Disusun oleh :
Kelas : 7 EG.A
Dosen Pengampu : Ibnu Hajar, S.T.,M.T
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah Satuan Operasi yang berjudul “Evaporator dan Distilasi”.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai peralatan evaporasi, jenis
– jenis evaporator, prinsip kerja evaporator dan sebagainya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 3 PENUTUP................................................................................................ 24
iii
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 24
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Membahas dan mempelajari prinsip kerja evaporator serta
pengaplikasiannya,
b. Membahas dan mempelajari jenis – jenis evaporator.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.2 Proses Evaporasi
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut
sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
Tujuan dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari
zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam
kebanyakan proses evaporasi , pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan
pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat
cair yang sangat viskos, dan bukan zat padat. Begitu pula, evaporasi berbeda
dengan distilasi, karena disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan walaupun
uap itu merupakan campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk
memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat
itulah yang merupakan produk yang berharga dan uapnya biasanya
dikondensasikan dan dibuang.
Proses evaporasi terdiri dari dua peristiwa yang berlangsung :
1. Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di permukaan
tanah, nilai ini tergantung dari tenaga yang tersimpan.
2. Vertikal vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang kenyang dengan uap
air dari interface ke uap (atmosfer bebas).
Besar kecilnya penguapan dari permukaan air bebas dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
a. Kelembaban udara (semakin lembab semakin kecil penguapannya)
b. Tekanan udara
c. Kedalaman dan luas permukaan, semakin luas semakin besar penguapannya
d. Kualitas air, semakin banyak unsur kimia, biologi dan fisika, penguapan
semakin kecil.
e. Kecepatan angin
f. Topografi, semakin tinggi daerah semakin dingin dan penguapan semakin
kecil
g. Sinar matahari
h. Temparatur
Perbedaan evaporasi dengan proses lain adalah:
- Evaporasi dengan pengeringan
3
Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa
penguapan adalah zat cair – kadang-kadang zat cair yang sangat viskos –
dan bukan zat padat. Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi cairan yang
diuapkan dalam kuantitas relatif banyak, sedangkan pada pengeringan sedikit.
- Evaporasi dengan distilasi
Evaporasi berbeda pula dari distilasi, karena uapnya biasa dalam komponen
tunggal, dan walaupun uap itu dalam bentuk campuran, dalam proses evaporasi
ini tidak ada usaha unutk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Selain itu,
evaporasi biasanya digunakan untuk menghilangkan pelarut-pelarut volatil, seperti
air, dari pengotor nonvolatil. Contoh pengotor nonvolatil seperti lumpur dan
limbah radioaktif. Sedangkan distilasi digunakan untuk pemisahan bahan-bahan
nonvolatil.
- Evaporasi dengan kristalisasi
Evaporasi lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan larutan dan bukan
pembuatan zat padat atau kristal. Evaporasi hanya menghasilkan lumpur kristal
dalam larutan induk (mother liquor). Evaporasi secara luas biasanya digunakan
untuk mengurangi volume cairan atau slurry atau untuk mendapatkan
kembali pelarut pada recycle. Cara ini biasanya menjadikan konsentrasi
padatan dalam liquid semakin besar sehingga terbentuk kristal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan evaporasi antara lain:
1. Suhu; walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu titik didihnya,
namun prosesnya akan cepat terjadi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi.
Hal ini terjadi karena evaporasi menyerap kalor laten dari sekelilingnya.
Dengan demikian, semakin hangat suhu sekeliling semakin banyak jumlah
kalor yang terserap untuk mempercepat evaporasi.
2. Kelembapan udara; jika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar
kering. Semakin kering udara (sedikitnya kandungan uap air di dalam udara)
semakin cepat evaporasi terjadi. Contohnya, tetesan air yang berada di
kepingan gelas di ruang terbuka lebih cepat terevaporasi lebih cepat daripada
tetesan air di dalam botol gelas. Hal ini menjelaskan mengapa pakaian lebih
cepat kering di daerah kelembapan udaranya rendah.
3. Tekanan; semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi
4
terjadi. Pada tetesan air yang berada di gelas botol yang udaranya telah
dikosongkan (tekanan udara berkurang), maka akan cepat terevaporasi.
4. Gerakan udara; pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang
yang sirkulasi udara atau angin lancar karena membantu pergerakan molekul
air. Hal ini sama saja dengan mengurangi kelembapan udara.
5. Sifat cairan; cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih
cepat daripada cairan yang titik didihnya besar. Contoh, raksa dengan titik
didih 357°C lebih susah terevapporasi daripada eter yang titik didihnya
35°C.
5
yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida. Kondensor berfungsi untuk
mengubah uap menjadi air. Prinsip kerja Kondensor proses perubahannya
dilakukan dengan cara mengalirkan uap ke dalam suatu ruangan yang berisi
pipa-pipa (tubes). Uap mengalir di luar pipa-pipa (shell side) sedangkan air
sebagai pendingin mengalir di dalam pipa-pipa (tube side).
2. Injeksi uap
3. Perangkap uap
Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut
pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang
konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi biasanya
hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran
umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan komponen-
komponennya.
6
b. Evaporator efek ganda
Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga, empat atau
lebih dalam sekali proses, inilah yang disebut dengan evaporator efek
majemuk. Penggunaan evaporator efek majemuk berprinsip pada
penggunaan uap yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya.
Tujuan penggunaan evaporator efek majemuk adalah untuk menghemat
panas secara keseluruhan, hingga akhirnya dapat mengurangi ongkos produksi.
Keuntungan evaporator efek majemuk adalah merupakan penghematan yaitu
dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat penguapan untuk memberikan
panas pada alat penguapan lain dan dengan memadatkan kembali uap
tersebut. Apabila dibandingkan antara alat penguapan n-efek, kebutuhan uap
diperkirakan 1/n kali, dan permukaan pindah panas berukuran n-kali dari pada
yang dibutuhkan untuk alat penguapan berefek tunggal, untuk pekerjaan yang
sama.
7
2.4.2 Tipe evaporator berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya, evaporator tebagi menjadi :
a. Evaporator Sirkulasi Alami/paksa
Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi dengan
jaket uap (steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat penting. Larutan
masuk dan memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang menurun. Kecepatan
gerakan larutan akan mempengaruhi karakteristik medium pemanas yag juga
mengalir menurun. Tipe ini cocok untuk menangani larutan kental sehingga sering
digunakan untuk industri kimia, makanan, dan fermentasi.
Cara kerjanya yaitu cairan yang akan dipekatkan dimasukkan dari bagian
atas kolom yang kemudian mengalir kebawah bagian tube yang telah dipanaskan,
(besarnya tube 1 2-10o diameter). Pada bagian bawah dilengkapi pompa untuik
mensirkulasi cairan keatas guna mendapatkan konsentrasi yang diinginkan.
Problem utama alat ini adalah bagaiman kita dapat mendistribusikan liquid secara
merata ke tube bagian dalam sebagai film.
Dalam hal ini kita bisa memasang :
• Plate yang berlubang pada bagian atas tube
• Spider distributor pada masing-masing tube
• Spray nozzle pada masing-masing tube.
8
Gambar 3. Falling Film Evaporator
9
Alat ini cocok untuk cairan atau larutan yang berbusa dan sensitive pada
panas,dan tidak cocok untuk larutan yang membentuk salting (garam).
d. Plate Evaporator
10
Keterangan:
A = Product
B = Concentrate
C = Condensate
D = Heating steam
E = Vapour
1 = Main separator
2 = Pre-separator
3 = Plate calandria
e. Multi-effect Evaporator
11
karena arah steam dan feed saling bersinggungan, sehingga steam pada alat ini
memiliki viskositas yang lebih tinggi dan pada saat dipanaskan pada suhu yang
lebih tinggi di efek awal, bahan tidak harus keluar pada proses akhir, tapi keluar
di tengah-tengah proses.
12
b. Direct fired evaporator
13
2.6 Pengetian Distilasi
14
Pada suatu peralatan destilasi umumnya terdiri dari suatu kolom atau tray,
reboiler (pemanas), kondenser, Drum reflux, pompa, dan packed. Prinsip dari
proses ini adalah campuran yang akan dipisahkan, dimasukkan dalam alat
destilasi. Di bagian bawah alat terdapat pemanas yang berfungsi untuk
menguapkan campuran yang ada. Uap yang terbentuk akan mengalir ke atas dan
bertemu cairan (destilat) di atas. Zat-zat bertitik didih rendah dalam cairan akan
teruapkan dan mengalir ke atas, sedangkan zat-zat bertitik didih tinggi dalam uap
akan kembali mengembun dan mengikuti aliran cairan ke bawah.
15
2. Distilasi vakum ( ≤ 300 mmHg pada bagian atas kolom )
Destilasi vakum adalah destilasi yang tekanan operasinya 0,4 atm (
≤ 300 mmHg absolut ). Proses destillasi dengan tekanan dibawah
tekanan atmosfer. Prinsip dari destilasi vakum ini yaitu dengan cara
menurunkan tekanan diatas permukaan cairan dengan bantuan pompa
vakum, maka cairan yang didestilasi akan mudah menguap, karena
cairan ini akan mendidih dibawah titik didih normalnya. Hal ini sangat
menguntungkan untuk mendestilasi campuran yang senyawaan
penyusunnya mudah rusak atau terurai pada titik didihnya atau untuk
menguapkan campuran yang sangat pekat karena penguapannya tidak
memerlukan panas yang tinggi. Produk-produk yang dihasilkan pada
destilasi vakum antara lain :
1. Produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ),
2. Produk Light Vacum Sloop ( LVS ),
3. Produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO ),
4. Produk Parafine Oil Distillate ( POD ),
5. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue.
3. Distilasi tekanan
Destilasi tekanan merupakan proses pemisahan komponen dari
campurannya dengan menggunakan panas / steam sebagai tenaga pemisah,
dimana tenaga yang digunakan adalah tekanan tinggi.
16
maka campuran tersebut akan mengembun. Kondisi ini disebut titik
embun (dew point).
2. Destilasi system multi komponen
Perhitungan destilasi multi komponen lebih rumit dibandingkan
dengan perhitungan destilasi biner karena tidak adapat digunakan secara
grafis. Dasar perhitungannya adalah penyelesaian persamaan-persamaan
neraca massa, neraca energi dan kesetimbangan secara simultan. Bila
destilasi melibatkan C komponen dengan N buah tahap kesetimbangan
maka jumlah persamaan yang terlibat dalam perhitungan adalah N × C
persamaan neraca massa, N × C relasi kesetimbangan dan N persamaan
neraca energi. Perhitungan destilasi multi komponen dilakukan dengan 2
tahap :
a) Perhitungan awal, dilakukan dengan metode pintas ( Shortcut
Calculation ). Perhitungan awal digunakan untuk analisis kualitatif
dari suatu kolom distilasi atau perhitungan awal rancangan dengan
tujuan :
Memperkirakan komposisi produk atas dan bawah
Tekanan system
Jumlah tahap kesetimbangan
Lokasi umpan masuk
b) Perhitungan tahap demi tahap dilakukan dengan metode eksak
yang merupakan penyelesaian banyak persamaan aljabar :
Metode sederhana dengan kalkulator
Metode MESH dengan program computer
17
akan dipisahkan dari kolom seperti juga fase cair yang tersisa. Destilasi
jenis ini dapat dilakukan dalam kondisi batch maupun kontinyu.
2. Multi stage Distillation
Multi stage distillation adalah proses penyuling air laut dengan
berkedip sebagian air menjadi uap dalam beberapa tahapan dasar penukar
panas lawan. Multi stage distillation memproduksi sekitar 60% dari
seluruh air desalinated di dunia.
18
Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap
campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama / tidak begitu
berbeda. Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi
menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau
senyawa yang titik didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya
mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa yang titik
didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga titik didihnya maka
senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu destilasi, yang
akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga titik
didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan
turun/menetes sebagai destilat.
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih
yang berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya
saja memiliki kondensor yang lebih banya sehingga mampu memisahkan
dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada
proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, kerena
melewati kondensor yang banyak.
3. Destilasi azeotrop
Distilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran
azeotrop (campuran campuran dua atau lebih komponen yang sulit di
pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat
memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi
tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui
distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang
dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya.
Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant boiling mixture
karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut
dididihkan.
19
4. Refluks / destruksi
Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam –macam
destilasi walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk
mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi
jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa
organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi
biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun
hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat,
dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara
refluks.
5. Destilasi kering
Distilasi kering adalah suatu metoda pemisahan-pemisahan zat-zat
kimia. Dalam proses distilasi kering, bahan padat dipanaskan sehingga
menghasilkan produk-produk berupa cairan atau gas (yang dapat
berkondensasi menjadi padatan). Produk-produk tersebut disaring, dan
pada saat yang bersamaan mereka berkondensasi dan dikumpulkan.
Distilasi kering biasanya membutuhkan suhu yang lebih tinggi
dibanding distilasi biasa.
20
2.9 Data Pengamatan
10 0,0 1,3320
21
2.10 Kurva Baku
1.3380
1.3360
Indeks Bias
1.3340 Linear (Indeks Bias)
1.3320
1.3300
0.0 5.0 10.0 15.0
22
2.12 Diagram Alir Evaporator
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
2. Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
3. Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Prinsip kerja dari evaporator itu
sendiri dengan penambahan kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan
yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki titik didih tinggi dan zat pelarut
yang memiliki titik didih lebih rendah sehingga dihasilkan larutan yang lebih
pekat serta memiliki konsentrasi yang tinggi.
4. Aplikasi dari evaporator antrara lain digunakan pada pabrik gula, pabrik,
garam, industri bahan kimia, industri makanan dan minuman, dan kilang
minyak.
5. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan
6. Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah
pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus
seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll.
24
DAFTAR PUSTAKA
25