Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebanyakan industri kimia di Indonesia menggunakan Reaktor Alir
Tangki Berpengaduk (RATP) pada pabriknya.Reaksi pada RATP biasanya
melibatkan reaksi kompleks dan sangat tidak linear.Reaksi semacam ini sulit
dikendalikan dengan metode konvensional.Reaktor semacam ini melibatkan
sistem yang multivariabel.Sistem pengendalian Proportional-Integral (PI)
belum dapat memberikan hasil yang baik untuk sistem
multivariabel.Penggunaan metode pengendalian konvensional ini mengurangi
kemurnian produk yang dihasilkan dan menghabiskan lebih banyak energi jika
mengutamakan kemurnian produk.Oleh karena itu diperlukan sistem
pengendalian yang biasa bekerja baik untuk sistem multivariable dan
nonlinear.Saat ini telah dikembangkan sistem pengendalian yang dapat
mengatasi ketidaklinearan proses, yaitu Nonlinear ModelPredictive Control
(NMPC). Akan tetapi metode ini sangat jarang digunakan di industri karena
sistem pemodelannya yang rumit.Metode yang berikutnya dikembangkan
adalah Multiple Model Predictive Control (MMPC) yang dapat memprediksi
model-model linear yang berada dalam rentang operasi tertentu
Pengembangan selanjutnya adalah penggunaan Representative Model
Predictive Control (RMPC) untuk menentukan MPC lokal yang dapat
merepresentasikan titik-titik operasi variabel yang baik untuk dikontrol
(Wahid dan Ahmad, 2009). Metode RMPC dapat memberikan hasil
pengendalian yang lebih baik pada unit yang juga nonlinear dan multivariabel,
unit distilasi kolom A (Wahid dkk., 2013). Metode ini juga telah terbukti
dapat mengendalikan RATP untuk sistem singleinput-single outpout (SISO)
dengan hasil lebih. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan
pencampuran antara lain konfigurasi tangki, jenis dan geometri pengaduk,
posisi sumbu pengaduk,kecepatan putaran pengaduk, dan sifat fisik fluida
yang diaduk .
1.2 Tujuan Percobaan
Mempelajari karakteristik sistem pengadukan cairan dalam tangki

1.3 Batasan Masalah


Mempelajari karakteritik sistem pengadukan cairan dalam tangki dengan
menggunakan tangki tanpa buffle dan tangki dengan buffle, menggunakan
pengaduk jenis propeller dimana skala yang digunakan adalah 1, 2 dan 3
dengan volume air sebanyak 3 liter dan sampel berupa Daun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tangki Berpengaduk


Dimana terdapat hal penting yang harus diperhatikan dari tangki
berpengaduk dalam penggunaannya diantaranya seperti bentuk dan ukuran
tangki, baffle yang mempengaruhi aliran dalam tangki, selain itu terdapat
saluran inlet yaitu lubang untuk pemasukannya dan outlet untuk
pembuangan sludge pada bagian bawah.Begitu juga dengan pengadukyang
digunakan atau yang disebut sebagai agitator umumnya terdiri dari
rangkaian motor sebagai penggerak padel dan propeller atau blade, yang
disesuaikan dengan jenis limbah atau bahan organik yang digunakan.
Untuk bioreaktor yang berukuran kecil, agitator dengan dengan satu blade
saja sudah cukup yang diletakkan di bagian dasar tangki. Perlu diingat
dalam hal ini pengadukan berfungsi untuk mengurangi pengendapan,
(Widiartanti & Soehartanto 2013)
Karena limbah yang berdiam diri dalam bioreaktor dengan waktu yang
cukup lama akan terjadi pengendapan.

Gambar 2.1 Sketsa dan dimensi tangki pengaduk sederhana


Secara sederhana motor yang merupakan alat mekanik berfungsi
untuk memutar suatu poros yang dihubungkan dengan beban. Adapun
motor DC memiliki arus searah yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Prinsip kerja dari motor DC ini terdapat arus
yang melewati konduktor dalam medan magnet untuk menggerakkan
medan magnet. Sehingga dalam hal ini medan magnet memiliki dua sisi
yang kuat dan menyebabkan bias berputar berlawanan dengan arah jarum
jam. Hal ini biasa dianggap menguntungkan karena pada saat elektron
negative menuju ke positif akan muncul torsi yang menyebabkan putaran
motor bisa berlawanan atau memiliki 2 arah putaran.Dalam hal ini
terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan diantaranya yaitu
torsi, daya, beban dan juga kecepatan sudut.(Widiartanti &
Soehartanto 2013).
Salah satu sarana unutk pencampuran fasa cair adalah tangki
pengaduk, hal yang penting dari tangki pengaduk dalam pengunaannya
adalah :
a. Bentuk : pada umumnya digunakan bentuk silinder dan bagian
bawahnya cekung,
b. Ukuran yaitu diameter dan ukuran tangki
c. Kelengkapan:
a) ada tidaknya baffle, yang berpengaruh pada pola aliran
b) jacket atau coil pendingin/pemanas, yang berfungsi sebagai
pengendali suhu kontinyu
c) letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses
d) kelengkapan lainnya seperti tutup tangki, dsb.
d. Pengaduk (Impeller) (Tim Penyusun, 2016)
Keuntungan pemakaian tangki berpengaduk, yaitu :
Pada tangki berpengaduk suhu dan komposisi campuran dalam
tangki selalu serba sama. Hal ini memungkinkan mengadakan suatu
proses isothermal dalam tangki berpengaduk untuk reaksi yang panas
reaksinya sangat besar.
Pada tangki berpengaduk dimana volume tangki relative besar,
maka waktu tinggal juga besar, berarti zat pereaksi dapat lebih lama
beraksi didalam tangki.
Kerugian pemakaian tangki berpengaduk yaitu:
1. Sukar membuat tangki berpengaduk yang dapat bekerja
dengan efesiensi untuk reaksi-reaksi dalam fase gas, karena
adanya persoalan pengaduk.
2. Untuk reaksi yang memerlukan tekanan tinggi.
3. Kecepatan perpindahan panas per satuan massa pada tangki
pengaduk lebih rendah
4. Kecepatan reaksi pada tangki berpengaduk adalah kecepatan
reaksi yang ditunjukkan oleh komposisi waktu aliran keluar dari
tangki.(Anon n.d.)
Pada dasarnya setiap limbah cair atau bahan organik yang
digunakan untuk pembuatan biogas memiliki kandungan sludge atau
kotoran seperti halnya lumpur. Dan hal ini merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi saat proses pembuatan biogas di dalam bioreaktor. Seperti
yang telah diketahui proses pembuatan biogas berlangsung dalam waktu
yang cukup lama. Permasalahan ini bisa dengan mudah diatasi jika proses
berlangsung pada bioreaktor yang memiliki pengaduk baik proses secara
batch, semi batch maupun proses kontinyu. Dimana terdapat hal penting
yang harus diperhatikan dari tangki berpengaduk dalam penggunaannya
diantaranya seperti bentuk dan ukuran tangki, baffle yang mempengaruhi
aliran dalam tangki, selain itu terdapat saluran inlet yaitu lubang untuk
pemasukannya dan outlet untuk pembuangan sludge pada bagian bawah
(Widiartanti & Soehartanto 2013)
Secara sederhana motor yang merupakan alat mekanik berfungsi
untuk memutar suatu poros yang dihubungkan dengan beban. Adapun
motor DC memiliki arus searah yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Prinsip kerja dari motor DC ini terdapat arus
yang melewati konduktor dalam medan magnet untuk menggerakkan
medan magnet. Sehingga dalam hal ini medan magnet memiliki dua sisi
yang kuat dan menyebabkan bias berputar berlawanan dengan arah jarum
jam. Hal ini bias dianggap menguntungka karena pada saat elekron
negative menuju ke positif akan muncul torsi yang menyebabkan putaran
motor bisa berlawanan atau memiliki 2 arah putaran.
Dalam hal ini terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
diantaranya yaitu torsi, daya, beban dan juga kecepatan sudut. Torsi pada
dasarnya merupakan gaya yang digunakkan untuk menghasilkan gerakan
dengan arah dan jarak tertentu.(Widiartanti & Soehartanto 2013)
Pengadukan dipakai dalam berbagai aplikasi, misalnya : Dispersi
suatu zat terlarut dalam suatu pelarut, penyatuan dua cairan yang dapat
dicampur, produksi slurry dari padatan halus didalam suatu cairan,
pengadukan suatu cairan homogen untuk meningkatkan heat transfer ke
cairan.
Peralatan pengaduk mempunyai berbagai macam variasi menurut
aplikasinya.
1. Axial flow impeler untuk cairan viskositas sedang yang memerlukan
gerakan cepat.
2. Flat blade turbine yang menghasilkan aliran turbulen pada arah radial,
tetapi memerlukan power yang lebih besar.
3. Turbin yang digunakan sebagai Agitator.
4. Anchor impeller untuk tingkat turbulensi rendah dan efektif digunakan
untuk tangki yang dipanaskan atau didinginkan dengan jaket.
5. Helical impeller untuk pengadukan padat cair atau untuk mengaduk
pasta, lumpur, atau adonan. (Operasi et al. 2009).

2.2 Proses Pencampuran


Pencampuran (mixing) merupakan operasi yang tujuannya untuk
mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang terdapat
dalam suatu bahan. Pencampuran dapat terjadi karena adanya gerakan dari
bahan tersebut. Agar bahan dapat bergerak diperlukan suatu pengadukan yang
merupakan gerakan terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan dalam
bejana. Gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi, salah
satunya adalah proses pencampuran. Istilah pencampuran dapat diartikan
dengan memberikan gerakan yang tidak beraturan atau keadaan yang turbulen
terhadap fluida, dari pemberian kerja mekanik pada fluida yang bersangkutan.
Proses pencampuran memberikan aplikasi yang luas dalam industri kimia,
baik dalam proses ekstraksi pencampuran, adsorpsi, perpindahan panas dan
reaksi kimia. Walaupun proses pencampuran dapat dibahas berserta proses
yang bersangkutan, namun proses ini lebih sering dianggap sebagai suatu
proses yang berdiri sendiri.
Salah satu cara untuk operasi pencampuran adalah pengadukan.
Pemilihan pengaduk sangat ditentukan oleh jenis pencampuran yang
diinginkan serta keadaan bahan yang akan dicampur. Pada bidang teknologi
lingkungan misalnya, pengadukan digunakan untuk proses fisika seperti
pelarutan bahan kimia dan proses pengentalan (thickening), proses kimiawi
seperti koagulasi. Dalam proses kimia dikenal adanya pencampuran fase
homogen dan pencampuran fase heterogen. Untuk fase homogen, umpamanya
pencampuran cair dengan cair, gas dengan gas, dan padat dengan padat.
Proses pencampuran dalam fase cair dilandasi oleh mekanisme
perpindahan momentum didalam aliran turbulen, pencampuan terjadi pada
tiga skala yang berbeda yaitu :
1. Pencampuran sebagai akibat aliran cairan secara keseluruhan (bulk flow)
disebut mekanisme konvektif.
2. Pencampuran karena adanya gumpalan-gumpalan fluida yang terbentuk
dan tercampakkan didalam medan aliran , dikenal sebagai ‘eddies’.
3. Pencampuran karena gerak molekul air, merupakan mekanisme
pencampuran yang dikenal sebagai difusi ketiga mekanisme terjadi
secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan adalah
eddydiffution. Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam aliran
laminar.
Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling
menentukan adalah eddy diffusion. Mekanisme ini membedakan pencampuran
dalam keadaan turbulen daripada pencampuran dalam medan aliran laminer.
Sifat fisik fluida yang berpengaruh pada proses pengadukan adalah densitas
dan viskositas. Pengadukan dan pencampuran merupakan operasi yang
penting dalam industry kimia. Pencampuran (mixing) merupakan proses yang
dilakukan untuk mengurangi ketidakseragaman suatu sistem seperti
konsentrasi, viskositas, temperatur dan lain-lain. Pencampuran dilakukan
dengan mendistribusikan secara acak dua fasa atau lebih yang mula-mula
heterogen sehingga menjadi campuran homogen. Peralatan proses
pencampuran merupakan hal yang sangat penting, tidak hanya menentukan
derajat homogenitas yang dapat dicapai, tapi juga mempengaruhi perpindahan
panas yang terjadi. Penggunaan peralatan yang tidak tepat dapat menyebabkan
konsumsi energi berlebihan dan merusak produk yang dihasilkan.Salah satu
peralatan yang menunjang keberhasilan pencampuran ialah pengaduk. Hal
yang penting dari tangki pengaduk dalam penggunaannya antara lain:
1. Bentuk, pada umumnya digunakan bentuk silindris dan bagian bawahnya
cekung.
2. Ukuran: yaitu diameter dan tinggi tangki

2.3 Waktu Pencampuran


Waktu pencampuran merupakan lamanya operasi pencampuran
sehingga diperoleh keadaan yang serba sama. Pada operasi pencampuran
dengan tangki pengaduk, waktu pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa
hal (Teknik et al. 2016) :
1. Yang berkaitan dengan alat, yaitu
a. Ada tidaknya bafle atau cruciform bafle
b. Bentuk dan jenis pengaduk (turbin, propeller, padel)
c. Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
d. Laju perputaran pengaduk
e. Kedudukan pengaduk pada tangki :
f. Jarak terhadap dasar tangki
g. Pola pemasangannya :
a. Center, vertikal
b. Off center, vertikal
c. Miring (inclined) dari atas
d. Horizontal
e. Jumlah daun pengaduk
f. Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk.
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk
1. Perbandingan kerapatan (density) cairan yang diaduk
2. Perbandingan viskositas cairan yang diaduk
3. Jumlah kedua cairan yang diaduk
4. Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)
.

Gambar 2.2 Posisi Pengaduk pada Tangki Pengaduk

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencampuran


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencampuran, yaitu:
a. Aliran, aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya
menguntungkan proses pencampuran. Sebaliknya, aliran yang laminar
dapat menggagalkan pencampuran.
b. Ukuran partikel/luas permukaan, semakin luas permukaan kontak bahan-
bahan yang harus dicampur,yang berarti semakin kecil partikel dan
semakin mudah gerakannya di dalam campuran, maka proses
pencampuran semakin baik.
c. Kelarutan, semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur satu
terhadap lainnya, semakin baik pencampurannya.
Pencampuran cairan dengan cairan digunakan untuk mempersiapkan
atau melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat
produk akhir yang komersial. Tangki atau bejana biasanya berbentuk silinder
dengan sumbu terpasang vertikal, bagian atas bejana itu bias terbuka saja ke
udara atau dapat pula tertutup. Ujung bawah tangki itu biasanya agak
membulat, jadi tidak datar saja, maksudnya agar tidak terdapat terlalu banyak
sudut-sudut tajam atau daerah yang sulit ditembus arus zat cair.
Kedalaman zat cair biasanya hampir sama dengan diameter tangki. Di
dalam tangki itu dipasang pengaduk (impeller) pada ujung poros
menggantung, artinya poros itu ditumpudari atas. Poros itu digerakkan oleh
motor, yang kadang-kadang dihubungkan langsung dengan poros itu, namun
biasanya dihubungkan melalui peti roda gigi untuk menurunkan kecepatannya.

2.5 Pola Aliran


Pola aliran yang terjadi dalam aliran yang diaduk tergantung pada jenis
pengaduk, karakteristik fluida yang diaduk dan ukuran serta perbandingan
ukuran antara tangki, pengaduk dan sekat Kecepatan partikel fluida di setiap
titik dapat diuraikan dalam tiga komponen, yaitu :
a. Komponen radial, bekerja dalam arah tegak lurus terhadap sumbu
pengaduk.
b. Komponen longitudinal, bekerja dalam arah sejajar sumbu.
c. Komponen tangensial atau rotasional, bekerja dalam arah garis
singgung lintasan melingkar sekeliling sumbu. Aliran tangensial yang
mengikuti lintasan melingkar sekeliling sumbu, menimbulkan vorteks
di permukaan cairan. Jika tangki tidak bersekat, maka pengaduk jenis
aliran aksial maupun radial akan menghasilkan aliran melingkar.
Karena pusaran itu terlalu kuat, pola aliran akan sama saja untuk semua
jenis pengaduk, dan vorteks yang terbentuk akan mencapai pengaduk,
sehingga gas di atas permukaan akan terhisap. Hal ini umumnya
diinginkan.

2.6 Pengaduk
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan gerakan dari bahan-
bahan yang diaduk, umumnya dilakukan untuk mencampur dan
mendispersikan bahan.Bahan yang diaduk bisa berupa dua cairan yang saling
melarut, padatan dalam cairan, gas dalam cairan dalam bentuk
gelembung.Pengadukan juga dapat dilakukan untuk mempercepat
perpindahan panas, contohnya pada pemanasan fluida dengan koil dan atau
jaket pemanas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan
pencampuran antara lain konfigurasi tangki, jenis dan geometri pengaduk,
posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, dan sifat fisik fluida
yang diaduk. Jenis dan geometri pengaduk erat kaitannya dengan pola aliran
pengadukan yang terjadi.Pencampuran dalam tangki terjadi karena adanya
gerak rotasi dari pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong
fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus eddy yang bergerak, menciptakan
aliran di seluruh bagian fluida. Pemilihan jenis dan geometri pengaduk
dilakukan berdasarkan sifat fisik fluida, terutama viskositas.Selain jenis dan
geometri pengaduk, kecepatan pengadukan juga mempengaruhi pola aliran
melingkar.Kecepatan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pusaran atau
biasa disebut vorteks.Vorteks ini tidak diharapkan dalam pengadukan karena
menyebabkan penurunan kualitas pengadukan, masuknya udara ke dalam
fluida, dan tumpahnya fluida akibat kenaikan permukaan fluida.Secara
sederhana, waktu tinggal dalam reaktor alir tangki berpengaduk pada keadaan
steady adalah volume tangki terisi cairan dibagi dengan kecepatan alir umpan
yang masuk.
Pengaduk dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang
menghasilkan laju volumetrik tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input
daya. Input daya dipengaruhi oleh geometri peralatan dan fluida yang
digunakan. Profil aliran dan derajat turbulensi merupakan aspek penting yang
mempengaruhi kualitas pencampuran.Rancangan pengaduk sangat
dipengaruhi oleh jenis aliran, laminar atau turbulen.Aliran laminar biasanya
membutuhkan pengaduk yang ukurannya hampir sebesar tangki itu sendiri.
Hal ini disebabkan karena aliran laminar tidak memindahkan momentum
sebaik aliran turbulen. (Operasi et al. 2009)
Pengadukan zat cair digunakan untuk berbagai maksud bergantung dari
tujuan langkah pengolahan itu sendiri. Tujuan pengadukan antara lain :

a. Untuk membuat suspensi partikel zat padat


b. Untuk meramu zat cair yang mampu bercampur (miscible), umpamanya
metil alkohol dan air.
c. Untuk menyebarkan (dispersi) gas di dalam zat cair dalam bentuk
gelembung-gelembung kecil
d. Untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair
yang lain, sehingga dapat membentuk emulsi atau suspensi butiran halus
e. Untuk mempercepat perpindahan kalor zat cair dengan kumparan atau
mentol kalor.
Pencampuran di dalam tangki berpengaduk terjadi karena adanya
gerak rotasi dari pengaduk didalam fluida, gerak pengaduk ini memotong
fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus eddy yang bergerak keseluruh
sistem fluida tersebut. Oleh sebab itu pengaduk merupakan bagian yang
paling penting dalaml suatu operasi pencampuran fase cair dengan tangki
berpengaduk. Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan
bentuk dan dimensi pengaduk yang dugunakan karena akan mempengaruhi
keaktifan proses pencampuran serta daya yang diperlukan.
Menurut aliran yang dihasilkan pengaduk dapat dibagi menjadi tiga
golongan :
a. Pengaduk aliran aksial, akan menimbulkan aliran yang sejajar dengan
sumbu putaran
b. Pengadukl aliran radial akan menimbulkan aliran yang arah
tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen
aliran tangensial menyebabkan timbulnya vorteks dan terjadinya
putaran dan dapat dihilangkan dengan pemasangan buffle atau
‘ruciform baffle’.
c. Pengaduk aliran campuran merupakan gabungan dari dua jenis.
Gerakan pencampuran pada mixer bahan baik secara horizontal
maupun secara vertikal tersebut dapat bervariasi bergantung dari jenis
pengaduk yang digunakan, sehingga hasil yang didapat akan bervariasi pula.
Peralatan pencampur dengan menggunakan satu pengaduk biasanya
digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas rendah, sedangkan
peralatan pengaduk dengan lebih dari satu propeller digunakan untuk
mengaduk bahan dengan viskositas tinggi.(Farida 2015)
Menurut bentuknya pengaduk dapat dibagi menjadi tga golongan :
a. Turbin, yang menimbulkan aliran arah radial dan tangensial sekitar
turbin terjadi daerah turbulensi yang kuat antar fluida
b. Propeler, yang terutama menimbulkan aliran arah aksial, arus aliran
meninggalkan pengaduk secara kontinyu melewati fluida kesuatu arah
tertentu sampai dibelokkan oleh dinding atau dasar tangki.
c. Padel, yang menimbulkan aliran arah radial dan tangensial dan hampir
tanpa gerak vertikal sama sekali. Arus yang bekerja kearah horizontal
setelah mencapai dinding akan dibelokkan keatas atau kebawah. Bila
digunakan pada kecepatan tinggi akan terjadi pusaran saja tanpa terjadi
agitasi.

Anda mungkin juga menyukai