Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN LIMBAH KONSTRUKSI PASCA GEMPA SEBAGAI PAPAN


SEMEN PARTIKEL

BIDANG KEGIATAN PKM KARSA CIPTA

Diusulkan Oleh:

Herli Hermansah; D011201108; 2020

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i


BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.4 Luaran yang Diharapkan ................................................................................ 2
1.5 Manfaat .......................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4
2.1 Papan Semen Partikel ..................................................................................... 4
2.2 Semen ............................................................................................................. 4
2.3 Limbah Beton ................................................................................................. 5
2.4 Limbah Batu Bata .......................................................................................... 5
2.5 Limbah Kayu.................................................................................................. 5
2.6 Kalsium klorida (CaCl2)................................................................................. 6
BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN ..................................................................... 7
3.1 Kerangka Kerja .............................................................................................. 7
3.2 Perancangan Produk ....................................................................................... 8
3.3 Tahap Pembuatan Produk .............................................................................. 8
3.4 Tahap Pengujian Produk ................................................................................ 9
3.5 Tahap Evaluasi Produk ................................................................................ 10
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................. 12
4.1 Anggaran Biaya............................................................................................ 12
4.2 Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13
LAMPIRAN ........................................................................................................ 14

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan daerah rawan gempa yang dilalui jalur pertemuan tiga
lempeng tektonik, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng
Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah utara dan pecah ke
Lempeng Eurasia, sedangkan Lempeng Pasifik bergerak relatif ke barat. Pertemuan
antar lempeng yang terjadi di Indonesia menyebabkan kompleksitas tektonik
Indonesia dan tingkat kegempaan yang tinggi (Putri. AC, 2019).
Gempa bumi (earthquake) adalah peristiwa bergetar atau bergoncangnya bumi
karena pergerakan/pergeseran lapisan batuan pada kulit bumi secara tiba‐tiba akibat
pergerakan lempeng‐lempeng tektonik. Gempa bumi yang disebabkan oleh
aktivitas pergerakan lempeng tektonik disebut gempa bumi tektonik. Namun selain
itu, gempa bumi bisa saja terjadi akibat aktivitas gunung berapi yang disebut sebagai
gempa bumi vulkanik. Pergerakan tiba‐tiba dari lapisan batuan di dalam bumi
menghasilkan energi yang dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempa
bumi atau gelombang seismik. Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi,
getarannya dapat merusak segala sesuatu di permukaan bumi seperti bangunan dan
infrastruktur lainnya sehingga dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda
(Sunarjo, 2012).
Seperti peristiwa gempa bumi yang baru saja terjadi di Donggala-Palu tahun
2018 dan gempa bumi di Majene-Mamuju pada awal tahun 2021 ini sangat banyak
merugikan pemerintah dan juga masyarakat dimana rumah, sekolah, kantor, serta
fasilitas umum lainnya rusak akibat bencana tersebut. Pasca terjadinya bencana,
terlihat banyak sekali sisa-sisa bagunan roboh. Limbah konstruksi akibat bencana
ini hanya dibiarkan saja atau hanya dipindahkan ke tempat lain sehingga tidak ada
perubahan dari hasil limbah konstruksi itu. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, tentunya diperlukan cara untuk mengolah hasil limbah
konstruksi menjadi suatu barang yang berguna agar tidak dibiarkan menumpuk
begitu saja. Alternatif yang dapat dilakukan untuk meminimalisir menumpuknya
limbah konstruksi pascagempa adalah dengan mengolah beton yang rusak beserta
tumpukan kayu menjadi sebuah bahan konstruksi baru yang lebih ekonomis serta
ramah lingkungan. Salah satu produk yang dapat dihasilkan yaitu papan semen
partikel.
Papan semen adalah papan tiruan yang menggunakan semen sebagai perekatnya
sedangkan bahan bakunya dapat berupa partikel kayu atau bahan berlignoselulosa
lainnya. Pasca terjadinya gempa banyak limbah kayu yang tidak dipergunakan
kembali, termasuk limbah serbuk gergaji kayu yang banyak dijumpai di pabrik kayu
diseluruh Indonesia. Tentu ini dapat digunakan dalam pembuatan papan semen
partikel. Selain itu, limbah konstruksi beton dan batu bata yang banyak dijumpai
pada bangunan yang rusak dapat dikombinasikan dalam pembuatan papan semen.
Papan semen partikel mempunyai sifat yang lebih baik dibanding papan
partikel biasa yaitu lebih tahan terhadap jamur, tahan air, dan tahan api. Papan
semen partikel juga lebih tahan terhadap serangan rayap tanah dibanding kayu.
2

Papan semen juga tidak menghasilkan bahan-bahan kimia berbahaya dan tidak
berpengaruh pada kualitas udara di dalam ruangan (Simbolon. IL, 2015).
Pada penelitian terdahulu, pembuatan papan partikel hanya berbahan dasar kayu
dan semen. Menurut penelitian (Bakri dan Djamal Sanusi, 2006), dapat disimpulkan
bahwa limbah serbuk gergaji yang berasal dari industri pengolahan kayu dapat
dimanfaatkan untuk bahan baku papan semen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat kecenderungan peningkatan sifat fisik dan mekanik papan semen.
Berdasarkan Penelitian Jokosono Wijoyo 2017, Dalam pembuatan papan semen
partikel limbah serbuk gergaji kayu jati (Tectona grandis) perbandingan semen dan
partikel sangat berpengaruh terhadap sifat fisika papan semen yang dibuat.
Selain itu, Biaya produksi papan semen partikel sebagian besar dipengaruhi oleh
harga semen itu sendiri. Hal ini disebabkan kayu hanya menyusun kira-kira 27%
produk menurut berat dan kurang dari 10% biaya bahan yang menjadikan papan
semen partikel (Hendrik, 2005 cit Haygreen & Bowyer, 1989). Melihat besarnya
pengaruh semen terhadap sifat fisik dan mekanik papan semen partikel, maka
pemanfaatan limbah konstruksi beton dan batu bata dapat menjadi alternatif dalam
meningkatkan mutu papan semen partikel yang akan dibuat. Hal ini dikarenakan
limbah beton dan batu bata mengandung unsur kimia pembentuk semen, sehingga
dapat membantu kinerja semen sebagai bahan pengikat partikel dalam pembuatan
papan semen agar memiliki ketahanan yang istimewa. Oleh karena itu, inovasi ini
diharapkan mampu meminimalisir limbah konstruksi serta mampu menghasilkan
bahan kontruksi baru berupa papan semen partikel yang berkualitas, ekonomis dan
ramah lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, didapatkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Banyaknya limbah konstruksi akibat gempa yang tidak dipergunakan kembali.
2. Diperlukan bahan baru yang lebih ekonomis untuk merekonstruksi bangunan
yang rusak akibat bencana.

1.3 Tujuan
Tujuan dari PKM-KC ini yaitu menciptakan komponen konstruksi yang
ekonomis serta ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah konstruksi
pascagempa.

1.4 Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan adalah laporan kemajuan, laporan akhir, artikel ilmiah,
dan sebuah prototipe papan semen partikel yang bisa menjadi bahan konstruksi baru
yang lebih ekonomis namun tetap berkualitas dan layak pakai sehingga bisa
memenuhi kebutuhan masyarakat baik dalam membangun maupun memperindah
rumah. Selanjutnya, laporan mengenai alat ini akan dipublikasikan melalui artikel
ilmiah.

1.5 Manfaat
Manfaat dari bahan konstruksi ini:
1. Sebagai solusi pengolahan limbah konstruksi pascagempa.
2. Memberikan alternatif baru dalam pengolahan limbah konstruksi pascagempa.
3

3. Manjadi pengetahuan baru bagi masyarakat bahwa limbah konstruksi dapat


diolah menjadi sebuah karya yang dapat digunakan kembali.
4. Sarana pengembangan bahan bangunan untuk kemajuan konstruksi.
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Papan Semen Partikel


Papan semen partikel merupakan papan tiruan yang dibuat dari campuran
partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya dengan semen sebagai perekat
(Hendrik, 2005 cit Sutigno, 1977) Papan partikel berpengikat semen memiliki
ketahanan yang istimewa terhadap perusakan, pembusukan, serangga dan api.
Papan semen partikel tersebut sangat cocok digunakan untuk permukaan di dinding
eksterior dan interior (Arsanti, 2012 cit Haygreen & Bowyer, 1989). Dengan
demikian papan semen merupakan salah satu bahan bangunan yang tahan lama
dalam penggunaannya sehingga biaya pemeliharaan rumah yang terbuat dari papan
semen akan lebih murah.
Menurut Arsanti (2012), papan semen dapat diklasifikasikan berdasarkan berat
jenisnya serta dihungkan dengan penggunaannya. Berat jenis yang lebih kecil atau
sama dengan 0,07 dapat digunakan bahan isolasi, dinding dan atap pabrik
(perumahan). Berat jenis antara 0,07-0,09 terutama digunakan untuk dinding. Berat
jenis lebih dari 0,90 juga dapat digunakan sebagai dinding akan tetapi di daerah
panas.
penggunaan material ini sangat beraneka ragam dalam dunia konstruksi, antara
lain dapat diaplikasikan untuk panel dinding, profil cetak dekorasi, cover kolom
struktur, plafon atau langit-langit rumah, partisi bangunan, termasuk partisi kubikal
toilet. Melihat banyaknya fungsi papan semen, perkembangan mutakhir dari produk
papan semen partikel berbahan limbah konstruksi ini akan menjadi material
konstruksi baru yang memiliki kekuatan dan keindahan serta harga yang lebih
terjangkau dari produk sebelumnya.

2.2 Semen
Semen sebagai bahan pengikat partikel memiliki ketahanan yang istimewa
terhadap perusakan dan pembusukan, serangga dan api, sehingga papan partikel
yang menggunakan perekat semen cocok untuk permukaan dinding-dinding
eksterior dan interior (Haygreen & Bowyer, 1989). Komposisi semen merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas papan semen yang dihasilkan.
Hal ini dikarenakan semen memegang peranan penting dalam sistem perekatan
papan sehingga besar komposisi semen menentukan kualitas papan yang dihasilkan
(Hakim & Sucipto 2011).
Semen merupakan hasil industri dari campuran bahan baku batu
gamping/kapur sebagai bahan utama, yaitu bahan alam yang mengandung senyawa
kalsium oksida (CaO) dan lempung/tanah liat yaitu bahan alam yang mengandung
senyawa silika oksida (SiO), alumunium oksida (Al2O3), besi oksida (Fe2O3) dan
magnesium oksida (MgO) atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa
padatan bentuk bubuk (bulk), tanpa memandang proses pembuatannya, yang
mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air (Sihotang, 2010).
Semen Portland adalah jenis semen yang biasa digunakan dalam pembuatan
papan semen.Semen portland sebagai perekat hidrolis dapat mengeras apabila
bersenyawa dengan air dan akan membentuk benda padat yang tidak larut dalam
5

air. Jumlah air yang digunakan untuk sejumlah semen menentukan kualitas adukan
campuran yang dihasilkan (Purwoko, 1980). Semen Portland cenderung lebih tahan
terhadap air dan sifat mengeras lebih cepat 12 dibandingkan dengan jenis semen
yang lain, sehingga umum dipakai dalam pembuatan papan semen partikel
(Simatupang, 1974).

2.3 Limbah Beton


Beton (Concrete) adalah bahan bangunan yang diperoleh dari hasil
pencampuran antara semen, air, agregat halus, dan agregat kasar dengan
perbandingan tertentu. Campuran semen dengan air disebut pasta semen berfungsi
sebagai perekat, agregat halus berupa pasir atau abu batu sedangkan agregat kasar
berupa kerikil atau batu pecah yang keduanya berfungsi sebagai pengisi. (Hendro,
2010).
Di Indonesia, limbah konstruksi biasanya tidak dimanfaatkan dengan baik.
Sebagian besar dibuang begitu saja di lahan terbuka dan beberapa digunakan
sebagai bahan urugan. Ketersediaan material tersebut sangat banyak. Sehingga
potensi untuk mendaur ulang sangat mungkin untuk dilakukan. Sangat diperlukan
suatu teknologi konstruksi yang dapat mengurangi eksploitasi alam dan dapat
memanfaatkan limbah-limbah beton. (Munthe, 2019).
hasil dari pengujian eksperimental dengan sinar X (X-ray) terdapat kandungan
unsur-unsur kimia di dalam beton, yaitu unsur silika (Si) dan kalsium (Ca). Dimana
unsur Si dan Ca yang terdapat pada beton diperoleh dari senyawa kalsium silika
hidrat (C-S-H), ettringite (C-A S-H), dan Ca(OH)2 pada pasta semen yang masih
menempel pada limbah beton. (Suharmanto, 2008). Sehingga penggunaan limbah
beton diharapkan mampu meningkatkan kinerja semen sebagai bahan perekat dalam
pembuatan papan semen partikel.

2.4 Limbah Batu Bata


Batu bata merah adalah bahan bangunan sejenis batako yang terbuat dari tanah
liat dan dibakar pada suhu tinggi. Tanah liat merupakan bahan utama pembuatan
batu bata merah ini jika dicampur dengan air akan menjadi suatu adonan yang
plastis, dengan ini tingkat plastisitas yang tergantung dari jenis tanah liatnya. Batu
bata merah dalam penelitian ini ditujukan untuk pemanfaatan limbah batu bata
bangunan rusak akibat gempa bumi.
Tanah Liat (Al2O3.K3O.6SiO2.2H2O) merupakan bahan baku semen yang
mempunyai sumber utama senyawa silikat dan aluminat dan sedikit senyawa besi.
Tanah liat memiliki berat molekul 796,40 g/gmol dan secara umum mempunyai
warna cokelat kemerah-merahan serta tidak larut dalam air (Riadi. M, 2018).
Sehingga pemanfaatan limbah batu bata pada pembuatan papan semen partikel
dapat menghasilkan papan semen yang lebih kuat.

2.5 Limbah Kayu


Limbah kayu adalah kayu sisa potongan dalam berbagai bentuk dan ukuran
yang terpaksa harus dikorbankan dalam proses produksinya karena tidak dapat
menghasilkan produk (output) yang bernilai tinggi dari segi ekonomi dengantingkat
teknologi pengolahan tertentu yang digunakan (Departemen Pertanian,1970).
Partikel merupakan faktor penting yang harus ada dalam pembuatan papan
semen partikel. Bentuk partikel untuk papan semen antara lain dapat berupa
selumbar (flake), serutan (shaving), untai (strand), suban (splinter) atau wol kayu
(excelsior) (Maloney, 1977). Bentuk partikel yang dipakai dalam pembuatan papan
6

semen ini adalah Serbuk gergaji (sawdust), berupa serpih yang dihasilkan oleh
pemotongan dengan gergaji.

2.6 Kalsium Klorida (CaCl2)


Kalsium klorida merupakan bahan yang mudah menyerap air atau hidroskopis
dibanding bahan lainnya. Sifat hidroskopis ini melibatkan konversi kalsium klorida
menjadi air garam baik karena menyerap air atau uap air dari gas yang perlu untuk
dikeringkan. Dalam bidang konstruksi bangunan, bahan ini digunakan sebagai
bahan tambah yang berfungsi sebagai accelerator, mempercepat pengikatan dan
pengerasan awal beton, digunakan untuk pengecoran yang berhubungan dengan air
atau efisiensi waktu pemakaian cetakan. Jika dibandingkan dengan katalis yang lain,
kalsium klorida memiliki sifat mudah menguap dengan baik dalam keadaan padat
maupun cair. Hal ini yang pada umumnya menjadi ciri khas dan kelebihan kalsium
klorida. (Fatmala, 2015)
7

BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN

3.1 Kerangka Kerja


Kerangka kerja dalam pelaksanaan pembuatan papan semen partikel sebagai
bahan utama dalam penelitian ini dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan,
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Kerangka-
kerangka ini dibuat berdasarkan analisis peserta dalam tim dalam mewujudkan ide
melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) guna
mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh kemudian direalisasikan di
lapangan. Tentunya, segala aktivitas luring tetap memperhatikan protokolkesehatan
secara ketat dengan memaksimalkan aktivitas daring sebisa mungkin. Kerangka
kerja yang telah dibuat terbagi menjadi beberapa tahap seperti yang disajikan dalam
Gambar 3.1 sebagai berikut.

Gambar 3.1 Skema Kerangka Kerja


8

3.2 Perancangan Produk


Perancangan papan semen partikel diawali dengan pengumpulan bahan berupa
limbah beton, batu bata dan kayu yang banyak ditemukan di kawasan terdampak
bencana alam gempa bumi seperti Kota Palu dan Majene. Namun mengingat
pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2021 berada di masa pandemic
maka sebisa mungkin tindakan keluar daerah ditiadakan. Untuk itu, alternatif lain
dalam mengumpulkan bahan yaitu mengambil limbah konstruksi terdekat sebagai
sampel limbah konstruksi pascabencana. Limbah beton dan batu bata banyak
ditemukan pada daerah yang sedang melakukan rekonstruksi bangunan, Sehingga
mudah didapatkan. Selain itu limbah kayu juga banyak ditemukan pada pabrik kayu
berupa serbuk gergaji yang kemudian akan dicampur untuk dijadikan papan semen
partikel.

3.3 Tahapan Pembuatan Produk


Berikut tahapan pembuatan Papan semen partikel berbahan limbah konstruksi
yang dibuat dengan pengawasan dosen pandamping serta tetap menerapkan
protokol kesehatan secara ketat.
1. Sebelum memulai kegiatan, setiap orang dalam tim dan dosen pendamping
memasang masker dan face shield serta menjaga jarak minimal satu meter untuk
mencegah penyebaran virus SARS-Cov.
2. Limbah beton dan limbah baru bata yang telah dikumpulkan kemudian
dihancurkan menggunakan mesin Los Angeles dan tidak lupa menggunakan
earplug sebagai alat pelindung diri dari kebisingan.
3. Limbah beton dan batu bata yang telah dihancurkan dimasukkan ke dalam wadah
yang berbeda kemudian disaring menggunakan saringan No. 200. Pada tahap ini,
Plug Nasal digunakan sebagai alat filtrasi hidung dari debu halus beton dan bata
yang berterbangan.
4. Limbah kayu berupa serbuk gergaji juga disaring menggunakan saringan No. 100
5. Setiap bahan yang telah disaring dipindahkan ke talam kemudian dimasukkan
kedalam oven dengan suhu 103℃ ± 2ºC sampai beratnya konstan
6. Sebelum melakukan pencampuran, perbandingan setiap bahan ditentukan
terlebih dahulu.
7. Setelah menentukan perbandingan, setiap bahan ditakar menggunakan timbangan
digital sedangkan air diukur mengguanakan gelas ukur 1000 ml.
8. Setelah bahan ditakar dan diukur, semua bahan dimasukkan ke dalam molen Pan-
Type dengan menggunakan sarung tangan karet dan sendok es . kemudian molen
dinyalakan sampai adonan tercampur rata.
9. Setelah adonan tercampur rata, adonan dimasukkan kedalam cetakan berukuran
30 cm x 30 cm x 2 cm lalu dibiarkan selama 5 hari sampai papan mengeras.
10. Papan yang sudah mengeras, dikeluarkan dari cetakan kemudian dimasukkan
ke dalam oven selama 24 jam pada suhu 50℃ sampai kekerasan papan merata.
11. Papan semen yang telah dioven dibiarkan selama 14 hari pada ruangan yang
kering udara (temperatur 200℃) dengan tujuan agar kadar airnya seragam dan
papan semen memiliki kekerasaan yang cukup tinggi.
12. Papan semen yang sudah keras kemudian dipotong dan dihaluskan
menggunakan gurinda sesuai dengan keperluan pengujian. Pengambilan contoh uji
mengacu pada Japanese industrial standart (JIS A 5417-1992) baik sifat fisika
maupun sifat mekanika.
9

13. Setelah dihaluskan dan dipotong, papan semen partikel akan diuji sifat fisik dan
mekaniknya.
14. Papan yang telah memenuhi standar pengujian siap diaplikasikan.

3.4 Tahap Pengujian Produk


Tahap pengujian produk akan dilakukan setelah papan semen partikel sudah
mengeras dan dipotong. Pengujian ini juga dilakukan dengan menerapkan protokol
kesehatan secara ketat, utamanya menggunakan masker dan menjaga jarak 1 meter
antar individu. Adapun data yang akan dicapai berupa data primer yang diperoleh
secara langsung saat di Laboratorium Struktur dan Bahan, Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dan data sekunder diperoleh berdasarkan
hasil riset jurnal dan artikel.

3.4.1 Pengujian Sifat Fisik


Parameter pengujian sifat fisik papan partikel semen terdiri atas dua yaitu:
1. Kadar Air
Untuk mengetahui sifat fisiknya, dilakukan pengukuran kadar air
dengan contoh uji yang berukuran 10 cm x 10 cm x 1 cm. Menimbang contoh
uji pada saat sampel kering udara, kemudian memasukkan ke dalam oven
dengan temperatur oven berkisar pada suhu 103ºC ± 2ºC sampai berat
konstan. Standar pengujian yang digunakan SNI-03-2115-2006. Rumus kadar
air :
𝑤0 − 𝑤1
𝐾𝑎 = 𝑥 100%
𝑤1
Keterangan:
Ka = Kadar air (%) W0 = Berat awal contoh uji (gr)
W1 = Berat akhir contoh uji (gr)
2. Kerapatan
Pengukuran kerapatan yaitu untuk mengetahui sifat fisiknya,
dilakukan terhadap contoh uji yang berukuran 10 cm x 10 cm x 1 cm. Contoh
uji dimasukkan ke oven pada temperatur oven berada pada 103ºC ± 2ºC
sampai berat konstan, kemudian contoh uji ditimbang di ukur panjang, lebar
dan tebalnya. Rumus kerapatan:
𝐵
𝐾=
𝑝𝑥𝑙𝑥𝑡
Keterangan :
K = Kerapatan B = Berat contoh uji kering oven (gr)
l = Lebar contoh uji kering oven (cm) t = Tebal contoh uji kering oven (cm)
p = Panjang contoh uji kering oven (cm)
3. Pengembangan Tebal
Perhitungan pengembangan tebal didasarkan pada selisih tebal
sebelum dan setelah perendaman dalam air dingin selama 2 dan 24
jam.Sampel diukur tebalnya pada tiap sudut dengan menggunakan kaliper.
Lalu sampel direndam dalam air selama 2 jam. Setelah 2 jam sampel diukur
kembali sudut-sudutnya. Sampel kemudian direndam lagi selama 22 jam dan
diukur kembali tebalnya. Contoh uji berukuran 5 cm x 5 cm x 1 cm.
Pengembangan tebal dihitung dengan rumus:
𝑇2 − 𝑇1
𝑇𝑆 = 𝑥 100%
𝑇1
Keterangan
10

TS= pengembangan tebal (%) T1= tebal contoh uji sebelum perendaman (g)
T 2= tebal contoh uji setelah perendaman (g)
4. Daya Serap Air
Daya serap air papan dilakukan dengan mengukur selisih berat contoh
uji sebelum dan setelah perendaman dalam air dingin selama 2 dan 24 jam.
Sampel ditimbang untuk mengetahui berat awalnya. Lalu direndam selama
dua jam dan ditimbang kembali. Sampel direndam kembali selama 22 jam dan
ditimbang beratnya. Contoh uji berukuran 5 cm x 5 cm x 1 cm. Daya serap air
tersebut dihitung dengan rumus:
𝐵2 − 𝐵1
𝐷𝑆𝐴 = 𝑥 100%
𝐵1
Keterangan:

DSA= daya serap air (%) B1= berat contoh uji sebelum perendaman (g)
B 2= berat contoh uji setelah perendaman (g)

3.4.2 Pengujian Sifat Mekanik


Parameter pengujian sifat fisik papan partikel semen terdiri atas dua
yaitu Keteguhan Lentur Statik (MoE) dan Keteguhan Patah (MoR). Setiap
contoh papan semen partikel yang dibuat, dipotong untuk mendapatkan
potongan berukuran 25 cm x 5 cm x 1 cm dan bebas dari cacat untuk
digunakan sebagai contoh uji keteguhan lentur statik dan uji keteguhan patah
untuk mengetahui sifat mekaniknya. Beban maksimum pada saat contoh uji
lentur di catat dam dihitung dengan rumus:
𝑃𝐿3
𝑀𝑜𝐸 = 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
48. 𝐼𝐷
Keterangan :

MoE = Modulus of Elasticity (gr/cm2) P = Beban maksimum (kgf)


L = Jarak sangga (cm) D = Defleksi
I = Momen inersia
1.5𝑃𝐿
𝑀𝑜𝑅 = 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
𝑏𝑑2
Keterangan :

MoR = Modulus of Rupture (gr/cm2) P = Beban maksimum (kgf)


L = Jarak sangga (cm) b = Lebar gelagar (cm)
d = Tebal gelag ar (cm)
Skema pembebanan pengujian MOR disajikan pada Gambar 3.4:

Sumber: media.neliti.com

3.5 Tahap Evaluasi Produk


Pada tahap ini, dapat dilihat seberapa efektifnya papan semen partikel yang
dibuat. Parameter kualitas papan yang diuji adalah: sifat fisis yang meliputi
11

kerapatan, kadar air, pengembangan tebal, dan daya serap air. Sedangkan untuk sifat
mekanis adalah: keteguhan rekat, modulus patah (MOR). Adapun standar uji papan
semen dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Standar uji papan semen menurut JIS A 5417-1992
No Sifat papan semen Nilai
1 Kerapatan (densitas) 0,8 g/cm3
2 Kadar air 16%
3 Pengembangan tebal 8.3%
4 Daya serap air -
5 Keteguhan lentur (MOE) 24.000 kg/cm2
6 Keteguhan patah (MOR) 63 kg/cm2
7 Keteguhan rekat internal -
8 Kuat pegang sekrup -
12

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Sewa dan jasa 1.500.000
2 Bahan habis pakai 4.376.000
3 Transportasi lokal 300.000
4 Lain-lain 1.000.000
Jumlah 7.176.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan
No Jenis Kegiatan Person Penanggung-Jawab
1 2 3 4

1 Studi literatur

Tahap
2 perencanaan
konsep

Pembuatan
3
produk

Pengujian
4
produk

5 Evaluasi
13

DAFTAR PUSTAKA

Arsanti Wuri. 2012. Sifat Fisika Dan Mekanika Papan Semen Partikel Dari Limbah
Sekam Dan Jerami Padi. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram
Bakri, Dj Sanusi. 2006. Sifat Fisika Dan Mekanika Komposit Kayu Semen Serbuk
Gergaji. Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Deptan. 1970. Limbah Kayu. Jakarta: Balai Pustaka.
Fatmala, S. 2015. Kualitas Papan Semen Dari Serutan Limbah Industri Pensil
Dengan Berbagai Komposisi Bahan Baku Dan Konsentrasi CaCl2. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hakim, L. dan T. Sucipto. 2011. The Influence of Cement-to-Fiber Ratio and Type
of Chemical Additives on Strenght Proporties of Fiber-Cement Board Made
From Corrugate Paper Waste. Jurnal Dinamika Teknik Sipil. Vol II. No. 1
Haygreen, J.G and J.L. Bowyer. 1989. Forest Product and Wood Science; An
Introduction the Iowa State University Ames.
Hendrik. 2005. Pembuatan Papan Semen Gypsum Dari Kayu Acacia Mangium
willd. Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Japanese Industrial Standards. 1993. JIS A 5417-1992. Cements boards. Japan.
Kodoatie, R.J, dan Roestam Sjarief, Ph.D, 2008, Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu, Edisi Revisi, Yogyakarta : Penerbit Andi.
Malonney, T.M. 1997. Modern Particle Board and Dry Process Fibre Board
Manufacturing. Miller Freeman Publication San Francisco.
Munthe, S.S. 2019. Pemanfaatan Limbah Pecahan Beton Sebagai Pengganti
Sebagian Agregat Terhadap Kuat Tarik Belah Dengan FAS 0,3 dan 0,5.
Fakultas Teknik Universitas Medan Area. Medan.
Purwoko, T. dan Bedjo. 1980. Petunjuk Praktek Batu dan Beton Jilid I. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah dan Kejuruan
Putri. AC, dkk. 2019. Analysis of Seismicity Level in Central Sulawesi Period 1997
– 2017. OP Conference Series: Earth and Environmental Science.
Riadi, M. 2018. Jenis, Bahan Baku dan Proses Pembuatan Semen.
https://www.kajianpustaka.com/2018/12/jenis-bahan-baku-dan-proses-
pembuatan-semen.html. Diakses pada 23 Februari 2021.
Sihotang, E. 2010. Pemanfaatan Abu Ampas Tebu Pada Pembuatan Mortar.
Simatupang. 1974. Pembuatan dan Penggunaan Campuran Semen dan Kayu
sebagai Bahan Bangunan Kehutanan Indonesia 390-392.
Simbolon. IL, dkk. 2015. Pengaruh Ukuran Partikel dan Komposisi Semen-
Partikel terhadap Kualitas Papan Semen dari Cangkang Kemiri (Aleurites
Moluccana Wild. https://media.neliti.com/media/publications/158428-ID-
pengaruh-ukuran-partikel-dan-komposisi-s.pdf. Diakses pada 23 Februari
2021.
Sunarjo, dkk. 2012. Gempa Bumi Edisi Populer. Badan Meteorologi Klimatologi
Geofisika, Jakarta, Indonesia.
Suseno, Hendro. 2010. Bahan Bangunan. Malang: BARGIE Media.
Wijoyo, J. 2017. Sifat Fisika Papan Semen Partikel Limbah Serbuk Gergaji Kayu
14

LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambaran Teknologi yang akan Dikembangkan

Beberapa manfaat papan semen partikel:


1. Papan Partisi

Sumber: https://www.pengadaan.web.id/
2. Dinding

Sumber: http://id.lightweightsandwichpanel.com/
15

3. Sebagai Plafon

Sumber: https://arafuru.com/
4. Sebagai Atap

Sumber: http://id.lightweightsandwichpanel.com/
5. Sebagai Lantai

Sumber: http://id.lightweightsandwichpanel.com/

Anda mungkin juga menyukai