Anda di halaman 1dari 18

MIXING

1. Tujuan

  Menentukan power input yang dibutuhkan oleh sistem

  Mempelajari pengaruh kecepatan putaran alat terhadap pencampuran


bahan

2. Dasar Teori

Pencampuran (mixing) adalah proses yang menyebabkan tercampurnya


suatu bahan ke bahan lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam fasa
yang berbeda. Dalam kimia, suatu pencampuran (mixing) adalah sebuah zat
yang dibuat dengan menggabungkan dua zat atau lebih yang berbeda tanpa
reaksi kimia yang terjadi, sementara tidak ada perubahan fisik dalam suatu
pencampuran, sifat kimia suatu pencampuran seperti titik lelehnya dapat
menyimpang dari komponennya. Pencampuran dapat dipisahkan menjadi
komponen aslinya secara mekanis. Pencampuran dapat bersifat homogen atau
heterogen.

Gambar 1. Alat Mixing (Tangki berpengaduk/reactor)


Tujuan dari proses pencampuran yaitu mengurangi ketidaksamaan
atau ketidakrataan dalam komposisi, temperature atau sifat-sifat lain yang
terdapat dalam suatu bahan atau terjadinya homogenisasi, kebersamaan
dalam setiap titik dalam pencampuran. Dampak dari hasil pencampuran
adalah terjadinya homogenitas, kebersamaan dalam setiap titik dalam
pencampuran. Dampak dari hasil pencampuran adalah terjadinya keadaan
serba sama, terjadinya reaksi kimia, terjadinya perpindahan panas, dan
perpindahan massa. Dan dampak tersebut merupakan tujuan akhir dari
suatu proses pencampuran.
Dalam praktek, operasi mixing hampir selalu mempunyai multi
fungsi yaitu ketika proses dilakukan didalam tangki berpengaduk mekanis,
pengaduk menjalankan banyak tugas, sebagai contoh dalam tangki
kristalisasi harus memperhatikan bulk blending, heat transfer dan suspense
kristal.

JENIS – JENIS PENCAMPURAN

1. Pencampuran bahan padat-padat

Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai yang
akan menghasilkan produk komersial industri kimia. Contohnya
Pencampuran bahan pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan
bahan penolong untuk menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna
yang cemerlang. Alat yang digunakan untuk pencampuran bahan padat
dengan padat dapat berupa bejana-bejana yang berputar, atau bejana-
bejana berkedudukan tetap tapi mempunyai perlengkapan pencampur yang
berputar, ataupun pneumatik.
2. Pencampuran bahan cair-gas

Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan ke dalam
cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan
berbentuk gas. Contohnya Proses hidrogenasi, khorinasi dan fosfogensi,
Oksidasi cairan oleh udara (fermentasi, memasukkan udara kedalam
lumpur dalam instalasi penjernih biologis).
3. Pencampuran bahan cair-padat

Pada persiapan atau pelaksaan proses kimia dan fisika serta juga pada
pembuatan produk akhir komersial, seringkali cairan harus dicampur
dengan bahan padat. Pencampuran cairan dengan padatan akan
menghasilkan suspensi. Tetapi bila kelarutan padatan dalam cairan
tersebut cukup besar akan terbentuk larutan. Pelarutan adalah suatu proses
mencampurkan bahan padat kedalam cairan.
4. Pencampuran Cair-Cair

Tujuan pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau


melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat
produk akhir yang komersil. Beberapa contoh pencampuran cair-cair
adalah pada pembuatan sirop, obat tetes dan larutan injeksi. Metode yang
paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan ialah
dengan metode turbulensi didalam bejana pengaduk atau dalam suatu
pencampur getar.

5. Pencampuran Gas – Padat

Pencampuran gas dengan bahan padat termasuk proses yang jarang


dilakukan. Proses tersebut digunakan misalnya pada pengangkutan puing
secara pneumatic, pada pembakaran serbuk pemadam api. Kebanyakan
persoalannya adalah bagaimana mendistribusikan bahan padat itu secara
merata kedalam gas yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas
dengan bahan padat akan terbentuk debu maupun asap. Metode terpenting
untuk mencampur gas dengan bahan padat adalah dengan menggunakan
aat penakar bahan padat dan penyemburan dengan alat semprot.
6. Pencampuran Gas – gas

Pencampuran gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan


campuran bahan bakar yang berbentuk gas dalam alat pembakar
dengangas (misalnya campuran bahan bakar – udara). Metode terpenting
untuk mencampur gas dengan gas adalah pencampuran dengan alat
semprot atau injektor.
7. Pencampuran padat – gas

Pencampuran bahan padat dengan gas terjadi misalnya pada proses


pengeringan, pemanggangan ataupun pembakaran bahan-bahan padat.
Permukaan kontak bahan padat dengan gas selalu diusahakan seluas
mungkin. Untuk maksud ini bahan padat dialiri, ditembus atau
dihanyutkan oleh gas, disemprotkan atau difluidisasikan. alat yang
digunakan untuk tujuan ini seringkali dikenal dengan bejana unggun
terdifusikan.
PENGADUK

Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair, cair/padat,


cair,cair/gas, cair/padat/gas) di dalam bejana pengaduk. Biasanya yang
berlangsung adalah gerakan turbulen (misalnya untuk melaksanakan reaksi
kimia, proses pertukaran panas, proses pelarutan). Alat pengaduk terdiri
atas sumbu pengaduk dan strip pengaduk yang dirangkai menjadi satu
kesatuan atau dapat dipisah-pisah menjadi 2-3 bagian pengaduk yang
dapat dipisah-pisahkan juga dapat dibongkar pasang didalam satu unit
tangki pengaduk.
Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak
rotasi dari pengaduk dalam fluida. Gerak dari pengaduk ini memotong
fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus eddy yang bergerak ke seluruh
sistem fluida itu. Oleh karena itu, pengaduk merupakan bagian yang paling
penting dalam suatu operasi fase cair dengan tangki berpengaduk.
Pencampuran baik dapat di peroleh apabila di perhatikan bentuk dan
dimensi pengaduk yang digunakannya karena akan mempengaruhi
keefektifan proses pencampuran, serta daya yang diperlukan.
Zat cair biasanya diaduk di dalam suatu tangki atau bejana biasanya
yang berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Bagian atas
bejana itu mungkin terbuka saja ke udara atau dapat pula tertutup. Ukuran
dan proporsi tangki itu bermacam-macam, bergantung pada masalah
pengadukan itu sendiri.
Didalam tangki itu dipasang impeller pada ujung poros menggantung,
artinya poros itu ditumpuh dari atas. Poros itu digerakkan oleh motor, yang
terkadang dihubungkan langsung dengan poros itu, namun biasanya
dihubungkan melalui peti roda gigi untuk menurunkan kecepatannya.
Tangki itu biasanya diperlengkapi pula dengan lubang masuk dan lubang
keluar, kumparan kalor, mantel, dan sumur untuk menempatkan
termometer atau peranti pengukuran suhu lainnya. Impeller itu akan
membangkitkan pola aliran dalam yang menyebabkan zat cair bersirkulasi
di dalam bejana untuk akhirnya kembali ke impeller.
Alat pengaduk dapat dibuat dari berbagai bahan yang sesuai dengan
bejana pengaduknya, misalnya dari baja, baja tahan karat, baja berlapis
email, baja berlapis karet. Suatu alat pengaduk diusahakan menghasilkan
pengadukan yang sebaik mungkin dengan pemakaian daya yang sekecil
mungkin. Ini berarti seluruh isi bejana pengaduk sedapat mungkin
digerakkan secara merata, biasanya secara turbulen.
Kebutuhan daya dan baik buruknya hasil pengadukan tergantung
antara lain pada faktor-faktor berikut :
1. Jenis alat pengaduk : Bentuk, ukuran, perbandingan diameter daun
pengaduk terhadap diameter bejana pengaduk, frekuensi putaran, posisi
dalam bejana pengaduk.
2. Jenis bejana pengaduk : Bentuk, ukuran, perlengkapan di dalamnya,
derajat keisian (degree of fullness).
3. Jenis dan jumlah bahan : Viskositas, jenis campuran (larutan sejati,
suspensi kasar, suspensi halus, dan sebagainya), kerapatan, perbedaan
kerapatan dalam campuran, besar dan bentuk partikel padat yang diaduk.

Ada dua macam impeller pengaduk yaitu jenis pertama


membangkitkan arus sejajar dengan sumbu poros impeller, dan yang kedua
membangkitkan arus pada arah tangensial atau radial. Impeller jenis
pertama disebut impeller aliran aksial (axial flow impeller), sedang yang
kedua ialah impeler aliran radial (radial flow impeller ).

Dari segi bentuknya, ada tiga jenis impeler : propeller (baling-baling),


dayung (paddle), dan turbin. Masing-masing jenis terdiri lagi atas berbagai
variasi dan sub jenis. Propeler merupakan impeler aliran aksial
berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas rendah. Propeler kecil
biasanya berputar pada kecepatan motor penuh, yaitu 1.150 atau 1.750
put/min, sedangkan propeller besar berputar pada 400 sampai 800 put/min.
Arus yang meninggalkan propeler mengalir melalui zat cair menurut arah
tertentu sampai di belokkan oleh lantai atau dinding bejana.

Menurut aliran yang dihasilkan pengaduk dapat dibagi menjadi 3


golongan:

1. Pengaduk aliran aksial

Pengaduk ini akan menimbulkan arus atau aliran yang sejajar


dengan sumbu poros pengaduk.
2. Pengaduk aliran radial

Pengaduk ini akan menimbulkan aliran yang mempunyai arah


tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran
tangensial akan menyebabkan timbulnya vorteks dan terjadinya suatu
pusaran tetapi dapat dihilangkan dengan pemasangan buffle atau cruciform
buffle.
3. Pengaduk aliran campuran

Pengaduk ini merupakan gabungan dari dua jenis pengaduk diatas.


Untuk tugas-tugas sederhana, agitator yang terdiri dari satu dayung
datar yang berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup
efektif. Kadang- kadang daun-daunnya di buat miring, tetapi biasanya
vertikal saja. Dayung ini berputar di tengah bejana dengan kecepatan
rendah sampai sedang dan mendorong zat cair secara radial dan tangensial,
hampir tanpa adanya gerakan vertikal pada impeler, kecuali bila daunnya
agak miring.
Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan
yang terdiri:
1. Propeller

Merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair


berviskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan
motor penuh. Arus yang meninggalkan propeller mengalir melalu zat
menurut arah tertentu dan sampai di belokkan oleh lantai dinding bejana.
Propeller biasanya digunakan bila kita menghendaki adanya arus yang
kuat, umpamanya kita hendak menjaga agar partikel-partikel zat padat
yang berada dalam suspensi.
2. Padel.

Untuk tugas yang sederhana agitator yang terdiri dari satu dayung
datar berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup
efektif. Kadang-kadang daunnya dibuat miring tapi biasanya vertikal saja.
Dayung ini berputar ditengah bejana dengan kecepatan rendah sampai
sedang dan mendorong zat cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa
adanya gerakan vertikal pada impeller, kecuali bila daunnya agak miring.
(Penuntun Praktikum, 2012. OTK I, Teknik Kimia, FTI, UMI, Makassar).

Pencampuran didalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak


rotasi dari pengaduk didalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida
tersebut dan dapat menimbulkan arus eddy yang bergerak ke seluruh
system fluida tersebut. Oleh sebab itu pengaduk merupakan bagian yang
paling penting dalam suatu operasi pencampuran fase cair dengan tangki
pengaduk.
Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatiakn bentuk dan
dimensi pengaduk yang digunakan, karena akan dipengaruhi keefektifan
proses pencampuran, serta daya diperlukan. Zat cair biasanya diaduk di
dalam suatu tangki atau bejana biasanya yang berbentuk silinder dengan
sumbu terpasang vertikal. Bagian atas bejana itu mungkin terbuka saja ke
udara atau dapat pula tertutup.
Pencampuran
1. Pencampuran tanpa-gerak

Gas dan zat cair yang tidak viskos dapat dicampurkan dengan baik
dengan melewatikannya melalui sepotong pipa kosong atau pipa yang
diperlengkapi dengan sekat. Pencampuran yang lebih sulit bias dilakukan
dengan menggunakan pencampuran tanpa-gerak (motionless mixer), yaitu
suatu peranti yang digunakan secara komersial di mana terdapat berganti-
ganti elemen-elemen yang membagi dan menyatukan kembali bagian-
bagian arus fluida.
2. Memilih pencampuran

Hubungan langsung antara daya yang terpakai dengan derajat


pencampuran tidak selalu ada. Bila zat cair berviskositas rendah
menggelora di dalam bejana tak bersekat, partikel-partikelnya mungkin
menjalani lintasan kecil selama- lamanya dan mungkin tidak bercampur.
Tetapi bila bejana itu di pasang sekat, pencampuran terjadi lebih cepat.
Lebih banyak bagian energi yang digunakan untuk pencampuran dan lebih
sedikit untuk aliran lingkar.
Bila waktu campur merupakan waktu yang kritis, pencampur yang baik
adalah yang dapat mencampur dalam waktu yang di tentukan dengan
penggunaan daya yang sekecil-kecilnya.
Dalam banyak hal, diinginkan waktu campur yang singkat tetapi hal
ini tidak selalu paling menentukan, sebab biasanya yang dicari adalah
kompromi yang mempertimbangkan biaya energi untuk pencampuran dan
biaya investasi alat pencampur. Untuk mencampurkan pereaksi di dalam
tangki umpan atau untuk mencarkan hasil dari berbagai tumpak (batch)
pengolahan dalam tangki penimbun dapat digunakan pencampur yang
ukurannya relatif kecil, walaupun alat itu memerlukan beberapa menit
untuk menyelesaikan pencampuran.
Bila zat padat di suspensikan di dadalam tangki yang diaduk ada
beberapa cara untuk mendefinisikan kondisi suspensi itu. Proses yang
berbeda akan memerlukan derajat suspensi yang belainan pula dan karena
itu kita perlu menggunakan definisi yang tepat dan korelasi yang
semestinya di dadalam merancang atau dalam penerapan ke skala besar.
Derajat suspensi yang diberikan di bawah ini disusun dalam urutan
keseragaman suspensi yang makin baik dan pemasukan daya yang makin
tinggi.
1. Mendekati suspense penuh

Kebanyakan zat padat benda dalam keadaan suspense di dalam zat


cair tetapi masih terdapat kelompok-kelompok zat padat terkumpul di
dasar tangki agak kepinggir, atau di tempat lain.
2. Partikel bergerak penuh

Seluruh partikel berada dalam suspendsi atau bergerakdi sepanjang


dasar tangki. Partikel-partikel yang bergerak di dasar tangki mempunyai
koefisien perpindahan massa yang jauh lebih kecil dari pada partikel dalam
susupensi, hal mana dapat mempengaruhi untuk kerja unit.
3. Suspensi penuh atau suspensi di luar dasar

Seluruh partikel berada dalam keadaan suspensi dan tidak ada yang
terdapat di dasar tangki atau tidak berada di dasar tangki, selama lebih dari
1 atau 2 detik. Pada waktu keadaan ini baru tercapai, biasanya terdapat
gradient konsentrasi di dalam suspensi itu dan terdapat bagian- bagian
yang mengandung zat cair tanpa susupensi di bagian atas.
4. Suspensi seragam

Pada kecepatan pengaduk yang jauh lebih tinggi daripada yang


diperlukan untuk membuat suspense penuh tidak kelihatan lagi adanya zat
cair jernih di deakat permukaan tangki dan suspense itu tampak seragam.
Akan tetapi masih mungkin terdapatd gradient konsentrasi pada arah
vertical, lebih-lebih bila zat padat itu mempunyai ukuran beragam dengan
sebaran ukuran yang agak luas dan dalam hal ini kita harus berhati-hati
dalam mengambil cuplikan dari tangka.

Pola Aliran

Jenis aliran didalam bejana yang sedang diaduk bergantung pada


jenis impeller, karakteristik fluida, dan ukuran serta perbandingan
(proporsi) tangki, sekat, dan agitator. Kecepatan fluida pada setiap titik
dalam tangki mempunyai tiga komponen, dan pola aliran keseluruhan
didalam tangki itu tergantung pada variasi dari ketiga komponen itu
dari satu lokasi ke lokasi lain. Komponen kecepatan yang pertama ialah
komponen radial yang bekerja pada arah tegak lurus terhadap poros
impeller. Komponen kedua, ialah komponen tangensial, atau rotasional,
yang bekerja pada arah singgung terhadap lintasan terhadap lintasan
lingkar disekeliling poros.
Dalam keadaan biasa, dimana poros itu vertikal, komponen radial
dan tangensial berada dalam satu bidang horizontal, dan komponen
longitudinalnya vertikal. Komponen radial dan komponen longitudinal
sangat aktif dalam memberikan aliran yang diperlukan untuk melakukan
pencampuran. Bila poros itu vertikal dan terletak persis dipusat tangki,
komponen tangensial biasanya kurang menguntungkan. Arus tangensial itu
mengikuti suatu lintasan berbentuk lingkaran disekeliling poros, dan
menimbulkan voteks pada permukaan zat cair, seperti terlebih dalam
gambar.
Adanya sirkulasi aliran laminar, cenderung membentuk stratifikasi
pada berbagai laisan tanpa adanya aliran longitudinal antara lapisan-
lapisan itu.
Pola aliran yang terjadi dalam cairan yang diaduk tergantung pada
jenis pengaduk. Karakteristik fluida yang diaduk dan ukuran serta
perbandingan ukuran antara tangki, pengaduk dan sekat. Kecepatan
partikel fluida disetiap titik dapat diuraikan dalam tiga komponen yaitu:
a. Komponen radial, bekerja dalam arah tegak lurus terhadap sumbu
pengaduk.
b. Komponen longitudinal, bekerja dalam arah sejajar sumbu.
c. Komponen tangensial atau rotasional, bekerrja dalam arah garis singgung
lintasan melingkar sekeliling sumbu. Aliran tangensial yang mengikuti
lintasan melingkar sekeliling sumbu, menimbulkan vorteks dipermukaan
cairan. Jika tangki tidak bersekat, maka pengaduk jenis aliran axial
maupun radial akan menghasilkan aliran melingkar. Karena pusaran itu
terlalu kuat, pola aliran akan sama saja untuk semua jenis pengaduk dan
vorteks yang terbentuk akan mencapai pengaduk, sehingga gas diatas
permukaan akan terhisap.

Ada tiga cara untuk mencegah pusaran dan vorteks antara lain ;

1. Pengadukdipasang off center atau miring.


2. Pada dinding tangki dipasang sekat vertikal.
3. Pemakaian diffuser ring pada tangki pengaduk jenis turbin. (McCabe,
Operasi Teknik Kimia jilid 1. Erlangga, Jakarta. 1991)

Jika di dalam system itu terdapat partikel zat padat, arus


sirkulasi itu cenderung melemparkan partikel-partikel itu, dengan gaya
sentrifugal kearah luar dan dari situ bergerak ke bawah dan sesampai ke
dasar tangki lalu ke pusat karena itu, bukannya pencampuran yang
berlangsung, tetapi sebaliknya pengumpulan yang terjadi. Jadi, karena
dalam aliran sirkulasi zat cair bergerak menurut arah gerakan daun
impeller, kecepatan relatif antra daun dan zat cair itu berkurang dan daya
yang dapat diserap zat cair itu menjadi terbatas. Dalam bejana yang tak
bersekat, aliran putar itu dapat dibangkitkan oleh segala jenis impeller,
baik aliran aksial maupun radial. Jadi, jika putaran zat cair itu cukup kuat,
pola aliran di dalam tangki itu dapat dikatakan tetap bagaimanapun bentuk
mungkin sedemikian dalamnya, sehingga mencapai impeller, dan gas dari
atas permukaan zat cair akan tersedot ke dalam zat cair itu. Biasanya hal
demikian tidaklah di kehendaki.
Aliran lingkaran (circulatory flow) dan arus putar (swirling) dapat
di cegah dengan menggunakan salah satu dari tiga cara di bawah ini.
Dalam tangki-tangki kecil, impeller dipasang di luar sumbu tangki
(ekstentrik). Porosnya di geser sedikit dari garis pusat tangki, lalu
dimiringkan dalam suatu bidang yang tegak- lurus terhadap pergeseran
itu. Dalam tangki-tangki yang lebih besar, agitatornya di pasang di sisi
tangki, dengan porosnya pada bidang horizontal, tetapi membuat sudut
dengan jari-jari tangki.
Pada tangki-tangki besar yang mempunyai agitator vertikal, cara
yang paling baik untuk mengurangi arus putar ialah dengan memasang
sekat-sekat (buffle) yang berfungsi merintangi aliran rotasi tanpa
mengganggu aliran radial dengan memasang bilah-bilah vertikal terhadap
dinding tangki. Kecuali untuk tangki yang sangat besar, biasanya empat
buah sekat saja sudah memadai untuk mencegah pembentukan arus putar
dan vorteks. Bahkan bila terdapat kesulitan memasang sekat sebanyak itu,
satu atau dua sekat saja pun sudah akan memberi pengaruh besar terhadap
pola alir dan lingkar. Untuk turbin, lebar sekat yang diperlukan tidak lebih
dari seperdelapan belas diameter tangki. Dengan propeller yang dipasang
dari sisi, yang miring atau yang tidak di tempatkan di pusat, tidak di
perlukan sekat.
Jika arus putar sudah dapat di hentikan, pola aliran spesifik di dalam
bejana itu sekarang bergantung pada jenis impeller yang dipergunakan.
Agitator propeller biasanya mendorong zat cair ke bawah sampai kedasar
tangki, di mana arus itu lalu menyebar secara radial ke segala arah menuju
dinding, lalu mengalir lagi ke atas disepanjang dinding dan kembali diisap
oleh propeller dari atas.
Propeller biasanya digunakan bila kita menghendaki adanya arus
yang kuat, umpamanya bila kita hendak menjaga agar partikel-partikel zat
padat yang berada dalam suspensi. Propeller kecil biasanya berputar pada
kecepatan motor penuh, Propeller jarang dipakai bila viskositas zat cair
lebih dari kira-kira 50.Merupakan impeller aliran aksial berkecepatan
tinggi untuk zat cair berviskositas rendah.
Turbin dengan daun miring 45o dan mendorong ke bawah juga biasa
digunakan untuk mendapatkan arus aksial yang kuat yang di perlukan
untuk membuat suspensi zat padat.
Agitator dayung dan turbin berdaun datar memberikan aliran radial
yang baik dalam bidang impeller itu, dimana aliran itu lalu membelah diri
di dinding, membentuk dua pola lingkar yang terpisah. Satu bagian yang
mengalir ke bawah di sepanjang dinding dan kembali ke pusat impeller
dari bawah sedang satu bagian lagi mengalir ke atas menuju permukaan
dan kembali ke impeller dari atas. Pada tangki tanpa sekat terdapat aliran
tangensial yang kuat serta pembentukan vorteks, walaupun kecepatan
poros hanya sedang-sedang saja. Tetapi, bila ada sekat, aliran vertikal itu
meningkat, dan pencampuran zat cair pun berlangsung lebih cepat. Pada
tangki berbentuk silinder vertical, ke dalaman zat cair harus sama dengan
diameter tangki, atau sedikit lebih besar dari itu. Jika di perlukan
kedalaman yang lebih besar, dapat dipasang dua impeller atau lebih pada
satu poros, dimana masing-masing impeller berfungsi sebagai satu
pencampur tersendiri. Masing- masing impeller membangkitkan dua arus
sirkulasi. Impeller yang di sebelah bawah, baik yang jenis turbin maupun
yang jenis propeller, di pasang pada jarak kira-lira sama dengan diameter
impeller dari dasar tangki.
KEBUTUHAN DAYA

Untuk melakukan perhitungan dalam spesifikasi tangki pengaduk


telah dikembangkan berbagai teori dan hubungan empiris. Para peneliti
telah mengembangkan beberapa hubungan empiris yang dapat untuk dapat
memperkirakan ukuran alat dalam pemakaian yang atas dasar percobaan
yang dilakukan pada skala laboratorium.
Persyaratan dari pada pengunaan hubungan empiris tersebut adalah
adanya:

a. Kesamaan geometris, yang menetukan kondisi batas peralatan,


artinyabentuk kedua alat harus sama dan perbandingan ukuran-
ukuran geometris berikut ini sama untuk keduanya
b. Kesamaan dinamik dan kesamaan kinetic yaitu terdapat kesamaan
harga perbandingan antara gaya yang bekerja disuatu kedudukan
(gaya viskos terhadap gaya grafitasi, gaya inersia terhadap gaya
viskos, dsb)
c. Factor yang mempengaruhi kebutuhan daya atau power untuk
pengadukan adalah :
1. Diameter pengaduk
2. Kekentalan cairan
3. Kerapatan cairan
4. Medan grafitasi
5. Laju putaran pengaduk

Parameter Hidrodinamika dalam Tangki berpengaduk :


a. Bilangan Reynold
Bilangan tak berdimensi yang menyatakan
perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos yang
terjadi pada fluida. System pengadukan yang terjadi
bila diketahui bilangan Reynold-nya

dengan:
vs = Kecepatan fluida,
L = Panjang karakteristik,
¿ = Viskositas absolut fluida dinamis,
À = Viskositas
kinematik fluida: À =
¿ / ρ, ρ = Kerapatan
(densitas) fluid
Dalam system pengadukan terdapat 3 jenis bentuk
aliran yaitu laminar, transisi dan turbulen. Bentuk
aliran laminar terjadi pada bilangan Reynold hingga 10,
sedangkan turbulen terjadi pada bilangan Reynold 10
hingga 104 dan transisi berada di antara keduanya.
b. Bilangan Fraude
Bilangan tak berdimensi menunjukkan
perbandingan antara gaya inersia dengan gaya
gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan
persamaan berikut :

dimana :
Fr = Bilangan Fraude
N = kecepatan
putaran
pengaduk D =
diameter
pengaduk
g = percepatan grafitasi
Bilangan Fraude merupakan variable yang
signifikan. Bilangan ini hanya diperhitungkan pada
system pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada
system ini permukaan cairan dalam tangki akan
dipengaruhi gravitasi, sehingga membentuk pusaran
(vortex). Vortex menunjukkan keseimbangan antara
gaya gravitasi dengan gaya inersia.

Data Pengamatan
Kecepatan Waktu (sec)
2 8,33

3,5 5,61

Berat Piknometer (gram)

Pikno kosong 23,3482

pikno + aquadest 47,5056

pikno + NaCl
waktu (menit) Berat pikno + sampel waktu penentuan
(gram) viskositas (sec)

5 47,9286 0,15

10 47,9001 10,16

15 47,9337 0,18

20 47,9339 0,23

25 47,9292 0,35

waktu (menit) Berat pikno + sampel waktu penentuan


(gram) viskositas (sec)

5 47,9449 0,25

10 47,8273 0,2

15 47,9434 0,23

20 47,9534 0,34

25 47,9459 0,28

Anda mungkin juga menyukai