Anda di halaman 1dari 11

MODUL I

PROSES PENCAMPURAN (MIXING) BAHAN KIMIA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)


KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA INDUSTRI

astersitompulstmpd2011
2011
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Modul ini disusun untuk memberikan pengenalan awal tentang proses pencampuran (mixing)
bahan kimia.

B. Petunjuk Penggunaan Modul


Modul dilengkapi dengan uraian materi singkat dan soal-soal. Sebelum mengerjakan soal-soal,
diharapkan siswa membaca uraian materi.

C. Tujuan
Pada akhir pembelajaran siswa mampu :
1. Menjelaskan prinsip dasar proses pencampuran
2. Menjelaskan proses pencampuran bahan padat/padat dan padat/gas
3. Menjelaskan proses pencampuran bahan padat/cair dan cair/padat
4. Menjelaskan proses pencampuran bahan cair dengan cair
5. Menjelaskan proses pencampuran bahan gas/cair dan cair/gas
6. Menjelaskan proses pencampuran bahan gas/gas dan gas/padat
7. Menyebutkan berbagai jenis alat pencampur untuk berbagai fase (padat, cair, gas)

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Standar Kompetensi : Melaksanakan proses pencampuran (mixing) bahan kimia.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan proses pencampuran.

E. Indikator
1. Menjelaskan prinsip dasar proses pencampuran
2. Menjelaskan proses pencampuran bahan padat/padat dan padat/gas
3. Menjelaskan proses pencampuran bahan padat/cair dan cair/padat
4. Menjelaskan proses pencampuran bahan cair dengan cair
5. Menjelaskan proses pencampuran bahan gas/cair dan cair/gas
6. Menjelaskan proses pencampuran bahan gas/gas dan gas/padat

astersitompulstmpd2011 1
BAB II
PEMBELAJARAN

Uraian Materi

1. PRINSIP DASAR PROSES PENCAMPURAN


Pencampuran diartikan sebagai proses menghimpun dan membaurkan bahan-bahan, dengan
menggunakan gaya mekanik sebagai akibat adanya aliran bahan ataupun dihasilkan oleh alat
pencampur.
Tujuan pencampuran adalah:
1. Menghasilkan campuran bahan dengan komposisi tertentu dan homogen.
2. Mempertahankan kondisi campuran selama proses fisika dan kimia agar tetap homogen,
mempunyai luas permukaan kontak antar komponen yang besar, menghilangkan perbedaan
konsentrasi dan perbedaan suhu, mempertukarkan panas, mengeluarkan secara merata gas-gas dan
uap-uap yang timbul.
3. Menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses selanjutnya, atau menghasilkan
produk akhir (yang siap dijual) yang baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pencampuran:
1. Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi.
2. Ukuran partikel kecil (luas permukaan besar) makin mudah dalam proses
pencampuran.
3. Kelarutan yang besar akan mempermudah proses pencampuran.
Jenis-jenis campuran:
1. Campuran heterogen, mengandung paling sedikit satu komponen
molekul yang berukuran relatif besar yaitu molekul berukuran diameter lebih besar dari 1x10 -5 cm,
contoh : campuran serbuk, pasta, dll.
2. Koloid, yaitu campuran molekul berukuran diameter antara 1x10 -7
cm hingga 1x10-5 cm, contoh: busa, asap, kabut, susu, kecap, dll.
3. Larutan sejati, yaitu campuran yang homogen dengan molekul yang
terdispersi berbentuk molekul-molekul yang sangat kecil atau ion-ion, contoh larutan gula, larutan
garam, campuran gas, dll. Pembuatan larutan sejati dikenal dengan proses pelarutan.
Dasar pemilihan alat pencampur terutama didasarkan pada:
1. Jenis bahan-bahan yang akan dicampur (keadaan agregasi, besarnya partikel, kerapatan bahan).
2. Jenis campuran yang akan dibuat (campuran heterogen/koloid/larutan sejati).
astersitompulstmpd2011 2
3. Jumlah campuran yang akan dibuat.
4. Derajat pencampuran (% pencampuran) yang ingin dicapai.

5. Maksud pembuatan campuran (untuk proses kimia atau fisika, bentuk komersialnya).
6. Sistem operasi yang digunakan (kontinu atau batch).
Keselamatan kerja yang perlu sangat diperhatikan saat proses pencampuran adalah:
1. Mesin/alat yang berputar (kondisi On) perlu
diingat oleh operator untuk mematikan saat operasional selesai (sistem batch) atau untuk sistem
kontinu perlu diberitahu pada operator yang bertugas berikutnya (saat pergantian shift).
2. Alat pengaman diri (APD) harus digunakan
oleh operator untuk proses pencampuran zat-zat yang berbahaya (misalnya pencampuran zat-zat
yang bereaksi kimia secara eksoterm/menimbulkan panas dan tekanan yang tinggi/menimbulkan
percikan api/ledakan).

2. PENCAMPURAN FASE PADAT/PADAT


Pencampuran dua atau lebih bahan padat banyak dijumpai dalam menghasilkan produk
komersial kimia. Untuk mendapatkan derajat pencampuran yang tinggi dan waktu pencampuran
yang singkat, bahan-bahan padat yang akan dicampur hendaknya memiliki ukuran partikel yang
kecil (misalnya bentuk serbuk atau tepung). Berarti proses pencampuran dilakukan setelah
dilakukan proses pengecilan ukuran (grinding or sizing).
Jika suatu bahan dalam jumlah yang sedikit akan dicampur dengan bahan lain dalam jumlah
besar, dianjurkan untuk melakukan pencampuran pendahuluan antara bahan yang sedikit dengan
sebagian bahan yang banyak. Contoh produk komersial hasil proses pencampuran fase padat/padat
adalah bedak (talkum), obat penghilang bau badan misalnya Hibka, MBK, BB Harum Sari,
berbagai jenis obat tablet, Adem Sari, Kopi Instant (coffee mix), dll.
Mixing bahan-bahan padat dilakukan dalam bejana-bejana berputar atau dalam bejana
berkedudukan tetap namun memiliki mixer/pengaduk yang berputar, ataupun secara pneumatik.
Contoh alat-alat pencampur fase padat/padat:
 pencampur tromol (tumble mixer)
 pencampur pusar (whirl mixer)
 pencampur kerucut (cone mixer)
 pencampur kocok (shake mixer)
 pencampur spiral ganda (double helix mixer)
Beberapa faktor yang memberikan pengaruh tidak menguntungkan pada pencampuran bahan
padat/padat:

astersitompulstmpd2011 3
1. kelembaban bahan padat yang cukup tinggi akan mengakibatkan penggumpalan. Oleh karena
itu perlu perlakuan awal terhadap bahan padat sebelum dicampur, misalnya dengan proses
pengeringan untuk mengurangi kelembaban yang tinggi.
2. perbedaan yang mencolok dalam ukuran butir bahan akan mempersulit pencampuran.
3. ukuran butir bahan (ukuran partikel bahan) yang terlalu kecil akan mengakibatkan
pencampuran menjadi lambat.
4. fraksi volume bahan yang mengisi bejana >2/3 volume bejana akan mempersulit bahan untuk
dicampur.
5. frekuensi putaran bejana atau alat pengaduk/mixer yang terlalu cepat, akan mengakibatkan
pencampuran bahan tidak homogen, karena bahan akan berputar dalam bentuk lingkaran saja.
Keselamatan kerja yang perlu diperhatikan pada pencampuran bahan fase padat/padat adalah:
1. jangan berdiri terlalu dekat pada bejana yang sedang berputar
(kondisi On).
2. arus listrik pada bejana harus selalu dibumikan (earthing).
3. bejana hendaknya diberi kisi pengaman.
4. seorang operator harus selalu menggunakan APD saat
mengoperasikan alat mixer.

3. PENCAMPURAN FASE PADAT/CAIR


Pencampuran bahan fase padat/cair umumnya dilakukan dengan mencampurkan bahagian
besar bahan padat dengan bahagian kecil bahan cair (baik cairan encer maupun kental/viskos).
Proses pencampuran umumnya menggunakan alat penguli/mesin remas, yang prinsip kerjanya
adalah dengan menggesekkan/meremas-remas bahan-bahan yang dicampur agar diperoleh
campuran homogen.
Produk komersial hasil proses pencampuran fase padat/cair misalnya mie instant, berbagai
jenis roti dan kue (cake), aneka produk coklat, pasta gigi, pelet pakan ternak/ikan, lotion pemutih
seperti Citra, Ponds, dll.
Contoh-contoh alat penguli:
1. penguli bak ganda (divided trough kneader)
2. penguli spiral
3. penguli aduk
4. penguli gilas
Keselamatan kerja yang perlu diperhatikan pada pencampuran bahan fase padat/cair adalah:
1. jangan memasukkan anggota badan ke dalam alat penguli yang sedang beroperasi (kondisi
On).

astersitompulstmpd2011 4
2. seorang operator harus selalu menggunakan APD saat mengoperasikan alat maupun saat
memperbaiki kerusakan alat.

4. PENCAMPURAN FASE PADAT/GAS


Pada pencampuran fase padat/gas, maka permukaan kontak bahan padat dengan gas
diusahakan seluas mungkin. Untuk itu, maka bahan padat dialiri/ditembus/dihanyutkan oleh gas,
disemprotkan ataupun difluidisasikan (fluidized).
Proses yang paling baik dalam pencampuran fase padat/gas adalah secara unggun terfluidisasi
(fluidized bed). Prinsip kerjanya: padatan dalam bentuk butiran halus di dalam sebuah wadah
ditiup oleh aliran gas dari bawah ke atas sehingga padatan terfluidisasikan (tersemprot) oleh gas.
Kecepatan aliran gas diatur sehingga tidak ada bahan padat yang terbawa ikut keluar bersama
aliran gas. Padatan hanya tertiup naik ke atas dan kemudian jatuh lagi ke bawah wadah/bejana,
tertiup lagi ke atas dan seterusnya.
Peralatan umumnya dilengkapi dengan alat pemisah gas seperti siklon dan filter. Contoh
pencampuran fase padat/gas adalah proses pengeringan (drying) kopi, pinang, pemanggangan pasir
besi, dll. Contoh alat pencampur fase padat/gas : fluidized bed reactor, tray dryer.
Keselamatan kerja yang perlu diperhatikan pada pencampuran bahan fase padat/gas adalah:
1. arus listrik peralatan harus selalu dibumikan (earthing).
2. tekanan dan temperatur operasional harus selalu dicek secara berkala oleh operator saat proses
pencampuran berlangsung, misalnya tiap satu jam.
3. seorang operator harus selalu menggunakan APD saat mengoperasikan alat maupun saat
memperbaiki kerusakan alat.

5. PENCAMPURAN FASE CAIR/PADAT


Pencampuran cairan dengan padatan akan menghasilkan suspensi. Namun, jika kelarutan
padatan dalam cairan cukup tinggi, maka akan dihasilkan larutan. Metode paling baik dalam
pencampuran fase cair/padat adalah dengan pengadukan secara turbulen (gerakan acak).
Suspensi kasar (campuran heterogen) terdiri atas partikel-partikel padat yang melayang-
layang dalam cairan, tidak stabil, dan padatan segera memisah setelah pengadukan dihilangkan,
contoh lumpur. Suspensi halus (Koloid) terdiri atas partikel-partikel padat yang sangat halus dan
melayang-layang dalam cairan, dan umumnya untuk mempertahankan sifat koloid, maka ke dalam
astersitompulstmpd2011 5
campuran ditambahkan zat pendispersi (dispersant). Contoh suspensi halus adalah lem kanji, keju,
mentega, dll. Larutan sejati terbentuk bila padatan terlarut sempurna dalam cairan. Umumnya
kelarutan bahan padat dalam cairan tergantung pada suhu tinggi, luas permukaan besar (ukuran
partikel bahan padat kecil/halus), dan aliran pengadukan yang turbulen, contoh larutan sejati
adalah cairan injeksi, sirop, dll.
Contoh alat-alat pencampur fase cair/padat: Autoklaf, bejana pengaduk yang dilengkapi
dengan pengaduk dan insulator (penahan panas keluar dari bejana untuk reaksi eksoterm), bejana
pencampur getar, dll. Adapun pengaduk (Agitator) bermacam-macam antara lain pengaduk
jangkar, pengaduk bingkai (gate paddle agitator), pengaduk impeler, pengaduk propeler,
pengaduk turbin, pengaduk cakram gigi, dll.
Keselamatan kerja yang perlu diperhatikan pada pencampuran bahan fase cair/padat adalah:
1. arus listrik peralatan harus selalu dibumikan (earthing).
2. tekanan dan temperatur operasional harus selalu dicek secara berkala oleh operator saat
proses pencampuran berlangsung, misalnya tiap satu jam.
3. kecepatan putar batang pengaduk (agitator) harus selalu diperhatikan secara berkala oleh
operator saat proses pencampuran berlangsung.
4. seorang operator harus selalu menggunakan APD saat mengoperasikan alat maupun saat
memperbaiki kerusakan alat.

6. PENCAMPURAN FASE CAIR/CAIR


Pencampuran fase cair/cair akan menghasilkan emulsi, atau bila kelarutan zat cair yang satu
terhadap yang lain cukup besar, maka akan terjadi larutan sejati. Emulsi yang terjadi dapat berupa
emulsi kasar (campuran heterogen) contohnya campuran metanol dengan minyak jelantah untuk
memproduksi BioEtanol. Emulsi kasar bersifat tidak stabil dan dapat memisah jika tidak ada gaya
yang bekerja pada sistem. Dan sistem emulsi yang juga dapat terjadi pada pencampuran fase
cair/cair adalah emulsi halus (koloid), misalnya santan, susu non instant, dll.
Agar sistem emulsi halus (koloid) dapat dipertahankan, umumnya ke dalam sistem campuran
fase cair/cair ditambahkan zat emulgator, misalnya pada susu instant dan santan merek Kara
(sehingga tidak terjadi pemisahan antara fase cair/cair).
Bila kelarutan zat cair cukup besar, maka akan terjadi larutan sejati. Zat cair yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai zat pelarutnya. Proses pelarutan dapat dipercepat dengan memperluas
bidang kontak antar cairan atau mengusahakan timbulnya aliran turbulen (gerakan acak) di dalam
bahan yang dicampur. Metode yang paling baik untuk pencampuran fase cair/cair adalah dengan
membuat turbulensi di dalam bejana pengaduk dengan menggunakan pengaduk (agitator) atau
dengan menggunakan mesin pencampur getar.
astersitompulstmpd2011 6
Pengaduk (Agitator) untuk membuat larutan sejati dan emulsi kasar contohnya: pengaduk
jangkar, pengaduk bingkai, pengaduk palet, pengaduk impeler. Sedangkan untuk membuat emulsi
halus pengaduk yang digunakan antara lain: pengaduk propeler, pengaduk turbin, pengaduk
cakram gigi, pengaduk planet.
Keselamatan kerja yang perlu diperhatikan pada pencampuran bahan fase cair/cair adalah:
1. tekanan dan temperatur operasional harus selalu dicek secara berkala oleh operator saat
proses pencampuran berlangsung, misalnya tiap satu jam.
2. kecepatan putar batang pengaduk (agitator) harus selalu diperhatikan secara berkala oleh
operator saat proses pencampuran berlangsung.
3. seorang operator harus selalu menggunakan APD saat mengoperasikan alat maupun saat
memperbaiki kerusakan alat.

7. PENCAMPURAN FASE CAIR/GAS


Pencampuran fase cair/gas maksudnya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan
berbentuk gas. Pada pencampuran fase cair/gas akan timbul busa, atau jika kelarutan kedua fase
cukup besar maka akan terbentuk larutan sejati. Jika selama proses pencampuran timbul busa yang
mengganggu efisiensi proses, maka dapat diberikan zat anti busa ke dalam campuran asalkan zat
anti busa tersebut tidak mempengaruhi mutu produk yang akan dihasilkan. Umumnya
pencampuran fase cair/gas dilakukan dalam kolom dengan arah alir zat cair dan gas adalah
berlawanan arah (counter current), khusus untuk gas yang sukar larut dalam zat cair. Untuk
membuat busa pemadam api, maka digunakan alat injektor. Contoh-contoh produk hasil
pencampuran fase cair/gas adalah berbagai jenis alat pemadam api ringan. Jika gas mudah larut
dalam zat cair, maka dapat digunakan alat pencampur getar atau bejana dengan pengaduk jenis
propeler atau turbin.
Keselamatan kerja yang perlu diperhatikan pada pencampuran bahan fase cair/gas adalah:
1. tekanan dan temperatur operasional harus selalu dicek secara berkala oleh operator saat
proses pencampuran berlangsung, misalnya tiap satu jam.
2. alat pengatur kecepatan aliran (flow meter) harus selalu diperhatikan secara berkala oleh
operator saat proses pencampuran berlangsung.
3. seorang operator harus selalu menggunakan APD saat mengoperasikan alat maupun saat
memperbaiki kerusakan alat.

8. PENCAMPURAN FASE GAS/PADAT


Termasuk proses yang jarang dilakukan, pada pencampuran fase gas/padat akan terjadi debu
atau asap. Metode pencampuran fase gas/padat adalah dengan menggunakan alat penakar bahan
astersitompulstmpd2011 7
padat dan penyemburan dengan alat semprot. Contohnya adalah pada pembuatan serbuk pemadam
api dan pembakaran serbuk batubara. Serbuk pemadam api dibuat dengan cara memasukkan gas
pendorong, misalnya Nitrogen, melalui suatu penyemprot ke dalam bejana yang berisi bubuk
pemadam api. Melalui sebuah pipa yang terendam dan selang bertekanan tinggi, campuran
gas/padat yang terbentuk dalam bejana, dialirkan ke dalam tabung pemadam.

Keselamatan kerja yang perlu diperhatikan pada pencampuran bahan fase gas/padat adalah:
1. arus listrik peralatan harus selalu dibumikan (earthing).
2. penyemprotan dengan gas inert (misalnya Nitrogen) untuk mengurangi resiko peledakan
akibat debu yang timbul.
3. menggunakan alat penghisap debu seperti alat Cottrel.
4. seorang operator harus selalu menggunakan APD saat mengoperasikan alat maupun saat
memperbaiki kerusakan alat.

9. PENCAMPURAN FASE GAS/CAIR


Umumnya jarang dilakukan, pada pencampuran fase gas/cair akan terjadi kabut. Metode
penting untuk pencampuran fase gas/cair adalah dengan menyemburkan cairan dengan cakram
putar atau alat semprot (alat penyemprot aerosol) dan mengembunkan gas di dalam menara linang
(trickled tower); menara linang banyak digunakan pada proses absorbsi. Contoh-contoh
pencampuran fase gas/cair adalah pada cat mobil, cat pilox, parfum semprot (spray), hairspray,
anti nyamuk semprot, dll.
Keselamatan kerja yang perlu diperhatikan pada pencampuran bahan fase gas/cair adalah:
1. tekanan dan temperatur operasional harus selalu dicek secara berkala oleh operator saat
proses pencampuran berlangsung, misalnya tiap satu jam.
2. alat pengatur kecepatan aliran (flow meter) harus selalu diperhatikan secara berkala oleh
operator saat proses pencampuran berlangsung.
3. seorang operator harus selalu menggunakan APD saat memperbaiki kerusakan alat.

10. PENCAMPURAN FASE GAS/GAS


Pencampuran fase gas/gas akan selalu membentuk larutan sejati, metode terpenting untuk
pencampuran fase gas/gas adalah dengan menggunakan injektor/alat semprot. Contohnya adalah
pembuatan campuran bahan bakar gas dalam alat pembakar gas (misalnya campuran bahan bakar
dengan udara). Di dalam alat pembakar gas, biasanya bahan bakar gas (contohnya LPG)

astersitompulstmpd2011 8
disalurkan melalui alat semprot, dan udara pembakar dihembuskan ke dalam atau dihisap keluar
melalui alat semprot berbentuk cincin yang konsentris dengan alat semprot gas.
Keselamatan kerja yang perlu diperhatikan pada pencampuran bahan fase gas/gas adalah:
1. tekanan dan temperatur operasional harus selalu dicek secara berkala oleh operator saat
proses pencampuran berlangsung, misalnya tiap satu jam.
2. alat pengatur kecepatan aliran (flow meter) harus selalu diperhatikan secara berkala oleh
operator saat proses pencampuran berlangsung.
3. seorang operator harus selalu menggunakan APD saat memperbaiki kerusakan alat.
BAB III
SOAL-SOAL

3.1. Soal Latihan


Kerjakanlah soal-soal berikut dalam kerja kelompok di kelas!
1. Apa yang dimaksud dengan pencampuran?
2. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang:
a. pencampuran fase padat/cair
b. pencampuran fase cair/cair
c. pencampuran fase cair/gas
3. Tuliskan contoh-contoh produk yang dihasilkan dari pencampuran:
a. pencampuran gas/gas
b. pencampuran padat/padat
c. pencampuran gas/cair
4. Mengapa pada pencampuran fase cair/gas seorang operator harus memperhatikan laju alir
bahan-bahan secara berkala?
5. Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pencampuran!

3.2. Tugas Rumah


Kerjakanlah tugas berikut secara berkelompok!
1. Carilah gambar bermacam-macam agitator yang kamu ketahui (misalnya agitator jenis
impeler, propeler, turbin, jangkar, dll)
2. Carilah dari berbagai sumber bagaimana cara kerja masing-masing agitator tersebut.
3. Carilah gambar pencampur tromol, pencampur double helix, penguli spiral, penguli aduk,
dan fluidized bed reactor, serta jelaskanlah bagaimana prinsip kerja berbagai alat
pemcampur tersebut!

3.3. Tes Formatif


astersitompulstmpd2011 9
1. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan proses pencampuran.
2. Jelaskan tujuan pencampuran!
3. Jelaskanlah jenis-jenis campuran!
4. Jelaskanlah apa dasar pemilihan alat dan metode pencampuran!
5. Jelaskanlah apa yang kamu ketahui (termasuk contoh-contoh produk dan alat-alat yang
digunakan) tentang:
a. pencampuran fase padat/padat
b. pencampuran fase cair-cair

astersitompulstmpd2011 10

Anda mungkin juga menyukai