Anda di halaman 1dari 105

DENSITOMETER BERBASIS

MIKROKONTROLER

Karya Tulis ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menempuh
Program Pendidikan Diploma III Teknik Elektromedik

Oleh :

DAVIDATUL UMAM

NIM 16.04.017

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTROMEDIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA
HUSADASEMARANG
2018/2019
STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

PERNYATAAN PENULIS

JUDUL : Densitometer Berbasis Mikrokontroler

NAMA : Davidatul Umam

NIM :16.04.017

“Saya menyatakan dan bertanggung jawab dengan sebenarnya bahwa

Karya Tulis ini adalah hasil karya saya sendiri kecuali cuplikan dan ringkasan yang

masing-masing telah saya jelaskan sumbernya. Jika pada waktu selanjutnya ada

pihak lain yang mengklaim bahwa karya tulis ini sebagai karyanya yang disertai

dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya siap untuk dibatalkan gelar Ahli Madya

Teknik Elektromedik saya beserta segala hak dan kewajiban yang melekat pada

gelartersebut”

Semarang, 2019

DAVIDATUL UMAM

ii
STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

PERNYATAAN PERSETUJUAN

JUDUL : Densitometer Berbasis Mikrokontroler

NAMA : Davidatul Umam

NIM :16.04.017

Karya Tulis ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji

Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Teknik Elektromedik STIKES Widya

Husada Semarang.

Menyetujui,
pembimbing

Supriyanto,M.Kom
NIDN.0616037101

iii
iv
STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

PENGESAHAN KARYA TULIS


JUDUL : Densitometer Berbasis Mikrokontroler

NAMA : Davidatul Umam


NIM :16.04.017

Karya Tulis ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan tim penguji
Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Teknik Elektromedik STIKES Widya
Husada Semarang pada hari ....tanggal ....bulan ....tahun 201....

Dewan Penguji :

Anggota 1 Anggota 2

Agung Satrio Nugroho.ST Supriyanto, M.Kom

Ka.ProdiTEM Ketua Penguji

Agung Satrio Nugroho.ST Basuki Rahmat, MT

v
ABSTRACK

The basic thing is that the radiology service unit is able to provide a good
radiographic examination result, so that a more accurate diagnosis of the patient's
disease can be produced. One of the requirements for a good picture is to have the
right level of blackness (density) on a film that has been processed. The tool that can
measure the level of black image on a film that has been processed is a densitometer.

From the picture above, the author is interested in trying to make a tool that
is able to display the measurement of the level of blackness of the film taken on
radiography. In planning the manufacture of this tool the component that plays an
important role is BH 1750 FVI which functions as a sensor that utilizes the light
received from the refraction of the X-ray film to be measured. When the object (the
film to be measured its density) is placed between the light source and the sensor,
then BH 1750 FVI will receive light that penetrates the film object. The output of the
BH 1750 FVI sensor is designed to be a voltage divider circuit which will be
processed by the 8535 microcontroller and will be adjusted according to the
program that has been made. And the results of these readings will be displayed on
LCD.

Based on the test results of the Densitometer device which has been
compared with the Densitometer brand Pehamed, it is known that this densitometer
is able to provide the same output as the results of the measurement of the original
densitometer. So it can be concluded that the densitometer that has been made can
measure X-ray films well with an accuracy level of 99.3%.

Keywords: Densitometer, X-ray film density

vi
ABSTRAK

Hal mendasar unit pelayanan radiologi diantaranya mampu mampu


memberikan hasil gambaran pemeriksaan radiografi yang baik, sehingga dapat
dihasilkan diagnosa penyakit pasien lebih tepat. Salah satu syarat gambar yang
baik adalah memiliki tingkat kehitaman (densitas) yang tepat pada suatu film yang
telah selesai diproses. Adapun alat yang dapat mengukur tingkat kehitaman
gambar pada film yang telah selesai diproses adalahdensitometer.
Dari gambaran diatas maka penulis tertarik untuk berusaha membuat alat
yang mampu menampilkan pengukuran tingkat kehitaman film hasil pengambilan
gambar pada radiografi. Dalam perencanaan pembuatan alat ini komponen yang
berperan penting yaitu BH 1750 FVI yang berfungsi sebagai sensor yang
memanfaatkan cahaya yang diterima dari pembiasan film rontgen yang akan
diukur. Pada saat objek (film yang akan diukur densitasnya) diletakan diantara
sumber cahaya dan sensor, kemudian BH 1750 FVI akan menerima sinar yang
menembus objek film. Keluaran dari sensor BH 1750 FVI tersebut dirancang
menjadi rangkaian pembagi tegangan yang akan diolah oleh mikrokontroler 8535
dan akan diatur sesuai dengan program yang telah dibuat. Dan hasil pembacaan
tersebut akan ditampilkan padaLCD.
Berdasarkan hasil pengujian alat Densitometer tersebut yang telah
dibandingkan dengan alat Densitometer merk Pehamed, diketahi bahwa alat
densitometer ini mampu memberikan output yang sama dengan hasil pengukuran
alat densitometer yang asli. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat densitometer
yang telah dibuat deapat mengukur film rontgen dengan baik dengan tingkat
keakurasian 99.3%.
Kata kunci : Densitometer, Densitas Film rontgen

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan berkat dan rahmad-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

tulis ini.

Karya tulis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan ujian

akhir pada program Diploma III Teknik Elektromedik Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Widya Husada Semarang. Karya tulis ini penulis beri judul

Densitometer Berbasis Mikrokontroler

Dengan terselesainya karya tulis ini, penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus atas limpahan berkat dan karunianya

sehingga penulis dapat menyelesaikan TugasAkhir.

2. Ibu DR. Hargianti Dini Iswandari, dr.g, MM selaku Ketua

STIKES Widya HusadaSemarang.

3. Bapak Agung Satriyo Nugroho, MT selaku KA Prodi DIII Teknik

Elektromedik STIKES Widya HusadaSemarang.

4. Bapak Supriyanto, M.Kom selaku pembimbing, terima kasih atas

segala bimbingan, arahan dan koreksiya selama proses

penyusunan Tugas Akhir.

viii
5. Semua keluarga terutama kedua orang tua yang selalu memberikan doa

dan nasehat kepada penulis baik materi maupun support sehingga dapat

menyelesaikan kuliah diprogram DIII Teknik Elektromedik STIKES

Widya HusadaSemarang.

6. Segenap Dosen Prodi TEM STIKES Widya Husada atas ilmu yang telah

diberikan.

7. Rekan-rekan TEM angkatan 2016 yang telah berjuang bersama selama

tiga tahun, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu yang membantu proses pengerjaan Karya Tulis Ilmiahini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini banyak

mempunyai kekurangan baik dari segi teknik, teoritis maupun materi.Penulis

berharap agar karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Teknik

Elektromedik STIKES Widya Husada Semarang dan bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, 10 Mei 2019

Penulis

Davidatul Umam

ix
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PENULIS..........................................................................................ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN.............................................................................iii

PENGESAHAN KARYA TULIS...............................................................................iv

ABSTRACK...................................................................................................................v

ABSTRAK.....................................................................................................................vi

KATA PENGANTAR................................................................................................vii

DAFTAR ISI...............................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................xiv

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2Tujuan......................................................................................................................3

1.3 Batasan Masalah.....................................................................................................3

BAB II...........................................................................................................................4

TEORI DASAR............................................................................................................4

2.1 Sifat sifat sinar x.....................................................................................................4

x
2.2 Densitas radiografi..................................................................................................5

2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi DensitasFilm...........................................6


2.3 Film Rontgen........................................................................................................12

2.3.1 Jenis Film MenurutLapisannya.......................................................................12


2.3.2 Jenis Film Menurut ButirEmulsinya...............................................................15
2.3.3Jenis Film MenurutSensifitasnya......................................................................17
2.4 Mikrokontroler ATMega8....................................................................................19

2.4.1 Fitur ATmega8..................................................................................................20


2.4.2 Konfigurasi Pin AVR ATMega8.......................................................................21
2.5 Liquid Crystal Display (LCD)..............................................................................23

2.5.1 Operasi DasarLCD............................................................................................24


2.5.2 Keunggulan.......................................................................................................25
2.6 Sensor BH 1750FVI..............................................................................................25

2.7 Light Emitting Dioda (LED).................................................................................26

2.7.1 Karakteristik......................................................................................................27
2.7.2 CaraKerja..........................................................................................................27
2.8 Resistor.................................................................................................................28

2.8.1 SimbolResistor..................................................................................................28
2.8.2 Cincin Warna PolaResistor..............................................................................29
2.9 Fuse.......................................................................................................................30

2.10 Saklar..................................................................................................................32

2.10.1 Prinsip KerjaSaklar.........................................................................................32


2.11 Kapasitor.............................................................................................................33

2.11.1 Kode Warna PadaKapasitor............................................................................33


2.11.2 Wujud dan MacamKapasitor..........................................................................34
2.12 Dioda...................................................................................................................37

2.12.1 FungsiDioda....................................................................................................38

xi
2.12.2 Pengertian dan Cara Kerja DiodaBridge.......................................................38
2.13 Transistor............................................................................................................40

2.13.1 Jenis-Jenis Transistor.....................................................................................41


2.14 Batteray...............................................................................................................43

2.14.1 Jenis – jenis Batteray......................................................................................44


BAB III.......................................................................................................................50

PERENCANAAN ALAT...........................................................................................50

3.1 Tahap Perencanaan...............................................................................................50

3.2 Spesifikasi Alat.....................................................................................................51

3.3 Blok Diagram........................................................................................................51

3.4 Penjelasan Blok Diagram......................................................................................53

3.5 Perencanaan Wiring Diagram danKomponen......................................................54

3.5.1 Blok rangkaian Power Supplay (Adaptor).......................................................54


3.5.2 Blok Rangkaian Charger..................................................................................55
3.5.3 Rangkaian Step Up...........................................................................................57
3.5.4 Rangkaian Sumber Cahaya..............................................................................58
3.5.5 Rangkaian Sensor.............................................................................................59
3.5.6 Rangkaian Mikrokontroler...............................................................................59
3.5.7 Rangkaian LCD................................................................................................61
3.5.8Rangkaian Push Buttom..............................................................................................62
3.6 Perencanaan Cassing.............................................................................................63

3.7 Perencanaan Flowchart.........................................................................................65

3.8Persiapan Alat danBahan.......................................................................................66

3.8.1PembuatanModul...............................................................................................66
3.8.2Pembuatan Papan Rangkaian(PCB).................................................................66
3.9. Perencanaan List Program Densitometer.............................................................67

xii
BAB IV.......................................................................................................................71

PENGUKURAN DAN PENDATAAN......................................................................71

4.1 Pengertian Pengukuran.........................................................................................71

4.2 Persiapan Pengukuran...........................................................................................71

4.3 Metode Pengukuran..............................................................................................72

4.5 Hasil pengukuran..................................................................................................73

BAB V........................................................................................................................77

PEMBAHASAN DAN ANALISISDATA.................................................................77

5.1 Wiring diagram Densitometer..............................................................................77

5.2 Cara kerja keseluruhan alat...................................................................................77

5.3 Analisis data dan hasil pengukuran......................................................................86

5.5.1 Analisis TP 1.....................................................................................................86


5.5.2 Analisis TP2......................................................................................................86
5.5.3 AnalisisTP3.......................................................................................................87
5.5.4 AnalisisTP4.......................................................................................................87
5.5.5 Analisis TP5......................................................................................................87
5.4 Uji FungsiAlat.......................................................................................................87

BAB IV.......................................................................................................................90

PENUTUP..................................................................................................................90

6.1 Kesimpulan...........................................................................................................90

6.2 Saran.....................................................................................................................78

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Keterangan Bagian – bagian film................................................................9

Gambar 2.Intensifying screen.....................................................................................11

Gambar 3. Lapisan film Single Side...........................................................................13

Gambar 4.Film Dengan 2 Lapis Emulsi......................................................................14

Gambar 5.Butir emulsi ukuran besar..........................................................................16

Gambar 6.Butir emulsi ukuran sedang........................................................................16

Gambar 7.Butir emulsi ukuran kecil...........................................................................17

Gambar 8.Green sensitive...........................................................................................18

Gambar 9.Blue Sensitive.............................................................................................19

Gambar 10.Susunan pin AVR ATMega8...................................................................22

Gambar 11.Bentuk Fisik LCD 2 x16..........................................................................23

Gambar 12.sensor BH 1750FVI.................................................................................25

Gambar 13.Karateristik LED......................................................................................27

Gambar 14.Bentuk fisik Resisto.................................................................................28

Gambar 15.Simbor Resistor........................................................................................29

Gambar 16.Cincin Warna Pola Resistor.....................................................................29

Gambar 17.Bentuk Fisik Fuse....................................................................................31

Gambar 18.Simbol Fuse.............................................................................................31

Gambar 19.Bentuk Fisik Saklar..................................................................................32

Gambar 20.Prinsip Kerja Saklar.................................................................................32

xiv
Gambar 21.Kapasitor Keramik Beserta Lambangnya................................................35

Gambar 22.Kapasitor Elektrolit Beserta Lambangnya...............................................36

Gambar 23.Kapasitor Variabel Beserta Lambangnya................................................36

Gambar 24.Kapasitor Trimmer Beserta Gambarnya..................................................37

Gambar 25.Simbol dan Bentuk Dioda........................................................................37

Gambar 26. Jenis – jenis Dioda..................................................................................37

Gambar 27.Dioda Bias Maju......................................................................................37

Gambar 28.Dioda Bias Mundur..................................................................................38

Gambar 29.Rangkaian Dioda Bridge..........................................................................39

Gambar 30.Dioda Bridge Selama Siklus Negatif.......................................................39

Gambar 31.Grafik Tegangan Input &Output..............................................................40

Gambar 32. Lambang Transistor................................................................................40

Gambar 33. Jenis – jenis Transistor............................................................................41

Gambar 34. Batterai Primer........................................................................................46

Gambar 35. Batterai Sekunder....................................................................................49

Gambar 36. Blok Diagram Densitometer...................................................................52

Gambar 37. Wiring diagram Adaptor.........................................................................55

Gambar 38.Wiring Diagram Rangkaian Charger.......................................................56

Gambar 39. Rangkaian Step Up.................................................................................57

Gambar 40. Rangkaian Cahaya..................................................................................58

Gambar 41. Rangkaian Sensor....................................................................................59

Gambar 42. Rangkaian Mikrokontroler......................................................................60

Gambar 43. Rangkaian LCD......................................................................................62

xv
Gambar 44. Rangkaian Push Buttom..........................................................................63

Gambar 45. Cassing Densitometer.............................................................................63

Gambar 46Flowchart Alur Kerja Alat Densitometer..................................................66

Gambar 47 Rangkaian Keseluruhan...........................................................................77

DAFTAR TABE

xvi
Tabel 1.Perbedaan Green sensitive dan Blue sensitive...............................................19

Tabel 2.Spesifikasi Kaki LCD 2 x16..........................................................................23

Tabel 3. Resistansi LED.............................................................................................27

Tabel 4.Warna Pada Kapasitor...................................................................................33

Tabel 5. Daftar Komponen Rangkaian Power Supplay..............................................55

Tabel 6. Daftar Komponen Rangkaian Charger.........................................................56

Tabel 7. Daftar Komponen Rangkaian Step Up.........................................................57

Tabel 8. Daftar Komponen Rangkaian Cahaya..........................................................58

Tabel 9.Daftar Komponen Rangkaian Sensor............................................................59

Tabel 10.Daftar Komponen Rangkaian Mikrokontroler.............................................61

Tabel 11.Daftar Komponen Rangkaian LCD.............................................................62

Tabel 12.Daftar Komponen Rangkaian Push Buttom................................................63

Tabel 13.Hasil pengukuran TP 1, TP 2, TP 3, TP 4 dan TP 5....................................73

Tabel 14. Perbandingan hasil pengukuran Film dengan Densitometer Rakitan dan

Densitometermerk Pehamed.......................................................................................74

Tabel 15. Perbandingan Hasil Ukur............................................................................75

Tabel 16. Tabel presentase keakurasian.....................................................................88

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diera globalisasi sekarang ini, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK) juga semakin maju dan menunjang di semua aspek

kehidupan.Tidak terkecuali pada aspek kesehatan.Akibat berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan menjadikan banyak pula alat

kesehatan pendukung dunia kesehatan, yang semakin lama semakin canggih dan

sangat membantu dalam bidang kesehatan itu sendiri.

Pemeriksaan radiografi merupakan salah satu upaya kegiatan medis dalam

menegakan diagnosa.Keberhasilan menghasikan radiograf yang berkualitas dan

memiliki standar estetika radiografi dipengaruhi oleh berbagai factor. Pemeriksaan

menggunakan sinar-x mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama

kali ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen pada tanggal 8 November

1895[ CITATION nde18 \l 1057 ]1.

Hal mendasar unit pelayanan radiologi diantaranya mampu memberikan

hasil gambaran pemeriksaan radiografi yang baik, sehingga dapat dihasilkan

diagnosa penyakit pasien lebih tepat.Salah satu syarat gambar yang baik adalah

memiliki tingkat kehitaman (densitas) yang tepatpada suatu film yang telah selesai

diproses.Adapun alat yang dapat mengukur tingkat kehitaman gambar pada film

1
2

yang telah selesai diproses adalah densitometer.

2
2

Sebuah radiograf diharuskan bisa memberikan informasi yang jelas

dalam upaya diagnosa.Ketika radiograf yang dihasilkan mempunyai semua

informasi yang dibutuhkan dalam memastikan sebuah diagnosa, maka radiograf

dapat dikatakan memliki kualitas yang tinggi.

Untuk memenuhi kualitas gambar radiografi yang tinggi maka sebuah

radiograf harus memenuhi beberapa aspek yang akan dinilai pada sebuah

radiograf yaitu Densitas, kontras, ketajaman, dan detail[ CITATION NUl \l 1057 ]

2.Semua aspek ini harus bernilai baik agar radiograf bisa dikatakan mempunyai

kualitas gambaran yang baik, sehingga dapat dihasilkan diagnosa penyakit pasien

lebihtepat.

Salah satu syarat gambar yang baik adalah memiliki tingkat kehitaman

(densitas) yang tepat pada suatu film yang telah selesai diproses.Adapun alat yang

dapat mengukur tingkat kehitaman gambar pada film yang telah selesai diproses

(hasil pemotretan dari stepwadge) adalah densitometer. Dengan ini maka akan

diketahui suatu nilai tingkat kehitaman suatu film yang berbeda beda yang dapat

mewakili suatu objek tertentu.

Dari gambaran tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk berusaha

membuat alat yang mampu menampilkan nilai hasil pengukuran tingkat kehitaman

suatu gambar stepwadge pada film yang telah selesai diproses.Sehingga pengguna

akan dapat mengetahui tingkat kehitaman film tersebut hanya dengan menekan

satu tombol.

Berdasarkan dari uraian di atas maka penulis akan mengajukan karya tulis

ini dengan judul :


3

ALAT DENSITOMETER BERBASIS MIKROKONTROLER

1.2 Tujuan

Tujuan penyusunan karya tulis ini antara lain :

1. Memhami tingkat kehitamanfilmrontgen.

2. Merancang dan merealisasikan sebuah pesawatDensitometer.

3. Menguji dan menganalisa proses kerja dari modul yangdibuat.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penyajian dan pembahasan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis

membatasi pokok-pokok pembahasan yang berkaitan dengan rangkaian yang

sesuai dengan judul Alat Densitometer Berbasis Mikrokontroler. Yang Berfungsi

untuk mengukur kontras film radiografi secara objektif atau mengukur derajat

kehitaman film radiografi secara objektif.


BAB II

TEORI DASAR

2.1 Sifat sifat sinar x

Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen, seorang professor

fisika dari Universitas Wurzburg, Jerman pada tanggal 8 November 1895. Sejak

saat itu sinar rontgen banyak dikembangkan dalam berbagai bidang di antaranya

adalah bidang kedokteran. Hal ini sangat bermanfaat dalam bidang kedokteran

baik dalam hal diagnose maupun terapi atau pengobatan[ CITATION ASa07 \l

1057 ]3. Adapun sifat-sifat dari sinar-x adalah sebagai berikut:

a. Penetratingeffect

Sinar-x yang mempunyai kemampuan untuk menembus benda-benda yang

tidak dapat ditembus oleh cahaya, kecuali Pb hal ini yang menyebabkan Pb

digunakan untuk pellindung dari radiasi sinar-x.

b. Ionisasione effect

Apabila sinar-x mengenai bahan apa saja seperti ion, atom, partikelmaka bahan

tersebut akan terionisasi dan memisahkan diri.

c. Fluorescenteffect

Jika sinar-x mengenai bahan Kristal Natrium/Calcium maka bahan tersebut

akan berpendar menjadi cahaya tampak.


5

d. Biologicaleffect

Jika sinar-x dengan dosis tertentu mengenai tubuh maka akan mematikan
5

sel-sel yang hidup dan akan menyebabkan kemandulan serta metabolisme

tubuh yang tidaklancar.

e. Attenuationeffect

Sinar-x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat

atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut.Makin tinggi kepadatannya atau

berat atomnya makin besar penyerapannya.

f. Photographiceffect

Apa bila sinar-x menembus bahan film maka akan menimbulkan effect

bayangan laten yaitu bayangan yang belum nampak dan baru nampak

apabila telah melalui pencucian dikamar gelap.

2.2 Densitas radiografi

Menurut The Collaboration for NDT Education. 2010. Radiography

Density (optical, photographic, atau film density) adalah ukuran tingkat kegelapan

dari suatu film. Secara teknik, hal ini disebut transmitted density yang terjadi pada

film berbahan dasar transparan yang diukur sejak saat cahaya ditranmisikan

melewati film. Densitas merupakan fungsi logaritma yang menjelaskan suatu

perbandingan dari dua pengukuran, secara spesifik merupakan perbandingan

antara intensitas cahaya yang masuk ke film (Io) terhadap intensitas cahaya yang

keluar melewati film (It)[ CITATION nde18 \l 1057 ]1.

Ada beberapa pendapat para ilmuwan tentang definisi status densitas,

akan tetapi pendapat-pendapat tersebut tidaklah berbeda jauh antara satu dengan

yang lain,pendapat pendapat tersebut diantaranya :


6

1. Hollenbach pada tahun1979

Densitas merupakan sejumlah penghitaman yang merupakan

perbandingan antara intensitas cahaya yang mengenai film dengan intensitas

cahaya yangditeruskan oleh film.

2. Carlton pada tahun1992

Densitas merupakan derajat penghitaman keseluruhan perakbromida

yang terdapat pada emulsi film.

3. Bushongpada tahun1988

Densitas merupakan derajat penghitaman pada film radiografi yang

telah selesai diproses, yang dipengaruhi oleh besarnya intensitas cahaya

yang sampai ke permukaan film dengan intensitas cahaya yang diteruskan

oleh film.

2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi DensitasFilm

Banyak faktor yang mempengaruhi densitas suatu film radiografi, dan

diantara factor-faktor tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang

lain[ CITATION nde18 \l 1057 ]1. Faktor-faktor yang mempengaruhi densitas film

antara lain:

1. Faktor utama : mAs, KV, film dan Intensifying screen(IS)

2. Faktor-faktor penunjang : Jarak, anatomi objek, grid, dan proses

pencucianfilm.Berikut penjelasan beberapa faktor yang berpengaruh besar terhadap

densitas suatu film.

Berikut penjelasan beberapa faktor yang berpengaruh besar tehadap densitas suatu
7

film

1. mAs (miliampere second)

mAs merupakan banyaknya arus elektron yangmengalir

darikatodamenujuanodaX-rayTubepadasaatterjadiExsposurdan second

menyatakan lamanya arus elektrontersebutmengalir. Jumlah elektron yang

mengalir juga dipengaruhiolehlamanya arus tabung yang mengalir dari

anodamenujukatoda.Mengingat miliampere dan second memiliki hubungan

yangsangaterat dalam mempengaruhi suatu kuantitas sinar-xyangdihasilkan

saat penyinaran benlangsung, maka keduaparametertersebut sering dianggap

sebagai satu nilai yangkemudianmenyatakan jumlah berkas sinar-x yang

keluar dari tabungrontgen.Karena mAs merupakan faktor kontrol

utamadalammenghasilkkan kuantitas sinar-x, maka apabila nilai

mAsmengalamiperubahan maka jumlah berkas sinar-x juga

akanmengalamiperubahanpula. Halini sangat berkaitan erat

denganpendapatCarlton

(1992),yangmenyatakanbahwadensitasadalahderajatpenghitaman yang

terdapat pada filmradiografi.Densitastercipta dan penghitaman emulsi perak

pada filmyangtelah terkena berkas radiasi sinar-x , yang

kemudianfilmtersebut kemudian diproses untuk menghasilkan gambar

yangtampakoleh mata.

2. Kilo Voltage(KV)

Menurut Hollenbach (1979) KV adalah hasil dari berbagai


8

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari tegangan tabung

terhadap karakteristik berkas radiasi yang dibangkitkan dalam tabung.Sinar-

x adalah bentuk radiasi yang memiliki panjang gelombang yang lebih

pendek dibandingkan dengan gelombang cahaya.Sinar-x yang dibangkitkan

dalam tabung terdiri dari berkas-berkas radiasi dengan rentang variasi

panjang gelombang yang sangat luas. Berkas radiasi dengan ukuran panjang

gelombang yang lebih panjang akan mudah diserap dinding kaca tabung

sehingga tidak sampai keluar dari tabung. Berkas radiasi yang keluar dari

tabung adalah berkas radiasi dengan panjang gelombang yang lebih pendek,

semakin pendek nilai panjang gelombangnya maka daya tembus terhadap

objek semakin besar.

Berdasarkan uraian di atas maka Hollenbach(1979) menyimpulkan:

1. Peningkatan tegangan tabung rontgen akan menghasilkan berkas

radiasi dengan panjang gelombang efektif yanglebih pendek.

2. Peningkatan tegangan tabung akan meningkatkanintensitas

berkasradiasi.

3. Peningkatan tegangan tabung akan menurunkanpenyerapan berkas

radiasi pada suatumaterial.

3. Film

Film tidak hanya dipergunakan dalam hal photogerafi saja tetapi di

dunia akesehatan pun di pergunakan. Antara lain dalam hal radiografi.

Dalam radiografi ini dikatagorikan dalam hal diagnostic, film yang


9

digunakan dalam bidang radiografi ini di buat menggunakan bahan- bahan

yang sangat sensitiv.

Gambar 1.Keterangan Bagian – bagian film

Keterangan bagian-bagian dari film.

a. Adhaesif atau substractum:

Lapisan perekat antara base film dengan emulsi yang dibut dari

gelatin bening (senyawa protain) di tambah acetone (senyawa non polar).

b. Basefilm.

Dasar atau landasan bagi emulsi yang terbuat dari selullasa atau

polyester (plastic). Adapun syarat-syarat base film untuk radiografi sebagai

berikut:

 Tidak boleh menimbulkan efek padaemulsi.

 Bersifatbening.

 Ketebalan base film harus sesuai menurutkebutuhan.

 Permukaan harus sangat baik dan rata untuk mencegah terjadinya

distrosi (perubahan bentukbayangan).


10

c. Supercoat.

Lapisan yang melindungi emulsi sebelum terjadi perubahan AgBr

(perak bromide).

d. Emulsifilm.

Adapun tempat pencatatan gambar, terbuat dari gelatin dan silver

halide atau perak halida, halide berasal dari zat halogen (F, Cl, Br, I, Al,)

jumlah silver halide pada emulsi mencapai 1010partikel per 𝐶𝑚2atau lebih,

bentuk silver halide di bawah microscope bebeda-beda, paling banyak

berbentuk octahedron, segitiga, hexagonal, seperti tongkat dan

variasiglobular.

4. Tabir penguat (Intensifyingscreen)

Dalam praktek intensifying screen terdiri dari lembaran card board

(carton) yang kenyal dan kuat, dimana di atasnya disebar lapisan yang rata

yang dipilih dari bahan kristal kecil fluoroceent yang mampu memancarkan

sinar. Kristal-kristal ini dilapiskan dengan kuat di card board dengan bahan

yang mampu menyekatnya. Antar card board dan fluoroceent itu sendiri

biasanyya disisipkan lapisan bahan yang berwarna putih dan tipis

(magnesium oksida) atau titanium dioksida yang akan mengatur pengarahan

ulang kepada film pecahan-pecahan yang banyak dari pancaran visible light

yang keluar dari film yang biasa.


11

Gambar 2.Intensifying screen

Intensifying screen digunakan dalam bentuk pasangan didepan dan

belakang film, yang dibuat dekat sekali dengan emulsi pada setiap sisi film

radiografi yang berlapis ganda. Kemudain dimasukan kedalam cassette.

Efek menggunakan intensifying screen adalah, menaikan densitas pada film,

atau yang lebih biasa dipakai dalam praktek memungkinkan menggunakan

eksposure x- Ray, yang lebih kecil mAS, dari pada yang film yang tidak

menggunakan screen.

Menurut Chesney (1989), tabir penguat adalah alat yang berfungsi

untuk membantu proses pembuatan gambar pada film radiografi yang akan

disinari. Tabir penguat berfungsi untuk mengubah foton sinar-x yang

mengenainya menjadi berkas cahaya tampak, sehingga akan meningkatkan

jumlah foton yang sampai pada film, yaitu foton cahaya dan foton sinar-x.

Tabir penguat terdiri dari 2 lembar, yang ditempatkan pada bagian

depan dan belakang dari kaset film radiografi. Tabir penguat tersusun dari

kristal-kristal phosphor yang dapat mengubah foton sinar-x menjadi foton

cahaya. Pemakaian tabir penguat akan menibulkan 2 kejadian, yaitu:


12

1) Proses fluorosensi : cahaya yang ditimbulkan oleh tabir penguat dan

hanya berlangsung saatpenyinaran.

2) Phosporesensi : setelah penyinaran dientikan, cahaya tetap diteruskan

oleh tabir panguat walaupun penyinaran telah selesai.

2.3 Film Rontgen

Film rontgen adalah film yang susunannya dimulai dari base film (dasar

film) yang merupakan bagian yang sangat penting. Kemudian Subratum (lapisan

perekat) sebagai perekat emulsi ke alas film. Lapisan selanjutnya adalah emulsi

yang dioleskan di atas perekat dan lapisan terakhir dari film adalah supercoat yang

digunakan sebagai pelindung emulsi film[ CITATION DSa18 \l 1057 ]4. Adapun

jenis-jenis film sinar x terbagiatas:

2.3.1 Jenis Film MenurutLapisannya

Jenis film sinar x menurut lapisannya film sinar x tersusun atas:

a) Base (dasarfilm)

b) Subratum (perekatfilm)

c) Emulsi

d) Supercoat (pelindungfilm)

Adapun jenis film sinar x menurut lapisannya dibagi menjadi 2 yaitu:


a. Single Side

Single side adalah film sinar x dengan satu lapisan emulsi dimana

lapisan perekat dan lapisan emulsi dioleskan hanya pada satu sisi dasar film

(base) saja.
13

Gambar 3. Lapisan film Single Side

Karena emulsi hanya pada satu sisi dari dasar film (base) setelah

film diproses dan kering terlihat film menjadi melengkung ke arah emulsi

dan hal ini sangat mengganggu. Untuk mencegah hal ini baik film yang flat

atau datar dan rol diperlukan bahan lain “gelatin” yang direkatkan pada sisi

lain dasar yang sifatnya mengkerutan film ke arah berlawanan bahan tersebut

dikenal dengan non curl backing.

Contoh dari film single side adalah mammography film. Pada awal

dilakukannya pemeriksaan mammography yaitu menggunakan film dengan

kaset non screen. Dengan menggunakan kaset non screen pada pemeriksaan

mammography, radiasi sinar-x yang setelah menembus objek langsung

menembus pada film tanpa melewati intensifying screen terlebih dahulu.

Untuk mendapatkan gambaran dari mammography yang optimal dibutuhkan

dosis radiasi yang tinggi. Namun kualitas gambar dari gambaran

mammography yang dihasilkan rendah. Penggunaan jenis film tertentu

memiliki tujuan untuk kualitas gambaran yang di harapkan agar dapat

memberikan informasi mengenai keadaan suatu objek yang diperiksa,

sehingga membantu proses tindakan medis selanjutnya berdasarkan klinis

pemeriksaan.
14

b. Double Side

Double side adalah film sinar-x dengan dua lapisan emulsi, dimana

lapisan perekat dan lapisan emulsi dioleskan pada kedua sisi dari dasar film

(base).

Gambar 4.Film Dengan 2 Lapis Emulsi

Beberapa keuntungan film Double Side :

1.Meningkatkan kepekaan

Karena emulsi pada kedua permukaan dasar film gambar terjadi

bersamaan pada dua lapis emulsi dan bila dilihat dengan viewer kedua

gambar bertumpuk menjadi satusehingga penghitaman oleh atom perak

juga menjadi dua kali.

2.Peningkatan nilai kontras

Kontras adalah perbedaan derajat hitam terhadap putih (gelap

terhadap terang).Dengan dua emulsi nilai kontras juga menjadi dua kali

dibanding dengan satu lapis emulsi.

2.3.2 Jenis Film Menurut ButirEmulsinya


15

Emulsi merupakan bahan film sinar-x yang rentan terhadap cahaya, yang

bila terkena cahaya / x-ray akan berubah dan membentuk warna hitam. Emulsi setiap

bahan untuk fotografi mempunyai sifat tertentu:

1. Kecepatan

Perbandingan kecepatan dari suatu bahan terhadap bahan lain untuk

mutu gambar yang sama dipengaruhi oleh:

• Ukuran Perak Halogen(Grain)

• Tahapan proses pembuatanemulsi

• Sifat radiasi yangdigunakan

• Masa pembangkitan

Suatu emulsi dikatakan cepat jika emulsi tersebut membutuhkan

sedikit cahaya dibandingkan dengan emulsi yang banyak membutuhkan cahaya

untuk menghitamkannya.

2. Kontras

Kontras adalah perbedaan derajat hitam terhadap putih (gelap terhadap

terang) yang dipengaruhi oleh:

a) Penempatan, kerentanan perakhalogen

b) Masa pembangkitan

Adapun jenis film sinar x menurut butir emulsi dibagi menjadi 3yaitu:

1. Butir emulsi ukuranbesar

Pada butir emulsi ukuran besar bahan fotografinya yaitu perak halogen

(grain) pada emulsi berukuran besar.


16

Gambar 5.Butir emulsi ukuran besar

Dengan ukuran butir perak halogen yang besar, maka jarak antara butir

perak halogen yang satu dengan yang lain lebih renggang. Hal ini mengakibatkan

emulsi mendapatkan sedikit cahaya karena cahaya lebih banyak yang

diteruskan.Emulsi jenis ini mempunyai sifat nilai kontras yang rendah tapi

kecepatannya cepat karena emulsi mendapatkan sedikit cahaya.

2. Butir emulsi ukuransedang

Pada butir emulsi ukuran sedang bahan fotografinya yaitu perak halogen

(grain) pada emulsi berukuran sedang.

Gambar 6.Butir emulsi ukuran sedang

Dengan ukuran butir yang sedang ini maka sinar-x / cahaya yang menembus

emulsi akan lebih sedikit karena banyak dihalangi butiran perak halogen yang

jaraknya tidak terlalu renggang. Emulsi jenis ini mempunyai sifat nilaikontras

yang cukup tinggi tapi kecepatannya lebih lambat karena emulsi mendapatkan

cukup banyak cahaya.


17

3. Butir emulsi ukurankecil

Pada butir emulsi ukuran kecil bahan fotografinya yaitu perak halogen

(grain) pada emulsi berukuran kecil.

Gambar 7.Butir emulsi ukuran kecil

Dengan ukuran butir yang kecil mengakibatkan jarak / celah antara butir perak

halogen agak rapat.Sinar x / cahaya akan lebih banyak mengenai butiran perak

halogen dan sedikit sinar yang diteruskan. Emulsi jenis ini mempunyai sifat nilai

kontras yang tinggi tapi kecepatannya lambat karena emulsi mendapatkan banyak

cahaya.

2.3.3Jenis Film MenurutSensifitasnya

Salah satu perkembangan teknik radiografi yang sangat revolusioner dan

dapat mengurangi dosis radiasi pada pasien adalah ditemukan intesifying screen

yang tergantung dari jenis screen dan jenis film yang dipakai, dapat mengurangi

dosis radiasi sebesar faktor 15 – 500, dimana jenis intensifying rare

earthscreen(gadolinium dan lanthanum) menunjukkan effisiensi dosis 3 sampai 5

kali lebih baik dibanding dengan calcium tungstatescreen.


18

Adapun jenis film menurut sensifitasnya :

a. GreenSensitive

Green sensitive adalah jenis film sinar x yang sensitif terhadap cahaya

hijau. Green sensitive ini mempunyai kualitas yang bagus sehingga harganya

pun relatif mahal. Dampak lain dari penggunaan green screen adalah

pengurangan pemakaian faktor exposi, sehingga selain rendahnya dosis yang

diterima pasien, juga menyebabkan beban terhadap X-ray tube menurun

sehingga automatis akan memperpanjang masa hidup / usia dari X-ray tube.

Green sensitive biasanya digunakan dalam mammography.

Gambar 8.Green sensitive

b. Blue sensitive

Blue sensitive adalah jenis film sinar-x yang sensitif terhadap cahaya

biru. Blue sensitive ini mempunyai kualitas yang kurang bagus sehingga

harganya pun relatif lebih murah. Dampak lain dari penggunaan blue sensitive

adalah bertambahnya pemakaian faktor exposi, sehingga selain tingginya dosis


19

yang diterima pasien, juga menyebabkan beban terhadap X-ray tube meningkat

sehingga automatis akan memperpendek masa hidup / usia dari X-ray tube.

Gambar 9.Blue Sensitive

Tabel 1.Perbedaan Green sensitive dan Blue sensitive


No Jenis Perbedaan Green Sensitive Blue Sensitive
1. Harga Relatif mahal Lebih Murah

2. Dosis Radiasi Lebih sedikit Cukup banyak

3. Sensitif terhadap cahaya Hijau Biru

4. Pembebanan pesawat Lebih rendah Lebih tinggi


sehingga sehingga
pesawat lebih pesawat cepat
tahan lama rusak

2.4 Mikrokontroler ATMega8

AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis

arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi


20

dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose,

timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal,

serial USART, Programmable Watchdog Timer, dan mode power saving.

Beberapa diantaranya mempunyai ADC dan PWM internal. AVR juga mempunyai

In-System Programmable Flash on- chip yang mengijinkan memori program untuk

diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serialSPI[ CITATION

Han18 \l 1057 ]5.

ATMega 8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit daya rendah berbasis

arsitektur RISC yang ditingkatkan. Kebanyakan instruksi dikerjakan pada satu

siklus clock, ATMega 8 mempunyai throughput mendekati 1 MPS perMHz

membuat disain dari sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan

proses.

ATMega8 didukung dengan rangkaian lengkap program dan alat

pengembangan sistem, termasuk C compiler, perakit makro, simulator program,

dan perangkat evaluasi.

2.4.1 Fitur ATmega8

Fitur-fitur yang dimiliki ATMega8 sebagai berikut :

1. Mempunyai dua buah Timer/Counter (pencacah) 8-bit dengan Prescale yang

terpisah (berbeda-beda satu dengan yang lain), juga terdapat mode

pembanding(Compare)

2. Memiliki satu buah Timer/Counter (pencacah)16bit dengan Prescale yang

terpisah, mode pembanding dan modeCapture


21

3. Mencacah (counter) secara berkala (realtime)

4. Mempunyai tiga saluran (channel) PWM (Pulse Width Modulation)

5. Terdapat delapan saluran ADC (Analog to Digital Converter) pada kemasan/

paket TQFP (Thin Quad Flat Pack) dan QFN (Quad Flat No-lead)/ MLF

(Micro Lead Frame) dan bisa mencapai 10-bit dengan akurasi yangtinggi

6. Enam saluran ADC pada kemasan PDIP (Plastic Dual Inline Package), bisa

mencapai 10-bit dengan akurasi tinggi

7. Memiliki antarmuka serial dua kabel (two-wire) berorientasibyte

8. Dapat diprogram dengan komunikasi Serial USART (Universal Synchronous

and Asynchronous serial Receiver andTransmitter)

9. Memiliki antarmuka SPI (Serial Peripheral Interface) dengan tingkat

Master/Slave

10. Mempunyai Watchdog (monitoring) Timer dengan osilator yang terpisah di

dalamChip

11. Memiliki Analog Comparator (pembanding analog) di dalam Chip.

2.4.2 Konfigurasi Pin AVR ATMega8

Sususan pin-pin dari IC Mikrokontroler ATMega8 diperlihatkan pada

gambar dibawah ini :


22

Gambar 10.Susunan pin AVR ATMega8

Chip yang dijelaskan di sini menggunakan kemasan PDIP, untuk kemasan

yang lain ( TQPF, QFN / MLF ) tidak jauh berbeda. IC ini tersusun dari 28 pin yang

masing-masingnya memiliki beberapa fungsi yang berbeda-beda baik sebagai port

maupun fungsi yanglainnya. PDIP (Plastic Dual Inline Package) dapat dilihat

pada Gambar di atas.Dari gambar di atas dapat dijelaskan fungsi dari masing-

masing pin ATMega 8 sebagai berikut :

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catudaya.

2. GND merupakan pin ground untuk semua komponenyang

membutuhkangrounding.

3. Port B (PB.0…PB.7) pin input/output dua arah dan pinfungsi khusus.

4. Port C (PC.0…PC.6) pin input/output dua arah dan pinfungsi khusus.

5. Port D (PD.0…PD.7) pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus.

6. RESET merupakan pin yang digunakan untukme-reset mikrokontroler.

7. AVCC merupakan pin sebagai power supply teganganuntuk ADC.

8. AREF merupakan pin referensi analog jika menggunakanADC.

2.5 Liquid Crystal Display (LCD)

LCD adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan kristal cair

sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai bidangmisalnya alal–

alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun layar komputer. Pada tugas

akhir ini penulis menggunakan LCD dot matrik dengan jumlah karakter 2 x 16.
23

LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan untuk

menampilkan hasil pengukuran dari kerjaalat[ CITATION Han18 \l 1057 ]5.

Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah :

1. Terdiri dari 16 karakter dan 2baris.

2. Mempunyai 192 karaktertersimpan.

3. Terdapat karakter generatorterprogram.

4. Dapat diamati dengan mode 4-bit dan8-bit.

5. Dilengkapi dengan backlight.

Gambar 11.Bentuk Fisik LCD 2 x16

Tabel 2.Spesifikasi Kaki LCD 2 x16

Pin No. Keterangan Konfigurasi Hubung

1 GND Ground

2 VCC Tegangan + 5V DC

3 VEE Ground

4 RS Kendali RS

5 RW Ground

6 E Kendali E/Enable

7 D0 Bit0
24

8 D1 Bit1

9 D2 Bit2

10 D3 Bit3

11 D4 Bit4

12 D5 Bit5

13 D6 Bit6

14 D7 Bit7

15 A Anoda(+5V DC)

16 K KatodaGround

2.5.1 Operasi DasarLCD

Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu intruksi mengakses

proses internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan

intruksi membaca data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, tiap karakter

dengan huruf 5x7 dotmatrik.Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter (membaca

program), maksimum pembacaan 80x8 bit tampilan data.Perintah utama LCD

adalah Display Clear, Cursor Home, Display ON/OFF, Cursor ON/OFF, Display

Character Blink, Cursor Shift, dan Display Shift.

2.5.2 Keunggulan

LCD memiliki beberapa keunggulan antara lain :


25

1. Hanya membutuhkan arus yang kecil (mA), sehingga alat atau sistem

menjadi portable karena dapat menggunakan catu daya yangkecil.

2. Tampilan yang diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah dibawah sinar matahari

maupun pada kondisigelap.

2.6 Sensor BH 1750FVI

Sensor yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya adalah sensor BH

1750FVI dengan tingkat pembacaan yang cukup tinggi di banding dengan LDR atau

photodiode pada umumnya[ CITATION Ind \l 1057 ]6.

Gambar 12.sensor BH 1750FVI

Modul BH 1750 FVI adalah sebua chip digital sensor cahaya. IC ini sangat

cocok untuk menentukan tingkat kecerahan cahaya lingkungan dan disesuaikan

dengan LCD.Sensor memungkinkan untuk mendeteksi jangkauan yang besar dengan

resolusi tinggi (1 sampai 65535 lux).

Sensor cahaya BH 1750FVI intensitas sensor modul dengan 16 bit Analog

To Digital Converter (ADC) yang dapat langsung output sinyal digital, tidak ada

kebutuhan untuk perhitungan yang rumit. Sensor BH 1750FVI lebih akurat dan lebih

mudah untuk menggunakan, daripada menggunakan dengan verssi photodiode, atau

LDR sederhana yang hanya output tegangan dan perlu dihitung untuk mendapatkan
26

data intensitas. Dengan BH 1750FVI intensitas light sensor dapat langsung diukur

dengan keluaran (lx), tanpa perlu untuk membuat perhitungan.

Spesifikasi:

 Power supply voltage : +3 to 5VDC

 Interface : 12C

 Wide range and High resolution : (1-65535 lx)

 It is possible to select 2 types of 12C slave-addres. Small measurment

variation (+/-20%)

 Size 70mmx70mmx1.6mm glass epoxy board

2.7 Light Emitting Dioda (LED)

LED adalah komponen elektronika yangdapat memancarkan cahaya

monokromatik ketika diberikan tegangan maju.LED merupakan keluarga Dioda

yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna- warna Cahaya yang dipancarkan

oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya.

LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak olehmata.

2.7.1 Karakteristik

Arus LED sebanding dengan intensitas cahaya yang dihasilkan. Jika arus

yang melewati LED besar, maka intensitas cahaya yang dihasilkan juga terang.

Sebaliknya jika arus yang lewat kecil, maka nyala LED akan redup atau LED tidak

akan menyala sama sekali.

Tabel 3. Resistansi LED


27

Jenis LED Warna IF Max VF (typ.) VF Max VR Max

Standard Merah 30mA 1.7V 2.1V 5V

Standard Merah Terang 30mA 2.0V 2.5V 5V

Standard Kuning 30mA 2.1V 2.5V 5V

Standard Hijau 25mA 2.2V 2.5V 5V

High Intensity Biru 30mA 4.5V 5.5V 5V

Super Bright Merah 30mA 1.85V 2.5V 5V

Low Current Merah 30mA 1.7V 2.0V 5V

Gambar 13.Karateristik LED


2.7.2 CaraKerja

LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga

menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam

semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (inpurity) pada

semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang

diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P)
28

menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke

wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type

material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan

memancarkan cahaya monokromatik (satuwarna).

2.8 Resistor

Resistor (hambatan) adalah komponen elektronika yang selalu digunakan

dalam setiap rangkaian elektronika karena berfungsi sebagai pengatur arus

listrik.Resistor (hambatan) dapat disingkat dengan huruf “R” (huruf R

besar).Satuan resistor (hambatan) adalah Ohm[ CITATION Han18 \l 1057 ]5.

Sebuah hambatan mempunyai cincin pertama, cincin kedua, cincin ketiga

(multifier), cincin keempat (toleransi), dan cincin kelima (kualitas).

Gambar 14.Bentuk fisik Resisto

2.8.1 SimbolResistor

Berikut adalah simbol resistor dalam bentuk gambar yang sering

digunakan dalam suatu rangkaian desain elektronika.


29

Gambar 15.Simbor Resistor

Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan

dengan resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada skema elektronika

resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor valiable disimbolkan dengan

huruf “VR” danuntuk resistor jenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan

huruf “VR” dan “POT”.

2.8.2 Cincin Warna PolaResistor

Gambar 16.Cincin Warna Pola Resistor

a. Resistor dengan 4 cincin kodewarna

Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode

warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 4


30

menunjukan nilai toleransiresistor.

b. Resistor dengan 5 cincin kodewarna

Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin

kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5

menunjukan nilai toleransiresistor.

c. Resistor dengan 6 cincinwarna

Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor

dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6

menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan

untuk resistor tersebut.Umumnya dipasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10,

dan20 watt umumnya berbentuk blok berwarna putih dan nilai resistansinya

dicetak langsung dibadanya misalnya 1K_5W.

2.9 Fuse

Fuse adalah komponen yang berfungsi sebagai pengaman dalam

Rangkaian Elektronika maupun perangkat listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya

terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri

oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek

(shortcircuit) dalam sebuah peralatan listrik / Elektronika. Dengan putusnya Fuse

(sekering) tersebut, Arus listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke

dalam Rangkaian Elektronika sehingga tidak merusak komponen-komponen yang

terdapat dalam rangkaian Elektronika yang bersangkutan.Karena fungsinya yang

dapat melindungi peralatan listrik dan peralatan Elektronika dari kerusakan akibat

arus listrik yang berlebihan, Fuse atau sekering juga sering disebut sebagai
31

Pengaman Listrik[ CITATION Han18 \l 1057 ]5.

Gambar 17.Bentuk Fisik Fuse

Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang secara Seri

dengan Rangkaian Elektronika / Listrik yang akandilindunginya sehingga apabila

Fuse (Sekering) tersebut terputus maka akan terjadi “OpenCircuit” yang

memutuskan hubungan aliran listrik agar arus listrik tidak dapat mengalir masuk

ke dalam Rangkaian yang dilindunginya.

Berikut ini adalah Simbol Fuse (Sekering) dan posisi pemasanganFuse secara umum:

Gambar 18.Simbol Fuse

Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan adalah berbentuk

tabung (silinder) dan Pisau (BladeType).Fuse yang berbentuk tabung atau silinder

sering ditemukan di peralatan listrik Rumah Tangga sedangkan Fuse yang

berbentuk Pisau (blade) lebih sering digunakan di bidang Otomotif

(kendaraanbermotor).

Nilai Fuse biasanya tertera pada badan Fuse itu sendiri ataupun diukir

pada Terminal Fuse, nilai Fuse diantaranya terdiri dari Arus Listrik (dalamsatuan

Ampere (A) ataupun miliAmpere (mA) dan Tegangan (dalam satuan Volt (V)
32

ataupun miliVolt (mV).Dalam Rangkaian Eletronika maupun Listrik, Fuse atau

Sekering ini sering dilambangkan dengan huruf “F”.

2.10 Saklar

Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan

jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya.Jadi, saklar pada dasarnya adalah

alat penyambung atau pemutus aliran listrik.Selain untuk jaringan listrik arus kuat,

saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus

lemah[ CITATION Han18 \l 1057 ]5.

Gambar 19.Bentuk Fisik Saklar

2.10.1 Prinsip KerjaSaklar

Saklar memiliki 2 keadaan yaitu NO (Normally Open) untuk Saklar yang

berada pada keadaan Terbuka (Open) yang berarti terjadinya pemutusan aliran listrik,

dan Normally Close (NC) adalah saklar yang berada pada keadaan Tertutup (Close)

yang berarti terjadi sambungan aliran listrik.


33

Gambar 20.Prinsip Kerja Saklar


2.11 Kapasitor

Kondensator (kapasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi

di dalam medan listik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal

dari muatan listrik[ CITATION Han18 \l 1057 ]5. Kondensator mempunyai 2 kaki

dan 2 kutub, yaitu kutub positif dan kutub negatif serta memiliki cairanelektrolit

dan biasanya berbentuk tabung.Beikut merupakan bentuk fisik dan simbol untuk

kondensator (kapasitor).Kondensator memliki satuan yang disebut Farad. Satu

farad = 9 x1011𝑐𝑚2. Artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 farad

sama dengan 106mikroFarad (𝜇𝐹), jadi 1 𝜇𝐹=9 x105𝑐𝑚2. Satuan-satuan sentimeter

persegi (𝑐𝑚2) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak

digunakan adalah:

1 Farad = 1.000.000 (mikroFarad)

1 𝜇𝐹 = 1.000.000 pF (pikoFarad)

1𝜇𝐹 = 1.000 nF (nanoFarad)

1nF = 1.000 pF(pikoFarad)

2.11.1 Kode Warna PadaKapasitor

Seperti halnya resistor, kapasitor mempunyai kode warna untuk

menentukan besarnya kapasistansi. Pada tabel berikut terdapat kode warna

kapasitor :

Tabel 4.Warna Pada Kapasitor

Volume
Warna Nomor Faktor perkalian Toleransi
maksimum
34

Hitam 0 X1

Coklat 1 X 101 ±1% 250 V

Merah 2 X 102 ±2% 250 V

Jingga 3 X 103 400 V

Kuning 4 X 104 400 V

Hijau 5 X 105 630 V

Biru 6 X 106 630 V

Ungu 7 X 107 630 V

Abu 8 X 108 630 V

Putih 9 ± 10 % 630 V

2.11.2 Wujud dan MacamKapasitor

Berdasarkan kegunaannya, kapasitor terdiri atas kapasitor tetap dan

kapasitor variabel yang nilainya dapat diubah.Kondensator tetap ialah kondensator

yang nilainya konstan dan tidak berubah-ubah. Berikut merupakan jenis kapasitor

tetap :

a. Kapasitor Keramik

Kapasitor keramik mempunyai bentuk bulat atau persegi panjang.Dalam

pemasangan kapasitor keramik dalam rangkaian (PCB) boleh bolak balik


35

karena tidak mempunyai titik positif dan titik negatif.

Kapasitor jenis ini mempunyai kapasitas mulai dari beberapa pikoFarad

sampai dengan ratusan kilopikoFarad (kpF) dengantegangan kerja maksimal 25

volt – 100 volt, tetapi ada juga yang smpai ribuan volt.

Gambar 21.Kapasitor Keramik Beserta Lambangnya

b. Kapasitor Polyster

Pada dasarnya sama saja dengan kapasitor keramik begitu juga cara

menghitung nilai kapasitasnya. Bentuknya persegi empat, biasanya mempunyai

warna merah, coklat dan sebagainya.

c. Kapasitor Kertas

Kapasitor kertas adalah kapasitor yang isolatornya atau dielektriknya

terbuat kertas dan umumnya mempunyai nilai kapasitansi berkisar antara 300pF

sampai 4µF. Kapasitor kertas tidak memiliki arah polaritas atau dengan kata

lain dapat dipasang bolak-balik pada rangkaian elektronika.

d. Kapasitor Elektrolit

Kapasitor elektrolit biasanya berbentuk tabung yang mempunyai 2 kutub

kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai dengan kaki yang panjang positif,

sedangkan yang pendek negatif. Nilai kapasitansinya dari 0,47𝜇𝐹 (mikroFarad)

sampai ribuanmikroFarad dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga ribuan
36

volt.

Gambar 22.Kapasitor Elektrolit Beserta Lambangnya

Selain kapasitor tetap, kapasitor juga mempunyai jenis lain yaitu :

e. Kapasitor Variabel

Kapasitor variabel (nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah) Kapasitor

variabel dan timer adalah jenis kondensator yang dapat diubah-ubah.Kapasitor

ini dapat dirubah kapasitansinya karena secara fisik mempunyai poros yang

dapat diputar dengan menggunakan obeng. Kapasitor variabel mempunyai

kapasitas maksimum sekitar 100 pF (pikoFarad) sampai 500 pF (100Pf =

0,00001𝜇F). Berikut merupakan gambar dan lambang dari kapasitor variabel.

Gambar 23.Kapasitor Variabel Beserta Lambangnya

f. Kapasitor Trimmer

Kapasitor trimmer biasanya dirangkai secara paralel dengan variabel

kapasitor yang berfungsi untuk menempatkan pemilihan gelombang frekuensi

tersebut.Kapasitor trimmer mempunyai kapasitas dibawah 100 pF

(pikoFarad).Berikut merupakan simbol dari kapasitor trimer.


37

Gambar 24.Kapasitor Trimmer Beserta Gambarnya


2.12 Dioda

Dioda adalah komponen aktif elektronika yang berfungsi untuk membuat

arus mengalir hanya dalam satu arah saja[ CITATION Han18 \l 1057 ]5. Dioda

mempunyai elektroda yang bermuatan kutub (+) dan kutub (-).

Gambar 25.Simbol dan Bentuk Dioda

Gambar 26. Jenis – jenis Dioda

Dioda mempunyai 2 macam keadaan yaitu :


a. Dioda biasmaju

Dioda bias maju terjadi jika anoda dihubungkan pada polaritas positif

batere, sedangkan katoda pada polaritas negatif seperti gambar dibawahini


38

Gambar 27.Dioda Bias Maju

Keadaan dioda diatas disebut dengan arah maju (forward- bias) aliran

arus dari anoda menuju katoda, dan aksinya sama dengan rangkaian tertutup.

b. Dioda biasmundur

Dioda bias mundur terjadi jika katoda dihubungkan pada polaritas

baterai, sedangkan anoda pada polaritas negatif seperti gambar berikut :

Gambar 28.Dioda Bias Mundur

Maka keadaan diatas dapat disebut arah mundur (Reverse- bias) dan

aksinya sama dengan rangkaian terbuka. Dan mempunyai nilai tahanan dioda

relatif sangat besar serta tidak dapat menghantarkan arus.

2.12.1 FungsiDioda

Secara umum dioda digunakan sebagai penyearah (rectifier)

arus/tegangan arus bolak-balik (AC) 1 fasa/3 fasa ke dalam bentuk gelombang

arus searah (DC). Adapun beberapa jenis dioda, salah satunya adalah dioda

bridge(penyearah satu gelombang penuh).

2.12.2 Pengertian dan Cara Kerja DiodaBridge

Dioda bridge merupakan salah satu dioda yang berfungsi untuk mengatur

arah polaritas DC yang keluar dari kaki DC agar tidak terjadi pembalikan fase saat

sumber arus listrik AC tertukar.Dioda bridge terdiri dari 4 buah dioda yang

disusun dengan konfigurasi jembatan seperti yang terlihat pada gambar berikut :
39

Gambar 29.Rangkaian Dioda Bridge

Selama setengah siklus positif, dioda D1 dan dioda D2 diberi bias maju

sehingga keduanya menghantarkan arus dioda ke D3 dan D4 diberi bias mundur

dan oleh karena itu D3 dan D4 tidak menghantarkan arus. Arus mengalir melalui

beban sebagaimana diperlihatkan pada diagram berikut :

Gambar 30.Dioda Bridge Selama Siklus Negatif

Selama setengah siklus negatif, dioda D1 dan dioda D2 diberi bias

mundur sehingga keduanya tidak menghantarkan arus.Dioda D3 dan dioda D4

memperoleh bias maju dan menghantarkan arus listrik.

Kesimpulannya adalah bahwa arus terus mengalir melewati beban, pada

arah yang sama sebagaimana sebelumnya. Berikut merupakan grafik tegangan

input dan output :


40

Gambar 31.Grafik Tegangan Input &Output

Rangkaian penyearah tetap menghasilkan output selama berlangsungnya

kedua siklus setengah gelombang, sehingga rangkaian ini efisien. Rangkaian tersebut

disebut dengan rangkaian penyearah gelombang penuh. Didalam tiap siklus setengah

gelombang, arus mengalir melewati dua buah dioda dan dengan demikian amplitudo

output yang dihasilkan adalah sebesar amplitudo input dikurang 2x jatuh tegangan

maju.

2.13 Transistor

Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam

fungsi seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain

sebagainya[ CITATION Kho \l 1057 ]7. Transistor merupakan salah satu komponen

semikonduktor yang paling banyak ditemukan dalam rangkaian-rangkaian

elektronika. Boleh dikatakan bahwa hampir semua perangkat elektronik

menggunakan Transistor untuk berbagai kebutuhan dalam rangkaiannya.

Gambar 32. Lambang Transistor


41

Gambar 33. Jenis – jenis Transistor

2.13.1 Jenis-Jenis Transistor

Secara umum, Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar

yaitu Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor).

a. Transistor Bipolar (BJT)

Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya

memerlukan perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup negatif

untuk mengisi kekurangan electon atau hole di kutub positif.   Bipolar berasal dari

kata “bi” yang artinya adalah “dua” dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”.

Transistor Bipolar juga sering disebut juga dengan singkatan BJT yang

kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor.

Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan

Transistor PNP. Tiga Terminal Transistor ini diantaranya adalah terminal Basis,

Kolektor dan Emitor.


42

 Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik

kecil dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran

arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.

 Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik

kecil dan tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran

arus dan tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.

b. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat

menjadi FET ini adalah jenis Transistor yang menggunakan listrik untuk

mengendalikan konduktifitasnya. Yang dimaksud dengan Medan listrik disini

adalah Tegangan listrik yang diberikan pada terminal Gate (G) untuk

mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal Drain (D) ke terminal

Source (S).Transistor jenis FET ini terdiri dari tiga jenis yaitu Junction FieldEffect

Transistor (JFET), Metal Oxide Semikonductor Field Effect Transistor

(MOSFET) dan Uni Junction Transistor (UJT).

 JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medanyang

menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik sebagai isolator

antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua jenis yaitu JFET

Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri dari tiga

kaki terminal yang masing-masing terminal tersebut diberi nama Gate (G),

Drain (D) dan Source (S).


43

 MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah

Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator (biasanya menggunakan

Silicon Dioksida atau SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya.

MOSFET ini juga terdiri dua jenis konfigurasi yaitu MOSFET Depletion

dan MOSFET Enhancement yang masing-masing jenis MOSFET ini juga

terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-N (N-

channel). MOSFET terdiri dari tiga kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D)

dan Source (S).

 UJT (Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan

sebagai Field Effect Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga

menggunakan medan listrik atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda

dengan jenis FET lainnya, UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2)

dan 1 terminal Emitor. UJT digunakan khusus sebagai pengendali (switch)

dan tidak dapat dipergunakan sebagai penguat seperti jenis transistor

lainnya.

2.14 Batteray

Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang

disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat

Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone,

Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber

listriknya[ CITATION Dic \l 1057 ]8.

2.14.1 Jenis – jenis Batteray


44

Setiap Baterai terdiri dari Terminal Positif( Katoda) dan Terminal Negatif

(Anoda) serta Elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output Arus Listrik dari

Baterai adalah Arus Searah atau disebut juga dengan Arus DC (Direct Current). Pada

umumnya, Baterai terdiri dari 2 Jenis utama yakni Baterai Primer yang hanya dapat

sekali pakai (single use battery) dan Baterai Sekunder yang dapat diisi ulang

(rechargeable battery).

1. Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use)

Baterai Primer atau Baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang

paling sering ditemukan di pasaran, hampir semua toko dan supermarket

menjualnya. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang luas dengan harga yang

lebih terjangkau. Baterai jenis ini pada umumnya memberikan tegangan 1,5 Volt

dan terdiri dari berbagai jenis ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil) dan

C (medium) dan D (besar). Disamping itu, terdapat juga Baterai Primer (sekali

pakai) yang berbentuk kotak dengan tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt.

Jenis-jenis Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Primer (sekali Pakai /

Single use) diantaranya adalah :

a. Baterai Zinc-Carbon (Seng-Karbon)

Baterai Zinc-Carbon juga disering disebut dengan Baterai “Heavy

Duty” yang sering kita jumpai di Toko-toko ataupun Supermarket. Baterai

jenis ini terdiri dari bahan Zinc yang berfungsi sebagai Terminal Negatif dan

juga sebagai pembungkus Baterainya. Sedangkan Terminal Positifnya adalah


45

terbuat dari Karbon yang berbentuk Batang (rod). Baterai jenis Zinc-Carbon

merupakan jenis baterai yang relatif murah dibandingkan dengan jenis lainnya.

b. Baterai Alkaline (Alkali)

Baterai Alkaline ini memiliki daya tahan yang lebih lama dengan

harga yang lebih mahal dibanding dengan Baterai Zinc-Carbon. Elektrolit yang

digunakannya adalah Potassium hydroxide yang merupakan Zat Alkali

(Alkaline) sehingga namanya juga disebut dengan Baterai Alkaline. Saat ini,

banyak Baterai yang menggunakan Alkalline sebagai Elektrolit, tetapi mereka

menggunakan bahan aktif lainnya sebagai Elektrodanya.

c. Baterai Lithium

Baterai Primer Lithium menawarkan kinerja yang lebih baik

dibanding jenis-jenis Baterai Primer (sekali pakai) lainnya. Baterai Lithium

dapat disimpan lebih dari 10 tahun dan dapat bekerja pada suhu yang sangat

rendah. Karena keunggulannya tersebut, Baterai jenis Lithium ini sering

digunakan untuk aplikasi Memory Backup pada Mikrokomputer maupun Jam

Tangan. Baterai Lithium biasanya dibuat seperti bentuk Uang Logam atau

disebut juga dengan Baterai Koin (Coin Battery). Ada juga yang

memanggilnya Button Cell atau Baterai Kancing.

d. Baterai Silver Oxide


46

Baterai Silver Oxide merupakan jenis baterai yang tergolong mahal

dalam harganya. Hal ini dikarenakan tingginya harga Perak (Silver). Baterai

Silver Oxide dapat dibuat untuk menghasilkan Energi yang tinggi tetapi dengan

bentuk yang relatif kecil dan ringan. Baterai jenis Silver Oxide ini sering dibuat

dalam dalam bentuk Baterai Koin (Coin Battery) / Baterai Kancing (Button

Cell). Baterai jenis Silver Oxide ini sering dipergunakan pada Jam Tangan,

Kalkulator maupun aplikasi militer.

Gambar 34. Batterai Primer

2. Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable)

Baterai Sekunder adalah jenis baterai yang dapat di isi ulang atau

Rechargeable Battery. Pada prinsipnya, cara Baterai Sekunder menghasilkan arus

listrik adalah sama dengan Baterai Primer. Hanya saja, Reaksi Kimia pada Baterai

Sekunder ini dapat berbalik (Reversible). Pada saat Baterai digunakan dengan

menghubungkan beban pada terminal Baterai (discharge), Elektron akan mengalir

dari Negatif ke Positif. Sedangkan pada saat Sumber Energi Luar (Charger)

dihubungkan ke Baterai Sekunder, elektron akan mengalir dari Positif ke Negatif

sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis-jenis Baterai yang dapat di
47

isi ulang (rechargeable Battery) yang sering kita temukan antara lain seperti

Baterai Ni-cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) dan Li-Ion

(Lithium-Ion).

Jenis-jenis Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Sekunder (Baterai Isi

Ulang) diantaranya adalah :

a. Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium)

Baterai Ni-Cd (NIcket-Cadmium) adalah jenis baterai sekunder (isi

ulang) yang menggunakan Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium

sebagai bahan Elektrolitnya. Baterai Ni-Cd memiliki kemampuan beroperasi

dalam jangkauan suhu yang luas dan siklus daya tahan yang lama. Di satu sisi,

Baterai Ni-Cd akan melakukan discharge sendiri (self discharge) sekitar 30%

per bulan saat tidak digunakan. Baterai Ni-Cd juga mengandung 15%

Tosik/racun yaitu bahan Carcinogenic Cadmium yang dapat membahayakan

kesehatan manusia dan Lingkungan Hidup. Saat ini, Penggunaan dan penjualan

Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmiun) dalam perangkat Portabel Konsumen telah

dilarang oleh EU (European Union) berdasarkan peraturan “Directive

2006/66/EC” atau dikenal dengan “Battery Directive”.

b. Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride)


48

Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) memiliki keunggulan yang

hampir sama dengan Ni-Cd, tetapi baterai Ni-MH mempunyai kapasitas 30%

lebih tinggi dibandingkan dengan Baterai Ni-Cd serta tidak memiliki zat

berbahaya Cadmium yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia.

Baterai Ni-MH dapat diisi ulang hingga ratusan kali sehingga dapat

menghemat biaya dalam pembelian baterai. Baterai Ni-MH memiliki Self-

discharge sekitar 40% setiap bulan jika tidak digunakan. Saat ini Baterai Ni-

MH banyak digunakan dalam Kamera dan Radio Komunikasi. Meskipun tidak

memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Ni-MH tetap mengandung sedikit

zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup,

sehingga perlu dilakukan daur ulang (recycle) dan tidak boleh dibuang di

sembarang tempat.

c. Baterai Li-Ion (Lithium-Ion)

Baterai jenis Li-Ion (Lithium-Ion) merupakan jenis Baterai yang

paling banyak digunakan pada peralatan Elektronika portabel seperti Digital

Kamera, Handphone, Video Kamera ataupun Laptop. Baterai Li-Ion memiliki

daya tahan siklus yang tinggi dan juga lebih ringan sekitar 30% serta

menyediakan kapasitas yang lebih tinggi sekitar 30% jika dibandingkan dengan

Baterai Ni-MH. Rasio Self-discharge adalah sekitar 20% per bulan. Baterai Li-

Ion lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung zat berbahaya Cadmium.

Sama seperti Baterai Ni-MH (Nickel- Metal Hydride), Meskipun tidak

memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Li-Ion tetap mengandung sedikit zat
49

berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup,

sehingga perlu dilakukan daur ulang (recycle) dan tidak boleh dibuang di

sembarang tempat.

Gambar 35. Batterai Sekunder


BAB III

PERENCANAAN ALAT

3.1 Tahap Perencanaan

Sebelum pembuatan karya tulis penulis terlebih dahulu membuat

perencanaan alatyang akan dibuat. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pembuatan

karya tulis dan agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang direncanakan.

Tahapan-tahapan perencanaan dalam pembuatan karya tulis adalah sebagai berikut:

1. Merancang blok diagram dan wiring alat yang akan dibuat berdasarkan cara

kerja yangdirencanakan.

2. Menentukan komponen-komponen yang diperlukan dalam pembuatanalat.

3. Membuat flowchart sesuai dengan coding yang sudahdirencanakan.

4. Menentukan titik-titik pengukuran (testpoin) untuk pendataan dan analisa

rangkaian.

5. Melakukan pengujian dan perbaikan pada modul yang telahdibuat.

6. Pembuatan chasing sesuai dengan gambar yang telahdibuat.

7. Membuat koding/program sesuai dengan yangdirencanakan.

8. Menyusun hasil dalam bentuk karya tulis ilmiah berdasarkan pada teor-teori

yang relevan serta hasil pendataanmodul.


51

3.2 Spesifikasi Alat

Namaalat :Densitometer

Media : FilmRontgen

Display : LCD16x2

Chassing : BoxAkrilik

Ukuranchasing : 25 cm (P) x 15 cm (L) x.10 cm(T)

3.3 Blok Diagram

Diagram blok rangkaian densitometer. Untuk mempermudah pengertian

sistem secara keseluruhan maka penulis membagi rangkaian menjadi beberapa blok

rangkaian, masing-masing blok rangkaian memiliki fungsi yang berbeda. Adapun

fungsi dari masing-masing blok rangkaian akan dijelaskan sebagai berikut :


52

Gambar 36. Blok Diagram Densitometer

Fungsi dari masing masing blok diagram

1. Rangkaian Charger :

Rangkaian Charger berfungsi untuk mengisi supplay tegangan battery.

2. Battery :

Battery berfungsi sebagai suplay tegangan keseluruh rangkaian.

3. Mikrokontroller

Mikrokontroller berfungsi sebagai otak untuk menjalankan dan mengontrol

semua rangkaian/komponen.

4. LCD
53

LCD berfungsi sebagai penampil nilai densitas film.

5. Push Buttom

Push Buttom berfungsi untuk pada saat ditekan buzzer berbunyi.

6. SumberCahaya

LED berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan menembus film rontgen.

7. RangkaianSensor

Sensor cahaya BH 1750FVI berfungsi sebagai mendeteksi cahaya yang

dilewatkan dari film .

3.4 Penjelasan Blok Diagram

Blok rangkaian charger berfungsi untuk mengisi suplay tegangan ke

battery, dan dari battery mensuplay keseluruh blok rangkaian, diantaranya blok

rangkaian sensor, blok rangkaian mikrokontroler, LCD dengan inputan 220 VAC

dan output 5VDC.

Pada blok LED dipakai Led 1 Wattsebagai sumber cahaya yang nantinya

akan diterima oleh sensor.Blok rangkaian sensor menggunakan sensor BH 1750FVI

sebagai pendeteksi intensitas cahaya yang diubah menjadi tegangan analog.

Tegangan analog BH 1750FVI diolah oleh Mikrokontroler selanjutnya dikirim ke

LCD.

Pada Blok Push Buttom berfungsi untuk menentukan bagian film mana yang

akan dinilai Densitasnya dan save, dengan cara ditekan.

Blok mikrokontroler berfungsi untuk mengolah data masukan dari sensor

dengan data yang ada, IC yang digunakan pada rangkaian ini adalah IC ATmega8,
54

kemudian output dari rangkaian ini akan di tampilkan pada rangkaian display.

Untuk blok rangkaian display menggunakan LCD 2 x 16 yang akan menampilkan

angka dan character.

3.5 Perencanaan Wiring Diagram danKomponen

Setelah blok diagram dibuat berdasarkan teori-teori yang ada, langkah

selanjutnya adalah membuat wiring diagram serta menentukkan komponen-

komponen elekronika yang digunakan.

Komponen – komponen elektronika yang digunakan dalam pembuatan alat

ini, ditentukan sesuai dengan fungsi dan karakteristik komponen serta tujuan

pemanfaatan komponen.

3.5.1 Blok rangkaian Power Supplay (Adaptor)

Rangkaian power suplay berfungsi ketika tegangan AC 220V dihubungkan

ke trafo maka trafo akan bekerja menurunkan tegangan AC 220V menjadi tegangan

15VAC kemudian tegangan VAC akan disearahkan oleh diode yang dirangkai

menjadi dioda bridge hingga menjadi tegangan VDC. Keluaran dari diode akan

masuk ke kapasitor yang bekerja untuk mengurangi tegangan ripple agar rangkaian

yang sensitif seperti LCD dan mikrokontroler dapat bekerja degan stabil yang

kemudian akan masuk ke IC 7805 yang berguna untuk menghasilkan keluaran

sebesar 5V kemudian keluaran dari IC 7805 akan masuk ke rangkaian Charger.


55

Gambar 37. Wiring diagram Adaptor

Rangkaian Chargeryang dirancang penulis terdiridariberbagai komponen

yang dapat dilihat pada table5.

Tabel 5. Daftar Komponen Rangkaian Power Supplay


N Nama Komponen Tipe/Nilai Jumlah
O
1 IC 7805 1
2 Saklar 1
3 Fuse 1A 1
4 Kapasitor 1000 µF 2
5 Kapasitor 100 nF 1
6 Dioda 1000 µF 4
7 Trafo 1A 1

3.5.2 Blok Rangkaian Charger

Rangkaian Charger digunakan untuk melakukan pengisian tegangan pada

Batteray 3,7V. Input tegangan yang digunakan untuk modul Charger adalah 5V yang

berasal dari Port USB. Pada blok ini terdiri dari Ranggkaian Charger menggunakan

IC TP 4050 M dan Led indikator Batteray. Rangkaian charger dan led indikator

berfungsi ketika tegangan 5VDC dari USB mendapat suplay tegangan dari adaptor

carger. Keluaran dari Rangkaian charger akan masuk ke kapasitor yang bekerja

untuk menyimpan tegangan atau peredam noisepada rangkaian dan tegangan masuk

ke Batteray.
56

Gambar 38.Wiring Diagram Rangkaian Charger

Rangkaian Chargeryang dirancang penulis terdiridariberbagai komponen

yang dapat dilihat pada tabel6.

Tabel 6. Daftar Komponen Rangkaian Charger


N Nama Komponen Tipe/Nilai Jumlah
O
1 Modul Charger MT 4050 M 1
2 LED Merah 1,7 1
3 LED Biru 4,5 1
4 Kapasitor 10 µF 2
5 Batteray 3,7 V 1
6 Resistor 1 KΩ 3
7 Resistor 0,4 KΩ 1
7 Resistor 1200 KΩ 1
8 Saklar 1

3.5.3 Rangkaian Step Up

Pada rangkaian Step up terdiri dari modul MT 3608 dimana berfungsi

sebagai modul menaik tegangan pada Batteray. Tegangan Battery 3,7 V akan

dinaikkan oleh modul MT 3608 sehingga output tegangan yang dihasilkan oleh

Batteray +5V. Setelah melewati ranggkaian step up kemudian masuk ke dioda yang

berfungsi untuk menstabilkan arus dan tegangan setelah itu masuk ke kapasitor yang
57

bekerja untuk menyaring atau filter untuk meredam tegangan ripple agar rangkaian

yang sensitif seperti LCD dan Mikrokontroler dapat bekerja dengan stabil. Outputan

dari rangkaian step up akan digunakan sebagai suplay untuk rangkaian

mikrokontroler, sensor, LCD dan sakla/switch.

Gambar 39. Rangkaian Step Up

Rangkaian Step Upyang dirancang penulis terdiri dari berbagai komponen

yang dapat dilihat pada tabel7.

Tabel 7. Daftar Komponen Rangkaian Step Up


N Nama Komponen Tipe/Nilai Jumlah
O
1 Modul Step Up MT 3608 1
2 Potensiometer 100 KΩ 1
3 Kapasitor 22 µF 2
4 Batteray 3,7 V 1
5 Dioda Zener SS34 1
6 Resistor 2200 KΩ 1

3.5.4 Rangkaian Sumber Cahaya

Pada perencanaan ini penulis menggunakan switch dan LED atau sumber

cahaya 9Watt. Inputan tegangan dari Batteray masuk ke LED atau sumber cahaya

dan apabila limit switch ditekan maka LED akan menyala. Sumber cahaya dari LED

selanjutnya akan dipancarkan ke film tester.


58

Gambar 40. Rangkaian Cahaya

Rangkaian Sumber Cahayayang dirancang penulis terdiri dari berbagai

komponen yang dapat dilihat pada table8

Tabel 8. Daftar Komponen Rangkaian Cahaya


N Nama Komponen Tipe/Nilai Jumlah
O
1 Saklar/Switch Limit Switch 1
2 Resistor 220 Ω 1
3 LED 9 Watt 2

3.5.5 Rangkaian Sensor

Sensor yang digunakan pada rangkaian ini adalah BH 1750 FVI. Sensor ini

berfungsi membaca intensitas cahaya hambur dari cahaya LED yang menembus film

tersebut.Port C4 dan C5 pada mikrokontroler untuk mendapatkan masukan dari

keluaran rangkaian sensor BH 1750 FVI.

Gambar 41. Rangkaian Sensor

Rangkaian Sensor BH 1750 FVIyang dirancang penulis terdiri dari


59

berbagai komponen yang dapat dilihat pada tabel9.

Tabel 9.Daftar Komponen Rangkaian Sensor


N Nama Komponen Tipe/Nilai Jumlah
O
1 Modul Sensor BH 1750 FVI 1

3.5.6 Rangkaian Mikrokontroler

Rangkaian mikrokontroler ini digunakan untuk mengatur keseluruhan

system agar dapat bekerja dengan baik, optimal dan sesuai dengan

perencaaan.Untuk mengaktifkan rangkaian mikrokontroler dan modul ch

340Gtersebut perlu diberikan tegangan supply sebesar +5V yang berasal dari

tegangan output Batteray, pemberian ground, dan rangkaian krystal osilator yang

berfungsi untuk menghasilkan sinyal dengan tingkat kestabilan frekuensi yang

sangat tinggi yang terdiri dari krystal 8 Mhz dan 2 kapasitor yang bernillai 22pF.

Mikrokontrolerdibagimenjadi3portutama,portDyaituportD0– D7 untuk

menampilkan modul CH 340 G. Port B yaitu port B4 dan B5 untuk inputan tombol

Hold dan Save yang berfungsi untuk menjeda dan menyimpan hasil pengukuran

yang akan ditampilkan oleh LCD pada alat. Pada port C yaitu port C4 dan C5

digunakan untuk inputan dari Itusi LCD dan untuk mendapatkan masukan dari

keluaran rangkaina sensor BH 1750 FVIyang nantinya akan diproses oleh

mikrokontroler.

Ketika LED menyala dan bergfungsi sebahgai sumber cahaya yang akan

menembus film rontgen maka cahaya yang dilewatkan dari film atau cahaya

hambur tersebut akan dideteksi oleh sensor BH 1750 FVI, hasil dari sensor BH
60

1750 FVI tersebut akan diolahmikrokontroler dan port C4 dan C5 untuk

mendapatkan masukan dari keluaran rangkaina sensor BH 1750 FVIyang nantinya

akan diproses oleh mikrokontroler.Sensor cahaya BH 1750FVI intensitas sensor

modul dengan 16 bit Analog To Digital Converter (ADC) yang dapat langsung

output sinyal digital, tidak ada kebutuhan untuk perhitungan yang rumit.

Gambar 42. Rangkaian Mikrokontroler

Rangkaian Mikrokontroler ATMega8yang dirancang penulis terdiri dari

berbagai komponen yang dapat dilihat pada tabel10.

Tabel 10.Daftar Komponen Rangkaian Mikrokontroler


N Nama Komponen Tipe/Nilai Jumlah
O
1 Mikrokontroler ATMega 8 1
2 Crystal Oscilator 12 MHz 1
3 Kapasitor 22 Pf 2
4 Kapasitor 10µF 2
5 Resistor 10 KΩ 1

3.5.7 Rangkaian LCD

Pada perencanaan ini penulis menggunakan LCD (Liquid Crystal Display)

16x2 karakter sebagai display.LCD ini berfungsi memudahkan untuk melihat secara
61

visual tampilan hasilpengukurandensitas film rontgen LCD ini menggunakan

Rangkaian PCF 8574AT yang berfungsi sebagai Itusi untuk LCD.Untuk

mengaktifkan rangkaian LCD tersebut diberikan tegangan sebesar +5V pada pin

nomor 2 dan 15, pemberian ground pada pin nomor 1 dan 16, pengaturan kontras

kecerahan LCD pada pin nomor 3 yang diatur denganResistor

Variable/potensiometer, dan pin nomor 4, 5, 6, 11, 12, 13 dan, 14 yang

dihubungkan dengan pin 0,1,2,4,5,6,7 pada Modul Itusisebagai jalur datanya dan

pin SDA dan SCL pada Itusi sebagai outputan ke mikrokontroler.

Gambar 43. Rangkaian LCD

Rangkaian LCD yang dirancang penulis terdiri dari berbagai komponen

yang dapat dilihat pada tabel11.

Tabel 11.Daftar Komponen Rangkaian LCD


N Nama Komponen Tipe/Nilai Jumlah
O
1 LCD 16 x 2 1
2 Modul Itusi PCF 8574AT 1
3 Potensiometer 10 KΩ 1
4 Transistor NPN 8050 1
5 Resistor 4700 KΩ 3
62

3.5.8Rangkaian Push Buttom

Rangkaian ini terdiri dari 2 Push Buttom yang difungsikan sebagai tombol

Hold dan Save. Tombol hold digunakan untuk freze hasil pengukuran dan tombol

Savedigunakan untuk menyimpan sementara hasil pengukuran.

Gambar 44. Rangkaian Push Buttom

Rangkaian Push Buttom yang dirancang penulis terdiri dari berbagai

komponen yang dapat dilihat pada tabel12.

Tabel 12.Daftar Komponen Rangkaian Push Buttom


N Nama Komponen Tipe/Nilai Jumlah
O
1 Push Buttom 2

3.6 Perencanaan Cassing


63

Gambar
45. Cassing Densitometer
64

Keterangan :

1. Tombol 0N/OFF

2. LCD 16x2

3. Tombol SAVE

4. Tombol HOLD

5. Sumber Cahaya
65

3.7 Perencanaan Flowchart

Start

LCD, Mikrokontroler

LCD Stanby

Tekan
Push Buttom

Proses Pembacaan Sensor

Analisa Data Densitometer

Hasil Densitometer

End

Gambar 46Flowchart Alur Kerja Alat Densitometer


66

3.8Persiapan Alat danBahan

Sebelum memulai pembuatan alat, terlebih dahulu dipersiapkan peralatan

dan bahan-bahan yang akan digunakan. Adapun alat penunjang yang diperlukan

adalah sebagai berikut:

a. Projectboard

b. Toolset

c. Alat ukurmultimeter

d. BorPCB

e. LarutanFeCl3

f. Papan PCBpolos

g. Spidol permanen warnahitam

h. Solder dantimah

3.8.1 PembuatanModul

a. Menentukan gambarskematiknya.

b. Menentukan komponen elektronik yang diperlukan sesuai dengan

rangkaian.

c. Memastikan tiap titik memiliki hubungan tersendiri untuk dilakukan

penyolderankomponen.

d. Memastikan tidak ada jalur antar penghantur yang salingbersinggungan.

3.8.2 Pembuatan Papan Rangkaian(PCB)

a. Mempersiapkan papanskematiknya.

b. Merancang tata letak komponen dan jalur-jalur hubungan antara komponen

dan dijaga untuk menghindari hubungansingkat.


67

c. Merancang layout rangkaian yang akan digunakan menggunakan spidol

permanen yang digambarkan pada papanPCB.

d. Setelah hasil layout jadi, kemudian mengebor/melubangi PCB tersebut

dengan bor PCB sesuai dengan letak pin komponen yang telahdibuat.

e. Melarutkan PCB yang telah dilayout dengan FeCl3dan airpanas.

f. Selanjutnya memasang komponen yang dibutuhkan diatas papanPCB.

3.9. Perencanaan List Program Densitometer

#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include <BH1750.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);
BH1750 lightMeter;
#define swit 9
const int numReadings = 2;
int readings[numReadings];
int readIndex = 0;
int total = 0;
int batre = 0;
float bacalux = 0;
double luxt, chyt, chy, lux, chytampil;
void setup() {

//Serial.begin(9600);
lcd.begin();
Wire.begin();
lightMeter.begin();
pinMode(swit, INPUT_PULLUP);
for (int i = 0; i <= 5; i++)
{
total = total - readings[readIndex];
readings[readIndex] = analogRead(A0);
total = total + readings[readIndex];
readIndex = readIndex + 1;
if (readIndex >= numReadings) {
68

readIndex = 0;
}
batre = total / numReadings;
}
batre = map(batre, 712, 812, 0, 100);
if (batre <= 0)
{
batre = 0;
}
if (batre >= 100)
{
batre = 100;
}
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(" Davidatul Umam ");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(" 1604017 ");
delay(1500);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(" Baterai: ");
lcd.setCursor(5, 1);
lcd.print(batre);
lcd.print(" % ");
delay(1500);
}
double mapf(double val, double in_min, double in_max, double out_min,
double out_max) {
return (val - in_min) * (out_max - out_min) / (in_max - in_min) + out_min;
}

void loop() {
lux = lightMeter.readLightLevel();
luxt = lux * 100.0;
data();
chyt = chy / 100.0;
if (digitalRead(swit) == LOW)
{
chytampil = chyt;
delay(500);
69

}
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(" Densitas: ");
lcd.setCursor(5, 1);
lcd.print(chytampil, 2);
lcd.print(" ");
delay(200);
}
void data()
{
if (luxt >= 139000 && luxt <= 157633)
{
chy = 67;
}

if (luxt >= 50000 && luxt <= 138500)


{
chy = 96;
}

if (luxt >= 20000 && luxt <= 30000)


{
chy = 173;
}

if (luxt >= 10000 && luxt <= 18000)


{
chy = 172;
}

if (luxt >= 4500 && luxt <= 9000)


{
chy = 205;
}

if (luxt >= 2100 && luxt <= 4000)


{
chy = 231;
}
70

if (luxt >= 1600 && luxt <= 2000)


{
chy = 246;
}

if (luxt >= 1350 && luxt <= 1500)


{
chy = 255;
}

if (luxt >= 1150 && luxt <= 1300)


{
chy = 261;
}

if (luxt >= 990 && luxt <= 1140)


{
chy = 267;
}

if (luxt >= 900 && luxt <= 980)


{
chy = 271;
}
}
71

BAB IV

PENGUKURAN DAN PENDATAAN

4.1 Pengertian Pengukuran

Pengukuran adalah kegiatan penentuan suatu besaran yang diukur

dengan alat ukur terhadap suatu standar atau satuan ukur.Titik pengukuran

ditentukan berdasarkan kebutuhan untuk membandingkan antara perkiraan

nilai menurut teori dan hasil pengukuran langsung pada titik-titik

pengukuran.

Setelah dilakukan pengukuran maka akan dilakukan pendataan

dari data hasil pengukuran. Hasil pengukuran akan disajikan dalam tabel

untuk mempermudah analisa data.

4.2 Persiapan Pengukuran

Dalam proses pengukuran ini, alat ukur yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Densitometer

Merek : PEHAMED

Model :DENSOQICK2

Multimeter Digital

Merek : Sanwa
72

Model : CD 800A

Tegangan : 600 V

Buatan : Tokyo, Japan

4.3 Metode Pengukuran

Metode yang digunakan yaitu metode pengukuran menggunakan

alat multimeter pada beberapa titik pengukuran. Titik-titik pengukurannya

adalah sebagai berikut :

1. Titik Pengukuraan (TP1)

Titik pengukuran (TP1) terletak pada output transformator untuk

mengetahui tegangan output dari transformator. Metode yang digunakan

yaitu membandingkan nilai pada TP 1 terhadap output dari transformator.

2. Titik Pengukuraan (TP2)

Titik pengukuran (TP2) terletak pada output IC Regulator 7805,

yang bertujuan untuk mengetahui tegangan output dari IC Regulator 7805

yang masuk ke rangkaian charger. Metode yang digunakan yaitu

membandingkan nilai pada TP2 terhadap output IC Regulator 7805.

3. Titik Pengukuraan (TP3)

Titik pengukuran (TP3) terletak pada output Rangkaian charger

sebelum masuk ke battery, yang bertujuan untuk mengetahui tegangan

output dari Rangkaian charger yangmasuk ke battery. Metode yang

digunakan yaitu membandingkan nilai pada TP3 terhadap output Rangkaian


73

charger.

4. Titik Pengukuraan (TP4)

Titik pengukuran (TP4) terletak pada inputRangkaian step up,

yang bertujuan untuk mengetahui tegangan output dari battery yangmasuk

ke rangkaian step up. Metode yang digunakan yaitu membandingkan nilai

pada TP4 terhadap output Battery.

5. Titik Pengukuran (TP5)

Titik pengukuran (TP5) terletak pada IC regulator 7805, yang

bertujuan untuk mengetahui tegangan output tegangan dari Rangkaian 7805

yangmasuk ke Mikrokontroler. Metode yang digunakan yaitu

membandingkan nilai pada TP5 terhadap output Rangkaian Regulator.

4.5 Hasil pengukuran

Pengukuran ini dilakukan pada titik pengukuran yang telah penulis

tentukan diatas, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 13.Hasil pengukuran TP 1, TP 2, TP 3, TP 4 dan TP 5

TITIK HASIL GAMBAR KETERANGAN


PENGUKURA
N
Tegangan output
TP 1 14.96 transformator

Tegangan output
TP 2 04.99 IC Regulator 7805
74

Tegangan output
TP 3 3,909 Battery

Tegangan output
TP 4 04.18 Step Up

Tegangan output
TP 5 04.97 IC 7805 pada
Mikro

Tabel 14. Perbandingan hasil pengukuran Film dengan


Densitometer Rakitan dan Densitometermerk Pehamed

Hasil Ukur Hasil Ukur Presentase


N Tingkat Kecerahan Densitometer Densitometer Kesalahan
O Film Rakitan Pehamed
1 Step 1 0.96 0.95 1%
2 Step 2 1.73 1.73 0%
3 Step 3 1.72 1.73 1%
4 Step 4 2.05 2.06 1%
5 Step 5 2.31 2.31 0%
6 Step 6 2.46 2.46 0%
7 Step 7 2.55 2.54 1%
8 Step 8 2.61 2.62 1%
9 Step 9 2.67 2.67 0%
10 Step 10 2.71 2.71 0%

Tabel 15. Perbandingan Hasil Ukur


No Densitometer Pehamed Densitometer Rakitan
75

8
76

10
BAB V

PEMBAHASAN DAN ANALISISDATA

5.1 Wiring diagram Densitometer

Gambar 47 Rangkaian Keseluruhan


5.2 Cara kerja keseluruhan alat

Power suplay berfungsi ketika tegangan AC 220V dihubungkan ke trafo

maka trafo akan bekerja menurunkan tegangan AC 220V menjadi tegangan 15VAC

kemudian tegangan VAC akan disearahkan oleh diode yang dirangkai menjadi dioda

bridge hingga menjadi tegangan VDC. Keluaran dari diode akan masuk ke kapasitor

yang bekerja untuk mengurangi tegangan ripple agar rangkaian yang sensitif seperti

LCD dan mikrokontroler dapat bekerja degan stabil yang kemudian akan masuk ke
IC 7805 yang berguna untuk menghasilkan keluaran sebesar 5V kemudian keluaran

dari IC 7805 akan masuk ke rangkaian Charger. Rangkaian Charger digunakan

untuk melakukan pengisian tegangan pada Batteray 3,7V. Input tegangan yang

digunakan untuk modul Charger adalah 5V yang berasal dari Port USB. Pada blok

ini menggunakan IC TP 4050 M dan Led indikator Batteray. Keluaran dari

Rangkaian charger akan masuk ke kapasitor yang bekerja untuk menyimpan

tegangan atau peredam noisepada rangkaian dan tegangan masuk ke Batteray.

Tegangan Battery 3,7 V akan dinaikkan oleh modul MT 3608 sehingga

output tegangan yang dihasilkan oleh Batteray +5V. Setelah melewati ranggkaian

step up kemudian masuk ke dioda yang berfungsi untuk menstabilkan arus dan

tegangan setelah itu masuk ke kapasitor yang bekerja untuk menyaring atau filter

untuk meredam tegangan ripple. Inputan tegangan dari Batteray masuk ke LED atau

sumber cahaya.

Rangkaian mikrokontroler ini digunakan untuk mengatur keseluruhan

system agar dapat bekerja dengan baik, optimal dan sesuai dengan

perencaaan.Untuk mengaktifkan rangkaian mikrokontroler dan modul ch

340Gtersebut perlu diberikan tegangan supply sebesar +5V yang berasal dari

tegangan output Batteray, pemberian ground, dan rangkaian krystal osilator yang

berfungsi untuk menghasilkan sinyal dengan tingkat kestabilan frekuensi yang

sangat tinggi.

Mikrokontrolerdibagimenjadi3portutama,portDyaituportD0– D7 untuk

menampilkan modul CH 340 G. Port B yaitu port B4 dan B5 untuk inputan tombol
85

Hold dan Save yang berfungsi untuk menjeda dan menyimpan hasil pengukuran

yang akan ditampilkan oleh LCD pada alat. Pada port C yaitu port C4 dan C5

digunakan untuk inputan dari Itusi LCD dan untuk mendapatkan masukan dari

keluaran rangkaina sensor BH 1750 FVIyang nantinya akan diproses oleh

mikrokontroler.

Ketika LED menyala dan bergfungsi sebahgai sumber cahaya yang akan

menembus film rontgen maka cahaya yang dilewatkan dari film atau cahaya hambur

tersebut akan dideteksi oleh sensor BH 1750 FVI, hasil dari sensor BH 1750 FVI

tersebut akan diolahmikrokontroler dan port C4 dan C5 untuk mendapatkan

masukan dari keluaran rangkaina sensor BH 1750 FVIyang nantinya akan diproses

oleh mikrokontroler.Sensor cahaya BH 1750FVI intensitas sensor modul dengan 16

bit Analog To Digital Converter (ADC) yang dapat langsung output sinyal digital,

tidak ada kebutuhan untuk perhitungan yang rumit. Pada perencanaan ini penulis

menggunakan LCD (Liquid Crystal Display) 16x2 karakter sebagai display.LCD ini

berfungsi memudahkan untuk melihat secara visual tampilan

hasilpengukurandensitas film rontgen LCD ini menggunakan Rangkaian PCF

8574AT yang berfungsi sebagai Itusi untuk LCD.Untuk mengaktifkan rangkaian

LCD tersebut diberikan tegangan sebesar +5V pada pin nomor 2 dan 15, pemberian

ground pada pin nomor 1 dan 16, pengaturan kontras kecerahan LCD pada pin

nomor 3 yang diatur denganResistor Variable/potensiometer, dan pin nomor 4, 5, 6,

11, 12, 13 dan, 14 yang dihubungkan dengan pin 0,1,2,4,5,6,7 pada Modul

Itusisebagai jalur datanya dan pin SDA dan SCL pada Itusi sebagai outputan ke

mikrokontroler. Rangkaian ini terdiri dari 2 Push Buttom yang difungsikan sebagai
86

tombol Hold dan Save. Tombol hold digunakan untuk freze hasil pengukuran dan

tombol Savedigunakan untuk menyimpan sementara hasil pengukuran.

5.3 Analisis data dan hasil pengukuran

Untuk mengetahui besarnya presentase kesalahan (PK) pada tiap titik

pengukuran dan mengetahui kemungkinan penyebab perbedaan antara hasil teori dan

hasil ukur

Presentase kesalahan (PK) dihitung menggunakan rummus sebagai berikut :

HASILTEORI ( HT )−HASILUKUR ( HU )
PK = | HASIL TEORI (HT ) |
X 100 %

5.5.1 Analisis TP 1

Pengukuran pada TP1 ini untuk mengatahui tegangan output dari trafo

sebelum masuk ke IC Regulator pada saat penulis melakukan pengukuran. Hasil

pengukuran 14.96 VDC

Dari hasil teori didapatkan : PK = |15−14.96


15 |X 100 %
PK = 0.2%

5.5.2 Analisis TP2

TP2 merupakan pengukuran pada tegangan output IC 7805 yang masuk ke

rangkaian Charger, dimana tegangan yang masuk ke rangkaian Chargerberdasarakan

hasil dari pengukuran di TP2yaitu04.99 V. Nilai tersebut masih memasuki batas

toleransi dengan datasheet IC Regulator 7805 yaitu memiliki tegangan minimal

sebesar 4.8 V dan tegangan maksimal sebesar 5.2 V.


87

5.5.3 AnalisisTP3

TP3 merupakan pengukuran pada tegangan output rangkaianCharger yang

masuk ke Battery, dimana tegangan yang masuk ke Batteryberdasarakan hasil dari

pengukuran di TP3 yaitu 3.909V. Nilai tersebut masih memasuki batas toleransi

dengan datasheet TP4056.

5.5.4 AnalisisTP4

TP4 merupakan pengukuran pada tegangan output Batteryuntuk sumber

daya Step Up, Diketahui hasil dari pengukuran di TP4 yaitu 04.18V. Maka tegangan

pada TP4 telah sesuai dengan datasheet TP4056.

5.5.5 Analisis TP5

TP5 merupakan pengukuran pada tegangan output IC Regulator 7805 yang

masuk ke rangkaian Mikrokontroler,dimana tegangan yang masuk ke rangkaian

tersebutberdasarakan hasil dari pengukuran di TP5 yaitu 04.97V. . Nilai tersebut

masih memasuki batas toleransi dengan datasheet IC Regulator 7805 yaitu memiliki

tegangan minimal sebesar 4.8 V dan tegangan maksimal sebesar 5.2 V.

5.4 Uji FungsiAlat

Pengujian fungsi alat Densitometer ini dilakukan dengan membandingkan

hasil pengukuran dengan alat Densitometer Pehamed.Pengujian ini dilakukan dengan

pengukuran beberapa tingkat kegelapan film rontgen secara bergantian.

Hasil pengukuran pada alat yang dibuat memiliki tingkat keakurasian yang

masih dalam toleransi pada setiap step-nya dan hasilnya sesuai dengan perencanaan.
88

Untuk mengetahui presentase keakurasian pengukuran pada setiap step-nya maka

dapat dihitung dengan rumus berikut ini :

Alatterstandarisasi− Alatrakitan
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐾𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖𝑎𝑛 = X 100 %
Alatterstandarisasi

Berdasarkan rumus diatas maka diperoleh nilai presentase kesalahan pada setiap

step-nya adalah sebagai berikut :

Tabel 16. Tabel presentase keakurasian


No Tingkat Kecerahan film Keakurasian (%)
1 Step 1 99
2 Step 2 100
3 Step 3 99
4 Step 4 99
5 Step 5 100
6 Step 6 100
7 Step 7 99
8 Step 8 99
9 Step 9 100
1 Step 10 100

Berdasarkan tabel di atas diperoleh presentase keakurasian rata-rata dengan nilai :

99+100+99+ 99+100+100+99+ 99+100+100


Presentase rata – rata = 100 %
10

= 99.5%

Berdasarkan hasil pengujian alat Densitometer tersebut yang telah

dibandingkan dengan Densitometer merk Pehamed, diketahui bahwa alat

Densitometer ini mampu memberikan hasil pengukuran yang hampir sama dengan

alat Densitometr aslinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat Densitometer yang

telah dibuat dapat mengukur tingkat kegelapan film rontgen secara akurat.
89

BAB IV

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Setelah melalui proses yang Panjang dalam pembuatan modul alat

Densitometer, mulai dari studi pustaka, studi lapangan, dan dilanjutkan dengan

proses pembuatan alat yang meliputi tahap perencanaan hardware dan software yang

dikontrol olehh mikrokontroler ATMega8,serta melakukan pengujian, maka didapat

kesimpulan yang diharapkan untuk pengembangan modul selanjutnya, maka

kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut :

1. Pesawat densitometer ini dapat bekerja dengan baik pada step densitas

0.00D – 3.00D yang ditampilkan di LCD sesuai dengan perencanaan yang

telahdibuat.

2. Dari analisis titik pengukuran pada sensor diketahui bahwa semakin

hitam/gelap film yang diukur maka nilai tegangan akan semakin besar,

begitupun sebaliknya semakin terang film yang diukur maka nilai tegangan

akan semakinkecil.

3. Tingkat keakurasian alat yaitu 99.4% pada pengukuran setiap step- nya

masih dalam batas-batastoleransi.


78

6.2 Saran

Penulis memiliki saran untuk pengembangan dalam pembuatan alat ini lebih

lanjut agar menjadi lebih baik lagi karena alat ini masih bersifat sederhana, adapun

saran yang dapat diambil pada penyajian Karya Tulis Ilmiah ini antara lain :

1. Alat ini bisa dikembangkan dengan menambah rentangpembacaan densitas

hingga 4.00D

2. Pada pengembangan lebih lanjut alat bisa ditambahkan dengan menambah

lebar area sumber cahaya agar mudah dalam pembacaan bagian film yang

diukur.
79

DAFTAR PUSTAKA

[ nde-ed. (2018) Radiographic Density. [Online]. www.nde-

[1] nde.org/EducationRecources/ComunityCollage/Radiography/Techcaliberation/ra

diographicdensity.htm

[ N. Ulfah. Radiology. [Online].

[2] http://nadyaulfah.blogspot.co.id/2013/11/kualitas-gambar-radiografi.html

[ A.Santoso, Rancang Bangun Pesawat Densitometer. Jakarta: Politeknik

[3] Kesehatan Jakarta II, 2007.

[ D. Saksono. (2018) film rontgen. [Online]. http://dadang-

[4] saksono.blogspot.com/2010/07/jenis-jenis-film-sinar-x.html

[ Haniel Eko W, DENSITOMETER BERBASIS MIKROKONTROLER.

[5] Semarang: Stikes Widya Husada Semarang, 2018.

[ IndoWare. Sensor BH 1750FVI. [Online]. https://indo-ware.com/produk-

[6] 2855-light-sensor-bh1750-bh1750fvi.html

[ Dickson Kho. Teknik Elektronika. [Online].

[7] https://teknikelektronika.com/pengertian-transistor-jenis-jenis-transistor/

[ Dickson Kho. Pengertian Batterai dan Jenis jenisnya. [Online].

[8] https://teknikelektronika.com/pengertian-baterai-jenis-jenis-baterai/

[ Mariberbagi.com. Pengertian Mikrokontroler ATMega8535. [Online].

[9] https://pemudaminangkabau.wordpress.com/2013/02/28/pengertian-

mikrokontroler-atmega8535/

x
80

Anda mungkin juga menyukai