Disusun Oleh :
(21114120004)
Disusun Oleh:
TEGAR PRADUTA PUTRA
(21114120004)
Disusun Oleh:
TEGAR PRADUTA PUTRA
(21114120004)
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Teknologi Bank Darah
STIKES Rajekwesi Bojonegoro
Saya selaku penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak yang
membantu dalam penyusunannya mungkin laporan praktikum ini tidak terselesaikan. Oleh
karena itu saya selaku penulis mengucapkan banyak terimah kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu saya khususnya dosen pembimbing saya ibu Siti
Nurkasanah,S.Si.,M.Bio med dan Bapak Asep Saifudin,A.P.TTD,A.Md.Kes.,S.H. yang telah
memberikan arahan dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Sangat saya sadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini masih jauh
dari kesempurnaan namun saya telah berusaha semampu saya untuk memberikan yang ter-
baik. dan saya sadari selaku manusia biasa yang tidak akan pernah luput dari kesalahan oleh
karena itu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan dan kekurangan.
14 November 2022
Hormat saya
BAB 1 PENDAHULUAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan data WHO tahun 2008, sekitar 75 juta unit darah di dunia
dikumpulkan setiap tahun, tetapi hanya 53% dari yang sukarela (nonpaid donor). Sekitar 18
unit juta darah tidak dilakukan uji bebas infeksi, sehingga WHO berharap kepada pemerintah
untuk mendorong kebijakan pencapaian pasokan darah yang aman dari mikroorganisme pato-
gen. Motif yang biasanya melatari seseorang mendonorkan darahnya antara lain misi sosial
atau menolong keluarga. Dari motif-motif tersebut, pendonor terbaik adalah mereka yang
menyumbangkan darahnya secara rutin dan berkesinambungan secara sukarela yaitu sekali
dalam tiga bulan.2
Pada Praktik Kerja Lapangan ini, penulis menitikberatkan pada pengaruh tanda-
tanda vital calon pendonor darah (tekanan darah, frekuensi nadi, dan suhu tubuh) pada proses
seleksi donor. Tekanan darah adalah kekuatan jantung dalam memompa darah terhadap dind-
ing arteri.(Magder, 2018) Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi terpisah
dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung mem-
ompa darah yang kurang O2 ke paru-paru melalui sirkulasi pulmonal, kemudian CO2
dilepaskan dan O2 masuk ke darah. Darah yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung
dan dipompa keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui sirkulasi sistemik. Darah yang
mengandung O2 akan dipasok ke seluruh jaringan tubuh melewati arteri. Sementara darah ku-
rang O2 akan melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung.(Magder, 2018)
Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg) dan dicatat sebagai dua
nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah
sistolik terjadi ketika ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan darah ke arteri sedangkan
tekanan darah diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi dengan darah dari
atrium. Tekanan darah rata-rata orang dewasa muda yang sehat (sekitar 20 tahun) adalah
120/80 mmHg. Nilai pertama (120) merupakan sistolik dan nilai kedua (80) merupakan
tekanan darah diastolik. Untuk mengukur tekanan darah, dapat menggunakan sfigmo-
manometer yang ditempatkan di atas arteri brakialis pada lengan. 1
Tekanan darah penting karena merupakan kekuatan pendorong bagi darah agar
dapat beredar ke seluruh tubuh untuk memberikan darah segar yang mengandung oksigen dan
nutrisi ke organ-organ tubuh. Tekanan darah bervariasi untuk berbagai alasan, seperti usia,
aktivitas fisik, dan perubahan posisi. Untuk orang dewasa nilai standar tekanan darah adalah
120/80 mmHg. Nilai tekanan darah anak-anak lebih rendah daripada orang dewasa yaitu Un-
tuk usia 6 sampai 12 bulan, tekanan darahnya 80/55–100/65 mmHg. Sedangkan untuk anak-
anak yang usianya lebih tua atau balita, tekanan darah normalnya ada pada kisaran 90/55–
110/75 mmHg, dan usia anak remaja tekanan darah normal ada pada kisaran 110/65–135/85
mmHg. Tekanan darah anak didasarkan pada jenis kelamin, usia, dan tinggi. Selain itu,
tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas individu, misalnya berolahraga. 2 Olahraga akan
menyebabkan tekanan darah meningkat untuk waktu yang singkat dan akan kembali normal
ketika berhenti berolahraga.3 Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda yaitu pada waktu
pagi hari tekanan darah lebih tinggi dibandingkan saat tidur malam hari karena adanya perbe-
daan tekanan darah sistolik selama 2 jam pertama setelah bangun tidur dikurangi tekanan
darah sistolik terendah dalam sehari.4. Monteze NM, Souza BB, Alves HJ, de Oliveira FL, de Oliveira
JM, de Freitas SN, do Nascimento Neto RM, Sales ML, Souza GG. Heart rate variability in shift work -
ers: responses to orthostatism and relationships with anthropometry, body composition, and blood
pressure. BioMed research international. 2015 Oct 1;2015(1):1-8.Selain itu, faktor yang dapat
mempengaruhi perbedaan tekanan pada pembuluh darah adalah posisi tubuh dimana peruba-
han tekanan darah pada posisi tubuh dipengaruhi oleh faktor gravitasi.
Donor darah merupakan salah satu kegiatan penting dalam bidang kesehatan yaitu
pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah. Tujuan
donor darah adalah untuk penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kese-
hatan yang mencakup masalah pengadaan, pengolahan, dan penyampaian darah kepada
pasien (Munandar, 2008; Beliën & Forcé, 2012). Sedangkan transfusi darah menjadi salah
satu upaya kesehatan sebagai proses penyaluran darah baik berupa darah lengkap atau kom-
ponen darah dari satu orang ke sistem peredaran darah orang lain untuk pemulihan kesehatan-
nya (Departemen Kesehatan RI, 2001). Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis
seperti kehilangan darah dalam jumlah besar yang disebabkan oleh trauma, operasi, syok, dan
tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah (Sugesty, 2009; Lestariyani & Her-
awati, 2017).
Ketersediaan darah di bank darah sangat penting bagi mereka yang memerlukan
transfusi darah (Sari, 2012). Cadangan darah yang tersimpan pada bank darah idealnya adalah
2% dari jumlah penduduk yang ada. Ketidakseimbangan antara penyediaan darah dan kebu-
tuhan darah semakin meningkat di dunia. Jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia telah
mencapai sekitar 5,2 juta kantong per tahun atau 2% jumlah penduduk, sedangkan penyedi-
aan darah dan komponennya saat ini hanya sebanyak 4,7 juta kantong. Indonesia masih keku-
rangan jumlah penyediaan darah secara nasional sekitar 500 ribu kantong darah (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2019). Proses pengelolaan persediaan darah tersebut memer-
lukan tingkat keamanan serta kepercayaan yang tinggi untuk tiap langkah prosesnya (Beliën
dan Forcé, 2012).
Pentingnya ketersediaan darah di bank darah membutuhkan kesadaran dari
masyarakat yang secara sukarela berpartisipasi untuk menyumbahkan darahnya. Ada banyak
cara yang dilakukan oleh PMI (Palang Merah Indonesia) yang bekerjasama dengan instansi
lain atau relawan dalam meningkatkan kesadaran donor melalui kegiatan-kegiatan penge-
nalan langsung yang melibatkan berbagai elemen masyarakat baik orangtua, remaja bahkan
anak-anak (Annisya, 2017; Mahardika, 2019). Kesadaran masyarakat dalam menyumbangkan
darah di Indonesia sudah semakin meningkat tetapi dalam kenyataanya, banyak kandidat
yang secara sukarela bersedia donor darah tetapi tidak memenuhi syarat-syarat donor darah
yang ditentukan. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Pribadi et.al, 2017, partisipasi
masyarakat kampus dalam donor darah relatif baik, akan tetapi presentasi keberhasilan pre-
sentasi keberhasilan donor darah lebih rendah disebabkan kondisi fisik dan kesehatan yang
tidak memenuhi syarat. Dalam penelitiaan Faizah et.al, 2013 didapati kadar hemoglobin dari
129 responden diketahui 34,88% responden dengan kadar hemoglobin <12 g/dl, sehingga
tidak diterima untuk donor darah. Beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian Yunus
et.al, 2014 dalam penentuan layak donor adalah yaitu golongan darah, jenis kelamin, usia, be-
rat badan, tekanan darah, kadar hemoglobin dan kadar hematocrit (HCT). Masalah-masalah
yang mengakibatkan kegagalan melakukan donor darah meskipun calon pendonor sudah
dengan sukarela mendonorkan darah inilah yang menjadi dasar penelitian untuk mengidenti-
fikasi faktor-faktor yang mengakibatkan calon pendonor tidak layak mendonorkan darahnya.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui persentase pendonor dengan tekanan darah normal yang lolos ditahap
seleksi donor darah di UDD PMI Kabupaten Bojonegoro periode 7 September 2022-20
Oktober 2022
2. Untuk mengetahui persentase pendonor dengan tekanan darah di bawah normal yang ga-
gal ditahap seleksi donor darah di UDD PMI Kabupaten Bojonegoro periode 7 September
2022-20 Oktober 2022
3. Untuk persentase pendonor dengan tekanan darah di atas normal yang gagal ditahap se-
leksi donor darah di UDD PMI Kabupaten Bojonegoro periode 7 September 2022-20 Ok-
tober 2022
1.4 MANFAAT
1. Akademik
Laporan praktikum saya tujukan agar pembaca bisa mengetahui tentang analisis
tekanan darah pendonor dengan kegagalan pada tahap seleksi donor di UDD PMI
Kabupaten Bojonegoro Selain itu, untuk menambah wawasan pembaca tentang
tekanan darah sistolik dan distolik yang sesuai dengan SOP di UDD PMI BOJONE-
GORO.
2. Praktis
a. Bagi penulis
Laporan praktikum ini berguna bagi saya untuk menambah pengetahuan dan
wawasan terhadap tekanan darah rendah yang tidak sesuai dengan normalnya dan
sebagai pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu dalam bentuk praktik kerja la-
pangan dan menjadi laporan praktikum ini.
b. Bagi PMI Kabupaten Bojonegoro
Laporan praktikum ini dapat digunakan sebagai bahan gagasan pemikiran dan ba-
han evaluasi yang dapat membantu organisasi, untuk meningkatkan kinerja dalam
melayani masyarakat dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat.
c. Bagi Masyarakat
Laporan praktikum ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat untuk menge-
tahui standar tekanan darah normal yang tidak bisa melakukan donor darah. Selain
itu ada beberapa risiko penyakit pada individu tersebut kalau tidak sesuai dengan
tekanan darah normal. Sehingga lebih menjaga kesehatan ketika berkeinginan un-
tuk donor darah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan SOP UDD PMI Bojonegoro, tahapan seleksi donor meliputi beberapa tahapan,
yaitu:
1. Persiapan petugas seleksi donor meliputi menggunakan APD, menyiapkan meja kerja,
peralatan dan bahan habis pakai serta formulir pencatatan.
2. Calon pendonor melakukan registrasi data di bagian administrasi donor dengan menun
jukkan kartu donor atau identitas berfoto yang diakui : KTP,SIM atau PASPOR
3. Petugas administrasi melakukan verifikasi kesesuaian identitas calon pendonor dengan
tanda pengenal dan kesesuaian jangka waktu donasi serta petugas berhak menolak jika
calon pendonor belum waktunya mendonorkan darah. lihat IK Validasi Calon Donor.
4. Petugas administrasi donor memberikan informed consent dan kuesioner sesuai den-
gan data yang diberikan oleh calon pendonor.Untuk proses seleksi donor dalam gedung
(lihat lembar kerja) dan Mobile unit (lihat lembar kerja)
5. Calon pendonor menjawab semua pertanyaan pada formulir kuesioner dengan benar
dan jujur.
6. Calon pendonor menyerahkan formulir kuesioner kepada dokter atau petugas seleksi
donor yang diberi kewenangan dan dilakukan pengecekan identitas calon pendonor.
7. Calon Pendonor menimbang berat badan dengan disaksikan oleh dokter atau petugas
seleksi donor yang diberi kewenangan.
8. Dokter atau petugas seleksi donor yang diberi kewenangan melakukan verifikasi jawa-
ban isian formulir kuesioner.
9. Dokter atau petugas seleksi donor yang diberi kewenangan melakukan pemeriksaan
kesehatan sederhana meliputi tekanan darah, denyut nadi, dan suhu, termasuk melihat
status riwayat donor sebelumnya, lihat IK pemeriksaan kesehatan.
10. Petugas seleksi donor melakukan pemeriksaan Hb dan golongan darah. Pemeriksaan
golongan darah tidak dilakukan pada pendonor yang telah berhasil mendonasikan darah-
nya sebanyak tiga kali, lihat IK pemeriksaan Hb, IK pemeriksaan Goldar.
11. Dokter atau petugas seleksi donor yang diberi kewenangan memeriksa persyaratan
pendonor sesuai dengan kriteria seleksi donor, apabila memenuhi dilanjutkan dengan
proses pengambilan darah.
12. Jika tidak memenuhi syarat calon pendonor atau ditolak, diberikan penjelasan alasan
penolakan dan diberikan kesempatan untuk bertanya. Alasan penolakan dicatat pada
isian kuesioner.
13. Calon pendonor yang memenuhi syarat dipersilahkan untuk mencuci kedua lengan
(apabila tersedia fasilitas cuci lengan, jikalau tidak tersedia boleh menggunakan tissue
antiseptic) dan menuju ke ruang pengambilan darah, lihat IK cuci lengan.
2.3 DARAH
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tum-
buhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai perta-
hanan tubuh terhadap virus atau bakteri (Desmawati, 2013).
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup yang berada dalam ruang
vaskuler, karena perannya sebagai media komunikasi antar sel ke berbagai bagian tubuh den-
gan dunia luar karena fungsinya membawa oksigen dari paru-paru kejaringan dan karbon-
dioksida dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrien dari saluran
cerna ke jaringan kemudian menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah
(Desmawati, 2013).
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh dimana fungsi utamanya adalah men-
gangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga mensuplai tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit (Mallo,
Sompie and Narasiang, 2014).
Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap
dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi terpisah dalam jan-
tung yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung memompa
darah yang kurang O2 ke paru-paru melalui sirkulasi pulmonal di mana CO2 dilepaskan dan
O2 masuk ke darah. Darah yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa
keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke
seluruh tubuh. Darah mengandung O2 akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara
darah kurang O2 akan melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung. Tekanan darah
diukur dalam milimeter air raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua nilai yang berbeda yaitu
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik terjadi ketika ven-
trikel berkontraksi dan mengeluarkan darah ke arteri sedangkan tekanan darah diastolik ter-
jadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi dengan darah dari atrium. Tekanan darah rata-rata
orang dewasa muda yang sehat (sekitar 20 tahun) adalah 120/80 mmHg. Nilai pertama (120)
merupakan sistolik dan nilai kedua (80) merupakan tekanan darah diastolik. Untuk mengukur
tekanan darah, dapat menggunakan sfigmomanometer yang ditempatkan di atas arteri
brakialis pada lengan.1
Tekanan darah penting karena merupakan kekuatan pendorong bagi darah agar
dapat beredar ke seluruh tubuh untuk memberikan darah segar yang mengandung oksigen dan
nutrisi ke organ-organ tubuh. Tekanan darah bervariasi untuk berbagai alasan, seperti usia,
aktivitas fisik, dan perubahan posisi. Untuk orang dewasa, 120/80 mmHg dianggap sebagai
nilai yang normal. Nilai tekanan darah anak-anak lebih rendah daripada orang dewasa.
Tekanan darah anak didasarkan pada jenis kelamin, usia, dan tinggi. Tekanan darah bisa
bervariasi bahkan pada orang yang sama misalnya pada saat berolahraga.2 Olahraga akan
menyebabkan tekanan darah meningkat untuk waktu yang singkat dan akan kembali normal
ketika berhenti berolahraga.3 Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda yaitu pada waktu
pagi hari tekanan darah lebih tinggi dibandingkan saat tidur malam hari karena adanya perbe-
daan tekanan darah sistolik selama 2 jam pertama setelah bangun tidur dikurangi tekanan
darah sistolik terendah dalam sehari. 4 Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan
tekanan pada pembuluh darah adalah posisi tubuh dimana perubahan tekanan darah pada po-
sisi tubuh dipengaruhi oleh faktor gravitasi.
Sumber: Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah Orang Dewasa dengan Usia diatas 18 Tahun
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7), Tahun 2003.
Tinggi
Tekanan Darah dikatakan tinggi apabila melebihi normalnya tekanan darah dan
beresiko terjadinya hipertensi dan pendonor mengalami keadaan tegang, pus-
ing, serta emosi yang berlebihan
Rendah
Tekanan darah dikatakan rendah apabila kurang dari normalnya tekanan darah
dan beresiko terjadinya anemia dan pendonor mengalami keadaan lemas dan
pucat
BAB 3
PELAKSANAAN PKL
NO DOKUMEN : UTDBJN-SD-L2-001
VERSI : 001
TANGGAL BERLAKU : Xxxx 2022
TANGGAL KAJI ULANG : Xxxxxx 2024
Tanda Tangan :
Jabatan : Kabid Teknis Pelayanan
2. Ruang Lingkup
SPO ini digunakan oleh dokter dan seluruh teknisi pelayanan darah dan atau perawat serta petu-
gas administrasi di UTD PMI Kabupaten Bojonegoro dalam proses seleksi calon pendonor darah.
4.1 Permenkes Republik Indonesia Nomor 91 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Tranfusi Darah.
4.2 PerKa BPOM No. 10 tahun 2017 tentang Pedoman CPOB di UTD dan Pusat Plasmafer-
esis.
7. Prosedur
7.1 Persiapan petugas seleksi donor meliputi menggunakan APD, menyiapkan meja kerja, per-
alatan dan bahan habis pakai serta formulir pencatatan, lihat lampiran 1.
7.2 Calon pendonor melakukan registrasi data di bagian administrasi donor dengan menun-
jukkan kartu donor atau identitas berfoto yang diakui : KTP,SIM atau PASPOR
7.3 Petugas administrasi melakukan verifikasi kesesuaian identitas calon pendonor dengan
tanda pengenal dan kesesuaian jangka waktu donasi serta petugas berhak menolak jika
calon pendonor belum waktunya mendonorkan darah. lihat IK Validasi Calon Donor, lam-
piran 3
7.4 Petugas administrasi donor memberikan informed consent dan kuesioner sesuai dengan
data yang diberikan oleh calon pendonor... Untuk proses seleksi donor dalam gedung (lihat
Iembar kerja) dan Mobile unit (lihat Iembar kerja)
7.5 Calon pendonor menjawab semua pertanyaan pada formulir kuesioner dengan benar dan
jujur, lihat lampiran 2.
7.6 Calon pendonor menyerahkan formulir kuesioner kepada dokter atau petugas seleksi donor
yang diberi kewenangan dan dilakukan pengecekan identitas calon pendonor.
7.7 Calon Pendonor menimbang berat badan dengan disaksikan oleh dokter atau petugas se-
leksi donor yang diberi kewenangan.
7.8 Dokter atau petugas seleksi donor yang diberi kewenangan melakukan verifikasi jawaban
isian formulir kuesioner.
7.9 Dokter atau petugas seleksi donor yang diberi kewenangan melakukan pemeriksaan kese-
hatan sederhana meliputi tekanan darah, denyut nadi, dan suhu, termasuk melihat status ri-
wayat donor sebelumnya, lihat IK pemeriksaan kesehatan, lampiran 6.
7.10 Petugas seleksi donor melakukan pemeriksaan Hb dan golongan darah. Pemeriksaan go-
longan darah tidak dilakukan pada pendonor yang telah berhasil mendonasikan darahnya
sebanyak tiga kali, lihat IK pemeriksaan Hb, IK pemeriksaan Goldar, lampiran 4 dan 5.
7.11 Dokter atau petugas seleksi donor yang diberi kewenangan memeriksa persyaratan pen-
donor sesuai dengan kriteria seleksi donor, apabila memenuhi dilanjutkan dengan proses
pengambilan darah.
7.12 Jika tidak memenuhi syarat calon pendonor atau ditolak, diberikan penjelasan alasan peno-
lakan dan diberikan kesempatan untuk bertanya. Alasan penolakan dicatat pada isian kue-
sioner.
7.13 Calon pendonor yang memenuhi syarat dipersilahkan untuk mencuci kedua lengan (apa-
bila tersedia fasilitas cuci lengan, jikalau tidak tersedia boleh menggunakan tissue antisep-
tic) dan menuju ke ruang pengambilan darah, lihat IK cuci lengan lampiran 7.
8. Dokumen Terkait
8.1 Check list persiapan peralatan dan bahan habis pakai seleksi pendonor No UTDBJN-SD-L4-
001
8.2 Formulir Kuesioner Donor dan informed consent No UTDBJN-SD-L4-002
8.3 IK Validasi Calon Donor No UTDBJN-SD-L3-001
8.4 IK Pemeriksaan Hemoglobin No UTDBJN-SD-L3-002
8.5 IK Pemeriksaan Golongan darah ABO dan Rhesus No. UTDBJN-SD-L3-003
8.6 IK Pemeriksaan Kesehatan No. UTDBJN-SD-L3-004
8.7 IK Cuci Lengan Donor No UTDBJN-SD-L3-005
9. Lampiran
9.1 Lampiran 1 : Check list persiapan peralatan dan bahan habis pakai seleksi pendonor
No. .....
9.2 Lampiran 2 : Formulir Kuesioner Donor dan informed consent No. .....
9.3 Lampiran 3 : Instruksi Kerja Validasi Calon Donor No. .....
9.4 Lampiran 4 : Instruksi kerja pemeriksaan kadar hemoglobin No. .....
9.5 Lampiran 5 : Instruksi kerja pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus No. .....
9.6 Lampiran 6 : Instruksi Kerja Pemeriksaan Kesehatan No. .....
9.7 Lampiran 7 : Instruksi kerja Cuci Lengan Donor No. .....
NO DOKUMEN : UTDBJN-PD-L2-001
VERSI : 001
TANGGAL BERLAKU : xxxx 2022
TANGGAL KAJI ULANG : xxxx 2024
2. Ruang Lingkup
SPO ini digunakan oleh seluruh staf pengambilan darah di UTD Palang Merah Indonesia dalam
melakukan pengambilan darah, mulai dari menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan
persiapan peralatan dan bahan habis pakai, persiapan dokumentasi, identifikasi pendonor, desin-
feksi lengan pendonor, pengambilan darah, perawatan luka tusuk jarum, dan monitoring pen-
donor pasca penyumbangan darah.
4.1 Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia Nomor 91 tahun 2015 tentang
Standar Pelayanan Tranfusi Darah.
4.2 PerKa BPOM No. 10 tahun 2017 tentang Pedoman CPOB di UTD dan Pusat
Plasmaferesis.
7. Prosedur
7.1 Persiapan petugas pengambilan darah donor meliputi menggunakan APD, menyiapkan
meja kerja, peralatan dan bahan habis pakai serta formulir pencatatan dan ceklis
pengambilan darah, lihat lampiran 1 dan Iembar kerja. Kerja Instruksi Kerja Penanganan
Pendonor Yang Mengalami Reaksi Dan Gagal Saat Proses Pengambilan Darah.
7.2 Persilahkan Pendonor duduk di kursi donor
7.3 Lakukan konfirmasi ulang data pendonor di samping kursi donor dengan menanyakan
langsung nama atau data lain jika diperlukan.
7.4 Lakukan Validasi Kantong. Lihat Iembar kerja Validasi Kantong
7.5 Tempelkan label pada kantong darah, kantong satelit, tabung sampel,formulir inform
consent ,formulir barcode sampel donor, formulir barcode kantong darah donor, dan
formulir lembar kerja aftap serta musnahkan label yang tersisa, lihat lampiran 2, 3, 8 dan
9.
7.6 Lakukan persiapan area lengan donor yang akan ditusuk venanya dengan mencari akses
vena memperhatikan kesehatan serta kebersihan lengan donor.
7.7 Lakukan proses pengambilan darah dan sampel darah serta perawatan luka sesuai
Instruksi Kerja Pengambilan Darah, untuk Pengambilan dalam gedung lihat (Iembar
kerja). untuk Pengambilan Mobile Unit lihat (Iembar kerja)
7.8 Perhatikan durasi pengambilan untuk pembuatan komponen selanjutnya. Jika kurang dari
12 menit dapat diolah menjadi semua komponen, jika waktu pengambilan selama 12–15
menit dapat diolah menjadi PRC dan WB, apabila lebih dari 15 menit darah tidak dapat
digunakan.
7.9 Lakukan penanganan pada pendonor yang mengalami reaksi yang tidak diinginkan, lihat
Instruksi Kerja Penanganan Pendonor Yang Mengalami Reaksi Dan Gagal Saat Proses
Pengambilan Darah.
7.10 Lakukan penanganan pada pendonor yang mengalami gagal saat proses pengambilan
darah, lihat Instruksi Kerja Penanganan Pendonor Yang Mengalami Reaksi Dan Gagal
Saat Proses Pengambilan Darah.
7.11 Lakukan pengamatan pada pendonor sekitar 15 menit setelah selesai dilakukan
pengambilan darah.
8. Dokumen Terkait
8.1 Checklist Peralatan Pengambilan Darah Darah Dalam Gedung No. UTDBJN-PD-L4-001
8.2 Formulir Barcode Sampel Darah Donor No UTDBJN-PPS-L4-001
8.3 Formulir Barcode Kantong Darah Donor No. UTDBJN-PPKD-L4-001
8.4 Instruksi Kerja Validasi Kantong Darah No. UTDBJN-PD-L3-001
8.5 Instruksi Kerja Pengambilan Darah No. UTDBJN-PD-L3-002
8.6 Instruksi Kerja Instruksi Kerja Penanganan Pendonor Yang Mengalami Reaksi Dan
Gagal Saat Proses Pengambilan Darah No. UTDBJN-PD-L3-003
8.7 Checklist Pengambilan Darah Donor Dalam Gedung no. UTDBJN-PD-L4-001
8.8 Formulir inform consent
8.9 Formulir lembar kerja aftap
9. Lampiran
9.1 Lampiran 1 : Check List Peralatan Pengambilan Darah Dalam Gedung
9.2 Lampiran 2 : Formulir Barcode Sampel Darah Donor
9.3 Lampiran 3 : Formulir Barcode Kantong Darah Donor
9.4 Lampiran 4 : Instruksi Kerja Validasi Kantong Darah
9.5 Lampiran 5 : Instruksi Kerja Pengambilan Darah
9.6 Lampiran 6 : Instruksi Kerja Penanganan Pendonor Yang Mengalami Reaksi Dan Gagal
Saat Proses Pengambilan Darah
9.7 Lampiran 7 : Checklist Pengambilan Darah Donor Dalam Gedung
9.8 Lampiran 8 : Formulir inform consent
9.9 Lampiran 9 : Formulir lembar kerja aftap
Nomor
Tanggal Efektif Referensi Ringkasan Perubahan
Versi
001 xxxx 2023 CPOB Dokumen Baru
Tahap Orientasi
- Pembukaan dan Pembekalan PKL
- Pengenalan ruang Laboratorium yang ada di PMI
Tahap pelaksanaan
- Pengenalan alat kerja yang akan digunakan selama praktikum
- Melakukan rekrutmen donor yaitu meminta pendonor untuk memberikan kartu
identitas untuk proses pendaftaran donor dan memberikan informed consent
- Melakukan pemeriksaan seleksi donor meliputi pemeriksaan tekanan darah,
berat badan dan HB
- Melakukanpengambilankantongdanpelebelan
- Melakukanpenyadapandarah
- Melakukanpenyimpanandarah
- Melakukaninputdata
Tahap evaluasi
- Mencatat kegiatan harian praktek di buku logbook
- Post test setelah praktek
- Minggu terakhir mengikuti mobile unit
Golan-
Hemoglo- Hema- Tekana Keteran-
Nomor Kelamin Umur gan
bin tokrit n Darah gan
Darah
1 Laki-laki 40 16,8 49% A+ 130/90 Berhasil
2 Laki-laki 19 16,1 47% O+ 125/81 Berhasil
Gagal(Hb
3 Laki-laki 43 10,9 30% O+ 131/71
Rendah)
Perem-
4 24 12,7 44% O+ 125/80 Berhasil
puan
Perem-
5 32 16 37% B+ 120/70 Berhasil
puan
6 Laki-laki 34 13,9 47% B+ 130/75 Berhasil
Gagal(Tens
7 Laki-laki 30 12,9 45% O+ 165/108
i Tinggi)
8 Laki-laki 25 15,5 40% A+ 125/90 Berhasil
9 Laki-laki 30 14,2 42% O+ 131/81 Berhasil
10 Laki-laki 35 14,5 39% O+ 125/71 Berhasil
11 Laki-laki 22 14,5 39% B+ 140/91 Berhasil
Gagal(Hb
12 Laki-laki 27 10,9 40% O+ 130/90
Rendah)
13 Laki-laki 25 15 44% A+ 130/90 Berhasil
14 Laki-laki 22 14,3 39% O+ 135/81 Berhasil
15 Laki-laki 23 16 44% O+ 120/80 Berhasil
16 Laki-laki 30 13,2 39% O+ 140/95 Berhasil
Perem- Gagal(Hb
17 35 10 35% B+ 117/70
puan Rendah)
18 Laki-laki 40 12,7 39% A+ 145/90 Berhasil
Perem-
19 25 13 44% O+ 130/81 Berhasil
puan
20 Laki-laki 22 14 40% O+ 120/70 Berhasil
21 Laki-laki 27 15,5 37% A+ 135/85 Berhasil
22 Laki-laki 26 14 40% A+ 120/70 Berhasil
Gagal(Tens
23 Laki-laki 31 12,9 40% O+ 163/107
i Tinggi)
24 Laki-laki 33 12,8 44% B+ 129/80 Berhasil
25 Laki-laki 45 13,5 38% B+ 145/95 Berhasil
26 Laki-laki 41 14,3 40% B+ 130/80 Berhasil
Gagal(Hb
27 Laki-laki 38 11 38% A+ 140/85
Rendah)
Perem-
28 30 12,8 44% O+ 135/80 Berhasil
puan
Perem-
29 32 16 43% A+ 120/90 Berhasil
puan
30 Laki-laki 25 13 39% O+ 135/85 Berhasil
31 Laki-laki 31 13,1 44% O+ 125/90 Berhasil
32 Laki-laki 27 15 44% A+ 120/80 Berhasil
Gagal
33 Laki-laki 40 13 39% B+ 170/110 (Tensi
tinggi)
34 Laki-laki 42 14,5 40% B+ 145/85 Berhasil
Gagal (HB
35 Laki-laki 37 11,2 40% O+ 130/81
rendah)
36 Laki-laki 33 13,5 39% B+ 125/80 Berhasil
Perem-
37 29 15 38% O+ 130/70 Berhasil
puan
38 Laki-laki 45 15,3 40% O+ 135/85 Berhasil
39 Laki-laki 43 13 41% B+ 130/80 Berhasil
40 Perem- 24 11,2 35% A+ 120/71 Gagal (HB
puan rendah)
Perem-
41 19 14,2 41% A+ 117/70 Berhasil
puan
42 Laki-laki 25 16 44% B+ 120/80 Berhasil
43 Laki-laki 31 12,9 44% O+ 135/90 Berhasil
44 Laki-laki 34 13,4 39% O+ 140/85 Berhasil
45 Laki-laki 25 13,5 40% O+ 131/71 Berhasil
46 Laki-laki 30 14 40% O+ 129/70 Berhasil
47 Laki-laki 35 13 44% A+ 140/95 Berhasil
48 Laki-laki 39 12,9 39% B+ 150/90 Berhasil
Gagal (HB
49 Laki-laki 41 11,4 44% O+ 150/95
rendah)
Perem-
50 29 12,8 44% A+ 130/81 Berhasil
puan
Gagal (HB
51 Laki-laki 40 11,5 39% A+ 140/90
rendah)
Perem- Gagal (HB
52 33 11,1 38% A+ 135/85
puan rendah)
53 Laki-laki 34 14,1 40% B+ 140/80 Berhasil
54 Laki-laki 31 13,4 44% O+ 131/91 Berhasil
Gagal
55 Laki-laki 30 12,9 44% A+ 160/105 (Tensi
Tinggi)
56 Laki-laki 25 13,5 40% O+ 125/80 Berhasil
57 Laki-laki 29 12,9 39% B+ 120/81 Berhasil
58 Laki-laki 40 14 44% O+ 140/90 Berhasil
59 Laki-laki 59 14 44% B+ 150/95 Berhasil
Perem- Gagal (HB
60 31 11,9 39% A+ 117/70
puan rendah)
61 Laki-laki 35 13 39% B+ 141/81 Berhasil
Perem-
62 32 12,8 40% B+ 121/71 Berhasil
puan
Perem-
63 28 13 40% A+ 135/80 Berhasil
puan
64 Laki-laki 30 14,5 41% O+ 130/91 Berhasil
65 Laki-laki 34 13,9 44% A+ 140/95 Berhasil
Perem-
66 33 13 39% O+ 135/80 Berhasil
puan
Gagal
67 Laki-laki 43 12 30% B+ 165/110 (Tensi
Tinggi)
68 Laki-laki 35 13,5 39% O+ 140/91 Berhasil
Gagal (HB
69 Laki-laki 41 11 41% O+ 135/85
rendah)
70 Laki-laki 38 14 39% O+ 140/81 Berhasil
71 Laki-laki 39 13 40% O+ 145/90 Berhasil
72 Perem- 38 11,5 39% B+ 127/83 Gagal (HB
puan rendah)
73 Laki-laki 29 12,9 40% A+ 125/81 Berhasil
Gagal (HB
74 Laki-laki 31 12 39% O+ 130/71
rendah)
75 Laki-laki 27 13,5 44% A+ 135/90 Berhasil
76 Laki-laki 28 12,9 40% A+ 130/81 Berhasil
77 Laki-laki 30 14 44% B+ 125/71 Berhasil
78 Laki-laki 25 14,5 39% B+ 140/85 Berhasil
Perem-
79 22 13,5 39% O+ 119/65 Berhasil
puan
Perem-
80 23 12,9 41% O+ 125/71 Berhasil
puan
Gagal (HB
81 Laki-laki 39 12 39% O+ 130/80
rendah)
82 Laki-laki 54 13 42% A+ 150/95 Berhasil
Perem- Gagal (HB
83 42 11,9 40% B+ 115/70
puan rendah)
84 Laki-laki 22 14 40% O+ 125/71 Berhasil
85 Laki-laki 30 13 40% A+ 130/85 Berhasil
86 Laki-laki 35 12,9 40% A+ 140/91 Berhasil
Gagal (HB
87 Laki-laki 45 12 39% A+ 135/81
rendah)
88 Laki-laki 27 14 40% B+ 125/75 Berhasil
Perem-
89 28 13 39% O+ 129/81 Berhasil
puan
Gagal
90 Laki-laki 40 13,5 40% O+ 161/103 (Tensi
Tinggi)
91 Laki-laki 30 14 39% B+ 135/90 Berhasil
Perem-
92 31 12,7 40% B+ 129/85 Berhasil
puan
93 Laki-laki 25 13,1 44% O+ 130/93 Berhasil
94 Laki-laki 31 13 46% O+ 130/85 Berhasil
95 Laki-laki 34 14,5 43% O+ 135/90 Berhasil
Perem- Gagal (HB
96 29 12 39% B+ 127/71
puan rendah)
97 Laki-laki 25 12,9 41% A+ 135/85 Berhasil
Perem-
98 34 14,3 44% B+ 140/90 Berhasil
puan
99 Laki-laki 41 13,5 43% B+ 145/91 Berhasil
Gagal
100 Laki-laki 43 12,7 40% O+ 170/110 (Tensi
Tinggi)
101 Laki-laki 40 12,5 40% A+ 150/100 Berhasil
102 Laki-laki 36 13 44% O+ 130/95 Berhasil
103 Laki-laki 27 13,5 40% B+ 125/81 Berhasil
104 Laki-laki 25 14 40% O+ 120/70 Berhasil
Perem- Gagal (HB
105 39 12 36% B+ 130/81
puan rendah)
106 Laki-laki 30 14 39% A+ 125/90 Berhasil
107 Laki-laki 35 13 44% O+ 140/91 Berhasil
Perem-
108 27 14 39% A+ 135/85 Berhasil
puan
109 Laki-laki 35 13 40% O+ 140/90 Berhasil
Gagal
110 Laki-laki 40 14,5 44% B+ 171/110 (Tensi
Tinggi)
111 Laki-laki 43 12,9 39% O+ 151/91 Berhasil
112 Laki-laki 32 13,5 40% B+ 141/90 Berhasil
113 Laki-laki 30 13 39% O+ 135/85 Berhasil
114 Laki-laki 27 14 40% B+ 129/81 Berhasil
115 Laki-laki 40 13 30% O+ 141/91 Berhasil
Perem- Gagal (HB
116 39 11 37% B+ 119/70
puan Rendah)
Gagal
117 Laki-laki 49 12,7 38% O+ 201/110 (Tensi
Tinggi)
118 Laki-laki 30 13 40% B+ 131/91 Berhasil
Perem-
119 22 12,5 39% A+ 125/80 Berhasil
puan
120 Laki-laki 30 14 44% O+ 140/81 Berhasil
Perem- Gagal (HB
121 35 11,5 37% B+ 120/70
puan Rendah)
122 Laki-laki 25 13 40% O+ 131/81 Berhasil
Gagal
123 Laki-laki 34 13 39% O+ 165/107 (Tensi
Tinggi)
124 Laki-laki 30 14 44% B+ 135/90 Berhasil
Gagal
Perem-
125 35 12,5 37% B+ 180/110 (Tensi
puan
Tinggi)
Gagal (HB
126 Laki-laki 50 11 39% O+ 150/95
Rendah)
Perem-
127 27 12,9 38% B+ 135/81 Berhasil
puan
128 Laki-laki 40 15 44% A+ 140/91 Berhasil
Gagal
129 Laki-laki 45 12,9 39% O+ 165/107 (Tensi
Tinggi)
130 Laki-laki 25 13 40% O+ 130/80 Berhasil
131 Laki-laki 27 14 40% O+ 125/81 Berhasil
132 Laki-laki 31 13,5 44% B+ 130/80 Berhasil
133 Laki-laki 40 13 39% O+ 135/90 Berhasil
134 Perem- 30 11,5 39% B+ 140/85 Gagal (HB
puan Rendah)
135 Laki-laki 25 12,9 40% B+ 120/71 Berhasil
136 Laki-laki 26 14,5 41% A+ 131/81 Berhasil
Perem- Gagal (HB
137 35 11 38% O+ 130/80
puan Rendah)
138 Laki-laki 30 13 40% B+ 125/80 Berhasil
139 Laki-laki 25 14 40% B+ 135/81 Berhasil
140 Laki-laki 27 13,5 44% O+ 135/91 Berhasil
141 Laki-laki 40 17 45% O+ 140/99 Berhasil
142 Laki-laki 32 15 40% O+ 129/81 Berhasil
143 Laki-laki 35 14 41% B+ 135/85 Berhasil
Perem- Gagal (HB
144 30 11,5 35% O+ 117/71
puan Rendah)
145 Laki-laki 38 12,9 39% B+ 130/80 Berhasil
Perem- Gagal (HB
146 27 11,8 36% B+ 117/69
puan Rendah)
147 Laki-laki 29 13,5 44% A+ 125/85 Berhasil
BAB 4
4.1 Hasil
Pengambilan data dilakukan selama PKL pada tanggal 7 September 2022 s/d 20
Oktober 2022. Pengukuran tekanan darah dengan kegagalan pada tahap seleksi donor darah.
Pada tanggal 7 September 2022 s/d 20 Oktober 2022 didapatkan sebanyak 43 calon pendonor
yang gagal dari 728 total calon pendonor yang terdaftar dalam tahap seleksi. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut:
TABEL 4.1
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui dari total 728 calon pendonor yang terdaftar tahap se-
leksi donor pada tanggal 7 September 2022 s/d 20 Oktober 2022, terdapat 188 (26%) calon
pendonor yang gagal. Dan 540 (74%) yang berhasil. Dapat disimpulkan bahwa banyak pen-
donor yang berhasil donor darah (Gambar 4.1 Sebaran Kegagalan Calon Pendonor Darah)
7% 1%
91%
Total Berhasil
Tekanan Darah >160 Mmhg
Tekanan Darah <90 Mmhg
4.2 Pembahasan
Hasil penelitian yang didapat sebagian besar pendonor yang gagal pada tahap se-
leksi di UDD PMI Kabupaten Bojonegoro tercatat pendonor pada tanggal 22 Februari
2022s/d 19 Maret 2022 pendonor yang gagal seleksi donor kategori tekanan darah berjumlah
11 orang (9%). Syarat donor menurut Permenkes 91 tahun 2015 menyatakan bahwa tekanan
darah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Alvira, et. all, pada tahun 2016 meny-
atakan bahwa pendonor dibagi menjadi dua kelompok yaitu donor dengan frekuensi tinggi
(Pendonor yang telah mendonorkan darahnya lebih dari 8 kali per 2 tahun) dan donor dengan
frekuensi rendah (mendonorkan darah 1-2 kali per 2 tahun). Dari penelitian tersebut mendap-
atkan hasil bahwa frekuensi donor darah yang tinggi mampu menurunkan simpanan zat besi,
namun tidak ada perbedaan yang sangat signifikan antara tekanan darah pendonor frekuensi
donor darah yang tinggi dengan pendonor yang frekuensi darah rendah (Alvira,et.all,2016).
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Bagi Teoritis
Bagi Teoritis disarankan dapat mengembangkan keilmuwan tentang kegagalan donor darah,
faktor penyebabnya dan solusi untuk mencegah kegagalan donor darah.
Unit Donor Darah PMI Kabupaten Bojoengoro perlu meningkatkan program sosialisasi
donor darah secara berkala kepada calon donor yang gagal mendonorkan darahnya terkait
peningkatan kualitas kesehatan agar dapat memenuhi persyaratan donor darah sehingga pen-
donor yang gagal mendonorkan darahnya mempunyai keinginan berdonor kembali dan men-
jadi donor lestari. Selain itu sosialisasi juga perlu diadakan kepada masyarakat untuk
meningkatkan keinginan berdonor bagi masyarakat untuk menjaga ketersediaan stok darah di
PMI.
3. Bagi Pendonor
Bagi pendonor disarankan dapat memahami tentang syarat-syarat donor darah sebelum donor
agar mengurangi faktor kegagalan donordarah.
4. Bagi Peneliti
Bagi peneliti dapat memahami tentang faktor-faktor penyebab kegagalan donor sehingga da-
pat memberikan edukasi bagi pendonor yang gagal mendonorkan darahnya untuk
meningkatkan kualitas kesehatan sehingga dapat mendonorkan darahnya kembali.
5. Bagi Penelitilain
Bagi peneliti lain disarankan dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang kegagalan donor
darah, faktor penyebabnya dan solusi untuk mencegah kegagalan donor darah
DAFTAR PUSTAKA