Anda di halaman 1dari 9

20 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 9, No.

1, November 2017

Simulasi distribusi shear stress pada dasar tangki sistem


pengadukan berbasis Computational Fluid Dynamics (CFD)

Bayu Triwibowo1, Megawati2, Dessy Ratna Puspita3, dan Dwiana Asmara Putri4
1,2,3,4
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
bayu.k46@gmail.com

Abstrak : Proses pengadukan dengan menggunakan tangki berpengaduk (mechanically stirred


vessel) telah banyak digunakan pada berbagai macam proses di industri kimia. Tujuan dari proses
pengadukan ini bermacam-macam, mulai dari pencampuran material yang berbeda atau membuat
suspensi solid sampai pada optimasi proses transfer massa dan energi. Proses pengadukan pada
sistem padat-cair dapat memicu erosi pada apparatus tangki berpengaduk. Mesin dan peralatan
yang beroperasi dengan sistem aliran padat cair dapat rusak karena erosi yang memicu rendahnya
efisiensi operasi dan berkurangnya masa pakai alat dengan biaya pemeliharaan yang tinggi. Untuk
sistem multifase dimana teknologi eksperimen secara visualisasi memiliki beberapa batasan,
metode CFD memberikan beberapa keuntungan untuk menganalisis fenomena MI secara lebih
komprehensif. Penelitian CFD banyak berkonsentrasi pada pendekatan berbasis LES dan SM
untuk memodelkan variasi pola alir berfrekuensi rendah yang lebih baik dibandingkan eksperimen
karena juga mampu menampilkan seluruh vektor kecepatan pada jangka waktu tertentu. Lebih jauh
lagi, variabel lokal seperti kecepatan dan konsentrasi solid dapat ditampilkan visualisasinya per
time step.

Kata Kunci: tangki berpengaduk, CFD, LES, kecepatan, multifase

1. Pendahuluan 4) desain tahan erosi,


5) material, dan
Proses pengadukan dengan menggunakan 6) prediksi dari laju dan lokasi erosi.
tangki berpengaduk (mechanically stirred (Azimian dan Bart, 2013)
vessel) telah banyak digunakan pada
berbagai macam proses di industri kimia. Hydro-erosion dapat terjadi melalui dua
Tujuan dari proses pengadukan ini mekanisme. Mekanisme tersebut adalah
bermacam-macam, mulai dari erosi karena kavitasi cairan dan karena
pencampuran material yang berbeda atau partikel padat yang terkandung dalam
membuat suspensi solid sampai pada cairan yang disebut erosi slurry (Azimian
optimasi proses transfer massa dan energi dan Bart, 2013). Erosi pada permukaan
(Garcia, dkk, 2017). Proses pengadukan material oleh tumbukan partikel padat
pada sistem padat-cair dapat memicu erosi merupakan masalah yang besar pada
pada apparatus tangki berpengaduk. berbagai macam peralatan industri yang
melibatkan aliran multifase. Hal tersebut
Mesin dan peralatan yang beroperasi dikarenakan distribusi yang laju erosi tidak
dengan sistem aliran padat cair dapat merata pada permukaan material. Untuk
rusak karena erosi yang memicu mengatasi hal tersebut, diperlukan suatu
rendahnya efisiensi operasi dan rekayasa yang mengakibatkan distribusi
berkurangnya masa pakai alat dengan laju erosi dapat lebih merata. Distribusi
biaya pemeliharaan yang tinggi. Untuk merata dapat dicapai apabila karakteristik
mengurangi erosi pada material, beberapa dari laju erosi untuk tiap modifikasi
pendekatan yang sering dipertimbangkan geometri tangki berpengaduk telah
adalah : diketahui sebagai dasar dalam melakukan
1) teknologi manufaktur, rekayasa teknologi (Graham, dkk, 2009).
2) Seleksi dari tipe dan parameter alat,
3) kontrol operasi,
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 9, No. 1, November 2017 21

Uji erosi material pada pilot plant 2. Dasar Teori


merupakan cara yang memakan waktu
dan mahal, oleh karena itu diperlukan 2.1. Tinjauan Proses Pengadukan
suatu metode alternatif untuk memprediksi dengan CFD
laju erosi pada alat yang beroperasi Tangki berpengaduk secara luas
dengan sistem padat cair. digunakan untuk proses pengadukan dua
Computational Fluid Dynamics (CFD) fluida saling bercampur (miscible), proses
merupakan salah satu instrumen yang pengadukan padat-cair, industri makanan,
dapat dipakai untuk mendapatkan dan berbagai proses industri lain. Pada
karakteristik dari distribusi shear stress dasarnya, pada proses pencampuran pada
pada dinding tangki sehingga dapat tangki pegaduk, setiap jenis impeller yang
memprediksi laju erosi. Weetman (1998) diposisikan sentral terhadap tangki akan
menggunakan simulasi CFD untuk memproduksi pergerakan fluida dengan
mendesain ulang bilah pengaduk aksial dua vorteks diantara sepasang pisau
pada aerofoil yang berdampak pada impeller, satu di bawah dan satu di atas
modifikasi distribusi kecepatan yang hub. Fluida yang mengalami efek dari eddy
secara signifikan mampu mengurangi laju sebagai akibat dari shear stress yang
erosi. Beberapa data mengenai laju erosi besar akan mengalami penurunan lokal
dapat ditemui dalam Chen, dkk (2006) pada properti seperti konsentrasi tracer.
yang menginvestigasi erosi pada pipa Pergerakan acak dari fluida
elbow menggunakan profiler dan model mengakibatkan resirkulasi kompleks dari
paint erosion (Parslow dkk, 1999). Data aliran turbulen pada tangki dimana baffle
laju erosi yang dihasilkan memiliki batasan berinteraksi dengan aliran yang akan
hanya pada geometri yang sederhana meningkatkan proses pengadukan
yang sulit untuk merefleksikan geometri (Zadghaffari, dkk, 2008).
kompleks seperti di industri. Sharma, dkk Pada desain tangki berpengaduk,
(2003) menginvestigasi bahwa informasi yang detail mengenai fenomena
pengadukan dengan model pumping down aliran merupakan sesuatu yang sangat
akan menghasilkan distribusi yang lebih penting. CFD sering digunakan untuk
merata pada sistem pengadukan padat- mendapatkan informasi tersebut. Untuk
cair dibandingkan pumping up. Biswas, dkk memvalidasi hasil CFD, diperlukan hasil
(1999) mengobservasi bahwa penggunaan pengukuran kuantitatif.
pengaduk pitched blade turbine (PBT)
akan menghasilkan suspensi padatan Ameur (2015) memodelkan pengadukan
yang lebih baik pada kecepatan putar dengan menggunakan six curved blade
rendah dibandingkan dengan pengaduk impeller pada tiga jenis tangki yang
tipe butterfly. berbeda dasarnya. Tangki yang dipakai
adalah tangki flat bottomed cylindrical
Pada penelitian ini, akan digunakan vessel, dish bottomed cylindrical vessel,
metode CFD untuk memprediksi laju dan spherical vessel. Untuk setiap bentuk
distribusi shear stress pada dinding tangki tangki, pengadukan yang dihasilkan oleh
pengaduk menggunakan 4-blades 45o PBT impeller tersebut memiliki pola alir radial
pada variasi kecepatan pengadukan. Hal dengan bentuk loop dua sirkulasi.
ini diperlukan untuk memprediksi bagian Pengamatan yang dilakukan adalah variasi
pada tangki berpengaduk yang memiliki bilangan Reynolds dan dampaknya
peluang terbesar untuk mengalami erosi terhadap cavern size dan pola alir. Tangki
sehingga langkah-langkah preventif dapat jenis spherical menghasilkan pengadukan
dilakukan oleh industri. yang lebih seragam dengan konsumsi
energi yang lebih kecil. Pengaruh dari
clearance juga dipelajari dengan
konfigurasi impeller berada di tengah
tangki sebagai desain optimum.
22 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 9, No. 1, November 2017

Bakker (2013) melakukan pemodelan diberbagai proses industri. Secara umum


turbulen untuk tangki berpengaduk impeller yang menghasilkan pola alir
menggunakan aplikasi metode LES (Large kombinasi dan aksial lebih efisien
Eddy Simulation). Prediksi dengan metode dibandingkan dengan impeller radial bila
LES menghasilkan hasil yang memuaskan rezim pengadukan terletak sangat dekat
jika dibandingkan dengan data yang dengan dinding bawah tangki.
dihasilkan secara eksperimen
Fort dkk (2009) mempelajari mengenai
menggunakan digital particle image
efek dari gaya aksial terhadap tangki
velocimetry. Hasil dari penelitian ini
silinder berdasar datar yang diaduk
membuka interpretasi baru mengenai
dengan menggunakan pitched blade
fenomena hidrodinamis yang sebelumnya
turbine (PBT). Pengukuran dilakukan
sulit untuk ditangkap dan dijelaskan.
dengan menggunakan alat pengukur
Skocilas (2013) melakukan simulasi CFD tekanan yang diletakkan pada beberapa
untuk menyelediki pola alir dengan sistem bagian di dasar tangki. Tekanan dinamis
impeller pitch blade turbine (PBT) yang sangat dipengaruhi oleh off bottom
mengalami pengikisan material. Hasil clearance namun independen terhadap
simulasi menunjukkan korelasi yang baik kecepatan impeller.
dengan data eksperimen menggunakan
2.2. Permodelan dan Simulasi Tangki
metode Multiple References Frame (MRF).
Pengaduk dengan CFD
Secara garis besar disimpulkan bahwa
terjadinya perubahan geometri (karena Fenomena aliran fluida dapat dimodelkan
pengikisan material) memberikan efek dengan persamaan matematis yaitu
negatif pada pola alir di sistem persamaan kontinuitas dan momentum.
pengadukan. Persamaan kontinuitas untuk suatu fluida
compressible pada aliran unsteady dapat
Oshinowo dan Bakker (2002) melakukan
ditulis :
pemodelan CFD untuk sistem dengan
suspensi padatan pada tangki ∂ρ ∂(ρx) ∂(ρy) ∂(ρz)
∂t
+ ∂x + ∂y + ∂z =0 (1)
berpengaduk. Pemodelan CFD dilakukan
menggunakan model eulerian granular Untuk aliran incompressible, nilai densitas
muliphase untuk menyelediki just adalah konstan :
suspended impeller speed (Njs) dan
distribusi padatan. Parameter tersebut ∇(ρv) = 0 (2)
sangat penting sebagai acuan efisiensi dari Persamaan 1 menjadi :
operasi hidrometalurgi dan proses lain ∂(Vy )
∂(Vx ) ∂(Vz )
yang melibatkan suspensi padat-cair. + + =0 (3)
∂x ∂y ∂z
Konsentasi padatan yang digunakan
adalah 0,5 – 50 % volume. Metode CFD Hukum kedua Newton menyatakan bahwa
menunjukkan hasil yang baik setelah laju perubahan momentum sama dengan
divalidasi dengan data eksperimen. jumlah gaya-gaya yang bekerja.
Persamaan momentum ke arah x,y,z
Matsuda dkk (2004) menginvestigasi efek dimana fluida newtonian dan viskositas
dari off bottom clearance terhadap konstan dapat ditulis dalam persamaan
fenomena makroinstabilitas menggunakan navier-stokes :
pengaduk turbin Rushton pada tangki yang
dilengkapi 4 baffle. Frekuensi dari Komponen x
makroinstabilitas dipengaruhi oleh off ∂V ∂Vx ∂V ∂V ∂P
bottom clearance. Armenante dan ρ ( ∂tx + Vx ∂x
+ Vy ∂yx + Vz ∂zx ) = − ∂x +
Nagamine (1998) menyatakan bahwa ∂2 V ∂2 V ∂2 V
μ [ ∂x2x + ∂y2x + ∂z2x ] + ρGx (4)
meskipun Njs telah banyak diteliti namun
efek dari off bottom clearance belum Komponen y
banyak diteliti utamanya jika impeller
∂Vy ∂Vy ∂Vy ∂Vy ∂P
terletak sangat dekat dengan dinding ρ( ∂t
+ Vx ∂x
+ Vy ∂y
+ Vz ∂z
) = − ∂y +
bawah tangki. Desain tangki dengan ∂2 Vy ∂2 Vy ∂2 Vy
clearance < 0,1 dapat ditemukan μ[ + + ] + ρGy (5)
∂x2 ∂y2 ∂z2
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 9, No. 1, November 2017 23

Komponen z scale (SGS). Yang perlu digarisbawahi


∂Vz ∂Vz ∂Vz ∂V ∂P adalah bahwa pusaran besar secara
ρ( + Vx + Vy + Vz z) = − + langsung dipengaruhi oleh kondisi batas
∂t ∂x ∂y ∂z ∂z
∂2 Vz ∂2 Vz ∂2 Vz yang mempengaruhi oleh Reynolds stress.
μ[ 2 + + 2 ] + ρGz (6)
∂x ∂y2 ∂z Turbulensi atau pusaran kecil kurang
Pada prinsipnya ada 2 pendekatan untuk memberikan kontribusi terhadap Reynolds
pemodelan multifase yaitu Lagrangian dan stress.
Eulerian. Pendekatan lagrangian Karena LES memodelkan eddy yang kecil
umumnya digunakan pada pemodelan dimana finite-difference cell yang terkecil
multifase konsentrasi rendah sedangkan lebih besar dari Kolmogorov length, dan
pendekatan eulerian dapat digunakan dapat mencapai timestep yang lebih besar
untuk daerah konsentrasi dan komposisi dibandingkan DNS maka computanional
yang lebih luas. Pendektan eulerian sangat cost akan lebih mahal dibanding DNS.
kompleks sehinggan diperlukan Dasar dari pemodelan ini adalah aliran
penyederhanaan seperti mixture model rata-rata dan pengaruh pusaran dihitung
yang tersedia dalam Fluent dan dengan persamaan filtered navier-stokes
dikombinasikan dengan pemodelan sedangkan pusaran kecil dimodelkan, LES
gerakan impeller sliding mesh. dapat disingkat sebagai berikut :
Mixture model mengasumsikan tidak ada 1) Transfer massa dan momentum
interface antara 2 fase yang immiscible ditransfer oleh pusaran besar
dan memungkinkan kedua fase untuk 2) Pusaran besar dipengaruhi oleh
saling mempengaruhi. Model ini juga geometri dan kondisi batas
memungkinkan kedua fase untuk bergerak 3) Pusaran kecil tidak dipengruhi oleh
dengan kecepatan yang berbeda. geometri
Persamaan kontinuitas untuk mixture Pendekatan LES lebih general daripada
adalah : pendekatan RANS dan dapat menghindari
∂ρm ketergantungan RANS terhadap pusaran
+ ∇. (ρm ̅̅̅̅)
vm = 0 (7) skala besar. LES juga dapat digunakan
∂t

Dimana vm adalah laju alir massa rata-rata untuk bilangan Reynolds yang lebih tinggi
: dibanding RANS dan DNS. Persamaan
LES merupakan filtering dari persamaan
∑n
k=1 αk ρk ̅̅
v̅̅
k navier-stokes. Pada simulasi berbasis
vm =
̅̅̅̅ (8)
ρm
CFD, model sliding mesh (SM) sering
dan ρm adalah densitas mixture : digunakan untuk memodelkan rotating
impeller dibandingkan metode yang lain
ρm = ∑nk=1 αk ρk (9) karena metode ini memungkinkan untuk
Persamaan momentum untuk mixture memodelkan perputaran impeller secara
dapat diperoleh dengan menjumlahkan realistis tanpa penambahan semi-empirical
persamaan momentum masing-masing source term pada persamaan momentum.
fase. Persamaan momentum mixture Domain dari SM dibagi menjadi dua, yaitu
dapat dinyatakan dengan : inner rotating mesh yang melingkupi
impeller dan outer stationary mesh yang
∂(ρv̅̅̅̅)
m
+ ∇. (ρm ̅̅̅̅̅̅̅̅)
vm vm = −∇P + mengisi bagian selain inner rotating mesh
∂t pada tangki. Interface kedua zona terletak
T ̅ ̅
∇. [μm (∇v̅̅̅̅
m + ∇v̅̅̅̅
m )]n + ρm G + F + diantara ujung impeller dan baffle.
∇(∑nk=1 αk ρk ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅)
vdr,k vdr,k (10)
Dimana n adalah jumlah fase dan μm Stationary zone

adalah viskositas campuran


Moving zone
μm = ∑nk=1 αk μk (11) interface

LES merupakan metode komputasi


dimana pusaran besar dihitung dan
pusaran kecil dimodelkan dengan subgrid Gambar 1. Ilustrasi untuk sliding mesh
24 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 9, No. 1, November 2017

3. Metode Penelitian
Untuk sistem multifase dimana teknologi
eksperimen secara visualisasi memiliki
beberapa batasan, metode CFD
memberikan beberapa keuntungan untuk
menganalisis fenomena MI secara lebih
komprehensif. Penelitian CFD banyak
berkonsentrasi pada pendekatan berbasis
k-ε model dan Sliding Mesh untuk
memodelkan variasi pola alir berfrekuensi
rendah yang lebih baik dibandingkan
(a)
eksperimen karena juga mampu
menampilkan seluruh vektor kecepatan
pada jangka waktu tertentu.
Model tangki berpengaduk yang
digunakan adalah fullgrid 3-D (360o) untuk
mendapatkan pola alir yang mendekati
kondisi sebenarnya. Geometri tangki yang
digunakan berbentuk flat bottomed
cylindrical tank yang dilengkapi 4 buah
baffle dengan lebar masing-masing baffle
sebesar 0,1 T yang dipasang pada
dinding tangki secara simetris. Fluida
(b)
kerja yang digunakan adalah air.
Gambar 2. Bentuk dan konfigurasi (a)
tangki (b) impeller

Tabel 1. Rincian dimensi tangki


Diameter Diameter Baffle Tinggi Clearance Lebar Tinggi
tangki (T) impeller (D) (Bw) liquid (H) (C) blade (W b) hub
0,49 m 0,5 T 0,1 T H=T T/4 0,1 T 0,11 T

4. Hasil dan Pembahasan pergerakan impeller secara realistis.


Kombinasi dari finite volume, dan k-ε
4.1. Hasil model, digunakan untuk memprediksi pola
Model tangki berpengaduk yang alir dalam tangki berpengaduk. Ilustrasi
digunakan adalah fullgrid 3-D (360o) untuk dari model sliding mesh dapat dilihat pada
mendapatkan pola alir yang mendekati Gambar 3.
kondisi sebenarnya. Geometri tangki
berbentuk flat bottomed cylindrical tank
yang dilangkapi 4 buah baffle dengan
lebar masing-masing baffle sebesar 0,1 T
yang dipasang pada dinding tangki secara
simetris. Fluida kerja yang digunakan
adalah air.

Mesh dari tangki berpengaduk dibagi


menjdi dua zona yaitu stationary zone dan
moving zone yang keduanya memiliki
interface. Pemisahan zona ini merupakan
teknik metode sliding mesh dimana
moving zone merupakan representasi dari Gambar 3. Ilustrasi model sliding mesh
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 9, No. 1, November 2017 25

4.2. Titik Pengamatan simulasi dapat disimpulkan tervalidasi oleh


eksperimen.
Bidang atau titik pengamatan diperlukan
untuk mendapatkan data karakteristik dari Tekanan statis pada Gambar 5 (c)
shear stress. Ada 10 titik pengamatan menunjukkan tanda negatif berarti
yang merupakan representasi dari menunjukkan arah ke sumbu y negatif
pressure transducer untuk mengetahui atau dominan menuju dinding tangki. Hal
variasi dan besarnya tekanan statis dan ini diakibatkan oleh pola alir turbulensi
dinamis yang dapat digunakan untuk pada tangki berpengaduk sehingga
memprediksi distribusi shear stress. Titik tekanan statis pada dinding tangki
pengamatan pada tangki berpengaduk memiliki arah yang lebih stokastik.Apabila
ditunjukkan pada Gambar 4. membandingkan antara Gambar 5 (a) dan
5 (b) maka shear stress pada dinding
4.3. Pemodelan
bawah sangat dipengaruhi oleh tekanan
Pada pemodelan untuk tangki dinamis. Shear stress terbesar terjadi
berpengaduk ini digunakan 2 kecepatan pada titik pengamatan dari titik ke 5 – 9.
impeller yaitu 284 rpm dan 412 rpm. Pada Dapat disimpulkan bahwa pada zona
kecepatan 284 rpm didapatkan data mendekati dinding samping tangki, shear
seperti pada Gambar 5. Gambar tersebut stress semakin besar. Hal ini dikarenakan
menunjukkan hasil dari tekanan statis, aliran aksial yang terjadi pada tangki
tekanan dinamis, dan shear stress pada pengaduk mengalami gesekan terbesar
dinding. Data tekanan statis pada titik pada dinding tangki antara titik 5 – 9.
pengamatan menunjukkan hasil tren yang
identik dengan eksperimen yang dilakukan
oleh Fort, dkk (2009) sehingga model

Koordinat A-Center A-B BC CD DE EF


8 Titik Pengamatan 1 2 3 4 5 6
Jarak (cm) 4 2,2 2 2 2 1,8
Koordinat FG GH HI IL I-Wall
Titik Pengamatan 7 8 9 10 -
Jarak (cm) 2,2 1,5 2 1,8 3
Gambar 4. Titik pengamatan pada tangki berpengaduk
26 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 9, No. 1, November 2017

(a)
Gambar 6. Vektor kecepatan untuk
impeller 4-blades PBT 45o

Untuk kecepatan 412 rpm, secara garis


besar mengalami tren yang sama dengan
kecepatan 284 rpm dengan intensitas
shear stress yang lebih tinggi diakibatkan
oleh energi kinetik dan turbulensi yang
lebih tinggi.
Berdasarkan Gambar 7 (a), (b), (c) dapat
diketahui bahwa pada kecepatan 412 rpm
menunjukkan kenaikan tekanan statis dan
tekanan dinamis yang lebih besar
(b) dibandingkan tekanan yang diberikan
pada kecepatan 284 rpm. Sehingga shear
stress yang dihasilkan pada kecepatan
412 rpm lebih besar dibandingkan dengan
kecepatan 284 rpm. Hal ini disebabkan
oleh partikel-partikel padat yang saling
bertumbukan dengan turbulensi yang
tinggi pada kecepatan 412 rpm
dibandingkan dengan kecepatan 284 rpm.
Hasil dari simulasi CFD yang telah
dilakukan sesuai dengan ekperimen Fort
(2009) yang menyatakan bahwa distribusi
shear stress dapat diamati melalui nilai
tekanan dinamis dan tekanan statis yang
diperoleh dari kecepatan impeller.
(c)
Gambar 5. Data pengamatan antara
titik pengamatan vs wall shear stress
(a); titik pengamatan vs tekanan
dinamis (b); titik pengamatan vs
tekanan statis (c) pada kecepatan 284
rpm
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 9, No. 1, November 2017 27

dibandingkan dengan eksperimen.


Berdasarkan data yang diambil pada titik
pengamatan disimpulkan bahwa shear
stress sangat dipengaruhi oleh tekanan
dinamis. Hal ini terbukti dengan semakin
besar kecepatan pengadukan maka shear
stress pada dinding akan semakin besar
pula. Pada area di antara dua baffle yang
berdekatan maka laju shear stress pada
dinding bawah tangki akan lebih tinggi
pada area antara tepi impeller dengan
dinding samping tangki. Hal ini terjadi
(a) karena sirkulasi pola alir yang dominan
terjadi pada area tersebut pada bagian
bawah dinding tangki.
6. Nomenclature
T : Diameter Tangki [m]
D : Diameter Impeller [m]
Bw : Lebar Baffle [m]
H : Tinggi Liquid [m]
C : Clearance [m]
Wb : Lebar Blade [m]
(b)
N : Kecepatan putaran [m]
Θ : Pitch Angle
7. Daftar Pustaka
Ameur, H. 2016. Agitation of Yield Stress
Fluids in Different Vessel Shapes.
Engineering Science and Technology,
an International Journal 19 (2016)
189–196.

Armenante, P.M. and E.U. Nagamine.


(c) 1998. Effect of Low Off-Bottom
Gambar 7. Data pengamatan antara Impeller Clearance on the Minimum
titik pengamatan vs wall shear stress Agitation Speed for Complete
(a); titik pengamatan vs tekanan Suspension of Solids in Stirred Tanks.
dinamis (b); titik pengamatan vs Chemical Engineering Science, Vol.53,
tekanan statis (c) pada kecepatan 412 No.9, pp. 1757-1775, 1998.
rpm
Azimian, M and H. Bart. 2013. CFD
5. Penutup Simulation and Experimental Analysis
Simulasi yang dilakukan berbasis metode of Erosion in a Slurry Tank Test Rig.
CFD untuk memprediksi laju distribusi EPJ Web of Conferences 45, 01009
shear stress pada dinding tangki (2013). DOI :
pengaduk menggunakan 4-blades 45o 10.1051/epjconf/20134501009.
PBT pada variasi kecepatan pengadukan
menunjukkan hasil yang identik jika
28 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 9, No. 1, November 2017

Bakker, Andre. 2013. Modeling Of Oshinowo, L.M. and A. Bakker. 2002.


Turbulence In Stirred Vessels Using CFD Modeling of Solids Suspensions
LargeEddy Simulation. Published in in Stirred Tanks. Symposium on
the Online CFM Book at Computational Modeling of Metals,
http://www.bakker.org/cfm. Minerals and Materials, TMS Annual
Meeting, February 17-21, 2002,
Biswas, P.K., S.C. Dev, K.M. Godiwalla, Seattle, WA.
C.S. Sivaramakrishnan. 1999. Effect of
Some Design Parameters on the Parslow, G. I., D. J. Stephenson, J. E.
Suspension Characteristics of a Strutt and S. Tetlow. 1999.
Mechanically Agitated Sand–Water Investigation of Solid Particle Erosion
Slurry System. Mater. Des. 20, 253- in Components of Complex Geometry.
265. Wear, 233-235, 737-745.

Chen, X. H., B. S. McLaury and S. A. Sharma, R.N. and A.A. Shaikh. 2003.
Shirazi. 2006. Numerical and Solids Suspension in Stirred Tanks
Experimental Investigation of the with Pitched Blade Turbines. Chem.
Relative Erosion Severity between Eng. Sci. 58, 2123-2140.
Plugged Tees and Elbows in Dilute
Gas/Solid Two-Phase Flow. Wear, Skocilas, J., I. Fort, T. Jirout. 2013. A
261, 715-729. Study of CFD Simulations of the Flow
Pattern in an Agitated System with a
Fort, I., P. Hasal, A. Apglianti, and F. Pitched Blade Worn Turbine. Chemical
Magelli. 2009. Axial Force at the and Process Engineering 2013, 34 (1),
Vessel Bottom Induced by Axial 39-49. DOI: 10.2478/cpe-2013-0004.
Impellers. 13th European Conference
on Mixing, London, 14-17 April 2009. Weetman, R. J. 1998. Computer
Simulation Helps Increase Life of
Garcia- M Cortada, V. Dore, L. Mazzei, P. Impeller in Alumina Hydrate
Angeli. 2017. Experimental and CFD Precipitation from 2 to 8 Years. J Mater
Studies of Power Consumption in the Eng Perform, 7, 491-494.
Agitation of Highly Viscous Shear
Thinning Fluids. Journal of Chemical Zadghaffari R., J.S. Moghaddas, M.
Engineering Research and Design 119 Ahmadlouydarab, J. Revstedt. 2008. A
(2017) 171-182. Mixing Study in a Double-Rushton
Stirred Tank. Fourth International
Graham, L.J.W., D. Lester, J. Wu. 2009. Conference on Advanced
Slurry Erosion in Complex Flows: COmputational Methods in
Experiment and CFD. Seventh ENgineering (ACOMEN 2008).
International Conference on CFD in
the Minerals and Process Industries
CSIRO, Melbourne, Australia 9-11
December 2009.

Matsuda, N., Y. Tada, S. Hiraoka, S. Qian,


and H.Takeda. 2004. The Effect of Off-
Bottom Clearance on Macro
Instabilities in a Stirred Vessel. Journal
of Chemical Engineering of Japan, Vol.
37, No. 10, pp. 1215-1223, 2004.

Anda mungkin juga menyukai