Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEKNIK PEMEKATAN DAN PENGERINGAN


EKSTRAK

OLEH
NAMA : JULIET M. MAUS
NIM : PO530333219265
KELAS : 2 REG. A

POLTEKKES KEMENKES KUPANG


PRODI FARMASI
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya, penulisan makalah dengan judul “Teknik Pemekatan dan Pengeringan Eksrak“ ini dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami mengenai Teknik Pemekatan dan Pengeringan Eksrak. Penulis berharap semoga makalah
ini dapat berguna dan juga bermanfaat serta menambah wawasan pengetahuan kita semua.
Namun sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat dinantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat dengan mudah dimengerti dan dapat dipahami
maknanya. Penulis meminta maaf apabila ada kesalahan kata dalam penulisan makalah ini, serta
apabila ada kalimat yang kurang berkenan dihati pembaca.

Kupang, 18 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i


DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II ISI ........................................................................................................................................ 3
2.1 Teknik Pemekatan Ekstrak............................................................................................................ 3
2.2 Prinsip Pemekatan Ekstrak............................................................................................................ 6
2.3 Teknik pengeringan ekstrak .......................................................................................................... 7
2.4 Perhitungan Rendemen ................................................................................................................. 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 10
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemekatan merupakan proses peningkatan konsentrasi atau membuang sebanyak mungkin
pelarut dengan cara proses vacum atau penguapan biasa, dimana akan dihasilkan ekstrak pekat
yang berbentuk ekstrak kental atau ekstrak kering. Pemekatan berarti peningkatan jumlah pastial
solute (senyawa terlarut) secara penguapan pelarut tanpa sampai menjadi kondisi kering, ekstrak
hanya menjadi kental/pekat. Tujuan dari pemekatan adalah Meningkatkan kadar zat aktif dalam
volume yang kecil; mempermudah proses pembuatan dan menghilangkan sisa pelarut. Tujuan
dari adanya pemekatan adalah meningkatkan kadar zat aktif dalam volume yang kecil,
mempermudah proses pembuatan, menghilangkan sisa pelarut Alat yang digunakan untuk
pemekatan ekstrak temulawak yang umum digunakan adalah rotary evaporator. Digunakan untuk
produksi ekstrak skala kecil sampai menengah. Rotary evaporator adalah alat yang digunakan
untuk melakukan ekstraksi, penguapan pelarut yang efisien dan lembut.
Ekstrak merupakan suatu roses penyarian zat aktif dari bagian tanaman obat yang
bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bagian tanaman obat, atau dengan
kata lain ekstraksi adalah suatu proses penarikan senyawa dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan
lain-lain menggunakan pelarut tertentu. Ekstrak adalah zat yang dihasilkan dari ekstraksi bahan
mentah secara kimiawi. Senyawa kimia yang diekstrak meliputi senyawa aromatik, minyak atsiri,
ester, dan sebagainya yang kemudian menjadi bahan baku proses industri atau digunakan secara
langsung oleh masyarakat. Ekstrak adalah sediaan pekat atau kering yang diperoleh dengan
mengekstraksi zat-zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.
Berdasarkan farmakope indonesia edisi III, ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat
dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya
matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.
Pengeringan ekstrak berarti menghilangkan pelarut dari bahan sehingga menghasilkan
massa yang dapat berupa serbuk atau masa kering-rapuh (tergantung pada proses dan peralatan
yang digunakan). Pengeringan ekstrak umumnya dilakukan untuk membuat sediaan padat seperti
tablet, kapsul, pil, dan sediaan padat lainnya. Pengeringan ekstrak dapat dilakukan dengan
penambahan bahan tambahan atau tanpa penambahan bahan tambahan.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana teknik pemekatan ekstraksi ?
2) Bagaimana prinsip pemekatan ekstraksi ?
3) Bagaimana teknik pengeringan ekstraksi ?
4) Bagaimana cara perhitungan rendemen ?

1.3 Tujuan
1) Dapat mengetahui teknik pemekatan ekstraksi
2) Dapat mengetahui prinsip pemekatan ekstraksi
3) Dapat mengetahui teknik pengeringan ekstraksi
4) Dapat mengetahui cara perhitungan rendemen
BAB II
ISI

2.1 Teknik Pemekatan Ekstrak


Teknik pemekatan yang biasa digunakan antara lain dengan Sentrifugasi, pemekatan panas
(Evaporator dan vacuum evaporator) dan Pemekatan Beku kering. Tujuan pemekatan :
1) Meningkatkan kadar zat aktif dalam volume yang kecil
2) Mempermudah proses pembuatan
3) Menghasilkan sisa pelarut
Alat yang bisa digunakan untuk pemekatan ekstrak yang umum digunakan adalah rotary
vacuum evaporator. Rotary vacuum evaporator merupakan alat yang digunakan untuk melakukan
ekstraksi, penguapan pelarut yang efisien. Komponen utama yaitu pipa vakum, pengontrol, labu
evaporasi, kondensator dan labu penampung hasil kondensasi. Prinsip rotary evaporator vakum
destilasi dimana proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang
dipercepat oleh putaran dari labu, cairan penyari dapat menguap 5-10C dibawah titik didihnya
disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan
penyari akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekulmolekul
cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu penampung. Berikut gambar rotary vacuum
evaporator :

Fungsi dari bagian-bagian rotary vacum evaporator :


1. Thermostat control berfungsi untuk mengatur suhu waterbath
2. Thermostatic water bath berfungsi sebagai wadah air yang dipanaskan untuk
memanaskan labu yang berisi sampel
3. Evaporation flask/rotary flask berfungsi sebagai wadah sampel yang dipanaskan dan
diposisikan untuk terendam sebagian di waterbath. Evaporation flask akan berputar
selama proses evaporasi
4. Manual lift knob control berfungsi mengatur ketinggian Rotary flask dan condensor
5. Flask Clamp , klem yang membantu menghubungkan evaporation flask dengan
Condensor maupun Condensor dengan Receiving flask
6. Flask Remover , berfungsi membantu pelepasan evaporator flask dari Condensor
7. Rotation Speed Control, berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran evaporation flask
8. Digital display of rotation speed, berfungsi sebagai panel penunjuk kecepatan putaran
evaporation flask
9. Motor sebagai sumber putaran
10. Cooling water inlet, tempat masukknya air pada condenser
11. Vacuum pipe, pipa vakum yang disambungkan dengan water aspirator
12. Vent Hole, lubang ventilasi
13. Stopcock, kunci pipa kondensor
14. Receiving Flask berfungsi sebagai penampung pelarut yang telah dipisahkan dari sampel
15. Condensor berfungsi sebagai pendingin balik yang mempercepat pengembunan uap
pelarut.
Teknik pemekatarn :
1) Senrifugasi
Sentrifugasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan berat partikel tersebut
terhadap densitas. Sentrifugasi ialah proses pemisahan partikel berdasarkan berat partikel
tersebut terhadap densitas layangnya (bouyant density). Dengan adanya gaya sentrifugal
maka akan terjadi perubahan berat partikel dari keadaan normal pada 1 xg (sekitar 9,8
m/s2 ) menjadi meningkat seiring dengan kecepatan serta sudut kemiringan perputaran
partikel tersebut terhadap sumbunya.
2) Pemekatann panas
Pemekatan panas digunakan adalah rotary vacuum evaporator. Rotary vacuum
evaporator merupakan alat yang digunakan untuk melakukan ekstraksi, penguapan
pelarut yang efisien. Komponen utama yaitu pipa vakum, pengontrol, labu evaporasi,
kondensator dan labu penampung hasil kondensasi. otary Evaporator mempunyai dua
prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari
cairan dengan menggunakan prinsip destilasi (pemisahan). Prinsip utama dalam
instrumen ini terletak pada penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu
alas bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah titik didihnya.
3) Pemekatan beku
Prinsip dasar pengeringan beku (freeze drying) adalah proses menghilangkan kandungan
air dalam suatubahan atau produk yang telah beku (es) tanpa melalui fase cair terlebih
dahulu. Berikut gambar alat yang digunakan:

4) Reverse Osmosis
Reverse osmosis adalah suatu proses pembalikan dari proses osmosis. Reverse osmosis
dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada bagian larutan dengan konsentrasi
tinggi menjadi melebihi tekanan pada bagian larutan dengan konsentrasi rendah. Reverse
osmosis (Osmosis terbalik) atau RO adalah suatu metode penyaringan yang dapat
menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi
tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan
penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri
tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran
seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat
pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tetapi tidak bisa dilewati zat terlarut
seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.
2.2 Prinsip Pemekatan ekstrak
1) Prinsip sentrifugasi
Pemekatan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada
jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran
cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun
hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah
dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah
yang menyebabkan partikel – partikel menuju dinding tabung dan terakumulasi
membentuk endapan.

2) Prinsip Pemekatan panas


Prinsip rotary evaporator vakum destilasi dimana proses pemisahan ekstrak dari cairan
penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu, cairan penyari
dapat menguap 5-10oC dibawah titik didihnya disebabkan oleh karena adanya penurunan
tekanan.
3) Pemekatan Beku
Prinsip dasar pengeringan beku (freeze drying) adalah proses menghilangkan kandungan
air dalam suatubahan atau produk yang telah beku (es) tanpa melalui fase cair terlebih
dahulu. Berikut mekanismenya :

4) Reverse Osmosis
Prinsipnya yaitu metode pemurnian melalui membran semi permeable di mana suatu
tekanan tinggi (50-60 PSI) diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga akan
memaksa air melewati proses osmosis terbalik dari bagian yang memiliki kepekatan
tinggi ke bagian dengan kepekatan rendah.

2.3 Teknik Pengeringan Ekstraksi


Pengeringan merupakan proses untuk mengeliminasi keadaan lembab yang dapat merusak
kestabilan sediaan dimana transfer panas dan massa terlibat pada proses ini. Panas ditransfer
mengenai sediaan untuk mengeliminasi zat cair dimana zat cair diubah menjadi massa uap yang
dibawa oleh udara keluar. Transfer massa dan panas merupakan suatu proses yang tak
terpisahkan. Kecepatan pengeringan ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi transfer
massa dan panas. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air sampai batas
perkembangan mikroorganismedan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan
terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu
simpan yang lama. Kemampuan udara membawa uap air keluar dipengaruhi oleh kelembapan
relatif (RH). Kelembaban relatif didefinisikan sebagai perbandingan antara tekanan persial uap
air yang ada di dalam udara dengan tekanan jenuh uap air yang ada pada temperatur yang sama.
Kelembaban relatif dapat dikatakan sebagai kemampuan udara untuk menerima kandungan uap
air, jadi semakin besar RH semakin kecil kemampuan udara tersebut untuk menyerap uap air.
Pada kelembapan relatif 100%, jumlah uap air yang mampu dibawa udara keluar sangatlah
minim tetapi pada suhu yang tinggi sebaliknya. Hal ini menjelaskan mengapa dalam pengeringan
dibutuhkan suhu yang tinggi. Teknik pengeringan ekstraksi :
1) Pengeringan dengan udara dan dengan panas
a) Pengeringan di bawah sinar matahari dan ditempat teduh
Pengeringan ini tidak secara langsung dikeringkan di bawah sinar matahari
namum dilakukan ditempat yang teduh, dimana bahan disebarkan diatas nampan
lemari atau kotak. Contoh : pengeringan tumbuhan obat.
b) Pengeringan dengan sinar infra merah
Sinar infra merah (λ> 760 nm) memiliki efek yang didominasi oleh kerja
panasnya. Sinar infra merah mampu menembus sampai bidang dasar sehingga
absorbsinya merata di seluruh lapisan yang akan dikeringkan.
c) Pengeringan dengan bahan pengering
Untuk pengeringan dalam skala kecil digunakan eksikator yang berisi bahan
pengering. Umumnya yang digunakan gel silika terutama silika biru.
d) Lemari pengering
Untuk melakukan pengeringan dengan suhu yang tinggi digunakan lemari
pengering. Jenis bangunnya sangat bervariasi dan dapat dipanaskan secara
eliktri, memiliki alat pengatur suhu udara panas akan bergerak keruang sebelah
dalam diatas nampan yang berisi bahan yang akan dikeringkan.
e) Pengeringan di dalam kanal, tong dan silinder pejal
Pengeringan dilakukan dengan melewatkan bahan ke dalam kanal yang
dipanaskan dengan uap panas sacara kontinyu. Juga pengering tong, dimana
bahan akan dikeringkan dengan pengaduk. Misalnya pengering siput, pengering
sudu dan pengering palung. Pengering silinder pejal cocok untuk pengeringan
materi kental seperti esktrak. Pengeringan dilakukan pada permukaan silinder
pajal yang diuap panaskan.
2) Pengeringan melalui frekuensi tinggi
Bahan pada pengeringan ini diletakkan pada sebuah bidang ganti kondensor elektris,
dimana terjadi aliran geser elektris di dalam bahan yang secara teratur memanaskannya.
Suplai panas dapat diatur melalui tegangan frekuensi tinggi pada generator atau melalui
celah udara di antara bahan dengan elektroda.
3) Pengering melalui semburan
Pengering ini menyemburkan cairan sampai larutan sejenis pasta dan bahan basah dalam
bentuk tetesan halus ke dalam aliran udara panas, bahan-bahan akan membentuk
serpihan yang dalam waktu sedetik berubah menkadi serbuk halus. Penyemburan
berlangsung secara mekanis melalui lempeng sembur yang berputar 4000-50000 rpm
atau secara hidrodinamik melalui pori pipa sembur dengan bantuan tekanan cairan atau
udara kencang.
4) Pengeringan melalui lapisan berpusing
Bahan pada pengeringan ini melailui lapisan berpusing, bahn butiran lembab (ukuran
butir 0.001 sampai 10 nm) yang berada pada sebuah dasar berpori diujung bawah sebuah
corong, ditiup oleh aliran udarapanasyang kencang. Dengan demikian timbunan akan
terangkat, berterbangan, menjadi longgar, dan secara kontinyu saling bercampur pada
kecepatan aliran yang cukup tinggi.
5) Penentuan kandungan lembab (kandungan air)
Untuk mengkarakterisasi zat berbentuk serbuk (daya mengalir, kemampuan aglomerasi,
kemampuan bercampur) dan dalam seluruh fase pembuatan tablet dan tablet bersalut
(granulasi, komprimasi, penyekimutan komprimat, kehancuran, kekerasan daya simpan)
serta dalam banyak pembuatan obat lainnya, penentuan kelembaban sangat diperlukan.
Pemgertian lembab relatif udara, adalah perbandingan konsentrasi lembab yang ada
terhadap konsentrasi jenuhnya (%) pada suhu tertentu, yang penentuannya dapat
dilakukan beberapa metode,yaitu hogrometer rambut, alat ukur titk tau, higrometer
higrometer-
Litium-klorida.

2.4 Perhitungan Rendemen


Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi
tanaman dengan jumlah simplisis.
simplisis. Rendemen dinyatakan dengan satuan persen (%). Semakin
tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang dihasilkan semakin
banyak. Adapun rumus untuk menghitung rendamen sebagai berikut:

Contoh Soal :
TTK melakukan isolasi kurkumin dari rimpang kunyit. Sebanyak 50 g serbuk rimpang kunyit di
destilasi dan mempeoleh 10 g minyak atsiri. Sebanyak 5 g minyak atrisi diambil dan diam
diambil
eugenolnya dan diperoleg 1 g eugenol. Berapa rendemen eugenol?
Jawab : diketahui bobot ekstrak 1 g, bobot simplisia 50g
Rendemen= 1 g/ 50g X 100% =20%
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teknik pemekatan yaitu sentrifugasi, pemekatan panas, pemekatan beku, saponifikasi,
filtrasi, dan reverse osmosis. Pemekatan berarti peningkatan jumlah pastial solute (senyawa
terlarut) secara penguapan pelarut tanpa sampai menjadi kondisi kering, ekstrak hanya menjadi
kental/pekat. Tujuan dari pemekatan adalah Meningkatkan kadar zat aktif dalam volume yang
kecil; mempermudah proses pembuatan dan menghilangkan sisa pelarut.
Pengeringan ekstrak berarti menghilangkan pelarut dari bahan sehingga menghasilkan
massa yang dapat berupa serbuk atau masa kering-rapuh (tergantung pada proses dan peralatan
yang digunakan). Pengeringan ekstrak umumnya dilakukan untuk membuat sediaan padat seperti
tablet, kapsul, pil, dan sediaan padat lainnya. Pengeringan ekstrak dapat dilakukan dengan
penambahan bahan tambahan atau tanpa penambahan bahan tambahan. Rendemen adalah
perbandingan jumlah (kuantitas) ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman dengan jumlah
simplisis. Rendemen dinyatakan dengan satuan persen (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang
dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang dihasilkan semakin banyak.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa farmasi, harus mengetahui teknik pemekatan, pengeringan ekstrak dan
juga perhitungan rendemen agar dapat melakukan praktikum fitokima dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. “Pemekatan Temulawak” https://pdfcoffee.com/pemekatan-temulawak-pdf-


free.html#:~:text=Page%201,Pemekatan%20merupakan%20proses%20peningkatan%20konsentrasi%
20atau%20membuang%20sebanyak%20mungkin%20pelarut,ekstrak%20kental%20atau%20ekstrak%
20kering. Diakses 18 Juli 2021 Pukul 11:26 WITA

Anonim. 2012. “Mengenal Metode Pengeringan Dalam Bidang Farmasi”


https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/05/24/mengenal-metode-pengeringan-dalam-
bidang-farmasi/ Diakses 18 Juli 2021 Pukul 15:06 WITA

Nada, Sapan. 2017. “Fitokimia Ekstrak” https://www.slideshare.net/SapanNada/fitokimia-ekstrak


Diakses 18 Juli 2021 Pukul 13:06 WITA

Anda mungkin juga menyukai