DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD AWALUDDIN
D 111 12 005
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan petunjuk-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul
“Studi Permeabilitas Aspal Buton Sebagai Bahan Lapis Kedap”, sebagai salah
satu syarat yang diajukan untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Sipil Fakultas
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan
sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua terkasih ibu dan bapak, Abdul Rauf dan Suriati yang banyak
3. Ibu Sitti Hijraini Nur ST.MT. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
tugas akhir ini, serta mengajarkan kepada penulis tentang pentingnya kerja
4. Secara khusus ucapan terima kasih kepada Ibu Hasrawati Rahim selaku
ii
5. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Fakultas Teknik Jurusan Sipil atas bimbingan,
arahan, didikan, ilmu dan motivasi yang diberikan selama kurang lebih
Khairunnisa rafrin semoga ilmu yang diberi menjadi amal jariyah serta kak
Ali Husyain S.T, kak A.Sompa Werune S.T, Zulkifli, Nurul Marfu’ah,
membantu dalam segala hal mulai dari kehidupan sehari hari sampai
8. Semua pihak yang telah membantu tanpa pamrih yang tidak dapat
disebutkan secara keseluruhan satu per satu, serta seluruh pejuang Teknik
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih memiliki banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis berharap rekan-rekan sekalian dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata,
penulis berharap agar tugas akhir ini dapat berguna bagi kita semua, bangsa, dan
negara.
iii
STUDI PERMEABILITAS ASPAL BUTON SEBAGAI BAHAN LAPIS
KEDAP
Muhammad Awaluddin
Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Univ. Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 10 Bontomarannu
Gowa, 90245 Ph/Fax : 0411-587636
Mohdawaluddin12@gmail.com
ABSTRACT
The government is determined to promote the use of bitumen buton in various
construction jobs because the Buton Regency has huge reserves. One attempt to
exploit the buton asphalt desposite by making buton asphalt as an impermeable
material,
In this case it will be seen how far the buton bitumen becomes
impermeable material, which has a standard permeability coefficient value of not
more than cm / sec by doing research on permeability coefficient value
iv
(k). this study is based on laboratory research using 5 samples with different
density and energy, then tested by constand head method.
In the permeability test of the sample, the permeability coefficient which
qualifies the impermeable material ie at Density 1.53 with the
permeability coefficient value of 9.28x cm / sec, it shows the buton asphalt is
eligible to be an alternative to impermeable material
v
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK ................................................................................................ v
BAB. I PENDAHULUAN
vi
2.1.5 Kerapatan Partikel Tanah ....................................... II.12
vii
4.1.4 Pengujian Permeabilitas ......................................... IV.4
BAB. V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR NOTASI
e = Angka pori
vv = Volume pori
n = Porositas
k = Koefisien permeabilitas
L = Panjang sampel
h = Ketinggian hidrolik
t = Waktu pengujian
xi
h1 = Tinggi air mula-mula
xii
BAB I
PENDAHULUAN
yang sangat besar, merupakan deposit aspal alam terbesar di dunia. Cadangan
material asbuton sesuai pengkajian yang dilakukan oleh Alberta Research Council
pada tahun 1980-an dan divalidasi oleh Pusjatan Kementerian Pekerjaan Umum
pada tahun 2010-2013 adalah sebesar 662,960 juta ton x(Pusjatan PU, 2014).
Aspal buton terdiri dari kandungan aspal dan mineral. Pada prinsipnya, bitumen
alam yang berasal dari Buton umumnya keras dengan kandungan asphaltene
tinggi, Tingginya kandungan asphaltene ini yang membuat kualitas asbuton lebih
baik karena sifatnya yang kuat dan dan memiliki kelengketan yang tinggi.
kecilnya aliran air dalam tanah dapat digunakan menjadi salah satu dasar untuk
melakukan perancangan bangunan teknik sipil. Air yang merembes dengan cepat
dalam tanah dapat mempengaruhi stabilitas tanah sebagai pondasi bangunan. Air
tanah dengan kecepatan yang lebih besar akan mengurangi stabilitas tanah dan
I-1
begitu juga sebaliknya.
rendah sehingga kegunaan dari bahan lapis kedap sangat di perlukan …………..
mudah terurai.
Lapis Kedap.
buton
aspal Buton
I-2
1.3. Tujuan Penelitian
buton
aspal buton
Batasan masalah yang akan dibahas dalam penulisan Tugas Akhir ini
mencakup:
BAB I. PENDAHULUAN
I-3
BAB III. METODE PENELITIAN
BAB V. PENUTUP
dan jelas sebagai jawaban dari masalah yang diangkat dalam penelitian
dilakukan.
I-4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mengalir dalam waktu tertentu yang ditetapkan dalam satuan cm/detik (Hakim,
dkk, 1986).
tanah. Hantaran hidraulik tanah timbul adanya pori kapiler yang saling
bersambungan dengan satu dengan yang lain. Secara kuantitatif hantaran hidraulik
jenuh dapat diartikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media
berpori dalam keadaan jenuh. Dalam hal ini sebagai cairan adalah air dan sebagai
media pori adalah tanah. Penetapan hantaran hidraulik didasarkan pada hukum
Darcy.Dalam hukum ini tanah dianggap sebagai kelompok tabung kapiler halus
dan lurus dengan jari – jariyang seragam. Sehingga gerakan air dalam tabung
kemampuan tanah untuk menahan air, jika kemampuan tanah dalam menahan air
IV- 1
lemah maka akan mempengaruhi air yang ada dalam saluran irigasi, dengan
demikian tanah pada saluran irigasi yang mempunyai permeabilitas lemah akan
yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur
tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran
pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah
lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka
pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar
dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung
yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak bercelah (unfissured)
(Seta,1994).
laboratorium dan uji lapangan seperti pada (Gambar 2.1) dengan menggunakan
situ) ataupun uji laboratorium. Pada uji laboratorium ada dua metode yang biasa
digunakan yaitu metode Falling Head dan Constant Head dimana pemakaiannya
disesuaikan dengan tipe sampel yang akan digunakan. Metode Constant Head
Head digunakan pada batuan dengan permeabilitas rendah. Pada metode Constant
IV- 2
Head, ketinggian permukaan air dibuat konstan sedangkan pada metode Falling
Gambar 2.1. (a) permeameter constant head, dan (b) permeameter falling head.
Sumber :Israelsen and Hansen, 1962.
Hukum Darcy merupakan satu ukuran pengaliran air pada tanah jenuh dan
……………………………………………………(2.1)
IV- 3
dimana:
3
Q = debit air (cm /jam)
2
A = luas permukaan tanah (cm )
L = tebal/kedalaman tanah(cm)
……………………………………………………(2.2)
Dengan permukaan yang di jaga konstan, di mana aliran air yang masuk
terus menerus ataupun penambahan air secara kontinu sehingga aliran air yang
permukaan konstan yang digunakan untuk tes di laboratorium (a) dan studi
dan panjang aliran kadang – kadang tidak dapat diukur secara akurat dengan biaya
IV- 4
yang wajar. Jika permukaan tanah terdiri dari lapisan tipis rendah – Permeabilitas
hidrolik dapat dianggap sebagai jarak dari permukaan air tanah sangat permeable
berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 - 9,46 cm/jam), sedangkan di
lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 - 3,62cm/jam) (Suharta
IV- 5
dinyatakan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam
tanah, bahan organik tanah, kerapatan massa tanah (bulk density), kerapatan
partikel tanah (particle density), porositas tanah, dan kedalaman efektif tanah.
fraksi–fraksi pasir, debu, dan liat. Partikel-partikel pasir memiliki luas permukaan
yang kecil dibandingkan debu dan liat tetapi ukurannya besar. Semakin banyak
ruang pori diantara partikel tanahsemakin dapat memperlancar gerakan udara dan
air. Luas permukaan debu jauh lebih besardari permukaan pasir, dimana tingkat
pelapukan dan pembebasan unsur hara untuk diserapakar lebih besar dari pasir.
Tanah yang memiliki kemampuan besar dalam memegang air adalah Fraksi Liat
(Hanafiah,2005).
udara dan air. Luas permukaan debu jauh lebih besardari permukaan pasir, dimana
tingkat pelapukan dan pembebasan unsur hara untuk diserapakar lebih besar dari
pasir. Tanah yang memiliki kemampuan besar dalam memegang air adalah Fraksi
IV- 6
Menurut Hardjowigeno (2007), kelas tekstur tanah menunjukkan
dan liat (< 0,002 mm) di dalam fraksi tanah halus. Tekstur menentukan tata air,
tanah dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu halus, sedang, dan kasar.Makin
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menentukan
berukuran besar sehingga aerasinya baik, daya hantar aircepat, tetapi kemampuan
menyimpan zat hara rendah. Tanah pasir mudah diolah, sehinggajuga disebut
tanah ringan. Tanah disebut bertekstur berliat jika liatnya > 35 % kemampuan
menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Air yang ada diserap dengan energi yang
tinggi,sehingga liat sulit dilepaskan terutama bila kering sehingga kurang tersedia
untuk tanaman.Tanah liat juga disebut tanah berat karena sulit diolah, tanah
rupa sehingga sifatnya berada diantaratanah berpasir dan berliat. Jadi aerasi dan
IV- 7
tata udara serta udara cukup baik, kemampuan menyimpan dan menyediakan air
untuk tanaman tinggi. Mineral liat merupakan kristal yangterdiri dari susunan
silika tetrahedral dan alumia oktahedral. Didalam tanah selain darimineral liat,
muatan negatif juga berasal dari bahan organik. Muatan negatif ini berasal dari
ionisasi hidrogen pada gugusan karboksil atau penolik (Islami dan Utomo, 1995).
permeabilitas itu adalah melewati tekstur tanah. Misalnya tanah yang bertekstur
pasir akan mudah melewatkan air dalam tanah. Hal ini terkait dengan pengaruh
tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas permukaan adsorbsi,
yang semakin halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin besar
kapasitas simpan airnya, hasilnya berupa peningkatan kadar dan ketersediaan air
Bahan organik tanah adalah komponen tanah yang berasal dari makhluk
hidup (tumbuhan atau hewan) yang telah mati. Umumnya bahan organik di tanah
mineral berkisar 0,5 – 5,0 %. Terlepas dari kadarnya yang sangat rendah di tanah
dan banyak proses ekosistem. Sifat–sifat tanah yang dipengaruhinya meliputi sifat
menjadi kelompok tanah mineral dan tanah organik. Tanah mineral meliputi tanah
– tanah yang kandungan bahan organiknya kurang dari 20 % atau tanah yang
IV- 8
mempunyai lapisan organik dengan ketebalan kurang dari 30 cm (diukur dari
permukaan tanah) dan tanah organik adalah tanah yang kandungan bahan
tanah. Konsentrasi C organik berkisar dari < 5 g C/kg tanah (0,5 % C) hingga >
130 g C/kg tanah (13 % C) di tanah humus alpin (Histosol dan Mollisol) pada
lapisan 0 – 10 cm, pada lahan lempung padang pasir (Aridisol). Bahan organik
terdiri atas organisme hidup (10 %), akar tanaman (10 %), dan humus (80 %).
Unsur penyusun utama dari bahan organik tanah adalah C (52 – 58 %), O (34 – 39
%), H (3,3 – 4,8 %), dan N (3,7 – 4,1 %) (Mukhlis, dkk, 2011).
jumlahnya tidak besar, sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya sangat besar terhadap
sifat-sifat tanah. Dapat dilihat bahwa bahan organik dapat berfungsi sebagai
(Hardjowigeno, 1995).
Berat Isi (Density) menyatakan berat volume tanah, dimana seluruh ruang
tanah diduduki butir padat dan pori yang masuk dalam perhitungan. Berat volume
dinyatakan dalam massa suatu kesatuan volume tanah kering. Volume yang
IV- 9
dimaksudkan adalah menyangkut benda padat dan pori yang terkandung di dalam
tanah. Bulk density dipengaruhi oleh padatan tanah, pori-pori tanah, struktur,
(Hardjowigeno, 2003).
Tanah lebih padat mempunyai density yang lebih besar dari pada tanah
mineral yang bagian atasnya mempunyai kandungan density yang lebih rendah
mineral yang umumnya berkisar 1,0 - 1,6 gr/cm3. Tanah organik memiliki nilai
bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1 gr/cm3 – 0,9gr/cm3
pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak
kemampuan tanah menyimpan air drainase dan lain-lain. Sifat fisik tanah ini
(Hardjowigeno, 2003).
Bahan organik lebih ringan dari pada bahan mineral. Disamping itu bahan
organik akan memperbesar pori tanah. Nilai bulk densityakan lebih rendah bahan
organik penyusun tanah tinggi karena bahan organik dapat memperkecil berat (S)
tanah dan dapat memperbesar porositas tanah serta memiliki berat yang kecil
dibanding dengan bahan mineral. Tanah dengan nilai bulk density yang kecil baik
untuk lahan pertanian sebab bulk density yang kecil bahan organik yang
tanah tersebut menjadi lebih baik. Tanah yang memiliki bulk density tinggi atau
IV- 10
besar mempunyai kandungan bahan mineral yang banyak, namun porositasnya
rendah karena semakin tinggi nilai bulk densitynya maka porositasnya akan
(1,04 - 1,18). Hal ini menunjukkan semakin tinggi bulk density menyebabkan
organik dan mineral, porositas, daya memegang air, sifat drainase, dan
density tanah sangat besar maka bulk density juga besar. Hal ini dikarenakan
partikel density berbanding lurus dengan bulk density, namun apabila tanah
memiliki tingkat kadar air yang tinggi maka partikel density dan bulk density akan
rendah. Dapat dikatakan bahwa particle density berbanding terbalik dengan kadar
air. Hal ini terjadi jika suatu tanah memiliki tingkat kadar air yang tinggi dalam
menyerap air tanah, maka kepadatan tanah menjadi rendah karena pori-pori di
dalam tanah besar sehingga tanah yang memiliki pori besar akan lebih mudah
(udara, air, dan padatan) yang dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
IV- 11
ws w
d atau d …………………………………………..(2.3)
V 1 w
3
di mana : d = Berat Isi Tanah (gr/cm )
3
V = volume total (cm )
(Hillel, 1981).
yang solid. Oleh karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu
tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan
3
tanah mineral kerapatan partikelnya rata-ratasekitar 2,6 gram/cm . Kandungan
akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari subsoil.
Walau demikian kerapatan butir tanah tidak berbeda banyak pada tanah yang
berbeda, jika tidak, akan terdapat suatu variasi yang harus mempertimbangkan
kandungan tanah organik atau komposisi mineral (Foth, 1984). densitynya. Selain
itu, dalam volume yang sama, bahan organik memiliki berat yang lebih kecil
Faktor-faktor yang mempengaruhi particle density yaitu kadar air, tekstur tanah,
struktur tanah, bahan organik, dan topografi. Kadar air mempengaruhi volume
IV- 12
kepadatan tanah, dimana untuk mengetahui volume kepadatan tanah dipengaruhi
oleh tekstur dan struktur tanah, sebab tanpa adanya pengaruh kadar air maka
volume kepadatan tanah. Selanjutnya volume padatan tanah tersusun oleh fraksi
pasir, liar, dan debu sehingga untuk mengetahui volume padatan tanah tertentu
bahan organik yang terkandung dalam tanah, maka makin kecil nilai particle
daripada benda padat tanah mineral yang lain. Sehingga jumlah bahan organik
kerapatan butirnya lebih kecil daripada sub soil. Top soil banyak mengandung
bahan organik dan kerapatan butirnya sampai 2,4 gr/cc atau bahkan lebih rendah
dari nilai itu. Dengan adanya bahan organik, menyebabkan nilai particle
Jika particle density suatu lahan rendah, maka tanah tersebut kurang baik
untuk dijadikan media tanam, sebaliknya jika nilai particle density tinggi, maka
baik untuk dijadikan suatu media tanam bagi produktivitas tanaman. Bahan
organik memiliki berat yang lebih kecil dari berat benda padat tanah mineral yang
lain dalam volume yang sama, jumlah bahan organik dalam tanah jelas
butirnya lebih kecil dari sub soil (Hardjowigeno, 1992). Kerapatan partikel tanah
IV- 13
……………………………………………………(2.4)
3
di mana : ρs = kerapatan partikel (gr/cm )
3
Vs = volume tanah (cm )
(Hillel, 1981).
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat
dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga
merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Porositas dapat ditentukan
melalui 2 cara, yaitu menghitung selisih bobot tanah jenuh dengan bobot tanah
kering dan menghitung ukuran volume tanah yang ditempati bahan padat.
Komposisi pori-pori tanah ideal terbentuk dari kombinasi fraksi debu, pasir, dan
aliran massa air (permeabilitas, jarak per waktu) atau kecepatan aliran air untuk
melewati massa tanah (perkolasi, waktu per jarak). Kedua indikator ini ditentukan
oleh semacam pipa berukuran non kapiler (yang terbentuk dari pori–porimakro
dan meso yang berhubungan secara kontinu) di dalam tanah. Hal tersebut
menekankan bahwa tanah permukaan yang berpasir memiliki porositas lebih kecil
daripada tanah liat. Sebab tanah pasir memiliki ruang pori total yang mungkin
rendah tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun oleh komposisi pori-
poriyang besar yang efisien dalam pergerakan udara dan airnya. Ini berarti karena
IV- 14
persentase volume yang terisi pori-porikecil pada tanah pasir menyebabkan
kapasitas menahan airnya rendah. Maka tanah–tanah yang memiliki tekstur halus,
memiliki ruang pori lebih banyak dan disusun oleh pori–porikecil karena
Porositas menunjukkan indeks dari volume pori relatif dalam tanah. Nilai
porositas umumnya berkisar antara 0,3 – 0,6 (30 – 60 %). Porositas juga
…………………………………………………(2.5)
(Hillel, 1981).
Porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air
atau udara. Pori sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, semakin
besar pori dalam tanah tersebut, maka semakin cepat pula permeabilitas tanah
dari pada tanah bertekstur halus, meskipun rataan ukuran pori bertekstur kasar
lebih besar dari pada ukuran pori tanah bertekstur halus (Arsyad,1989). Arsyad
(1989) menyajikan kelas porositas tanah yang terlihat pada Tabel 2.2
IV- 15
Porositas (%) Kelas
100 Sangat porous
80-60 Porous
60-50 Baik
50-40 Kurang baik
40-30 Buruk
< 30 Sangat buruk
Sumber : Arsyad, 1989
Koefisien filtrasi (K) bahan untuk zona kedap air tidak melebihi nilai
cm/dt.
Mempunyai kuat geser yang cukup tinggi, dimana kekuatan geser suatu
bahan terutama ditentukan oleh daya kohesi (C) dan sudut geser dalam.
compaction (D) antara 95% sampai 98% merupakan harga yang baik untuk
butiran material dan kadar air material. Untuk material berbutir kasar
berbutir halus. Untuk material dengan kadar air yang mendekati kadar air
Tidak mengandung bahan organik dan bahan yang mudah terurai lebih
IV- 16
dari 5%.
……………………………………………(2.6)
Dengan,
= jumlah pukulan per lapisan
= jumlah lapisan
W = berat pemukul (kg)
H = tinggi jatuh pemukul (cm)
V = volume mould ( )
sangat besar, merupakan deposit aspal alam terbesar di dunia. Deposit aspal Buton
dengan lebar 12 km, ditambah wilayah Ereke yang termasuk wilayah kabupaten
Muna.Ilustrasi lokasi deposit aspal alam dari eksplorasi yang dilakukan Alberta
Research Council di daerah Lawele pada 132 titik pengeboran diperoleh hasil
bahwa ketebalan aspal buton berkisar antara 9 m sampai 45 m atau ketebalan rata-
rata 29,88 m dengan tebal tanah penutup 0-17 meter atau rata-rata tebal tanah
penutup 3,47 m pada luas daerah pengaruh aspal buton 1.527.343,5 m2.
bitumen tersebut, yaitu asphaltene, resin dan minyak. Kandungan aspal di dalam
aspal buton mampu menggantikan aspal minyak karena kualitasnya lebih baik
IV- 18
daipada aspal minyak. Kandungan aspal dalam aspal buton tersebut mencapai
40,9 %. Pengujian lainnya juga dilakukan oleh pusat penelitian jalan dan jembatan
dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan sudah sangat layak dan dapat segera
sebagai hot rolled asphalt mix untuk jalan padat lalu lintas (Subagio dkk., 2003).
Aspal buton adalah campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral.
Bitumen adalah bahan yang berwarna coklat hingga hitam, keras hingga cair
mempunyai sifat baik larut dalam CCL4 dengan sempurna dan mempunyai sifat
lunak dan tidak larut dalam air, bitumen adalah bahan cair berwarna hitam tidak
larut dalam air, larut sempurna dalam CCL4, mengandung zat-zat organik yang
terdiri dari gugusan aromat dan mempunyai sifat kekal.
Buton yaitu 18-24 % Partikel aspal alam yang berasal dari kabungka umumnya
keras dengan kandungan asphaltene tinggi dan kandungan maltene lebih rendah
IV- 19
dibandingkan dengan aspal minyak. Semakin tinggi kandungan asphaltene, maka
bitumen semakin keras, makin kental, makin tinggi titik lembeknya dan makin
kualitas asbuton lebih baik dibandingkan aspal minyak karena sifatnya yang kuat
proses pengolahan (Siswosoebrotho dan Kusnianti, 2005), sifat fisik aspal adalah
sebagai berikut:.
1. Lengket: jika kadar bitumennya tinggi maka daya lengketnya makin kuat
Sumber : http://repositori.uin-alauddin.ac.id/527/1/SKRIPSI%20TAMRIN.pdf
IV- 20
Tanah terdiri dari campuran berbagai butiran. Suatu tanah disebut
2006). Analisa ini dapat digunakan melalui uji saringan yang dapat dihasilkan
suatu bentuk grain size distribution curve untuk memberikan informasi gradasi
tanah yang akan digunakan. Menurut USCS (Unified Soil Classification System)
Tanah digolongkan berbutir halus apabila lebih dari 50% dari berat sample
lolos ayakan no. 200, dan sebaliknya jika lebih dari 50% tertahan saringan no. 200
Untuk butiran kasar (> 0,074 mm) digunakan analisa saringan (sieve
analysis)
(hydrometer analysis)
IV- 21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Selesai
IV- 22
3.2 Pengadaan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspal alam dari
kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara.
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
3.4 Penyiapan Sampel
Aspal buton yang digunakan dalam penelitian ini disaring dengan
menggunakan saringan No. 4
3.5 Pengujian Analisa Saringan
Tujuan dari pemeriksaan ini yaitu untuk mendapatkan distribusi
gradasi sampel . Alat yang digunakan antara lain : satu unit saringan
standard ASTM yaitu saringan No.4, No.10, No.20 , No.40, No.60, No.100,
No.200 dengan pan , mesin pengguncang saringan dan timbangan. Ada dua
yaitu analisa ayakan (grain size coarse analysis) dan analisa hydrometer
(finer size analysis part). Hasil dari percobaan akan menentukan metode
kadar air, gradasinya dan besarnya energi yang diberikan pada pemadatan
beratnya 4,54 kg dengan tinggi jatuh penumbuk 45,72 cm. pada pengujian
ini dengan cara tinggi tekanan air tetap, sehingga percobaan dilakukan
1.silinder Permeameter
Prosedur :
2. Letakkan kertas filter dan batu porous di bagian atas dan bawah
IV- 24
4. Alirkan air melalui sampel dan biarkan sampai sampel jenuh.
5. Ukur beda tinggi muka air (hydraulic head) antara permukaan air yang
6. Pada saat yang bersamaan, tampung air yang keluar dari sampel (Q)
dan catat waktunya (t)
7. Ulangi langkah (6) beberapa kali, sampai didapatkan rata- rata
watunya.
IV- 25
BAB IV
IV- 26
REKAPITULASI
D10 D30 D60 Cu Cc
1 0.2857 2.5179 5.8391 20.4369 3.8002
Sumber: Hasil Penelitian
Sampel Aspal Buton berbutir kasar Lebih dari 50% butiran pada ayakan
No. 200, Kerikil 50% atau lebih dari fraksi kasar tertahan pada ayakan
No.4, termasuk dalam kerikil Bersih, dengan Nilai Cu : 20,4369 dan nilai
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan sampel I sampel II sampel III sampel IV sampel V
350.42 g 395.64 g 426.72 g 432.37 g 438.03 g
pada sampel pertama sampai dengan sampel kelima. Hal ini di pengaruhi
IV- 27
oleh massa dari sampel yang berbeda-beda, meningkatnya Density sampel
pemadatan dari sampel tanah pertama sampai dengan sampel tanah kelima.
sampel.
IV- 28
4.1.4 Pengujian Permeabilitas
sampel.
IV- 29
4.2 Pembahasan
Pada gambar 4.1 terlihat bahwa besarnya nilai Density pada sampel
pertama sampai dengan sampel kelima berturut-turut adalah 1.24 , 1.4
, , . Sedangkan besarnya nilai
Energi Pemadatan pada sampel tanah pertama sampai dengan sampel kelima
berturut-turut adalah 20196.89 , ,
, , .
IV- 30
4.2.2 Hubungan antara Density dan koefisien Permeabilitas
1.00E-02
y = 0.0341x2 - 0.1038x + 0.0789
Nilai Permeabiliti (cm/detik)
R² = 0.9986
1.00E-03
1.00E-04
1.00E-05
1.00E-06
1.2 1.3 1.4 1.5 1.6
Nilai Density (gram/cm3)
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Koefisien Permeabilitas dengan Density
IV- 31
Pada sampel pertama memiliki nilai keofisien permeabilitas yang besar hal
ini karena kerapatan massa dari sampel asbuton yang kecil menyebabkan rongga
antar butiran yang besar sehingga sampel lebih cepat mengalirkan air (lebih
sehingga membuat pori semakin kecil. Penyempitan pori ini akan menyebabkan
Pada kondisi dimana air yang merembes melalui sampel sangatlah kecil maka
memenuhi syarat material lapis kedap yakni pada Density 1.53 dengan
IV- 32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
, , , ,
. Hal tersebut disebabkan ruang pori pada sampel semakin kecil seiring
7.43x cm/detik.
4. Koefisien filtrasi (K) bahan untuk zona kedap air tidak melebihi nilai
5.2 Saran
aspal buton.
V- 2
DAFTAR PUSTAKA
Hakim,N., Nyakpa Y.M., Lubis M.A., Nogroho G.S., Saul R.M., Diha A.M.,
Hong B.G., dan Bailey H.H., 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas
Lampung. Lampung
Hanafiah. 2005. Dasar – Dasar ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta..
Hillel, D. 1980. Dasar-dasar Fisika Tanah. New York : Department of Plant and
Soil Sciences University of Massachusetts Amherst, Massachusetts. Hal
413.
Israelsen, O. W., and Hansen, V. E., 1962. Irrigation Principles and Practices.
Willey, New York.
Islami, T. dan Utomo, W.H. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman.
Semarang : IKIP Semarang Press.hal 313..
Prasetyo dan Suharta, 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Pairunan A.K, Nenere J,L, Arifin.Samusir S.S.R, Tangkai sari PIoloplus JR,
Ibrahim Asmadi H, 1985.Dasar Dasar Ilmu Tanah. Badan perguruan
Tinggi Indonesia Bagian Timur, Makassar.
Sunardi. (2006), “Studi Koefisien Permeabilitas (k) Pasir Gap Graded“, Skripsi,
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
V- 3
LAMPIRAN 1
1.PENGUJIAN LABORATORIUM
1.1 ANALISA SARINGAN
SIEVE ANALYSIS
RESEARCH : TUGAS AKHIR STRATA 1
LOCATION : GEOTECHNICAL LABORATORY
STASIUN :
SAMPLING DEPTH :
TESTING METHOD : ASTM D 424-59, D 4318-(00), AASHTO T89/T90 TESTED BY : MUH.AWALUDDIN
LABORATORY : HASANUDDIN UNIVERSITY DATE : JUNI 2017
Sebelum Sesudah
Berat tanah kering + Container -
Berat Container -
Berat tanah Kering 500
Nomor Saringan
REKAPITULASI
D10 D30 D60 Cu Cc
1 0.2857 2.5179 5.8391 20.4369 3.8002
1.3 PERMEABILITAS
-Sampel 1
PENGUJIAN PERMEABILITAS
Density : 1.24 lokasi : Lab. Mekanika Tanah UNHAS
PENELITIAN TUGAS AKHIR S-1
metode pengujian : ASTM D698/ D 1557 Waktu : juni 2017
Diameter buret 0.8 cm
Diameter sampel 6 cm Oleh: MUH.AWALUDDIN
Pengujian 1 2 3 4 5 rata-rata
Luas potongan melintang buret (a=1/4pd2) cm2 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024
Luas potongan melintang sampel (A=1/4pD cm2 28.26 28.26 28.26 28.26 28.26
Ketinggian Hidrolik (h) cm 92 92 92 92 92
Panjang sampel (L) cm 10 10 10 10 10
Waktu pengujian (t) detik 69 76 87 95 112
Volume Air yang tertampung (Q) cm3 50 50 50 50 50
Koefisien permeabilitas, kT=(Q.L/h.A.t) cm/det 0.002787154 0.002530442 0.002210501 0.002024354 0.001717086 0.002253907
-Sampel 2
PENGUJIAN PERMEABILITAS
Density : 1.4 lokasi : Lab. Mekanika Tanah UNHAS
PENELITIAN TUGAS AKHIR S-1
metode pengujian : ASTM D698/ D 1557 Waktu : juni 2017
Diameter buret 0.8 cm
Diameter sampel 6 cm Oleh: MUH.AWALUDDIN
Pengujian 1 2 3 4 5 rata-rata
Luas potongan melintang buret (a=1/4pd2) cm2 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024
Luas potongan melintang sampel (A=1/4pD cm2 28.26 28.26 28.26 28.26 28.26
Ketinggian Hidrolik (h) cm 92 92 92 92 92
Panjang sampel (L) cm 10 10 10 10 10
Waktu pengujian (t) detik 125 204 250 320 420
Volume Air yang tertampung (Q) cm3 50 50 50 50 50
Koefisien permeabilitas, kT=(Q.L/h.A.t) cm/det 0.001538509 0.000942714 0.000769254 0.00060098 0.00045789 0.000861869
-Sampel 3
PENGUJIAN PERMEABILITAS
Density : 1.51 lokasi : Lab. Mekanika Tanah UNHAS
PENELITIAN TUGAS AKHIR S-1
metode pengujian : ASTM D698/ D 1557 Waktu : juni 2017
Diameter buret 0.8 cm
Diameter sampel 6 cm Oleh: MUH.AWALUDDIN
Pengujian 1 2 3 4 5 rata-rata
Luas potongan melintang buret (a=1/4pd2) cm2 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024
Luas potongan melintang sampel (A=1/4pD cm2 28.26 28.26 28.26 28.26 28.26
Ketinggian Hidrolik (h) cm 92 92 92 92 92
Panjang sampel (L) cm 10 10 10 10 10
Waktu pengujian (t) detik 1920 1960 2675 2974 3520
Volume Air yang tertampung (Q) cm3 50 50 50 50 50
Koefisien permeabilitas, kT=(Q.L/h.A.t) cm/det 0.000100163 9.81192E-05 7.18929E-05 6.4665E-05 5.46345E-05 7.7895E-05
-Sampel 4
PENGUJIAN PERMEABILITAS
Density : 1.53 lokasi : Lab. Mekanika Tanah UNHAS
PENELITIAN TUGAS AKHIR S-1
metode pengujian : ASTM D698/ D 1557 Waktu : juni 2017
Diameter buret 0.8 cm
Diameter sampel 6 cm Oleh: MUH.AWALUDDIN
Pengujian 1 2 3 4 5 rata-rata
Luas potongan melintang buret (a=1/4pd2) cm2 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024
Luas potongan melintang sampel (A=1/4pD cm2 28.26 28.26 28.26 28.26 28.26
Ketinggian Hidrolik (h) cm 92 92 92 92 92
Panjang sampel (L) cm 10 10 10 10 10
Waktu pengujian (t) detik 19143 19546 19863 21487 24358
Volume Air yang tertampung (Q) cm3 50 50 50 50 50
Koefisien permeabilitas, kT=(Q.L/h.A.t) cm/det 1.00462E-05 9.83903E-06 9.682E-06 8.95023E-06 7.8953E-06 9.28254E-06
-Sampel 5
PENGUJIAN PERMEABILITAS
Density : 1.55 lokasi : Lab. Mekanika Tanah UNHAS
PENELITIAN TUGAS AKHIR S-1
metode pengujian : ASTM D698/ D 1557 Waktu : juni 2017
Diameter buret 0.8 cm
Diameter sampel 6 cm Oleh: MUH.AWALUDDIN
Pengujian 1 2 3 4 5 rata-rata
Luas potongan melintang buret (a=1/4pd2) cm2 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024 0.5024
Luas potongan melintang sampel (A=1/4pD cm2 28.26 28.26 28.26 28.26 28.26
Ketinggian Hidrolik (h) cm 92 92 92 92 92
Panjang sampel (L) cm 10 10 10 10 10
Waktu pengujian (t) detik 22900 23174 23654 31034 31479
Volume Air yang tertampung (Q) cm3 50 50 50 50 50
Koefisien permeabilitas, kT=(Q.L/h.A.t) cm/det 8.39797E-06 8.29868E-06 8.13028E-06 6.19687E-06 6.10927E-06 7.42661E-06
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI PENELITIAN