Anda di halaman 1dari 60

TUGAS AKHIR

STUDI PERMEABILITAS ASPAL BUTON


SEBAGAI BAHAN LAPIS KEDAP

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD AWALUDDIN
D 111 12 005

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan petunjuk-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul

“Studi Permeabilitas Aspal Buton Sebagai Bahan Lapis Kedap”, sebagai salah

satu syarat yang diajukan untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Sipil Fakultas

Teknik Universitas Hasanuddin.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan

sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua terkasih ibu dan bapak, Abdul Rauf dan Suriati yang banyak

memberi dukungannya dalam doa, saudara-saudaraku serta keluarga

tercinta atas bantuan dan dukungannya baik spiritual maupun materil.

2. Bapak Ir.Abd. Rahman Djamaluddin,MT. selaku pembimbing I yang telah

turut andil dalam memberikan arahan, masukan dan nasehat dalam

melaksanakan penelitian ini.

3. Ibu Sitti Hijraini Nur ST.MT. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan masukan, meluangkan waktu di tengah

kesibukannya selama penulis melaksanakan penelitian dan penyusunan

tugas akhir ini, serta mengajarkan kepada penulis tentang pentingnya kerja

keras, gigih, dan teliti dalam mengerjakan sesuatu.

4. Secara khusus ucapan terima kasih kepada Ibu Hasrawati Rahim selaku

mahasiswa Strata tiga departemen Teknik Sipil Universitas Hasanuddin

yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk ikut dalam

penelitiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

ii
5. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Fakultas Teknik Jurusan Sipil atas bimbingan,

arahan, didikan, ilmu dan motivasi yang diberikan selama kurang lebih

empat tahun perkuliahan.

6. Teman-teman asisten Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

Jurusan Sipil Universitas Hasanuddin terkhusus untuk Zainal yang banyak

memberi bantuan selama penelitian skripsi dan teman seperjuangan

Khairunnisa rafrin semoga ilmu yang diberi menjadi amal jariyah serta kak

Ali Husyain S.T, kak A.Sompa Werune S.T, Zulkifli, Nurul Marfu’ah,

Darniati, Munadrah, Syahrun, Ummu Sabihah, Diana Fauziah, Ashar yang

masih dalam masa studi semoga kalian bisa membuat Laboratorium

Mektan tetap menjaga eksistensinya.

7. Terkhusus buat saudara-saudaraku teknik sipil angkatan 2012, yang sangat

membantu dalam segala hal mulai dari kehidupan sehari hari sampai

penyelesaian Tugas Akhir ini.

8. Semua pihak yang telah membantu tanpa pamrih yang tidak dapat

disebutkan secara keseluruhan satu per satu, serta seluruh pejuang Teknik

Sipil, semoga kita semua berhasil menggapai impian. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih memiliki banyak kekurangan,

oleh karena itu penulis berharap rekan-rekan sekalian dapat memberikan kritik

dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata,

penulis berharap agar tugas akhir ini dapat berguna bagi kita semua, bangsa, dan

negara.

Gowa, September 2017


Penulis

iii
STUDI PERMEABILITAS ASPAL BUTON SEBAGAI BAHAN LAPIS
KEDAP

Muhammad Awaluddin
Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Univ. Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 10 Bontomarannu
Gowa, 90245 Ph/Fax : 0411-587636
Mohdawaluddin12@gmail.com

Ir.Abd. Rahman Djamaluddin,MT


Dosen Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Univ. Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 10 Bontomarannu
Gowa, 90245 Ph/Fax : 0411-587636

Siti Hijraini Nur, ST.MT


Dosen Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Univ. Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 10 Bontomarannu
Gowa, 90245 Ph/Fax : 0411-587636
ABSTRAK: Pemerintah bertekad untuk menggalakkan penggunaan aspal buton
dalam berbagai pekerjaan kontruksi dikarenakan Kabupaten Buton mempunyai
cadangan yang sangat besar. Salah satu usaha memanfaatkan desposit aspal buton
dengan menjadikan aspal buton sebagai material lapis kedap,
Dalam hal ini akan dilihat sejauh mana aspal buton menjadi bahan lapis
kedap, yang memiliki standar nilai koefisien permeabilitas tidak lebih dari
dengan melakukan penelitian tentang nilai koefisien
permeabilitasnya (k). studi ini berbasis penelitian di laboratorium dengan dengan
menggunakan 5 sampel dengan Density dan energi yang berbeda , selanjutnya di
uji dengan metode constand head .
Pada pengujian permeabilitas sampel, koefisien permeabilitas yang
memenuhi syarat material lapis kedap yakni pada Density 1.53 dengan
nilai Koefisien permeabilitas 9.28x cm/detik, hal ini memperlihatkan aspal
buton sudah memenuhi syarat untuk dijadikan alternatif bahan lapis kedap.

Kata kunci : permeabilitas, kedap air, asbuton

ABSTRACT
The government is determined to promote the use of bitumen buton in various
construction jobs because the Buton Regency has huge reserves. One attempt to
exploit the buton asphalt desposite by making buton asphalt as an impermeable
material,
In this case it will be seen how far the buton bitumen becomes
impermeable material, which has a standard permeability coefficient value of not
more than cm / sec by doing research on permeability coefficient value

iv
(k). this study is based on laboratory research using 5 samples with different
density and energy, then tested by constand head method.
In the permeability test of the sample, the permeability coefficient which
qualifies the impermeable material ie at Density 1.53 with the
permeability coefficient value of 9.28x cm / sec, it shows the buton asphalt is
eligible to be an alternative to impermeable material

Keywords: permeability, impermeable, asbuton

v
DAFTAR ISI

halaman

LEMBAR JUDUL .................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iii

ABSTRAK ................................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix

BAB. I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................ I.1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................... I.2

1.3. Tujuan Penelitian............................................................. I.3

1.4. Batasan Penelitian ........................................................... I.3

1.5. Sistematika Penulisan...................................................... I.3

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Permeabilitas Tanah ........................................................ II.1

2.1.1. Faktor yang Mempengaruhi Permeablitas ............ II.5

2.1.2. Tekstur Tanah ....................................................... II.6

2.1.3. Bahan Organik ..................................................... II.8

2.1.4. Berat Isi Tanah ..................................................... II.9

vi
2.1.5 Kerapatan Partikel Tanah ....................................... II.12

2.1.6 Porositas Tanah ...................................................... II.14

2.2. Lapisan Kedap Air .......................................................... II.16

2.3 Pemadatan Tanah ............................................................ II.16

2.3.1 Pengaruh Usaha Pemadatan ................................... II.17

2.4. Deposit Aspal Buton ....................................................... II.17

2.5. Karakteristik Aspal Buton ............................................... II.18

2.6. Kadar Bitumen ................................................................ II.19

2.7. Analisa Saringan ............................................................. II.20

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian ........................................................ III.1

3.2. Pengadaan Sampel........................................................... III.2

3.3 Lokasi Penelitian ............................................................. III.2

3.4 Penyiapan Sampel ........................................................... III.2

3.5 Pengujian Analisa Saringan ............................................ III.2

3.6 Pengujian Kepadatan ....................................................... III.2

3.5 Pengujian Permeabilitas Asbuton.................................... III.3

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ............................................................... IV.1

4.1.1 Pengujian Analisa Data ......................................... IV.1

4.1.2 Pengujian Kerapatan Massa ................................... IV.2

4.1.3 Energi Pemadatan................................................... IV.3

vii
4.1.4 Pengujian Permeabilitas ......................................... IV.4

4.2. Pembahasan ..................................................................... IV.4

4.2.1 Hubungan antara Density dan Energi Pemadatan .. IV.4

4.2.2 Density dan koefisien Permeabilitas ...................... IV.5

BAB. V PENUTUP

V.1. Kesimpulan..................................................................... V.1

V.2. Saran ............................................................................... V.2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 ( a) Permeameter constand head,(b) permeameter falling head ... II.3

2.2 Deposit Aspal Buton. .................................................................... II.18

3.1 Flowchart penelitian ...................................................................... III.1

4.1 Grafik Hubungan Density dengan Energi Pemadatan .................. IV.4

4.2 Grafik Hubungan Koefisien Permeabilitas dengan Density. ........ IV.5

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi permeabilitas tanah .............................. II.5

2.2 Kelas Porositas Tanah ................................................................... II.15

4.1 Hasil pengujian Analisa Saringan ................................................. IV.1

4.2 Rekapitulasi Hasil pemeriksaan Density....................................... IV.2

4.3 Rekapitulasi nilai Energi Pemadatan ............................................ IV.3

4.4 Rekapitulasi nilai Koefisien Permeabilitas (k) IV.4

x
DAFTAR NOTASI

e = Angka pori

vv = Volume pori

vs = Volume butiran padat

n = Porositas

V = Volume tanah total

ws = Berat tanah kering

w = Berat isi tanah basah

d = Berat isi tanah kering

k = Koefisien permeabilitas

Q = Volume air yang terkumpul

L = Panjang sampel

A = Luas potongan melintang sampel

h = Ketinggian hidrolik

t = Waktu pengujian

xi
h1 = Tinggi air mula-mula

h2 = Tinggi air akhir percobaan

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintah bertekad untuk menggalakkan penggunaan aspal buton dalam

berbagai pekerjaan kontruksi dikarenakan Kabupaten Buton mempunyai cadangan

yang sangat besar, merupakan deposit aspal alam terbesar di dunia. Cadangan

material asbuton sesuai pengkajian yang dilakukan oleh Alberta Research Council

pada tahun 1980-an dan divalidasi oleh Pusjatan Kementerian Pekerjaan Umum

pada tahun 2010-2013 adalah sebesar 662,960 juta ton x(Pusjatan PU, 2014).

Kebijakan ini diharapakan mampu memacu penggunaan bahan baku local,

menghemat devisa, mendorong pemanfaatan serta penelitian dan pengembangan

aspal buton menjadi lebih maju.

Aspal buton terdiri dari kandungan aspal dan mineral. Pada prinsipnya, bitumen

mengandung tiga komponen penting yang mempengaruhi karakterisitk bitumen

tersebut, yaitu asphaltene, resin dan minyak.menurut penelitian Partikel aspal

alam yang berasal dari Buton umumnya keras dengan kandungan asphaltene

tinggi, Tingginya kandungan asphaltene ini yang membuat kualitas asbuton lebih

baik karena sifatnya yang kuat dan dan memiliki kelengketan yang tinggi.

Nilai permeabilitas merupakan hal yang perlu diketahui karena Besar

kecilnya aliran air dalam tanah dapat digunakan menjadi salah satu dasar untuk

melakukan perancangan bangunan teknik sipil. Air yang merembes dengan cepat

dalam tanah dapat mempengaruhi stabilitas tanah sebagai pondasi bangunan. Air

tanah dengan kecepatan yang lebih besar akan mengurangi stabilitas tanah dan

I-1
begitu juga sebaliknya.

Bahan lapis kedap merupakan bahan yang mempunyai nilai permeabilitas

rendah sehingga kegunaan dari bahan lapis kedap sangat di perlukan …………..

Persyaratan utama untuk bahan kedap air (Suyono Sosrodarsono) adalah :

1. Koefisien filtrasi serta kekuatan geser yang diinginkan

2. Tingkat deformasi yang rendah

3. Mudah pelaksanaan pemadatannya

4. Tidak mengandung zat-zat organis serta bahan-bahan mineral yang

mudah terurai.

Dengan ketersediaan bahan aspal buton yang melimpah dan dapat

dimanfaatkan sebagai material alternatif untuk pembuatan bangunan yang

memerlukan lapisan kedap air kandungan bitumen yang tinggi.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas maka penulis bermaksud

melakukan penelitian tentang Studi Permeabilitas Aspal Buton sebagai Bahan

Lapis Kedap.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan antara Energi Tumbukan dan Density pada aspal

buton

2. Bagaimana hubungan antara Density dan Koefisien Permeabilitas pada

aspal Buton

I-2
1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hubungan antara energi tumbukan dan Density pada aspal

buton

2. Mengetahui hubungan antara Density dan koefisien permeabilitas pada

aspal buton

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan dibahas dalam penulisan Tugas Akhir ini

mencakup:

1. Penilitian yang dilakukan berbentuk eksprimen murni di laboratorium

2. Penelitian ini difokuskan analisis permeablitas material asbuton

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dala penelitian ini, maka sistematika

penulisan penelitian disusun dalam lima bab. Adapun sistematika penulisan

penelitian adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, maksud dan

tujuan, serta sistematika penulisan laporan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Berisi uraian tentang teori-teori yang mendukung tema yang dibahas

berasal dari buku-buku maupun dari tulisan-tulisan lain yang ada

hubungannya dengan tugas akhir yang dilakukan.

I-3
BAB III. METODE PENELITIAN

Menjelaskan mengenai langkah-langkah atau prosedur pengambilan

dan pengolahan data hasil penelitian.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Menyajikan data-data hasil penelitian di laboratorium, analisis data,

hasil analisis data dan pembahasannya.

BAB V. PENUTUP

Bab ini memberikan kesimpulan dari hasil penelitian secara singkat

dan jelas sebagai jawaban dari masalah yang diangkat dalam penelitian

serta memberikan saran-saran sehubungan dengan analisis yang telah

dilakukan.

I-4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Permeabilitas Tanah


Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk meloloskan atau

melewatkan air.Permeabilitas tanah juga merupakan suatu kesatuan yang meliputi

infiltrasi tanah dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan

tanah.Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga

menurunkan laju air larian(Rohmat, 2009).

Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk meneruskan air atau

udara.Permeabilitas tanah biasanya diukur dengan istilah kecepatan air yang

mengalir dalam waktu tertentu yang ditetapkan dalam satuan cm/detik (Hakim,

dkk, 1986).

Selain itu permeabilitas juga merupakan pengukuran hantaran hidraulik

tanah. Hantaran hidraulik tanah timbul adanya pori kapiler yang saling

bersambungan dengan satu dengan yang lain. Secara kuantitatif hantaran hidraulik

jenuh dapat diartikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media

berpori dalam keadaan jenuh. Dalam hal ini sebagai cairan adalah air dan sebagai

media pori adalah tanah. Penetapan hantaran hidraulik didasarkan pada hukum

Darcy.Dalam hukum ini tanah dianggap sebagai kelompok tabung kapiler halus

dan lurus dengan jari – jariyang seragam. Sehingga gerakan air dalam tabung

tersebut dianggap mempunyai kecepatan yang sama (Rohmat, 2009).

Permeabilitas sangat mempengaruhi irigasi, permeabilitas merupakan

kemampuan tanah untuk menahan air, jika kemampuan tanah dalam menahan air

IV- 1
lemah maka akan mempengaruhi air yang ada dalam saluran irigasi, dengan

demikian tanah pada saluran irigasi yang mempunyai permeabilitas lemah akan

menyebabkan tinggi air yang akan hilang (merembes) (Sunardi, 2006).

Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori

yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur

tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran

pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah

berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga k yang

lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka

pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar

dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung

yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak bercelah (unfissured)

(Seta,1994).

Penentuan besarnya nilai permeabilitas tanah dapat dihitung melalui uji

laboratorium dan uji lapangan seperti pada (Gambar 2.1) dengan menggunakan

permeameter permukaan konstan dan berubah. Ada beberapa metode yang

digunakan dalam menentukan permeabilitas baik dengan metode lapangan (in-

situ) ataupun uji laboratorium. Pada uji laboratorium ada dua metode yang biasa

digunakan yaitu metode Falling Head dan Constant Head dimana pemakaiannya

disesuaikan dengan tipe sampel yang akan digunakan. Metode Constant Head

digunakan pada batuan dengan permeabilitas tinggi, sedangkan metode Falling

Head digunakan pada batuan dengan permeabilitas rendah. Pada metode Constant

IV- 2
Head, ketinggian permukaan air dibuat konstan sedangkan pada metode Falling

Head, ketinggian permukaan

Gambar 2.1. (a) permeameter constant head, dan (b) permeameter falling head.
Sumber :Israelsen and Hansen, 1962.

Dalam menghitung pemindahan air melalui tanah pada kondisi jenuh

dikenal hukum Darcy yang biasa digunakan dalam menghitung permeabilitas.

Hukum Darcy merupakan satu ukuran pengaliran air pada tanah jenuh dan

dirumuskan sebagai berikut:

Persamaan yang digunakan untuk metode Constand Head

……………………………………………………(2.1)

IV- 3
dimana:

k = koefisien permeabilitas (cm/jam)

3
Q = debit air (cm /jam)

2
A = luas permukaan tanah (cm )

hL = tinggi muka air dan tebal tanah (cm)

L = tebal/kedalaman tanah(cm)

Persamaan yang digunakan untuk metode Falling Head

……………………………………………………(2.2)

Dengan permukaan yang di jaga konstan, di mana aliran air yang masuk

terus menerus ataupun penambahan air secara kontinu sehingga aliran air yang

stabil melalui tanah diperoleh. Gambar 1 menggambarkan dua permeameter

permukaan konstan yang digunakan untuk tes di laboratorium (a) dan studi

lapangan (b). Dalam studi lapangan di tanah terganggu, kehilangan permukaan

dan panjang aliran kadang – kadang tidak dapat diukur secara akurat dengan biaya

IV- 4
yang wajar. Jika permukaan tanah terdiri dari lapisan tipis rendah – Permeabilitas

tanah atasnya lapisan tanah sangat permeabel, Maka hilangnya permukaan

hidrolik dapat dianggap sebagai jarak dari permukaan air tanah sangat permeable

dan panjangaliran (Israelsen and Hansen, 1962).

Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas

berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 - 9,46 cm/jam), sedangkan di

lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 - 3,62cm/jam) (Suharta

dan Prasetyo, 2008).

Permeabilitas tanah dapat dikelompokkan berdasarkan kelas

kecepatannya. Uhland and O’neal (1951) mengelompokkan kelas permeabilitas

tanah seperti yang terlihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Klasifikasi permeabilitas tanah

Sumber : Uhland and O’neal, 1951.

2.1.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permeabilitas

Permeabilitas timbul karena adanya pori kapiler yang saling

bersambungan satu dengan yang lainnya. Secara kuantitatif permeabilitas dapat

IV- 5
dinyatakan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam

keadaan jenuh.Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran

melalui suatu media porous.Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan

koefisien permeabilitas (Hanafiah, 2005).

Beberapa faktor yang mempengaruhi permeabilitas di antaranya tekstur

tanah, bahan organik tanah, kerapatan massa tanah (bulk density), kerapatan

partikel tanah (particle density), porositas tanah, dan kedalaman efektif tanah.

2.1.2 Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif (dalam bentuk persentase)

fraksi–fraksi pasir, debu, dan liat. Partikel-partikel pasir memiliki luas permukaan

yang kecil dibandingkan debu dan liat tetapi ukurannya besar. Semakin banyak

ruang pori diantara partikel tanahsemakin dapat memperlancar gerakan udara dan

air. Luas permukaan debu jauh lebih besardari permukaan pasir, dimana tingkat

pelapukan dan pembebasan unsur hara untuk diserapakar lebih besar dari pasir.

Tanah yang memiliki kemampuan besar dalam memegang air adalah Fraksi Liat

(Hanafiah,2005).

Ruang pori diantara partikel tanahsemakin dapat memperlancar gerakan

udara dan air. Luas permukaan debu jauh lebih besardari permukaan pasir, dimana

tingkat pelapukan dan pembebasan unsur hara untuk diserapakar lebih besar dari

pasir. Tanah yang memiliki kemampuan besar dalam memegang air adalah Fraksi

Liat (Hanafiah, 2005).

IV- 6
Menurut Hardjowigeno (2007), kelas tekstur tanah menunjukkan

perbandingan butir-butir pasir (0,005 mm - 2 mm), debu (0,002 mm - 0,005 mm),

dan liat (< 0,002 mm) di dalam fraksi tanah halus. Tekstur menentukan tata air,

tata udara, kemudahan pengelolaan, dan struktur tanah.Penyusun tekstur tanah

berkaitan erat dengan kemampuan memberikan zat hara untuk tanaman,

kelengasan tanah, perkembangan akar tanaman, dan pengelolaan

tanah.Berdasarkan persentase perbandingan fraksi – fraksi tanah, maka tekstur

tanah dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu halus, sedang, dan kasar.Makin

halus tekstur tanah mengakibatkan kualitas tanah semakin menurun karena

berkurangnya kemampuan tanah dalam menghisap air.

Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menentukan

kemampuantanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Tektur tanah akan

mempengaruhikemampuan tanah menyimpan dan menghantarkan air, menyimpan

dan menyediakan haratanaman. Tanah bertekstur pasir yaitu tanah dengan

kandungan pasir > 70 %, porositasnya rendah (<40%), sebagian ruang pori

berukuran besar sehingga aerasinya baik, daya hantar aircepat, tetapi kemampuan

menyimpan zat hara rendah. Tanah pasir mudah diolah, sehinggajuga disebut

tanah ringan. Tanah disebut bertekstur berliat jika liatnya > 35 % kemampuan

menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Air yang ada diserap dengan energi yang

tinggi,sehingga liat sulit dilepaskan terutama bila kering sehingga kurang tersedia

untuk tanaman.Tanah liat juga disebut tanah berat karena sulit diolah, tanah

berlempung, merupakan tanahdengan proporsi pasir, debu, dan liat sedemikian

rupa sehingga sifatnya berada diantaratanah berpasir dan berliat. Jadi aerasi dan

IV- 7
tata udara serta udara cukup baik, kemampuan menyimpan dan menyediakan air

untuk tanaman tinggi. Mineral liat merupakan kristal yangterdiri dari susunan

silika tetrahedral dan alumia oktahedral. Didalam tanah selain darimineral liat,

muatan negatif juga berasal dari bahan organik. Muatan negatif ini berasal dari

ionisasi hidrogen pada gugusan karboksil atau penolik (Islami dan Utomo, 1995).

Tekstur sangat mempengaruhi permeabilitas tanah.Hal ini dikarenakan

permeabilitas itu adalah melewati tekstur tanah. Misalnya tanah yang bertekstur

pasir akan mudah melewatkan air dalam tanah. Hal ini terkait dengan pengaruh

tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas permukaan adsorbsi,

yang semakin halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin besar

kapasitas simpan airnya, hasilnya berupa peningkatan kadar dan ketersediaan air

tanah (Hanafiah, 2005).

2.1.3 Bahan Organik Tanah

Bahan organik tanah adalah komponen tanah yang berasal dari makhluk

hidup (tumbuhan atau hewan) yang telah mati. Umumnya bahan organik di tanah

mineral berkisar 0,5 – 5,0 %. Terlepas dari kadarnya yang sangat rendah di tanah

mineral, fraksi organik sangat mempengaruhi sifat–sifat tanah, fungsi ekosistem,

dan banyak proses ekosistem. Sifat–sifat tanah yang dipengaruhinya meliputi sifat

biologi, kimia, dan fisika tanah (Mukhlis, dkk, 2011).

Berdasarkan kandungan bahan organiknya tanah dapat dikelompokkan

menjadi kelompok tanah mineral dan tanah organik. Tanah mineral meliputi tanah

– tanah yang kandungan bahan organiknya kurang dari 20 % atau tanah yang

IV- 8
mempunyai lapisan organik dengan ketebalan kurang dari 30 cm (diukur dari

permukaan tanah) dan tanah organik adalah tanah yang kandungan bahan

organiknya lebih dari 65 % (hingga kedalaman 1 meter apabila tanah belum

diolah) (Kartasapoetra dan Sutedjo, 2005).

Komponen organik tanah adalah residu tumbuhan dan hewan di dalam

tanah pada berbagai tingkat dekomposisi. Kadarnya ± 5 % dari total volume

tanah. Konsentrasi C organik berkisar dari < 5 g C/kg tanah (0,5 % C) hingga >

130 g C/kg tanah (13 % C) di tanah humus alpin (Histosol dan Mollisol) pada

lapisan 0 – 10 cm, pada lahan lempung padang pasir (Aridisol). Bahan organik

terdiri atas organisme hidup (10 %), akar tanaman (10 %), dan humus (80 %).

Unsur penyusun utama dari bahan organik tanah adalah C (52 – 58 %), O (34 – 39

%), H (3,3 – 4,8 %), dan N (3,7 – 4,1 %) (Mukhlis, dkk, 2011).

Bahan organik pada umumnya ditemukan di atas permukaan tanah,

jumlahnya tidak besar, sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya sangat besar terhadap

sifat-sifat tanah. Dapat dilihat bahwa bahan organik dapat berfungsi sebagai

granulator memperbaiki srtuktur tanah, sebagai sumber unsur hara N, P, S,

kapasitas meningkatkan nilai KTK tanah merupakan sumber energi bagi

mikroorganisme tanah dan menambah kemampuan tanah menahan air

(Hardjowigeno, 1995).

2.1.4 Berat Isi Tanah

Berat Isi (Density) menyatakan berat volume tanah, dimana seluruh ruang

tanah diduduki butir padat dan pori yang masuk dalam perhitungan. Berat volume

dinyatakan dalam massa suatu kesatuan volume tanah kering. Volume yang

IV- 9
dimaksudkan adalah menyangkut benda padat dan pori yang terkandung di dalam

tanah. Bulk density dipengaruhi oleh padatan tanah, pori-pori tanah, struktur,

tekstur, ketersediaan bahan organik, serta pengolahan tanah sehingga dapat

dengan cepat berubah akibat pengolahan tanah dan praktek budidaya

(Hardjowigeno, 2003).

Tanah lebih padat mempunyai density yang lebih besar dari pada tanah

mineral yang bagian atasnya mempunyai kandungan density yang lebih rendah

dibandingkan tanah dibawahnya. density di lapangan tersusun atas tanah-tanah

mineral yang umumnya berkisar 1,0 - 1,6 gr/cm3. Tanah organik memiliki nilai

bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1 gr/cm3 – 0,9gr/cm3

pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak

mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung,

kemampuan tanah menyimpan air drainase dan lain-lain. Sifat fisik tanah ini

banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan

(Hardjowigeno, 2003).

Bahan organik lebih ringan dari pada bahan mineral. Disamping itu bahan

organik akan memperbesar pori tanah. Nilai bulk densityakan lebih rendah bahan

organik penyusun tanah tinggi karena bahan organik dapat memperkecil berat (S)

tanah dan dapat memperbesar porositas tanah serta memiliki berat yang kecil

dibanding dengan bahan mineral. Tanah dengan nilai bulk density yang kecil baik

untuk lahan pertanian sebab bulk density yang kecil bahan organik yang

dikandungnya akan semakin besar sehingga akan menyebabkan aerasi dalam

tanah tersebut menjadi lebih baik. Tanah yang memiliki bulk density tinggi atau

IV- 10
besar mempunyai kandungan bahan mineral yang banyak, namun porositasnya

rendah karena semakin tinggi nilai bulk densitynya maka porositasnya akan

berkurang (Pairunan, 1985).

Menurut Hakim dkk(1986), bulk density pada pertumbuhan sedang dan

pertumbuhan kecil (1,05 - 1,32) relatif tinggi dibandingkan pertumbuhan baik

(1,04 - 1,18). Hal ini menunjukkan semakin tinggi bulk density menyebabkan

kepadatan tanah meningkat, aerasi dan drainase terganggu, sehingga

perkembangan akar menjadi tidak normal. Nilai bulk density dapat

menggambarkan adanya lapisan tanah, pengolahan tanah, kandungan bahan

organik dan mineral, porositas, daya memegang air, sifat drainase, dan

kemudahan tanah ditembus akar.

Bulk density sangat berhubungan dengan particle density, jika particle

density tanah sangat besar maka bulk density juga besar. Hal ini dikarenakan

partikel density berbanding lurus dengan bulk density, namun apabila tanah

memiliki tingkat kadar air yang tinggi maka partikel density dan bulk density akan

rendah. Dapat dikatakan bahwa particle density berbanding terbalik dengan kadar

air. Hal ini terjadi jika suatu tanah memiliki tingkat kadar air yang tinggi dalam

menyerap air tanah, maka kepadatan tanah menjadi rendah karena pori-pori di

dalam tanah besar sehingga tanah yang memiliki pori besar akan lebih mudah

memasukkan air di dalam agregat tanah (Hanafiah 2005).

Berat Isi menunjukkan perbandingan berat tanah terhadap volume total

(udara, air, dan padatan) yang dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

IV- 11
ws w
d  atau  d  …………………………………………..(2.3)
V 1 w
3
di mana :  d = Berat Isi Tanah (gr/cm )

ws = massa tanah (gr)

3
V = volume total (cm )

(Hillel, 1981).

2.1.5 Kerapatan Partikel Tanah


Kerapatan butir tanah menyatakan berat butir-butir padat tanah yang

terkandung di dalam tanah. Menghitung kerapatan butir tanah, berarti menentukan

kerapatan partikel tanah dimana pertimbangan hanya diberikan untuk partikel

yang solid. Oleh karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu

tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan
3
tanah mineral kerapatan partikelnya rata-ratasekitar 2,6 gram/cm . Kandungan

bahan organik di dalam tanah sangat mempengaruhi kerapatan butir tanah,

akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari subsoil.

Walau demikian kerapatan butir tanah tidak berbeda banyak pada tanah yang

berbeda, jika tidak, akan terdapat suatu variasi yang harus mempertimbangkan

kandungan tanah organik atau komposisi mineral (Foth, 1984). densitynya. Selain

itu, dalam volume yang sama, bahan organik memiliki berat yang lebih kecil

Faktor-faktor yang mempengaruhi particle density yaitu kadar air, tekstur tanah,

struktur tanah, bahan organik, dan topografi. Kadar air mempengaruhi volume

IV- 12
kepadatan tanah, dimana untuk mengetahui volume kepadatan tanah dipengaruhi

oleh tekstur dan struktur tanah, sebab tanpa adanya pengaruh kadar air maka

proses particle density tidak berlangsung, karena air sangat mempengaruhi

volume kepadatan tanah. Selanjutnya volume padatan tanah tersusun oleh fraksi

pasir, liar, dan debu sehingga untuk mengetahui volume padatan tanah tertentu

dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah.Kandungan bahan organik di dalam

tanah sangat mempengaruhi kerapatan butir tanah.Semakin banyak kandungan

bahan organik yang terkandung dalam tanah, maka makin kecil nilai particle

daripada benda padat tanah mineral yang lain. Sehingga jumlah bahan organik

dalam tanah mempengaruhi kerapatan butir. Akibatnya tanah permukaan

kerapatan butirnya lebih kecil daripada sub soil. Top soil banyak mengandung

bahan organik dan kerapatan butirnya sampai 2,4 gr/cc atau bahkan lebih rendah

dari nilai itu. Dengan adanya bahan organik, menyebabkan nilai particle

densitynya semakin kecil (Hanafiah 2005).

Jika particle density suatu lahan rendah, maka tanah tersebut kurang baik

untuk dijadikan media tanam, sebaliknya jika nilai particle density tinggi, maka

baik untuk dijadikan suatu media tanam bagi produktivitas tanaman. Bahan

organik memiliki berat yang lebih kecil dari berat benda padat tanah mineral yang

lain dalam volume yang sama, jumlah bahan organik dalam tanah jelas

mempengaruhi kerapatan butir. Akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan

butirnya lebih kecil dari sub soil (Hardjowigeno, 1992). Kerapatan partikel tanah

menunjukkan perbandingan antara massa tanah kering terhadap volume tanah

kering dengan persamaan

IV- 13
……………………………………………………(2.4)

3
di mana : ρs = kerapatan partikel (gr/cm )

3
Vs = volume tanah (cm )

(Hillel, 1981).

2.1.6 Porositas Tanah

Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat

dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga

merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Porositas dapat ditentukan

melalui 2 cara, yaitu menghitung selisih bobot tanah jenuh dengan bobot tanah

kering dan menghitung ukuran volume tanah yang ditempati bahan padat.

Komposisi pori-pori tanah ideal terbentuk dari kombinasi fraksi debu, pasir, dan

lempung. Porositas itu sendiri mencerminkan tingkat kesarangan untuk dilalui

aliran massa air (permeabilitas, jarak per waktu) atau kecepatan aliran air untuk

melewati massa tanah (perkolasi, waktu per jarak). Kedua indikator ini ditentukan

oleh semacam pipa berukuran non kapiler (yang terbentuk dari pori–porimakro

dan meso yang berhubungan secara kontinu) di dalam tanah. Hal tersebut

menekankan bahwa tanah permukaan yang berpasir memiliki porositas lebih kecil

daripada tanah liat. Sebab tanah pasir memiliki ruang pori total yang mungkin

rendah tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun oleh komposisi pori-

poriyang besar yang efisien dalam pergerakan udara dan airnya. Ini berarti karena
IV- 14
persentase volume yang terisi pori-porikecil pada tanah pasir menyebabkan

kapasitas menahan airnya rendah. Maka tanah–tanah yang memiliki tekstur halus,

memiliki ruang pori lebih banyak dan disusun oleh pori–porikecil karena

proporsinya relatif besar (Susanto, 1994).

Porositas menunjukkan indeks dari volume pori relatif dalam tanah. Nilai

porositas umumnya berkisar antara 0,3 – 0,6 (30 – 60 %). Porositas juga

berhubungan dengan kerapatan massa tanah (bulk density) sesuai dengan

persamaan sebagai berikut:

…………………………………………………(2.5)

(Hillel, 1981).

Porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air

atau udara. Pori sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, semakin

besar pori dalam tanah tersebut, maka semakin cepat pula permeabilitas tanah

tersebut (Hanafiah, 2005).

Tanah bertekstur kasar mempunyai persentaseruang pori total lebih rendah

dari pada tanah bertekstur halus, meskipun rataan ukuran pori bertekstur kasar

lebih besar dari pada ukuran pori tanah bertekstur halus (Arsyad,1989). Arsyad

(1989) menyajikan kelas porositas tanah yang terlihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Kelas Porositas Tanah

IV- 15
Porositas (%) Kelas
100 Sangat porous
80-60 Porous
60-50 Baik
50-40 Kurang baik
40-30 Buruk
< 30 Sangat buruk
Sumber : Arsyad, 1989

2.2 Lapisan Kedap Air

Persyaratan Material Zona Kedap Air (Suyono Sosrodarsono) :

 Koefisien filtrasi (K) bahan untuk zona kedap air tidak melebihi nilai

cm/dt.

 Mempunyai kuat geser yang cukup tinggi, dimana kekuatan geser suatu

bahan terutama ditentukan oleh daya kohesi (C) dan sudut geser dalam.

Pada umumnya material dengan derajat pemadatan atau degree of

compaction (D) antara 95% sampai 98% merupakan harga yang baik untuk

digunakan timbunan bendungan.

 Mempunyai tingkat deformasi yang rendah.

 Pemadatannya mudah, dimana kemudahan pemadatan tergantung pada

butiran material dan kadar air material. Untuk material berbutir kasar

pemadatannya pada umumnya lebih mudah dibandingkan dengan material

berbutir halus. Untuk material dengan kadar air yang mendekati kadar air

optimum, pemadatannya akan lebih mudah dibandingkan dengan material

yang kadar airnya lebih tinggi dari kadar air optimum.

 Tidak mengandung bahan organik dan bahan yang mudah terurai lebih

IV- 16
dari 5%.

2.3 Pemadatan Tanah


Pemadatan didefenisikan sebagai proses menaikkan berat unit tanah dengan
memaksa butiran-butiran tanah menjadi lebih rapat dan mengurangi pori-pori
udara atau dengan kata lain pemadatan merupakan usaha mempertinggi kepadatan
tanah dengan pemakaian energi mekanis untuk menghasilkan pemampatan
partikel. Hal ini dilakukan dengan menggunakan beban statis atau dinamis pada
tanah. Pada pembuatan tanah untuk jalan raya, dam,dan banyak struktur teknik
lainnya, tanah yang lepas (renggang) haruslah dipadatkan untuk meningkatkan
berat volumenya.
Tujuan pemadatan adalah untuk memperbaiki sifat-sifat teknis massa tanah.
Beberapa keuntungan yang dipadatkan dengan adanya pemadatan ini yaitu
sebagai berikut :
1. Berkurangnya penurunan permukaan tanah (subsidence),yaitu gerakan
vertikal di dalam massa tanah itu sendiri akibat berkurangnya angka
pori.
2. Bertambahnya kekuatan tanah
3. Berkurangnya penyusutan dan volume akibat berkurangnya kadar air
dari nilai patokan pada saat pengeringan.

2.3.1. Pengaruh Usaha Pemadatan

Energi pemadatan per volume satuan (E) dinyatakan oleh persamaan:

……………………………………………(2.6)

Dengan,
= jumlah pukulan per lapisan
= jumlah lapisan
W = berat pemukul (kg)
H = tinggi jatuh pemukul (cm)
V = volume mould ( )

2.4 Deposit Aspal Buton


IV- 17
Aspal alam yang tersedia di pulau Buton mempunyai cadangan yang

sangat besar, merupakan deposit aspal alam terbesar di dunia. Deposit aspal Buton

terbesar dari teluk Sampolawa sampai dengan teluk Lawele sepanjang 75 km

dengan lebar 12 km, ditambah wilayah Ereke yang termasuk wilayah kabupaten

Muna.Ilustrasi lokasi deposit aspal alam dari eksplorasi yang dilakukan Alberta

Research Council di daerah Lawele pada 132 titik pengeboran diperoleh hasil

bahwa ketebalan aspal buton berkisar antara 9 m sampai 45 m atau ketebalan rata-

rata 29,88 m dengan tebal tanah penutup 0-17 meter atau rata-rata tebal tanah

penutup 3,47 m pada luas daerah pengaruh aspal buton 1.527.343,5 m2.

Gambar 2.2 Deposit Aspal Buton


2.5 Karakteristik Aspal Buton
Aspal buton terdiri dari kandungan aspal dan mineral. Pada prinsipnya,

bitumen mengandung tiga komponen penting yang mempengaruhi karakterisitk

bitumen tersebut, yaitu asphaltene, resin dan minyak. Kandungan aspal di dalam

aspal buton mampu menggantikan aspal minyak karena kualitasnya lebih baik

IV- 18
daipada aspal minyak. Kandungan aspal dalam aspal buton tersebut mencapai

40,9 %. Pengujian lainnya juga dilakukan oleh pusat penelitian jalan dan jembatan

departemen pekerjaan umum dan hasilnya dituangkan dalam sertifikat uji

kelayakan teknis No. 06.1.02.485701.33.11.002 dimana penggunaan aspal buton

dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan sudah sangat layak dan dapat segera

dilaksanakan di Indoensia, bahkan di dunia. Berbagai tes yang dilakukan

menghasilkan kriteria yang sesuai dengan british standard dalam penggunaannya

sebagai hot rolled asphalt mix untuk jalan padat lalu lintas (Subagio dkk., 2003).

2.6 Kadar bitumen

Aspal buton adalah campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral.
Bitumen adalah bahan yang berwarna coklat hingga hitam, keras hingga cair

mempunyai sifat baik larut dalam CCL4 dengan sempurna dan mempunyai sifat

lunak dan tidak larut dalam air, bitumen adalah bahan cair berwarna hitam tidak
larut dalam air, larut sempurna dalam CCL4, mengandung zat-zat organik yang
terdiri dari gugusan aromat dan mempunyai sifat kekal.

Pemeriksaan kadar bitumen merupakan kegiatan paling awal dalam

melakukan pengujian aspal yang bertujuan untuk memisahkan bitumen dari

batuan induknya. Metode standar pengujian yang digunakan dalam pemeriksaan

ini adalah metode SNI 06-3640-1994.

Dalam pemenuhan standar pasaran aspal Buton yang diinginkan para

konsumen, pihak manajemen perusahaan menetapkan standar bitumen aspal

Buton yaitu 18-24 % Partikel aspal alam yang berasal dari kabungka umumnya

keras dengan kandungan asphaltene tinggi dan kandungan maltene lebih rendah
IV- 19
dibandingkan dengan aspal minyak. Semakin tinggi kandungan asphaltene, maka

bitumen semakin keras, makin kental, makin tinggi titik lembeknya dan makin

rendah harga penetrasinya. Tingginya kandungan asphaltene ini yang membuat

kualitas asbuton lebih baik dibandingkan aspal minyak karena sifatnya yang kuat

dan panas (Kurniadji,2007).

Sifat fisik dari aspal dapat mempengaruhi kegiatan penambangan maupun

proses pengolahan (Siswosoebrotho dan Kusnianti, 2005), sifat fisik aspal adalah

sebagai berikut:.

1. Lengket: jika kadar bitumennya tinggi maka daya lengketnya makin kuat

begitu juga sebaliknya.

2. Warna: semakin tinggi kadar bitumen aspal yang dikandung maka

semakin hitam warnanya, begitu pula sebaliknya.

3. Berat jenis: aspal rata-rata sekitar 1,5 gr/cm3.

Tabel 2.3 Tabel Hasil analisis kadar Bitumen Aspal Buton

Sumber : http://repositori.uin-alauddin.ac.id/527/1/SKRIPSI%20TAMRIN.pdf

2.7 Analisa Saringan

IV- 20
Tanah terdiri dari campuran berbagai butiran. Suatu tanah disebut

bergradasi seragam (uniformly graded) apabila tersusun atas butir-butir yang

seluruhnya ukurannya hampir sama. Tanah bergradasi baik/tidak seragam (well

graded) apabila terdiri dari bermacam-macam butir (Hari Christady Hardiyatmo,

2006). Analisa ini dapat digunakan melalui uji saringan yang dapat dihasilkan

suatu bentuk grain size distribution curve untuk memberikan informasi gradasi

tanah yang akan digunakan. Menurut USCS (Unified Soil Classification System)

butiran dibedakan 3 fraksi :

1. Pasir (sand) : (4,75 – 0,074) mm

2. Lanau (silt) : (0,074 – 0,01) mm

3. Lempung (clay) : < 0,01 mm

Tanah digolongkan berbutir halus apabila lebih dari 50% dari berat sample

lolos ayakan no. 200, dan sebaliknya jika lebih dari 50% tertahan saringan no. 200

maka digolongkan tanah berbutir kasar.

 Untuk butiran kasar (> 0,074 mm) digunakan analisa saringan (sieve

analysis)

 Untuk butiran halus (< 0,074 mm) digunakan analisa sedimentasi

(hydrometer analysis)

IV- 21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian


Kerangka penelitian ini diuraikan melelui skema dibawah ini

Mulai

Melakukan studi pendahuluan yang berisikan latar belakang, maksud dan


tujuan, serta batasan masalah

Membuat kajian pustaka tentang teori dasar yang berkaitan langsung


dengan penelitian dan mengambil referensi dari penelitian tersebut

Menyediakan bahan aspal buton

Melakukan pengujian di Laboratorium Mekanika Tanah berupa pengujian


fisis kerapatan Massa, Analisa Saringan, dan Permeabilitas (constan
head)

Memperoleh hasil pengujian Laboratorium dan menganalisis data hasil


pengujian Laboratorium

Membuat pembahasan dari hasil penelitian yang didapatkan

Membuat kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart penelitian

IV- 22
3.2 Pengadaan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspal alam dari
kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara.
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
3.4 Penyiapan Sampel
Aspal buton yang digunakan dalam penelitian ini disaring dengan
menggunakan saringan No. 4
3.5 Pengujian Analisa Saringan
Tujuan dari pemeriksaan ini yaitu untuk mendapatkan distribusi

gradasi sampel . Alat yang digunakan antara lain : satu unit saringan

standard ASTM yaitu saringan No.4, No.10, No.20 , No.40, No.60, No.100,

No.200 dengan pan , mesin pengguncang saringan dan timbangan. Ada dua

cara yang digunakan untuk mendapatkan distribusi ukuran partikel tanah

yaitu analisa ayakan (grain size coarse analysis) dan analisa hydrometer

(finer size analysis part). Hasil dari percobaan akan menentukan metode

pengujian permeabilitas yang dilakukan.

3.6 Pengujian Kepadatan

Tingkat pemadatan suatu bahan material sangat mempengaruhi

karakteristik mekanis dari bahan-bahan tersebut. Komponen yang

mempengaruhi kepadatan material adalah kadar air, Density, kekuatan

geser, permeabilitas, dan lain-lain. Dan faktor terpenting yang

mempengaruhi tingkat pemadatan material asbuton adalah kadar aspal,

kadar air, gradasinya dan besarnya energi yang diberikan pada pemadatan

material asbuton tersebut. Pengujian pemadatan dilakukan disamping untuk


IV- 23
memperoleh karakteristik mekanis berupa tingkat kepadatan suatu material,

juga untuk mengetahui kemampuan pemadatan material tersebut. Pengujian

pemadatan di laboratorium dilakukan dengan metode penumbukan

modifikasi. Aspal didalam mould dipadatkan dengan penumbuk yang

beratnya 4,54 kg dengan tinggi jatuh penumbuk 45,72 cm. pada pengujian

ini aspal ditumbuk dalam 5 lapisan. peralatan dan pelaksanaan

pengujiannya cukup sederhana serta hasilnya sangat memadai.

3.7 Pengujian Permeabilitas Asbuton


Uji Constant Head digunakan untuk tanah yang memiliki butiran

kasar dan memiliki koefisien permeabilitas yang tinggi. metode percobaan

ini dengan cara tinggi tekanan air tetap, sehingga percobaan dilakukan

dengan mempertahankan perbedaan tinggi muka air ( head) agar tidak

berubah (constant)selama percobaan.

Alat yang digunakan:

1.silinder Permeameter

2. Pencatat waktu (Timer)

3. Tabung Penampung Air

Prosedur :

1. Tempatkan Sampel yang mempunyai panjang L dan diameter D ke

dalam tabung permeameter.

2. Letakkan kertas filter dan batu porous di bagian atas dan bawah

sampel. Kertas filter di letakkan di antara sampel dan batu porous.

3. Hubungkan isi silinder permeameter dengan tangki yang berisi air

IV- 24
4. Alirkan air melalui sampel dan biarkan sampai sampel jenuh.

5. Ukur beda tinggi muka air (hydraulic head) antara permukaan air yang

keluar dan permukaan air yang masuk

6. Pada saat yang bersamaan, tampung air yang keluar dari sampel (Q)
dan catat waktunya (t)
7. Ulangi langkah (6) beberapa kali, sampai didapatkan rata- rata
watunya.

IV- 25
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pengujian Analisa Saringan

Table 4.1 Hasil pengujian Analisa Saringan

Saringan Diameter Berat Tertahan Berat Kumulatif Persen (%)


No. (mm) (gram) (gram) Tertahan Lolos
3" 75.00 0 0 0.00 100.00
2" 50.00 0 0 0.00 100.00
11/2" 37.50 0 0 0.00 100.00
1" 25.00 0 0 0.00 100.00
3/4" 19.00 0 0 0.00 100.00
3/8" 9.500 0 0 0.00 100.00
4 4.750 259.5 259.5 51.90 48.10
10 2.000 111.5 371 74.20 25.80
18 0.840 52.5 423.5 84.70 15.30
40 0.425 11.5 435 87.00 13.00
60 0.250 12.5 447.5 89.50 10.50
100 0.150 10.5 458 91.60 8.40
200 0.075 41.5 499.5 99.90 0.10
Pan - 0.5 500 100.00 0.00

IV- 26
REKAPITULASI
D10 D30 D60 Cu Cc
1 0.2857 2.5179 5.8391 20.4369 3.8002
Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan data dari analisis saringan yang dilakukan, maka

dapat di analisis melalui Cu dan Cc bahwa klasifikasi tanah berdasarkan

United Soil Clasification System (USCS), tanah tersebut dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Sampel Aspal Buton berbutir kasar Lebih dari 50% butiran pada ayakan

No. 200, Kerikil 50% atau lebih dari fraksi kasar tertahan pada ayakan

No.4, termasuk dalam kerikil Bersih, dengan Nilai Cu : 20,4369 dan nilai

Cc : 3.8002 , Maka dapat di klasifikasikan sampel Asbuton tersebut

termasuk dalam Gradation Poor ( GP)

4.1.2 Pengujian kerapatan Massa (Density)

Dari pengujian Density menggunakan metode standar

Table 4.2 Rekapitulasi Hasil pemeriksaan Density

Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan sampel I sampel II sampel III sampel IV sampel V
350.42 g 395.64 g 426.72 g 432.37 g 438.03 g

Density (gram/cm3) 1.24 1.4 1.51 1.53 1.55

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel diatas menunjukkan terjadi perubahan nilai Density (density)

pada sampel pertama sampai dengan sampel kelima. Hal ini di pengaruhi
IV- 27
oleh massa dari sampel yang berbeda-beda, meningkatnya Density sampel

seiring dengan pertambahan massa yang digunakan.

4.1.3 Energi pemadatan

Nilai Energi Pemadatan di peroleh dengan mengonversi nilai tumbukan

setiap sampel menjadi nilai Energi. Nilai Energi Pemadatan ditampilkan di

dalam tabel berikut :

Tabel 4.3 Rekapitulasi nilai energi Pemadatan

sampel 1 sampel 2 sampel 3 sampel 4 sampel 5


Pemeriksaan
56/layer 70/layer 85/layer 100/layer 115/layer

Energi Pemadatan (kJ/m3) 20196.89 25246.12 30656 36065.88 41475.76

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi perubahan nilai energi

pemadatan dari sampel tanah pertama sampai dengan sampel tanah kelima.

Hal ini disebabkan karena perbedaan jumlah tumbukan setiap lapis

sampel.

IV- 28
4.1.4 Pengujian Permeabilitas

Tabel 4.4 Rekapitulasi nilai Koefisien Permeabilitas (k)

Koefisien Permeabilitas (k)


DENSITY
1 2 3 4 5
Rata-rata
(cm/s) (cm/s) (cm/s) (cm/s) (cm/s)
1.24 3.30E-03 3.03E-03 2.65E-03 2.42E-03 2.06E-03 2.69E-03
1.4 1.53E-03 9.43E-04 7.69E-04 6.01E-04 4.58E-04 4.75E-04
1.51 1.00E-04 0.000118 8.63E-05 7.76E-05 6.56E-05 8.94E-05
1.53 1.2E-05 1.18E-05 1.16E-05 1.07E-05 9.47E-06 1.11E-05
1.55 1E-05 9.96E-06 9.76E-06 7.44E-06 7.33E-06 8.91E-06

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel di atas bahwa terjadi perubahan nilai Koefisien

Permeabilitas(k) dari sampel pertama sampai dengan sampel kelima. Hal

ini disebabkan karena berbedanya nilai Density pada masing-masing

sampel.

IV- 29
4.2 Pembahasan

4.2.1 Hubungan antara Density dan Energi pemadatan

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Density dengan Energi Pemadatan

Sumber : Hasil Penelitian

Pada gambar 4.1 terlihat bahwa besarnya nilai Density pada sampel
pertama sampai dengan sampel kelima berturut-turut adalah 1.24 , 1.4
, , . Sedangkan besarnya nilai
Energi Pemadatan pada sampel tanah pertama sampai dengan sampel kelima
berturut-turut adalah 20196.89 , ,
, , .

Nilai Density(kerapatan Massa) asbuton semakin besar berbanding lurus


dengan nilai Energi Pemadatan (E) yang semakin meningkat. Hal ini disebabkan
karena semakin besar energi yang diberikan untuk pemadatan sampel akan
menyebabkan volume Density kering sampel semakin besar dan pori-pori
semakin mengecil.

IV- 30
4.2.2 Hubungan antara Density dan koefisien Permeabilitas

1.00E-02
y = 0.0341x2 - 0.1038x + 0.0789
Nilai Permeabiliti (cm/detik)

R² = 0.9986
1.00E-03

1.00E-04

1.00E-05

1.00E-06
1.2 1.3 1.4 1.5 1.6
Nilai Density (gram/cm3)
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Koefisien Permeabilitas dengan Density

Sumber : Hasil Penelitian


Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa besarnya nilai Density pada sampel

asbuton pertama sampai dengan sampel kelima berturut-turut adalah 1.24

, 1.4 , ,dan . Sedangkan

besarnya nilai koefisien permeabilitas sampel asbuton pertama sampai dengan

sampel kelima berturut-turut adalah 2.69x cm/detik, 4.75x cm/detik,

8.94x cm/detik, 1.11x cm/detik, dan 8.91x cm/detik.

Nilai Density (kerapatan massa) asbuton semakin besar berbanding

terbalik dengan menurunnya nilai koefisien permeabilitas. Hal ini disebabkan

karena berbedanya density pada masing-masing sampel.

IV- 31
Pada sampel pertama memiliki nilai keofisien permeabilitas yang besar hal

ini karena kerapatan massa dari sampel asbuton yang kecil menyebabkan rongga

antar butiran yang besar sehingga sampel lebih cepat mengalirkan air (lebih

permeabel). Hal ini menyebabkan nilai koefisien permeabilitas menjadi besar.

Dengan adanya penambahan nilai Density pada pengujian selanjutnya

menyebabkan menurunnya nilai koefisien permeabilitas. Penambahan nilai

Density dengan volume yang sama membuat butiran-butiran semakin rapat

sehingga membuat pori semakin kecil. Penyempitan pori ini akan menyebabkan

air sulit mengalir sehinggan menyebabkan penurunan koefisien permeabilitas.

Pada kondisi dimana air yang merembes melalui sampel sangatlah kecil maka

dapat dikatakan sampel asbuton bersifat kedap air (impermeable).

Persyaratan Material Zona Kedap Air (Suyono Sosrodarsono) :


Koefisien filtrasi (K) bahan untuk zona kedap air tidak melebihi nilai

cm/dt. Pada pengujian permeabilitas sampel koefisien permeabilitas yang

memenuhi syarat material lapis kedap yakni pada Density 1.53 dengan

nilai Koefisien permeabilitas 8.91x cm/detik

IV- 32
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Sampel alam aspal buton yang digunakan berdasarkan system klasifikasi

USCS digolongkan kedalam kelompok GP yaitu gradasi buruk.

2. Nilai Density 1.24 , 1.4 , , berbanding

lurus dengan Energi Pemadatan yang diberikan yakni 20196.89

, , , ,

. Hal tersebut disebabkan ruang pori pada sampel semakin kecil seiring

bertambahnya perlakuan oleh energi pemadatan.

3. Dari data penelitian yang diperoleh melalui pengujian permeabilitas dapat

disimpulkan bahwa nilai koefisien permeabilitas mengalami penurunan

seiring dengan bertamabahnya nilai density pada sampel asbuton.

Besarnya nilai koefisien permeabilitas asbuton pada sampel pertama

sampai dengan sampel kelima berturut-turut adalah 2.25x cm/detik,

8.61x cm/detik, 7.79x cm/detik, 9.28x cm/detik, dan

7.43x cm/detik.

4. Koefisien filtrasi (K) bahan untuk zona kedap air tidak melebihi nilai

cm/dt. Pada pengujian permeabilitas sampel koefisien

permeabilitas yang memenuhi syarat material lapis kedap yakni pada

Density 1.53 dengan nilai Koefisien permeabilitas 9.28x


V- 1
cm/detik

5.2 Saran

1. Perlunya dilakukan penelitian dengan pemodelan agar didapatkan nilai-

nilai yang dapat mewakili kondisi lapangan.

2. Perlunya dilakukan penelitian dengan menambahkan pengujian sifat-sifat

aspal buton.

V- 2
DAFTAR PUSTAKA

Hakim,N., Nyakpa Y.M., Lubis M.A., Nogroho G.S., Saul R.M., Diha A.M.,
Hong B.G., dan Bailey H.H., 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas
Lampung. Lampung

Hanafiah. 2005. Dasar – Dasar ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta..

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademika Presindo: Jakarta. 296 Halaman


Hakim, N., Nyapka, M.Y., Lubis, A.M., Nugroho, S.G., Saul, R., Diha, A.,
Hong,G.B., dan Bailey, H.H. 1986. Dasar – Dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung:Lampung. 488 halaman.

Hillel, D. 1980. Dasar-dasar Fisika Tanah. New York : Department of Plant and
Soil Sciences University of Massachusetts Amherst, Massachusetts. Hal
413.

Israelsen, O. W., and Hansen, V. E., 1962. Irrigation Principles and Practices.
Willey, New York.

Islami, T. dan Utomo, W.H. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman.
Semarang : IKIP Semarang Press.hal 313..

Kartasapoetra, A. G., Sutedjo., dan Mulyani, M. 2005. Teknologi Konservasi


Tanah & Air. Rineka Cipta: Jakarta. 203 Halaman.Hardiyatmo, C. H.
2006.Mekanika Tanah 1. Jakarta: Gadjah Mada University Press.

Prasetyo dan Suharta, 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

Pairunan A.K, Nenere J,L, Arifin.Samusir S.S.R, Tangkai sari PIoloplus JR,
Ibrahim Asmadi H, 1985.Dasar Dasar Ilmu Tanah. Badan perguruan
Tinggi Indonesia Bagian Timur, Makassar.

Rohmat, dede.2009 Tipikal Kuantitas Infiltrasi Karakteristik Tanah. Bandung

Sunardi. (2006), “Studi Koefisien Permeabilitas (k) Pasir Gap Graded“, Skripsi,
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.

Sutanto, R. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius:


Yogyakarta

V- 3
LAMPIRAN 1
1.PENGUJIAN LABORATORIUM
1.1 ANALISA SARINGAN
SIEVE ANALYSIS
RESEARCH : TUGAS AKHIR STRATA 1
LOCATION : GEOTECHNICAL LABORATORY
STASIUN :
SAMPLING DEPTH :
TESTING METHOD : ASTM D 424-59, D 4318-(00), AASHTO T89/T90 TESTED BY : MUH.AWALUDDIN
LABORATORY : HASANUDDIN UNIVERSITY DATE : JUNI 2017

Hasil Perhitungan Analisa Saringan

Sebelum Sesudah
Berat tanah kering + Container -
Berat Container -
Berat tanah Kering 500

Saringan Diameter Berat Tertahan Berat Kumulatif Persen (%)


No. (mm) (gram) (gram) Tertahan Lolos
3" 75.00 0 0 0.00 100.00
2" 50.00 0 0 0.00 100.00
11/2" 37.50 0 0 0.00 100.00
1" 25.00 0 0 0.00 100.00
3/4" 19.00 0 0 0.00 100.00
3/8" 9.500 0 0 0.00 100.00
4 4.750 259.5 259.5 51.90 48.10
10 2.000 111.5 371 74.20 25.80
18 0.840 52.5 423.5 84.70 15.30
40 0.425 11.5 435 87.00 13.00
60 0.250 12.5 447.5 89.50 10.50
100 0.150 10.5 458 91.60 8.40
200 0.075 41.5 499.5 99.90 0.10
Pan - 0.5 500 100.00 0.00

Nomor Saringan
REKAPITULASI
D10 D30 D60 Cu Cc
1 0.2857 2.5179 5.8391 20.4369 3.8002

1.2 ENERGI PEMADATAN


sampel 1 sampel 2 sampel 3 sampel 4 sampel 5
Pemeriksaan
56/layer 70/layer 85/layer 100/layer 115/layer

Energi Pemadatan (kJ/m3) 20196.89 25246.12 30656 36065.88 41475.76

1.3 PERMEABILITAS
-Sampel 1
PENGUJIAN PERMEABILITAS
Density : 1.24 lokasi : Lab. Mekanika Tanah UNHAS
PENELITIAN TUGAS AKHIR S-1
metode pengujian : ASTM D698/ D 1557 Waktu : juni 2017
Diameter buret 0.8 cm
Diameter sampel 6 cm Oleh: MUH.AWALUDDIN

Pengujian 1 2 3 4 5 rata-rata
Luas potongan melintang buret (a=1/4pd2) cm2 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024
Luas potongan melintang sampel (A=1/4pD cm2 28.26 28.26 28.26 28.26 28.26
Ketinggian Hidrolik (h) cm 92 92 92 92 92
Panjang sampel (L) cm 10 10 10 10 10
Waktu pengujian (t) detik 69 76 87 95 112
Volume Air yang tertampung (Q) cm3 50 50 50 50 50
Koefisien permeabilitas, kT=(Q.L/h.A.t) cm/det 0.002787154 0.002530442 0.002210501 0.002024354 0.001717086 0.002253907

-Sampel 2
PENGUJIAN PERMEABILITAS
Density : 1.4 lokasi : Lab. Mekanika Tanah UNHAS
PENELITIAN TUGAS AKHIR S-1
metode pengujian : ASTM D698/ D 1557 Waktu : juni 2017
Diameter buret 0.8 cm
Diameter sampel 6 cm Oleh: MUH.AWALUDDIN

Pengujian 1 2 3 4 5 rata-rata
Luas potongan melintang buret (a=1/4pd2) cm2 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024
Luas potongan melintang sampel (A=1/4pD cm2 28.26 28.26 28.26 28.26 28.26
Ketinggian Hidrolik (h) cm 92 92 92 92 92
Panjang sampel (L) cm 10 10 10 10 10
Waktu pengujian (t) detik 125 204 250 320 420
Volume Air yang tertampung (Q) cm3 50 50 50 50 50
Koefisien permeabilitas, kT=(Q.L/h.A.t) cm/det 0.001538509 0.000942714 0.000769254 0.00060098 0.00045789 0.000861869

-Sampel 3
PENGUJIAN PERMEABILITAS
Density : 1.51 lokasi : Lab. Mekanika Tanah UNHAS
PENELITIAN TUGAS AKHIR S-1
metode pengujian : ASTM D698/ D 1557 Waktu : juni 2017
Diameter buret 0.8 cm
Diameter sampel 6 cm Oleh: MUH.AWALUDDIN

Pengujian 1 2 3 4 5 rata-rata
Luas potongan melintang buret (a=1/4pd2) cm2 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024
Luas potongan melintang sampel (A=1/4pD cm2 28.26 28.26 28.26 28.26 28.26
Ketinggian Hidrolik (h) cm 92 92 92 92 92
Panjang sampel (L) cm 10 10 10 10 10
Waktu pengujian (t) detik 1920 1960 2675 2974 3520
Volume Air yang tertampung (Q) cm3 50 50 50 50 50
Koefisien permeabilitas, kT=(Q.L/h.A.t) cm/det 0.000100163 9.81192E-05 7.18929E-05 6.4665E-05 5.46345E-05 7.7895E-05
-Sampel 4
PENGUJIAN PERMEABILITAS
Density : 1.53 lokasi : Lab. Mekanika Tanah UNHAS
PENELITIAN TUGAS AKHIR S-1
metode pengujian : ASTM D698/ D 1557 Waktu : juni 2017
Diameter buret 0.8 cm
Diameter sampel 6 cm Oleh: MUH.AWALUDDIN

Pengujian 1 2 3 4 5 rata-rata
Luas potongan melintang buret (a=1/4pd2) cm2 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024
Luas potongan melintang sampel (A=1/4pD cm2 28.26 28.26 28.26 28.26 28.26
Ketinggian Hidrolik (h) cm 92 92 92 92 92
Panjang sampel (L) cm 10 10 10 10 10
Waktu pengujian (t) detik 19143 19546 19863 21487 24358
Volume Air yang tertampung (Q) cm3 50 50 50 50 50
Koefisien permeabilitas, kT=(Q.L/h.A.t) cm/det 1.00462E-05 9.83903E-06 9.682E-06 8.95023E-06 7.8953E-06 9.28254E-06

-Sampel 5
PENGUJIAN PERMEABILITAS
Density : 1.55 lokasi : Lab. Mekanika Tanah UNHAS
PENELITIAN TUGAS AKHIR S-1
metode pengujian : ASTM D698/ D 1557 Waktu : juni 2017
Diameter buret 0.8 cm
Diameter sampel 6 cm Oleh: MUH.AWALUDDIN

Pengujian 1 2 3 4 5 rata-rata
Luas potongan melintang buret (a=1/4pd2) cm2 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024
Luas potongan melintang sampel (A=1/4pD cm2 28.26 28.26 28.26 28.26 28.26
Ketinggian Hidrolik (h) cm 92 92 92 92 92
Panjang sampel (L) cm 10 10 10 10 10
Waktu pengujian (t) detik 22900 23174 23654 31034 31479
Volume Air yang tertampung (Q) cm3 50 50 50 50 50
Koefisien permeabilitas, kT=(Q.L/h.A.t) cm/det 8.39797E-06 8.29868E-06 8.13028E-06 6.19687E-06 6.10927E-06 7.42661E-06
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai