Semester IV 2022/2023
LAPORAN PRAKTIKUM
MIXING
I. TUJUAN PERCOBAAN
o Menentukan power input yang dibutuhkan oleh sistem
o Mempelajari pengaruh kecepatan putaran alat terhadap pencampuran bahan
Dalam praktek, operasi mixing hampir selalu mempunyai multi fungsi yaitu
ketika proses dilakukan didalam tangki berpengaduk mekanis, pengaduk menjalankan
banyak tugas, sebagai contoh dalam tangki kristalisasi harus memperhatikan bulk
blending, heat transfer dan suspense kristal.
3. Jenis – Jenis Pencampuran
a. Pencampuran bahan padat-padat
Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai yang akan
menghasilkan produk komersial industri kimia. Contohnya Pencampuran bahan
pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk
menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna yang cemerlang. Alat yang
digunakan untuk pencampuran bahan padat dengan padat dapat berupa bejana-
bejana yang berputar, atau bejana-bejana berkedudukan tetap tapi mempunyai
perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun pneumatik.
b. Pencampuran bahan cair-gas
Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan ke dalam
cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk
gas. Contohnya Proses hidrogenasi, khorinasi dan fosfogensi, Oksidasi cairan
oleh udara (fermentasi, memasukkan udara kedalam lumpur dalam instalasi
penjernih biologis).
c. Pencampuran bahan cair-padat
Pada persiapan atau pelaksaan proses kimia dan fisika serta juga pada
pembuatan produk akhir komersial, seringkali cairan harus dicampur dengan bahan
padat. Pencampuran cairan dengan padatan akan menghasilkan suspensi. Tetapi
bila kelarutan padatan dalam cairan tersebut cukup besar akan terbentuk larutan.
Pelarutan adalah suatu proses mencampurkan bahan padat kedalam cairan.
d. Pencampuran Cair-Cair
Tujuan pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau
melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk
akhir yang komersil. Beberapa contoh pencampuran cair-cair adalah pada
pembuatan sirop, obat tetes dan larutan injeksi.Metode yang paling sering
digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan ialah dengan metode turbulensi
didalam bejana pengaduk atau dalam suatu pencampur getar
b. Hydrofoil propeller
d. Paddle gate
e. Paddle horseshoe
g. Paddle finger
h. Paddle helix
i. Multi paddle
Gambar 2.2 Pengaduk Jenis Dayung (Paddle)
e. Turbine bar
f. Turbine shrouded
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 450, seperti yang
terlihat pada Gambar 3, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah
kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam
suspensi padatan kerena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke
atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat daun miring digunakan dalam
suspensi padat.Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida
yang lebih besar dan pencampuran per satuan daya dan sangat berguna dalam
suspensi padatan (No name, 2014)..
7. Kecepatan Pengadukan
Komponen radial dan tangensial terletak pada daerah horizontal dan komponen
longitudinal pada daerah vertikal untuk kasus tangkai tegak (vertical shaft). Komponen
radial dan longitudinal sangat berguna untuk penentuan pola aliran yang diperlukan untuk
aksi pencampuran (mixing action). Pengadukan pada kecepatan tinggi ada kalanya
mengakibatkan pola aliran melingkar di sekitar pengaduk. Gerakan melingkar tersebut
dinamakan vorteks. Vorteks dapat terbentuk di sekitar pengaduk ataupun di pusat tangki
yang tidak menggunakan baffle. Fenomena ini tidak diinginkan dalam industri karena
beberapa alasan. Pertama: kualitas pencampuran buruk meski fluida berputar dalam
tangki. Hal ini disebabkan oleh kecepatan sudut pengaduk dan fluida sama. Kedua udara
dapat masuk dengan mudahnya ke dalam fluida karena tinggi fluida di pusat tangki jatuh
hingga mencapai bagian atas pengaduk. Ketiga, adanya vorteks akan mengakibatkan
naiknya permukaan fluida pada tepi tangki secara signifikan sehingga fluida tumpah.
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah kecepatan
putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk bisa memberikan
gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang dibutuhkan dalam
proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum klasifikasi kecepatan putaran
pengaduk dibagi tiga, yaitu : kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi.
i. Kecepatan Putaran Rendah
Kecepatan rendah yang digunakan berkisar pada kecepatan 100 rpm.
Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental,
lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa.
Jenis pengaduk ini meghasilkan pergerakan batch yang empurna dengan sebuah
permukaan fluida yang datar untuk menjaga temperatur atau mencampur larutan
dengan viskositas dan gravitasi spesifik yang sama.
ii. Kecepatan Putaran Sedang
Kecepatan sedang, berkisar pada kecepatan 1150 rpm. Pengaduk dengan
kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan minyak pernis.
Kecepatan rendah, berkisar pada kecepatan 400 rpm. Pengaduk dengan kecepatan
ini umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur di mana terdapat serat atau
pada cairan yang dapat menimbulkan busa. Untuk menjamin keamanan proses,
pengaduk dengan kecepatan lebih tinggi dari 400 rpm sebaiknya tidak digunakan
untuk cairan dengan viskositas lebih besar dari 200 cP, atau volume cairan lebih
besar dari 2000 L. Pengaduk dengan kecepatan lebih besar dari 1150 rpm
sebaiknya tidak digunakan untuk cairan dengan viskositas lebih besar dari 50 cP
atau volume cairan lebih besar dari 500 L. Kecepatan pengaduk ditentukan oleh
viskositas fluida dan ukuran geometri sistem pengadukan.
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental
dan minyak pernis. Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan
pada viskositas yang rendah, mengurangi waktu pencampuran, mencampuran
larutan dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau
mendinginkan.
iii. Kecepatan Putaran Tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalnya air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan
yang cekung pada viskositas yang rendah dan dibutuhkan ketika waktu
pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas sangat besar.
8. Jumlah Pengaduk
Penambahan jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya untuk tetap
menjaga efektifitas pengadukan pada kondisi yang berubah. Ketinggian fluida yang lebih
besar dari diameter tangki, disertai dengan viskositas fluida yang lebih besar dan diameter
pengaduk yang lebih kecil dari dimensi yang biasa digunakan, merupakan kondisi dimana
pengaduk yang digunakan lebih dari satu buah, dengan jarak antara pengaduk sama
dengan jarak pengaduk paling bawah ke dasar tangki. Penjelasan mengenai kondisi
pengadukan dimana lebih dari satu pengaduk yang digunakan dapat dilihat dalam Tabel
1.1
b. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s
(100.000 cp).
c. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa
digunakan untuk viskositas antara 50 - 500 Pa.s (500.000 cP)
d. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000 Pa.s
dan telah digunakan hingga viskositas 25.000 Pa.s. Untuk viskositas lebih dari
2,5 - 5 Pa.s (5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak diperlukan karena hanya terjadi
pusaran kecil.
Gambar 2.4 Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda, (a)
Impeller, (b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon
Kedalaman zat cair (H) biasanya hampir sama dengan diameter tangki (Dt). Di
dalam tangki itu dipasang pengaduk (impeller) pada ujung poros menggantung, artinya
poros itu ditumpu dari atas. Poros itu digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang
dihubungkan langsung dengan poros itu, namun biasanya dihubungkan melalui peti roda
gigi untuk menurunkan kecepatannya (Suparni Setyowati Rahayu, 2009)
Dimana:
Da : Diameter pengaduk
n : Kecepatan putaran pengaduk
ρ : Densitas
μ : Viskositas. (Geankoplis, 1983)
P×g
Np= 3 5
ρ× n × Da
Dimana:
P : Daya keluaran motor
Da : Diameter pengaduk
n : Kecepatan putaran pengaduk
g : gravitasi
ρ : densitas
2
n × Da
N Fr =
g
Dimana ;
Da : Diameter pengaduk
n : Kecepatan putaran pengaduk
g : gravitasi
sumbu tetapi lebih sering melalui kotak gear pengurang kecepatan. Perlengkapan
tambahan seperti jalur masuk atau keluar bahan, coil pemanas, jaket atau termometer
rendam atau alat pengukur suhu lainnya merupakan komponen tetap alat pencampur
bahan cair ini.
V. PROSEDUR KERJA
a) Kalibrasi Rpm
1. Menyalakan pengaduk.
2. Mengatur kecepatan putaran dengan memutar alat kecepatan
mengarah ke angka 10 lalu ditekan tombol berwarna hijau
bersamaan dengan menekan tombol stopwatch.
3. Menghitung jumlah putaran pengaduk (misalnya 10 putaran), setelah
itu dicatat waktunya.
4. Melakukan langkah yang sama untuk skala kecepatan pengadukan
2,5 dan 3.
b) Pencampuran bahan/mixing
a. Membuat larutan air garam
b. Memasukkan larutan air garam ke dalam reaktor berpengaduk,
memutar skala kecepatan pengadukan ke angka 10.
c. Menekan tombol berwarna hijau bersamaan menekan tombol
stopwatch, dilakukan pengadukan selama 15 menit.
d. Mengeluarkan hasil campuran melalui kran tabung pengaduk ke
dalam erlenmeyer sebagai sampel, dan sisanya dapat dibuang.
e. Membilas tabung pengaduk, kemudian melakukan langkah –
langkah tadi dengan kecepatan yang berbeda yakni skala kecepatan
20.
c) Analisa Sampel
o Menentukan vikositas
1. Masukkan 10 ml aquades ke dalam viskometer.
2. Hitung waktu alir yang terjadi dalam viskometer dengan stopwatch.
3. Keluarkan aquades kemudian diganti 10 ml sampel ke dalam
viskometer (triplo).
4. Hitung kecepatan laju alir yang terjadi dengan menggunakan
stopwatch
o Menentukan densitas
1. Membersihkan piknometer dengan etanol 96%
2. Mengeringkan piknometer hingga tidak ada uap air yang tersisa
3. Menimbang bobot piknometer kosong.
4. Mengisi piknometer dengan aquadest hingga penuh kemudian
ditimbang.
5. Mengisi piknometer dengan sampel hingga penuh kemudian
ditimbang.
6. Mencatat hasil penimbangan.
7. Melakukan langkah yang sama untuk skala kecepatan pengadukan
2,5 dan 3.
VI. DATA PENGAMATAN
o Diameter tabung: 102 cm
o Suhu aquadest: 30C
o Kalibrasi kecepatan putaran
Skala 2
Putaran Waktu (sec)
10 5,30
10 5,27
Rata-rata 5,28
Skala 3
Putaran Waktu (sec)
10 3,40
10 3,40
Rata-rata 3,40
Densitas
Skala 2,5
Uraian Berat (gram)
Piknometer Kosong 23,3270
Piknometer + aquadest 47,5005
Piknometer + sampel 1 47,9664
Piknometer + sampel 2 47,9727
Piknometer + sampel 3 47,9706
Piknometer + sampel 4 47,9695
Piknometer + sampel 5 47,9668
Skala 3
Uraian Berat (gram)
Piknometer Kosong 23,3270
Piknometer + aquadest 47,5005
Piknometer + sampel 1 48,0043
Piknometer + sampel 2 47,9980
Piknometer + sampel 3 48,0078
Piknometer + sampel 4 47,9891
Piknometer + sampel 5 48,0113
Viskometer Oswald
Skala 2,5
Uraian Waktu (sec)
Aquadest 0,15
Sampel 1 0,16
Sampel 2 0,16
Sampel 3 0,16
Sampel 4 0,16
Sampel 5 0,16
Skala 3
Uraian Waktu (sec)
Aquadest 0,15
Sampel 1 0,16
Sampel 2 0,16
Sampel 3 0,16
Sampel 4 0,15
Sampel 5 0,16