Anda di halaman 1dari 31

LOMBA DESAIN RUMAH SEHAT, TERJANGKAU, DAN RAMAH

LINGKUNGAN

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Inovasi Fly Ash and Bottom Ash sebagai bahan dasar dalam perencanaan rumah 1
lantai

Disusun Oleh:
Ketua dan Tim Kelompok

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah mengenai penjelasan terkait penggunaan inovasi penggunaan FABA
dalam perencanaan konstruksi. Pembuatan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
tim penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Jafril Tanjung, S.T, M.T, selaku dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dengan memberikan bimbingan, ilmu, serta waktunya
dalam penyusunan Karya Ilmiah ini.
2. Orangtua dan teman-teman yang telah memberikan doa dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat
kekurangan, baik dalam bahasa, isi, maupun lainnya. Oleh karena itu, penulis
menerima jika ada kritik atau saran yang bersifat membangun guna meningkatkan
daya manfaat dari Karya Tulis Ilmiah ini.

Padang, 1 Juli 2021

Tim Penulis

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas i


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................................ 2
1.4. Manfaat .............................................................................................................. 3
BAB II ............................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 4
2.1 Tinjauan Umum ....................................................................................................... 4
2.2 Klasifikasi Fly Ash ............................................................................................. 4
2.3 Penggunaan FABA pada Elemen Struktur Bangunan .............................................. 5
2.4 Material Penyusun Beton ......................................................................................... 6
2.5 Peran FABA (Fly Ash and Bottom Ash) dalam perencanaan bangunan hijau dan
mengurangi efek rumah kaca ......................................................................................... 7
BAB III .............................................................................................................................. 9
METODE PELAKSANAAN............................................................................................. 9
3.1 Pemilihan Material ............................................................................................. 9
3.2 Metode Pengujian Material .............................................................................. 10
3.3 Metode Mix Design.......................................................................................... 11
3.4 Metode Pembuatan Benda Uji .......................................................................... 11
3.5 Metode Perawatan Benda Uji (Curing) ............................................................ 11
BAB IV............................................................................................................................ 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................ 12
4.1. Pengujian Beton ............................................................................................... 12
4.1.1 Data Uji Material Yang Digunakan .................................................... 12
4.1.2. Mix Design .......................................................................................... 14
4.1.3. Hasil Uji .............................................................................................. 16
4.2. Pengujian Mortar.............................................................................................. 17
4.3. Pengujian Batako ............................................................................................. 18
BAB V ............................................................................................................................. 19

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas ii


KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 19
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 19
5.2 Saran ...................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 21

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas iii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Beton menjadi salah satu jenis material dasar yang sering digunakan dalam
pembangunan konstruksi. Dalam pembuatan beton tidak terlepas dari penggunaan
Semen Portland yang juga sebagai bahan yang mahal dan tidak ramah lingkungan,
dimana dalam proses produksinya membutuhkan pembakaran sampai temperature
1500°C yang mengeluarkan emisi CO2 yang besar1. Oleh karena itu, banyak pelajar,
dosen, peneliti mencari bahan baku yang ramah lingkungan sebagai pengganti
semen yang dalam proses produksinya menyebabkan polusi yang besar. Salah satu
bahan baku yang bisa menggantikan fungsi semen sebagai perekat adalah FABA
(Fly Ash and Bottom Ash). FABA merupakan limbah padat yang dihasilkan dari
pembakaran batubara. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 22 tahun 2021
menetapkan FABA dalam kategori Limbah Non-B3 terdaftar. Namun FABA
limbah non-B3 tersebut hanya berlaku pada FABA yang dihasilkan PLTU. Direktur
Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun
(PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati menyampaikan bahwa material FABA yang
menjadi limbah non-B3 hanya dari proses pembakaran batubara di luar fasilitas
stoker boiler dan/atau tungku industri, seperti antara lain PLTU yang menggunakan
sistem pembakaran pulverized coal (PC) atau chain grate stoker. Sedangkan dari
Fasilitas stoker boiler dan/atau tungku industri, tetap kategori Limbah B3 yaitu Fly
Ash kode limbah B409 dan Bottom Ash kode limbah B4102 . Dikarenakan pada
sistem pulverized coal (PC) atau chain grate stoker ini pembakaran batu bara di
PLTU menggunakan suhu yang tinggi sehingga kandungan unburnt carbon di
dalam FABA menjadi minimum dan lebih stabil saat disimpan. Oleh karena itu,

1
Irawan Rulli Ranastra, dkk, Beton dengan sedikit semen Portland dan tanpa semen Portland
memanfaatkan abu terbang dari PLTU Batubara (Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, 2015), hal 15.
2
http://ppid.menlhk.go.id/berita/berita-tapak/5859/pengelolaan-limbah-abu-batubara-
berdasarkan-pp-tetap-lindungi-lingkungan

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 1


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) bekerjasama dengan Asosiasi Lingkungan
Industri Ketenagalistrikan Nasional (ALLIN) dalam rangka pemanfaatan limbah
FABA (Fly Ash and Bottom Ash) sebagai komposisi material konstruksi. Demi
terwujudnya bangunan yang ramah lingkungan atau bangunanan hijau (Green
Building). Bangunan Hijau (Green Building) adalah bangunan yang secara life-
cycle dimulai sejak tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian,
pemeliharaan, renovasi, hingga pembongkarannya memperhatikan dampak negatif
dan menciptakan dampak positif terhadap iklim dan lingkungan alam 3. Salah satu
penyusun bangunan hijau adalah beton hijau. Beton yang terbuat dari sisa-sisa
limbah pembuangan yang telah diolah dan ramah lingkungan disebut beton hijau
(Green Concrete).

Dalam rangka pemanfaatan limbah FABA dari hasil pembakaran batubara


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), kami mendistribusikan material FABA
tersebut dalam perencanaan desain rumah lantai 1 pada berbagai elemen struktur
yaitu beton, batako, dan mortar. Elemen dengan material FABA ini sebelumnya
sudah kami lakukan penelitian secara kualitatif dan kuantitatif.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah:
1. Bagaimana FABA dapat berperan dalam perencanaan bangunan hijau dan
mengurangi efek rumah kaca sebagai pengganti sebagian semen?
2. Bagaimana perencanaan campuran FABA kondisi lapangan (tanpa
perlakuan khusus) pada elemen struktur rumah 1 lantai?

1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. FABA menjadi solusi visioner dalam memecahkan masalah efek rumah
kaca khususnya pada bidang konstruksi.
2. FABA sebagai salah satu unsur sebagian dalam perencanaan bangunan
hijau.

3
https://environment-indonesia.com/penerapan-green-building-di-indonesia/

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 2


3. FABA kondisi lapangan mampu menggantikan fungsi sebagian semen
sebagai pengikat.

1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari pennelitian ini adalah:
1. Sebagai inovasi teknologi dalam dunia konstruksi bangunan hijau.
2. Langkah PLTU dan pemerintah sebagai solusi visioner dan berkelanjutan
dalam mengelola pemanfaatan limbah non-B3 FABA.
3. Memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa limbah FABA dari PLTU
aman untuk digunakan dan diproduksi.
4. Bermanfaat untuk membangkitkan semangat pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) terkait pemanfaatan material FABA
pada komposisi elemen struktur.

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum
Menurut SNI 2847:2013, beton (concrete) merupakan campuran semen
portland atau semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan
atau tanpa bahan campuran lain (admixture).

Menurut SNI 15-2049-2004 mortar merupakan suatu campuran yang terdiri


dari semen, agregat halus dan air baik dalam keadaan dikeraskan ataupun tidak
dikeraskan Kekuatan tekan mortar semen Portland adalah gaya maksimum per
satuan luas yang bekerja ada benda uji mortar semen Portland berbentuk kubus
dengan ukuran tertentu serta berumur tertentu.

Menurut SNI 15-2049-2015, semen Portland (PCC) didefinisikan sebagai


pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama klinker semen Portland dan
gypsum dengan satu atau lebih bahan organik, hasil pencampuran antara bubuk
semen portland dengan bubuk bahan organik lain. Bahan anoranik antara lain
pozzolan, senyawa silikat, batu kapur dengan kadar total bahan anorganik 6-35 %
dari massa semen.

Menurut Pedoman No 22/SE/M/2015 mendefinisikan pengertian abu terbang


adalah merupakan sisa hasil pembakaran serbuk batu bara dari tungku pembangkit
tenaga uap yang terbawa gas buangan cerobong asap yang kemudian ditangkap
sebelum terbawa keluar cerobong. Menurut (Rulli dkk, 2015:21) abu terbang (Fly
ash) merupakan hasil sampingan dari proses pembakaran batubara pada alat
pembangkit listrik.

2.2 Klasifikasi Fly Ash


Fly ash dapat dibedakan menjadi 3 jenis (ACI Manual of Concrete Practice
1993 Part 1 226.3R-3), yaitu:

a. Kelas C : Merupakan fly ash dengan kandungan CaO di atas 10%, yang
dihasilkan dari pembakaran lignite atau sub-bitumen batubara (batubara
muda). Untuk kadar (SiO2 + Al2O3 + Fe2O3) mencapai lebih dari 50% dari

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 4


kandungan oksida total. Dalam campuran beton konvensional digunakan
sebanyak 15% - 35% dari berat binder.
b. Kelas F : Merupakan fly ash dengan kandungan CaO kurang dari 10%, yang
dihasilkan dari pembakaran anthracite atau bitumen batubara. Untuk kadar
(SiO2 + Al2O3 + Fe2O3) mencapai lebih dari 70% dari kandungan oksida
total. Dalam campuran beton konvensional digunakan sebanyak 15% - 25%
dari berat binder.

2.3 Penggunaan FABA pada Elemen Struktur Bangunan


Struktur memiliki beberapa elemen yang memiliki fungsi masing – masing,
yang dapat saling terangkai menjadi satu kesatuan. yaitu bangunan konstruksi.
Untuk merangkai elemen struktur menjadi satu kesatuan bangunan yang baik,
dibutuhkan pengetahuan mengenai klasifikasi. elemen pada struktur baik dari
bentuk dan juga fungsinya. Elemen struktur dalam konstruksi dapat juga
difungsikan untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur. Seperti elemen
interior, tampak, dan detail struktur. Berikut elemen struktur yang kami masukan
komposisi FABA :

1. Kolom dan Ring Balok

Kolom merupakan elemen struktur vertikal berfungsi untuk memikul


beban aksial tekan dan juga momen. Beban yang dipikul oleh kolom pada
akhirnya akan disalurkan ke pondasi yang berada didalam tanah. Sedangkan,
Balok merupakan elemen struktur yang terpasang secara horizontal untuk
memikul beban yang bekerja secara vertikal dan juga memikul momen. Beban
yang ditanggung oleh balok, akan ditransferkan kepada kolom, yaitu elemen
vertikal pada struktur yang memikul beban dari balok. Untuk komposisi dari
beton kolom dan ring beam tersebut telah kami uji dilab

2. Dinding

Fungsi dinding adalah penyalur beban ke kolom, dan pembatas antar


ruangan. Pada kali ini, kami menggunakan dinding batako dengan komposisi
dan kekuatan yang telah diuji oleh pihak PLTU.

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 5


2.4 Material Penyusun Beton
1. Semen PCC (Portland Composite Cement)

Semen berfungsi sebagai bahan pengikat dalam campuran beton setelah


bereaksi dengan air, yang membentuk pasta semen. Berdasarkan SNI-15-2049-
2015 tentang spesifikasi semen Portland, Portland Composite Cement
didefinisikan sebagai pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama
klinker semen Portland dan gypsum dengan satu atau lebih bahan anorganik,
atau hasil pencampuran antara bubuk semen Portland dengan bubuk anorganik
lain.

2. Agregat kasar

berfungsi sebagai pengisi beton dan juga berpengaruh pada kekuatan beton.
Pada pengujian kali ini ukuran maksimum agregat kasar yang digunakan
adalah 9,5 mm. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap agregat kasar
menggunakan metoda ACI 211.4R-98.

a. Pemeriksaan kadar air kerikil


b. Pemeriksaan berat isi kerikil
c. Analisa saringan kerikil
d. Specific gravity dan absorption kerikil
3. Agregat Halus

Agregat Halus Agergat halus yang digunakan pada pengujian kali ini
merupakan agregat alam dengan distribusi ukuran saringan No. 4 sampai No.
200. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap agregat kasar menggunakan
metoda ACI 211.4R-98.

a. Pemeriksaan kadar air kerikil


b. Pemeriksaan berat isi kerikil
c. Analisa saringan kerikil
d. Specific gravity dan absorption kerikil
4. Air

Air dalam campuran beton berfungsi sebagai pereaksi semen secara


kimiawi. Sehingga digunakan air yang tidak mengandung bahan kimia berlebih

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 6


yang dapat menurunkan kualitas beton. dalam pengujian kali ini air yang
digunakan berasal dari air suling.

5. Fly Ash and Bottom Ash

Pada pencampuran kali ini digunakan trial FABA sebagai substitusi parsial
semen sebesar 20% dan 25% dari berat semen.

Tabel 2.1 Bahan Kimia yang terkandung Dalam FABA

1. Fly Ash (SNI 2049:2015)

No. Property Rumus Kimia (%)


1 Silicon Dioxide SiO2 44,98
2 Aluminium Oxide Al2O3 11,7
3 Iron Oxide Fe2O3 18,25
4 Loss of Ignition LOI 0,91

2. Bottom Ash (SNI 2049:2015)

No. Property Rumus Kimia (%)


1 Silicon Dioxide SiO2 67,06
2 Aluminium Oxide Al2O3 8,06
3 Iron Oxide Fe2O3 7,46
4 Loss of Ignition LOI 2,23

Untuk komposisi campuran mortar terdiri atar air, agregat halus, dan
semen. Biasa digunakan sebagai perekat antar batu bata, plester, trasram, dan
acian. Oleh karena itu disini kami mencoba untuk memasukkan komposisi
FABA tersebut kedalam campuran mortar yang telah kami teliti.

2.5 Peran FABA (Fly Ash and Bottom Ash) dalam perencanaan bangunan
hijau dan mengurangi efek rumah kaca
Isu lingkungan tetap menjadi hal yang sensitif dibelbagai kalangan, pemanasan
global, dan efek gas rumah kaca dalam bentuk CO2 menjadi sorotan seluruh
industri. Salah satu komposisi dari beton yaitu semen, pada proses pembuatannya
dapat menghasilkan CO2 yang besar. Melihat hal tersebut kita sebagai penduduk

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 7


bumi yang bertangggung jawab melakukan tindakan mitigasi dampak negatif dari
hal tersebut dengan meminimalisir produksi gas rumah kaca dengan cara
menerapkan perencanaan bangunan hijau dalam setiap kegiatan konstruksi beton.
Konsep bangunan hijau merupakan bagian. dari pembangunan berkelanjutan yang
merupakan suatu topik hangat di dunia konstruksi internasional. Bangunan Hijau
atau Green Building atau Sustainble Building didefinisikan sebagai bangunan yang
didesain untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan dengan cara mengurangi
penggunaan energi dan air yang berlebihan. Hal ini dapat dicapai melalui
perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian, dan perawatan yang baik
serta penggunaan material yang dapat di daur ulang (Halliday, 2008).

Hubungan antara perencanaan bangunan hijau dan pengurangan efek rumah


kaca sejalan dengan visi kita yang mau dicapai. Dengan kita melakukan penelitian
yang telah teruji seperti ini, menghasilkan inovasi yang terbarukan, merekayasa
komposisi elemen struktur dengan limbah yang tidak digunakan dan terbuang
begitu saja, kita dapat memanfaatkannya menjadi sebuah solusi dalam
pembangunan rumah hijau sekaligus pengurangan efek rumah kaca, sehingga
pemerintah dan masyarakat dapat melakukan pembatasan volume produksi pada
industri semen.

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 8


BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Pemilihan Material


Dalam pengambilan material limbah Non-B3 FABA ke PLTU Teluk Sirih di
Kota Padang, kami diantarkan ke suatu tempat di bagian wilayah PLTU juga,
dimana terdapat sebongkah limbah non-B3 FABA yang menumpuk begitu saja.
Hal yang sungguh disayangkan bahwa dengan FABA sebanyak ini, banyak inovasi
yang terbaharukan dan ramah lingkungan khusunya di dunia konstruksi yang bisa
kita lakukan. Dengan menggunakan sisa-sisa dari pembakaran batu bara tersebut
kita dapat memanfaatkannya kembali sebagai pengganti sebagian semen. Justru
sebaliknya apabila kita tidak melakukan tindakan cepat dalam mengatasi ini
dengan membiarkan limbah tersebut menumpuk menjadi satu justru limbah
tersebut akan menjadi pencemaran bagi manusia, laut, dan tumbuhan. Kita harus
mencari solusi bagaimana limbah tersebut dapat bermanfaat dan berkelanjutan.

Gambar 3.1 Limbah Non-B3 FABA

Untuk digunakan dalam mix design, kami mengambil sampel FABA yang
sudah menumpuk ditanah, setelah itu kami masukan ke dalam karung, setibanya
kami pada proses mixing, FABA tersebut tidak kami masukan kedalam oven atau
lakukan penyaringan, biasanya bertujuan agar mendapatkan ukuran yang
menyerupai semen ataupun perlakuan khusus lainnya, Tindakan itu tidak kami

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 9


lakukan karena kami ingin melihat sejauh kemampuan FABA kondisi lapangan
pada PLTU Teluk Sirih ini jika dijadikan sebagai komposisi pengganti parsial
semen terlebih lagi. Apabila FABA yang sudah diolah dengan biaya yang juga
sangat mahal, kemudian kita olah kembali dengan pengeringan atau penyaringan
maka akan menghasilkan pemborosan dalam pengelolaanya dan ketidakefektifan
dalam pengerjaannya.

3.2 Metode Pengujian Material


Material yang digunakan pada campuran beton terlebih dahulu diuji
karakteristik di Laboratorium Material dan Struktur Fakultas Teknik Universitas
Andalas. Berikut pengujian material beserta standar yang digunakan:

Tabel 3.1 Pengujian Material beserta Standar :


Jenis Pengujian Standar
Analisa Saringan ASTM C 33
Berat Jenis ASTM C 127-88
Kadar Air ASTM C 566-97-2004
Berat Volume ASTM C 29/C 29 M 07
Keausan Agregat ASTM C 13
ASTM C 535
Kadar lumpur PBI 71
Kandungan Organik ASTM C 40

Selain pengujian kami juga melakukan pengujian/penelitian dengan metode


penelitian kualitatif. Dengan membandingkan dan mendapatkan data dari jurnal, e-
book, buku, dan sebagainya. Untuk pengujian murni kami hanya bisa mencari data
sekunder tanpa melakukan pengujian tersebut dikarenakan keterbatasan fasilitas
dan alat uji lab Teknik sipil universitas andalas. Meskipun sudah melakukan
pengujian secara lansung campuran mortar dengan FABA, tapi kami tidak
mendapatkan angka yang akurat dalam pengujiannya. Dan untuk pengujian batako
menggunakan FABA kami menggunakan data komposisi yang telah dibuat dan

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 10


diuji oleh pihak PLTU Teluk Sirih sehingga kami dapat memasukan kompisi
tersebut kedalam rancangan anggaran biaya (RAB).

3.3 Metode Mix Design


Metode yang digunakan untuk merencanakan campuran (mix design) yaitu
Rancangan Campuran (Mix Design) Beton Mutu Tinggi berdasarkan ACI 21.4R-
281.

3.4 Metode Pembuatan Benda Uji


Benda uji dibuat apabila telah diperoleh hasil pengujian karakteristik material
untuk campuran. Model benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm, tinggi
30 cm dan jumlah sampel sebanyak 4 buah. Pencampuran material beton dilakukan
pada molen manual dengan memasukkan secara berurut agregat kasar, agregat
halus, semen, lalu dimasukan Fly Ash and Bottom Ash (FABA). Apabila telah
tercampur merata, kemudian dimasukkan air secara bertahap. Campuran beton
tersebut dimasukkan ke dalam mould silinder yang telah diolesi oli.

3.5 Metode Perawatan Benda Uji (Curing)


Perawatan atau curing beton yang digunakan adalah menggunakan waterbath.
Pelaksanaannya adalah ketika beton telah mengeras, beton dimasukkan ke dalam
waterbath untuk proses curing sampai sampel tersebut akan diuji.

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 11


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengujian Beton


4.1.1. Data Uji Material Yang Digunakan
Pada perencanaan beton mutu tinggi menggunakan standar ACI 21.4R-281
diperlukan data hasil uji material sesuai standar yang ditentukan
1. Mix Design
a. Kadar Air
Agregat halus : 8,696 %
Agregat kasar Ø 10-20 mm : 1,386 %
Agregat kasar Ø 20-30 mm : 1,240 %
Kombinasi Agregat
(70% Ø10-20 mm dan 30% Ø20-30 mm) : 1,342 %
b. Berat Volume
Metode Bobot Isi Lepas
Agregat Halus : 1,274 Kg /Liter
Agregat kasar Ø 10-20 mm : 1,441 Kg /Liter
Agregat kasar Ø 20-30 mm : 1,505 Kg /Liter
Kombinasi Agregat
(70% Ø10-20 mm dan 30% Ø20-30 mm) : 1,460 Kg /Liter
c. Analisa Saringan
Fine Modulus Agregat Halus : 8,494
Fine Modulus Agregat Kasar Ø 10-20 mm : 6,984
Fine Modulus Agregat Kasar Ø 20-30 mm : 6,988
Kombinasi Agregat
(70% Ø10-20 mm dan 30% Ø20-30 mm) : 7,446
d. Specific Gravity
Agregat Halus
Apparent Specific Gravity : 2,606

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 12


Bulk Specific Gravity Kondisi Kering : 2,475
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD : 2,525
Penyerapan : 2,041 %
Agregat Kasar Ø 10-20 mm
Apparent Specific Gravity : 2,754
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering : 2,602
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD : 2,657
Penyerapan : 2,110 %
Agregat Kasar Ø 20-30 mm
Apparent Specific Gravity : 2,760
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering : 2,636
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD : 2,681
Penyerapan : 1,703 %

Kombinasi Agregat (70% Ø10-20 mm dan 30% Ø20-30 mm)


Apparent Specific Gravity : 2,756
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering : 2,612
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD : 2,664
Penyerapan : 1,988 %

2. Material Tambahan
Fly Ash and Bottom Ash (FABA) : 20% dan 25% dari berat semen

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 13


4.1.2. Mix Design
Perhitungan berdasarkan ACI Manual of Concrete Practice 1995

PERENCANAAN CAMPURAN BETON


K-200 kg/cm2

VARIABEL
1 Tipe Struktur -
2 Slump 2,5-10 cm
3 Kuat Tekan Rencana K-200 kg/cm2
4 Modulus Kehalusan Agregat Halus 2,494
5 Ukuran Maksimum Agregat Kasar 2,54 cm
6 Berat Jenis Agregat Halus (SSD) 2,525
7 Berat Jenis Agregat Kasar ( SSD ) 2,664
8 Berat Volume Agregat Kasar 1460 kg/m3
PERHITUNGAN KOMPOSISI BETON
9 Air Rencana Campuran / M3 192,616 kg/m3
10 Persentase Udara 1,484
11 Perbandingan W/C (Tabel I) 0,764
12 Berat Semen 252,115 kg
13 Volume Agregat Kasar / Volume Beton (Tabel IV) 0,669
14 Berat Agregat Kasar 976,740 kg
15 Volume Semen 0,080
16 Volume Air 0,193
17 Volume Agregat Kasar / Volume Beton 0,367
18 Volume Udara 0,015 %
19 Volume Agregat Halus / Volume Beton 0,346
KOMPOSISI MATERIAL / M3 BETON PADA KONDISI SSD
20 Semen 252,115
21 Air 192,616
22 Agregat Halus 873,305
23 Agregat Kasar 976,740
24 Faktor Semen 5,042

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 14


KOREKSI AIR PADA KONDISI LAPANGAN
25 Persentase Kadar Air Agregat Kasar (mk) 0,013
26 Penyerapan Agregat Kasar (ak) 0,020
27 Persentase Kadar Air Agregat Halus (mh) 0,087
28 Penyerapan Agregat Halus (ah) 0,020
29 Penambahan Air Campuran untuk Agregat Kasar 6,396
30 Penambahan Air Campuran Pada Kondisi Lapangan -6,396
31 Penambahan Air Campuran untuk Agregat Halus -63,654
32 Penambahan Air Campuran Pada Kondisi Lapangan 63,654
KOMPOSISI MATERIAL / M3 BETON PADA KONDISI LAPANGAN
33 Semen 252,115 kg
34 Air 135,358 kg
35 Agregat Halus 936,959 kg
36 Agregat Kasar 970,344 kg
* Split 10-20 : 70% 679,241 kg
* Split 20-30 : 30% 291,103 kg
PERBANDINGAN AKHIR
BERAT VOLUME
Semen 1,00 1,00
Air 0,54 0,67
Pasir (Agregat Halus) 3,72 3,65
Split (Agregat Kasar) 3,85 3,30

AIR HILANG 0,000 Kg


PENAMBAHAN AIR 0,000 Kg
JUMLAH AIR 4,899 Kg
SLUMP 6,667 cm

Direncanakan pencampuran beton dengan volume 2 sampel silinder dengan


diameter (d) 15 cm tinggi (t) 30 cm.

𝜋 𝑥 𝑑2 𝑥 𝑡 𝜋 𝑥 152 𝑥 30
Volume silinder = = = 0.0053 cm3
4 4

Volume 4 silinder = 4 x volume silinder = 4 x 0.0053 cm3 = 0.0212 cm3

Digunakan safety factor untuk pencampuran sebesar 0,015 sekitar 70% dari volume 4
silinder

Volume Mixing = Volume 4 silinder + Safety Factor

= 0.0212 cm3 + 0,015

= 0.0362 cm3

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 15


Komposisi Material Mixing= Komposisi material / m 3 beton x Volume mixing

FABA digunakan sebagai substitusi semen sebesar 20 % dan 25% dari berat semen.

KOMPOSISI MATERIAL MIXING


37 Semen 9,125 kg
38 Air 4,899 kg
39 Agregat Halus 33,913 kg
40 Agregat Kasar 35,122 kg
* Split 5-10 mm 24,585 kg
* Split 10-20 mm 10,536 kg
41 FABA 20% dari berat semen 1,825 kg
42 Semen setelah disubstitusi FABA 7,300 kg
43 FABA 25% dari berat semen 2,281 kg
44 Semen setelah disubstitusi FABA 6,844 kg

4.1.3. Hasil Uji


Hasil Uji Tekan Beton dengan persentase FABA 20% :

ANALISIS KUAT TEKAN KARAKTERISTIK

Nomor Sampel : Asal sampel :


Tanggal : Ukuran :
Jenis Pekerjaan :
Umur Koreksi Berat Luas P fc fb' fb' - fcr' BV
No Sampel (fb' -fcr')²
(hari) Hari (Kg) (mm²) (N) (N/mm²) (N/mm²) (N/mm²) (Kg/m3)
1 1 3 0,458 - 17671,459 115000 6,508 14,209 -1,081 1,168 -
2 2 3 0,458 - 17671,459 110000 6,225 13,591 -1,699 2,887 -
3 3 7 0,704 - 17671,459 210000 11,884 16,880 1,590 2,528 -
4 4 7 0,704 - 17671,459 205000 11,601 16,478 1,188 1,411 -
5
6
Total 61,158
fcr’ 15,290
Deviasi Standar (s) -
Kuat Tekan Beton Karakteristik dalam Mpa (fc’) 187,855

Didapat Kuat tekan : K-187,855 = 15,290 MPa

Hasil Uji Tekan Beton dengan persentase FABA 25% :

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 16


ANALISIS KUAT TEKAN KARAKTERISTIK

Nomor Sampel : Asal sampel :


Tanggal : Ukuran :
Jenis Pekerjaan :
Umur Koreksi Berat Luas P fc fb' fb' - fcr' BV
No Sampel (fb' -fcr')²
(hari) Hari (Kg) (mm²) (N) (N/mm²) (N/mm²) (N/mm²) (Kg/m3)
1 1 3 0,458 - 17671,459 95000 5,376 11,738 -1,056 1,115 -
2 2 3 0,458 - 17671,459 85000 4,810 10,502 -2,292 5,253 -
3 3 7 0,704 - 17671,459 185000 10,469 14,870 2,076 4,310 -
4 4 7 0,704 - 17671,459 175000 9,903 14,067 1,273 1,620 -
5
6
Total 51,177
fcr’ 12,794
Deviasi Standar (s) -
Kuat Tekan Beton Karakteristik dalam Mpa (fc’) 157,133

Didapat Kuat tekan : K-157,133 = 12,794 MPa

Dari data diatas, jika kita berasumsi bahwa apabila persentase FABA
semakin besar maka akan berbanding terbalik dengan mutu beton, oleh karena
itu kami optimis mutu beton akan tepat atau lebih sedikit apabila kami
perbanyak pengguanaan persentase trial pada rentang 5-15%.

4.2. Pengujian Mortar


Berdasarkan yang kami kutip dari Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
Volume 06, Nomor 2, April 2010: 64-75 bahwa Hasil uji kuat tekan campuran
mortar dari abu terbang PLTU-Suralaya adalah sebagai berikut :

Kode Kuat Tekan (kg/cm2) KomposisiFA/PK/PC Perbandingan FA/PK


I A 109,51 0,7/0,2/0,1 3,5
II B 87,62 0.6/0.3/0,1 2
III C 75,9 0,5/0,4/0,1 1,25
IV A 156,05 0,7/0,15/0,15 4,6
V B 159,13 0,6/0,25/0,15 2,4
VI C 151,07 0,5/0,35/0,15 1,4
VII A 121,72 0,7/0,1/0,2 7
VIII B 170.39 0,6/0,2/0,2 3
IX C 168,97 0,5/0,3/0,2 1,6

NB : FA = Fly ash, PK=pasir kali, PC=Semen Portland

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 17


Dapat disimpulkan dari data tersebut bahwa semakin banyak pengguna FABA
juga semakin jatuh nilai mutunya, tetapi jika kita menggunakan persentase yang
pas dengan tujuan memanfaatkan FABA sebagai pengganti parsial semen maka
dapat meningkatkan mutu atau tepat mutu. Dan dari data diatas asumsi kita
menggunakan campuran mortar yaitu FA 60%, PK 20%, dan PC 20%.

4.3. Pengujian Batako


Pada pengujian kali ini, kami mengambil sumber data berupa data sekunder
yang telah didapat dari pihak PLTU Teluk Sirih setelah melakukan pengujian. Data
untuk komposisi batakonya adalah sebagai berikut :

No Komposisi (%) Kuat Tekan (kg/cm2) Standar


1 Fly Ash 43
2 Bottom Ash 0
65 SNI 03-0349-1989
3 Semen 17
4 Pasir 40

Pada pembuatan RAB, kami merancang sesuai dengan komposisi yang telah
diberikan pihak PLTU Teluk Sirih, dikarenakan waktu yang sangat terbatas, kami
agak kesulitan dari segi waktu untuk melakukan pengujian dan mencapatkan data
secara lansung. Berdasarkan data diatas, Standar kuat tekan untuk struktur dinding
sudah dibilang cukup untuk mempuni dikarenak fungsi dinding batako yang hanya
sebagai penyalur beban ke kolom bukan sebagai elemen struktur tunggal yang
menobang beban vertical, jadi masih boleh dikatakan tidak masalah.

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 18


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. FABA dapat mengurangi terjadinya emisi CO2 yang mana fungsinya dapay
menggantikan sebagian semen. Dalam pembuatan semen dapat menyebabkan efek
rumah kaca sehingga perlu dibatasi. Tentu saja dengan penggunaan limbah non-
B3 sebagai material penggati semen adalah salah satu bentuk upaya dalam
pembangunan rumah yang sehat dan ramah lingkungan.

2. Pada Pengujian Beton, Mortar, dan Batako semakin tinggi nilai persentase
FABA dalam komposisi belum tentu membuat mutu semakin baik, harus mencari
nilai takaran yang pas agar mutunya masih sesuai rencana atau lebih sedikit.

3. Beton dengan memanfaatkan limbah FABA kondisi lapangan (tanpa


perlakuan khusus) akan semakin baik apabila takaran persentase pas tidak boleh
lebih atau kurang, lebih dari 20% sepertinya masih tidak disarankan untuk elemen
struktur utama. Berdasarkan dari berbagai jurnal yang ada, kami optimis jika kami
memperbanyak jumlah persentase percobaan pada rentang 5%-15%, beton akan
mampu tepat mutu atau lebih sedikit.

Diperoleh hasil pengujian untuk FABA persentase 20% sebagai berikut :

Kuat tekan beton : K-187,855 = 15,290 MPa

untuk FABA persentase 25% sebagai berikut :

Kuat tekan beton : K-157,133 = 12,794 MPa

Dengan kuat tekan rencana sebesar K-200, dapat disimpulkan percobaan


persentase 20% dan 25% tidak memenuhi mutu rencana.

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 19


4. Pengujian mortar dapat diambil persentase idealnya berdasarkan dari data
seunder atau data yang pernah diteliti orang sebelumnya yaitu Fly ash 60%, Pasir
20%, dan semen 20%. Dengan kuat tekan sebesar K-170.

5. Berdasarkan dari data komposisi batako yang didapat dari pihak PLTU
Teluk Sirih yaitu Fly Ash 43%, pasir 40%, dan semen 17%. Dengan kuat tekan
sebesar K-65.

6. Dalam rancangan anggaran biaya desain rumah 1 lantai, 100% nilai jual
FABA kami sebagai komponen pengganti parsial semen adalah Gratis.

5.2 Saran
Adapun saran dalam karya tulis ilmiah ini sebagai berikut :
1. Melakukan perhitungan ulang data mix design untuk antisipasi kesalahan
perhitungan.
2. Lakukan pengujian secara lansung untuk mendapatkan data primer dengan
membandingkan data sekunder yang ada.
3. Memperbanyak percobaan persentase FABA sebagai pengganti semen,
misalnya: 5%, 10%, 15%, dan 20%.
4. Keterdesakan waktu harus lebih terdorong lagi dalam melakukan pengujian.
5. Mempersiapkan material pengganti dengan sebaiknya.

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 20


DAFTAR PUSTAKA

ACI parts 1 226.3R-3. 1993. Standard Practice for Selecting Propertions for
Normal, Heavy, Weight and Mass Concret, Washington, D.C

Halliday, S. (2008). Sustainable Construction. London: Butterworth-Heinemann.

American Concrete Institute (ACI) Committee 211.1. 1991. Standard Practice for
Selecting Proportions for Normal, Heavyweight, and Mass Concrete. Journal ACI
Committee 201.1.

American Standard of Test Materials (ASTM). 1994. Annual Books of ASTM


Standard. Philadelphia: ASTM.

SNI 02-6820-2002. Spesifikasi Agregat Halus untuk Pekerjaan Adukan dan


Plesteran. Jakarta: Badan Standar Nasional.

SNI 2847:2013. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Jakarta:


Badan Standar Nasional.

SNI 15-2049-2015. Semen Portland. Jakarta: Badan Standar Nasional.

SE Menteri PUPR. 2019. Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa


Sipil: Penggunaan Abu terbang dalam campuran beton sedikit semen Portland.

Irawan Ranastra Rulli, dkk. 2015. Beton dengan sedikit Portland dan tanpa semen
Portland memanfaatkan abu terbang dari PLTU Batubara. Bandung: Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 21


Lexy. J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Obla Karthik H. 2009. The Indian Concrete Journal.

Soenara, Trisna dan Ardha Ngurah. 2010. Pembuatan bata dan mortar dari abu
terbang PLTU Suralaya. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, Volume 06, 64-73.

Suarnita, Wayan I. 2011. Kuat Tekan Beton dengan aditif Fly Ash ex. PLTU
MPANAU TAVAELI. Jurnal SMARTek, Volume 9, 1-10.

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 22


LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN

Pengambilan Material di PLTU Teluk Sirih

Persiapan Agregat untuk Diuji

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 23


Proses Penimpangan hasil JMF

Proses Mixing

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 24


Uji Slump

Pemasukkan beton segar kedalam bekisiting

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 25


Pelepasan Bekisting

Curing menggunakan Waterbath

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 26


Uji Tekan Menggunakan UTM

Hasil Dial Hari ke 3

Jurusan Teknik Sipil - Universitas Andalas 27

Anda mungkin juga menyukai