I. Tujuan Percobaan
- Menghitung nilai power pengadukan
- Menjelaskan pengaruh viskositas, densitas, dan rate pengadudukan terhadap
Power pengadukan
Dalam praktek, operasi mixing hampir selalu mempunyai multi fungsi yaitu ketika
proses dilakukan didalam tangki berpengaduk mekanis, pengaduk menjalankan banyak
tugas, sebagai contoh dalam tangki kristalisasi harus memperhatikan bulk blending, heat
transfer dan suspense kristal.
4. Pencampuran Cair-Cair
Tujuan pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau melangsungkan
proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk akhir yang komersil.
Beberapa contoh pencampuran cair-cair adalah pada pembuatan sirop, obat tetes dan
larutan injeksi. Metode yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan
cairan ialah dengan metode turbulensi didalam bejana pengaduk atau dalam suatu
pencampur getar
Pengaduk
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair, cair/padat, cair,cair/gas,
cair/padat/gas) di dalam bejana pengaduk. Biasanya yang berlangsung adalah gerakan
turbulen (misalnya untuk melaksanakan reaksi kimia, proses pertukaran panas, proses
pelarutan). Alat pengaduk terdiri atas sumbu pengaduk dan strip pengaduk yang
dirangkai menjadi satu kesatuan atau dapat dipisah-pisah menjadi 2-3 bagian pengaduk
yang dapat dipisah-pisahkan juga dapat dibongkar pasang didalam satu unit tangki
pengaduk.
Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi dari
pengaduk dalam fluida. Gerak dari pengaduk ini memotong fluida tersebut dan dapat
menimbulkan arus eddy yang bergerak ke seluruh sistem fluida itu. Oleh karena itu,
pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu operasi fase cair dengan
tangki berpengaduk.
Zat cair biasanya diaduk di dalam suatu tangki atau bejana biasanya yang berbentuk
silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Bagian atas bejana itu mungkin terbuka saja ke
udara atau dapat pula tertutup. Ukuran dan proporsi tangki itu bermacam-macam,
bergantung pada masalah pengadukan itu sendiri.
Didalam tangki itu dipasang impeller pada ujung poros menggantung, artinya poros
itu ditumpuh dari atas. Poros itu digerakkan oleh motor, yang terkadang dihubungkan
langsung dengan poros itu, namun biasanya dihubungkan melalui peti roda gigi untuk
menurunkan kecepatannya. Tangki itu biasanya diperlengkapi pula dengan lubang masuk
dan lubang keluar, kumparan kalor, mantel, dan sumur untuk menempatkan termometer
atau peranti pengukuran suhu lainnya. Impeller itu akan membangkitkan pola aliran
dalam yang menyebabkan zat cair bersirkulasi di dalam bejana untuk akhirnya kembali
ke impeller.
Alat pengaduk dapat dibuat dari berbagai bahan yang sesuai dengan bejana
pengaduknya, misalnya dari baja, baja tahan karat, baja berlapis email, baja berlapis
karet. Suatu alat pengaduk diusahakan menghasilkan pengadukan yang sebaik mungkin
dengan pemakaian daya yang sekecil mungkin. Ini berarti seluruh isi bejana pengaduk
sedapat mungkin digerakkan secara merata, biasanya secara turbulen.
Kebutuhan daya dan baik buruknya hasil pengadukan tergantung antara lain pada
faktor-faktor berikut :
1. Jenis alat pengaduk : Bentuk, ukuran, perbandingan diameter daun pengaduk
terhadap diameter bejana pengaduk, frekuensi putaran, posisi dalam bejana
pengaduk.
2. Jenis bejana pengaduk : Bentuk, ukuran, perlengkapan di dalamnya, derajat
keisian (degree of fullness).
3. Jenis dan jumlah bahan : Viskositas, jenis campuran (larutan sejati, suspensi
kasar, suspensi halus, dan sebagainya), kerapatan, perbedaan kerapatan dalam
campuran, besar dan bentuk partikel padat yang diaduk.
Ada dua macam impeller pengaduk yaitu jenis pertama membangkitkan arus sejajar
dengan sumbu poros impeller, dan yang kedua membangkitkan arus pada arah tangensial
atau radial. Impeller jenis pertama disebut impeller aliran aksial (axial flow impeller),
sedang yang kedua ialah impeler aliran radial (radial flow impeller ).
Dari segi bentuknya, ada tiga jenis impeler : propeller (baling-baling), dayung
(paddle), dan turbin. Masing-masing jenis terdiri lagi atas berbagai variasi dan sub jenis.
Propeler merupakan impeler aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas
rendah. Propeler kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh, yaitu 1.150 atau
1.750 put/min, sedangkan propeller besar berputar pada 400 sampai 800 put/min. Arus
yang meninggalkan propeler mengalir melalui zat cair menurut arah tertentu sampai di
belokkan oleh lantai atau dinding bejana.
Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan yang terdiri :
1. Propeller
Merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair
berviskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor
penuh. Arus yang meninggalkan propeller mengalir melalu zat menurut arah
tertentu dan sampai di belokkan oleh lantai dinding bejana. Propeller biasanya
digunakan bila kita menghendaki adanya arus yang kuat, umpamanya kita
hendak menjaga agar partikel-partikel zat padat yang berada dalam suspensi.
2. Padel.
Untuk tugas yang sederhana agitator yang terdiri dari satu dayung datar
berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif. Kadang-
kadang daunnya dibuat miring tapi biasanya vertikal saja. Dayung ini berputar
ditengah bejana dengan kecepatan rendah sampai sedang dan mendorong zat
cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal pada
impeller, kecuali bila daunnya agak miring.
(Penuntun Praktikum, 2012. OTK I, Teknik Kimia, FTI, UMI, Makassar).
3. Turbin,
Kebanyakan turbin menyerupai agitator berdaun banyak dengan daun-daun
yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros yang
dipasang pada pusat bejana. Daun-daun boleh lurus dan boleh juga lengkung,
sudut vertikal. Impellernya mungkin terbuka, setengah terbuka atau
terselubung. Diameter impellernya biasanya lebih kecil dari diameter dayung
yaitu berkisar antara 30 sampai 50 persen dari diameter bejana. Turbin
biasanya efektif untuk jangkauan viskositas cukup luas. Pada cairan
berviskositas rendah turbin itu menimbulkan arus yang sangat deras yang
berlangsung pada keseluruhan bejana.
(McCabe, Operasi Teknik Kimia jilid 1. Erlangga, Jakarta. 1991)
Pencampuran didalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi dari
pengaduk didalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut dan dapat
menimbulkan arus eddy yang bergerak ke seluruh system fluida tersebut. Oleh sebab itu
pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu operasi pencampuran fase
cair dengan tangki pengaduk.
Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatiakn bentuk dan dimensi
pengaduk yang digunakan, karena akan dipengaruhi keefektifan proses pencampuran,
serta daya diperlukan. Zat cair biasanya diaduk di dalam suatu tangki atau bejana
biasanya yang berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Bagian atas bejana itu
mungkin terbuka saja ke udara atau dapat pula tertutup.
Pencampuran
1. Pencampuran zat cair yang mampu-campur
Pencampuran zat cair yang mampu-campur (miscible) di dalam tangki merupakan
proses yang berlangsung cepat dalam daerah turbulen, impeller akan menghasilkan
arus kecepatan tinggi, dan fluida itu mungkin dapat bercampur, baik di daerah
sekitar impeller Karena adanya keturbulenan yang hebat. Pada waktu arus itu
melambat karena adanya membawa ikut zat cair lain dan mengalir di sepanjang
dinding terjadi juga pencampuran radial sedang pusaran-pusaran besar pecah
menjadi kecil, tetapi tidak banyak terjadi pencampuran pada arah aliran. Fluida akan
mengalami satu lingkaran penuh dan kembali ke pusat impeller, di mana terjadi lagi
pencampuran yang hebat.
2. Pencampuran tanpa-gerak
Gas dan zat cair yang tidak viskos dapat dicampurkan dengan baik dengan
melewatikannya melalui sepotong pipa kosong atau pipa yang diperlengkapi dengan
sekat. Pencampuran yang lebih sulit bias dilakukan dengan menggunakan
pencampuran tanpa-gerak (motionless mixer), yaitu suatu peranti yang digunakan
secara komersial di mana terdapat berganti-ganti elemen-elemen yang membagi dan
menyatukan kembali bagian-bagian arus fluida.
3. Memilih pencampuran
Hubungan langsung antara daya yang terpakai dengan derajat pencampuran tidak
selalu ada. Bila zat cair berviskositas rendah menggelora di dalam bejana tak
bersekat, partikel-partikelnya mungkin menjalani lintasan kecil selama-lamanya dan
mungkin tidak bercampur. Tetapi bila bejana itu di pasang sekat, pencampuran
terjadi lebih cepat. Lebih banyak bagian energi yang digunakan untuk pencampuran
dan lebih sedikit untuk aliran lingkar.
Bila waktu campur merupakan waktu yang kritis, pencampur yang baik adalah yang
dapat mencampur dalam waktu yang di tentukan dengan penggunaan daya yang sekecil-
kecilnya.
Dalam banyak hal, diinginkan waktu campur yang singkat tetapi hal ini tidak selalu
paling menentukan, sebab biasanya yang dicari adalah kompromi yang
mempertimbangkan biaya energi untuk pencampuran dan biaya investasi alat pencampur.
Untuk mencampurkan pereaksi di dalam tangki umpan atau untuk mencarkan hasil dari
berbagai tumpak (batch) pengolahan dalam tangki penimbun dapat digunakan pencampur
yang ukurannya relatif kecil, walaupun alat itu memerlukan beberapa menit untuk
menyelesaikan pencampuran.
Suspensi partikel zat padat di dalam zat cair di buat untuk berbagai tujuan
umpamanya untuk membuat campuran yang homogen yang akan diumpamakan ke dalam
unit pengolah, atau untuk melarutkan zat padat untuk mempercepat reaksi kimia atau
untuk mempercepat pembentukan kristal didalam larutan lewat jenuh.
Bila zat padat di suspensikan di dadalam tangki yang diaduk ada beberapa cara
untuk mendefinisikan kondisi suspensi itu. Proses yang berbeda akan memerlukan derajat
suspensi yang belainan pula dan karena itu kita perlu menggunakan definisi yang tepat
dan korelasi yang semestinya di dadalam merancang atau dalam penerapan ke skala
besar. Derajat suspensi yang diberikan di bawah ini disusun dalam urutan keseragaman
suspensi yang makin baik dan pemasukan daya yang makin tinggi.
4. Suspensi seragam
Pada kecepatan pengaduk yang jauh lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk
membuat suspense penuh tidak kelihatan lagi adanya zat cair jernih di deakat
permukaan tangki dan suspense itu tampak seragam. Akan tetapi masih mungkin
terdapatd gradient konsentrasi pada arah vertical, lebih-lebih bila zat padat itu
mempunyai ukuran beragam dengan sebaran ukuran yang agak luas dan dalam hal ini
kita harus berhati-hati dalam mengambil cuplikan dari tangki.
PolaAliran
Jenis aliran didalam bejana yang sedang diaduk bergantung pada jenis impeller,
karakteristik fluida, dan ukuran serta perbandingan (proporsi) tangki, sekat, dan agitator.
Kecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai tiga komponen, dan pola
aliran keseluruhan didalam tangki itu tergantung pada variasi dari ketiga komponen itu
dari satu lokasi ke lokasi lain. Komponen kecepatan yang pertama ialah komponen radial
yang bekerja pada arah tegak lurus terhadap poros impeller. Komponen kedua, ialah
komponen tangensial, atau rotasional, yang bekerja pada arah singgung terhadap lintasan
terhadap lintasan lingkar disekeliling poros.
Dalam keadaan biasa, dimana poros itu vertikal, komponen radial dan tangensial
berada dalam satu bidang horizontal, dan komponen longitudinalnya vertikal. Komponen
radial dan komponen longitudinal sangat aktif dalam memberikan aliran yang diperlukan
untuk melakukan pencampuran. Bila poros itu vertikal dan terletak persis dipusat tangki,
komponen tangensial biasanya kurang menguntungkan. Arus tangensial itu mengikuti
suatu lintasan berbentuk lingkaran disekeliling poros, dan menimbulkan voteks pada
permukaan zat cair, seperti terlebih dalam gambar.
Ada tiga cara untuk mencegah pusaran dan vorteks antara lain ;
1. Pengadukdipasang off center atau miring.
2. Pada dinding tangki dipasang sekat vertikal.
3. Pemakaian diffuser ring pada tangki pengaduk jenis turbin.
(McCabe, Operasi Teknik Kimia jilid 1. Erlangga, Jakarta. 1991)
Jika di dalam system itu terdapat partikel zat padat, arus sirkulasi itu cenderung
melemparkan partikel-partikel itu, dengan gaya sentrifugal kearah luar dan dari situ
bergerak ke bawah dan sesampai ke dasar tangki lalu ke pusat karena itu, bukannya
pencampuran yang berlangsung, tetapi sebaliknya pengumpulan yang terjadi. Jadi, karena
dalam aliran sirkulasi zat cair bergerak menurut arah gerakan daun impeller, kecepatan
relatif antra daun dan zat cair itu berkurang dan daya yang dapat diserap zat cair itu
menjadi terbatas. Dalam bejana yang tak bersekat, aliran putar itu dapat dibangkitkan
oleh segala jenis impeller, baik aliran aksial maupun radial. Jadi, jika putaran zat cair itu
cukup kuat, pola aliran di dalam tangki itu dapat dikatakan tetap bagaimanapun bentuk
mungkin sedemikian dalamnya, sehingga mencapai impeller, dan gas dari atas
permukaan zat cair akan tersedot ke dalam zat cair itu. Biasanya hal demikian tidaklah di
kehendaki.
Aliran lingkaran (circulatory flow) dan arus putar (swirling) dapat di cegah dengan
menggunakan salah satu dari tiga cara di bawah ini. Dalam tangki-tangki kecil, impeller
dipasang di luar sumbu tangki (ekstentrik). Porosnya di geser sedikit dari garis pusat
tangki, lalu dimiringkan dalam suatu bidang yang tegak-lurus terhadap pergeseran itu.
Dalam tangki-tangki yang lebih besar, agitatornya di pasang di sisi tangki, dengan
porosnya pada bidang horizontal, tetapi membuat sudut dengan jari-jari tangki.
Pada tangki-tangki besar yang mempunyai agitator vertikal, cara yang paling baik
untuk mengurangi arus putar ialah dengan memasang sekat-sekat (buffle) yang berfungsi
merintangi aliran rotasi tanpa mengganggu aliran radial dengan memasang bilah-bilah
vertikal terhadap dinding tangki. Kecuali untuk tangki yang sangat besar, biasanya empat
buah sekat saja sudah memadai untuk mencegah pembentukan arus putar dan vorteks.
Bahkan bila terdapat kesulitan memasang sekat sebanyak itu, satu atau dua sekat saja pun
sudah akan memberi pengaruh besar terhadap pola alir dan lingkar. Untuk turbin, lebar
sekat yang diperlukan tidak lebih dari seperdelapan belas diameter tangki. Dengan
propeller yang dipasang dari sisi, yang miring atau yang tidak di tempatkan di pusat,
tidak di perlukan sekat.
Jika arus putar sudah dapat di hentikan, pola aliran spesifik di dalam bejana itu
sekarang bergantung pada jenis impeller yang dipergunakan. Agitator propeller biasanya
mendorong zat cair ke bawah sampai kedasar tangki, di mana arus itu lalu menyebar
secara radial ke segala arah menuju dinding, lalu mengalir lagi ke atas disepanjang
dinding dan kembali diisap oleh propeller dari atas.
Propeller biasanya digunakan bila kita menghendaki adanya arus yang kuat,
umpamanya bila kita hendak menjaga agar partikel-partikel zat padat yang berada dalam
suspensi. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh, Propeller jarang
dipakai bila viskositas zat cair lebih dari kira-kira 50.Merupakan impeller aliran aksial
berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas rendah.
Turbin dengan daun miring 45o dan mendorong ke bawah juga biasa digunakan
untuk mendapatkan arus aksial yang kuat yang di perlukan untuk membuat suspensi zat
padat.
Agitator dayung dan turbin berdaun datar memberikan aliran radial yang baik dalam
bidang impeller itu, dimana aliran itu lalu membelah diri di dinding, membentuk dua pola
lingkar yang terpisah. Satu bagian yang mengalir ke bawah di sepanjang dinding dan
kembali ke pusat impeller dari bawah sedang satu bagian lagi mengalir ke atas menuju
permukaan dan kembali ke impeller dari atas. Pada tangki tanpa sekat terdapat aliran
tangensial yang kuat serta pembentukan vorteks, walaupun kecepatan poros hanya
sedang-sedang saja. Tetapi, bila ada sekat, aliran vertikal itu meningkat, dan
pencampuran zat cair pun berlangsung lebih cepat. Pada tangki berbentuk silinder
vertical, ke dalaman zat cair harus sama dengan diameter tangki, atau sedikit lebih besar
dari itu. Jika di perlukan kedalaman yang lebih besar, dapat dipasang dua impeller atau
lebih pada satu poros, dimana masing-masing impeller berfungsi sebagai satu pencampur
tersendiri. Masing-masing impeller membangkitkan dua arus sirkulasi. Impeller yang di
sebelah bawah, baik yang jenis turbin maupun yang jenis propeller, di pasang pada jarak
kira-lira sama dengan diameter impeller dari dasar tangki.
Kebutuhan Daya
Untuk melakukan perhitungan dalam spesifikasi tangki pengaduk telah
dikembangkan berbagai teori dan hubungan empiris. Para peneliti telah mengembangkan
beberapa hubungan empiris yang dapat untuk dapat memperkirakan ukuran alat dalam
pemakaian yang atas dasar percobaan yang dilakukan pada skala laboratorium.
Persyaratan dari pada pengunaan hubungan empiris tersebut adalah adanya:
a. Kesamaan geometris, yang menetukan kondisi batas peralatan, artinyabentuk
kedua alat harus sama dan perbandingan ukuran-ukuran geometris berikut
ini sama untuk keduanya
b. Kesamaan dinamik dan kesamaan kinetic yaitu terdapat kesamaan harga
perbandingan antara gaya yang bekerja disuatu kedudukan (gaya viskos
terhadap gaya grafitasi, gaya inersia terhadap gaya viskos, dsb)
c. Factor yang mempengaruhi kebutuhan daya atau power untuk pengadukan
adalah :
1. Diameter pengaduk
2. Kekentalan cairan
3. Kerapatan cairan
4. Medan grafitasi
5. Laju putaran pengaduk
dengan:
vs - kecepatan fluida,
L - panjang karakteristik,
μ - viskositas absolut fluida dinamis,
ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
ρ - kerapatan (densitas) fluid
dimana :
Fr = Bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan grafitasi
VIII. Perhitungan
- Diameter tangki
Dik : Keliling tangki = 99.7 cm
keliling tanngki = π × d
99.7 cm = 3,14 × d
99.7 cm
=d
3,14
d = 31,75
- Diameter pengaduk
1
Da = ×d
3
1
= × 31.75 cm
3
= 10.58 cm
= 0.1058 m
- Densitas
Berat air = (berat piknopeter + air) – berat piknometer kosong
Berat air = 45.33 gram – 18.79 gram
Berat air = 26.54 gram
berat air
volume air =
ρ air
26.54 gram
volume air =
0,99502 gram/ml
volume air = 26.67 ml
Untuk skala 20
(berat piknometer + sampel) − berat piknometer kososng
ρ =
volume piknometer
(46.22 − 18.79)gram
=
26.67 ml
27.43 gram
=
26.67 ml
gram
= 1.028
ml
= 1028 kg/m³
Untuk skala 120
(berat piknometer + sampel) − berat piknometer kososng
ρ =
volume piknometer
(46.13 − 18.79)gram
=
26.67 ml
27.34 gram
=
26.67 ml
gram
= 1.025
ml
= 1025 kg/m³
- Viskositas
1 cp = 0.001 kg/ms
μ=k ×ρ×t
μ
k=
ρ ×t
0.00077 kg/ms
=
kg
995.02 3 × 2.13 s
m
= 3.63×10-7 m2/s2
Untuk skala 20
μ =k ×ρ×t
= 9.831×10-4 kg/ms
115
=
60 s
= 1.92 rps
ρ × N × Da²
Nre =
μ
kg
1028 × 1.92 rps × (0.1058 m)²
= m3
8.739 × 10 ̄⁴ kg/ms
kg
1028 × 1.92 rps × 0.011 m²
= m3
8.739 × 10 ̄⁴ kg/ms
= 24844.22
Untuk skala 120
banyak putaran
N =
60 s
235,3
=
60 s
= 3,92 rps
ρ × N × Da²
Nre =
μ
kg
1025 × 3.92 rps × (0.1058 m)²
= m3
9.831 × 10 ̄⁴ kg/ms
kg
1025 × 3.92 rps × 0.011 m²
= m3
9.831 × 10 ̄⁴ kg/ms
= 44957.9
(1.92rps)2 × 0.1058 m
=
9,81 m/s²
= 0.039
= 0.166
- Power number (Np)
Penentuan nilai Np dilakukan dengan cara memplotkan nilai Nre yang didapatkan pada
grafik dibawah ini
Untuk menentukan kurva yang digunakan bandingkan diameter pengaduk dan diameter
𝐷𝑎 10,58
tangki ( 𝑑 ) = 31,25
= 0,33
9 – 13 D 1,0 40,0
9 – 14 B 1,7 18,0
9 – 14 C 0 18,0
9 – 14 D 2,3 18,0
Kurva yang digunakan adalah kurva D, jadi nilai a adalah 2,3 dan nilai b adalah 18
Untuk skala 20
a − log Nre
m=
b
= −0.116
Np(koreksi) = Np × Nfrᵐ
= 0.24 × (0.039)-0,116
= 0.24 × (1.453)
= 0.35
Untuk skala 120
a − log Nre
m=
b
= −0.13
Np(koreksi) = Np × Nfrᵐ
= 0.225 × (0,166)-0,13
= 0.28
- Power pengadukan
Np × ρ × N³ × Da⁵
P=
gc
Gc = 1 kgm/Ns2
Untuk skala 20
Np × ρ × N³ × Da⁵
P =
gc
kg
0.35 × 1028 × 7.08 rps 3 × (1.33 x 10−5 m5 )
= m3
1 kgm/Ns²
= 0.03 kgm²/s³
= 0.03 watt
Untuk skala 120
Np × ρ × N³ × Da⁵
P =
gc
= 0.23 kgm²/s³
= 0.23 watt
IX. Pembahasan
Pencampuran (mixing) adalah sebuah zat yang dibuat dengan menggabungkan dua
zat atau lebih yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi, sementara tidak ada perubahan
fisik dalam suatu pencampuran, sifat kimia suatu pencampuran seperti titik lelehnya dapat
menyimpang dari komponennya.
Pertama-tama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu mengkalibrasi piknometer dan
Viskometer Oswald yang masing-masing digunakan untuk menentukan densitas dan
viskositas dari larutan garam dengan beberapa variable yang di tentukan seperti
perbedaan skala putar dan waktu pengambilan sampel . Densitas sampel diperoleh
dari berat sampel dibagi dengan volume piknometer. Volume piknometer sama
dengan volume air yang diukur saat kalibrasi yang mana berat air dibagi dengan
massa jenis air pada suhu 32oC karena pada saat itu suhu air yang diukur adalah 32oC.
Dari literatur massa jenis air pada suhu 32oC adalah
Selanjutnya untuk mendapatkan nilai power number dilakukan dengan menarik garis
pada grafik hubungan antara Nre dengan Np dari sumbu x (reynold number) yang diperoleh
dari perhitungan kemudian diplotkan pada kurva D kemudian nilai Np diperoleh untuk
skala putar 20 dan 120 masing-masing adalah 0.24 dan 0.225 . Setelah itu, dari data-data
tersebut dapat diperoleh nilai power pengadukan pada percobaan ini.