Oleh
SALMADI
160120006
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan tahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Salawat dan salam
semoga Allah anugrahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya menemui alam yang penuh dengan peradaban dan berilmu
pengetahuan.
Limbah Kulit Kerang Sebagai Bahan Campuran Pembuatan Paving Block ” yang
merupakan salah satu syarat yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa
Teknik Mesin agar dapat memperoleh gelar sarjana teknik pada Universitas
Malikussaleh.
memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada
kepada:
2. Bapak Dr. Herman Fithra S.T., M.T Selaku Rektor Universitas Malikussaleh
3. Bapak Aljufri S.T., M.T Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas
Malikussaleh
i
4. Ibu Nurmalita, S.Si., M.Si Selaku Koordinator TGA Jurusan Teknik Mesin
Universitas Malikussaleh.
Malikussaleh
proposal ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun akan penulis terima
dengan senang hati. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……...……………………………………………………… i
DAFTAR TABEL……………...……………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR……………...…………………………………………… vi
2.6. Agregat…………………………………………………………… 20
2.7. Pencetakan…………………………………………………………. 23
iii
2.8. Penelitian Terdahulu……………………………………………….. 26
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 36
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3. Persyaratan Mutu Setiap Jenis Bata Beton (Paving Block) Menurut SNI
03-0691-1996………………………………………………………………. (2.3)
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
pesat adalah terjadinya eksploitasi terhadap Sumber Daya Alam (SDA). Sumber
Daya Alam yang dimaksud adalah salah satu bahan baku pembuatan bahan
bangunan yaitu Pasir. Salah satu alternatif untuk mengurangi eksploitasi terhadap
Sumber Daya Alam adalah dengan memanfaatkan limbah kulit kerang sebagai
bahan baku pembuatan paving block. Limbah kulit kerang tersebut nantinya
SiO2 di dalam kulit kerang, yang mana kandungan senyawa tersebut sama halnya
cara ini merupakan salah satu upaya untuk mereduksi limbah yang berasal
Pemanfaatan limbah kulit kerang sangat kurang, karena selama ini hanya
1
2
hayati.
Kualitas paving block yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat
memenuhi persyaratan mutu beban sesuai dengan SNI 03-0691-1996. Untuk itu
dilakukan uji kualitas yang meliputi : Uji kuat tekan, uji penyerapan air, dan uji
bahan dalam pembuatan paving block, dengan campuran semen, pasir, dan kulit
kerang.
1. Bagaimana komposisi campuran bahan – bahan (semen, pasir & limbah kulit
2. Bagaimana nilai Kuat Tekan dan Penyerapan Air pada produk paving
Sulfat adalah sifat asam di dalam tanah yang bisa merusak ketahanan
paving block.
2. Mengetahui nilai Kuat Tekan dan Penyerapan Air pada produk paving
1. Kulit kerang yang digunakan berasal dari limbah kulit kerang yang berada di
3. Uji kelayakan meliputi : uji kuat tekan, uji penyerapan air, dan uji tahan
terhadap natrium sulfat. yang di uji di lab. Beton Fakultas Teknik Sipil
5. Benda uji paving block dibuat dengan bentuk persegi panjang berukuran
21x10x6 cm.
6. Bahan baku yang di gunakan dalam penelitian ini selain semen adalah
TINJAUAN PUSTAKA
siput, atau juga kerang-kerangan selalu banyak dikenal oleh masyarakat. Seperti
Sehingga banyaka kulit kerang yang menumpuk. Kulit kerang merupakan salah
satu limbah yang menggangu lingkungan, karena selama ini hanya dimanfaatkan
sebagai hiasan, kancing baju, dan campuran kosmetik. (Budiarini, 2005), sedangkan
Jenis kerang yang dihasilkan oleh para nelayan pantai pulau sarok
Kabupaten Aceh Singkil adalah jenis kerang tothok (Anadara Granosa), kerang
tersebut merupakan jenis kerang yang banyak di dapati untuk kebutuhan rumah
makan (seafood). Jenis kerang tothok atau juga disebut kerang darah (Anadara
Gramso) ini merupakan jenis kerang yang paling banyak dihasilkan dan paling
banyak jumlahnya yang menumpuk dan menjadi limbah. Jumlah kerang tothok
yang dapat dihasilkan setiap harinya adalah sekitar kurang lebih 1,25 ton,
5
6
jumlah tersebut didapatkan berdasarkan survey pada bulan November 2015 yaitu
harinya. Sedangkan jumlah kepala keluarga yang mencari kulit kerang mencapai
50 kepala keluarga. Dari sekitar 1,25 ton kerang tothok tersebut akan menghasilkan
kurang lebih 1 ton kulit kerang apabila telah dikupas dagingnya. Jumlah tersebut
didapatkan dari penghasilan setiap harinya dan bisa lebih banyak lagi.
Nyaris sebagian besar halaman rumah yang berdekatan dengan pantai dan
rumah-rumah para nelayan tertutup oleh kulit kerang, oleh karena itu, untuk
mengurangi jumlah limbah kulit kerang yang dihasilkan setiap harinya, dalam
sebagian pasir dimana kulit kerang tersebut dihancurkan terlebih dahulu untuk
Dari hasil pola difraksi sinar – X diketahui bahwa kulit kerang pada suhu
dibawah 500 C tersusun atas Kalsium Karbonat (CaCO3) pada phase aragonite
dengan struktur kristal orthorombik. Sedang pada suhu di atas 500 C berubah
Kulit kerang dapat digunakan sebagai bahan campuran atau tambahan pada
menjadikan campuran beton yang lebih realtif. Kulit kerang mengandung senyawa
kimia yang bersifat pozzolan, yaitu mengandung zat kapur (CaO), aluminina dan
7
senyawa silica sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku beton
3 Reasapan, % 2,04
1 Air 9.36 %
2 SiO2 8.65 %
3 A12O3 6.80 %
4 MgO 4.10 %
5 CaO 40.50 %
6 Fe2O3 3.15 %
7 CO2 22.26 %
8 SO3 4.10 %
yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis atau
sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang
tidak mengurangi mutu bata beton itu (SNI 03-0691-1996). Paving block
dan menggunakan bahan sedikit. Paving block (Bata beton) mempunyai berbagai
1. Sifat Tampak
Persyaratan mutu untuk masing-masing jenis dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.3. Persyaratan Mutu Setiap Jenis Bata Beton (Paving Block)
Ketahanan
Penyerapan Air Terhadap
Kuat Tekan (mPa*)
Jenis Rata - Rata Max Natrium Sulfat
Rata - Rata
Rata - Rata Minimum % %
A 40 35 3 1
B 20 17 6 1
C 15 12,5 8 1
D 10 8,5 10 1
Ketahanan terhadap natrium sulfat tidak boleh cacat dan kehilangan berat yang
mutu beton kelas D atau C yaitu untuk tujuan pemakaian non structural, seperti
untuk taman dan penggunaan lain yang tidak diperlukan untuk menahan beban berat
di atasnya. Mutu paving blok yang pengerjaannya dengan menggunakan mesin pres
dapat dikategorikan ke dalam mutu beton kelas C sampai A dengan kuat tekan
10
Penampakan antara paving blok yang diproduksi dengan cara manual dan
paving blok pres mesin secara kasat mata relatif hampir sama, namun permukaan
paving yang diproduksi dengan mesin pres terlihat lebih rapat dibanding yang
Ukuran batako yang standar adalah dapat dilihat pada gambar 2.1.
11
kendaraan.
dan suhu yang diinginkan pada beton,karena suhu dan kelembaban di dalam
mencegah air hilang dari adukan dan membuat lebih banyak hidrasi semen.Untuk
mungkin setelah beton dicetak. Curing merupakan hal yang kritis untuk membuat
Curing harus dibuat pada setiap bahan bangunan, bagian konstruksi atau
produk yang menggunakan semen sebagai bahan baku. Hal ini karena semen
12
memerlukan air untuk memulai proses hidrasi dan untuk menjaga suhu di
dalam yang dihasilkan oleh proses ini demi mengoptimalkan pembekuan dan
kekuatan semen. Pengaturan suhu di dalam dengan air disebut curing. Proses
hidrasi yang tidak terkontrol akan menyebabkan suhu semen kelebihan panas dan
semen seperti beton, mortar, dan lain-lain. Curing yang baik berarti penguapan
Secara umum ada 3 jenis utama curing yang digunakan pada sektor
konstruksi, yaitu:
1. Curing Air
beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung dan angin untuk
masih cukup efektif. Selanjutnya plastik, goni bisa juga digunakan sebagai
seluruh produk semen (batako, paving blok, batu pondasi, bata pondasi,
pekerjaan plaster, pekerjaan lantai, dll) dijaga tetap basah dan jangan pernah
kering, jika tidak kekuatan akhir produk semen tidak dapat dipenuhi. Jika
proses hidrasi secara dini berakhir akibat kelebihan panas (tanpa curing),
air yang disiram pada produk semen yang telah kering tidak akan
permanen. Pada curing air, produk semen harus dijaga tetap basah (mis.
Curing uap air dilakukan dimana air sulit diperoleh dan semen
berdasarkan unsur-unsur bahan setengah jadi seperti slop toilet, ubin, tangga,
60%. Prinsip kerja curing air adalah dengan menjaga produk semen pada
kekuatan lebih cepat dari pada curing air biasa. Untuk menghasilkan
lingkungan lembab dan panas ini perlu dibuat suatu ruang pemanasan
sederhana dengan dinding dan lantai penahan air yang ditutup dengan
sistem lainnya.
dengan waktu. (Sumber:Claudia Muller, Eva F. , Halimah and Ira F., 2006).
Semen portland atau biasa disebut semen adalah bahan pengikat hidrolis
berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker ( bahan
ini tertuma terdiri dari silika-silika kalsium yang bersifat hidrolis), dengan batu
yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan
SII.0013-8 1 atau Standar Uji Bahan Bangunan Indonesia 1986 dan harus
1. Kehalusan Butir
kurang lebih 80 % dari butirannya dapat menembus ayakan 44 mikron. Makin halus
butiran semen, makin cepat pula persenyawaannya. Makin halus butiran semen,
maka luas permukaan butir untuk suatu jumlah berat semen akan semakin
menjadi besar. Makin besar luas permukaan butir ini , makin banyak pula air yang
untuk menentukan kehalusan butir semen. Cara yang paling sederhana dan mudah
2. Kekekalan Bentuk
Yang dimaksud dengan kekekalan bentuk adalah sifat dari bubur semen
yang telah mengeras, dimana bila adukan semen dibuat suatu bentuk tertentu
bentuk itu tidak berubah. Buka benda dari adukan semen yang telah mengeras.
16
menyusut), berarti semen itu tidak baik atau tidak memiliki sifat tetap bentuk.
3. Kekuatan Semen
Kekuatan mekanis dari semen yang mengeras merupakan sifat yang perlu
pengukuran kekuatan daya rekat ini dilakukan dengan menentukan kuat lentur,
kuat tarik atau kuat tekan (desak) dari campuran semen dengan pasir.
menjamin konsistensi mutu dan kualifikasi produk. SNI merupakan standar yang
Indonesia. Jenis semen yang beredar di pasaran meliputi semen Portland Putih,
mengacu pada SNI 15-7064-2004 dan semen Portland Pozolan mengacu pada SNI
persyaratan-persyaratan khusus.
Tipe III : Semen Portland yang dalam penggunaannya menuntut kekuatan awal
yang tinggi.
Secara garis besar, ada 4 senyawa kimia utama yang menyusun semen
portland, yaitu :
e. Gypsum (CaSO4.2H2O)
yaitu : Semen non-hidrolik , tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air
didalam air. Contoh : semen Portland, semen Terak, semen alam. Semenyang
terdapat air (semen tidak mengeras karena pengeringan tetapi oleh reaksi hidrasi
senyawa kapur, karena pengerasan beton berdasarkan reaksi antar semen dan air
maka sangat diperlukan. Hal – hal ini yang perlu diperhatikan dalam campuran atau
pengolahan bangunan :
1. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas
3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton
4. Sering kali pori – pori agraret terisi air, Air yang terserap ini tidak ikut
Air tawar yang biasanya diminum baik air diolah oleh PDAM atau air dari
sumur yang tanpa diolah dapat digunakan untuk membuat batako. Persyaratan air
F sebagai berikut:
gram/liter.
dari 500 ppm dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1.000 ppm sebagai SO3
f. Jika dibanding dengan kekuatan tekan adukan beton yang memakai air
Menurut Anonim., 2011. Air yang digunakan dapat berupa air tawar (dari
sungai, danau, telaga, kolam, dan lainnya), air laut, air limbah asalkan memenuhi
syarat mutu yang telah ditetapkan. Sumber-sumber air yang ada adalah sebagai
berikut.
b. Air hujan
c. Air tanah
d. Air permukaan
e. Air lau
2.6 Agregat
Agregat adalah bahan pengisi insert filter yang digunakan bersama – sama
Gideon, K., S. (1997) Agregat (yang tidak bereaksi) adalah bahan – bahan campuran
batako yang saling diikat oleh perekat semen. Agraget umum yang dipakai adalah
agregat halus (pasir) dan agraget kasar (kerikil).Agregat halus (pasir) terdiri
dari butiran sebesar 0,14-5 mm, didapat dari hasil disintegrasi batuan alam
(natural sand) atau dapat juga dengan memecahnya (artifical sand), tergantung dari
Dari pemakaian agregat yang spesifik, sifat – sifat batako (bata beton)
dapat dipengaruhi. Ada dua jenis agregat yang dipergunakan dalam pembuatan
batako, yaitu :
Kecuali agraget alami dapat juga digunaka produk alami sinter atau terbakar
c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, apabila
(Anonim,2011) :
Keras
Untuk menguji mutu pasir ada dua cara, antara lain yaitu:
Periksa pasir dari kotoran seperti bahan organic (lumpur, dedaunan, akar-
Uji kandungan pasir dan kotoran dapat dilakukan dengan tiga cara
1. Test tangan
bersih hanya akan meninggalkan sedikit bekas. Jika tangan tetap kotor
2. Test botol
Ambil sebuah botol dan isi dengan pasir hingga setengah penuh.
Isi dengan air bersih hingga ¾ penuh. Kocok dan biarkan hingga
satu jam. Pasir yang bersih akan langsung mengendap, kotoran dan tanah
liat secara perlahan-lahan akan turun di atas pasir. Ketebalan tanah liat
dan kotoran tidak boleh melebihi 1/10 atau 10% dari pasir dibawahnya.
Pengujian ini juga disebut Decantation test, pengujian ini tidak dapat
3. Test pakaian
kain putih diatas pasir. Jika kain sangat kotor, pasir sebaiknya tidak
rekat beton. (Sumber : Claudia Muller, Eva F. , Halimah and Ira F., 2006)
2.7 pencetakan
Proses pencetakan paving block sama seperti pencetakan bata merah pejal
yaitu secara manual ataupun menggunakan mesin cetak dalam kenyataan banyak
industri ini masih menggunakan cara yang sederhana, hal ini disebabkan karena
Metode pemadatan paving block itu banyak dan berbeda – beda pula
pemadatan dengan tangan yaitu: dengan cara menusuk – nusuk dan menumbuk
dengan sepotong kayu atau batang lain yang dinamakan batang tusukan atau
cetakan.
1. Metode Konvensional
Metode ini adalah metode yang paling banyak digunakan oleh masyarakat
kita dan lebih dikenal dengan metode gablokan. Pembuatan paving block cara
tangga karena selain alat yang digunakan sederhana, juga mudah dalam
proses pembuatannya sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja Semakin kuat
tenaga orang yang mengerjakan maka akan semakin padat dan kuat paving
www.dikti.depdiknas.go.id ).
25
2. Metode Mekanis
ini masih jarang digunakan karena untuk pembuatan paving block dengan
mekanis biasanya digunakan oleh pabrik dengan skala industri sedang atau
Dari kedua metode diatas, terdapat kelebihan dan kekurangan dari tiap
Konvensional
pembuatan paving block oleh Widarti (2004). Dan pemanfaatan limbah kulit
kerang sebagai bahan pencampur dalam pembuatan bata beton berongga oleh
saluran alami dalam pembuatan paving block. Lumpur sungai yang digunakan
berasal dari sungai jagir Surabaya yang merupakan produk alami hasil endapan
yang menghasilkan kuat tekan 40 kg/cm2, penyerapan air 2%, dan penyerapan
Na2SO4 0.667 %, sedangkan kelas B, komposisi terbaik adalah dengan kuat tekan
kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa analisa campuran komposisi bata
SNI. Pada bata beton berongga dengan campuran 1 semen : 5 agregat dg substitusi
kulit kerang sebanyak 60 %, mempunyai kuat tekan mempunyai kuat tekan yang
dengan memanfaatkan limbah padat (sludge) sebagai paving block untuk membatasi
Paving Block ( Bata Beton) adalah Suatu komposisi bahan bangunan yang
dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis atau sejenisnya,
air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi
mutu bata beton itu (SNI 03-0691-1996). Paving block merupakan tipe bahan
sedikit.
28
Keunggulan Paving Blok adalah Daya serap air melalui Paving Block
Berat Paving Block yang relatif lebih ringan dari betonan/aspal menjadikan satu
penopang utama agar pondasi rumah tetap stabil. Serapan air yang baik sekitar
rumah / tempat usaha anda akan menjamin ketersediaan air tanah untuk bias
(8.65%), yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran dengan pasir yang
Dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-
silikat kalsium (C2S dan C3S) yang bersifat hidrolis (dapat mengeras dan
menghasilkan padatan yang stabil dalam air). Bila bereaksi dengan air akan terjadi
reaksi hidrasi yang menghasilkan senyawa hidrat yaitu kalsium silikat hidrat
perekatan.
Berbagai hal yang perlu diperhatikan untuk membuat paving block adalah
dengan melakukan perbandingan campuran semen dengan agregat, dan faktor air
paving block, sebaliknya penggunaan semen yang kurang dalam adukan akan
29
menurunkan kekuatan paving block.. Begitu juga campuran dari agregat, semakin
banyak agregat kasar dalam campuran paving block, maka mutu kuat paving
Semen haruslah baru dan tidak bergumpal. Perbandingan jumlah minimum air
dan berat semen, perlu diketahui konsistensi dan kemampuan kerja adukan beton
kecil. Pasir dan kerikil harus bebas dari dedaunan, rumput dan benda-benda
asing. Pasir haruslah agak kasar dengan ukuran partikel mulai dari ukuran debu
hingga 5 mm. Kerikil bersih dengan ukuran 26,5 mm, 19 mm atau 9,2 mm
dapat digunakan untuk beton. Ukuran kerikil 26,5 mm dapat digunakan untuk
bagian yang tebal seperti pondasi, slop dan lantai untuk industri yang lebih dari 120
mm. Kerikil 19 mm dapat digunakan untuk lantai, jalan setapak, jalan raya. Kerikil
13,2 mm atau 9,5 mm dapat digunakan untuk bagian beton yang tipis, seperti slop
tipis, beton pra cetak dengan ketebalan mulai dari 40 mm – 50 mm. Kekuatan beton
akan menurun dengan semakin halusnya kerikil halus. Hal ini disebabkan kerikil
30
keseluruhan adukan. Mesin cetak produksi khusus untuk produk Paving Block,
peralatan mesin cetak produksi juga dapat menentukan kekuatan beton yang
pada proses pencetakan paving block. Pada umumnya di Indonesia terdapat 3 jenis
Paving Block bila dibedakan dari alat dan proses produksinya, yaitu Paving Block
Press Tangan, Paving Block Press Mesin Vibrasi dan Paving Block Press mesin
Hidrolik. Semakin banyak kekosongan pada beton, maka akan semakin tidak
kuat.campuran agregat dan umur paving. Jika campuran paving block lebih sedikit
agregat kasarnya, maka mutu paving semakin rendah, begitu juga sebaliknya, jika
campuran paving lebih banyak agregat kasarnya maka mutu paving semakin
baik. Umur paving sangat berpengaruh dalam mutu paving block, umur paving
yang sudah matang atau siap untuk dipasarkan adalah umur paving 28 hari.
Dengan uji penelitian antara lain Uji Kuat Tekan, Uji penyerapan Air, dan Uji
METODE PENELITIAN
laboratorium Teknik Sipil Universitas Malikussaleh dan lab. Badan Penelitian dan
2. Air
1. Ayakan pasir
2. Ember
31
32
4. Cetok
5. Timbangan
Ide Penelitian
Identifikasi
Masalah
Pembuatan Paving
Block
Kesimpulan
dan Saran
a. Rasio perbandingan antara bahan baku berupa semen, pasir dan limbah
Semen
Pasir (Kg) Kulit Ker ang (Kg)
(Kg) (100 % ) (0% )
1 4 0
1 3,6 0,4
1 3,2 0.8
a. Ditutup dengan kain atau karung basah selama 7, 14, 21, dan 28 hari
(perawatan Curing)
6. Produk
DAFTAR PUSTAKA
36