Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Keberhasilan proses operasi kimia tergantung pada efektivitas pencampuran

dan pengadukan dari fluida. Pengadukan yang dilakukan akan menyebabkan suatu
material akan bergerak secara spesifik (tertentu), sedangkan pencampuran adalah
pendistribusian yang acak dan melalui satu atau yang lainnya dari dua atau lebih
phase. Suatu material yang homogen, seperti air dingin dalam tangki yang penuh
dalam tangki dapat diaduk tetapi tidak dapat dilakukan pencampuran sebelum
ditambahkan material lain ke dalam tangki. Jadi jelaslah bahwa pengadukan
(agitasi) tidaklah sama dengan pencampuran (mixing). Tidak seperti unit
pengoperasian yang lainnya, proses pencampuran dibutuhkan untuk melakukan
beberapa tugas seperti pemompaan, perpindahan panas dan perpindahan massa
secara cepat.
Peralatan pencampuran yang digunakan untuk kepentingan komersial
sangatlah banyak, misalnya pencampuran yang digunakan untuk memproduksi
bahan kimia, makanan, obat-obatan dan lain sebagainya.
Tugas dari mixer (pencampur) itu sendiri adalah:
1) Mengontakkan cairan-cairan yang tidak dapat bercampur, misalnya proses
ekstraksi solven.
2) Proses emulsi untuk menghasilkan produk yang stabil.
3) Melarutkan padatan kasar pada cairan dengan viskositas rendah.
4) Dispersi padatan halus dalam cairan dengan viskositas tinggi.
5) Dispersi padatan halus dalam cairan, misalnya proses fermentasi.
6) Mengontakkan gas/padatan/cairan pada reaksi katalitik.
7) Mencampur cairan yang dapat bercampur (misible).
Tetapi yang menjadi masalah bahwa tidak satupun alat yang dapat
melakukan fungsi dari pencampuran secara menyeluruh dan efisien karena
disebabkan biaya pengoperasian yang sangat tinggi. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka sangatlah perlu untuk mengetahui proses pencampuran ataupun
pengadukan secara lebih dalam, tentang alat yang digunakan ataupun cara yang
1

tepat sehingga nantinya akan diperoleh hasil yang optimal serta dapat menekan
biaya yang digunakan seminimal mungkin.
Pada banyak operasi pengaduk sangat diperlukan untuk mencampurkan
larutan, seperti pencampuran petroleum. Peralatan campuran dikarakteristikkan
oleh kemampuannya untuk membangkitkan kapasitas ke dalam tangki yang dapat
dijelaskan dalam jumlah aliran yang dihasilkan, dan dapat dibaca secara visual.
Dengan hal ini gradien velositas dalam tangki dirancang berdasarkan pergeseran
angka.
Hal ini tidak dapat dibaca secara visual dan pengukuran serta spesifikasinya
lebih kompleks. Pada umumnya semua tenaga masuk ke dalam vessel secara
proporsional untuk menghasilkan kapasitas pumping (Q) dan waktu kecepatan
utama (H).
Kecepatan utama secara konsep berhubungan dengan perubahan angka aliran
dan pada umumnya lebih tinggi dari kecepatan utama rata-rata. Dalam
hubungannya lebih tinggi dari perubahan angka aliran. Pada aliran turbulen,
ditunjukan oleh angka Reynolds Impeller, ND2 / , 1000. Tenaga masukan ini
ditransfer antara variasi skala besar (secara umum disebut skala makro). Pergeseran
angka pada kondisi 1000 atau lebih besar dari yang rendah sebagai kecepatan
fluktuasi skala kecil ini cukup kecil pada ukuran fisika (biasanya kurang dari 100).
1.2.

Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:

1) Untuk mengetahui arah aliran air dan pasir.


2) Untuk mengetahui pola aliran yang terbentuk dengan menggunakan baffle.
3) Untuk mengetahui pola aliran yang ditimbulkan oleh 3 buah impeller yang
berbeda.
4) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan pola
aliran.
1.3.

Permasalahan
Dalam proses pengoperasian teknik kimia, sebagian besar memerlukan suatu

campuran yang homogen sebelum memasuki tahapan selanjutnya seperti reaksi


campuran dalam keadaan homogen. Homogenitas umumnya dapat dicapai dengan

melakukan pencampuran dengan menggunakan impeller. Dari percobaan yang


dilakukan ditemukan berbagai permasalahan antara lain adalah untuk mengetahui
pengaruh penggunaan impeller yang berbeda terhadap kualitas pencampuran yang
dihasilkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola aliran proses pencampuran,
serta penggunaan baffle dalam proses pencampuran.
1.4.

Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah:

1) Dapat mengetahui prinsip dasar dari percobaan fluid mixing apparatus.


2) Dapat mengetahui perbedaan pola aliran yang ditimbulkan oleh tiga buah
impeller yang berbeda (Propeller, Turbin dan Paddle).
3) Dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pola aliran yang berbeda
seperti padatan yang digunakan, viskositas cairan yang digunakan, kecepatan
putaran dari impeller dan lain-lain.
4) Dapat mengetahui pola aliran air dan pasir yang ditimbulkan dari pemakaian
baffle.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Mixing
Pencampuran atau mixing adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara

acak dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain dan sebaliknya,
dimana bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih. Sedangkan
pengadukan atau agitation adalah gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu
pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai
semacam pola aliran sirkulasi.
Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud, tergantung dari
tujuan langkah itu sendiri. Tujuan pengadukan antara lain adalah:
1)

Untuk memilih suspensi partikel zat padat.

2)

Untuk meramu zat cair yang mampu larut, misalnya metil alkohol dan
air.

3)

Untuk menyebarkan gas didalam zat cair dalam bentuk gelembung


kecil.

4)

Untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair
lain, sehingga membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus.

5)

Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan


atau mantel kalor.
Kadang-kadang pengaduk digunakan untuk beberapa tujuan sekaligus,

misalnya dalam hidrogenasi katalitik dan zat cair. Dalam bejana hidrogenasi
didispersikan melalui zat cair dimana terdapat partikel-partikel katalis padat dalam
keadaan suspensi, sementara kalor reaksi diangkut keluar melalui kumparan atau
mantel. Pengadukan menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu
pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai
semacam sirkulasi.
Nilai sebuah mixer yang digerakkan di dalam industri ditentukan oleh waktu
yang diperlukan, tenaga yang diterima dan sifat-sifat produk. Peralatan mixing dan
sifat-sifat yang diinginkan dalam material yang diolah berbeda dari setiap kasus.

Terkadang diperlukan kehomogenitasan yang tinggi, gerakan mixing dan tenaga


yang dibutuhkan minimum.
2.2.

Mechanically Agitated Vessel

2.2.1. Vessel
Vessel biasanya berbentuk tangki silinder vertikal dimana di dalamnya akan
diisikan fluida dengan kedalaman yang sama dengan diameter tangki. Tetapi pada
beberapa sistem pengontakan gas atau cairan dengan kedalaman cairan sekitar 3
kali diameter tangki maka akan digunakan banyak impeller. Diameter vessel
berkisar antara 0,1 meter untuk unit yang kecil hingga 10 meter ataupun lebih
untuk instalasi industri besar.
Bagian dasar tangki dapat berbentuk datar, lengkungan atau lancip (kerucut)
tergantung pada faktor kemudahan pada saat pengurasan atau pada zat padat yang
terlarut. Bentuk yang sering digunakan adalah bentuk lengkungan karena sudut
yang ada sangat minimalis sehingga zat padat tidak ada yang terselip dan akan rata
tercampur. Sedangkan jika bentuk kerucut (cone) yang digunakan maka harus
dipastikan bahwa pencampuran dapat dilakukan dengan sempurna dengan cara
menurunkan posisi impeller. Tetapi hal ini akan sangat berbahaya jika impeller
terlalu dekat dengan permukaan dinding vessel terutama jika sampai bersentuhan
akan mengakibatkan alat menjadi rusak.
Dalam kasus lainnya sering pula digunakan 2 buah impeller pada bagian atas.
Walaupun bawah vessel untuk memperoleh pencampuran yang sempurna. Pada
desain mixer atau settler untuk solvent extraction biasanya digunakan tangki segi
empat karena pertimbangan harga yang lebih murah untuk kapasitas yang besar dan
juga lebih mudah mengkombinasikannya dengan settler.
2.2.2. Baffle
Untuk mencegah terjadinya pembentukan ruang udara (vortex) pada saat
cairan-cairan dengan viskositas rendah diaduk dalam tangki silinder vertikal
dengan impeller yang berada pada pusatnya, maka digunakanlah baffle yang
dipasang pada dinding vessel. Baffle yang digunakan biasanya memiliki jarak yang
sama sekitar 1 - 10 dari diameter tangki. Baffle biasanya tidak menempel pada
dinding vessel sehingga secara kebetulan akan terdapat celah antara baffle dengan

dinding vessel. Baffle umumnya tidak digunakan pada cairan dengan viskositas
tinggi dimana pembentukan vortex bukanlah menjadi masalah yang penting. Baffle
dipasang pada mixing vessel untuk menambah turbulensi. Walaupun penggunaan
baffle menaikkan jumlah tenaga atau energi, tetapi di sisi lain memilki keuntungan
yaitu terjadinya perpindahan panas secara terus menerus dan waktu yang
dibutuhkan untuk mencampur lebih cepat. Ketika waktu yang digunakan pada
proses pencampuran sangatlah sedikit, pencampur yang terbaik adalah pencampur
dengan jumlah tenaga yang terkecil dan waktu yang sangat pendek.
Tabel 2.1 Kebutuhan tenaga pada mechanically agitated system

Proses

Tenaga yang digunakan


(HP/1000 gal)

Pengadukan yang sangat tinggi


Emulsifikasi

15 - 25

Disolving padatan

10 - 12

Disolving gas yang sedikit larut

3 - 10

Pengadukan yang tinggi


Perpindahan panas yang cepat

1,5 - 2,5

Pengontakan

1,5 - 2,0

Pengadukan yang sedang


Disolving gas yang larut (sedang)

1,0 - 2,0

Padatan yang tersuspensi

1,0 - 1,6

Pencucian

1,0 - 1,5

Perpindahan panas yang menengah

0,9 - 1,3

Pengadukan yang rendah


Ekstraksi cairan

0,7 - 1,0

Kristalisasi

0,8 - 1,2

Stirring

0,5 - 0,9

Pencampuran

0,5 - 0,8

Disolving gas yang dapat larut

0,5 - 0,8

(Sumber: Fluid Mechanically Agitated System Universitas Diponegoro)

2.2.3. Impeller
Impeller inilah yang akan membangkitkan pola aliran di dalam sistem, yang
menyebabkan zat cair bersikulasi di dalam bejana untuk akhirnya kembali ke
impeller. Dari segi bentuknya, ada tiga jenis impeller: propeller (baling-baling),
dayung (padle), dan turbin (turbine). Ada lagi jenis-jenis impeller lain yang
dimaksudkan untuk situasi-situasi tertentu, namun ketiga jenis itu agaknya dapat
digunakan untuk menyelesaikan 95 persen dari semua masalah agitasi zat cair.
Jenis-jenis impeller yang lain adalah The marine type propeller, Flat blade
turbine, The disk flat blade turbine, The curved blade turbine The pitched
blade turbine The shrouded turbine.
2.2.3.1. Propeller
Propeller merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair
berviskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor
penuh, yaitu 1.150 atau 1.750 rpm, sedang propeller besar berputar pada 400
sampai 800 rpm. Arus yang meninggalkan propeller mengalir melalui zat cair
menurut arah tertentu samapi dibelokkan oleh lantai atau dinding bejana. Kolom
zat cair yang berputar dengan sangat turbulennya itu meninggalkan impeller
dengan membawa ikut zat cair stagnan yang dijumpainya dalam perjalanannya itu,
dan zat cair stagnan yang terbawa ikut itu mungkin lebih banyak dari yang dibawa
kolom arus sebesar itu kalau berasal dari nossel stasioner. Daun-daun propeller
merobekkan menyeret zat cair itu. Oleh karena arus aliran ini sangat gigih, agitator
propeller sangat efektif dalam bejana besar.
Propeller yang berputar membuat pola heliks di dalam zat cair, dan jika tidak
tergelincir antara zat cair dan propeller itu, satu putaran penuh propeller akan
memindahkan zat cair secara longitudinal pada jarak tertentu, bergantung dari
sudut kemiringan daun propeller. Rasio jarak ini terhadap diameter dinamakan
jarak-bagi (pitch) propeller itu. Propeller yang mempunyai jarak bagi 1,0 disebut
mempunyai jarak-bagi bujur-sangkar (square pitch).
2.2.3.2. Paddle

Untuk tugas-tugas sederhana, agitator yang terdiri dari satu dayung datar
yang berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif.
Kadang-kadang daun-daunnya dibuat miring, tetapi biasanya vertikal saja. Dayung
(paddle) ini berputar di tengah bejana dengan kecepatan rendah sampai sedang, dan
mendorong zat cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan
vertikal pada impeller, kecuali bila daunnya agak miring. Arus yang terjadi
bergerak ke luar ke arah dinding, lalu membelok ke atas atau ke bawah. Dalam
tangki-tangki yang dalam, kadang-kadang dipasang beberapa dayung pada satu
poros, dayung yang satu di atas yang lain. Dalam beberapa rancangan, daunnya
disesuaikan dengan bentuk dasar bejana, yang mungkin bulat atau cekung, piring,
sehingga dapat mengikis atau menyapu permukaan pada jarak sangat dekat.
Dayung (paddle) jenis tersebut dinamakan agitator jangkar (anchor agitator).
Jangkar ini sangat efektif untuk mencegah terbentuknya endapan atau kerak pada
permukaan penukar kalor, seperti umpamanya, dalam bejana proses bermantel,
tetapi tidak terlalu efektif sebagai alat pencampur. Jangkar ini biasanya
dioperasikan bersama dengan dayung berkecepatan tinggi atau agitator lain, yang
biasanya berputar menurut arah yang berlawanan.
2.2.3.3 Turbin
Turbin biasanya efektif untuk jangkau viskositas yang cukup luas. Pada cair
berviskositas rendah, turbin itu menimbulkan arus yang sangat deras yang
berlangsung di keseluruhan bejana, menabrak kantong-kantong yang stagnan dan
merusaknya. Di dekat impeller itu terdapat zona arus deras yang sangat turbulen
dengan geseran yang kuat. Arus utamanya bersifat radial dan tangensial.
Komponen tangensialnya menimbulkan vorteks dan arus putar, yang harus
dihentikan dengan menggunakan sekat (baffle) atau difuser agar impeller itu
menjadi sangat efektif.
Beberapa diantara berbagai ragam bentuk rancang turbin, kebanyakan turbin
itu menyerupai agitator dayung berdaun banyak dengan daun-daunnya yang agak
pendek, dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros yang dipasang di
pusat bejana. Daun-daunnya boleh lurus dan boleh pula lengkung, boleh bersudut,
dan boleh pula vertikal. Impellernya mungkin terbuka, setengah terbuka, atau

terselubung. Diameter impeller biasanya lebih kecil dari diameter dayung, yaitu
berkisar antara 30 sampai 50 persen dari diameter bejana.
Beberapa tipe impeller, yaitu : propeller, turbin, paddle. Penggunaan
impeller diatas tergantung pada geometri vessel (tangki), visikositas cairan.
1.

Untuk viskositas yang < 2000 cp, maka digunakan impeller dengan tipe
propeller.

2.

Untuk viskositas antara 2000 cp 50.000 cp, maka digunakan impeller dengan
tipe turbin.

3.

Untuk viskositas antara 100.000 1.000.000 cp maka digunakan impeller


dengan tipe dan paddles.

4.

Untuk viskositas > 1.000.000 cp maka digunakan impeller pencampuran


khusus seperti banburg mixer, kneaders, extrudes, digunakan sigama mixer
dan tipe lain.
Ada dua macam impeller pengaduk, yaitu impeller aliran-aksial (axial-flow

impeller) dan impeller aliran-radial (radial-flow impeller). Impeller jenis pertama


membangkitkan arus sejajar dengan sumbu poros impeller, dan yang kedua
membangkitkan arus pada arah tengensial atau radial.
Tabel 2.2 Pemilihan jenis impeller berdasarkan pemakaian

Jenis Impeller

Penggunaan
Propeller

Turbine

Paddle

Pencampuran

Dispersi

Suspensi padatan

Reaksi

Dispersi gas

Pengubah panas

Kristalisasi

(Sumber: Fluid Mechanically Agitated System Universitas Diponegoro)

Keterangan :

1 = Banyak digunakan
2 = Kadang-kadang digunakan
3 = Jarang digunakan

10

Ukuran impeller tergantung pada jenis impeller dan kondisi operasi seperti
yang dijelaskan oleh Reynolds, Froude, and Power sebagai suatu karakteristik yang
saling mempengaruhi. Untuk impeller jenis turbin, perbandingan diameter dari
impeller dan vessel berada pada range, d/D = 0,3 -0,6, harga terendah berada pada
rpm yang tinggi sebagai contoh dipersi gas.
Kecepatan impeller standar yang digunakan untuk kepentingan komersil
(industri) adalah 34, 45, 56, 68, 84, 100, 125, 155, 190, dan 320 rpm. Tenaga yang
dibutuhkan biasanya tidak cukup untuk digunakan secara kontinyu untuk mengatur
gerakan steam turbine. Dua kecepatan driver mungkin dibutuhkan pada saat
torques awal sangat tinggi.
2.3.

Jet Mixer
Pencamuran dalam sebuah vessel dilakukan untuk viskositas rendah dengan

menggunakan jet nozzle yang dimasukkan dalam vessel dimana cairan dengan
memiliki viskositas yang tinggi dialirkan kedalam jet nozzle. Pompa digunakan
untuk mengeluarkan sebagian liquid dari vessel dan dikembalikan melalui nozzle
atau melalui vessel. Transfer momentum dari jet viskositas tinggi menuju liquid
dalam vessel menyebabkan aksi pencmpuran sirkulasi dalam tangki.
2.4.

In-line Static Mixer


In-line static mixers digunakan untuk operasi pencampuran dan pelarutan

dalam jumlah yang besar. Sebuah unit tetap diletakkan dalam sebuah pipa dan
pencampur dimasukkan oleh sistem pemompaan. Untuk kasus pencmpuran liquid
kental secara

laminer, pencampuran dilakukan dengan mekanisme slicing dan

folding. Proses pencampuran ini memberikan peningkatan dalam produk campuran


sebagai jumlah dari elemen pencampuran yang diulang meningkat. Dalam kasus
pelarutan liquid-liquid dan gas-liquid seperti mekanisme diatas tidak berpengaruh
dan biasanya operasi terjadi secara turbulen.
2.5.

In-Line Dynamic Mixer


Untuk operasi pencampuran dimana membutuhkan produksi kontinyu dari

solid yang dilarutkan dan emulsi. In-line dynamic mixers adalah salah satu bentuk
mixer yang dapat digunakan. Alat ini terdiri dari sebuah rotor dimana spin adalah

11

kecepatan tinggi di dalam sebuah casing dan umpan material dipompakan secara
kontinyu menuju unit. Di dalam casing, shear force fluida yang tinggi digunakan
pada operasi pelarut.
2.6.

Mills
Beberapa kegiatan kimia termasuk pelarutan solid dan pengemulsian tidak

dapat dilakukan di dalam vessel yang dicampur secara mekanik karena tidak
mungkin dapat menurunkan tegangan tinggi untuk memecah partikel agregat dalam
memperoleh kualitas pelarutan atau menciptakan emulsi yang stabil. Mills dapat
digunakan dalam operasi pelarutan dimana pelarutan partikel dilakukan dengan
crushing atau shearing.
2.7.

Unit Pelarutan dengan Kecepatan Tinggi


Pada unit pelarutan dengan kecepatan yang tinggi untuk tipe peralatan ini

serupa dengan in-line dynamic mixer, akan tetapi dalam kasus ini alat digunakan
dalam sebuah vessel (bejana). Alat pencampur atau mixing equipment ini terdiri
dari rotor kecepatan tinggi di dalam vessel dimana fluida dimasukkan ke aksi
shearing intensif.
2.8.

Valve Homogenizers
Unit valve homogenizers ini mempunyai bagian pemompaan untuk

menyuplai material yang akan dilarutkan melalui sebuah orifice terkecil. Tekanan
akan tinggi diturunkan mendekati tekanan fluida melalui sebuah orifice sehingga
menghasilkan shear force tinggi dimana emulsi dan suspensi koloid akan
dihasilkan secara continue.
2.9.

Ultrasonic Homogenizers
Pada ultrasonic homogenizers material yang akan diproses dipompakan pada

tekanan tinggi (diatas 150 bar) melalui orifice yang didesain secara khusus untuk
menghasilkan aliran dengan kecepatan tinggi melalui sebuah blade yang
digoyangkan atau digetarkan pada frekuensi ultrasonic untuk menghomogenasikan
dua fasa atau lebih. Ultrasonic Homogenizers digunakan sebagai homogenizers,
untuk mengurangi partikel kecil dalam cairan untuk meningkatkan keseragaman
dan stabilitas. Partikel-partikel ini (disperse tahap) dapat berupa padatan atau

12

cairan. Ultrasonik homogenizing sangat efisien untuk pengurangan partikel lembut


dan keras. Hielscher memproduksi ultrasonic perangkat untuk homogenisasi setiap
volume cairan untuk pemrosesan batch atau inline.
2.10. Extruders
Pelarutan dalam industri plastik biasanya dilakukan dalam extruders. Feed
yang biasanya mengandung polimer utama dalam bentuk granular atau bubuk,
bersama-sama dengan aditif seperti stabilizer, plastizer, pigmen berwarna, dan lainlain. Selama proses dalam extruders dikeluarkan pada tekanan tinggi dan laju
kontrol dari extruders untuk pembentukan.
Parameter yang mempengaruhi klasifikasi agitator:
1) Parameter Proses
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Viskositas rendah
Kelarutan zat terlarut
Konduktivitas termal fluida dan zat terlarut jika terjadi
Perpindahan panas
Densitas fluida
Ukuran partikel solid

2) Parameter Mekanik
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Diameter impeller
Rotasi impeller per menit
Bentuk impeller
Volume vessel
Bentuk vessel
Letak agitator terhadap vessel

Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan tergantung pada efektivitas


pengadukan dan pencampuran zat dalam proses. Pengadukan diartikan sebagai
gerakan terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan didalam bejana dimana
gerakan terinduksi menurut cara tertentu menurut bahan didalam bejana, dimana
gerakan mempunyai pola sirkulasi. Sedangkan pencampuran adalah peristiwa
menyebarnya bahan-bahan secara acak dimana bahan yang satu menyebar kedalam
bahan yang lain, sedangkan kedua bahan tersebut tadinya terpisah dalam dua fase
yang berbeda.
2.11. Pencampuran Solid-Liquid

13

Bila zat padat disuspensikan dalam tangki yang diaduk, ada beberapa cara
untuk mendifinisikan kondisi suspensi itu. Proses yang berbeda akan memerlukan
derajat suspensi yang berlainan pula, dan karena itu kita perlu menggunakan
definisi yang tepat dan korelasi yang semestinya didalam merancang atau dalam
penerapan ke skala besar.
1) Mendekati suspensi penuh
yaitu suspensi dimana masih terdapat sebagian kecil kelompok-kelompok zat
padat yang terkumpul didasar tangki agak kepinggir atau ditempat lain.
2)

Partikel bergerak penuh


yaitu seluru partikel berada dalam suspensi atau bergerak disepanjang dasar
tangki

3)

Suspensi penuh atau suspensi diluar dasar


yaitu seluruh partikel berada dalam keadaan suspensi dan tidak ada didasar
tangki atau tidak berada didasar tangki selama lebih dari 1 atau 2 detik.

2.12. Pencampuran Liquid-Liquid


Pencampuran zat cair-cair (miscible) didalam tangki merupakan proses yang
berlangsung cepat dalam daerah turbulen. Impeller akan menghasilkan arus
kecepatan tinggi, dan fluida itu mungkin dapat bercampur baik disekitar impeller
karena adanya keterbulenan yang hebat. Pada waktu arus itu melambat karena
membawa ikut zat cair lain dan mengalir disepanjang dinding, terjadi juga
pencampuran radial sedang pusaran-pusaran besar pecah menjadi kecil, tetapi tidak
banyak terjadi pencampuran pada arah aliran.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.

Waktu dan Tempat


Waktu

: Kamis, 4 September 2014

Tempat

: Laboratorium Unit Operasi


Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya

3.2.

Alat dan Bahan


1) Satu unit fluid mixing apparatus yang dilengkapi dengan impeller berbeda
dengan baffle dan tanpa baffle
2) Pasir
3) Air
4) Garam
5) Ohm-meter

3.3.

Prosedur Percobaan
1) Siapkan fluid mixing apparatus tanpa baffle sehingga dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
2) Masukkan air, pasir dan garam ke dalam fluid mixing apparatus,
kemudian pasang impeller yang dikehendaki.
3) Sambungkan fluid mixing apparatus ke aliran listrik dan aturlah kecepatan
perputaran impeller sesuai petunjuk.
4) Amati dan gambarkan pola aliran yang terjadi setiap kenaikan kecepatan
putaran impeller.
5) Ukur konduktivitas air dengan ohmmeter setiap 2 menit dan ulangi sampai
6 kali.
6) Ulangi percobaan diatas untuk impeller yang berbeda dan fluid mixing
apparatus dengan baffle.

14

DAFTAR PUSTAKA
Daisi. 2012. Fluid Mixing. Http://www.scribd.com/doc/133523889/Fluid-Mixing.
Diakses Pada Tanggal 28 Agustus 2014.
Perry, RH and Chiton, CH. 1984. Chemical Engineering Hand Book (7 th edition).
Tokyo: Mc. Graw Hill Kogakusha Ltd.
Treyball, Robert E. 1987. Mass Transfer Operation (3 rd edition). New York: Mc.
Graw Hill Book Company.
Warren L. Mc. Cabe, Julian c. Smith, dan Peter Harriot. 1993. Operasi Teknik
Kimia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Welty, J.R., C.E. Wicks, R.E. Wilson. 1984. Fundamental of Momentum, Heat, and
Mass Transfer (3rd edition). New York: John Wiley & Sons Inc.

LAPORAN PENDAHULUAN
LABORATORIUM UNIT OPERASI
FLUID MIXING APPARATUS

Disusun oleh:
FARISTA GALUH SANDRA
NIKU FATHI FAUZAN
WINDA RAHMA TIARA
RAHMA DIANA YULISTIAH
RAZUMA NOVERDI

( 03121403003 )
( 03121403008 )
( 03121403018 )
( 03121403028 )
( 03121403060 )

NAMA ASISTEN:

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014

Anda mungkin juga menyukai