Anda di halaman 1dari 28

Mixing

I. Tujuan Percobaan
- Menghitung nilai power pengadukan
- Menjelaskan pengaruh viskositas, densitas, dan rate pengadudukan terhadap
Power pengadukan

II. Perincian Kerja


- Mengukur keliling tangki
- Membuat larutan garam
- Mengukur densitas dari larutan garam
- Mengukur viskositas dari larutan garam

III. Alat yang digunakan


- Neraca digital
- Baskom plastik
- Corong plastik
- Gelas Kimia
- Piknometer
- Viskometer Oswald
- Erlenmeyer
- Termometer
- Bola hisap
- Pipet Ukur
- Tangki berpengaduk/reactor

IV. Bahan yang digunakan


- Garam
- Air
V. Dasar Teori

Pengertian Mixing (pencampuran)


Pencampuran (mixing) adalah proses yang menyebabkan tercampurnya suatu bahan
ke bahan lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam fasa yang berbeda. Dalam
kimia, suatu pencampuran (mixing) adalah sebuah zat yang dibuat dengan
menggabungkan dua zat atau lebih yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi,
sementara tidak ada perubahan fisik dalam suatu pencampuran, sifat kimia suatu
pencampuran seperti titik lelehnya dapat menyimpang dari komponennya. Pencampuran
dapat dipisahkan menjadi komponen aslinya secara mekanis. Pencampuran dapat bersifat
homogen atau heterogen

Tujuan Mixing Pencampuran


Tujuan dari proses pencampuran yaitu mengurangi ketidaksamaan atau ketidakrataan
dalam komposisi, temperature atau sifat-sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan atau
terjadinya homogenisasi, kebersamaan dalam setiap titik dalam pencampuran. Dampak
dari hasil pencampuran adalah terjadinya homogenitas, kebersamaan dalam setiap titik
dalam pencampuran. Dampak dari hasil pencampuran adalah terjadinya keadaan serba
sama, terjadinya reaksi kimia, terjadinya perpindahan panas, dan perpindahan massa. Dan
dampak tersebut merupakan tujuan akhir dari suatu proses pencampuran.

Dalam praktek, operasi mixing hampir selalu mempunyai multi fungsi yaitu ketika
proses dilakukan didalam tangki berpengaduk mekanis, pengaduk menjalankan banyak
tugas, sebagai contoh dalam tangki kristalisasi harus memperhatikan bulk blending, heat
transfer dan suspense kristal.

Jenis – Jenis Pencampuran

1. Pencampuran bahan padat-padat


Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai yang akan
menghasilkan produk komersial industri kimia. Contohnya Pencampuran bahan pewarna
dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk menghasilkan nuansa
warna tertentu atau warna yang cemerlang. Alat yang digunakan untuk pencampuran
bahan padat dengan padat dapat berupa bejana-bejana yang berputar, atau bejana-bejana
berkedudukan tetap tapi mempunyai perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun
pneumatik.

2. Pencampuran bahan cair-gas


Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan ke dalam cairan,
artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk gas. Contohnya
Proses hidrogenasi, khorinasi dan fosfogensi, Oksidasi cairan oleh udara (fermentasi,
memasukkan udara kedalam lumpur dalam instalasi penjernih biologis).

3. Pencampuran bahan cair-padat


Pada persiapan atau pelaksaan proses kimia dan fisika serta juga pada pembuatan
produk akhir komersial, seringkali cairan harus dicampur dengan bahan padat.
Pencampuran cairan dengan padatan akan menghasilkan suspensi. Tetapi bila kelarutan
padatan dalam cairan tersebut cukup besar akan terbentuk larutan. Pelarutan adalah suatu
proses mencampurkan bahan padat kedalam cairan.

4. Pencampuran Cair-Cair
Tujuan pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau melangsungkan
proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk akhir yang komersil.
Beberapa contoh pencampuran cair-cair adalah pada pembuatan sirop, obat tetes dan
larutan injeksi. Metode yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan
cairan ialah dengan metode turbulensi didalam bejana pengaduk atau dalam suatu
pencampur getar

5. Pencampuran Gas – Padat


Pencampuran gas dengan bahan padat termasuk proses yang jarang dilakukan.
Proses tersebut digunakan misalnya pada pengangkutan puing secara pneumatic, pada
pembakaran serbuk pemadam api. Kebanyakan persoalannya adalah bagaimana
mendistribusikan bahan padat itu secara merata kedalam gas yang mengalir kontinyu.
Pada pencampuran gas dengan bahan padat akan terbentuk debu maupun asap. Metode
terpenting untuk mencampur gas dengan bahan padat adalah dengan menggunakan aat
penakar bahan padat dan penyemburan dengan alat semprot.

6. Pencampuran Gas – gas


Pencampuran gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan campuran
bahan bakar yang berbentuk gas dalam alat pembakar dengangas (misalnya campuran
bahan bakar – udara). Metode terpenting untuk mencampur gas dengan gas adalah
pencampuran dengan alat semprot atau injektor.

7. Pencampuran padat – gas


Pencampuran bahan padat dengan gas terjadi misalnya pada proses pengeringan,
pemanggangan ataupun pembakaran bahan-bahan padat. Permukaan kontak bahan padat
dengan gas selalu diusahakan seluas mungkin. Untuk maksud ini bahan padat dialiri,
ditembus atau dihanyutkan oleh gas, disemprotkan atau difluidisasikan. alat yang
digunakan untuk tujuan ini seringkali dikenal dengan bejana unggun terdifusikan.

Pengaduk
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair, cair/padat, cair,cair/gas,
cair/padat/gas) di dalam bejana pengaduk. Biasanya yang berlangsung adalah gerakan
turbulen (misalnya untuk melaksanakan reaksi kimia, proses pertukaran panas, proses
pelarutan). Alat pengaduk terdiri atas sumbu pengaduk dan strip pengaduk yang
dirangkai menjadi satu kesatuan atau dapat dipisah-pisah menjadi 2-3 bagian pengaduk
yang dapat dipisah-pisahkan juga dapat dibongkar pasang didalam satu unit tangki
pengaduk.

Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi dari
pengaduk dalam fluida. Gerak dari pengaduk ini memotong fluida tersebut dan dapat
menimbulkan arus eddy yang bergerak ke seluruh sistem fluida itu. Oleh karena itu,
pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu operasi fase cair dengan
tangki berpengaduk.

Pencampuran baik dapat di peroleh apabila di perhatikan bentuk dan dimensi


pengaduk yang digunakannya karena akan mempengaruhi keefektifan proses
pencampuran, serta daya yang diperlukan.

Zat cair biasanya diaduk di dalam suatu tangki atau bejana biasanya yang berbentuk
silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Bagian atas bejana itu mungkin terbuka saja ke
udara atau dapat pula tertutup. Ukuran dan proporsi tangki itu bermacam-macam,
bergantung pada masalah pengadukan itu sendiri.

Didalam tangki itu dipasang impeller pada ujung poros menggantung, artinya poros
itu ditumpuh dari atas. Poros itu digerakkan oleh motor, yang terkadang dihubungkan
langsung dengan poros itu, namun biasanya dihubungkan melalui peti roda gigi untuk
menurunkan kecepatannya. Tangki itu biasanya diperlengkapi pula dengan lubang masuk
dan lubang keluar, kumparan kalor, mantel, dan sumur untuk menempatkan termometer
atau peranti pengukuran suhu lainnya. Impeller itu akan membangkitkan pola aliran
dalam yang menyebabkan zat cair bersirkulasi di dalam bejana untuk akhirnya kembali
ke impeller.

Alat pengaduk dapat dibuat dari berbagai bahan yang sesuai dengan bejana
pengaduknya, misalnya dari baja, baja tahan karat, baja berlapis email, baja berlapis
karet. Suatu alat pengaduk diusahakan menghasilkan pengadukan yang sebaik mungkin
dengan pemakaian daya yang sekecil mungkin. Ini berarti seluruh isi bejana pengaduk
sedapat mungkin digerakkan secara merata, biasanya secara turbulen.

Kebutuhan daya dan baik buruknya hasil pengadukan tergantung antara lain pada
faktor-faktor berikut :
1. Jenis alat pengaduk : Bentuk, ukuran, perbandingan diameter daun pengaduk
terhadap diameter bejana pengaduk, frekuensi putaran, posisi dalam bejana
pengaduk.
2. Jenis bejana pengaduk : Bentuk, ukuran, perlengkapan di dalamnya, derajat
keisian (degree of fullness).
3. Jenis dan jumlah bahan : Viskositas, jenis campuran (larutan sejati, suspensi
kasar, suspensi halus, dan sebagainya), kerapatan, perbedaan kerapatan dalam
campuran, besar dan bentuk partikel padat yang diaduk.

Ada dua macam impeller pengaduk yaitu jenis pertama membangkitkan arus sejajar
dengan sumbu poros impeller, dan yang kedua membangkitkan arus pada arah tangensial
atau radial. Impeller jenis pertama disebut impeller aliran aksial (axial flow impeller),
sedang yang kedua ialah impeler aliran radial (radial flow impeller ).

Dari segi bentuknya, ada tiga jenis impeler : propeller (baling-baling), dayung
(paddle), dan turbin. Masing-masing jenis terdiri lagi atas berbagai variasi dan sub jenis.
Propeler merupakan impeler aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas
rendah. Propeler kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh, yaitu 1.150 atau
1.750 put/min, sedangkan propeller besar berputar pada 400 sampai 800 put/min. Arus
yang meninggalkan propeler mengalir melalui zat cair menurut arah tertentu sampai di
belokkan oleh lantai atau dinding bejana.

Menurut aliran yang dihasilkan pengaduk dapat dibagi menjadi 3 golongan:


1. Pengaduk aliran aksial
Pengaduk ini akan menimbulkan arus atau aliran yang sejajar dengan sumbu
poros pengaduk.
2. Pengaduk aliran radial
Pengaduk ini akan menimbulkan aliran yang mempunyai arah tangensial dan
radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial akan
menyebabkan timbulnya vorteks dan terjadinya suatu pusaran tetapi dapat
dihilangkan dengan pemasangan buffle atau cruciform buffle.
3. Pengaduk aliran campuran
Pengaduk ini merupakan gabungan dari dua jenis pengaduk diatas.
Untuk tugas-tugas sederhana, agitator yang terdiri dari satu dayung datar yang
berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif. Kadang-
kadang daun-daunnya di buat miring, tetapi biasanya vertikal saja. Dayung ini
berputar di tengah bejana dengan kecepatan rendah sampai sedang dan
mendorong zat cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan
vertikal pada impeler, kecuali bila daunnya agak miring.

Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan yang terdiri :
1. Propeller
Merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair
berviskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor
penuh. Arus yang meninggalkan propeller mengalir melalu zat menurut arah
tertentu dan sampai di belokkan oleh lantai dinding bejana. Propeller biasanya
digunakan bila kita menghendaki adanya arus yang kuat, umpamanya kita
hendak menjaga agar partikel-partikel zat padat yang berada dalam suspensi.

2. Padel.
Untuk tugas yang sederhana agitator yang terdiri dari satu dayung datar
berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif. Kadang-
kadang daunnya dibuat miring tapi biasanya vertikal saja. Dayung ini berputar
ditengah bejana dengan kecepatan rendah sampai sedang dan mendorong zat
cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal pada
impeller, kecuali bila daunnya agak miring.
(Penuntun Praktikum, 2012. OTK I, Teknik Kimia, FTI, UMI, Makassar).

3. Turbin,
Kebanyakan turbin menyerupai agitator berdaun banyak dengan daun-daun
yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros yang
dipasang pada pusat bejana. Daun-daun boleh lurus dan boleh juga lengkung,
sudut vertikal. Impellernya mungkin terbuka, setengah terbuka atau
terselubung. Diameter impellernya biasanya lebih kecil dari diameter dayung
yaitu berkisar antara 30 sampai 50 persen dari diameter bejana. Turbin
biasanya efektif untuk jangkauan viskositas cukup luas. Pada cairan
berviskositas rendah turbin itu menimbulkan arus yang sangat deras yang
berlangsung pada keseluruhan bejana.
(McCabe, Operasi Teknik Kimia jilid 1. Erlangga, Jakarta. 1991)

Pencampuran didalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi dari
pengaduk didalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut dan dapat
menimbulkan arus eddy yang bergerak ke seluruh system fluida tersebut. Oleh sebab itu
pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu operasi pencampuran fase
cair dengan tangki pengaduk.

Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatiakn bentuk dan dimensi
pengaduk yang digunakan, karena akan dipengaruhi keefektifan proses pencampuran,
serta daya diperlukan. Zat cair biasanya diaduk di dalam suatu tangki atau bejana
biasanya yang berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Bagian atas bejana itu
mungkin terbuka saja ke udara atau dapat pula tertutup.

Pencampuran
1. Pencampuran zat cair yang mampu-campur
Pencampuran zat cair yang mampu-campur (miscible) di dalam tangki merupakan
proses yang berlangsung cepat dalam daerah turbulen, impeller akan menghasilkan
arus kecepatan tinggi, dan fluida itu mungkin dapat bercampur, baik di daerah
sekitar impeller Karena adanya keturbulenan yang hebat. Pada waktu arus itu
melambat karena adanya membawa ikut zat cair lain dan mengalir di sepanjang
dinding terjadi juga pencampuran radial sedang pusaran-pusaran besar pecah
menjadi kecil, tetapi tidak banyak terjadi pencampuran pada arah aliran. Fluida akan
mengalami satu lingkaran penuh dan kembali ke pusat impeller, di mana terjadi lagi
pencampuran yang hebat.

2. Pencampuran tanpa-gerak
Gas dan zat cair yang tidak viskos dapat dicampurkan dengan baik dengan
melewatikannya melalui sepotong pipa kosong atau pipa yang diperlengkapi dengan
sekat. Pencampuran yang lebih sulit bias dilakukan dengan menggunakan
pencampuran tanpa-gerak (motionless mixer), yaitu suatu peranti yang digunakan
secara komersial di mana terdapat berganti-ganti elemen-elemen yang membagi dan
menyatukan kembali bagian-bagian arus fluida.

3. Memilih pencampuran
Hubungan langsung antara daya yang terpakai dengan derajat pencampuran tidak
selalu ada. Bila zat cair berviskositas rendah menggelora di dalam bejana tak
bersekat, partikel-partikelnya mungkin menjalani lintasan kecil selama-lamanya dan
mungkin tidak bercampur. Tetapi bila bejana itu di pasang sekat, pencampuran
terjadi lebih cepat. Lebih banyak bagian energi yang digunakan untuk pencampuran
dan lebih sedikit untuk aliran lingkar.

Bila waktu campur merupakan waktu yang kritis, pencampur yang baik adalah yang
dapat mencampur dalam waktu yang di tentukan dengan penggunaan daya yang sekecil-
kecilnya.

Dalam banyak hal, diinginkan waktu campur yang singkat tetapi hal ini tidak selalu
paling menentukan, sebab biasanya yang dicari adalah kompromi yang
mempertimbangkan biaya energi untuk pencampuran dan biaya investasi alat pencampur.
Untuk mencampurkan pereaksi di dalam tangki umpan atau untuk mencarkan hasil dari
berbagai tumpak (batch) pengolahan dalam tangki penimbun dapat digunakan pencampur
yang ukurannya relatif kecil, walaupun alat itu memerlukan beberapa menit untuk
menyelesaikan pencampuran.

Suspensi partikel zat padat di dalam zat cair di buat untuk berbagai tujuan
umpamanya untuk membuat campuran yang homogen yang akan diumpamakan ke dalam
unit pengolah, atau untuk melarutkan zat padat untuk mempercepat reaksi kimia atau
untuk mempercepat pembentukan kristal didalam larutan lewat jenuh.

Bila zat padat di suspensikan di dadalam tangki yang diaduk ada beberapa cara
untuk mendefinisikan kondisi suspensi itu. Proses yang berbeda akan memerlukan derajat
suspensi yang belainan pula dan karena itu kita perlu menggunakan definisi yang tepat
dan korelasi yang semestinya di dadalam merancang atau dalam penerapan ke skala
besar. Derajat suspensi yang diberikan di bawah ini disusun dalam urutan keseragaman
suspensi yang makin baik dan pemasukan daya yang makin tinggi.

1. Mendekati suspense penuh


Kebanyakan zat padat benda dalam keadaan suspense di dalam zat cair tetapi masih
terdapat kelompok-kelompok zat padat terkumpul di dasar tangki agak kepinggir,
atau di tempat lain.

2. Partikel bergerak penuh


Seluruh partikel berada dalam suspendsi atau bergerakdi sepanjang dasar tangki.
Partikel-partikel yang bergerak di dasar tangki mempunyai koefisien perpindahan
massa yang jauh lebih kecil dari pada partikel dalam susupensi, hal mana dapat
mempengaruhi untuk kerja unit.

3. Suspensi penuh atau suspensi di luar dasar


Seluruh partikel berada dalam keadaan suspensi dan tidak ada yang terdapat di dasar
tangki atau tidak berada di dasar tangki, selama lebih dari 1 atau 2 detik. Pada waktu
keadaan ini baru tercapai, biasanya terdapat gradient konsentrasi di dalam suspensi itu
dan terdapat bagian-bagian yang mengandung zat cair tanpa susupensi di bagian atas.

4. Suspensi seragam
Pada kecepatan pengaduk yang jauh lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk
membuat suspense penuh tidak kelihatan lagi adanya zat cair jernih di deakat
permukaan tangki dan suspense itu tampak seragam. Akan tetapi masih mungkin
terdapatd gradient konsentrasi pada arah vertical, lebih-lebih bila zat padat itu
mempunyai ukuran beragam dengan sebaran ukuran yang agak luas dan dalam hal ini
kita harus berhati-hati dalam mengambil cuplikan dari tangki.

PolaAliran
Jenis aliran didalam bejana yang sedang diaduk bergantung pada jenis impeller,
karakteristik fluida, dan ukuran serta perbandingan (proporsi) tangki, sekat, dan agitator.
Kecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai tiga komponen, dan pola
aliran keseluruhan didalam tangki itu tergantung pada variasi dari ketiga komponen itu
dari satu lokasi ke lokasi lain. Komponen kecepatan yang pertama ialah komponen radial
yang bekerja pada arah tegak lurus terhadap poros impeller. Komponen kedua, ialah
komponen tangensial, atau rotasional, yang bekerja pada arah singgung terhadap lintasan
terhadap lintasan lingkar disekeliling poros.

Dalam keadaan biasa, dimana poros itu vertikal, komponen radial dan tangensial
berada dalam satu bidang horizontal, dan komponen longitudinalnya vertikal. Komponen
radial dan komponen longitudinal sangat aktif dalam memberikan aliran yang diperlukan
untuk melakukan pencampuran. Bila poros itu vertikal dan terletak persis dipusat tangki,
komponen tangensial biasanya kurang menguntungkan. Arus tangensial itu mengikuti
suatu lintasan berbentuk lingkaran disekeliling poros, dan menimbulkan voteks pada
permukaan zat cair, seperti terlebih dalam gambar.

Adanya sirkulasi aliran laminar, cenderung membentuk stratifikasi pada berbagai


laisan tanpa adanya aliran longitudinal antara lapisan-lapisan itu.
Pola aliran yang terjadi dalam cairan yang diaduk tergantung pada jenis pengaduk.
Karakteristik fluida yang diaduk dan ukuran serta perbandingan ukuran antara tangki,
pengaduk dan sekat. Kecepatan partikel fluida disetiap titik dapat diuraikan dalam tiga
komponen yaitu:
a. Komponen radial, bekerja dalam arah tegak lurus terhadap sumbu pengaduk.
b. Komponen longitudinal, bekerja dalam arah sejajar sumbu.
c. Komponen tangensial atau rotasional, bekerrja dalam arah garis singgung
lintasan melingkar sekeliling sumbu. Aliran tangensial yang mengikuti lintasan
melingkar sekeliling sumbu, menimbulkan vorteks dipermukaan cairan. Jika
tangki tidak bersekat, maka pengaduk jenis aliran axial maupun radial akan
menghasilkan aliran melingkar. Karena pusaran itu terlalu kuat, pola aliran akan
sama saja untuk semua jenis pengaduk dan vorteks yang terbentuk akan
mencapai pengaduk, sehingga gas diatas permukaan akan terhisap.

Ada tiga cara untuk mencegah pusaran dan vorteks antara lain ;
1. Pengadukdipasang off center atau miring.
2. Pada dinding tangki dipasang sekat vertikal.
3. Pemakaian diffuser ring pada tangki pengaduk jenis turbin.
(McCabe, Operasi Teknik Kimia jilid 1. Erlangga, Jakarta. 1991)

Jika di dalam system itu terdapat partikel zat padat, arus sirkulasi itu cenderung
melemparkan partikel-partikel itu, dengan gaya sentrifugal kearah luar dan dari situ
bergerak ke bawah dan sesampai ke dasar tangki lalu ke pusat karena itu, bukannya
pencampuran yang berlangsung, tetapi sebaliknya pengumpulan yang terjadi. Jadi, karena
dalam aliran sirkulasi zat cair bergerak menurut arah gerakan daun impeller, kecepatan
relatif antra daun dan zat cair itu berkurang dan daya yang dapat diserap zat cair itu
menjadi terbatas. Dalam bejana yang tak bersekat, aliran putar itu dapat dibangkitkan
oleh segala jenis impeller, baik aliran aksial maupun radial. Jadi, jika putaran zat cair itu
cukup kuat, pola aliran di dalam tangki itu dapat dikatakan tetap bagaimanapun bentuk
mungkin sedemikian dalamnya, sehingga mencapai impeller, dan gas dari atas
permukaan zat cair akan tersedot ke dalam zat cair itu. Biasanya hal demikian tidaklah di
kehendaki.

Aliran lingkaran (circulatory flow) dan arus putar (swirling) dapat di cegah dengan
menggunakan salah satu dari tiga cara di bawah ini. Dalam tangki-tangki kecil, impeller
dipasang di luar sumbu tangki (ekstentrik). Porosnya di geser sedikit dari garis pusat
tangki, lalu dimiringkan dalam suatu bidang yang tegak-lurus terhadap pergeseran itu.
Dalam tangki-tangki yang lebih besar, agitatornya di pasang di sisi tangki, dengan
porosnya pada bidang horizontal, tetapi membuat sudut dengan jari-jari tangki.

Pada tangki-tangki besar yang mempunyai agitator vertikal, cara yang paling baik
untuk mengurangi arus putar ialah dengan memasang sekat-sekat (buffle) yang berfungsi
merintangi aliran rotasi tanpa mengganggu aliran radial dengan memasang bilah-bilah
vertikal terhadap dinding tangki. Kecuali untuk tangki yang sangat besar, biasanya empat
buah sekat saja sudah memadai untuk mencegah pembentukan arus putar dan vorteks.
Bahkan bila terdapat kesulitan memasang sekat sebanyak itu, satu atau dua sekat saja pun
sudah akan memberi pengaruh besar terhadap pola alir dan lingkar. Untuk turbin, lebar
sekat yang diperlukan tidak lebih dari seperdelapan belas diameter tangki. Dengan
propeller yang dipasang dari sisi, yang miring atau yang tidak di tempatkan di pusat,
tidak di perlukan sekat.

Jika arus putar sudah dapat di hentikan, pola aliran spesifik di dalam bejana itu
sekarang bergantung pada jenis impeller yang dipergunakan. Agitator propeller biasanya
mendorong zat cair ke bawah sampai kedasar tangki, di mana arus itu lalu menyebar
secara radial ke segala arah menuju dinding, lalu mengalir lagi ke atas disepanjang
dinding dan kembali diisap oleh propeller dari atas.

Propeller biasanya digunakan bila kita menghendaki adanya arus yang kuat,
umpamanya bila kita hendak menjaga agar partikel-partikel zat padat yang berada dalam
suspensi. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh, Propeller jarang
dipakai bila viskositas zat cair lebih dari kira-kira 50.Merupakan impeller aliran aksial
berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas rendah.

Turbin dengan daun miring 45o dan mendorong ke bawah juga biasa digunakan
untuk mendapatkan arus aksial yang kuat yang di perlukan untuk membuat suspensi zat
padat.

Agitator dayung dan turbin berdaun datar memberikan aliran radial yang baik dalam
bidang impeller itu, dimana aliran itu lalu membelah diri di dinding, membentuk dua pola
lingkar yang terpisah. Satu bagian yang mengalir ke bawah di sepanjang dinding dan
kembali ke pusat impeller dari bawah sedang satu bagian lagi mengalir ke atas menuju
permukaan dan kembali ke impeller dari atas. Pada tangki tanpa sekat terdapat aliran
tangensial yang kuat serta pembentukan vorteks, walaupun kecepatan poros hanya
sedang-sedang saja. Tetapi, bila ada sekat, aliran vertikal itu meningkat, dan
pencampuran zat cair pun berlangsung lebih cepat. Pada tangki berbentuk silinder
vertical, ke dalaman zat cair harus sama dengan diameter tangki, atau sedikit lebih besar
dari itu. Jika di perlukan kedalaman yang lebih besar, dapat dipasang dua impeller atau
lebih pada satu poros, dimana masing-masing impeller berfungsi sebagai satu pencampur
tersendiri. Masing-masing impeller membangkitkan dua arus sirkulasi. Impeller yang di
sebelah bawah, baik yang jenis turbin maupun yang jenis propeller, di pasang pada jarak
kira-lira sama dengan diameter impeller dari dasar tangki.

Kebutuhan Daya
Untuk melakukan perhitungan dalam spesifikasi tangki pengaduk telah
dikembangkan berbagai teori dan hubungan empiris. Para peneliti telah mengembangkan
beberapa hubungan empiris yang dapat untuk dapat memperkirakan ukuran alat dalam
pemakaian yang atas dasar percobaan yang dilakukan pada skala laboratorium.
Persyaratan dari pada pengunaan hubungan empiris tersebut adalah adanya:
a. Kesamaan geometris, yang menetukan kondisi batas peralatan, artinyabentuk
kedua alat harus sama dan perbandingan ukuran-ukuran geometris berikut
ini sama untuk keduanya
b. Kesamaan dinamik dan kesamaan kinetic yaitu terdapat kesamaan harga
perbandingan antara gaya yang bekerja disuatu kedudukan (gaya viskos
terhadap gaya grafitasi, gaya inersia terhadap gaya viskos, dsb)
c. Factor yang mempengaruhi kebutuhan daya atau power untuk pengadukan
adalah :
1. Diameter pengaduk
2. Kekentalan cairan
3. Kerapatan cairan
4. Medan grafitasi
5. Laju putaran pengaduk

Parameter Hidrodinamika dalam Tangki berpengaduk :


a. Bilangan Reynold
Bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan
gaya viskos yang terjadi pada fluida. System pengadukan yang terjadi bila
diketahui bilangan Reynold-nya

dengan:
vs - kecepatan fluida,
L - panjang karakteristik,
μ - viskositas absolut fluida dinamis,
ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
ρ - kerapatan (densitas) fluid

Dalam system pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminar,


transisi dan turbulen. Bentuk aliran laminar terjadi pada bilangan Reynold hingga
10, sedangkan turbulen terjadi pada bilangan Reynold 10 hingga 104 dan transisi
berada di antara keduanya.
b. Bilangan Fraude
Bilangan tak berdimensi menunjukkan perbandingan antara gaya inersia
dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan
berikut :

dimana :
Fr = Bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan grafitasi

Bilangan Fraude merupakan variable yang signifikan. Bilangan ini hanya


diperhitungkan pada system pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada
system ini permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi, sehingga
membentuk pusaran (vortex). Vortex menunjukkan keseimbangan antara gaya
gravitasi dengan gaya inersia.

VI. Langkah Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membersihkan alat
3. Mengukur keliling tangki dengan cara:
- Melingkarkan tali pada tangki
- Mengukur panjang tali menggunakan penggaris
4. Membuat larutan garam dengan cara:
- Menimbang garam sebanyak
- Menambahkan air sebanyak 20 liter
- Melakukan pengadukan
5. Memasukkan larutan garam pada tangki berpengaduk
6. Mengatur skala pengadukan, yaitu 20, dan 120 Menyalakan alat dengan menekan
tombol yang berwarna hijau
7. Menghitung putaran pengadukan selama 1 menit
8. Mengambil sampel setelah pengadukan setiap peningkatan 10 menit untuk masing-
masing skala
9. Mematikan alat apabila telah mengambil sampel, kemudian mengulangi langka ke 6
sampai 8 dengan mengganti skalanya
10. Mengukur densitas pada masing-masing sampel dengan cara:
- Menimbang piknometer kosong
- Memasukkan aquades sampai penuh ke dalam piknometer, lalu mengukur suhu
aquades yang ada di dalam piknometer
- Menimbang piknometer yang berisi aquades
- Membuang aquades yang ada di dalam piknometer
- Memasukkan sampel ke dalam piknometer hingga penuh lalu ditimbang
11. Mengukur viskositas pada masing-masing sampel dengan cara:
- Memasukkan aquades ke dalam viskometer
- Mengatur ketinggian aquades dengan menggunakan bola hisap hingga
melewati garis atas
- Melepas bola hisap
- Menghitung waktu aliran sampel dari garis atas sampai garis bawah
- Mengulangi langkah diatas dengan mengganti aquades dengan masing-masing
sampel
12. Membersihkan alat yang telah digunakan

VII. Data Hasil Pengamatan


Pengukuran Densitas
 Berat Piknometer Kosong = 18,79 gram
 Berat Piknometer Kosong + air = 45,33 gram
 Suhu air = 32oC
Keliling Tangki = 99,7 cm
µ air pada suhu 32oC = 0,0077 cp
ρ air pada suhu 32oC = 0,99502 g/cm3
Banyak putaran untuk skala 20 = 115 putaran
Banyak putaran untuk skala 120 = 235,5 putaran

Rpm Waktu Viskositas


(menit)
Skala (putaran Rata- Berat
/menit) rata Pikno +
I II III sampel
(gram)

20 115 10 1.99 2.16 2.18 2.11 46.17

20 2.62 2.52 2.20 2.45 46.16

30 2.05 2.26 2.16 2.15 46.16

40 2.43 2.23 2.37 2.34 46.22

50 2.17 2.12 2.03 2.10 46.23

120 235.3 10 2.50 2.62 2.70 2.60 46.11

20 2.54 2.72 2.29 2.51 46.16

30 2.19 2.22 2.05 2.15 46.14

40 2.18 3.06 2.70 2.64 46.13

50 2.16 2.04 2.25 2.15 46.14

VIII. Perhitungan
- Diameter tangki
Dik : Keliling tangki = 99.7 cm
keliling tanngki = π × d
99.7 cm = 3,14 × d

99.7 cm
=d
3,14

d = 31,75
- Diameter pengaduk
1
Da = ×d
3

1
= × 31.75 cm
3

= 10.58 cm

= 0.1058 m

- Densitas
Berat air = (berat piknopeter + air) – berat piknometer kosong
Berat air = 45.33 gram – 18.79 gram
Berat air = 26.54 gram

Voume air = volume piknometer

berat air
volume air =
ρ air
26.54 gram
volume air =
0,99502 gram/ml
volume air = 26.67 ml

 Untuk skala 20
(berat piknometer + sampel) − berat piknometer kososng
ρ =
volume piknometer

(46.22 − 18.79)gram
=
26.67 ml
27.43 gram
=
26.67 ml
gram
= 1.028
ml

= 1028 kg/m³
 Untuk skala 120
(berat piknometer + sampel) − berat piknometer kososng
ρ =
volume piknometer

(46.13 − 18.79)gram
=
26.67 ml
27.34 gram
=
26.67 ml

gram
= 1.025
ml

= 1025 kg/m³

- Viskositas
1 cp = 0.001 kg/ms

μ air = 0.0077 poise


0.001 kg/ms
= 0.77cp ×
1 cp
= 0.00077 kg/ms

= 7.7 × 10-4 kg/ms

μ=k ×ρ×t

μ
k=
ρ ×t

0.00077 kg/ms
=
kg
995.02 3 × 2.13 s
m

= 3.63×10-7 m2/s2
 Untuk skala 20
μ =k ×ρ×t

= 3.633 ×10-7 m2/s2× 1028 kg/m3 × 2.34 s

= 8.739 × 10-4 kg/ms

 Untuk skala 120


μ =k ×ρ×t

= 3.633 ×10-7 m2/s2× 1025 kg/m3 × 2.64 s

= 9.831×10-4 kg/ms

- Reynold number (Nre)


 Untuk skala 40
banyak putaran
N=
60 s

115
=
60 s

= 1.92 rps

ρ × N × Da²
Nre =
μ

kg
1028 × 1.92 rps × (0.1058 m)²
= m3
8.739 × 10 ̄⁴ kg/ms

kg
1028 × 1.92 rps × 0.011 m²
= m3
8.739 × 10 ̄⁴ kg/ms

= 24844.22
 Untuk skala 120
banyak putaran
N =
60 s

235,3
=
60 s

= 3,92 rps

ρ × N × Da²
Nre =
μ

kg
1025 × 3.92 rps × (0.1058 m)²
= m3
9.831 × 10 ̄⁴ kg/ms

kg
1025 × 3.92 rps × 0.011 m²
= m3
9.831 × 10 ̄⁴ kg/ms

= 44957.9

- Froud number (Nfr)


 Untuk skala 20
N2 Da
NFr =
g

(1.92rps)2 × 0.1058 m
=
9,81 m/s²

= 0.039

 Untuk skala 120


N2 Da
NFr =
g

(3.92 rps)2 × 0.1058 m


=
9.81 m/s²

= 0.166
- Power number (Np)
Penentuan nilai Np dilakukan dengan cara memplotkan nilai Nre yang didapatkan pada
grafik dibawah ini

Untuk menentukan kurva yang digunakan bandingkan diameter pengaduk dan diameter
𝐷𝑎 10,58
tangki ( 𝑑 ) = 31,25

= 0,33

Hasil yang didapatkan terdapat pada kurva D


 Nilai Np untuk skala 20 adalah 0,24
 Nilai Np untuk skala 120 adalah 0,225
- Np koreksi
Nilai a dan b ditetntukan pada tabel dibawah ini
Gambar Kurva A B

9 – 13 D 1,0 40,0

9 – 14 B 1,7 18,0

9 – 14 C 0 18,0

9 – 14 D 2,3 18,0

Kurva yang digunakan adalah kurva D, jadi nilai a adalah 2,3 dan nilai b adalah 18

 Untuk skala 20
a − log Nre
m=
b

2,3 − log 24844.22


=
18

= −0.116

Np(koreksi) = Np × Nfrᵐ

= 0.24 × (0.039)-0,116

= 0.24 × (1.453)

= 0.35
 Untuk skala 120
a − log Nre
m=
b

2.3 − log 44957.9


=
18

= −0.13

Np(koreksi) = Np × Nfrᵐ

= 0.225 × (0,166)-0,13

= 0.28

- Power pengadukan
Np × ρ × N³ × Da⁵
P=
gc

Gc = 1 kgm/Ns2

 Untuk skala 20
Np × ρ × N³ × Da⁵
P =
gc

0.35 × 1028 kg/m³ × (1.92 rps)³ × (0.1058 m)⁵


=
1 kgm/Ns²

kg
0.35 × 1028 × 7.08 rps 3 × (1.33 x 10−5 m5 )
= m3
1 kgm/Ns²
= 0.03 kgm²/s³

= 0.03 watt
 Untuk skala 120
Np × ρ × N³ × Da⁵
P =
gc

0.28 × 1025 kg/m³ × (3.92 rps)³ × (0.1058 m)⁵


=
1 kgm/Ns²

0.28 × 1025 kg/m³ × 60.236 rps 3 × (1.33 x 10−5 m5 )


=
1 kgm/Ns²

= 0.23 kgm²/s³

= 0.23 watt

IX. Pembahasan
Pencampuran (mixing) adalah sebuah zat yang dibuat dengan menggabungkan dua
zat atau lebih yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi, sementara tidak ada perubahan
fisik dalam suatu pencampuran, sifat kimia suatu pencampuran seperti titik lelehnya dapat
menyimpang dari komponennya.

Pada percobaan ini dilakukan pencampuran yang bersifat heterogen, jenis


pencampurannya yaitu pencampuran padat-cair yang mana dibuat larutan garam
konsentrasi 5% dari 1 kg garam dan 20 L air. Tujuan dari praktikum ini adalah
menghitung nilai power pengadukan serta menjelaskan pengaruh viskositas, densitas,
dan rate pengadudukan terhadap Power pengadukan. Jenis impeller pengadukan
yang digunakan pada percobaan ini adalah propeller.

Pertama-tama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu mengkalibrasi piknometer dan
Viskometer Oswald yang masing-masing digunakan untuk menentukan densitas dan
viskositas dari larutan garam dengan beberapa variable yang di tentukan seperti
perbedaan skala putar dan waktu pengambilan sampel . Densitas sampel diperoleh
dari berat sampel dibagi dengan volume piknometer. Volume piknometer sama
dengan volume air yang diukur saat kalibrasi yang mana berat air dibagi dengan
massa jenis air pada suhu 32oC karena pada saat itu suhu air yang diukur adalah 32oC.
Dari literatur massa jenis air pada suhu 32oC adalah

Hasil perhitungan densitas dan viskositas ini dapat digunakan dalam


menghitung bilangan reynold (Nre). Berdasarkan bilangan reynold (Nre) yang
diperoleh tersebut dapat diketahui jenis aliran dalam proses pengadukan pada
percobaan ini. Bilangan reynold pada pengambilan sampel menit ke-40 untuk skala
putar 20 dan 120 masing-masing adalah 24844.2 dan 44957.9 . Berdasarkan teori
yang diperoleh, aliran pengadukan termasuk turbulen yang mana turbulen terjadi pada
bilangan Reynold 10 hingga 104.

Selanjutnya untuk mendapatkan nilai power number dilakukan dengan menarik garis
pada grafik hubungan antara Nre dengan Np dari sumbu x (reynold number) yang diperoleh
dari perhitungan kemudian diplotkan pada kurva D kemudian nilai Np diperoleh untuk
skala putar 20 dan 120 masing-masing adalah 0.24 dan 0.225 . Setelah itu, dari data-data
tersebut dapat diperoleh nilai power pengadukan pada percobaan ini.

Data hasil perhitungan yang diperoleh pada percobaan ini adalah :


Skala Kecepatan ρ µ Nre Nfr Np P
Putar Putar (kg/m³) () koreksi (watt)
(rpm)
20 115 1028 8.739 × 10-4 24844.22 0.039 0.35 0.03
120 235.3 1025 9.831×10-4 44957.9 0.166 0.28 0.23

Teori mengatakan bahwa bilangan Power (Np) berbanding terbalik dengan


kecepatan putaran pengaduk, dan densitas larutan, sedangkan kedua faktor tersebut
berbanding lurus dengan nilai bilangan reynold (kg/ms NRe). Semakin besar nilai kedua
faktor tersebut maka semakin besar pula nilai bilangan Reynold. Bilangan Froud (Nfr)
berbanding lurus dengan kecepatan putaran pengaduk. Semakin besar kecepatan putaran
pengaduk semakin besar pula Bilangan Froud yang didapat.
X. Kesimpulan
 Bilangan Reynold campuran pada percobaan ini menunjukkan bahwa alirannya
adalah turbulen.
 Densitas sampel pada pengambilan sampel menit ke-40 pada skala putar 20 dan 120
masing-masing adalah 1028 kg/m3 dan 1025 kg/m3 .
 Viskositas sampel pada pengambilan sampel menit ke-40 pada skala putar 20 dan 120
masing-masing adalah 8.739 × 10-4 kg/ms dan 9.831×10-4 kg/ms.
 Nre pada skala putar 20 = 24844.22 dan skala putar 120 = 44957.9
 Froud Number (Nfr) pada skala putar 20 = 0.039 dan skala putar 120 = 0.166
 Np pada skala putar 20 = 0.24 dan skala putar 120 = 0.225
 Power pengadukan pada skala putar 20 = 0.03 watt dan skala putar 120 = 0.23 watt

XI. Daftar Pustaka


 http://pengalamanputih.blogspot.co.id/2015/02/mixing.html
 http://arandityonarutomo.blogspot.co.id/2012/04/aliran-laminar-dan-aliran-turbulen-
pada.html
 http://mhimns.blogspot.co.id/2013/04/tangki-berpengaduk.html
 http://tekimku.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai