Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM FITOKIMIA

JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

LAPORAN PRAKTIKUM
“EKSTRAKSI KULIT KAYU MANIS MENGGUNAKAN METODE
SOKHLETASI”

DISUSUN OLEH :

NAMA : MULPI ALPIA ANNISA PUTRI


NIM : PO713251191021
PEMBIMBING : ST. RATNAH, S.Si., M. Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN FARMASI
TAHUN 202
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan ........................................................................... 1
C. Prinsip Percobaan .............................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 2
A. Teori Umum....................................................................................... 2
BAB III METODE KERJA ................................................................. 4
A. Alat yang Digunakan ......................................................................... 4
B. Bahan yang Digunakan ...................................................................... 4
C. Cara Kerja .......................................................................................... 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 5
A. Hasil.................................................................................................... 5
B. Pembahasan ....................................................................................... 5
BAB V PENUTUP................................................................................. 6
A. Kesimpulan.................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu komponen dari suatu
campuranyang berdasarkan proses distribusi yang tidak saling bercampur.
Ektraksi yangsangat populer adalah ekstraksi pelarut atau bisa disebut dengan
ekstraksi air. Ekstraksi pelarut umumnya digunakan untuk memisahkan
sejumlah gugus yangdiinginkan dengan secara selektif. Tujuannya dalah
menarik semua komponenkimia yang terdapat dalam sampel yang didasarkan
perpindahan massa komponenzat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan
mulai terjadi pada lapisan antarmuka, kemudian berdifusi masuk ke dalam
pelarut. Salah satu contohnya adalah ekstraksi minyak atsiri dari daun sirih.
Ekstraksi yang dilakukan adalah cara dingin,yaitu cara maserasi.
Tanaman sirih baik sirih hijau atau hitam sudah banyak dikenal
dantumbuh di Indonesia. Bagian tanaman sirih yang sering dimanfaatkan
sebagai obatadalah daunnya dengan direbus atau diinang dimana
kenyakinannya dapatmenguatkan gigi, menyembuhkan luka-luka kecil di
mulut, menghilangkan baumulut, menghentikan pendaharahan gusi, dan
sebagai obat kumur. Daun sirihmengandung 4,2% minyak atsiri sebagai efek
antibakteri yang terdiri dari bethelphenol dan turunnannya.

B. Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu mengetahui cara pembuatan ekstrak kulit kayu
manis dengan teknik sokhletasi.

B. Prinsip Percobaan
Penyarian yang dilakukan secara berkesinambungan dimana cairan
penyari akan menguap melewati pipa uap kemudian akan mengembun
kembali menjadi cairan penyari dengan adanya pendingin balik.
Cairan penyari akan mengekstraksi serbuk simplisia di dalam selongsong
kemudian nanti akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa sifon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Ekstraksi merupakan pengambilan bahan aktif dari tumbuhan dengan
pelarut yang sesuai. Dalam melakukan ekstraksi, ada beberapa faktor yang
harus dikontrol, yaitu bahan awal, pelarut yang digunakan, dan juga cara atau
metode. Ekstraksi merupakan tahap awal mengisolasi senyawa tertentu dari
sampel tumbuhan untuk kemudian dapat dilakukan identifikasi lebih lanjut.
Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis
ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang- ulang dan
menjaga jumlah pelarut relatif konstan, dengan menggunakan alat soklet.
Minyak nabati merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantai karbon
jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati umumnya larut baik dalam pelarut
organik, seperti benzen dan heksan. Untuk mendapatkan minyak nabati dari
bagian tumbuhan dapat dilakukan metode sokletasi dengan menggunakan
pelarut yang sesuai (Nazarudin, 1992).
Proses sokletasi digunakan untuk ekstraksi lanjutan dari suatu senyawa
dari material atau bahan padat dengan pelarut panas. Alat yang digunakan
adalah labu didih, ekstraktor dan kondensor. Sampel dalam sokletasi perlu
dikeringkan sebelum disokletasi. Tujuan dilakukannya pengeringan adalah
untuk mengilangkan kandungan air yang terdapat dalam sample sedangkan
dihaluskan adalah untuk mempermudah senyawa terlarut dalam pelarut.
Didalam sokletasi digunakan pelarut yang mudah menguap. Pelarut itu
bergantung pada tingkatannya, polar atau non polar (Nazarudin, 1992).
Bila penyaringan telah selesai maka pelarut yang telah di uapkan
kembali adalah zat yang bersisa. Dietil eter merupakan pelarut yang baik untuik
hidrokarbon danuntuk senyawa yang mengandung oksigen proses penyaringan
yang berulang ulang pada proses sokletasi bergantung pada tetesan yang
mengalir pada bahan yang di ekstraksi. Sampel pelarut yang digunakan bening
atau tidak berwarna lagi. Umumnya prosedur sokletasi hanya
pengulangan,sistematis dan pemisahan dengan menggunakan labu untuk
ekstraksi sederhana tetapi lebih merupakan metoda yang spesial,dan alat yang
digunakan lebih kompleks. Oleh karena itu alat soklet cenderung mahal.
Syarat-syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi:
1. Pelarut yang mudah menguap, misalnya n-heksana, eter, petroleum eter,
metil klorida dan alkohol;
2. Titik didih pelarut rendah
3. Pelarut dapat melarutkan senyawa yang diinginkan;
4. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan
5. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi (polar atau nonpolar)

Keuntungan metode ini adalah :


1. Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung.
2. Digunakan pelarut yang lebih sedikit
3. Pemanasannya dapat diatur Kerugian dari metode ini :
4. Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di
sebelah bawah terus- menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan
reaksi peruraian oleh panas.
5. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui
kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam
wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk
melarutkannya.
6. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk
menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti
metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah kondensor
perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang
efektif.
BAB III
METODE KERJA
1. Alat yang digunakan
a. Seperangkata alat sokhlet
b. Pengaduk
c. Corong Buchner
d. Kertas saring
e. Erlenmeyer untuk menampung hasil saringan (maserat)

2. Bahan yang digunakan


1. Serbuk simplisia kayu manis
2. Pelarut Etanol 96 %

3. Prosedur kerja
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dibuat selongsong dari kertas saring untuk nantinya dimasukkan ke
dalam alat dan diameternya disesuaikan dengan tabung sokhlet dan
tinnginya disesuaikan dengan tabung sifon
c. Dimasukkan serbuk simplisia ke dalam selongsong yang terbuat dari
kertas saring kemudian dimasukkan ke dalam tabung sokhlet
d. Dimasukkan pelarut etanol 96 % dari mulut tabung soklet, sampai terisi
penuh. Setelah penuh, pelarut dengan sendirinya akan turun ke labu
soklet.
e. Dipasang alat pendingin balik atau kondensor
f. Dipanaskan menggunakan watetbath . Pelarut yang ada dalam labu akan
menguap karena pemanasan. Uap naik kebagian atas, dan diembunkan
oleh pendingin, menetes kedalam tabung soklet dan menumpuk dalam
tabung sambil merendam contoh. Bila tabung sifon penuh oleh pelarut
yang telah melarutkan simplisia, maka dengan sendirnya pelarut akan
turun ke labu. Sirkulasi tersus terjadi selama proses
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan

Pada video praktikum kali ini, metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi.
Proses maserasi merupakan proses sederhana untuk mendapatkan ekstrak dan
diuraikan dalam kebanyakan farmakope.
Proses ekstraksi dengan metode maserasi merupakan metode yang
paling mudah dilakukan karena memakai alat yang sederhana, yaitu toples
atau bejana untuk menampung maserat, batang pengaduk untuk mengaduk
maserat setiap harinya dan rotavapor untuk memekatkan maserat hasil
maserasi menjadi ekstrak yang kental. Metode yang digunakan cukup
mudah karena tidak perlu teknik khusus, cukup rendamkan simplisia
dalam sejumlah tertentu etanol 96 % sambil diaduk tiap harinya sampai
lima hari lalu di rotavapor untuk mendapatkan ekstrak yang kental.
Adapaun kendala yang nampak adalah simplisia terlalu halus
sehingga pada proses penyaringan terlalu lama.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tujuan dari proses ekstraksi ialah untuk meningkatkan konsentrasi zat
aktif, mengawetkan, identifikasi dan mempermudah untuk membentuk
berbagai sediaan farmasi karena dalam bentuk ekstraknya.
2. Metode maserasi merupakan metode ekstraksi dengan prinsip ekstraksi
sampai setimbang antara konsentrasi di dalam dan di luar sel.
3. Proses ekstraksi dengan metode maserasi merupakan metode yang paling
mudah dilakukan karena memakai alat yang sederhana.
4. Salah satu cara untuk menentukan apakah proses maserasi sudah selesai
dan perlu dihentikan ialah dengan pemberian indikator (biasanya indikator
warna).
5. Pelarut yang digunakan dalam metode maserasi harus dapat melarutkan zat
aktif yang akan diekstrak.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes.G.2007. Teknologi Bahan Alam.21,38 – 39.Bandung : ITB Press

Anda mungkin juga menyukai