Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
PENGARUH VARIASI KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP
DRAG DAN KONSUMSI DAYA BATERAI PADA BODY MOBIL LISTRIK
ZELENA ITS METODE KOMPUTASIONAL FLUIDA DINAMIK

BIDANG KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh:

Abdi Ismail 2412100027 Angkatan 2012


Qurrotul Uyuniyah 2414100039 Angkatan 2014
Rezha Falaq Rizki 2412100117 Angkatan 2012

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2015
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
PENGARUH VARIASI KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP
DRAG DAN KONSUMSI DAYA BATERAI PADA BODY MOBIL LISTRIK
ZELENA ITS METODE KOMPUTASIONAL FLUIDA DINAMIK

BIDANG KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh:

Abdi Ismail 2412100027 Angkatan 2012


Qurrotul Uyuniyah 2414100039 Angkatan 2014
Rezha Falaq Rizki 2412100117 Angkatan 2012

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2015

i
ii
PENGARUH VARIASI KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP
DRAG DAN KONSUMSI DAYA BATERAI PADA BODY MOBIL LISTRIK
ZELENA ITS METODE KOMPUTASIONAL FLUIDA DINAMIK
Abdi Ismail, Rezha Falaq Rizki, Qurrotul Uyuniyah
Program Studi S1 Teknik Fisika-Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS Keputih Sukolilo-Surabaya

ABSTRAK
Zelena merupakan mobil listrik yang dikembangkan dengan mengunggulkan
aspek efisiensi energi. Efisiensi energi yang berarti semakin sedikit energi baterai
yang dikonsumsi untuk melakukan perpindahan mobil dengan jarak yang paling
jauh adalah semakin efisien. Beban aerodinamika mobil adalah salah satu faktor
yang dapat mengurangi efiensi daya berupa beban gaya hambatan bentuk mobil.
Metode yang digunakan adalah simulasi komputasional fluida dinamik dan
perhitungan konsumsi daya. Hasil yang didapat adalah semakin besar kecepatan
aliran fluida udara yang menerpa mobil maka semakin besar pula gaya drag yang
ditimbulkan naik secara kuadratik sesuai persamaan matematis y = 1,857x2 +
0,1266x - 0,0375. Koefisien drag yang didapatkan yaitu 0,29. Sementara
Konsumsi daya naik secara kuadratik dengan semakin cepatnya aliran fluida udara
mengikuti persamaan y = 48,262x2 + 226,03x + 66,823. Jarak tempuh terjauh
mobil dengan kecepatan maksimum 40 km/jam dan baterai berkapasitas 4800 W
adalah 126 Km. Bentuk mobil di bentuk lebih streamline lagi agar separasi aliran
tidak terjadi atau luasannya semakin kecil, dapat diwakili dengan koefisien drag
yang semakin kecil dan konsumsi daya yang semakin sedikit.
Kata Kunci: Mobil listrik,gaya drag,daya baterai,komputasional fluida, body.

ABSTRACT
Zelena an electric car developed to favor the energy efficiency aspect. Energy
efficiency mean less battery energy is consumed to make the shift car with the
most remote distance is more efficient. Aerodynamic load the car is one of the
factors that can reduce power efiensi form of load-style obstacles car shape. The
method used is a computational fluid dynamic simulation and calculation of
power consumption. The result is greater fluid flow velocity of air that hit the car,
the greater the drag force induced rise quadratic equation y = 1,857x2 + 0,1266x -
0.0375. Drag coefficient obtained is 0.29. While the power consumption rises
quadratically with the rapid fluid flow of air to follow the equation y = 48,262x2 +
226,03x + 66.823. Farthest distance a car with a maximum speed of 40 km / h and
a battery capacity of 4800 W is 126 Km. The shape of the car in a more
streamlined shape again so that flow separation does not occur or the smaller its
range, can be represented with a drag coefficient smaller and less and less power
consumption.
Keywords: Electric cars, drag force, battery, computational fluid, body.

iii
1

PENDAHULUAN
Aliran fluida yang melingkupi sebuah benda secara penuh akan
menimbulkan tegangan pada benda tersebut, baik tegangan normal maupun
tegangan geser. Tegangan normal disebabkan karena adanya tekanan dari fluida,
sedangkan tegangan geser timbul akibat adanya viskositas fluida. Jika ditinjau
pada aliran dua dimensi, aliran yang mengalir secara horizontal akan
menimbulkan gaya drag atau gaya hambat karena arah dari gaya ini berlawanan
dengan arah aliran, sedangkan aliran yang mengalir secara vertikal menimbulkan
gaya lift atau gaya angkat. pada aplikasi mobil hemat energi seperti mobil listrik
Zelena ITS, gaya lift yang diharapkan adalah gaya lift negatif agar mobil tetap
melaju di atas tanah dengan gaya tekan kebawah penelitian dilakukan dengan
variasi kecepatan 10 km/jam, 20 km/jam, 30 km/jam, 40 km/jam kecepatan ini
diambil karena maksimum torsi dan daya motor dapat menghasilkan maksimum
kecepatan sampai 40 km/jam.
Gaya Drag
Gaya tahanan (drag) yang diamati dari penelitian ini termasuk parasitik
drag berjenis tahanan bentuk (form drag). Tahanan bentuk terjadi pada aliran
fluida melewati benda yang memiliki tinggi lebih besar dibanding dengan
panjangnya yang searah dengan arah aliran fluida seperti tampak pada gambar 1.
Benda tersebut disebut dengan benda tumpul (bluff bodies). Tahanan bentuk
terjadi karena perubahan tekanan. Koefisien tahanan bentuk dapat dirumuskan,

= Koefisien tahanan tekanan


= gaya hambat/drag (N)
= densitas fluida (kg/m3)
= tekanan (N/m2)
= tekanan acuan (N/m2)
= kecepatan fluida relatif terhadap objek (m/s)
= permukaan benda basah (m2)

Gambar 1. Tahanan bentuk pada benda tumpul


2

Tahanan bentuk sangat berkaitan dengan tekanan, namun dalam realita saat mobil
melaju dijalanan sangat sulit untuk mengetahui tekanan yang terjadi pada
geometri mobil. Tekanan sangat berkaitan dengan kecepatan sesuai persamaan
bernoulli untuk aliran inkompresibel yaitu :

Kecepatan sangat mudah diketahui melalui speedometer yang ada di mobil


sehinga terdapat hubungan antara gaya tahanan (drag) terhadap kecepatan. Beban
aerodinamika yang terjadi akibat gaya drag dapat mempengaruhi daya konsumsi
baterai sehingga semakin kecil drag maka konsumsi daya semakin berkurang.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gaya drag mobil salah
satunya adalah Sheikh Ahmad Zaki yang melakukan pengujian aliran fluida dua
dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D) untuk bentuk kendaraan Proton Iswara
Aeroback dengan menggunakan FLUENT. Berdasarkan analisis yang
dilakukannya, didapati bahwa nilai drag coefficient (CD) dan lift coefficient (CL)
bagi model 2D untuk keadaan lantai statik masing-masing ialah 0.3794 dan -
0.4797. Bagi keadaan lantai bergerak nilai CD dan CL masing-masing ialah 0.3776
dan -0.6187. Dari penelitian tersebut dapat dsisimpulkan bahwa gaya angkat ke
atas adalah fenomena yang tidak diinginkan karena dapat mengurangai traksi
(traction) dan dapat berpengaruh merugikan pada karakteristik-karakteristik
pengemudian (handling characteristics).
Komputasional Fluida Dinamik
Komputasional fluida dinamik (CFD) merupakan adalah suatu cabang
ilmu mekanika fluida yang memakai metode numerik dan algoritma dalam
menyelesaikan berbagai masalah aliran fluida dengan bantuan komputer.
Perangkat lunak ANSYS adalah perangkat lunat yang digunakan untuk
mengetahui aliran fluida di sekitar ruangan atau bangunan apapun yang ingin
ditelaah. Prinsipnya adalah suatu ruang yang berisi fluida yang akan dilakukan
penghitungan dibagi-bagi menjadi beberapa bagian disebut dengan sel dan
prosesnya dinamakan meshing. Komputer digunakan untuk melakukan jutaan
penghitungan yang diperlukan untuk mensimulasikan interkasi antara cairan dan
gas dengan benda padat. Dasar fundamental hampir semua masalah CFD adalah
persamaan Navier-Stokes, yang menenentukan setiap fase tunggal aliran fluida.
Nantinya, pada setiap titik kontrol penghitungan akan dilakukan penghitungan
oleh aplikasi dengan batasan domain dan boundary condition yang telah
ditentukan. Prinsip inilah yang banyak dipakai pada proses penghitungan dengan
menggunakan bantuan komputasi komputer[5].
FLUENT sendiri merupakan salah satu jenis program CFD
(Computational Fluid Dynamics) yang menggunakan metode diskritisasi volume
hingga. FLUENT memiliki fleksibilitas mesh, sehingga kasus-kasus aliran fluida
yang memiliki mesh tidak terstruktur akibat geometri benda yang rumit dapat
diselesaikan dengan mudah. FLUENT menggunakan metode volume hingga
3

(finite volume method). Penggunaan FLUENT sangat mudah, tersedia model yang
realistik dengan berbagai pilihan solver, dan juga lebih efisien terhadap waktu dan
biaya eksperimen[6].
.
TUJUAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menganalisa pengaruh variasi kecepatan mobil terhadap gaya drag yang
terjadi.
2. Menganalisa pengaruh gaya drag terhadap konsumsi daya baterai.
3. Mengevaluasi geometri body mobil untuk menghasilkan beban
aerodinamik sekecil mungkin.

METODE
1. Simulasi Komputasional Fluida Dinamik
Metode simulasi digunakan untuk mendapatkan gaya drag, koefisien drag,
gaya lift, dan koefisien lift. Perangkat lunak desain geometri yaitu Catia V5 R21,
perangkat lunak analisis fluida yaitu ANSYS 14.0 dengan solver FLUENT 14.0,
dan perangkat keras personal komputer dengan spesfikasi Dell core i3, RAM 12
GB, MSI motherboard, Nvidia 720 M, Windows 7 Ultimate 64 bit. Berlokasi di
Laboratorium Rekayasa Energi dan Pengkondisian lingkungan, Jurusan Teknik
Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember dalam
waktu 7 Februari-28 Februari 2015. Langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Bagian mobil yang terluar di desain ulang menggunakan Catia V5 R21
dengan skala 1:1 aksesoris mobil yang tidak diperlukan dihilangkan agar
simulasi tetap berjalan sesuai spesifikasi perangkat keras yang digunakan
namun tetap akurat.

Gambar 2. Desain ulang body mobil Zelena


2. Hasil desain ulang di import dan dibuat batas lingkungan untuk simulasi
menggunakan fitur enclosure pada Design modeler ANSYS 14.0.
kemudian Enclosure di substract oleh body mobil. Kemudian symetry
plane terhadap ZXPlane agar ban mobil tepat menyentuh enclosure bagian
bawah seperti ban mobil yang menyentuh jalan.
3. Pada proses meshing dimasukkan parameter sebagai berikut :
Tabel 1. Parameter meshing
Meshing untuk enclosure (lingkungan seluruhnya)
Size function On: Proximity and curvature
Relevance center Coarse
4

Smoothing High
Triangle Surface Mesher Program Controlled
Meshing untuk box tambahan sekitar mobil
Insert sizing Body sizing
Type Body of Influence
Element size 40 mm
Meshing untuk geometri mobil
Insert sizing Face sizing
Type Element size
Element size 25 mm
Behaviour Soft
4. Pada proses perhitungan digunakan solver FLUENT 14.0 dan parameter
yang dimasukkan sebagai berikut :
Tabel 2. Parameter kalkulasi
Viscous model k-epsilon, Reliazable, Non-Equilibrium Wall
Functions
Reference Zone Enclosure
Solution Methods Coupled
Solution Initialization Hybrid Initialization
Boundary Condition
Velocity inlet 2,75 m/s; 5,5m/s; 8,25m/s; 11m/s;
Turbulent Intensity 1%; Turbulent Viscosity Ratio 10
Presure-outlet Backflow Turbulent Intensity 5%; Backflow Turbulent
Viscosity Ratio 10;
Reference Values
Compute from Velocity Inlet
Area (m2) 1.412884
Report Forces (Drag, Lift)
5. Kemudian setelah semua selesai, dilakukan iterasi untuk mendapatkan
hasil.
2. Perhitungan Konsumsi Daya Baterai
Daya baterai yang dikonsumsi berbanding lurus dengan naiknya
kecepatan. Metode perhitungan ini sudah tervalidasi dan digunakan pula
pada mobil surya ITS. Berikut ialah desain mobil yang telah ditentukan :
Area frontal mobil (A) : 1.412884 m2 (simulasi ANSYS)
Total Massa (m) : 250 kg
Efisiensi motor dan penggerak (e) : 0.8
Koefisien gaya gesek kinetis (k) : 0.03
Resistansi rem dan steering (rs) : 0.0001
Koefisien drag (Cd) : 0.29 (simulasi ANSYS)
Massa jenis udara (p) : 1.22 kg/m3
Jari-jari roda (r) : 0.2719 m
Rasio gear (rg) : 1 : 1 (tanpa transmisi)
Range kecepatan mobil yang diuji ialah :
Tabel 3. Kecepatan variabel
V (km/jam) 10 20 30 40
5

V (m/s) 2.75 5.5 8.25 11


Selanjutnya dapat dianalisis gaya hambat (drag) total berpengaruh pada mobil.
Gaya hambat tersebut ialah gaya hambat udara dan gaya hambat roda.
Gaya hambat udara = hasil simulasi ANSYS.
Gaya hambat roda = m.g.(k + rs) ; dengan g = 9.81 m/s2
Total gaya hambat = gaya hambat udara + gaya hambat roda
Power yang dibutuhkan untuk mempertahankan kecepatan, dalam hal ini disebut
Pv dihitung dengan persamaan :
Pv = {(Total gaya hambat)(kecepatan)}/e ; dengan
e = efisiensi motor dan penggerak
selain Pv, diperlukan juga power untuk melakukan akselerasi dari kecepatan 0
hingga kecepatan tertentu (Pa). Nilai akselerasi yang dipilih ialah a = 0.185.
a = V / ta ; dengan
V = kecepatan
ta = waktu untuk berakselerasi mencapai kecepatan V
Ea = (0,5.m.V2)/e ; dimana Ea adalah energi untuk berakselerasi
Pa = Ea / ta
Maka total daya yang dibutuhkan mobil untuk melaju dari kecepatan 0 hingga
kecepatan tertentu (Pt) ialah penjumlahan antara Pv dan Pa.
Pt = Pv + Pa
RPM (Revolution Per Minute) motor dibutuhkan agar mobil dapat melaju dengan
kecepatan tertentu.
RPM motor = (V.60)/(2.3,141596.r.rg)
Pt, Pv dan Pa dapat dinyatakan dalam grafik sebagai fungsi kecepatan, dimana
rate kecepatan ialah asumsi kecepatan rata-rata saat mobil melaju. Selanjutnya,
diperlukan analisis tentang kebutuhan power baterai. Dimana power baterai yang
dihabiskan (Pb) ialah perkalian antara Pt dan waktu tempuh yang diperlukan
mobil untuk menempuh jarak tertentu (Tm). Besarnya nilai Pt tergantung dari
kecepatan.
Pb = Pt . Tm
Tm = Jarak tempuh / kecepatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Simulasi Komputasional Fluida Dinamik
Hasil dari simuasi ini merupakan nilai gaya-gaya yang terjadi pada mobil
akibat aliran udara freestream. Berikut hasil simulasi :
Tabel 4. Hasil Simulasi
kecepatan
Koefisien drag Gaya drag Gaya lift Koefisien lift
km/jam
10 0,02 1,96 -0,67 -0,01
20 0,29 7,62 -2,95 -0,11
30 0,29 17,08 -6,95 -0,12
40 0,29 30,17 -12,31 -0,12
6

Secara garis besar gaya lift dan koefisien lift bernilai negatif yang berarti
tidak memiliki gaya angkat dan ini sangat baik terjadi pada mobil karena
kebutuhan mobil adalah gaya tekan kebawah. Gaya drag perlu divalidasi untuk
memastikan keabsahan data, drag yang terjadi adalah form drag atau hambatan
bentuk sehingga dapat dihitung berdasar persamaan :

Cd = Koefisien drag ;
A = Area frontal mobil ;
Ρ = Densitas udara ;
V = Kecepatan aliran udara.
Maka didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 5. Error antara simulasi dengan perhitungan
Gaya drag (N) hasil Gaya drag (N) hasil Error
simulasi perhitungan (%)
1,96 1,93 1,29
4,33 4,34 0,23
7,62 7,56 0,74
17,08 17,01 0,43
30,17 30,24 0,23
Berdasarkan hasil diatas, rentang error <2% sehingga data simulasi dapat
diterima dan valid.
Gaya drag sangat erat hubungannya dengan kecepatan, berikut adalah tren
yang terjadi karena perubahan kecepatan :

Grafik Kecepatan dan Gaya Drag


40,00
gaya drag (N)

30,00 30,17
20,00
17,08
10,00
7,62
0,00 1,96
10 20 30 40
Kecepatan km/jam

Gambar 3.Grafik hubungan kecepatan dan gaya drag


Dari grafik diatas terlihat bahwa semakin cepat aliran fluida mengalir pada
mobil maka semakin besar pula gaya drag yang diterima. Hal ini disebabkan
karena separasi aliran yang terjadi semakin besar pada body mobil sehingga
menyebabkan fenomena separasi bubble, wake, stagnasi yang menjadi sumber
hambatan. Tren yang terjadi antara gaya drag dan kecepatan dapat disimpulkan
dalam sebuah persamaan yaitu y = 1,857x2 + 0,1266x - 0,0375 dengan regresi
linier R² = 1, dengan y = gaya drag (N) dan x = kecepatan (km/jam) dari
persamaan ini dapat diprediksi gaya drag yang akan terjadi pada zelena electric
car ITS.
7

Grafik Kecepatan dan Koefisien Drag


0,40
Koefisien Drag 0,29 0,29
0,30 0,29
0,20
0,10
0,00 0,02
10 20 30 40
Kecepatan km/jam

Gambar 4.Grafik hubungan kecepatan dan koefisien drag


Sementara pada hubungan koefisien drag dengan kecepatan cukup stabil
dari kecepatan 20 m/s sampai 40 m/s sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien
drag pada mobil ini bernilai 0,29. Jika koefisien drag mobil Zelena ITS
dibandingkan dengan mobil komersial yang sudah ada dipasaran maka sebagai
berikut :
Tabel 6. Perbandingan dengan mobil komersial
Jenis mobil Koefisien drag
Mazda Rx-8 0,31
Zelena Electric Car ITS 0,29
Honda Civic Hybrid 0,28
Dari tabel perbandingan diatas mobil listrik Zelena ITS dapat bersaing diantara
mobil keluaran perusahaan besar yang sudah dikomersialkan sehingga mobil
Zelena dari segi desain beban aerodinamik berpotensi untuk dikembangkan dan
dijadikan kendaraan hemat energi untuk mengurangi polusi dan meminimalisir
efek pemanasan global.
2. Konsumsi Daya Baterai
Pada mobil hemat energi konsumsi daya se-efisien mungkin adalah hal
wajib ada, dalam hal ini semakin sedikit daya yang dipakai adalah tujuannya.
Dengan mengetahui hubungan dan tren akibat variasi kecepatan dapat diketahui
motor dan baterai yang cocok untuk dipakai serta jarak tempuh maksimal dari
mobil. Berikut adalah hasil perhitungan konsumsi daya baterai :
Tabel 7. Hasil perhitungan konsumsi daya baterai
V (km/jam) 10 20 30 40
Gaya hambat udara (N) 1.96 7.62 17.08 30.17
Gaya hambat roda (N) 74 74 74 74
Total Gaya Hambat (N) 76 81 91 104
Pv (W) 260 560 937 1430
ta (s) 15 30 45 60
a (m/s2) 0.185 0.185 0.185 0.185
Ea (J) 1182 4727 10635 18906
Pa (W) 79 158 236 315
RPM motor (RPM) 98 193 290 386
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa daya untuk melakukan percepatan (Pa)
memiliki tren linier, hal ini dikarenakan penambahan percepatan yang konstan
yaitu 0,185 m/s2 dengan asumsi jalanan kosong tanpa rintangan dan lurus, jika
8

terdapat rintangan atau jalan berbelok maka daya yang dikonsumsi untuk
percepatanpun akan berfluktuasi dan perlu penelitian lebih lanjut. nilai Pa dapat
dikurangi dengan mengurangi akselerasi mobil, massa keseluruhan mobil, serta
efisiensi motor dan penggerak. Berdasarkan grafik diatas, total daya (Pt) dan daya
dalam mempertahankan kecepatan (Pv) berbanding lurus dan kenaikannya secara
kuadratik. Semakin tinggi kecepatan mobil maka power total (Pt) yang
dibutuhkan akan semakin tinggi. Power total (Pt) dapat dikurangi jika Pv dan Pa
juga berkurang. Pv dapat dikurangi dengan mengurangi nilai koefisien drag (Cd),
area frontal mobil dan massa keseluruhan mobil serta efisiensi motor dan
penggerak. Nilai Cd dapat semakin rendah jika body mobil semakin aerodinamis.
Oleh karena itu dalam pemilihan komponen mobil, diperlukan motor dengan
efisiensi yang tinggi dan baterai dengan densitas energi (Wh/kg) yang tinggi.
Semakin tinggi densitas energi baterai, maka semakin banyak energi yang dibawa
dalam setiap satuan massa, Atau dengan massa yang sama, baterai dengan
densitas energi tinggi akan memiliki energi yang lebih banyak dari pada baterai
dengan densitas energi rendah.
2000
Hubungan Daya dengan Kecepatan
1500
Power (Watt)

1000 Pv (watt)
Pa (Watt)
500
Pt (watt)
0
10 20 30 40
Kecepatan (km/jam)

Gambar 5.Grafik hubungan kecepatan dan konsumsi daya

Tabel 8. Persamaan linier pada gambar 5


Persamaan Regresi Linier
2
Pt y = 48,262x + 226,03x + 66,823 R² = 0,9999
Pa y = 78,6x + 0,5 R² = 1
2
Pv y = 48,25x + 147,45x + 66,25 R² = 0,9999
Berikut ialah jarak yang dapat ditempuh dengan baterai sebesar 4800 W
hour dalam kecepatan tertentu.
Tabel 9. Jarak yang ditempuh oleh baterai 4800 W
Jarak Tempuh (km) 141 138 132 126
Kecepatan (km/jam) 10 20 30 40
Tm (jam) 14.1 6.9 4.4 3.15
Pb (Watt.hour) 4,785.4 4,794.9 4,764.2 4,785
Storage System
4800 4800 4800 4800
(Watt.hour)

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin rendah


kecepatan mobil maka jarak tempuhnya akan semakin jauh. Akan tetapi,
9

kecepatan mobil yang rendah akan berdampak pada waktu tempuh (Tm) yang
semakin lama.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat untuk menjawab tujuan awal adalah sebagai berikut:
1. Semakin besar kecepatan aliran fluida udara yang menerpa mobil maka
semakin besar pula gaya drag yang ditimbulkan naik secara kuadratik
sesuai persamaan matematis y = 1,857x2 + 0,1266x - 0,0375. Koefisien
drag yang didapatkan yaitu 0,29.
2. Konsumsi daya naik secara kuadratik dengan semakin cepatnya aliran
fluida udara mengikuti persamaan y = 48,262x2 + 226,03x + 66,823. Jarak
tempuh terjauh mobil dengan kecepatan maksimum 40 km/jam dan baterai
berkapasitas 4800 W adalah 126 Km.
3. Ketinggian mobil sebaiknya diturunkan dan trailing edge dibuat lebih
landai, kedua hal ini bertujuan untuk mengurangi separasi aliran yang
menambah nilai tahanan bentuk.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Krajnović, S., and Davidson, L., Large-Eddy Simulation of the Flow Around
Simplified Car Model, SAE Paper No. 2004-01-0227, Detroit, USA, 2004
[2] Gunawan, Putu.2010. Pengaruh Penematan Penghalang Berbentuk Silinder
Pada Posisi Vertikal Dengan Variasi Jarak Horisontal Didepan Silinder
Utama Terhadap Koefisien Drag. Bali : Universitas Udayana.
[3] Peyret, Rogert.1996. Handbook of Computational Fluid Mechanics. USA:
Elsevier Ltd.
[4] Sapto, Agung.2013. Kajian Awal Hibridisasi Toyota Soluna Dengan
Konfigurasi Parallel HEV. Depok :Universitas Gunadarma.
[5] Saputra, Ari. 2013. Studi Numerik Karakteristik Aliran 2d Melintasi Bodi
Mobil Nasional (Studi Kasus Mobil Gea Tanpa Ground Clearance).
Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana
Lampiran 3. Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI

Anda mungkin juga menyukai