Anda di halaman 1dari 6

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan pemisahan senyawa organik, dimana


pemisahannya dapat dilakukan melalui proses ekstraksi. Ekstraksi merupakan
proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut
yang sesuai, serta proses pemisahannya berdasarkan perbedaan sifat tertentu
terutama kelarutannya terhadap cairan tidak saling larut yang berbeda
(Mukhriani, 2014).
Proses ektraksi dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair atau yang
dikenal dengan ekstraksi solvent merupakan proses pemisahan fasa cair yang
memanfaatkan perbedaan kelarutan zat terlarut yang akan dipisahkan antara
larutan asal dan pelarut pengekstrak (solvent) (Mirwan, 2013). Praktikum ini
bertujuan untuk memisahkan kafein dari the dan melakukan uji alkaloid. Kafein
(1,3,7-N-trimethylxanthine) adalah salah satu senyawa nitrogen penting dengan
kadar molekular rendah pada tanaman kopi. Kafein merupakan alkaloid purin
dan disintesis dari nukleotida purin pada beberapa tanaman, termasuk tanaman
teh, tanaman mate dan tanaman kopi (Stefanello et all., 2018).
Sampel yang digunakan yaitu the sebanyak 25 gr, ditambahkan 20 gram
natrium karbonat dan diberi air mendidih sebanyak 225 mL. menurut Panjaitan
(2022), natrium karbonat digunakan karena bertindak sebagai basa untuk
memisahkan senyawa kafein dengan senyawa lainnya sehingga natrium
karbonat dapat menarik tanin dan senyawa lain selain kafein dari teh. Dan air
mendidih dapat melarutkan tanin serta kafein pada sampel, dimana tanin
merupakan senyawa fenolik yang bersifat asam, maka tanin dapat diubah
menjadi garam menggunakan natrium karbonat yang bersifat basa (Panjaitan,
2022). Kemudian dilakukan dekantasi 3 kali, dan filtrat yang didapatkan
digabungkan menjadi 1. Dilakukan pemisahan dengan pelarut kloroform,
dimana kloroform digunakan karena sifat kafein adalah non-polar sehingga
dibutuhkan pelarut yang juga bersifat non-polar. Digunakan kalsium klorida
karena dapat menyerap air yang masih terdapat didalam larutan kafein, dimana
menurut Panjaitan (2022) kelarutan kafein lebih besar didalam kloroform jika
dibandingkan dengan air. Hasil yang diperoleh berupa Kristal putih kehijauan,
dimana menurut Wilantari (2018) akan terbentuk Kristal kafein yang berbentuk
jarum berwarna putih kehijauan.
Pada uji kualitatif yaitu dilakukan uji pereaksi mayer dan wagner dimana
hasil yang didapatkan pada uji Wagner semua kelompok kecuali kelompok 2
menunjukkan hasil negatif sedangkan pada kelompok 2 menunjukkan hasil
positif. Dimana menurut Wilantari (2018) reaksi positif ditandai dengan
terbentuknya endapan coklat. Pada pengujian menggunakan pereaksi mayer
didapatkan hasil negatif untuk semua kelompok. Menurut Mustikasari & Ariyani
(2010) hasil positif dari pengujian menggunakan pereaksi mayer ditandai
dengan terbentuknya endapan berwarna putih. Prinsip dari metode analisis ini
adalah reaksi pengendapan yang terjadi karena adanya penggantian ligan.
Atom nitrogen yang mempunyai pasangan elektron bebas pada alkaloid dapat
mengganti ion iodo dalam pereaksi-pereaksi.
Pereaksi wagner mengandung iod dan kalium iodida. Sedangkan pereaksi
mayer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida (kalium
tetraiodomerkurat(II)). Namun metode ini memiliki kelemahan yaitu pereaksi-
pereaksi tersebut tidak saja dapat mengendapkan alkaloid tetapi juga dapat
mengendapkan beberapa jenis senyawa antara lain, protein, kumarin, α-piron,
hidroksi flavon, dan tanin. Reaksi tersebut dikenal dengan istilah “falsepositive”
(Sastroadmidjojo, 1996). Hasil positif alkaloid pada uji Mayer ditandai dengan
terbentuknya endapan putih. Diperkirakan endapan tersebut adalah kompleks
kalium-alkaloid. Pada pembuatan pereaksi Mayer, larutan mercury(II) klorida
ditambah kalium iodida akan membentuk endapan merah mercury mercury(II)
iodida. Jika kalium iodida yang ditambahkan berlebih maka akan terbentuk
kalium tetraiodomerkurat(II) (Svehla, 1985). Alkaloid mengandung atom
nitrogen yang mempunyai pasangan elektron bebas sehingga dapat digunakan
untuk membentuk ikatan kovalen koordinat dengan ion logam (Sangi dkk.,
2008) . Pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer, nitrogen pada alkaloid akan
bereaksi dengan ion logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat(II) membentuk
kompleks kalium-alkaloid yang mengendap.
Menurut Seniwaty dkk (2009) reaksi wagner ini terjadi jika ada asam, reaksi
dapat terjadi karena adisi ion hidrogen pada ikatan rangkap dua lalu
membentuk karbokation. Dimana elektron dari bagian lain molekul tertarik ke
atom karbon yang bermuatan positif, dan terbentuk ikatan kimia baru dengan
penyingkiran ion hidrogen atau adisi ion negatif.
Adapaun faktor kesalahan yang mungkin mengakibatkan ketidaksesuaian
hasil dengan literatur dapat disebabkan karena pada percobaan ini tidak
dilakukan proses rekristalisasi sehingga hasil yang didapatkan kemungkinan
belum murni dan waktu praktikum yang terbatas.
Sastrohamidjojo, H. 1996. Sintesis Bahan Alam. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Svehla G, 1985, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik , Edisi
Ke-4, Erlangga, Jakarta. Terjemahan :Vogel’s Textbook Of Quantitative
Inorganic Analysis Elementary Instrumental Analysis, Basset, J., Denny,
R.C., Jeffery, G.H., Mendham, J., 1991, 4th Edition, Longman Group U.K
Limited, London.
Mustikasari, K dan Ariyani, D. (2010). Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Biji
Kalangkala (Litsea Angulata). Jurnal Sains dan Terapan Kimia. Vol.4,
No.2, Hal. 131-136.

Anda mungkin juga menyukai