OLEH
DIAJUKAN OLEH:
MUHAMMAD FADHILAH
190405109
Diketahui/Disetujui,
i
PRAKATA
Puji dan syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dengan judul “Pra Rancangan
Pabrik Portland Pozzoan Cement (PPC) dengan Waste Paper Sludge Ash sebagai
bahan baku substitusi tambahan dengan kapasitas 650.000 Ton/Tahun Tugas
Khusus Perancangan Siklon”
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan skripsi/tugas akhir di Fakultas Teknik, Departemen Teknik Kimia,
Universitas Sumatera Utara.
Dengan ini, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Iriany, M.Si. selaku Dosen Pembimbing atas kesabarannya
membimbing Penulis dalam proses penyusunan dan penulisan skripsi pra
prancangan pabrik ini.
2. Maya Sarah, S.T., M.T., Ph.D., IPM selaku Ketua Departemen Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
3. Farida Hanum S.T., M.T. selaku Koordinator Skripsi Departemen Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
4. Alfi Syahrin Ramadhan selaku rekan yang sudah membantu Penulis
menyelesaikan skripsi ini.
5. Brilianti Haditya Lareshya, S.K.G. yang sudah memberikan bantuan, doa dan
semangat selama pengerjaan skripsi ini
6. Seluruh mahasiswa Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara yang telah
banyak memberi dukungan.
Penulis menyadari bahwa pra rancangan pabrik ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran dan masukan demi kesempurnaan
proposal skripsi ini. Semoga pra rancangan pabrik ini dapat memberikan manfaat
bagi pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Medan,
Penulis
(Muhammad Fadhilah)
ii
DAFTAR ISI
iii
3.1.3 Tahap Pembentukan Klinker ...................................................... 15
3.1.4 Proses Pembentukan Semen ....................................................... 16
3.1.5 Proses Pengantongan Semen ...................................................... 17
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Ekspor, Impor, Produksi, dan Kebutuhan di Indonesia ....... 4
Tabel 2.1 Komposisi Kimia pada Bahan Batu Kapur .................................. 7
Tabel 2.2 Komposisi Kimia pada Batu Silika .............................................. 8
Tabel 2.3 Komposisi Kimia pada Tanah Liat .............................................. 8
Tabel 2.4 Kandungan Kimia pada Pozzolan ................................................ 9
Tabel 2.5 Komposisi Kimia pada Pasir Besi ................................................ 9
Tabel 2.6 Komposisi Kimia pada Waste Paper Sludge Ash ........................ 10
Tabel 2.7 Perbandingan Dry Process dengan Wet Process ......................... 13
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Semen adalah serbuk atau tepung yang terbuat dari kapur dan material
lainnya yang dipakai untuk membuat beton, merekatkan batu bata ataupun
membuat tembok. Semen adalah perekat hidraulik yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker yang terdiri dari bahan utama silikat-silikat kalsium dimana
senyawa-senyawa tersebut dapat bereaksi dengan air dan membentuk zat baru
bersifat perekat pada bebatuan (Triyandi,2022).
1
juga cukup besar. Data dari Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa
kapasitas produksi bubur kertas nasional mencapai 6,9 juta ton pada tahun 2019.
Limbah kertas mengandung silika dan oksida kalsium, diikuti oleh alumina dan
oksida magnesium. Ketika dicampur dengan semen dan air, ia bereaksi menjadi
hidroksida kalsium (Ca (OH)2) yang membentuk semen portland hidrat untuk
menghasilkan hidrat silikat kalsium tambahan. Dengan penambahan material
Pozzolanic ini, banyak aspek sifat beton dapat dipengaruhi dengan baik. WPSA
berperilaku seperti semen karena sifat silika dan magnesium yang meningkatkan
pengerasan beton (Mehta,2020).
Melihat potensi pasar semen yang terus tumbuh dan ketersediaan bahan
baku yang cukup untuk mendukung produksi yang besar. Dengan demikian, pabrik
semen dengan kapasitas 650.000 ton per tahun didirikan karena keberadaan pabrik
ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasokan semen yang tinggi dan
membantu memacu pertumbuhan industri semen di Indonesia maupun dunia.
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Tujuan pra rancangan pabrik portland cement dengan waste paper sludge
ash sebagai bahan baku alternatif untuk menerapkan prinsip-prinsip teknik kimia
dalam bidang perancangan dan operasi teknik kimia. Dengan demikian, rancangan
tersebut dapat memberikan gambaran mengenai kelayakan pendirian pabrik semen
dengan bahan baku alternatif di Indonesia.
3
sehingga memiliki nilai ekonomi dan dapat melestarikan alam. Manfaat bagi
mahasiswa sendiri adalah dapat memberikan pemahaman terkait dengan rancangan
awal pabrik portland cement dengan waste paper sludge ash sebagai bahan baku
alternatif dari aspek ilmu teknik kimia, aspek lingkungan, maupun aspek ekonomi.
Tabel 1.1 Data Ekspor, Impor, Produksi, dan Kebutuhan Semen di Indonesia
Jumlah (Ton)
Tahun
Ekspor Impor Produksi Kebutuhan
2015 1.220.000 - 58.000.000 60.520.000
2016 2.080.000 - 63.000.000 80.950.000
2017 3.390.000 488.772,2 65.000.000 66.350.000
2018 6.440.000 33.507,5 75.200.000 66.490.000
2019 7.290.000 4.085,3 70.000.000 70.000.000
2020 400.000 3.586,1 65.000.000 62.500.000
2021 - 6.266 65.000.000 65.210.000
2022 - 64.000.000 43.630.000
Sumber: Loka data BPS Statista Statista
Data tersebut kemudian di input kedalam grafik untuk diperoleh persamaan serta
garis regresi. Berikut adalah grafik ekspor, impor serta produksi semen
4
Grafik Perkembangan Ekspor Semen
10.000.000
8.000.000
Jumlah (Ton)
6.000.000
4.000.000
2.000.000 y = 416571x - 8E+08
R² = 0,0762
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
400.000,00
300.000,00 y = -99493x + 2E+08
200.000,00 R² = 0,5422
100.000,00
0,00
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Tahun
60
y = 0,5571x - 1058,9
40
R² = 0,0726
20
0
2014 2016 2018 2020 2022 2024
Tahun
5
(2030). Kemudian setelah diperoleh data ekspor, impor dan produksi di tahun 2030
dapat dihitung kebutuhan semen pada 7 tahun kedepan (2030) dengan persamaan
berikut.
Kebutuhan = (Produksi + Impor) – Ekspor
Kebutuhan = (70.898.800 + (-1.771.804)) - 44.805.988
Kebutuhan = 24.321.008 ton/tahun
Kapasitas produksi dari pabrik ini diperhitungkan untuk dapat memenuhi
kebutuhan semen di
Indonesia sebesar 2.75 %, dengan persamaan sebagai berikut.
Kapasitas Produksi = 24.321.008 ton/tahun x 2.75%
Kapasitas Produksi = 671.084,7 ton/tahun.
Berdasarkan perhitungan kebutuhan dan kapasitas produksi diatas, menjadi dasar
untuk menetapkan kapasitas pabrik portland cement dengan waste paper sludge ash
sebagai bahan baku substitusi tambahan yaitu sebesar 650.000 ton/tahun
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SEMEN
Menurut (Dunuweera, 2018) ada lebih dari sepuluh jenis semen yang
digunakan untuk tujuan konstruksi, dan mereka berbeda dalam komposisi mereka
dan diproduksi untuk penggunaan yang berbeda, semen dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu
7
Low Heat Cement (LHC) atau semen tahan panas rendah adalah jenis
semen yang dirancang untuk menghasilkan panas hidrasi yang lebih sedikit selama
proses pengerasan. LHC dicampur dengan bahan tambahan seperti fly ash, slag,
atau pozolan yang membantu mengurangi jumlah panas yang dihasilkan selama
hidrasi.
Blast Furnace Slag Cement (BFSC) atau semen terak tungku merupakan
jenis semen yang dibuat dari campuran terak baja dan semen Portland. Terak adalah
produk sampingan dari proses peleburan bijih besi dalam tungku tinggi. Terak yang
dihasilkan kemudian digiling dan dicampur dengan semen Portland untuk membuat
BFSC.
White Cement atau semen putih adalah jenis semen yang memiliki warna
putih murni, dibuat dari bahan baku utama seperti kapur dan kaolin dengan
kandungan rendah besi dan mangan. Semen putih biasanya digunakan untuk proyek
yang memerlukan tampilan yang lebih estetis dan bersih, seperti pembuatan
dekorasi dalam ruangan, plafon, dinding, dan ornamen.
8
air. Hal ini dicapai dengan menambahkan bahan tambahan kimia ke dalam
campuran semen yang membentuk lapisan hidrofobik di sekitar butiran semen.
Batu kapur bersifat berpori, mudah larut, dan kurang tahan terhadap cuaca
sehingga dapat mengurangi kualitas bangunan. Berdasarkan petrologi dan sifat
teknik dari batu kapur, tidak terlalu baik untuk digunakan sebagai pengganti batu
bata, karena memiliki kekuatan tekan yang sangat rendah dengan porositas yang
tinggi. Kondisi ini akan mempengaruhi bangunan oleh beban dan pergerakan massa
(Wahidah,2017). Komponen kimia pada batu kapur dapat dilihat pada Tabel 2.1
Fungsi silika dalam semen adalah memberikan kekuatan pada semen. Silika
bereaksi secara kimia dengan kalsium untuk membentuk dicalcium silicate (C2S)
dan tricalcium silicate (CS3). Jika silika terdapat dalam jumlah yang berlebihan,
maka akan menambah kekuatan pada semen, namun secara simultan juga dapat
mengurangi kekuatan semen (Deolalkar,2009). Komponen kimia batu silika dapat
dilihat pada Tabel 2.2
9
Tabel 2. 2 Komposisi Kimia pada Batu Silika
Komponen Kadar (%)
SiO2 96,24
Al2O3 1,13
Fe2O3 0,99
CaO 0,83
MgO 0,19
Lainnya 0,62
Sumber: Abbasi dkk., 2020
2.3.4 Pozzolan
Pozzolan adalah material yang dapat digunakan sebagai pengganti semen
yang murah pada campuran mortar. Beberapa bentuk pozzolan terjadi secara alami
dan yang lainnya dibuat oleh manusia. Pozzolan berpartisipasi dalam reaksi semen
dengan hidroksida kalsium (yaitu kapur) dan alkali lainnya. Penggunaan Pozzolan
dengan kapur dalam konstruksi bangunan bata batu berasal dari zaman prasejarah.
Pozzolan efektif dalam menurunkan panas hidrasi mortar, yang meningkatkan
kerjanya dan daya tahannya. Pozzolan dapat menggantikan sebagian dari
10
kandungan semen portland dalam campuran semen, sehingga mengurangi biaya
dan meningkatkan keberlanjutan lingkungan. (Alkadi,2011).
Tabel 2. 4 Komposisi Kimia pada Pozzolan
Komponen Kadar (%)
SiO2 45-55
Al2O3 20-30
Fe2O3 5-15
CaO 1-15
MgO 5
K2O 3
Na2O 3
Sumber: Yilmaz, 2009.
11
2.4 BAHAN BAKU ALTERNATIF
12
mentah. Bahan mentah yang telah dicampur kemudian dibakar pada suhu yang
berbeda, pertama-tama di ruang kalsinasi yang mencapai suhu maksimum sekitar
1000 ◦C, kemudian di kiln berputar di mana suhu maksimumnya sekitar 1500 ◦C.
Dua reaksi utama dalam ruang kalsinasi adalah kalsinasi batu kapur dan
dekomposisi mineral tanah liat (Tanah liat → 'Meta' tanah liat + H2O (g)). Di dalam
kiln berputar, bahan mentah yang telah dikalsinasi bereaksi pada suhu sangat tinggi
membentuk klinker semen Portland, di mana reaksi paling penting terjadi antara
SiO2 dan kapur bebas CaO. Tahap akhir produksi adalah proses pendinginan yang
diikuti oleh penggilingan klinker semen menjadi bubuk semen halus
(Mouadh,2018).
13
dengan pengaduk mekanik atau gelembung-gelembung udara yang ditiupkan
dengan udara terkompresi.
Bubur dengan kandungan kapur yang diinginkan masuk ke dalam rotary
kiln. Ini adalah silinder baja berlapis refraktori berdiameter hingga 8 m dan kadang-
kadang sepanjang 230 m. Silinder baja berputar perlahan-lahan sekitar sumbunya
dan sedikit miring terhadap bidang horizontal. Bubur dimasukkan ke dalam kiln di
ujung atas dan batubara halus ditiupkan dengan aliran udara di ujung bawah kiln,
di mana suhu mencapai sekitar 1450°C.
Batubara yang digunakan di kiln tidak boleh memiliki kadar abu yang terlalu
tinggi karena 220 kg batubara digunakan untuk membuat satu ton semen. Hal ini
penting dipertimbangkan dalam jumlah produksi semen. Bahan kering mengalami
serangkaian reaksi kimia di bagian terpanas kiln dan sekitar 20 hingga 30 persen
dari bahan menjadi cair, dan kapur, silika, dan alumina bergabung kembali. Massa
yang meleleh kemudian membentuk bola dengan diameter 3 hingga 25 mm yang
dikenal sebagai klinker. Klinker jatuh ke dalam pendingin di mana ia didinginkan
dalam kondisi terkendali.
Klinker yang telah dingin dan 3 hingga 5 persen gipsum digiling dalam ball
mill hingga kehalusan yang diinginkan dan kemudian dimasukkan ke dalam silo
penyimpanan dari mana semen dikemas. Kiln harus beroperasi secara kontinu untuk
memastikan keseragaman klinker. Pembuatan semen dengan proses basah
membutuhkan energi yang intensif dan oleh karena itu tidak ekonomis
dibandingkan dengan proses kering dan semi kering (Giorgio,2010).
14
Gambar 2.2 Flowsheet wet process
2.6 PEMILIHAN PROSES
Proses kering (dry process) dipilih untuk memproduksi semen Portland ini.
Pemilihan proses kering didasarkan pada beberapa pertimbangan dibandingkan
dengan proses basah. Dari segi ukuran kiln yang digunakan, proses kering
menggunakan kiln yang lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan dengan proses
basah. Ukuran kiln yang lebih kecil menghasilkan konsumsi energi bahan bakar
yang lebih sedikit, sehingga dari segi ekonomi, proses kering lebih efisien. Pada
tabel 2.5 diberikan perbandingan antara dry process dan wet process
15
BAB III
DESKRIPSI DAN FLOWSHEET PROSES
16
untuk mempermudah terjadinya reaksi kimia saat proses klinkerisasi dan
memperkecil ukuran bahan baku yang homogen.
Dalam penggilingan bahan baku, tujuan utama adalah menghasilkan umpan
yang cukup untuk memenuhi target produksi kiln, kehalusan, komposisi kimia, dan
kelembapan. Proses penggilingan melibatkan empat tahap yaitu pengeringan,
penggilingan, pemisahan, dan transport.
Pada tahap pengeringan, material langsung terpapar dengan gas panas
dengan suhu berkisar antara 100°C hingga 200°C untuk mengurangi kadar air
dalam material, selanjutnya, pada tahap penggilingan, material dihancurkan dengan
cara digiling menggunakan roller untuk menggilas material di antara roller.
Tahap transport terjadi ketika material yang telah tergiling terbawa oleh gas
panas menuju separator, dan material halus hasil penyaringan separator terbawa
bersama gas panas menuju bagian cyclone karena hisapan fan.
Pada tahap pemisahan, material yang kasar dipisahkan dari material yang
halus pada bagian separator dan cyclone. Separator berputar pada sumbunya
dengan bantuan rotor pada kecepatan tertentu. Material yang kasar jatuh
berbenturan dengan rotor classifier ke tengah grinding table dan kemudian digiling
bersama fresh feed.
17
2. Pembakaran
Proses pembakaran terjadi pada rotary kiln, tempat bereaksinya bahan
baku yang sudah melalui pemanasan awal. Bahan baku dibakar hingga suhu 1500℃
dan dihasilkan klinker.
3. Pendinginan
Klinker keluar dari kiln pada suhu 1500°C dan perlu didinginkan hingga
suhu yang dapat ditangani oleh konveyor seperti sabuk, rantai, dan elevator yang
terletak di bawah 100-200°C. Pendingin yang digunakan adalah grate cooler, yang
berbentuk seperti ruangan dan terletak tepat di bawah kiln. Klinker yang telah
berhasil dibakar akan jatuh langsung ke dalam grate cooler untuk didinginkan
hingga suhu sekitar 150°C.
18
3.1.5 PROSES PENGANTONGAN SEMEN
Proses pengantongan semen dimulai dengan mengangkut semen
menggunakan elevator ke bagian control semen untuk disaring sebelum
dimasukkan ke dalam hopper. Selanjutnya, semen diangkut dengan transportasi
menuju packer. Setelah di kemas dalam kantong, semen dibersihkan dari debu
menggunakan dust filter. Kemudian, semen ditransportasikan dengan
menggunakan belt conveyor menuju bowner truck.
19
BLOCK FLOW DIAGRAM
PRA RANCANGAN PABRIK PORTLAND POZZOLAN CEMENT (PPC) DENGAN WASTE PAPER SLUDGE ASH SEBAGAI BAHAN BAKU
ALTERNATIF KAPASITAS 650.000 TON/TAHUN. TUGAS KHUSUS PERANCANGAN CF SILO
Gas Panas
Cerobong
Pozzolan
Gas Panas
Raw Mix
Cyclone Suspension Raw Mix
T = 80°C Preheater Hopper
P = 1 atm T = 850°C
P = 1 atm
Raw Mix
20
PROCESS FLOW DIAGRAM
PRA RANCANGAN PABRIK PORTLAND POZZOLAN CEMENT (PPC) DENGAN WASTE PAPER SLUDGE ASH SEBAGAI BAHAN BAKU
ALTERNATIF KAPASITAS 650.000 TON/TAHUN. TUGAS KHUSUS PERANCANGAN CF SILO
Udara Tekan
CO2
8
1 23
30
1 CR-401
4 200
1 12
300 11
1
1 28
28
SP-301
CL-303 HP-106
1
100 AS-101
G-201 G-202 G-203 G-204 G-205
2
CL-304 13
1 1
28
28
18
CV-102 1 S-303
28 CM-302
F-202 F-203 F-204 E-104
E-106
E-105
No. Kode Nama Alat 11 HP-105 Hopper Tanah Liat 22 CL-303 Cyclone 33 F-201 Fan 43 E-105 Elevator
1 G-101 Gudang Limestone 12 CV-301 Belt Conveyor 23 CL-304 Cyclone 34 C-301 Grate Cooler 44 CM-302 Cement Mill
2 G-102 Gudang WPSA 13 E-101 Elevator 24 CL-305 Cyclone 35 F-202 Fan 45 B-402 Bag House Filter
3 G-103 Gudang Pasir Besi 14 RM-301 Raw Mill 25 CA-301 Calciner 36 F-203 Fan 46 E-106 Elevator
4 G-104 Gudang Silika 15 CL-301 Cyclone 26 K-301 Kiln 37 F-205 Fan 47 S-303 Cement Silo
5 G-105 Gudang Tanah Liat 16 AS-101 Air Slide 27 BF-101 Blower 38 CV-302 Belt Conveyor 48 SP-301 Suspension Preheater
6 G-106 Gudang Pozzolan 17 AS-102 Air Slide 28 BF-102 Blower 39 E-104 Elevator
7 HP-101 Hopper Limestone 18 E-102 Elevator 29 HP-106 Hopper Batu Bara 40 S-302 Cement Silo
8 HP-102 Hopper WPSA 19 S-301 CF Silo 30 CM-301 Coal Mill 41 HP-107 Hopper Pozzolan
9 HP-103 Hopper Pasir Besi 20 E-103 Elevator 31 B-401 Bag House Filter 42 CV-303 Belt Conveyor
10 HP-104 Hopper Silika 21 CL-302 Cyclone 32 CR-401 Cerobong Asap 43 CV-30 Belt Conveyor
21
22