Anda di halaman 1dari 80

TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI GOLONGAN


DARAH ABO DENGAN METODE REFLEKTAN

Oleh :

DIELIA EKA SETIANINGRUM


NIM. 02320024

DOSEN PEMBIMBING :

Imam Tri Harsoyo, S.Pd., M.Si.


NIDN : 06040592

Faizah, S.T., M.T.


NIK : 4407202231

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SEMARANG


2023
TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI GOLONGAN


DARAH ABO DENGAN METODE REFLEKTAN

Oleh :

DIELIA EKA SETIANINGRUM


NIM. 02320024

DOSEN PEMBIMBING :

Imam Tri Harsoyo, S.Pd., M.Si.


NIDN : 06040592

Faizah, S.T., M.T.


NIK : 4407202231

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SEMARANG


2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI GOLONGAN


DARAH ABO DENGAN METODE REFLEKTAN

Oleh :

DIELIA EKA SETIANINGRUM


NIM. 02320024

Tugas Akhir Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Ahli Madya (A,Md)
Di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Semarang

Disetujui Oleh:

Penguji Proyek Akhir: Dosen Pembimbing:

1.……………………………… 1. Imam Tri Harsoyo, S.Pd., M.Si.


NIDN. NIDN. 06040592

2.……………………………… 2. Faizah, S.T., M.T.


NIDN. NIK. 4407202231

3.………………………………
NIDN.
Mengetahui:
Direktur

PATRISIUS KUSI OLLA, S.T., M.T.


NIK.1709201231

ii
ABSTRAK
Alat pendeteksi golongan darah (Blood Detector) adalah suatu alat
elektronik yang digunakan untuk mendeteksi golongan darah manusia A, B dan
O beserta rhesus. Pembacaan hasil dalam deteksi golongan darah umumnya
dilakukan hanya mengandalkan kemampuan indra penglihatan dari petugas
secara langsung. Hal ini kemungkinan dapat menimbulkan kekeliruan dalam
proses penentuan hasil golongan darah yang banyak, dipengaruhi faktor
kejenuhan atau kelelahan pada mata. Tujuan yang ingin dicapai dalam
penyusunan laporan ini antara lain dapat merancang alat uji golongan darah
sistem ABO dengan metode reflektan, diharapkan dapat mempermudah
manusia dalam menentukan golongan darah ABO beserta rhesus. Alat ini
dirancang dengan menggunakan sensor Photodioda sehingga dapat mendeteksi
terjadinya reaksi aglutinasi atau non-aglutinasi dari sampel darah yang telah
tercampur antisera, dan LED Infrared sebagai sumber cahaya yang berfungsi
untuk menyinari sampel. Pengaturan sistem kerja alat ini berbasis Arduino Uno
yang hasilnya akan ditampilkan pada LCD 20x4 dan kemudian di-print
menggunakan thermal printer yang sebelumnya sudah diberi identitas
pengguna menggunakan keypad. Pada proses uji fungsi tes golongan darah
memerlukan sampel darah dan antisera yang dimana sampel darah dan antisera
dicampur menjadi satu, perbandingannya yaitu satu tetes darah dengan satu
tetes antisera kemudian diaduk jadi satu maka terjadi aglutinasi atau non-
aglutinasi pada sampel darah yang telah dicampur dengan antisera. Setelah
pengambilan sampel kemudian alat tes golongan darah akan mendeteksi ketiga
sensor, yaitu ketika sampel darah pada sensor A menggumpal maka tegangan
terukur sebesar 1-1,85volt untuk jenis golongan darah A, ketika sampel darah
pada sensor B menggumpal maka tegangan terukur sebesar 1-1,85volt untuk
jenis golongan darah B, ketika sampel darah pada sensor A&B menggumpal
dengan tegangan keduanya sama yaitu terukur sebesar 1-1,85volt untuk jenis
golongan darah AB, serta ketika sampel darah pada sensor A&B tidak
menggumpal maka tegangan akan terukur sebesar 1,85-2,5volt untuk jenis
golongan darah O. Untuk sensor C (rhesus), ketika terukur 1-1,85volt
(menggumpal) untuk jenis rhesus positif (+), dan ketika terukur 1,85-
2,5volt (tidak menggumpal) untuk jenis rhesus negatif (-). Hasil tes
golongan darah ini di-print menggunakan thermal printer dan dilengkapi
dengan identitas pengguna.

Kata kunci: Arduino Uno, Sensor Photodioda, Infrared, LCD 20x4,

iii
ABSTRACT

A blood group detector (Blood Detector) is an electronic device used to


detect human blood groups A, B and O along with rhesus. The reading of the
results in the detection of blood type is generally carried out only by relying on
the ability of the sense of sight of the officer directly. This is likely to cause
confusion in the process of determining the results of a large number of blood
types, influenced by saturation or fatigue in the eyes. The goals to be achieved
in compiling this report include designing an ABO system blood group test kit
using the reflectance method, which is expected to make it easier for humans to
determine ABO and rhesus blood groups. This tool is designed using a
photodiode sensor so that it can detect the occurrence of agglutination or non-
agglutination reactions from blood samples that have been mixed with antisera,
and an Infrared LED as a light source that functions to illuminate the sample.
The working system settings for this tool are based on Arduino Uno, the results
will be displayed on a 20x4 LCD and then printed using a thermal printer,
which has previously been assigned a user identity using a keypad. In the
function test process the blood group test requires a blood sample and antisera
in which the blood sample and antisera are mixed together, the ratio is one
drop of blood to one drop of antisera and then mixed together, agglutination or
non-agglutination occurs in the blood sample that has been mixed with
antisera . After taking the sample, the blood type test kit will detect all three
sensors, namely when the blood sample on sensor A clots, the measured
voltage is 1-1.85volts for blood type A, when the blood sample on sensor B
clots, the measured voltage is 1-1 .85volts for blood type B, when the blood
samples on sensors A and B clot with the same voltage, which is measured at
1-1.85volts for blood type AB, and when the blood samples on sensors A and B
do not clot, the voltage will be measured at 1.85-2.5volts for type O blood. For
sensor C (rhesus), when measured 1-1.85volts (clump) for positive rhesus type
(+), and when measured 1.85- 2.5volts (not clumping) for negative rhesus (-)
type. The results of this blood type test are printed using a thermal printer and
are equipped with the user's identity.

Keywords: Arduino Uno, Photodiode Sensor, Infrared, 20x4 LCD,

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,Alhamdulillahirobil’alamin

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
proyek akhir yang berjudul:

“RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI GOLONGAN DARAH


ABO DENGAN METODE REFLEKTAN”.

Pembuatan dan penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Semarang.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan dan hambatan yang dijumpai selama pengerjaannya. Untuk itu
penulis senatiasa mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak dalam
perbaikan di masa mendatang. Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis
berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Semarang, 2023

Dielia Eka Setianingrum

v
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillahirabbil’alamin
Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan segala rahmat dan
karunia-Nya serta kesehatan lahir dan batin sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan baik. Dengan penuh cinta dan kasih sayang saya
persembahkan karya ini untuk:
1. Allah SWT atas rahmat, hidayah serta hidayah-Nya yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Dielia Eka S, kepada diri ini terima kasih telah berjuang, berusaha dan
tetap tegar. Ingatlah bahwa semuanya baru saja dimulai, semoga
diberikan kelancaran untuk meraih impian.
3. Kedua orang tua, Bapak dan Ibu terimakasih atas semua doa yang tiada
henti-hentinya, dukungan baik itu moril juga materi yang dengan tulus
ikhlas diberikan. Semoga Allah yang Maha Kuasa selalu memberikan
kesehatan dan kesempatan agar bisa membahagiakan Bapak dan Ibu.
4. Bapak Patrisius Kusi Olla, S.T., M.T. selaku direktur Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Semarang.
5. Bapak Imam Tri Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku pembimbing I penulis
selama proses pembuatan Tugas Akhir dan Karya Tulis Ilmiah.
6. Ibu Faizah, S.T., M.T. selaku pembimbing II penulis selama proses
pembuatan Tugas Akhir dan Karya Tulis Ilmiah.
7. Dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menguji
penulis hingga lulus dengan tepat waktu.
8. Seluruh teman-teman seperjuangan keluarga besar angkatan ke-23
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Semarang.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pengerjaan Tugas
Akhir ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dalam penulisan
karya tulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis senatiasa mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak dalam perbaikan di masa mendatang. Akhirnya dengan kerendahan
hati, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Dielia Eka Setianingrum

vi
DAFTAR ISI

TUGAS AKHIR ...................................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
ABSTRAK .........................................................................................................iii
ABSTRACT .........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
UCAPAN TERIMAKASIH ...............................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah .........................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 2
1.5.1 Manfaat bagi Peneliti .........................................................................3
1.5.2 Manfaat bagi masyarakat ...................................................................3
1.5.3 Manfaat bagi Institusi ........................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 4
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 4
2.2 Teori Penunjang ......................................................................................... 5
2.2.1 Komposisi darah ................................................................................ 5
2.2.2 Golongan Darah ................................................................................ 6
2.2.3 Fungsi Darah ..................................................................................... 7
2.2.4 Struktur Darah ....................................................................................7
2.2.5 Golongan dan Tipe Darah ...................................................................8
2.2.6 Serum Darah ...................................................................................... 9
2.2.7 Alat Uji Golongan Darah Sistem ABO ........................................... 10
2.2.8 Sensor Infrared FC-51 .................................................................... 10
2.2.9 Photodioda sebagai Sensor ..............................................................12
2.2.10 Arduino Uno ..................................................................................12
2.2.11 Liquid Crystal Display (LCD) 20x4 ..............................................14
2.2.12 I2C LCD ........................................................................................ 15
2.2.13 Printer Thermal .............................................................................15
2.2.14 Keypad ...........................................................................................16
2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................17
BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SISTEM .......................18

vii
3.1 Jenis Penelitian .........................................................................................18
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 18
3.3 Alat dan Bahan .........................................................................................18
3.4 Tahapan Penelitian ...................................................................................19
3.5 Tahapan Pembuatan Alat ......................................................................... 21
3.6 Blok Diagram ...........................................................................................22
3.7 Desain Mekanis Alat ................................................................................23
3.8 Prosedur Pengoperasian Alat ................................................................... 25
3.9 Flowchart Software Alat ..........................................................................26
3.10 Rancangan Software Pembacaan Deteksi Golongan Darah & Keypad .... 27
3.11 Rancangan Software Keypad .................................................................... 30
3.12 Perancangan Rangkaian Sensor ................................................................ 32
3.13 Rangkaian Sensor ......................................................................................33
3.14 Pengambilan Data ..................................................................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 36
4.1 Persiapkan Alat dan Bahan ...................................................................... 36
4.2 Metode Pengukuran dan Analisis Data .................................................... 36
4.3 Titik Pengukuran 1 (TP1) ........................................................................ 36
4.4 Titik Pengukuran 2 (TP2) ........................................................................ 37
4.5 Titik Pengukuran 3 (TP3) ........................................................................ 38
4.7 Titik Pengukuran 4 (TP4) ........................................................................ 41
4.8 Penyajian Data ......................................................................................... 42
4.9 Analisis Data ............................................................................................ 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................48
5.1 KESIMPULAN ........................................................................................ 48
5.2 SARAN .................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 49
PROFIL PENULIS ........................................................................................... 51
LISTING PROGRAM ...................................................................................... 52
LAMPIRAN ......................................................................................................67

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sampel darah ...................................................................................8
Gambar 2.2 Bagian-bagian sensor infrared FC-51 ...........................................10
Gambar 2.3 Cara kerja sensor infrared .............................................................11
Gambar 2.4 Bentuk dan simbol Photodioda ..................................................... 11
Gambar 2.6 Arduino Uno ..................................................................................12
Gambar 2.7 Bentuk fisik LCD (Liquid Cristal Display) 20x4 ......................... 14
Gambar 2.8 Thermal transfer printer ............................................................... 16
Gambar 2.9 Bentuk dan simbol keypad ............................................................ 16
Gambar 2.12 Kerangka pemikiran .................................................................... 17
Gambar 3.1 Flowchart tahapan penelitian ........................................................19
Gambar 3.2 Flowchart proses pembuatan alat ..................................................21
Gambar 3.3 Blok diagram .................................................................................23
Gambar 3.4 Desain 3D box ............................................................................... 24
Gambar 3.5 Desain tabung sensor 3D box ........................................................24
Gambar 3.6 Desain 3D tutup box ......................................................................24
Gambar 3.7 Flowchart software alat .................................................................26
Gambar 3.8 Rangkaian sensor .......................................................................... 32
Gambar 3.9 Rangkaian keseluruhan alat ...........................................................34
Gambar 4.1 Pengukuran tegangan keluaran catu daya (TP1) ...........................37
Gambar 4.2 Pengukuran tegangan masukan LCD (TP2) ..................................38
Gambar 4.3 Pengukuran tegangan masukan sensor 1 (TP3) ............................ 39
Gambar 4.4 Pengukuran tegangan masukan sensor 2 (TP3) ............................ 40
Gambar 4.5 Pengukuran tegangan masukan sensor 3 (TP3) ............................ 41
Gambar 4.6 Pengukuran tegangan keluaran thermal printer (TP4) ..................42

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keluaran tegangan sensor berdasarkan gelombang darah .................. 9


Tabel 3.1 Peralatan yang digunakan dalam penelitian ......................................18
Tabel 3.2 Bahan atau komponen yang digunakan ............................................ 18
Tabel 3.2 Bahan atau komponen yang digunakan (lanjutan) ............................19
Tabel 4.1 Hasil pengukuran tegangan keluaran catu daya (TP1) ..................... 36
Tabel 4.2 Hasil pengukuran tegangan masukan LCD (TP 2) ........................... 37
Tabel 4.3 Hasil pengukuran sensor 1 (TP3) ......................................................38
Tabel 4.4 Hasil pengukuran sensor 2 (TP3) ......................................................39
Tabel 4.5 Hasil pengukuran sensor 3 (TP3) ......................................................40
Tabel 4.6 Hasil pengukuran TP4 .......................................................................41
Tabel 4.7 Nilai hasil pengukuran sampel darah ................................................43
Tabel 4.8 Nilai tegangan hasil pengukuran sampel darah tipe A. .....................44
Tabel 4.9 Nilai tegangan hasil pengukuran sampel darah tipe B. .....................44
Tabel 4.10 Nilai tegangan hasil pengukuran sampel darah tipe AB. ................45
Tabel 4.11 Nilai tegangan hasil pengukuran sampel darah tipe O. ...................46
Tabel 4.12 Kecocokan jenis golongan darah dengan hasil pembacaan alat ..... 46
Tabel 4.12 Kecocokan jenis golongan darah dengan hasil pembacaan alat
(lanjutan) ........................................................................................................... 47

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap hari terus berubah.
Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi sangat pesat. Hal ini tidak dapat
disangkal lagi karena semua aspek kehidupan dipengaruhi oleh kemajuan
teknologi, salah satunya adalah kesehatan. Akibat dampak kemajuan teknologi
tersebut, bidang kesehatan berkembang sangat pesat. Saat ini, untuk
mendorong penyediaan layanan kesehatan, banyak alat kesehatan yang telah
dibuat, seperti stetoskop, termometer, jarum suntik dan tensimeter yang
semakin kompleks. Alat-alat ini juga dirancang untuk membantu manusia
bekerja. Salah satu alat kesehatan lainnya adalah alat pendeteksi golongan
darah (Diascomefrie, 2021).
Alat pendeteksi golongan darah (Blood Detector) adalah suatu alat
elektronik yang digunakan untuk mendeteksi golongan darah manusia.
Pendeteksian dan pengamatan golongan darah pada umumnya dilakukan
melalui serangkaian percobaan terhadap sampel darah yaitu reaksi antiserum
(anti-A, B dan D) dan sampel darah yang akan diperiksa dan diuji pada kaca
preparat. Saat ini penentuan golongan darah seseorang masih dilakukan secara
manual (Retyanto, 2018). Hal ini tentu akan menjadi rumit dan memerlukan
perhatian ekstra apabila sampel darah yang hendak diuji jumlahnya cukup
banyak akan memakan waktu yang tidak sedikit dan tidak efisien.
Pada penelitian sebelumnya yaitu dari Nadhia Agata (2022) pembacaan
sampel menggunakan metode transmitan, yaitu sumber cahaya dari LED
Infrared untuk menyinari tempat sampel yang akan ditangkap oleh Photodioda
sebagai detektor, dan diteruskan ke Mikrokontroler (Arduino) untuk dilakukan
pembacaan, keluaran berupa hambatan diproses oleh prosesor dan ditampilkan
pada display berupa LCD lalu dicetak menggunakan Thermal Printer (Agata,
2022).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis ingin melakukan
dengan cara berinovasi membuat alat pendeteksi golongan darah yang
dirancang dengan menggunakan metode reflektan, dimana Infrared (pengganti
LED) dirangkai berdampingan dengan sensor Photodioda. Infrared sumber
cahaya memantulkan ke sampel darah dan ditangkap oleh detektor (sensor
Photodioda). Pada penelitian ini, terdapat perbedaan dengan penelitian
terdahulu yaitu pada proses penyinaran dan penangkapan detektor guna
meningkatkan efektivitas kerja dan pembacaan pada sampel darah.

1
2

Maka penulis sajikan penelitian sebagai Tugas Akhir dengan


mengangkat judul: “RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI
GOLONGAN DARAH ABO DENGAN METODE REFLEKTAN”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang yang mendasari penelitian ini, sehingga
peneliti merumuskan beberapa rumusan masalah. Berikut beberapa rumusan
masalah yang diperoleh, antara lain:
1. Bagaimana cara membuat atau merancang alat pendeteksi golongan
darah ABO dengan metode reflektan?
2. Bagaimana cara mengetahui hasil dari alat pendeteksi golongan darah
ABO dengan metode reflektan menggunakan uji fungsi?

1.3 Batasan Masalah


Agar tidak terjadi pelebaran masalah yang akan dibahas, perlu adanya
pembatasan masalah dikarenakan penulis memiliki batas kemampuan pada
alat penulis. Adapun pembatasan masalah yang penulis buat adalah sebagai
berikut:
1. Menggunakan catu daya sebagai sumber tegangan rangkaian.
2. Menggunakan sensor Photodioda untuk mendeteksi cahaya.
3. Menggunakan LED Infrared sebagai sumber cahaya.
4. Menggunakan Arduino Uno untuk mengirim data ke database.
5. Menggunakan LCD untuk menampilkan hasil keluaran.
6. Menggunakan thermal printer untuk mencetak hasil keluaran.

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan dari latar belakang yang mendasari penelitian ini, sehingga
penelitian ini memiliki beberapa tujuan. Tujuan yang dicapai dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang dan membuat alat pendeteksi golongan darah ABO dengan
metode reflektan.
2. Mengetahui hasil pengukuran dari alat pendeteksi golongan darah ABO
dengan metode reflektan dengan uji fungsi tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian


Berdasarkan dari latar belakang yang mendasari penelitian ini, sehingga
penelitian ini memiliki beberapa manfaat penelitian. Manfaat yang diperolah
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
3

1.5.1 Manfaat bagi Peneliti


Adapun manfaat yang didapat oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Dapat menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Semarang berupa alat medik tes golongan darah
ABO.
2. Dapat menambah wawasan pengetahuan dengan merancang alat medik
tes golongan darah ABO.
3. Dapat mengetahui cara menggunakan alat medik tes golongan darah
ABO.

1.5.2 Manfaat bagi masyarakat


Adapun manfaat yang didapat oleh masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Alat ini membantu dalam mempermudah seseorang dalam melakukan
pengecekan darah
2. Dapat memberikan kemudahan seseorang dalam membaca hasil tes
golongan darah ABO dengan cepat dan akurat serta hasilnya dapat dibawa
kemana saja.
3. Penulis dapat mengetahui prinsip kerja, fungsi dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan kepada nusa dan bangsa.

1.5.3 Manfaat bagi Institusi


Adapun manfaat yang didapat oleh institusi STIKES Semarang adalah
sebagai berikut:
1. Dapat menghasilkan alat yang dapat dimanfaatkan dan digunakan
sebagai proses pembelajaran, khususnya untuk adik tingkat.
2. Memberikan tambahan inventaris alat
3. Menjadikan motivasi sebagai media pembelajaran secara teori maupun
praktik di STIKES Semarang
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Penelitian pada alat ini sebelumnya telah dilakukan oleh Sinta Jufri
(2018) mahasiswa Program Studi Teknik Informatika di Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, dengan judul
“Rancang Bangun Alat Pendeteksi Golongan Darah Serta Pengukur
Kandungan Gula Darah, Kolestrol dan Asam Urat Berbasis Arduino”. Pada
penelitian ini dirancang sebuah alat yang dapat membaca golongan darah
manusia secara elektronik untuk memudahkan pengujian sampel darah dalam
jumlah yang banyak. Pengujian golongan darah manusia pada alat ini
menggunakan Sistem ABO. Alat yang dirancang terdiri dari dua pasang sensor
cahaya, yang dibangun dari sensor LDR, dan sistem pengontrol dari Arduino.
Alat tersebut akan mendeteksi terjadinya reaksi aglutinasi/ non-aglutinasi dari
sampel darah yang diuji dengan antisera melalui sensor. Alat yang dirancang
juga dapat mendeteksi gula darah, kolestrol dan asam urat dengan
menggunakan tambahan sensor PPG dimana darah yang dimasukkan akan di
bandingkan dengan detak jantung Selanjutnya data dari sensor akan
dikondisikan dan diolah langsung oleh Arduino dan hasilnya ditampilkan pada
LCD 4x20. Tingkat keberhasilan 88% (Jufri, 2018).
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Yosua Getmi Rajagukguk (2020)
Universitas Sumatera Utara dengan judul “Rancang Bangun Alat Pendeteksi
Golongan Darah Berbasis Mikrokontroler Atmega328 dengan Tampilan
Android”. Penelitian ini dirancang sebuah alat yang dapat membaca golongan
darah secara elektronik yaitu dengan tampilan digital menggunakan
mikrokontroler Atmega328. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
karakteristik alat pendeteksi golongan darah manusia. Alat dirancang agar
dapat menentukan golongan darah dari pendonor. Tiap sampel darah pendonor
yang masing-masing telah diberi antigen A, B, AB, Rh diletakkan pada kaca
preparat di atas LDR yang untuk selanjutnya ditentukan golongan darahnya
atas dasar proses aglutinasi yang terjadi. Pengaturan sistem kerja alat ini
berbasis mikrokontroler Atmega328, hasilnya ditampilkan pada LCD 16x2
kemudian database dikirim ke Android melalui bluetooth (Rajagukguk, 2020).
Kemudian, penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nadhia Agata (2022)
Mahasiswa Akademi Teknik Elektro Medik Semarang, dengan judul
“Modifikasi Alat Pendeteksi Golongan Darah ABO Berbasis Arduino Uno
Dilengkapi Dengan Thermal Printer”. Dengan tujuan dapat menggantikan dan
mempermudah manusia dalam menentukan golongan darah ABO beserta
rhesus Alat tersebut menggunakan sumber cahaya dari LED untuk menyinari
tempat sampel yang akan ditangkap oleh LDR sebagai detektor. Keluaran
4
5
berupa hambatan diproses oleh prosesor dan ditampilkan pada display berupa
LCD, lalu menggunakan thermal printer untuk mencetak hasil output.
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas maka diperlukan adanya
pengembangan alat yang lebih efesien. Maka penulis mengembangkan alat
pendeteksi golongan darah dengan mengubah metode kerja rangkaian diatas
dari metode transmitan menjadi metode reflektan, karena memiliki keunggulan
meningkatkan efektivitas kerja dan pembacaan pada sampel darah lebih efisien.

2.2 Teori Penunjang


Terdapat beberapa teori yang mendasari penulis untuk memenuhi
penelitian rancang bangun alat uji fungsi golongan darah ABO dengan
metode reflektan. Berikut teori penunjang yang digunakan:

2.2.1 Komposisi darah


Hematologi adalah ilmu yang mempelajari darah manusia, meliputi
fungsi, komposisi, struktur dan penyakit darah. Hematologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu haema yang berarti darah dan logos yang berarti ilmu.
(Sari, 2021)
Darah manusia berwarna merah dan dapat berkisar dari merah terang
ketika oksigen berlimpah hingga merah tua ketika oksigen kekurangan. Warna
merah darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan yang
mengandung zat besi dalam bentuk heme yang mengikat molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup. Ini berarti bahwa darah
mengalir melalui pembuluh darah dan diedarkan oleh jantung. Darah dipompa
dari jantung ke paru-paru, melepaskan produk sisa metabolisme dalam bentuk
karbon dioksida, menyerap oksigen dari arteri pulmonalis dan kemudian
kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Darah kemudian dipompa secara
sistemik oleh pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh
tubuh melalui pembuluh darah kecil yang disebut kapiler. Darah kemudian
kembali ke jantung melalui vena cava superior dan inferior. Darah merupakan
sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan
dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. (Sari, 2021)
Di dalam darah terdapat sel-sel darah dan cairan darah yang disebut
plasma darah yang berisi nutrisi dan lain sebagainya. Sekitar 45% darah terdiri
dari berbagai jenis komponen sel-sel darah. Dan sisanya sekitar 55% berupa
komponen cairan atau plasma darah. Sel-sel darah terdiri dari:
a. Eritrosit (sel darah merah)
Sebanyak 99,9% elemen padat darah mengandung eritrosit atau sel darah
merah. Eritrosit berperan dalam transportasi oksigen dan karbondioksida dan
juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan sel
darah merah atau eritrosit menderita penyakit anemia.
6

b. Trombosit (Keping darah)


Sebanyak 0,6 - 1,0% darah mengandung trombosit. Trombosit
bertanggung jawab atau berperan penting dalam sistem hemostatis dalamtubuh.
c. Leukosit (Sel darah putih)
Sebanyak 0,2% darah mengandung Leukosit. Leukosit bertanggung
jawab terhadap imunitas atau pertahanan tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing maupun mikroorganisme.
Leukosit terdiri dari neutrophil, eosinophil, basophil, limfosit dan monosit.
Penyakit yang sering terjadi pada penderita kelebihan leukosit disebut
leukimia, sedangkan orang yang menderita kekurangan leukosit disebut
leukopenia (Sari, 2021).
2.2.2 Golongan Darah
Golongan darah merupakan sistem pengelompokkan darah yang
didasarkan pada jenis antigen yang dimilikinya. Antigen dapat berupa
karbohidrat dan protein (Nadia, 2010). Dua jenis penggolongan darah yang
paling penting adalah penggolongan AB. Di dunia ini sebenarnya dikenal
sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO, hanya saja lebih jarang dijumpai.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi
yang terkandung dalam darahnya (Kliksma, 2015).
Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen
dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, yaitu golongan darah A memiliki
sel darah merah dengan antigen A dipermukaan eritrositnya dan menghasilkan
antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Golongan darah B
memiliki antigen B di permukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen A dalam serum darahnya. Golongan darah AB memiliki sel
darah merah dengan antigen A dan B di permukaan eritrositnya serta tidak
menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun antigen B dalam serum
darahnya (Nadia, 2010).
Sedangkan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tetapi
dalam serumnya terdapat antibodi terhadap antigen A dan B (Nadia et al, 2010).
Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan
darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat
menerima darah dari sesama O-negatif (Wahyu, 2009).
Sistem penggolongan darah yang paling dikenal dan penting secara
medis adalah kelompok darah ABO (Palomar, 2016). Ada empat tipe
golongan darah dalam kelompok darah ABO, yaitu: A, B, AB dan O. Sistem
pengujian untuk menentukan golongan darah dengan sistem ABO dilakukan
berdasarkan proses aglutinasi/non-aglutinasi sel darah merah oleh antisera yang
terdiri dari anti A, B, dan AB (Paj89, 2015).
7

Selama ini mungkin sekedar mengetahui golongan darah, namun tak


paham apa maksud dan tujuan dalam mengetahuinya. Mengetahui golongan
darah memiliki beberapa manfaat, antara lain:
a) Keperluan transfusi darah
Transfusi darah ialah memasukkan darah ke dalam tubuh, bukan melalui
usus tetapi terus ke saluran darah balik (pembuluh darah vena).
b) Medical forensic
Klasifikasi golongan darah juga dapat digunakan untuk menyelidiki
kasus hukum (Mujtahida, 2021).

2.2.3 Fungsi Darah


Apabila manusia kekurangan darah maka akan mudah terserang penyakit.
Bisa dipastikan tanpa darah, oksigen dan sari makanan akan sulit untuk
dihantarkan dengan baik ke seluruh tubuh. Biasanya akan mengkibatkan tubuh
menjadi lemas karena. Begitu pentingnya fungsi darah pada tubuh manusia
karena terdapat beberapa komponen sel darah yang membantu fungsi darah itu
sendiri (Pangesthi, 2019). Secara umum fungsi darah sebagai berikut:
1. Menutup luka dan mencegah infeksi.
2. Mengatur dan mengontrol temperatur suhu tubuh agar stabil.
3. Mengatur distribusi hormon.
4. Mengatur tekanan darah.
5. Mengedarkan oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh.
6. Membawa CO2 dari jaringan tubuh ke paru-paru.
7. Mengedarkan sari makanan dari tubuh.
8. Mengangkut sisa metabolisme ke alat-alat pembuangan.
9. Sel-sel darah putih menghasilkan zat antibodi untuk menjaga
kekebalan tubuh dari serangan penyakit.
10. Mengatur tekanan osmotic dan kadar air tetap stabil.
11. Mengatur keseimbangan ion-ion.

2.2.4 Struktur Darah


Di pusat molekul terdapat cincin heterosiklik, yang disebut porfirin, yang
mengandung atom besi; atom besi ini adalah tempat ikatan oksigen. Porfirin
yang mengandung besi disebut heme. Nama hemoglobin adalah kombinasi
dariheme dan globin. Globin adalah istilah umum untuk protein globular. Ada
beberapa protein yang mengandung heme, dan hemoglobin adalah yang paling
terkenal dan paling banyak dipelajari (Satekso, 2019).
Pada orang dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung empat
subunit protein), masing-masing terdiri dari dua subunit alfa dan beta non-
kovalen. Subunit secara struktural serupa dan berukuran hampir sama. Berat
molekul setiap subunit adalah sekitar 16.000 dalton, dan berat molekul total
tetramer adalah sekitar 64.000 dalton. Karena setiap subunit hemoglobin
8
mengandung satu heme, hemoglobin keseluruhan memiliki kapasitas
empat molekul oksigen (Satekso, 2019).

2.2.5 Golongan dan Tipe Darah


Berdasarkan sistem ABO, golongan darah manusia dibagi menjadi empat
jenis, yaitu tipe A, tipe B, tipe AB, dan tipe O. Perbedaannya ditentukan oleh
jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darah. Molekul protein yang
ditentukan secara genetik yang disebut antigen muncul di permukaan
membran sel darah merah. Antigen tipe A dan B ini bereaksi dengan antibodi
pasangannya. Karena interaksi antibodi dengan antigen menyebabkan
aglutinasi (penggumpalan) sel darah merah, antigen disebut aglutinogen dan
antibodi yang sesuai disebut aglutinin (Adrian, 2017)
Sistem klasifikasi golongan darah ABO didasarkan pada ada tidaknya
gelatin (antigen tipe A dan tipe B) yang terdapat pada permukaan eritrosit dan
agregat (antibodi), serta antigen anti-A dan B yang terdapat dalam plasma
darah (Adrian, 2017). Berikut ini adalah pengelompokan golongan darah
menggunakan sistem ABO:
a) Golongan darah A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti-B.
b) Golongan darah B mengandung aglutinogen tipe B dan aglutinin anti-A.
c) Golongan darah AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B, tetapi
tidak mengandung aglutinin anti-A dan anti-B.
d) Golongan darah O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung
aglutinin anti-A dan anti-B.
Untuk mengetahui hasil sampel darah dapat dilihat pada Gambar 2.1
dibawah ini.

Gambar 2.1 Sampel darah


(sumber : Ikhsan, 2014)

Metode paling sederhana dan paling umum digunakan untuk


mengidentifikasi golongan darah adalah teknik slide, dimana dua sampel darah
yang sama terlihat pada slide, satu sampel diberi antigen serum A dan yang
lainnya diberi antigen B (Oktari, 2016).
9

Berikut ini adalah penentuan golongan darah ABO dengan menggunakan


metode slide:
1. Bila dilihat melalui mikroskop, darah yang bereaksi dengan antigen
serum A tampak menggumpal. Golongan darah ini ditentukan menjadi
golongan darah A
2. Golongan-golongan darah ini diidentifikasi sebagai golongan darah B
ketika menggumpal melawan antigen B.
3. Ketika menggumpal terhadap antigen A dan B, golongan darah
diidentifikasi sebagai golongan darah AB.
4. Darah ini diidentifikasi sebagai darah tipe O ketika larut dalam antigen A
dan B.
Untuk mengetahui keluaran tegangan sensor berdasarkan gelombangdarah
maka dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Keluaran tegangan sensor berdasarkan gelombang darah


Golongan Sensor A Sensor B Sensor C
darah (Volt) (Volt) (Volt)
A- 1 - 1,85 1,85 - 2,5 1,85 - 2,5
A+ 1 - 1,85 1,85 - 2,5 1 - 1,85
B- 1,85 - 2,5 1 - 1,85 1,85 - 2,5
B+ 1,85 - 2,5 1 - 1,85 1 - 1,85
AB - 1 - 1,85 1 - 1,85 1,85 - 2,5
AB + 1 - 1,85 1 - 1,85 1 - 1,85
O- 1,85 - 2,5 1,85 - 2,5 1,85 - 2,5
O+ 1,85 - 2,5 1,85 - 2,5 1 - 1,85

Berdasarkan Tabel 2.1 menunjukan bahwa nilai tegangan pada saat


menggumpal berkisar antara 1-1,85 volt, sedangkan nilai tegangan pada saat
mencair berkisar antara 1,85-2,5 volt, sehingga tegangan referensi berdasarkan
sampel darah antara menggumpal dan mencair yaitu sebesar 1,85 volt.

2.2.6 Serum Darah


Serum merupakan sejumlah darah yang tertampung di tabung atau wadah,
jika dibiarkan selama 15 menit akan mengalami proses pemisahan atau
pembekuan akibat terperasnya cairan dari dalam bekuan, selanjutnya
disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 5-10 menit. Lapisan jernih
kuning muda di bagian atas merupakan serum, dalam proses bekuan darah
fibriogen diubah menjadi fibrin, maka serum sudah tidak mengandung
10

fibrinogen, tetapi masih mengandung zat-zat lain yang masih di dalamnya


(Kee, 2007).

2.2.7 Alat Uji Golongan Darah Sistem ABO


Alat uji golongan darah adalah alat kesehatan yang digunakan untuk
mengurangi risiko kesalahan membaca yang disebabkan oleh faktor kesalahan
manusia, termasuk kesalahan membaca, karena mendeteksi golongan darah
secara elektronik dan hanya mengandalkan penglihatan.
Prinsip kerja alat ini adalah membedakan dua kondisi darah dengan
menggunakan dua sensor yaitu koagulasi dan pelarutan antiserum A dan
antiserum B, membandingkan dua sampel darah yang sama, dan memberikan
masing-masing antiserum A dan antiserum B. Rangkaian komparator
membandingkan pembacaan kedua sensor, dan hasil perbandingan tersebut
diproses oleh IC mikrokontroler dan ditampilkan pada rangkaian display.

2.2.8 Sensor Infrared FC-51


Modul sensor infrared FC-51 merupakan suatu rangkaian yang
digunakan untuk mendeteksi sinar inframerah pada area kerjanya. Dalam
rangkaian sensor infrared FC-51 ini terdapat dua buah komponen infrared
yaitu pemancar infrared (IR Transmitter) dan penerima infrared (IR Receiver).
Pemancar infrared merupakan sebuah Photodioda yang dapat memancarkan
sinar infrared, sedangkan penerima infrared merupakan sebuah dioda
khususyang berfungsi sebagai penerima sinar inframerah (Wahyudi, 2014).
Bagian-bagian sensor infrared FC-51 terlihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Bagian-bagian sensor infrared FC-51


(sumber : Wahyudi, 2014)

Pada saat sumber tegangan dihubungkan ke VCC dan GND, maka lampu
indikator modul akan hidup (ON). Cara kerja dari sensor infrared FC-51 ini
seperti pada Gambar 2.3 yaitu dengan memancarkan sinar inframerah melalui
dioda pemancar inframerah. Jika tidak ada benda yang ada di wilayah
pancaran inframerah, maka tidak ada media yang dapat memantulkan sinar
inframerah tersebut. Penerima inframerah tidak akan mendeteksi apapun. Pada
11
keadaan ini, LED indikator sinyal akan mati (OFF) dan sinyal keluaran akan
berlogika HIGH (5 V). Jika ada benda yang ada di wilayah pancaran
inframerah dioda tersebut, maka sinar inframerah tersebut akan dipantulkan
kembali. Pantulan sinar inframerah ini akan dideteksi oleh Photodioda dan
akan diproses oleh IC LM393. Pada keadaan sepeti ini, LED indikator sinyal
akan hidup (ON) dan sinyal keluaran akan berlogika LOW (0 V).
Jarak benda yang dideteksi bisa disesuaikan dengan cara memutar
potensio (pengatur jarak) agar dapat mendeteksi benda dengan jarak antara 2
cm hingga 15 cm. Sensor infrared FC-51 ini bekerja dengan tegangan 5 volt
DC (Wahyudi, 2014).

Gambar 2.3 Cara kerja sensor infrared


(sumber : STTS, 2023)

2.2.9 Photodioda sebagai Sensor


Photodioda adalah komponen elektronik dari keluarga dioda yang dapat
digunakan untuk mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda
biasa, photodioda ini dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik. Photodioda
merupakan komponen elektronik aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor
dan termasuk suatu jenis dioda yang resistansinya dapat berubah-ubah jika
terdapat intensitas cahaya yang jatuh mengenai dioda tersebut seperti pada
Gambar 2.4. (Hidayatullah, 2020)

Gambar 2.4 Bentuk dan simbol Photodioda


(sumber: Hidayatullah, 2020 )
12

Dalam keadaan gelap (intensitas cahaya rendah) resistansi Photodioda


menjadi sangat besar sehingga tidak ada arus yang mengalir, sebaliknya
semakin banyak cahaya yang jatuh (intensitas cahaya tinggi) mengenai maka
arus yang mengalir akan sangat besar. Cahaya yang dapat dideteksi oleh
Photodioda diantaranya seperti cahaya matahari, cahaya tampak, sinar
inframerah, sinar ultra-violet hingga sinar X. Pendeteksi cahaya pada
Photodioda ini yaitu berupa lensa dan filter optik yang terpasang pada
permukaan Photodioda itu sendiri. Seperti dioda biasa pada umumnya,
Photodioda juga terdiri dua buah kaki terminal yaitu kaki terminal Katoda dan
kaki terminal Anoda. Secara fungsi, Photodioda memiliki fungsi yang hampir
sama dengan LDR (Light Dependent Resistor).
Photodioda tergolong kepada jenis sensor cahaya karena mampu
mengubah cahaya menjadi arus listrik dan Photodioda sendiri terbuat dari
bahan semikonduktor. Bahan semikonduktor yang digunakan dalam
pembuatan dioda biasanya seperti Silicon (Si), Gallium Arsenide (GaAs),
Germanium (Ge), Indium Arsenide (InAs), dan Timah Sulfide (PbS). Bahan-
bahan semikonduktor tersebut dapat menyerap cahaya melalui karakteristik
jangkauan panjang gelombang, misalnya 250 nm hingga 800 nm untuk Silicon,
900 nm hingga 1300 nm untuk Germanium dan 1400 hingga 1700 nm untuk
Indium Arsenide (Hidayatullah, 2020).

2.2.10 Arduino Uno


Arduino adalah sebuah minimum sistem mikrokontroler bersifat open-
source yang banyak digunakan untuk membagun sebuah project elektronika.
Platform Arduino berisi dua yaitu perangkat keras berupa board dan sebuah
perangkat lunak atau IDE (Integrated Development Environment) yang
berjalan pada komputer,digunakan untuk menulis dan mengisikan perogram ke
board Arduino (Artanto, 2012). Di bawah ini merupakan gambar dari Arduino
Uno yang dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Arduino Uno


(sumber : Bluino, 2019)
13

Dari Gambar 2.6 terlihat bahwa pada board Arduino Uno memiliki
beberapa bagian, yaitu :
a. Power (USB/Barrel Jack)
Semua Arduino terhubung ke sumber listrik. Arduino Uno dapat
diaktifkan melalui USB, dan dapat berasal dari komputer, bank daya, atau
dari catu daya melalui barrel jack. Koneksi USB juga memungkinkan
jalur pemrograman ke papan Arduino. Penggunaan tegangan catu daya
pada Arduino tidak boleh lebih dari 20 volt karena dapat merusak board
Arduino yang disebabkan overpower (kelebihan daya). Tegangan yang
dapat ditangani oleh sebagian besar papan Arduino adalah antara 7 dan 12
volt.
b. Pin Arduino
Pin Arduino adalah tempat untuk menghubungkan kabel antara pin
Arduino dengan perangkat lain. Untuk menghubungkan Arduino ke
breadboard, kabel jumper dimasukkan ke setiap ujung breadboard,
kemudian ke lubang pin pada Arduino. Terdapat sejumlah pin pada
Arduino dengan fungsi yang berbeda-beda, masing-masing pin telah
diberi label sesuai dengan nama dan fungsinya pada PCB. Pin pada
Arduino seperti pin power 5V atau 3.3V, GND, pin Analog, pin Digital,
pin PWM, pin AREF, dll.
c. GND
GND merupakan singkatan dari ground dan merupakan salah satu pin
pada Arduino. Setiap pin ground memiliki perannya sendiri, tetapi
semuanya dapat digunakan.
d. Pin 5V & 3.3V
Pin 5V memberikan supply tegangan 5 volt, dan pin 3.3V memberikan
supply tegangan 3.3 volt. Kebanyakan Arduino berfungsi pada tegangan
5 volt atau 3.3 volt.
e. Pin Analog
Pin di bagian bawah pin berlabel 'Analog In' (A0 hingga A5) pada
Arduino Uno adalah pin input analog. Pin ini dapat mengubah sinyal
analog menjadi sinyal digital yang dapat kita baca.
f. Pin PWM
Arduino Uno memiliki beberapa pin digital (3, 5, 6, 7, 9, 10, dan 11) di
mana dapat melihat simbol (~). Pin ini seperti pin digital, tetapi juga
dapat digunakan untuk mengeluarkan tegangan analog. (Arduino, 2023)
14

2.2.11 Liquid Crystal Display (LCD) 20x4


Penampil data Liquid Crystal Display (LCD) 20x4 seperti pada Gambar
2.7 merupakan komponen elektronika, mempunyai fungsi sebagai penampil
karakter, angka, huruf bahkan grafik. CMOS logic adalah salah satu teknologi
yang digunakan dalam membuat LCD, dimana teknologi ini memantulkan
cahaya yang ada pada sekelilingnya dan tidak menghasilkan cahaya (back-lit).
Beberapa campuran organik yang berada pada lapisan kaca bening dan
elektroda yang transparan berbentuk sevent segment merupakan komponen
dasar dalam pembuatan LCD. Saat ditrigger tegangan, maka elektroda aktif
dengan medan listrik dan molekul-molekul organik yang beebentuk panjang
dan silindris secara otomatis menyesuaikan dengan elektroda pada sevent
segment. (Kho, 2018)

Gambar 2.7 Bentuk fisik LCD (Liquid Cristal Display) 20x4


(sumber : grabcad, 2023)

Pada sistem pencahayaan, terdapat lapisan sandwich yang memiliki


polaris cahaya dengan bentuk vertikal depan dan polaris cahaya horizontal,
dan terdapat juga lapisan reflektor yang mengikuti. Pada saat membentuk
sebuah karakter diinginkan, maka gelombang cahaya yang dipantulkan
tidakdapat menembus lapisan molekul yang sudah menyesuaikan serta
segmen yang aktif terlihat gelap (Lcd, 2023).
LCD 20x4 memiliki pin dengan fungsi yang berbeda-beda. Berikut
fungsi pin pada LCD 20x4 :
 DB7 – DB0 → jalur bus data, berfungsi sebagai jalur komuikasi untuk
mengirim (transmitter) dan menerima (receiver) data dari mikrokontroler
ke LCD.
 RS → berfungsi sebagai selector register (register select), memberi
logika high (1) untuk register data serta logika 0 (low) sebagai register
perintah.
 R/W → mempunyai fungsi untuk menetapkan mode tulis atau baca dari
data yang ada pada DB7–DB0. Pemberian mode baca ini dengan logika 1
(high) untuk mode write dan 0 (low) untuk fungsi read.
 Enable (E) → mempunyai fungsi sebagai enable-clock (EC), logika 1
setiap kali pembacaan serta pengiriman informasi/data.
15

dapat menembus lapisan molekul yang sudah menyesuaikan serta segmen


yang aktif terlihat gelap (Lcd, 2023).
LCD 20x4 memiliki pin dengan fungsi yang berbeda-beda. Berikut
fungsi pin pada LCD 20x4 :
 DB7 – DB0 → jalur bus data, berfungsi sebagai jalur komuikasi untuk
mengirim (transmitter) dan menerima (receiver) data dari mikrokontroler
ke LCD.
 RS → berfungsi sebagai selector register (register select), memberi
logika high (1) untuk register data serta logika 0 (low) sebagai register
perintah.
 R/W → mempunyai fungsi untuk menetapkan mode tulis atau baca dari
data yang ada pada DB7–DB0. Pemberian mode baca ini dengan logika 1
(high) untuk mode write dan 0 (low) untuk fungsi read.
 Enable (E) → mempunyai fungsi sebagai enable-clock (EC), logika 1
setiap kali pembacaan serta pengiriman informasi/data.

2.2.12 I2C LCD


I2C LCD merupakan jenis modul LCD yang dikendalikan dengan
protokol I2C/IIC (Inter Integrated Circuit) atau TWI (Two Wire Interface).
Biasanya, modul LCD memiliki jalur data dan kontrol yang melewatinya.
Namun, garis paralel akan memakan lebih banyak daripada pin di sisi
pengontrol (mis. Arduino, Android, komputer, dll.). Ini memerlukan
setidaknya enam atau tujuh pin untuk mengontrol modul LCD. Untuk
pengontrol yang menangani banyak I/O, menggunakan jalur I/O paralel
bukanlah solusi terbaik. (Agus, 2021)
Pada board Arduino Uno, port I2C terletak pada pin A4 dan A5. Ingatlah
untuk menghubungkan jalur kabel ground antara Arduino dan perangkat klien
I2C. Dapat dilakukan secara manual, tetapi jika tidak ingin repot, dapat
dilakukan dengan mudah menggunakan library LiquidCrystal_I2C.h.
Selanjutnya library ini akan digunakan untuk mengubah garis paralel LCD
menjadi garis serial. (Agus, 2021)

2.2.13 Printer Thermal


Printer thermal adalah printer yang memanfaatkan panas untuk
menghasilkan tulisan atau gambar di atas kertas. Proses pencetakan dari printer
thermal ini menggunakan gulungan kertas. Dimana proses kerjanya mengambil
gulungan kertas tersebut kemudian berubah menjadi gelap saat dipanaskan, jadi
tidak memerlukan tinta atau toner seperti jenis printer lainnya sehingga
menghemat biaya maintenance, selain itu printer ini juga tidak menimbulkan
suara yang berisik dibandingkan dengan printer Domatrix ataupun Inkjet
(Walters, 2004).
16
dipanaskan, jadi tidak memerlukan tinta atau toner seperti jenis printer lainnya
sehingga menghemat biaya maintenance, selain itu printer ini juga tidak
menimbulkan suara yang berisik dibandingkan dengan printer Domatrix
ataupun Inkjet. (Walters, 2004)
Printer thermal atau yang biasa disebut dengan printer POS ini
umumnya mampu mencetak dalam warna hitam, namun terkadang juga bisa
mencetak berwarna. Printer thermal tidak membutuhkan tinta atau toner, tidak
seperti jenis printer lainnya tetapi sangat tergantung pada kertas thermal dalam
hasil mencetaknya (Walters, 2004). Gambar Printer thermal dapat dilihat pada
Gambar 2.8 dibawah ini.

Gambar 2.8 Thermal transfer printer


(sumber : joom.com)
2.2.14 Keypad
Keypad 4x4 seperti Gambar 2.9 adalah bagian penting dari suatu
perangkat elektronika yang membutuhkan interaksi manusia. Keypad
berfungsi sebagai interface antara perangkat (mesin) elektronik dengan
manusia atau dikenal dengan istilah HMI (Human Machine Interface). Matriks
keypad 4×4 pada merupakan salah satu contoh keypad yang dapat digunakan
untuk berkomunikasi antara manusia dengan mikrokontroler. Matriks keypad
4×4 memiliki konstruksi atau susunan yang simpel dan hemat dalam
penggunaan port mikrokontroler. Konfigurasi keypad dengan susunan bentuk
matriks ini bertujuan untuk penghematan port mikrokontroler karena jumlah
key (tombol) yang dibutuhkan banyak pada suatu sistem dengan
mikrokontroler (Avi, 2014).

Gambar 2.9 Bentuk dan simbol keypad


(sumber : tokopedia.com)
17

2.3 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran yaitu suatu diagram yang memaparkan secara garis
besar alur logika berjalannya pada sebuah penelitian. Di bawah ini merupakan
kerangka pemikiran rancangan bangun alat tes golongan darah dapat dilihat
pada Gambar 2.12.

Latar Belakang
 Alat pendeteksi Golongan Darah (Blood Detector) adalah suatu alat elektronik
yang digunakan untuk mendeteksi golongan darah manusia.
 Pada penelitian sebelumnya hanya menentukan hasil golongan darah
menggunakan metode transmitan sehingga penulis mengubah menjadi metode
reflektan untuk meningkatkan efektivitas kerja dan pembacaan pada sampel.

Rumusan Masalah
 Bagaimana cara membuat atau merancang alat pendeteksi golongan darah ABO
dengan metode reflektan?
 Bagaimana cara mengetahui hasil dari alat pendeteksi golongan darah ABO
dengan metode reflektan menggunakan uji fungsi?

Tujuan Penelitian
 Merancang dan membuat alat pendeteksi golongan darah ABO dengan metode
reflektan.
 Mengetahui hasil pengukuran dari alat pendeteksi golongan darah ABO dengan
metode reflektan dengan uji fungsi tersebut.

Manfaat Penelitian
 Mempermudah seseorang dalam melakukan pengecekan darah.
 Memberikan kemudahan seseorang dalam membaca hasil tes golongan darah
ABO dengan cepat dan akurat

Hasil Penelitian
Diharapkan merancang alat tes golongan darah ABO dengan metode reflektan dapat
membantu dan mempermudah seseorang untuk mengetahui golongan darah

kesimpulan
Gambar 2.12 Kerangka pemikiran
BAB III
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian terapan.
Penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan teori terapan untuk
memecahkan masalah yang sebenarnya (Abdhul, 2022). Setelah menggunakan
pengetahuan untuk memecahkan suatu masalah, penelitian tersebut menjadi
penelitian terapan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat dan waktu penelitian Januari - Mei 2023. Dalam melakukan
penelitian pembuatan alat pendeteksi golongan darah ABO dengan metode
reflektan, penulis melakukan penelitian di Laboratorium Elektronika Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Semarang.

3.3 Alat dan Bahan


Dalam kegiatan penelitian rancang bangun alat, penulis menggunakan
alat dan bahan yang ditunjukan pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2. Dimana, pada
Tabel 3.1 menujukkan peralatan yang digunakan dalam penelitian dan pada
Tabel 3.2 menunjukkan bahan atau komponen yang digunakan.

Tabel 3.1 Peralatan yang digunakan dalam penelitian


No Jenis Peralatan Jumlah
1. Toolset 1 buah
2. Multimeter 1 buah
3. Solder 1 buah
4. Lem Tembak 1 buah

Tabel 3.2 Bahan atau komponen yang digunakan


No Komponen Jumlah
1. Arduino Uno 1 buah
2. Photodioda 3 buah
3. Infrared 3 buah
4. LCD 1 buah

18
19

Tabel 3.2 Bahan atau komponen yang digunakan (lanjutan)


No Komponen Jumlah
5. Box 3d Printing 1 buah
6. Kabel Secukupnya
7. Printer Thermal 1 buah
8. Keypad 1 buah
9. Trafo 1 buah
10. Adaptor 1 buah

3.4 Tahapan Penelitian


Flowchart atau diagram alir digunakan untuk mempermudah pembaca
memahami metode penelitian (LEOO, 2013). Berikut ini merupakan
flowchart penelitian yang dibuat oleh penulis dalam melakukan penelitian
dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Flowchart tahapan penelitian


20

Dari Gambar 3.1 menunjukkan jika pada flowchart penelitian terdapat


beberapa tahap. Tahap penelitian dilakukan dengan metode sebagai berikut:
1. Mulai
2. Penelitian dimulai sesuai jadwal dan rencana yang telah ditentukan.
3. Observasi
4. Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara
mengamati atau meninjau secara cermat serta membaca dan mempelajari
jurnal, artikel internet dan informasi lainnya sebagai bahan tinjauan
pustaka yang berkaitan dengan pembuatan alat ini.
5. Perancangan Sistem
6. Merancang sistem yang baik, yang isinya langkah-langkah dalam proses
pengolahan data dan prosedur untuk mengoperasikan sistem.
7. Pengumpulan Data
8. Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data atau informasi serta fakta pendukung
yang ada di lapangan untuk keperluan penelitian. Teknik pengumpulan
data tentu sangat ditentukan oleh metodologi penelitian yang diambil
atau dipilih oleh peneliti.
9. Analisis Data
10. Analisis data adalah pengolahan data keseluruhan apakah sudah sesuai
dengan yang direncanakan. Setelah analisis data kemudian data
disesuaikan, jika sudah sesuai maka dilanjutkan membuat Karya Tulis
Ilmiah, jika belum selesai kembali kepembuatan alat.
11. Kesimpulan
12. Karya Tulis Ilmiah dibuat untuk menjelaskan penelitian mengenai proses
pembuatan dan kendala dalam pembuatan rancangan alat ini.
13. Selesai
14. Akhir dari penelitian yang dilakukan.
21

3.5 Tahapan Pembuatan Alat


Tahapan pembuatan alat merupakan metode atau langkah-langkah yang
dilakukan pada proses pembuatan alat. Berikut ini merupakan flowchart
pembuatan alat yang dibuat oleh penulis pada Gambar 3.2.

Tidak

Ya

Gambar 3.2 Flowchart proses pembuatan alat


22

Keterangan flowchart:
1. Mulai
Penelitian dimulai sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2. Proses perancangan desain alat
Menyiapkan atau membuat desain perencanaan alat nantinya, seperti
sistem kerja alat tersebut.
3. Perancangan rangkaian
Pada tahap ini sudah mulai melakukan perakitan alat sesuai dengan
rancangan awal dengan memperhatikan segala komponen pendukung
dalam perakitan ini agar mendapat hasil sesuai rancangan.
4. Pengujian alat
Pada tahap ini alat yang telah selesai dibuat akan dilakukan uji fungsi
alat apakah fungsi kerja sistemnya sudah sesuai dengan semestinya.
5. Pengambilan data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi serta fakta pendukung yang ada di
lapangan untuk keperluan penelitian. Teknik pengumpulan data tentu
sangat ditentukan oleh metodologi penelitian yang diambil atau dipilih.
6. Pembuatan KTI (Karya Tulis Ilmiah)
Karya Tulis Ilmiah dibuat untuk menjelaskan penelitian mengenai proses
pembuatan dan kendala dalam pembuatan rancangan alat ini.
7. Selesai
Akhir dari penelitian yang dilakukan.

3.6 Blok Diagram


Blok diagram adalah sebuah diagram berbentuk kotak (blok) yang
digunakan untuk menjelaskan suatu proses kerja pada ilmu engineering
(Setiawan, 2021). Berikut Gambar 3.3 merupakan blok diagram alat
pendeteksi golongan darah ABO dengan metode reflektan:
23

Gambar 3.3 Blok diagram

Cara Kerja Blok Diagram


Catu daya membutuhkan tegangan 220 VAC selanjutnya catu daya akan
mengubah dan menghasilkan tegangan keluaran yaitu +12 Volt DC, GND ke
rangkaian printer thermal, dan +5 Volt DC, GND ke rangkaian Sensor Anti-
A, Anti -B, Anti -D, Arduino, Photodioda, rangkaian Push Button dan juga
display pada alat uji golongan darah ini. Cara kerja alat tersebut dikendalikan
oleh mikrokontroler. Pada saat alat dinyalakan dimulai dengan menekan
tombol power untuk menghidupkan alat lalu masukkan sampel darahyang akan
diuji. Setelah sampel darah dimasukkan ke kertas golongan darah selanjutnya
sampel akan ditetesi reagen yaitu Anti-A, Anti-B, dan Anti-D kemudian
mikrokontroler akan memerintahkan sensor untuk membaca sampel dari 3
sampel darah. Hasil di dapatkan dengan membandingkan darah yang telah di
tetesi reagen. Lalu hasil golongan darah akan ditampilkan pada tampilan LCD
dan diberi identitas pengguna menggunakan keypad. Selanjutnya hasil dapat
dicetak dengan menggunakan printer thermal.

3.7 Desain Mekanis Alat


Desain mekanis alat adalah suatu gambaran atau rancangan awal dalam
pembuatan suatu alat. Berikut ini Gambar 3.4 adalah desain bagian box
mekanis alat pendeteksi golongan darah ABO atau yang menjadi wadah
rangkaian alat pendeteksi golongan darah.
24

Gambar 3.4 Desain 3D box

Berikut Gambar 3.5 merupakan desain tabung sensor, yaitu 3 tabung


menjadi wadah atau penutup untuk 3 sensor Photodioda dan Inframerah.

Gambar 3.5 Desain tabung sensor 3D box

Berikut Gambar 3.6 merupakan desain tutup box, yaitu menjadi


penutup wadah box dimana juga menjadi tempat LCD, thermal printer dan
keypad.

Gambar 3.6 Desain 3D tutup box


25

3.8 Prosedur Pengoperasian Alat


Berikut adalah prosedur pengoperasian alat pendeteksi golongan darah
ABO dengan metode reflektan :
1. Siapkan 3 sampel darah dan letakkan tiap sampel darah pada kertas
golongan darah sesuai kotak yang tersedia.
2. Sampel pertama campurkan dengan reagen anti-A.
3. Sampel kedua campurkan dengan reagen anti-B.
4. Sampel ketiga campurkan dengan reagen anti-D.
5. Aduk masing-masing sampel dengan menggunakan pengaduk yang
berbeda.
6. Sambungkan adaptor ke sumber tegangan PLN.
7. Tekan tombol power ON/OFF pada posisi ON.
8. Masukkan kertas yang sudah berisi 3 sampel darah pada tempat
pengujian sampel.
9. Tekan A untuk memasukan ID pengguna (# = Menulis huruf
selanjutnya,* = Enter, D = Mengubah huruf sebelumnya).
10. Cara penggunaan keypad yang telah menggunakan sistem mapping, yaitu
dengan ditekan sesuai keyword yang telah ditentukan. Contohnya jika
ingin menekan huruf C maka tekan lama keypad angka 1 sampai huruf C
muncul. Keyword huruf pada keypad, yaitu:
Angka 1 = A,B,C Angka 6 = P,Q,R
Angka 2 = D,E,F Angka 7 = S,T,U
Angka 3 = G,H,I Angka 8 = V,W,X
Angka 5 = J,K,L Angka 9 = Y,Z,.
11. Tekan B untuk memulai testing blood (* = Enter).
12. Tekan D untuk memastikan data sudah benar. (# = Back).
13. Tekan C untuk print hasil data.
14. Saat di menu tekan # untuk menghapus data pengguna atau reset (* =
Yes, # Back).
12. Setelah alat tidak digunakan dapat dimatikan dengan menekan tombol
ON/OFF pada posisi OFF.
13. Cabut kabel adaptor dari sumber tegangan PLN.
14. Selesai.
26
3.9 Flowchart Software Alat

T T T T
A=+ A=- A=+ A=-
B=- B=+ B=+ B=-

Y Y Y Y

Tampilan Hasil

Mencetak Hasil

Selesai

Gambar 3.7 Flowchart software alat

Dari Gambar 3.7 menunjukkan flowchart software alat dimana tahap


pertama adalah dengan meletakkan sampel darah pada kertas golongan darah
lalu berikan antisera sesuai dengan yang ada (antisera A, antisera B dan
antisera D (Rhesus)) pada kertas golongan darah. Pada saat modul dihidupkan
maka seluruh rangkaian akan mendapatkan sumber tegangan. Sebelum
mengerjakan program, mikrokontroler akan terlebih dahulu melakukan
inisialisasi ke LCD. Setelah melakukan inisialisasi LCD, Arduino akan
memberi perintah untuk menekan tombol START untuk memulai proses yang
akan ditampilkan di LCD.
Setelah tombol START ditekan maka proses pertama yaitu Arduino
memberi perintah pembacaan data oleh ketiga sensor terlebih dahulu, data yang
diperolehkemudian akan diolah oleh Arduino untuk ditentukan jenis golongan
darah apa yang sesuai dengan data yang dikirim dari sensor. Hasil yang
diperoleh dari kedua pembacaan sensor akan ditampilkan pada display
27
yang berupa LCD. Setelah mendapatkan hasil bisa melakukan print hasil
dengan printer thermal. Setelah selesai tekan tombol reset, maka alat akan
berada di keadaan awal.

3.10 Rancangan Software Pembacaan Deteksi Golongan Darah&Keypad:


Sofware ini berfungsi untuk pembacaan jenis golongan darah A, B dan O
beserta rhesus. Berikut ini listing utama program deteksi golongan darah :

//program golongan
void read_photodioda1()
{
sum = 0 ;
for ( int i = 0 ; i <num_Measure; i++)
{
dummy = analogRead (A0);
sum =sum + dummy;
delay(10);
}
photo1=sum;
photo1 /=num_Measure;
photo1 *=5;
photo1 /=1023;

// delay(100);
}

void read_photodioda2()
{
sum = 0 ;
for ( int i = 0 ; i <num_Measure; i++)
{
dummy = analogRead (A1);
sum =sum + dummy;
delay(10);
}
photo2=sum;
photo2 /=num_Measure;
photo2 *=5;
photo2 /=1023;
//delay(100);
}
void read_photodioda3()
28
{
sum = 0 ;
for ( int i = 0 ; i <num_Measure; i++)
{
dummy = analogRead (A2);
sum =sum + dummy;
delay(10);
}
photo3=sum;
photo3 /=num_Measure;
photo3 *=5;
photo3 /=1023;//dlm volt
}
//pembacaan sensor
read_photodioda1();
scan_keypad(0);
if (customKey=='*') goto exit_test;
delay(50);
scan_keypad(0);
if (customKey=='*') goto exit_test;
read_photodioda2();
scan_keypad(0);
if (customKey=='*') goto exit_test;
delay(50);
scan_keypad(0);
if (customKey=='*') goto exit_test;
read_photodioda3();
scan_keypad(0);
if (customKey=='*') goto exit_test;

//pembacaan photodioda 3 (rhesus)


//Serial.print("Photodioda3 := ");
//Serial.println(lcd_buff);
if (photo3<batas_ukur)
{
if (photo1>batas_ukur && photo2>batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);

sprintf(gol,"O+ ");
lcd.print(gol);
}
else
if (photo1<batas_ukur && photo2>batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);
29

sprintf(gol,"A+ ");
lcd.print(gol);
}
else
if (photo1>batas_ukur && photo2<batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);

sprintf(gol,"B+ ");
lcd.print(gol);
}
else
if (photo1<batas_ukur && photo2<batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);
lcd.print("AB+");
sprintf(gol,"AB+");
}
}
else
{
if (photo1>batas_ukur && photo2>batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);

sprintf(gol,"O- ");
lcd.print(gol);
}
else
if (photo1<batas_ukur && photo2>batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);

sprintf(gol,"A- ");
lcd.print(gol);
}
else
if (photo1>batas_ukur && photo2<batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);

sprintf(gol,"B- ");

lcd.print(gol);
}
30

else
if (photo1<batas_ukur && photo2<batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);
lcd.print("AB-");
sprintf(gol,"AB-");
}

3.11 Rancangan Software Keypad


Software ini berfungsi untuk mengirimkan perintah dari setiap angka,
huruf, dan simbol yang diketikkan lalu kemudian menyampaikannya ke CPU
(central prossesing unit) sesuai dengan perintah yang penulis harapkan.
Berikut ini listing program utama untuk keypad :
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include <TimerOne.h>
#include "Adafruit_Thermal.h"
#include "SoftwareSerial.h"

#define TX_PIN 3 // Arduino transmit YELLOW WIRE labeled RX on


printer
#define RX_PIN 2 // Arduino receive GREEN WIRE labeled TX on
printer

#define sound_pin A0

#define baris1 4
#define baris2 5
#define baris3 6
#define baris4 7

#define kolom1 8
#define kolom2 9
#define kolom3 10
#define kolom4 11
#define batas_ukur 1.85

const byte ROWS = 4; //four rows


const byte COLS = 4; //four columns
//define the cymbols on the buttons of the keypads
const char baris11 [4]={'1','A','B','C'};
const char baris12 [4]={'2','D','E','F'};
const char baris13 [4]={'3','G','H','I'};
const char baris21 [4]={'4','J','K','L'};
const char baris22 [4]={'5','M','N','O'};
const char baris22 [4]={'5','M','N','O'};
const char baris23 [4]={'6','P','Q','R'};
const char baris31 [4]={'7','S','T','U'};
const char baris32 [4]={'8','V','W','X'};
const char baris33 [4]={'9','Y','Z','.'};
31

const char baris41 [4]={'*','*','*','*'};


const char baris42 [4]={'0',' ',',','_'};
const char baris43 [4]={'#','#','#','#'};
unsigned char count=0;

//tampilan awal
lcd.begin();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("-DETEKSI GOL. DARAH-");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("--METODE REFLEKTAN--");
//delay(1000);
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("--- DIELIA EKA S.---");
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("----- 02320024 -----");
delay(1000);
tampil_def();
}

//tampilan input id
void tampil_def()
{
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("A = INPUT YOUR ID ");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("B = TEST BLOOD ");
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("C = PRINTING DATA ");
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("D = SHOW DATA ");

//tampilan pembacaan sensor


void test_sensor()
{
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Sensor1 = Volt");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Sensor2 = Volt");
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("Sensor3 = Volt");
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("Gol. Darah = ");
//tampilan hasil lcd dan printer
void cetak_hasil()
{
cetak_data();
tampil_def();
}

void tampil_data()
32
{
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("NAMA : ");
lcd.setCursor(7, 0);
lcd.print(nama);

lcd.setCursor(0, 1);
if (jenkel==1)
lcd.print("J.KEL: Perempuan ");
else
if (jenkel==2)
lcd.print("J.KEL: Laki-laki ");
else
lcd.print("J.KEL: ");

lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("USIA : GOL: ");
lcd.setCursor(7, 2);
lcd.print(usia);

lcd.setCursor(16, 2);
lcd.print(gol);

3.12 Perancangan Rangkaian Sensor


Rangkaian sensor yang digunakan pada alat tes golongan darah ini dibagi
menjadi 2, yaitu rangkaian sensor Photodioda yang ditunjukkan pada Gambar
3.8 (A) dan sensor Inframerah yang ditunjukkan pada gambar 3.9 (B). Berikut
rangkaian sensor alat uji golongan darah dengan sistem ABO adalah sebagai
berikut :

(A) Sensor Photodioda (B) Inframerah

Gambar 3.8 Rangkaian sensor

Pada alat tes golongan darah ini, rangkaian sensor berfungsi sebagai
bagian utama dari sistem secara keseluruhan adalah komponen
optoelektronik yaitu inframerah yang berfungsi sebagai sumber cahaya
33
yang menyinari tempat sampel dan Photodioda yang digunakan untuk
mendeteksi intensitas cahaya yang masuk melalui sampel.
Photodioda sendiri mempunyai karakteristik yaitu semakin banyak
cahaya yang masuk atau tertangkap maka resistansi Photodioda akan
semakin menurun nilainya, sehingga tegangannya bertambah besar. Begitu
pula sebaliknya jika cahaya yang terserap sedikit maka nilai resistansi akan
bertambah dantegangannya menjadi kecil (Karlinda, 2022).
Jadi dari karakteristik Photodioda tersebut bila tidak terjadi reaksi
aglutinasi atau mencair maka cahaya yang dipancarkan Infrared akan
tertahan oleh darah yang mencair tersebut, sehingga Photodioda hanya
dapat menangkap sedikit saja cahaya. Hal ini mengakibatkan nilai tahanan
dari Photodioda akan bertambah besar dan tegangannya menjadi kecil
(Karlinda, 2022).
Begitu pula sebaliknya bila terjadi reaksi aglutinasi maka darah
tersebut menggumpal sehingga cahaya Infrared yang menyinari sampel
dapat menembus darah tersebut. Dengan demikian Photodioda yang
berada dibawahnya bisa menangkap cahaya itu. Dengan banyaknya cahaya
yang bisa tertangkap, maka nilai tahanan pada Photodioda akan menurun
semakin kecil dan tegangan yang dihasilkan lebih besar bila dibandingkan
dengan tidak terjadi reaksi aglutinasi.

3.13 Rangkaian Sensor


Untuk mengetahui rangkaian keseluruhan pada alat tes golongan darah
beserta rhesus berdasarkan wiring diagram penulis dapat menentukan titik
pengukuran yang terdapat pada alat. Wiring diagram ditunjukkan pada
Gambar 3.9.
34

TP 1

TP 3

TP 2
TP 4

Gambar 3.9 Rangkaian keseluruhan alat

Alat uji golongan darah adalah alat yang dapat menentukan golongan
darah dan rhesus dari hasil pengujian sempel darah yang telah diberi serum.
Sampel darah yang akan diuji, diteteskan antisera A antisera B dan antisera
D pada kertas golongan darah. Maka akan terjadi reaksi yang dapat
menghasilkan proses aglutinasi yaitu proses pembekuan sel darah merah
oleh serum atau plasma dan proses tidak terjadi aglutinasi atau tidak
terjadi proses pembekuan. Hal ini tergantung dari jenis golongan darah
yang akan diuji. Dengan demikian dari kombinasi proses reaksi ini bisa
ditentukan jenis golongan darahnya.
Pada rangkaian diatas terdapat beberapa rangkaian yaitu: tiga bagian
rangkaian sensor, dua bagian rangkaian penguat tak membalik, dua bagian
rangkaian komparator printer thermal, keypad, Arduino Uno sebagai
pemroses kerja rangkaian dan hasil pengujian akan ditampilkan oleh
LCD. Pada blok sensor terdapat tiga buah Photodioda dan tiga buah
inframerah yang berfungsi sebagai pendeteksi darah yang akan diperiksa.
Sampel darah yang telah direaksikan dengan antisera tersebut disinari
oleh inframerah. Intensitas cahaya yang telah dipantulkan pada sampel
darah tersebut akan dideteksi oleh photodioda yang peka terhadap cahaya.
Sesuai dengan karakteristik dari photodioda semakin banyak cahaya yang
jatuh maka hambatannya akan semakin kecil, sehingga tegangannya
35
bertambah besar. Jadi apabila terjadi reaksi aglutinasi atau penggumpalan
maka tegangan keluaran Photodioda akan lebih besar bila dibandingkan
dengan tidak terjadi reaksi aglutinasi.

3.14 Pengambilan Data


Pengambilan data yang akan di dilakukan dengan mengukur tegangan
pada rangkain, besarnya tegangan pada titik pengukuran yang diukur
menggunakan multimeter. Titik pengukuran adalah sebagai berikut:

1. Titik pengukuran 1 (TP1)


Pengukuran dilakukan pada keluaran catu daya.
2. Titik pengukuran 2 (TP2)
Pengukuran dilakukan pada rangkaian LCD.
3. Titik pengukuran 3 (TP3)
Pengukuran dilakukan pada rangkaian sensor.
4. Titik pengukuran 4 (TP4)
Pengukuran dilakukan pada rangkaian thermal printer.
Kemudian, hasil yang didapat akan dihitung menggunakan rumus pada
persamaan (1). dari perhitungan menggunakan rumus tsb, akan ditemukan
tingkat kesalahan/selisih agar selanjutnya dapat ditarik kesimpulan.

Hasil Ukur−Hasil Teori


Kesalahan= | | × 100%.....................(1)
Hasil Teori
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai uji fungsi dan
pendataan Alat Uji Golongan darah dengan sistem ABO. Untuk mendukung
uji fungsi dan pendataan modul ini, terlebih dahulu penulis akan
menguraikan persiapan alat diperlukan selama uji fungsi dan pendataan.

4.1 Persiapkan Alat dan Bahan


Sebelum melakuan uji fungsi dan pendataan maka penulis akan
menyiapkan peralatan yang akan digunakan:
1. Multimeter
2. Reagen anti A anti B dan anti D
3. Blood lancets
4. Pen lancet
5. Kartu golongan darah
6. Kapas alkohol
7. Tusuk gigi

4.2 Metode Pengukuran dan Analisis Data


Metode pengukuran yang akan dilakukan penulis adalah dengan
pengambilan sampel darah dari beberapa orang, lalu menunggu hingga proses
pemeriksaan selesai. Setelah segala persiapan dan peralatan terpenuhi maka
mulai dilakukan pengambilan data dengan melakukan pengukuran pada tiap-tiap
titik pengukuran (TP) menggunakan multimeter.

4.3 Titik Pengukuran 1 (TP1)


Pengukuran dilakukan pada rangkaian keluaran catu daya. Hasil
pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil pengukuran tegangan keluaran catu daya (TP1)


Hasil Pengukuran Rata-Rata Datasheet
No
(Volt) (Volt) (Volt)
1 12,06
2 12,05 12,05 12
3 12,05

36
37

Hasil tegangan dari keluaran catu daya secara teori menghasilkan 12Volt.
Dan hasil pengukuran yang dilakukan oleh penulis dapat diketahui persentase
kesalahan dan analisis dari rangkaian keluaran catu daya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

����� ���� − ����� �����


% Kesalahan = ����� �����
x 100%
12,05 − 12
= 12
x 100%
0,05
= 12 x 100%
= 0,41%

Dari hasil analisis data pengukuran TP1, persentase kesalahan sebesar


0,41%. Hasil persentase kesalahan ini diperoleh dari hasil teori dan hasil
pengukuran penulis, serta dihitung dengan rumus persentase kesalahan diatas.
Dari hasil perhitungan dapat dinyatakan bahwa persentase kesalahan masih
normal. Berikut ini adalah cara pengukuran tegangan keluaran adaptor yang
ditunjukkan pada Gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1 Pengukuran tegangan keluaran catu daya (TP1)

4.4 Titik Pengukuran 2 (TP2)


Pengukuran TP 4 dilakukan dengan cara mengukur tegangan masukan
pada LCD. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4.2:

Tabel 4.2 Hasil pengukuran tegangan masukan LCD (TP 2)


Hasil Pengukuran Rata-Rata Datasheet
No
(Volt) (Volt) (Volt)
1 4,83
2 4,82 4,83 5
3 4,85
38

Hasil tegangan dari masukan LCD secara teori menghasilkan 5Volt. Dari
hasil pengukuran yang dilakukan oleh penulis dapat diketahui presentase
kesalahan dan analisis dari masukan LCD dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

����� ���� − ����� �����


% Kesalahan = ����� �����
x 100%
4,83 − 5
= 5
x 100%
−0,17
= 5
x 100%
= 3,4%

Dari hasil analisis data pengukuran TP2, persentase kesalahan sebesar


3,4%. hasil persentase kesalahan ini diperoleh dari hasil teori dan hasil
pengukuran penulis, serta dihitung dengan rumus persentase kesalahan diatas.
Dari hasil perhitungan dapat dinyatakan bahwa persentase kesalahan masih
normal. Berikut ini adalah cara pengukuran tegangan masukan LCD yang
ditunjukkan pada Gambar 4.4 di bawah ini:

Gambar 4.2 Pengukuran tegangan masukan LCD (TP2)

4.5 Titik Pengukuran 3 (TP3)


Pengukuran TP3 dilakukan dengan dengan cara mengukur tegangan
masukan pada 3 sensor Photodioda. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel
4.3:
Tabel 4.3 Hasil pengukuran sensor 1 (TP3)
Hasil Pengukuran Rata-Rata Teori
No
(Volt) (Volt) (Volt)
1 4,78
2 4,79 4,78 5
3 4,78
39

Hasil tegangan dari masukan sensor 1 secara teori menghasilkan 5Volt.


Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh penulis dapat diketahui persentase
kesalahan dan analisis dari rangkaian dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

����� ���� − ����� �����


% Kesalahan = ����� �����
x 100%
4,78 − 5
= 5
x 100%
−0,22
= 5
x 100%
= 4,4%
Dari hasil analisis data pengukuran sensor 1, persentase kesalahan
sebesar 4,4%. hasil persentase kesalahan ini diperoleh dari hasil teori dan hasil
pengukuran penulis, serta dihitung dengan rumus persentase kesalahan diatas.
Dari hasil perhitungan dapat dinyatakan bahwa persentase kesalahan masih
normal. Berikut ini adalah cara pengukuran tegangan masukan sensor 1 yang
ditunjukkan pada Gambar 4.3 di bawah ini:

Gambar 4.3 Pengukuran tegangan masukan sensor 1 (TP3)

Dari hasil pengukuran tegangan masukan sensor 1 pada Tabel 4.3


diatas, pengukuran selanjutnya dapat dilihat pada hasil pengukuran di
Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil pengukuran sensor 2 (TP3)
Hasil Pengukuran Rata-Rata Teori
No
(Volt) (Volt) (Volt)
1 4,83
2 4,83 4,83 5
3 4,82
40

Hasil tegangan dari masukan sensor 2 secara teori menghasilkan 5Volt.


Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh penulis dapat diketahui persentase
kesalahan dan analisis dari rangkaian dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

����� ���� − ����� �����


% Kesalahan = ����� �����
x 100%
4,83 − 5
= 5
x 100%
−0,17
= 5
x 100%
= 3,4%
Dari hasil analisis data pengukuran sensor 2, persentase kesalahan
sebesar 3,4%. hasil persentase kesalahan ini diperoleh dari hasil teori dan hasil
pengukuran penulis, serta dihitung dengan rumus persentase kesalahan diatas.
Dari hasil perhitungan dapat dinyatakan bahwa persentase kesalahan masih
normal. Berikut ini adalah cara pengukuran tegangan masukan sensor 2 yang
ditunjukkan pada Gambar 4.4 di bawah ini:

Gambar 4.4 Pengukuran tegangan masukan sensor 2 (TP3)

Dari hasil pengukuran tegangan masukan sensor 2 pada Tabel 4.4


diatas, pengukuran selanjutnya dapat dilihat pada hasil pengukuran di
Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil pengukuran sensor 3 (TP3)
Hasil Pengukuran Rata-Rata Teori
No
(Volt) (Volt) (Volt)
1 4,82
2 4,81 4,82 5
3 4,83
41

Hasil tegangan dari masukan sensor 3 secara teori menghasilkan 5Volt.


Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh penulis dapat diketahui persentase
kesalahan dan analisis dari rangkaian dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

����� ���� − ����� �����


% Kesalahan = ����� �����
x 100%
4,82 − 5
= 5
x 100%
−0,18
= 5
x 100%
= 3,6%
Dari hasil analisis data pengukuran sensor 3, persentase kesalahan
sebesar 3,6%. hasil persentase kesalahan ini diperoleh dari hasil teori dan hasil
pengukuran penulis, serta dihitung dengan rumus persentase kesalahan diatas.
Dari hasil perhitungan dapat dinyatakan bahwa persentase kesalahan masih
normal. Berikut ini adalah cara pengukuran tegangan masukan sensor 3 yang
ditunjukkan pada Gambar 4.5 di bawah ini:

Gambar 4.5 Pengukuran tegangan masukan sensor 3 (TP3)

4.6 Titik Pengukuran 4 (TP4)


Pengukuran TP 4 dilakukan dengan dengan cara mengukur tegangan
keluaran pada thermal printer. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil pengukuran TP4


Hasil Pengukuran Rata-Rata Teori
No
(Volt) (Volt) (Volt)
1 12,06
2 12,05 12,05 12
3 12,05
42

Hasil tegangan dari keluaran thermal printer secara teori menghasilkan


12Volt. Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh penulis dapat diketahui
persentase kesalahan dan analisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
����� ���� − ����� �����
% Kesalahan = ����� �����
x 100%
12,05 − 12
= 12
x 100%
0,05
= 12 x 100%
= 0,41%

Dari hasil analisis data pengukuran TP4, persentase kesalahan sebesar


0,41%. hasil persentase kesalahan ini diperoleh dari hasil teori dan hasil
pengukuran penulis, serta dihitung dengan rumus persentase kesalahan diatas.
Dari hasil perhitungan dapat dinyatakan bahwa persentase kesalahan masih
normal. Berikut ini adalah cara pengukuran tegangan keluaran thermal printer
yang ditunjukkan pada Gambar 4.6 di bawah ini:

Gambar 4.6 Pengukuran tegangan keluaran thermal printer (TP4)

4.7 Penyajian Data


Pengukuran dilakukan secara acak terhadap 10 sampel darah dan
diukur pada titik tertentu yang telah ditentukan. Dari sampel yang diuji, ada
golongan darah yang telah diketahui jenisnya dan ada pula yang belum
diketahui jenis golongannya. Data yang disajikan merupakan hasil
pengukuran dari 10 sampel darah yang diuji.
Dari hasil pengujian rangkaian pada titik-titik yang telah ditentukan,
dapat dilihat pada Tabel 4.7.
43

Tabel 4.7 Nilai hasil pengukuran sampel darah


Tegangan (volt) Golongan
No Nama
Sensor A Sensor B Sensor C darah

1 Hisyam 1,05 1,93 1,30 A+

2 Dielia 1,36 2,01 1,40 A+

3 Adrian 1,46 2,07 1,57 A+

4 Kiki 2,14 1,52 1,52 B+

5 Ica 2,03 1,40 1,52 B+

6 Zaky 1,28 1,46 1,65 AB+

7 Bakhtiar 1,33 1,54 1,19 AB+

8 Fani 2,12 2,40 1,56 O+

9 Ratih 2,02 2,34 1,64 O+


10 Fitri 2,00 2,38 1,63 O+

Berdasarkan faktor rhesus (Rh) pada Tabel 4.7 diatas, golongan darah
dibedakan menjadi 2, yaitu jika mengandung faktor Rh, golongan darah Anda
digolongkan sebagai rhesus positif (Rh+), biasanya ditandai dengan simbol (+)
di belakang golongan darah Anda (contoh: A+, B+, AB+, O+). Sedangkan jika
tidak mengandung protein Rh, golongan darah Anda digolongkan sebagai
rhesus negatif (Rh-), biasanya ditandai dengan simbol (-) di belakang
golongan darah Anda, contoh: A-, B-, AB-, dan O-. Namun di Asia umumnya
hanya 1%-2% yang memiliki rhesus negatif, sehingga rhesus orang Indonesia
mayoritas positif (Nurin, 2021).

4.8 Analisis Data


Berdasarkan data-data dari hasil pengukuran pada titik-titik yang telah
ditentukan kemudian akan dicocokan dengan teori yang ada untuk
mengetahui apakah ada penyimpangan hasil praktik dari teori yang ada. Data
yang digunakan untuk analisis diambil dari rata-rata pada hasil pengujian
berulang yang telah dilakukan sebelumnya.
Dari hasil pengujian rangkaian pada titik-titik yang telah ditentukan
tadi, dapat dilihat pada hasil pengukuran di Tabel 4.8.
44

Tabel 4.8 Nilai tegangan hasil pengukuran sampel darah tipe A.


Titik Teori Praktik
No Nama Keterangan
Pengukuran (volt) (volt)
Sensor A 1 – 1,85 1,05 Baik
Sensor B 1,85 – 2,5 1,93 Baik
1 Hisyam Rh+(1– 1,85 ) atau
Sensor C 1,30 Rh (+)
Rh- (1,85 – 2,5)
Sensor A 1 – 1,85 1,36 Baik
Dielia Sensor B 1,85 – 2,5 2,01 Baik
2 Rh+(1– 1,85 ) atau
Sensor C 1,40 Rh (+)
Rh- (1,85 – 2,5)
Sensor A 1 – 1,85 1,46 Baik

3 Adrian Sensor B 1,85 – 2,5 2,07 Baik


Rh+(1– 1,85 ) atau
Sensor C 1,57 Rh (+)
Rh- (1,85 – 2,5)

Berdasarkan hasil uji fungsi yang terdapat pada Tabel 4.8 dapat
dikatakan bahwa masing-masing sensor diberi sampel darah. Pada sensor A
sampel darah diberi reagen anti A hasilnya menggumpal (aglutinasi). Pada
sensor B diberi reagen anti B hasilnya tidak menggumpal. Pada sensor C
diberi reagen anti D hasilnya menggumpal. Dari hasil data tersebut dapat
diketahui bahwa sampel darah tersebut memiliki golongan darah tipe A+.
Dari hasil pengujian rangkaian pada titik-titik yang telah ditentukan
tadi, dapat dilihat pada hasil pengukuran di Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Nilai tegangan hasil pengukuran sampel darah tipe B.


Titik Teori Praktek
No Nama Keterangan
Pengukuran (volt) (volt)
Sensor A 1,85 – 2,5 2,14 Baik
Sensor B 1 – 1,85 1,52 Baik
1 Kiki
Rh+(1– 1,85 ) atau
Sensor C 1,52 Rh (+)
Rh- (1,85 – 2,5)
Sensor A 1,85 - 2,5 2,03 Baik

4 Ica Sensor B 1 - 1,85 1,40 Baik


Rh+(1– 1,85 ) atau
Sensor C 1,65 Rh (+)
Rh- (1,85 – 2,5)
45

Berdasarkan hasil uji fungsi yang terdapat pada Tabel 4.9 dapat
dikatakan bahwa masing-masing sensor diberi sampel darah. Pada sensor A
sampel darah diberi reagen anti A hasilnya tidak menggumpal. Pada sensor B
diberi reagen anti B hasilnya menggumpal (aglutinasi). Pada sensor C diberi
reagen anti D hasilnya menggumpal. Dari hasil data tersebut dapat diketahui
bahwa sampel darah tersebut memiliki golongan darah tipe B+.
Dari hasil pengujian rangkaian pada titik-titik yang telah ditentukan
tadi, dapat dilihat pada hasil pengukuran di Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Nilai tegangan hasil pengukuran sampel darah tipe AB.
Titik Teori Praktek
No Nama Keterangan
Pengukuran (volt) (volt)
Sensor A 1 – 1,85 1,28 Baik

1 Zaky Sensor B 1 – 1,85 1,46 Baik


Rh+(1– 1,85 ) atau
Sensor C 1,65 Rh (+)
Rh- (1,85 – 2,5)
Sensor A 1 – 1,85 1,33 Baik

2 Bakhtiar Sensor B 1 – 1,85 1,54 Baik


Rh+(1– 1,85 ) atau
Sensor C 1,19 Rh (+)
Rh- (1,85 – 2,5)

Berdasarkan hasil uji fungsi yang terdapat pada Tabel 4.10 dapat
dikatakan bahwa masing-masing sensor diberi sampel darah. Pada sensor A
sampel darah diberi reagen anti A hasilnya menggumpal (aglutinasi). Pada
sensor B diberi reagen anti B hasilnya menggumpal (aglutinasi). Pada sensor
C diberi reagen anti D hasilnya menggumpal. Dari hasil data tersebut dapat
diketahui bahwa sampel darah tersebut memiliki golongan darah tipe AB+.
Dari hasil pengujian rangkaian pada titik-titik yang telah ditentukan tadi,
dapat dilihat pada hasil pengukuran di tabel 4.11.
46

Tabel 4.11 Nilai tegangan hasil pengukuran sampel darah tipe O.


Titik Teori Praktek
No Nama Keterangan
Pengukuran (volt) (volt)
Sensor A 1,85 – 2,5 2,12 Baik
1 Fani Sensor B 1,85 – 2,5 2,40 Baik
Rh+(1–1,85) atau
Sensor C 1,56 Rh (+)
Rh- (1,85 – 2,5)
Sensor A 1,85 – 2,5 2,02 Baik
2 Ratih Sensor B 1,85 – 2,5 2,34 Baik
Rh+(1–1,85) atau
Sensor C Rh- (1,85 – 2,5) 1,64 Rh (+)
Sensor A 1,85 – 2,5 2,00 Baik
Sensor B 1,85 – 2,5 2,38 Baik
3 Fitri
Rh+(1–1,85) atau
Sensor C 1,63 Rh (+)
Rh- (1,85 – 2,5)

Berdasarkan hasil uji fungsi yang terdapat pada Tabel 4.11 dapat
dikatakan bahwa masing-masing sensor diberi sampel darah. Pada sensor A
sampel darah diberi reagen anti A hasilnya tidak menggumpal. Pada sensor B
diberi reagen anti B hasilnya tidak menggumpal pada sensor C diberi reagen
anti D hasilnya menggumpal. Dari hasil data tersebut dapat diketahui bahwa
sampel darah tersebut memiliki golongan darah tipe O+.
Dari hasil pengujian yang telah ditentukan, dapat dilihat pada hasil
pengukuran di tabel 4.12.

Tabel 4.12 Kecocokan jenis golongan darah dengan hasil pembacaan alat
Test Point (volt) Jenis Hasil
Nama Golongan Pembacaan Ket
Sensor Sensor Sensor
A B C Darah Alat
Hisyam 1,05 1,93 1,30 A+ A+ Cocok
Dielia 1,36 2,01 1,40 A+ A+ Cocok
Adrian 1,46 2,07 1,57 A+ A+ Cocok
Ica 2,14 1,52 1,52 B+ B+ Cocok
Kiki 2,03 1,40 1,52 B+ B+ Cocok
Zaky 1,28 1,46 1,65 AB+ AB+ Cocok
Bakhtiar 1,33 1,54 1,19 AB+ AB+ Cocok
47

Tabel 4.12 Kecocokan jenis golongan darah dengan hasil pembacaan alat
(lanjutan)
Test Point (volt) Jenis Hasil
Nama Golongan Pembacaan Ket
Sensor Sensor Sensor
A B C Darah Alat
Fani 2,12 2,40 1,56 O+ O+ Cocok
Ratih 2,02 2,34 1,64 O+ O+ Cocok
Fitri 2,00 2,38 1,63 O+ O+ Cocok

Setelah dilakukan pengujian kecocokan jenis golongan darah dengan


menggunakan kartu golongan darah, yaitu golongan darah A, golongan darah
B, golongan darah AB, golongan darah O dengan alat tes golongan darah yang
dibuat, maka dapat disimpulkan bahwa alat bekerja dengan baik dan dapat
membaca sampel darah yang diuji dengan benar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data setelah perencanaan dan pembahasan, yang
didapat melalui beberapa pengujian alat yang telah dilakukan dan disesuaikan
berdasarkan teori penunjang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Telah berhasil dirancang sebuah alat yang dapat mendeteksi golongan
darah beserta rhesus yang dilengkapi thermal printer dan identitas
pengguna dengan metode reflektan. Berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan, alat ini dapat bekerja dengan baik menentukan golongan
darah A,B,AB,O dari sampel yang diujikan.
2. Uji fungsi yang dilakukan pada alat tes golongan darah sistem ABO
dapat mengetahui jenis golongan darah dengan metode menggumpal
(aglutinasi). Ketika sampel darah pada sensor A menggumpal tegangan
terukur 1-1,85 volt itu menunjukan jenis golongan darah A. Ketika
sampel darah pada sensor B menggumpal tegangan terukur 1-1,85volt itu
menunjukan jenis golongan darah B. Ketika sampel darah menggumpal
tegangan terukur 1-1,85 volt pada sensor A dan B itu menunjukan jenis
golongan darah AB. Dan ketika sampel darah pada sensor A dan B tidak
menggumpal tegangan terukur 1,85 - 2,5 volt tersebut menunjukan jenis
golongan darah O. Untuk sampel darah pada sensor C (rhesus)
menggumpal tegangan terukur 1-1,85 volt tersebut memiliki rhesus
positif (+). Ketika sampel darah pada sensor C (rhesus) tidak
menggumpal tegangan terukur 1,85-2,5 volt tersebut memiliki rhesus
negatif (-).
5.2 SARAN
Setelah melakukan penelitian, diperoleh beberapa hal yang dapat
dijadikan saran untuk adik-adik tingkat untuk pengembangan alat selanjutnya
yaitu:
1. Untuk peneliti selanjutnya, peneliti memiliki saran untuk menambah
fitur alat seperti menambahkan keluaran suara dan baterai
2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan pengembangan
dengan tampilan Android.

48
DAFTAR PUSTAKA

Pratmanto (2020). Rancang Alat Pendeteksi Golongan Darah Berbasis Arduino


Uno. Indonesian Journal on Software Engineering (IJSE), 6(1), 145-151.
Kharisma, I. G. M. (2016). Rancang Bangun Alat Uji Golongan Darah Berbasis
Mikrokontroler ATMega 16. Poltekkesjkt2.ac.id. Available at: https://
perpus.poltekkesjkt2.ac.id/respoy/index.php?p=show_detail&id=3277
[Accessed 8 May 2023].
Firani, N.K. (2018). Mengenali Sel-Sel Darah dan Kelainan Darah. GoogleBoo
ks. Available at: https://books.google.co.id/books/about/Mengenali_Sel
_Sel_Darah_dan_Kelainan_Dar.html?id=jMaIDwAAQBAJ&redir_esc=
y [Accessed 12 Apr. 2023].
Walters, C. (2004). Thermal-Transfer Printing: A Better Way to Print Library
Labels. ResearchGate. Available at: https://www.researchgate.net/
publication/442 85591_ThermalTransfer_Printing_A_Better_Way_to
_Print_Library_Labels [Accessed 22 May 2023].
Oktari, A., Silvia, N. D. (2016). Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO
Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O. Jur
nal Teknologi Laboratorium, 5(2), 49-54.
Retyanto, B.D. (2018). RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT UKUR
GOLONGAN DARAH MANUSIABERBASIS ARDUINO UNO. Ju
rnal Kajian Pendidikan Sains. Vol. IV, (02).
Agata, Nadia. (2022). Modifikasi Alat Pendeteksi Golongan Darah ABO Ber
basis Arduino Uno Dilengkapi Dengan Thermal Printer. KTI. Akademi
Teknik Elektromedik Semarang.
Muda, I. ( 2013). ELEKTRONIKA DASAR. Google Books. Available at:
https://books.google.co.id/books/about/ELEKTRONIKA_DASAR.ht ml?
id=F5MwDwAAQBAJ&redir_esc=y [Accessed 9 May 2023].
Wahyudi, A. (2014). Cara Kerja Modul Infrared FC-51 Sensor Infra Merah.
TPTUMETRO. Available at: https://www.tptumetro.com/2021/01/cara-
kerja- modul-infrared-fc-51-sensor.html [Accessed 17 May 2023].
Hidayatullah, S.S. (2020). Pengertian Photodioda beserta Cara Kerja dan Fung
si Photodioda. Belajar Online. Available at: https://www.belajaronline.
net/2020/10/pengertian-photodioda-cara-kerja-dan-fungsi.htm [Accesse
49
d 21 Apr. 2023].
Erintafifah (2021). Mengenal Perangkat Lunak Arduino IDE. KMTek. Avai
lable at: https://www.kmtech.id/post/mengenal-perangkat-lunak arduino
-ide [Accessed 20 May 2023].
Sujadi, H. (2021). MODUL PRAKTIKUM TINKERCAD CIRCUIT SIMU
LASI ARDUINO. Academia.edu. Available at: https://www.academi
a.edu/51139354/MODUL_PRAKTIKUM_TINKERCAD_CIRCUIT_S
IMULASI_ARDUINO [Accessed 26 Apr. 2023].
Nurin, F. (2021). Apa Itu Faktor Rhesus dalam Sistem Golongan Darah? - Hel
lo Sehat. Hello Sehat. Available at: https://hellosehat.com/kelainan-da
rah/sistem-rhesus/ [Accessed 7 May 2023].
Saraswati, R. (2020). Rhesus Orang Indonesia Mayoritas Positif, Ini Arti Ilmi
ahnya. SehatQ. Available at: https://www.sehatq.com/artikel/rhesus ora
ng-indonesia-mayoritas-positif-apa-artinya [Accessed 10 May 2023].
Kho, D. (2018). Pengertian LCD (Liquid Crystal Display) dan Prinsip Kerjany
a. Teknik Elektronika. Available at: https://teknikelektronika.com/pen
gertian-lcd-liquid-crystal-display-prinsip-kerja-lcd/ [Accessed 18 May
2023].
Putra, F.D (2021). Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Era Glo
balisasi Halaman 1 - Kompasiana.com. KOMPASIANA. Available at:
https://www.kompasiana.com/febbridias9751/600832c78ede48018d645
182/perkembangan-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-di-eraglobalisasi
[Accessed 22 May 2023].
Rajagukguk, Y.G. (2020). Rancang Bangun Alat Pendeteksi Golongan Darah
Berbasis Mikrokontroler Atmega328 dengan Tampilan Android.Usu.ac.
id. doi:http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/28689 [Accessed 6
May 2023].
Indah Sari, Y.N. (2021). Mengenal Hematologi dan Fungsinya dalam Mena
ngani Gangguan pada Darah. SehatQ. Available at: https://www.sehatq.
com/artikel/hematologi-ilmu-kedokteran-tentang-darah [Accessed 15
May 2023].

50
PROFIL PENULIS

Nama : Dielia Eka Setianingrum


Nim : 02320024
Tempat, Tanggal Lahir : Loakulu, 08 Oktober 2001
Alamat : Kalimantan Timur
Alamat Email : 01dieliaeka@gmail.com
Riwayat Pendidikan : - TK Harapan Bunda
- SDN 02 Loakulu
- SMPN 1 Tenggarong
- SMAN 1 Tenggarong

51
LISTING PROGRAM
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include <TimerOne.h>
#include "Adafruit_Thermal.h"
#include "SoftwareSerial.h"
//#include <Keypad.h>

#define TX_PIN 3 // Arduino transmit YELLOW WIRE labeled RX on


printer
#define RX_PIN 2 // Arduino receive GREEN WIRE labeled TX on
printer

#define sound_pin A0

#define baris1 4
#define baris2 5
#define baris3 6
#define baris4 7

#define kolom1 8
#define kolom2 9
#define kolom3 10
#define kolom4 11
#define batas_ukur 1.85

const byte ROWS = 4; //four rows


const byte COLS = 4; //four columns
//define the cymbols on the buttons of the keypads
const char baris11 [4]={'1','A','B','C'};
const char baris12 [4]={'2','D','E','F'};
const char baris13 [4]={'3','G','H','I'};
const char baris21 [4]={'4','J','K','L'};
const char baris22 [4]={'5','M','N','O'};
const char baris23 [4]={'6','P','Q','R'};
const char baris31 [4]={'7','S','T','U'};
const char baris32 [4]={'8','V','W','X'};
const char baris33 [4]={'9','Y','Z','.'};
const char baris41 [4]={'*','*','*','*'};
const char baris42 [4]={'0',' ',',','_'};
const char baris43 [4]={'#','#','#','#'};
unsigned char count=0;

//byte rowPins[ROWS] = {4, 5, 6, 7}; //connect to the row pinouts


of the keypad
//byte colPins[COLS] = {8, 9, 10, 11}; //connect to the column
pinouts of the keypad

SoftwareSerial mySerial(RX_PIN, TX_PIN); // Declare


SoftwareSerial obj first
Adafruit_Thermal printer(&mySerial); // Pass addr to printer
52
constructor

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 20, 4);


//LiquidCrystal_I2C lcd(0x20, 16, 2);

char lcd_buff[17];
char nama[6];
char jenkel;
char usia [3];
char gol[4];
char customKey,dummykey;
const long interval = 10000;
const long interval1 = 2000;
///unsigned long previousMillis=0,previousMillis1 = 0;
//unsigned long currentMillis;
unsigned char panjang_id=5;
float photo1,photo2,photo3;
boolean adakey=false;
int num_Measure = 20;
unsigned long dummy;
unsigned long sum;

void tampil_def()
{
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("A = INPUT YOUR ID ");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("B = TEST BLOOD ");
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("C = PRINTING DATA ");
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("D = SHOW DATA ");

}
void read_photodioda1()
{

sum = 0 ;
for ( int i = 0 ; i <num_Measure; i++)
{
dummy = analogRead (A0);
sum =sum + dummy;
delay(10);
}
photo1=sum;
photo1 /=num_Measure;
photo1 *=5;
photo1 /=1023;

// delay(100);
}

53
void read_photodioda2()
{

sum = 0 ;
for ( int i = 0 ; i <num_Measure; i++)
{
dummy = analogRead (A1);
sum =sum + dummy;
delay(10);
}
photo2=sum;
photo2 /=num_Measure;
photo2 *=5;
photo2 /=1023;
//delay(100);
}
void read_photodioda3()
{

sum = 0 ;
for ( int i = 0 ; i <num_Measure; i++)
{
dummy = analogRead (A2);
sum =sum + dummy;
delay(10);
}
photo3=sum;
photo3 /=num_Measure;
photo3 *=5;
photo3 /=1023;//dlm volt

}
void cetak_data()
{
tampil_data();
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("PRINTING.. WAIT ...");
Serial.println("PRINTING.. WAIT ...");

printer.setSize('S');
printer.justify('C');
printer.println(" HASIL TEST ");
//delay(1000);
// printer.setSize('m');
printer.justify('L');
printer.print("NAMA : ");
printer.println(nama);
//delay(2000);
printer.print("J.KEL : ");
if (jenkel==1) printer.println("P");
else if (jenkel==2) printer.println("L");
else printer.println("--");

54
//delay(2000);
printer.print("USIA : ");
printer.print(usia);
printer.println(" th");
//delay(2000);

printer.print("G.DARAH : ");
printer.println(gol);

//printer.setSize('M');
//printer.justify('C');
//delay(2000);

printer.feed(5);
tampil_def();
}

void scan_keypad(char pos)


{
adakey=false;
digitalWrite(baris1,0);
delay(1);
if (digitalRead(kolom1)==0)
{
customKey=baris11[pos];
adakey=true;
}
else
if (digitalRead(kolom2)==0)
{
customKey=baris12[pos];
adakey=true;
}
else
if (digitalRead(kolom3)==0)
{
customKey=baris13[pos];
adakey=true;
}
else
if (digitalRead(kolom4)==0)
{
customKey='a';
adakey=true;
}
digitalWrite(baris1,1);
digitalWrite(baris2,0);
delay(1);
if (digitalRead(kolom1)==0)
{
customKey=baris21[pos];
adakey=true;
}
else

55
if (digitalRead(kolom2)==0)
{
customKey=baris22[pos];
adakey=true;
}
else
if (digitalRead(kolom3)==0)
{
customKey=baris23[pos];
adakey=true;
}
else
if (digitalRead(kolom4)==0)
{
customKey='b';
adakey=true;
}

digitalWrite(baris2,1);
digitalWrite(baris3,0);
delay(1);
if (digitalRead(kolom1)==0)
{
customKey=baris31[pos];
adakey=true;
}
else
if (digitalRead(kolom2)==0)
{
customKey=baris32[pos];
adakey=true;
}
else
if (digitalRead(kolom3)==0)
{
customKey=baris33[pos];
adakey=true;
}
else
if (digitalRead(kolom4)==0)
{
customKey='c';
adakey=true;
}

digitalWrite(baris3,1);
digitalWrite(baris4,0);
delay(1);
if (digitalRead(kolom1)==0)
{
customKey='*';
adakey=true;
}
else

56
if (digitalRead(kolom2)==0)
{
customKey=baris42[pos];
adakey=true;
}
else
if (digitalRead(kolom3)==0)
{
customKey='#';
adakey=true;
}
else
if (digitalRead(kolom4)==0)
{
customKey='d';
adakey=true;
}
}

void setup() {
Serial.begin(9600);
mySerial.begin(9600); // Initialize SoftwareSerial

printer.begin(); // Init printer (same regardless of


serial type)

pinMode(A0,INPUT);
pinMode(A1,INPUT);
pinMode(A2,INPUT);
pinMode(4,OUTPUT);
pinMode(5,OUTPUT);
pinMode(6,OUTPUT);
pinMode(7,OUTPUT);

pinMode(8,INPUT_PULLUP);
pinMode(9,INPUT_PULLUP);
pinMode(10,INPUT_PULLUP);
pinMode(11,INPUT_PULLUP);

digitalWrite(4,1);
digitalWrite(5,1);
digitalWrite(6,1);
digitalWrite(7,1);

lcd.begin();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("-DETEKSI GOL. DARAH-");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("--METODE REFLEKTAN--");
//delay(1000);
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("--- DIELIA EKA S.---");
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("----- 02320024 -----");

57
delay(1000);
tampil_def();
}

void test_sensor()
{
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Sensor1 = Volt");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Sensor2 = Volt");
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("Sensor3 = Volt");
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("Gol. Darah = ");

ulang_test:

read_photodioda1();
scan_keypad(0);
if (customKey=='*') goto exit_test;
delay(50);
scan_keypad(0);
if (customKey=='*') goto exit_test;
read_photodioda2();
scan_keypad(0);
if (customKey=='*') goto exit_test;
delay(50);
scan_keypad(0);
if (customKey=='*') goto exit_test;

read_photodioda3();

scan_keypad(0);
if (customKey=='*') goto exit_test;
dtostrf(photo1, 4, 3, lcd_buff); //4 is mininum width, 3 is
precision
lcd.setCursor(9, 0);
lcd.print(lcd_buff);

dtostrf(photo2, 4, 3, lcd_buff); //4 is mininum width, 3 is


precision
lcd.setCursor(9, 1);
lcd.print(lcd_buff);

//Serial.print("Photodioda2 := ");
//Serial.println(lcd_buff);

dtostrf(photo3, 4, 3, lcd_buff); //4 is mininum width, 3 is


precision
lcd.setCursor(9, 2);
lcd.print(lcd_buff);

58
//Serial.print("Photodioda3 := ");
//Serial.println(lcd_buff);
if (photo3<batas_ukur)
{
if (photo1>batas_ukur && photo2>batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);

sprintf(gol,"O+ ");
lcd.print(gol);
}
else
if (photo1<batas_ukur && photo2>batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);

sprintf(gol,"A+ ");
lcd.print(gol);
}
else
if (photo1>batas_ukur && photo2<batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);

sprintf(gol,"B+ ");
lcd.print(gol);
}
else
if (photo1<batas_ukur && photo2<batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);
lcd.print("AB+");
sprintf(gol,"AB+");
}
}
else
{
if (photo1>batas_ukur && photo2>batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);

sprintf(gol,"O- ");
lcd.print(gol);
}
else
if (photo1<batas_ukur && photo2>batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);

sprintf(gol,"A- ");
lcd.print(gol);
}
else

59
if (photo1>batas_ukur && photo2<batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);

sprintf(gol,"B- ");
lcd.print(gol);
}
else
if (photo1<batas_ukur && photo2<batas_ukur)
{
lcd.setCursor(13, 3);
lcd.print("AB-");
sprintf(gol,"AB-");
}
}

delay(50);
scan_keypad(0);
if (customKey!='*') goto ulang_test;
exit_test:
tampil_def();
delay(1000);

}
void input_txt(int lcd_col, int lcd_row)
{
ulang_scan:
lcd.setCursor(lcd_col,lcd_row);
lcd.blink();
scan_keypad(0);
if(!adakey) goto exit_input;

if (adakey && customKey>=0x30 && customKey<=0x39)


{
lcd.setCursor(lcd_col,lcd_row);
lcd.blink();
Serial.print(customKey);
lcd.print(customKey);
nama[count]=customKey;
lcd.setCursor(lcd_col,lcd_row);
delay(400);
dummykey=customKey;
scan_keypad(0);
if(!adakey) goto exit_input;
if (customKey==dummykey)
{
scan_keypad(1);
if(!adakey) goto exit_input;
dummykey=customKey;
delay(200);
scan_keypad(1);
if(!adakey) goto exit_input;
if (customKey==dummykey && adakey)
{

60
Serial.print(customKey);
lcd.setCursor(lcd_col,lcd_row);
lcd.print(customKey);
nama[count]=customKey;
lcd.setCursor(lcd_col,lcd_row);
delay(400);

scan_keypad(2);
dummykey=customKey;
delay(200);
scan_keypad(2);
if (customKey==dummykey && adakey)
{
Serial.print(customKey);
lcd.setCursor(lcd_col,lcd_row);
lcd.print(customKey);
nama[count]=customKey;
lcd.setCursor(lcd_col,lcd_row);
delay(400);
scan_keypad(3);
dummykey=customKey;
delay(200);
scan_keypad(3);
if (customKey==dummykey && adakey)
{
Serial.print(customKey);
lcd.setCursor(lcd_col,lcd_row);
lcd.print(customKey);
nama[count]=customKey;
lcd.setCursor(lcd_col,lcd_row);
delay(500);

goto ulang_scan;

}
else goto exit_input;
}
else goto exit_input;
}
else goto exit_input;
}
else goto exit_input;

}
exit_input:;
}
void loop()
{
//test_sensor();

scan_keypad(0);

if (adakey)

61
{
Serial.println(customKey);
if ((customKey)=='a') input_id();
else
if ((customKey)=='b') test_sensor();
else
if ((customKey)=='c') cetak_hasil();
else
if ((customKey)=='d')
{
tampil_data();
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print(" #:BACK ");

scan_keypad(0);
while (customKey=='d')//menunggu sampai tombol d dilepas
{
scan_keypad(0);
}
scan_keypad(0);
while (customKey!='#')
{
scan_keypad(0);
// if(adakey && customKey=='c') cetak_hasil();
}
tampil_def();
delay(300);
}
else
if ((customKey)=='#' && adakey)
hapus_data();

//delay(500);

}
}

void cetak_hasil()
{
cetak_data();
tampil_def();
}

void tampil_data()
{
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("NAMA : ");
lcd.setCursor(7, 0);
lcd.print(nama);

lcd.setCursor(0, 1);

62
if (jenkel==1)
lcd.print("J.KEL: Perempuan ");
else
if (jenkel==2)
lcd.print("J.KEL: Laki-laki ");
else
lcd.print("J.KEL: ");

lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("USIA : GOL: ");
lcd.setCursor(7, 2);
lcd.print(usia);

lcd.setCursor(16, 2);
lcd.print(gol);

}
void hapus_data()
{
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("ANDA INGIN MENGHAPUS");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("DATA TERSIMPAN? ");
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("*:YES #BACK ");
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("--------------------");
delay(1000);
hapus_ulang:
scan_keypad(0);
if((customKey=='*') && adakey)
{
for(char cnt=0;cnt<5;cnt++) nama[cnt]=' ';
jenkel=0;
for(char cnt=0;cnt<2;cnt++) usia[cnt]=' ';
for(char cnt=0;cnt<3;cnt++) gol[cnt]=' ';
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("DATA SUDAH DIHAPUS..");
}
else
if((customKey=='#')&& adakey) goto hapus_exit;
goto hapus_ulang;
hapus_exit:
tampil_def();
delay(300);
}

void input_id()
{
// char id_dummy[10]={' ',' ',' ',' ',' ',' ',' ',' '};
// lcd.setCursor(0, 0);
// lcd.print("#:BATAL *:ENTER");
//lcd.setCursor(0, 0);

63
// lcd.print ("count : ");
// lcd.setCursor(9, 0);
// lcd.print(count);
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("NAMA : ");
lcd.setCursor(7, 0);
lcd.print(nama);
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("J.KEL: ");
lcd.setCursor(0, 1);
if (jenkel==1)
lcd.print("J.KEL: Perempuan ");
else
if (jenkel==2)
lcd.print("J.KEL: Laki-laki ");
else
lcd.print("J.KEL: ");

lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("USIA : ");
lcd.setCursor(7, 2);
lcd.print(usia);

lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("*:ENT D:PREV #:NEXT");

count=0;
delay(300);
input_txt(count+7,0);
while ((customKey!='*'))
{
// lcd.setCursor(9, 0);
// lcd.print(count);
delay(500);

if((customKey=='#')&&(count<5))
{
count++;
lcd.setCursor(count+7,0);
// lcd.print(count);
scan_keypad(0);
while (customKey=='#') //menunggu sampai tombol #
dilepas
{
scan_keypad(0);
}

}
else
if((customKey=='d')&&(count>0))
{
count--;
lcd.setCursor(count+7,0);
scan_keypad(0);

64
while (customKey=='d') //menunggu sampai tombol "D"
dilepas
{
scan_keypad(0);
}

input_txt(count+7,0);
}

count=0;
lcd.setCursor(7,1);
delay(500);
scan_keypad(0);
while ((customKey=='*'))
{
scan_keypad(0);
};
scan_keypad(0);
while ((customKey!='*'))
{
scan_keypad(0);
if (customKey=='1')
{
lcd.print("Perempuan");
jenkel=1;
}
else
if (customKey=='2')
{
lcd.print("Laki-laki");
jenkel=2;
}

//jenkel=customKey;
lcd.setCursor(7,1);

count=0;
lcd.setCursor(7,2);
delay(500);
scan_keypad(0);
while ((customKey=='*'))
{
scan_keypad(0);
};
scan_keypad(0);

while ((customKey!='*'))
{

65
scan_keypad(0);
if (customKey<=0x39 && customKey>=0x30)
{
lcd.setCursor(count+7,2);
lcd.print(customKey);
lcd.setCursor(count+7,2);
usia[count]=customKey;
delay(400);

if (customKey=='#' && count<2)


{
count++;
lcd.setCursor(count+7,2);
delay(600);
scan_keypad(0);
while ((customKey=='#'))
{
scan_keypad(0);
};
}

if (customKey=='d' && count>0)


{
lcd.setCursor(count+7,2);
lcd.print(' ');
count--;
lcd.setCursor(count+7,2);
delay(400);
scan_keypad(0);
while ((customKey=='d'))
{
scan_keypad(0);
};
}
}

lcd.noBlink();
tampil_def();
}

66
LAMPIRAN

GAMBAR SAMPEL GOLONGAN DARAH

SAMPEL 1 SAMPEL 2

SAMPEL 3 SAMPEL 4

SAMPEL 5 SAMPEL 6

SAMPEL 7 SAMPEL 8

67
GAMBAR SAMPEL DARAH GOLONGAN (Lanjutan)

SAMPEL 9 SAMPEL 10

GAMBAR PENGUKURAN TEGANGAN ALAT

keluaran catu daya Masukan LCD

Masukan sensor 1 Masukan sensor 2

Masukan sensor 3 Keluaran thermal printer


68
GAMBAR ALAT

Alat keseluruhan Rangkaian dalam alat

Hasil thermal printer

69

Anda mungkin juga menyukai