Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMIPAAN

ACARA 4: PIPA EKSPANSI

Disusun oleh

Nama : Fina Kharisma Jati


NIM : 021190056
Fakultas/Program Studi : Teknik Industri/D3 Teknik Kimia
Hari, tanggal : Rabu, 31 Maret 2021
Jam/Plug : 13.00 – 15.00/B
Asisten Laboratorium : Heri Santoso, S.T

LABORATORIUM PEMIPAAN

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMIPAAN

PIPA EKSPANSI

Disusun oleh

Nama : Fina Kharisma Jati

NIM : 021190056

Fakultas/Program Studi : Teknik Industri/D3 Teknik Kimia

Hari, tanggal : Rabu, 31 Maret 2021

Jam/Plug : 13.00 – 15.00/B

Asisten Laboratorium : Heri Santoso, S.T

Disetujui oleh

Asisten Laboratorium

(Heri Santoso, S.T.)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga
saya dapat menyusun dan menyelesaikan “Laporan Praktikum Pipa Ekspansi”.
Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah membuat laporan
resmi setelah melakukan praktikum dengan sistematis agar dapat mengikuti
praktikum selanjutnya. Terwujudnya laporan ini adalah berkat bantuan dan
dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, saya mengucapkan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu:

1. Heri Santoso, S.T. selaku asisten pembimbing di lapangan pada


“Praktikum Pemipaan”.
2. Para asisten laboratorium
3. Teman satu kelompok praktikan
4. Orang tua praktikan yang telah memberi dukungan dan semangat

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan laporan praktikum ini. Saya menyadari
sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan
saran para pembaca sangat diharapkan oleh saya. Semoga laporan ini akan
bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan menambah pengetahuan bagi kita
semua.

Yogyakarta, 31 Maret 2021

Praktikan

(Fina Kharisma Jati)


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pipa eskpansi atau disebut juga pipa kapiler adalah pipa yang memiliki
diameter paling kecil jika dibandingkan dengan pipa-pipa liannya. Pipa
ekspansi media yang digunakan untuk aliran refrigerant pada sistem
pendingin sejenis freezer, kulkas dan lainnya.
Diameter pipa ini berkisar antara 0,8 mm – 2,0 mm dengan panjang
kurang lebih 1 meter. Pipa dengan ukuran lubang sebatang jarum ini sering
kali buntu dan rentan patah. Pipa ekspansi berfungsi sebagai alat untuk
menurunkan tekanan, merubah bentuk dari gas menjadi bentuk cairan, dan
mengatur cairan refrigerant yang berasal dari pipa kondensor. (Admin, 2014)
Sistem perpipaan dalam suatu bangunan merupakan suatu hal yang
mutlak. Penyediaan air bersih, pembuangan air kotor, maupun jaringan
instalasi gas sangat di perlukan suatu jaringan pipa yang tertata baik. Dengan
demikian sitem perpipaan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan
dalam gedung. Oleh karena itu perencanaan dan perancangan sistem
perpipaan di laksanakan dan di sesuaikan dengan tahapan perencanaan dan
perancangan gedung itu sendiri dengan memperhatikan secara seksama
hubungan dengan bagian-bagian konstruksi gedung dan peralatan lainnya
yang ada dalam gedung itu sendiri.
Dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa sistem perpipaan atau lazim
kita sebut dengan istilah “Plumbing’ yang dapat di defenisikan sebagai suatu
ilmu pengetahuan dan ketermpilan dalam hal instalasi pipa air bersih, instalasi
gas, instalasi alat-alat saniter dan instalasi air kotor (Anonim,2018)
B. TUJUAN
1. Mempelajari pengaruh koefisien gesek pada pipa.
2. Menghitung besarnya kehilangan tinggi tekan akibat ekspansi tiba-tiba

C. DASAR TOERI
Sistem yang memakai pipa eskpansi atau pipa kapiler berbeda dengan
sistem yang memakai katup ekspansi. Pipa ekspansi tidak dapat dapat
menahan atau menghentikan aliran bahan pendingin pada waktu kompresor
sedang bekerja maupun waktu kompresor sedang berhenti. Waktu kompresor
dihentikan, bahan pendingin dari sisi tekanan tinggi akan terus mengalir ke
sisi tekanan rendah, sampai tekanan pada kedua bagian tersebut menjadi sama
disebut waktu penyama tekanan (Equalization time). Lemari es memerlukan
waktu lima menit untuk menyamakan tekanan tersebut.
Setelah tekanan pada sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah menjadi
sama, dimana sistem dalam keadaan seimbang (balance). Maka kompresor
dapat start kembali dengan mudah. Kompresor dapat dijalankan dengan split-
phase motor tanpa start capacitor atau unloader dan sebagainya. Harga motor
menjadi murah, selain itu pipa kapiler sendiri harganya sangat murah
dibandingkan alat pengatur lain. Ini adalah keuntungan sistem yang memakai
pipa kapiler. (Handoko, 2011)
Cairan yang melalui sebuah fitting (sambungan) berupa enlargement
fitting akan memberikan penurunan tekan terhadap aliran fluida. Hal ini
disebabkan oleh adanya gesekan pada fitting tersebut.
Pada simulasi ini besaran gesekan dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:
𝒉𝟐 − 𝒉𝟏 = 𝒉′ → 𝒉𝒆𝒌𝒔 = 𝒉𝟐 − 𝒉𝟏
v 12 v 22
ℎ1 + − ℎ𝑒𝑘𝑠 = ℎ2 +
g g
(v 1−v 2)2
ℎ𝑒𝑘𝑠 −
2g
2
A 1 2 (V 1)
ℎ𝑒𝑘𝑠 = (1− )
A2 2g
A2 2
(V 2)2
ℎ𝑒𝑘𝑠 = ( −1)
A1 2g
2
D1 2 (V 1)
ℎ𝑒𝑘𝑠 = {1 − ( ) }
D2 2g
BAB II

PELAKSANAAN DAN PERCOBAAN

A. ALAT DAN BAHAN


 Alat
1. Meja Percobaan Cusson
2. Perangkat Pipa Lurus
3. Pengukur Waktu
4. Segitiga Siku-siku
5. Gelas Ukur 1000 ml Dan 2000 ml
 Bahan
1. Air

B. RANGKAIAN ALAT

Gambar II.B.1 Rangkaian Alat Pipa Ekspansi


C. DIAGRAM ALIR

Menyiapkan alat dan bahan

Menghubungkan pipa ekspansi dengan


pemasok air

Mengukur ketinggian h1 dan h2

Mengukur debit dengan cara menampung Waktu


air selama interval waktu tertentu (5 detik)

Mengukur volume air keluaran dengan


gelas ukur

Menghubungkan pipa ekspansi dengan


pemasok air

Mengulangi tahapan diatas 2 sampai 3


kali untuk memastikan kebenaran

Jika sudah benar ,mengubah kecepatan


alir sehingga ketinggian h1 dan h2
sehingga ketinggian h1 dan h2 , volume ,
waktu juga berubah
Gambar II.C.1 Diagram Alir Pipa Ekspansi
BAB III

HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

A. HASIL PENGAMATAN
Data

No h1 h2 h' V (ml) Waktu (detik)


4 2,6 1,4 400 4,9
1 3,8 2,5 1,3 400 4,7
3,8 2,4 1,4 400 5,1
3,5 2,1 1,4 400 5,4
2 3,5 2 1,5 400 5,6
3,4 1,8 1,6 400 5,6
4,3 2,8 1,5 400 3,8
3 4,2 2,8 1,4 400 3,7
4,3 2,7 1,3 400 4

B. ANALISA PERHITUNGAN
2
D1 2 (V 1)
Rumus mencari ℎ𝑒𝑘𝑠 = {1 − ( ) }
D2 2g
Percobaan 1
D1 2
a. Mencari {1 − ( ) }
D2
D1 0,75inchi
=
D2 1inchi
1,905 cm
=
2,541 cm
= 0,75
D1 D1 2
Dari hasil , sehingga diperoleh {1 − ( ) } dari tabel bordan =
D2 D2
0,19
b. Mencari Debit Fluida
Volume
Q =
Waktu rata−rata
400 ml
=
4,9 s
= 81,6327 ml/s
= 81,6327 cm3/s
c. Mencari Luas Pipa (A1)
1
A1 = π (D1)2
4
1
= 3,14 (1,905)2
4
= 2,8489 cm2
d. Mencari Kecepatan Aliran (V1)
Q
V1 =
A1
81,6327 cm3 /s
=
2,8489 cm2
= 28,6541 cm/s
e. Mencari heks
2
D1 2 (V 1)
ℎ𝑒𝑘𝑠 = {1 − ( ) }
D2 2g
(28,6541)2
= 0,19
2(980)

= 0,0796
f. Mencari % Kesalahan
h rata praktik-h rata teori
% Kesalahan =
h rata praktik ¿
1,36−0,0796
= 1,36
= 94,15 %
Percobaan 2
D1 2
a. Mencari {1 − ( ) }
D2
D1 0,75inchi
=
D2 1inchi
1,905 cm
=
2,541 cm
= 0,75
D1 D1 2
Dari hasil , sehingga diperoleh {1 − ( ) } dari tabel bordan =
D2 D2
0,19
b. Mencari Debit Fluida
Volume
Q =
Waktu rata−rata
400 ml
=
5,5333 s
= 72,2896 ml/s
= 72,2896 cm3/s
c. Mencari Luas Pipa (A1)
1
A1 = π (D1)2
4
1
= 3,14 (1,905)2
4
= 2,8489 cm2
d. Mencari Kecepatan Aliran (V1)
Q
V1 =
A1
72,2896 cm3/ s
=
2,8489 cm2
= 25,3746 cm/s
e. Mencari heks
2
D1 2 (V 1)
ℎ𝑒𝑘𝑠 = {1 − ( ) }
D2 2g
(25,3746)2
= 0,19
2( 980)

= 0,0624

f. Mencari % Kesalahan
h rata praktik-h rata teori
% Kesalahan =
h rata praktik ¿
1,5−0,0624
= 1,5
= 95,84 %
Percobaan 3
D1 2
a. Mencari {1 − ( ) }
D2
D1 0,75inchi
=
D2 1inchi
1,905 cm
=
2,541 cm
= 0,75
D1 D1 2
Dari hasil , sehingga diperoleh {1 − ( ) } dari tabel bordan =
D2 D2
0,19

b. Mencari Debit Fluida


Volume
Q =
Waktu rata−rata
400 ml
=
3,83 s
= 104,4386 ml/s
= 104,4386 cm3/s
c. Mencari Luas Pipa (A1)
1
A1 = π (D1)2
4
1
= 3,14 (1,905)2
4
= 2,8489 cm2
d. Mencari Kecepatan Aliran (V1)
Q
V1 =
A1
104,4386 cm3/ s
=
2,8489 cm2
= 36,6593 cm/s
e. Mencari heks
2
D1 2 (V 1)
ℎ𝑒𝑘𝑠 = {1 − ( ) }
D2 2g
(36,6593)2
= 0,19
2(980)

= 0,1303
f. Mencari % Kesalahan
h rata praktik-h rata teori
% Kesalahan =
h rata praktik ¿
1,4−0,1303
= 1,4
= 90,69 %

C. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu Pipa Ekspansi. Pipa eskpansi atau disebut
juga pipa kapiler adalah pipa yang memiliki diameter paling kecil jika
dibandingkan dengan pipa-pipa lainnya.
Pada pelaksanaan praktikum dimulai dengan menyusun alat sesuai
rangkaian, kemudian menghidupkan pompa. Setelah menghidupkan pompa,
fluida akan mengalir dari pipa pertama menuju pipa kedua . Selanjutnya
menampung fluida menggunakan gelas ukur yang keluar dari pipa kedua
sebanyak 400 ml dan mencatat waktunya kemudian mengamati perbedaan
ketinggian selang pada pipa pertama dan pipa kedua. Pada percobaan ini
menggunakan dua pipa. Pipa yang pertama berdiameter 0,75 inchi = 1,905 cm
dan untuk diameter pipa kedua yaitu berukuran 1 inchi = 2,541 cm. Mengapa
kedua pipa berukuran berbeda karena merupakan jenis pipa sambungan
ekspansi atau perbesaran pipa.
Setelah mendapatkan data volume dan waktu selanjutnya menghitung
debit, kemudian menentukan laju aliran (V1) dilanjutkan dengan menghitung
(heks). Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali yang menghasilkan laju
aliran berbeda di setiap percobaan.

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa laju aliran pada percobaan 1


yaitu 28,6541 cm/s dan heks sebesar 0,0796. Untuk percobaan kedua
diperoleh laju aliran sebesar 25,3746 cm/s dan heks 0,0624 dan untuk
percobaan ketiga diperoleh laju aliran sebesar 36,6593 cm/s sementara heks
0,1303. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa laju aliran dan heks
memiliki hubungan yang berbanding lurus. Semakin besar laju aliran maka
semakin besar pula heks yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena semakin
cepat aliran fluida dalam satu pipa, maka gaya gesek atau friksi antar fluida
dan penampang pipa juga akan semakin meningkat sehingga heks semakin
besar.
Dalam percobaan yang dilakukan heks teori lebih besar dibandingkan
dengan heks praktik, hal ini bisa disebabkan karena terjadinya kesalahan pada
saat praktikum. Kesalahan yang mungkin terjadi bisa diakibatkan saat
menentukan waktu aliran dan pompa yang tidak stabil membuat nilai h
berubah-ubah
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada praktikum “Pipa Ekspansi” yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa :
- Data Hasil Perhitungan

Laju Reaksi Persen Kesalahan


  heks
(V1) (cm/s) (%)
Percobaan
28,6541 0,0796 94,15
1
Percobaan
25,3746 0,0624 95,84
2
Percobaan
36,6593 0,1303 90,69
3
Tabel IV.A.1 Tabel Hasil Perhitungan
- Semakin besar laju reaksi yang dihasilkan semakin besar pula heks
- Hubungan antara laju reaksi dan heks adalah berbanding lurus
- Persen kesalahan yang dihasilkan cukup besar karena disebabkan
oleh beberapa faktor dari praktikan dan alat

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun, 2021. Buku Petunjuk Praktikum Pemipaan. D3 Teknik Kimia,


Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri : UPN “Veteran” Yogyakarta.

Handoko, 2011. Pipa Kapiler (Pipa Ekspansi). Diakses dari


https://tiriztea.wordpress.com/2011/05/12/pipa-kapiler/ pada 3 April 2021

PT. Temma Cipta Alessindo, 2019. Fungsi Pipa Kapiler. Diakses dari
https://acmurahjakarta.com/blog/fungsi-pipa-kapiler pada 3 April 2021
LAMPIRAN

Gambar 1 Membuka kran keluaran Gambar 2 Mengukur ketinggian


tangki pipa ekspansi h1 & h2
Gambar 3 Mengukur debit Gambar 4 Mengukur volume air

Anda mungkin juga menyukai