terakhir dari perancangan yang telah
dilakukan. Dalam tahap ini seluruh komponen dipasang sesuai dengan sistem
yang telah dibuat, Adapun rangkaian keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.6

Gambar 3.6 Rangkaian Keseluruhan

3.3.2 Perancangan Perangkat Lunak


3.3.2.1 Flowcart Sistem
pembuatan flowchart untuk pembuatan pada hardware. Pada gambar 3.7. akan
ditampilkan flowchart dari program yang akan dibuat dalam penelitian ini.

33
Gambar 3.7 Flowcart Sistem

Di bawah ini merupakan penjelasan dari flowchart program pada gambar 3.7 :
Inisialisasi proses pembacaan sensor MQ135 dan sensor DHT22 jika sensor siap
mendeeteksi gas dan suhu serta kelembaban maka hasil pembacaan sensor akan
tampil pada aplikasi yang telah dibuat pada handpone android jika hasil
pembacaan suhu, kelembaban dan gas amonia tidak sesuai maka akan tampil
notifikasi pada aplikasi blynk selesai.

3.4 Implementasi
Setelah mengumpulkan alat dan bahan, langkah selanjutnya adalah melakukan
implementasi rancangan alat yang telah dibuat. Pada tahap ini hasil rancangan
yang telah dibuat akan diimplementasikan untuk menjadi sistem yang
sesungguhnya. Implementasi pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Implementasi perangkat keras dan Implementasi perangkat lunak. Implementasi
perangkat keras merupakan tahap terakhir dari perancangan sistem yang dilakukan
dalam tahap ini seluruh komponen dipasang sesuai dengan sistem yang telah
dibuat.

34
3.4.1 Implementasi Perangkat Keras
Realisasi perangkat keras merupakan tahap terakhir dari perancangan yang telah
dilakukan. Dalam tahap ini seluruh komponen dipasang sesuai dengan sistem
yang telah dibuat

3.4.2 Implementasi Perangkat Lunak

Dalam perancangan perangkat lunak yang dilakukan yaitu perancangan pada


embedded sistem. Realisasi perangkat lunak merupakan suatu tahap dimana
program yang telah dirancang akan di-upload ke mikrokontroler yang dalam
sistem ini menggunakan ATmega328 yaitu Arduino Uno. Sebelum program
diupload diharuskan meng-compile program untuk memastikan apakah listing
program yang telah dibuat sudah sesuai dan benar.

Pada penelitian ini, program dirancang agar dapat memonitoring suhu,


kelembaban dan gas amonia. Agar esp32sim800l dapat menjalankan program
yang telah dibuat diperlukan software downloader untuk memasukkan program ke
mikrokontroler yang tertanam pada ESP32sim800l, pada penelitian ini
menggunakan software Arduino IDE untuk merancang program yang akan di-
upload ke Arduino Uno. Adapun komponen alat yang akan dijalankan
menggunakan program melalui Arduino IDE adalah sensor DHT 22 MQ-135,
Relay, Fan/Kipas dan aplikasi blynk. Program yang akan dijalankan dapat dilihat
pada gambar 3.9.

35
Gambar 3.9 Tampilan Software Arduino IDE

Pada sensor MQ-135 yang akan digunakan terdapat tiga pin yaitu Vcc, Output,
Gnd dimana Vcc digunakan sebagai sumber tegangan positif dan ground sebagai
sumber tegangan negatif, kemudian outputnya sebagai pin keluaran menuju
mikrokontroller untuk mengirimkan sinyal dari sensor menuju ESP32Sim800L.
Tampilan program untuk sensor MQ-135 dapat dilihat pada gambar 3.10.

Gambar 3.10 Tampilan Program Sensor MQ-135

36
Pada rancangan relay yang telah dibuat menggunakan driver relay terdapat pin
output untuk menerima sinyal dari Arduino yang berlogika 0 dan 1 atau low dan
high. Relay sendiri digunakan untuk memutus dan menyambunngkan kabel
sumber tegangan untuk menjalankan Kipas baik 12V maupun 5V menggunakan
program yang telah dibuat di dalam Arduino IDE. Tampilan program relay
didalam Arduino IDE dapat dilihat pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 Tampilan Program Relay

Pada sensor DHT22 yang akan digunakan terdapat tiga pin yaitu Vcc, Output,
Gnd dimana Vcc digunakan sebagai sumber tegangan positif dan ground sebagai
sumber tegangan negatif, kemudian outputnya sebagai pin keluaran menuju
mikrokontroller untuk mengirimkan sinyal dari sensor menuju ESP32Sim800L.
Tampilan program untuk sensor DHT22 dapat dilihat pada gambar 3.8.

37
Gambar 3.12 Tampilan Program Sensor DHT22

3.4.3 Cara Pembuatan User Interface Pada Blynk Sebagai Berikut :


1. Membuka aplikasi blynk, pertama membuat akun untuk mendapatkan auth
token yang dikirim melalui email. Setelah itu membuat project dengan diberi
nama “ MONITORING” dan hardware yang digunakan , kemudian pilih
create seperti pada Gambar

Gambar 3.13 Membuat Akun Pada Aplikasi Blink

38
2. Setelah auth token didapatkan, dapat memulai menambahkan widget untuk
mendukung tampilan MONITORING, seperti button.

Gambar 3.14 Witged Pada Aplikasi Blynk Seperti Button

2. Setting button yang terdapat pada pin nodemcu kemudian menempatkan


komponen tersebut sesuai yang diinginkan.

Gambar 3.15 Pengaturan Gauge.

3.5 Pengujian Sistem

39
Setelah perancangan hardware dan software selesai, maka yang dilakukan adalah
running program, pengujian tiap-tiap rangkaian apakah sudah sesuai dengan yang
diinginkan atau belum. Pengujian dilakukan pada bagian-bagian seperti pengujian
respon, jangkauan sistem dan rangkaian keseluruhan pada sistem ini.

3.5.1 Rancangan Pengujian Sensor MQ135


Pengujian sensor MQ135 bertujuan agar mengtahui seberapa akurat sonsor
MQ135 dalam membaca kadar Amonia. Maka perlu dilakukan ujicoba sensor.

3.5.2 Rancangan Pengujian Sensor DHT22


Pengujian Sensor DHT22 bertujuan untuk mengetahui apakah sensor DHT22
dapat dengan baik dalam membaca nilai suhu dan kelembaban pada kandang sapi
perah dalam ujicoba ini peneliti akan melakukan 5 kali percobaan.

3.5.3 Rancangan Pengujian Aplikasi


Pengujian aplikasi bertujuan agar mengetahui apakah aplikasi yang telah dibuat
dapat dengan baik diproses oleh ESP32Sim800L dan memastikan berapa lama
waktu yang dibutuhkan aplikasi dalam menampilkan hasil pebacaan sensor.

3.5.4 Pengujian Sistem Keseluruhan


Pengujian sistem secara keseluruhan bertujuan untuk memastikan semua
komponen dapat berjalan dengan sempurna. Mulai dari aplikasi, Sensor MQ135
Sensor DHT22 blok sistem ESP32Sim800L dan program yang mengatur jalannya
sistem keseluruhan.

3.6 Analisis Kerja


Untuk analisa kerja, dilakukan bersama pada saat melakukan uji coba alat yang
bertujuan untuk mengetahui kerja alat tersebut. Selain itu yang akan dianalisa
adalah jarak, respon dalam untuk inputan pada sistem Sistem Kontrol Dan
Monitoring Suhu, Kelembaban dan Gas Amonia pada Kandang Sapi Perah
Berbasis Teknologi Internet of Things (IoT). Berdasarkan hasil pengujian sistem
yang telah di dapat akan dianalisis untuk memastikan bahwa sistem yang telah
dibuat sesuai dengan harapan.

40
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil uji coba dan analisis terhadap sistem. Pengujian
dimulai dengan memastikan setiap komponen (ESP32Sim800L, sensor MQ-135,
Sensor DHT22, relay dan aplikasi blynk) apakah alat yang telah dibuat dalam
kondisi bagus dapat bekerja dengan baik sesuai dengan program yang telah
dibuat, kemudian mengecek setiap jalur yang terhubung dengan komponen yang
digunakan telah terkoneksi, dimana rangkaiannya disesuaikan dengan gambar
skematiknya. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian sensor MQ-135,
Relay, sensor DHT 22, aplikasi blink dan pengujian sistem keseluruhan.

4.1 Hasil
Uji coba dilakukan untuk memastikan rangkaian yang dihasilkan mampu bekerja
sesuai dengan yang diharapkan. maka terlebih dahulu dilakukan langkah
pengujian dan mengamati langsung rangkaian serta komponen. Hasil pengukuran
ini dapat diketahui rangkaian telah bekerja dengan baik atau tidak, sehingga
apabila terdapat kesalahan dan kekurangan akan terdeteksi. Gambar 4.1 berikut ini
merupakan gambar dari bentuk fisik alat yang telah dibuat.

Gambar. 4.1. Bentuk Fisik Alat Monitoring

42
dari hasil perakitan peneliti dapat mengetahui sistem kerja dari alat yang telah
berkerja dengan baik yaitu. Sensor gas MQ-135 digunakan untuk mendeteksi gas
pada kandang sapi telah dapat berkerja dengan baik yaitu Jika hasil pembacaan
sensor > 59 maka kipas akan aktif sedangkan jika <59 maka kipas akan mati.
Kedua menggunakan sensor DHT22 sebagai pembacaa suhu dan kelembaban
pada kadang sapi sistem kerjanya yaitu Jika hasil pembacaan sensor > 30ºc maka
kipas akan aktif sedangkan jika <30ºc maka kipas akan mati. Serta hasil
pembacaan akan sensor akan tampil pada aplikasi blink.

4.1.1 Hasil Pengujian dan Pembahasan


Pada pengujian ini meliputi pengujian ESP32Sim800L, sensor MQ-135,Sensor
DHT22, relay, aplikasi blynk dan rangkaian keseluruhan. Pengujian ini dilakukan
agar peneliti dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem yang telah di
buat hasil pengujian sebagai berikut:

4.1.2 Pengujian Aplikasi Blynk


Pengujian aplikasi blynk akan dilakukan mulai dari mengakses aplikasi blynk
dengan ada dua percobaan yaitu aplikasi blyk terhubung dengan wifi dan aplikasi
blynk tidak terhubung wifi. hasil pengujin dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah.
ini.

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Aplikasi Blynk


No Sekenario Tes case Hasil yang Hasil pengujian kesimpulan
pengujian diharapkan

43
Menghubu Sistem
1 ngkan wifi Tersambung tersambung
ke wifi
ESP32Sim
800L

2 Tidak Sistem tidak


Tersambu Tidak tersambung
ng wifi ke Tersambung wifi
ESP32Sim
800L

Dari hasil dari 2 kali percobaan ujicoba aplikasi blynk maka dapat jika koneksi
wifi tidak tersambung maka akan tampil tanda seru berwarna merah.

4.1.3 Pengujian Sensor DHT 22


Pengujian Sensor DHT 22 dilakukan agar peneliti mengetahui jika suhu dan
kelembaban pada alat yang dibuat dapat berkerja dengan baik dalam melakukan
ujicoba ini peneliti akan melakukan perbandingan dengan pengukur suhu dan
kelembaban digital . hasil pengujin dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Suhu sensor DHT22
Hari ke Suhu Suhu pada Selisih
pada alat Meter Digital
1 29°C 30°C 1°C
2 29°C 31°C 2°C

44
3 29°C 31°C 2°C
4 29°C 29°C 0
5 29°C 31°C 2°C
6 32°C 30°C 2°C

Dari hasil enam kali percobaan dapat diketaui jika sensor DHT dalam melakukan
pembacaan suhu dan kelembaban mengalami selisih antara 1 sampai 2°C.
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Kelembaban
No Hari ke Kelembaban Kelembaban Keterangan
pada alat pada Meter Digital

1. 1 61% 61% Sesuai


2. 2 48% 50% Tidak sesuai
3. 3 70% 72% Tidak sesuai
4. 4 64% 65% Tidak sesuai
5. 5 61% 62% Tidak sesuai
6. 6 26% 26% Sesuai

Hasil pengukuran sensor bekerja dengan baik sesuai yang diharapkan. Nilai
keluaran/output yang terbaca sesuai dengan kebutuhan, namun terdapat sedikit
selisih nilai antara pengukuran sensor kelembaban dengan Meter Digital

4.1.4 Pengujian Sensor MQ-135


Pengujian sensor MQ-135 bertujuan untuk mengetahui nilai kadar amonia pada
udara bebas dan pada saat diberi kadar amonia menggunakan amonia cair
(Amonium Hydroxide) dengan mendekatkan cairan tersebut didekat sensor.
JumLah kadar Amonium Hydroxide yang digunakan dalam penelitian ini yakni
sebanyak 125 mL dan tinggi kadar sebesar 25%. Hasil pengujian rangkaian sensor
MQ-135 terdapat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Pengujian sensor MQ-135

Uji Coba Hasil Pengujian Sensor MQ-135

45
(Per Detik) Kadar udara normal tidak Menggunakan Amonium
menggunakan Amonium Hydroxide dengan kadar
Hydroxide 25% sebanyak 125mL (dalam
(dalam satuan (ppm) satuan (ppm)
1 detik 0 1
2 detik 0 2
3 detik 0 4
4 detik 0 5
5 detik 0 7
Hasil Pengujian dilakukan selama 5 kali didapat bahwa dalam udara normal tidak
terdapat kandungan kadar gas amonia. Pada pengujian detik pertama yang
menggunakan gas Amonium Hydroxide, hasil sensor menunjukan nilai 1 ppm.
Pada pengujian detik ke-dua, hasil sensor menunjukan nilai 2 ppm. Pengujian
detik ke- tiga, hasil sensor menunjukan nilai 4 ppm. Pengujian detik ke-empat,
hasil sensor menunjukan nilai 5 ppm. Serta pengujian detik ke-lima, hasil sensor
menunjukan nilai 5 ppm. Kadar gas amonia tersebut bisa lebih tinggi nilainya jika
gas Amonium Hydroxide masih berada di dekat sensor. Nilai hasil pengukuran
tersebut diperoleh dari pembacaan nilai kadar amonia pada mikrokontroler
ESP32Sim800L.

4.1.5 Pengujian Driver Relay


Pengujian driver relay digunakan untuk melihat hasil yang dikeluarkan dari input
pin digital ESP32Sim800l ke driver relay. Hasil pengujian rangkaian driver relay
terdapat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Pengujian driver relay

Uji Coba Status Pada Pin Tegangan Pin Kondisi Relay


Mikrokontroler Mikrokontroler
Relay 1
(Volt)
(RL1)

1 Low 2,26 OFF


2 Low 2,27 OFF
3 High 5,01 ON
4 High 5,02 ON

46
Berdasarkan hasil uji coba driver relay, diketahui bahwa apabila pada
mikrokontroler ditetapkan nilai low ( 0 ) maka nilai tegangan yang dikeluarkan
oleh pin mikrokontroler ESP32Sim800l bernilai kurang dari 5 volt dan kondisi
relay menjadi OFF (Normaly Close). Apabila pada mikrokontroler ditetapkan
nilai high ( 1 ) maka nilai tegangan yang dikeluarkan oleh pin mikrokontroler
ESP32Sim800L bernilai lebih dari 5 volt, kondisi relay menjadi ON (Normaly
Open) dan akan mengalirkan tegangan ke kipas.

4.1.6 Pengujian Tampilan dan notifikasi Aplikasi Blynk

Pengujian notifikasi aplikasi blynk dilakukan dengan cara mencocokkan hasil


notifikasi dengan file penyimpanan pada serial monitor apkah hasil yang
ditampilkan pada aplikasi sesuai dengan yang ada serial monitor. Hasil pengujia
sebagai berikut:

Gambar. 4.2. Hasil tampilan pada Gambar. 4.3. Hasil tampilan pada
aplikasi serial monitor

47
Gambar. 4.4. Hasil Tampilan Pada Notifikasi

4.1.7 Pengujian Rangkaian Keseluruhan


Pengujian rangkaian keseluruhan merupakan proses untuk memastikan sistem
bekerja dengan baik. Data hasil pengujian rangakain keseluruhan ditampilkan
pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Pengujian rangkaian keseluruhan

Ujicoba Suhu DHT Sensor Kondisi relay keterangan


Suhu Kelembaban Mq135 Kipas Kipas
ºC % Ppm 1 2
1 28°C 80% Off 1
Off Ruangan dalam
kondisi normal
2 30°C 86% On Off Ruangan dalam
kondisi panas
3 32°C 90% On Off Ruangan dalam
kondisi panas
4 - - 45 Off Off Kondisi Ruangan
gas normal

5 - - 50 Off Off Kondisi Ruangan


gas normal

48
6 - - 58 Off Off Kondisi Ruangan
gas normal

7 - - 60 Off On Kondisi Ruangan


gas normal

8 62 Off On Kondisi Ruangan


gas Bahaya

Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem bekerja dengan baik,
hal ini dibuktikan dengan setiap proses pada pengujian memberikan output sesuai
dengan perintah yang diberikan. Sistem ini dapat mengukur kadar gas amonia
yang menggunakan cairan amonium hydroxide, suhu ruangan yang nantinya akan
menghidupkan kipas melalui driver relay kemudian dikontrol oleh mikrokontroler
ESP32Sim800L Data kadar gas amonia dan suhu tersebut juga dikirim pada
aplikasi blynk. Pada sistem ini terdapat kekurangan dan kelebihan yang
diantaranya sebagai berikut.

4.2 Analisis Kerja Sistem


4.2.1 Kelebihan Sistem :

1. Sistem ini dapat mengurangi kadar gas amonia, karna begitu sensor
mendeteksi gas amonia dengan tinggi kadar melebihi ambang batas disaat
yang sama blower juga menyala untuk mengeluarkan kadar gas amonia dari
dalam kandang
2. Sistem ini dapat mengendalikan suhu ruangan pada kandang kandang sapi
dengan menggunakan kipas apabila suhu lebih dari 30ºc.
3. Sistem ini dapat memberikan informasi tentang kadar gas amonia pada
kandang sapi dapat berkerja dengan baik.

4.2.2 Kekurangan Sistem


1. Sistem monitoring kandang sapi ini masih memiliki kekurangan yaitu belum
adanya hiter buat pendingin suhu ruangan.

49
2. Belum terdapat battrey atau power cadangan jika terjadinya mati lampu.
3. Senso Mq135 hanya menggunakan 1 buah sensor sehingga jarak pembacaan
gas pada ruangan masih kurang maksimal.
4.

50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengujian hasil pengukuran kualitas udara dengan sensor


MQ-135, sensor DHT22 maka dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Dengan adanya alat monitoring suhu dan cahaya dapat membantu peternak
sapi dalam melakukan monitoring kondisi kandang dari jarak jauh.
2. Hasil pembacaan suhu mengalami error sebesar 1 sampai 2 ºC sedangkan
sensor kelembaban mengalami error 1 sampai 2 %.
3. Dari hasil pengujian sistem aplikasi blynk dapat dengan baik menampilkan
dimana alat terpasang hasil perhitungan sensor. Secara langsung sesuai
lingkungan terpasangnya alat.
4. Modul sensor suhu DHT22 telah mendeteksi kenaikan suhu dan kelemban
dengan pengukuran hingga 30ºC dapat mendeteksi suhu hingga 50ºC
5. Modul sensor gas MQ-135 telah mendeteksi kenaikan kadar gas amonia
dengan pengukuran hingga 30ppm menggunakan cairan Amonium
Hydroxide. Kadar yang terukur pada sensor akan semakin tinggi apabila
cairan Amonium Hydroxide masih berada disekitar sensor.

5.2 Saran
Alat ini masih terdapat kekurangan sehingga perlu diadakanya pengembangan.
Berikut saran untuk pengembangan penelitian :

1. Pada sistem monitoring tingkat pencemaran udara sebaiknya dikembangkan


lebih lanjut dengan menambahkan jenis sensor TGS 2602 agar sistem dapat
membaca kadar gas hidrogen.
2. Dikembangkan dengan menambahkan perhitungan fuzzy untuk menambah
akurasi sistem pembacaan sensor terhadap pembacaan gas.

51
3. Diperlukannya pengembangan lebih lanjut pada aplikasi blynk agar bisa
menampilkan grafik kadar gas data per jam, per hari, maupun perminggu
menggunakan widget chart secara dinamis.

52
DAFTAR PUSTAKA

Zaidir Jamal dan Adi Sapto Raharjo. (2019). Sistem Monitoring Gas Amonia
Pada Peternakan Ayam Berbasis Arduino Mega 2560 R3. Seminar
Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian.
Alimuddin. (2018). Sistem Monitoring Parameter Suhu Cabe Merah Dengan
Sistem Aeroponik Pada Greenhouse untuk Mendukung Ketahanan Pangan
Nasional. Teknik Mesin Untirtav, Vol 4.
Anindya, C. (2013). Implementasi Microcontroller Sebagai Detektor Asap Rokok
Sederhana. Seminar Nasional Teknologi, Vol 13.
Apriiyadi, S. (2013). Rancang Bangun Sistem Detektor Kebakaran Via
Handphone Berbasis Mikrokontroler. Teknik Elektro.
Apriyandi, S. (2013). Rancang Bangun Sistem Detektor Kebakaran Via
Handphone Berbasis Mikrokontroler. Prosiding SNATIF Ke-4, 1.
Ardiansyah. (2018). Rancang Bangun Sistem Pemberian Pakan Ternak (Sapi) Dan
Pengadukannya Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler. Universitas
Islam Negeri Alauddin Makasar.
Arduino. (2016). Arduino Uno & Geniuno Uno. Dipetik Mei 6, 2016, dari
Arduino Website: https://www.arduino.cc/en/main/arduinoBoardUno
Aryani, I. (2018). Rancang Bangun Sistem Pengendali Suhu Kelembaban Dan
Cahaya Pada Rumah Walet Berbasis Mikrokontroler. Teknologi UIN, Vol.
05, No.01.
Bahar, A. P. (2018). Rancang Bangun Alat Monitoring Polusi Udara Pada
Kawasan Industri Berbasis Microkontroller Arduino Uno. Teknik Elektro,
Vol. 07, No.01.
Bayu Nugroho. (2011). Aplikasi Sistem Pendeteksi Kadar Gas Buang Kendaraan
Bermotor . Informatika, Vol 11.
Deka Hardika Dan Nurfiana . (2019). Sistem Monitoring Asap Rokok
Menggunakan Smartphone Berbasis Internet Of Things (Iot). Penelitian
Bidang Fisika, Vol 6-13.

53
Dekita Nuswantara. (2016). Desain Sistem Monitoring Pengontrolan Suhu,
Kelembaban Dan Sirkulasi Air Otomatis Pada Tanaman Anggrek
Hidroponik Berbasis Arduino Uno . Pendidikan dan Teknologi Informas,
Vol 4.
Eddi Kurniawan. (2016). Rancang Bangun Sistem Monitoring Kelembaban Tanah
dan Suhu Udara Berbasis GSM SIM900A DAN ARDUINO UNO. Coding
Sistem Komputer Universitas Tanjungpura, Vol 1.
Kafiar, E. Z. (2018). Rancang Bangun Penyiram Tanaman Berbasis Arduino Uno
Menggunakan Sensor Kelembaban YL-39 Dan YL-69 . Teknik Elektro
dan Komputer, vol 9.
Nurfaif, M. B. (2017). Rancang Bangun Alat Pengkondisi Suhu Dan kelembaban
Lingkungan Budidaya Jamur Tiram . Teknik Elektro Universitas Lampung,
Vol. 07, No.01.
Nurhasmawaty. (2016). Racang Bangun Pendeteksi Udara Berbasis Arduino.
Tenik Elektro.
Prahardis, R. (19 Desember 2018). Implementasi Sistem Monitoring Polusi Udara
Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara Dengan Pemodelan Finite
State Machine. Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompute,
Vol.2.
Prayitno, W. A. (2017). Sistem Monitoring Suhu, Kelembaban, dan Pengendali
Penyiraman Tanaman Hidroponik menggunakan Blynk Android.
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Vol 4.
Priatmoko, A. (2014). Rancang Bangun Kontrol Temperature Ruangan Bebasis
MikrokontrolerAT89s51.
Prihatmoko, D. (2016). Perancangan Dan Implementasi Pengontrol Suhu Ruangan
Berbasis Mikrokontroller Arduino Uno. unisnu jepara.
Rahmawaty. (2017). Rancang Bangun Pendeteksi Pencemaran Udara Berbasis At
Mega 328. Universitas UGM, No 3.
Sastra, R. (2016). Pengembangan Sistem Monitoring Pencemaran Udara Berbasis
Protokol Zigbee Dengan Sensor Co . Ilmiah ILKOM, vol 8.

54
Tito Tuesnad. (2016). Rancang Bangun Sistem Monitoring Polusi Udara Portabel
Berbasis Koordinat Gps (Global Positioning System) . Fisika Unad, Vol
07.

55

Anda mungkin juga menyukai