Anda di halaman 1dari 30

PRAKTIKUM SATUAN OPERASI

EVAPORATOR DAN DISTILASI

Disusun oleh :

1. Alda Pramaesti (0615 4041 1546)


2. Ali Satria Wijaya (0615 4041 1547)
3. Ariska Sapni Putri (0615 4041 1548)
4. Daud Ifadah (0615 4041 1549)
5. Devi Triana (0615 4041 1551)
6. Efransyah (0615 4041 1552)
7. Fathona Saptara (0615 4041 1553)
8. Fatma Cahyani (0615 4041 1554)
9. Herlifia (0615 4041 1555)
10. Nurul Komariah (0615 4041 1563)

Kelas : 7 EG.A
Dosen Pengampu : Ibnu Hajar, S.T.,M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah Satuan Operasi yang berjudul “Evaporator dan Distilasi”.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai peralatan evaporasi, jenis
– jenis evaporator, prinsip kerja evaporator dan sebagainya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Palembang, Desember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 2

2.1 Pengertian Evaporator ................................................................................... 2

2.2 Proses Evaporasi ........................................................................................... 3

2.3 Prinsip Kerja Evaporator ............................................................................... 5

2.4 Tipe – Tipe Evaporator ................................................................................. 6

2.4.1 Tipe evaporator berdasarkan banyak proses .......................................... 6

2.4.2 Tipe evaporator berdasarkan bentuknya ................................................ 8

2.4.3 Tipe evaporator berdasarkan metode pemanasan ................................ 12

2.5 Aplikasi Evaporator .................................................................................... 13

2.6 Pengertian Distilasi .................................................................................... 13

2.7 Pembagian Distilasi..................................................................................... 13

2.8 Contoh Penerapan Distilasi ......................................................................... 20

2.5 Data Pengamatan ......................................................................................... 21

2.5 Kurva Baku ................................................................................................. 22

2.5 Diagram Alir Distilasi ................................................................................. 22

2.5 Diagram Alir Evaporator............................................................................. 23

BAB 3 PENUTUP................................................................................................ 24

iii
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Evaporator Efek Tunggal ...................................................................... 6


Gambar 2. Evaporator Efek Ganda ......................................................................... 7
Gambar 3. Falling Film Evaporator ........................................................................ 9
Gambar 4. Gambar Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator ..................... 10
Gambar 5. Plate Evaporator .................................................................................. 10
Gambar 6. Multi-effect Evaporator ....................................................................... 12
Gambar 7. Submerged combustion evaporator ..................................................... 12

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk membuat garam
dengan cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari dan angin.Evaporasi
adalah salah satu kaedah utama dalam industri kimia untuk memekatkan larutan
yang encer. Pengertian umum dari evaporasi ini adalah menghilangkan air dari
larutan dengan mendidihkan larutan di dalam tabung yang sesuai yang disebut
evaporator. Evaporasi bertujuan untuk memekatkan larutan yang terdiri dari
zat terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap.
Evaporator adalah alat yang banyak digunakan dalam industri kimia untuk
memekatkan suatu larutan. Terdapat banyak tipe evaporator yang dapat digunakan
dalam industri kimia. Umumnya evaporator dioperasikan pada kondisi vakum
untuk menurunkan temperatur didih larutan. Cara lain untuk menurunkan
temperatur didih larutan adalah dengan mengalirkan gas inert (udara) panas yang
berfungsi untuk menurunkan tekanan parsial uap, sehingga menurunkan
temperatur didih larutan. Hal ini menggantikan prinsip evaporasi secara vakum
yang memungkinkan penguapan dengan temperatur rendah. Namun system
vakum memerlukan biaya tinggi, ada cara lain untuk menurunkan temperatur
penguapan yaitu dengan cara menurunkan tekanan parsial uap air didalam fase gas
dengan cara pengaliran udara.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana prinsip kerja evaporator serta pengaplikasiannya ?
b. Apa saja jenis – jenis evaporator ?

1.3 Tujuan
a. Membahas dan mempelajari prinsip kerja evaporator serta
pengaplikasiannya,
b. Membahas dan mempelajari jenis – jenis evaporator.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Evaporator


Evaporator adalah alat industri untuk memekatkan larutan dengan jalan
menguapkan pelarutnya. Jadi hasil utamanya adalah cairan dengan konsentrasi
yang lebih pekat. Evaporator melibatkan peristiwa transfer massa, yaitu dengan
adanya perpindahan massa dari fasa cair ke uap pada peristiwa penguapan pelarut,
dan transfer panas, yaitu adanya energi panas yang diperlukan untuk menguapkan
pelarut. Sumber panas yang biasa digunakan adalah uap air (steam).
Evaporator berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah
pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai
dua prinsip dasar, yaitu untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang
terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu
penukar panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu
menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke
dalam kondensor (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya.
Hasil dari evaporator (produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa
padatan atau larutan berkonsentrasi.
Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa komponen
volatile (mudah menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia
dan industri makanan. Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari
air asin jenuh (merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam evaporator.
Evaporator mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di dalam
evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan
garamnya. Pada sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari
penyerapan panas oleh cairan pendingin yang menguap dengan cepat
(penguapan membutuhkan energi panas). Evaporator juga digunakan untuk
memproduksi air minum, memisahkannya dari air laut atau zat kontaminasi
lain.

2
2.2 Proses Evaporasi
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut
sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
Tujuan dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari
zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam
kebanyakan proses evaporasi , pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan
pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat
cair yang sangat viskos, dan bukan zat padat. Begitu pula, evaporasi berbeda
dengan distilasi, karena disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan walaupun
uap itu merupakan campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk
memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat
itulah yang merupakan produk yang berharga dan uapnya biasanya
dikondensasikan dan dibuang.
Proses evaporasi terdiri dari dua peristiwa yang berlangsung :
1. Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di permukaan
tanah, nilai ini tergantung dari tenaga yang tersimpan.
2. Vertikal vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang kenyang dengan uap
air dari interface ke uap (atmosfer bebas).
Besar kecilnya penguapan dari permukaan air bebas dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
a. Kelembaban udara (semakin lembab semakin kecil penguapannya)
b. Tekanan udara
c. Kedalaman dan luas permukaan, semakin luas semakin besar penguapannya
d. Kualitas air, semakin banyak unsur kimia, biologi dan fisika, penguapan
semakin kecil.
e. Kecepatan angin
f. Topografi, semakin tinggi daerah semakin dingin dan penguapan semakin
kecil
g. Sinar matahari
h. Temparatur
Perbedaan evaporasi dengan proses lain adalah:
- Evaporasi dengan pengeringan

3
Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa
penguapan adalah zat cair – kadang-kadang zat cair yang sangat viskos –
dan bukan zat padat. Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi cairan yang
diuapkan dalam kuantitas relatif banyak, sedangkan pada pengeringan sedikit.
- Evaporasi dengan distilasi

Evaporasi berbeda pula dari distilasi, karena uapnya biasa dalam komponen
tunggal, dan walaupun uap itu dalam bentuk campuran, dalam proses evaporasi
ini tidak ada usaha unutk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Selain itu,
evaporasi biasanya digunakan untuk menghilangkan pelarut-pelarut volatil, seperti
air, dari pengotor nonvolatil. Contoh pengotor nonvolatil seperti lumpur dan
limbah radioaktif. Sedangkan distilasi digunakan untuk pemisahan bahan-bahan
nonvolatil.
- Evaporasi dengan kristalisasi

Evaporasi lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan larutan dan bukan
pembuatan zat padat atau kristal. Evaporasi hanya menghasilkan lumpur kristal
dalam larutan induk (mother liquor). Evaporasi secara luas biasanya digunakan
untuk mengurangi volume cairan atau slurry atau untuk mendapatkan
kembali pelarut pada recycle. Cara ini biasanya menjadikan konsentrasi
padatan dalam liquid semakin besar sehingga terbentuk kristal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan evaporasi antara lain:
1. Suhu; walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu titik didihnya,
namun prosesnya akan cepat terjadi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi.
Hal ini terjadi karena evaporasi menyerap kalor laten dari sekelilingnya.
Dengan demikian, semakin hangat suhu sekeliling semakin banyak jumlah
kalor yang terserap untuk mempercepat evaporasi.
2. Kelembapan udara; jika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar
kering. Semakin kering udara (sedikitnya kandungan uap air di dalam udara)
semakin cepat evaporasi terjadi. Contohnya, tetesan air yang berada di
kepingan gelas di ruang terbuka lebih cepat terevaporasi lebih cepat daripada
tetesan air di dalam botol gelas. Hal ini menjelaskan mengapa pakaian lebih
cepat kering di daerah kelembapan udaranya rendah.
3. Tekanan; semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi

4
terjadi. Pada tetesan air yang berada di gelas botol yang udaranya telah
dikosongkan (tekanan udara berkurang), maka akan cepat terevaporasi.
4. Gerakan udara; pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang
yang sirkulasi udara atau angin lancar karena membantu pergerakan molekul
air. Hal ini sama saja dengan mengurangi kelembapan udara.
5. Sifat cairan; cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih
cepat daripada cairan yang titik didihnya besar. Contoh, raksa dengan titik
didih 357°C lebih susah terevapporasi daripada eter yang titik didihnya
35°C.

2.3 Prinsip Kerja Evaporator


Evaporator adalah alat untuk mengevaporasi larutan sehingga prinsip
kerjanya merupakan prinsip kerja atau cara kerja dari evaporasi itu sendiri.
Prinsip kerjanya dengan penambahan kalor atau panas untuk memekatkan
suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki titik didih tinggi dan
zat pelarut yang memiliki titik didih lebih rendah sehingga dihasilkan larutan
yang lebih pekat serta memiliki konsentrasi yang tinggi.
Pada dasarnya prinsip kerja evaporator adalah :
1. Pemekatan larutan didasarkan pada perbedaan titik didih yang sangat besar
antara zat-zatnya.
2. Titik didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan.
3. Dijalankan pada suhu yang lebih rendah dari titik didih normal.
4. Titik didih cairan yang mengandung zat tidak mudah menguap
(misalnya: gula) akan tergantung tekanan dan kadar zat tersebut.
5. Beda titik didih larutan dan titik didih cairan murni disebut Kenaikan titik
didih (boiling).
Proses evaporasi dengan skala komersial di dalam industri kimia dilakukan
dengan peralatan yang namanya evaporator. Ada empat komponen dasar yang
dibutuhkan dalam evaporasi yaitu : Evaporator, kondensor , injeksi uap, dan
perangkap uap.
1. Kondensor
Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger)

5
yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida. Kondensor berfungsi untuk
mengubah uap menjadi air. Prinsip kerja Kondensor proses perubahannya
dilakukan dengan cara mengalirkan uap ke dalam suatu ruangan yang berisi
pipa-pipa (tubes). Uap mengalir di luar pipa-pipa (shell side) sedangkan air
sebagai pendingin mengalir di dalam pipa-pipa (tube side).
2. Injeksi uap
3. Perangkap uap
Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut
pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang
konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi biasanya
hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran
umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan komponen-
komponennya.

2.4 Tipe – Tipe Evaporator


2.4.1 Tipe evaporator berdasarkan banyak proses
Berdasarkan banyaknya proses, evaporator di bedakan menjadi bebeberapa tipe,
yaitu :
a. Evaporator efek tunggal (single effect)
Evaporator efek tunggal merupakan evaporator dengan produk hanya
melalui satu buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas permukaan
pindah panas.

Gambar 1. Evaporator Efek Tunggal

6
b. Evaporator efek ganda

Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga, empat atau
lebih dalam sekali proses, inilah yang disebut dengan evaporator efek
majemuk. Penggunaan evaporator efek majemuk berprinsip pada
penggunaan uap yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya.
Tujuan penggunaan evaporator efek majemuk adalah untuk menghemat
panas secara keseluruhan, hingga akhirnya dapat mengurangi ongkos produksi.
Keuntungan evaporator efek majemuk adalah merupakan penghematan yaitu
dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat penguapan untuk memberikan
panas pada alat penguapan lain dan dengan memadatkan kembali uap
tersebut. Apabila dibandingkan antara alat penguapan n-efek, kebutuhan uap
diperkirakan 1/n kali, dan permukaan pindah panas berukuran n-kali dari pada
yang dibutuhkan untuk alat penguapan berefek tunggal, untuk pekerjaan yang
sama.

Gambar 2. Evaporator Efek Ganda

7
2.4.2 Tipe evaporator berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya, evaporator tebagi menjadi :
a. Evaporator Sirkulasi Alami/paksa

Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi yang


terjadi akibat perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada evaporator
tabung, saat air mulai mendidih, maka buih air akan naik ke permukaan dan
memulai sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air di bagian
atas dari tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari perbedaan temperatur
uap dengan larutan. Sering kali pendidihan mengakibatkan sistem kering, Untuk
menghidari hal ini dapat digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan
pompa untuk meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak
terjadi.

b. Falling Film Evaporator

Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi dengan
jaket uap (steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat penting. Larutan
masuk dan memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang menurun. Kecepatan
gerakan larutan akan mempengaruhi karakteristik medium pemanas yag juga
mengalir menurun. Tipe ini cocok untuk menangani larutan kental sehingga sering
digunakan untuk industri kimia, makanan, dan fermentasi.
Cara kerjanya yaitu cairan yang akan dipekatkan dimasukkan dari bagian
atas kolom yang kemudian mengalir kebawah bagian tube yang telah dipanaskan,
(besarnya tube 1 2-10o diameter). Pada bagian bawah dilengkapi pompa untuik
mensirkulasi cairan keatas guna mendapatkan konsentrasi yang diinginkan.
Problem utama alat ini adalah bagaiman kita dapat mendistribusikan liquid secara
merata ke tube bagian dalam sebagai film.
Dalam hal ini kita bisa memasang :
• Plate yang berlubang pada bagian atas tube
• Spider distributor pada masing-masing tube
• Spray nozzle pada masing-masing tube.

8
Gambar 3. Falling Film Evaporator

c. Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator

Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung dengan


sumber panas berasal dari luar tabung (biasanya uap). Buih air akan timbul dan
menimbulkan sirkulasi. Proses :
Long vertikal tube evaporator (kestner evaporator) dengan sirkulasi alam
(natural circulation) dimana liquida masuk kedalam tube dan steam mengalir
diluarnya (dalam steam chest) liquida yang masuk tube tingginya tidak lebih dari
2 atau 3 ft diatas dasar tube. Setelagh mengalami pendidihan maka kecepatan
liquida didalam akan tinggi,sehingga pada vapor head dipasang buffle (deflektor)
untuk mencegah buih atau busa yang terjadi. Pada alat ini dipasang reflux untuk
mempertinggi ukuran tube. 1 1/4 - 2 1/2 inc diameter. 10 – 20 ft panjang.
Tube panjang gunanya:
- Memperlancar konduksi panas
- Memperbesar kecepatan aliran liquida dalam tube hingga tidak
terjadikristalisasi dalam tube.

9
Alat ini cocok untuk cairan atau larutan yang berbusa dan sensitive pada
panas,dan tidak cocok untuk larutan yang membentuk salting (garam).

Gambar 4. Gambar Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator

d. Plate Evaporator

Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata


dan ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di antara
plate. Uap mengalir secara co-current dan counter current terhadap larutan.
Larutan dan uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan disalurkan ke
condenser. Eveporator jenis ini sering dipakai pada industri susu dan fermntasi
karena fleksibilitas ruangan. Tidak efektif untuk larutan kental dan padatan.

Gambar 5. Plate Evaporator

10
Keterangan:
A = Product
B = Concentrate
C = Condensate
D = Heating steam
E = Vapour
1 = Main separator
2 = Pre-separator
3 = Plate calandria

e. Multi-effect Evaporator

Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap berikutnya.


Semakin banyak tahap maka semakin rendah konsumsi energinya. Biasanya
maksimal terdiri dari tujuh tahap, bila lebih seringkali ditemui biaya pembuatan
melebihi penghematan energi. Ada dua tipe aliran, aliran maju dimana larutan
masuk dari tahap paling panas ke yang lebih rendah, dan aliran mundur yang
merupakan kebalikan dari aliran maju. Cocok untuk menangani produk yang
sensitive terhadap panas seperti enzim dan protein.
Multi-effect Evaporator adalah peralatan dimana uap dari sumber luar
dikondensasikan dalam elemen pemanas efek pertama. Suhu mendidih di mana
efek pertama beroperasi cukup tinggi sehingga air menguap dapat berfungsi
sebagai media pemanas untuk efek kedua. Uap tersebut sehingga terbentuk
kemudian dikirim ke kondensor jika itu adalah evaporator efek ganda. Umpan
untuk evaporator jenis multi-efek ini umumnya ditransfer dari satu efek yang lain.
Hal ini menyebabkan konsentrasi produk utama untuk mencapai hanya dalam
efek salah satu evaporator.
Dalam operasi mundur, umpan mentah memasuki efek (paling dingin) lalu
dan pulang dari efek ini menjadi umpan untuk selanjutnya untuk efek terakhir.
Teknik evaporations menguntungkan, dalam hal pakan dingin, sebagai cairan
apalagi harus dipanaskan ke suhu yang lebih tinggi yang ada diefek awal.
Prosedur ini juga digunakan jika produk kental dan suhu tinggi diperlukan untuk
menjaga viskositas cukup rendah untuk menghasilkan koefisien perpindahan
panas yang baik. Jadi kesimpulannya adalah alat ini bekerja tidak secara perlahan

11
karena arah steam dan feed saling bersinggungan, sehingga steam pada alat ini
memiliki viskositas yang lebih tinggi dan pada saat dipanaskan pada suhu yang
lebih tinggi di efek awal, bahan tidak harus keluar pada proses akhir, tapi keluar
di tengah-tengah proses.

Gambar 6. Multi-effect Evaporator

2.4.3 Tipe evaporator berdasarkan metode pemanasan


a. Submerged combustion evaporator
Submerged combustion evaporator adalah evaporator yang dipanaskan oleh
api yang menyala di bawah permukaan cairan, dimana gas yang panas
bergelembung melewati cairan.

Gambar 7. Submerged combustion evaporator

12
b. Direct fired evaporator

Direct fired evaporator adalah evaporator dengan pengapian langsung


dimana api dan pembakaran gas dipisahkan dari cairan mendidih lewat dinding
besi atau permukaan untuk memanaskan.

c. Steam heated evaporator

Steam heated evaporator adalah evaporator dengan pemanasan stem dimana


uap atau uap lain yang dapat dikondensasi adalah sumber panas dimana uap
terkondensasi di satu sisi dari permukaan pemanas dan panas ditranmisi lewat
dinding ke cairan yang mendidih.

2.5 Aplikasi Evaporator


Bahan-bahan dari evaporator antrara lain digunakan pada pabrik gula,
pabrik garam, industri bahan kimia, industri makanan dan minuman, dan kilang
minyak. Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk membuat garam
dengan cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari dan angin.
Kegunaan utama dari evaporator adalah menguapkan air pada larutan sehingga
larutan memiliki konsentrasi tertentu.
Pada industri makanan dan minuman, agar memiliki mutu yang sama pada
jangka waktu yang lama, dibutuhkan evaporasi. Misalnya untuk pengawetan
adalah pembuatan susu kental manis.
Evaporasi merupakan satu unit operasi yang penting dan biasa dipakai
dalam industri kimia dan mineral, misalnya industri aluminium dan gula.
Evaporator juga digunakan untuk mengolah limbah radioaktif cair. Kegunaan
lainnya adalah mendaur ulang pelarut mahal seperti hexane ataupun sodium
hydroxide pada kraft pulping bisa juga untuk menguapkan limbah agar proses
penanganan limbah lebih murah. Contoh- contoh Operasi Evaporasi dalam
Industri Kimia lainnya yaitu : Pemekatan larutan NaOH, Pemekatan larutan
KNO3, Pemekatan larutan NaCL, Pemekatan larutan nitrat dan lain-lain.

13
2.6 Pengetian Distilasi

Gambar 8. Alat Distilasi Sederhana

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia


berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan
atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik
didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap
ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori
bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum
Dalton.
Destilasi juga bisa dikatakan sebagai proses pemisahan komponen yang
ditujukan untuk memisahkan pelarut dan komponen pelarutnya. Hasil destilasi
disebut destilat dan sisanya disebut residu. Jika hasil destilasinya berupa air, maka
disebut sebagai aquadestilata (disingkat aquades). Tujuan dari destilasi adalah
memisahkan molekul air murni dari kontaminan yang punya titik didih lebih
tinggi dari air.

14
Pada suatu peralatan destilasi umumnya terdiri dari suatu kolom atau tray,
reboiler (pemanas), kondenser, Drum reflux, pompa, dan packed. Prinsip dari
proses ini adalah campuran yang akan dipisahkan, dimasukkan dalam alat
destilasi. Di bagian bawah alat terdapat pemanas yang berfungsi untuk
menguapkan campuran yang ada. Uap yang terbentuk akan mengalir ke atas dan
bertemu cairan (destilat) di atas. Zat-zat bertitik didih rendah dalam cairan akan
teruapkan dan mengalir ke atas, sedangkan zat-zat bertitik didih tinggi dalam uap
akan kembali mengembun dan mengikuti aliran cairan ke bawah.

2.7 Pembagian Distilasi


a) Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Distilasi kontinyu
Disebut distilasi kontinyu jika prosesnya berlangsung terus
menerus. Ada aliran bahan masuk sekaligus aliran bahan keluar.
2. Distilasi batch
Disebut distilasi batch jika dilakukan satu kali proses, yakni bahan
dimasukkan dalam peralatan, diproses kemudian diambil hasilnya
(distilat dan residu).

b) Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu:


1. Distilasi atmosferis ( 0,4-5,5 atm mutlak )
Destilasi atmosferis merupakan proses distilasi yang mana tekanan
operasinya adalah tekanan atmosferis (1 atm) atau sedikit di atas
tekanan atmosferis. Destilasi atmosferik bertujuan untuk memisahkan
fraksi yang terkandung dari komponen yang akan dipisahkan pada
tekanan atmosfer. Dari pemanasan awal suhu tidak boleh terlalu
tinggi. Jika destilasi yang terjadi pada kondisi bertekanan atmosfer,
maka titik didih dari larutan yang akan didistilasi sama dengan titik
didih larutan tersebut di atmosfer. Contoh unit proses yang
menggunakan proses destilasi atmosferis ini adalah pada Crude
Distilling Unit (CDU).

15
2. Distilasi vakum ( ≤ 300 mmHg pada bagian atas kolom )
Destilasi vakum adalah destilasi yang tekanan operasinya 0,4 atm (
≤ 300 mmHg absolut ). Proses destillasi dengan tekanan dibawah
tekanan atmosfer. Prinsip dari destilasi vakum ini yaitu dengan cara
menurunkan tekanan diatas permukaan cairan dengan bantuan pompa
vakum, maka cairan yang didestilasi akan mudah menguap, karena
cairan ini akan mendidih dibawah titik didih normalnya. Hal ini sangat
menguntungkan untuk mendestilasi campuran yang senyawaan
penyusunnya mudah rusak atau terurai pada titik didihnya atau untuk
menguapkan campuran yang sangat pekat karena penguapannya tidak
memerlukan panas yang tinggi. Produk-produk yang dihasilkan pada
destilasi vakum antara lain :
1. Produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ),
2. Produk Light Vacum Sloop ( LVS ),
3. Produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO ),
4. Produk Parafine Oil Distillate ( POD ),
5. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue.

3. Distilasi tekanan
Destilasi tekanan merupakan proses pemisahan komponen dari
campurannya dengan menggunakan panas / steam sebagai tenaga pemisah,
dimana tenaga yang digunakan adalah tekanan tinggi.

c) Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu:


1. Destilasi system biner
Teori dasar destilasi biner :
 Jika suatu campuran biner pada suasana liquid dipanaskan pada
tekanan konstant , maka pada saat tekanan uap yang dihasilkan
campuran tersebut sama dengan tekanan sistem, maka akan terjadi
kondisi didih, kondisi ini disebut titik didih (bubble point).
 Jika campuran berada pada fasa uap didinginkan, maka pada kondisi
tekanan uap pada campuran tersebut sama dengan tekanan sistem,

16
maka campuran tersebut akan mengembun. Kondisi ini disebut titik
embun (dew point).
2. Destilasi system multi komponen
Perhitungan destilasi multi komponen lebih rumit dibandingkan
dengan perhitungan destilasi biner karena tidak adapat digunakan secara
grafis. Dasar perhitungannya adalah penyelesaian persamaan-persamaan
neraca massa, neraca energi dan kesetimbangan secara simultan. Bila
destilasi melibatkan C komponen dengan N buah tahap kesetimbangan
maka jumlah persamaan yang terlibat dalam perhitungan adalah N × C
persamaan neraca massa, N × C relasi kesetimbangan dan N persamaan
neraca energi. Perhitungan destilasi multi komponen dilakukan dengan 2
tahap :
a) Perhitungan awal, dilakukan dengan metode pintas ( Shortcut
Calculation ). Perhitungan awal digunakan untuk analisis kualitatif
dari suatu kolom distilasi atau perhitungan awal rancangan dengan
tujuan :
 Memperkirakan komposisi produk atas dan bawah
 Tekanan system
 Jumlah tahap kesetimbangan
 Lokasi umpan masuk
b) Perhitungan tahap demi tahap dilakukan dengan metode eksak
yang merupakan penyelesaian banyak persamaan aljabar :
 Metode sederhana dengan kalkulator
 Metode MESH dengan program computer

d) Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :


1. Single-stage Distillation
Single stage distillation biasa juga disebut dengan flash
vaporization atau equilibrium distillation, dimana campuran cairan
diuapkan secara parsial. Pada keadaan setimbang, uap yang dihasilkan
bercampur dengan cairan yang tersisa, namun pada akhirnya uap tersebut

17
akan dipisahkan dari kolom seperti juga fase cair yang tersisa. Destilasi
jenis ini dapat dilakukan dalam kondisi batch maupun kontinyu.
2. Multi stage Distillation
Multi stage distillation adalah proses penyuling air laut dengan
berkedip sebagian air menjadi uap dalam beberapa tahapan dasar penukar
panas lawan. Multi stage distillation memproduksi sekitar 60% dari
seluruh air desalinated di dunia.

Secara umum distilasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Destilasi sederhana
Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang
tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup
besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu.
Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya
air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini
antara lain, labu destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor
leibig, konektor/klem, statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan
kasa.

2. Destilasi bertingkat ( fraksional )


Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam
bagian-bagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang
selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan untuk destilasi
ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair
dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah
dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan.
Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-
senyawa dari suatu campuran yang komponen-komponennya memiliki
perbedaan titik didih relatif kecil. Destilasi ini digunakan untuk
memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll.
Pada proses destilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang dipasang
pada labu destilasi.

18
Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap
campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama / tidak begitu
berbeda. Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi
menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau
senyawa yang titik didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya
mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa yang titik
didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga titik didihnya maka
senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu destilasi, yang
akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga titik
didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan
turun/menetes sebagai destilat.
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih
yang berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya
saja memiliki kondensor yang lebih banya sehingga mampu memisahkan
dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada
proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, kerena
melewati kondensor yang banyak.

3. Destilasi azeotrop
Distilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran
azeotrop (campuran campuran dua atau lebih komponen yang sulit di
pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat
memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi
tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui
distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang
dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya.
Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant boiling mixture
karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut
dididihkan.

19
4. Refluks / destruksi
Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam –macam
destilasi walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk
mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi
jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa
organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi
biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun
hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat,
dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara
refluks.
5. Destilasi kering
Distilasi kering adalah suatu metoda pemisahan-pemisahan zat-zat
kimia. Dalam proses distilasi kering, bahan padat dipanaskan sehingga
menghasilkan produk-produk berupa cairan atau gas (yang dapat
berkondensasi menjadi padatan). Produk-produk tersebut disaring, dan
pada saat yang bersamaan mereka berkondensasi dan dikumpulkan.
Distilasi kering biasanya membutuhkan suhu yang lebih tinggi
dibanding distilasi biasa.

2.8 Contoh Penerapan Distilasi


Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah
pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus
seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi
menjadi komponen-komponen sepertioksigen untuk penggunaan medis
dan helium untuk pengisi balon. Distilasi juga telah digunakan sejak lama
untuk pemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan
hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.

20
2.9 Data Pengamatan

Tabel 1. Data Pengamatan Indeks Bias Etanol


Air Etanol Indeks Bias

10 0,0 1,3320

9,5 0,5 1,3315

9,0 1,0 1,3318

8,5 1,5 1,3323

8,0 2,0 1,3325

7,5 2,5 1,3330

7,0 3,0 1,3320

6,5 3,5 1,3330

6,0 4,0 1,3340

5,5 4,5 1,3350

5,0 5,0 1,3341

4,5 5,5 1,3350

4,0 6,0 1,3352

3,5 6,5 1,3353

3,0 7,0 1,3355

2,5 7,5 1,3365

2,5 8,0 1,3370

2,0 8,5 1,3375

1,5 9,0 1,3380

0,5 9,5 1,3390

0,0 10,0 1,3400

21
2.10 Kurva Baku

Kurva Baku Ethanol vs Air


1.3420
y = 0.0008x + 1.3309
1.3400 R² = 0.9385
Indeks Bias

1.3380

1.3360
Indeks Bias
1.3340 Linear (Indeks Bias)

1.3320

1.3300
0.0 5.0 10.0 15.0

Fraksi Mol Ethanol

2.11 Diagram Alir Distilasi

Gambar 9. Diagram Alir Distilasi

22
2.12 Diagram Alir Evaporator

Gambar 10. Diagram Alir Evaporator

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
2. Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
3. Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Prinsip kerja dari evaporator itu
sendiri dengan penambahan kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan
yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki titik didih tinggi dan zat pelarut
yang memiliki titik didih lebih rendah sehingga dihasilkan larutan yang lebih
pekat serta memiliki konsentrasi yang tinggi.
4. Aplikasi dari evaporator antrara lain digunakan pada pabrik gula, pabrik,
garam, industri bahan kimia, industri makanan dan minuman, dan kilang
minyak.
5. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan
6. Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah
pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus
seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll.

24
DAFTAR PUSTAKA

Sinulingga,Nelson. Makalah Evaporasi. Online


(https://www.academia.edu/22202425/EVAPORASI). Di akses pada 18
Desember 2018. Politeknik Teknologi Kimia Industri.

Nur Rahmawati, Desi. 2015. Makalah Evaporasi. Online.


(https://www.scribd.com/document/269839635/MAKALAH-EVAPORASI-
mpip) Universitas Pasundan; Bandung.

25

Anda mungkin juga menyukai