net/publication/319165917
CITATIONS READS
0 6,158
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
STUDI PARAMETRIK PERKERASAN SISTEM PELAT TERPAKU TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN TIANG PIPA BAJA PADA TANAH LUNAK View project
All content following this page was uploaded by Anas Puri on 18 August 2017.
Abstrak
Kata kunci : gradasi, lintasan pemadatan, abrasi agregat, dan kepipihan agregat
Abstract
The implementation process overlay AC-WC will influence the differences in outcomes
percent aggregate grading AC-WC. The influence of the number of passes on the field
implementation will influence the change gradation. The purpose of this study was to:
determine the ratio of aggregate gradation AC-WC from job mixed formula (JMF) and
after implementation in the field with a variation of track eight track, 12 tracks, and 16
tracks. According to the research, there is a change aggregate grading AC-WC by varying
the amount of compaction trajectory, wherein the core (8 tracks) with the core (12 tracks)
occurred a mean deviation of + 0.21%. And between cores (12 tracks) with the core (16
tracks) occurred a mean deviation of + 0.4%. From this test, it can be concluded
aggregate gradation change is affected by variations in the number of passes of
compaction, aggregate abrasion value, and the value of the aggregate flakiness. So it is
recommended to use a material that has a small abrasion value. Flakiness particle
aggregate should not exceed the value suggested by the Highways General Specifications
Year 2010 revision 2 (two) is a maximum of 10%.
Keywords: aggregate gradation, trails solidified, abrasion aggregates and aggregates
flakiness
112
Rofi, dkk., PERBANDINGAN GRADASI AGREGAT AC-WC DARI JOB MIX FORMULA DENGAN VARIASI
JUMLAH LINTASAN PEMADATAN
113
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (KN-TSP) 2017
“Inovasi Teknologi Smart Building dan Green Construction untuk Pembangunan yang Berkelanjutan”
Pekanbaru, 9 Februari 2017. ISBN 978-602-61059-0-5
terhadap penghancuran (degradasi) akibat deviasi -1,07% dari JMF, saringan 3/8”
dari beban mekanis. Nilai abrasi terjadi deviasi +3,78% dari JMF, saringan
ditentukan dengan melakukan percobaan No 4 terjadi deviasi +3,83% dari JMF,
abrasi (Abration Los Angeles Test) di saringan No 8 terjadi deviasi +3,78% dari
laboratorium dengan menggunakan alat JMF, saringan No 16 terjadi deviasi
abrasi Los Angeles (Arifin, dkk, 2007). +3,84% dari JMF, saringan No 30 terjadi
deviasi +2,93% dari JMF, saringan No 50
2. METODOLOGI terjadi deviasi +1,19% dari JMF, saringan
Penelitian ini dilaksanakan dengan No 100 terjadi deviasi +0,67% dari JMF,
menggunakan pengujian di laboratorium dan saringan No 200 terjadi deviasi
dan pengujian di lapangan pada Jalan +1,88% dari JMF. Persentase perubahan
Kebun Durian-Gunung Sahilan-Gunung gradasi terbesar terjadi pada saringan No
Sari, Kecamatan Gunung Sahilan 16 dengan deviasi +3,84 % dari JMF, yang
Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Bahan menandakan gradasi agregat banyak lolos
yang digunakan agregat gradasi halus pada saringan No 16.
quarry Bangkinang.
Deviasi negatif terhadap gradasi JMF
Tahapan pelaksanaan yang dilakukan berarti kurva gradasi berada di atas gradasi
meliputi persiapan bahan dan alat, JMF dan deviasi positif terhadap gradasi
pengujian yang dilakukan yaitu pengujian JMF berarti kurva gradasi berada di
pemadatan lapisan AC-WC dengan variasi bawah gradasi JMF dan di atas batas
jumlah lintasan, pengeboran inti lapisan speksifikasi minimum Bina Marga Tahun
AC-WC yang telah dipadatkan, pengujian 2010 revisi 2 (dua). Gambar perbandingan
kadar aspal hasil ekstraksi (SNI 03-6894- antara gradasi ekstraksi agregat di core (8
2002), dan pengujian analisa saringan (SNI lintasan) dengan gradasi JMF dapat dilihat
03-1968-1990). pada Gambar 1.
114
Rofi, dkk., PERBANDINGAN GRADASI AGREGAT AC-WC DARI JOB MIX FORMULA DENGAN VARIASI
JUMLAH LINTASAN PEMADATAN
115
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (KN-TSP) 2017
“Inovasi Teknologi Smart Building dan Green Construction untuk Pembangunan yang Berkelanjutan”
Pekanbaru, 9 Februari 2017. ISBN 978-602-61059-0-5
jumlah lintasan pemadatan, nilai yang pelaksanaan di lapangan mulai dari
didapat jauh di bawah JMF dan makin penghamparan sampai proses pemadatan,
mendekati batas speksifikasi minimum pelayanan beban lalu lintas sehingga
Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun terjadi degradasi agregat (Sukirman, 2003).
2010 revisi 2 (dua).
Deviasi negatif tertinggi yaitu -0,87% pada
saringan 3/8” dan deviasi positif tertinggi
+0,56% pada saringan No 4. Secara
keseluruhan penjumlahan semua deviasi
tersebut menghasilkan deviasi total sebesar
+0,4%. Perubahan gradasi ini diakibatkan
karena proses pelaksanaan di lapangan
mulai dari penghamparan sampai proses
pemadatan, pelayanan beban lalu lintas
sehingga terjadi degradasi agregat
(Sukirman, 2003).
116
Rofi, dkk., PERBANDINGAN GRADASI AGREGAT AC-WC DARI JOB MIX FORMULA DENGAN VARIASI
JUMLAH LINTASAN PEMADATAN
Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun Marga Tahun 2010 revisi 2 (dua).
2010 revisi 2 (dua) yaitu maksimal 10%. sementara pada core (16 lintasan) hasilnya
Untuk agregat yang digunakan pada sangat mendekati batas bawah speksifikasi.
perkerasan ini yaitu mengguakan agregat Dan untuk core (8 lintasan) grafiknya juga
Bangkinang, dimana nilai kepipihan masih masuk dalam Spesifikasi Umum
agregat yaitu 9,57%. Dapat disimpulkan Bina Marga Tahun 2010 revisi 2 (dua),
bahwa perubahan gradasi agregat tetapi untuk pelaksanaan di lapangan
dipengaruhi oleh jumlah lintasan kondisi 8 lintasan ini menjadikan
pemadatan dan daya tahan agregat, dimana perkerasan aspal masih belum padat.
agregat yang memiliki nilai abrasi kecil
memiliki daya tahan agregat yang besar
4. KESIMPULAN
walaupun ada beban mekanis dari luar.
begitu juga sebaliknya agregat yang Dari penelitian dan pembahasan mengenai
memiliki nilai abrasi besar, daya tahan Komparasi Gradasi Agregat AC‐WC Dari
agregatnya akan kecil terhadap beban Job Mix Formula Dengan Variasi Jumlah
mekanis. Makin banyak lintasan dengan Lintasan Pemadatan, dapat diambil
nilai abrasi yang besar tentunya kesimpulan terjadi perubahan gradasi
mempengaruhi perubahan gradasi, dimana agregat AC-WC antara core (8 lintasan)
gradasi agregat banyak menjadi halus, hal dengan core (12 lintasan) terjadi deviasi
ini disebabkan karena ketahanan agregat rerata +0,21%. Dan antara core (12
terhadap beban mekanis dari luar kecil lintasan) dengan core (16 lintasan) terjadi
sehingga agregat akan mudah mengalami deviasi rerata +0,4%. Perubahan gradasi
degradasi (Sukirman, 2003). agregat dipengaruhi oleh variasi jumlah
lintasan pemadatan, nilai abrasi agregat,
Pengaruh kepipihan juga mempengaruhi dan nilai kepipihan agregat.
perubahan gradasi agregat. Agregat pipih
pada dasarnya tidak tahan menahan beban DAFTAR PUSTAKA
yang berulang-ulang. Hal ini dikarenakan Agung, 2012, Penyelidikan Propertis
tipisnya agregat akan bertambah pecah bila Distribusi Void, Indirect Tensile
kena beban sehingga akan merubah gradasi Strenght dan Marshall Campuran
agregat tersebut. Agregat pipih pada Asphalt Concrete Terhadap Benda Uji
dasarnya tidak tahan menahan beban yang Hasil Pemadatan APRS, Seminar
berulang-ulang. Hal ini dikarenakan Nasional Teknik Sipil UMS.
tipisnya akan bertambah pecah bila kena Aminsyah,M, 2010, Pengaruh Kepipihan
beban sehingga akan merubah gradasi Dan Kelonjongan Agregat Terhadap
agregat dalam lapisan konstruksi, sehingga Perkerasan Lenyur Jalan Raya, Jurnal
secara cepat dapat mengganggu kestabilan Rekayasa Sipil. Universitas Andalas
dan akan mengakibatkan konstruksi rusak Padang, Padang.
sebelum umur rencana (Sumiati, dkk, Ariawan, 2010, Pengaruh Gradasi Agregat
2012). Terhadap Karakteristik Campuran
Laston, Jurnal Rekayasa Sipil,
Semakin banyak lintasan tentunya tidak Universitas Udayana Denpasar,
hemat energi, dikarenakan banyak Denpasar.
menghabiskan bahan bakar. Sehingga dari Arifin, Syamsul, dkk, 2007, Pengaruh
hasil penelitian ini direkomendasikan Nilai Abrasi Agregat Terhadap
menggunakan 12 lintasan pada saat Karakteristik Beton Aspal, Smartek,
pelaksanaan di lapangan. Dimana dari hasil Palu.
penelitian yang didapat perubahan gradasi Departemen Pekerjaan Umum, Standar
pada core (12 lintasan) nilainya masih Nasional Indonesia, Metode
masuk dalam Spesifikasi Umum Bina Pengujian Kadar Aspal dari
117
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (KN-TSP) 2017
“Inovasi Teknologi Smart Building dan Green Construction untuk Pembangunan yang Berkelanjutan”
Pekanbaru, 9 Februari 2017. ISBN 978-602-61059-0-5
Campuran Beraspal dengan Cara Sukirman, S, 1999, Perkerasan Lentur
Sentrifus, SNI 03-6894-2002. Jalan Raya, Nova, Bandung.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2010, Sukirman, S, 2003, Beton Aspal Campuran
Spesifikasi Umum Binamarga 2010 Panas, Granit, Bandung.
Revisi 2, Kementrian Pekerjaan Umum Sulaiman, 2012, Ketahanan Agregat Alam
Direktorat Jenderal Bina Marga, Krueng Peudada Pada Campuran
Jakarta. Laston AC-WC Berdasarkan Variasi
Standar Nasional Indonesia. Spesifikasi Tumbukan, Jurnal, Program Studi
Timbangan yang Digunakan pada Teknik Sipil Politeknik Negeri
Pengujian Bahan, SNI 03-6414-2002. Lhokseumawe.
Lampiran B: Rekapitulasi Hasil Pengujian Ekstraksi % Lolos Saringan AC-WC dari core
8 Lintasan dengan JMF
GRADASI EKSTRAKSI
1 Ukuran Saringan (mm) Satuan 19 12,5 9,53 4,76 2,38 1,19 0,6 0,3 0,149 0,075
3 Job Mix Formula % 100,00 92,28 80,23 60,27 44,21 36,09 27,05 18,24 12,03 7,27
Spesifikasi Maks. 100,00 100,00 69,00 69,00 53,00 40,00 30,00 22,00 15,00 10,00
4
Gradasi Agregat Min. 90,00 72,00 54,00 54,00 39,10 31,60 23,10 15,50 9,00 4,00
Lampiran C: Rekapitulasi Hasil Pengujian Ekstraksi % Lolos Saringan AC-WC dari core
12 Lintasan dengan JMF
GRADASI EKSTRAKSI
1 Ukuran Saringan (mm) Satuan 19 12,5 9,53 4,76 2,38 1,19 0,6 0,3 0,149 0,075
3 Job Mix Formula % 100,00 92,28 80,23 60,27 44,21 36,09 27,05 18,24 12,03 7,27
Spesifikasi Maks. 100,00 100,00 69,00 69,00 53,00 40,00 30,00 22,00 15,00 10,00
4
Gradasi Agregat Min. 90,00 72,00 54,00 54,00 39,10 31,60 23,10 15,50 9,00 4,00
118
Rofi, dkk., PERBANDINGAN GRADASI AGREGAT AC-WC DARI JOB MIX FORMULA DENGAN VARIASI
JUMLAH LINTASAN PEMADATAN
Lampiran D: Rekapitulasi Hasil Pengujian Ekstraksi % Lolos Saringan AC-WC dari core
16 Lintasan dengan JMF
GRADASI EKSTRAKSI
1 Ukuran Saringan (mm) Satuan 19 12,5 9,53 4,76 2,38 1,19 0,6 0,3 0,149 0,075
3 Job Mix Formula % 100,00 92,28 80,23 60,27 44,21 36,09 27,05 18,24 12,03 7,27
Spesifikasi Maks. 100,00 100,00 69,00 69,00 53,00 40,00 30,00 22,00 15,00 10,00
4
Gradasi Agregat Min. 90,00 72,00 54,00 54,00 39,10 31,60 23,10 15,50 9,00 4,00
119