Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PROSES PEMBUATAN SABUN DALAM SKALA INDUSTRI


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Renita Manurung, M.T.

Disusun Oleh :

Kelompok 12

1. M. Fadhillah Juniansyah S 220405003

2. Nuraisah 220405004

3. Yolani Batubara 220405006

FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA TAHUN AJARAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat kesehatan
dan kesempatan, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan. Atas berkat dan rahmat–Nya kami dapat menyelesaikan makalah proses
pembuatan sabun dalam skala industri sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu Prof. Dr. Ir. Renita Manurung, M.T. pada mata kuliah
Oleokimia.

Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kesalahan dan kekurangannya, untuk itu kami memerlukan kritik
dan saran yang bermanfaat untuk lebih baik lagi dalam pembuatan makalah ini dimasa
mendatang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semakin menambah wawasan kita.

Medan, 18 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar Isi

Bab I Pembahasan .....................................................................................................................

1.1 Deskripsi Proses ....................................................................................................................

1.2 Diagram Proses .....................................................................................................................

1.3 Penjelasan Alat Proses ..........................................................................................................

Bab II Penutup ..........................................................................................................................

Kesimpulan ............................................................................................................................................
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Deskripsi Proses


1. Saponifikasi

Saponifikasi merupakan reaksi hidrolisis lemak atau minyak dengan menggunakan


basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam
lemak atau sabun. Untuk menghasilkan sabun yang keras digunakan NaOH sedangkan
untuk sabun cair digunakan KOH.

2. Pengeringan Sabun

Tujuan dilakukannya pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air pada sabun
dari 30% hingga 35% pada sabun murni menjadi 8% hingga 18% pada sabun butiran
dengan menggunakan vacum dryer.

3. Netralisasi Asam Lemak

Operasi sistem ini meliputi pemompaan reaktan melalui pemanasan terlebih dahulu
menuju turbodisperser dimana interaksi reaktan reaktan tersebut mengawali pembentukan
sabun murni.

4. Penyempurnaan Sabun

Pada proses pembuatan sabun batangan, sabun butiran dicampurkan dengan zat
pewarna, parfum, dan zat aditif lainnya kedalam mixer. Campuran sabun tersebut
kemudian digiling untuk mengubah campuran tersebut menjadi produk yang homogen,
selanjutnya diteruskan ke tahap pemotongan setelahnya memasuki tahap akhir yaitu
proses pembungkusan pengemasan dan penyusunan sabun.
1.2 Diagram Proses

1.3 Penjelasan Alat Proses


1. Blend Tank
Blend tank adalah sebuah tangki atau wadah yang digunakan untuk mencampur atau
mengaduk bahan-bahan secara homogen dalam suatu proses industri. Alat ini biasanya
digunakan dalam produksi makanan, minuman, farmasi, kimia, atau dalam berbagai
proses manufaktur. Blend tank memiliki berbagai macam komponen diantaranya tangki,
sistem pengaduk, sistem pemanas/pendingin, sistem pengontrol. Blend tank dapat
memiliki berbagai ukuran, mulai dari yang kecil untuk produksi batch hingga tangki
yang besar untuk produksi massal. Penggunaannya dapat disesuaikan dengan jenis bahan
dan skala produksi yang dibutuhkan dalam industri tertentu.

2. Hydrolyzer
Hydrolyzer adalah alat atau sistem yang digunakan untuk melakukan proses
hidrolisis, yaitu reaksi kimia di mana molekul-molekul besar dipecah menjadi
komponen-komponen yang lebih kecil dengan menggunakan air. Proses hidrolisis ini
sering digunakan dalam
berbagai industri untuk berbagai tujuan, termasuk dalam pembuatan produk kimia,
farmasi, industri makanan, dan energi. Dalam bidang tertentu, seperti dalam produksi
biofuel dari biomassa, hydrolyzer sering digunakan untuk merubah lignoselulosa menjadi
gula-gula sederhana seperti glukosa, yang dapat difermentasi menjadi bioetanol atau
bahan bakar lainnya. Proses hidrolisis dapat digunakan untuk berbagai hal, seperti
memecah polimer menjadi monomer, mengubah senyawa kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana, atau dalam produksi energi seperti dalam proses hidrolisis air
untuk menghasilkan hidrogen.

3. Evaporator
Evaporator adalah alat yang digunakan untuk menguapkan cairan dari suatu larutan
atau campuran zat. Proses ini dilakukan dengan memanaskan larutan untuk menguapkan
komponen cairnya sehingga meninggalkan zat padat atau konsentrat yang lebih kental.
Proses evaporasi sering kali digunakan untuk memperoleh konsentrat yang lebih kental
dari larutan dengan cara menghilangkan sebagian airnya. Hal ini memungkinkan
pengangkutan dan penyimpanan yang lebih efisien serta meningkatkan daya tahan
produk tersebut. Alat evaporator umumnya terdiri dari panas penghasil uap, tangki atau
ruang evaporasi, sistem pengaturan suhu dan tekanan, dan kondensor.

4. Flash Tank

Flash tank adalah komponen dalam sistem pengolahan panas yang digunakan untuk
memisahkan cairan dan uap yang terbentuk dari proses penurunan tekanan. Saat cairan
bertekanan tinggi secara tiba-tiba mengalami penurunan tekanan, sebagian cairan akan
berubah menjadi uap. Flash tank dirancang untuk menampung campuran cairan dan uap
yang terbentuk dari proses ini. Di dalam flash tank, karena terjadi penurunan tekanan,
komponen cairan dengan titik didih lebih rendah akan menguap, sementara yang
memiliki titik didih lebih tinggi akan tetap dalam bentuk cair. Hal ini memungkinkan
pemisahan komponen-komponen yang berbeda berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Flash tank sering digunakan dalam proses seperti dalam industri kimia, pengolahan
minyak, atau sistem turbin uap di pembangkit listrik. Fungsinya adalah untuk
memisahkan fase uap dan cair, sehingga cairan yang lebih berat dapat diambil atau
dialirkan ke proses selanjutnya sementara uap bisa digunakan untuk menghasilkan energi
atau dikondensasi kembali menjadi cairan.
5. Heat Exchanger

Heat exchanger adalah alat yang digunakan untuk mentransfer panas dari satu fluida
ke fluida lainnya tanpa mencampur keduanya secara fisik. Ini memungkinkan transfer
energi panas antara dua fluida yang memiliki suhu berbeda tanpa terjadi kontak langsung
di antara keduanya. Heat exchanger umumnya terdiri dari dua saluran yang terpisah, satu
untuk masing-masing fluida. Ada beberapa jenis heat exchanger, namun prinsip kerjanya
pada dasarnya sama, yaitu pertukaran panas antara dua fluida. Heat exchanger dapat
memiliki berbagai desain, termasuk tabung-shell (shell and tube), penukar panas plat
(plate heat exchanger), dan jenis-jenis lain yang disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi
tertentu. Prinsip kerjanya sangat penting dalam berbagai industri, dari proses
pendinginan atau pemanasan dalam sistem mekanis hingga aplikasi pada skala industri
yang lebih besar.

6. High Vacuum Still


High vacuum still merupakan alat yang digunakan dalam proses pemisahan zat cair
berdasarkan perbedaan titik didihnya pada tekanan vakum yang sangat tinggi. Proses ini
memanfaatkan perbedaan titik didih zat-zat tersebut di bawah tekanan vakum yang
rendah. Prinsip kerja dari high vacuum still mirip dengan distilasi, namun dilakukan pada
tekanan yang sangat rendah (vakum tinggi). Dengan menurunkan tekanan di dalam
sistem, titik didih zat cair dapat turun drastis,memungkinkan penguapan dan pemisahan
komponen- komponen yang memiliki titik didih yang berbeda,di mana pemisahan
komponen- komponen yang sensitif terhadap suhu atau reaksi kimia dapat dilakukan
dengan lebih efisien menggunakan tekanan vakum yang tinggi.

7. Condenser

Condensor (kondenser) adalah alat yang digunakan untuk mengubah uap menjadi
cairan dengan melakukan proses kondensasi. Ini terjadi dengan mendinginkan uap
sehingga mengembalikannya ke bentuk cairan. Fungsinya sangat penting dalam siklus
pendinginan dan pemulihan panas dalam berbagai proses, memungkinkan uap yang
dihasilkan kembali menjadi cairan yang dapat digunakan kembali atau dikumpulkan
sebagai produk akhir.
8. Distillate Receiver

Distillate receiver adalah bagian dari sistem distilasi yang digunakan untuk
mengumpulkan produk hasil distilasi, yang sering disebut sebagai distillate. Ini
merupakan alat yang menampung hasil penguapan atau distilasi yang terkumpul dari
proses distilasi. Biasanya, distillate receiver terhubung dengan kondensor atau bagian
lain dari sistem distilasi. Produk hasil distilasi seperti cairan yang menguap akan
dikondensasi menjadi cairan lagi di dalam kondensor, kemudian aliran cairan ini
dialirkan ke distillate receiver. Distillate receiver penting dalam proses distilasi karena
merupakan tempat terkumpulnya hasil akhir dari proses tersebut. Produk yang terkumpul
di dalamnya dapat digunakan sebagai bahan baku untuk proses selanjutnya atau dikirim
ke penyimpanan atau penggunaan yang sesuai dalam industri tertentu.

9. Mixer Neutralizer

Mixer neutralizer adalah perangkat atau alat yang digunakan dalam proses industri
kimia untuk melakukan reaksi netralisasi. Netralisasi adalah proses kimia di mana zat
asam dan zat basa dicampur untuk menghasilkan senyawa netral, sering kali air dan
garam. Proses netralisasi ini memungkinkan pengendalian pH dan menghasilkan produk
akhir yang aman atau lebih mudah untuk diproses dalam tahap selanjutnya dalam suatu
proses produksi atau untuk mengolah limbah kimia sebelum dibuaang.

10. High Pressure Pump


High pressure pump adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan tekanan tinggi
pada cairan. Alat ini mampu memompa cairan dengan tekanan yang jauh lebih tinggi dari
pompa biasa, biasanya untuk aplikasi khusus yang membutuhkan tekanan tinggi.
Contohnya, dalam industri minyak dan gas, high pressure pump digunakan untuk
memompa cairan seperti air atau bahan kimia ke dalam sumur minyak atau gas bumi
dengan tekanan tinggi untuk proses stimulasi sumur (seperti hidrofraktur) atau proses
produksi yang memerlukan tekanan tinggi.
BAB II
PENUTUP

Kesimpulan

Sabun ini dibuat dengan proses Saponifikasi untuk mereaksikan lemak atau minyak
dengan menggunakan basa kuat NaOH atau KOH. Setelah itu dilakukan pengeringan untuk
mengurangi kadar air pada sabun dari 30% hingga 35% pada sabun murni menjadi 8% hingga
18% pada sabun butiran dengan mengunakan vacuum dryer. Lalu di Netralisasi asam lemak
dengan memompa reaktan melalui pemanasan terlebih dahulu menuju turbodisperser. Setelah
itu ditambahkan campuran dengan zat pewarna, parfum, dan zat aditif lainnya ke dalam
mixer. Setelah semua tercampur, dilanjutkan pada proses penggilingan agar campuran
menjadi produk yang homogen. Selanjutnya diteruskan ke tahap pemotongan setelahnya
memasuki tahap akhir yaitu proses pembungkusan pengemasan dan penyusunan sabun.

Anda mungkin juga menyukai