Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I

MIXING DAN AGITATION

Diajukan untuk memenuhi Tugas Laporan Praktikum Kimia Fisika

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK III (A4)

Nur Fatihah NIM. 210140099


Irma Adenia NIM. 210140107
Zahratun Nabila NIM. 210140155
Hudayya Trianda I NIM. 210140158

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2023
ABSTRAK

Pengadukan (agitation) merupakan operasi yang menciptakan terjadinya gerakan


dari bahan yang akan diaduk seperti molekul-molekul, zat-zat yang bergerak atau
komponennya menyebar (terdispersi). Tujuan utama dari percobaan ini yaitu
mempelajari proses pencampuran dalam fluida di dalam sistem tangki
berpengaduk, serta mengindetifikasi factor - faktor yang dapat mempengaruhi
efektivitas pencampuran. Mampu menurunkan korelasi kebutuhan daya
pengadukan melalui analisa bilangan tidak berdimensi. Mampu melaksanakan
observasi visual pola aliran dan memberikan analisa terhadap pola aliran.
Menjelaskan jenis dan karakteristik berbagai pengaduk. Pengadukan adalah
terjadinya pencampuran (mixing). Percobaan pencampuran dan pengadukan
(mixing dan agitation) dilakukan dengan 3 kali run. Skala putaran yang digunakan
1, 2, 3, 4 dan 5. Pencampuran dan pengadukan dilakukan dengan menggunakan
tipe pengaduk turbin yang menghasilkan aliran radial atau turbulen. Bejana diisi
dengan air dengan volume yang berbeda untuk setiap run dan ditambah 3 tetes zat
pewarna. Kemudian dilakukan proses pencampuran dengan skala 1, 2, 3, 4 dan 5
dan dilakukan proses putaran sebanyak 18 kali putaran. Didapat rps tertinggi
sebesar 5,34 terdapat pada skala 5 dan volume 4,5 Liter, sedangkan nilai rps
terendah sebesar 0,59 terdapat pada skala 1 dan volume 4 Liter. Maka diamati
waktu terjadinya pencampuran dan waktu pengadukan secara sempurna dari dua
fluida tersebut. Volume air berbanding lurus dengan waktu pencampuran dan
pengadukan. Demikian juga halnya dengan skala putaran pengaduk. Dari hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin banyak volume air yang digunakan
maka rps akan semakin kecil. Hal ini sebabkan muatan putaran semakin berat
membuat air dan warna lebih lama tercampur.

Kata Kunci : Mixing, Pencampuran, Pengadukan, Skala putaran dan Volume


air.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Mixing dan Agitation


1.2 Tanggal Praktikum : 04 April 2023
1.3 Pelaksana Praktikum : 1. Nur Fatihah NIM. 210140099
2. Irma Adenia NIM. 210140107
3. Zahratun Nabila NIM. 210140155
4.Hudayya Triyanda I NIM. 210140158

1.4 Tujuan Praktikum : 1. Mempelajari proses pencampuran dalam fluida


hhhhhh di dalam sistem tangki berpengaduk, serta
yyyyyyyy mengindetifikasi faktor faktor yang dapat
yyyyyyyyyyyyy mempengaruhi efektivitas pencampuran.
2. Mampu menurunkan korelasi kebutuhan daya
ttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt pengadukan melalui Analisa bilangan tidak
uuuuuuuuuuuuuu berdimensi.
3. Mampu melaksanakan observasi visual pola
rrrrrrrrrrrr aliran dan memberikan Analisa terhadap pola
jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj aliran.
4. Menjelaskan jenis dan karakteristik berbagai
hhhhhhhhhh pengaduk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mixing adalah proses pencampuran atau penggabungan dua atau lebih zat
atau bahan kimia sehingga terbentuk sebuah campuran homogen. Proses mixing
biasanya dilakukan dengan menggunakan alat campur seperti mixer, blender, atau
homogenizer. Tujuan dari proses mixing ini adalah untuk mendapatkan hasil
campuran yang seragam dan stabil.

2.1 Pengertian
Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga
menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis
mixer yang berdasarkan jumlah propeler -nya (turbin), yaitu mixer dengan satu
propeller dan mixer dengan dua propeller . Mixer dengan satu propeller adalah
mixer yang biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.
Sedangkan mixer dengan dua propeller umumnya diigunakan pada cairan dengan
viskositas tinggi. Hal ini karena satu propeller tidak mampu mensirkulasikan
keseluruhan massa dari bahan pencampur pencampur (emulsi), selain itu
ketinggian ketinggian emulsi bervariasi bervariasi dari waktu ke waktu (Ahmad,
2012).
Pencampuran merupakan operasi yang bertujuan mengurangi
ketidaksamaan kondisi, suhu, atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan.
Pencampuran dapat terjadi dengan cara menimbulkan gerak di dalam bahan itu
yang menyebabkan bagian-bagian bagian-bagian bahan saling bergerak bergerak
satu terhadap terhadap yang lainnya, lainnya, sehingga operasi pengadukan
hanyalah salah satu cara untuk operasi pencampuran. Pencampuran fasa cair
merupakan hal yang cukup penting dalam berbagai proses kimia. Pencampuran
fasa cair dapat dibagi dalam dua kelompok. Pertama, pencampuran antara cairan
yang saling tercampur (miscible), dan kedua adalah pencampuran antara cairan
yang tidak tercampur atau tercampur sebagian (immiscible). Selain pencampuran
fasa cair dikenal pula operasi pencampuran fasa cair yang pekat seperti lelehan,
pasta, dan sebagainya, pencampuran fasa padat seperti bubuk kering,
pencampuran fasa gas, dan pencampuran antar fasa.
Mixing merupakan proses mencampurkan satu atau lebih bahan dengan
menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga membuat suatu bentuk yang
seragam dari beberapa konstituen baik cair ke padat, padat ke padat, maupun cair
ke gas. Komponen yang jumlahnya lebih banyak disebut fasa kontinyu dan yang
lebih sedikit disebut fasa disperse. Hasil Pencampuran terjadinya homogenitas
kebersamaan dalam setiap titik dalam pencampuran (Ahmad, 2012).

2.2 Tujuan Mixing (Pencampuran)


Tujuan dari proses pencampuran yaitu mengurangi ketidaksamaan atau
ketidakrataan dalam komposisi, temperature atau sifat-sifat lain yang terdapat
dalam suatu bahan atau terjadinya homogenisasi, kebersamaan dalam setiap titik
dalam pencampuran. Dampak dari hasil pencampuran adalah terjadinya
homogenitas, kebersamaan dalam setiap titik dalam pencampuran. Dampak dari
hasil pencampuran adalah terjadinya keadaan serba sama, terjadinya reaksi kimia,
terjadinya perpindahan panas, dan perpindahan massa. Dan dampak tersebut
merupakan tujuan akhir dari suatu proses pencampuran. Dalam praktek, operasi
mixing hampir selalu mempunyai multi fungsi yaitu ketika proses dilakukan
didalam tangki berpengaduk mekanis, pengaduk menjalankan banyak tugas,
sebagai contoh dalam tangki kristalisasi harus memperhatikan bulk blending, heat
transfer dan suspense kristal.

2.3 Jenis – Jenis Pencampuran


2.3.1 Pencampuran Bahan Padat - Padat
Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai yang akan
menghasilkan produk komersial industri kimia. Contohnya Pencampuran bahan
pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk
menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna yang cemerlang. Alat yang
digunakan untuk pencampuran bahan padat dengan padat dapat berupa bejana-
bejana yang berputar, atau bejana-bejana berkedudukan tetap tapi mempunyai
perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun pneumatik. Campuran
padat – padat mempunyai tingkat pemisahan yang lebih efisien.
2.3.2 Pencampuran Bahan Cair-Gas
Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan ke dalam
cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk
gas. Contohnya Proses hidrogenasi, khorinasi dan fosfogensi, Oksidasi cairan oleh
udara (fermentasi, memasukkan udara kedalam lumpur dalam instalasi penjernih
biologis).
2.3.3 Pencampuran Bahan Cair – padat
Pada persiapan atau pelaksaan proses kimia dan fisika serta juga
pada pembuatan produk akhir komersial, seringkali cairan harus dicampur dengan
bahan padat. Pencampuran cairan dengan padatan akan menghasilkan suspensi.
Tetapi bila kelarutan padatan dalam cairan tersebut cukup besar akan terbentuk
larutan. Pelarutan adalah suatu proses mencampurkan bahan padat kedalam
cairan.
2.3.4 Pencampuran Cair-Cair
Tujuan pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau
melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk
akhir yang komersil. Beberapa contoh pencampuran cair-cair adalah pada
pembuatan sirop, obat tetes dan larutan injeksi. Metode yang paling sering
digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan ialah dengan metode turbulensi
didalam bejana pengaduk atau dalam suatu pencampur getar.
2.3.5 Pencampuran Gas – Padat
Pencampuran gas dengan bahan padat termasuk proses yang jarang
dilakukan. Proses tersebut digunakan misalnya pada pengangkutan puing secara
pneumatic, pada pembakaran serbuk pemadam api. Kebanyakan persoalannya
adalah bagaimana mendistribusikan bahan padat itu secara merata kedalam gas
yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan bahan padat akan
terbentuk debu maupun asap. Metode terpenting untuk mencampur gas dengan
bahan padat adalah dengan menggunakan alat penakar bahan padat dan
penyemburan dengan alat semprot. Proses ini jarang dilakukan pada
industri – industry kimia.

2.3.6 Pencampuran Gas – Gas


Pencampuran gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan
campuran bahan bakar yang berbentuk gas dalam alat pembakar dengan gas
(misalnya campuran bahan bakar – udara). Metode terpenting untuk mencampur
gas dengan gas adalah pencampuran dengan alat semprot atau injektor.
2.3.7 Pencampuran Padat – Gas
Pencampuran bahan padat dengan gas terjadi misalnya pada proses
pengeringan, pemanggangan ataupun pembakaran bahan-bahan padat. Permukaan
kontak bahan padat dengan gas selalu diusahakan seluas mungkin. Untuk maksud
ini bahan padat dialiri, ditembus atau dihanyutkan oleh gas, disemprotkan atau
difluidisasikan. alat yang digunakan untuk tujuan ini seringkali dikenal dengan
bejana unggun terdifusikan
(Irwansyah, 2015).

2.4 Alat Pencampur


2.4.1 Bahan Cair/liquid
Bahan cair diaduk untuk mencapai beberapa maksud, diantaranya:
a. Mensuspensikan partikel padatan.
b. Menggabungkan bahan cair yang dapat saling bercampur.
c. Mendispersikan gas dalam bentuk gelembung halus.
d. Mendispersikan bahan cair lain yang tidak dapat bercampur.
e. Meningkatkan pindah panas antara bahan cair dan sumber panas.
Pengadukan bahan cair umumnya dilakukan dalam suatu bejana,
biasanya berbentuk berbentuk silinder, silinder, yang memiliki memiliki sumbu
vertikal. vertikal. Bagian atas dari bejana bisa terbuka terhadap udara atau dapat
juga tertutup. Dasar bejana pada umumnya dicekungkan, artinya tidak rata, agar
tidak dihindari adanya sudut atau bagian yang tidak bisa dipenetrasi oleh aliran
fluida. Sebuah pengaduk (impeller) terakit pada sumbu yang menggantung ke
atas. Sumbu ini digerakkan oleh motor listrik yang kadang-kadang langsung
dihubungkan ke sumbu tetapi lebih sering melalui kotak gear pengurang
kecepatan. Perlengkapan tambahan seperti jalur masuk atau keluar bahan, bahan,
coil pemanas, pemanas, jaket atau termometer rendam atau alat pengukur
pengukur suhu lainnya lainnya merupakan komponen tetap alat pencampur bahan
cair ini.
Tiga tipe utama impeller adalah propeller (baling-baling), paddles (pedal),
dan turbin. Setiap tipe memiliki banyak variasi dan subtipe. Sekalipun masih
terdapat tipe impeller lain yang juga berguna untuk situasi tertentu, akan tetapi
ketiga tipe tersebut mungkin dapat mengatasi 95% masalah pencampuran bahan
cair yang ada. Untuk pencampuran liquid, propeller mixer adalah jenis yang
paling umum dan paling paling memuaskan. Alat ini terdiri terdiri dari tangki
silinder yang dilengkapi dilengkapi dengan propeller/ blades beserta motor
pemutar. Bentuk propeller, impeller, blades didesain sedemikian rupa untuk
efektifitas pencampuran dan disesuaikan dengan viskositas fluid. Pada jenis alat
pencampur ini diusahakan untuk dihindari tipe aliran monoton yang berputar
melingkari dinding tangki , penambahan sekat-sekat (baffles) pada dinding tangki
juga dapat menciptakan pengaruh pengadukan, namun menimbulkan masalah
karena sulit membersihkannya (Ahmad, 2012).
2.4.2 Alat Pencampur Pencampur Bahan
Padat Pada umumnya, untuk mencampur bahan-bahan berpartikel padat
digunakan mesin pencampur yang lebih ringan dari pada bahan viscous.Dalam hal
ini digunakan ribbon blender dan double cone mixers. Ribbon blender terdiri dari
silinder horizontal yang di dalamnya dilengkapi dengan “screw” berputar dan
pengaduk pita berbentuk heliks. Dua pita yang bergerak berlawanan dirakit pada
sumbu yang sama. Yang satu menggerakkan padatan perlahan kesatu arah,
sedangkan yang lain menggerakkannya dengan cepat ke arah lain. Pita-pita bisa
kontinyu maupun terputus-putus. Pencampuran dihasilkan oleh turbulensi yang
diinduksi oleh pengaduk yang beraksi berlawanan, berlawanan, jadi tidak oleh
gerakan gerakan lamban padatan padatan sepanjang sepanjang rongga aduk.
Beberapa ribbon blender beroperasi beroperasi secara batch yaitu dengan
membuat padatan sekaligus dan mengaduknya sampai tercampur dengan
rata. Ribbon blender tipe lain bekerja secara kontinue yaitu bahan padatan
diumpankan pada salah satu ujung rongga aduk dan dikeluarkan pada ujung
lainnya. Ribbon blender adalah pencampur yang efektif untuk tepung – tepungan
yang tidak mengalir dengan sendirinya. Beberapa unit batch memiliki kapasitas
yang sangat besar sehingga mampu memuat sampai 9000 galon bahan padat.
Kebutuhan daya umumnya berukuran sedang. Satu prinsip penerapan untuk
mencampur bahan dengan viskositas yang tinggi dan berbentuk pasta adalah
kinerja yang tergantung pada kontak langsung antara material pencampur dengan
bahan yang akan dicampur. Untuk bahan dengan viskositas tinggi dan berbentuk
pasta ini banyak menggunakan model pencampur seperti : pencampur tipe
pancim, pencampur dengan pisau berbentuk z. Planetery mixer merupakan alat
pencampur bahan padat yang bekerja berdasarkan perputaran planet dimana
beater berputar mengitari bowl sedangkan bowl tidak berputar sehingga
menghasilkan adonan yang lembut dan merata. Aplikasi alat ini adalah pada
industri bakery (roti dan ini adalah pada industri bakery (roti dan kue).
Double cone blender adalah alat pencampur yang terdiri dari 2 kerucut
yang berputar berputar pada porosnya, porosnya, jika kerucut kerucut berputar
berputar maka tepung granula granula berada di dalam granula yang berada di
dalam volume kerucut akan teragitasi dan tercampur. Pencampuran tipe ini
memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar. Oleh karena itu diperhatikan
jangan sampai energi yang dikonsumsi diubah menjadi panas yang dapat
menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dari produk. Jenis alat pencampur
adonan kadang-kadang harus dilengkapi dengan alat pendingin. Yang umum
ditemui yaitu kneader yang berbentuk sigmoid yang berputar didalam suatu “can”
atau ”vessel ” dengan berbagai kecepatan. Prinsip dari alat ini adalah disamping
mencampur juga mengadon yaitu membagi, mematahkan dan selalu membuat
luas permukaan yang baru sesering mungkin terhadap adonan.

2.5 Dasar Desain Tangki Pengaduk


Dimensi dari vessel yang berisi cairan dan pengaturan impeller, baffles
dan faktor internal lain mempengaruhi jumlah energi yang digunakan untuk
meraih kebutuhan jumlah agitasi atau kualitas pengadukan.

1. Vessel
Sebuah bagian bawah piring membutuhkan daya yang lebih kecil daripada
yang datar. Ketika satu impeller digunakan, tingkat cairan yang sama dengan
diameter optimal, dengan impeller yang terletak di pusat untuk sistem semua-cair.
Pertimbangan ekonomi dan manufaktur, bagaimanapun, sering mendikte rasio
yang lebih tinggi dari kedalaman ke diameter (Shah. Mihir, 2013).

Gambar 2.1. Desain Tangki Dasar yang di aduk


Desain tangki dasar yang diaduk, bukan untuk skala, menunjukkan
impeller radial yang lebih rendah dan impeller aksial atas yang ditempatkan
dalam draf pipa. Empat baffle yang sama rata adalah standar. H = tinggi tingkat
cair, D = diameter tangki, d = diameter impeller. Untuk impeller radial, 0,3 5d /
D, 50,6 (Ikhsan, 2002).
2. Baffles
Kecuali pada bilangan Reynolds yang sangat tinggi, baffle diperlukan
untuk mencegah vortexing dan rotasi massa cair secara keseluruhan. Lebar baffle
satu per dua belas diameter tangki, w = Dt/12, panjang memanjang dari satu
setengah diameter impeller, d/2, dari garis singgung di bagian bawah ke tingkat
cairan, tetapi kadang-kadang dihentikan tepat di atas tingkat mata impeller paling
atas. Ketika ada padatan atau ketika jaket pemindah panas digunakan, baffle
diimbangi dari dinding dengan jarak yang sama dengan seperenam lebar baffle.
Empat baffle radial dengan jarak yang sama adalah standar; enam hanya sedikit
lebih efektif, dan tiga lumayan kurang begitu. Ketika poros mixer terletak di luar
pusat (seperempat hingga satu setengah radius tangki), pola aliran yang dihasilkan
memiliki lebih sedikit pusaran, dan baffle mungkin tidak diperlukan, terutama
pada viskositas rendah. Baffles ini memecah terjadinya pusaran saat terjadinya
pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu posisi sumbu pengaduk pada
tangki bersekat beradas di tengah. Namun, pada umumnya pemakaian sekat akan
menambah beban pengadukan yang berakibat ada bertambahnya daya
pengadukan. Penggunaan sekat yang lebih besar mampu menghasilkan
pencampuran yang lebih baik(Shah. Mihir, 2013).
3. Draft tubes
Draf tabung adalah rumah silinder di sekelilingnya dan berdiameter sedikit
lebih besar dari pada impeller. Tingginya mungkin sedikit lebih dari diameter
impeller atau mungkin memperpanjang kedalaman penuh cairan, tergantung pada
pola aliran yang diperlukan. Biasanya draf tabung digunakan dengan impeler
aksial untuk mengarahkan aliran hisap dan debit. Sistem tabung impeler-draft
berperilaku sebagai pompa aliran aksial dengan efisiensi yang agak rendah.
Perilaku sirkulasi atas ke bawah adalah nilai tertentu dalam tangki dalam untuk
suspensi padatan dan untuk dispersi gas. Yang biasanya dalam sistem ini yang di
gunakan adalah tabung berbentuk aksial (Purwanto, 2008).

2.6 Pengertian Agitating (Pengadukan)


Agitasi atau pengadukan dimaksudkan untuk memperoleh turbulensi di
dalam cairan (Abuzar, 2012). Secara operasional agitasi adalah proses
penggoyangan (operasi menciptakan gerakan) ataupun pemutaran yang bertujuan
supaya cairan di dalam tangki tercampur atau teraduk sampai homogen setelah
beberapa lama didiamkan untuk dapat bereaksi dengan zat lain (Mc Cabe, 1991).
Sejak bertahun-tahun yang lalu agitasi atau pengadukan sudah dilakukan
secara manual. Seiring meningkatnya teknologi, dibentuklah suatu alat agitator
atau alat pengaduk. Tujuan dibuatnya alat tersebut adalah untuk meringankan
pekerjaan manusia jika kapasitas produksinya cukup besar. Agitasi banyak
ditemui dalam kehidupan sehari-hari dari mulai agitasi dengan cara konvensional
yaitu dengan batang batang pengaduk, pengaduk, ataupun ataupun cara modern
seperti seperti penggunaan penggunaan mixer untuk memasak. Agitasi juga
sangat umum digunakan di berbagai industri salah satunya industri kimia
(Ahmad, 2012).

2.7 Macam-Macam Pengaduk


Peralatan mekanik yang telah digunakan untuk agitasi sangat bervariasi,
mulai dari pengocok telur hingga penggiling berkecepatan tinggi untuk pabrik
koloid. Berikut adalah jenis-jenis peralatan agitasi yang digunakan saat ini
(Brown, 1958).
2.7.1 Macam pengaduk berdasarkan jenis aliran
Ada dua macam jenis daun pengaduk (impeler) berdasarkan jenis aliran
yaitu impeler aliran aksial dan impeler aliran radial. Impeler aliran aksial yaitu
membangkitkan arus yang sejajar dengan sumbu impeler. Sedangkan, impeler
aliran radial yaitu membangkitan arus yang arahnya radial atau tangensial
(Ikhsan, 2002).

Gambar 2.2 Pola aliran berdasarkan pengaduk


2.7.2 Macam pengaduk berdasarkan bentuk
1. Dayung (paddle)
Daun pengaduk jenis dayung adalah model yang paling sederhana,
biasanya terdiri dari satu dayung datar yang berputar pada poros vertikal dengan
kecepatan rendah sampai sedang. Perputaran dayung mendorong zat cair secara
radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal (aksial) kecuali bila
dayungnya dipasang agak miring.

Gambar 2.3 Bentuk - Bentuk pengaduk dayung(Ikhsan 2002)

2. Propeller
Propeler merupakan impeler aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat
cair dengan viskositas rendah. Jenis propeler yang paling banyak dipakai adalah
propeler kapal (marine propeler) berdaun tiga dan berjarak-bagi bujur sangkar,
sedang propeler berdaun empat, bergigi atau dengan rancangan lain

Gambar 2.4 Bentuk-Bentuk Pengaduk Dayung


3. Turbin
Kebanyakan turbin menyerupai agitator dayung berdaun banyak dengan
daunnya yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi. Daun-daunnya
ada yang lurus, melengkung, dipasang secara vertikal atau bersudut, biasanya
berdiameter lebih kecil dibanding dayung, berkisar antara 30-50% dari diameter
bejana. Turbin biasanya efektif untuk jangkauan viskositas yang cukup luas. Arus
utama bersifat radial dan tangensial yang akan menimbulkan efek vorteks dan
arus putar, yang bisa dicegah dengan memasang sekat atau diffuser.
Gambar 2.5 Bentuk-Bentuk Pengaduk
(a) Pengaduk paddle (b) Pengaduk propeller (c) Pengaduk turbine
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk
cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin
biasanya antara 30 - 50% dari diameter tangki. Turbin biasanya memiliki empat
atau enam daun pengaduk.
Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini
juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah
pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong
menjadi gelembung gas.
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45 o, beberapa aliran
aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran aksial dan radial
akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan kerena aliran langsung
ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan
hanya empat daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan
aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran
per satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan (W. Henry dkk,
2016).

Gambar 2.6 Bentuk-Bentuk Pengaduk Turbin


2.7.3 Macam - Macam pengaduk berdasarkan penggunaannya
1. Tree-blades/marine impeller digunakan untuk pencampuran dengan bahan
dengan viscositas rendah dengan putaran yang tinggi.
2. Turbine with flat vertical blades impeller digunakan untuk cairan kental
dengan viscositas tinggi.
3. Horizontal plate impeller digunakan untuk zat berserat dengan sedikit
terjadinya pemotongan.
4. Turbine with blades are inclined impeller paling cocok digunakan untuk
tangki yang dilengkapi jaket pemanas.
5. Curve bade Turbines impeller efektif untuk bahan berserat tanpa
pemotongan dengan viskositas rendah.
6. Flate plate impeller digunakan untuk pencampuran emulsi.
7. Cage beaters impart impeller cocok digunakan untuk pemotongan dan
penyobekan.
8. Anchore paddle impeller digunakan campuran dengan viscositas sangat
tinggi berupa pasta.
Letak impeller untuk tangki dengan menggunakan baffle biasanya di
tengah/center, karena pola turbulensi yang dikehendaki akan terbentuk dengan
adanya baffle. Untuk tangki tanpa menggunakan baffle letak pengaduk sangat
mempengaruhi pola aliran yang dihasilkan. Biasanya untuk menghindari adanya
vortek aliran fluida karena pengadukan tangki tanpa baffle meletakkan pengaduk
tidak tepat ditengah/tidak center dengan tangki (Geankoplis, 1997).

2.8 Pola Aliran Pencampuran


1. Pola aksial
Impeller membuat sudut kurang dari 90° dengan bidang rotasi sehingga
pola aliran yang dihasilkan menuju dasar tangki (contoh : impeller laut). Pola ini
lebih hemat energi dibandingkan pencampuran aliran radial. Lebih efektif dalam
mengangkat padatan dari pangkal tangki (Rhicana Nur, 2006).
2. Pola radial
Impeller sejajar dengan sumbu poros drive. Arus bergerak keluar ke
dinding pembuluh darah dan kemudian naik atau turun. Dibutuhkan energi yang
lebih besar dibandingkan dengan impeller aliran aksial (Rhicana Nur, 2006).
3. Pola tangensial
Arus bertindak dalam arah yang bersinggungan dengan jalur melingkar di
sekitar poros. Biasanya, menghasilkan vortex (tidak menguntungkan) dan
berputar-putar cairan.

Gambar 2.7 (a) Pola aliran aksial, vessel dengan baffless (b) pola aliran radial,
vessel dengan baffless (c) pola aliran tangensial, vessel tanpa baffles

2.9 Pengaruh Perbandingan Lebar Baffles dengan Diameter Tangki


Baffel atau penyekat yang ada pada tangki pengaduk berfungsi sebagai
pemecah vortek atau pusaran air oleh pengadukan. Baffel yang digunakan pada
penelitian berjumlah empat yang dipasang dinding secara tegak lurus. Dengan
adanya Baffel ini putaran air yang disebabkan oleh pergerakan. impeler akan
menabrak sisi baffel dan pecah sehingga menimbulkan pergolakan atau turbulensi.
Dari hasil pengamatan secara visual, pergolakan semakin besar saat ukuran baffel
diperbesar. Semakin besar pergolakan tersebut, busa atau gelembung udara yang
muncul dipermukaan juga semakin banyak. Benturan arus pengadukan dengan
baffel ini juga menyebabkan cairan sampai tumpah dari wadah. Dengan kondisi
pengadukan tersebut, maka selama pengadukan berlangsung banyak gelembung
udara yang bercampur dengan santan sehingga saat proses pengadukan
dihentikan, terdapat gelembung-gelembung udara yang terjebak di dalam cairan
santan (Purwanto,2008).
Ketika santan hasil pengadukan didiamkan, lama-kelamaan viskositasnya
akan naik dan mulai memadat. Saat terjadi pemadatan santan, emulsi santan mulai
pecah. Minyak, air, dan protein akan terpisah. Minyak yang terpisah mula-mula
akan menempati gelembung udara yang terjebak didalam santan. Proses
pemisahan tersebut terjadi secara difusi yang disebabkan karena perbedaan
konsentrasi di dalam santan dan gelembung udara. Karena begitu banyaknya
gelembung udara yang berisi minyak, maka lapisan padatan protein yang disebut
blondo akhirnya terpecah dan muncullah 4 lapisan, yaitu lapisan blondo atas,
lapisan minyak, lapisan blondo bawah, dan lapisan air. Pada proses pemecahan
emulsi melalui pengadukan, pengadukan yang berlebih menyebabkan molekul
minyak terpecah menjadi semakin kecil dan permukaan minyak akan semakin
besar, sehingga protein yang ada tidak cukup untuk menyelubungi semua molekul
minyak. Molekul minyak yang tidak terselubungi protein akan keluar dari emulsi
dan terpisah. Namun jika proses pengadukannya tidak maksimal, minyak hanya
keluar di antara permukaan blondo dan tidak terkumpul dalam satu lapisan
tersendiri. Dengan kata lain, minyak masih tercampur dengan blondo dan sulit
sekali dipisahkan secara fisik (Purwanto, 2008).

2.10 Dimensi Agitasi dan Mixing


1. Bilangan Reynolds
Bilangan Reynold (Re) adalah parameter yang tak berdimensi yang
didefinisikan seba didefinisikan sebagai rasio:
• dynamic pressure (tekanan dinamis) ( ρ u2) dan
• shearing stress ( tegangan geser )( μ u / L)
Aliran fluida dalam pipa, berdasarkan besarnya bilangan reynold dibedakan
menjadi aliran laminar, aliran transisi, dan aliran turbulen. Dalam hal ini jika nilai
Re kecil aliran akan meluncur di atas lapisan lain yang dikenal dengan aliran
laminar sedangkan jika aliran-aliran tadi terdapat garis edar tertentu yang dapat
dilihat, aliran ini disebut aliran turbulen. Pada pipa aliran laminer bila Re < 2300.
Aliran transisi bila 2300 < Re< 4000. Aliran turbulen bila Re > 4000.
2
Da n ρ
NRe = ………………………………………….………………….
μ
(2.1)
2. Bilangan Frounde
Bilangan Frounde adalah ukuran rasio tegangan inersia terhadap gaya
gravitasi per satuan luas yang bekerja pada fluida. Itu muncul dalam situasi
dinamis di mana ada gerakan gelombang yang signifikan pada permukaan cair.
Penting dalam desain kapal. Tidak penting ketika baffle tidak digunakan atau Re
< 300
2
n Da
NFr = ……………………..……………………………………….
g
(2.2)
Daya yang Dibutuhkan
P = N P ρn 2 Da5 …………………………………………………….…(2.3)
Dimana
Np = bilangan daya
Da = diameter diameter vessel
P = daya yang dibutuhkan dibutuhkan (kg.m)
ρ = densitas densitas fluida (kg/m3)
n = rotasi per sekon (rps)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan :
1. Seperangkat tangki berpengaduk 1 unit
2. Stopwatch 2 unit
3. Ember 2 unit
4. Gayung 1 unit
5. Pipet Tetes 1 unit
6. Gelas Beaker 1 unit
3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan :
1. Air Secukupnya
2. Tinta Printer (Merah) Secukupnya
3.2 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah :
1. Diisi air ke dalam tangki pengaduk sesuai dengan tugas yaitu 4 L, 4,5 L
dan 5 L.
2. Diatur skala kecepatan pengaduk sesuai dengan tugas yaitu 1, 2, 3, 4 dan
5.
3. Ditambahkan tinta printer sebanyak 3 tetes.
4. Digambarkan pola aliran yang terbentuk.
5. Dicatat waktu yang terjadi pengadukan selama 18 kali putaran.
6. Dicatat waktu yang terjadi pencampuran secara sempurna.
7. Ditentukan kebutuhan daya untuk tiap uraian tugas.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data pengamatan

Waktu Waktu
Jumlah
Volume Pengadukan Pencampuran
Skala Putaran rps
(L) (Agitation) (Mixing)
(n)
(s) (s)
1 18 30,25 23,46 0,59
2 18 13,53 11,84 1,33
4 3 18 7,96 7,49 2,26
4 18 6,00 5,93 3
5 18 5,88 4,00 3,06
1 18 18,02 17,95 0,99
2 18 10,90 9,57 1,65
4,5 3 18 5,62 5,34 3,20
4 18 5,19 4,90 3,46
5 18 3,37 3,01 5,34
1 18 16,27 15,24 1,10
2 18 14,25 8,41 1,26
5 3 18 9,10 5,15 2,22
4 18 6,78 5,06 2,65
5 18 5,58 3,61 3,22
Sumber: (Praktikum Mixing dan Agitation, 2023)

Tabel 4.2 Hasil Nilai NRe, NFr, Np dan P


Bilangan Bilangan Bilangan
Run Skala Reynold Frounde Daya Koreksi Daya
(NRe) (NFr) (Np)
1 34.294,31 0,00767 11,9 0,198
2 77.307,51 0,039 12,06 1,023
I 3 131.364,64 0,112 11,1 2,718
4 174.377,84 0,198 10,44 4,50
5 177.865,40 0,206 10,40 4,668
1 57.544,68 0,021 12,9 0,606
2 95.907,81 0,060 11,77 1,536
II 3 186.003,03 0,225 10,43 5,121
4 201.115,78 0,264 10,15 5,826
5 310.392,56 0,629 9,47 12,94
1 63.938,54 0,026 12,73 0,738
2 73.238,69 0,060 11,91 0,906
3 129.039,60 0,108 11,18 2,642
III
4 154.033,76 0,154 10,70 3,603
5 187.165,55 0,228 10,42 5,180
Sumber: (Praktikum Mixing dan Agitation, 2023)

4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa skala dari alat
mixing jenis turbine sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan oleh tinta untuk
larut secara sempurna didalam wadah air. Pada dasarnya, pengadukan (agitation)
adalah pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan reduksi gerakan pada
bahan, biasanya terjadi terjadi pada suatu tempat seperti seperti bejana. Gerakan
hasil reduksi tersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang ditimbulkan dari
operasi pengadukan adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari satu atau lebih
komponen yang teraduk.

Pada praktikum mixing and agitation ini terlihat bahwa waktu


pencampuran dipengaruhi oleh ukuran skala pada alat pengaduk dan volum air
yang digunakan. Semakin tinggi skala maka waktu yang diperlukan untuk
menghomogenisasikan campuran semakin sedikit. semakin cepat proses pengaduk
maka waktu yang digunakan akan lebih sedikit untuk membuat campuran, dan
semakin banyak air yang digunakan maka tinta akan semakin lambat menjadi
homogen dengan air.
Pada percobaan ini untuk menentukan waktu pencampuran adalah dengan
meneteskan zat warna tinta merah tersebut untuk menyebar merata, itulah yang
disebut pencampuran pada percobaan ini. Pencampuran adalah operasi yang
tujuannya untuk mengurangi ketidaksamaan komponen, suhu dan sifat lainya.
Yang terdapat dalam suatu bahan campuran dan dapat terjadi terjadi karena
adanya gerakan dari bahan tersebut tersebut agar bahan dapat bergerak.
Diperlukan suatu pengaduk yang merupakan gerakan yang terinduksi menurut
cara-cara tertentu.
Jenis pengaduk yang digunakan adalah turbine yang merupakan
impeler aliran aksial serta radial berkecepatan tinggi untuk zat cair dengan
viskositas rendah. Impeller membuat sudut kurang dari 90º dengan bidang rotasi
sehingga pola aliran yang dihasilkan menuju dasar tangki (Shah. Mihir, 2013).
Stopwatch juga digunakan dalam percobaan ini, gunanya untuk melihat
waktu putaran sebanyak 18 kali putaran tiap percobaan yang dilakukan, bahan
yang digunakan pada percobaan ini air dan tinta printer.
Dari hasil percobaan diperoleh masing-masing run dengan putaran 18 kali
dengan skala 1, 2, 3, 4 dan 5 dengan volume yang berbeda-beda diperoleh waktu
pencampuran dan waktu pengadukan yang berbeda-beda pula. Pada percobaan
untuk volume air 4 liter didapat gambar sebagai berikut :

Waktu Pencampuran vs rps


3.5
3
Jumlah Putaran/Waktu

2.5
Pengadukan (rps)

2
1.5
1
0.5
0
0 5 10 15 20 25
Waktu Pencampuran (s)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara Waktu Pencampuran Terhadap Jumlah


Putaran/Waktu Pengadukan (rps) pada Run I Volume 4 L
Dari gambar pada hasil run I dengan volume air 4 liter dapat dilihat bahwa
semakin tinggi rps maka akan meningkatkan waktu pencampuran. Waktu
pengadukan dipengaruhi oleh kecepatan pengadukan, dalam hal ini adalah
besarnya skala yang diatur. Ketika kecepatan pengadukan ditingkatkan maka akan
meningkatkan waktu pencampuran. Pada proses pengadukan, kecepatan
pengadukan pada umumnya akan mempercepat homogenitas campuran. Bentuk
pola aliran yang terbentuk adalah aliran aksial kombinasi radial dikarenakan
menggunakan jenis pengaduk turbine dengan empat bilah (McCabe, 1999).
Bentuk pola aliran yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2 Pola aliran pada run I


Pola aliran yang terbentuk adalah aksial dan radial dikarenakan
menggunakan impeller jenis turbine 40° (McCabe, 1999). Namun pola arus eddy
nya terlihat sedikit dikarenakan volume yang makin bertambah sehingga beban
pengadukan bertambah dengan volume yang makin bertambah. Pencampuran
Pencampuran karena adanya gumpalan-gumpalan gumpalan-gumpalan fluida
yang terbentuk terbentuk dan tercampakkan di dalam medan aliran yang dikenal
sebagai eddies, sehingga mekanisme pencampuran ini disebut eddy diffusion (W.
Henry dkk, 2016).
Untuk data yang didapat pada run II dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.

Waktu Pencampuran vs rps


6
5
Jumlah Putaran/Waktu
Pengadukan (rps)

4
3
2
1
0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Waktu Pencampuran (s)
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Waktu Pencampuran Terhadap Jumlah
Putaran/Waktu Pengadukan (rps) pada Run II Volume 4,5 L
Pada run II dengan volume air 4,5 liter memiliki gradien yang sama
dimana semakin tinggi rps dalam hal ini adalah skala maka akan meningkatkan
waktu pencampuran, namun pada run II mengalami penurunan waktu pengadukan
dari sebelumnya ini berkaitan dengan volume yang semakin meningkat. Pola
aliran yang terbentuk adalah seperti gambar di bawah:

Gambar 4.4 Pola aliran aksial pada run II


Pola aliran yang terbentuk adalah aksial dan radial dikarenakan
menggunakan impeller jenis turbine 40º (McCabe, 1999). Namun pola arus
eddynya terlihat sedikit dikarenakan volume yang makin bertambah sehingga
beban pengadukan bertambah dengan volume yang makin bertambah. Berikut
adalah gambar dari data run III pada volume air 5 L.
Waktu Pencampuran vs rps
3.5 Waktu Pencampuran vs rps
3.53
Putaran/Waktu

2.5
3
(rps)(rps)
Putaran/Waktu

2.52
1.5
Pengadukan

2
1.51
Pengadukan

0.5
1
Jumlah

0.50
Jumlah

2 4 6 8 10 12 14 16
0
2 4 6Waktu 8Pencampuran
10 12 14 16

Waktu Pencampuran
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Antara Waktu Pencampuran Terhadap Jumlah
Putaran/Waktu Pengadukan (rps) pada Run III Volume 5 L
Dari gambar dapat dilihat bahwa semakin tinggi rps yaitu skala dengan
pengadukan maka akan meningkatkan waktu pencampuran. Hal ini berarti bahwa
skala berbanding lurus dengan rps dan waktu pencampurannya (McCabe, 1999).
Pola aliran yang terbentuk adalah seperti pada gambar berikut.

Gambar 4.6 Pola aliran pada run III


Pola aliran yang terbentuk adalah aksial dan radial dikarenakan
menggunakan impeller jenis turbine 40° (McCabe, 1999). Namun pola arus
eddynya sedikit dikarenakan volume yang makin bertambah sehingga beban
pengadukan bertambah dengan volume yang makin bertambah.
Waktu pencampurannya semakin lama dibandingkan pada run
sebelumnya, ini dikarenakan volume yang bertambah. Untuk meningkatkan waktu
pencampuran maka harus ditambah skala yaitu 6-7 agar waktu pencampuran
semakin cepat. Volume yang besar dapat menambah viskositas sehingga untuk
meningkatkan turbulensi dibutuhkan daya yang besar (Shah. Mihir, 2013).
Daya yang dibutuhkan untuk pengadukan dapat dihitung dengan
menentukan dimensi-dimensi pengadukan seperti Number of Power, bilangan
Reynolds serta mempertimbangkan jenis pengaduk, viskositas dan ada atau
tidaknya baffel, dapat dilihat bahwa semakin cepat waktu yang dibutuhkan maka
semakin besar pula daya yang digunakan. Penggunaan baffel juga menambah
daya pengadukan yang digunakan karena memecah aliran menjadi empat bagian.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Volume air berbanding lurus dengan waktu pencampuran dan
pengadukan.
2. Skala putaran pengaduk berbanding lurus terhadap waktu pencampuran
dan pengadukan.
3. Putaran per waktu (rps) berbanding terbalik dengan waktu pengadukan.
Dan semakin cepat waktu pengadukan semakin rendah putaran per waktu
(rps).
4. Aliran yang dihasilkan pada pencampuran dan pengadukan adalah aliran
turbulen dikarenakan keseluruhan run dan skala memiliki bilangan
reynolds.
5. Semakin banyak volume maka akan memperkecil arus eddy dan
memperlebar arus aksial sehingga pencampuran semakin lama.
6. Dan semakin tinggi skala maka semakin cepat putaran pengadukan dan
waktu pencampurannya.

5.2 Saran
Sebaiknya percobaan pencampuran dan pengadukan (mixing and
agitation) dapat dilakukan dengan tipe pengaduk yang berbeda. Sehingga
praktikan juga dapat mengamati pola aliran yang dibentuk oleh pengaduk yang
berbeda. Selain itu lakukan praktikum yang benar dan teliti ketika melihat putaran
pengadukan dan waktu pencampurannya agar tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Bredthauer. 1993. Dasar - Dasar Pengetahuan Fisika. Jakarta: Yudhistira.

Brown. 1958. Kimia SMU Jilid Ke-3. Jakarta: Erlangga.

Geankoplis. 1997. Kimia Universitas Azas dan Struktur. Jakarta: Binarupa.

Ikhsan.2002. Kimia Dasar 1. Bandung : CV. Yrama Widya.

McCabe L Waren, Smith C Julian, dan Herriot Peter. 1985. Operasi Teknik Kimia
Edisi keempat Jilid 1. Erlangga : Jakarta.

Purwanto. 2008. Modul Kimia dasar : Bandung.

Shah. Mihir. 2013. Kimia Dasar : Yogyakarta : Gadjah Mada University press.

W. Henry dkk.2016 . Buku wajib Kimia Dasar. Jakarta : CV.Trans Info Media.
LAMPIRAN B

PERHITUNGAN

B.1 Menghitung rps pada Run I


Volume: 4L
1. Skala 1
n
rps =
Waktu Pengadukan
18
=
30,25`
= 0,59

2. Skala 2
n
rps =
Waktu Pengadukan
18
=
13,53
= 1,33

3. Skala 3
n
rps =
Waktu Pengadukan
18
=
7,96
= 2,26

4. Skala 4
n
rps =
Waktu Pengadukan
18
=
6,00
= 3,00
5. Skala 5
n
rps =
Waktu Pengadukan
18
=
5,88
= 3,06

B.2 Menghitung rps pada Run II


Volume: 4,5L
1. Skala 1
n
rps =
Waktu Pengadukan
18
=
18,02
= 0,99

2. Skala 2
n
rps =
Waktu Pengadukan
18
=
10,90
= 1,65

3. Skala 3
n
rps =
Waktu Pengadukan
18
=
5,62
= 3,20

4. Skala 4
n
rps =
Waktu Pengadukan

18
=
5,19
= 3,46

5. Skala 5
n
rps =
Waktu Pengadukan
18
=
3,37
= 5,34

B.3 Menghitung rps pada Run III


Volume : 5,5 L
1. Skala 1
n
rps =
Waktu Pengadukan
18
=
16,27
= 1,10

2. Skala 2
n
rps =
Waktu Pengadukan
18
=
14,25
= 1,26

3. Skala 3
n
rps =
Waktu Pengadukan
18
=
8,10
= 2,22

4. Skala 4
n
rps =
Waktu Pengadukan
18
=
6,78
= 2,65

5. Skala 5
n
rps =
Waktu Pengadukan
18
=
5,58
= 3,22

B.4 Run I dengan Volume Air 4 Liter


a. Skala 1
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 0,59 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).
Maka bilangan Reynolds :
2
Da n ρ
NRe =
μ
2 3
(0,2162 m ) x 0,59 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 34.294,31
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 34.294,31 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe : 251, 1999) adalah 7,8.
Nilai Np dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(0,59 rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,00767
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log NRe
m =
b
1,0- log 34.294 ,31
=
40,0
1- 4,5352
=
40
= -0,0883
Maka nilai Np koreksi :
Np koreksi = Np x NFrm
= 7,8 x 0,00767-0,0883
= 11,9
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N P ρ n Da
P =
gc
3 2 5
11,9 x 995,7 kg/ m (0,59 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
11,9 x 995,7 kg/ m x 0,3481 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,198 m 2 /s 5

b. Skala 2
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 1,33 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).
Maka bilangan Reynolds :
2
Da n ρ
NRe =
μ
2 3
(0,2162 m ) x 1,33 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 77.307,51
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 77.307,51 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe: 251, 1999) adalah 8,8.
Nilai Np dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(1,33 rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,039
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log N Re
m =
b
1,0- log 77.307 , 51
=
40,0
= -0,0972
Maka nilai Np koreksi :
Np koreksi = Np x NFrm
= 8,8 x 0,039-0,0972
= 12,06
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N P ρ n Da
P =
gc
3 2 5
12,06 x 995,7 kg/ m (1,33 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
12,06 x 995,7 kg/ m x 1,7689 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 1,023 m 2 /s 5

c. Skala 3
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 2,26 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).
Maka bilangan Reynolds :
2
Da n ρ
NRe =
μ
2 3
(0,2162 m ) x 2,26 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 131.364,64
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 131.364,64 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe: 251, 1999) adalah 8,9 .
Nilai Np dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(2,26 rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,112
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log N Re
m =
b
1,0- log 131.364 ,64
=
40,0
= -0,1029
Maka nilai Np koreksi :
Np koreksi = Np x NFrm
= 8,9 x 0,112-0,1029
= 11,1
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N P ρ n Da
P =
gc
3 2 5
11,1 x 995,7 kg/ m (2,26 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
11,1 x 995,7 kg/ m x 5.1076 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 2.718 m 2 /s 5

d. Skala 4
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 3,00 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).
Maka bilangan Reynolds :
2
Da n ρ
NRe =
μ
2 3
(0,2162 m ) x 3,00 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 174.377,84
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 174.377,84 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe : 521, 1999) adalah 8,8.
Nilai Np dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(3,00 rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,198
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log N Re
m =
b
1,0- log 174.377 , 84
=
40,0
= -0,106
Maka nilai Np koreksi :
Np koreksi = Np x NFrm
= 8,8 x 0,198-0,106
= 10,44
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N ρ n Da
P = P
gc
3 2 5
10,44 x 995,7 kg/ m (3,00 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
10,44 x 995,7 kg/ m x 9 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 4,50 m 2 /s 5

e. Skala 5
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 3,06 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).
Maka bilangan Reynolds :
2
Da n ρ
NRe =
μ
2 3
(0,2162 m ) x 3,06 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 177.865,40
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 177.865,40 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe : 215,1999) adalah 8,8.
Nilai Np dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(3, 06 rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,206
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log NRe
m =
b
1,0- log 177.865 , 40
=
40,0
= -0,1062
Maka nilai Np koreksi :
Np koreksi = Np x NFrm
= 8,8 x 0,206 -0,1062
= 10,40
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N P ρ n Da
P =
gc
3 2 5
10,40 x 995,7 kg/ m (3,06 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
10,40 x 995,7 kg/ m x 9,36 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 4,668 m 2 /s 5

B.5 Run II dengan Volume Air 4,5 Liter


a. Skala 1
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 0,99 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).

Maka bilangan Reynolds :


2
D nρ
NRe = a
μ
2 3
(0,2162 m ) x 0,99 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 57.544,68
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 57.544,68 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe :521, 1999) adalah 9.
Nilai Np dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(0,99rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,021
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log NRe
m =
b
1,0- log 57.544 ,68
=
40,0
= -0,0940

Maka nilai Np koreksi :


Np koreksi = Np x NFrm
= 9 x 0,021-0,0940
= 12,9
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N P ρ n Da
P =
gc
3 2 5
12,9 x 995,7 kg/ m (0,99 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
12,9 x 995,7 kg/ m x 0,981 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,606 m 2 /s 5

b. Skala 2
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 1,65 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).
Maka bilangan Reynolds :
2
D nρ
NRe = a
μ
2 3
(0,2162 m ) x 1,65 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 95.907,81
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 95.907,81 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe : 251, 1999) adalah 8,9.
Nilai Np dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(1,65rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,060
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log NRe
m =
b
1,0- log 95.907 , 81
=
40,0
= -0,0995
Maka nilai Np koreksi :
Np koreksi = Np x NFrm
= 8,9 x 0,060-0,0995
= 11,77
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N P ρ n Da
P =
gc
3 2 5
11,77 x 995,7 kg/ m (1,65 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
11,77 x 995,7 kg/ m x 2,722 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 1,536 m 2 /s 5

c. Skala 3
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 3,20 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).
Maka bilangan Reynolds :
2
Da n ρ
NRe =
μ
2 3
(0,2162 m ) x 3,20 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 186.003,03
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 186.003,03 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe: 512, 1999) adalah 8,9.
Nilai Np dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(3,20 rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,225
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log NRe
m =
b
1,0- log 186.003 , 03
=
40,0
= -0,1067
Maka nilai Np koreksi :
Np koreksi = Np x NFrm
= 8,9 x 0,225-0,1067
= 10,43
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N P ρ n Da
P =
gc
3 2 5
10,43 x 995,7 kg/ m (3,20 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
10,43 x 995,7 kg/ m x 10,24 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 5,121 m 2 /s 5

d. Skala 4
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 3,46 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).
Maka bilangan Reynolds :
2
Da n ρ
NRe =
μ
2 3
(0,2162 m ) x 3,46 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 201.115,78
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 201.115,78 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe: 521, 1999) adalah 8,8.
Nilai Np dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(3,46 rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,264
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log NRe
m =
b
1,0-log 201.115,78
=
40,0
= -0,1075
Maka nilai Np koreksi :
Np koreksi = Np x NFrm
= 8,8 x 0,264-0,1075
= 10,15
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N P ρ n Da
P =
gc
3 2 5
10,15 x 995,7 kg/ m (3,46 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
10,1 5 x 995,7 kg/ m x 11,97 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 5,826 m 2 /s 5

e. Skala 5
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 5,34 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).
Maka bilangan Reynolds :
2
D nρ
NRe = a
μ
2 3
(0,2162 m ) x 5,34 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 310.392,56
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 310.392,56 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe: 251, 1999) adalah 9.
Nilai Np dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(5,34 rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,629
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log N Re
m =
b
1,0- log 310.392 , 56
=
40,0
= -0,112
Maka nilai Np koreksi :
Np koreksi = Np x NFrm
= 9 x 0,629-0,112
= 9,47
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N ρ n Da
P = P
gc
3 2 5
9,47 x 995,7 kg/ m (5,34 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
9,47 x 995,7 kg/ m x 28,51 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 12,94 m 2 /s 5

B.6 Run III dengan Volume Air 5 Liter


a. Skala 1
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 1,10 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).
Maka bilangan Reynolds :
2
Da n ρ
NRe =
μ
2 3
(0,2162 m ) x 1,10 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 63.938,54
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 63.938,54 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe : 251, 1999) adalah 9.
Nilai Np dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(1,10 rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,026
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log NRe
m =
b
1,0- log 63.938,54
=
40,0
= -0,0951
Maka nilai Np koreksi :
Np koreksi = Np x NFrm
= 9 x 0,026-0,0951
= 12,73
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N P ρ n Da
P =
gc
3 2 5
12,73 x 995,7 kg/ m (1,10 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
12,73 x 995,7 kg/ m x 1,21 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,738 m 2 /s 5

b. Skala 2
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 1,26 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).
Maka bilangan Reynolds :
2
Da n ρ
NRe =
μ
2 3
(0,2162 m ) x 1,26 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 73.238,69
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 73.238,69 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe: 251, 1999) adalah 9.
Nilai Np dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(1,26 rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,060
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log NRe
m =
b
1,0- log 73.238 , 69
=
40,0
= -0,0966
Maka nilai Np koreksi :
Np koreksi = Np x NFrm
= 9 x 0,060-0,0996
= 11,91
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N P ρ n Da
P =
gc
3 2 5
11,91 x 995,7 kg/ m (1,26 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
11,91 x 995,7 kg/ m x 1,587 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,906 m 2 /s 5

c. Skala 3
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 2,22 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).
Maka bilangan Reynolds :
2
D nρ
NRe = a
μ
2 3
(0,2162 m ) x 2,22 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 129.039,60
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 129.039,60 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe : 251, 1999) adalah 8,9.
Nilai Np dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(2,22 rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,108
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log N Re
m =
b
1,0- log 129.039 , 60
=
40,0
= -0,1027
Maka nilai Np koreksi :
Np koreksi = Np x NFrm
= 8,9 x 0,108-0,1027
= 11,18
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N ρ n Da
P = P
gc
3 2 5
11,18 x 995,7 kg/ m (2,22 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
11,18 x 995,7 kg/ m x 4.928 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 2,642 m 2 /s 5

d. Skala 4
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 2,65 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).
Maka bilangan Reynolds :
2
Da n ρ
NRe =
μ
2 3
(0,2162 m ) x 2,65 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 154.033,76
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 154.033,76 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe : 251, 1999) adalah 8,8.
Nilai Np dapat dikoreksi dengan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(2,65 rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,154
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log NRe
m =
b
1,0- log 154.033 , 76
=
40,0
= -0,1046
Maka nilai Np koreksi :
Np koreksi = Np x NFrm
= 8,8 x 0,154-0,1046
= 10,70
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N P ρ n Da
P =
gc
3 2 5
10,70 x 995,7 kg/ m (2,65 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
10,70 x 995,7 kg/ m x 7,022 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 3,603 m 2 /s 5

e. Skala 5
Diketahui : Da = 0,2162 m
𝜌 = 995,7 kg/m3 (pada suhu 30 ºC)
𝜇 = 0,8007 x 10-3 kg/m.s(pada suhu 30 ºC)
n = 3,22 rps
Data dikutip dari App A.2 physical properties of water (tabel A.2-3) density of
liquid water dan tabel A.2-4 viscosity liquid water (Geankoplis : 855, 1993).
Maka bilangan Reynolds :
2
D nρ
NRe = a
μ
2 3
(0,2162 m ) x 3,22 rps x 995,7 kg /m
=
0,8007 x 10¯³ kg/ m .s
= 187.165,55
Karena jenis pengaduk yang digunakan adalah jenis turbine four-blades but blade
at 45º memakai kurva 3 maka dari Nilai NRe = 187.165,55 nilai Np yang didapat
(berdasarkan grafik 9.13 Mc Cabe: 251, 1999) adalah 8,9.
Nilai Np dapat dikoreksi d engan menghitung bilangan Frounde (NFr)
2
n Da
NFr =
g
2
(3,22 rps ) 0,2162 m
= 2
9,8 m/ s
= 0,228
Dari tabel 9.1 (Mc Cabe) : 252, 1999) didapat nilai konstanta a dan b untuk jenis
pengaduk turbine four-blades but at 45º yaitu a = 1,0 dan b= 40,0.
a- log NRe
m =
b
1,0- log 187.165 , 55
=
40,0
= -0,1068
Maka nilai Np koreksi :
Np koreksi = Np x NFrm
= 8,9 x 0,228-0,1068
= 10,42
Maka daya yang dibutuhkan pengaduk :
2 5
N ρ n Da
P = P
gc
3 2 5
10,42 x 995,7 kg/ m (3,22 rps) (0,2162 m)
= 2
9,8 m/ s
3 2 5
10,42 x 995,7 kg/ m x 10,368 rev/ s x 0,000472 m
= 2
9,8 m/ s
= 5,180 m 2 /s 5
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT

No Gambar Alat Fungsi

1. Tangki pengaduk turbulen Tangki pengaduk berfungsi


sebagai alat pencampuran
dan pengadukan

2. Gelas ukur 1000 ml Gelas ukur berfungsi


sebagai pengukur air

3. Stopwatch Stopwatch berfungsi


sebagai penghitung waktu
pencampuran dan
pengadukan
4. Ember Ember digunakan untuk
menampung air bekas
campuran

5. Pipet Tetes Pipet tets digunakan untuk


memindahkan tinta dari
gelas beaker ke mixer

6. Gayung Gayung digunakan


sebagai alat untuk
memindahkan air dari
ember ke gelas ukur

Anda mungkin juga menyukai