Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2685-9319

Seminar Nasional Teknik Mesin


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

RANCANG BANGUN AIR SLIDE CONVEYOR SEBAGAI PENGGANTI


SCREW CONVEYOR T04-SC6
Ivan Asmara Putra1), Yuli Mafendro D.E.S. 2), Yakub3)
1)
Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta Konsentrasi Rekayasa Industri Semen
2)
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta
3)
Maintenance Mechanical Finishmill Narogong 2, PT. Solusi Bangun Indonesia. Tbk

ivan.eve14lafargeholcim@gmail.com1
ivan.asmaraputra.tm18@mhsw.pnj.ac.id 2

ABSTRAK

Proses akhir pembuatan semen di finishmill narogong 2 terdapat proses penambahan material fly ash
dan clinker kiln dust (CKD), proses ini salah satunya menggunakan screw conveyor untuk
mentransportasikan material dari weight feeder menuju bucket elevator. Dengan pergerakan screw
conveyor yang konstan kadang kala menyebabkan material menumpuk di inlet chute dan
mengakibatkan over load pada saat di weight feeder dan mengakibatkan material terbuang ke
lingkunga dan juga over load di screw mengakibatkan material keluar dari main hole. Terbuangnya
material dapat menimbulkan pencemaran limbah B3. Namun penggunaan fly ash dan CKD harus
tetap dipertahankan manfaat yang diperoleh dari penggunaan fly ash dan CKD, yaitu penggunaan fly
ash bisa membantu peningkatan kuat tekan semen, fly ash & CKD materialnya halus dan lunak
sehingga beban penggilingan akan semakin turun, harga fly ash lebih murah dibandingkan clinker,
dan juga sebagai kompensasi clinker yang mahal dan specific electrical energy consumption yang
lebih rendah jelas menurunkan cost dari energi elektrik. Oleh sebab itu dibutuhkan alat transport
material yang mampu menghantarkan secara continue dan mampu dalam segi muatannya serta
meminimalisir terjadinya kebocoran yang menyebabkan terbuangnya fly ash ke lingkungan bebas.
Penggunaan air slide sangat direqomendasikan untuk mengatasi masalah tersebut.

Kata Kunci : Finishmill Narogong 2, Screw Conveyor, Fly Ash dan Clinker Kiln Dust, Air Slide.

ABSTRACT
The final process of making cement at the Narogong 2 finishmill there is a process of adding fly ash
and clinker kiln dust (CKD) material, this process uses a screw conveyor to transport material from
the weight feeder to the bucket elevator. The constant movement of the screw conveyor sometimes
causes material to accumulate in the inlet chute and results in overload at the time of the weight
feeder and causes material to be wasted into the environment and also overload in the screw causes
material to come out of the main hole. The wasted material can cause B3 waste pollution. However,
the use of fly ash and CKD must be maintained. The benefits obtained from the use of fly ash and
CKD, namely the use of fly ash can help increase the compressive strength of cement, fly ash & CKD
the material is smooth and soft so that the grinding load will decrease, fly ash prices are cheaper
compared to clinker, and also to compensate for the expensive clinker and lower specific electrical
energy consumption, obviously lowering the cost of electrical energy. Therefore, we need a material
transport tool that is able to deliver continuously and is capable in terms of its load and minimizes the
occurrence of leaks that cause fly ash to be wasted into the free environment. The use of water slides is
highly recommended to overcome this problem.

Keyword : Finishmill Narogong 2, Screw Conveyor, Fly Ash dan Clinker Kiln Dust, Air Slide.
ISSN 2685-9319
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

I. PENDAHULUAN

Latar belakang

Bahan utama dari semen adalah clinker yang digiling bersama-sama dengan gypsum
dan bahan aditif di dalam alat penggiling. Material yang telah digiling akan melalui proses
pemisahan antara yang halus dan yang kasar. Material halus yang memenuhi spesifikasi
kualitas akan menjadi produk sedangkan yang kasar akan dimasukan kembali ke dalam mill.

Dalam proses pembuatan semen di PT. Solusi Bangun Indonesia bukan hanya batu
kapur (Limestone), tanah liat (Clay), pasir besi dan silika, tetapi juga menggunakan bahan
tambahan seperti gypsum, fly ash dan cement kiln dust (CKD).

Fly Ash dan Cement kiln dust (CKD) merupakan material yang ditambahkan setelah
penggilingan terakhir. Fly ash dan cement kiln dust di campur sesuai proporsinya yang
kemudian di transportasikan dengan blower pump menuju bin intermediate kemudia menuju
rotary feeder lalu ke Weight feeder selanjutnya ditranportasikan ke bucket elevator
menggunakan screw conveyor.

Penggunaan screw conveyor saat ini sangat membutuhkan perawatan mesin


(maintenance) yang sangat kompleks, karena screw conveyor memiliki banyak bagian kritis
seperti coupling, bearing, hanger bearing, shaft screw, daun screw dan motor, yang mana jika
salah satu tidak dapat berfungsi dengan baik akan membuat kinerja dari screw conveyor
tersebut tidak optimal. Serta penggunaan screw conveyor memiliki gerakan yang konstan
yang mana apabila flow material meningkat akan menyebabkan penumpukan atau kelebihan
muatan (over load) pada inlet chute, screw conveyor maupun pada weight feeder, yang
mengakibatkan terbuangnya material kelingkungan sekitar.

Berdasarkan permasalahan diatas maka dibuatlah rencana penggantian screw conveyor


tersebut menjadi air slide conveyor yang diharapkan mampu mengurangi jumlah material
yang terbuang yang nantinya juga dapat mengurangi biaya pembersihan, material yang
terbuang, dan biaya maintenance, serta menghilangkan bahaya bagi kesehatan yang di
akibatkan pencemaran limba B3 yaitu fly ash.
ISSN 2685-9319
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

II. METODE
ISSN 2685-9319
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Perancangan Air Slide


Perancangan air slide, diawali dari desain perancangan serta pemilihan dan
perhitungan material.pemilihan material disesuaikan dengan desain yang telah dibuat.
3.1.1 Desain 3D New Air Slide

Gambar 3.2 Desain 3D Air Slide pengganti Screw Conveyor

Air slide terbagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu :

1. Inlet chute
2. Inspection door
3. Casing unit air slide
4. Venting hood
5. Outlet chute
6. Aeration pipe
7. Butterfly valve
8. Centrifugal fan

3.1.2 Kapasitas Material yang ditransportasikan


feed tertinggi pada mill 6 bulan april ialah 33.27 t/h. Namun dengan
asumsi pemakaian 20% dari feed. Feed tertinggi bulan april adalah 228.4 t/h.
Dimana 20% dari 228.4 t/h ialah 48.68 t/h.dan untuk nilai density fly ash 800
kg/m3 sedangkan untuk clinker kiln dust 600 kg/m3. Sedangkan material yang
ISSN 2685-9319
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

akan di transportasikan adalah campuran dari kedua material tersebut dengan


perbandingan fly ash dan clinker kiln dust ialah 7:5.

Maka material flow dalam air slide adalah :

Density fly ash (FA) : 800 kg/m3

Density clinker kiln dust (CKD) : 600 kg/m3

FA : CKD = 7 : 5

= ( 127 x 800 kg/m 3) + ( 125 x 600 kg/m 3)


= ( 466 ,66 kg/m 3 ) + ( 250 kg /m3 )

= 716,66 kg/m3

Feed
Material Flow=
Density

48.68 t /h
Material Flow= =67 , 93 m³ /h
0,7166 t/m ³

3.1.3 Menentukan Dimensi Flange & Casing Air Slide


Setelah menentukan lebar air slide maka kita dapat menentukan
dimensi air slide secara keseluruan dengan melihat tabel standar air slide
casing dimensions.
ISSN 2685-9319
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Gambar 3.3 Dimensions Flange Air Slide

perhitungan luas permukaan. Setelah dilakukan pengukuran maka


didapat hasil:

Panjang (p)

Section 1 = 2.470 mm

Section 2 = 2.470 mm

Section 3 = 2.470 mm

Panjang total = 7.410 mm (7,41 m)

Lebar (l) = 365 mm (0,365 m)

Mencari debit udara yang dibutuhkan


Luas permukaan (A)
Diketahui : P = 7,41 m

L = 0,365m

A=Pxl
A = 7,41 x 0.365
A = 2,7 m2

1
ISSN 2685-9319
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Debit udara (Q)


Diketahui : A = 2,7 m2
Q1m2 = 2,5 m3/m2 per min

Correction factor = 1,1

Q = A x Q1m2

Q = 2,7 m2 x 2,5 m3/m2 per min

Q = 6,75 m3/ min

Q = 405 m3/h

` Q = 405 m3/h x 1,1 (safety factor)

Q = 445,5 m3/h

Jadi jumlah debit udara yang dibutuhkan untuk sistem aerasi air slide
secara keseluruhan adalh 445,5 m3/h.

Tekanan udara yang dibutuhkan


Berdasarkan acuan standar Solusi Bangun Indonesia Group mengenai
tekanan udara pada sistem aerasi air slide, kebutuhan tekanan dilihat dari
dimensi air slide yang dikategorikan menjadi dua kondisi yaitu :
Lebar air slide ≤ 500 mm 60 mbar ( 611,8927 mmH2O)
Lebar air slide > 500 mm 80 mbar ( 815,7730 mmH2O)

Desain air slide yang akan digunakan memiliki lebar 365 mm, termasuk ke
kategori lebar air slide ≤ 500 mm maka untuk nilai tekanan yang akan
digunakan adalah 60 mbar ( 611,8927 mmH2O).

3.1.4 Perhitungan Head Loss Pada Sistem Perpipaan


Kerugian lubang masuk pipa

Kerugian yang terjadi pada lubang masuk suction pipe.

Formula yang digunakan :

2
V
h=K
2g

2
ISSN 2685-9319
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Sudden contraction (penyempitan mendadak)


Losses yang terjadi karena penyempitan luasan penampang pipa
memiliki formula sebagai berikut :
2

( )
2
1 V2
hc= −1
Cc 2g

Sudden expansion (perbesaran mendadak)


Formula yang digunakan :

[ ( )]
2 2 2
V D V1
he=K 1 = 1− 1
2g D2 2g

Dimana :
he = head loss karena sudden expansion (m)
K = koefisien kerugian kecil
Kerugian pembesaran bentuk kerucut
2
( v1 −v 2 )
hl=K
2g

Persamaan yang berkaitan dengan head loss, HL adalah:

2 2
Lv v
H L=f + ∑ Ki
D2g 2g

Dimana :
v = kecepatan aliran (m/s)
g = percepatan grafitasi bumi (9.81 m2/s)
L = panjang pipa (m)
D = diameter dalam pipa (m)
f = faktor kerugian gesekan
K = faktor bentuk komponen

Nilai f dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa cara.

a) Untuk aliran laminer :

64
f= ℜ

3
ISSN 2685-9319
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

b) Untuk aliran turbulen:

0,0005
f =0 , 02+
D

Major Losses Minor Losses Total Losses


16,6192 137,4282 154,0474

Total H = 154,0474
Menghitung Total Losses Kedalam Satuan mbar

3
1 ,2 kg /m
SG (Spesific Gravity) udara = 3
=0,002
1000 kg/m

P in bar = 0,0981 . H . SG
P in bar = 0,0981 . 154,0474. 0,002
P in bar = 0,030224
P = 30,224 mbar
Jadi total head loss pada sistem perpipaan air slide adalah 30,224
mbar.

Ketentuan nilai pressure minimum yang diperlukan air slide untuk


mentransportasikan material adalah 60 mbar.
Spesifikasi P blower minimum = 60 + 30,224
Spesifikasi P blower minimum = 90,224
Jadi fan yang akan digunakan untuk sistem aerasi air slide harus memiliki
spesifikasi pressure diatas 90,224 mbar.

IV. KESIMPULAN

`Kesimpulan dari hasil rancang bangun air slide sebagai pengganti screw
conveyor T04-SC6 adalah :

1. Air slide yang dirancang dan dibangun mampu menghilangkan potensi


terbuangnya material fly ash dan menghilangkan bahaya pencemaran limbah B3
kelingkungan kerja.

4
ISSN 2685-9319
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2. Air slide sangat cocok karena mampu mengalirkan material secara continue
sehingga tidak mengakibatkan penumpukan di inlet chute maupun di pfister
feeder.
3. Proses perancangan air slide menghasilkan data-data sebagai berikut :
a. Air slide masih mencukupi ukuran lokasi penempatan.
b. Air slide memiliki kapasitas material flow maksimal 70 – 200t/h dengan
panjang total air slide 7500 mm dan kemiringan 14⁰.
c. Canvas yang digunakan bahan polyester dengan lebar 465mm dan tebal 6mm.
d. Menggunakan Fan yang memiliki kapasitas flow minimal 445,5 m3/h dan
pressure minimal 90,224 mbar sebagai sumber udara aerasi.

V. SARAN
1. penambahan cap pipa flushing pada ujung pipa aerasi untuk mengeluarkan
material yang terjebak didalam pipa aerasi.
2. Penambahan nozel untuk pipa angin bertekanan di bagian dekat inlet chute, untuk
membantu mendorong material apabila terjadi plug up.
3. Penambahan plate screen berlubang untuk menghindari canvas dari benda asing
yang mampu merusak canvas.

VI. DAFTAR PUSTAKA

[1] Geovano Satria Wibow. 2018. Laporan Kerja Praktek di PT Holcim Indonesia - Tbk
Pabrik Cilacap. Universitas Atma Jaya Yogyakarta : 45
[2] Wenner, Robbert. 2007. Holcim Group Support Ltd
[3] Kunzi, Robert. 2008. Air Slide Transport Design Basic, Holcim Group Support.
[4] Vinod Kumar Venkiteswaran, dkk. 2012. Variation of Bed Pressure Drop with Particle
Shape in Swirling Fluidized Bed. Journal of Aplied Science
12(24) 2598-2603, 2012. ISSN 1812-5654/DOI: 10.3923/jas.2012.25982603
[5] Henry Liu, Pipeline Engineering, CRC Press LLC, Florida, 2000
[6] Sularso dan Tahara, H., 2006. Pompa dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian, dan
Pemeliharaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai