OLEH :
KELOMPOK V
TRANSFER A 2022
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Anatomi fisiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang susunan atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh tersebut
bekerja atau dapat juga dikatakan ilmu yang mempelajari tentang struktur
tubuh beserta fungsinya. Dua cabang ilmu ini menjadi dasar yang penting
untuk memahami bagian tubuh dan fungsinya (Wahyuningsih, 2019).
Kata anatomi berasal dari bahasa Yunani (Greek) yang secara
makna harfiah diartikan sebagai “membuka suatu potongan”. Anatomi
adalah suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam (internal) dan luar
(eksternal) dari struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan
bagian tubuh yang lainnya, dari sudut medis, anatomi terdiri dari berbagai
pengetahuan tentang bentuk, letak, ukuran, dan hubungan berbagai
struktur dari tubuh manusia sehat sehingga sering disebut sebagai
anatomi deskriptif atau topografis (Sari, 2021). Adapun fisiologi secara
makna kata dari bahasa latin berasal dari kata “Fisis” (Physis) yaitu alam
atau cara kerja dan “Logos” (Logi) yang berarti ilmu pengetahuan. Maka
fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan atau fungsi dari
tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat-alat tubuh dan fungsinya.
Anatomi fisiologi adalah dua hal yang berkaitan erat satu dengan yang
lainnya baik secara teoritis maupun secara praktikal (Sari, 2021).
Salah satu bentuk anatomi fisiologi tubuh manusia dalam bentuk
sistem organ yaitu berupa sistem pencernaan Sistem pencernaan
berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk di
proses oleh tubuh (Irianto, 2013). Makanan yang masuk kedalam tubuh
akan diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi sumber energi,
komponen penyusun sel dan jaringan, dan nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh (Charisma, 2018).
Proses pencernaan melibatkan alat-alat pencernaan yang terdiri atas
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan
makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses
pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim
dan zat cair yang dimulai dari mulut (kaum olis), kerongkongan (esofagus),
lambung (ventlikulus), usus halus (intestinum), usus besar (kolon) dan
anus (Aini et al., 2020). Sedangkan kelenjar pencernaan merupakan
bagian yang mengeluarkan enxim untuk mencerna makanan. Kelenjer
pencernaan antara lain terdapat dimulut, lambung, usus halus, pankreas
dan hati (Aini et al., 2020).
Adapun hubungan sistem pencernaan dalam bidang kefarmasian
ialah sistem pencernaan harus diketahui dan dipahami dengan benar
mengenai bagaimana mekanisme dari setiap organ tubuh. Sebab obat
dengan rute pemberian peroral harus memberikan efek yang maksimal
terhadap tubuh.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami anatomi dan fisiologi sistem pencernaan pada hewan coba
mencit (Mus musculus).
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengamati dan
mengetahui letak dan ukuran dari sistem pencernaan serta jalur atau
proses dari sistem pencernaan pada hewan coba mencit (Mus musculus).
I.3 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu berdasarkan pada
pembedahan hewan coba mencit (Mus musculus) yang telah dianastesi
kemudian diamati setiap organ penyusun dari sistem pencernaan yang
meliputi struktur, letak dan ukuran dari organ pencernaan pada hewan
coba mencit (Mus musculus).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
II.1.1 Defenisi Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau gastrointestinal merupakan sistem organ
dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian yang tidak dapat dicerna atau merupakan
sisa proses tersebut dari tubuh (Judha, 2016). Saluran pencernaan
makanan merupakan suatu yang terdiri dari rongga mulut, tekak (faring),
kerongkongan (esophagus), lambung (ventrikulus), usus halus (terdiri dari
duodenum, jejenum dan ileum), usus besar dan poros usus (rektum atau
anus) (Irianto, 2013). Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang
terletak diluar saluran pencernaan yaitu pankreas, hati, dan kandung
empedu (Judha, 2016).
II.1.2 Fungsi Sistem Pencernaan
Fungsi saluran pencernaan adalah menyediakan suplai terus
menerus pada tubuh akan air, elektrolit dan zat gizi, sehingga siap
diabsorpsi. Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan
menjadi zat-zat sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh sel
jaringan tubuh. Berbagai perubahan zat makanan terjadi karena kerja
berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai organ pencernaan.
(Setiadi, 2016). Fungsi lain dari sistem pencernaan adalah memindahkan
nutrien, air dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam
lingkungan internal tubuh. Manusia menggunakan molekul-molekul
organik yang terkandung dalam makanan dan oksigen untuk
menghasilkan energi (Irianto, 2004)
II.1.3 Organ-Organ Pada Sistem Pencernaan
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Class : Mamalia
Sub Class : Theria
Ordo : Rodentia
Sub Ordo : Myomorpha
Famili : Muridae
Sub Famili : Murinae
Genus : Mus
Species : Mus musculus
II.3.2 Karakteristik Mencit
Arrington (1972) menjelaskan bahwa karakteristik mencit yaitu dapat
bertahan hidup selama 1–2 tahun, dan dapat juga mencapai umur 3
tahun. Pada umur 8 minggu, tikus siap dikawinkan. Perkawinan mencit
terjadi pada saat mencit betina mengalami estrus. Siklus estrus yaitu 4–5
hari, sedangkan lama bunting 19–21 hari. Berat badan mencit bervariasi.
Berat badan mencit jantan dewasa berkisar antara 20–40 gram,
sedangkan mencit betina 25–40 gram. Mencit merupakan kelompok
mamalia yang telah diketahui karakter genetiknya, sehingga tidak heran
bahwa mencit cocok digunakan sebagai hewan uji laboratorium untuk
penelitianpenelitian yang berkaitan dengan genetik. Di antara hewan-
hewan mamalia, mencit adalah hewan yang mempunyai kemiripan genetik
dengan manusia. Banyak penelitian yang bergerak di bidang manipulasi
genetik, rekayasa gen, selalu menggunakan mencit sebagai bahan
percobaan (Nugroho, 2018).
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan Percobaan
III.1.1 Alat Percobaan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat bedah,
benang godam, cawan porselen jarum push pin, gunting, papan bedah,
penggaris, pinset, pisau dan toples
III.1.2 Bahan Percobaan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah alkohol
70%, eter dan kapas
III.2 Hewan coba
Adapun hewan coba yang digunakan pada percobaan sistem
pencernaan ini adalah mencit (Mus musculus)
III.3 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disediakan 1 ekor mencit (Mus musculus) tiap kelompok
3. Dimasukkan kapas yang telah dibasahi eter ke dalam toples
4. Dilakukan anastesi pada mencit dengan cara dimasukkan ke dalam
toples berisi kapas yang telah dibasahi eter
5. Ditunggu sampai mencit tidak sadarkan diri
6. Diletakkan mencit diatas papan bedah, kemudian masing-masing
pergelangan kakinya diikat menggunakan benang godam
7. Diusapkan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70% pada
permukaan tubuh mencit yang akan dibedah
8. Diiris kulit epidermis dan kulit dermis mencit secara perlahan
9. Diambil organ esofagus, lambung, usus halus dan usus besar
10. Diamati dan diukur panjang organ menggunakan penggaris
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil
Kelompok
Organ 1 2 3 4 5 6
IV.2 Pembahasan
Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah
makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul
makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan
bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh anus (Charisma,
2018).
Pada praktikum sistem pencernaan ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana cara melakukan pembiusan, membedah hewan coba serta
mengetahui letak dan ukuran setiap bagian organ penyusun sistem
pencernaan. Pada percobaan ini menggunakan hewan coba mencit,
diambil organ-organ pada sistem pencernaan berupa esofagus, lambung,
usus halus dan usus besar kemudian diukur panjang organnya. Hewan
mencit digunakan untuk percobaan sistem pencernaan ini karena mencit
mudah dikembangkan, harga relatif murah, serta terdapat kesamaan
anatomis, fisiologi, dan genetiknya dengan manusia (EARA, 2021). Pada
percobaan ini menggunakan bahan eter sebagai anastesi pada mencit
dan alkohol sebagai antiseptik (Rachmad, 2020). Pada prosedur
pembedahan mencit, mencit diikat terlebih dahulu pada papan bedah agar
tidak mudah bergeser dan mempermudah pembedahan serta papan
bedah mudah dibersihkan dan dapat digunakan berulang- ulang (Rudy,
2018).
Dari hasil pengukuran yang diperoleh pada organ pencernaan
pertama yaitu esofagus, untuk kelompok 1 panjang dari organ esofagus
pada mencit adalah 1 cm, untuk kelompok 2 adalah 1,3 cm, untuk
kelompok 3 adalah 1,5 cm, untuk kelompok 4 adalah 2 cm, untuk
kelompok 5 adalah 1 cm, dan untuk kelompok 6 panjang esofagus yaitu
1,4 cm. Menurut Rudy (2018) panjang dari esofagus mencit berkisar
antara 1–3 cm, dimana hal tersebut sudah sesuai dengan hasil
pengukuran panjang organ pada setiap kelompok, sementara jika
dibandingkan dengan panjang esofagus manusia memiliki perbedaan
yang sangat jauh dimana menurut Harlan (2018), bahwa panjang
esofagus pada manusia sekitar 25 cm, memanjang dari akhir rongga
mulut hingga lambung.
Pada hasil pengukuran organ pencernaan kedua yaitu organ
lambung mencit, untuk kelompok 1 panjang organ lambung adalah 2,3
cm, untuk kelompok 2 adalah 1,4 cm, untuk kelompok 3 adalah 2,4 cm,
untuk kelompok 4 adalah 2,4 cm, untuk kelompok 5 adalah 2 cm, dan
untuk kelompok 6 panjang organ lambung adalah 1,3 cm. Menurut Rudy
(2018), panjang organ lambung dari mencit yaitu berkisar antara 1,3–3
cm, dimana hal tersebut sudah sesuai dengan ukuran panjang organ yang
didapatkan pada setiap kelompok, sementara menurut Runtulalu (2015),
lambung pada manusia memiliki dinding yang elastis, sehingga dapat
menyimpan makanan dengan kapasitas 2–4 liter.
Adapun hasil pengukuran organ pencernaan ketiga yaitu organ usus
halus pada mencit, untuk kelompok 1 panjang organ adalah 43 cm, untuk
kelompok 2 adalah 45,2 cm, untuk kelompok 3 adalah 40,3 cm, umtuk
kelompok 4 adalah 43,2 cm, untuk kelompok 5 adalah 37,5 cm, dan untuk
kelompok 6 panjang organ adalah 47,4 cm. Menurut Rudy (2018) panjang
dari usus halus mencit berkisar antara 31–57 cm, dimana hal tersebut
sudah sesuai dengan ukuran yang didapatkan masing-masing kelompok,
hal ini berbanding terbalik dengan usus halus manusia yang dimana
menurut Harlan (2018), bahwa usus halus pada manusia adalah bagian
dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar.
Usus halus berupa tabung yang panjangnya sekitar 6-8 meter dans terdiri
atas tiga bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari, ± 0,25 cm), jejunum (usus
kosong, ± 7 meter) dan ileum (usus penyerapan, ± 1 meter).
Hasil pengukuran organ pencernaan keempat pada mencit yaitu
organ usus besar, untuk kelompok 1 panjang organ adalah 10,5cm, untuk
kelompok 2 adalah 12 cm, untuk kelompok 3 adalah 12 cm, untuk
kelompok 4 adalah 11 cm, untuk kelompok 5 adalah 10,5 cm, dan untuk
kelompok 6 panjang organ adalah 10,7 cm. Menurut Rudy (2018) panjang
organ usus besar pada mencit berkisar antara 9–22 cm, dimana hal
tersebut sudah sesuai dengan ukuran yang didapatkan pada setiap
kelompok, sedangkan panjang organ usus besar pada manusia menurut
Harlan (2018), usus besar yang dimiliki manusia memiliki diameter lebih
besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti
huruf U terbalik. Dimana usus besar adalah bagian usus antara usus
buntu dan rectum.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa organ pada sistem pencernaan mencit seperti
esofagus, lambung, usus halus, dan usu besar, memiliki ukuran yang
berbeda-beda setiap mencit. Pada umumnya panjang esofagus mencit
adalah 1 cm-3 cm, lambung panjangnya berkisar 1,3 cm-3 cm, usus halus
panjangnya berkisar 31 cm-57 cm, dan panjang dari usu besar berkisar 9
cm-22 cm. Organ atau sitem pencernaan antara manusia dan mencit
memiliki kesamaan pada anatomi dan fungsinya dimana mencit memiliki
esophagus, usus halus, lambung, usus besar dan anus, akan tetapi
mencit juga memiliki perbedaan pada panjang atau diameter organnya di
karenakan terdapat perbedaan postur tubuh dari keduannya.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Dosen
Adapun saran yaitu kedepannya bapak/ibu dosen dapat
mendampingi praktikan saat proses praktikum berlangsung
V.2.2 Saran Untuk Asisten
Adapun saran yaitu asisten sudah sangat baik dalam memberikan
penjelasan dan praktikum kepada praktikan dan diharapkan tetap
mempertahankan atau lebih ditingkatkan lagi agar lebih baik lagi
kedepannya
V.2.3 Saran Untuk Laboratorium
Adapun saran yaitu diharapkan melengkapi alat dan bahan dalam
laboratorium dan juga melengkapi fasilitas penunjuang praktikum lainnya
seperti AC pada laboratorium dan diperluas lagi tempat untuk
praktikumnya agar terciptanya kenyamanan saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Aini, D.N., dan Nikmah, C. 2020. Pencernaan Pada Manusia. Makalah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Jember.
Agustini, Raysha. 2019. Sistem Pencernaan. Pengantar Biopsikologi
Arrington, L., 1972. Introductory Laboratory Animal Science, The
Breeding, Care And Management Of Experimental Animal, Denville:
The Interstate Printers and Publisers, Inc
Charisma, R. Z. 2018. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta : Universitas
Esa Unggul
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.
D.Runtulalu, Liliana,Purba, R.K. 2015. Media Interaktif Pembelajaran
Sistem Pencernaan. J.INFRA, Volume. B. No.2; 103-108.
2.
3.
4.
6.