Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

ANALISIS TEKANAN DARAH PENDONOR DENGAN KEGAGALAN PADA


TAHAP SELEKSI DONOR DI UDD PMI KABUPATEN BOJONEGORO
PERIODE 7 SEPTEMBER 2022-20 OKTOBER 2022

Disusun Oleh :

TEGAR PRADHUTA PUTRA

(21114120004)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BANK DARAH

STIKES RAJEKWESI BOJONEGORO

TAHUN AJARAN 2022/2023


ANALISIS TEKANAN DARAH PENDONOR DENGAN KEGAGALAN PADA
TAHAP SELEKSI DONOR DI UDD PMI KABUPATEN BOJONEGORO
PERIODE 7 SEPTEMBER 2022-20 OKTOBER 2022

Disusun Oleh:
TEGAR PRADUTA PUTRA
(21114120004)

Telah disetujui untuk diujikan


Pada tanggal…………….

Susunan Dewan Pembimbing

Pembimbing Lapangan/CI Pembimbing Institusi

Asep Saifudin,A.P.TTD,A.Md.Kes.,S.H. Siti Nurkasanah,S.Si,.M.Biomed


ANALISIS TEKANAN DARAH PENDONOR DENGAN KEGAGALAN PADA
TAHAP SELEKSI DONOR DI UDD PMI KABUPATEN BOJONEGORO
PERIODE 7 SEPTEMBER 2022-20 OKTOBER 2022

Disusun Oleh:
TEGAR PRADUTA PUTRA
(21114120004)

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada tanggal…………….
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Pembimbing Lapangan/CI Pembimbing Institusi

Asep Saifudin,A.P.TTD,A.Md.Kes.,S.H. Siti Nurkasanah,S.Si,.M.Biomed

Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Teknologi Bank Darah
STIKES Rajekwesi Bojonegoro

Nina Difla Muflikhah,S.Si., M.Sc


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-Nya se-
hingga penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat saya selesaikan. Laporan Prak-
tik Kerja Lapangan ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas Pelatihan se-
lama di UDD PMI BOJONEGORO yang ditugaskan oleh kampus STIKES RAJEKWESI
BOJONEGORO.

Saya selaku penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak yang
membantu dalam penyusunannya mungkin laporan praktikum ini tidak terselesaikan. Oleh
karena itu saya selaku penulis mengucapkan banyak terimah kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu saya khususnya dosen pembimbing saya ibu Siti
Nurkasanah,S.Si.,M.Bio med dan Bapak Asep Saifudin,A.P.TTD,A.Md.Kes.,S.H. yang telah
memberikan arahan dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

Sangat saya sadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini masih jauh
dari kesempurnaan namun saya telah berusaha semampu saya untuk memberikan yang ter-
baik. dan saya sadari selaku manusia biasa yang tidak akan pernah luput dari kesalahan oleh
karena itu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan dan kekurangan.

14 November 2022

Hormat saya

TEGAR PRADHUTA PUTRA


DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum


2.2 Tahapan Seleksi
2.3 Proses Seleksi Donor
2.4 Tekanan Darah

BAB 3 PELAKSANAAN PKL

3.1 Waktu & Tempat


3.2 Alat Dan Bahan
3.3 SOP Seleksi Donor
3.4 SOP Penyadapan Darah
3.5 Tahap Pelaksanaan
3.6 Jadwal Piket
3.7 Buku Logbook
3.8 Hasil PKL (Personal)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.2 Pembahasan

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Donor darah adalah tindakan pengambilan darah dari seseorang secara sukarela,
disimpan di bank darah dan digunakan untuk keperluan transfusi darah. Donor darah meru-
pakan kegiatan penyaluran darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke orang lain
yang memerlukannya. Donor darah dibutuhkan pada kondisi medis seperti kehilangan darah
dalam jumlah besar yang disebabkan trauma, operasi, syok, dan tidak berfungsinya organ
pembentuk sel darah merah.1

Berdasarkan data WHO tahun 2008, sekitar 75 juta unit darah di dunia
dikumpulkan setiap tahun, tetapi hanya 53% dari yang sukarela (nonpaid donor). Sekitar 18
unit juta darah tidak dilakukan uji bebas infeksi, sehingga WHO berharap kepada pemerintah
untuk mendorong kebijakan pencapaian pasokan darah yang aman dari mikroorganisme pato-
gen. Motif yang biasanya melatari seseorang mendonorkan darahnya antara lain misi sosial
atau menolong keluarga. Dari motif-motif tersebut, pendonor terbaik adalah mereka yang
menyumbangkan darahnya secara rutin dan berkesinambungan secara sukarela yaitu sekali
dalam tiga bulan.2

Pendonor darah harus memenuhi berbagai persyaratan untuk mendonorkan darah-


nya antara lain memiliki berat badan diatas 50 kg, hemoglobin darah sesuai dengan tes,
tekanan darah pendonor minimal 110/70 mmHg, dan pendonor darah harus beristirahat lebih
dari 6 jam sebelum mendonorkan darahnya. Pada tahun 2000 pengambilan jumlah darah pada
donor darah hanya 100-150 cc dalam sekali mendonor, kemudian naik menjadi 250 cc dan
pada saat ini terjadi peningkatan lagi menjadi 350 cc. 3,4

Pada Praktik Kerja Lapangan ini, penulis menitikberatkan pada pengaruh tanda-
tanda vital calon pendonor darah (tekanan darah, frekuensi nadi, dan suhu tubuh) pada proses
seleksi donor. Tekanan darah adalah kekuatan jantung dalam memompa darah terhadap dind-
ing arteri.(Magder, 2018) Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi terpisah
dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung mem-
ompa darah yang kurang O2 ke paru-paru melalui sirkulasi pulmonal, kemudian CO2
dilepaskan dan O2 masuk ke darah. Darah yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung
dan dipompa keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui sirkulasi sistemik. Darah yang
mengandung O2 akan dipasok ke seluruh jaringan tubuh melewati arteri. Sementara darah ku-
rang O2 akan melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung.(Magder, 2018)

Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg) dan dicatat sebagai dua
nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah
sistolik terjadi ketika ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan darah ke arteri sedangkan
tekanan darah diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi dengan darah dari
atrium. Tekanan darah rata-rata orang dewasa muda yang sehat (sekitar 20 tahun) adalah
120/80 mmHg. Nilai pertama (120) merupakan sistolik dan nilai kedua (80) merupakan
tekanan darah diastolik. Untuk mengukur tekanan darah, dapat menggunakan sfigmo-
manometer yang ditempatkan di atas arteri brakialis pada lengan. 1

Tekanan darah penting karena merupakan kekuatan pendorong bagi darah agar
dapat beredar ke seluruh tubuh untuk memberikan darah segar yang mengandung oksigen dan
nutrisi ke organ-organ tubuh. Tekanan darah bervariasi untuk berbagai alasan, seperti usia,
aktivitas fisik, dan perubahan posisi. Untuk orang dewasa nilai standar tekanan darah adalah
120/80 mmHg. Nilai tekanan darah anak-anak lebih rendah daripada orang dewasa yaitu Un-
tuk usia 6 sampai 12 bulan, tekanan darahnya 80/55–100/65 mmHg. Sedangkan untuk anak-
anak yang usianya lebih tua atau balita, tekanan darah normalnya ada pada kisaran 90/55–
110/75 mmHg, dan usia anak remaja tekanan darah normal ada pada kisaran 110/65–135/85
mmHg. Tekanan darah anak didasarkan pada jenis kelamin, usia, dan tinggi. Selain itu,
tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas individu, misalnya berolahraga. 2 Olahraga akan
menyebabkan tekanan darah meningkat untuk waktu yang singkat dan akan kembali normal
ketika berhenti berolahraga.3 Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda yaitu pada waktu
pagi hari tekanan darah lebih tinggi dibandingkan saat tidur malam hari karena adanya perbe-
daan tekanan darah sistolik selama 2 jam pertama setelah bangun tidur dikurangi tekanan
darah sistolik terendah dalam sehari.4. Monteze NM, Souza BB, Alves HJ, de Oliveira FL, de Oliveira
JM, de Freitas SN, do Nascimento Neto RM, Sales ML, Souza GG. Heart rate variability in shift work -
ers: responses to orthostatism and relationships with anthropometry, body composition, and blood
pressure. BioMed research international. 2015 Oct 1;2015(1):1-8.Selain itu, faktor yang dapat
mempengaruhi perbedaan tekanan pada pembuluh darah adalah posisi tubuh dimana peruba-
han tekanan darah pada posisi tubuh dipengaruhi oleh faktor gravitasi.
Donor darah merupakan salah satu kegiatan penting dalam bidang kesehatan yaitu
pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah. Tujuan
donor darah adalah untuk penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kese-
hatan yang mencakup masalah pengadaan, pengolahan, dan penyampaian darah kepada
pasien (Munandar, 2008; Beliën & Forcé, 2012). Sedangkan transfusi darah menjadi salah
satu upaya kesehatan sebagai proses penyaluran darah baik berupa darah lengkap atau kom-
ponen darah dari satu orang ke sistem peredaran darah orang lain untuk pemulihan kesehatan-
nya (Departemen Kesehatan RI, 2001). Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis
seperti kehilangan darah dalam jumlah besar yang disebabkan oleh trauma, operasi, syok, dan
tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah (Sugesty, 2009; Lestariyani & Her-
awati, 2017).
Ketersediaan darah di bank darah sangat penting bagi mereka yang memerlukan
transfusi darah (Sari, 2012). Cadangan darah yang tersimpan pada bank darah idealnya adalah
2% dari jumlah penduduk yang ada. Ketidakseimbangan antara penyediaan darah dan kebu-
tuhan darah semakin meningkat di dunia. Jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia telah
mencapai sekitar 5,2 juta kantong per tahun atau 2% jumlah penduduk, sedangkan penyedi-
aan darah dan komponennya saat ini hanya sebanyak 4,7 juta kantong. Indonesia masih keku-
rangan jumlah penyediaan darah secara nasional sekitar 500 ribu kantong darah (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2019). Proses pengelolaan persediaan darah tersebut memer-
lukan tingkat keamanan serta kepercayaan yang tinggi untuk tiap langkah prosesnya (Beliën
dan Forcé, 2012).
Pentingnya ketersediaan darah di bank darah membutuhkan kesadaran dari
masyarakat yang secara sukarela berpartisipasi untuk menyumbahkan darahnya. Ada banyak
cara yang dilakukan oleh PMI (Palang Merah Indonesia) yang bekerjasama dengan instansi
lain atau relawan dalam meningkatkan kesadaran donor melalui kegiatan-kegiatan penge-
nalan langsung yang melibatkan berbagai elemen masyarakat baik orangtua, remaja bahkan
anak-anak (Annisya, 2017; Mahardika, 2019). Kesadaran masyarakat dalam menyumbangkan
darah di Indonesia sudah semakin meningkat tetapi dalam kenyataanya, banyak kandidat
yang secara sukarela bersedia donor darah tetapi tidak memenuhi syarat-syarat donor darah
yang ditentukan. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Pribadi et.al, 2017, partisipasi
masyarakat kampus dalam donor darah relatif baik, akan tetapi presentasi keberhasilan pre-
sentasi keberhasilan donor darah lebih rendah disebabkan kondisi fisik dan kesehatan yang
tidak memenuhi syarat. Dalam penelitiaan Faizah et.al, 2013 didapati kadar hemoglobin dari
129 responden diketahui 34,88% responden dengan kadar hemoglobin <12 g/dl, sehingga
tidak diterima untuk donor darah. Beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian Yunus
et.al, 2014 dalam penentuan layak donor adalah yaitu golongan darah, jenis kelamin, usia, be-
rat badan, tekanan darah, kadar hemoglobin dan kadar hematocrit (HCT). Masalah-masalah
yang mengakibatkan kegagalan melakukan donor darah meskipun calon pendonor sudah
dengan sukarela mendonorkan darah inilah yang menjadi dasar penelitian untuk mengidenti-
fikasi faktor-faktor yang mengakibatkan calon pendonor tidak layak mendonorkan darahnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Berapakah persentase pendonor dengan tekanan darah normal yang lolos ditahap se-
leksi donor darah di UDD PMI Kabupaten Bojonegoro periode 7 September 2022-20
Oktober 2022?
2. Berapakah persentase pendonor dengan tekanan darah di bawah normal yang gagal
ditahap seleksi donor darah di UDD PMI Kabupaten Bojonegoro periode 7 September
2022-20 Oktober 2022?
3. Berapakah persentase pendonor dengan tekanan darah di atas normal yang gagal dita-
hap seleksi donor darah di UDD PMI Kabupaten Bojonegoro periode 7 September
2022-20 Oktober 2022?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui persentase pendonor dengan tekanan darah normal yang lolos ditahap
seleksi donor darah di UDD PMI Kabupaten Bojonegoro periode 7 September 2022-20
Oktober 2022
2. Untuk mengetahui persentase pendonor dengan tekanan darah di bawah normal yang ga-
gal ditahap seleksi donor darah di UDD PMI Kabupaten Bojonegoro periode 7 September
2022-20 Oktober 2022
3. Untuk persentase pendonor dengan tekanan darah di atas normal yang gagal ditahap se-
leksi donor darah di UDD PMI Kabupaten Bojonegoro periode 7 September 2022-20 Ok-
tober 2022
1.4 MANFAAT

1. Akademik
Laporan praktikum saya tujukan agar pembaca bisa mengetahui tentang analisis
tekanan darah pendonor dengan kegagalan pada tahap seleksi donor di UDD PMI
Kabupaten Bojonegoro Selain itu, untuk menambah wawasan pembaca tentang
tekanan darah sistolik dan distolik yang sesuai dengan SOP di UDD PMI BOJONE-
GORO.

2. Praktis
a. Bagi penulis
Laporan praktikum ini berguna bagi saya untuk menambah pengetahuan dan
wawasan terhadap tekanan darah rendah yang tidak sesuai dengan normalnya dan
sebagai pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu dalam bentuk praktik kerja la-
pangan dan menjadi laporan praktikum ini.
b. Bagi PMI Kabupaten Bojonegoro
Laporan praktikum ini dapat digunakan sebagai bahan gagasan pemikiran dan ba-
han evaluasi yang dapat membantu organisasi, untuk meningkatkan kinerja dalam
melayani masyarakat dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat.
c. Bagi Masyarakat
Laporan praktikum ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat untuk menge-
tahui standar tekanan darah normal yang tidak bisa melakukan donor darah. Selain
itu ada beberapa risiko penyakit pada individu tersebut kalau tidak sesuai dengan
tekanan darah normal. Sehingga lebih menjaga kesehatan ketika berkeinginan un-
tuk donor darah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 GAMBARAN UMUM INSTANSI


2.1.1 UDD PMI Bojonegoro
Palang Merah Indonesia adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di In-
donesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan.PMI selalu berpegang teguh pada
tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanu-
siaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar
tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Ren-
cana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka
berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun
1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk me-
nunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka
kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya
itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancan-
gan itu harus kembali disimpan.
Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada
tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk su-
atu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu
menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 Septem-
ber 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan
(Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 Sep-
tember 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan
Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena
kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan
menjadi anggota Palang Merah Internasional dan Palang Merah Indonesia disahkan secara
nasional yaitu melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat No. 25 Tahun 1950
yang dikeluarkan tanggal 16 Januari 1950. Pada 29 November 1963 pemerintah Republik In-
donesia melalui Keputusan Presiden No. 246 Tahun 1963 melengkapi Keppres No. 25 Tahun
1950. Melalui Keppres ini pemerintah Republik Indonesia mengesahkan : Tugas Pokok dan
Kegiatan – Kegiatan Palang Merah Indonesia yang berazaskan Perikemanusiaan dan atas
dasar sukarela dengan tidak membeda – bedakan bangsa, golongan dan faham politik.
Selanjutnya melalui PP No. 18 Tahun 1980, pemerintah memberikan tugas
khusus kepada Palang Merah Indonesia untuk menyelenggarakan Upaya Kesehatan Transfusi
Darah (UKTD). Tugas ini dilaksanakan secara tersendiri, otonom dengan, bimbingan, pen-
gawasan dan pembinaan, baik oleh jajaran Kepengurusan PMI maupun jajaran Departemen
Kesehatan. Kegiatan ini mencakup : a. Pemilihan (seleksi) penyumbang darah b. Penyadapan
darah c. Pengamanan darah d. Penyimpanan darah e. Penyampaian darah
Pengadaan darah dilakukan atas dasar “sukarela” tanpa maksud mencari keuntun-
gan maupun menjadikan darah objek jual beli.Hasil kegiatan UKTD PMI adalah darah yang
sehat, aman dan tersedia tepat waktu. Disamping itu darah dapat diolah menjadi komponen –
komponen darah yang dapat diberikan kepada pasien dengan tepat sesuai kebutuhan.
Kantor Unit Donor Darah (UDD) PMI Bojonegoro terletak di Jalan Sawunggal-
ing No.7, Kadipaten, Kec. Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur 62111. Tugas
utama UDD PMI adalah mencukupi kebutuhan darah untuk pasien yang membutuhkan darah.
Kebutuhan darah 80-100 kantong perhari di gedung maupun di mobile unit, untuk mencukupi
kebutuhan darah. Dari pihak PMI Bojonegoro rutin berkeliling di setiap kecamatan yang akan
melakukan mobile unit.

2.2 TAHAPAN SELEKSI DONOR


Pengertian Seleksi Donor Seleksi donor adalah suatu kegiatan yang dilakukan
pendonor ketika akan melakuka donor darah. Pada seleksi donor, pendonor mengisi data pada
formulir kuesioner donor yang telah disediakan. Formulir tersebut berisi biodata pendonor
dan riwayat kesehatan calon pendonor berupa kuesioner.
Informasi pradonasi harus disediakan atau disajikan untuk semua pendonor, men-
jelaskan proses penyumbangan darah, risiko yang berhubungan dengan infeksi menular lewat
transfusi darah dan tanggung jawab pendonor untuk memberitahukan setiap risiko yang
mungkin dimiliki secara jujur dan benar. (Permenkes no. 91 tahun 2015)

Berdasarkan SOP UDD PMI Bojonegoro, tahapan seleksi donor meliputi beberapa tahapan,
yaitu:
1. Persiapan petugas seleksi donor meliputi menggunakan APD, menyiapkan meja kerja,
peralatan dan bahan habis pakai serta formulir pencatatan.
2. Calon pendonor melakukan registrasi data di bagian administrasi donor dengan menun
jukkan kartu donor atau identitas berfoto yang diakui : KTP,SIM atau PASPOR
3. Petugas administrasi melakukan verifikasi kesesuaian identitas calon pendonor dengan
tanda pengenal dan kesesuaian jangka waktu donasi serta petugas berhak menolak jika
calon pendonor belum waktunya mendonorkan darah. lihat IK Validasi Calon Donor.
4. Petugas administrasi donor memberikan informed consent dan kuesioner sesuai den-
gan data yang diberikan oleh calon pendonor.Untuk proses seleksi donor dalam gedung
(lihat lembar kerja) dan Mobile unit (lihat lembar kerja)
5. Calon pendonor menjawab semua pertanyaan pada formulir kuesioner dengan benar
dan jujur.
6. Calon pendonor menyerahkan formulir kuesioner kepada dokter atau petugas seleksi
donor yang diberi kewenangan dan dilakukan pengecekan identitas calon pendonor.
7. Calon Pendonor menimbang berat badan dengan disaksikan oleh dokter atau petugas
seleksi donor yang diberi kewenangan.
8. Dokter atau petugas seleksi donor yang diberi kewenangan melakukan verifikasi jawa-
ban isian formulir kuesioner.
9. Dokter atau petugas seleksi donor yang diberi kewenangan melakukan pemeriksaan
kesehatan sederhana meliputi tekanan darah, denyut nadi, dan suhu, termasuk melihat
status riwayat donor sebelumnya, lihat IK pemeriksaan kesehatan.
10. Petugas seleksi donor melakukan pemeriksaan Hb dan golongan darah. Pemeriksaan
golongan darah tidak dilakukan pada pendonor yang telah berhasil mendonasikan darah-
nya sebanyak tiga kali, lihat IK pemeriksaan Hb, IK pemeriksaan Goldar.
11. Dokter atau petugas seleksi donor yang diberi kewenangan memeriksa persyaratan
pendonor sesuai dengan kriteria seleksi donor, apabila memenuhi dilanjutkan dengan
proses pengambilan darah.
12. Jika tidak memenuhi syarat calon pendonor atau ditolak, diberikan penjelasan alasan
penolakan dan diberikan kesempatan untuk bertanya. Alasan penolakan dicatat pada
isian kuesioner.
13. Calon pendonor yang memenuhi syarat dipersilahkan untuk mencuci kedua lengan
(apabila tersedia fasilitas cuci lengan, jikalau tidak tersedia boleh menggunakan tissue
antiseptic) dan menuju ke ruang pengambilan darah, lihat IK cuci lengan.
2.3 DARAH

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tum-
buhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai perta-
hanan tubuh terhadap virus atau bakteri (Desmawati, 2013).
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup yang berada dalam ruang
vaskuler, karena perannya sebagai media komunikasi antar sel ke berbagai bagian tubuh den-
gan dunia luar karena fungsinya membawa oksigen dari paru-paru kejaringan dan karbon-
dioksida dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrien dari saluran
cerna ke jaringan kemudian menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah
(Desmawati, 2013).
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh dimana fungsi utamanya adalah men-
gangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga mensuplai tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit (Mallo,
Sompie and Narasiang, 2014).

2.4 TEKANAN DARAH

Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap
dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi terpisah dalam jan-
tung yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung memompa
darah yang kurang O2 ke paru-paru melalui sirkulasi pulmonal di mana CO2 dilepaskan dan
O2 masuk ke darah. Darah yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa
keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke
seluruh tubuh. Darah mengandung O2 akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara
darah kurang O2 akan melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung. Tekanan darah
diukur dalam milimeter air raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua nilai yang berbeda yaitu
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik terjadi ketika ven-
trikel berkontraksi dan mengeluarkan darah ke arteri sedangkan tekanan darah diastolik ter-
jadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi dengan darah dari atrium. Tekanan darah rata-rata
orang dewasa muda yang sehat (sekitar 20 tahun) adalah 120/80 mmHg. Nilai pertama (120)
merupakan sistolik dan nilai kedua (80) merupakan tekanan darah diastolik. Untuk mengukur
tekanan darah, dapat menggunakan sfigmomanometer yang ditempatkan di atas arteri
brakialis pada lengan.1
Tekanan darah penting karena merupakan kekuatan pendorong bagi darah agar
dapat beredar ke seluruh tubuh untuk memberikan darah segar yang mengandung oksigen dan
nutrisi ke organ-organ tubuh. Tekanan darah bervariasi untuk berbagai alasan, seperti usia,
aktivitas fisik, dan perubahan posisi. Untuk orang dewasa, 120/80 mmHg dianggap sebagai
nilai yang normal. Nilai tekanan darah anak-anak lebih rendah daripada orang dewasa.
Tekanan darah anak didasarkan pada jenis kelamin, usia, dan tinggi. Tekanan darah bisa
bervariasi bahkan pada orang yang sama misalnya pada saat berolahraga.2 Olahraga akan
menyebabkan tekanan darah meningkat untuk waktu yang singkat dan akan kembali normal
ketika berhenti berolahraga.3 Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda yaitu pada waktu
pagi hari tekanan darah lebih tinggi dibandingkan saat tidur malam hari karena adanya perbe-
daan tekanan darah sistolik selama 2 jam pertama setelah bangun tidur dikurangi tekanan
darah sistolik terendah dalam sehari. 4 Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan
tekanan pada pembuluh darah adalah posisi tubuh dimana perubahan tekanan darah pada po-
sisi tubuh dipengaruhi oleh faktor gravitasi.

Gambaran Tekanan Darah


Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 <80
Pre Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi
Derajat 1 140-159 90-99
Derajat 2 >160 >100

Sumber: Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah Orang Dewasa dengan Usia diatas 18 Tahun
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7), Tahun 2003.

2.4. GOLONGAN TEKANAN DARAH


 Normal
Pada manusia tekanan darah digolongkan normal dengan sistolik 90-160 mmhg
dan diastolik 60-100 mmhg. (Permenkes no. 91 tahun 2015)

 Tinggi
Tekanan Darah dikatakan tinggi apabila melebihi normalnya tekanan darah dan
beresiko terjadinya hipertensi dan pendonor mengalami keadaan tegang, pus-
ing, serta emosi yang berlebihan
 Rendah
Tekanan darah dikatakan rendah apabila kurang dari normalnya tekanan darah
dan beresiko terjadinya anemia dan pendonor mengalami keadaan lemas dan
pucat
BAB 3
PELAKSANAAN PKL

3.1 WAKTU & TEMPAT


PKL ini dilaksanakan pada tanggal 07 September 2022 sampai tanggal 20 Ok-
tober 2022 di UDD PMI Bojonegoro.

3.2 Alat dan Bahan


Meja dan kursi pemeriksaan
Ballpoint
Tempat sampah infeksius
Tempat sampah non infeksius
Tempat sampah benda tajam
Jas lab
Lembar formulir donor
Timbangan Badan, Termometer suhu badan
Alat cek HB Cupper Sulfat
Disposable slide test, Auto klik
Sarung tangan
Blood lancet
Kapas Alkohol Swabs
Pinset dan tempat pinset steril
Box pendingin tempat antisera
Komputer dan SIMDONAR
3.3 SOP SELEKSI DONOR

PALANG MERAH INDONESIA


UNIT TRANSFUSI DARAH KABUPATEN BOJONEGORO

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


SELEKSI DONOR

NO DOKUMEN : UTDBJN-SD-L2-001
VERSI : 001
TANGGAL BERLAKU : Xxxx 2022
TANGGAL KAJI ULANG : Xxxxxx 2024

Disusun oleh : Tanggal :


Nama : Ahmad Riza Muddatsir, A.Md.Kep.

Jabatan : Petugas Pengambilan Darah


Tanda Tangan :

Disusun oleh : Tanggal :


Nama : Dhiana Ika Kharisma, A.Md.Kep.

Jabatan : Kasub. Bidang Pengambilan Darah


Tanda Tangan :

Diperiksa oleh : Tanggal :

Nama : Asep Saefudin, A.Md.Kes., SH.

Tanda Tangan :
Jabatan : Kabid Teknis Pelayanan

Disetujui oleh : Tanggal :

Nama : N. Fian Febrianto, A.Md.Kes.

Jabatan : Manajer Kualitas Tanda Tangan :

Disahkan oleh : Tanggal :

Nama : dr. Imam Sutrisno

Jabatan : Kepala Unit Transfusi Darah Tanda Tangan :


1. Tujuan
Standar Prosedur Operasional (SPO) ini sebagai petunjuk bagi dokter dan petugas seleksi donor
yang terdiri dari teknisi pelayanan darah dan atau perawat untuk memilih calon pendonor yang
memenuhi persyaratan untuk menyumbangkan darah dan juga sebagai pedoman bagi petugas
admninistrasi untuk memvalidasi identitas calon pendonor.

2. Ruang Lingkup
SPO ini digunakan oleh dokter dan seluruh teknisi pelayanan darah dan atau perawat serta petu-
gas administrasi di UTD PMI Kabupaten Bojonegoro dalam proses seleksi calon pendonor darah.

3. Persyaratan Sistem Mutu


3.1 Perka BPOM :
3.1.1 Butir 7.4 Darah atau komponen darah hendaklah diperoleh dari donor yang sehat
yang diseleksi secara hati-hati menggunakan proses sistematis dan tervalidasi,
terdiri atas penilaian kesehatan donor dan riwayat gaya hidup (diketahui dari
kuesioner donor) serta pemeriksaan kesehatan. Evaluasi ini, bersama dengan
peninjauan hasil uji saring penyakit menular dari laboratorium, digunakan untuk
memastikan bahwa sebelum pelulusan setiap komponen darah dari donor tidak
meningkatkan risiko penularan agen infeksius.
3.2 Permenkes :
3.2.1 Butir 2.14. Komponen Darah Pengambilan Darah Poin 1 a sampai i pendaftaran dan
seleksi donor :
3.2.1.1 Pendaftaran dan seleksi donor harus dilaksanakan mengacu pada prosedur
yang didokumentasikan.
3.2.1.2 Pendonor harus diidentifikasi saat pendaftaran dan diulang kembali setiap
sebelum tahap kritis pada proses seleksi dan pengambilan, atau ketika
pindah dari satu petugas ke petugas lainnya. Paling sedikit, hal ini harus
dilakukan sebelum seleksi dan sebelum penusukan vena.
3.2.1.3 Pendonor baru harus diberikan informasi tentang risiko penyumbangan
darah, baik untuk pendonor maupun pasien, mereka harus diberi informasi
perlunya kejujuran dalam merespon pertanyaan.
3.2.1.4 Kriteria seleksi donor, yang tujuannya untuk melindungi pendonor dan
pasien, harus dibuat relevan dengan kondisi populasi dan diperbaharui jika
perlu sesuai dengan perubahan epidemiologi setempat dan penilaian
terhadap risiko yang baru muncul.
3.2.1.5 Pemenuhan persyaratan pendonor untuk menyumbangkan darah harus
dinilai terhadap kriteria seleksi selama wawancara yang terjaga
kerahasiaannya sebelum menyumbangkan darah. Penerimaan atau
penolakan harus berdasarkan: respons pendonor terhadap pertanyaan rinci
tentang faktor-faktor kesehatan, keluarga dan gaya hidup, riwayat
berpergian donor, pemeriksaan fisik dan pengobatan.
3.2.1.6 Pendonor harus diberi saran terkait alasan untuk setiap penolakan.
3.2.1.7 Pendonor harus menandatangani formulir informed consent, mengakui
atas tanggung jawab, risiko dan komplikasi potensial dari penyumbangan
darah. Formulir harus meliputi persetujuan bahwa darah yang
disumbangkan akan dipergunakan untuk transfusi atau pengolahan lebih
lanjut.
3.2.1.8 Pendonor harus diminta untuk memberitahu UTD sesegera mungkin jika
terdapat reaksi lambat akibat penyumbangan darah.
3.2.1.9 Pendonor juga harus memberitahu UTD jika terdapat informasi tambahan
yang perlu dan belum disampaikan setelah penyumbangan darah.
4. Referensi

4.1 Permenkes Republik Indonesia Nomor 91 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Tranfusi Darah.
4.2 PerKa BPOM No. 10 tahun 2017 tentang Pedoman CPOB di UTD dan Pusat Plasmafer-
esis.

5. Definisi dan Singkatan


5.1 Informed Consent adalah persetujuan tertulis untuk dilakukan pengambilan darah setelah
menerima dan memahami informasi yang diberikan ditunjukkan dengan bukti tanda tangan
pendonor.
5.2 Singkatan:
o APD : Alat Pelindung Diri
o CPOB : Cara Pembuatan Obat yang Baik
o Hb : Hemoglobin
o SIMDONDAR : Sistem Informasi Manajemen Donor Darah
o SPO : Standar Prosedur Operasional
o UTD : Unit Transfusi Darah
o Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
o PerKa BPOM : Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
6. Peran dan Tanggung jawab

Peran Tanggung jawab

Manajer kualitas  Melakukan Kontrol Dokumen Seleksi Donor

Kepala Bidang  Memberikan persetujuan pada keseluruhan kegiatan yang berlangsung


Pelayanan Darah di sub bidang pengambilan darah
 Menyetujui SPO
Kepala sub bidang  Mengatur kecukupan petugas, peralatan dan bahan habis pakai sesuai
Pengambilan Darah kebutuhan
 Mengawasi pelaksanaan proses, tindakan perbaikan dan pencegahan
serta tindak lanjutnya
 Melakukan evaluasi hasil seleksi donor
Dokter  Bertanggung jawab memverifikasi isian kuesioner, informed consent
dan status riwayat donor sebelumnya dari calon pendonor
 Bertanggung jawab melakukan pemeriksaan kesehatan sederhana pada
calon pendonor
 Bertanggung jawab mendelegasikan tugas kepada petugas seleksi
donor dengan surat pendelegasian tugas apabila berhalangan hadir
 Bertanggung jawab memutuskan calon pendonor memenuhi syarat
atau tidak untuk menjadi pendonor
Petugas seleksi  Bertanggung jawab menyiapkan ruangan, peralatan dan bahan habis
donor pakai untuk seleksi donor
 Bertanggung jawab mengawasi dan mencatat hasil penimbangan berat
badan, kadar Hb, dan golongan darah calon pendonor
Petugas  Bertanggung jawab menyiapkan perlengkapan registrasi dan
Administrasi memastikan adanya bukti identitas berfoto calon pendonor
 Bertanggung jawab memverifikasi kesesuaian data identitas calon
pendonor dan kesesuaian jangka waktu donasi
 Bertanggung jawab menginput data calon pendonor ke SIMDONDAR
UTD dan membuat kartu donor

7. Prosedur
7.1 Persiapan petugas seleksi donor meliputi menggunakan APD, menyiapkan meja kerja, per-
alatan dan bahan habis pakai serta formulir pencatatan, lihat lampiran 1.
7.2 Calon pendonor melakukan registrasi data di bagian administrasi donor dengan menun-
jukkan kartu donor atau identitas berfoto yang diakui : KTP,SIM atau PASPOR
7.3 Petugas administrasi melakukan verifikasi kesesuaian identitas calon pendonor dengan
tanda pengenal dan kesesuaian jangka waktu donasi serta petugas berhak menolak jika
calon pendonor belum waktunya mendonorkan darah. lihat IK Validasi Calon Donor, lam-
piran 3
7.4 Petugas administrasi donor memberikan informed consent dan kuesioner sesuai dengan
data yang diberikan oleh calon pendonor... Untuk proses seleksi donor dalam gedung (lihat
Iembar kerja) dan Mobile unit (lihat Iembar kerja)
7.5 Calon pendonor menjawab semua pertanyaan pada formulir kuesioner dengan benar dan
jujur, lihat lampiran 2.
7.6 Calon pendonor menyerahkan formulir kuesioner kepada dokter atau petugas seleksi donor
yang diberi kewenangan dan dilakukan pengecekan identitas calon pendonor.
7.7 Calon Pendonor menimbang berat badan dengan disaksikan oleh dokter atau petugas se-
leksi donor yang diberi kewenangan.
7.8 Dokter atau petugas seleksi donor yang diberi kewenangan melakukan verifikasi jawaban
isian formulir kuesioner.
7.9 Dokter atau petugas seleksi donor yang diberi kewenangan melakukan pemeriksaan kese-
hatan sederhana meliputi tekanan darah, denyut nadi, dan suhu, termasuk melihat status ri-
wayat donor sebelumnya, lihat IK pemeriksaan kesehatan, lampiran 6.
7.10 Petugas seleksi donor melakukan pemeriksaan Hb dan golongan darah. Pemeriksaan go-
longan darah tidak dilakukan pada pendonor yang telah berhasil mendonasikan darahnya
sebanyak tiga kali, lihat IK pemeriksaan Hb, IK pemeriksaan Goldar, lampiran 4 dan 5.
7.11 Dokter atau petugas seleksi donor yang diberi kewenangan memeriksa persyaratan pen-
donor sesuai dengan kriteria seleksi donor, apabila memenuhi dilanjutkan dengan proses
pengambilan darah.
7.12 Jika tidak memenuhi syarat calon pendonor atau ditolak, diberikan penjelasan alasan peno-
lakan dan diberikan kesempatan untuk bertanya. Alasan penolakan dicatat pada isian kue-
sioner.
7.13 Calon pendonor yang memenuhi syarat dipersilahkan untuk mencuci kedua lengan (apa-
bila tersedia fasilitas cuci lengan, jikalau tidak tersedia boleh menggunakan tissue antisep-
tic) dan menuju ke ruang pengambilan darah, lihat IK cuci lengan lampiran 7.

8. Dokumen Terkait
8.1 Check list persiapan peralatan dan bahan habis pakai seleksi pendonor No UTDBJN-SD-L4-
001
8.2 Formulir Kuesioner Donor dan informed consent No UTDBJN-SD-L4-002
8.3 IK Validasi Calon Donor No UTDBJN-SD-L3-001
8.4 IK Pemeriksaan Hemoglobin No UTDBJN-SD-L3-002
8.5 IK Pemeriksaan Golongan darah ABO dan Rhesus No. UTDBJN-SD-L3-003
8.6 IK Pemeriksaan Kesehatan No. UTDBJN-SD-L3-004
8.7 IK Cuci Lengan Donor No UTDBJN-SD-L3-005

9. Lampiran
9.1 Lampiran 1 : Check list persiapan peralatan dan bahan habis pakai seleksi pendonor
No. .....
9.2 Lampiran 2 : Formulir Kuesioner Donor dan informed consent No. .....
9.3 Lampiran 3 : Instruksi Kerja Validasi Calon Donor No. .....
9.4 Lampiran 4 : Instruksi kerja pemeriksaan kadar hemoglobin No. .....
9.5 Lampiran 5 : Instruksi kerja pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus No. .....
9.6 Lampiran 6 : Instruksi Kerja Pemeriksaan Kesehatan No. .....
9.7 Lampiran 7 : Instruksi kerja Cuci Lengan Donor No. .....

10. Riwayat Perubahan


Nomor
Tanggal Efektif Referensi Ringkasan Perubahan
Versi
001 .... 2023 CPOB Dokumen Baru
3.4 SOP PENYADAPAN DARAH

PALANG MERAH INDONESIA


UNIT TRANSFUSI DARAH KABUPATEN BOJONEGORO

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PENGAMBILAN DARAH DONOR

NO DOKUMEN : UTDBJN-PD-L2-001
VERSI : 001
TANGGAL BERLAKU : xxxx 2022
TANGGAL KAJI ULANG : xxxx 2024

Disusun oleh : Tanggal :


Nama : Ahmad Riza Muddatsir, A.Md.Kep.

Jabatan : Petugas Pengambilan Darah


Tanda Tangan :

Disusun oleh : Tanggal :


Nama : Dhiana Ika Kharisma, A.Md.Kep.

Jabatan : Kasub. Bidang Pengambilan Darah


Tanda Tangan :

Diperiksa oleh : Tanggal :

Nama : Asep Saefudin, A.Md.Kes., SH.


Jabatan : Kabid Teknis Pelayanan Tanda Tangan :

Disetujui oleh : Tanggal :

Nama : N. Fian Febrianto, A.Md.Kes.

Jabatan : Manajer Kualitas Tanda Tangan :

Disahkan oleh : Tanggal :

Nama : dr. Imam Sutrisno

Jabatan : Kepala Unit Transfusi Darah Tanda Tangan :


1. Tujuan
SPO ini sebagai petunjuk untuk menjamin pengambilan darah lengkap dari pendonor untuk
memenuhi kebutuhan transfusi bagi penyembuhan penyakit atau pemeliharaan kesehatan sesuai
standar maupun penelitian.

2. Ruang Lingkup
SPO ini digunakan oleh seluruh staf pengambilan darah di UTD Palang Merah Indonesia dalam
melakukan pengambilan darah, mulai dari menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan
persiapan peralatan dan bahan habis pakai, persiapan dokumentasi, identifikasi pendonor, desin-
feksi lengan pendonor, pengambilan darah, perawatan luka tusuk jarum, dan monitoring pen-
donor pasca penyumbangan darah.

3. Persyaratan Sistem Mutu


3.1 Permenkes :
3.1.1 Butir 2.14. Komponen Darah Pengambilan Darah Poin 1 a sampai i pendaftaran dan
seleksi donor :
3.1.1.1 Pengambilan darah lengkap harus dilakukan mengacu pada prosedur
yang didokumentasikan yang telah divalidasi.
3.1.1.2 Identifikasi pendonor harus dikonfirmasi sebelum penusukan vena.
3.1.1.3 Setiap informasi selama proses pengambilan darah yang mungkin
berdampak terhadap mutu harus dicatat.
3.1.1.4 Petugas harus mempraktekkan desinfeksi tangan dan higiene diri
sebelum tiap penyumbangan darah.
3.1.1.5 Sistem kantong darah yang tepat harus dipilih dan diinspeksi terhadap
adanya kerusakan, perubahan warna dari isinya atau lembab. Jika hal ini
teridentifikasi, kantong darah tidak boleh dipakai dan harus dilaporkan
sebagai kerusakan bahan.
3.1.1.6 Lokasi penusukan vena harus didesinfeksi menggunakan larutan yang
disetujui dan proses yang distandarisasi dan divalidasi. Penusukan vena
harus dilakukan secara aseptik
3.1.1.7 Darah harus dicampur dengan anti koagulan pada interval waktu yang
ditentukan sejak darah mengalir kedalam kantong.
3.1.1.8 Lamanya waktu penyumbangan darah hingga selesai harus dicatat dan
digunakan untuk menentukan jenis komponen darah yang diolah dari
kantong tersebut. Penyumbangan darah yang lamanya lebih dari 15
menit tidak boleh digunakan untuk pembuatan komponen darah yang
akan ditransfusikan dan penyumbangan darah yang melebihi waktu 20
menit harus dimusnahkan.
3.1.1.9 Saat selesai, selang kantong darah harus di seal/direkatkan secara aseptik
dan isi selang diserut menuju kantong utama sesegera mungkin.
3.1.1.10 Sampel darah untuk pemeriksaan harus diambil saat penyumbangan
darah.
3.1.1.11 Harus ada prosedur untuk mengontrol set label nomor tertentu dari
penyumbangan darah yang digunakan untuk mengidentifikasi setiap
donor dan komponen, sampel, kertas kerja dan setiap catatan lain yang
berkaitan. Label nomor yang digunakan dan yang tersisa harus
berkesesuaian jumlahnya dan semua nomor yang tidak digunakan harus
dimusnahkan disamping tempat tidur donor.
3.1.1.12 Pengecekan terakhir harus dilakukan disamping tempat tidur donor
terhadap lembar kerja, komponen, sampel dan label sebelum donor
meninggalkan tempat tidur.
3.1.1.13 Lembar kerja, komponen, sampel harus ditangani sesuai dengan prosedur
yang didokumentasikan dan dijaga kerahasiaan donor serta integritas dari
penyumbangan darah dan sampel.
3.1.1.14 Harus ada prosedur yang menjelaskan tindakan yang perlu diambil
terhadap kegagalan penusukan vena atau penyumbangan darah, termasuk
potensi untuk penusukan vena kedua dan tindak lanjut terhadap bahan-
bahan yang sudah diberi label..
3.2 Perka BPOM :
3.2.1 Butir 7.36, 7.38, 7.41, 7.46, 7.49, 7.50
3.2.1.1 Donor hendaklah memastikan identitasnya (misal nama dan tanggal
lahir) segera sebelum penusukan vena. Hendaklah juga dilakukan
pemeriksaan untuk memastikan sistem pengambilan darah yang
digunakan tidak rusak atau terkontaminasi dan sesuai dengan tujuan
pengambilan. Kelembapan yang tidak sesuai atau perubahan warna
menunjukkan kerusakan, sehingga pada kondisi tersebut hendaklah
perangkat pengambilan darah dibuang. Hendaklah dilaksanakan
investigasi untuk mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan tindakan
perbaikan hendaklah diambil.
3.2.1.2 Prosedur yang terstandarisasi dan tervalidasi untuk penyiapan titik
phlebotomy hendaklah diikuti dengan menggunakan larutan desinfeksi
yang sesuai dan dibiarkan mengering sesuai dengan jenis desinfektan.
Tanggal daluwarsa desinfektan hendaklah diperiksa. Bila menggunakan
botol isi ulang untuk larutan desinfektan, hendaklah dilakukan
pembersihan sebelum diisi ulang. Tanggal pembuatan dan tanggal
pembukaan desinfektan yang dibuat sendiri hendaklah tercantum pada
label. Area kulit donor yang didesinfeksi hendaklah tidak disentuh dan
dijaga kebersihannya setelah dilakukan desinfeksi dan sebelum jarum
ditusukkan. Perhatian hendaklah diberikan agar tidak mengusap atau
meniup kulit yang telah didesinfeksi.
3.2.1.3 Segera setelah proses pengambilan darah dimulai, hendaklah dilakukan
pencampuran darah dengan antikoagulan untuk menghindarkan risiko
aktivasi kaskade koagulasi darah. Setelah itu, kantong darah hendaklah
digoyang dengan perlahan secara berkala. Penggoyangan dapat
dilakukan dengan alat otomatis atau manual yang dilakukan setidaknya
setiap 90 detik.
3.2.1.4 Sistem penomoran yang unik hendaklah digunakan untuk
mengidentifikasi tiap donor dan keterkaitan dengan donasi darah,
komponen darah terkait, sampel dan catatan dan untuk menautkan
masing-masing dengan yang lain.
3.2.1.5 Hendaklah tersedia SPO untuk menjelaskan tindakan yang diperlukan
bila terjadi ketidakberhasilan donasi darah. SPO tersebut hendaklah
menjelaskan cara penanganan bahan yang telah diberi label dan pada
kondisi yang bagaimana penusukan vena yang kedua mungkin
dilakukan.
3.2.1.6 Seperti tahapan pembuatan pada CPOB lain, proses pengambilan darah
dari donor hendaklah menggunakan metode yang tervalidasi. Setiap
penyimpangan dari prosedur dan proses yang telah ditetapkan
memungkinkan produk tersebut tidak memenuhi syarat dan dianggap
sebagai produk yang tidak memenuhi syarat dan tidak akan diluluskan
untuk didistribusikan.
4. Referensi

4.1 Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia Nomor 91 tahun 2015 tentang
Standar Pelayanan Tranfusi Darah.
4.2 PerKa BPOM No. 10 tahun 2017 tentang Pedoman CPOB di UTD dan Pusat
Plasmaferesis.

5. Definisi dan Singkatan


5.1. Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat pelindung tubuh yang digunakan untuk
melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan darah, semua jenis cairan
tubuh, sekret, ekskreta.
5.2. Antikoagulan adalah zat kimia untuk mencegah terjadinya pembekuan darah dan sebagai
pengawet, sehingga darah dapat disimpan dalam waktu tertentu sesuai komponen
darahnya. Antikoagulan yang digunakan tergantung pabrik kantong darah, dapat berupa:
 ACD/ ACDA : Acid Citrate Dextrose/ Acid Citrate Dextrose Adenine
 CPDA : Citrate Phosphate Dextrose Adenine
 SAGM : Saline Adenine Glucose Maltose
5.3. Sampel darah adalah contoh darah pendonor dengan volume masing-masing 3 mL yang
ditampung ke dalam dua tabung sampel, tanpa antikoagulan untuk uji saring IMLTD,
dan dengan antikoagulan untuk konfirmasi golongan darah dan Antibody Screening.

6. Peran dan Tanggungjawab


Peran Tanggung jawab

Manajer kualitas  Melakukan Kontrol Dokumen Pengambilan Darah


 Mengesahkan SPO
Kepala Bidang Pelayanan  Memberikan persetujuan pada keseluruhan kegiatan yang
Darah berlangsung di sub bidang penyediaan darah
 Menyetujui SPO
Kepala sub bidang/ seksi  Mengatur kecukupan petugas, peralatan dan bahan habis
Pengambilan Darah pakai sesuai kebutuhan
 Mengawasi pelaksanaan proses, tindakan perbaikan dan
pencegahan dan tindak lanjutnya
 Melakukan evaluasi hasil pengambilan darah donor
Petugas Teknis  Melakukan persiapan peralatan dan bahan habis pakai
Pengambilan Darah sesuai kebutuhan
 Melakukan proses pengambilan darah donor sesuai SPO
 Membuat revisi SPO
 Melakukan pencatatan dan pelaporan serta
mendokumentasikannya
Petugas Konsumsi Donor  Menyiapkan dan membagikan menu donor
 Melaporkan jika ada kejadian yang tidak diinginkan pasca
donasi

7. Prosedur
7.1 Persiapan petugas pengambilan darah donor meliputi menggunakan APD, menyiapkan
meja kerja, peralatan dan bahan habis pakai serta formulir pencatatan dan ceklis
pengambilan darah, lihat lampiran 1 dan Iembar kerja. Kerja Instruksi Kerja Penanganan
Pendonor Yang Mengalami Reaksi Dan Gagal Saat Proses Pengambilan Darah.
7.2 Persilahkan Pendonor duduk di kursi donor
7.3 Lakukan konfirmasi ulang data pendonor di samping kursi donor dengan menanyakan
langsung nama atau data lain jika diperlukan.
7.4 Lakukan Validasi Kantong. Lihat Iembar kerja Validasi Kantong
7.5 Tempelkan label pada kantong darah, kantong satelit, tabung sampel,formulir inform
consent ,formulir barcode sampel donor, formulir barcode kantong darah donor, dan
formulir lembar kerja aftap serta musnahkan label yang tersisa, lihat lampiran 2, 3, 8 dan
9.
7.6 Lakukan persiapan area lengan donor yang akan ditusuk venanya dengan mencari akses
vena memperhatikan kesehatan serta kebersihan lengan donor.
7.7 Lakukan proses pengambilan darah dan sampel darah serta perawatan luka sesuai
Instruksi Kerja Pengambilan Darah, untuk Pengambilan dalam gedung lihat (Iembar
kerja). untuk Pengambilan Mobile Unit lihat (Iembar kerja)
7.8 Perhatikan durasi pengambilan untuk pembuatan komponen selanjutnya. Jika kurang dari
12 menit dapat diolah menjadi semua komponen, jika waktu pengambilan selama 12–15
menit dapat diolah menjadi PRC dan WB, apabila lebih dari 15 menit darah tidak dapat
digunakan.
7.9 Lakukan penanganan pada pendonor yang mengalami reaksi yang tidak diinginkan, lihat
Instruksi Kerja Penanganan Pendonor Yang Mengalami Reaksi Dan Gagal Saat Proses
Pengambilan Darah.
7.10 Lakukan penanganan pada pendonor yang mengalami gagal saat proses pengambilan
darah, lihat Instruksi Kerja Penanganan Pendonor Yang Mengalami Reaksi Dan Gagal
Saat Proses Pengambilan Darah.
7.11 Lakukan pengamatan pada pendonor sekitar 15 menit setelah selesai dilakukan
pengambilan darah.

8. Dokumen Terkait
8.1 Checklist Peralatan Pengambilan Darah Darah Dalam Gedung No. UTDBJN-PD-L4-001
8.2 Formulir Barcode Sampel Darah Donor No UTDBJN-PPS-L4-001
8.3 Formulir Barcode Kantong Darah Donor No. UTDBJN-PPKD-L4-001
8.4 Instruksi Kerja Validasi Kantong Darah No. UTDBJN-PD-L3-001
8.5 Instruksi Kerja Pengambilan Darah No. UTDBJN-PD-L3-002
8.6 Instruksi Kerja Instruksi Kerja Penanganan Pendonor Yang Mengalami Reaksi Dan
Gagal Saat Proses Pengambilan Darah No. UTDBJN-PD-L3-003
8.7 Checklist Pengambilan Darah Donor Dalam Gedung no. UTDBJN-PD-L4-001
8.8 Formulir inform consent
8.9 Formulir lembar kerja aftap

9. Lampiran
9.1 Lampiran 1 : Check List Peralatan Pengambilan Darah Dalam Gedung
9.2 Lampiran 2 : Formulir Barcode Sampel Darah Donor
9.3 Lampiran 3 : Formulir Barcode Kantong Darah Donor
9.4 Lampiran 4 : Instruksi Kerja Validasi Kantong Darah
9.5 Lampiran 5 : Instruksi Kerja Pengambilan Darah
9.6 Lampiran 6 : Instruksi Kerja Penanganan Pendonor Yang Mengalami Reaksi Dan Gagal
Saat Proses Pengambilan Darah
9.7 Lampiran 7 : Checklist Pengambilan Darah Donor Dalam Gedung
9.8 Lampiran 8 : Formulir inform consent
9.9 Lampiran 9 : Formulir lembar kerja aftap

10. Riwayat Perubahan

Nomor
Tanggal Efektif Referensi Ringkasan Perubahan
Versi
001 xxxx 2023 CPOB Dokumen Baru

3.5 TAHAP PELAKSANAAN

Tahap Orientasi
- Pembukaan dan Pembekalan PKL
- Pengenalan ruang Laboratorium yang ada di PMI

Tahap pelaksanaan
- Pengenalan alat kerja yang akan digunakan selama praktikum
- Melakukan rekrutmen donor yaitu meminta pendonor untuk memberikan kartu
identitas untuk proses pendaftaran donor dan memberikan informed consent
- Melakukan pemeriksaan seleksi donor meliputi pemeriksaan tekanan darah,
berat badan dan HB
- Melakukanpengambilankantongdanpelebelan
- Melakukanpenyadapandarah
- Melakukanpenyimpanandarah
- Melakukaninputdata
Tahap evaluasi
- Mencatat kegiatan harian praktek di buku logbook
- Post test setelah praktek
- Minggu terakhir mengikuti mobile unit

3.5 Jadwal Piket


3.7 Buku Logbook

 Minggu ke-1( 7 September 2022 – 10 September 2022 )


Praktek Kerja Lapangan diminggu pertama saya adalah berawal dari pem-
bekalan dan orientasi lingkungan UDD PMI Bojonegoro, setelah hari pertama
melakukan orientasi dan pembekalan,hari kedua sudah mulai masuk ke ruang praktek
yang dimulai dengan pengenalan alat-alat yang akan digunakan selama PKL selanjut-
nya melakukan kegiatan seleksi donor darah dan penyadapan sesuai jadwal. Di
minggu pertama melaksanakan pemeriksaan seleksi donor meliputi pemeriksaan
tekanan darah,berat badan dan HB sebanyak 23 pendonor berhasil dan yang gagal se-
banyak 6 pendonor sebab Hb terlalu rendah dan tensi tinggi. dan melakukan penyada-
pan darah sebanyak 6 pendonor.

 Minggu ke-2 ( 12 September 2022 – 17 September 2022 )


Pada minggu kedua melakukan kegiatan pemeriksaan seleksi donor
meliputi pemeriksaan tekanan darah,berat badan dan HB sebanyak 37 pendonor dan
yang gagal dalam proses seleksi terdapat 12 pendonor dengan Hb rendah dan tensi
tinggi. Dan melakukan penyadapan sebanyak darah 22 pendonor.

 Minggu ke-3 ( 19 September 2022 – 24 September 2022 )


Pada minggu ketiga melakukan kegiatan penyadapan darah sebanyak 26
pendonor berhasil dan melakukan pemeriksaan seleksi donor meliputi pemeriksaan
tekanan darah,berat badan dan HB sebanyak pendonor 14 pendonor dan yang gagal
pada tahap seleksi sebanyak 4 pendonor dengan Hb rendah dan tensi tinggi.

 Minggu ke-4 ( 26 September 2022 – 30 September 2022 )


Pada minggu keempat melakukan kegiatan pemeriksaan seleksi donor
meliputi pemeriksaan tekanan darah,berat badan dan HB sebanyak 11 pendonor dan
yang gagal dalam proses seleksi terdapat 3 pendonor dengan Hb rendah. Dan
melakukan penyadapan sebanyak darah 15 pendonor.

 Minggu ke-5 ( 1 Oktober 2022 – 8 Oktober 2022 )


Pada minggu kelima melakukan kegiatan penyadapan darah sebanyak 16
pendonor berhasil dan melakukan pemeriksaan seleksi donor meliputi pemeriksaan
tekanan darah,berat badan dan HB sebanyak pendonor 6 pendonor dan yang gagal
pada tahap seleksi sebanyak 3 pendonor dengan Hb rendah dan tensi tinggi.

 Minggu ke-6 ( 10 Oktober 2022 – 15 Oktober 2022 )


Pada keenam ini melakukan kegiatan seleksi donor meliputi pemeriksaan
tekanan darah,berat badan dan HB sebanyak 15 pendonor dan yang gagal 7, selanjut-
nya melakukan penyadapan darah sebanyak 28 pendonor. Dan mengikuti mobile unit
di Pukesmas BOURENO Bojonegoro, melakukan penyadapan darah sebanyak 7 pen-
donor.
 Minggu ke-7 ( 17 ktober 2022 – 20 Oktober 2022 )
Pada minggu minggu terakhir melakukan kegiatan penyadapan darah se-
banyak 23 pendonor berhasil dan melakukan pemeriksaan seleksi donor meliputi pe-
meriksaan tekanan darah,berat badan dan HB sebanyak pendonor 10 pendonor dan
yang gagal pada tahap seleksi sebanyak 2 pendonor dengan Hb rendah. Selanjutnya
mengikuti mobile unit di Balai Desa Temu Kec. Kanor Bojonegoro melakukan penge-
cekan HB dengan total sebanyak 25 pendonor berhasil, dan 10 gagal karena HB ren-
dah.

3.8 Hasil PKL (Personal)

DATA SELEKSI DONOR DI UDD PMI BOJONEGORO

Golan-
Hemoglo- Hema- Tekana Keteran-
Nomor Kelamin Umur gan
bin tokrit n Darah gan
Darah
1 Laki-laki 40 16,8 49% A+ 130/90 Berhasil
2 Laki-laki 19 16,1 47% O+ 125/81 Berhasil
Gagal(Hb
3 Laki-laki 43 10,9 30% O+ 131/71
Rendah)
Perem-
4 24 12,7 44% O+ 125/80 Berhasil
puan
Perem-
5 32 16 37% B+ 120/70 Berhasil
puan
6 Laki-laki 34 13,9 47% B+ 130/75 Berhasil
Gagal(Tens
7 Laki-laki 30 12,9 45% O+ 165/108
i Tinggi)
8 Laki-laki 25 15,5 40% A+ 125/90 Berhasil
9 Laki-laki 30 14,2 42% O+ 131/81 Berhasil
10 Laki-laki 35 14,5 39% O+ 125/71 Berhasil
11 Laki-laki 22 14,5 39% B+ 140/91 Berhasil
Gagal(Hb
12 Laki-laki 27 10,9 40% O+ 130/90
Rendah)
13 Laki-laki 25 15 44% A+ 130/90 Berhasil
14 Laki-laki 22 14,3 39% O+ 135/81 Berhasil
15 Laki-laki 23 16 44% O+ 120/80 Berhasil
16 Laki-laki 30 13,2 39% O+ 140/95 Berhasil
Perem- Gagal(Hb
17 35 10 35% B+ 117/70
puan Rendah)
18 Laki-laki 40 12,7 39% A+ 145/90 Berhasil
Perem-
19 25 13 44% O+ 130/81 Berhasil
puan
20 Laki-laki 22 14 40% O+ 120/70 Berhasil
21 Laki-laki 27 15,5 37% A+ 135/85 Berhasil
22 Laki-laki 26 14 40% A+ 120/70 Berhasil
Gagal(Tens
23 Laki-laki 31 12,9 40% O+ 163/107
i Tinggi)
24 Laki-laki 33 12,8 44% B+ 129/80 Berhasil
25 Laki-laki 45 13,5 38% B+ 145/95 Berhasil
26 Laki-laki 41 14,3 40% B+ 130/80 Berhasil
Gagal(Hb
27 Laki-laki 38 11 38% A+ 140/85
Rendah)
Perem-
28 30 12,8 44% O+ 135/80 Berhasil
puan
Perem-
29 32 16 43% A+ 120/90 Berhasil
puan
30 Laki-laki 25 13 39% O+ 135/85 Berhasil
31 Laki-laki 31 13,1 44% O+ 125/90 Berhasil
32 Laki-laki 27 15 44% A+ 120/80 Berhasil
Gagal
33 Laki-laki 40 13 39% B+ 170/110 (Tensi
tinggi)
34 Laki-laki 42 14,5 40% B+ 145/85 Berhasil
Gagal (HB
35 Laki-laki 37 11,2 40% O+ 130/81
rendah)
36 Laki-laki 33 13,5 39% B+ 125/80 Berhasil
Perem-
37 29 15 38% O+ 130/70 Berhasil
puan
38 Laki-laki 45 15,3 40% O+ 135/85 Berhasil
39 Laki-laki 43 13 41% B+ 130/80 Berhasil
40 Perem- 24 11,2 35% A+ 120/71 Gagal (HB
puan rendah)
Perem-
41 19 14,2 41% A+ 117/70 Berhasil
puan
42 Laki-laki 25 16 44% B+ 120/80 Berhasil
43 Laki-laki 31 12,9 44% O+ 135/90 Berhasil
44 Laki-laki 34 13,4 39% O+ 140/85 Berhasil
45 Laki-laki 25 13,5 40% O+ 131/71 Berhasil
46 Laki-laki 30 14 40% O+ 129/70 Berhasil
47 Laki-laki 35 13 44% A+ 140/95 Berhasil
48 Laki-laki 39 12,9 39% B+ 150/90 Berhasil
Gagal (HB
49 Laki-laki 41 11,4 44% O+ 150/95
rendah)
Perem-
50 29 12,8 44% A+ 130/81 Berhasil
puan
Gagal (HB
51 Laki-laki 40 11,5 39% A+ 140/90
rendah)
Perem- Gagal (HB
52 33 11,1 38% A+ 135/85
puan rendah)
53 Laki-laki 34 14,1 40% B+ 140/80 Berhasil
54 Laki-laki 31 13,4 44% O+ 131/91 Berhasil
Gagal
55 Laki-laki 30 12,9 44% A+ 160/105 (Tensi
Tinggi)
56 Laki-laki 25 13,5 40% O+ 125/80 Berhasil
57 Laki-laki 29 12,9 39% B+ 120/81 Berhasil
58 Laki-laki 40 14 44% O+ 140/90 Berhasil
59 Laki-laki 59 14 44% B+ 150/95 Berhasil
Perem- Gagal (HB
60 31 11,9 39% A+ 117/70
puan rendah)
61 Laki-laki 35 13 39% B+ 141/81 Berhasil
Perem-
62 32 12,8 40% B+ 121/71 Berhasil
puan
Perem-
63 28 13 40% A+ 135/80 Berhasil
puan
64 Laki-laki 30 14,5 41% O+ 130/91 Berhasil
65 Laki-laki 34 13,9 44% A+ 140/95 Berhasil
Perem-
66 33 13 39% O+ 135/80 Berhasil
puan
Gagal
67 Laki-laki 43 12 30% B+ 165/110 (Tensi
Tinggi)
68 Laki-laki 35 13,5 39% O+ 140/91 Berhasil
Gagal (HB
69 Laki-laki 41 11 41% O+ 135/85
rendah)
70 Laki-laki 38 14 39% O+ 140/81 Berhasil
71 Laki-laki 39 13 40% O+ 145/90 Berhasil
72 Perem- 38 11,5 39% B+ 127/83 Gagal (HB
puan rendah)
73 Laki-laki 29 12,9 40% A+ 125/81 Berhasil
Gagal (HB
74 Laki-laki 31 12 39% O+ 130/71
rendah)
75 Laki-laki 27 13,5 44% A+ 135/90 Berhasil
76 Laki-laki 28 12,9 40% A+ 130/81 Berhasil
77 Laki-laki 30 14 44% B+ 125/71 Berhasil
78 Laki-laki 25 14,5 39% B+ 140/85 Berhasil
Perem-
79 22 13,5 39% O+ 119/65 Berhasil
puan
Perem-
80 23 12,9 41% O+ 125/71 Berhasil
puan
Gagal (HB
81 Laki-laki 39 12 39% O+ 130/80
rendah)
82 Laki-laki 54 13 42% A+ 150/95 Berhasil
Perem- Gagal (HB
83 42 11,9 40% B+ 115/70
puan rendah)
84 Laki-laki 22 14 40% O+ 125/71 Berhasil
85 Laki-laki 30 13 40% A+ 130/85 Berhasil
86 Laki-laki 35 12,9 40% A+ 140/91 Berhasil
Gagal (HB
87 Laki-laki 45 12 39% A+ 135/81
rendah)
88 Laki-laki 27 14 40% B+ 125/75 Berhasil
Perem-
89 28 13 39% O+ 129/81 Berhasil
puan
Gagal
90 Laki-laki 40 13,5 40% O+ 161/103 (Tensi
Tinggi)
91 Laki-laki 30 14 39% B+ 135/90 Berhasil
Perem-
92 31 12,7 40% B+ 129/85 Berhasil
puan
93 Laki-laki 25 13,1 44% O+ 130/93 Berhasil
94 Laki-laki 31 13 46% O+ 130/85 Berhasil
95 Laki-laki 34 14,5 43% O+ 135/90 Berhasil
Perem- Gagal (HB
96 29 12 39% B+ 127/71
puan rendah)
97 Laki-laki 25 12,9 41% A+ 135/85 Berhasil
Perem-
98 34 14,3 44% B+ 140/90 Berhasil
puan
99 Laki-laki 41 13,5 43% B+ 145/91 Berhasil
Gagal
100 Laki-laki 43 12,7 40% O+ 170/110 (Tensi
Tinggi)
101 Laki-laki 40 12,5 40% A+ 150/100 Berhasil
102 Laki-laki 36 13 44% O+ 130/95 Berhasil
103 Laki-laki 27 13,5 40% B+ 125/81 Berhasil
104 Laki-laki 25 14 40% O+ 120/70 Berhasil
Perem- Gagal (HB
105 39 12 36% B+ 130/81
puan rendah)
106 Laki-laki 30 14 39% A+ 125/90 Berhasil
107 Laki-laki 35 13 44% O+ 140/91 Berhasil
Perem-
108 27 14 39% A+ 135/85 Berhasil
puan
109 Laki-laki 35 13 40% O+ 140/90 Berhasil
Gagal
110 Laki-laki 40 14,5 44% B+ 171/110 (Tensi
Tinggi)
111 Laki-laki 43 12,9 39% O+ 151/91 Berhasil
112 Laki-laki 32 13,5 40% B+ 141/90 Berhasil
113 Laki-laki 30 13 39% O+ 135/85 Berhasil
114 Laki-laki 27 14 40% B+ 129/81 Berhasil
115 Laki-laki 40 13 30% O+ 141/91 Berhasil
Perem- Gagal (HB
116 39 11 37% B+ 119/70
puan Rendah)
Gagal
117 Laki-laki 49 12,7 38% O+ 201/110 (Tensi
Tinggi)
118 Laki-laki 30 13 40% B+ 131/91 Berhasil
Perem-
119 22 12,5 39% A+ 125/80 Berhasil
puan
120 Laki-laki 30 14 44% O+ 140/81 Berhasil
Perem- Gagal (HB
121 35 11,5 37% B+ 120/70
puan Rendah)
122 Laki-laki 25 13 40% O+ 131/81 Berhasil
Gagal
123 Laki-laki 34 13 39% O+ 165/107 (Tensi
Tinggi)
124 Laki-laki 30 14 44% B+ 135/90 Berhasil
Gagal
Perem-
125 35 12,5 37% B+ 180/110 (Tensi
puan
Tinggi)
Gagal (HB
126 Laki-laki 50 11 39% O+ 150/95
Rendah)
Perem-
127 27 12,9 38% B+ 135/81 Berhasil
puan
128 Laki-laki 40 15 44% A+ 140/91 Berhasil
Gagal
129 Laki-laki 45 12,9 39% O+ 165/107 (Tensi
Tinggi)
130 Laki-laki 25 13 40% O+ 130/80 Berhasil
131 Laki-laki 27 14 40% O+ 125/81 Berhasil
132 Laki-laki 31 13,5 44% B+ 130/80 Berhasil
133 Laki-laki 40 13 39% O+ 135/90 Berhasil
134 Perem- 30 11,5 39% B+ 140/85 Gagal (HB
puan Rendah)
135 Laki-laki 25 12,9 40% B+ 120/71 Berhasil
136 Laki-laki 26 14,5 41% A+ 131/81 Berhasil
Perem- Gagal (HB
137 35 11 38% O+ 130/80
puan Rendah)
138 Laki-laki 30 13 40% B+ 125/80 Berhasil
139 Laki-laki 25 14 40% B+ 135/81 Berhasil
140 Laki-laki 27 13,5 44% O+ 135/91 Berhasil
141 Laki-laki 40 17 45% O+ 140/99 Berhasil
142 Laki-laki 32 15 40% O+ 129/81 Berhasil
143 Laki-laki 35 14 41% B+ 135/85 Berhasil
Perem- Gagal (HB
144 30 11,5 35% O+ 117/71
puan Rendah)
145 Laki-laki 38 12,9 39% B+ 130/80 Berhasil
Perem- Gagal (HB
146 27 11,8 36% B+ 117/69
puan Rendah)
147 Laki-laki 29 13,5 44% A+ 125/85 Berhasil

BAB 4

Hasil Dan Pembahasan

4.1 Hasil

Pengambilan data dilakukan selama PKL pada tanggal 7 September 2022 s/d 20
Oktober 2022. Pengukuran tekanan darah dengan kegagalan pada tahap seleksi donor darah.
Pada tanggal 7 September 2022 s/d 20 Oktober 2022 didapatkan sebanyak 43 calon pendonor
yang gagal dari 728 total calon pendonor yang terdaftar dalam tahap seleksi. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut:

1. Jumlah Data Calon Pendonor yang Terdaftar Tahap Seleksi donor

Pada tanggal 7 September 2022 s/d 20 Oktober 2022

TABEL 4.1

Jumlah dan Persentase


Keberhasilan dan Kegagalan
CalonPendonor Darah
Indikator Jumlah Pendonor Presentase
Berhasil 540 74%
Gagal 188 26%
Total 728 100%

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui dari total 728 calon pendonor yang terdaftar tahap se-
leksi donor pada tanggal 7 September 2022 s/d 20 Oktober 2022, terdapat 188 (26%) calon
pendonor yang gagal. Dan 540 (74%) yang berhasil. Dapat disimpulkan bahwa banyak pen-
donor yang berhasil donor darah (Gambar 4.1 Sebaran Kegagalan Calon Pendonor Darah)

Jumlah dan Persentase Kegagalan


dengan Tekanan Darah
Calon Pendonor Darah
Indikator Jumlah Pendonor Presentase
Tekanan Darah 43 6%
> 160 mmhg
Tekanan Darah 1 0,1%
> 90 mmhg
Persentase Kegagalan dengan Tekanan Darah

Calon Pendonor Darah

7% 1%

91%

Total Berhasil
Tekanan Darah >160 Mmhg
Tekanan Darah <90 Mmhg

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian yang didapat sebagian besar pendonor yang gagal pada tahap se-
leksi di UDD PMI Kabupaten Bojonegoro tercatat pendonor pada tanggal 22 Februari
2022s/d 19 Maret 2022 pendonor yang gagal seleksi donor kategori tekanan darah berjumlah
11 orang (9%). Syarat donor menurut Permenkes 91 tahun 2015 menyatakan bahwa tekanan
darah.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Alvira, et. all, pada tahun 2016 meny-
atakan bahwa pendonor dibagi menjadi dua kelompok yaitu donor dengan frekuensi tinggi
(Pendonor yang telah mendonorkan darahnya lebih dari 8 kali per 2 tahun) dan donor dengan
frekuensi rendah (mendonorkan darah 1-2 kali per 2 tahun). Dari penelitian tersebut mendap-
atkan hasil bahwa frekuensi donor darah yang tinggi mampu menurunkan simpanan zat besi,
namun tidak ada perbedaan yang sangat signifikan antara tekanan darah pendonor frekuensi
donor darah yang tinggi dengan pendonor yang frekuensi darah rendah (Alvira,et.all,2016).
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Calon Pendonor di UDD PMI KABUPATEN BOJONEGORO. Pada tanggal 7 September


2022 s/d 20 Oktober 2022 di dapatkan sebanyak 188 calon pendonor yang gagal. Dari 728 to-
tal calon pendonor yang terdaftar pada tahap seleksi donor. Analisa tekanan darah pendonor
dengan kegagalan pada seleksi donor, tekanan darah > 160 mmhg. Sebanyak 43 pendonor
(6%). Tekanan darah < 90mmhg sebanyak 1 pendonor (1%).

5.2 Saran

1. Bagi Teoritis

Bagi Teoritis disarankan dapat mengembangkan keilmuwan tentang kegagalan donor darah,
faktor penyebabnya dan solusi untuk mencegah kegagalan donor darah.

2. Bagi UDD PMI Kabupaten Bojonegoro

Unit Donor Darah PMI Kabupaten Bojoengoro perlu meningkatkan program sosialisasi
donor darah secara berkala kepada calon donor yang gagal mendonorkan darahnya terkait
peningkatan kualitas kesehatan agar dapat memenuhi persyaratan donor darah sehingga pen-
donor yang gagal mendonorkan darahnya mempunyai keinginan berdonor kembali dan men-
jadi donor lestari. Selain itu sosialisasi juga perlu diadakan kepada masyarakat untuk
meningkatkan keinginan berdonor bagi masyarakat untuk menjaga ketersediaan stok darah di
PMI.

3. Bagi Pendonor

Bagi pendonor disarankan dapat memahami tentang syarat-syarat donor darah sebelum donor
agar mengurangi faktor kegagalan donordarah.
4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti dapat memahami tentang faktor-faktor penyebab kegagalan donor sehingga da-
pat memberikan edukasi bagi pendonor yang gagal mendonorkan darahnya untuk
meningkatkan kualitas kesehatan sehingga dapat mendonorkan darahnya kembali.

5. Bagi Penelitilain

Bagi peneliti lain disarankan dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang kegagalan donor
darah, faktor penyebabnya dan solusi untuk mencegah kegagalan donor darah

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai