Anda di halaman 1dari 26

Lampiran

PROPOSAL

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH VIII

“PEMBERDAYAAN POTENSI MATERIAL LOKAL DALAM MENUNJANG


PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN
UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT”

“ Optimalisasi Potensi dan Manfaat Material Lokal Sebagai Alternatif


Pembangunan Drainase Di Bawah Aspal Beton Yang Ramah Lingkungan.”

Disusun Oleh:

Syifaul Rahmawati ( 1705903020010 )

Tia Putri Gusmilia ( 1705903020075 )

Syafri Yosef Kurniawan ( 1705903020037 )

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

2018

i
Lembar Pengesahan

ii
DAFTAR ISI

Daftar Isi……………………….………….………….………….…...... iii


Daftar Gambar.................………….…….………….………................ iv
Daftar Tabel.................………….………….………….……….............. v
Abstrak……….………….………….…….………….…….……………. vi
Bab I Pendahuluan ………………….....………….……………………. 1
1.1 Latar Belakang………………..………..…......……..………......... 1
1.2 Rumusan Masalah………………….………..………..………........ 3
1.3 Tujuan Penelitian………………………..……..……….................. 3
1.4 Metode Penelitian …………………..………...………..……......... 3
1.5 Batasan Masalah ……………………..….…..………..…...…….... 4
1.6 Sistematika Penulisan……………….……..………....................... 4
Bab II Landasan Teori………….………….………….………….…….. 4
Bab III Metode Penelitian ………………………….………….………. 12
3.1 Flowchart dan Timeline Penelitian…………………....................... 12
Bab IV Pembahasan .………….…………..……………….………..… 13
4.1 Deskripsi Objek Penelitian…………………..….................…….. 13
4.2 Deskripsi Karya……………..………....………..........………….. 13
4.3 Data Hasil Penelitiaan………………....……....…..…………..… 15
4.4 Hipotesis Karya……………………..…..………..........………..... 16
4.5 Analisa Kelebihan dan Kekurangan Karya………..………..….... 16
4.6 Analisa Dampak Karya……………………..…………..……….. 17
Bab V Penutup………….…………….……….........................….…… 18
5.1 Kesimpulan…………………..……..…..…..........……..………. 18
5.2 Saran………………………..………..…......………..…………… 18
Daftar Pustaka………….…………….……….........................….…….. 20
Lampiran

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 flowchart Penelitian.................................................... 12

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan

Faktor Air Semen Maksimum Untuk Berbagai Macam

Pembetonan dalam Lingkungan Khusus.................................. 8

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ( Timeline ).................................................. 1

v
“ Optimalisasi Potensi dan Manfaat Material Lokal Untuk Alternatif
Pembangunan Saluran Drainase

Di Bawah Aspal Beton Yang Ramah Lingkungan.”

abstrak

Aceh Barat merupakan kabupaten yang wilayahnya memiliki potensi besar


seperti lahan perkebunan kelapa sawit dan batu bara. Kedua potensi tersebut
memiliki limbah yang bisa dimanfaatkan sebagai campuran beton, dikenal dengan
kerak boiler dan fly ash batu bara. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
kerak boiler sebagai bahan pengisi beton sebesar 10% agregat yang di tambah
dengan fly ash sebesar 15% pengganti semen menghasilkan kuat beton 41,4 MPa.
Tujuan penelitian ini adalah penggunaan potensi material lokal kerak boiler dan
fly ash sebagai campuran beton untuk pembangunan saluran drainase sebagai
alternative penanganan genangan banjir. Metode penelitian ini bersifat deskriptif
dan kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada wilayah yang memiliki lebar jalan
lingkungan <2–3 meter, sehingga solusi penanganan genangan banjir dengan
membangun saluran drainase tertutup, dimana di atasnya dibangun aspal beton
yang dijadikan sebagai akses jalan masyarakat antar dusun dan desa. Hasil
penelitian ini nantinya menjadi bahan pertimbangan pihak kampung dalam
merencanakan bangunan saluran drainase yang berkelanjutan, agar tercapainya
suatu lingkungan yang sehat, dan memperoleh kualitas drainase yang baik dengan
menggunakan potensi yang ada.

kata kunci: kerak boiler, fly ash, saluran drainase, genangan banjir

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aceh Barat merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Aceh
yang memiliki potensi besar dari perkebunan, salah satunya adalah perkebunan
kelapa sawit dan juga Batubara. Produksi kelapa sawit yang melimpah selama ini
selain menghasilkan minyak juga menghasilkan limbah kelapa sawit berupa
cangkang kelapa sawit. Hasil pembakaran limbah kelapa sawit/cangkang disebut a
kerak boiler. Abu kerak boiler cangkang sawit merupakan biomass yang
mengandung silika (SiO2) yang potensial untuk dimanfaatkan. Pembakaran
cangkang dan serat buah menghasilkan kerak yang keras berwarna putih keabuan
akibat pembakaran dengan suhu tinggi dengan kandungan silika 89,91% (Siregar
P., 2008).
Batubara adalah salah satu bahan bakar utama yang digunakan sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Limbah yang dihasilkan dari proses
pembakaran batu bara disebut fly ash. Limbah yang berasal dari fly ash batu bara
dan kerak boiler cangkang sawit merupakan jenis material yang dapat digunakan
sebagai zat tambahan atau pengganti semen. Pemanfaatan limbah dan material
alam tersebut di atas, khususnya wilayah Aceh Barat masih sangat terbatas,
namun penggunaan fly ash batu bara, cangkang sawit dan pasir pozzolan sebagai
bahan tambahan pengganti masih mungkin untuk dikembangkan untuk
menghasilkan beton mutu tinggi dengan harga yang lebih murah dengan tetap
mempertahankan sifat-sifat mekanis beton mutu tinggi yang sesuai dengan standar
yang berlaku (Opirina L., dkk, 2016).
Seperti yang kita ketahui, penggunaan material semen sebagai bahan ikat
(mortar) yang sering digunakan saat ini pada konstruksi bangunan infrastruktur
adalah semen portland, dimana material ini merupakan jenis semen yang memiliki
harga relatif cukup mahal sehingga sangat tidak efisien dari segi biaya. Harga
yang mahal serta dampak kenaikan harga semen seperti semen portland akan
berpengaruh terhadap kualitas bangunan infrastruktur dikarenakan dalam
pembangunannya akan terjadi pengurangan volume sehingga menurunkan mutu

1
dan kualitas bangunan. Ini merupakan salah satu dampak yang terjadi akibat harga
semen yang tinggi tidak dapat diimbangi oleh kemapuan daya beli di masyarakat.
Menurut Siregar P., (2008), penggunaan material abu kerak boiler dan fly
ash sebagai bahan pengganti semen ini didasarkan atas efisiensi dan segi
ekonomis, seperti: mudah didapatkan apalagi di wilayah yang memiliki potensi
seperti perkebunan kelapa sawit dan batu bara, limbah abu kerak boiler memiliki
kandungan silika (SiO2) yang cukup tinggi dan dapat digunakan sebagai
campuran semen tanpa mengurangi kualitas beton dan merupakan pengikat
agregat yang baik. Pemanfaatan abu terbang (fly ash) sebagai bahan tambah untuk
meningkatkan kualitas beton (Eridani Z., 2004 dalam Munir M., 2008).
Berdasarkan kondisi di atas maka pada penelitian ini akan
mengoptimalkan penggunaan potensi material yang ada seperti limbah kerak
boiler dan limbah fly ash sebagai zat tambahan atau pengganti semen dalam
campuran mortar yang akan digunakan pada perencanaan drainase lingkungan.
Perencanaan drainase lingkungan (terbuka ataupun tertutup) dilakukan sebagai
salah satu alternatif penanganan wilayah atau lokasi yang memiliki permasalahan
terhadap genangan atau banjir yang mana kondisi wilayahnya memiliki lebar jalan
hanya 2-3 meter.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat
dan pemerintah desa dalam merencanakan drainase lingkungan yang
berkelanjutan dengan mengoptimalkan potensi limbah kerak boiler dan limbah fly
ash serta memperoleh kualitas drainase yang baik dan aman bagi lingkungan.
Dengan penelitian ini juga diharapkan masyarakat nantinya dapat mengetahui
bahwa limbah tersebut dapat dimanfaatkan dan sangat ekonomis karena mudah
didapatkan. Selain itu masyarakat juga dapat mengetahui bahwa penggunaan
limbah kerak boiler dan fly ash dapat digunakan dalam teknologi beton.

2
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pemanfaatan kerak boiler dan fly ash sebagai bahan


campuran/pengganti semen dapat meningkatkan kualitas lingkungan
dan efisiensi penggunaan sumberdaya alam?
2. Apakah kualitas bangunan drainase yang direncanakan menggunakan
kerak boiler dan fly ash sebagai bahan campuran/pengganti semen
dapat memiliki mutu yang baik dan aman bagi lingkungan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Untuk memanfaatkan limbah kerak boiler dan fly ash sebagai bahan
campuran/pengganti semen sehingga dapat meningkatkan kualitas
lingkungan dan efisiensi penggunaan sumberdaya alam.
2. Untuk memastikan limbah kerak boiler dan fly ash layak untuk
dijadikan sebagai campuran/pengganti semen dalam perencanaan
drainase yang memiliki mutu dan kualitas yang baik dan aman bagi
lingkungan dengan melakukan pengujian yang meliputi :
a. pengujian kuat tekan beton pada penambahan fly ash dan kerak
boiler
b. pengujian porositas dan penyerapan air

1.4 Metode Penelitian

Metode pada penelitian ini bersifat deskriptif dan kualitatif dengan jenis
metode pengujian yang didukung oleh data-data dan material yang ada. Data dan
material yang ada selanjutnya dianalisis untuk mengetahui mutu dan kualitas dari
pemanfaatan limbah kerak boiler dan fly ash sebagai bahan campuran pengganti
semen. Penelitian ini dibatasi hanya pengujian kuat tekan beton dari penambahan
material limbah yang ada dan nantinya dapat digunakan sebagai perencanaan
drainase lingkungan

3
1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. penggunaan material limbah yang digunakan sebagai campuran beton
adalah kerak boiler dan fly ash.
2. Variasi penggunaan campuran beton menggunakan kerak boiler
sebesar 10% dan ditambahkan fly ash sebesar 15%
3. Penggunaan kerak boiler dan fly ash sebagai campuran beton nantinya
digunakan dalam perencanaan drainase lingkungan di bawah aspal
beton.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan diuraikan pada masing-masing bab


adalah sebagai berikut:

- BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, metode penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
- BAB II: LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan membahas tentang teori yang mendasari penelitian
sebagai dasar dalam menentukan arah penelitian yang akan dilakukan.
- BAB III: METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan membahas tentang diagram alir/flow chart penelitian,
material dan alat yang digunakan, pembuatan sampel benda uji dan langkah
pengujian.
- BAB IV : PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahas tentang hasil deskripsi objek penelitian,
deskripsi karya, data hasil penelitian, hipotesis karya analisa kelebihan dan
kekurangan karya, serta analisa dampak karya.
- BAB V : PENUTUP
Menyimpulkan hasil – hasil yang didapat dari penelitian dan memberikan
saran untuk penelitian lebih lanjut.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Fly Ash Batubara

Menurut ASTM C.618 (ASTM,1995:304) abu terbang (fly ash)


didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batu bara atau bubuk
batu bara. fly ash dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abu terbang yang normal
dihasilkan dari pembakaran batu bara antrasit atau batu bara bitomius dan abu
terbang kelas C yang dihasilkan dari batu bara jenis lignite atau subbitumius. abu
terbang kelas C kemungkinan mengandung kapur (lime) lebih dari 10% beratnya.
abu terbang merupakan limbah pembakaran batu bara yang butirannya lebih halus
dari pada semen portland, yang mempunyai sifat-sifat hidrolis. pada awalnya abu
terbang ini digunakan sebagai bahan penambah semen dengan kadar 5 - 20%
dengan maksud untuk menambah plastisitas adukan beton dan menambah
kekedapan beton (Suhud, 1993 dalam Opirina L., dkk, 2016).

2.2 Kerak Boiler

Kerak boiler atau cangkang sawit merupakan limbah padat sisa


pembakaran buah kelapa sawit yang tidak dimanfaatkan lagi oleh pabrik. Limbah
pembakarans erat dan cangkang sawit berupa abu dan kerak yang memiliki unsur
bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan mortar (Muhardi, 2004).

Limbah sisa pembakaran cangkang sawit pada suhu tinggi menghasilkan


kerak yang lazim dikenal kerak tanur tinggi atau kerak boiler cangkang sawit
(Opirina L., dkk, 2016).

2.3 Mortar

Menurut Scott., (1993:433) dalam Andoyo., (2006), mortar atau adukan


adalah campuran pasta semen (bahan ikat), pasir dan air yang terletak antara
bata, balok dan batuan yang awalnya dibuat dengan semen Portland dan kapur .
Mortar dapat dibedakan menjadi 4 (empat) macam, yaitu:

5
a. Mortar lumpur, dibat dari campuran pasir tanah liat/lumpur dan air.
b. Mortar kapur, dibuat dari campuran pasir, kapur dan air.
c. Mortar semen, dibuat dari campuran pasir, semen portlad dan air
dalam perbandingan yang tepat.
d. Mortar khusus, dibuat dengan menambahkan bahan khusus pada
mortar b dan c di atas dengan tujuan tertentu misalnya dengan
penambahan serat bubuk batu api dan sebagainya.

Menurut SNI 15-2049-2004, (2004:6) dalam Jamizar, dkk, (2013), mortar


adalah suatu campuran yang terdiri dari semen, agregat halus dan air baik dalam
kekadaan dikeraskan ataupun tidak dikeraskan. Faktor–faktor yang mempengaruhi
kekuatan mortar adalah: mutu semen, mutu agregat halus dan faktor air semen.
Dalam penggunaannya, mortar harus memenuhi standar untuk digunakan
sebagai bahan bangunan. Mortar yang baik harus memenuhi sifat-sifat sebagai
berikut: a) murah; b) tahan lama (awet) dan tidak mudah rusak oleh pengaruh
cuaca; c) mudah dikerjakan (diaduk, diangkut, dipasang dan diratakan);
d) melekat dengan baik dengan bata, batako dan sebagainya; e) cepat kering dan
keras; f) tahan terhadap rembesan air; dan g) tidak timbul retak-retak setelah
dipasang.

2.4 Semen

Menurut Siregar, P., (2008), Semen merupakan hasil industri yang sangat
kompleks dengan campuran serta susunan yang berbeda – beda. untuk mengikat
fragmen-fragmen mineral/ agregat - agregat menjadi suatu massa yang padat
mempunyai kekuatan. Semen yang mengeras dengan adanya air yang dinamakan
dengan semen hidraulis (hidraulic cement). Semen jenis ini terdiri dari silikat dan
lime yang terbuat dari batu kapur dan tanah liat yang digerinda, dicampur, dibakar
dalam pembakaran kapur (klin), kemudian dihancurkan menjadi tepung. Semen
hidrolik biasa yang dipakai untuk beton dinamakan semen portland (portland
cement).

6
Fungsi utama semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga
membentuk suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara di antara butir-
butir agregat. Walaupun komposisi semen dalam beton hanya 10%, namun karena
fungsinya sebagai bahan pengikat maka peranan semen menjadi penting
(Mulyono, 2005).

2.4.1 Semen portland


Menurut Mulyono., (2005) menyatakan semen portland adalah bahan
kontruksi yang paling banyak digunakan dalam pekerjaan beton. Menurut ASTM
S-150,1985, semen portland didefisinikan sebagai semen hidrolik yang dihasilkan
dengan mengiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik,yang
umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan
tambahan yang digiling bersama–sama dengan bahan utamanya.
Bahan mentah utama untuk membuat semen Portland adalah:
- kapur ( CaO ) : dari batu kapur

- silica ( SiO2 ) : dari lempung

- alumina ( Al2O3 ) : dari lempung

Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus disesuaikan dengan


rencana kekuatan dan spesifikasi teknik yang diberikan. pemilihan tipe semen ini
kelihatannya mudah dilakukan karena semen dapat lansung diambil dari
sumbernya ( pabrik ) hal itu hanya benar jika standar deviasi yang ditemui kecil,
sehingga semen yang berasal beberapa sumber lansung dapat digunakan. Akan
tetapi, jika standar deviasi hasil uji kekuatan semen besar, hal tersebut akan
menjadi masalah, Saat ini banyak tipe semen yang ada di pasaran sehingga
kemungkinan variasi kekuatan semennya pun besar ( ACI 318-89:2-1 ).

2.4.2 Kadar Semen dan Faktor Air Semen

Beton harus menggunakan cukup semen untuk mencapai kekuatan tekan


yang disyaratkan, disamping harus cukup pula untuk mencegah tulangnya
terhadap serangan karat. Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi nilai FAS,

7
semakin rendah mutu kekuatan tekan beton, Namun demikian nilai FAS yang
semakin rendah tidak selalu bearti bahwa kekuatan beton semakin tinggi, Nilai
FAS yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan, yaitu kesulitan
dalam pelaksanaan pemadatan yang pada akhirnya akan menyebabkan mutu beton
memurun. faktor air semen ( FAS ) atau water cement ratio ( WRC ) merupakan
rasio antara antara berat air yang digunakan dibagi dengan berat semen, yang
dituliskan sebagai berikut :

FAS =

Umumnya nilai FAS minimum yang diberikan sekitar 0,4 dan maksimum
0,65. Rata-rata ketebalan lapisan yang memisahkan antar partikel dalam beton
sangat bergantung pada faktor air semen yang digunakan dalam kehalusan butir
semennya.) dan Faktor Air Semen (FAS) pada suatu lingkungan atau kondisi
tertentu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen
Maksimum Untuk Berbagai Macam Pembetonan

Jumlah Semen Minimum


Deskripsi FAS
dalam 1m3 beton (kg)

Beton didalam ruangan bangunan :


a. Keadaan keliling non korosif
275 0,60
b. Keadaan keliling korosif,
325 0,52
disebabkan oleh kondensasiatau
uap korosif
Beton diluar ruang bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan
terik matahari langsung 325 0,60
b. Terlindung dari hujan dan terik 275 0,60
matahari langsung

8
Beton yang masuk kedalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan
325 0,55
kering berganti-ganti
375 0,52
b. Pendapat pengaruh sulfat alkali
dari tanah atau air tanah
Beton yang terus-menerus berhubungan
dengan air.
275 0,57
a. Air laut
375 0,52
b. Air laut
Sumber : pedoman praktek beton

2.5 Agregat

Kandungan agregat dalam campuran beton biasanya sangat tinggi biasanya


komposisi agregat tersebut berkisar 60%-70% dari berat campuran beton.
Walaupun fungsinya hanya sebagai pengisi, tetapi karena komposisinya yang
cukup besar, agregat ini pun menjadi penting. Karena itu perlu dipelajari
karakteristik agregat yang akan menentukan sifat beton yang akan dihasilkan.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam atau
buatan. Secara umum, agregat dapat dibedakan berdasarkan ukurannya, agregat
kasar dan agregat halus. (Sirega, P., 2008).

2.5.1 Agregat halus


Agregat halus adalah pengisi yang berupa pasir, agregat yang terdiri dari
butir -butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik
matahari dan hujan. Ukurannya bervariasi antara ukuran No. 4 – No. 100 atau
dengan kata lain agregat halus adalah batuan yang ukuran butirnya lebih kecil dari
4.75 mm (Standar ASTM). (Siregar, P., 2008).

9
2.5.2 Agregat kasar
Menurut Siregar, P.,( 2008 ) Agregat kasar adalah agregat yang terdiri dari
butir-butir yang keras dan tidak berpori . Agregat kasar yang mengandung butir-
butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak
lebih dari 20% dari berat agregat seluruhnya, agregat kasar adalah batuan yang
ukuran butirnya lebih besar dari 4.75 mm (Standar ASTM). Sifat agregat kasar
mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan daya tahannya terhadap
disentegrasi beton, cuaca, dan efek – efek perusak lainnya. Agregat kasar ini harus
bersih dari bahan – bahan organik, dan harus mempunyai ikatan yang baik dengan
gel semen. Jenis agregat kasar yang umum adalah :
1. Batu pecah alami : bahan ini didapat dari cadas atau batu pecah alami
yang digali, yang berasal dari gunung api.
2. Kerikil alami : kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari pengikisan
tepi maupun dasar sungai oleh air sungai yang mengalir.
3. Agregat kasar buatan : terutama berupa slag atau shale yang biasa
digunakan untuk beton berbobot ringan . Biasanya merupakan hasil dari
proses lain seperti dari blast-furnance dan lain – lain.
4. Agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot berat : Dengan adanya
tuntutan yang spesifik pada zaman atom yang sekarang ini, juga untuk
pelindung dari radiasi nuklir sebagai akibat dari banyaknya pembangkit
atom dan stasiun tenaga nuklir, maka perlu ada beton yang dapat
melindungi dari sinar X, sinar Gamma, dan neutron. Pada beton demikian
syarat ekonomis maupun syarat kemudahan pengerjaan tidak begitu
menentukan. Agregat yang diklasifikasikan disini misalnya baja pecah,
barit, magnatit, dan limonit.

2.6 Pengertian Drainase

Drainase mempuyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau


mengalihkan air. Secara umum, drainase didefisinikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari
suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

10
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan sanitasi ( Suripin, 2004 dalam Haryoko,L.O., 2013 ).

Konsep dasar pengembangan sistem drainase yang berkelanjutan adalah


meningkatkan daya guna air, meminimalkan kerugian, serta memperbaiki dan
konservasi lingkungan ( Supriadi,2004 ). untuk itu diperlukan usaha- usaha
komprenhensif dan integrative yang meliputi seluruh proses, baik yang bersifat
struktural maupun non struktural, untuk mencapai tujuan tersebut. konsep sistem
drainase yang berkelanjutan prioritas utama kegiatan harus ditunjukan untuk
mengelola limpasan permukaan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk
menahan air hujan. ( Haryoko,L.O., 2013)

11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Flowchart Dan Timeline Penelitian

Pada bab ini akan disajikan flowchart dan waktu pelaksanaan penelitian
seperti di bawah ini:
Mulai

Rumusan Masalah

Pengumpulan Data

Tujuan Penelitian

Material

Fly Ash Kerak Boiler

Pengujian Mutu Beton

Pembuatan Drainase

Analisis Limbah Cair

Analisis Kuat Tekan


Beton

Kesimpulan

Gambar 3.1 flowchart Penelitian

12
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ( Timeline )

Waktu
Kegiatan Bulan Bulan Bulan Bulan
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan abstrak
Penyusunan proposal
Studi pustaka
Uji kuat tekan beton
Uji porositas dan penyerapan
air
Laporan hasil penelitian

13
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah pemanfaatan limbah material lokal yaitu
kerak boiler dan fly ash. Material ini digunakan karena limbah material tersebut
mudah didapatkan dan banyak terdapat pada lokasi penelitian. Selain itu
penggunaan limbah material ini sebagai efisiensi penggunaan sumberdaya yang
ada dan untuk mengurangi dampak penurunan kualitas lingkungan.

Kerak boiler dan fly ash nantinya akan digunakan sebagai pengganti
agregat campuran beton untuk mendapatkan mutu dari penggunaan material
limbah tersebut, maka akan dilakukan uji kuat tekan beton dan uji terhadap
porositas serta daya penyerapan airnya. Hasil pengujian dari penggunaan limbah
material kerak boiler dan fly ash ini akan diterapkan pada perencanaan
saluran/drainase lingkungan yang berkelanjutan serta memperoleh kualitas
drainase yang baik dan aman bagi lingkungan di kawasan permungkiman.

4.2 Deskripsi Karya

Penelitian bertujuan dalam perencanaan saluran/drainase dibawah aspal


beton mengunakan material limbah kerak boiler dan fly ash yang mana pada
deskripsi karya ini akan dijelaskan secara sistematis bagaimana prosedur dalam
penelitian ini. Pada tahapan awal dilakukannya pengumpulan data yang mana
dalam pengambilan kerak boiler dan fly ash di daerah penelitian. Selanjutnya
dilakukan pembersihan pada material limbah kerak boiler dan fly ash yang
bertujuan untuk menghilangkan zat-zat lain yang nantinya dapat mempengaruhi
mutu dari beton. dengan cara penggujian sifat fisis dan kimia dari kedua material
limbah tersebut, material yang telah diuji kandungannya terlebih dahulu
dilakukan metode dalam pencarian nilai faktor air semen (FAS) yang mana pada
penelitian ini nilai FAS sebesar 0,60 selanjutnya dilakukan pengujian mutu beton
dengan persentase kerak boiler 10% pengunaan agregat dan fly ash dengan

14
persentase 15% penganti pengunaan semen yang mana pada penelitaan
sebelumnya menghasilkan kuat tekan beton 41,4 MPa yang sudah mencapai
kriteria beton mutu tinggi untuk alternative pembagunan saluran drainase dibawah
aspal beton.
Tahapan berikutnya dalam perancangan pembuatan saluran/drainase yang
mana direncanakan pada daerah yang padat penduduk dan memiliki lebar jalan
<2-3 meter, pembagunan saluran drainase dibawah aspal beton ini salah satu
fungsi untuk mengalirkan air yang dapat menggangu prasarana jalan, seperti
genangan yang terjadi pada ruas jalan pada beberapa kota yang padat penduduk,
sehingga solusi penanganan dengan membagun saluran drainase tertutup sangat
cocok digunakan pada daerah perkotaan terutama dengan kepadatan penduduk
yang tinggi, dalam peningkatan insfrastruktur selain untuk mencegah genangan
banjir dengan saluran drainase juga aspal beton memudahkan masyarakat dalam
akses aktivitas dan pemerintah dari segi biaya lebih relative rendah dan material
pembentuk kontruksinya pun lebih ekonomis mudah dijangkau.

4.3 Data Hasil Penelitian

Data merupakan keterangan–keterangan mengenai variabel yang akan


diteliti. penggunaan metode dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan
diperoleh data yang objektif. pada data hasil penelitian ini diperoleh dengan
metode deskriptif dan kualitatif.

Berdasarkan data yang diperoleh dar hasil pengujian sebelumnya kuat


tekan dengan Bahan utama yang digunakan diambil dari daerah sendiri dengan
pemanfaatan material lokal Fly ash batubara sebagai pengganti semen 15%.
Kerak Boiler 10% yang pecah sebagai pengganti agregat kasar. Tentunya semua
material padat dibersihkan terlebih dahulu agar hilang kadar lumpur dan kotoran
yang melekat yang dapat mempengaruhi kualitas beton yang direncanakan.
Peralatan yang digunakan antara lain adalah saringan, alat ukur, sarung tangan,
timba, timbangan, tabung berbentuk silinder dan alat-alat yang ada di
laboratorium untuk menguji kuat tekan pada beton. mengggunakan material
pembentuk beton penggunaan kerak boiler 10% sebagai penganti agregat kasar

15
yang ditambah dengan Fly ash Batubara sebesar 15% pengganti semen
menghasilkan kuat tekan beton 41,4 MPa. yang dihasilkan ialah beton mutu tinggi
yang digunakan untuk pembagunan Saluran drainase dibawah aspal beton yang
ramah lingkungan.

4.4 Hipotesis karya

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah tentang pemanfaatan


Fly ash Batubara sebagai bahan tambah untuk bahan penganti semen dengan cara
uji kuat tekan dan serapan airnya, serta pemanfaatan Kerak Boiler atau kerak tanur
tinggi sebagai bahan tambah penganti agregat kasar pada campuran beton
berdasarkan pengujian pada sifat fisis dan kimia agregat.

Adapun pengaruh penambahan Fly ash Batubara terhadap campuran


semen dalam pembuatan beton terhadap kuat tekan dan serapan air serta juga
pengaruh Kerak Boiler pada penganti agregat, pengunaan kedua material ini
disesuaikan pada komposisi campuran bahan dengan perbandingan tertentu.

4.5 Analisa Kelebihan dan Kekurangan Karya

Dalam pembuatan saluran drainase dibawah aspal beton ada beberapa


kelebihan dan kekurangan dari saluran drainase di bawah aspal beton
berkelanjutan tersebut :

4.5.1 Kelebihan
1. Menghindari pengunaan saluran drainase yang biasanya dijadikan
sebagai tempat pembuangan sampah oleh sebagian masyarakat
2. Pemanfaatan saluran drainase untuk alternatif pembagunan jalan <2 –
3 meter untuk penghubung antar desa dan dusun,
3. Menggatasi genangan banjir sehingga tidak terjadi akumulasi air tanah
4. Menggendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan
5. Penggunaan saluran drainase sangat ramah lingkungan yang dapat
meningkatkan pembagunan infrastruktur berkelanjutan.

16
4.5.2 Kekurangan
1. Kurangnya daya tahan terhadap korosi akibat air limbah.

4.6 Analisa Dampak Karya

Di Indonesia pertumbuhan penduduk yang selalu mengalami kenaikan


sangat berpengaruh terhadap banyaknya pengunaan lahan sehingga perlunya
tindakan pengoptimalisasi lahan-lahan tersebut, seperti pengunaan lahan oleh
penduduk dalam hal perencanaan pembagunan saluran drainase, saluran drainase
yang sering direncanakan adalah tipe saluran drainase terbuka. Melihat kondisi
saluran drainase terbuka memungkinkan terjadinya penyalahgunaan saluran
drainase yang biasanya dijadikan tempat pembuangaan sampah sehingga fungsi
dari saluran drainase menjadi tidak optimal. Untuk itu kami mengadakan alternatif
perencanaan pembuatan drainase tertutup yang mana diatasnya dibangun aspal
beton sebagai akses jalan Penelitian ini guna dapat mengoptimalisasikan fungsi
dari saluran drainase dan perencanaan aspal beton diatasnya sehingga fungsi dari
tata guna lahan akan menjadi maksimal.

Adapun analisa dampak dari penelitian ini, dimana diaplikasikan pada


daerah yang padat penduduk maupun lingkungan yang memiliki lebar jalan <2-3
meter. Pembuatan drainase tertutup diatasnya dibangun aspal beton yang bisa
dijadikan sebagai akses jalan masyarakat penghubung antar dusun dan desa.
Pembangunan drainase ini bertujuan untuk memperoleh kualitas drainase yang
lebih baik agar tercapainya suatu lingkungan yang sehat,aman dan nyaman.
Dimana penelitiaan ini menggangkat perencanaan pembuatan drainase tertutup
guna menghindari dari penyalah gunaan saluran drainase yang biasanya jadi
tempat pembuangan sampah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Dan juga perencanaan pembuatan aspal beton diatas drainase ini nantinya juga
dapat mengoptimalisasikan pergerakan bagi masyarakat dalam meningkatkan
pembagunan infrastruktur yang berkelanjutan.

17
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

 Penggunaan material lokal Fly ash Batubara sebanyak 15% sebagai


subtitusi semen dan Penggunaan Kerak Boiler 10% dari agregat yang
menghasilkan kuat tekan sebesar 41,4 MPa.
 Optimalisasi potensi dan manfaat material lokal untuk Alternatif
pembuatan saluran drainase dibawah aspal beton yang ramah lingkungan
ini sangat membantu pemerintahan indosesia, yang saluran drainase untuk
pencegahan genanggan air atau genanggan banjir pada jalan, dan juga
untuk penghubung jalan yang sempit <2-3 meter antar desa dan dusun.
 Penggunaan Fly ash Batubara Sebagai Bahan Tambah subtitusi semen.
Penambahan ini difungsikan sebagai penutup pori beton sehingga dapat
berpengaruh pada kuat tekan beton. Hal ini merupakan salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk menekan angka limbah di lingkungan
masyarakat. serta menghemat penggunaan juga ramah lingkungan.
 Penggunaan Kerak Boiler sebagai bahan pengganti agregat kasar atau
kerikil Tentunya juga meningkatkan pembagunan insfrastruktur yang
ramah lingkungan

5.2 Saran

Ada berberapa saran dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan sehingga
penelitian yang akan datang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari,antara lain :

1. penelitian ini nantinya diharapkan dapat dilanjutkan dan diaplikasikan oleh


pihak pemerintah dalam perencanan saluran drainase yang berkelanjutan
2. perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai bahan tambah kerak
boiler dan fly ash yang mana kemungkinan dari tiap-tiap daerah akan
memiliki perbedaan kandungan terhadap material tersebut

18
3. karena pengunaan fly ash sebagai bahan ikat alternatif yang dapat
menguranggin konsumsi semen dan penggunaan kerak boiler sebagai
bahan pengisi pada campuran beton yang dapat mengurangi penggunaan
material agregat, maka perlu diusahakan dan dipublikasikan agar dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menjadi bahan
subsitusi pada campuran beton yang mana nantinya dapat
mendayagunakan limbah dan meningkatkan nilai ekonomis limbah
tersebut.

19
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, P., 2008, Pemanfaatan abu kerak boyler cangkang kelapa sawit sebagai
campuran semen pada beton. Universitas Sumatera Utara.

Opirina,L.,dkk, 2016, Pemanfaatan limbah kerak cangkang sawit terhadap balok


beton bertulang mutu tinggi. Universitas Teuku Umar.

Munir, M., 2008, Pemanfaatan abu Batubara ( Fly Ash )untuk hollow block yang
bermutu dan aman bagi lingkungan. Universitas Diponegoro Semarang.

Jamizar, dkk.,2013, Pengaruh pemanfaatan abu kerak boyler cangkang kelapa


sawit sebagai bahan tambah ( admixture ) semen terhadap kuat tekan mortal.
Universitas Negri Padang.

Mulyono, 2005, Buku teknologi beton, penerbit Andi Yogyakarta

Haryoko,L.O.,2013,Evaluasi dan rencana pengembangan sistem drainase di


kecatamatan tanjung karang pusat Bandar Lampung. Universitas Malahayati
Bandar Lampung.

Buku Teknik Sipil Teknologi Kontruksi Universitas Teuku Umar tahun 2016

20

Anda mungkin juga menyukai