BAB I
PENDAHULUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui jumlah zat terlarut
dalam pelarut. untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi pelarut terhadap massa
zat terlarut. Dan juga mengetahui persen recovery dari proses pelarutan padat cair.
1
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
I.2 Tujuan
3. Untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi pelarut terhadap massa zat terlarut.
I.3 Manfaat
3. Agar praktikan dapat mengetahui konsep dari teori tentang perpindahan massa
2
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah dan
tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut
dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut
mengelilingi zat terlarut, hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan
pelarut tetap stabil.
(Redypta, 2015)
3
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
satu terhadap yang lainnya, sehingga operasi pengadukkan hanyalah salah satu cara
operasi pencampuran
( Eko, 2017)
4
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
II.1.4 Pengadukan
5
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
hidrogenesia gas hidrogen dispesialkan melalui zat cair dimana terdapat partikel
partikel katalis padat dalam keadaan suspensi. Sementara kalor reaksi diangkut ke
luar melalui kumparan atau mental. Alat pengaduk zat cair biasannya diaduk di dalam
suatu tangki atau bejana. Biasannya yang terbentuk silinder dengan sumbu terpasang
vertikal. Bagian atas bejana itu mungkin terbuka saja ke udara atau dapat pula
tertutup ukuran dan proporsi tangki itu bermacam macam bergantung pada masah
pengadukan itu sendiri.
Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud bergantung dari tujuan
langkah pengolahan itu sendiri. Tujuan pengadukan antara lain ialah:
1. Aliran
Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya menguntungkan
proses pencampuran
2. Ukuran partikel / luas permukaan
6
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
(Redypta,2015)
7
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
8
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
Sifat Fisika :
a. Kerapatan gembur = 760 kg/m3
b. Lolos ayakan 4m = 75%
c. Tidak lolos ayakan 4m = 25%
Sifat Kimia :
a. SiO2 (%berat) =72,28
b. Al2O3 (%berat) = 0,37
c. Fe2O3 (%berat) = 0,52
d. CaO (%berat) = 0,65
e. Kelarutan silica gel dipengaruhi oleh pH, dimana pada pH 2-9 kelarutan silica
gel relatif rendah yaitu sekitar 100-140 mg/L dan akan meningkat drastic pada
pH diatas 9.
(Redypta,2015)
2. Air
Sifat Fisika :
a. Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
b. Titik lebur = 0C (273,15 K)
c. Titik didih = 100C (373,15 K)
d. Densitas = 0,998 g/ml
Sifat Kimia :
a. Rumus molekul = H2O
b. Berat molekul = 18,0153 g/mol
c. Memiliki kemampuan untuk melarutkan zat kimia lainnya.
(Anonim, 2017 Air)
3. Natrium Hidroksida
Sifat Fisika :
a. Densitas = 2,1 g/ml
b. Titik lebur = 318C (591 K)
9
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
II.3 Hipotesa
Semakin besar volume pelarut maka semakin banyak zat terlarut yang dapat
larut .hal ini juga mempengaruhi nilai densitasnya.Semakin banyak pelarut dan zat
terlarut yang larut makadensitasnya semakin kecil.
10
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
11
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III. 1 Bahan
2. Abu Sekam
III. 2 Alat
1. Beaker glass
2. Gelas Ukur
3. Labu Ukur
4. Spatula
5. Kaca Arloji
6. Magnetic Stirrer
7. Neraca Analitik
8. Corong Kaca
9. Pipet
12
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
Pipet
Corong
Piknometer
Kertas Saring
13
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
5 4
Keterangaan:
1. Beaker Glass dan magnet yang dapat membuat larutan di dalam gelas beaker itu
berputar.
2. Pemanas, larutan yang berada di dalam beaker glass akan berputar di atas pemanas
tersebut.
3. Untuk mengatur cepat lambat nya perputaran magneticnya.
4. Tombol on off pemanas.
5. Tombol on off power heated magnetic stirrer.
14
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
III. 5 Prosedur
2. Masukkan pelarut NaOH ke dalam beaker glass dengan volume 180 ml, 190 ml,
200 ml, 210 ml dan 220 ml.
3. Timbang Abu Sekam dengan berat 3 gr dan masukkan ke dalam beaker glass yang
berisi pelarut secara perlahan-lahan.
5. Saring larutan, sehingga fase padat yang tersisa terpisahkan daengan fase cair.
15
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
BAB IV
Dalam percobaan ini kami menggunakan bahan Abu Sekam sebagai zat
terlarut (solute) dan larutan NaOH dengan konsentrasi 0,75 N sebagai pelarut
(solvent). Dengan berat Abu Sekam sebesar 3gr, dimana akan dilarutkan dengan
larutan NaOH 180 ml, 190 ml, 200 ml, 210 ml, 220 ml. Dengan menggunakan waktu
pengadukan selama 5 menit ,sehingga diperoleh data sebagai berikut:
16
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
Massa
Mass
Mass Abu
Volum a Abu
Konsentra gr /cm3 a Abu Seka %
e awal gr /cm3 Seka
si akhir Seka m Tak Recover
NaOH m
NaOH(N) m Larut y
(ml) Larut
(gr) (gram
(gr)
)
2,624 0,375 12,51
1,01072 1,02444
7 3
0,75 180 3
2,650 0,349 11,653
1,01554 1,0845
4 6
0,75 190 3
2,221 0,778 25,94
1,0058 1,02
9 1
0,75 200 3
2,340 0,659 21,99
0,995 1,0219
5 5
0,75 210 3
2,465 0,534 17,82
0,9922 1,0495
5 5
0,75 220 3
17
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
IV.3 Grafik
Grafik 1 : Hubungan antara Volume NaOH (ml) dengan Massa Abu Sekam Larut (gr)
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
Massa Abu Sekam Larut (gr) 0.4
0.3
0.2
0.1
0
175 180 185 190 195 200 205 210 215 220 225
30.00
25.00
20.00
% Recovery 15.00
10.00
5.00
0.00
175 180 185 190 195 200 205 210 215 220 225
18
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
IV.4 Pembahasan
Pada praktikum pelarutan padat cair digunakan bahan abu sekam dan
larutan NaOH, dengan berat abu sekam mula-mula adalah 3 gram dilarutkan pada
larutan NaOH dengan konsentrasi 0.75 N dengan volume yang berbeda-beda yakni
180 ml, 190 ml, 200 ml, 210 ml dan 220 ml. Proses pengadukan menggunakan
magnetic stirrer deangan waktu pengadukan 5 menit. Didapat pada berat abu sekam
awal 3 gram setelah dilakukan proses pelarutan pada volume 180 ml zat yang tidak
dapat larut 2,6247 gram. Berat abu sekam awal 3 gram setelah dilakukan proses
pelarutan pada volume 190 ml zat yang tidak dapat larut 2,6504 gram. Berat abu
sekam awal pada 3 gram setelah dilakukan proses pelarutan pada volume 200 ml zat
yang tidak dapat larut 2,2219 gram. Berat abu sekam awal 3 gram, setelah dilakukan
proses pelarutan pada volume 210 ml , zat yang tidak dapat larut 2,3405 gram. Berat
abu sekam awal 3 gram, setelah dilakukan proses pelarutan pada volume 220 ml, zat
yang tidak dapat larut 2,4655 gra m.
ml, 210 ml dan 220 ml. Pada volume 180 ml densitas awal yaitu 1,01072 gr /cm3
densitas akhirnya 1,02444 gr /cm 3 ; pada volume pelarut 190 ml densitas awalnya
yaitu 1,01554 gr /cm3 dan densitas akhirnya 1,0845 gr /cm 3 ; pada volume
pelarut 200 ml densitas awalnya 1,0058 gr /cm 3 dan densitas akhirnya 1,02
gr /cm3 ; pada volume pelarut 210 ml densitas awalnya 0,995 gr /cm3 dan
densitas akhirnya 1,0219 gr /cm 3 serta pada volume pelarut 220 ml densitas
awalnya adalah 0,9922 gr /cm 3 dan densitas akhirnya 1,0495 gr /cm 3 . Hasil
19
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
Dari grafik diatas dapat pula disimpulkan, zat padat yang dapat larut
tertinggi ada pada volume pelarut 200 ml dengan zat padat yang larut yaitu 0,7781
setelah itu grafik menunjukkan angka penurunan pada nilai zat padat yang terlarut.
Setelah itu pada grafik kedua menunjukkan bahwa persen recovery tertinggi juga ada
pada volume pelarut 200 ml yaitu 25,94 persen. Seharusnya semakin lama dengan
adanya kenaikan volume pelarut maka zat yang dapat larut semakin menunjukkan
penurunan karena laju pelarutannya yang semakin menurun namun dalam data
praktikum menunjukkan angka yang fluktatif dikarenakan kemungkinan adanya abu
sekam yang ikut terbawa pada filtrat serta proses penimbangan yang kurang teliti.
20
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
BAB IV
V.1 Kesimpulan
1. Semakin besar volume larutan yang digunakan, maka sedikit abu sekam yang
dapat larut.
2. Pada saat volume NaOH 200 ml dengan konsentrasi 0,75 N mempunyai nilai
tertinggi untuk abu yang sekam yang dapat larut yaitu 0,9981 gram.
3. Semakin banyak volume pelarut, maka densitasnya semakin kecil.
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan dapat memahami terlebih dahulu prosedur percobaan
yang akan dilakukan.
2. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatan, penimbangan
pada percobaan yang dilakukan.
3. Sebaiknya praktikan memperhatikan waktu untuk pengadukan untuk tiap
variable dengan tepat
21
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2017.Natrium Hidroksida.(id.wikipedia.org/wiki/Natrium_Hidroksida).
Diakses pada tanggal 17 April 2017 pukul 18.00 WIB.
22
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
APPENDIX
23
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK I
PROSES PELARUTAN PADAT CAIR
6. Menghitung %Terlarut
massa larut
%terlarut= 100
massa awal
Pada saat volume 180 ml
Massa larut = 0,3753 gram
Massa awal = 3 gram
0,3753 gram
%terlarut= 100 =12,51
3 gram
24