Diusulkan Oleh:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI
i
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan daerah rawan gempa yang dilalui jalur pertemuan tiga
lempeng tektonik, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng
Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah utara dan pecah ke
Lempeng Eurasia, sedangkan Lempeng Pasifik bergerak relatif ke barat. Pertemuan
antar lempeng yang terjadi di Indonesia menyebabkan kompleksitas tektonik
Indonesia dan tingkat kegempaan yang tinggi (Putri. AC, 2019).
Gempa bumi (earthquake) adalah peristiwa bergetar atau bergoncangnya bumi
karena pergerakan/pergeseran lapisan batuan pada kulit bumi secara tiba‐tiba akibat
pergerakan lempeng‐lempeng tektonik. Gempa bumi yang disebabkan oleh
aktivitas pergerakan lempeng tektonik disebut gempa bumi tektonik. Namun selain
itu, gempa bumi bisa saja terjadi akibat aktivitas gunung berapi yang disebut sebagai
gempa bumi vulkanik. Pergerakan tiba‐tiba dari lapisan batuan di dalam bumi
menghasilkan energi yang dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempa
bumi atau gelombang seismik. Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi,
getarannya dapat merusak segala sesuatu di permukaan bumi seperti bangunan dan
infrastruktur lainnya sehingga dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda
(Sunarjo, 2012).
Seperti peristiwa gempa bumi yang baru saja terjadi di Donggala-Palu tahun
2018 dan gempa bumi di Majene-Mamuju pada awal tahun 2021 ini sangat banyak
merugikan pemerintah dan juga masyarakat dimana rumah, sekolah, kantor, serta
fasilitas umum lainnya rusak akibat bencana tersebut. Pasca terjadinya bencana,
terlihat banyak sekali sisa-sisa bagunan roboh. Limbah konstruksi akibat bencana
ini hanya dibiarkan saja atau hanya dipindahkan ke tempat lain sehingga tidak ada
perubahan dari hasil limbah konstruksi itu. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, tentunya diperlukan cara untuk mengolah hasil limbah
konstruksi menjadi suatu barang yang berguna agar tidak dibiarkan menumpuk
begitu saja. Alternatif yang dapat dilakukan untuk meminimalisir menumpuknya
limbah konstruksi pascagempa adalah dengan mengolah beton yang rusak beserta
tumpukan kayu menjadi sebuah bahan konstruksi baru yang lebih ekonomis serta
ramah lingkungan. Salah satu produk yang dapat dihasilkan yaitu papan semen
partikel.
Papan semen adalah papan tiruan yang menggunakan semen sebagai perekatnya
sedangkan bahan bakunya dapat berupa partikel kayu atau bahan berlignoselulosa
lainnya. Pasca terjadinya gempa banyak limbah kayu yang tidak dipergunakan
kembali, termasuk limbah serbuk gergaji kayu yang banyak dijumpai di pabrik kayu
diseluruh Indonesia. Tentu ini dapat digunakan dalam pembuatan papan semen
partikel. Selain itu, limbah konstruksi beton dan batu bata yang banyak dijumpai
pada bangunan yang rusak dapat dikombinasikan dalam pembuatan papan semen.
Papan semen partikel mempunyai sifat yang lebih baik dibanding papan
partikel biasa yaitu lebih tahan terhadap jamur, tahan air, dan tahan api. Papan
semen partikel juga lebih tahan terhadap serangan rayap tanah dibanding kayu.
2
Papan semen juga tidak menghasilkan bahan-bahan kimia berbahaya dan tidak
berpengaruh pada kualitas udara di dalam ruangan (Simbolon. IL, 2015).
Pada penelitian terdahulu, pembuatan papan partikel hanya berbahan dasar kayu
dan semen. Menurut penelitian (Bakri dan Djamal Sanusi, 2006), dapat disimpulkan
bahwa limbah serbuk gergaji yang berasal dari industri pengolahan kayu dapat
dimanfaatkan untuk bahan baku papan semen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat kecenderungan peningkatan sifat fisik dan mekanik papan semen.
Berdasarkan Penelitian Jokosono Wijoyo 2017, Dalam pembuatan papan semen
partikel limbah serbuk gergaji kayu jati (Tectona grandis) perbandingan semen dan
partikel sangat berpengaruh terhadap sifat fisika papan semen yang dibuat.
Selain itu, Biaya produksi papan semen partikel sebagian besar dipengaruhi oleh
harga semen itu sendiri. Hal ini disebabkan kayu hanya menyusun kira-kira 27%
produk menurut berat dan kurang dari 10% biaya bahan yang menjadikan papan
semen partikel (Hendrik, 2005 cit Haygreen & Bowyer, 1989). Melihat besarnya
pengaruh semen terhadap sifat fisik dan mekanik papan semen partikel, maka
pemanfaatan limbah konstruksi beton dan batu bata dapat menjadi alternatif dalam
meningkatkan mutu papan semen partikel yang akan dibuat. Hal ini dikarenakan
limbah beton dan batu bata mengandung unsur kimia pembentuk semen, sehingga
dapat membantu kinerja semen sebagai bahan pengikat partikel dalam pembuatan
papan semen agar memiliki ketahanan yang istimewa. Oleh karena itu, inovasi ini
diharapkan mampu meminimalisir limbah konstruksi serta mampu menghasilkan
bahan kontruksi baru berupa papan semen partikel yang berkualitas, ekonomis dan
ramah lingkungan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari PKM-KC ini yaitu menciptakan komponen konstruksi yang
ekonomis serta ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah konstruksi
pascagempa.
1.5 Manfaat
Manfaat dari bahan konstruksi ini:
1. Sebagai solusi pengolahan limbah konstruksi pascagempa.
2. Memberikan alternatif baru dalam pengolahan limbah konstruksi pascagempa.
3
2.2 Semen
Semen sebagai bahan pengikat partikel memiliki ketahanan yang istimewa
terhadap perusakan dan pembusukan, serangga dan api, sehingga papan partikel
yang menggunakan perekat semen cocok untuk permukaan dinding-dinding
eksterior dan interior (Haygreen & Bowyer, 1989). Komposisi semen merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas papan semen yang dihasilkan.
Hal ini dikarenakan semen memegang peranan penting dalam sistem perekatan
papan sehingga besar komposisi semen menentukan kualitas papan yang dihasilkan
(Hakim & Sucipto 2011).
Semen merupakan hasil industri dari campuran bahan baku batu
gamping/kapur sebagai bahan utama, yaitu bahan alam yang mengandung senyawa
kalsium oksida (CaO) dan lempung/tanah liat yaitu bahan alam yang mengandung
senyawa silika oksida (SiO), alumunium oksida (Al2O3), besi oksida (Fe2O3) dan
magnesium oksida (MgO) atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa
padatan bentuk bubuk (bulk), tanpa memandang proses pembuatannya, yang
mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air (Sihotang, 2010).
Semen Portland adalah jenis semen yang biasa digunakan dalam pembuatan
papan semen.Semen portland sebagai perekat hidrolis dapat mengeras apabila
bersenyawa dengan air dan akan membentuk benda padat yang tidak larut dalam
5
air. Jumlah air yang digunakan untuk sejumlah semen menentukan kualitas adukan
campuran yang dihasilkan (Purwoko, 1980). Semen Portland cenderung lebih tahan
terhadap air dan sifat mengeras lebih cepat 12 dibandingkan dengan jenis semen
yang lain, sehingga umum dipakai dalam pembuatan papan semen partikel
(Simatupang, 1974).
semen ini adalah Serbuk gergaji (sawdust), berupa serpih yang dihasilkan oleh
pemotongan dengan gergaji.
13. Setelah dihaluskan dan dipotong, papan semen partikel akan diuji sifat fisik dan
mekaniknya.
14. Papan yang telah memenuhi standar pengujian siap diaplikasikan.
TS= pengembangan tebal (%) T1= tebal contoh uji sebelum perendaman (g)
T 2= tebal contoh uji setelah perendaman (g)
4. Daya Serap Air
Daya serap air papan dilakukan dengan mengukur selisih berat contoh
uji sebelum dan setelah perendaman dalam air dingin selama 2 dan 24 jam.
Sampel ditimbang untuk mengetahui berat awalnya. Lalu direndam selama
dua jam dan ditimbang kembali. Sampel direndam kembali selama 22 jam dan
ditimbang beratnya. Contoh uji berukuran 5 cm x 5 cm x 1 cm. Daya serap air
tersebut dihitung dengan rumus:
𝐵2 − 𝐵1
𝐷𝑆𝐴 = 𝑥 100%
𝐵1
Keterangan:
DSA= daya serap air (%) B1= berat contoh uji sebelum perendaman (g)
B 2= berat contoh uji setelah perendaman (g)
Sumber: media.neliti.com
kerapatan, kadar air, pengembangan tebal, dan daya serap air. Sedangkan untuk sifat
mekanis adalah: keteguhan rekat, modulus patah (MOR). Adapun standar uji papan
semen dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Standar uji papan semen menurut JIS A 5417-1992
No Sifat papan semen Nilai
1 Kerapatan (densitas) 0,8 g/cm3
2 Kadar air 16%
3 Pengembangan tebal 8.3%
4 Daya serap air -
5 Keteguhan lentur (MOE) 24.000 kg/cm2
6 Keteguhan patah (MOR) 63 kg/cm2
7 Keteguhan rekat internal -
8 Kuat pegang sekrup -
12
1 Studi literatur
Tahap
2 perencanaan
konsep
Pembuatan
3
produk
Pengujian
4
produk
5 Evaluasi
13
DAFTAR PUSTAKA
Arsanti Wuri. 2012. Sifat Fisika Dan Mekanika Papan Semen Partikel Dari Limbah
Sekam Dan Jerami Padi. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram
Bakri, Dj Sanusi. 2006. Sifat Fisika Dan Mekanika Komposit Kayu Semen Serbuk
Gergaji. Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Deptan. 1970. Limbah Kayu. Jakarta: Balai Pustaka.
Fatmala, S. 2015. Kualitas Papan Semen Dari Serutan Limbah Industri Pensil
Dengan Berbagai Komposisi Bahan Baku Dan Konsentrasi CaCl2. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hakim, L. dan T. Sucipto. 2011. The Influence of Cement-to-Fiber Ratio and Type
of Chemical Additives on Strenght Proporties of Fiber-Cement Board Made
From Corrugate Paper Waste. Jurnal Dinamika Teknik Sipil. Vol II. No. 1
Haygreen, J.G and J.L. Bowyer. 1989. Forest Product and Wood Science; An
Introduction the Iowa State University Ames.
Hendrik. 2005. Pembuatan Papan Semen Gypsum Dari Kayu Acacia Mangium
willd. Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Japanese Industrial Standards. 1993. JIS A 5417-1992. Cements boards. Japan.
Kodoatie, R.J, dan Roestam Sjarief, Ph.D, 2008, Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu, Edisi Revisi, Yogyakarta : Penerbit Andi.
Malonney, T.M. 1997. Modern Particle Board and Dry Process Fibre Board
Manufacturing. Miller Freeman Publication San Francisco.
Munthe, S.S. 2019. Pemanfaatan Limbah Pecahan Beton Sebagai Pengganti
Sebagian Agregat Terhadap Kuat Tarik Belah Dengan FAS 0,3 dan 0,5.
Fakultas Teknik Universitas Medan Area. Medan.
Purwoko, T. dan Bedjo. 1980. Petunjuk Praktek Batu dan Beton Jilid I. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah dan Kejuruan
Putri. AC, dkk. 2019. Analysis of Seismicity Level in Central Sulawesi Period 1997
– 2017. OP Conference Series: Earth and Environmental Science.
Riadi, M. 2018. Jenis, Bahan Baku dan Proses Pembuatan Semen.
https://www.kajianpustaka.com/2018/12/jenis-bahan-baku-dan-proses-
pembuatan-semen.html. Diakses pada 23 Februari 2021.
Sihotang, E. 2010. Pemanfaatan Abu Ampas Tebu Pada Pembuatan Mortar.
Simatupang. 1974. Pembuatan dan Penggunaan Campuran Semen dan Kayu
sebagai Bahan Bangunan Kehutanan Indonesia 390-392.
Simbolon. IL, dkk. 2015. Pengaruh Ukuran Partikel dan Komposisi Semen-
Partikel terhadap Kualitas Papan Semen dari Cangkang Kemiri (Aleurites
Moluccana Wild. https://media.neliti.com/media/publications/158428-ID-
pengaruh-ukuran-partikel-dan-komposisi-s.pdf. Diakses pada 23 Februari
2021.
Sunarjo, dkk. 2012. Gempa Bumi Edisi Populer. Badan Meteorologi Klimatologi
Geofisika, Jakarta, Indonesia.
Suseno, Hendro. 2010. Bahan Bangunan. Malang: BARGIE Media.
Wijoyo, J. 2017. Sifat Fisika Papan Semen Partikel Limbah Serbuk Gergaji Kayu
14
LAMPIRAN
Sumber: https://www.pengadaan.web.id/
2. Dinding
Sumber: http://id.lightweightsandwichpanel.com/
15
3. Sebagai Plafon
Sumber: https://arafuru.com/
4. Sebagai Atap
Sumber: http://id.lightweightsandwichpanel.com/
5. Sebagai Lantai
Sumber: http://id.lightweightsandwichpanel.com/