PEMIPAAN
Disusun oleh
LABORATORIUM PEMIPAAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMIPAAN
PIPA EKSPANSI
Disusun oleh
NIM : 021190056
Disetujui oleh
Asisten Laboratorium
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga
saya dapat menyusun dan menyelesaikan “Laporan Praktikum Pipa Ekspansi”.
Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah membuat laporan
resmi setelah melakukan praktikum dengan sistematis agar dapat mengikuti
praktikum selanjutnya. Terwujudnya laporan ini adalah berkat bantuan dan
dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, saya mengucapkan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu:
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan laporan praktikum ini. Saya menyadari
sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan
saran para pembaca sangat diharapkan oleh saya. Semoga laporan ini akan
bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan menambah pengetahuan bagi kita
semua.
Praktikan
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pipa eskpansi atau disebut juga pipa kapiler adalah pipa yang memiliki
diameter paling kecil jika dibandingkan dengan pipa-pipa liannya. Pipa
ekspansi media yang digunakan untuk aliran refrigerant pada sistem
pendingin sejenis freezer, kulkas dan lainnya.
Diameter pipa ini berkisar antara 0,8 mm – 2,0 mm dengan panjang
kurang lebih 1 meter. Pipa dengan ukuran lubang sebatang jarum ini sering
kali buntu dan rentan patah. Pipa ekspansi berfungsi sebagai alat untuk
menurunkan tekanan, merubah bentuk dari gas menjadi bentuk cairan, dan
mengatur cairan refrigerant yang berasal dari pipa kondensor. (Admin, 2014)
Sistem perpipaan dalam suatu bangunan merupakan suatu hal yang
mutlak. Penyediaan air bersih, pembuangan air kotor, maupun jaringan
instalasi gas sangat di perlukan suatu jaringan pipa yang tertata baik. Dengan
demikian sitem perpipaan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan
dalam gedung. Oleh karena itu perencanaan dan perancangan sistem
perpipaan di laksanakan dan di sesuaikan dengan tahapan perencanaan dan
perancangan gedung itu sendiri dengan memperhatikan secara seksama
hubungan dengan bagian-bagian konstruksi gedung dan peralatan lainnya
yang ada dalam gedung itu sendiri.
Dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa sistem perpipaan atau lazim
kita sebut dengan istilah “Plumbing’ yang dapat di defenisikan sebagai suatu
ilmu pengetahuan dan ketermpilan dalam hal instalasi pipa air bersih, instalasi
gas, instalasi alat-alat saniter dan instalasi air kotor (Anonim,2018)
B. TUJUAN
1. Mempelajari pengaruh koefisien gesek pada pipa.
2. Menghitung besarnya kehilangan tinggi tekan akibat ekspansi tiba-tiba
C. DASAR TOERI
Sistem yang memakai pipa eskpansi atau pipa kapiler berbeda dengan
sistem yang memakai katup ekspansi. Pipa ekspansi tidak dapat dapat
menahan atau menghentikan aliran bahan pendingin pada waktu kompresor
sedang bekerja maupun waktu kompresor sedang berhenti. Waktu kompresor
dihentikan, bahan pendingin dari sisi tekanan tinggi akan terus mengalir ke
sisi tekanan rendah, sampai tekanan pada kedua bagian tersebut menjadi sama
disebut waktu penyama tekanan (Equalization time). Lemari es memerlukan
waktu lima menit untuk menyamakan tekanan tersebut.
Setelah tekanan pada sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah menjadi
sama, dimana sistem dalam keadaan seimbang (balance). Maka kompresor
dapat start kembali dengan mudah. Kompresor dapat dijalankan dengan split-
phase motor tanpa start capacitor atau unloader dan sebagainya. Harga motor
menjadi murah, selain itu pipa kapiler sendiri harganya sangat murah
dibandingkan alat pengatur lain. Ini adalah keuntungan sistem yang memakai
pipa kapiler. (Handoko, 2011)
Cairan yang melalui sebuah fitting (sambungan) berupa enlargement
fitting akan memberikan penurunan tekan terhadap aliran fluida. Hal ini
disebabkan oleh adanya gesekan pada fitting tersebut.
Pada simulasi ini besaran gesekan dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:
𝒉𝟐 − 𝒉𝟏 = 𝒉′ → 𝒉𝒆𝒌𝒔 = 𝒉𝟐 − 𝒉𝟏
v 12 v 22
ℎ1 + − ℎ𝑒𝑘𝑠 = ℎ2 +
g g
(v 1−v 2)2
ℎ𝑒𝑘𝑠 −
2g
2
A 1 2 (V 1)
ℎ𝑒𝑘𝑠 = (1− )
A2 2g
A2 2
(V 2)2
ℎ𝑒𝑘𝑠 = ( −1)
A1 2g
2
D1 2 (V 1)
ℎ𝑒𝑘𝑠 = {1 − ( ) }
D2 2g
BAB II
B. RANGKAIAN ALAT
A. HASIL PENGAMATAN
Data
B. ANALISA PERHITUNGAN
2
D1 2 (V 1)
Rumus mencari ℎ𝑒𝑘𝑠 = {1 − ( ) }
D2 2g
Percobaan 1
D1 2
a. Mencari {1 − ( ) }
D2
D1 0,75inchi
=
D2 1inchi
1,905 cm
=
2,541 cm
= 0,75
D1 D1 2
Dari hasil , sehingga diperoleh {1 − ( ) } dari tabel bordan =
D2 D2
0,19
b. Mencari Debit Fluida
Volume
Q =
Waktu rata−rata
400 ml
=
4,9 s
= 81,6327 ml/s
= 81,6327 cm3/s
c. Mencari Luas Pipa (A1)
1
A1 = π (D1)2
4
1
= 3,14 (1,905)2
4
= 2,8489 cm2
d. Mencari Kecepatan Aliran (V1)
Q
V1 =
A1
81,6327 cm3 /s
=
2,8489 cm2
= 28,6541 cm/s
e. Mencari heks
2
D1 2 (V 1)
ℎ𝑒𝑘𝑠 = {1 − ( ) }
D2 2g
(28,6541)2
= 0,19
2(980)
= 0,0796
f. Mencari % Kesalahan
h rata praktik-h rata teori
% Kesalahan =
h rata praktik ¿
1,36−0,0796
= 1,36
= 94,15 %
Percobaan 2
D1 2
a. Mencari {1 − ( ) }
D2
D1 0,75inchi
=
D2 1inchi
1,905 cm
=
2,541 cm
= 0,75
D1 D1 2
Dari hasil , sehingga diperoleh {1 − ( ) } dari tabel bordan =
D2 D2
0,19
b. Mencari Debit Fluida
Volume
Q =
Waktu rata−rata
400 ml
=
5,5333 s
= 72,2896 ml/s
= 72,2896 cm3/s
c. Mencari Luas Pipa (A1)
1
A1 = π (D1)2
4
1
= 3,14 (1,905)2
4
= 2,8489 cm2
d. Mencari Kecepatan Aliran (V1)
Q
V1 =
A1
72,2896 cm3/ s
=
2,8489 cm2
= 25,3746 cm/s
e. Mencari heks
2
D1 2 (V 1)
ℎ𝑒𝑘𝑠 = {1 − ( ) }
D2 2g
(25,3746)2
= 0,19
2( 980)
= 0,0624
f. Mencari % Kesalahan
h rata praktik-h rata teori
% Kesalahan =
h rata praktik ¿
1,5−0,0624
= 1,5
= 95,84 %
Percobaan 3
D1 2
a. Mencari {1 − ( ) }
D2
D1 0,75inchi
=
D2 1inchi
1,905 cm
=
2,541 cm
= 0,75
D1 D1 2
Dari hasil , sehingga diperoleh {1 − ( ) } dari tabel bordan =
D2 D2
0,19
= 0,1303
f. Mencari % Kesalahan
h rata praktik-h rata teori
% Kesalahan =
h rata praktik ¿
1,4−0,1303
= 1,4
= 90,69 %
C. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu Pipa Ekspansi. Pipa eskpansi atau disebut
juga pipa kapiler adalah pipa yang memiliki diameter paling kecil jika
dibandingkan dengan pipa-pipa lainnya.
Pada pelaksanaan praktikum dimulai dengan menyusun alat sesuai
rangkaian, kemudian menghidupkan pompa. Setelah menghidupkan pompa,
fluida akan mengalir dari pipa pertama menuju pipa kedua . Selanjutnya
menampung fluida menggunakan gelas ukur yang keluar dari pipa kedua
sebanyak 400 ml dan mencatat waktunya kemudian mengamati perbedaan
ketinggian selang pada pipa pertama dan pipa kedua. Pada percobaan ini
menggunakan dua pipa. Pipa yang pertama berdiameter 0,75 inchi = 1,905 cm
dan untuk diameter pipa kedua yaitu berukuran 1 inchi = 2,541 cm. Mengapa
kedua pipa berukuran berbeda karena merupakan jenis pipa sambungan
ekspansi atau perbesaran pipa.
Setelah mendapatkan data volume dan waktu selanjutnya menghitung
debit, kemudian menentukan laju aliran (V1) dilanjutkan dengan menghitung
(heks). Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali yang menghasilkan laju
aliran berbeda di setiap percobaan.
A. KESIMPULAN
Pada praktikum “Pipa Ekspansi” yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa :
- Data Hasil Perhitungan
DAFTAR PUSTAKA
PT. Temma Cipta Alessindo, 2019. Fungsi Pipa Kapiler. Diakses dari
https://acmurahjakarta.com/blog/fungsi-pipa-kapiler pada 3 April 2021
LAMPIRAN