PROPOSAL
Disusun Oleh:
2018
i
Lembar Pengesahan
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
“ Optimalisasi Potensi dan Manfaat Material Lokal Untuk Alternatif
Pembangunan Saluran Drainase
abstrak
kata kunci: kerak boiler, fly ash, saluran drainase, genangan banjir
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Aceh Barat merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Aceh
yang memiliki potensi besar dari perkebunan, salah satunya adalah perkebunan
kelapa sawit dan juga Batubara. Produksi kelapa sawit yang melimpah selama ini
selain menghasilkan minyak juga menghasilkan limbah kelapa sawit berupa
cangkang kelapa sawit. Hasil pembakaran limbah kelapa sawit/cangkang disebut a
kerak boiler. Abu kerak boiler cangkang sawit merupakan biomass yang
mengandung silika (SiO2) yang potensial untuk dimanfaatkan. Pembakaran
cangkang dan serat buah menghasilkan kerak yang keras berwarna putih keabuan
akibat pembakaran dengan suhu tinggi dengan kandungan silika 89,91% (Siregar
P., 2008).
Batubara adalah salah satu bahan bakar utama yang digunakan sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Limbah yang dihasilkan dari proses
pembakaran batu bara disebut fly ash. Limbah yang berasal dari fly ash batu bara
dan kerak boiler cangkang sawit merupakan jenis material yang dapat digunakan
sebagai zat tambahan atau pengganti semen. Pemanfaatan limbah dan material
alam tersebut di atas, khususnya wilayah Aceh Barat masih sangat terbatas,
namun penggunaan fly ash batu bara, cangkang sawit dan pasir pozzolan sebagai
bahan tambahan pengganti masih mungkin untuk dikembangkan untuk
menghasilkan beton mutu tinggi dengan harga yang lebih murah dengan tetap
mempertahankan sifat-sifat mekanis beton mutu tinggi yang sesuai dengan standar
yang berlaku (Opirina L., dkk, 2016).
Seperti yang kita ketahui, penggunaan material semen sebagai bahan ikat
(mortar) yang sering digunakan saat ini pada konstruksi bangunan infrastruktur
adalah semen portland, dimana material ini merupakan jenis semen yang memiliki
harga relatif cukup mahal sehingga sangat tidak efisien dari segi biaya. Harga
yang mahal serta dampak kenaikan harga semen seperti semen portland akan
berpengaruh terhadap kualitas bangunan infrastruktur dikarenakan dalam
pembangunannya akan terjadi pengurangan volume sehingga menurunkan mutu
1
dan kualitas bangunan. Ini merupakan salah satu dampak yang terjadi akibat harga
semen yang tinggi tidak dapat diimbangi oleh kemapuan daya beli di masyarakat.
Menurut Siregar P., (2008), penggunaan material abu kerak boiler dan fly
ash sebagai bahan pengganti semen ini didasarkan atas efisiensi dan segi
ekonomis, seperti: mudah didapatkan apalagi di wilayah yang memiliki potensi
seperti perkebunan kelapa sawit dan batu bara, limbah abu kerak boiler memiliki
kandungan silika (SiO2) yang cukup tinggi dan dapat digunakan sebagai
campuran semen tanpa mengurangi kualitas beton dan merupakan pengikat
agregat yang baik. Pemanfaatan abu terbang (fly ash) sebagai bahan tambah untuk
meningkatkan kualitas beton (Eridani Z., 2004 dalam Munir M., 2008).
Berdasarkan kondisi di atas maka pada penelitian ini akan
mengoptimalkan penggunaan potensi material yang ada seperti limbah kerak
boiler dan limbah fly ash sebagai zat tambahan atau pengganti semen dalam
campuran mortar yang akan digunakan pada perencanaan drainase lingkungan.
Perencanaan drainase lingkungan (terbuka ataupun tertutup) dilakukan sebagai
salah satu alternatif penanganan wilayah atau lokasi yang memiliki permasalahan
terhadap genangan atau banjir yang mana kondisi wilayahnya memiliki lebar jalan
hanya 2-3 meter.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat
dan pemerintah desa dalam merencanakan drainase lingkungan yang
berkelanjutan dengan mengoptimalkan potensi limbah kerak boiler dan limbah fly
ash serta memperoleh kualitas drainase yang baik dan aman bagi lingkungan.
Dengan penelitian ini juga diharapkan masyarakat nantinya dapat mengetahui
bahwa limbah tersebut dapat dimanfaatkan dan sangat ekonomis karena mudah
didapatkan. Selain itu masyarakat juga dapat mengetahui bahwa penggunaan
limbah kerak boiler dan fly ash dapat digunakan dalam teknologi beton.
2
1.2 Rumusan Masalah
Metode pada penelitian ini bersifat deskriptif dan kualitatif dengan jenis
metode pengujian yang didukung oleh data-data dan material yang ada. Data dan
material yang ada selanjutnya dianalisis untuk mengetahui mutu dan kualitas dari
pemanfaatan limbah kerak boiler dan fly ash sebagai bahan campuran pengganti
semen. Penelitian ini dibatasi hanya pengujian kuat tekan beton dari penambahan
material limbah yang ada dan nantinya dapat digunakan sebagai perencanaan
drainase lingkungan
3
1.5 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. penggunaan material limbah yang digunakan sebagai campuran beton
adalah kerak boiler dan fly ash.
2. Variasi penggunaan campuran beton menggunakan kerak boiler
sebesar 10% dan ditambahkan fly ash sebesar 15%
3. Penggunaan kerak boiler dan fly ash sebagai campuran beton nantinya
digunakan dalam perencanaan drainase lingkungan di bawah aspal
beton.
- BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, metode penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
- BAB II: LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan membahas tentang teori yang mendasari penelitian
sebagai dasar dalam menentukan arah penelitian yang akan dilakukan.
- BAB III: METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan membahas tentang diagram alir/flow chart penelitian,
material dan alat yang digunakan, pembuatan sampel benda uji dan langkah
pengujian.
- BAB IV : PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahas tentang hasil deskripsi objek penelitian,
deskripsi karya, data hasil penelitian, hipotesis karya analisa kelebihan dan
kekurangan karya, serta analisa dampak karya.
- BAB V : PENUTUP
Menyimpulkan hasil – hasil yang didapat dari penelitian dan memberikan
saran untuk penelitian lebih lanjut.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.3 Mortar
5
a. Mortar lumpur, dibat dari campuran pasir tanah liat/lumpur dan air.
b. Mortar kapur, dibuat dari campuran pasir, kapur dan air.
c. Mortar semen, dibuat dari campuran pasir, semen portlad dan air
dalam perbandingan yang tepat.
d. Mortar khusus, dibuat dengan menambahkan bahan khusus pada
mortar b dan c di atas dengan tujuan tertentu misalnya dengan
penambahan serat bubuk batu api dan sebagainya.
2.4 Semen
Menurut Siregar, P., (2008), Semen merupakan hasil industri yang sangat
kompleks dengan campuran serta susunan yang berbeda – beda. untuk mengikat
fragmen-fragmen mineral/ agregat - agregat menjadi suatu massa yang padat
mempunyai kekuatan. Semen yang mengeras dengan adanya air yang dinamakan
dengan semen hidraulis (hidraulic cement). Semen jenis ini terdiri dari silikat dan
lime yang terbuat dari batu kapur dan tanah liat yang digerinda, dicampur, dibakar
dalam pembakaran kapur (klin), kemudian dihancurkan menjadi tepung. Semen
hidrolik biasa yang dipakai untuk beton dinamakan semen portland (portland
cement).
6
Fungsi utama semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga
membentuk suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara di antara butir-
butir agregat. Walaupun komposisi semen dalam beton hanya 10%, namun karena
fungsinya sebagai bahan pengikat maka peranan semen menjadi penting
(Mulyono, 2005).
7
semakin rendah mutu kekuatan tekan beton, Namun demikian nilai FAS yang
semakin rendah tidak selalu bearti bahwa kekuatan beton semakin tinggi, Nilai
FAS yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan, yaitu kesulitan
dalam pelaksanaan pemadatan yang pada akhirnya akan menyebabkan mutu beton
memurun. faktor air semen ( FAS ) atau water cement ratio ( WRC ) merupakan
rasio antara antara berat air yang digunakan dibagi dengan berat semen, yang
dituliskan sebagai berikut :
FAS =
Umumnya nilai FAS minimum yang diberikan sekitar 0,4 dan maksimum
0,65. Rata-rata ketebalan lapisan yang memisahkan antar partikel dalam beton
sangat bergantung pada faktor air semen yang digunakan dalam kehalusan butir
semennya.) dan Faktor Air Semen (FAS) pada suatu lingkungan atau kondisi
tertentu sebagai berikut :
Tabel 2.1 Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen
Maksimum Untuk Berbagai Macam Pembetonan
8
Beton yang masuk kedalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan
325 0,55
kering berganti-ganti
375 0,52
b. Pendapat pengaruh sulfat alkali
dari tanah atau air tanah
Beton yang terus-menerus berhubungan
dengan air.
275 0,57
a. Air laut
375 0,52
b. Air laut
Sumber : pedoman praktek beton
2.5 Agregat
9
2.5.2 Agregat kasar
Menurut Siregar, P.,( 2008 ) Agregat kasar adalah agregat yang terdiri dari
butir-butir yang keras dan tidak berpori . Agregat kasar yang mengandung butir-
butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak
lebih dari 20% dari berat agregat seluruhnya, agregat kasar adalah batuan yang
ukuran butirnya lebih besar dari 4.75 mm (Standar ASTM). Sifat agregat kasar
mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan daya tahannya terhadap
disentegrasi beton, cuaca, dan efek – efek perusak lainnya. Agregat kasar ini harus
bersih dari bahan – bahan organik, dan harus mempunyai ikatan yang baik dengan
gel semen. Jenis agregat kasar yang umum adalah :
1. Batu pecah alami : bahan ini didapat dari cadas atau batu pecah alami
yang digali, yang berasal dari gunung api.
2. Kerikil alami : kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari pengikisan
tepi maupun dasar sungai oleh air sungai yang mengalir.
3. Agregat kasar buatan : terutama berupa slag atau shale yang biasa
digunakan untuk beton berbobot ringan . Biasanya merupakan hasil dari
proses lain seperti dari blast-furnance dan lain – lain.
4. Agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot berat : Dengan adanya
tuntutan yang spesifik pada zaman atom yang sekarang ini, juga untuk
pelindung dari radiasi nuklir sebagai akibat dari banyaknya pembangkit
atom dan stasiun tenaga nuklir, maka perlu ada beton yang dapat
melindungi dari sinar X, sinar Gamma, dan neutron. Pada beton demikian
syarat ekonomis maupun syarat kemudahan pengerjaan tidak begitu
menentukan. Agregat yang diklasifikasikan disini misalnya baja pecah,
barit, magnatit, dan limonit.
10
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan sanitasi ( Suripin, 2004 dalam Haryoko,L.O., 2013 ).
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Flowchart Dan Timeline Penelitian
Pada bab ini akan disajikan flowchart dan waktu pelaksanaan penelitian
seperti di bawah ini:
Mulai
Rumusan Masalah
Pengumpulan Data
Tujuan Penelitian
Material
Pembuatan Drainase
Kesimpulan
12
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ( Timeline )
Waktu
Kegiatan Bulan Bulan Bulan Bulan
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan abstrak
Penyusunan proposal
Studi pustaka
Uji kuat tekan beton
Uji porositas dan penyerapan
air
Laporan hasil penelitian
13
BAB IV
PEMBAHASAN
Objek pada penelitian ini adalah pemanfaatan limbah material lokal yaitu
kerak boiler dan fly ash. Material ini digunakan karena limbah material tersebut
mudah didapatkan dan banyak terdapat pada lokasi penelitian. Selain itu
penggunaan limbah material ini sebagai efisiensi penggunaan sumberdaya yang
ada dan untuk mengurangi dampak penurunan kualitas lingkungan.
Kerak boiler dan fly ash nantinya akan digunakan sebagai pengganti
agregat campuran beton untuk mendapatkan mutu dari penggunaan material
limbah tersebut, maka akan dilakukan uji kuat tekan beton dan uji terhadap
porositas serta daya penyerapan airnya. Hasil pengujian dari penggunaan limbah
material kerak boiler dan fly ash ini akan diterapkan pada perencanaan
saluran/drainase lingkungan yang berkelanjutan serta memperoleh kualitas
drainase yang baik dan aman bagi lingkungan di kawasan permungkiman.
14
persentase 15% penganti pengunaan semen yang mana pada penelitaan
sebelumnya menghasilkan kuat tekan beton 41,4 MPa yang sudah mencapai
kriteria beton mutu tinggi untuk alternative pembagunan saluran drainase dibawah
aspal beton.
Tahapan berikutnya dalam perancangan pembuatan saluran/drainase yang
mana direncanakan pada daerah yang padat penduduk dan memiliki lebar jalan
<2-3 meter, pembagunan saluran drainase dibawah aspal beton ini salah satu
fungsi untuk mengalirkan air yang dapat menggangu prasarana jalan, seperti
genangan yang terjadi pada ruas jalan pada beberapa kota yang padat penduduk,
sehingga solusi penanganan dengan membagun saluran drainase tertutup sangat
cocok digunakan pada daerah perkotaan terutama dengan kepadatan penduduk
yang tinggi, dalam peningkatan insfrastruktur selain untuk mencegah genangan
banjir dengan saluran drainase juga aspal beton memudahkan masyarakat dalam
akses aktivitas dan pemerintah dari segi biaya lebih relative rendah dan material
pembentuk kontruksinya pun lebih ekonomis mudah dijangkau.
15
yang ditambah dengan Fly ash Batubara sebesar 15% pengganti semen
menghasilkan kuat tekan beton 41,4 MPa. yang dihasilkan ialah beton mutu tinggi
yang digunakan untuk pembagunan Saluran drainase dibawah aspal beton yang
ramah lingkungan.
4.5.1 Kelebihan
1. Menghindari pengunaan saluran drainase yang biasanya dijadikan
sebagai tempat pembuangan sampah oleh sebagian masyarakat
2. Pemanfaatan saluran drainase untuk alternatif pembagunan jalan <2 –
3 meter untuk penghubung antar desa dan dusun,
3. Menggatasi genangan banjir sehingga tidak terjadi akumulasi air tanah
4. Menggendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan
5. Penggunaan saluran drainase sangat ramah lingkungan yang dapat
meningkatkan pembagunan infrastruktur berkelanjutan.
16
4.5.2 Kekurangan
1. Kurangnya daya tahan terhadap korosi akibat air limbah.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Ada berberapa saran dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan sehingga
penelitian yang akan datang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari,antara lain :
18
3. karena pengunaan fly ash sebagai bahan ikat alternatif yang dapat
menguranggin konsumsi semen dan penggunaan kerak boiler sebagai
bahan pengisi pada campuran beton yang dapat mengurangi penggunaan
material agregat, maka perlu diusahakan dan dipublikasikan agar dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menjadi bahan
subsitusi pada campuran beton yang mana nantinya dapat
mendayagunakan limbah dan meningkatkan nilai ekonomis limbah
tersebut.
19
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, P., 2008, Pemanfaatan abu kerak boyler cangkang kelapa sawit sebagai
campuran semen pada beton. Universitas Sumatera Utara.
Munir, M., 2008, Pemanfaatan abu Batubara ( Fly Ash )untuk hollow block yang
bermutu dan aman bagi lingkungan. Universitas Diponegoro Semarang.
Buku Teknik Sipil Teknologi Kontruksi Universitas Teuku Umar tahun 2016
20