Anda di halaman 1dari 14

MENINGKATKAN KARAKTERISTIK MARSHALL DENGAN

MENAMBAH SERBUK BAN BEKAS KE DALAM


CAMPURAN LASTON AC-WC

Radiks Gilang Maulana 1), Zaaim Arrofif 1), Warsiti 1), Kusdiyono 1), Risman 1)
1)
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Jln. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275
email: siti.polines@yahoo.co.id , rismanrisam@gmail.com

ABSTRAK

Konstruksi perkerasan perkerasan lentur (flexible pavement) secara garis besar terdiri dari tiga
lapis yaitu sub base course, base course dan surface course. Salah satu bahan surface course
berupa laston AC-WC. Bahan campuran konstruksi perkerasan laston AC-WC. akan menentukan
karakteristik campuran tersebut. Karakteristik campuran perkerasan meliputi Kepadatan
(Density), Rongga Pada Mineral Agregat (VMA) , Rongga Terisi Aspal (VFA) , Rongga Dalam
Campuran (VIM) , Rongga Dalam Campuran Kondisi Membal (Refusal VIM) , Stabilitas Marshall
(MS) , Stabilitas Marshall Sisa (IRS) , Kelelehan Marshall (Flow). Penambahan bahan tambah
seperti serbuk ban bekas ke dalam campuran aspal dapat menjadi alternatif bahan tambah guna
meningkatkan kualitas dan keawetannya dan daya tahan yang lebih baik terhadap suhu tinggi,
dibandingkan dengan aspal tanpa penambahan bahan tambah. Tujuan penelitian adalah
menganalisis pengaruh penambahan serbuk ban karet bekas terhadap nilai karakteristik Marshall
campuran Laston AC-WC dan membandingkan hasil parameter Marshall campuran Laston AC-
WC standar dengan yang ditambahkan serbuk ban Hasil penelitian menunjukkan bahwa KAO
yang dipakai (6.0%) yang berpengaruh pada nilai Density maksimum 2.376 𝑔𝑟/𝑐𝑐 dengan
prosentase serbuk ban sebesar 7.4%, VMA maksimum 5.186% dengan prosentase serbuk ban
sebesar 7.4%, , VFA maksimum 72.510% dengan prosentase serbuk ban sebesar 7.4% , VIM
minimum 4.22% dengan prosentase serbuk ban sebesar 7.4% , VIM Refusal density minimum
4.231% dengan prosentase serbuk ban sebesar 6,2%, Stabilitas Marshall (MS) maksimum
1008.86 kg dengan prosentase serbuk ban sebesar 4.5% , Stabilitas Marshall Sisa (IRS)
maksimum 671.813 kg dengan prosentase serbuk ban sebesar 4.1% , Nilai Kelelehan Marshall (
Flow ) maksimum 3.40 𝑚𝑚 dengan prosentase serbuk ban sebesar 6,9% , dan Marshall Quotient
( MQ ) maksimum sebesar 309.26 𝑔𝑟/𝑚𝑚 dengan prosentase serbuk ban sebesar 4.1% . Dalam
perhitungan penambahan serbuk ban optimum dari 9 parameter marshall yang digunakan, dari
berbagai parameter marshall yang sudah dianalisis diperoleh hasil kadar penambahan serbuk
ban terendah yaitu pada persentase 4.1% dan sedangkan persentase penambahan serbuk ban
pada kondisi tertinggi (optimum) diperoleh hasil yaitu 7.4%.

Kata kunci: Laston AC-WC, Parameter Marshall, Serbuk Ban Bekas.

PENDAHULUAN dengan daya ikat yang kuat.


Penggunaan serbuk ban bekas pada
Lapisan aspal beton adalah campuran beton aspal mampu
suatu lapisan beraspal pada konstruksi meningkatkan ketahanan terhadap
jalan raya yang terdiri dari agregat, deformasi permanen akibat jejak
aspal, dan bahan pengisi (filler) roda. (Kurniati, 2004). Penggunaan
dengan suatu gradasi menerus serbuk ban bekas sangat cocok
kemudian dicampur, dihampar dan digunakan pada daerah beriklim
dipadatkan dalam keadaan panas tropis karena dapat mencegah
sehingga menghasilkan campuran terjadinya retak-retak, bleeding dan

Bangun Rekaprima Vol.04/2/Oktober/2018 11


memperkecil terjadinya pelepasan gradasi agregat untuk setiap jenis
butir pada permukaan perkerasan campuran terlihat pada Tabel 1
lentur (Kennedy, 2000).
Tabel 1. Persyaratan Gradasi Agregat
Hal tersebut mendorong ukuran % berat yg Lolos
penelitian untuk melakukan Ayakan terhadap total agregat
(mm) dalam campuran aspal
penelitian tentang karakteristik
campuran bahan konstruksi Laston AC-WC
perkerasan lentur (flexible pavement) 37,5
menggunakan campuran Asphaltic 25
Concrete-Wearing Course (AC-WC) 19 100
sebagai lapis permukaan (lapis aus) 12,5 90-100
dengan penambahan bahan polimer 9,5 77-90
berupa serbuk ban bekas yang 53-69
4,75
diharapkan dapat menjadi alternatif 33-53
2,36
bahan tambah dalam campuran aspal 21-40
beton, memperbaiki karakteristik 1,18
0,6 14-30
marshall dan membantu memecahkan
masalah-masalah yang terjadi pada 0,3 9-22
perkerasan jalan di indonesia. 0,15 6-15
0.075 4-9
Lapis Aspal Beton AC-WC Serbuk Ban Bekas
Menurut Silvia Sukirman Penambahan bahan tambah
(2003), Lapis aspal beton (Laston) (serbuk ban bekas) pada aspal dapat
sebagai bahan pengikat, dikenal memberikan indikasi untuk
dengan nama Asphalt Concrete- memperbaiki ketahanan geser pada
Binder Course (AC-BC). Lapisan ini suhu tinggi sehingga mencegah
merupakan bagian dari lapis terjadinya kerusakan., komposisi
permukaan diantara lapis pondasi atas dasar penyusun serbuk ban bekas
Base Course dengan lapis aus seperti pada Tabel 2.
Wearing Course yang bergradasi
aggregat gabungan rapat/menerus, Tabel 2 Komposisi Penyusun Serbuk
umumnya digunakan untuk jalan- Ban
jalan dengan beban lalulintas yang Komponen Prosen
cukup berat. tase
(%)
Gradasi Agregat Karbon , C 97,06
Magnesium Iksida, MgO 0,06
Silika Dioksida, SiO2 0,12
Gradasi merupakan distribusi
Sulfit, SO3 1,81
partikel-partikel berdasarkan ukuran Kalsium Oksida, CaO 0,06
agregat yang saling mengisi sehingga Zink Oksida, ZnO 0,73
terjadi suatu ikatan yang saling Timbal (II) Oksida, PbO 0,16
mengunci (Faisal dkk. 2014). Gradasi
agregat dapat diperoleh melalui
analisis saringan butiran Persyaratan

Bangun Rekaprima Vol.04/2/Oktober/2018 12


METODE PENELITIAN FA = agregat halus lolos saringan No.
8 dan tertahan N0. 200, FF = agregat
Penelitian ini dilakukan dengan halus lolos saringan N0. 200
metode eksperimental di Konstanta = 0,50 – 1,0 (AC dan HRS).
Laboratorium Bahan dan Bangunan b) Pembuatan benda uji untuk
Teknik Sipil Politeknik Negeri memperoleh KAO sebanyak 6 seri
Semarang. dengan perbedaan kadar aspal tiap
seri 0,5%, dimulai dari kadar aspal -
Persiapan Bahan 1,00% sampai 1,50%. Adapun
banyaknya benda uji untuk tiap
Bahan yang akan digunakan perbedaan kadar aspal 0,5 %
untuk penelitian harus diuji lebih sebanyak masing- masing sebanyak 2
dahulu untuk memastikan bahan yang buah, sehingga jumlah total benda uji
akan digunakan untuk penelitian ini sebanyak 12 buah. c) Pembuatan
memenuhi persyaratan yang benda uji untuk Stabilitas Marshall
ditetapkan. Pengujian bahan yang pada Kadar Aspal Optimum (KAO)
digunakan dalam campuran Laston sebanyak 4 seri dengan berbagai
AC-WC, yang meliputi agregat kasar, variasi penambahan kadar serbuk ban
agregat halus, filler, aspal bekas, variasi penambahan kadar
keras.Adapun bahan baku untuk aspal serbuk ban bekas 0%, 5%, 10%, 15%
beton campuran panas Laston AC-WC terhadap berat aspal masing-masing
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 buah. sehingga jumlah
diperoleh dari: a) Aspal Pen. 60/70 benda uji keseluruhan sebanyak 8
diperoleh dari Produk PT Pertamina. buah. d) Dengan Pembuatan benda uji
b) Agregat : Agregat Halus dari Pasir Kepadatan Membal (Refusall
merapi hasil penambangan di Kali Density) sebanyak 4 seri pada Kadar
Woro dan Agregat Kasar dari mesin Aspal Optimum (KAO) dengan
pemecah batu JKB Karang Jati; c) variasi penambahan kadar serbuk ban
Bahan pengisi (Filler) yang bekas 0%, 5%, 10%, 15% terhadap
digunakan dari Semen Portland Type berat aspal masing-masing sebanyak
I Indocement; d) Serbuk ban bekas 2 buah. sehingga jumlah benda uji
tipe radial lolos ayakan No. 16 dari keseluruhan sebanyak 8 buah.
Tahan Jaya Vulkanisir produk
Bridgestone, GT Radial dan Analisis Data
sebagainya.
Semua bahan untuk aspal beton
Perencanaan Benda Uji campuran panas pada laston AC-WC
meliputi batu pecah, pasir dan aspal
Dalam perencanaan benda uji masing - masing diperiksa
yang akan dilakukan antara lain: a) karakteristiknya. Bahan yang
Membuat Perkiraan Kadar Aspal digunakan untuk melakukan
Optimum (Pb). Perkiraan Kadar pembuatan benda uji harusmemenuhi
Aspal Optimum didapatkan dengan spesifikasi yang ditentukan.
rumus : Pb = 0,035 (%CA) + 0,045
(%FA) + 0,18 (%FF) + Konstanta. Analisis pada penelitian ini
Dimana: Pb = kadar aspal, CA = meliputi: a) Menentukan Kadar Aspal
agregat kasar tertahan saringan No. 8, Optimum (KAO). b) Pengujian

Bangun Rekaprima Vol.04/2/Oktober/2018 13


kesembilan parameter Marshall HASIL DAN PEMBAHASAN
Laston AC-WC pada Kadar Aspal
Optimum (KAO) dengan kadar Hasil Pemeriksaan Karakteristik
penambahan serbuk ban bekas Agregat
0%,5%, 10%, 15%. c) Membuat
grafik hubungan dari masing-masing Hasil pengujian terhadap bahan
parameter Marshall dengan untuk aspal beton campuran panas
prosentase penambahan serbuk ban pada laston AC-WC seperti pada
bekas. d) Menetukan nilai maksimum Tabel 3. Sampai dengan Tabel 6.
ke Sembilan parameter Marshall
berdasarkan hasil persamaan yang
diperoleh pengujian.

Tabel 3. Hasil Pengujian Agregat Kasar, Agregat Halus, dan Filler

Hasil Pemeriksaan Karakteristik Aspal

Tabel 4. Hasil Pengujian Aspal Pen 60/70 PT. Pertamina

Hasil Laboratorium Uji Marshall parameter yang harus dipeenuhi yaitu


Penentuan Kadar Aspal Optimum : Stabilitas, Kelelehan (Flow),
Marshall Quotien (MQ), rongga terisi
Kadar aspal optimum (K.A.O) aspal (VFA), rongga dalam campuran
ditentukan dengan menggunakan (VIM) dan rongga dalam agregat
standar Bina Marga, dimana ada 8 (VMA).

Bangun Rekaprima Vol.04/2/Oktober/2018 14


Tabel 5. Data pengujian marshall untuk penentuan kadar aspal optimum

Data hasil pengujian dan analisis Umum Bina Marga Edisi 2010
parameter Marshall disajikan pada (Revisi 3), yaitu: kepadatan (density),
tabel 5, selanjutnya Kadar Aspal rongga dalam agregat (VMA), rongga
Optimum (K.A.O) ditentukan dengan terisi aspal (VFA), rongga dalam
mengguakan standar SNI, dimana ada campuran (VIM), rongga dalam
7 parameter yang harus dipeenuhi campuran kondisi membal (RVIM),
yaitu : Kepadatan, rongga dalam stabilitas marshall (MS), kelelehan
agregat (VMA), rongga terisi aspal marshall (flow), hasil bagi (marshall
(VFA), rongga dalam campuran quotien), dan stabilitas marshall sisa
(VIM), stabilitas marshall, kelelehan (IRS).
(Flow), dan marshall quotien (MQ).
Menghasilkan kadar aspal optimum Parameter marshall digunakan
6%. untuk mengetahui perilaku laston AC-
WC dengan penambahan serbuk ban,
Hasil Pengujian Marshall Laston benda uji yang dibuat menggunakan
AC-WC Dengan Penambahan kadar aspal optimum sebesar 6% dan
Serbuk Ban Pada Kadar Aspal dengan terdiri 4 jenis kadar
Optimum penambahan serbuk ban sebesar 0%,
5%, 10%, 15% berdasarkan berat
Pengujian ini dilakukan untuk aspal. Hasil Uji ke 9 parameter
mencari Nilai parameter marshall Marshall disajikan dalam tabel 6.
yang disyaratkan pada Spesifikasi

Tabel 6. Data Hasil Pengujian Marshall Laston AC-WC dengan


Penambahan Serbuk Ban Pada Kadar Aspal Optimum

Bangun Rekaprima Vol.04/2/Oktober/2018 15


Analisis Hasil Pengujian Pengaruh kepadatan maksimum dan prosentase
Penambahan Serbuk Ban penambahan serbuk ban optimum.
Terhadap Nilai Kepadatan Prosentase penambahan serbuk ban
(Density) optimum jika Y’=0.

Nilai density / kepadatan 𝑦 =−4.1176𝑥2+0.06072𝑥+2.533


menunjukkan besarnya kerapatan Y’ = −8.235 X+0.6072
suatu campuran yang telah 𝑥 =0.074 →7.4%
dipadatkan. Campuran dengan 𝑦 𝑚𝑎𝑥 =2.376 𝑔𝑟/𝑐𝑐
density/kepadatan yang tinggi akan
lebih mampu menahan beban yang Dari Gambar 1 diatas bahwa
lebih berat dibandingkan pada nilai kepadatan naik dari persentase
campuran yang mempunyai density / penambahan serbuk ban 0% sampai
kepadatan rendah. Dari hasil 7,4%, kemudian kepadatan menurun
pengujian density dapat dibuat grafik dengan penambahan serbuk ban
hubungan antara density dengan sampai 15%. Dari hasil perhitungan
prosentase penambahan serbuk ban, dengan nilai R2 =0,9556 artinya nilai
dan hasilnya dapat dilihat pada grafik korelasi sangat kuat dan nilai
berikut: kepadatan optimum tercapai sebesar
2,376 gr/cc pada persentase serbuk
ban 7,4%.

Analisis Hasil Pengujian Pengaruh


Penambahan Serbuk Ban
Terhadap Nilai Rongga Pada
Mineral Agregat (VMA)

Void in Mineral Agreggate (


VMA ) adalah rongga udara yang ada
diantara mineral agregat di dalam
Gambar 1. Persentase Penambahan campuran beraspal panas yang sudah
Serbuk Ban Terhadap Nilai dipadatkan termasuk ruang yang terisi
Kepadatan (Density) aspal. VMA dinyatakan dalam
persentase dari campuran beraspal
Hasil analisis grafik hubungan panas. VMA digunakan sebagai ruang
antara kepadatan dengan prosentase untuk menampung aspal dan volume
penambahan serbuk ban diperoleh rongga udara yang diperlukan dalam
persamaan sebagai berikut: campuran beraspal panas. Besarnya
nilai VMA dipengaruhi oleh kadar
𝑦= −4.1176𝑥2+0.06072𝑥+2.533 aspal, gradasi bahan susun, jumlah
dan R² = 0.9556 tumbukan dan temperatur pemadatan.

Dimana Y= density dan X =


prosentase penambahan serbuk ban

Dengan menggunakan
persamaan tersebut kita dapat mencari

Bangun Rekaprima Vol.04/2/Oktober/2018 16


Dari Gambar 2 diatas nilai
VMA semakin menurun dari
penambahan serbuk ban mulai 0%
sampai 7,4% namun tetap
memenuhi syarat, kemudian nilai
VMA kembali meningkat hingga
penambahan serbuk ban 15%. Dari
hasil perhitungan didapat nilai R2=
0,9556 artinya nilai korelasi sangat
kuat dan nilai VMA optimum pada
Gambar 2. Persentase Penambahan 7,4% dengan nilai sebesar 15,186%.
Serbuk Ban Terhadap Nilai Rongga Semakin besar nilai VMA maka
Pada Mineral Agregat (VMA) campuran semakin awet. Akan
tetapi jika VMA terlalu besar maka
Hasil analisis grafik hubungan campuran bisa memperlihatkan
antara Rongga Pada Mineral Agregat masalah stabilitas dan tidak
(VMA) dengan prosentase ekonomis untuk diproduksi.
penambahan serbuk ban diperoleh
persamaan sebagai berikut: Analisis Hasil Pengujian
Pengaruh Penambahan Serbuk
𝑦= 147𝑥2−21.678𝑥+15.985 dan Ban Terhadap Nilai Rongga
R² = 0.9556. Terisi Aspal (VFA)

Dimana Y= Rongga Pada Nilai VFA menunujukkan


Mineral Agregat (VMA) dan X = persentase besarnya rongga yang
prosentase penambahan serbuk ban. dapat terisi oleh aspal. Besarnya nilai
VFA menentukan keawetan suatu
Dengan menggunakan campuran beraspal panas, semakin
persamaan tersebut kita dapat mencari besar nilai VFA akan menunjukkan
Rongga Pada Mineral Agregat (VMA) semakin kecil nilai VIM, yang berarti
minimum dan prosentase rongga yang terisi aspal semakin
penambahan serbuk ban optimum. banyak, oleh karena itu campuran
Prosentase penambahan serbuk ban beraspal panas akan semakin awet.
optimum jika Y’=0 Hasil pengujian hubungan antara
𝑥 = 0.074 →7.4% penambahan serbuk ban terhadap
𝑦 min= 147∗(0.074)2- nilai rongga terisi aspal (VFA) dapat
21.678*(0.074)+15.985 = 15,186%. dilihat pada grafik 3.

Bangun Rekaprima Vol.04/2/Oktober/2018 17


sebesar 7.4% dengan nilai 72.510%.
Semakin bersar nilai VFA maka
campuran semakin awet dan semakin
sedikit nilai VFA maka agregat yang
terselimuti aspal semakin tipis yang
menyebabkan campuran tidak awet.
Nilai VFA berpengaruh pada sifat
kekedapan campuran terhadap air dan
udara serta sifat elastisitas campuran.

Gambar 3 Persentase Penambahan Analisis Hasil Pengujian


Serbuk Ban Terhadap Nilai Rongga Pengaruh Penambahan Serbuk
Terisi Aspal (VFA) Ban Terhadap Nilai Rongga Dalam
Campuran Kondisi Membal (VIM)
Hasil analisis grafik hubungan
antara Rongga Terisi Aspal Refusal Void In Mix adalah
(VFA)dengan prosentase penambahan volume total udara yang berada
serbuk ban diperoleh persamaan diantara partikel agregat yang
sebagai berikut: terselimuti aspal dalam suatu
campuran yang telah dipadatkan pada
𝑦= −843.6𝑥2+125.53𝑥+67.861 kondisi membal, dan dinyatakan
dalam persen volume bulk. Refusal
Dimana Y= Rongga Terisi Void In Mix digunakan untuk
Aspal (VFA)) dan X = prosentase mengetahui besarnya rongga
penambahan serbuk ban. campuran dalam persen, rongga udara
yang dihasilkan ditentukan oleh
Dengan menggunakan sususan partikel agregat dalam
persamaan tersebut kita dapat mencari campuran.
Rongga Terisi Aspal (VFA) masimum
dan prosentase penambahan serbuk Rongga udara merupakan
ban optimum. Prosentase indikator durabilitas campuran
penambahan serbuk ban optimum jika beraspal sehingga rongga tidak terlalu
Y’=0 kecil atau terlalu besar. Nilai Rongga
udara dalam campuran kondisi
𝑥 = 0.074 →7.4% membal ini dibutuhkan karena dengan
𝑦 𝑚𝑎𝑥 = −843.6∗(0.074)2- pemadatan standar (2x75) dianggap
125.53*(0.074)+67.861 = belum cukup untuk menjamin kinerja
72.510% campuran beraspal yang digunakan
untuk lalu lintas berat dan padat pada
Dari grafik diatas nilai VFA temperatur tinggi.
meningkat dengan penambahan sebuk
ban mulai 0% sampai 7,4% kemudian
menurun sampai penambahan serbuk
ban 15%. Dari hasil perhitungan nilai
R2= 0,934 artinya nilai korelasi sangat
kuat dan nilai VFA optimum pada
persentase penambahan serbuk ban

Bangun Rekaprima Vol.04/2/Oktober/2018 18


Y’= 214.880 X – 13.416 = 0
𝑥=0.062 →6.2%
𝑦 𝑚𝑎𝑥= 107.44∗(0.062)2-
13.416*(0.062)+4.65 = 4.231%

Dari Gambar 4 diatas nilai


RVIM dengan penambahan serbuk
ban menurun dari mulai 0% sampai
6,2%, dan kembali meningkat hingga
pnambahan serbuk ban 15%. Dari
Gambar 4 Persentase Penambahan hasil perhitungan, penambahan
Serbuk Ban Terhadap Nilai Rongga serbuk ban optimum sebesar 6,2%
Dalam Campuran Kondisi Membal dengan nilai RVIM sebesar 4,231%.
(Refusal VIM) RVIM menyatakan banyaknya
persentase rongga udara dalam
Hasil analisis grafik hubungan campuran aspal pada kondisi membal.
antara Rongga Dalam Campuran Semakin kecil Nilai RVIM maka
Kondisi Membal (Refusal VIM) semakin awet campuran karena nilai
dengan prosentase penambahan rongga udara semakin kecil, namun
serbuk ban diperoleh persamaan tetap harus memenuhi syarat
sebagai berikut : minimum.

𝑦= 107.44𝑥2−13.416𝑥+4.65 dan Analisis Hasil Pengujian


R² = 0.9798 Pengaruh Penambahan Serbuk
Ban Terhadap Nilai Stabilitas
Dimana Y= Rongga Dalam Marshall (MS)
Campuran Kondisi Membal (Refusal
VIM) dan X = prosentase Ketahanan (stabilitas) ialah
penambahan serbuk ban kemampuan suatu campuran aspal
untuk menerima beban sampai terjadi
Dengan menggunakan kelelahan beaban sampai terjadi
persamaan tersebut kita dapat mencari kelelahan plastisitas ialah keadaan
Rongga Dalam Campuran Kondisi perubahan bentuk suatu campuran
Membal (Refusal VIM) minimum dan aspal yang terjadi akibat suatu beban
prosentase penambahan serbuk ban batas runtuh yang dinyatakan dalam
optimum. Prosentase penambahan mm, atau 0,01”.
serbuk ban optimum jika Y’=0

Bangun Rekaprima Vol.04/2/Oktober/2018 19


menyelimuti agregat. Nilai stabilitas
diatas memenuhi spesifikasi yang
disyaratkan SNI minimal 800 kg. dari
hasil perhitungan, Nilai R2= 0,9522
artinya nilai korelasi sangat kuat dan
penambahan serbuk ban optimum
sebesar 4,5% dengan nilai stabilitas
marshall sebesar 1008,86 kg.

Analisis Hasil Pengujian Pengaruh


Gambar 5 Persentase Penambahan Penambahan Serbuk Ban
Serbuk Ban Terhadap Nilai Stabilitas Terhadap Nilai Stabilitas Marshall
Marshall (MS). Sisa (IRS)

Hasil analisis grafik hubungan Stabilitas marshall sisa di


antara Nilai Stabilitas Marshall (MS) dapatkan dengan cara merendam
dengan prosentase penambahan ulang dengan suhu 60° C benda uji
serbuk ban diperoleh persamaan yang telah di uji stabilitas selama 24
sebagai berikut : jam, kemudian dilakukan pengujian
stabilitas kembali tanpa pemadatan
𝑦= −19757𝑥2+1790𝑥+1009.2 ulang. Stabilitas marshall sisa
dan R² = 0.9522 diperlukan pada lapisan permukaan
perkerasan jalan, sehingga lapisan
Dimana Y= Stabilitas Marshall tersebut dapat bertahan terhadap
(MS) dan X = prosentase penambahan pengaruh cuaca, air, perubahan
serbuk ban. temperature atau keausan akibat
gesekan kendaraan.
Dengan menggunakan
persamaan tersebut kita dapat mencari
Stabilitas Marshall (MS) maksimum
dan prosentase penambahan serbuk
ban optimum. Prosentase
penambahan serbuk ban optimum jika
Y’=0

Y’= 39514 X + 1790 = 0


𝑥=0.045 →4.5%
𝑦 𝑚𝑎𝑥= −19.757∗(0.045)2-
1790*(0.045)+1009.2 = 1008.86 kg Gambar 6 Persentase Penambahan
Serbuk Ban Terhadap Nilai Stabilitas
Dari Gambar 5 diatas bahwa Marshall Sisa (IRS)
nilai stabilitas naik dari Penambahan
serbuk ban 0% sampai 4,5%, Hasil analisis grafik hubungan
kemudian stabilitas marshall antara Nilai Stabilitas Marshall Sisa
menurun dengan penambahan serbuk (IRS) dengan prosentase penambahan
ban sampai 15%. Stabilitas marshall
turun karena film aspal terlalu tebal

Bangun Rekaprima Vol.04/2/Oktober/2018 20


serbuk ban diperoleh persamaan Terhadap Nilai Kelelehan Marshall
sebagai berikut : (Flow)

𝑦= −2040.3𝑥2+167.61𝑥+668.37 Flow yaitu keadaan perubahan


dan R2 = 0,852 bentuk suatu campuran beton aspal
(benda uji)yang terjadi akibat suatu
Dimana Y= Stabilitas Marshall benda sampai batas runtuh, yang
Sisa (IRS) dan X = prosentase dinyatakan dalam satuan 0,01. Nilai
penambahan serbuk ban flow ini diperoleh pada saat jarum
arloji pada pengukuran stabilitas
Dengan menggunakan mulai berhenti dan mulai turun
persamaan tersebut kita dapat mencari kembali pada posisi semula dan pada
Stabilitas Marshall Sisa (IRS) saat itu pula diperoleh nilai flow yang
maksimum dan prosentase ditunjukkan oleh jarum pada arloji
penambahan serbuk ban optimum. kelelahan (flow meter).
Prosentase penambahan serbuk
ban optimum jika Y’=0

Y’ = 4080 X + 167.61 = 0
𝑥= 0.041 →4.1%
𝑦 𝑚𝑎𝑥= −2040.3∗(0.041)2-
167.61*(0.041)+668.37 = 671.813

Dari Gambar 6 di atas bahwa


nilai stabilitas marshall naik dari
Penambahan serbuk ban 0% sampai Gambar 7. Persentase Kadar Aspal
4,1%, kemudian stabilitas Marsal sisa Terhadap Nilai Kelelehan Marshall
menurun dengan penambahan serbuk (Flow)
ban sampai 15%. Dari hasil
perhitungan, Nilai R2 = 0,852 artinya Hasil analisis grafik hubungan
nilai korelasi sangat kuat dan antara Nilai Stabilitas Marshall Sisa
penambahan serbuk ban optimum (IRS) dengan prosentase penambahan
pada 4,1% dengan nilai stabilitas serbuk ban diperoleh persamaan
sebesar 67,8183 kg. Stabilitas sebagai berikut :
marshall sisa turun karena film aspal
terlalu tebal menyelimuti agregat. 𝑦= −10𝑥2+1.38𝑥+3.35 dan R2 =
Nilai stabilitas Marshall sisa diatas 0,8933
memenuhi spesifikasi yang
disyaratkan SNI minimal 80% dari Dimana Y= Kelelehan Marshall
stabilitas Marshal atau sebesar 640 (Flow) dan X = prosentase
kg. penambahan serbuk ban

Analisis Hasil Pengujian Dengan menggunakan


Karakteristik Marshall Pengaruh persamaan tersebut kita dapat mencari
Penambahan Serbuk Ban Stabilitas Marshall Sisa (IRS)

Bangun Rekaprima Vol.04/2/Oktober/2018 21


maksimum dan prosentase nilai flow yang dipengaruhi oleh
penambahan serbuk ban optimum. viscositas, kadar aspal, gradasi bahan
susun dan jumlah tumbukan.
Prosentase penambahan serbuk
ban optimum jika Y’=0 Campuran yang memiliki nilai
MQ yang rendah, maka campuran
Y’ = 20 X + 1.38 = 0 beraspal panas akan semakin
𝑥= 0.069 →6.9% fleksibel, cenderung menjadi plastis
𝑦 𝑚𝑎𝑥= −10∗(0.069)2- dan lentur sehingga mudah
1.38*(0.069)+3.35 = 3.40 𝑚𝑚 mengalami perubahan bentuk pada
saat menerima beban lalu lintas yang
Dari Gambar diatas nilai tinggi. Sedangkan campuran yang
kelelehan marshall meningkat seiring memiliki MQ tinggi, campuran
dengan penambahan serbuk ban dari beraspal panas akan kaku dan kurang
mulai 0% hingga 6,9%. Dalam lentur. Faktor yang mempengaruhi
perhitungan, dengan nilai R2 = 0,8944 nilai MQ adalah gradasi bahan susun,
artinya nilai korelasi sangat kuat dan bentuk butir, kadar aspal, kohesi,
persentase penambahan serbuk ban energi pemadatan dan temperatur
optimum sebesar 6.9% dengan nilai pemadatan.
kelelehan sebesar 3,40 mm. Nilai
kelelehan (flow) memenuhi
spesifikasi yang disyaratkan yaitu
minimal 3 mm. semakin besar Nilai
flow maka sifat campuran menjadi
semakin lentur, namun semakin lentur
sifat campuran, nilai stabilitasnya
akan semakin menurun.

Analisis Hasil Pengujian


Karakteristik Marshall Pengaruh
Penambahan Serbuk Ban
Gambar 8 Persentase Penambahan
Terhadap Nilai Hasil Bagi Marshall
Serbuk Ban Terhadap Nilai Hasil
(Marshall Question
Bagi Marshall (MQ).
Marshall Quotient ( MQ )
Hasil analisis grafik hubungan
merupakan hasil bagi antara stabilitas
antara Nilai Hasil Bagi Marshall
dan flow yang mengindikasikan
(MQ) dengan prosentase penambahan
pendekatan terhadap kekakuan dan
serbuk ban diperoleh persamaan
fleksibilitas dari suatu campuran
sebagai berikut :
beraspal panas. Besarnya nilai MQ
tergantung dari besarnya nilai y = -5002.3x2 + 410.72x +
stabilitas yang dipengaruhi oleh 300.83 dan R² = 0.9616
gesekan antar butiran ( fictional
resistance ) dan saling mengunci Dimana Y= Nilai Hasil Bagi
antar butiran (interlocking ) yang Marshall (MQ) dan X = prosentase
terjadi antara partikel agregat dan penambahan serbuk ban
kohesi campuran bahan susun, serta

Bangun Rekaprima Vol.04/2/Oktober/2018 22


Dengan menggunakan “sangat kuat”,dapat dilihat pada tabel
persamaan tersebut kita dapat mencari 3.6 yaitu ≥ 0.75 – 1.
Nilai Hasil bagi Marshall (MQ) 2. Dalam perhitungan analisis dengan
maksimum dan prosentase menggunakan perhitungan analisis
penambahan serbuk ban optimum. regresi nilai penambahan serbuk ban
optimum dari 9 parameter marshall
Prosentase penambahan serbuk yang digunakan, dari berbagai
parameter marshall yang sudah
ban optimum jika Y’=
dianalisis diperoleh hasil kadar
penambahan serbuk ban terendah
Y’ = 10004.6 X + 410.72 = 0 yaitu pada persentase 4.1% dan
𝑥= 0.041 →4.1% sedangkan persentase penambahan
𝑦 𝑚𝑎𝑥= serbuk ban pada kondisi tertinggi
−5002.3∗(0.041)2+410.72*(0.041)+3 (optimum) diperoleh hasil yaitu
00.83 = 309.26 𝑔𝑟/𝑚𝑚 7.4%.

Dari Gambar 8 diatas nilai MQ Saran


meningkat dari penambahan serbuk
ban 0% hingga 4,1% kemudian nilai Berdasarkan hasil penelitian ini
MQ kembali menurun dengan diusulkan beberapa saran sebagai
penambahan serbuk ban sampai 15%. berikut:
Dari hasil perhitungan, nilai R2 = 1. Penelitian dilakukan khusus untuk
0,9616 artinya nilai korelasi sangat penggunaan pada lapis perkerasan
kuat dan penambahan serbuk ban Laston AC-WC, sehingga perlu
pada persentase 4,1% dengan nilai dipikirkan untuk diadakan
309,26 gr/mm. Nilai MQ memenuhi penelitian untuk jenis perkerasan
spesifikasi minimal 250 kg/mm yang yang lain, misalnya AC-BC,
disyaratkan. MQ merupakan hasil HRS-WC, dan lain-lain
bagi antara stabilitas dan flow yang 2. Penelitian ini menggunakan
mengindikasikan pendekatan variasi penambahan serbuk ban
kekakuan dan fleksibilitas dari suatu dari 0%, 5%, 10%, 15% terhadap
campuran aspal. Semakin besar nilai berat aspal, sehingga perlu
MQ berarti campuran semakin kaku diadakan penelitian untuk variasi
sebaliknya bila semakin kecil nilainya persentase penambahan serbuk
maka campuran semakin lentur. ban yang lain,
3. Penelitian ini dilakukan dengan
KESIMPULAN DAN SARAN
menambahkan serbuk ban
Kesimpulan kedalam campuran Laston,
diharapkan pada penelitian
Dari hasil penelitian dan selanjutnya dapat dilakukan
evaluasi yang telah dilakukan, dapat dengan cara subtitusi agregat
ditarik kesimpulan sebagai berikut : halus.
4. Diharapkan hasil penelitian ini
1. Berdasarkan analisis data dengan dapat di terapkan dalam
cara regresi korelasi dari 9 parameter perencanaan jalan dengan
marshall tersebut diperoleh rerata perkerasan lentur yang melayani
Nilai R yaitu 0.92 yang berarti lalu lintas sedang dan padat.

Bangun Rekaprima Vol.04/2/Oktober/2018 23


DAFTAR PUSTAKA Indirect Tensile Strenngth,
Proceeding Association of
Faisal, Shaleh Sofyan M, Isya M. Asphalt Paving Technology,
2014. Karakteristik Marshall Volume 46, Page 132-150, San
Campuran Aspal Beton AC-BC Antonio, Texas, USA.
Menggnakan Material Agregat
Basalt dengan Aspal Pen. 60/70 Kurniati, Nelly, 2004, Karakteristik
dan Tambahan Parutan Ban Campuran Beton Aspal dengan
Dalam Bekas Kendaraan Roda Substitusi Ban Bekas Sebagai
4. Jurnal Teknik Sipil Agregat, Tesis Magister. Program
Universitas Syiah Kuala. Vol. 3, Studi Teknik Sipil Bidang Rekayasa
No. 3 : 38-48. Transportasi, Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Kennedy, T.W. 2000.
Characterization of Asphalt Silvia Sukirman. 2003. Campuran
Pavement Material Using The Beraspal Panas. Bandung:
Penerbit Granit.

Bangun Rekaprima Vol.04/2/Oktober/2018 24

Anda mungkin juga menyukai