OLEH :
NIM : 2016.02.076
BANYUWANGI
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas Praktik Laboratorium Klinik
(PLKK) Daring Sistem Gadar III yang dilaksanakan pada 15 Juni – 03 Juli 2020.
Oleh
Pembimbing
1) Mulut
lidah. Pengecapan sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
(Mohammad, 2018).
2) Tenggorokan (faring)
bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian media yaitu bagian
yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu bagian yang
(Mohammad, 2018).
3) Esofagus
bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian
4) Lambung
5) Usus halus
serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(Mohammad, 2018).
6) Usus besar
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
(Mohammad, 2018).
rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses aka
terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan
keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami
dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari
selain melibatkan esophagus, keadaan ini juga melibatkan laring dan juga
saluran pernapasan. Hal ini terjadi akibat dari kelemahan otot sfingter
refluks
atau tekanan di dalam lambung yang lebih tinggi dari esophagus. Dari
kedua mekanisme ini, isi lambung yang bersifat asam bergerak masuk ke
dalam esophagus.
sfingter sejati, tetapi suatu area yang tonus ototnya meningkat). Sfingter
saat ini, karena banyak organ yang berada dalam rongga abdomen,
normal, refluks dapat terjadi jika terdapat gradien tekanan yang sangat
tinggi di sfingter. Tekanan abdomen yang tinggi cenderung mendorong
sel tersebut tidak sebanyak atau seaktif sel yang ada di lambung.
1.5 Phatway Gastroesofageal Refluk Disease (GERD)
1.6
Menurunnya tonus LES Kelainan lambung Infeksi H. Pylori dengan corpus predominan Alergi makanan
lambung naik adalah rasa asam atau pahit di mulut dan sensasi perih atau
panas terbakar di dada dan ulu hati. Kedua gejala ini biasanya akan
makan.
Selain mulut terasa asam dan nyeri ulu hati, gejala lain yang juga
tenggorokan.
GERD kumat.
3) Suara serak.
5) Sakit tenggorokan.
7) Gangguan tidur.
9) Bau mulut.
menimbulkan sensasi perih di dada dan nyeri ulu hati. Akan tetapi, gejala
ulu hati karena gejala GERD umumnya disertai adanya rasa asam pada
kelompok yaitu :
endoskopi.
(dengan dosis dua kali sehari) selama 4-8 minggu. Kelompok ini
1) Pemantauan pH esofageal
pada penderita asma tanpa gejala klasik atau pada asma yang sulit
terapi dengan PPI dosis tinggi selama 1 minggu dapat dipakai untuk
3) Endoskopi
ulseratif.
1.8.1 Farmakologi
1) Antasid
2) Antagonis reseptor H2
komplikasi.
3) Obat-obatan prokinetik
4) Metoklopramid
5) Domperidon
6) Cisapriade
dengan domperidon.
(sitoproteksi).
1) Esofagitis
2) Striktura esofagus
yang timbul akibat refluks. Hal ini terjadi karena terbentuk jaringan
parut pada gastroesofageal junction. Striktur timbul pada 10-15%
3) Barrett’s esophagus
menahan gesekan dari makanan yang masuk dari mulut.. Namun pada
2.1 Pengkajian
1) Keluhan utama
2) Mekanisme cedera
adanya cidera.
3) Orientasi (tempat, waktu, dan orang)
1) Airway
2) Breathing
3) Circulation
4) Disability
1) Anamnesa
2) Exposure
5) History
6) Pemeriksaaan Fisik
bagian atas.
8) Pemeriksaan Diagnostik
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d benda asing dalam jalan nafas
meningkat.
3) Nyeri akut b.d agen cidera fisiologis (inflamasi) d.d adanya keluhan
meningkat/menurun.
2 Nausea b.d gangguan pada Tingkat nausea (L.12111, SLKI Hal. 144) Manajemen mual (I.03117, SIKI Hal. 197-198)
esofagus d.d pasien mengeluh 1) Definisi: Perasaan tidak nyaman pada bagian 1) Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola
mual, merasa ingin muntah, belakang tenggorokan atau lambung yang perasaan tidak enak pada bagian
sensasi asam pada mulut. dapat mengakibatkan muntah. tenggorokan atau lambung yang dapat
2) Ekspektasi: Menurun menyebabkan muntah
3) Kriteria hasil: 2) Tindakan
IR – ER a. Observasi
1 2 3 4 5 - Monitor mual (mis. Frekuensi,
Keluhan mual durasi, dan tingkat keparahan).
Perasaan ingin - Monitor asupan nutrisi dan kalori.
muntah b. Terapeutik
Perasaan asam di - Kendalikan faktor lingkungan
mulut penyebab mual (mis. Bau tak sedap,
Keterangan: suara, dan rangsangan visual yang
IR : Initial Rate (Hasil/skor yang didapat dari tidak menyenangkan).
pasien pada saat pengkajian). - Kurangi atau hilangkan keadaan
ER : Expectation Rate (Target yang diinginkan penyebab mual (mis. Kecemasan,
setelah dilakukan intervensi). ketakutan, kelelahan).
1 : Meningkat - Berikan makanan dalam jumlah kecil
2 : Cukup meningkat dan menarik.
3 : Sedang c. Edukasi
4 : Cukup menurun - Anjurkan istirahat dan tidur yang
5 : Menurun cukup.
- Anjurkan sering membersihkan
mulut, kecuali jika merangsang
mual.
- Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah lemak.
-Ajarkan teknik non farmakologi
untuk mengatasi mual (mis.
Relaksasi, terapi musik, biofeedback,
hipnosis, akupressur).
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiemetik
(jika perlu).
3 Nyeri akut b.d agen cidera Tingkat nyeri (L.08066, SLKI Hal. 145) Manajemen nyeri (I.08238, SIKI Hal. 201-202)
fisiologis (inflamasi) d.d adanya 1) Definisi: Pengalaman sensorik atau emosional 1) Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola
keluhan nyeri dari pasien, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan pengalaman sensorik atau emosional yang
pasien tampak meringis, nadi aktual atau fungsional dengan onset mendadak berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
meningkat. atau lambat dan berintensitas ringan hingga fungsional dengan onset mendadak atau
berat dan konstan. lambat dan beintensitas ringan hingga berat
2) Ekspektasi: Menurun dan konstan.
3) Kriteria hasil 2) Tindakan
IR – ER a. Observasi
1 2 3 4 5 - Identifikasi lokasi, karakteristik,
Keluhan nyeri durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Meringis nyeri.
Frekuensi nadi - Identifikasi skala nyeri.
Keterangan: - Identifikasi respon nyeri non verbal.
IR : Initial Rate (Hasil/skor yang didapat dari - Identifikasi faktor yang memperberat
pasien pada saat pengkajian). dan meringankan nyeri.
ER : Expectation Rate (Target yang diinginkan b. Terapeutik
setelah dilakukan intervensi). - Berikan teknik nonfarmakologi
Keluhan nyeri, meringis untuk mengurangi nyeri (mis. TENS,
1 : Meningkat hipnosis, akupressur, terapi musik,
2 : Cukup meningkat biofeedback, terapi pijat,
3 : Sedang aromaterapi, teknik imajnasi
4 : Cukup menurun terbimbing, kompres hangat/dingin,
5 : Menurun terapi bermain).
Frekuensi nadi - Kontrol lingkungan yang
1 : Memburuk memperberat nyeri (mis. Suhu
2 : Cukup memburuk ruangan, pencahayaan, kebisingan).
3 : Sedang - Fasilitasi istirahat dan tidur.
4 : Cukup membaik - Pertimbangkan jenis dna sumber
5 : Membaik nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
c. Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurasi rasa nyeri.
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesik (jika
perlu).
4 Disfungsi motilitas Motilitas gastrointestinal (L.03023, SLKI Hal. 66) Manajemen nutrisi (I.03119, SIKI Hal. 200)
gastrointestinal b.d intoleransi 1) Definisi: Aktivitas peristaltik gastrointestinal 1) Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola
makanan d.d pasien merasa 2) Ekspektasi: Membaik asupan nutrisi yang seimbang.
mual, nyeri pada abdomen, 3) Kriteria hasil: 2) Tindakan
muntah, residu lambung IR - ER a. Obsevasi
meningkat/menurun. 1 2 3 4 5 - Identifikasi status nutrisi
Nyeri - Identifikasi alergi dan intoleransi
Mual makanan
Regurgitasi b. Terapeutik
Keterangan: - Fasilitiasi menentukan pedoman diet
IR : Initial Rate (Hasil/skor yang didapat dari (mis. Piramida makanan).
pasien pada saat pengkajian). c. Edukasi
ER : Expectation Rate (Target yang diinginkan - Anjurkan posisi duduk (jika mampu)
setelah dilakukan intervensi). - Ajarkan diet yang diprogramkan
1 : Meningkat d. Kolaborasi
2 : Cukup meningkat - Kolaborasi pemberian medikasi
3 : Sedang sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
4 : Cukup menurun antiemetik) (jika perlu).
5 : Menurun
5 Resiko pendarahan b.d Tingkat pendarahan (L.02017, SLKI Hal. 147) Pencegahan pendarahan (I.02067, SIKI Hal.
gangguan gastrointestinal. 1) Definisi: Kehilangan darah baik internal 283-284)
(terjadi di dalam tubuh) maupun eksternal 1) Definisi: Mengidentifikasi dan menurunkan
(terjadi hingga keluar tubuh). risiko atau komplikasi stimulus yang
2) Ekspektasi: Menurun menyebabkan perdarahan atau risiko
3) Kriteria hasil: perdarahan.
IR - ER 2) Tindakan
1 2 3 4 5 a. Observasi
Kelembapan mukosa - Monitor tanda gejala pendarahan.
Hematemesis - Monitor tanda-tanda vital ortostatik.
Tekanan darah b. Terapeutik
Keterangan: - Batasi tindakan invasif (jika perlu)
IR : Initial Rate (Hasil/skor yang didapat dari c. Edukasi
pasien pada saat pengkajian). - Jelaskan tanda dan gejala
ER : Expectation Rate (Target yang diinginkan pendarahan.
setelah dilakukan intervensi). - Anjurkan menghindari aspirin atau
Kelembapan mukosa antikoagulan.
1 : Menurun - Anjurkan meningkatkan asupan
2 : Cukup menurun makanan dan vitamin K.
3 : Sedang - Anjurkan segera melapor jika terjadi
4 : Cukup meningkat pendarahan.
5 : Meningkat d. Kolaborasi
Hematemesis - Kolaborasi pemberian obat
1 : Meningkat pengontrol pendarahan (jika perlu).
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
Tekanan darah
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
6 Resiko infeksi b.d Tingkat infeksi (L.14137, SLKI Hal. 139) Pencegahan infeksi (I.14539, SIKI Hal. 278)
ketidakadekuatan pertahanan 1) Definisi: Derajat infeksi berdasarkan observasi 1) Definisi: Mengidentifikasi dan menurunkan
tubuh primer (ganggauan atau sumber informasi risiko terserang organisme palogenik.
peristaltik pada esofagus). 2) Ekspektasi: Menurun 2) Tindakan
3) Kriteria hasil: a. Observasi
IR – ER - Monitor tanda dan gejala infeksi
1 2 3 4 5 lokal dan sistemik.
Nafsu makan b. Terapeutik
Demam - Cuci tangan sebelum dan sesudah
Periode menggigil kontak dengan pasien san
Kadar sel darah putih lingkungan pasien.
Keterangan: c. Edukasi
IR : Initial Rate (Hasil/skor yang didapat dari - Jelaskan tanda dan gejala infeksi.
pasien pada saat pengkajian). - Ajarkan cara mencuci tangan dengan
ER : Expectation Rate (Target yang diinginkan benar.
setelah dilakukan intervensi). - Anjurkan meningkatkan nutrisi.
Nafsu makan - Anjurkan meningkatkan asupan
1 : Menurun cairan.
d. Kolaborasi
2 : Cukup menurun - Kolaborasi pemberian imunisasi
3 : Sedang (jika perlu).
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
Demam, Periode menggigil
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : menurun
Kadar sel darah putih
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
7 Defisit nutrisi b.d ketidak Status nutrisi (L.03030, SLKI Hal. 121) Manajemen nutrisi (I.03119, SIKI Hal. 200)
mampuan menelan makanan d.d 1) Definisi: Keadekuatan asupan nutrisi untuk 1) Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola
nafsu makan menurun, memenuhi kebutuhan metabolisme. asupan nutrisi yang seimbang.
penurunan berat badan minimal 2) Ekspektasi: Membaik 2) Tindakan
10% dibawah rentang ideal, otot 3) Kriteria hasil: a. Obsevasi
menelan melemah. IR - ER - Identifikasi status nutrisi
1 2 3 4 5 - Identifikasi alergi dan intoleransi
Kekuatan otot menelan makanan
Berat badan (IMT) b. Terapeutik
Nafsu makan - Fasilitiasi menentukan pedoman diet
Keterangan: (mis. Piramida makanan).
IR : Initial Rate (Hasil/skor yang didapat dari c. Edukasi
pasien pada saat pengkajian) - Anjurkan posisi duduk (jika mampu)
ER : Expectation Rate (Target yang diinginkan - Ajarkan diet yang diprogramkan
setelah dilakukan intervensi) d. Kolaborasi
Kekuatan otot menelan - Kolaborasi pemberian medikasi
1 : Menurun sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
2 : Cukup menurun antiemetik) (jika perlu).
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
IMT, Nafsu makan
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
DAFTAR PUSTAKA