LANDASAN TEORI
II-1
BAB II
momentum di dalam aliran turbulen. Aliran turbulen yaitu, pencampuran terjadi
II-1
II-2
1. Pencampuran sebagai akibat aliran cairan secara keseluruhan (bulk flow) yang
disebut mekanisme konvektif;
2. Pencampuran karena adanya gumpalan-gumpalan fluida yang terbentuk
didalam medan aliran yang dikenal sebagai eddies, sehingga mekanisme
pencampuran ini disebut eddy diffusion;
3. Pencampuran karena gerak molekular yang merupakan mekanisme
pencampuran difusi.
Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling
menentukan adalah eddy diffusion. Mekanisme ini membedakan pencampuran
dalam keadaan turbulen dari pada pencampuran dalam medan aliran laminar. Sifat
fisik fluida yang berpengaruh pada proses pencampuran adalah densitas dan
viskositas.
Pencampuran merupakan operasi yang penting dalam industri kimia ataupun
industri farmasi. Pencampuran merupakan proses yang dilakukan untuk
mengurangi ketidakseragaman suatu sistem seperti konsentrasi, viskositas,
temperatur dan lain-lain. Pencampuran dilakukan dengan mendistribusikan secara
acak dua fasa atau lebih yang mula-mula heterogen sehingga menjadi campuran
homogen. Peralatan proses pencampuran merupakan hal yang sangat penting,
tidak hanya menentukan derajat homogenitas yang dapat dicapai, tapi juga
mempengaruhi perpindahan panas yang terjadi. Penggunaan peralatan yang tidak
tepat dapat menyebabkan konsumsi energi berlebihan dan merusak produk yang
dihasilkan.
Proses pencampuran di dalam suatu tangki dapat terlaksana dengan baik
apabila faktor-faktor yang menentukan dari suatu proses pencampuran dipilih
dengan benar. Sehingga ada banyak faktor yang menentukan suatu performa dari
suatu pengaduk yang digunakan di dalam tangki, yaitu seperti banyaknya bilah
yang digunakan disuatu pengaduk, derajat kemiringan dari suatu bilah, putaran
pengaduk, jenis pengaduk yang digunakan, serta fluida yang diaduk, oleh karena
itu untuk menjaga performa dari suatu pengaduk maka kita harus memilih suatu
jenis pengaduk yang sesuai dengan fluida yang akan digunakan, karena jika salah
menggunakan suatu jenis pengaduk maka hal ini mempengaruhi dari hasil
pencampuran yang telah dilakukan, yaitu kemungkinan suatu proses pencampuran
II-3
akan menjadi lebih lama maupun hasil dari proses pencampuran menjadi kurang
baik, sehingga pada akhirnya akan berujung pada kurangnya efisien dari
pengaduk itu sendiri.
Prinsip pencampuran bahan banyak diturunkan dari prinsip mekanika fluida
dan perpindahan bahan, karena pencampuran bahan akan ada bila terjadi gerakan
atau perpindahan bahan yang akan dicampur baik secara horizontal ataupun
vertikal. Gambar 2.1 merupakan aliran yang terjadi dalam bahan.
partikel pada dasar tangki (Kasat dan Pandit, 2005). Pemilihan impeller yang
sesuai
untuk memenuhi persyaratan suspensi sangatlah penting. Impeler yang berbeda
menghasilkan pola aliran cairan yang berbeda yang menyebabkan hidrodinamika
yang berbeda sehingga mempengaruhi efisiensi energi pada impeller.
Berbagai macam impeller konvensional tersedia di pasaran untuk
pengoperasian suspensi padatan. Tapi impeller yang paling sering digunakan
adalah turbin Rushton (aliran radial), angle blade impeller, propeller, Lightnin
A310 impeller (aliran aksial), dan upward and downward pumping, pithced blade
turbines (aliran campuran). Masing-masing impeller ini menghasilkan pola aliran
yang khas dan mempengaruhi kecepatan impeller minimum yang diperlukan
untuk suspensi aliran off-botom saja. Studi ekstensif telah dilakukan untuk
menentukan desain impeller yang sesuai yang akan membantu meminimalkan
daya masukan impeller pada sistem campuran padat-cair. Impeller aliran aksial
atau impeller aliran campuran telah terbukti lebih hemat energi dibandingkan
dengan impeller aliran radial yang berada dalam kondisi under baffled, terutama
pada sistem campuran yang tidak beraturan (Zwietering, 1958).
Turbin Rushton umumnya dikenal sebagai impeller hemat energi paling
rendah dalam sistem pencampuran baffled padat-cair. Daya yang ditarik oleh
turbin Rushton terutama terdisipasi dalam turbulensi di sekitar impeller dan bukan
di dasar tangki. Salah satu sirkulasi aliran cairan dihasilkan oleh impeller yang
bergerak di bawah impeller, sampai ke dasar tangki, dan mengalir ke bagian
tengah tangki ketika partikel cenderung menurun. Efisiensi pencampuran yang
buruk untuk impeller aliran radial dikaitkan dengan ketersediaan sebagian energi
yang dikirim oleh sirkulasi yang berulang-ulang menjadi suspensi zat cair dan
hilangnya energi selama aliran cairan di dekat dinding tangki, permukaan cairan,
baffle, dan di sudut- sudut dasar tangki (Raghava Rao dkk, 1988).
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis
impeller terhadap konsumsi daya pada konsentrasi padatan yang tinggi. Impeller
aliran radial sedikit lebih hemat energi dari pada impeller aliran aksial untuk
mensuspensi padatan pada kondisi off-bottom saja pada kondisi unbaffled (Wang
al, 2012). Selain itu, mereka menemukan bahwa akan lebih hemat energi jika
menggunakan impeller aliran aksial dibandingkan dengan impeller aliran radial
II-4
partikel pada dasar tangki (Kasat dan Pandit, 2005). Pemilihan impeller yang
sesuai
et
al, 2012). Selain itu, mereka menemukan bahwa akan lebih hemat energi jika
menggunakan impeller aliran aksial dibandingkan dengan impeller aliran radial
II-5
dalam kondisi unbaffled. Namun, impeller aliran radial lebih unggul dibandingkan
dengan impeller aliran aksial dalam suspensi padatan dalam kondisi unbaffled
pada konsentrasi padatan yang sangat tinggi (Cv = 0,49 (v / v)) (Wu et al, 2002).
Pengaduk dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang menghasilkan
laju volumetrik tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input daya. Input daya
dipengaruhi oleh geometri peralatan dan fluida yang digunakan. Profil aliran dan
derajat turbulensi merupakan aspek penting yang mempengaruhi kualitas
pencampuran. Rancangan pengaduk sangat dipengaruhi oleh jenis aliran seperti
laminar ataupun turbulen. Aliran laminar biasanya membutuhkan pengaduk yang
ukurannya hampir sebesar tangki itu sendiri. Hal ini disebabkan karena aliran
laminar tidak memindahkan momentum sebaik aliran turbulen (Walas, 1998)
Menurut aliran yang dihasilkan, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga
golongan:
1. Pengaduk aliran aksial yang akan menimbulkan aliran yang sejajar dengan
sumbu putaran;
2. Pengaduk aliran radial yang akan menimbulkan aliran yang berarah tangensial
dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial
menyebabkan timbulnya vortex dan terjadinya pusaran;
3. Pengaduk aliran campuran yang merupakan gabungan dari kedua jenis
pengaduk di atas. Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi 3
golongan yaitu Propeller, Turbine dan Paddles.
Gerakan pencampuran pada Mixer baik secara horizontal maupun secara
vertikal tersebut dapat bervariasi bergantung dari jenis pengaduk yang digunakan,
sehingga hasil yang didapat akan bervariasi pula. Peralatan pencampur dengan
menggunakan satu pengaduk biasanya digunakan untuk mengaduk bahan dengan
viskositas rendah, sedangkan peralatan pengaduk dengan lebih dari satu impeller
digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas tinggi. Terdapat 3 jenis tipe
pengaduk yaitu pengaduk baling-baling (propeller), pengaduk dayung (paddle)
pengaduk turbin (turbin) dan pengaduk helical ribbon.
1. Pengaduk Jenis Baling-Baling (Propeller)
Kelompok ini biasa digunakan untuk kecepatan pencampuran tinggi dengan
arah aliran aksial. Pengaduk ini dapat digunakan untuk cairan yang memiliki
II-6
viskositas rendah dan tidak bergantung pada ukuran serta bentuk tangki. Kapasitas
sirkulasi yang dihasilkan besar dan sensitif terhadap beban head. Perancangan
propeller, luas sudu biasa dinyatakan dalam perbandingan luas area yang
terbentuk dengan luas daerah disk. Nilai berada pada rentang 0.45 sampai dengan
0.55. Gambar 2.2 merupakan jenis pengaduk propeller yang biasa digunakan,
yaitu:
a) Marine propeller;
b) Hydrofoil propeller;
c) High flow propeller.
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750
rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas
rendah. Pengaduk propeller terutama menimbulkan aliran arah aksial, arus
aliran meninggalkan pengaduk secara kontinyu melewati fluida ke satu arah
tertentu sampai dibelokkan oleh dinding atau dasar tangki. Berikut ini adalah dan
kelebihan kekurangan pengaduk jenis Marine Propeller (Ludwig E. E., 1995).
Kelebihan pengaduk Marine Propeller
1. Dapat beroperasi dengan kecepatan 400-17500 Rpm;
2. Arah pengaduknya aksial sejajar dengan poros dan pola aliran
biasanya kebawah;
3. Dapat membersihkan diri secara otomatis dengan kata lain kotoran
terbawa oleh aliran dan tidak mengendap di sela-sela blade;
5. Dapat dapat beroperasi pada kekentalan (viskositas) yaitu antara (0-30
cP).
II-6
4. Masa umur pakai blade panjang dan tidak mudah korosif;
Propeller
6. Harga Marine : sedang.
7. Efisiensi tinggi.
Kekurangan pengaduk Marine Propeller
1. Tidak efektif pada viskositas tinggi atau cairan kental.
Blade. Pengaduk jenis ini memiliki sudut sudu konstan. Aliran terjadi pada arah
II-9
adalah Pitched
Blade. Pengaduk jenis ini memiliki sudut sudu konstan. Aliran terjadi pada arah
II-
10
aksial, meski demikian terdapat pula aliran pada arah radial. Aliran ini akan
mendominasi jika sudu berada dekat dengan dasar tangki.
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk
cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin
biasanya antara 30 - 50% dari diameter tangki. Turbin biasanya memiliki empat
atau enam daun pengaduk.
Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini
juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah
pengaduk dan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong
menjadi gelembung gas. Gambar 2.4 merupakan jenis pengaduk turbin (turbine)
yang biasa digunakan, yaitu :
a) Turbine disc flat blade
b) Turbine hub mounted curved blade
c) Turbine disc mounted curved blade
d) Turbine pitched blade
e) Turbine bar
f) Turbine shrouded
Jenis turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 450, beberapa aliran
aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran aksial dan radial akan
terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan kerena aliran langsung ke
bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya
empat blade miring digunakan dalam suspensi padat dan cairan. Pengaduk dengan
aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran
per satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan. Berikut ini adalah
kelebihan dan kekurangan pengaduk jenis Pitch Blade Turbine (Ludwig E. E.,
1995).
4. Pengaduk Helical-Ribbon
Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan pada kekentalan yang tinggi dan
beroperasi pada rpm yangirendah pada bagian laminar. Ribbon (bentuk seperti
pita) dibentuk dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling-baling
helikopter dan ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam
sebuah bagian aliran berliku-liku pada bagian bawah dan naik ke bagian atas
pengaduk. Gambar
a) Ribbon impeller
b) Double Ribbon impeller
II-10
Jenis turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 450, beberapa aliran
2.5 merupakan jenis pengaduk dayung (paddle) yang biasa digunakan, yaitu :
a) Ribbon impeller
b) Double Ribbon impeller
II-11
pada tekanan vakum, namun tangki pengaduk sering digunakan untuk proses yang
II-12
4. Scale-up proses;
5. Menyesuaikan jenis motor pengaduk terhadap beban atau memasang
teknologi VSD (Variable Speed Drive) pada motor.
II.4 Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) Pada Mesin Mixer
Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi
yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan
tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets ke bets dan
untuk memudahkan pembersihan serta perawatan. (Pedoman Cara Pembuatan
Obat Yang Baik, 2006). Desain dan konstruksi peralatan Mixer hendaklah
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Peralatan hendaklah didesain dan dikonstruksikan sesuai dengan tujuannya;
2. Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal, produk antara
atau produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi, adisi atau absorbsi yang
dapat memengaruhi identitas, mutu atau kemurnian di luar batas yang
ditentukan;
3. Bahan yang diperlukan untuk pengoperasian alat khusus, misalnya
pelumas atau pendingin tidak boleh bersentuhan dengan bahan yang
sedang diolah sehingga tidak memengaruhi identitas, mutu atau kemurnian
bahan awal, produk antara ataupun produk jadi;
4. Peralatan tidak boleh merusak produk akibat katup bocor, tetesan pelumas
dan hal sejenis atau karena perbaikan, perawatan, modifikasi dan adaptasi
yang tidak tepat;
5. Peralatan hendaklah didesain sedemikian rupa agar mudah dibersihkan.
Peralatan tersebut hendaklah dibersihkan sesuai prosedur tertulis
yang rinci.
Keterangan :
V = Volume komponen (m3)
𝜑1 = Fraksi volume
𝜌 = Densitas (kg/m3)
m = Massa (kg)
FD = Faktor Desain
Keterangan :
ρ : density campuran
(kg/m3) g : gravitasi (m/s2)
HL : tinggi cairan dalam tangki (m)
c=2kt
Keterangan :
p ri = Tekanan perancangan (psi)
E
= jari-jari dalam tangki (in)
= Efisiensi pengelasan
f = Maximum allowable stress (psi)
t = life time
C
= corrosion allowance
II-17
dan
Untuk nilai f dan E didapatkan dari tabel yang tertera pada lampiran B.2
B.6 (Appendix D brownell & young).
2. Tebal Head
Untuk menghitung tebal head pada tank dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut :
0,885 𝑃𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑟
t= (2𝑓𝐸−0,2𝑝) +𝑐 (2.11)
Keterangan :
pE = Tekanan perancangan (psi)
t
= Efisiensi pengelasan
= Tebal head (in)
f = Maximum allowable stress (psi)
C = corrosion allowance
Untuk nilai f dan E didapatkan dari tabel yang tertera pada lampiran B.2 dan
B.6 (Appendix D brownell & young). Sedangkan untuk nilai W menggunakan
persamaan :
1
W= (3 + √𝑟𝑐 − 𝑟𝑖) (2.12)
4
3. Tinggi head
Untuk menghitung tinggi head dengan tipe menggunakan jenis Torisperical
Dishead dengan standar straight flange (Sf) disesuai pada tebal dan diameter
tangki yang digunakan dan menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝑯𝒉𝒆𝒂𝒅 = 𝑡ℎ𝑒𝑎𝑑 + 𝐼𝑐𝑟 + 𝑆𝑓 (2.13)
Keterangan :
sf = Untuk mencari nilai standard straight flange (sf) berdasarkan tabel pada
lampiran B.5.
Untuk bentuk design head pada tank dapat dilihat pada gambar 2.8 adalah
menghitung dimensi tinggi head :
II-18
berikut :
II-19
Untuk menghitung dimensi pengaduk dapat menggunakan persamaan sebagai
berikut :
II-20
Keterangan :
(rpm)
Kal/gr°C, Btu/lb°F,J/Gk
𝑛
𝜔 = 2𝜋 60 (𝑟𝑎𝑑/𝑠) (2.30)