Anda di halaman 1dari 2

NAMA : EKA JUNITA MUSLAN

NPM : 1822201003

MATA KULIAH : ETIKA PROFESI

1. Terkait dengan kompetensi profesional, organisasi profesi Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
menyebutkan bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan kerja individu yang telah
teruji dan diakui komunitas profesinya. Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud terdiri
dari tiga aspek yaitu: (a) pengetahuan (knowledge); (b) keterampilan (knowhow); dan (c) sikap
kerja (attitude).
Jelaskan pendapat Saudara terkait ketiga aspek tersebut :
Jawab :
Menurut pendapat saya seorang professional sudah seharusnya memiliki tiga kompetensi
ini. Pengetahuan (knowledge) berarti memahami dan menguasai pengetahuan dibidangnya.
Keterampilan (skill) lebih kepada keproduktifan dalam melaksanakan pekerjaan dalam bidangnya
dan sikap (attitude) berarti memiliki sikap professional belandaskan etika, moral dan
kemandirian. Dan untuk menjadi seorang insinyur maka seseorang harus mendapatkan pelatihan
khusus untuk merancang dan mengevaluasi karakteristik kinerja dari teknologi didalam bidang
keilmuannya. Maka seorang insinyur harus memenuhi tiga aspek di atas melalui pelatihan
khusus.

2. Sektor konstruksi merupakan sektor yang paling rawan dan berpeluang dalam melakukan
praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Oleh karena itu, persoalan KKN perlu kita
bahas karena selain merupakan pelanggaran hukum, moral dan etika juga menyangkut masa
depan konstruksi nasional dalam persaingan pasar domestik dan global. Terkait dengan hal-hal
yang bertentangan dengan etika moral yang berhubungan dengan profesi konsultan dan jasa
konsultansi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu rongrongan eksternal dan internal.
Kemukakan pendapat Saudara terkait kedua jenis rongrongan tersebut
Jawab :
a. Rongrongan eksternal yaitu rongrongan dari pihak luar yang sangat merugikan pertumbuhan
dan perkembangan yang sehat bagi konsultan, antara lain :
1) Praktek pemberi jasa dalam pemilihan konsultan yang didasarkan pada kompetisi harga
(price competition) dan tidak didasarkan pada kompetensi profesional (professional
competence).
2) Mengharuskan konsultan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk membayar
komisi untuk dapat dinyatakan sebagai konsultan terpilih.
3) Memaksa konsultan untuk mengubah hasil studi, survei, rancangan dan perhitungan biaya
agar sesuai dengan keinginan atau rencana yang telah disusun sebelumnya.
4) Menggunakan jasa usaha konsultan hanya sebagai pertanggungjawaban administrasi
kontrak, sedangkan seluruh tugas pelaksanaannya dilakukan sendiri oleh pejabat pihak
pemberi jasa.

b. Rongrongan internal yaitu rongrongan yang berasal dari pihak konsultan sendiri. Cara- cara
tidak etis yang dilakukan antara lain :
1) Berupaya memperoleh penugasan atau mendapatkan pekerjaan dengan memberi komisi
atau menyuap.
2) Berupaya mendapat pekerjaan dengan menyerobot tugas dari rekan lain yang telah
terlebih dahulu terpilih.
Melakukan praktek tidak jujur diantaranya memalsukan tanda tangan, memalsukan sertifikat
keanggotaan asosiasi profesi, memalsukan sertifikat registrasi, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai