MIXING (PENCAMPURAN)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UNIT OPRASI
Pengampu :
Muh. Wahyu Syabani,S.T.,M.Eng.
Disusun oleh :
1. AHMAD SAMIH RAMADHANI (1803001)
2. MUHAMMAD ILHAM NURFADIL (1803011)
3. MUHAMMAD FAHRI ADRIANSYAH (1803024)
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Penjelasan mengenai mixing......................................................................3
B. Tujuan mixing (pencampuran)..................................................................4
C. Jenis – Jenis Pencampuran........................................................................4
D. Alat Pencampur Bahan..............................................................................6
E. Kecepatan Pengadukan..............................................................................8
F. Jumlah Pengaduk......................................................................................10
G. Pemilihan Jenis Pengaduk........................................................................10
SIMPULAN..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud mixing?
2. Bagaimana proses mixing?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui mixing (pencampuran)
2. Untuk mengetahui proses mixing ( pencampuran)
2
PEMBAHASAN
Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga
menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis
mixer yang berdasarkan jumlah propeler-nya (turbin), yaitu mixer dengan satu
propeller dan mixer dengan dua propeller. Mixer dengan satu propeller adalah
mixer yang biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Sedangkan
mixer dengan dua propiller umumnya diigunakan pada cairan dengan viskositas
tinggi. Hal ini karena satu propeller tidak mampu mensirkulasikan keseluruhan
massa dari bahan pencampur (emulsi), selain itu ketinggian emulsi bervariasi dari
waktu ke waktu.
3
B. Tujuan mixing (pencampuran)
Tujuan dari proses pencampuran yaitu mengurangi ketidaksamaan atau
ketidakrataan dalam komposisi, temperature atau sifat-sifat lain yang terdapat
dalam suatu bahan atau terjadinya homogenisasi, kebersamaan dalam setiap titik
dalam pencampuran. Dampak dari hasil pencampuran adalah terjadinya
homogenitas, kebersamaan dalam setiap titik dalam pencampuran. Dampak dari
hasil pencampuran adalah terjadinya keadaan serba sama, terjadinya reaksi kimia,
terjadinya perpindahan panas, dan perpindahan massa. Dan dampak tersebut
merupakan tujuan akhir dari suatu proses pencampuran.
Dalam praktek, operasi mixing hampir selalu mempunyai multi fungsi yaitu
ketika proses dilakukan didalam tangki berpengaduk mekanis, pengaduk
menjalankan banyak tugas, sebagai contoh dalam tangki kristalisasi harus
memperhatikan bulk blending, heat transfer dan suspense kristal.
C. Jenis – Jenis Pencampuran
- Pencampuran bahan padat-padat
Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai yang akan
menghasilkan produk komersial industri kimia. Contohnya Pencampuran bahan
pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk
menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna yang cemerlang. Alat yang
digunakan untuk pencampuran bahan padat dengan padat dapat berupa bejana-
bejana yang berputar, atau bejana-bejana berkedudukan tetap tapi mempunyai
perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun pneumatik.
- Pencampuran bahan cair-gas
Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan ke dalam
cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk
gas. Contohnya Proses hidrogenasi, khorinasi dan fosfogensi, Oksidasi cairan oleh
udara (fermentasi, memasukkan udara kedalam lumpur dalam instalasi penjernih
biologis).
- Pencampuranbahancair-padat
4
Pada persiapan atau pelaksaan proses kimia dan fisika serta juga pada
pembuatan produk akhir komersial, seringkali cairan harus dicampur dengan
bahan padat. Pencampuran cairan dengan padatan akan menghasilkan suspensi.
Tetapi bila kelarutan padatan dalam cairan tersebut cukup besar akan terbentuk
larutan. Pelarutan adalah suatu proses mencampurkan bahan padat kedalam
cairan.
- Pencampuran Cair-Cair
Tujuan pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau
melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk
akhir yang komersil. Beberapa contoh pencampuran cair-cair adalah pada
pembuatan sirop, obat tetes dan larutan injeksi.Metode yang paling sering
digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan ialah dengan metode
turbulensi didalam bejana pengaduk atau dalam suatu pencampur getar
- Pencampuran Gas – Padat
Pencampuran gas dengan bahan padat termasuk proses yang jarang
dilakukan. Proses tersebut digunakan misalnya pada pengangkutan puing secara
pneumatic, pada pembakaran serbuk pemadam api. Kebanyakan persoalannya
adalah bagaimana mendistribusikan bahan padat itu secara merata kedalam gas
yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan bahan padat akan
terbentuk debu maupun asap. Metode terpenting untuk mencampur gas dengan
bahan padat adalah dengan menggunakan aat penakar bahan padat dan
penyemburan dengan alat semprot.
- Pencampuran Gas – gas
Pencampuran gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan
campuran bahan bakar yang berbentuk gas dalam alat pembakar dengangas
(misalnya campuran bahan bakar – udara). Metode terpenting untuk mencampur
gas dengan gas adalah pencampuran dengan alat semprot atau injektor.
- Pencampuran padat – gas
Pencampuran bahan padat dengan gas terjadi misalnya pada proses
pengeringan, pemanggangan ataupun pembakaran bahan-bahan padat. Permukaan
kontak bahan padat dengan gas selalu diusahakan seluas mungkin. Untuk maksud
5
ini bahan padat dialiri, ditembus atau dihanyutkan oleh gas, disemprotkan atau
difluidisasikan. alat yang digunakan untuk tujuan ini seringkali dikenal
dengan bejana unggun terdifusikan (Irwansyah, 2015).
D. Alat Pencampur Bahan
- Alat pencampur bahan Cair/liquid
Bahan cair diaduk untuk mencapai beberapa maksud, diantaranya (Mc Cabe et
al,1985) :
a. Mensuspensikan partikel padatan.
6
disesuaikan dengan viskositas fluid. Pada jenis alat pencampur ini diusahakan
untuk dihindari tipe aliran monoton yang berputar melingkari dinding tangki ,
penambahan sekat-sekat (baffles) pada dinding tangki juga dapat menciptakan
pengaruh pengadukan, namun menimbulkan masalah karena sulit
membersihkannya (no name, 2014).
7
Planetery mixer merupakan alat pencampur bahan padat yang bekerja
berdasarkan perputaran planet dimana beater berputar mengitari bowl sedangkan
bowl tidak berputar sehingga menghasilkan adonan yang lembut dan merata.
Aplikasi alat ini adalah pada industri bakery (roti dan kue).
Double cone blender adalah alat pencampur yang terdiri dari 2 kerucut
yang berputar pada porosnya, jika kerucut berputar maka tepung granula berada di
dalam granula yang berada di dalam volume kerucut akan teragitasi dan
tercampur. Pencampuran tipe ini memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar.
Oleh karena itu diperhatikan jangan sampai energi yang dikonsumsi diubah
menjadi panas yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dari
produk. Jenis alat pencampur adonan kadang-kadang harus dilengkapi dengan alat
pendingin.
Yang umum ditemui yaitu kneader yang berbentuk sigmoid yang berputar
didalam suatu ”can” atau ”vessel” dengan berbagai kecepatan. Prinsip dari alat ini
adalah disamping mencampur juga mengadon yaitu membagi, mematahkan dan
selalu membuat luas permukaan yang baru sesering mungkin terhadap adonan.
E. Kecepatan Pengadukan
Komponen radial dan tangensial terletak pada daerah horizontal dan
komponen longitudinal pada daerah vertikal untuk kasus tangkai tegak (vertical
shaft). Komponen radial dan longitudinal sangat berguna untuk penentuan pola
aliran yang diperlukan untuk aksi pencampuran (mixing action). Pengadukan pada
kecepatan tinggi ada kalanya mengakibatkan pola aliran melingkar di sekitar
pengaduk. Gerakan melingkar tersebut dinamakan vorteks. Vorteks dapat
terbentuk di sekitar pengaduk ataupun di pusat tangki yang tidak menggunakan
baffle. Fenomena ini tidak diinginkan dalam industri karena beberapa alasan.
Pertama: kualitas pencampuran buruk meski fluida berputar dalam tangki. Hal ini
disebabkan oleh kecepatan sudut pengaduk dan fluida sama. Kedua udara dapat
masuk dengan mudahnya ke dalam fluida karena tinggi fluida di pusat tangki
jatuh hingga mencapai bagian atas pengaduk. Ketiga, adanya vorteks akan
mengakibatkan naiknya permukaan fluida pada tepi tangki secara signifikan
8
sehingga fluida tumpah. Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan
pencampuran adalah kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi
kecepatan putaran pengaduk bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran
yang dihasilkan dan daya listrik yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan
pencampuran. Secara umum klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi tiga,
yaitu : kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi.
- Kecepatan Putaran Rendah
Kecepatan rendah yang digunakan berkisar pada kecepatan 100 rpm.
Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental,
lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa.
Jenis pengaduk ini meghasilkan pergerakan batch yang empurna dengan sebuah
permukaan fluida yang datar untuk menjaga temperatur atau mencampur larutan
dengan viskositas dan gravitasi spesifik yang sama.
- Kecepatan Putaran Sedang
Kecepatan sedang, berkisar pada kecepatan 1150 rpm. Pengaduk dengan
kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan minyak pernis.
Kecepatan rendah, berkisar pada kecepatan 400 rpm. Pengaduk dengan kecepatan
ini umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur di mana terdapat serat atau
pada cairan yang dapat menimbulkan busa. Untuk menjamin keamanan proses,
pengaduk dengan kecepatan lebih tinggi dari 400 rpm sebaiknya tidak digunakan
untuk cairan dengan viskositas lebih besar dari 200 cP, atau volume cairan lebih
besar dari 2000 L. Pengaduk dengan kecepatan lebih besar dari 1150 rpm
sebaiknya tidak digunakan untuk cairan dengan viskositas lebih besar dari 50 cP
atau volume cairan lebih besar dari 500 L. Kecepatan pengaduk ditentukan oleh
viskositas fluida dan ukuran geometri sistem pengadukan.
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental
dan minyak pernis. Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan
pada viskositas yang rendah, mengurangi waktu pencampuran, mencampuran
larutan dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau
mendinginkan.
9
- Kecepatan Putaran Tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalnya air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan
yang cekung pada viskositas yang rendah dan dibutuhkan ketika waktu
pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas sangat besar.
F. Jumlah Pengaduk
Penambahan jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya untuk tetap
menjaga efektifitas pengadukan pada kondisi yang berubah. Ketinggian fluida
yang lebih besar dari diameter tangki, disertai dengan viskositas fluida yang lebih
besar dan diameter pengaduk yang lebih kecil dari dimensi yang biasa digunakan,
merupakan kondisi dimana pengaduk yang digunakan lebih dari satu buah,
dengan jarak antara pengaduk sama dengan jarak pengaduk paling bawah ke dasar
tangki. Penjelasan mengenai kondisi pengadukan dimana lebih dari satu pengaduk
yang digunakan dapat dilihat dalam Tabel 2.1
Table 2.1 Kondisi untuk pemilihan pengaduk
Satu Pengaduk Dua Pengaduk
Fluida dengan viskositas rendah Fluida dengan viskositas sedang dan
tinggi
Pengaduk menyapu dasar tangki Pengaduk pada tangki yang dalam
Kecepatan balik aliran yang tinggi Gaya gesek aliran besar
Ketinggian permukaan cairan yang Ukuran mounting nozzle yang minimal
bervariasi
(Sumber : No name, 2014)
10
a. Pengaduk jenis baling-baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah
Pa.s (3000 cP).
b. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s
(100.000 cp).
Gambar 2.4 Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda,
(a) Impeller, (b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon
11
SIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13