Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH UNIT OPRASI

MIXING (PENCAMPURAN)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UNIT OPRASI

Pengampu :
Muh. Wahyu Syabani,S.T.,M.Eng.
Disusun oleh :
1. AHMAD SAMIH RAMADHANI (1803001)
2. MUHAMMAD ILHAM NURFADIL (1803011)
3. MUHAMMAD FAHRI ADRIANSYAH (1803024)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
UNIT OPRASI dengan judul “MIXING (Pengeringan)”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Yogyakarta, 15 April 2019

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Penjelasan mengenai mixing......................................................................3
B. Tujuan mixing (pencampuran)..................................................................4
C. Jenis – Jenis Pencampuran........................................................................4
D. Alat Pencampur Bahan..............................................................................6
E. Kecepatan Pengadukan..............................................................................8
F. Jumlah Pengaduk......................................................................................10
G. Pemilihan Jenis Pengaduk........................................................................10
SIMPULAN..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam teknik kimia dan bidang-bidang terkait, unit operasi adalah suatu


tahapan dasar dalam suatu proses. Unit operasi tidak hanya mengubah suatu zat
seperti reaksi di dalam reaktor kimia namun juga terjadi perubahan fisik maupun
fasa seperti pemisahan, kristalisasi, penguapan, filtrasi dan beberapa contoh
lainnya.Sebagai contoh dalam pemrosesan susu, homogenisasi , pasteurisasi
, pendinginan, dan pengemasan, masing-masing merupakan suatu unit operasi
yang berhubungan untuk menghasilkan keseluruhan proses. Suatu proses dapat
terdiri dari banyak unit operasi untuk mendapatkan produk yang diinginkan.
Pada awalnya, industri kimia dianggap sebagai proses industri yang berbeda
dengan prinsip-prinsip yang berbeda pula. Pada tahun 1923, William H.
Walker, Warren K. Lewis dan William H. McAdams menulis buku The
Principles of Chemical Engineering menjelaskan bahwa berbagai industri kimia
mengikuti hukum-hukum fisika yang sama. Mereka menyimpulkan proses-proses
yang serupa ini ke dalam unit operasi. Setiap unit operasi mengikuti hukum fisika
yang sama dan dapat digunakan pada semua industri kimia. Unit operasi menjadi
prinsip dasar dalam bidang teknik kimia.
Dalam rekayasa proses industri, pencampuran adalah unit operasi yang
melibatkan manipulasi sistem fisik yang heterogendengan maksud untuk
membuatnyalebih homogen . Contoh-contoh yang lazim termasuk pemompaan air
di kolam renang untuk menyeragamkan suhu air, dan mengaduk
adonan panekuk untuk menghilangkan benjolan (deaglomerasi).Pencampuran
dilakukan untuk memungkinkan perpindahan panas dan / atau massa antara satu
aliran atau lebih, komponen atau fase. Pemrosesan industri modern hampir selalu
melibatkan beberapa bentuk pencampuran.
Beberapa kelas reaktor kimia juga merupakan mixer. Dengan peralatan yang
tepat, dimungkinkan untuk mencampur padatan, cairan atau gas ke padatan lain,
cair atau gas. Fermentor biofuel mungkin memerlukan pencampuran mikroba, gas
dan media cair untuk hasil yang optimal; nitrasi organik membutuhkan asam
nitrat dan sulfat pekat (cair) untuk dicampur dengan fase
organik hidrofobik; produksi tablet farmasi membutuhkan campuran bubuk
padat. Kebalikan dari pencampuran adalah pemisahan . Contoh klasik pemisahan
adalah efek kacang brazil .
Jenis operasi dan peralatan yang digunakan selama pencampuran tergantung
pada keadaan bahan yang dicampur (cair, semi-padat, atau padat) dan kemampuan
menyesuaikan bahan yang sedang diproses. Dalam konteks ini, tindakan
pencampuran mungkin identik dengan proses pengadukan, atau pengadukan

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud mixing?
2. Bagaimana proses mixing?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui mixing (pencampuran)
2. Untuk mengetahui proses mixing ( pencampuran)

2
PEMBAHASAN

A. Penjelasan mengenai mixing

Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga
menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis
mixer yang berdasarkan jumlah propeler-nya (turbin), yaitu mixer dengan satu
propeller dan mixer dengan dua propeller. Mixer dengan satu propeller adalah
mixer yang biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Sedangkan
mixer dengan dua propiller umumnya diigunakan pada cairan dengan viskositas
tinggi. Hal ini karena satu propeller tidak mampu mensirkulasikan keseluruhan
massa dari bahan pencampur (emulsi), selain itu ketinggian emulsi bervariasi dari
waktu ke waktu.

Pencampuran merupakan operasi yang bertujuan mengurangi ketidaksamaan


kondisi, suhu, atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan. Pencampuran dapat
terjadi dengan cara menimbulkan gerak di dalam bahan itu yang menyebabkan
bagian-bagian bahan saling bergerak satu terhadap yang lainnya, sehingga operasi
pengadukan hanyalah salah satu cara untuk operasi pencampuran. Pencampuran
fasa cair merupakan hal yang cukup penting dalam berbagai proses kimia.
Pencampuran fasa cair dapat dibagi dalam dua kelompok. Pertama, pencampuran
antara cairan yang saling tercampur (miscible), dan kedua adalah pencampuran
antara cairan yang tidak tercampur atau tercampur sebagian (immiscible). Selain
pencampuran fasa cair dikenal pula operasi pencampuran fasa cair yang pekat
seperti lelehan, pasta, dan sebagainya, pencampuran fasa padat seperti bubuk
kering, pencampuran fasa gas, dan pencampuran antar fasa.

Mixer merupakan proses mencampurkan satu atau lebih bahan dengan


menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga membuat suatu bentuk yang
seragam dari beberapa konstituen baik cair – padat, padat – padat , maupun cair -
gas. Komponen yang jumlahnya lebih banyak disebut fasa kontinyu dan yang
lebih sedikit disebut fasa disperse. (No name, 2014)

3
B. Tujuan mixing (pencampuran)
Tujuan dari proses pencampuran yaitu mengurangi ketidaksamaan atau
ketidakrataan dalam komposisi, temperature atau sifat-sifat lain yang terdapat
dalam suatu bahan atau terjadinya homogenisasi, kebersamaan dalam setiap titik
dalam pencampuran. Dampak dari hasil pencampuran adalah terjadinya
homogenitas, kebersamaan dalam setiap titik dalam pencampuran. Dampak dari
hasil pencampuran adalah terjadinya keadaan serba sama, terjadinya reaksi kimia,
terjadinya perpindahan panas, dan perpindahan massa. Dan dampak tersebut
merupakan tujuan akhir dari suatu proses pencampuran.
Dalam praktek, operasi mixing hampir selalu mempunyai multi fungsi yaitu
ketika proses dilakukan didalam tangki berpengaduk mekanis, pengaduk
menjalankan banyak tugas, sebagai contoh dalam tangki kristalisasi harus
memperhatikan bulk blending, heat transfer dan suspense kristal.
C. Jenis – Jenis Pencampuran
- Pencampuran bahan padat-padat
Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai yang akan
menghasilkan produk komersial industri kimia. Contohnya Pencampuran bahan
pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk
menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna yang cemerlang. Alat yang
digunakan untuk pencampuran bahan padat dengan padat dapat berupa bejana-
bejana yang berputar, atau bejana-bejana berkedudukan tetap tapi mempunyai
perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun pneumatik.
- Pencampuran bahan cair-gas
Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan ke dalam
cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk
gas. Contohnya Proses hidrogenasi, khorinasi dan fosfogensi, Oksidasi cairan oleh
udara (fermentasi, memasukkan udara kedalam lumpur dalam instalasi penjernih
biologis).
- Pencampuranbahancair-padat

4
Pada persiapan atau pelaksaan proses kimia dan fisika serta juga pada
pembuatan produk akhir komersial, seringkali cairan harus dicampur dengan
bahan padat. Pencampuran cairan dengan padatan akan menghasilkan suspensi.
Tetapi bila kelarutan padatan dalam cairan tersebut cukup besar akan terbentuk
larutan. Pelarutan adalah suatu proses mencampurkan bahan padat kedalam
cairan.
- Pencampuran Cair-Cair
Tujuan pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau
melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk
akhir yang komersil. Beberapa contoh pencampuran cair-cair adalah pada
pembuatan sirop, obat tetes dan larutan injeksi.Metode yang paling sering
digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan ialah dengan metode
turbulensi didalam bejana pengaduk atau dalam suatu pencampur getar
- Pencampuran Gas – Padat
Pencampuran gas dengan bahan padat termasuk proses yang jarang
dilakukan. Proses tersebut digunakan misalnya pada pengangkutan puing secara
pneumatic, pada pembakaran serbuk pemadam api. Kebanyakan persoalannya
adalah bagaimana mendistribusikan bahan padat itu secara merata kedalam gas
yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan bahan padat akan
terbentuk debu maupun asap. Metode terpenting untuk mencampur gas dengan
bahan padat adalah dengan menggunakan aat penakar bahan padat dan
penyemburan dengan alat semprot.
- Pencampuran Gas – gas
Pencampuran gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan
campuran bahan bakar yang berbentuk gas dalam alat pembakar dengangas
(misalnya campuran bahan bakar – udara). Metode terpenting untuk mencampur
gas dengan gas adalah pencampuran dengan alat semprot atau injektor.
- Pencampuran padat – gas
Pencampuran bahan padat dengan gas terjadi misalnya pada proses
pengeringan, pemanggangan ataupun pembakaran bahan-bahan padat. Permukaan
kontak bahan padat dengan gas selalu diusahakan seluas mungkin. Untuk maksud

5
ini bahan padat dialiri, ditembus atau dihanyutkan oleh gas, disemprotkan atau
difluidisasikan. alat yang digunakan untuk tujuan ini seringkali dikenal
dengan bejana unggun terdifusikan (Irwansyah, 2015).
D. Alat Pencampur Bahan
- Alat pencampur bahan Cair/liquid
Bahan cair diaduk untuk mencapai beberapa maksud, diantaranya (Mc Cabe et
al,1985) :
a. Mensuspensikan partikel padatan.

b. Menggabungkan bahan cair yang dapat saling bercampur.

c. Mendispersikan gas dalam bentuk gelembung halus.

d. Mendispersikan bahan cair lain yang tidak dapat bercampur.

e. Meningkatkan pindah panas antara bahan cair dan sumber panas.

Pengadukan bahan cair umumnya dilakukan dalam suatu bejana, biasanya


berbentuk silinder, yang memiliki sumbu vertikal. Bagian atas dari bejana bisa
terbuka terhadap udara atau dapat juga tertutup. Dasar bejana pada umumnya
dicekungkan, artinya tidak rata, agar tidak dihindari adanya sudut atau bagian
yang tidak bisa dipenetrasi oleh aliran fluida. Sebuah pengaduk (impeller) terakit
pada sumbu yang menggantung ke atas. Sumbu ini digerakkan oleh motor listrik
yang kadang-kadang langsung dihubungkan ke sumbu tetapi lebih sering melalui
kotak gear pengurang kecepatan. Perlengkapan tambahan seperti jalur masuk atau
keluar bahan, coil pemanas, jaket atau termometer rendam atau alat pengukur
suhu lainnya merupakan komponen tetap alat pencampur bahan cair ini.
Tiga tipe utama impeller adalah propeller (baling-baling), paddles (pedal),
dan turbin. Setiap tipe memiliki banyak variasi dan subtipe. Sekalipun masih
terdapat tipe impeller lain yang juga berguna untuk situasi tertentu, akan tetapi
ketiga tipe tersebut mungkin dapat mengatasi 95% masalah pencampuran bahan
cair yang ada. Untuk pencampuran liquid, propeller mixer adalah jenis yang
paling umum dan paling memuaskan.Alat ini terdiri dari tangki silinder yang
dilengkapi dengan propeller/ blades beserta motor pemutar. Bentuk propeller,
impeller, blades didesain sedemikian rupa untuk efektifitas pencampuran dan

6
disesuaikan dengan viskositas fluid. Pada jenis alat pencampur ini diusahakan
untuk dihindari tipe aliran monoton yang berputar melingkari dinding tangki ,
penambahan sekat-sekat (baffles) pada dinding tangki juga dapat menciptakan
pengaruh pengadukan, namun menimbulkan masalah karena sulit
membersihkannya (no name, 2014).

- Alat Pencampur Bahan Padat


Pada umumnya, untuk mencampur bahan-bahan berpartikel padat
digunakan mesin pencampur yang lebih ringan dari pada bahan viscous.Dalam hal
ini digunakan ribbon blender dan double cone mixers. Ribbon blender terdiri dari
silinder horizontal yang di dalamnya dilengkapi dengan ”screw” berputar dan
pengaduk pita berbentuk heliks. Dua pita yang bergerak berlawanan dirakit pada
sumbu yang sama. Yang satu menggerakkan padatan perlahan kesatu arah,
sedangkan yang lain menggerakkannya dengan cepat ke arah lain. Pita-pita bisa
kontinyu maupun terputus-putus. Pencampuran dihasilkan oleh turbulensi yang
diinduksi oleh pengaduk yang beraksi berlawanan, jadi tidak oleh gerakan lamban
padatan sepanjang rongga aduk. Beberapa ribbon blender beroperasi secara batch
yaitu dengan membuat padatan sekaligus dan mengaduknya sampai tercampur
rata. Ribbon blender tipe lain bekerja secara kontinue yaitu bahan padatan
diumpankan pada salah satu ujung rongga aduk dan dikeluarkan pada ujung
lainnya. Ribbon blender adalah pencampur yang efektif untuk tepung – tepungan
yang tidak mengalir dengan sendirinya. Beberapa unit batch memiliki kapasitas
yang sangat besar sehingga mampu memuat sampai 9000 galon bahan padat.
Kebutuhan daya umumnya berukuran sedang.
Satu prinsip penerapan untuk mencampur bahan dengan viskositas yang
tinggi dan berbentuk pasta adalah kinerja yang tergantung pada kontak langsung
antara material pencampur dengan bahan yang akan dicampur. Untuk bahan
dengan viskositas tinggi dan berbentuk pasta ini banyak menggunakan model
pencampur seperti : pencampur tipe pancim, pencampur dengan pisau berbentuk
z.

7
Planetery mixer merupakan alat pencampur bahan padat yang bekerja
berdasarkan perputaran planet dimana beater berputar mengitari bowl sedangkan
bowl tidak berputar sehingga menghasilkan adonan yang lembut dan merata.
Aplikasi alat ini adalah pada industri bakery (roti dan kue).
Double cone blender adalah alat pencampur yang terdiri dari 2 kerucut
yang berputar pada porosnya, jika kerucut berputar maka tepung granula berada di
dalam granula yang berada di dalam volume kerucut akan teragitasi dan
tercampur. Pencampuran tipe ini memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar.
Oleh karena itu diperhatikan jangan sampai energi yang dikonsumsi diubah
menjadi panas yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dari
produk. Jenis alat pencampur adonan kadang-kadang harus dilengkapi dengan alat
pendingin.
Yang umum ditemui yaitu kneader yang berbentuk sigmoid yang berputar
didalam suatu ”can” atau ”vessel” dengan berbagai kecepatan. Prinsip dari alat ini
adalah disamping mencampur juga mengadon yaitu membagi, mematahkan dan
selalu membuat luas permukaan yang baru sesering mungkin terhadap adonan.

E. Kecepatan Pengadukan
Komponen radial dan tangensial terletak pada daerah horizontal dan
komponen longitudinal pada daerah vertikal untuk kasus tangkai tegak (vertical
shaft). Komponen radial dan longitudinal sangat berguna untuk penentuan pola
aliran yang diperlukan untuk aksi pencampuran (mixing action). Pengadukan pada
kecepatan tinggi ada kalanya mengakibatkan pola aliran melingkar di sekitar
pengaduk. Gerakan melingkar tersebut dinamakan vorteks. Vorteks dapat
terbentuk di sekitar pengaduk ataupun di pusat tangki yang tidak menggunakan
baffle. Fenomena ini tidak diinginkan dalam industri karena beberapa alasan.
Pertama: kualitas pencampuran buruk meski fluida berputar dalam tangki. Hal ini
disebabkan oleh kecepatan sudut pengaduk dan fluida sama. Kedua udara dapat
masuk dengan mudahnya ke dalam fluida karena tinggi fluida di pusat tangki
jatuh hingga mencapai bagian atas pengaduk. Ketiga, adanya vorteks akan
mengakibatkan naiknya permukaan fluida pada tepi tangki secara signifikan

8
sehingga fluida tumpah. Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan
pencampuran adalah kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi
kecepatan putaran pengaduk bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran
yang dihasilkan dan daya listrik yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan
pencampuran. Secara umum klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi tiga,
yaitu : kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi.
- Kecepatan Putaran Rendah
Kecepatan rendah yang digunakan berkisar pada kecepatan 100 rpm.
Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental,
lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa.
Jenis pengaduk ini meghasilkan pergerakan batch yang empurna dengan sebuah
permukaan fluida yang datar untuk menjaga temperatur atau mencampur larutan
dengan viskositas dan gravitasi spesifik yang sama.
- Kecepatan Putaran Sedang
Kecepatan sedang, berkisar pada kecepatan 1150 rpm. Pengaduk dengan
kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan minyak pernis.
Kecepatan rendah, berkisar pada kecepatan 400 rpm. Pengaduk dengan kecepatan
ini umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur di mana terdapat serat atau
pada cairan yang dapat menimbulkan busa. Untuk menjamin keamanan proses,
pengaduk dengan kecepatan lebih tinggi dari 400 rpm sebaiknya tidak digunakan
untuk cairan dengan viskositas lebih besar dari 200 cP, atau volume cairan lebih
besar dari 2000 L. Pengaduk dengan kecepatan lebih besar dari 1150 rpm
sebaiknya tidak digunakan untuk cairan dengan viskositas lebih besar dari 50 cP
atau volume cairan lebih besar dari 500 L. Kecepatan pengaduk ditentukan oleh
viskositas fluida dan ukuran geometri sistem pengadukan.
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental
dan minyak pernis. Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan
pada viskositas yang rendah, mengurangi waktu pencampuran, mencampuran
larutan dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau
mendinginkan.

9
- Kecepatan Putaran Tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalnya air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan
yang cekung pada viskositas yang rendah dan dibutuhkan ketika waktu
pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas sangat besar.

F. Jumlah Pengaduk
Penambahan jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya untuk tetap
menjaga efektifitas pengadukan pada kondisi yang berubah. Ketinggian fluida
yang lebih besar dari diameter tangki, disertai dengan viskositas fluida yang lebih
besar dan diameter pengaduk yang lebih kecil dari dimensi yang biasa digunakan,
merupakan kondisi dimana pengaduk yang digunakan lebih dari satu buah,
dengan jarak antara pengaduk sama dengan jarak pengaduk paling bawah ke dasar
tangki. Penjelasan mengenai kondisi pengadukan dimana lebih dari satu pengaduk
yang digunakan dapat dilihat dalam Tabel 2.1
Table 2.1 Kondisi untuk pemilihan pengaduk
Satu Pengaduk Dua Pengaduk
Fluida dengan viskositas rendah Fluida dengan viskositas sedang dan
tinggi
Pengaduk menyapu dasar tangki Pengaduk pada tangki yang dalam
Kecepatan balik aliran yang tinggi Gaya gesek aliran besar
Ketinggian permukaan cairan yang Ukuran mounting nozzle yang minimal
bervariasi
(Sumber : No name, 2014)

G. Pemilihan Jenis Pengaduk


Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan jenis pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada
setiap jenis pengaduk adalah :

10
a. Pengaduk jenis baling-baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah
Pa.s (3000 cP).

b. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s
(100.000 cp).

c. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa


digunakan untuk viskositas antara 50 - 500 Pa.s (500.000 cP)

d. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas


1000 Pa.s dan telah digunakan hingga viskositas 25.000 Pa.s. Untuk
viskositas lebih dari 2,5 - 5 Pa.s (5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak
diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil.

Gambar 2.4 Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda,
(a) Impeller, (b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon

11
SIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa Mixer merupakan salah satu alat pencampur


dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau
homogen.
Dan memiliki prinsip kerja bahan yang diaduk, kecepatan pengaduk, jumlah
pengaduk, jenis pengaduk.

12
DAFTAR PUSTAKA

Izzah Lina mar’atul. 2014. ”pengertian mixing” . BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Pengertian Mixing.
Lubis, Ahmad Husni. 2012. Pencampuran Bahan Kimia (MIXING
PROCESS).http://ahmadhusnilubis.blogspot.com/2012/02/pencampuran-
bahan-kimia-mixing-process.html diakses  pada Senin, 22 Oktober 2012
pukul 20.30 WITA.
Hilmawan,Ardi.2011. Mixing. http://www.myspace.com/566876251/blog diakses
pada Senin, 22 Oktober 2012 pukul 20.45 WITA.
Letshare. 2010. Peralatan dan Aplikasi Mixing dalam Industri
Makanan.           http://letshare17.blogspot.com/2010/12/peralatan-dan-
aplikasi-mixing-dalam.html diakses pada Senin, 22 Oktober 2012 pukul
21.05 WITA.

13

Anda mungkin juga menyukai